MODUL 3
PENULIS:
DR. M. IRFAN, M.OR
ISBN:
Editor:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Rahmad dan Hidayah Nya
modul ini dapat disusun sebagaimana harapan. Modul ini adalah sebagai cara untuk
menjamin efisiensi pembelajaran jarak jauh. Sistem pembelajaran Program PPG
Dalam Jabatan dilaksanakan menggunakan pola hybrid learning, yaitu model
pendidikan jarak jauh menggunakan jaringan (daring). Pemilihan pola hybrid
learning dimaksudkan agar guru peserta PPG Dalam Jabatan tetap dapat mengikuti
program PPG dan tidak meninggalkan tugas mengajar yang terlalu lama. Terkait
dengan ini Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atas permintaan dan persetujuan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi mengembangkan modul hybrid learning PPG Dalam Jabatan.
Buku ini adalah modul 3 dari 6 modul yang ada, topik modul 3 berjudul ‘Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia’, modul ini terdiri
dari 4 kegiatan belajar (KB). Kegiatan belajar pertama kajiannya adalah
‘Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
Materi pembelajaran PJOK bukan semuanya berorientasi kepada aktivitas
gerak/olahraga. Konsep-konsep mengenai hidup sehat merupakan bagian
pembelajaran PJOK. Kegiatan belajar tentang ini adalah memberi inspirasi tentang
khasanah wawasan peserta PPG terkait konsep sehat, penyakit, kebersihan dan
sebagainya. Harapannya guru dapat meningkatkan kesadaran peserta didik akan
pentingnya memelihara dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan
sehingga terhindar dari penyakit atau segala hal yang dapat membahayakan
kesehatan diri.
Penyusun
Halaman
Kata Pengantar iii
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel viii
Kegiatan Belajar 1: Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya dalam 1
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 1
2. Relevansi 2
3. Petunjuk Belajar 2
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 3
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 3
3. Uraian Materi 3
4. Tugas Terstruktur/Latihan 24
C. Penutup
1. Rangkuman 25
2. Formatif 26
3. Daftar Pustaka 29
Kegiatan Belajar 2: Anatomi Manusia dan Fisiologi Olahraga dalam 30
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 30
2. Relevansi 31
3. Petunjuk Belajar 32
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 33
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 33
3. Uraian Materi 33
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 69
5. Tugas Terstruktur/Latihan 70
C. Penutup
1. Rangkuman 70
2. Formatif 71
3. Daftar Pustaka 75
Kegiatan Belajar 3: Perkembangan dan Belajar Gerak, Kinesiologi, 76
dan Biomekanika Olahraga serta, Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 76
2. Relevansi 77
DAFTAR TABEL
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Materi Pendidikan Kesehatan dalam pembelajaran PJOK bermaksud
meningkatkan kesadaran peserta didik agar memiliki pemahaman dan
dengan itu mampu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan diri
dan lingkungannya sehingga terhindar dari penyakit atau segala hal yang
dapat membahayakan kesehatan dirinya. Materi Pendidikan Kesehatan
dalam pembelajaran PJOK ini sasarannya tertuju kepada perubahan
perilaku peserta didik agar status kesehatannya menjadi lebih meningkat.
Tujuan pendidikan kesehatan tidak dapat dipisah dari tujuan pendidikan
umumnya yaitu usaha sadar yang direncanakan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
No. 20 Tahun 2003).
3. Petunjuk belajar
Konsep, uraian materi, dan semua unsur dalam kegiatan belajar diharapkan
dapat memberi pemahaman kepada peserta PPG tentang materi ‘Pendidikan
Kesehatan dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’. Peserta
PPG diharapkan memiliki kemampuan meninternalisasi seluruh materi dalam
kegiatan belajar ini dengan tahapan sebagai berikut:
1. Baca dan pahami seluruh materi kegiatan belajar ini secara seksama.
2. Tambahlah informasi dari literatur lain terkait konsep yang menjadi bagian
dari isi materi kegiatan belajar ini.
3. Kerjakan tugas atau latihan yang menjadi bagian intruksi dari kegiatan
belajar ini.
4. Kegiatan belajar ini dilengkapi dengan tes formatif, jawab tes tersebut
setelah seluruh materi kegiatan belajar dibaca terlebih dahulu.
5. Tes ini sebagai evaluasi mandiri bagi peserta PPG untuk mengukur tingkat
pemahaman materi ini.
3. Uraian Materi
Sehat adalah kebutuhan dasar kehidupan manusia. Status kesehatan optimal
tidak dapat dicapai secara otomatis. Sehat memerlukan pemeliharaan dan
pembinaan dari semua faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang dimaksud
mempengaruhi diantaranya adalah keadaan biologi (keturunan), lingkungan
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara ekologi yang memberi pengaruh
terhadap keadaan kesehatan seseorang.
Sehat memiliki arti yang cukup luas yang meliputi, sehat jasmani, sehat mental,
sehat emosi, sehat sosial, serta sehat secara spiritual. Sehat jasmani yaitu
keadaan yang tertuju kepada penampilan seseorang secara jasmaniah sebagai
orang yang kuat, terampil, energik, dan luwes sebagai akibat latihan jasmani
yang teratur, mengkonsumsi makanan yang memadai bagi pertumbuhan tubuh,
dan hubungan masyarakat yang serasi dengan lingkungannya.
Sehat mental (rohani) tertuju kepada sikap dan tingkah laku sehari-hari,
terbuka, jujur, rajin, hormat terhadap sesama, tanggung jawab dalam bekerja,
gambarannya merupakan ciri-ciri pribadi yang positif. Sehat emosi tertuju
kepada keadaan keseimbangan pikiran dan perasaan, seperti tenang, tidak
mudah mengeluh yang merupakan ciri utamanya. Sehat sosial tertuju kepada
keadaan yang menunjukkan seseorang aktif dalam kegiatan di masyarakat tanpa
pamrih, ikhlas, penuh persaudaraan dan saling menghormati. Sehat spritual
tertuju kepada keadaan semangat, pantang mundur dan teguh pendirian, ini
merupakan aspek spiritual yang dapat terlihat, namun dalam kenyataan sehari-
hari hal semua ini menjadi satu kesatuan dan saling berpengaruh menjadi bagian
ciri bagi setiap orang secara utuh.
Sehat diartikan bukan hanya sekedar bebas dari segala macam jenis penyakit.
Penekanannya bukan hanya terkait pada hal-hal yang berhubungan dengan
Faktor yang berasal dari luar tubuh disebut faktor eksternal, yaitu faktor yang
berasal dari lingkungan luar yang terdiri dari bibit penyakit, rangsangan dari
suhu (temperatur) udara, dan benturan karena kecelakaan (ruda paksa).
Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor eksternal ini antara lain :
1) Infeksi jasad renik (bakteri, virus) serta jasad makro seperti cacing,
serangga, binatang pengerat dan sebagainya.
2) Perubahan suhu, berupa panas atau dingin, kena arus listrik sehingga organ
tubuh tidak berfungsi lagi.
a. Kecelakaan, misalnya patah tulang, dan keracunan makanan, bahaya
kimia, pemakaian narkoba, kekurangan unsur zat makanan tertentu yang
berakibat buruk terhadap kesehatan (rabun senja atau dehydrasi) dan
sebagainya.
Nilai yang sangat berarti dalam mencapai ‘kesejahteraan hidup’ adalah ‘sehat’,
‘sehat’ sering sekali, bahkan dipastikan dalam pandangan budaya masyarakat
Indonesia selalu dihubungkan secara terbatas dengan penyakit. Penyakit yang
diderita manusia jenisnya ada dua, penyakit menular dan penyakit tidak
menular. Keduanya merupakan penyebab yang memberi berpengaruh terhadap
jatuhnya nilai status kesehatan seseorang. Penyakit menular adalah penyakit
yang mudah menular kepada orang lain yang sehat karena disebabkan oleh bibit
penyakit seperti, virus, jamur, bakteri dan lain-lain. Bibit-bibit penyakit ini yang
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit yang menganggu saluran
pernafasan atau saluran pencernaan.
Syarat seseorang dinyatakan sehat berdasarkan bagian yang harus selalu dijaga
kebersihan diri dari bagian tubuhnya dicontohkan yaitu pada rambut, kuku, mulut,
dan gigi. Rambut yang tipis, bercabang, dan kering bisa menjadi penanda adanya
masalah kesehatan, seperti kekurangan tiroid, stres, dan kurang gizi. Sebaliknya,
rambut yang sehat juga menjadi indikator tubuh yang sehat. Kuku dapat dijadikan
refleksi sempurna dari status kesehatan seseorang. Gangguan kesehatan yang
terjadi pada kuku menyangkut masalah sistem sistemik atau kulit. Stres dapat
mempengaruhi kuku, dan menjadi sinyal dari masalah seluruh tubuh. Contohnya,
bantalan kuku yang kemerahan serta kuku yang berwarna kuning, bergaris, dan
rapuh. Selain karena jamur, kondisi itu bisa menjadi penanda penyakit lupus atau
anemia. Kesehatan mulut juga merupakan barometer kesehatan. Gigi yang kuat
dengan gusi merah muda adalah indikator tubuh yang sehat. Seperti area lain di
tubuh, mulut adalah sarang bakteri, meski banyak jenis bakteri di mulut yang
tidak berbahaya, namun bila kebersihan mulut tidak dijaga, bakteri itu justru
menjadi berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi mulut, gigi keropos, dan
Lingkungan bersih dan kebersihan diri bukan satu-satunya syarat dalam upaya
peningkatan status kesehatan. Pangkal dari semua itu adalah ‘perilaku’ seseorang
yang tubuhnya menjadi tuan rumah bagi bersemayamnya penyakit. Pendidikan
kesehatan hakikat tujuannya adalah merubah perilaku peserta didik, paling tidak
dapat bertanggung jawab terhadap tubuhnya sendiri. Hindari malas untuk bersih-
bersih, hindari pergaulan bebas yang keluar dari norma-norma nilai masyarakat
umumnya. Pergaulan bebas berpotensi menyebabkan permasalahan-permasalahan
kesehatan bagi pelakunya. Penyakit-penyakit seperti ‘Gonorrhea’, ‘Syphilis’
hingga ‘AIDS’, merupakan sebagian contoh dari akibat perbuatan yang tidak
senonoh. Perbuatan tidak senonoh tersebut termasuk mengkonsumsi narkotika
dan obat-obatan terlarang.
Psikotropika adalah suatu zat alami atau sintetis non narkotika yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf-saraf pusat yang
kemudian dapat menyebabkan perubahan perilaku dan memberi pengaruh terhadap
aktivitas mental, contoh psikotropika: valium, amfetamine, magadon, sedatin,
Rohypnol dll . Zat adiktif adalah suatu bahan alamiah, baik itu sintetis ataupun semi
sintetis yang dapat menggangu sistem saraf pusat, contoh zat adiktif: alkohol yang
mengandung ethanom, karbon, zat pelarut, lem/perekat, ether, thinner, cat, lem
kayu, dan lain-lain (UU no 5 tahun 1997).
Nikotin juga sebenarnya termasuk jenis narkoba. Nikotin termasuk zat yang
terkandung dalam rokok yang merupakan zat paling aktif tingkat tiga pada dunia
zat adiktif. Kecanduan dan ketergantungan untuk menghisap rokok merupakan
salah satu akibat dari zat adiktif, tidak heran apabila berhenti merokok menjadi
salah satu ujian yang berat bagi pecandunya. Pecandu nikotin (rokok) yang
berusaha berhenti akan merasa kekurangan asupan, kekurangan ini membuat tubuh
Pencegahan Skunder; Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-
coba menyalahgunakan narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat
membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain: 1) Deteksi dini anak yang
menyalahgunaan narkoba, 2) Konseling, 3) Bimbingan sosial melalui kunjungan
rumah, 4) Penerangan dan pendidikan pengembangan individu (life skills) antara
lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak tekanan orang lain
dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1) Faktor internal, 2) Faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya
religiulitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat
pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat. Keadaan kondisi individu yang demikian
Tanda awal, gejala dini seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara
lain : kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak
beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh),
mengantuk, agresif, nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba
dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung berair, menguap terus menerus,
diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan,
gigi tidak terawat dan kropos, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian
tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
Tips sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari jeratan
narkoba, 1) Selektif dalam pergaulan; Bergaullah dengan teman yang memiliki
perilaku positif; 2) Hindaran keluyuran malam hari; kebiasaan keluyuran malam
hari sangat berpotensi untuk tergoda melakukan kebiasaan buruk, merasa memiliki
waktu bebas tanpa ada yang mengawasi sehingga berani mencoba hal-hal ekstrim
seperti minum alkohol, berjudi, menggunakan narkoba dan sebagainya; 3) Jangan
melawan nasehat yang baik; ketika terbiasa melawan nasehat yang baik, maka akan
berpotensi bagi pelaku kecendrungan memiliki rasa percaya diri untuk melakukan
hal-hal yang tidak baik pula, ini merupakan pintu gerbang untuk terbujuk
melakukan tindakan yang melanggar norma termasuk menggunakan narkoba; 4)
Miliki hobi dan aktivitas positif; penuhi antusiasme dengan menyalurkan hobi yang
positif, contoh berolahraga, menulis, melukis dan sebagainya. Orang yang tidak
memiliki kesibukan lebih mudah untuk diajak melakukan hal negatif termasuk
penggunaan narkoba; 5) Jangan takut kehilangan teman, jika selama ini memiliki
Latihan aktivitas fisik aerobik yang teratur dapat menurunkan beban berat
pemompaan darah dari jantung terutama pada resistensi peripheral, sehingga
tekanan darah akan cenderung menurun menjadi normal. Latihan aktivitas fisik
aerobik yang disertai diet tepat akan banyak membantu menurunkan berat
badan, terutama karena latihan tersebut dapat menyebarkan sejumlah kalori
dengan pembentukan otot yang teratur sehingga membentuk pertumbuhan
tubuh yang serasi. Berat badan akan menjadi terkendali sesuai dengan
pertumbuhan tubuh menurut usia dan tinggi badan yang dimiliki.
