Anda di halaman 1dari 40

i

BEST PRACTICE
PARALON SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PJOK MASA
PJJ DAN PTMT PADA MATERI LOMPAT JAUH
SISWA KELAS V SDN BALONGJERUK
KECAMATAN KUNJANG KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Karya Best Practice ini disusun dalam rangka mengikuti lomba Best Practice Tingkat Kabupaten Kediri

Oleh

Nama : Drs. SUGIANTO


NIP : 196804132005011005
Pangkat/ Gol : Pembina/ IV a
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Grogol
Kec. Grogol Kab. Kediri

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI BALONGJERUK
Alamat : Desa Balongjeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri

SEPTEMBER, 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
ii

Makalah yang berjudul.

PARALON SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PJOK MASA PJJ DAN


PTMT PADA MATERI LOMPAT JAUH SISWA KELAS V
SDN BALONGJERUK KECAMATAN KUNJANG KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disahkan di Grogol, pada:

Hari : Senin

Tanggal : 27 September 2021

Kepala SDN Balongjeruk


Kecamatan Kunjang

Drs. Tajuddin Subekti, M.Si.


NIP 196510051990031020

KATA PENGANTAR
iii

Al Hamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan best practice dengan judul Paralon sebagai media pembelajaran
PJOK pada materi lompat jauh SISWA Kelas V SDN Balongjeruk Kunjang
Kediri Tahun Pelajaran 2021/2022, dengan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan
sumbangan dari beberapa pihak baik berupa dorongan, moril maupun sumbangan
pikiran dari awal sampai akhir penyusunan ini. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan kata terima kasih kepada.
1. Bapak Ichsanudin, S.Pd., M.Pd. selaku kepala SDN Balongjeruk Kecamatan
Kunjang Kabupaten Kediri.
2. Bapak dan Ibu Guru SDN Balongjeruk yang telah memberikan bantuan demi
kelancaran penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Semoga amal baik bapak, ibu serta saudara mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa, Aamiin.
Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah berikutnya.

Kediri, 27 September 2021


Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………….. ii
LEMBAR PUBLIKASI ……………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. viii
ABSTRAK …………………………………………………………… ix

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..…………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 4
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………. 5
D. Manfaat Penulisan …………………………………………… 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


A. Belajar dan Pembelajaran ………..……………….………… 7
1. Pengertian Belajar ……………..…….…………………. 7
2. Pengertian Pembelajaran ……….………………………. 9
3. Pembelajaran Lompat Jauh PJOK ……….…………….. 10
B. Media Pembelajaran .……………………………………….. 15
1. Pengertian Media Pembelajaran ………………………… 15
2. Fungsi Media Pembelajaran ………..…………………… 17
3. Klasifikasi Media Pembelajaran ………………………… 18
C. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran dari
pipa paralon ………………………………………………… 20
1. Alat dan Bahan …………………………………………. 20
2. Proses Pembuatan Media Pembelajaran ……….……….. 21
3. Cara Penggunaan Media Pembelajaran …………………. 22
v

Halaman
4. Dampak Pembuatan Media Pembelajaran bagi Peserta
Didik SDN Balongjeruk ……………………………. 24

BAB III : PEMBAHASAN


A. Media Pembelajaran ………………………………………….. 25
B. Langkah-Langkah dalam Pembuatan Media Pembelajaran….. 26
C. Dampak setelah menggunakan media Pembelajaran ………… 26

BAB IV: PENUTUP


A. Simpulan ……………………………………………………. 27
B. Saran ……………………………………………………….. 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 : Parameter Kemampuan Lompat Jauh ……………….. 13
Gambar 2.2 : Kerucut pengalaman belajar Edge Dale ……………. 18
Gambar 2.3 : Alat dan bahan pembuatan media pembelajaran
lompat jauh ………………………………………….. 20
Gambar 2.4 : Proses pemotongan pipa paralon dengan gergaji ……. 21
Gambar 2.5 : Proses penyambungan paralan dengan keni ...……….. 22
Gambar 2.6 : Proses pemasangan dan penyambungan …………….. 22
Gambar 2.7 : Peralatan yang sudah jadi siap digunakan …………… 23
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ……………………. 30


Lampiran 2 : Surat Keterangan dari Kepala Sekolah………………… 31
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kepala Sekolah …………………….. 32
Lampiran 4 : Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Alat dan Bahan …. 33
viii

ABSTRAK

Sugianto, 2021. Paralon sebagai media pembelajaran PJOK pada materi lompat
jauh SDN Balongjeruk Kunjang Kediri tahun 2021/2022, Best
Practice, 2021.

Key word: paralon, media pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Kesehatan, lompat jauh.

