Anda di halaman 1dari 155

DAR2/Profesional/100/1/2019

PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN JASMANI,


OLAHRAGA DAN KESEHATAN

MODUL 3

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PENUNJANG


KETERAMPILAN GERAK MANUSIA

PENULIS:
DR. M. IRFAN, M.OR

PPG DALAM JABATAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 1
Judul: PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PENUNJANG
KETERAMPILAN GERAK MANUSIA

Penulis: Dr. M. Irfan, M.Or

ISBN:

Editor:

Penyunting: Dr. Tri Rustiadi, M.Kes

Desain Sampul dan Tata Letak


Penerbit:
Redaksi:
Distrubutor Tunggal:
Cetakan Pertama: 2019

Hak cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbanyak modul ini dalam bentuk
Dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

2 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Rahmad dan Hidayah Nya
modul ini dapat disusun sebagaimana harapan. Modul ini adalah sebagai cara untuk
menjamin efisiensi pembelajaran jarak jauh. Sistem pembelajaran Program PPG
Dalam Jabatan dilaksanakan menggunakan pola hybrid learning, yaitu model
pendidikan jarak jauh menggunakan jaringan (daring). Pemilihan pola hybrid
learning dimaksudkan agar guru peserta PPG Dalam Jabatan tetap dapat mengikuti
program PPG dan tidak meninggalkan tugas mengajar yang terlalu lama. Terkait
dengan ini Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atas permintaan dan persetujuan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi mengembangkan modul hybrid learning PPG Dalam Jabatan.

Buku ini adalah modul 3 dari 6 modul yang ada, topik modul 3 berjudul ‘Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia’, modul ini terdiri
dari 4 kegiatan belajar (KB). Kegiatan belajar pertama kajiannya adalah
‘Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
Materi pembelajaran PJOK bukan semuanya berorientasi kepada aktivitas
gerak/olahraga. Konsep-konsep mengenai hidup sehat merupakan bagian
pembelajaran PJOK. Kegiatan belajar tentang ini adalah memberi inspirasi tentang
khasanah wawasan peserta PPG terkait konsep sehat, penyakit, kebersihan dan
sebagainya. Harapannya guru dapat meningkatkan kesadaran peserta didik akan
pentingnya memelihara dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan
sehingga terhindar dari penyakit atau segala hal yang dapat membahayakan
kesehatan diri.

Terimakasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak yang ikut


berkontribusi dalam penyusunan modul ini. Harapannya modul ini dapat
menginspirasi para guru peserta PPG, seandainya modul ini masih terdapat
kekurangan terkait dengan maksud itu, besar harapan penyusun untuk
mendapatkan masukan-masukan yang sifatnya membangun. Kiranya Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa mencurahkan karunia Nya melalui modul ini untuk guru-
guru peserta PPG Indonesia. Aamiin

Penyusun

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 3


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar iii
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel viii
Kegiatan Belajar 1: Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya dalam 1
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 1
2. Relevansi 2
3. Petunjuk Belajar 2
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 3
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 3
3. Uraian Materi 3
4. Tugas Terstruktur/Latihan 24
C. Penutup
1. Rangkuman 25
2. Formatif 26
3. Daftar Pustaka 29
Kegiatan Belajar 2: Anatomi Manusia dan Fisiologi Olahraga dalam 30
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 30
2. Relevansi 31
3. Petunjuk Belajar 32
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 33
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 33
3. Uraian Materi 33
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 69
5. Tugas Terstruktur/Latihan 70
C. Penutup
1. Rangkuman 70
2. Formatif 71
3. Daftar Pustaka 75
Kegiatan Belajar 3: Perkembangan dan Belajar Gerak, Kinesiologi, 76
dan Biomekanika Olahraga serta, Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 76
2. Relevansi 77

4 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


3. Petunjuk Belajar 78
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 78
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 79
3. Uraian Materi 79
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 97
5. Tugas Terstruktur/Latihan 97
C. Penutup
1. Rangkuman 98
2. Formatif 99
3. Daftar Pustaka 103
Kegiatan Belajar 4: Psikologi Olahraga, Sosiologi Olahraga, 105
Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat 105
2. Relevansi 106
3. Petunjuk Belajar 108
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 108
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 108
3. Uraian Materi 109
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi
5. Tugas Terstruktur/Latihan 134
C. Penutup
1. Rangkuman 134
2. Formatif 136
3. Daftar Pustaka 139
4. Sumatif 140

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 5


DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar Halaman


Gambar 1.1. Jenis-jenis Narkoba 11
Gambar 2.1. Posisi Anatomi 34
Gambar 2.2. Posisi pada tubuh manusia 35
Gambar 2.3. Bidang dan sumbu tubuh manusia 36
Gambar 2.4. Arah gerakan pada tubuh manusia 37
Gambar 2.5. Rongga tubuh manusia 38
Gambar 2.6. Regio pada tubuh manusia 39
Gambar 2.7. Perbedaan denyut nadi sesuai jenis latihan dan 61
intensitas yang berbeda
Gambar 2.8. Manfaat olahraga pada beragam intensitas latihan 61
Gambar 3.1. Jenis Gerak Pada Sendi Manusia 84
Gambar 3.2.. Teknik Lompat Tinggi sesuai Konsep Analisis 88
Biomekanika
Gambar 3.3. Desain Raket Long Body, menghasilkan pukulan lebih 88
keras
Gambar 3.4. Gaya-Gaya Yang Terjadi Pada Saat Memukul Bola 94
Tenis

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel Halaman


Tabel 2.1. Jenis-jenis Otot 49
Tabel 2.2. Zona Penyediaan Energi 55

6 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


KEGIATAN BELAJAR 1:

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN APLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Materi Pendidikan Kesehatan dalam pembelajaran PJOK bermaksud
meningkatkan kesadaran peserta didik agar memiliki pemahaman dan
dengan itu mampu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan diri
dan lingkungannya sehingga terhindar dari penyakit atau segala hal yang
dapat membahayakan kesehatan dirinya. Materi Pendidikan Kesehatan
dalam pembelajaran PJOK ini sasarannya tertuju kepada perubahan
perilaku peserta didik agar status kesehatannya menjadi lebih meningkat.
Tujuan pendidikan kesehatan tidak dapat dipisah dari tujuan pendidikan
umumnya yaitu usaha sadar yang direncanakan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
No. 20 Tahun 2003).

Keberhasilan kegiatan Pendidikan Kesehatan di sekolah dipengaruhi oleh


peran dan fungsi guru. Peran di sini ialah pola Perilaku yang harus dimiliki
guru sebagai pengemban tugas pendidik kesehatan, terutama dengan
pengetahuan, sikap, dan perbuatan yang berhubungan dengan cara hidup
sehat. Ini harus dimiliki, karena dalam menerapkan kebiasaan hidup sehat
sudah seharusnya didahului oleh gurunya terlebih dahulu. Konsep sehat
yang dibicarakan, cara hidup sehat yang diajarkan harus sesuai dengan
perilaku guru, karena guru merupakan panutan bagi peserta didiknya.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 7


2. Relevansi
Kegiatan belajar pertama pada modul 3 berjudul Pendidikan Kesehatan Dan
Aplikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Substansi materi
pembelajaran PJOK bukan semuanya berorientasi kepada aktivitas
gerak/olahraga. Konsep-konsep tentang mengelola pola kehidupan yang sehat
juga merupakan bagian dari materi pembelajaran PJOK. Kegiatan belajar
pertama pada modul ini harapannya dapat memberi inspirasi dalam
memperluas khasanah wawasan peserta PPG terkait tentang konsep sehat,
penyakit, kebersihan dan sebagainya. Telaahan yang dilakukan peserta PPG
terkait materi ini adalah agar dapat meningkatkan kesadaran peserta didik
dan perilakunya kepada pemahaman pentingnya memelihara dan
meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan sehingga terhindar dari
penyakit atau segala hal yang dapat membahayakan kesehatan diri.

3. Petunjuk belajar
Konsep, uraian materi, dan semua unsur dalam kegiatan belajar diharapkan
dapat memberi pemahaman kepada peserta PPG tentang materi ‘Pendidikan
Kesehatan dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’. Peserta
PPG diharapkan memiliki kemampuan meninternalisasi seluruh materi dalam
kegiatan belajar ini dengan tahapan sebagai berikut:
1. Baca dan pahami seluruh materi kegiatan belajar ini secara seksama.
2. Tambahlah informasi dari literatur lain terkait konsep yang menjadi bagian
dari isi materi kegiatan belajar ini.
3. Kerjakan tugas atau latihan yang menjadi bagian intruksi dari kegiatan
belajar ini.
4. Kegiatan belajar ini dilengkapi dengan tes formatif, jawab tes tersebut
setelah seluruh materi kegiatan belajar dibaca terlebih dahulu.
5. Tes ini sebagai evaluasi mandiri bagi peserta PPG untuk mengukur tingkat
pemahaman materi ini.

8 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Peserta PPG memiliki pemahaman tentang ‘konsep dasar pendidikan kesehatan
dan aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani’
2. Pokok Materi
Peserta PPG diharapkan memiliki pemahaman dan dapat mengaplikasikan
konsep terkait materi-materi berikut:
• Kebersihan diri dan lingkungan
• Bahaya narkoba, rokok dan psikotropika
• Penyakit menular dan tidak menular
• Kebersihan alat reproduksi dan memelihara diri dari perbuatan tidak
senonoh
• Makanan bergizi, peran dan fungsi aktivitas fisik dalam mengontrol berat
badan dan pencegahan penyakit
• Aplikasi prinsip pendidikan kesehatan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani

3. Uraian Materi
Sehat adalah kebutuhan dasar kehidupan manusia. Status kesehatan optimal
tidak dapat dicapai secara otomatis. Sehat memerlukan pemeliharaan dan
pembinaan dari semua faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang dimaksud
mempengaruhi diantaranya adalah keadaan biologi (keturunan), lingkungan
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara ekologi yang memberi pengaruh
terhadap keadaan kesehatan seseorang.

Pendidikan kesehatan sebagai meteri pelajaran PJOK adalah usaha untuk


meningkatkan kesadaran kepada peserta didik agar berusaha memelihara dan
meningkatkan kesehatan diri dan lingkungannya sehingga terhindar dari
penyakit atau segala hal yang berbahaya bagi kesehatannya. Sasarannya tertuju
kepada perubahan perilaku bagi setiap peserta didik agar status kesehatannya
menjadi lebih meningkat. Hasil perubahan pola perilaku hidup sehat yang

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 9


diajarkan di sekalah selanjutnya diharapkan dapat berkembang di masyarakat
melalui contoh kehidupan yang sehat.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat adalah demikian,


‘Health as a state of complete physical, mental, and social wellbeing, and not
merely the absence of disease or infirmity’. Well-being merupakan kata kunci
sehat yang sebenarnya, yaitu mengarahkan keadaan supaya terhindar dari sakit.
Ini sesuai dengan kenyataan bahwa bagian terbesar dari seluruh kesejahteraan
hidup individu adalah sehat.

Sehat memiliki arti yang cukup luas yang meliputi, sehat jasmani, sehat mental,
sehat emosi, sehat sosial, serta sehat secara spiritual. Sehat jasmani yaitu
keadaan yang tertuju kepada penampilan seseorang secara jasmaniah sebagai
orang yang kuat, terampil, energik, dan luwes sebagai akibat latihan jasmani
yang teratur, mengkonsumsi makanan yang memadai bagi pertumbuhan tubuh,
dan hubungan masyarakat yang serasi dengan lingkungannya.

Sehat mental (rohani) tertuju kepada sikap dan tingkah laku sehari-hari,
terbuka, jujur, rajin, hormat terhadap sesama, tanggung jawab dalam bekerja,
gambarannya merupakan ciri-ciri pribadi yang positif. Sehat emosi tertuju
kepada keadaan keseimbangan pikiran dan perasaan, seperti tenang, tidak
mudah mengeluh yang merupakan ciri utamanya. Sehat sosial tertuju kepada
keadaan yang menunjukkan seseorang aktif dalam kegiatan di masyarakat tanpa
pamrih, ikhlas, penuh persaudaraan dan saling menghormati. Sehat spritual
tertuju kepada keadaan semangat, pantang mundur dan teguh pendirian, ini
merupakan aspek spiritual yang dapat terlihat, namun dalam kenyataan sehari-
hari hal semua ini menjadi satu kesatuan dan saling berpengaruh menjadi bagian
ciri bagi setiap orang secara utuh.

Sehat diartikan bukan hanya sekedar bebas dari segala macam jenis penyakit.
Penekanannya bukan hanya terkait pada hal-hal yang berhubungan dengan

10 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


jenis-jenis bakteri atau bibit penyakit semata, tetapi harus melihat jauh ke depan
dengan menetapkan tujuan akhir supaya hidup sehat. Memperkenalkan dan
memberi pemahaman tentang perilaku manusia yang meliputi jasmani, mental,
emosional, sosial dan spiritual adalah cara yang digunakan untuk mencapai
maksud pendidikan kesehatan. Semua unsur tersebut memegang peran penting
dalam mencapai status kesehatan optimanl.

Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya permasalahan dalam status


kesehatan dibagi kedalam dua unsur utama yang mempengaruhinya, yaitu: 1)
Faktor yang berasal dari dalam tubuh, 2) Faktor yang berasal dari luar tubuh.
Faktor yang berasal dari dalam tubuh diistilahkan sebagai faktor internal yang
terdiri dari keadaan bagian dalam tubuh, misalnya organ dalam tubuh, cairan,
hormon, dan sebagainya. Bagian dalam tubuh ini pada suatu saat akan
mengalami gangguan baik karena adanya bibit penyakit yang masuk ke
dalamnya dan merusak keseimbangan fungsi tubuh, maupun karena sejak lahir
memang telah terdapat bibit atau gangguan penyakit, keadaan ini diistilahkan
sebagai penyakit bawaan atau turunan.

Faktor yang berasal dari luar tubuh disebut faktor eksternal, yaitu faktor yang
berasal dari lingkungan luar yang terdiri dari bibit penyakit, rangsangan dari
suhu (temperatur) udara, dan benturan karena kecelakaan (ruda paksa).
Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor eksternal ini antara lain :
1) Infeksi jasad renik (bakteri, virus) serta jasad makro seperti cacing,
serangga, binatang pengerat dan sebagainya.
2) Perubahan suhu, berupa panas atau dingin, kena arus listrik sehingga organ
tubuh tidak berfungsi lagi.
a. Kecelakaan, misalnya patah tulang, dan keracunan makanan, bahaya
kimia, pemakaian narkoba, kekurangan unsur zat makanan tertentu yang
berakibat buruk terhadap kesehatan (rabun senja atau dehydrasi) dan
sebagainya.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 11


b. Gangguan kejiwaan tertentu berupa tekanan mental karena rasa takut,
terkejut, atau stres yang berlebihan dan terus-menerus.

Nilai yang sangat berarti dalam mencapai ‘kesejahteraan hidup’ adalah ‘sehat’,
‘sehat’ sering sekali, bahkan dipastikan dalam pandangan budaya masyarakat
Indonesia selalu dihubungkan secara terbatas dengan penyakit. Penyakit yang
diderita manusia jenisnya ada dua, penyakit menular dan penyakit tidak
menular. Keduanya merupakan penyebab yang memberi berpengaruh terhadap
jatuhnya nilai status kesehatan seseorang. Penyakit menular adalah penyakit
yang mudah menular kepada orang lain yang sehat karena disebabkan oleh bibit
penyakit seperti, virus, jamur, bakteri dan lain-lain. Bibit-bibit penyakit ini yang
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit yang menganggu saluran
pernafasan atau saluran pencernaan.

Penyakit gangguan pernafasan berjangkitnya melalui saluran pernafasan,


seperti mulut, hidung, tenggorokan dan pembuluh-pembuluhnya sampai ke
paru-paru. Jenis penyakit ini diantaranya dikenal seperti tuberculosis,
diphtheria, partusis atau influenza. Penyakit-penyakit ini berjangkit secara
cepat dan proses mencapai tubuh manusia dapat berasal dari debu yang
mengandung kuman dari masing-masing penyakit tersebut yang dihembus
angin dan terhisap oleh manusia pada waktu bernafas. Ketika sampai ke dalam
hidung atau tenggorokan bagian dalam, bibit penyakit ini kemudian
bersembunyi dalam lendir. Kemudian pada saat tubuh lemah, misalnya karena
terlalu letih, bibit penyakit ini ikut berkomplot untuk berkembang biak di dalam
tubuh. Awalnya bibit penyakit ini berbuat baik kepada penderita yaitu dengan
memberi tanda-tanda tertentu seperti batuk, panas, ingusan, sakit tulang atau
persendian, dan sebagainya. Tanda-tanda tersebut pada dasarnya merupakan
reaksi tubuh penderita sendiri, tetapi hal itu tidak disadarinya, bahkan dianggap
hal biasa saja sehingga pada saat itu bibit penyakit ini semakin bertambah
banyak dan membentuk komplotan yang sangat besar dan berusaha merusak

12 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


sel-sel dan jaringan tubuh penderita. Keadaan yang seperti ini kemudian
menimbulkan penderitaan yang lebih berat.

Pengobatannya memerlukan waktu lama serta pemeriksaan yang sangat teliti


dengan memakai sinar rontgen. Meski demikian penyakit ini dapat dicegah
sedini mungkin yaitu dengan pemberian imunisasi BCG (Bacille Calmente
Guerin) pada masa balita dan diulang kembali setelah lima tahun. Perbaikan
dan pemeliharaan lingkungan sekitar termasuk tempat tidur menjadi sangat
penting. Tempat tinggal harus mendapat sinar matahari yang cukup serta
ventilasi yang memadai sehingga dapat menghambat berjangkitnya bibit-bibit
penyakit yang tergolong mengganggu kesehatan saluran pernafasan dimaksud.
Penderita sebaiknya tidak melakukan kontak langsung dengan teman atau
anggota keluarga yang lain, karena bibit penyakit ini dapat menular kepada
orang lain. Penyakit ini bukan penyakit turunan, tetapi penderita harus tetap
berobat sampai tuntas dan dinyatakan sehat oleh dokter. Pengobatan yang tidak
sempurna dapat menimbulkan carrier pada penderita dan masih dapat
menularkan bibitnya kepada orang lain yang menerima kontak langsung.

Penyakit gangguan saluran pencernaan sangat banyak jenisnya hampir


memiliki tanda yang sama seperti panas badan dan sakit pada bagian perut,
disertai buang air besar secara terus menerus. Perbedaannya terletak dalam jenis
dan bentuk kotoran yang keluar serta muntah. Kotoran cair seperti air beras
dengan bintik putih setelah muntah-muntah merupakan tanda diarea, atau
muntaber. Sedangkan kotoran cair berlendir, suhu badan panas serta sering
berulang dalam sehari merupakan tanda-tanda cholera. Tetapi apabila buang
kotoran selain lendir juga darah disertai suhu panas dan rasa sakit perut waktu
buang air besar maka hal itu merupakan tanda-tanda disentri. Meskipun
terdapat perbedaan dari jenis-jenis bibit penyakit ini, namun semua jenis
penyakit gangguan saluran pencernaan dapat menimbulkan bahaya yang fatal
bagi kesehatan manusia.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 13


Jenis penyakit gangguan saluran pencernaan seperti disentri, cholera, typhus
dapat dicegah dengan vaksinasi TCD (Thyphus, Cholera dan Dysentry)
sedangkang diarea, muntaber, eltor, dan sebagainya memerlukan pemeliharaan
kebersihan diri dan lingkungan. Pembiakan bibit penyakit ini serta
penularannya sangat mudah baik terjadinya, baik dalam bentuk jasad renik,
amoeba, maupun parasit lainnya terutama dalam tempat-tempat yang kotor.
Penyakit gangguan saluran pencernaan umumnya terjadi karena makanan dan
minuman yang terkontaminasi oleh jenis bibit penyakit ini, termakan baik yang
berasal dari tempat dan alat makan atau tangan maupun yang berasal dari
kotoran tubuh penderita sendiri. Jenis-jenis penyakit ini sangat mudah menular
pada orang-orang yang bekerja aktif dalam lingkungan yang energik
mengeluarkan tenaga atau kerja jasmani, sebab pada saat mereka makan
kadang-kadang kurang memperhatikan kebersihan tangan dan makanan yang
akan dimakannya. Umumnya dalam keadaan haus dan lapar mereka segera
minum dan makan tanpa mencuci tangan atau memakai alat makan yang bersih.

Penyakit yang tergolong menular sebenarnya bukan hanya penyakit-penyakit


yang telah diungkapkan diatas saja, masih ada penyakit yang tergolong menular
lainnya seperti ‘Gonorrhea’, ‘Syphilis’ dan yang lainnya termasuk ‘AIDS’ pun
tergolong penyakit yang dapat menular. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan
oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui hubungan kelamin. Penyakit lain
yang juga diakibatkan oleh hubungan kelamin ialah ‘AIDS’ (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sejenis penyakit yang mengakibatkan penderita tidak
memiliki daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit lain.
Penderita ‘AIDS’ umumnya adalah orang-orang yang suka melakukan
pergaulan seks bebas, terjerat dengan melakukan aktivitas seks bebas, atau juga
dengan melakukan aktivitas seksual yang berganti-ganti pasangan sehingga ada
yang menyebut ‘AIDS’ sebagai penyakit dari akibat ‘Hubungan Seks Bebas‘
baik dengan sesama maupun lawan jenis. Meski demikian tidak mustahil
penderita ‘AIDS’ juga akan tertular karena terkontaminasi alat-alat suntik yang

14 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


digunakan berkali-kali sebagai media mengkonsumsi narkotika dan obat-
obatan terlarang.

Penyakit menular disebabkan oleh bibit penyakit. Kemunculan dan


perkembang biakan bibit penyakit ini, terutama penyakit-penyakit gangguan
saluran pernafasan dan saluran pencernaan umumnya karena kebersihan diri
dan lingkungan yang tidak memadai. Kontribusi kebersihan diri dan lingkungan
dalam upaya meningkatkan status kesehatan sangat penting, sama pentingnya
dengan perilaku. Kebiasaan hidup sehat dimulai dari rumah, dibutuhkan perilaku
hidup yang sehat. Kualitas kesehatan pribadi berbanding lurus dengan kualitas
kebersihan pribadi yang bersangkutan. Kebiasaan hidup sehat dirumah melalui
pemeliharaan kebersihan pribadi meliputi: 1) Kebersihan kulit, 2) Mata, 3)
Menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur, 4) Kebersihan rambut, 5)
Kebersihan hidung, 6) Kebersihan telinga, 7) Kebersihan tangan dan kuku, 8)
Kebersihan reproduksi, 9) Kebersihan pakaian dan sepatu.

Syarat seseorang dinyatakan sehat berdasarkan bagian yang harus selalu dijaga
kebersihan diri dari bagian tubuhnya dicontohkan yaitu pada rambut, kuku, mulut,
dan gigi. Rambut yang tipis, bercabang, dan kering bisa menjadi penanda adanya
masalah kesehatan, seperti kekurangan tiroid, stres, dan kurang gizi. Sebaliknya,
rambut yang sehat juga menjadi indikator tubuh yang sehat. Kuku dapat dijadikan
refleksi sempurna dari status kesehatan seseorang. Gangguan kesehatan yang
terjadi pada kuku menyangkut masalah sistem sistemik atau kulit. Stres dapat
mempengaruhi kuku, dan menjadi sinyal dari masalah seluruh tubuh. Contohnya,
bantalan kuku yang kemerahan serta kuku yang berwarna kuning, bergaris, dan
rapuh. Selain karena jamur, kondisi itu bisa menjadi penanda penyakit lupus atau
anemia. Kesehatan mulut juga merupakan barometer kesehatan. Gigi yang kuat
dengan gusi merah muda adalah indikator tubuh yang sehat. Seperti area lain di
tubuh, mulut adalah sarang bakteri, meski banyak jenis bakteri di mulut yang
tidak berbahaya, namun bila kebersihan mulut tidak dijaga, bakteri itu justru
menjadi berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi mulut, gigi keropos, dan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 15


penyakit gusi. Perilaku untuk menjaga kebersihan diri sangat penting untuk
mendapatkan status kesehatan optimal, termasuk juga menjaga kebersihan kelamin
(alat reproduksi) yang tidak kalah penting, berikut informasi petunjuk yang harus
dilakukan terkait dengan menjaga kebersihan alat reproduksi dapat dilihat pada link
berikut: https://youtu.be/YhKDEzrfoyg

Setiap orang memerlukan lingkungan tempat tinggal (rumah) dan lingkungan


tempat belajar (sekolah) yang sehat, contoh lingkungan rumah atau lingkungan
sekolah yang sehat ciri-cirinya adalah: 1) udara bersih dan segar, 2) tanah yang
subur, 3) sumber air yang bersih, 4) air sungai yang mengalir terlihat bersih dan
jernih, 5) sampah tidak berserakan, 6) banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan
subur. Kebalikan dari semua ini adalah lingkungan yang tidak sehat. Kebersihan
sekolah, kelas tempat belajar, rumah sebagai lingkungan tempat tinggal mestinya
memiliki keenam syarat lingkungan sehat tersebut tanpa terkecuali.

Lingkungan bersih dan kebersihan diri bukan satu-satunya syarat dalam upaya
peningkatan status kesehatan. Pangkal dari semua itu adalah ‘perilaku’ seseorang
yang tubuhnya menjadi tuan rumah bagi bersemayamnya penyakit. Pendidikan
kesehatan hakikat tujuannya adalah merubah perilaku peserta didik, paling tidak
dapat bertanggung jawab terhadap tubuhnya sendiri. Hindari malas untuk bersih-
bersih, hindari pergaulan bebas yang keluar dari norma-norma nilai masyarakat
umumnya. Pergaulan bebas berpotensi menyebabkan permasalahan-permasalahan
kesehatan bagi pelakunya. Penyakit-penyakit seperti ‘Gonorrhea’, ‘Syphilis’
hingga ‘AIDS’, merupakan sebagian contoh dari akibat perbuatan yang tidak
senonoh. Perbuatan tidak senonoh tersebut termasuk mengkonsumsi narkotika
dan obat-obatan terlarang.