Pengaruh latihan fisik terhadap faktor kesehatan lainnya adalah nampak pada
pembinaan mental yaitu pembentukan disiplin untuk makan yang teratur,
latihan teratur, serta membuang kebiasaan yang menghambat pembentukan
hidup sehat. Merokok, kegemukan dapat diturunkan karena disiplin berlatih
yang memerlukan waktu makan teratur, sebaliknya mereka yang tidak memiliki
Manfaat latihan aktivitas fisik yang tepat, selain berdampak positif pada aspek
fisiologi ternyata berdampak juga pada aspek psikologi, seperti:
a) Menimbulkan rasa segar dan enak dalam diri.
b) Menimbulkan rasa tenang dan relax terhadap otot.
c) Mengurangi rasa tertekan (mental depression), terutama jogging teratur
sebanyak 3 kali seminggu selama ½ jam.
d) Menimbulkan enak tidur.
e) Meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lelah.
f) Penampilan yang serasi, karena tubuh yang kekar dan tidak berlemak.
g) Meningkatkan rasa percaya diri, cerah dan meningkatkan daya seksual.
h) Meningkatkan motivasi kebiasaan hidup sehat, meliputi kebiasaan makan
teratur, dan tidak mau merokok dan minum alkohol.
i) Meningkatkan rasa persaudaraan dengan teman-teman berlatih.
j) Meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, dan mengurangi
kemalasan kerja.
k) Menghambat kelemahan fisik, seperti rasa lemah, kurang gairah dan tidak
luwes. Wajah cerah dan nampak muda, terutama bagi usia tua
Asupan makanan, istirahat yang teratur juga unsur yang sangat diperlukan
dalam meningkatkan status kesehatan selain dari latihan aktivitas fisik.
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi pertumbuhan seseorang. Asupan
makanan yang dikonsumsi harus mengandung bahan atau zat yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, makanan yang demikian disebut
makanan bergizi. Makanan bergizi ialah makanan yang mengandung unsur
yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Jenis makanan yang
membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh meliputi unsur sebagai
berikut:
Kekurangan mineral kalsium, fosfor dan zat besi juga merupakan masalah bagi
pertumbuhan tubuh terutama pada pembentukan tulang. Kekurangan kalsium
dan fosfor dapat mengakibatkan kerusakan gigi pada anak, osteoporosis dan
osteomalacia pada orang dewasa (tulang rapuh dan lemah). Kekurangan zat
besi menyebabkan anemia, sedang yodium mempunyai peran yang penting bagi
pembentukan hormon thyroid yang mengatur metabolisme basal yaitu
gondokan.
Asupan makanan bergizi, latihan fisik yang teratur, diikuti pola istirahat yang tepat
akan mendekatkan diri kepada tingkat status kesehatan yang optimal. Ini mengacu
kepada 4 pilar pola hidup sehat, lebih jelasnya silahkan buka link berikut
https://youtu.be/SH3AJ91ZlXQ Kehidupan dalam keseharaian harus dijalani dalam
keadaan berimbang. Istirahat juga merupakan cara yang harus diupayakan
seseorang untuk mencapai status kesehatan yang optimal. Istirahat yang dimaksud
disini adalah tidur. Aktivitas tidur dibutuhkan oleh setiap orang, berapa lama waktu
tidur yang dibutuhkan dimaksud silahkan buka link berikut
https://youtu.be/e_bOsJCVyfs
Makna dari hakikat kesehatan adalah kesejahteraan fisik, rohani, mental, sosial dan
bukan sekedar bebas dari segala macam penyakit, cacat dan kelemahan.
Keseharaian semua orang akan menjalani beragam aktivitas. Ragam aktivitas yang
dilakukan memiliki potensi untuk mengalami kecelakaan/cedera. Faktor penjamu
permasalahan kecelakaan adalah manusia, atau orang yang terlibat dalam suatu
hubungan ketergantungan dengan faktor-faktor lain dan menimbulkan bahaya bagi
orang dan lingkungannya. Jenis kecelakaan merupakan akibat ketidak seimbangan
hubungan ketergantungan manusia sebagai penderita dengan faktor lingkungannya.
Tabrakan dalam kecelakaan berkenderaan misalnya, ini terjadi karena adanya
ketidak seimbangan hubungan, saling ketergantungan antara pengendara dan
Guru PJOK dalam mengajar materi ‘pendidik kesehatan’ harus memahami dan
menguasai cara, metode mengajar yang tepat bagi peserta didiknya. Guru harus
berkomunikasi dengan baik, efektif, dan menarik dalam bahasa yang mudah
dipahami, serta didukung oleh penampilan yang sungguh-sungguh. Guru PJOK
yang mengajarkan materi ‘pendidik kesehatan’ harus menjadikan dirinya
sebagai fasilitator, katalis, promotor, bahkan sebagai generator. Guru sebagai
fasilitator harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk berbuat sesuatu
yang baik bagi kesehatannya. Guru harus memiliki kemampuan untuk memberi
bantuan kepada peserta didik terkait dengan masalah kesehatan tanpa pamrih.
2) Anda pelajari, cari tahu seperti apa hukum pidana terkait penggunaan
narkoba, kemudian desainlah skenario pembelajaran tentang materi ini yang
orientasinya membuat peserta didik anda mudah mengingat hukuman yang
dimaksud seperti apa, kemudian peserta didik anda tersadarkan tentang delik
jerat hukum yang berlaku terkait dengan menggunakan, memiliki,
memproduksi, mendistribusikan jenis-jenis narkoba dimaksud.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Materi kesehatan merupakan bagian dari isi pelajaran PJOK. Keberhasilan
penyampaian materi Pendidikan Kesehatan dipengaruhi oleh peran dan fungsi
guru. Peran guru sebagai pengajar materi Pendidikan Kesehatan harus
memiliki pengetahuan, sikap, dan perbuatan yang berhubungan dengan cara
hidup sehat. Ini harus dimiliki, karena dalam menerapkan kebiasaan hidup
sehat sudah seharusnya didahului oleh gurunya terlebih dahulu. Konsep
sehat yang dibicarakan, cara hidup sehat yang diajarkan harus sesuai
dengan perilaku guru, karena guru merupakan panutan bagi peserta
didiknya. Funsi guru dalam mengajarkan Pendidikan Kesehatan adalah
sebagai fasilitator, katalis, promotor, bahkan sebagai generator. Guru
sebagai fasilitator harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk
berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatannya. Guru sebagai katalis harus
memiliki kemampuan untuk mengupayakan kebiasaan hidup sehat bagi
peserta didiknya. Guru sebagai promotor harus memiliki kemampuan
mengenalkan bermacam cara yang tepat untuk memelihara kesehatan. Guru
sebagai generator harus mampu mengajak peserta didik untuk mau
menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat.
2. Tes Formatif
4) Cairan yang bias menularkan HIV ke dalam tubuh orang lain kecuali …
A. Urine.
B. Darah.
C. Sperma.
D. Air susu ibu.
E. Cairan vagina
5) Ganja, Heroin, Opium adalah narkoba yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak digunakan untuk terapi.
Oleh karenanya, siapapun yang menggunakannya, memiliki,
memproduksi, mendsitribusikan apalagi mengedarkan jenis narkoba ini
akan dikenakan pidana sesuai hukum yang berlaku. Tiga jenis zat ini
termasuk narkoba golongan...
A. Golongan I.
B. Golongan II.
C. Golongan III.
D. Golongan IV.
E. Golongan V.
7) Makanan atau minuman yang sehat tidak memiliki ciri seperti berikut…
A. Minuman berwarna dan berbau.
B. Mengandung Gizi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
C. Minuman tidak berwarna dan makanan tidak dihinggapi lalat
D. Buah yang segar setelah dibersihkan.
E. Air yang dipanaskan sebelum diminum.
9) Zat pembangun dan juga sebagai zat pengatur dalam tubuh merupakan
fungsi
A. Air..
B. Lemak.
C. Protein hewani.
D. Karbon.
E. Karbohidrat.
10) Prinsip dan tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan, kecuali…
A. Menunjang penyembuhan
KUNCI JAWABAN :
1. D
2. E
3. E
4. A
5. A
6. E
7. A
8. A
9. A
10. D
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekatri, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2013/05/07/KAPUSLITDATIN.
Perkembangan Ancaman Bahaya Narkoba di Indonesia
diakses tanggal 18 September 2019.
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Anatomi manusia dan fisiologi olahraga sangat berperan dalam proses
pembelajaran jasmani. Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
yang menyusun tubuh manusia, mulai dari struktur yang terkecil sampai yang
terbesar. Olahraga tidak hanya sekedar menggerakkan anggota tubuh tetapi segala
bentuk kegiatan olahraga mempunyai fungsi masing-masing. Misalnya, dalam
penerapan lari dalam atletik sangat diperlukan kekuatan otot kaki. Tentunya hal ini
membutuhkan ilmu anatomi. Begitu juga ketika melakukan olahraga, terjadi
perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh. Perubahan pada organ-organ tubuh
ini bisa terjadi karena akibat pengaruh dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh.
Adapun kegiatan belajar pada modul ini adalah membahas tentang anatomi dan
fisiologi olahraga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Banyak sekali
cakupan dalam Anatomi tubuh manusia, yang sering kita kenal adalah susunan
tulang, sendi, serta arah pergerakannya. Padahal dalam cakupan yang luas anatomi
manusia meliputi sistem alat gerak, sistem saraf, sistem indera, sistem pernafasan,
sistem pencernaan, system peredaran darah, system ekskresi, serta system
reproduksi.
Fisiologi tidak dapat dipisahkan dari anatomi, oleh karena itu untuk mempelajarai
dan memahami tubuh manusia, kita harus mempelajari struktur dan fungsi secara
bersama-sama, sehingga kita akan dapat melihat bagaimana setiap struktur tubuh
telah tercipta untuk suatu fungsi tertentu.
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dan anatomi
sistematis yang merupakan cabang dari ilmu anatomi yang lebih spesifik
mempelajari system pertulangan, otot, sendi, peredaran darah, persarafan, selaput
pembungkus tubuh manusia (kulit), pencernaan, pernafasan, pembuangan dan
sistem reproduksi manusia pada sistem kelenjar pada tubuh manusia.
Bagi seorang pendidik pendidikan jasmani, hal-hal tersebut patut diketahui dan
dipahami untuk kelancaran mengajar, seorang guru harus memahami kondisi fisik
murid-muridnya agar dapat memberi porsi olahraga yang sesuai untuk muridnya
tersebut. Hal ini juga sejalan dengan tujuan pembelajaran jasmani yaitu untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani,
psikomotorik, kognitif dan afektif pada siswa.
Dilihat dari sisi fisiologi, aktivitas fisik berupa olahraga menimbulkan perubahan
terhadap organ-organ tubuh manusia. Perubahan yang terjadi misalnya terjadi
efesiensi kerja jantung, peningkatan elastisitas pembuluh darah, peningkatan
kapasitas paru-paru, meningkatnya kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot, dll.
3. Petunjuk Belajar
Agar saudara dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca secara seksama dan
menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh tutor. Selain itu, saudara juga
diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi
sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Dalam
memahami pengetahuan dan penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk
membaca dengan cermat dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang
disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang
dirancang dalam modul ini. Artinya, saudara mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam setiap
pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga diminta untuk harus mengerjakan
berbagai tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus
didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian diperkaya
dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya. Terakhir di setiap akhir
kegiatan pembelajaran saudara harus mengerjakan evaluasi (tes formatif) dan di
akhir modul melakukan evaluasi akhir (tes akhir/sumatif) sehingga secara mandiri
saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang disajikan. Pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut,
akan tetapi saudara tidak diperkenankan melihat dan membacanya sebelum soal
evaluasi diselesaikan.
3. Uraian Materi
b. Sikap Anatomi
Sikap anatomi adalah suatu sikap dimana badan berdiri tegak, kepala tegak, mata
memandang lurus ke depan, kedua anggota gerak lurus ke bawah berada di samping
badan dengan telapak tangan menghadap kedepan, kedua anggota gerak bawah
lurus dan sejajar, kedua kaki sejajar dan rapat.
❖ Rongga Tubuh
Ruang dalam bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau visera internal.
Ada dua rongga utama yang terletak dalam bagian aksial tubuh yaitu rongga
dorsal dan rongga ventral.
1. Rongga tubuh dorsal, terletak dibagian posterior (dorsal) dan terbagi
menjadi rongga kranial dan rongga spinal
a. Rongga kranial, dikelilingi oleh tulang dan berisi otak
b. Rongga spinal, terbentuk dari susunan tulang belakang serta berisi
medulla spinalis
2. Rongga tubuh ventral, terletak dibagian anterior dan terbagi menjadi
rongga thoraks dan rongga abdomen yang dipisahkan diafragma.
a. Rongga thoraks adalah rongga dada yang terbagi menjadi rongga
pleural kanan dan kiri serta mediastinum
b. Rongga abdominopelvis berisi visera abdomen dan bidang pelvis
c. Rongga kecil tambahan dibagian kepala yang meliputi rongga oral,
rongga nasal, rongga telinga tengah dan rongga orbital untuk mata.
Selama masa pertumbuhan (khususnya masa remaja) anak laki-laki dan perempuan
dengan cepat memperoleh kepadatan mineral tulang. Hal ini sangat penting karena
jika seseorang mengalami peningkatan massa tulang yang maksimal pada masa
pertumbuhannya maka akan mengurangi kehilangan massa tulang di hari tuanya
(osteoporosis). Contoh aktivitas fisik yang berkaitan dengan peningkatan massa
tulang adalah melompat, menari, aerobik, senam, bola voli, bola tangan, olahraga
raket, sepak bola dan bersepeda gunung.
3. ARTHROLOGI
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari persendian. Di dalam tubuh kita tulang
dapat saling berhubungan. Hubungan antar tulang yang satu dengan yang lainnya
disebut artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak dengan mudah maka
diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari
kartilago yang berada di daerah sendi. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi:
1. Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa
2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago
3. Persendian synovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya.
Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1. Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah
diantara sendinya dan dihubungkan oleh jarngan ikat yang keras. Sendi
sinartrosis ini dapat dibagi dalam 2 tipe :
4. NEUROLOGI
Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi
yang berbeda saling mempengaruhi. Satu fungsi saraf terganggu secara fisiologi
akan berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain. Sistem saraf dikelompokkan
menjadi dua bagian besar yaitu susunan saraf pusat/central nervous system (CNS)
dan susunan saraf perifer/peripheral nervous system (PNS). Susunan saraf pusat
terdiri dari otak dan medulla spinalis, sedangkan saraf perifer terdiri atas saraf-saraf
yang keluar dari otak (12 pasang) dan saraf-saraf yang keluar dari medulla spinalis
(31 pasang).
Menurut fungsinya saraf perifer dibagi atas saraf afferent (sensorik) dan efferent
(motorik). Saraf afferent (sensorik) menghantarkan informasi dari reseptor-
reseptor khusus yang berada pada organ permukaan atau bagian dalam ke otak.
1) Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam
rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Berat otak
orang dewasa kira-kira 1400 gram.
b. Perkembangan Otak
Otak terletak dalam rongga kranium berkembang dari semua tabung yang
mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal.
a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, talamus serta
hipotalamus. Fungsi menerima dan mengintegrasikan informasi
mengenai kesadaran dan emosi
b. Otak tengah, mengkoordinir otot yang berhubungan dengan
penglihatan dan pendengaran. Otak ini menjadi tegmentum, krus
serebrium, korpus kuadrigeminus
c. Otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun
dari lapisan fiber (beserat) dan termasu sel yang terlibat dalam
pengontrolan pernafasan.