SDN Balongrejuk dalam menerapkan kemampuan gerak dasar melompat


sudah di pelajari dengan berbagai macam modifikasi media belajar agar nantinya
kemampuan lompatan bisa berkembang dan meningkat, tetapi hal ini belum
maksimal dilakukan oleh peserta didik, apalagi pada saat musim seperti ini covid-
19, siswa hanya dibatasi untuk mengadakan tatap muka atau diistilahkan untuk
klinik bimbingan, oleh kareka itu pembelajaran pun harus menyenangkan karena
anak mudah jenuh dengan pembelajaran yang monoton dan kurang variatif, hal
inilah yang mendorong seorang guru PJOK untuk berkreatif dalam membuat
media pembelajaran, seperti yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan
media batang paralon sebagai media pembelajaran lompat jauh, dengan harapan
pembelajaran lebih menyenangkan serta prestasi, hasil belajar siswa meningkat.
Rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah 1) Apa
pengertian media pembelajaran? 2) Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan
media pembelajaran lompat jauh dengan media paralon pada siswa kelas V SDN
Balongjeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2021-2022?
dan 3). Bagaimana dampak penggunaan media pembelajaran lompat jauh dengan
media paralon pada siswa kelas V SDN Balongjeruk Kecamatan Kunjang
Kabupaten Kediri?
Simpulan yang didapat dari makalah ini adalah bahwa pembelajaran
PJOK dengan menggunakan media pembelajaran pipa paralon pada materi lompat
jauh telah memberi kemudahan dan menjadikan siswa yang kurang aktif menjadi
aktif sehingga pembelajaran siswa dapat menguasai materi PJOK pada praktikum
lompat jauh, yaitu melalui pembelajaran kombinasi 50% daring dan 50% luring
atau yang kita kenal dengan system pembelajaran kombinasi yaitu system kliniks
pembimbingan sekolah bagi peserta didik pada musim pandemi covid-19 dan
telah berdampak positif bagi siswa V SDN Balongjeruk Kecamatan Kunjang
Kabupaten Kediri.
ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang
melibatkan aktivitas jasmani. Segala usaha yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut harus diterapkan melalui setiap pengajaran pendidikan
jasmani di sekolah sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani di sekolah
mencakup berbagai cabang olahraga seperti atletik, olahraga permainan,
senam, olahraga air, dan olahraga bela diri. Olahraga yang dilakukan
dalam proses pendidikan salah satunya adalah Atletik, olahraga atletik
merupakan materi yang diajarkan berdasarkaan kurikulum yang ada di
sekolah. Materi atletik termasuk di dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani. Pada cabang olahraga atletik dibagi menjadi beberapa nomor di
antaranya nomor lari, lompat, dan lempar. Olahraga atletik sangat
memerlukan tenaga dan stamina yang kuat dan terlatih. Di dalam nomor
lompat sangat diperlukan lompatan yang sangat tinggi, stabil dan
maksimal. Lompat adalah bergerak dengan mengangkat kaki ke depan,
bawah atau atas dengan cepat dan menurunkannya lagi. Didalam nomor
lompat terdapat empat nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat jangkit
dan lompat tinggi dan lompat tinggi galah.
SDN Balongjeruk Kunjang dalam menerapkan kemampuan gerak
dasar melompat sudah di pelajari dengan berbagai macam modifikasi
media belajar agar nantinya kemampuan lompatan bisa berkembang dan
meningkat, tetapi hal ini belum maksimal dilakukan oleh peserta didik,
apalagi pada saat musim seperti ini covid-19, siswa hanya dibatasi untuk
mengadakan Pertemuan Tatap Muka Terbatasa (PTMT), oleh kareka itu
pembelajaran pun harus menyenangkan karena anak mudah jenuh dengan
pembelajaran yang monoton dan kurang variatif, hal inilah yang
mendorong seorang guru PJOK untuk berkreatif dalam membuat media
pembelajaran, seperti yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan
media batang paralon sebagai media pembelajaran lompat jauh, dengan

1
2

harapan pembelajaran lebih menyenangkan serta prestasi, hasil belajar


siswa meningkat.
Guru dituntut untuk berinovasi dan dapat menempatkan diri
dengan situasi yang ada di sekolah yang harus menyediakan materi
pelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dan harus memperoleh hasil
pembelajaran yang optimal.
Dalam proses pembelajaran atletik banyak sekali media-media yang dapat
digunakan oleh guru pendidikan jasmani agar pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik dan dapat menarik minat siswa untuk
melakukan pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga guru dapat
mengatasi kekurangan fasilitas yang ada di sekolah. Pada saat
pembelajaran di sekolah, materi lompat jauh diberikan dan diajarkan
dengan seadanya. Guru biasanya mengajarkan gerakan dan mempraktekan
kepada siswa lalu siswa tersebut mempraktekkan di lapangan.
Proses pembelajaran pada saat dilakukan observasi di SDN
Balongjeruk Kunjang sangat monoton karena gerakan yang di ajarkan
tanpa melalui gerak dasar sehingga siswa merasa bosan dan tidak
konsentrasi pada saat pembelajaran lompat jauh, jadi pembelajaran lompat
jauh terlihat monoton dan tidak menyenangkan. Guru kurang berinovasi
untuk membuat pembelajaran tersebut menyenangkan dan siswa tertarik
untuk melakukan dengan serius dan proses pembelajaran lompat jauh
tersampaikan. Pembelajaran lompat jauh seharusnya diberikan dari dasar
untuk membentuk pola gerakan yang baik dan tehnik dasar sangat
dibutuhkan pada pembelajaran.
Hal inilah yang membuat guru kurang paham akan pembelajaran
gerakan tehnik dasar lompat jauh dan kurangnya inovasi untuk membuat
alat-alat yang menuju ranah gerakan tehnik dasar lompatan. Dengan
inovasi inilah guru dapat memberikan pembelajaran dan materi yang
disiapkan dapat tersampaikan kepada peserta didik, jadi peserta didik
dapat menguasai pelajaran dan siswa tertarik untuk belajar.
3