Narkotika dan obat-obatan disingkat dengan pengistilahan ‘Narkoba’. Istilah lain


‘Narkoba’ disebut sebagai ‘Napza’ kependekan dari Narkotika, Psikotropika dan
zat adiktif. Istilah narkoba umumnya digunakan oleh para penegak hukum seperti
BNN dan Polisi, istilah Napza umumnya digunakan oleh para praktisi kesehatan.

16 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Narkoba mengacu pada senyawa-senyawa yang pada umumnya mempunyai resiko
candu bagi penggunanya. Narkoba sendiri sebetulnya adalah kelompok senyawa
psikotropika yang biasa digunakan untuk keperluan medis, seperti pembiusan atau
obat-obatan khusus untuk penyakit tertentu. Sebagaian orang menyalahgunakannya
untuk tujuan tertentu, sehingga penggunaannya tidak tepat sasaran dan malah
menentang hukum.

Psikotropika adalah suatu zat alami atau sintetis non narkotika yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf-saraf pusat yang
kemudian dapat menyebabkan perubahan perilaku dan memberi pengaruh terhadap
aktivitas mental, contoh psikotropika: valium, amfetamine, magadon, sedatin,
Rohypnol dll . Zat adiktif adalah suatu bahan alamiah, baik itu sintetis ataupun semi
sintetis yang dapat menggangu sistem saraf pusat, contoh zat adiktif: alkohol yang
mengandung ethanom, karbon, zat pelarut, lem/perekat, ether, thinner, cat, lem
kayu, dan lain-lain (UU no 5 tahun 1997).

Gambar 1.1. Jenis-jenis Narkotika

Nikotin juga sebenarnya termasuk jenis narkoba. Nikotin termasuk zat yang
terkandung dalam rokok yang merupakan zat paling aktif tingkat tiga pada dunia
zat adiktif. Kecanduan dan ketergantungan untuk menghisap rokok merupakan
salah satu akibat dari zat adiktif, tidak heran apabila berhenti merokok menjadi
salah satu ujian yang berat bagi pecandunya. Pecandu nikotin (rokok) yang
berusaha berhenti akan merasa kekurangan asupan, kekurangan ini membuat tubuh

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 17


gelisah, cemas, marah. Nikotin yang dihisap melalui rokok akan masuk kedalam
tubuh hingga sampai ke otak. Nikotin yang dihisap akan melepaskan zat dopamin
yang menyebabkan pengguna merasa senang, suasana hati menjadi baik, dan
menimbulkan rasa puas. Inilah penyebab mengapa pengguna nikotin (perokok) sulit
meninggalkan kebiasaan merokok. Nikotin (rokok) jika terus dikonsumsi akan
berpotensi menimbulkan beragam penyakit seperti: kanker, serangan jantung,
impoten, gangguan kehamilan dan janin.

Menaggulangi penyalahgunaan narkoba yang paling baik tentu melalui


pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain melalui: pencegahan
Primer; Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal narkoba
serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan
narkoba. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara
lain: 1) Penyuluhan tentang bahaya narkoba, 2) Penerangan melalui berbagai media
tentang bahaya narkoba, 3) Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan
bahayanya.

Pencegahan Skunder; Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-
coba menyalahgunakan narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat
membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain: 1) Deteksi dini anak yang
menyalahgunaan narkoba, 2) Konseling, 3) Bimbingan sosial melalui kunjungan
rumah, 4) Penerangan dan pendidikan pengembangan individu (life skills) antara
lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak tekanan orang lain
dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.

Pencegahan Tertier; Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang


menggunakan narkoba dan yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta
komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas korban naroba untuk dapat
menghindari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara

18 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


lain : 1) konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta
kelompok lingkungannya, 2) menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas
pengguna agar mereka tidak terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.

Dampak langsung yang ditimbulkan terhadap pemakain narkoba dikelompokkan


sebagai berikut:
a) Halusinogen, yaitu efek narkoba yang bisa mengakibatkan seseorang menjadi
ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada/tidak
nyata bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu. Contohnya kokain & LSD.
b) Stimulan, yaitu efek narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan
penggunanya lebih bertenaga serta cenderung membuatnya lebih senang dan
gembira untuk sementara waktu.
c) Depresan, yaitu efek narkoba yang dapat menekan sistem saraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya ‘putaw’.
d) Adiktif, yaitu efek narkoba yang dapat menimbulkan kecanduan. Seseorang
yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat
tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif,
karena secara tidak langsung narkoba memutuskan saraf-saraf dalam otak.
Contohnya: ganja, heroin, dan putaw.
e) Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat
laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka
pengguna itu akan overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1) Faktor internal, 2) Faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya
religiulitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat
pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat. Keadaan kondisi individu yang demikian

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 19


rentan untuk menyalahgunakan obat-obatan terlarang ini. Anak atau remaja
dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna
narkoba. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta
pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi


penyalahguna obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas
muncul, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna narkoba, ini
harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan
teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan
seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang
anak yang berasal dari keluarga yang harmonis menjadi penyalahgunaan narkoba.

Tanda awal, gejala dini seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara
lain : kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak
beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh),
mengantuk, agresif, nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba
dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung berair, menguap terus menerus,
diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan,
gigi tidak terawat dan kropos, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian
tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)

Tanda-tanda penyalahgunaan narkoba ketika dirumah, antara lain: membangkang


terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai
melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan
mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota
keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar
terhadap anggota keluarga lainnya disbanding dengan sebelumnya, pola tidur
berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering

20 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong
keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang
mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap
di rumah teman, sering pergi ke klub-klub malam, mall atau pesta, bila ditanya
sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan
mabuk.

Tanda-tanda penyalahgunaan narkoba disekolah, antralain: prestasi belajar di


sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada,
sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam
pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam
istirahat, mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong,
meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan
olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di
rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-
anak yang “tidak beres” di sekolah.

Tips sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari jeratan
narkoba, 1) Selektif dalam pergaulan; Bergaullah dengan teman yang memiliki
perilaku positif; 2) Hindaran keluyuran malam hari; kebiasaan keluyuran malam
hari sangat berpotensi untuk tergoda melakukan kebiasaan buruk, merasa memiliki
waktu bebas tanpa ada yang mengawasi sehingga berani mencoba hal-hal ekstrim
seperti minum alkohol, berjudi, menggunakan narkoba dan sebagainya; 3) Jangan
melawan nasehat yang baik; ketika terbiasa melawan nasehat yang baik, maka akan
berpotensi bagi pelaku kecendrungan memiliki rasa percaya diri untuk melakukan
hal-hal yang tidak baik pula, ini merupakan pintu gerbang untuk terbujuk
melakukan tindakan yang melanggar norma termasuk menggunakan narkoba; 4)
Miliki hobi dan aktivitas positif; penuhi antusiasme dengan menyalurkan hobi yang
positif, contoh berolahraga, menulis, melukis dan sebagainya. Orang yang tidak
memiliki kesibukan lebih mudah untuk diajak melakukan hal negatif termasuk
penggunaan narkoba; 5) Jangan takut kehilangan teman, jika selama ini memiliki

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 21


teman yang cendrung berperilaku tidak terpuji termasuk menyalahgunakan
narkoba, maka tinggalkan saja; 6) Bentengi diri dengan Agama; Mendekatkan diri
dengan Tuhan yang Maha Kuasa akan menjauhkan dari perbuatan terlarang yang
dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Penyalahgunaan narkoba umumnya
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki ketaatan dalam beragama; 7) Ingat masa
depan; Penyalahgunaan narkoba dapat menghancurkan masa depan. Kecanduan
narkoba membuat orang tidak dapat berpikir sehingga tidak dapat berbuat apa-apa,
ini akan menghancurkan masa depan. Kecanduan narkoba membuat orang
cenderung memiliki perilaku kriminal karena ia tidak mungkin dapat belajar,
bersekolah, atau bekerja; 8) Jangan pernah mencoba; Kesalahan terbesar bagi
pengguna narkoba adalah karena ‘pernah mencoba’. Tidak akan pernah menjadi
pecandu narkoba apabila tidak pernah mencoba narkoba; 9) Nikmati kebersamaan
dalam keluarga; Pengguna narkoba seringkali adalah orang yang tidak betah di
rumah sehingga mereka lebih suka berada di luar rumah tanpa tujuan sampai
akhirnya terlibat dalam pergaulan yang salah. Temukan dan lakukan aktivitas
positif di rumah sehingga waktu luang lebih banyak dengan keluarga di rumah dan
bukan di jalanan.

Penyakit menular telah dibahas panjang lebar hingga berkembang kepada


materi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan kebersihan diri, hingga
perilaku hidup tidak senonoh seperti pergaulan seks bebas dan bahaya tentang
penggunaan narkoba, yang intinya semua itu berdampak terhadap jatuhnya
derajat status kesehatan seseorang. Ulasan berikut adalah tentang penyakit tidak
menular. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh
bibit-bibit penyakit yang telah dijelaskan pada konsep penyakit menular.
Penyakit tidak menular, contohnya penyakit-penyakit degeneratif seperti
‘tekanan darah tinggi (hypertension)’, ‘atherosclerosis’, ‘heart attack’ dan
sebagainya. Penyakit lainnya selain digolongkan penyakit degenaratif namun
tidak menular seperti ‘keseleo’, ‘dislokasi’, ‘memar’, ‘luka bakar’, ‘cedera
akibat berolahraga’dan sebagainya.

22 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Tekanan darah tinggi (hypertension) adalah salah satu penyakit degeneratif.
Penyakit ini terjadi karena sistem peredaran darah terganggu akibat pembuluh
darah tidak dapat mengalirkan darah sesuai dengan kepentingannya, mungkin
terjadi karena penyempitan lemak yang menyelimuti pembuluh darah. Tekanan
darah tinggi yang dibiarkan dapat berakibat komplikasi pada kerusakan ginjal
dan sistem syaraf, yang paling berat diantaranya adalah stroke. Stroke
merupakan dampak dari jenis penyakit jantung kedua yang sangat mematikan
di Indonesia, hampir sebanyak dua pertiga penderita mati mendadak. Penyebab
stroke adalah kerusakan dinding arteri di otak akibat pengaruh desakan kuat
tekanan darah dan menimbulkan kebocoran, pecah dan berujung kepada
kematian mendadak.

Atherosclerosis sangat berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah


yang terjadi karena kolesterol yang ada dalam saluran aliran darah yang mulai
menyelimuti dinding dalam arteri, membentuk lempengan atau tanda bahaya
berupa gabungan antara kolesterol, lemak, kalsium, fibrin dan sel bahan sisa.
Jika lempengan terus menerus terbentuk maka lempengan semakin menebal
yang mengakibatkan: Pertama, arteri kehilangan elastisitas sehingga tidak
mampu untuk berkontraksi dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Kedua,
keadaan menjadi lebih gawat, arteri jadi sempit dan sulit. Bahaya selanjutnya
ialah bila lempengan tersebut menyumbat pembuluh darah sehingga pembuluh
darah pecah.

Heart attack, penyakit ini diistilahkan sebagai myocardial infraction dan


merupakan penyakit yang menimbulkan kematian otot jantung. Penyebabnya
adalah obstruksi (hambatan) pada arteri koroner, yaitu penyempitan dan
penyumbatant akibat penumpukan kolesterol, lemak kalsiun dan zat telur.
Kondisi demikian menyebabkan terjadinya kebocoran pada pembuluh arteri
jantung yang tersumbat sehingga berakibat kematian otot jantung.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 23


Mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti ini adalah pemahaman yang
benar-benar disadari akan pentingnya keseimbangan dalam memelihara
kegiatan jasmani, asupan gizi yang memadai, istirahat dan olahraga yang
teratur. Penumpukan lemak yang menyelimuti pembuluh darah dapat
diakibatkan karena penderita tidak berhasil dalam mengontrol berat badan
(obesitas). Obesitas sebenarnya bukan penyakit, namun potensi awal terjadinya
permasalahan penyakit degeneratif umumnya adalah karena obesitas. Latihan
aktivitas fisik dan diet sangat dianjurkan untuk mengontrol berat badan. Latihan
aktivitas fisik yang teratur dan benar memberi kontribusi terhadap pencapaian
status kesehatan yang optimal. Program latihan aktivitas fisik untuk
pengendalian berat badan sebenarnya cukup banyak, paling tidak untuk
penguatan materi latihan aktivitas fisik sederhana dapat mengacu pada link
berikut https://youtu.be/FHS7sjEzFwY pedoman mengenai jenis latihan aktivitas
fisik atau olahraga apa yang cepat untuk upaya penurunan berat badan mengacu
kepada link berikut https://youtu.be/7yuH9jrCRMQ

Latihan aktivitas fisik aerobik yang teratur dapat menurunkan beban berat
pemompaan darah dari jantung terutama pada resistensi peripheral, sehingga
tekanan darah akan cenderung menurun menjadi normal. Latihan aktivitas fisik
aerobik yang disertai diet tepat akan banyak membantu menurunkan berat
badan, terutama karena latihan tersebut dapat menyebarkan sejumlah kalori
dengan pembentukan otot yang teratur sehingga membentuk pertumbuhan
tubuh yang serasi. Berat badan akan menjadi terkendali sesuai dengan
pertumbuhan tubuh menurut usia dan tinggi badan yang dimiliki.