Otak belakang ini menjadi:
1. Pons vorali, membantu meneruskan informasi
1. Otak primitive.
Otak primitive mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks,
mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi
yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya,
bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari"
(fight or flight response) bagi tubuh.
2. Otak limbik
Memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini sebagai
penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif dapat diperintah
mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak
melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang
tidak. Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian
otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik.
3. Otak pikir
Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan,
dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. Myelinasi saraf
otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak
pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat myelin makin menebal.
Makin tebal myelin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang
"urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan
dari lingkungannya sesuai dengan perkembangannya. Di samping itu, anak juga
membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera. Namun, indera mereka
perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon.
Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan
bagian tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS).
RAS ini pintu masuk tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling
berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di otak
yang membuat kita mampu memusatkan perhatian.
5. MIOLOGI
Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif
pada manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi
(memanjang dan memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot
tersusun atas dua macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin.
Filament aktin tipis dan filament myosin tebal. Kedua filament ini menyusun
myofibril. Myofibril menyusun serabut otot dan serabut otot – serabut otot
menyusun satu otot.
Pada aktivitas sehari-hari lebih banyak terjadi kombinasi dua jenis kontraksi
isotonik dan isometrik, misalnya aktivitas saat berlari, otot kaki dapat memanjang,
memendek dan hanya terjadi penegangan.
Fisiologi atau ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau cara kerja
organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari
dalam maupun luar tubuh. Artinya bagaimana organ-organ tubuh bekerja sesuai
dengan tugas masing-masing dan keterkaitan antara organ yang satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk suatu sistem dalam setiap aktivitas tubuh. Misalnya
bagaimana organ jantung dan paru-paru bekerja melaksanakan fungsinya masing-
masing dan kerjasama diantara keduanya di waktu istirahat dan di waktu
beraktivitas. Sedangkan yang dimaksud dengan Fisiologi Olahraga adalah ilmu
yang mempelajari perubahan-perubahan fungsi organ-organ tubuh baik yang
bersifat sementara (respon) maupun yang bersifat menetap (adaptasi) karena
pengaruh dari latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan maupun untuk tujuan
prestasi. Misalnya bagaimana perubahan pada sistem otot setelah melakukan
latihan fisik selama beberapa bulan.
Fisiologi Olahraga penting sekali dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang
berkecimpung dalam dunia aktivitas fisik seperti pelatih olahraga, guru pendidikan
jasmani, olahragawan itu sendiri. Pembina olahraga sampai pada setiap orang yang
mau latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan maupun prestasi. Tanpa memahami
fisiologi olahraga maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam
Olahraga/latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis, sesuai dengan dosis
latihan yang tepat, menerapkan prinsip-prinsip latihan dan dilakukan dalam waktu
relatif lama akan memberikan dampak positif terhadap berbagai sistem tubuh baik
yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap. Perubahan-perubahan
tersebut seperti pada sistem otot, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, jaringan
ikat dan komposisi tubuh, sistem reproduksi, ketahanan tubuh sampai kepada
pengendalian stress dan peningkatan kemampuan kognitif.
a. Sistem Energi
Dalam mekanisme biologis sistem tubuh, ATP berperan sebagai sumber energi
untuk seluruh fungsi normal. Otot yang berkontraksi, menghasilkan kerja yang
memerlukan energi secara terus menerus. Kegiatan fisik yang diprogram untuk
meningkatkan kualitas kinerjanya, akan memerlukan energi yang lebih besar sesuai
tingkat pekerjaannya.
Tulisan ini menjelaskan secara rinci berbagai proses penyediaan energi bagi
kontraksi otot, mulai dari komponen pembentukan energi (ATP) sampai pada
pemanfatannya dalam kinerja fisik. Secara mendasar penyediaan sumber energi
latihan dapat berasal dari 3 (tiga) sistem, yaitu sistem fosfagen atau sistem ATP-PC,
sistem asam laktat (sistem glikolisis) dan sistem aerobik. Dua yang pertama tersebut
tergolong dalam sistem anaerobik.
Setelah aktifitas fisik dengan intensitas tinggi berlangsung selama 30 detik maka
sistem ATP-PC (sistem fosfagen) telah terkuras habis sehingga butuh resintesis lagi
melalui proses glikolisis anaerobik. Sistem fosfagen pada keadaan seperti ini selain,
membentuk ATP dari pemecahan creatine phospate (CP), juga akan membentuk
ATP dari penggabungan 2 molekul ADP (Adenosin Diphosphat), sehingga
terbentuk AMP (Adenosine Monophosphate). ADP+ADP -> ATP+AMP.
Selama fase istirahat dari latihan fisik anaerobik terjadi proses pemulihan cadangan
energi. Terjadi pemulihan cadangan ATP-PC melalui metabolisme aerobik dikedua
Aktifitas fisik pada saat pemulihan akan turut mempengaruhi kecepatan penurunan
kadar asam laktat darah. Bagi individu yang tidak terlatih, optimal dilakukan
dengan intensitas antara 30% hingga 45% dari VO2Max dan bagi atlet yang terlatih
antara 50% hingga 65% dari VO2Max.
Pembuangan asam laktat lebih cepat bila pada masa pemulihan dilakukan aktifitas
ringan atau sedang dibandingkan dengan tanpa aktifitas, karena pada aktifitas
ringan atau sedang distribusi asam laktat dari berbagai bagian otot yang aktif ke
berbagai otot yang tidak aktif dan organ lainnya, berjalan lebih cepat.Pada aktifitas
fisik tersebut terjadi kontraksi-kontraksi otot. Kontraksi otot akan memeras
pembuluh darah sedang dan kecil, sehingga menyebabkan aliran darah menjadi
lebih cepat.
Karakteristik yang dominan dari cabang olahraga dominan anaerobik adalah cabang
olahraga tersebut dilakukan dalam jangka waktu singkat, pengerahan energi
maksimal-supramaksimal, dan waktu pemulihan cepat. Olahraga dominan aerobik
berkarakteristik dengan waktu yang relatif lama dengan pengerahan energi secara
efisien dari berbagai sistem fisiologik, dan olahraga gabungan mempunyai ciri
pengulangan gerakan yang maksimal dengan pengaturan intensitas yang didasarkan
pada pengerahan energi yang efisien dari sistem fisiologik. Namun demikian pada
prakteknya sistem penyediaan energi bila dikaitkan dengan durasi untuk
berlangsungnya aktifitas fisik tersebut, masih dibagi lagi menjadi 5 zona
penyediaan energi. Seperti dalam tabel di bawah ini.
Level Ergo Genik
Zona Durasi Sistem Energi
Intensitas Anaerobik % Aerobik %
Supra
1 1-15 Detik ATP-PC 100-95 0-5
Maksimum
ATP-PC dan
2 15-60 Detik Maksimum 90-80 10-20
AL
Sub-
3 1-6 Menit AL+ Aerobik 70 (40-30) 30(60-70)
Maksimum
4 6-30 Menit Menengah Aerobik (40-30)-10 (60-70)-90
Di atas 30
5 Ringan/Rendah Aerobik 5 95
Menit
Sumber energi anaerobik yang utama dipasok dari ATP-PC yang tersedia di dalam
otot dan merupakan energi siap pakai dalam beberapa detik saja. ATP (adenosin tri
phospat) merupakan sumber energi utama yang dapat digunakan secara langsung
oleh otot, sedangkan energi PC (phospocreatin) digunakan untuk meresintesis ATP
secara cepat. Oleh karena itu, cadangan energi anaerobik yang dapat diganti dalam
fase pemulihan dilakukan melalui sistem ATP-PC dan glikogen yang terdapat di
Olahraga yang dominan aerobik dan dilakukan dalam jangka waktu relatif lama dan
olahraga dengan intensitas berubah-ubah dan melelahkan akan sangat menguras
cadangan glikogen otot dan hati. Untuk mempercepat terjadinya pemulihan
cadangan glikogen otot dan hati memerlukan penatalaksanaan yang lebih rumit.
Hal-hal itu berkaitan dengan :
o Berilah konsumsi cairan dan makanan yang kaya akan glukosa atau sukrosa
setelah bertanding atau berlatih.
o Lakukan istirahat yang pasif selama beberapa waktu setelah selesai
bertanding atau berlatih. Hal ini akan mempercepat pemulihan cadangan
glikogen otot.
o Berilah diet makanan tinggi karbohidrat dan es krim atau juice buah-buahan
yang kaya akan vitamin C dan kalsium. Hal ini akan mempercepat
pemulihan cadangan glikogen hati.
o Khusus untuk cabang olahraga yang intensitasnya berubah-ubah, maka
istirahat dalam waktu 2 jam akan memulihkan cadangan glikogen sebanyak
40% 5-10 jam memulihkan cadangan glikogen sebanyak 60% dari jumlah
semula, sedangkan setelah 24 jam istirahat cadangan glikogen akan pulih
100%.
o Untuk cabang olahraga yang simultan dan dominan aerobik (dominan daya
tahan) membutuhkan waktu pulih asal yang lebih lama yaitu sekitar 10 jam
untuk mencapai cadangan sebanyak 60% sedangkan untuk pulih 100%
membutuhkan 46-48 jam (2 hari).
Respon adalah jawaban tubuh yang bersifat sementara karena ada aktivitas fisik
(Denyut jantung meningkat frekuensi pernapasan meningkat, suhu tubuh
meningkat, kontraksi otot meningkat, tekanan darah meningkat). Sedangkan yang
dimaksud dengan adaptasi adalah jawaban tubuh yang bersifat menetap karena
latihan fisik (meningkatnya daya tahan, stamina, kekuatan, kelincahan
fleksibilitas).
- Peningkatan enzim
Latihan fisik aerobic intensitas berat dan latihan anaerobic sub-maksimal akan
meningkatkan sistem energi ATP-PC, glikolisis anaerobik, dan sistem asam
laktat, sehingga terjadi peningkatan kapasitas anaerobik otot. Sistem energi
fosfagen (ATP-PC) juga akan meningkat diakibatkan oleh persediaan ATP-PC
lebih banyak, yang timbul karena sistem enzim yang diperlukan daiam sistem
- Peningkatan Mioglobin
Mioglobin adalah sejenis protein yang berfungsi mengikat oksigen dalam otot
dan berfungsi sebagai penimbun cadangan oksigen dalam otot, khususnya di
dalam organel mitokondria. Mitokondria berfungsi sebagai gudang
pembentukan energi aerobik dan sangat kaya dengan sisternae.
Peningkatan kekuatan otot pernapasan (otot inspirasi dan otot ekspirasi), berkaitan
erat dengan peningkatan metabolisme energi di dalam mitokondria sel otot
pernapasan yang aktif. Peningkatan kebutuhan oksigen pada otot pernapasan,
berkaitan dengan meningkatnya resintesis asam laktat untuk dijadikan sumber
energi baru untuk kerja otot tersebut. Secara umum perubahan secara anatomis,
biokemis, dan fisiologis yang terjadi pada sistem pernapasan meliputi hal-hal
sebagai berikut:
Istilah kardiovaskuler berasal dari gabungan antara kata kardio dan vaskuler.
Kardio adalah nama lain jantung, sedangkan vaskuler merupakan istilah lain
tentang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem
peredaran darah dengan jantung bekerja sebagai pompa dengan mengalirkan darah
ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Jadi terdapat tiga unsur dalam
sistem peredaran darah yaitu jantung, darah dan pembuluh darah. Saat pelaksanaan
aktivitas olahraga maka terjadi respon fisiologis yang dilakukan oleh sistem
kardiovaskuler.
Salah satu respon yang dilakukan jantung yaitu dengan meningkatkan denyut
jantung. Dengan adanya peningkatan denyut jantung maka jumlah darah yang di
distribusikan menjadi lebih cepat diterima oleh anggota tubuh. Hal ini penting
dilakukan untuk menghantarkan oksigen dan sari makanan pada sel, membawa
panas untuk dibawa dan dilepas melalui permukaan kulit serta melepaskan
karbondioksida sebagai hasil sisa metabolisme. Sedangkan pembuluh darah
melakukan respon dengan melakukan proses vasodilatasi pada otot yang aktif atau
melebarkan pembuluh darah sehingga dengan semakin lebar pembuluh darah maka
semakin banyak pula jumlah darah yang dapat mengalir secara cepat melewati
pembuluh darah.
Gambar 2.13. Perbedaan denyut nadi sesuai jenis latihan dan intensitas
yang berbeda (Harisenjaya, 1996)
Dengan mencermati gambar di atas maka diketahui bahwa jenis aktivitas olahraga
yang berbeda memiliki tingkat intensitas latihan olahraga yang berbeda pula. Hal
ini berdampak terhadap semakin cepat atau lambatnya denyut jantung individu.
Selanjutnya pada rentang intensitas latihan maka terdapat tujuan khusus atau efek
yang ditimbulkan pada tubuh.
Sebagai contoh bila seorang atlet memiliki usia 20 tahun maka ia memiliki denyut
nadi maksimal sebesar 200 denyut per menit. Oleh sebab itu untuk membakar lemak
secara optimal maka denyut nadi latihan yang harus ia pertahankan adalah pada
rentang 120-140 denyut per menit. Bila ternyata saat berlatih tersebut denyut
nadinya berada pada kisaran 160-180 denyut maka efek latihan tersebut menjadi
tidak optimal dalam upaya pembakaran lemak, melainkan lebih berdampak pada
peningkatan kapasitas maksimal tubuh.
Pengukuran denyut nadi ini meliputi pengukuran denyut nadi basal, istirahat,
latihan dan pemulihan. Pengukuran denyut nadi basal dilakukan pada waktu pagi
hari saat atlet baru bangun tidur. Pengukuran denyut nadi istirahat dihitung saat atlet
dalam posisi santai atau duduk tanpa melakukan aktivitas yang berarti. Denyut nadi
latihan diukur saat atlet sedang melakukan aktivitas olahraga khususnya pada fase
Pengukuran denyut nadi dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk mengetahui
update kinerja sistem kardiovaskuler pada atlet tersebut. Atlet yang terlatih dengan
baik tentu akan memiliki kinerja jantung yang sangat optimal. Secara umum hal ini
ditandai dengan rendahnya denyut nadi istirahat serta denyut nadi pemulihan yang
mudah kembali turun berada di bawah angka 100 setelah melakukan latihan inti
yang berat.
Untuk selalu mengetahui update denyut nadi tersebut maka praktisi olahraga
sebaiknya mempraktekkan pengukuran denyut nadi secara rutin. Apabila terkendala
dengan biaya maka pengukuran denyut nadi dapat dilakukan secara palpasi atau
meraba diri sendiri.