Media pembelajaran sangat diperlukan pada ranah pembelajaran


pendidikan jasmani agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
dan mempermudah mencapai proses pembelajaran yang diinginkan dan
salah satu upaya agar proses pembelajaran tidak membosankan bagi
peserta didik. Anak merupakan investasi dan sumber masa depan
perkembangan suatu bangsa. Upaya untuk menyesuaikan pembelajaran
pendidikan jasmani dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan
siswa SD, dapat dilakukan melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang
dimodifikasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis mencoba
mengungkap dan membuat media pembelajaran PJOK yang dituangkan
dalam makalah dengan judul Paralon sebagai media pembelajaran PJOK
pada materi lompat jauh SDN Balongjeruk Kunjang Kediri Tahun 2021-
2022.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis
merumuskan permasalahan, yaitu.
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan media pembelajaran
lompat jauh dengan media paralon pada siswa kelas V SDN
Balongjeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri tahun pelajaran
2021-2022?
3. Bagaimana dampak penggunaan media pembelajaran lompat jauh
dengan media paralon pada V SDN Balongjeruk Kecamatan Kunjang
Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2021-2022?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui pengertia media pembelajaran.
4

2. Untuk mendiskripsikan langkah-langkah pembuatan media


pembelajaran lompat jauh dengan media paralon pada siswa Kelas V
SDN Balongjeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri tahun
pelajaran 2021-2022.
3. Untuk mendiskripsikan dampak penggunaan media pembelajaran
lompat jauh dengan media paralon pada siswa kelas V SDN
Balongjeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri tahun pelajaran
2021-2022.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah yang dapat diambil dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Pendidik
1)   Sebagai media dalam menanamkan konsep Mata pelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sehingga dapat memperbaiki
mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
2)   Menambah variasi dalam proses belajar Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan dengan menggunakan media pembelajaran paralon.
3)   Membantu mengembangkan bentuk alat pelajaran yang cepat dalam
mengajarkan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sehingga siswa
akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan guru.
2.   Bagi Peserta Didik
1)   Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan dengan menggunakan media
pembelajaran paralon pada lompat jauh.
2)   Merangsang siswa agar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
menyenangkan bagi siswa SDN Balongjeruk Kunjang Kediri.
3)   Mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif dan menyenangkan
serta bersemangat dalam belajar sehingga prestasi dan hasil
belajar siswa SDN Balongjeruk Kunjang meningkat dari nilai
kompetensi.
5
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran


1. Pengertian Belajar
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan
psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan meteri ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011: 22). Banyak ahli mengemukakan
mengenai belajar. Pandangan beberapa ahli tentang belajar dalam Syaiful
Bahri Djamarah (2002: 13), yakni sebagai berikut.
a) Belajar menurut James O. Whittaker adalah merumuskan belajar sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
b) Belajar menurut Cronbach adalah Learning is shown by change in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
c) Belajar menurut Howard L. Kingskey adalah bahwa Learning is the
process by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan.
d) Slameto, merumuskan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas, belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang terbentuk karena pengalaman maupun ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh sesorang. Pengalaman tersebut diperoleh dari interaksi dengan
lingkungannya maupun melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
7

Dari penjelasan di atas, belajar merupakan suatu perubahan tingkah


laku. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut.
a) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti seseorang yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan pada dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional. Sebagai hasil
belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan
belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan maka
semakin banyak dan baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya
melainkan karena usaha sendiri.