Pengaruh latihan fisik terhadap faktor kesehatan lainnya adalah nampak pada
pembinaan mental yaitu pembentukan disiplin untuk makan yang teratur,
latihan teratur, serta membuang kebiasaan yang menghambat pembentukan
hidup sehat. Merokok, kegemukan dapat diturunkan karena disiplin berlatih
yang memerlukan waktu makan teratur, sebaliknya mereka yang tidak memiliki

24 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


nafsu makan dapat meningkatkannya dengan rajin mengikuti aturan latihan
aktivitas fisik dengan baik.

Manfaat latihan aktivitas fisik yang tepat, selain berdampak positif pada aspek
fisiologi ternyata berdampak juga pada aspek psikologi, seperti:
a) Menimbulkan rasa segar dan enak dalam diri.
b) Menimbulkan rasa tenang dan relax terhadap otot.
c) Mengurangi rasa tertekan (mental depression), terutama jogging teratur
sebanyak 3 kali seminggu selama ½ jam.
d) Menimbulkan enak tidur.
e) Meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lelah.
f) Penampilan yang serasi, karena tubuh yang kekar dan tidak berlemak.
g) Meningkatkan rasa percaya diri, cerah dan meningkatkan daya seksual.
h) Meningkatkan motivasi kebiasaan hidup sehat, meliputi kebiasaan makan
teratur, dan tidak mau merokok dan minum alkohol.
i) Meningkatkan rasa persaudaraan dengan teman-teman berlatih.
j) Meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, dan mengurangi
kemalasan kerja.
k) Menghambat kelemahan fisik, seperti rasa lemah, kurang gairah dan tidak
luwes. Wajah cerah dan nampak muda, terutama bagi usia tua

Asupan makanan, istirahat yang teratur juga unsur yang sangat diperlukan
dalam meningkatkan status kesehatan selain dari latihan aktivitas fisik.
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi pertumbuhan seseorang. Asupan
makanan yang dikonsumsi harus mengandung bahan atau zat yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, makanan yang demikian disebut
makanan bergizi. Makanan bergizi ialah makanan yang mengandung unsur
yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Jenis makanan yang
membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh meliputi unsur sebagai
berikut:

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 25


a) Jenis zat pembangun berupa protein, mineral dan air dapat diproleh dalam
berbagai jenis makanan, antara lain tumbuh-tumbuhan, daging hewan, ikan,
telur, sayuran dan buah-buahan serta beberapa jenis makanan olahan.
b) Jenis zat pemberi tenaga berupa hidrat arang, lemak dan protein yang dapat
diperoleh dari berbagai daging hewan, tumbuhan seperti kacang-kacangan,
beras, ubi-ubian, ikan, telur dan berbagai makanan olahan manusia lainnya.
c) Jenis zat pengatur faal tubuh berupa vitamin, mineral protein dan air yang
dapat diperoleh dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, daging, buah-
buahan, obat atau vitamin buatan.

Kekeliruan tentang makanan timbul di kalangan masyarakat, beberapa


kelompok masyarakat melihat makanan sebagai suatu hal yang harus dipenuhi
sebanyak-banyaknya, dan timbul masalah berlebihan. Kelompok masyarakat
lain kebalikannya, melihat makanan hanya sebagian tertentu saja, makanan lain
dianggap tidak bermanfaat atau merusak tubuh, sehingga timbul akibat yang
merugikan kesehatan karena kekurangan gizi.

Asupan makanan yang dikonsumsi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan


kerja sehari-hari. Setiap orang tentu berbeda menurut jenis kelamin, usia dan
aktivitasnya. Seorang ibu yang sedang hamil tentu memerlukan makanan
karbohidrat dan protein yang lebih banyak untuk tenaga dan pembentukan
kekuatan tubuhnya. Semua itu memerlukan pengaturan, dan memerlukan
perubahan perilaku.

Kekurangan gizi merupakan masalah berat bagi pemecahannya, karena


utamanya memerlukan waktu lama dan biaya yang banyak. Penyakit akibat
kekurangan gizi ada dua, 1) Kekurangan vitamin tertentu, 2) Kekurangan kalori
protein (KKP) atau disebut Protein Calori Malnutrition. Kekurangan beberapa
jenis vitamin tertentu memberi pengaruh tidak baik terhadap keadaan kesehatan
penderita, terutama pertumbuhan tubuhnya mudah mendapat gangguan
penyakit. Ini karena penderita kurang memiliki daya tahan tubuh. Penyakit

26 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


akibat kekurangan vitamin pada manusia khususnya pada anak usia muda, yaitu
balita dan usia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun, diantaranya dipaparkan sebagai
berikut.

Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, berupa


xeroptalmia dan keratomalacia. Keduanya banyak di derita oleh anak usia
balita. Xeropthalmia merupakan penyakit mata kelanjutan dari penyakit rabun
senja (hemeralopie). Pada tingkat xeropthalmia bagian kiri dan kanan bola mata
terdapat noda putih yang mengkilat seperti sisik ikan yang disebut bitot.
Penyakit ini masih dapat disembuhkan tanpa cacat, kecuali sudah berat dapat
terjadi luka-luka pada kornea sehingga akhirnya hancur. Bila hal itu terjadi
maka penyakit disebut keratomalacia. Gangguan lain sebagai akibat
kekurangan vitamin A adalah perubahan pada jaringan ephitel, menjadi keras
karena sel-sel tanduk. Akibat lain penderita mudah mendapat penyakit saluran
pernafasan atau saluran pencernaan.

Kekurangan vitamin D dapat menimbulkan racthitis berupa kelainan


pertumbuhan tulang menjadi bengkok, dan pertumbuhan gigi terlambat.
Kekurangan vitamin lain seperti vitamin E, K, C, banyak menimbulkan
hambatan pertumbuhan tubuh terutama untuk vitamin E yang banyak terdapat
pada kecambah dan biji-bijian yang dapat menimbulkan kemandulan.
Kekurangan vitamin K (mendadione) yang banyak terdapat pada daging, hati,
sayur hijau, kekurangan vitamin ini mengakibatkan ganguan pembekuan darah
karena produksi protombine dalam hati terganggu.

Kekurangan vitamin B berakibat kepada kesulitan dalam pencernaan dan


pembengkakan pada tungkai bawah kaki yang disebut beri-beri, dan bila
dibiarkan dapat menimbulkan kelainan jantung. Sumber vitamin ini cukup
banyak dalam sayuran, dan biji-bijian termasuk beras. Kekurangan vitamin C
dikenal dengan kekurangan asam ascorbic yang banyak menggangu

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 27


pertumbuhan gigi atau geraham yang disebut penyakit ascorbut dengan tanda
sariawan. Sumber vitamin ini banyak terdapat pada buah-buahan.

Kekurangan mineral kalsium, fosfor dan zat besi juga merupakan masalah bagi
pertumbuhan tubuh terutama pada pembentukan tulang. Kekurangan kalsium
dan fosfor dapat mengakibatkan kerusakan gigi pada anak, osteoporosis dan
osteomalacia pada orang dewasa (tulang rapuh dan lemah). Kekurangan zat
besi menyebabkan anemia, sedang yodium mempunyai peran yang penting bagi
pembentukan hormon thyroid yang mengatur metabolisme basal yaitu
gondokan.

Asupan makanan bergizi, latihan fisik yang teratur, diikuti pola istirahat yang tepat
akan mendekatkan diri kepada tingkat status kesehatan yang optimal. Ini mengacu
kepada 4 pilar pola hidup sehat, lebih jelasnya silahkan buka link berikut
https://youtu.be/SH3AJ91ZlXQ Kehidupan dalam keseharaian harus dijalani dalam
keadaan berimbang. Istirahat juga merupakan cara yang harus diupayakan
seseorang untuk mencapai status kesehatan yang optimal. Istirahat yang dimaksud
disini adalah tidur. Aktivitas tidur dibutuhkan oleh setiap orang, berapa lama waktu
tidur yang dibutuhkan dimaksud silahkan buka link berikut
https://youtu.be/e_bOsJCVyfs

Makna dari hakikat kesehatan adalah kesejahteraan fisik, rohani, mental, sosial dan
bukan sekedar bebas dari segala macam penyakit, cacat dan kelemahan.
Keseharaian semua orang akan menjalani beragam aktivitas. Ragam aktivitas yang
dilakukan memiliki potensi untuk mengalami kecelakaan/cedera. Faktor penjamu
permasalahan kecelakaan adalah manusia, atau orang yang terlibat dalam suatu
hubungan ketergantungan dengan faktor-faktor lain dan menimbulkan bahaya bagi
orang dan lingkungannya. Jenis kecelakaan merupakan akibat ketidak seimbangan
hubungan ketergantungan manusia sebagai penderita dengan faktor lingkungannya.
Tabrakan dalam kecelakaan berkenderaan misalnya, ini terjadi karena adanya
ketidak seimbangan hubungan, saling ketergantungan antara pengendara dan

28 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


kendaraan (mobil, motor) dan jalan sebagai lingkungan tempat terjadinya tabrakan.
Kejadian demikian sama halnya dengan aktivitas berolahraga, yaitu memiliki
peluang/potensi untuk terjadinya kecelakaan/cedera. Silahkan buka link berikut
https://youtu.be/dh44c3bhfu0 . Link tersebut merupakan tips untuk penanganan
cedera dalam berolahraga, harapannya guru PJOK memiliki pemahaman dan
keterampilan tentang ini, dan ini hanya salah satu bagian referensi yang dapat
dijadikan petunjuk jika terjadi kepada peserta didiknya.

Guru PJOK dalam mengajar materi ‘pendidik kesehatan’ harus memahami dan
menguasai cara, metode mengajar yang tepat bagi peserta didiknya. Guru harus
berkomunikasi dengan baik, efektif, dan menarik dalam bahasa yang mudah
dipahami, serta didukung oleh penampilan yang sungguh-sungguh. Guru PJOK
yang mengajarkan materi ‘pendidik kesehatan’ harus menjadikan dirinya
sebagai fasilitator, katalis, promotor, bahkan sebagai generator. Guru sebagai
fasilitator harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk berbuat sesuatu
yang baik bagi kesehatannya. Guru harus memiliki kemampuan untuk memberi
bantuan kepada peserta didik terkait dengan masalah kesehatan tanpa pamrih.

Guru sebagai katalis harus memiliki kemampuan dalam mengupayakan


terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup sehat bagi peserta didiknya. Guru
tidak boleh ragu untuk membawa dan menghubungkan kebutuhan peserta didik
dalam memecahkan masalah kesehatan kepada narasumber yang lebih tepat.
Guru berperanan sebagai pemandu terhadap kebutuhan peserta didiknya.

Guru sebagai promotor harus memiliki kemampuan mengenalkan bermacam


cara yang baik dan tepat untuk memelihara kesehatan meliputi cara-cara
pengobatan, maupun pencegahan. Guru sebagai promotor harus banyak
berhubungan dengan orang-orang atau sasaran yang dianggap sangat
memerlukan bantuan, apalagi jika di daerah tempat bertugas tidak banyak
ditemukan sumber atau tempat pelayanan kesehatan yang memadai. Guru harus
banyak berhubungan dengan para tokoh masyarakat maupun tokoh-tokoh

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 29


formal yang berkecimpung dibidang pelayanan kesehatan, ini akan menjadi
pembendaharaan sehingg apa yang dibicarakan atau yang dipaparkannya selalu
sesuai dengan tujuan dan isi yang harus dikemukakan kepada peserta didiknya.
Guru sebagai generator harus mampu menggugah peserta didiknya agar mau
menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat. Tentu ini harus
disesuaikan dengan keadaan, waktu dan tempat dimana ia bertugas.
Kesungguhan dalam melakukan ini merupakan kunci keberhasilannya sebagai
generator. Guru harus dapat menunjukkan kepada peserta didiknya hal yang
benar-benar penting dan diperlukan, sebab bisa saja peserta didik tidak
mengenal masalah yang harus dipecahkan, atau sama sekali tidak berani
bertindak terkait apa yang berguna dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kesehatannya.

5. Tugas Terstruktur/ Latihan


1) Anda menyadari bahwa dikelas tempat anda mengajar ada peserta didik yang
sudah mulai mencoba-coba merokok. Bagaimana pendapat anda tentang hal
ini, bagaimana cara anda dalam mendesain skenario pembelajaran terkait
tentang materi bahaya rokok yang benar-benar dapat menggugah peserta
didik dimaksud, seperti apa media ajar yang akan anda gunakan?

2) Anda pelajari, cari tahu seperti apa hukum pidana terkait penggunaan
narkoba, kemudian desainlah skenario pembelajaran tentang materi ini yang
orientasinya membuat peserta didik anda mudah mengingat hukuman yang
dimaksud seperti apa, kemudian peserta didik anda tersadarkan tentang delik
jerat hukum yang berlaku terkait dengan menggunakan, memiliki,
memproduksi, mendistribusikan jenis-jenis narkoba dimaksud.