Cara paling sederhana yaitu menghitung denyut nadi pada pergelangan tangan atau
leher selama enam detik. Hasil hitungan tersebut dikalikan sepuluh. Sebagai contoh
penghitungan denyut nadi istirahat seorang atlet, setelah dicek maka diperoleh
angka enam sebagai hasil perhitungan. Maka enam dikalikan sepuluh yaitu 60.
Angka 60 denyut per menit merupakan nilai penghitungan denyut nadi istirahat atlet
tersebut. Kelebihan cara pengukuran ini yaitu tidak dibutuhkan biaya sedikit pun,
namun kelemahannya sangat mungkin terjadi kesalahan penghitungan denyut nadi
bila atlet atau praktisi olahraga lainnya kurang peka dalam mendeteksi denyut nadi.
5) Efek Latihan Fisik Pada Sistem Reproduksi, Ketahanan Tubuh Dan Hormon
Olahraga yang dilakukan dengan dosis adekuat dan sistematis ternyata sangat
ampuh untuk terapi pada beberapa kasus: kesulitan memiliki anak, meningkatkan
kesuburan pria dan wanita, dan meningkatkan daya tahan tubuh para penderita
kanker dan AIDS. Efek latihan fisik aerobik berbagai dosis akan mengakibatkan
perubahan pada komponen sistem ketahanan tubuh, yang pada akhirnya akan
dicerminkan pada kemampuan tubuh untuk tidak mudah terkena atau terserang bibit
penyakit.
Fakta lain menunjukkan, bahwa latihan fisik teratur meningkatkan kemampuan sel-
sel otak sebanyak 25% lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang tidak
aktif, sehingga kepadatan sel-sel otak lebih padat dan berdampak pada kemampuan
otak untuk menerima, merekam, dan menseleksi data lebih baik dan banyak.
Wujudnya adalah bila orang yang gemar melakukan latihan fisik tidak mudah lupa
dan dapat meminimalkan terjadinya dimensia secara dini. Telah dibuktikan bahwa
dengan melakukan latihan fisik teratur, pada usia 50 tahun kualitas fungsi
neuromuskuloskeletal dan kardiorespirasi hampir sama dengan pada saat pelaku
berusia 20-30 tahun. Beberapa fakta lain juga menguatkan pendapat tersebut bahwa
LF dapat digunakan untuk mengatasi kecepatan kemunduran organ dan
pengembangan terapi fisio-biologik pada beberapa macam penyakit, misalnya
kanker, diabetes mellitus, jantung koroner, stroke, osteoporosis, asmatik, dan
infertilitas.
Olahraga atau latihan fisik yang teratur juga bisa mencegah terjadinya depresi
karena bisa meningkatkan jumlah serotonin (hormon yang berperan dalam
menimbulkan rasa bahagia) dan dopamin (hormon yang berhubungan dengan
b) Prinsip Individualisasi
Setiap individu mempunyai faktor psikologis dan fisiologis yang berbeda, oleh
karena itu prinsip individualisasi merupakan hal yang sangat penting diterapkan
pada setiap pelaku. Setiap program latihan harus disusun berdasarakan kemampuan
masing-masing pelaku agar tujuan latihan dapat tercapai. Faktor umur, jenis
kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih,
tingkat kebugaran jasmani, psikologis setiap pelaku semuanya harus diperhatikan
dalam penyusunan suatu program latihan fisik.
c) Prinsip Pemulihan
Prinsip pemulihan adalah untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk
berkembang dan mengadaptasi diri agar dapat melaksanakan latihan berikutnya
secara maksimal. Pemulihan atau pulih asal secara biofisiologis bertujuan untuk
membentuk cadangan energi dan meresintesis sampah (metabolism asam laktat dari
darah dan otot) menjadi sumber energi baru untuk aktivitas fisik lainnya. Bentuk
d) Prinsip kekhususan
Prinsip kekhususan mengarah pada perubahan morfologi dan fungsional yang
berkaitan dengan gerak cabang olahraga yang bersangkutan. Prinsip kekhususan ini
meliputi kekhususan tujuan yang ingin dicapai, kelompok otot yang dilatih, pola
gerak, sistem energi utama, serta jenis kontraksi.
Dosis latihan fisik meliputi apa yang sering disebut sebagai konsep FITT yaitu
frekuensi, intensitas, tempo atau waktu dan tipe atau bentuk latihan.
a) Frekuensi latihan
Frekeunsi latihan menyatakan jumlah ulangan latihan yang dilakukan dalam jangka
waktu perminggu. Untuk dapat memberikan efek latihan terhadap peningkatan
kemampuan komponen kebugaran jasmani sebaiknya lakukan latihan sebanyak 3 –
5 kali per minggu, berdasarkan pada prinsip latihan ada hari latihan berat dan ada
b) Intensitas latihan
Intensitas menyatakan berat ringannya beban latihan dan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh atau fungsi dari kuatnya
respon saraf terhadap benan tertentu pada waktu latihan. Intensitas latihan dapat
diukur dengan beberapa cara, dan yang paling mudah adalah dengan mengukur
denyut jantung (heart rate) baik secara manual maupun secara elektrik.
Istilah VO2 max dalam olahraga sudah tidak asing lagi. VO2 max jika diuraikan
maknanya berasal dari kata volume yang disimbolkan “V”, oksigen yang
disimbolkan “O2” dan maksimal yang dimbolkan dengan “max”. Dari uraian makna
tersebut dapat dimaknai hakihat dari VO2 max adalah suatu tingkatan kemampuan
tubuh yang dinyatakan dalam millilitre oksigen/menit/kg berat badan. Seseorang
yang memiliki VO2 max tinggi maka memiliki daya tahan dan kebugaran yang baik.
1) Umur
VO2 max pada anak usia 8-16 tahun yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan
progresif dan linier dari puncak kemampuan aerobik. VO2 max anak laki-laki
menjadi lebih tinggi mulai umur 10 tahun, walau ada yang berpendapat latihan
ketahanan tidak berpengaruh pada kemampuan aerobik sebelum usia 11 tahun.
Puncak nilai VO2 max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua
jenis kelamin.
2) Jenis Kelamin
Kemampuan aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia 4 yang
sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita
memiliki konsentrasi haemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh lebih besar.
Wanita juga memiliki massa otot lebih kecil daripada pria. Mulai umur 10 tahun,
VO2 max anak laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh dan bagian-
bagiannya serta hubungannya antar bagian tubuh. Fungsi umum rangka/tulang
adalah memberi bentuk pada tubuh, melindungi organ atau jaringan vital yang ada
di dalamnya, menyangga berat badan, tempat melekatnya otot yaitu otot-otot lurik
atau otot rangka, membantu pergerakan, menghasilkan sel-sel darah putih, sel darah
merah dan platelet, menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfat. Klasifikasi
tulang menurut bentuknya terbagi atas: tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih,
tulang tidak beraturan, tulang berongga. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi: persendian fibrosa, persendian kartilago, persendian synovial. Di
dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu
sinartrosis, amfiartrosis, diartrosis.
Selama masa pertumbuhan (khususnya masa remaja) anak laki-laki dan perempuan
dengan cepat memperoleh kepadatan mineral tulang. Hal ini sangat penting karena
jika seseorang mengalami peningkatan massa tulang yang maksimal pada masa
pertumbuhannya maka akan mengurangi kehilangan massa tulang di hari tuanya
Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak
primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau
disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya
fungsi sendiri- sendiri.
Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif
pada manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi
(memanjang dan memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot
tersusun atas dua macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin.
Pada aktivitas sehari-hari lebih banyak terjadi kombinasi dua jenis kontraksi
isotonik dan isometrik, misalnya aktivitas saat berlari, otot kaki dapat memanjang,
memendek dan hanya terjadi penegangan.
Olahraga/latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis, sesuai dengan dosis
latihan yang tepat, menerapkan prinsip-prinsip latihan dan dilakukan dalam waktu
relatif lama akan memberikan dampak positif terhadap berbagai sistem tubuh baik
yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap. Perubahan-perubahan
Tes Formatif
4. Sendi yang ada pada hubungan antar tulang aksis dan tulang atlas yang
membuat kepala dapat menggeleng dan berputar yaitu sendi ...
A. Pelana
6. Sumber energi diperlukan untuk memasok energi bagi otot rangka dalam
keadaan anaerob:
A. Lemak
B. Protein
C. Asam amino
D. Asam lemak
E. Glikogen
8. Pada saat otot berkontraksi akan terjadi perubahan kimia yaitu ATP
menjadi...
A. ADP + glikogen + energi
B. Oksigen + energi
C. ADP + oksigen + energi
D. Oksigen + uap air + energi
E. ADP + asam fosfat + energy
10. Salah satu olahraga yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan massa tulang adalah :
A. Renang
B. Sepak Bola
C. Lari
D. Bersepeda
E. Basket
Kunci Jawaban
1. D 6. E
2. D 7. A
3. C 8. E
4. C 9. B
5. B 10. A
Colan SD. Exercise.In : Fyler DC Editor. Nadas’ pediatrics cardiology. Hanley &
Belfus. Inc. Philadelphia : 1992. P 187-91
Hoeger, W.W.K and Hoeger, S.A. 2014. Lifetime Physical Fitness and Wellness:
A Personalized Programe 13th Edition. Paper Back Cengage Learning.
John Porcari, Cedric Bryant, Fabio Comana. Exercise Physiology. F.A. Davis
Company. 2015.
Putz R, Pabst R. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Ed. 21, Jakarta: EGC. 2000.
Spalteholtz W. Hand Atlas Of Human Anatomy. Philadelphia: Lippincott.
Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2007
W. Larry Kenney, Jack H.Wilmore, David L.Costill. Physiology of Sport and
Exercise. Human Kinetics. 2012
B. PENDAHULUAN
4. Deskripsi Singkat
Gerak (motorik) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia,
karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi
harapannya. Perkembangan gerak akan mengalami peningkatan melalui proses
pembelajaran. Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku
gerak manusia. Sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang
lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim
digunakan dengan istilah motor (gerak). Sebenarnya psikomotor mengacu pada
gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran eektrik dari pusat otot besar.
Banyak teori yang dikembangkan dalam materi ilmu gerak. Untuk mengerti dengan
baik dari teori tersebut diperkenalkan pengertian-pengertian dari suatu ilmu gerak,
karena akan membantu memberikan penjalasan dan pemahaman bagaimana
5. Relevansi
Untuk menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis
tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan
asas-asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia
(mekanika).
Di dalam belajar gerak diperlukan adanya ketelitian terhadap teknik gerakan yang
benar, yaitu dimulai dari awal sampai akhir gerakan, sehingga kemampuan tersebut
akan memberikan sumbangan terhadap keberhasilan tugas-tugas selanjutnya.
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan
sehari-hari maupun di dalam pendidikan Jasmani, agar siswa terampil (mampu)
dalam melakukan aktivitas fisik.
Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan
gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak untuk
mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model ini pun disebut juga sebagai
pendidikan disiplin keilmuan olahraga.
Ruang lingkup ilmu kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model
pendidikan gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak
untuk mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Biomekanika adalah bagian dari kinesiologi yang
menerapkan aspek-aspek mekanika pada tubuh manusia.
Pada bagian lain dari modul saudara juga diminta untuk harus mengerjakan
berbagai tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus
didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian diperkaya
dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya. Terakhir di setiap akhir
kegiatan pembelajaran saudara harus mengerjakan evaluasi (tes formatif) dan di
akhir modul melakukan evaluasi akhir (tes akhir/sumatif) sehingga secara mandiri
saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang disajikan. Pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut,
akan tetapi saudara tidak diperkenankan melihat dan membacanya sebelum soal
evaluasi diselesaikan.
B. INTI
6. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
3) Memiliki kecakapan dalam menguasai teori perkembangan dan belajar gerak
yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar kinesiologi dalam
mempelajari gerak pada umumnya dengan mengacu pada sikap anatomik
4) Uraian Materi
5. Konsep Belajar Motorik
Pengertian istilah belajar motorik tak terlepas dari pengertian istilah belajar
pada umumnya. Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan
permanen dalam perilaku terampil (Schmidt, 1982).
Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan mencoba
lebih memfokuskan pada bidang masing-masing.
1. Flexi, Extensi. Flexi adalah memperkecil sudut yang dibentuk oleh sendi pada
sumbu transversal atau bidang sagital. Extensi adalah memperbesar sudut yang
dibentuk(lawan dari gerakan Flexi).
2. Abduksi, Adduksi. Abduksi gerakan segmen tubuh dalam bidang lateral yang
menjauhi garis tengah tubuh. Adduksi adalah gerakan segmen tubuh ke arah
garis tengah tubuh.
Guru pendidikan jasmani perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi kelas
sama dan bahkan lebih penting daripada tujuan-tujuan substantif pendidikan
jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga motivasi anak tetap tinggi, guru
perlu memiliki cara-cara yang kreatif dalam pengajaran. Guru pendidikan jasmani
harus menanamkan pada dirinya sendiri tujuan dan keinginan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan citra diri positif, mengembangkan hubungan
interpersonal yang efektif, memahami dan menghargai kelebihan dan keterbatasan
fisiknya, mengoreksi kondisi fisik khusus yang masih mungkin diperbaiki,
mengembangkan suatu kesadaran keselamatan, dan menjadikan anak-anaknya
bugar secara fisik sesuai dengan kapasitasnya.
Pada ilmu keolahragaan, biomekanika sudah sangat dikenal sebagai suatu disiplin
ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan dari aktivitas olahraga yang
dilakukan. Dengan demikian, dalam ilmu keolahragaan ilmu yang mempelajari
tentang mekanisme gerak tubuh manusia disebut biomekanika olahraga. Menurut
Depdiknas (2000: 22) biomekanika olahraga adalah hal yang berurusan dengan
pengaruh daya hukum alam terhadap tubuh manusia selama aktivitas fisik
berlangsung. Objek formal dari ilmu biomekanika olahraga adalah mempelajari
atau menganalisis gerak manusia melalui aktivitas fisik dalam rangka pembentukan
dan pendidikan dengan tujuan menghasilkan suatu perkembangan gerak yang
diaplikasikan pada teori kepelatihan dalam professional keolahragaan yang terdiri
dari Olahraga Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Kepelatihan
Olahraga Kompetitif, Olahraga Rekreasi, Manajemen Olahraga dan Olahraga
Rehabilitasi (Taksonomi Ilmu Keolahragaan dalam Depdiknas, 2000:21).
Fungsi mempelajari biomekanika olahraga pada dasarnya hanya ada dua saja yaitu
meningkatkan performa dan mengurangi resiko cedera (Bartlett, 2007) dan
(Knudson,2007). Menariknya, kedua hal tersebut saling incompatible. Tujuan satu
dan lainnya saling bertentangan. Bagaimana mencapai penampilan maksimal tapi
resiko cedera minimal atau bagaimana terhindar dari cedera tetapi bisa juara.