2. Pengertian Pembelajaran
Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para
ahli. Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang
dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat
membantu siswa dalam menghadapi tujuan.
Definisi pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005: 57) adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
8

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Dari definisi di atas, pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang
terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik
oleh semua unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta
didik, dan juga lingkungan belajar.
3. Pembelajaran Lompat Jauh PJOK
Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam
olahraga atletik. Ada beberapa definisi tentang lompat jauh, diantaranya
menurut J.M Ballesteros, (1979: 54) mengemukakan bahwa, "lompat jauh
adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat sewaktu dari awalan
dengan gaya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari
kedua gaya menentukan gerak parabola dari titik pusat grafitasi".
Hal senada disampaikan oleh Djumidar, (2007: 40) menjelaskan
bahwa ”Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat dari
ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu,
formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola
dari titik pusat grafitasi”. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat
sejauh-jauhnya yang didahului dengan lari awalan kemudian diteruskan
dengan menolak pada papan tumpuan, baru lepas tapak, melayang di udara,
dan akhirnya mendarat kembali pada bak pasir.
Perlu ditekankan di sini bahwa gerakan-gerakan tersebut di atas
merupakan suatu rangkaian gerakan yang berkelanjutan atau tidak terputus-
putus. Dalam pelaksanaannya gerakan lompat jauh terdapat beberapa gaya,
hal ini seperi dijelaskan oleh Arma Abdoellah (1981: 67) menyatakan
bahwa: pada nomor lompat jauh kita kenal 3 macam gaya, yaitu:
a. gaya jongkok,
b. gaya schenepper dan
c. gaya jalan.
9

Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan dari


ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat melayang di udara
saja”. Teknik lompat jauh sedikit terjadi perubahan selama masa dewasa ini
pada awal abad ke 20 para pelompat telah menggunakan gaya jongkok atau
sail style yang murni dan berbagai macam gaya dalam lompat jauh seperti
gaya menggantung dan gaya berjalan di udara masih sering digunakan oleh
para pelompat sampai sekarang. Menurut Eddy Purnomo (2007: 83) prestasi
lompat jauh ditentukan oleh sebagian kecil parameter yang nyata berkaitan
dengan kemampuan biomotorik, yaitu:
Kecepatan horisontal adalah salah satu parameter yang paling
penting, karena adanya korelasi langsung antara kecepatan lari sprint dengan
prestasi lompat jauh. Adapun sumbangan yang paling menonjol adalah dua-
pertiga jarak lompatan ditentukan oleh kecepatan si pelompat dalam
melakukan awalan.
a. Teknik Lompat Jauh
Adapun teknik dasar lompat jauh sekaligus pembahasanya adalah
sebagai berikut:
1) Awalan. Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal
sebelum mencapai papan tumpuan. Awalan dilakukan dengan berlari
yang semakin lama mendekati kecepatan maksimal, namun masih
terkendali (terkontrol) untuk melakukan tolakan. Sehingga kecepatan
dari awalan akan menghasilkan satu gaya dorong ke depan secara
maksimal. Pada pelaksanaan awalan lompat jauh, teknik mengambil
awalan sangat penting, karena dengan awalan yang tepat, kesalahan-
kesalahan pada waktu menumpu dapat diantisipasi dengan baik. Teknik
mengambil titik awalan, adalah sebagai berikut :
a) Lari kembali dari papan tumpu - Bertolak pada papan yang tepat (20-
30 M) - Mitra latih memberi tanda ada tempat bertolak - Lari
ancang-ancang dari tempat ini.
b). Jangan merubah panjang langkah pada percobaan pertama Teknik
mengambil awalan menurut Harald Muler dan Wolfgang Ritzdorf
10

(2000: 88) sebagai berikut: - Panjang lari ancang-ancang bervariasi


antara 10 langkah (bagi pemula) dan lebih dari 20 langkah (bagi atlet
kelas unggulan). - Teknik lari adalah mirip dengan lari sprint. -
Kecepatan meningkat terus-menerus sampai mencapai balok
tumpuan.
2) Tumpuan. Menumpu Teknik menumpu merupakan suatu gerakan yang
sangat penting. Dan pada saat menumpu kekuatan dari otot kaki
sangat dibutuhkan, agar gerak vertikal dan sudut tolakan dapat dicapai
secara maksimal. Kaitanya dengan sudut tolakan, menurut Sudarminto
dan Herywansyah (2001: 3) menyatakan bahwa: "Dari kecepatan maju
yang penuh, pelompat harus mengarahkan gerakannya dari balok
tolakan ke atas dengan sudut yang terbaik yaitu 45˚. Berkaitan dengan
teknik menumpu menurut Harald Muler dan Wolfgang Ritzdorf
(2000: 89) sebagai berikut: - Penancapan kaki adalah aktif dan cepat
dengan suatu gerakan ke bawah dan ke belakang.
3) Melayang. Teknik gaya lompat jauh. setelah menumpu adalah
melakukan teknik gerak melayang di udara. Gerakan melayang di udara
ini merupakan hasil dari kecepatan awalan yaitu gerak horisontal dan
gerak vertikal dari kekuatan tolakan kaki tumpu. Pada saat malayang di
udara ini diusahakan untuk bisa menambah jarak hasil lompatan dengan
cara membuat gaya. Teknik melayang menurut Harald Muler dan
Wolfgang Ritzdorf (2000: 89) sebagai berikut:
Kaki bebas dipertahankan ada di posisi bertolak Badan tetap tegak ke
atas dan vertikal - Kaki penolak mengikuti selama waktu melayang -
Kaki tumpu dibengkokan dan ditarik ke depan dan ke atas mendekati
akhir gerak melayang.
Baik kaki bebas maupun kaki tumpu diluruskan ke depan untuk
mendarat. 4) Mendarat Pada umumnya gaya tersebut waktu mendarat
tidak berbeda yaitu dengan dua kaki. Yang perlu diperhatikan waktu
mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan disertai
dorongan pinggul ke depan bahwa.
11

Gambar 2.1 Parameter Kemampuan Lompat Jauh.