3) Mengajar materi kesehatan tidak terlepas kaitannya dengan perilaku yang


dimiliki peserta didik. Ini kerap hubungannya dengan latar belakang
kebiasaan, sosial, budaya dan ekonomi keluarga atau orang-orang sekitar
lingkungan peserta didik. Perbedaan status tersebut membuat peserta

30 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


didik mengatakan “ya”, atau “setuju” untuk membiasakan hidup sehat
ketika disekolah, setelah kembali kerumahnya, ucapan itu menjadi
terbalik “ya” sama dengan “tidak” dan setuju sama dengan “tidak setuju”.
Ini merupakan pelik-pelik masalah dalam pendidikan kesehatan.
Bagaimana pendapat anda tentang hal ini, bagaimana cara anda
menerapkan peran sebagai seorang guru sehingga pelik-pelik yang
demikian tidak akan terjadi.

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Materi kesehatan merupakan bagian dari isi pelajaran PJOK. Keberhasilan
penyampaian materi Pendidikan Kesehatan dipengaruhi oleh peran dan fungsi
guru. Peran guru sebagai pengajar materi Pendidikan Kesehatan harus
memiliki pengetahuan, sikap, dan perbuatan yang berhubungan dengan cara
hidup sehat. Ini harus dimiliki, karena dalam menerapkan kebiasaan hidup
sehat sudah seharusnya didahului oleh gurunya terlebih dahulu. Konsep
sehat yang dibicarakan, cara hidup sehat yang diajarkan harus sesuai
dengan perilaku guru, karena guru merupakan panutan bagi peserta
didiknya. Funsi guru dalam mengajarkan Pendidikan Kesehatan adalah
sebagai fasilitator, katalis, promotor, bahkan sebagai generator. Guru
sebagai fasilitator harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk
berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatannya. Guru sebagai katalis harus
memiliki kemampuan untuk mengupayakan kebiasaan hidup sehat bagi
peserta didiknya. Guru sebagai promotor harus memiliki kemampuan
mengenalkan bermacam cara yang tepat untuk memelihara kesehatan. Guru
sebagai generator harus mampu mengajak peserta didik untuk mau
menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat.

Materi Pendidikan Kesehatan pada pelajaran PJOK meliputi konsep


tentang, 1) Kebersihan, kualitas kesehatan pribadi berbanding lurus dengan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 31


kualitas kebersihan orang bersangkutan; 2) Jenis Penyakit, jenis penyakit yang
diderita manusia ada dua, penyakit menular dan tidak menular. Keduanya
memberi berpengaruh terhadap jatuhnya nilai status kesehatan; 3) Perilaku,
Pendidikan Kesehatan hakikat tujuannya adalah merubah perilaku peserta
didik, sehingga dapat bertanggung jawab terhadap dirinya, tidak terjerat kepada
perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh terhindar dari penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh pergaulan seks bebas, merokok, serta penggunaan narkoba; 4)
Konsep tentang makanan bergizi, asupan makanan bergizi, latihan fisik yang
teratur, diikuti pola istirahat yang tepat akan mendekatkan diri kepada tingkat
status kesehatan yang optimal; 5) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K),
semua orang pasti melakukan beragam aktivitas, dan ragam aktivitas yang
dilakukan memiliki potensi untuk terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
cedera, sama halnya dengan aktifitas berolahraga, guru PJOK harus memiliki
pemahaman dan keterampilan dalam penanganan cedera bilamana hal tersebut
terjadi kepada peserta didiknya.

2. Tes Formatif

1) Materi kesehatan dalam pembelajaran PJOK pada dasarnya merupakan


usaha yang dilakukan untuk menanam pola hidup sehat dan
meningkatkan…
A. Kualitas pemahaman nilai kesehatan bagi peserta didik.
B. Gaya hidup sehat dikalangan peserta didik.
C. Derajat kesehatan peserta didik.
D. Kesadaran untuk berperilaku hidup sehat.
E. Kualitas hidup peserta didik.

2) Faktor utama terjadinya pergaulan bebas karena lingkungan masyarakat


modern, adalah....
A. Teknologi informasi yang tidak digunakan secara baik
B. Keadaan keluarga yang tidak stabil (broken home)
C. Orang tua yang kurang memperhatikan

32 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


D. Kurang berhati-hati dalam berteman
E. Kurang kesadaran diri terhadap dampak pergaulan bebas

3) Dampak pergaulan seks bebas menyebabkan kemungkinan terserang


Penyakit Menular. Pernyataan berikut yang tidak sesuai adalah:
A. Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS terjadi karena perilaku yang
melanggar norma agama dan Masyarakat.
B. Sipilis merupakan jenis Penyakit Menular Seksual.
C. Penderita penyakit HIV/AIDS dan PMS harus dijauhi.
D. Seks bebas bukan satu-satunya media penyebaran HIV.
E. HIV adalah penyakit yang menular jika berdekatan dengan
pengidapnya.

4) Cairan yang bias menularkan HIV ke dalam tubuh orang lain kecuali …
A. Urine.
B. Darah.
C. Sperma.
D. Air susu ibu.
E. Cairan vagina

5) Ganja, Heroin, Opium adalah narkoba yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak digunakan untuk terapi.
Oleh karenanya, siapapun yang menggunakannya, memiliki,
memproduksi, mendsitribusikan apalagi mengedarkan jenis narkoba ini
akan dikenakan pidana sesuai hukum yang berlaku. Tiga jenis zat ini
termasuk narkoba golongan...
A. Golongan I.
B. Golongan II.
C. Golongan III.
D. Golongan IV.
E. Golongan V.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 33


6) Zat yang berkhasiat psikoaktif yang berpengaruh terhadap susunan syaraf
pusat dan aktivitas mental disebut …
A. Napza.
B. Heroin.
C. Kokain.
D. Narkotika.
E. Psikotropika.

7) Makanan atau minuman yang sehat tidak memiliki ciri seperti berikut…
A. Minuman berwarna dan berbau.
B. Mengandung Gizi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
C. Minuman tidak berwarna dan makanan tidak dihinggapi lalat
D. Buah yang segar setelah dibersihkan.
E. Air yang dipanaskan sebelum diminum.

8) Karbohidrat selain sebagai sumber tenaga juga berfungsi untuk…


A. Mempertahankan suhu tubuh.
B. Membentuk zat kekebalan tubuh.
C. Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
D. Membantu percepatan pembentukan sel baru.
E. Membantu percepatan pembentukan hemoglobin dalam darah.

9) Zat pembangun dan juga sebagai zat pengatur dalam tubuh merupakan
fungsi
A. Air..
B. Lemak.
C. Protein hewani.
D. Karbon.
E. Karbohidrat.

10) Prinsip dan tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan, kecuali…
A. Menunjang penyembuhan

34 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


B. Mengurangi cacat dan penderitaan
C. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
D. Memberikan pertolongan dan pengobatan yang sempurna
E. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)

KUNCI JAWABAN :

1. D
2. E
3. E
4. A
5. A
6. E
7. A
8. A
9. A
10. D

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekatri, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hardianto, Wibowo. 1995. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera


Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2013/05/07/KAPUSLITDATIN.
Perkembangan Ancaman Bahaya Narkoba di Indonesia
diakses tanggal 18 September 2019.

Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan


saat gawat dan darurat medis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Edisi 1


Jakarta: Rineka Cipta.

PUSDATIN. 2016. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 35


KEGIATAN BELAJAR 2:

ANATOMI MANUSIA DAN FISIOLOGI OLAHRAGA DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Anatomi manusia dan fisiologi olahraga sangat berperan dalam proses
pembelajaran jasmani. Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
yang menyusun tubuh manusia, mulai dari struktur yang terkecil sampai yang
terbesar. Olahraga tidak hanya sekedar menggerakkan anggota tubuh tetapi segala
bentuk kegiatan olahraga mempunyai fungsi masing-masing. Misalnya, dalam
penerapan lari dalam atletik sangat diperlukan kekuatan otot kaki. Tentunya hal ini
membutuhkan ilmu anatomi. Begitu juga ketika melakukan olahraga, terjadi
perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh. Perubahan pada organ-organ tubuh
ini bisa terjadi karena akibat pengaruh dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh.

Adapun kegiatan belajar pada modul ini adalah membahas tentang anatomi dan
fisiologi olahraga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Banyak sekali
cakupan dalam Anatomi tubuh manusia, yang sering kita kenal adalah susunan
tulang, sendi, serta arah pergerakannya. Padahal dalam cakupan yang luas anatomi
manusia meliputi sistem alat gerak, sistem saraf, sistem indera, sistem pernafasan,
sistem pencernaan, system peredaran darah, system ekskresi, serta system
reproduksi.

Fisiologi tidak dapat dipisahkan dari anatomi, oleh karena itu untuk mempelajarai
dan memahami tubuh manusia, kita harus mempelajari struktur dan fungsi secara
bersama-sama, sehingga kita akan dapat melihat bagaimana setiap struktur tubuh
telah tercipta untuk suatu fungsi tertentu.

36 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


2. Relevansi

Pembelajaran pendidikan jasmani erat kaitannya dengan aktifitas fisik. Aktivitas


fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot – otot yang mengakibatkan
pengeluaran energi. Aktivitas-aktivitas manusia memerlukan energi yang besarnya
tergantung pada besar dari beban kegiatan yang dilakukan dan kemampuan fisik
dari masing-masing individu. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja,
tidur, dan pada waktu senggang. Aktivitas fisik merupakan kerja fisik yang
menyangkut sistem lokomotor tubuh yang ditujukan dalam menjalankan aktivitas
hidup sehari-harinya, jika suatu aktivitas fisik memiliki tujuan tertentu dan
dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan
waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain disebut
latihan. Berdasarkan hal tersebut maka guru pendidikan jasmani sangat penting
mempelajari anatomi dan fisiologi olahraga untuk menerapkannya dalam
pembelajaran pendidikan jasmani.

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dan anatomi
sistematis yang merupakan cabang dari ilmu anatomi yang lebih spesifik
mempelajari system pertulangan, otot, sendi, peredaran darah, persarafan, selaput
pembungkus tubuh manusia (kulit), pencernaan, pernafasan, pembuangan dan
sistem reproduksi manusia pada sistem kelenjar pada tubuh manusia.
Bagi seorang pendidik pendidikan jasmani, hal-hal tersebut patut diketahui dan
dipahami untuk kelancaran mengajar, seorang guru harus memahami kondisi fisik
murid-muridnya agar dapat memberi porsi olahraga yang sesuai untuk muridnya
tersebut. Hal ini juga sejalan dengan tujuan pembelajaran jasmani yaitu untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani,
psikomotorik, kognitif dan afektif pada siswa.

Dilihat dari sisi fisiologi, aktivitas fisik berupa olahraga menimbulkan perubahan
terhadap organ-organ tubuh manusia. Perubahan yang terjadi misalnya terjadi
efesiensi kerja jantung, peningkatan elastisitas pembuluh darah, peningkatan
kapasitas paru-paru, meningkatnya kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot, dll.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 37


Perlunya pemahaman lebih jauh tentang ilmu anatomi dan fisiologi olahraga,
karena penulis hanya menyampaikan secara garis besar mengenai bagaimana
terjadinya gerakan dan perubahan fungsi organ-organ tubuh akibat adanya aktivitas
fisik berupa olahraga, sehingga dapat membuat aktivitas pembelajaran pendidikan
jasmani sesuai dengan prinsip pendidikan jasmani.

3. Petunjuk Belajar
Agar saudara dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca secara seksama dan
menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh tutor. Selain itu, saudara juga
diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi
sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Dalam
memahami pengetahuan dan penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk
membaca dengan cermat dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang
disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang
dirancang dalam modul ini. Artinya, saudara mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam setiap
pembahasan.

Pada bagian lain dari modul saudara juga diminta untuk harus mengerjakan
berbagai tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus
didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian diperkaya
dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya. Terakhir di setiap akhir
kegiatan pembelajaran saudara harus mengerjakan evaluasi (tes formatif) dan di
akhir modul melakukan evaluasi akhir (tes akhir/sumatif) sehingga secara mandiri
saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang disajikan. Pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut,
akan tetapi saudara tidak diperkenankan melihat dan membacanya sebelum soal
evaluasi diselesaikan.