Kecenderungan pada satu kutub akan mengorbankan kutub yang lain. Ini menjadi
sangat menantang bagi para analis gerakan biomekanika olahraga. Salah satu video
yang menggambarkan kesalahan teknik dalam melakukan gerakan push up dapat
dilihat pada link video ini https://www.youtube.com/watch?v=6SkKPgKX_gY.
Gambar 3.3. Desain Raket Long Body, menghasilkan pukulan lebih keras
1. Berjalan
Berjalan adalah aktivitas tubuh yang berkelanjutan diawali dengan satu langkah
kemudian akan diikuti oleh langkah yang lain. Orang yang berjalan berjalan
dipengaruhi oleh : Permukaan dasar pijakan kaki, Bidang lintasan, dan Usia. Orang
yang berjalan pada bidang lintasan horizontal cenderung memiliki fase yang
hamper sama setiap gerakannya. Sedangkan orang yang berjalan pada bidang
lintasan vertical (naik atau turun), cenderung memiliki fase gerakan yang berbeda.
Orang yang berjalan digerakkan oleh otot panggul, otot paha dan otot tungkai,
dengan mayoritas gerakan otot flexi, extensi, inversi, dan eversi.
2. Berlari
Berlari adalah aktivitas tubuh yang gerakannya hampir sama dengan gerakan
berjalan namun gerakan berlari didukung oleh gerak ayunan lengan yang cepat
sehingga gerakan berlari lebih cepat dibandingkan dengan gerakan berjalan. Orang
yang berlari digerakkan oleh otot bahu, otot lengan bawah, otot panggul, otot paha
dan otot tungkai, dengan mayoritas gerakan otot flexi, extensi, inversi, dan eversi.
Kesalahan dalam gerakan mendaratkan kaki dapat menimbulkan cedera seperti
yang dapat dilihat pada link video
https://www.youtube.com/watch?v=TTTkQNceToY
4. Pelemparan
Melempar adalah aktivitas tubuh yang memanfaatkan kekuatan ayunan otot lengan
dan dibantu dengan gerakan tubuh lainnya, sehingga menghasilkan lemparan yang
jauh. Melempar dibagi menjadi tiga yakni lemparan bawah lengan, lemparan
samping lengan, dan lemparan atas lengan.
Melempar bawah lengan dengan satu lengan didominasi oleh gerakan otot flexi
pada bahu. Melempar samping lengan dengan dua lengan didominasi oleh gerakan
otot rotasi pada panggul dan gerak flexi horizontal pada lengan. Melempar atas
lengan dengan satu lengan diawali dengan berlari kemudian dilanjutkan dengan
gerakan flexi lateral kebelakang dan diakhiri dengan pelepasan objek pada lengan
dengan gerakan rotasi pada bahu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link ini
https://www.youtube.com/watch?v=c-PETqmiTa4.
Berfokus pada pendidikan jasmani, ilmu biomekanika olahraga terbatas pada ruang
lingkup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2)
membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik.
Baik kinematik maupun kinetik terdiri dari dua jenis gerakan yaitu gerakan linear,
yaitu gerakan lurus ataupun melengkung sepanjang jalur dimana seluruh titik pada
tubuh manusia bergerak pada jarak dan waktu yang sama dan gerakan angular
yaitu gerakan disekitar titik yang sama sehingga daerah yang berbeda pada segmen
tubuh yang sama tidak bergerak pada jarak dan waktu yang sama. Gerakan ini
bekerja pada jalur imaginer yang disebut sumbu rotasi. Sedangkan bidang yang
membagi katerogi gerakan tubuh terdiri dari tiga bidang yaitu sagittal plane yang
membelah tubuh menjadi bagian kanan dan kiri, frontal plane yang membelah
tubuh menjadi bagian depan dan belakang serta transverse plan yang membelah
tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Kinematika, yaitu yang membahas tentang gerak benda itu sendiri berkaitan dengan
masalah ruang dan waktu, tanpa melihat apa penyebab bergeraknya benda tersebut.
Aspek-aspek yang terdapat di dalamnya adalah; Jarak, Kecepatan, Waktu, dan
Percepatan. Misalnya dalam lomba 400m di trek 400m jarak 400 meter, namun
perpindahan mereka akan menjadi nol meter (start dan finish pada titik yang sama).
Kecepatan menggambarkan tingkat di mana tubuh bergerak dari satu lokasi ke
lokasi lain. Rata-rata kecepatan dari tubuh diperoleh dengan membagi jarak dengan
waktu yang dibutuhkan dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan membagi
perpindahan dengan waktu yang dibutuhkan misalnya seorang perenang dalam
lomba 50m di kolam panjang 25m yang menyelesaikan balapan di 71 detik - jarak
50m dan pemindahan 0m (perenang adalah kembali ke tempat mereka mulai)
sehingga kecepatan adalah 50/71 = 0.70m / s dan kecepatan adalah 0 / 71 = 0 m/s.
Dalam Kinematika, sejatinya gerak hanya ada dua macam, yaitu Gerak Lurus
(linier) dan Gerak Melingkar (anguler). Namun seorang atlet dapat bergerak
dengan tiga cara yang berbeda. Geraknya bisa linier (yaitu dalam garis lurus), bisa
anguler (dalam bentuk rotasi), atau bisa juga gabungan/kombinasi, yang disebut
juga sebagai gerak umum (general motion). Dalam olahraga, kombinasi kedua
gerak ini yang paling sering terjadi, dan gerak anguler yang paling dominan
dilakukan oleh atlet. Hal ini terjadi karena gerak atlet berasal dari ayunan, aksi
Gerak rotasi, spin, salto, dan twist, merupakan nama lain untuk gerak anguler.
Seluruh istilah tersebut menunjukkan bahwa sebuah benda atau seorang atlet
sedang berputar beberapa derajat. Dalam olahraga seperti senam, loncat indah, atlet
sering melakukan setengah putaran (180 derajat), putaran penuh (revolution) 360
derajat. Dapat dilihat pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=_X2yUDAASjU
Kinetika berkaitan dengan apa yang menyebabkan tubuh untuk bergerak. Kinetik
berhubungan dengan suatu gesekan atau gaya. Kegiatan olahraga melibatkan
aplikasi gaya-gaya pada subjek dan objek suatu kegiatan olahraga. Pemahaman
konsep kinetika dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Massa adalah kuantitas atau jumlah materi yang mengisi suatu benda.
b. Inersia adalah tahanan yang menghambat aksi (gerakan). Inersia merupakan
kecenderungan dari suatu benda untuk mempertahankan keadaan geraknya, pada
saat diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
c. Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang beraksi pada sebuah benda.
d. Berat adalah jumlah gaya gravitasi yang digunakan pada sebuah benda. Karena
massa sebuah benda meningkat, maka beratnya meningkat secara proporsional.
Gambar 3.4. Gaya-Gaya Yang Terjadi Pada Saat Memukul Bola Tenis
100 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
D. Analisis Gerak Pada Olahraga
Dalam hal ini, jenis analisa biomekanik kualitatif yang digunakan untuk
mengidentifikasi kelompok-kelompok otot aktif selama setiap fase suatu gerakan
disebut analisa anatomi kualitatif. Analisa anatomi kualitatif suatu ketrampilan bisa
berbentuk sederhana atau kompleks, tergantung pada aktifitas yang di analisa. Salah
satu yang berbentuk kompleks adalah nomor lari sprint khususnya teknik start.
Dengan menilai perbandingan (cepat, lambat, tinggi, rendah, pendek, panjang,
besar, kecil dan selanjutnya boleh jadi digunakan untuk menggambarkan
karakteristik ini. Perasaan dari penglihatan, atau pengamatan dengan penglihatan ,
adalah dasar analisa secara kualitatif.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 101
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendeskripsikan teknik gerakan atau
penampilan dalam olahraga sehingga salah atau benarnya gerakan bisa diketahui.
Biasanya disajikan dalam model hirearki. Untuk melakukan analisis ini, tidak
selalu diperlukan video berkecepatan tinggi, namun dengan handycam saja sudah
bisa dilakukan baik dengan cara memutar hasil rekaman secara gerak lambat atau
pada waktu yang sebenarnya (kecepatan pemutaran normal).
102 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
yang dilakukan dapat lebih detail. Sekarang, penggunaan analisis dengan komputer
sudah menjadi tren, karena banyak sekali software-software yang bisa digunakan
untuk analisis gerak. Analisis kuantitatif dapat juga digunakan untuk menentukan
faktor-faktor kunci, dan membantu dalam mendefinisikan parameter-parameter
optimal dalam suatu gerakan teknik olahraga (Hay, 1997).
Contoh 1:
Ketika belajar suatu gerakan baru dalam senam artistik, misalnya belajar “hand
stand” pada senam alat palang sejajar, maka siswa atau atlet yang bersangkutan
akan menempuh suatu proses yang mencerminkan tahap-tahap belajar seperti
diteorikan oleh Thorndike tersebut diatas. Pada tahap permulaan, siswa atau atlet
yang bersangkutan akan mengalami banyak kegagalan. Berulang kali dia akan jatuh
sehingga perlu memperoleh bantuan. Pada suatu ketika dia mungkin berhasil berdiri
di atas kedua tangannya meskipun hanya sesaat. Keberhasilan semacam itu,
kadangkala bersifat kebetulan karena siswa atau atlet yang bersangkutan belum
merasakan apa faktor yang menyebabkan dia berhasil. Dia mungkin paham, faktor
kekuatan lengan atau pergelangan kedua tangannya sangat baik. Tapi dia belum
mampu mengkoordinasi gerakannya dengan baik. Setelah mencoba gerakan itu
beberapa kali, lambat laun dia merasakan gerakan yang betul dan salah, hingga
kemudian dia hanya melakukan gerakan yang tepat. Secara simultan dia makin
dapat merasakan bagaimana posisi kepalanya untuk membantu pengaturan titik
pusat berat badannya, bagaimana mempertahankan keseimbangan dengan cara
mengontrol kedua posisi ujung kaki dan pegangan tangan. Akhirnya, dia akan hafal
benar bagaimana mengatur keseimbangan seluruh bagian tubuhnya sehingga lurus
berdiri di atas kedua palang.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 103
6) Apa manfaat mempelajari kinesiologi dan biomekanika dalam kaitannya
dengan pembelajaran pendidikan jasmani?
7) Bagaimana cara Anda menganalisis suatu gerakan yang dilakukan siswa?
Jelaskan dengan contoh!
8) Mengapa atlet sepakbola harus meluruskan tungkainya pada saat kaki
kontak dengan bola? Analisis dengan menggunakan kajian biomekanika!
9) Mengapa tungkai dan lengan sprinter harus didorong dan diayunkan paralel
dengan arah lari? Analisis dengan menggunakan kajian biomekanika!
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku
terampil (Schmidt, 1982). Menurut Meinel, belajar gerak itu terdiri dari tahap
penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga.
Dia menekankan, integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari
kepribadian seseorang. Karena itu, penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui
penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi
fisik sebagaimana halnya kepercayaan, dan semangat juang.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics,
biomechanics of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport
biomechanics (biomekanika olahraga).
104 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan biomekanika olahraga, yaitu
Statika dan Dinamika. Statika merupakan bidang ilmu yang mengkaji keadaan
tubuh dalam keadaan statis (diam atau istirahat). Dinamika merupakan bidang ilmu
yang mengkaji tubuh dalam keadaan dinamis atau bergerak dengan akibat yang
ditimbulkan dari gerakan tersebut. dalam istilah dinamika terdapat istilah kinetika
dan kinematika. Kinetika merupakan faktor internal yang berhubungan dengan
waktu dan ruang dalam Dinamika. Sedangkan Kinematika merupakan faktor
eksternal yang berhubungan dengan tenaga yang menciptakan dan mengubahnya
dalam dinamika.
Tes Formatif
2) Ketika olah raga beladiri baru dimulai maka kedua atlet yang melakukan
pertandingan belum melakukan suatu gerakan apapun. Ketika wasit mulai
menentukan atlet mana yang boleh bergerak untuk menyerang atlet lain.
Atlet II akan diam karena belum mendapatkan penyerangan dari atlet I,
barulah atlet II akan bergerak ketika ia mendapatkan sebuah gaya dari atlet
I. Kondisi tersebut termasuk dalam Hukum Newton :
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 105
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. I dan III
106 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
4) Contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah , kecuali :
A. seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok.
Jika anak tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan
mendorong tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan
(Freaksi)sehingga anak tersebut terdorong ke belakang.
B. Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada
ujung paku (Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu
(Freaksi).
C. Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang (Faksi)
maka tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang
(Freaksi) sehingga perenang terdorong ke depan.
D. Pada saat kamu naik sepeda, atau naik sepatu roda ketika menuju jalan
yang menurun, maka sepatu roda kamu akan bertambah kecepatannya.
Artinya gerak kamu yang memakai sepatu roda mengalami
penambahan kecepatan.
5) Berapakah sudut yang seharusnya pada saat melakukan passing bawah bola
voli?
A. 700
B. 900
C. 400
D. 450
E. 430
6) Apakah yang akan terjadi jika pitcher dalam permainan bola softball tidak
melakukan gerakan rotasi pada sendi peluru?
A. Bola akan berjalan konstan seperti biasa.
B. Bola akan bergerak tidak terarah.
C. Bola melambung ke atas
D. Bola akan menyusur ke tanah.
E. Semua salah
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 107
7) Di dalam gerakan tolak peluru, harus memadukan dua gerakan sekaligus
agar menghasilkan gerakan yang harmonis. Gerakan apakah yang
diperlukan?
A. Gerak menyamping dan berputar
B. Gerak lurus dan berputar
C. Gerak lurus dan meyamping
D. Gerak menyamping dan melompat
E. Gerak berputar dan melompat
8) Perenang mengalami gaya apung/gaya ke atas pada saat berenang. Hal ini
sesuai dengan hukum :
A. Newton I
B. Newton II
C. Newton III
D. Archimedes
E. Gravitasi
108 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
10) Tahapan-tahapan dalam menganalisis biomekanika kualitatif adalah sebagai
berikut :
A. Analisis – Deskripsi – Evaluasi – Instruksi
B. Deskripsi – Analisis – Evaluasi – Observasi
C. Deskripsi – Observasi – Evaluasi – Instruksi
D. Deskripsi – Analisis – Observasi – Instruksi
E. Analisis – Deskripsi – Evaluasi - Observasi
KUNCI JAWABAN
1) E
2) A
3) A
4) D
5) D
6) E
7) B
8) D
9) E
10) C
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo Biyakto Mulyono. 2007. Tes Dan Pengukuran Dalam Olah Raga, Surakarta
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 109
Knudson, D. (2002). Fundamentals of biomechanics.(2nded.). New York, NY:
Springer.
Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
110 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
KEGIATAN BELAJAR 4
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidikan Jasmani yang diaplikasikan kepada peserta didik bagi anak yang
berkebutuhan khusus (ABK) diistilahkan sebagai ‘Pendidikan Jasmani Adaptif”.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 111
Pendidikan Jasmani Adaptif merupakan pendidikan jasmani khusus dengan sistem
penyampaian pelayanan komperehensif yang dirancang untuk mengidentifikasi,
dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor bagi peserta didik ABK.
Kreativitas guru dalam memodifikasi program Pendidikan Jasmani Adaptif sangat
diharapkan. Inspirasi kreatifitas tersebut harus berdasarkan kepada konsep dari
jenis kecacatan yang dialami peserta didik. Jenis kecacatan peserta didik yang
diungkap dalam modul ini meliputi: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,
Tunadaksa dan Tunalaras.
Pendidikan luar kelas merupakan bagian dalam bidang studi pendidikan jasmani.
Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media pendidikan. Alam
dijadikan sebagai sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif peserta didik. Aktivitas
pendidikan luar kelas merupakan proses belajar interdisipliner melalui satu seri
aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini akan
mengeksploitasi potensi yang memberi kontribusi terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta perkembangan
emosional dan intelektual peserta didik. Kegiatan aktivitas luar kelas bentuknya
sangat beragam, modul ini mengenalkan dua konsep yang termasuk kedalam
aktivitas luar kelas yaitu ‘berkemah’ dan ‘hiking’.
2. Relevansi
112 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Peserta PPG harus paham bahwa olahraga selalu memainkan peran dan fungsi
dalam budaya pranata sosial masyarakat, mulai dari fungsi yang sederhana sampai
kepada yang tinggi. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu nilai dari peran
olahraga, yaitu sebagai wahana pencapai tujuan pendidikan. Pendidikan Jasmani
adalah pendidikan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
melalui aktivitas jasmani yang mereduksi aktivitas-aktivitas olahraga. Pendidikan
Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap penyadaran individu tentang moral
dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan membina
kepribadian yang patuh terhadap aturan, daya saing, dan mental yang kuat.
Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari bidang studi yang diajarkan di sekolah
berlaku juga bagi peserta didik yang tidak normal (ABK). Melalui modul ini peserta
PPG diharapkan memiliki pemahaman tentang ini, dan mampu mengaplikasikan
sistem pelayanan PJOK khusus yang disesuaikan dengan ABK, sehingga mereka
(ABK) rela ikut berpartisipasi melakukan aktivitas fisik dengan aman, nyaman,
berhasil sesuai dengan keterbatasannya. Harapan lebih jauh tumbuh rasa percaya
diri mereka dalam menjalani rutinitas kehidupan di masyarakat nantinya.
Pendidikan luar kelas adalah bagian dari materi bidang studi PJOK. Konsep diri
peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Pengalaman
yang diperoleh dari program pendidikan luar kelas memberi peluang untuk
memenuhi kebutuhan psikis peserta didik tentang ‘rasa berhasil mengatasi
rintangan’. Sekarang ini program kegiatan seperti ini sering dijadikan sebagai
alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Harapannya,
guru PJOK mampu mengelola kegiatan-kegiatan olahraga dan juga mengelola
program pendidikan luar kelas.
3. Petunjuk Belajar
Konsep, uraian materi, dan semua unsur dalam kegiatan belajar diharapkan dapat
memberi pemahaman kepada peserta PPG tentang materi ‘Psikologi Olahraga,
Sosiologi Olahraga, Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’. Peserta PPG diharapkan
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 113
memiliki kemampuan mengasosiasikan seluruh materi dalam kegiatan belajar ini
dengan tahapan sebagai berikut:
6. Baca dan pahami seluruh materi kegiatan belajar ini secara seksama.
7. Tambahlah informasi dari literatur lain terkait konsep yang menjadi bagian dari
isi materi kegiatan belajar ini.
8. Kerjakan tugas atau latihan yang menjadi bagian intruksi dari kegiatan belajar
ini.
9. Kegiatan belajar ini dilengkapi dengan tes formatif, jawab tes tersebut setelah
seluruh materi kegiatan belajar dibaca terlebih dahulu.
10. Tes ini sebagai evaluasi mandiri bagi peserta PPG untuk mengukur tingkat
pemahaman materi ini.
B. INTI
114 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
3. Uraian Materi
Uraian materi kegiatan belajar 4 modul 3 paparannya tentang:
a. Konsep Psikologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
b. Konsep Sosiologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
c. Konsep Pendidikan Jasmani Adaptif dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
d. Konsep Pendidikan Luar Kelas dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
Kondisi psikologis yang dimakasud dalam hal ini dua, pertama yang menunjang
penampilan pembelajar yang baik, yang kedua adalah yang sebaliknya. Unsur
kondisi psikologis yang menunjang penampilan pembelajar yang baik diantaranya
adalah: motivasi tinggi (aspirasi kuat, ketahanan mental, kematangan pribadi).
Unsur kondisi psikologis yang sebaliknya mengganggu penampilan pembelajar
pada diri peserta didik adalah: motivasi rendah (cemas, gangguan emosional,
keraguan).
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 115
Aspek-aspek kepribadian seperti motivasi, kemampuan konsentrasi, rasa cemas,
kepercayaan diri dan aspek kejiwaan lainnya memiliki dampak terhadap hasil
dalam suatu proses pembelajaran. Studi ilmiah yang sudah dilakukan banyak
membuktikan bahwa motivasi merupakan energi yang penting dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Motivasi adalah dasar untuk menggerakkan/mengarahkan
perbuatan dan prilaku peserta didik dalam belajar. Guru perlu memahami teori,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik-teknik pemberian motivasi. Motivasi
itu unik, kadang menjadi sulit karena tidak dapat diamati dan diukur secara pasti.
Guru harus mengkaji setiap prilaku peserta didiknya, ini dilakukan agar guru
mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didiknya.
Teori-teori motivasi cukup menarik untuk dibicarakan, untuk kegiatan belajar pada
modul ini teori ‘kebutuhan’ yang akan diungkapkan. Kebutuhan seseorang
menimbulkan dorongan intrinsik atau ekstrinsik untuk bertingkahlaku dalam
mencapai tujuan. Kuatnya dorongan ditentukan oleh kadar kebutuhan yang melekat
pada seseorang. Teori ini beranggapan bahwa tingkahlaku manusia pada
hakekatnya bertujuan memenuhi kebutuhannya. Pandangan ini mengharuskan guru
mampu mendeteksi kebutuhan-kebutuhan peserta didiknya. Guru harus
bertransformasi sebagai individu yang dapat memanifestasi kebutuhan-kebutuhan
dimaksud sehingga peserta didik merasa nyaman. Guru yang ramah, supel akan
memenuhi kebutuhan peserta didik akan kebebasan dari rasa takut atau cemas.
116 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Peserta didik dipastikan membutuhkan pembelaan, perlindungan, keteraturan,
demikian juga dengan desain pembelajaran yang dilakukan guru harus dapat
menggugah peserta didik, konten materi yang disampaikan harus dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik seketika itu atau suatu kelak nanti.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 117
kompleks; dari yang nyata ke yang abstrak; dari keseluruhan ke bagian; dari
yang pasti ke yang tidak pasti. Prinsip ini merupakan kunci latihan yang baik
dan merupakan faktor yang dapat memotivasi individu.
Teknik yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didiknya:
1. Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara (1) pembicaraan pembangkit
semangat, (2) pendekatan individu, (3) diskusi. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam melakukan teknik verbal adalah:
a) Beri pujian terhadap apa yang telah dilakukan peserta didik dan jelaskan
apa yang dibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong rasa percaya
diri dan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik. Contoh,
guru mengatakan “saya yakin kau bisa, karena saya lihat kau sudah
sungguh-sungguh latihan”.
b) Beri koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan
peserta didik, malainkan evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan
kekurangan dengan menunjukkan cara yang seharusnya baik dilakukan.
Saran hendaknya diberikan tetapi tidak memaksa. Contoh guru
mengatakan “Saya kira teknik yang kau lakukan cocok untuk kamu
pertahankan, saya menyarankan pertahan teknik tersebut kalau kau
masih bisa”.
c) Beri semacam petunjuk yang dapat meyakinkan peserta didik bahwa
dengan latihan ia akan dapat melakukan tugas pembelajaran yang
diberikan dengan tepat.
118 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
peserta didik. Guru hendaknya berlaku sebagai orangtua terhadap anak-
anaknya, dan pada saat-saat tertentu berlaku sebagai pemimpin terhadap
anggota. Relasi guru dengan peserta didik yang baik akan menjadi model
panutan. Tingkahlaku positif yang dipertunjukkan guru diharapkan dapat
memberi motivasi kepada peserta didik dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajarannya.
3. Teknik intensif, ini adalah dengan pemberian hadiah atau cukup dengan
penghargaan misalkan ‘pujian’ salah satu caranya. Teknik ini dapat menambah
semangat, meningkatkan gairah belajar, meningkatkan konsentrasi. Intensif
hendaknya diberikan pada waktu yang tepat, dan diusahakan agar tidak menjadi
kebiasaan, yang dapat menurunkan semangat belajar peserta didik bila sewaktu-
waktu insentif itu ditiadakan.
Lebih daripada itu, guru juga harus memiliki kemampuan menciptakan lingkungan
yang mendukung berkembangnya potensi peserta didik, untuk inspirasi hal ini
silahkan buka link berikut https://youtu.be/UNzQ9uGZIeU
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 119
Peserta didik ketika terlibat dalam kegiatan belajar PJOK sewajarnya ingin
menampilkan kemampuan diri yang terbaik. Kondisi psikologis yang mengganggu
ketika hendak menampilkan kemampuan diri dimaksud terkadang terganggu karena
adanya rasa cemas. Kecemasan sebenarnya diperlukan pada batas-batas tertentu
supaya peserta didik siap menghadapi dan menjalankan intruksi tugas belajar yang
akan dihadapi.
Rasa cemas adalah bagian dari kesiapan mental. Kecemasan yang dirasakan
masing-masing individu berbeda-beda, sangat individual. Kecemasan dapat timbul
kapan saja. Setiap orang pernah mengalami kecemasan, hanya derajat atau
tingkatnya saja yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan kemampuan
dan cara masing-masing individu dalam menanggapi situasinya; juga dikarenakan
adanya perbedaan kepakaan dan toleransi seseorang terhadap pencetus rasa cemas
tersebut. Setiap orang mempunyai ambang kecemasan (stress) tersendiri yang
berbeda pula pada situasi yang lain.
Sumber kecemasan dibedakan kepada 2 jenis, (1) Sumber kecemasan dari dalam
diri, (2) sumber kecemasan dari luar diri. Sumber kecemasan dari dalam diri, ragam
penyebabnya, misalkan seorang atlet yang sangat mengandalkan kemampuan
teknisnya akan mengalami kesulitan sewaktu menghadapi situasi pertandingan
yang kurang menguntungkan bagi dirinya ketika menghadapi lawan yang ulet,
sehingga lawan itu mampu mengantisipasi setiap serangan yang ia lakukan,
akibatnya atlet tersebut akan merasa tertekan dan selanjutnya tidak mampu lagi
menguasai situasi yang sedang dihadapi.
Seseorang yang merasa performanya baik sekali atau sebaliknya dan ini sangat
dirasakannya, maka ini menjadi pertanda mulai timbul sesuatu yang menekan pada
dirinya. Begitu pula perasaan yang sebaliknya, yang seakan-akan orang tersebut
memvonis dirinya bahwa ia tidak akan mencapai sukses.
Seseorang yang berpikiran negatif karena dimarahi atau cemoohan yang ditujukan
kepadanya akan menimbulkan reaksi pada dirinya. Reaksi tersebut akan tetap
120 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang menekan dan menimbulkan frustasi yang
menganggu penampilan tugas yang diembannya.
Seseorang yang merasa puas diri didalam pikirannya merupakan benih kecemasan
yang ditanam oleh dirinya sendiri. Orang tersebut akan dituntut oleh dirinya sendiri
untuk mewujudkan sesuatu yang mungkin berada di luar kemampuannya. Keadaan
seperti ini sebenarnya telah mengakibatkan orang tersebut menerima tekanan yang
tidak disadarinya.
Sumber kecemasan dari luar diri, ragam penyebabnya yaitu, adanya rangsangan
yang membingungkan. Menerima beberapa petunjuk dan perintah sekaligus dapat
membingungkan seseoran sehingga munculnya rasa cemas.
Saingan yang bukan tandingan. Seseorang yang mengetahui bahwa lawan yang
dihadapinya adalah orang yang lebih unggul daripada dirinya, maka dalam
pikirannya timbul pengakuan akan ketidak mampuannya. Situasai tersebut akan
menjadi sebab berkurangnya kepercayaan diri.
Gejala kecemasan dibedakan dua macam (1) gejala fisik; (2) gejala psikis. Gejala
fisik adanya perubahan yang dramatis pada tingkah laku, gelisah, tidak tenang dan
sulit tidur. Terjadi peregangan pada otot-otot pundak, leher, perut terlebih lagi pada
otot-otot ektermitas. Terjadi perubahan irama pernafasan. Terjadi kontraksi otot
setempat pada dagu, sekitar mata dan rahang. Gejala psikis, terganggunya perhatian
dan konsentrasi, terjadi perubahan emosi, menurunya rasa percaya diri, timbul
obsesi, hilangnya motivasi. Berikut penjelasan mengenai teknik mengatasi rasa
cemas.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 121
pernapasan yang dalam dan pelan, sehingga irama pernapasan yang semula cepat
atau meninggi secara berangsur-angsur lambat atau menurun. Mengatur pernapasan
juga merupakan usaha penenangan diri.
Relaksasi otot secara progresif, caranya dengan melakukan kontraksi otot secara
penuh kemudian dikendurkan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang selama kurang
lebih 60 menit. Keadaan ini dapat me-relaks-kan otot-otot, bila otot-otot telah
mencapai keadaan relaks yang sungguh-sungguh maka keadaan ini dapat
mengurangi ketegangan emosional, menurunkan tekanan darah serta denyut nadi.
Orang yang merasakan saat-saat kecemasan sedapat mungkin memusatkan
perhatiannya pada relaksasi otot.
Pencarian sumber kecemasan. Peran guru dalam mencari sumber kecemasan besar
sekali. Jalinan hubungan emosional yang baik antara guru dan peserta didik akan
memungkinkan dan memudahkan guru untuk menelusuri apa yang sebenarnya
sedang dialami oleh peserta didik, begitu juga peserta didik akan terbuka
menceritakan banyak hal apa yang sebenarnya dialaminya.