(Eddy Purnomo, 2007: 83)

Dari kecepatan maju yang penuh, pelompat harus mengarahkan


gerakannya dari balok tolakan ke atas dengan sudut yang terbaik yaitu 45˚.
Berkaitan dengan teknik menumpu menurut Harald Muler dan Wolfgang
Ritzdorf (2000: 89) sebagai berikut:
a). Penancapan kaki adalah aktif dan cepat dengan suatu gerakan ke bawah
dan ke belakang. - Waktu bertolak adalah dipersingkat, pembengkokan
minimum dari kaki penumpu - Paha kaki bebas didorong ke posisi
horisontal
b). Sendi-sendi matakaki, lutut dan pinggang adalah diluruskan
sepenuhnya.
c). Melayang Teknik gaya lompat jauh setelah menumpu adalah
melakukan teknik gerak melayang di udara. Gerakan melayang di udara
ini merupakan hasil dari kecepatan awalan yaitu gerak horisontal dan
gerak vertikal dari kekuatan tolakan kaki tumpu. Pada saat malayang di
udara ini diusahakan untuk bisa menambah jarak hasil lompatan dengan
cara membuat gaya. Teknik melayang menurut Harald Muler dan
Wolfgang Ritzdorf (2000: 89) sebagai berikut: 1) Kaki bebas
dipertahankan ada di posisi bertolak 2). Badan tetap tegak ke atas dan
vertikal 3). Kaki penolak mengikuti selama waktu melayang - Kaki
tumpu dibengkokan dan ditarik ke depan dan ke atas mendekati akhir
gerak melayang. 4) Baik kaki bebas maupun kaki tumpu diluruskan ke
depan untuk mendarat. 5) Mendarat Pada umumnya gaya tersebut waktu
mendarat tidak berbeda yaitu dengan dua kaki. Yang perlu diperhatikan
waktu mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan disertai
dorongan pinggul ke depan.
12

b. Hakekat Pembelajaran Lompat Jauh di SD


Pembelajaran lompat jauh di SDN Balongjeruk Kunjang dalam
penanganannya tentu berbeda dengan pendidikan sekolah lainya, yang
Pokok pikiran itu bertitik tolak dari konsep kesiapan belajar atau
kematangan anak. Pembelajaran lompat jauh di SD biasanya hanya
memberi contoh cara melakukan teknik gerak yang benar akan tetapi tidak
memperhatikan bagaimana agar anak bisa melakukan teknik gerakan yang
benar tersebut akibatnya sebagian besar siswa tidak dapat
mengerjakannya.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut di atas maka agar siswa
dapat melakukan lompat jauh dengan benar khususnya dalam melakukan
koordinasi gerak awalan dan tumpuan maka siswa dapat diberi latihan
lompat dengan menggunakan kotak. Dengan latihan melompati batang
paralon diharapkan siswa akan paham dalam melakukan awalan dan
tumpuan sebelum melompati batang paralon yang disediakan.
Dengan demikian suasana belajar juga akan lebih bergairah
karena anak akan lebih antusias dan termotivasi dengan adanya target
kotak yang harus dilompati.Pengalaman sukses merupakan pangkal
motivasi. Anak-anak akan bergairah utuk melakukan suatu tugas jika
mereka sering menikmati pengalaman berhasil.Dalam hal ini anak akan
merasa senang apabila bisa melompati dengan media paralon yang
disediakan. Bukan sebaliknya kegagalan mengakibatkan suasana kelas
menjadi beku, anak-anak tidak puas akibatnya mereka kurang giat untuk
berpartisipasi.

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.Media ada yang tinggal dimanfaatkan oleh
Guru (by utilization) dalam kegiatan pembelajarannya, artinya media
tersebut dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan guru tinggal
13

menggunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, begitu juga


media yang sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga
termasuk yang dapat langsung digunakan.Selain itu, kita juga dapat
merancang dan membuat media sendiri (by desain) sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa.Media merupakan alat yang harus ada
apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan
alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin
pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil
yang memuaskan.Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan. Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source)
dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini
seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials). komputer
dan instruktur.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Keefektifan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor
metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan,
dimana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhjadap jenis media
yang digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian diantara keduanya
untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan
sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi
pesan dan isi pembelajaran pada saau itu. Kehadiran media dalam
pembelajaran juga dapat membantu peningkatan pemahaman siswa,
penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan
bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar.
14

3. Klasifikasi Media Pembelajaran


Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan,
misalnya teori/ konsep baru dan teknologi, media pendidikan (pembelajaran)
mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format,
dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah,
kemudian timbuk usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau
pengelompokan media, yang mengartah kepada pembuatan taksonomi media
pembelajaran. Menurut Edgar Dale penggunaan media pembelajaran
seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman (cone of experience),
yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh
guru dan audio – visual. Edgar Dale melukiskan bahwa semakin konkrit
siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman
yang didapatkan.