38 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


B. INTI

1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


1) Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar ilmu anatomi manusia
dengan ilmu kecabangannya yang berhubungan dengan pembelajaran
pendidikan jasmani.
2) Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar fisiologi olahraga dalam
pembelajaran pendidikan jasmani sehingga aktivitas fisik yang dilakukan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Materi Pokok
1) Tinjauan Anatomi Struktur Tubuh
2) Aplikasi Fisiologi Olah Raga dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

3. Uraian Materi

1. Tinjauan Anatomi Struktur Tubuh


Anatomi merupakan ilmu dasar yang mendasari ilmu-ilmu kesehatan. Istilah
anatomi berasal dari bahasa latin yaitu Ana yang berarti menjadi dua sama besar
dan tomo yang berarti memotong. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang
struktur tubuh dan bagian-bagiannya serta hubungannya antar bagian tubuh. Ilmu
anatomi dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu anatomi makroskopik (gross
anatomy) dan anatomi mikroskopik. Anatomi makroskopik mempelajari struktur
tubuh tanpa menggunakan alat mikroskop tetapi dengan menggunakan mata
telanjang, misalnya melakukan pengamatan, observasi dan pemeriksaan fisik,
sedangkan anatomi mikroskopik mempelajari struktur tubuh dengan menggunakan
mikroskop misalnya mempelajari tentang sel dan jaringan.

a. Cabang Ilmu Anatomi

Ada beberapa cabang ilmu dalam anatomi, yaitu:

- Sitologi : ilmu tentang sel


- Miologi : ilmu tentang otot

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 39


- Osteologi : ilmu tentang tulang
- Arthrologi : ilmu pengetahuan tentang sendi
- Splankhologi : ilmu pengetahuan tentang organ visera (organ
dalam)
- Neurologi : ilmu tentang saraf
- Histologi : ilmu tentang jaringan
- Artrologi : ilmu tentang persendian dan persambungan
- Hematologi : ilmu tentang darah
- Kardiologi : ilmu tentang jantung

b. Sikap Anatomi
Sikap anatomi adalah suatu sikap dimana badan berdiri tegak, kepala tegak, mata
memandang lurus ke depan, kedua anggota gerak lurus ke bawah berada di samping
badan dengan telapak tangan menghadap kedepan, kedua anggota gerak bawah
lurus dan sejajar, kedua kaki sejajar dan rapat.

Gambar 2.1 Posisi Anatomi

40 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


b. Istilah-Istilah Anatomi
❖ Istilah yang berhubungan dengan posisi

Medialis : lebih mendekati ketengah badan


Lateralis : lebih menjauhi garis tengah badan
Anterior : lebih kedepan, misalnya hidung lebih didepan
dari telinga
Posterior : lebih kebelakang, contohnya tulang belakang
berada lebih kebelakang dari tulang dada
Superior : lebih ke atas, misalnya hidung lebih ke atas
dari pada mulut
Inferior : lebih kebawah, misalnya dahi lebih ke bawah
dari mulut
Distal : lebih ke ujung
Distal : lebih ke ujung
Proksimal : lebih ke pangkal
Superficial : setiap bagian yang dekat dengan permukaan
tubuh
Profunda : bagian yang terletak di dalam tubuh atau
bagian yang dekat dengan permukaan tubuh

Gambar 2.2 Posisi pada tubuh manusia

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 41


Gambar 2.3. Bidang dan sumbu tubuh manusia

❖ Istilah yang berhubungan dengan pergerakan


Fleksi : membengkokkan/ melipat sendi
Ekstensi : meluruskan kembali sendi
Abduksi : gerakan menjauhi badan/ tubuh
Adduksi : gerakan mendekati tubuh
Rotasi : gerakan memutar sendi
Sirkumduksi : gerakan gabungan dari fleksi, ekstensi, abduksi dan
adduksi
Pronasi : gerakan menelungkupkan tangan
Supinasi : gerakan menengadahkan tangan
Elevasi : gerakan mengangkat
Depresi : gerakan menurunkan
Inversi : gerakan kaki menghadap kearah medial
Eversi : gerakan kaki menghadap lateral

42 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Gambar 2.4. Arah gerakan pada tubuh manusia

❖ Rongga Tubuh

Ruang dalam bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau visera internal.
Ada dua rongga utama yang terletak dalam bagian aksial tubuh yaitu rongga
dorsal dan rongga ventral.
1. Rongga tubuh dorsal, terletak dibagian posterior (dorsal) dan terbagi
menjadi rongga kranial dan rongga spinal
a. Rongga kranial, dikelilingi oleh tulang dan berisi otak
b. Rongga spinal, terbentuk dari susunan tulang belakang serta berisi
medulla spinalis
2. Rongga tubuh ventral, terletak dibagian anterior dan terbagi menjadi
rongga thoraks dan rongga abdomen yang dipisahkan diafragma.
a. Rongga thoraks adalah rongga dada yang terbagi menjadi rongga
pleural kanan dan kiri serta mediastinum
b. Rongga abdominopelvis berisi visera abdomen dan bidang pelvis
c. Rongga kecil tambahan dibagian kepala yang meliputi rongga oral,
rongga nasal, rongga telinga tengah dan rongga orbital untuk mata.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 43


Gambar 2.5. Rongga tubuh pada manusia

❖ Regio Abdomen Pelvis

Terdapat Sembilan regio yang digunakan dalam ilmu anatomi untuk


memfasilitasi rujukan struktur tubuh dan organ-organ internal lain. Regio
tersebut antara lain adalah:
1. Regio umbilikal, yang terletak pada pusat abdomen
2. Regio epigastrium, yang berada dibagian superior dari regio umbilikus
3. Regio hipogastrium, yang berada dibagian inferior regio umbilikus
4. Regio hipokondrium, kanan dan kiri yang berposisi lateral terhadap
regio epigastrium
5. Regio lumbal kanan dan kiri, yang terletak lateral terhadap regio
umbilikus
6. Regio inguinalis kanan dan kiri yang terletak lateral dari regio
hipogastrium

44 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Gambar 2.6. Regio pada tubuh manusia
2. OSTEOLOGI
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari struktur–struktur tulang manusia. Tulang
sebagai suatu jaringan terdiri dari sel tulang osteosit, substansi dasar, serabut
kolagen, substansi semen dan bermacam – macam garam. Substansi dasar dan
serabut – serabut kolagen membentuk substansi intersellular, osteoid.

Fungsi umum rangka/tulang adalah:


• Member bentuk pada tubuh, seseorang terlihat tinggi atau pendek karena
penyusun rangkanya.
• Melindungi organ atau jaringan vital yang ada di dalamnya.
• Menyangga berat badan. Tulang-tulang aksial yang membentuk poros tubuh
berfungsi menyanggah berat badan misalnya tulang leher, tulang vertebra dan
tulang pelvis.
• Tempat melekatnya otot yaitu otot-otot lurik atau otot rangka.
• Membantu pergerakan. Adanya persendian dan kerjasama dengan otot serta
sistem saraf memungkinkan tulang dapat bergerak.
• Hemopoiesis. Sumsum tulang belakang pada orang dewasa dapat
menghasilkan sel-sel darah putih, sel darah merah dan platelet. Pada anak-

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 45


anak, fungsi sumsum tulang belakang ini digantikan oleh organ limpa sampai
sumsum tulang belakang menjadi matang.
• Menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfat.

Selama masa pertumbuhan (khususnya masa remaja) anak laki-laki dan perempuan
dengan cepat memperoleh kepadatan mineral tulang. Hal ini sangat penting karena
jika seseorang mengalami peningkatan massa tulang yang maksimal pada masa
pertumbuhannya maka akan mengurangi kehilangan massa tulang di hari tuanya
(osteoporosis). Contoh aktivitas fisik yang berkaitan dengan peningkatan massa
tulang adalah melompat, menari, aerobik, senam, bola voli, bola tangan, olahraga
raket, sepak bola dan bersepeda gunung.

3. ARTHROLOGI
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari persendian. Di dalam tubuh kita tulang
dapat saling berhubungan. Hubungan antar tulang yang satu dengan yang lainnya
disebut artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak dengan mudah maka
diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari
kartilago yang berada di daerah sendi. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi:
1. Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa
2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago
3. Persendian synovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya.

Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1. Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah
diantara sendinya dan dihubungkan oleh jarngan ikat yang keras. Sendi
sinartrosis ini dapat dibagi dalam 2 tipe :

46 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


• Suture, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan
parietal

Gambar 2.7. Sutura Sagital dan parietal


• Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan
diafisis pada tulang panjang anak
2. Amfiartrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit karena dihubungkan oleh
kartilago (tulang rawan). Amfiartrosis juga terbagi atas 2 tipe :
• Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan. Contoh : simpisis pubis
• Sindemosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan
dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang
yang bersisihan seperti radius dan ulna, tibia dan fibula
3. Diartrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas karena hubungan antar tulang
di kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan. Contoh hubungan
antartulang yang bersifat diartrosis adalah:
a. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan ke satu
arah.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 47


Gambar 2.8. Sendi Engsel

b. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu


sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti
dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada
dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada
ibu jari.

Gambar 2.9. Sendi Pelana


c. Sendi putar

Gambar 2.10. Sendi Putar

48 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


d. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur
antara satu tulang dengan tulang yang lainnya

Gambar 2.11. Sendi Peluru

e. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan


kedua arah di sudut kanan setiap tulang.

4. NEUROLOGI
Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi
yang berbeda saling mempengaruhi. Satu fungsi saraf terganggu secara fisiologi
akan berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain. Sistem saraf dikelompokkan
menjadi dua bagian besar yaitu susunan saraf pusat/central nervous system (CNS)
dan susunan saraf perifer/peripheral nervous system (PNS). Susunan saraf pusat
terdiri dari otak dan medulla spinalis, sedangkan saraf perifer terdiri atas saraf-saraf
yang keluar dari otak (12 pasang) dan saraf-saraf yang keluar dari medulla spinalis
(31 pasang).

Menurut fungsinya saraf perifer dibagi atas saraf afferent (sensorik) dan efferent
(motorik). Saraf afferent (sensorik) menghantarkan informasi dari reseptor-
reseptor khusus yang berada pada organ permukaan atau bagian dalam ke otak.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 49


Saraf efferent (motorik) menyampaikan informasi dari otak dan medulla spinalis ke
organ-organ tubuh seperti otot rangka, otot jantung, otot-otot bagian dalam dan
kelenjar-kelenjar. Saraf motorik memiliki dua subdivisi yaitu devisi somatik dan
devisi otonomik. Devisi somatik (volunter) berperan dalam interaksi antara tubuh
dengan lingkungan luar. Serabut saraf berada pada otot rangka. Devisi otonomik
(involunter) mengendalikan seluruh respons involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur yaitu
saraf simpatis yang berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis dan
saraf parsimpatis yang berasal dari area otak dan sakral pada medulla spinalis.

1) Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam
rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Berat otak
orang dewasa kira-kira 1400 gram.

b. Perkembangan Otak
Otak terletak dalam rongga kranium berkembang dari semua tabung yang
mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal.
a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, talamus serta
hipotalamus. Fungsi menerima dan mengintegrasikan informasi
mengenai kesadaran dan emosi
b. Otak tengah, mengkoordinir otot yang berhubungan dengan
penglihatan dan pendengaran. Otak ini menjadi tegmentum, krus
serebrium, korpus kuadrigeminus
c. Otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun
dari lapisan fiber (beserat) dan termasu sel yang terlibat dalam
pengontrolan pernafasan.
Otak belakang ini menjadi:
1. Pons vorali, membantu meneruskan informasi

50 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


2. Medula oblongata, mengendalikan fungsi otomatis organ dalam
(internal)
3. Serebelum, mengkoordinasikan pergerakan dasar
c. Pelindung Otak
Otak dilindungi oleh:
- Kulit kepala dan rambut
- Tulang tengkorak dan columna vertebral
- Meningen (selaput otak)
d. Bagian-bagian Otak
Bagian dari otak secara garis besar terdiri dari:
a. Hemisfer cerebral (cerebrum, otak besar)
Berpasangan (kanan dan kiri) bagian atas dari otak yang mengisi lebih dari
setengah masa otak. Permukaannya berasal dari bagian yang menonjol (gyrus)
dan lekukan (sulcus).
Cerebrum dibagi dalam 4 lobus yaitu:
• Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot yang bertanggung jawab untuk
proses berpikir
• Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan sensasi
perabaan, tekanan, dan sedikit menerima perubahan temperatur
• Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari
mata
• Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima sensasi dari
telinga

Gambar.2.12. Bagian-Bagian Otak


Area khusus otak besar (cerebrum) adalah:
- Somatic sensory area yang menerima impuls dari reseptor sensori tubuh

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 51


- Primary motor area yang mengirim impuls ke otot skeletal
- Broca’s area yang terlibat dalam kemampuan bicara
- Cerebelum (otak kecil)

Terletak dalam fosa cranial posterior, di bawah tentorium cerebelum bagian


posterior dari pons varoli dan medulla oblongata. Cerebelum mempunyai dua
hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Berat cerebelum lebih kurang 150 gram
dari berat otak seluruhnya. Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot di luar
kesadaran yang merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam
pengaturan dan pengendalian terhadap:
o Perubahan ketegangan dalam otot untuk mempertahankan keseimbangan
dan sikap tubuh
o Terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan di bawah
pengendalian kemauan dan mempunyai aspek keterampilan
Setiap pergerakan memerlukan koordinasi dalam kegiatan sejumlah otot.
Otot antagonis harus mengalami relaksasi secara teratur dan otot sinergis berusaha
memfiksasi sendi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh bermacam
pergerakan.
b. Ventrikel otak
Yaitu beberapa rongga yang saling berhubungan di dalam otak dan berisi
cairan serebrospinalis.
Fungsi dari cairan serebrospnalis adalah:
o Sebagai buffer
o Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan dan trauma
o Menghantarkan makanan ke sistem syaraf pusat
Ada tiga jenis kelompok syaraf yang dibentuk oleh syaraf cerebrospinalis
yaitu:
1. Syaraf sensorik yaitu membawa impuls dari otak dan medulla spinalis ke perifer
2. Syaraf motorik menghantarkan impuls dari otak dan medulla spinalis ke perifer
3. Syaraf campuran yang mengandung serabut motorik dan sensorik sehingga
dapat menghantar impuls dalam dua jurusan

52 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


4. Medulla Spinalis
Disebut juga sumsum tulang belakang. Yang terlindung di dalam tulang belakang
dan berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
serta berperan dalam:
- Gerak reflex
- Berisi pusat pengontrolan yang penting
- Heart rate control atau denyut jantung
- Pengatur tekanan darah
- Breathing / pernafasan
- Swallowing / menelan
- Vomitting / muntah
Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak
primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau
disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya
fungsi sendiri- sendiri.