122 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
B. Sosiologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Telusuran sejarah menunjukan bahwa olahraga selalu memainkan peran dan fungsi
dalam budaya pranata sosial masyarakat, mulai dari peran atau fungsi yang
sederhana sampai kepada yang tinggi. Berbagai pranata budaya didalam kelompok-
kelompok masyarakat telah menjadikan olahraga sebagai alat yang digunakan
untuk beragam keperluan yang berbeda-beda.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 123
secara aktif dapat mengatasi kecemasan dan keteganggan mental dalam menjalani
kehidupan ditengah masyarakat modern saat ini yang sangat kompetitif, amat
terstruktur dan terpilah-pilah dalam mencapai produktivitas. Pendidikan Jasmani
sebagai upaya membangun jiwa dan raga agar memiliki rasa hormat dan percaya
diri.
Keadaan masyarakat Indonesia saat ini dalam konteks pembinaan sumber daya
manusia, memberi gambaran bahwa fungsi atau dampak yang diharapkan dari
Pendidikan Jasmani semakin penting. Kemerosotan moral, degradasi tanggung
jawab, stabilitas emosi rendah, tidak peduli pada aturan merupakan penyakit-
penyakit mental dan budaya. Pendidikan Jasmani yang dikelola dan dibina dengan
baik merupakan “prepentif”, upaya pencegahan terhadap hal-hal tersebut dengan
membekali generasi muda dengan sikap kekuatan dan ketahanan hidup.
Aktivitas jasmani merupakan cara yang digunakan bidang studi Pendidikan Jasmani
dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan. Tinjauan dari aspek aktivitas
jasmaninya terhadap konteks psikologisosial dijelaskan sebagai berikut. Aktivitas
jasmani didefinisikan sebagai gerak besar dari manusia (gross human movement)
yang terorganisir bersifat non manfaat (bukan inti dari pekerjaan). Ciri khusus
124 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
aktivitas jasmani menjadi payung terhadap enam sub-domain yang sekaligus
mewakili nilai dari kegiatan jasmani tersebut, yaitu: (1) sebagai pengalaman sosial;
(2) untuk kesehatan dan fitness; (3) untuk memperoleh vertigo; (4) sebagai
pengalaman estetik; (5) sebagai katharsis; (6) sebagai self esteem; (7) sebagai
pengalaman asketik.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 125
Aktivitas jasmani sebagai katharsis adalah suatu pengurangan ketegangan yang
diperoleh dengan cara menyatakan permusuhan dan agresivitas secara tidak
langsung yaitu menyalurkan permusuhan melalui suatu bentuk yang ekuivalen
dengan tingkah laku agresif. Olahraga kompetitif merupakan outlet sosial yang
memuaskan dari dorongan agresif. Aktivitas jasmani menjadi wahana pengganti
yang dapat memberi penyaluran pelepasan (release) dari ketegangan dan frustasi
yang ter-endap. Aktivitas olahraga yang dilakukan akan memberi kesempatan
kepada pelakunya untuk menunjukkan “keakuan” atau sebagai media pelampiasan
keteganggan.
Pendidikan Jasmani memiliki peran dan fungsi yang sangat berarti terhadap
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, lebih luasnya lagi bermakna
penting pada aspek sosial-budaya, dan politik. Perlu usaha bahu-membahu semua
pihak untuk selalu membenahi bidang studi ini sehingga pengelolaan proses
pendidikannya secara menyeluruh benar-benar menyentuh semua aspek
perkembangan kepribadian peserta didik.
Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari bidang studi yang diajarkan di sekolah juga
berlaku bagi peserta didik yang tidak normal, Anak yang Berkebutuhan Khusus
126 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
(ABK). Mereka mempunyai hak yang sama dengan peserta didik yang normal,
mereka harus tumbuh dan berkembang sehingga mempunyai rasa percaya diri dan
harga diri sebagai bekal untuk menjalani kehidupann kelak di masyarakat.
Peserta didik ABK tentu mengalami kesulitan untuk mengikuti program Pendidikan
Jasmani yang normal. Guru bertanggung jawab untuk memberi pelayanan hak yang
sama kepada peserta didiknya. Guru dituntut untuk selalu melakukan pengamatan
dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi fisik setiap peserta didik, cara ini
merupakan strategi dalam upaya memberi perbedaan materi dan jenis tugas
aktivitas fisik yang disesuaikan dengan tingkat keterbatasan atau kecacatan peserta
didik yang diajar.
1. Tunanetra
Tunanetra adalah orang yang mengalami gangguan penglihatan. Karakteristik
peserta didik Tunanetra pada Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
a) Secara fisik, akan dengan mudah ditentukan bahwa mereka mengalami
tunanetra, yaitu dilihat dari kondisi matanya yang berbeda dengan
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 127
mata orang yang dapat melihat, sikap tubuhnya kurang ajeg serta agak
kaku.
b) Peserta didik tunanetra umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih
baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan
anak awas.
c) Gerakan mereka agak kaku dan kurang fleksibel, serta sering
melakukan perilaku stereotif, seperti menggosok-gosok mata dan
menepuk-nepuk tangan.
2. Tunarungu
Tunarungu adalah orang yang mengalami gangguan pendengaran. Karakteristik
peserta didik tunarungu pada aspek akademik bahwa, pada mata pelajaran yang
bersifat verbal mereka cenderung memiliki prestasi yang rendah, namun mata
pelajaran yang bersifat non verbal prestasinya cenderung sama dengan peserta
didik normal seusianya. Kecendrungan ini terjadi karena mereka memiliki
keterbatasan berbicara dan berbahasa. Karakteristik anak tunarungu pada aspek
sosial-emosional adalah sebagai berikut:
a) Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari
keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.
b) Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan
dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan
perasaan orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya
lebih terpusat pada "aku/ego", sehingga kalau ada keinginan, harus
selalu dipenuhi.
128 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
c) Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang
menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya
diri.
d) Perhatian peserta didik tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah
menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu.
e) Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan
ekstrim tanpa banyak nuansa.
f) Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya
mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan
perasaan/keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami
pembicaraan orang lain.
3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah keterhambatan fungsi kecerdasan. Kecerdasan yang secara
umum berada di bawah usia kronologisnya sehingga membutuhkan layanan
pendidikan khusus. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga hal
berikut, yaitu: keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum di bawah rata-
rata, disertai ketidakmampuan dalam perilaku adaptif, dan terjadi selama
periode perkembangan sampai usia 18 tahun.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 129
kerajinan, tetapi di kelas IV mereka akan mulai mengalami kesulitan belajar
terutama bidang pelajaran yang menuntut untuk berpikir abstrak.
4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah orang yang mengalami bentuk kelainan atau kecacatan pada
sisitem otot, tulang, persendian, dan syaraf yang disebabkan oleh penyakit,
virus, dan kecelakaan yang terjadi baik itu sebelum lahir, saat lahir dan sesudah
kelahiran. Gangguan ini mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi,
adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan pribadi.
130 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul,
malu, dan suka menyendiri, serta frustrasi berat.
Prinsip pemberian layanan pendidikan kepada mereka ada dua, yaitu mengacu
kepada prinsip multisensori dan individualisasi. Kondisi ruang belajar harus
dirancangan khusus sehubungan dengan kondisi mereka yang mengalami
gangguan motorik, sebaiknya bangunan sekolah dirancang dengan
memprioritaskan tiga kemudahan, yaitu: mudah ke luar masuk, mudah
bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian.
5. Tunalaras
Tunalaras diistillahkan sebagai orang yang bertingkah laku kurang sesuai
dengan lingkungannya. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma
yang terdapat di masyarakat tempat ia berada.
Klasifikasi anak tunalaras adalah sebagai berikut:
a) Klasifikasi peserta didik tunalaras yang berisiko tinggi adalah hiperaktif,
agresif, pembangkang, dan lain-lain; dan ada yang berisiko rendah seperti
autisme dan skizofrenia, anak bahagia melihat api, sering meninggalkan
rumah, dan lain-lain.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 131
b) Sistem klasifikasinya sebagai berikut: gangguan prilaku atau kekacauan
tingkah laku, kecemasan, penarikan diri, ketidak matangan, dan agresi
sosialisasi.
132 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
berkembang, berikut link terkait dengan informasi ini: https://youtu.be/1J1PTf-
Yp30
Kelima jenis kecacatan yang dialami peserta didik dalam bahasan ini harus menjadi
pertimbangan guru dalam mengelola strategi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Guru harus melakukan modifikasi, empat unsur strategi yang perlu diperhatikan
dalam memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif, (1) teknik
modifikasi komunikasi pembelajaran, (2) teknik modifikasi lingkungan belajar, (3)
teknik modifikasi aktivitas belajar, (4) teknik modifikasi peralatan dan peraturan.
a) Penggunaan bahasa
Penggunaan kalimat yang kelihatan sederhana, misal: saya ingin kamu lari
sampai ke pagar, dan kemudian kamu kembali, kesini”. Kalimat ini dapat
menimbulkan kebingungan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
berbahasa. Kejadiannya sebagian peserta didik mendengar dan memahami
kata “berlari” atau “berlari sampai ke pagar”, ada yang lari kemana saja
tanpa tujuan yang jelas, kemudian ada yang lari ke pagar, tapi tidak
kembali lagi ketempat semula. Perpendeklah kalimat-kalimat sehingga
mudah dipahami peserta didik. Perpendek menjadi “lari ke pagar” dan “lari
kembali”. Peserta didik yang mengalami ganngguan bahasa yang parah
akan diuntungkan dengan penyingkatan ungkapan “lari pagar”...”lari
balik”.
b) Gunakan kata yang bermakna tunggal
Gunakan kata-kata yang bermakna tunggal, terutama kata-kata yang
memerlukan gerak atau tindakan. Satu intruksi digunakan untuk satu
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 133
kegiatan. Setiap intruksi yang diberi diikuti demonstrasi terkait tugas yang
akan dikerjakan, ikut berpartisipasi dengan peserta didik dalam
melaksanakan tugas, siswa diminta untuk mengulangi sebelum dia
melaksanakan, ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana informasi
telah diproses oleh peserta didik.
c) Buat konsep yang konkret
Konsep yang kongkrit berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan kemampuan anak, intinya bagaimana menciptakan agar tugas-
tugas yang menjadi intruksi dapat dipahami peserta didik dengan jelas.
Guru harus konsisten dalam menggunakan kata-kata sehingga mudah
dipahami makna yang terkandung dalam kata-kata yang pernah didengar
dan tersimpan dalam memori peserta didik.
d) Pemberian tugas secara berurutan
Peserta didik ABK diasumsikan tidak dapat memahami dan memproses
seluruh langkah-langkah yang harus dilakukan terkait penyelesaian tugas
gerak yang diintruksikan guru kepadanya, walaupun tidak semuanya
mereka demikian; contoh “gerak guling ke depan”, maka seharusnya
intruksinya menjadi demikian, “berdiri diatas matras”..,”lutut
ditekuk”..,”letakkan tangan diatas matras”..,”bengkokkan badan
kedepan”..,”..dan seterusnya.
134 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
b) Pemanfaatan ruang secara maksimal
Ruang yang digunakan dalam pembelajaran PJOK baik tertutup ataupun
terbuka mestinya mempunyai tanda-tanda yang jelas sebagai upaya untuk
memudahkan mengontrol peserta didik. Pengaturan formasi jangan sampai
mengganggu tingkat keterlibatan peserta didik sehingga tidak
membahayakan keselamatan mereka dalam beraktivitas.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 135
Pendidikan ‘inklusi’ adalah program pendidikan reguler, untuk peserta didik yang
normal, namun peserta didik yang berkebutuhan khusus juga berada di sekolah
yang sama. Guru PJOK yang bertugas tidak boleh memberi dispensasi kepada
peserta didik ABK karena alasan apapun, apalagi karena rasa kasihan.
Sisi lain jika peserta didik ABK diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran PJOK
ia menjadi bahan tertawaan bagi teman sekelasnya yang normal. Guru harus mampu
mengubah pandangan dan memberi penjelasan kepada peserta didik yang normal
sehingga mereka sadar dan memiliki sikap yang positif terhadap teman-teman
mereka yang ABK.
Peserta didik ABK tentunya memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatasdalam
mengikuti program pendidikan PJOK. Ada saatnya peserta didik normal dan yang
ABK tidak dapat melakukan jenis olahraga yang sama. Guru sangat berperan dan
dituntut dalam menentukan apakah seorang peserta didik ABK dapat mengikuti
materi pembelajaran jenis olahraga secara bersama-samadengan temannya yang
normal. Guru harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara menyeluruh
terhadap kondisi fisik anak tersebut.
Jika peserta didik ABK dianggap tidak mampu mengikuti jenis olahraga tertentu
dalam pembelajaran PJOK bersam-sama, maka guru harus kreatif dan terampil
mencari solusi dan menentukan jenis aktivitas fisik lain yang sesuia dengan
kemampuan dan kondisi kecacatannya.
Memberi materi yang berbeda antara peserta didik normal dan yang ABK tentu
berdampak terhadap kondisi psikologis keseluruhan di kelas tersebut. Guru harus
menjelaskan kepada peserta didik ABK dan teman-teman sekelasnya yang normal
sehingga semua pihak memahami dan dapat menerima secara wajar. Guru yang
melakukan ini sama halnya sedang melakukan strategi dalam upaya
membudayakan nilai-nilai Pendidikan Jasmani kepada seluruh peserta didik.
136 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
D. Pendidikan Luar Kelas dan aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Pendidikan luar kelas merupakan bagian bidang studi pendidikan jasmani. Konsep
diri peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Memanjat,
merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, merupakan pengalaman
petualangan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Pengalaman
seperti ini dapat memenuhi kebutuhan psikis peserta didik tentang ‘rasa berhasil
mengatasi rintangan’.