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Belajar


Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa ketika penggunaan media
pembelajaran lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung maka pesan
(informasi) pada proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa
akan tersampaikan dengan baik.
Akan tetapi sebaliknya jika penggunaan media pembelajaran semakin
abstrak maka pesan (informasi) akan sulit untuk diterima siswa dengan kata
lain siswa menghadapi kesulitan dalam memahami dan mencerna apa yang
disampaikan oleh guru. Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan,
15

perubahan – perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi


antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami
sebelumnya. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran akan
memberikan dampak baik secara langsung atau tidak terhadap pemerolehan
dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari peserta didik atau
siswa. Usaha-usaha ke arah taksonomi media telah dilakukan oleh bebrapa
ahli. Rudy Bretyz, sebagaimana dikutip kembali doleh Sadiman,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya, yaitu suara, visual,
dan gerak.
Di samping itu juga, Bretz membedakan juga antara media siar
(telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media
menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi delapan kategori: 1) media
audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4)
media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media
audio, dan 8) media cetak.
16

BAB III
PEMBAHASAN

C. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran dari Paralon


1.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah.
a. Alat dan Bahan
1)     Batang Paralon
2)     Sambungan paralon
3)     Gergaji
5)     Gunting
6) Meteran
7) Spidol

Gambar 2.3
Alat dan bahan pembuatan media
pembelajaran ompat jauh dari batang
paralon

2.  Proses Pembuatan Media Pembelajaran


Cara membuat alat peraga untuk pembelajaran lompat jauh dengan
menggunakan batang paralon adalah.
(1) Yang pertama ambil batang paralon
(2) Yang kedua membuat ukuran tinggi batang paralon tersebut
(3) Siapkan keni batang sambungan paralon
(4) Selanjutnya ukur dengan meteran tinggi dan panjang
(5) Tandai dengan spdiol
(6) Potong sesuai ukuran tinggi dan panjang paralon
(7) Setelah itu memasang satu persatu pada lapangan praktikum
17

(8) Alat peraga siap dipergunakan oleh peserta didik

Gambar 2.4
Proses pemotongan dengan gergaji paralon untuk media pembelajaran
lompat jauh
18

Gambar 2.5 Proses penyambungan paralon dengan keni

Gambar 2.6
Proses pemasangan dan penyambungan paralon

3.  Cara penggunaan media pembelajaran

a) melakukan awalan, pastikan sikap awalan yang siap dan berlari


secepat-cepatnya untuk melewati batang paralon tersebut
b) Kecepatan selama lari jangan diubah dan pastikan agar langkah pun
tetap sama ketika hendak bertumpu di papan tumpuan atau papan
tolakan untuk melalui batang paralon.
19

Gambar 2.7
Peralatan yang sudah jadi siap digunakan peserta
didik SDN Balongjeruk Kunjang

D. Dampak Pembuatan Media Pembelajaran bagi Peserta Didik SDN


Balongjeruk Kunjang

Berdasarkan sudut pandang dari guru mata pelajaran Pendidikan


Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta sudut pandang siswa, maka pipa
paralon dapat bernilai positif sebagai media pembelajaran luring yang bisa
digunakan untuk pembelajaran kombinasi lari dan lompat pada siswa kelas
XI.IPA.1 dan umumnya siswa-siswi SDN Balongjeruk Kunjang, apalagi dalam
kondisi seperti sekarang pandemic covid-19, yang pada dasarnya dunia
pendidikan tidak boleh melakukan kegiatan tatap muka secara penuh, teapi di
SDN Balongjeruk Kunjang sudah menerapkan system kombinasi, yaitu
pembelajaran daring serta sudah melakukan klinik pembimbingan yang
melalukan system 50% daring dan 50% tatap muka atau luring.

A.  Media Pembelajaran
Media salah satu alat komunikasi dalam penyampaian pesan tentunya
sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran,
media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai
media pembelajaran. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Media pembelajaran ini salah
20

satu komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat


penting dalam menunjang keberhasilan proses.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari definisi di atas,
pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan
peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam
pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan
belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat simpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si
belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali dan memberikan manfaat kepada seluruh peserta
didik.