1. Otak primitive.
Otak primitive mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks,
mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi
yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya,
bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari"
(fight or flight response) bagi tubuh.

2. Otak limbik
Memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini sebagai
penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif dapat diperintah
mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak
melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang
tidak. Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian
otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 53


Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image,
dari otak primitif dan otak limbik.

3. Otak pikir
Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan,
dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. Myelinasi saraf
otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak
pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat myelin makin menebal.
Makin tebal myelin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang
"urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan
dari lingkungannya sesuai dengan perkembangannya. Di samping itu, anak juga
membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera. Namun, indera mereka
perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon.
Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan
bagian tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS).
RAS ini pintu masuk tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling
berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di otak
yang membuat kita mampu memusatkan perhatian.

5. MIOLOGI

Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif
pada manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi
(memanjang dan memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot
tersusun atas dua macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin.
Filament aktin tipis dan filament myosin tebal. Kedua filament ini menyusun
myofibril. Myofibril menyusun serabut otot dan serabut otot – serabut otot
menyusun satu otot.

54 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Jenis – jenis otot
Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Ketiga
jenis otot tersebut mempunyai struktur dan karakteristik yang berbeda. Jenis otot
terbagi atas 3, seperti yang terlihat pada table dibawah ini:
Tabel 2.2. Jenis-jenis Otot
Nama Kontraksi Bentuk Lokasi
Otot rangka/ Bergerak menurut Serabut panjang, Terdapat
lurik kemauan kita berwarna/lurik dengan pada otot
(involunter) karena garis terang dan gelap, paha, otot
rangsangannya melalui memiliki banyak inti betis, otot
syaraf motorik, sel, terletak di pinggir dada.
pergerakannya cepat
tetapi lekas lelah, kuat,
tidak beraturan.
Otot polos/ Bekerja diluar kemauan Protoplasmanya licin Otot–otot
otonom kita (otot tak sadar) oleh tidak mempunyai garis- ini terdapat
karena rangsangannya garis melintang (polos), di alat-alat
melalui saraf otonom, bentuk serabut panjang dalam
gerakan lambat, ritmis seperti kumparan seperti
dan tidak mudah lelah dengan kedua ujungnya ventrikulus,
meruncing, inti usus,
berjumlah satu terletak kandung
di bagian tengah kemih,
pembuluh
darah
Otot Dapat bergerak sendiri Strukturnya sama Hanya
jantung/ secara otomatis oleh seperti otot lurik, terdapat
myocardium karena mendapat serabutnya memanjang pada
rangsangan dari susunan gelap terang secara jantung
otonom, gerakan lambat, berselang seling dan yang
ritmis dan tidak mudah terdapat percabangan mempunyai
lelah sel tetapi kalau melihat fungsi
fungsinya sama seperti tersendiri
otot polos

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 55


Karakteristik Otot

1. Kontraktilitas : kemampuan otot untuk mengadakan respon (memendek) bila


dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali)
2. Ekstensibilitas = Distensibilitas : kemampuan otot untuk memanjang bila otot
ditarik atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut. Contoh : bila otot rangka
diberi beban, uterus berisi fetus
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah mengalami ekstensabilitas/distensibilitas (memanjang) atau
kontraktilitas (memendek)
4. Irritabilitas = Eksitabilitas : kemampuan otot untuk mengadakan respon bila
dirangsang

Jenis kontraksi otot


Kontraksi otot lurik dapat dikelompokan menjadi kontraksi isometrik dan kontraksi
isotonik
1. Kontraksi isometrik
Jenis kontraksi ini tidak terjadi pemendekan otot selama kontraksi, karena
tidak memerlukan sliding myofibril, tetapi terjadi secara paksa. Misalnya
saat kita mengangkat barang sangat berat, mendorong meja dengan tangan
lurus sehingga terjadi tegangan.
2. Kontraksi isotonik
Kontraksi isotonik adalah jenis kontraksi dimana terjadi pemendekan otot
tetapi tegangan pada otot tetap konstan. Kontraksi ini memerlukan energi
yang besar. Contoh jenis kontraksi ini adalah saat mengangkat beban
menggunakan otot bisep, brachii, kegiatan makan, menyisir dll.

Pada aktivitas sehari-hari lebih banyak terjadi kombinasi dua jenis kontraksi
isotonik dan isometrik, misalnya aktivitas saat berlari, otot kaki dapat memanjang,
memendek dan hanya terjadi penegangan.

56 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


2. Aplikasi Fisiologi Olah Raga dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kegiatan olahraga sangat erat kaitannya dengan kerja berbagai sistem dalam tubuh.
Manfaat dari olahraga tidak akan diperoleh apabila olahraga yang dilakukan tidak
sesuai dengan aturan. Olahraga seperti “pisau bermata dua” yang saling bertolak
belakang, artinya bisa memberikan manfaat apabila yang melakukannya tahu secara
baik dan benar bagaimana penetapan dosis dan tata cara pelaksanaannya dan akan
berdampak negatif apabila sebaliknya. Oleh karena itu penting sekali kita
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh apabila kita
berolahraga sehingga olahraga yang dilakukan ada manfaatnya. Ilmu yang
mempelajari tentang perubahan-perubahan sistem tubuh karena adanya aktivitas
fisik adalah fisiologi olahraga.

Fisiologi atau ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau cara kerja
organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari
dalam maupun luar tubuh. Artinya bagaimana organ-organ tubuh bekerja sesuai
dengan tugas masing-masing dan keterkaitan antara organ yang satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk suatu sistem dalam setiap aktivitas tubuh. Misalnya
bagaimana organ jantung dan paru-paru bekerja melaksanakan fungsinya masing-
masing dan kerjasama diantara keduanya di waktu istirahat dan di waktu
beraktivitas. Sedangkan yang dimaksud dengan Fisiologi Olahraga adalah ilmu
yang mempelajari perubahan-perubahan fungsi organ-organ tubuh baik yang
bersifat sementara (respon) maupun yang bersifat menetap (adaptasi) karena
pengaruh dari latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan maupun untuk tujuan
prestasi. Misalnya bagaimana perubahan pada sistem otot setelah melakukan
latihan fisik selama beberapa bulan.

Fisiologi Olahraga penting sekali dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang
berkecimpung dalam dunia aktivitas fisik seperti pelatih olahraga, guru pendidikan
jasmani, olahragawan itu sendiri. Pembina olahraga sampai pada setiap orang yang
mau latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan maupun prestasi. Tanpa memahami
fisiologi olahraga maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 57


penerapannya sehingga bukan manfaat yang diperoleh tapi cedera baik yang
sementara maupun menetap.

Olahraga/latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis, sesuai dengan dosis
latihan yang tepat, menerapkan prinsip-prinsip latihan dan dilakukan dalam waktu
relatif lama akan memberikan dampak positif terhadap berbagai sistem tubuh baik
yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap. Perubahan-perubahan
tersebut seperti pada sistem otot, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, jaringan
ikat dan komposisi tubuh, sistem reproduksi, ketahanan tubuh sampai kepada
pengendalian stress dan peningkatan kemampuan kognitif.

Berdasarkan uraian di atas, jelas sekali bahwa fisiologi olahraga mempunyai


peranan yang sangat vital dalam memahami perubahan-perubahan yang terjadi
dalam tubuh sehingga kita bisa memperoleh manfaat dari olahraga tersebut dan
bukan sebaliknya.

a. Sistem Energi
Dalam mekanisme biologis sistem tubuh, ATP berperan sebagai sumber energi
untuk seluruh fungsi normal. Otot yang berkontraksi, menghasilkan kerja yang
memerlukan energi secara terus menerus. Kegiatan fisik yang diprogram untuk
meningkatkan kualitas kinerjanya, akan memerlukan energi yang lebih besar sesuai
tingkat pekerjaannya.

Tulisan ini menjelaskan secara rinci berbagai proses penyediaan energi bagi
kontraksi otot, mulai dari komponen pembentukan energi (ATP) sampai pada
pemanfatannya dalam kinerja fisik. Secara mendasar penyediaan sumber energi
latihan dapat berasal dari 3 (tiga) sistem, yaitu sistem fosfagen atau sistem ATP-PC,
sistem asam laktat (sistem glikolisis) dan sistem aerobik. Dua yang pertama tersebut
tergolong dalam sistem anaerobik.

58 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Latihan atau aktifitas fisik dan penyediaan sumber energi pada hakekatnya
merupakan variabel yang erat berhubungan secara timbal balik. Keduanya dapat
dikembangkan secara bersamaan melalui program latihan yang diatur sedemikian
rupa menurut tujuan pengembangan yang direncanakan. Disamping prinsip
pengembangannya bersifat individu dan harus meningkat, terdapat juga berbagai
metode latihan yang harus diacu untuk efisensi kerja dalam upaya mengembangkan
energi predominan pada peningkatan kualitas fisik tertentu. Dalam penerapannya
di lapangan, sistem energi selalu dikaitkan kegiatan fisik yang terprogram atau
dengan latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas fisik yang diperlukan
oleh berbagai cabang olahraga.

b. Asam Laktat Pada Latihan Fisik (Olahraga Anaerobik)


Asam laktat merupakan zat yang timbul akibat dari kontraksi otot dengan cara kerja
anaerobik atau biasa disebut hampas otot. Pada fase kerja dari latihan fisik
anaerobik, akan terjadi insufisiensi oksigen di mitokondria sel otot, karena
kecepatan kebutuhan energi yang dikerahkan, secara relatif, melebihi kecepatan
suplai oksigen ke mitokondria oleh sistem transportasi oksigen. Hal ini akan
menyebabkan mitokondria mengalami insufisiensi oksigen sehingga terjadi
glikolisis anaerobik yang menghasilkan asam laktat dari asam piruvat di sitoplasma
sel otot. Bila glikolisis anaerobik berlangsung terus, terjadilah akumulasi asam
laktat dalam darah.

Setelah aktifitas fisik dengan intensitas tinggi berlangsung selama 30 detik maka
sistem ATP-PC (sistem fosfagen) telah terkuras habis sehingga butuh resintesis lagi
melalui proses glikolisis anaerobik. Sistem fosfagen pada keadaan seperti ini selain,
membentuk ATP dari pemecahan creatine phospate (CP), juga akan membentuk
ATP dari penggabungan 2 molekul ADP (Adenosin Diphosphat), sehingga
terbentuk AMP (Adenosine Monophosphate). ADP+ADP -> ATP+AMP.

Selama fase istirahat dari latihan fisik anaerobik terjadi proses pemulihan cadangan
energi. Terjadi pemulihan cadangan ATP-PC melalui metabolisme aerobik dikedua

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 59


jenis otot, begitu juga dengan asam laktat yang terakumulasi selama fase kerja.
Sebagian besar asam laktat akan diubah menjadi asam piruvat dan selanjutnya
bergabung dengan CoA membentuk asetil-CoA. Asetil CoA bersama dengan
oksaloasetat membentuk asam sitrat, yang selanjutnya mengalami serangkaian
reaksi kimia di siklus Krebs di Mitokondria sebagai bagian dari metabolisme
aerobik.

Perubahan asam laktat ke asam piruvat di sitoplasma merupakan suatu proses


dissosiasi (asam piruvat <-> asam laktat) yang merupakan reaksi bolak balik. Bila
kadar asam laktat jauh lebih tinggi daripada asam piruvat, maka reaksi akan berjalan
lebih cepat ke kiri. Oleh karena itu, kecepatan penyingkiran asam laktat dari darah
akan berlangsung lebih cepat pada latihan fisik anaerobik.

Aktifitas fisik pada saat pemulihan akan turut mempengaruhi kecepatan penurunan
kadar asam laktat darah. Bagi individu yang tidak terlatih, optimal dilakukan
dengan intensitas antara 30% hingga 45% dari VO2Max dan bagi atlet yang terlatih
antara 50% hingga 65% dari VO2Max.