Aktivitas pendidikan luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui satu
seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini akan
mengeksploitasi potensi dan memberi kontribusi terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta perkembangan
emosional dan intelektual peserta didik.
a) Perkembangan Fisik
Pendidikan luar kelas dapat berperan dalam merangsang perkembangan
fisik. Kegiatan fisik yang dilakukan peserta didik sebenarnya juga
berpotensi untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk lebih bersifat
sosial, mempelajari peraturan-peraturan, belajar mandiri, mengembangkan
rasa percaya diri, mengembangkan intelektualitas, dan belajar
menyelesaikan permasalahan yang muncul. Alam yang bebas terbuka akan
lebih banyak menawarkan kesempatan secara alami untuk berlari,
melompat, dan menggerakan seluruh tubuh dengan bebas. Peserta didik
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 137
dapat merasakan bagaimana rasanya berada di ketinggian, merangkak
melalui terowongan atau berguling di dedaunan, ini sangat baik untuk
melatih daya tahan dan keseimbangan mental mereka.
b) Perkembangan Keterampilan Sosila dan Pengetahuan Budaya
Aktivitas yang dilakukan di luar kelas secara alamiah mendorong interaksi
di antara sesama peserta didik. Interaksi yang demikian membuat
keterampilan sosial mereka semakin berkembang. Peraturan yang
diterapkan di kelas, justru diperbolehkan ketika berada di luar kelas, seperti
“mengeluarkan suara-suara yang keras” ataupun “berteriak”. Peserta didik
yang pendiam sangat mungkin lebih mudah bergaul ketika berada di luar
kelas. Bermain di lingkungan terbuka membuat peserta didik belajar
mengenal lingkungan masyarakat. Mereka dapat mempelajari dan mengenal
kondisi sosial-budaya masyarakat. Mereka berkesempatan melihat,
mengamati, mendengar pembicaraan orang lain, mengenal ketika
berhadapan dengan orang lain, bertanya dan sebagainya. Mereka mendapat
pengalaman untuk belajar berempati dan ikut merasakan kondisi yang
berbeda saat mereka mengunjungi tempat tinggal anak-anak berkebutuhan
khusus atau rumah yatim piatu misalnya.
c) Perkembangan Emosional
Aktivitas pendidikan luar kelas banyak memberi peluang dan tantangan
baru bagi peserta didik. Menguasai banyak tantangan yang dihadapi dalam
program aktivitas pendidikan luar kelas membuat mereka lebih
mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Mereka berhasil mengatasi
ketakutan dan ketegangan saat berada di puncak ‘seluncuran’ dan
kemudian bebas meluncur. Mereka telah berhasil menciptakan rasa aman
dalam diri ketika menghadapi ‘seluncuran’. Pengalaman seperti ini akan
menumbuhkan kepercayaan diri, mereka akan menyadari apa yang bisa
dilakukan oleh dirinya sendiri, dan bagaimana mereka berhasil
mengendalikan gerakan tubuh mereka sendiri.
138 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
d) Perkembangan Intelektual
Dampak positif program aktivitas pendidikan luar kelas mengakibatkan
peserta didik melakukan proses belajar melalui interaksi langsung dengan
banyak benda ataupun beragam ide. Ini membuat peserta didik terbantu
dalam menguatkan kembali konsep-konsep yang telah atau pernah dipelajari
sebelumnya. Kegiatan luar kelas dengan melakukan pengamatan terhadap
benda-benda bersejarah, atribut lalu lintas, dan lain-lain misalnya, akan
melatih kemampuan intelegensi kearah perkembangan yang lebih baik.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 139
Permainan petualangan dengan berbagai rintangan yang menjadi selingan
dalam kegiatan hiking dapat diisi dengan mengenalkan konsep survival,
sebagai bahan inspirasi untuk mengenalkan tips survival silahkan buka link
berikut https://youtu.be/ALuXwXUpFME .Tambahan lain terkait kegiatan
selingan pada aktivitas hiking adalah ragam jenis permainan yang dapat
disaksikan dalam link berikut ini: https://youtu.be/tTP2Ipzt7S8
4. Tugas Terstruktur/Latihan
1) Anda buat skenario pembelajaran PJOK untuk peserta didik tunanetra dan
tunarungu yang orientasinya dominan mengembangkan aspek gerak
mereka, tapi aspek afektif juga ikut terbangun dari desain tersebut. Jelaskan
seperti apa media ajarnya, modifikasi-modifikasi yang dilakukan dan
sebagainya, silahkan anda bekerja!
2) Anda desain/modifikasi 3 permainan yang menyenangkan, melatih
kemampuan motorik, menggugah aspek sosial/mental dan kognitif peserta
didik berbasis kepada cabang-cabang olahraga yang ada untuk
diaplikasikan kedalam aktivitas pendidikan luar kelas, silahkan anda
bekerja!
C. PENUTUP
1. Rangkuman
140 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap penyadaran individu
tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan
membina kepribadian yang patuh terhadap peraturan, daya saing yang kuat, mental
yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam. Keadaan masyarakat saat ini
memberi gambaran bahwa fungsi Pendidikan Jasmani semakin penting.
Kemerosotan moral, degradasi tanggung jawab, stabilitas emosi rendah, tidak
peduli pada aturan merupakan penyakit-penyakit sosial, mental, dan budaya.
Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan baik merupakan “prepentif” terhadap
hal-hal tersebut.
Pendidikan luar kelas merupakan bagian bidang studi Pendidikan Jasmani. Konsep
diri peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Kegiatan
seperti ini dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan pengetahuan dan
pencapaian kualitas diri. Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media
pendidikan. Alam dijadikan sebagai sarana efektif untuk meningkatkan
pengetahuan, pengembangan pola pikir serta sikap mental positif peserta didik.
Kegiatan belajar dengan pendekatan seperti ini akan mengeksploitasi potensi diri,
memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial,
pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual.
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 141
Tes Formatif
2. Guru mengatakan kepada salah seorang siswanya, “pukulan kamu sudah baik,
namun coba lebih diperhatikan lagi, rasakan perkenaan raket dengan bolanya,
ini yang perlu kamu asah lagi”. Perkataan guru yang demikian merupakan:
a. Pemberian motivasi melalui teknik behavioral
b. Pemberian motivasi melalui teknik intensif
c. Pemberian motivasi melalui teknik akumulatif
d. Pemberian motivasi melalui teknik superlatif
e. Pemberian motivasi melalui teknik verbal
142 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
4. Nafsu bersaing untuk menjadi yang terbaik merupakan faktor yang sangat
essensial dalam perkembangan peradaban manusia. Intensif yang paling kuat
untuk mencapai kesempurnaan baik secara individu maupun sosial adalah
nafsu untuk dipuji dan dihormati sebagai yang terbaik. Fenomena tersebut
menunjukkan bahwa olahraga memiliki peran dan fungsi sebagai ...
a. Pengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan yang diperoleh
b. Wahana pencapai tujuan pendidikan
c. Cara menunjukkan prestise
d. Mekanisme peradilan
e. Wahana ajang pembuktian
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 143
7. Seorang guru PJOK mengajar peserta didik ABK selalu memberi intruksi yang
berurutan. Ini merupakan teknik memodifikasi pembelajaran Penjas Adaptif
pada unsur modifikasi...
a. penggunaan bahasa
b. komunikasi
c. lingkungan belajar
d. aktivitas belajar
e. peralatan dan peraturan
8. Siswa yang kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus yang relevan secara
efisien diistilahkan sebagai:
a. Distrakbilitas
b. Disabilitas
c. Diperaktivitas
d. Diztrenia
e. Difabelitas
9. Program aktivitas luar kelas secara alamiah akan mendorong peserta didik
untuk saling berinteraksi sesama mereka, dampak dari hal ini adalah terjadinya:
a. Pertumbuhan perkembangan fisik
b. Pertumbuhan perkembangan sosial
c. Pertumbuhan perkembangan budaya
d. Pertumbuhan perkembangan mental
e. Pertumbuhan Perkembangan pengetahuan
10. Program aktivitas luar kelas memberi peluang kepada peserta didik bagaimana
rasanya berada di ketinggian, merangkak dalam terowongan, berguling-guling,
atau melompat dan sebagainya. Ini akan memberi dampak terhadap:
a. Perkembangan fisik
b. Perkembangan sosial
c. Perkembangan budaya
144 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
d. Perkembangan mental
e. Perkembangan pengetahuan
Kunci jawaban:
1. b 6. b
2. e 7. b
3. c 8. a
4. a 9. b
5. c 10. A
DAFTAR PUSTAKA
Jhon W. Loy. Jr., Geral S Kenyon (2000). Sport Culture and Society,
London: The Macmillan Company Limited.
TES SUMATIF
1) Memiliki tingkah laku terbuka, jujur, bertanggung jawab dalam bekerja
merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 145
2) Keadaan yang seimbang antara pikiran dan perasaan, tidak mudah mengeluh,
tenang merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual
3) Seseorang yang aktif dengan penuh rasa persaudaraan, ikhlas tanpa pamrih
dalam aktivitas dimasyarakat merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat
secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual
4) Semangat, pantang mundur dan teguh pada pendirian merupakan gambaran ciri-
ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual
5) Infeksi karena jasad renik seperti, bakteri atau virus mengakibatkan timbulnya
penyakit yang datangnya tergolong dari faktor...
A. Infernal
B. Eksternal
C. Lingkungan
D. Moternal
146 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
E. Internal
7) Narkoba yang mengakibatkan kerja jantung dan otak lebih cepat dari biasanya
sehingga pengguna lebih bertenaga dan cendrung merasa senang dan gembira
merupakan sensasi dampak penggunaan narkoba pada kelompok...
A. Smilator
B. Stimulan
C. Depresan
D. Adiktif
E. Halusinogen
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 147
9) Penekanan pada sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh
sehingga pengguna narkoba merasa tenang, tertidur bahkan tidak sadarkan diri
merupakan sensasi dampak penggunaan narkoba pada kelompok...
A. Smilator
B. Stimulan
C. Depresan
D. Adiktif
E. Halusinogen
148 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
B. Pencegahan Tertier
C. Pencegahan Skunder
D. Pencegahan Primer
E. Pencegahan Presently
13) Penyesuaian diri seorang individu terhadap iklim lingkungan yang baru dan
berbeda dengan iklim lingkungan sebelumnya bagi individu, disebut:
A. Adaptasi
B. Respon
C. Aklimatisasi
D. Homeostatis
E. Fisiologi
15) Yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanika sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan adalah
A. Tulang
B. Otot
C. Sendi
D. Rangka
E. Bukan salah satu diatas
16) Apabila seseorang sedang berolahraga dengan kekuatan yang sedang dalam
waktu beberapa menit, maka distribusi kejaringan - jaringan /organ-organ akan
berubah, tetapi ada yang dipertahankan tetap yaitu :
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 149
A. Otot
B. Ginjal
C. Usus
D. Kulit
E. Otak
19) Di dalam suatu cabang olahraga manapun, pasti tidak terlepas dari gerakan yang
ada di dalamnya. Suatu gerakan yang harmonis akan menghasilkan prestasi
yang membanggakan. Suatu benda atau tubuh dapat membuat gerak lurus dan
gerak berputar sekaligus. Salah satu cabang olahraga yang memadukan dua
gerak sekaligus yakni gerak lurus dan gerak berputar adalah :
A. Lompat Jauh
B. Lempar Lembing
150 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
C. Tolak Peluru
D. Bela diri
E. Tinju
20) Sistem Pengungkit dapat diaplikasikan ke dalam olahraga yang sering kita
lakukan. Sistem Pengungkit I digunakan dalam olahraga :
A. Basket
B. Voli
C. Bulu tangkis
D. Baseball
E. Hoki
23) Guru berkata kepada salah seorang siswanya, “saya yakin kamu bisa, soalnya
saya perhatikan sejak awal kamu serius dan sungguh-sungguh dalam berlatih,
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 151
ayo lanjutkan ya...”. Ini merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui...
A. Citra mental
B. Supertisi
C. Intensif
D. Behavioral
E. Verbal
24) Aktivitas jasmani (olahraga) memiliki bemacam fungsi dalam budaya pranata
sosial masyarakat. Pada suatu masa di suatu tempat ‘gulat’ dijadikan sebagai
cara untuk menyelesaikan sengketa batas tanah. Ini fungsi aktivitas jasmani
yang berperan dalam budaya sosial masyarakat sebagai...
A. Wahana inisiasi pubertas
B. Wahana peradilan
C. Wahana ritual
D. Wahana pendidikan
E. Wahana prestise
25) Olahraga di Indonesia akrab dengan selogan misalnya, ‘Kita Bisa’, ‘Kita Harus
Menang’ dsb. Slogan-slogan tersebut mengidikasikan bahwa olahraga memiliki
peran/fungsi bagi masyarakat Indonesia sebagai...
A. Wahana inisiasi pubertas
B. Wahana peradilan
C. Wahana ritual
D. Wahana pendidikan
E. Wahana prestise
152 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
merupakan kontribusi Pendidikan Jasmani bagi pembangunan bangsa dalam
corak...
A. Mengatasi kecemasan dan ketegangan mental
B. Penyadaran individu tentang pentingnya moral dan nilai
C. Mempersatukan masyarakat yang berkelompok-kelompok
D. Sinergi dalam pencapaian produktivitas
E. Konteks pembinaan sumber daya manusia
27) Pendidikan jasmani memberi peluang kepada peserta didik akan perasaan
‘mampu’, ‘mampu melakukan’. Perasaan mampu ini makna ekspresif dari
perasaan sukses atau mandiri yang kemudian menghasilkan penilaian diri yang
positif. Keadaan demikian ditinjau dari aspek aktivitas jasmani terhadap
konteks psikologisosial yaitu pada unsur:
A. Katharsis
B. Asketik
C. Pengalaman sosial
D. Self esteem
E. Vertigo
28) Pendidikan jasmani memberi peluang kepada peserta didik tentang sensasi yang
menyebabkan perasaan takut tetapi disaat bersamaan ada perasaan senang,
misalkan ketika melakukan loncat indah dari tempat yang tinggi, peserta didik
dihadapkan pada kondisi yang berbahaya tetapi dilakukan dalam keadaan
terkendali. Keadaan demikian ditinjau dari aspek aktivitas jasmani terhadap
konteks psikologisosial yaitu pada unsur:
A. Katharsis
B. Asketik
C. Pengalaman sosial
D. Self esteem
E. Vertigo
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 153
29) Guru PJOK ketika mengajar peserta didik ABK menggunakan intruksi dengan
kata-kata yang bermakna tunggal, yaitu satu intruksi untuk satu kegiatan. Ini
merupakan strategi modifikasi dalam mengelola pendidikan jasmani adaptif
yaitu teknik...
A. Modifikasi lingkungan belajar
B. Modifikasi komunikasi belajar
C. Modifikasi aktivitas belajar
D. Modifikasi aturan belajar
E. Modifikasi motivasi belajar
30) Aktivitas pendidikan luar kelas banyak memberi peluang dan tantangan baru
bagi peserta didik. Menguasai banyak tantangan yang dihadapi membuat
peserta didik lebih mengembangkan rasa percaya diri. Ini merupakan dampak
dari program pendidikan luar kelas pada aspek...
A. Perkembangan fisik
B. Perkembangan keterampilan sosial
C. Perkembangan emosional
D. Perkembangan intelektual
E. Perkembangan spiritual
KUNCI JAWABAN
No Jawaban No Jawaban No Jawaban
1 A 11 C 21 C
2 D 12 B 22 B
3 B 13 C 23 E
4 E 14 D 24 B
5 B 15 B 25 E
6 E 16 E 26 B
7 B 17 C 27 D
8 D 18 C 28 E
9 C 19 C 29 B
10 D 20 A 30 C
154 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
TUGAS AKHIR
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 155