25
B. Langkah-Langkah dalam Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam proses pembuatan media pembelajaran dari paralon alat dan
bahan yang diperlu disiapkan adalah,
1)     Batang Paralon
2)     Sambungan paralon
3)     Gergaji
5)     Gunting
6) Meteran
7) Spidol
Setelah bahan dan alat telah tersedia maka, potong pipa paralon sesuai
ukuran yang diinginkan dan bisa ditambahkan lem paralon sebagai alat
21

perekat, serta untuk membelokkan tambahkan alat yang namannya ada keni
paralon.

C. Dampak setelah menggunakan media pembelajaran dari paralon untuk


pembelajaran PJOK lompat jauh SDN Balongjeruk Kunjang
Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pipa paralon
telah memberi kemudahan dan menjadikan siswa yang kurang aktif menjadi
aktif sehingga pembelajaran siswa dapat menguasai materi PJOK praktikum
lompat jauh, melalui pembelajaran kombinasi 50% daring dan 50% luring
atau kita kenal dengan system pembelajaran kombinasi yaitu system kliniks
pembimbingan sekolah bagi peserta didik pada musim covid 19 di SDN
Balongjeruk Kunjang Kediri.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kegiatan Pembuatan Alat Peraga sederhana ini bagi penulis


khususnya dan bagi para guru sangat membantu dalam mengatasi kesulitan
transfer ilmu yang bersifat praktikum oleh guru Mata Pelajaran PJOK dan
keterbatasan waktu, dalam melakukan Proses Kegiatan Belajar Mengajar di
sekolah. Sedangkan manfaat bagi siswa yaitu membantu siswa memahami
materi yang mempunyai keterbatasan dalam ukuran maupun waktu.
22

Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pipa paralon


telah memberi kemudahan dan menjadikan siswa yang kurang aktif menjadi
aktif sehingga pembelajaran siswa dapat menguasai materi PJOK praktikum
lompat jauh, melalui pembelajaran kombinasi 50% daring dan 50% luring atau
kita kenal dengan system pembelajaran kombinasi yaitu system kliniks
pembimbingan sekolah bagi peserta didik pada musim covid-19 di SDN
Balongjeruk Kunjang Kediri.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penulisan makalah
tentang judul paralon sebagai media pembelajaran PJOK pada materi lompat
jauh SDN Balongjeruk Kunjang Kediri tahun pelajaran 2021/2022 adalah
sebagai berikut.
1. Paralon adalah alternative pemilihan media pembelajaran PJOK pada
materi lompat jauh, sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif untuk
diterapkan
pada pembelajaran penjasorkes kombinasi lari dan lompat di sekolah.

27
2. Bagi guru mata pelajaran lain, diharapkan bisa menggunakan media
pembelajaran lain yang bisa dijadikan karya inovatif dalam pembuatan
media pembelajaran ini pada saat musim pandemic covid-19
yang terbuat dari paralon pada materi lompat jauh dan akhirnya mampu
mengembangkan modifikasi sarana dan prasarana yang lebih menarik,
disenangi siswa, ekonomis agar pembelajaran dapat efektif dan tujuan
pembelajaran tercapai.
3. Bagi pembaca, diharapkan makalah ini bisa dijadikan referensi untuk
mengembangkan media-media pembelajaran guna dan manfaatnya sebagai
sarana untuk pengembangan kompetensi guru yang profesional.
23

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma (1981). Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. S.T.O. Yogyakarta.


P.T Sastra Husada.
Alvarez dan Ballateror, 1979. Track and Field Athletic a Basic Cooching Manual
London: International Amateur Athletic Federation.

A.M. Sardiman. 2011: 29. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT


Rajagrafindo: Jakarta

Ballesteros, J.M. (1979). Pedoman Latihan Dasar Atletik. Terjemahan SOS.


Jakarta: PT Enka Parahiyangan.

Cronbach, 1970. Essensial of Psychological Testing, 3rd Edition, New York, NY:
Happer and Row

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka
Cipta

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem


pendidikan nasional.

Djamarah Syaiful Bahri. 2002: 13. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta

Djumidar, (2007).Gerak-gerak Dasar AtletikDalam Bermain. Jakarta. Rajawali


Sport.

Eddy Purnomo. 2007. Gerak Dasar Atletik. Universitas Negeri Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Husdarta, 2011: 178. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta

Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung.

Rusli Lutan. (2000). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta DEPDIKBUD

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipt.

Sudarminto dan Herywansyah. (2001). Analisis Mekanik Cabang Olahraga.


Surakarta: POK-UTP.
24

Whittaker, James O., 2002. Introduction to Psychology, (London: W.B. Sounders


Company.
Lampiran 1. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan Makalah

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN


TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : SUPRIYONO, S.Pd.
NIP. : 19710802 200012 1 001
Pangkat/ Golongan : Penata Muda TK I /III-b
Unit Kerja : SDN Balongjeruk
Kec. Kunjang Kab. Kediri

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, makalah yang berjudul Paralon


sebagai media pembelajaran PJOK pada materi lompat jauh SDN
Balongjeruk Kunjang Kediri tahun 2021/2022 adalah hasil karya saya sendiri,
dan belum pernah dipublikasikan dan didokumentasikan.

Bilamana dikemudian hari terbukti bahwa makalah saya adalah karya pihak lain
atau hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kediri, 27 September 2021


Yang menyatakan,

SUPRIYONO, S.Pd
NIP 19710802 200012 1 001
25

Lampiran 2. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


DINAS PENDIDIKAN
SDN BALONGJERUK KUNJANG
Desa Balongjeruk Kec. Kunjang Kab. Kediri

SURAT KETERANGAN

No. ……………………………………………….

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SDN Balongjeruk Kunjang


Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri, menerangkan dengan sebenarya bahwa
makalah pendidikan yang berjudul Paralon sebagai media pembelajaran PJOK
pada materi lompat jauh SDN Balongjeruk Kunjang Kediri tahun 2021/2022,
atas nama.

Nama : SUPRIYONO, S.Pd.


NIP. : 19710802 200012 1 001
Pangkat/ Golongan : Penata Muda TK I /III-b
Unit Kerja : SDN Balongjeruk
Kec. Kunjang Kab. Kediri

Adalah benar-benar hasil karyanya sendiri dan belum pernah diusulkan sebagai
Penilaian Angka Kredit guru di lingkungan cabang dinas pendidikan wilayah
Kediri.

Demikian surat pernyataan ini dibuat, dengan sebenarnya.

Kediri, 27 September 2021


Kepala Sekolah,

ICHSAN, S.Pd., M.Pd


NIP 19630730 198606 1 002
26

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Alat dan Bahan dalam membuat


Alat Peraga Pembelajaran PJOK

Alat dan Bahan Pembuatan


27

Proses Pemotongan Paralon

Proses penyambungan dengan keni paralon


28
29

Alat peraga paralon yang telah selesai dibuat dan telah digunakan oleh siswa
siswa SDN Balongjeruk Kunjang Kediri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN BALONGJERUK


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas / Semester : V (Lima) / 1 (Ganjil)
Subtema : Kombinasi Gerak Dasar Jalan, Lari, Lompat Jauh
Materi Pokok : Kombinasi Gerak Dasar Jalan, Lari, Dan Lompat Pada Lompat Jauh
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-1 (@ 2 x 35 menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Dengan membaca, peserta didik mampu mendeskripsikan kombinasi gerak dasar jalan,
lari, dan lompat pada olahraga lompat jauh
▪ Melalui pengamatan, peserta didik mampu mempraktikkan kombinasi gerak dasar jalan,
lari, dan lompat pada olahraga lompat jauh

B. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


▪ Media Pembelajaran : Video pembelajaran tentang lompat jauh dan Gambar kombinasi
gerak dasar jalan, lari, dan lompat pada lompat jauh.
▪ Alat Pembelajaran : Alat pengukur (meteran) untuk mengukur jarak lompatan dan
lemparan.; Bendera untuk menandai jarak lompatan dan lemparan.
▪ Sumber Pembelajaran : Simamora, Berton Supriadi. 2019. Aktif Berolahraga:
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ▪ Peserta didik di minta untuk mengucapkan salam, dan berdoa sebelum 10 menit
belajar (Religius)
▪ Menghafal Pancasila (Nasionalis)
▪ Membaca Materi Pembelajaran (Literasi)
▪ Mengaitkan materi sebelumnya dengan yang akan di pelajari, di harapkan di
kaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
▪ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan di
pelajari dalam kehidupan sehari – hari (Motivasi)
Inti Mengamati 50 menit
▪ Peserta didik mengamati penjelasan dan gambar materi kombinasi gerak
dasar jalan, lari, dan lompat pada lompat jauh (Creativity and innovation)
Menanya
▪ Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
kombinasi gerak dasar jalan, lari, dan lompat pada lompat jauh (Critical
30

Thinking and problem solving)


Menalar
▪ Siswa mencoba berdiskusi dengan teman dan orang sekitar, (Collaboration
and communication)
Mencoba
▪ Siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan materi kombinasi gerak
dasar jalan, lari, dan lompat pada lompat jauh
Mengkomunikasikan
▪ Peserta didik menyampaiakn proses melakukan pembelajaran pada guru
(Comunication)
Penutup ▪ Mengevaluasi pembelajaran dan Kedisiplinan peserta didik dalam proses 10 menit
pembelajaran
▪ Berdoa dan Mengucapkan Salam
D. PENILAIAN (ASESMEN)
▪ Penilaian terhadap materi dapat dilakuakn sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerjaatau hasil karya / projek
portofolio dengan rubrik penilaian

Mengetahui Balongjeruk, 21 September 2021


Kepala Sekolah, Guru Mapel Kelas V

ICHSAN, S.Pd., M.Pd. SUPRIYONO, S.Pd.


NIP. 19710802 200012 1 001 NIP 19710802 200012 1 001
31

Anda mungkin juga menyukai