Pembuangan asam laktat lebih cepat bila pada masa pemulihan dilakukan aktifitas
ringan atau sedang dibandingkan dengan tanpa aktifitas, karena pada aktifitas
ringan atau sedang distribusi asam laktat dari berbagai bagian otot yang aktif ke
berbagai otot yang tidak aktif dan organ lainnya, berjalan lebih cepat.Pada aktifitas
fisik tersebut terjadi kontraksi-kontraksi otot. Kontraksi otot akan memeras
pembuluh darah sedang dan kecil, sehingga menyebabkan aliran darah menjadi
lebih cepat.

c. Pemulihan Cadangan Energi Dalam Olahraga


Secara garis besar penyedia sistem energi dalam tubuh kita terdapat 3 macam sistem
energi, yaitu sistem energi pre-dominan anaerobik, sistem energi pre-dominan
aerobik dan kombinasi antar keduanya. Sistem energi ini berpengaruh terhadap

60 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


pengelompokkan cabang olahraga yaitu cabang olahraga dominan aerobik,
dominan anaerobik, atau kombinasi dari keduanya.

Karakteristik yang dominan dari cabang olahraga dominan anaerobik adalah cabang
olahraga tersebut dilakukan dalam jangka waktu singkat, pengerahan energi
maksimal-supramaksimal, dan waktu pemulihan cepat. Olahraga dominan aerobik
berkarakteristik dengan waktu yang relatif lama dengan pengerahan energi secara
efisien dari berbagai sistem fisiologik, dan olahraga gabungan mempunyai ciri
pengulangan gerakan yang maksimal dengan pengaturan intensitas yang didasarkan
pada pengerahan energi yang efisien dari sistem fisiologik. Namun demikian pada
prakteknya sistem penyediaan energi bila dikaitkan dengan durasi untuk
berlangsungnya aktifitas fisik tersebut, masih dibagi lagi menjadi 5 zona
penyediaan energi. Seperti dalam tabel di bawah ini.
Level Ergo Genik
Zona Durasi Sistem Energi
Intensitas Anaerobik % Aerobik %
Supra
1 1-15 Detik ATP-PC 100-95 0-5
Maksimum
ATP-PC dan
2 15-60 Detik Maksimum 90-80 10-20
AL
Sub-
3 1-6 Menit AL+ Aerobik 70 (40-30) 30(60-70)
Maksimum
4 6-30 Menit Menengah Aerobik (40-30)-10 (60-70)-90
Di atas 30
5 Ringan/Rendah Aerobik 5 95
Menit

Tabel 2.1. Zona Penyediaan Energi

Sumber energi anaerobik yang utama dipasok dari ATP-PC yang tersedia di dalam
otot dan merupakan energi siap pakai dalam beberapa detik saja. ATP (adenosin tri
phospat) merupakan sumber energi utama yang dapat digunakan secara langsung
oleh otot, sedangkan energi PC (phospocreatin) digunakan untuk meresintesis ATP
secara cepat. Oleh karena itu, cadangan energi anaerobik yang dapat diganti dalam
fase pemulihan dilakukan melalui sistem ATP-PC dan glikogen yang terdapat di

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 61


dalam hati dan otot. Cadangan ATP-PC dalam otot sangat terbatas dan sedikit,
sehingga habis dalam beberapa detik saja.

Olahraga yang dominan aerobik dan dilakukan dalam jangka waktu relatif lama dan
olahraga dengan intensitas berubah-ubah dan melelahkan akan sangat menguras
cadangan glikogen otot dan hati. Untuk mempercepat terjadinya pemulihan
cadangan glikogen otot dan hati memerlukan penatalaksanaan yang lebih rumit.
Hal-hal itu berkaitan dengan :
o Berilah konsumsi cairan dan makanan yang kaya akan glukosa atau sukrosa
setelah bertanding atau berlatih.
o Lakukan istirahat yang pasif selama beberapa waktu setelah selesai
bertanding atau berlatih. Hal ini akan mempercepat pemulihan cadangan
glikogen otot.
o Berilah diet makanan tinggi karbohidrat dan es krim atau juice buah-buahan
yang kaya akan vitamin C dan kalsium. Hal ini akan mempercepat
pemulihan cadangan glikogen hati.
o Khusus untuk cabang olahraga yang intensitasnya berubah-ubah, maka
istirahat dalam waktu 2 jam akan memulihkan cadangan glikogen sebanyak
40% 5-10 jam memulihkan cadangan glikogen sebanyak 60% dari jumlah
semula, sedangkan setelah 24 jam istirahat cadangan glikogen akan pulih
100%.
o Untuk cabang olahraga yang simultan dan dominan aerobik (dominan daya
tahan) membutuhkan waktu pulih asal yang lebih lama yaitu sekitar 10 jam
untuk mencapai cadangan sebanyak 60% sedangkan untuk pulih 100%
membutuhkan 46-48 jam (2 hari).

d. Latihan Fisik Dan Respon Tubuh


1) Latihan Fisik
Seseorang yang melakukan aktivitas fisik misalnya lari belum bisa dikatakan orang
tersebut sedang latihan fisik. Latihan fisik sudah pasti menuntut aktivitas fisik tapi
tidak sebaliknya setiap aktivitas fisik belum tentu dikatakan sebuah latihan fisik.

62 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Latihan fisik merupakan suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang
dilakukan secara sistematis dalam waktu relatif lama serta bebannya meningkat
secara progresif. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fungsi sistem
tubuh dan mencegah terjadinya cedera pada bagian-bagian tubuh yang dominan
aktif digunakan. Latihan fisik dikembangkan dan dilaksanakan untuk pencapaian
berbagai tujuan yaitu : kesehatan (preventif dan rehabilitatif), rekreasi, dan
kompetitif. Tujuan tersebut dapat tecapai tergantung dari kuantitas dan kualitas
latihan fisik yang dilakukan.

2) Respon dan Adaptasi Tubuh


Latihan fisik dapat dianggap sebagai stressor fisik yang dapat menimbulkan
perubahan fisiologi dan dapat dikondisikan dalam waktu tertentu oleh tubuh itu
sendiri, sehingga menjadi stimulator yang pada akhirnya dapat ditujukan untuk
peningkatan kualitas fisiologi. Perubahan yang berlangsung saat itu juga sering
disebut efek fisiologik sementara atau efek akut (respon), sedangkan perubahan
fisiologi setelah melakukan latihan fisik dengan rentang waktu tertentu disebut efek
menetap atau efek kronik (adaptasi).

Respon adalah jawaban tubuh yang bersifat sementara karena ada aktivitas fisik
(Denyut jantung meningkat frekuensi pernapasan meningkat, suhu tubuh
meningkat, kontraksi otot meningkat, tekanan darah meningkat). Sedangkan yang
dimaksud dengan adaptasi adalah jawaban tubuh yang bersifat menetap karena
latihan fisik (meningkatnya daya tahan, stamina, kekuatan, kelincahan
fleksibilitas).

e. Manfaat Latihan Fisik Pada Berbagai Sistem Tubuh


Latihan fisik aerobik maupun anaerobik yang dilakukan dengan menerapkan
prinsip-prinsip latihan dengan tepat maka akan terjadi perubahan yang positif dalam
sistem tubuh yang sering disebut “training effect”.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 63


1) Efek Latihan Fisik Pada Sistem Neuromuscular
Adaptasi sistem muscular pada olahraga adalah perubahan yang terjadi pada sistem
neuromuscular sebagai respon kronik dari olahraga. Perubahan tersebut meliputi
aktivasi sistem syaraf pusat dan fungsi neuromuscular, perubahan jumlah dan
ukuran serat otot, peningkatan ATP-ase, peningkatan jumlah kapiler dalam serabut
otot, peningkatan mioglobin, peningkatan oksidasi lemak dan karbohidrat.
- Aktivasi sistem syaraf dan fungsi neuromuscular
Olahraga dengan intensitas tinggi akan memerlukan rekruitmen serabut otot fast
dan slow dan meningkatkan jumlah motor unit yang terlibat sehingga akan
menghasilkan kekuatan otot.
- Perubahan jumlah dan ukuran serat otot
Perubahan ukuran serabut otot yang menjadi lebih besar disebut dengan
hyperthropy. Hyperthropy merupakan hasil adaptasi dari latihan resisten dan
endurance. Latihan resisten lebih besar menyebabkan otot hyperthropy
dibandingkan dengan latihan endurance. Hyperplasia merupakan
bertambahnya jumlah serabut otot karena latihan fisik. Hasil latihan latihan
resistan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan
jumlah serabut otot sebesar 5 – 15%.
- Peningkatan jumlah kapiler dalam serabut otot

Olahraga endurance dalam waktu yang lama akan meningkatkan kapilerisasi


dalam serabut otot. Peningkatan kapilerisasi itu akan meningkatkan aliran darah
untuk keperluan kontraksi otot. Adaptasi ini tidak hanya terjadi pada tipe
serabut otot slow saja, tetapi terjadi juga pada tipe serabut otot fast.

- Peningkatan enzim

Latihan fisik aerobic intensitas berat dan latihan anaerobic sub-maksimal akan
meningkatkan sistem energi ATP-PC, glikolisis anaerobik, dan sistem asam
laktat, sehingga terjadi peningkatan kapasitas anaerobik otot. Sistem energi
fosfagen (ATP-PC) juga akan meningkat diakibatkan oleh persediaan ATP-PC
lebih banyak, yang timbul karena sistem enzim yang diperlukan daiam sistem

64 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


ATP-PC lebih aktif bekerja. Enzim yang dominan bekerja adalah : ATP-ase dan
miokinase.

- Peningkatan Mioglobin

Mioglobin adalah sejenis protein yang berfungsi mengikat oksigen dalam otot
dan berfungsi sebagai penimbun cadangan oksigen dalam otot, khususnya di
dalam organel mitokondria. Mitokondria berfungsi sebagai gudang
pembentukan energi aerobik dan sangat kaya dengan sisternae.

- Peningkatan oksidasi lemak dan karbohidrat

Latihan fisik aerobik meningkatkan kapasitas otot untuk mengubah glikogen


menjadi C02 dan H2O serta ATP dengan bantuan ketersediaan oksigen.
Peningkatan ini akan disertai dengan peningkatan jumlah dan diameter
mitokondria. Energi yang dibentuk dari lemak 40 kali lebih besar bila
dibandingkan dengan sumber energi dari karbohidrat yang banyak dibutuhkan
pada cabang olahraga anaerobik (waktu singkat tetapi pengerahan energi
maksimal atau supra maksimal) sedangkan pada jenis olahraga yang dilakukan
dalam waktu relatif lama, sumber energi utama berasal dari lemak.

2) Efek Latihan Fisik Pada Sistem Pernapasan

Peningkatan kekuatan otot pernapasan (otot inspirasi dan otot ekspirasi), berkaitan
erat dengan peningkatan metabolisme energi di dalam mitokondria sel otot
pernapasan yang aktif. Peningkatan kebutuhan oksigen pada otot pernapasan,
berkaitan dengan meningkatnya resintesis asam laktat untuk dijadikan sumber
energi baru untuk kerja otot tersebut. Secara umum perubahan secara anatomis,
biokemis, dan fisiologis yang terjadi pada sistem pernapasan meliputi hal-hal
sebagai berikut:

- Meningkatkan kemampuan pernapasan, yaitu: ventilasi, difusi, dan perfusi,


terutama pada saat tumbuh-kembang.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 65


- Meningkatkan kekuatan otot pernapasan, khususnya otot inspirasi, otot
ekspirasi, dan otot-otot perut, sehingga pengembangan rongga dada dan
paru-paru semakin besar.

- Pengembangan rongga dada yang semakin besar akan meningkatkan


volume pernapasan dan difusi paru, sehingga terjadi peningkatan pertukaran
oksigen dan karbondioksida di daerah alveoli dan darah.

- Mengurangi laju penurunan fungsi paru secara keseluruhan pada berbagai


usia, utamanya pada kondisi lanjut usia.

3) Efek Latihan Fisik Pada Sistem Kardiovaskuler.

Istilah kardiovaskuler berasal dari gabungan antara kata kardio dan vaskuler.
Kardio adalah nama lain jantung, sedangkan vaskuler merupakan istilah lain
tentang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem
peredaran darah dengan jantung bekerja sebagai pompa dengan mengalirkan darah
ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Jadi terdapat tiga unsur dalam
sistem peredaran darah yaitu jantung, darah dan pembuluh darah. Saat pelaksanaan
aktivitas olahraga maka terjadi respon fisiologis yang dilakukan oleh sistem
kardiovaskuler.

Salah satu respon yang dilakukan jantung yaitu dengan meningkatkan denyut
jantung. Dengan adanya peningkatan denyut jantung maka jumlah darah yang di
distribusikan menjadi lebih cepat diterima oleh anggota tubuh. Hal ini penting
dilakukan untuk menghantarkan oksigen dan sari makanan pada sel, membawa
panas untuk dibawa dan dilepas melalui permukaan kulit serta melepaskan
karbondioksida sebagai hasil sisa metabolisme. Sedangkan pembuluh darah
melakukan respon dengan melakukan proses vasodilatasi pada otot yang aktif atau
melebarkan pembuluh darah sehingga dengan semakin lebar pembuluh darah maka
semakin banyak pula jumlah darah yang dapat mengalir secara cepat melewati
pembuluh darah.

66 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Intensitas latihan olahraga sangat berkaitan erat dengan sistem kardiovaskuler.
Intensitas latihan olahraga dapat diartikan sebagai tingkat ringan atau beratnya
aktivitas olahraga yang dilakukan. Tingkat intensitas latihan berbanding lurus
dengan kerja sistem kardiovaskuler. Saat intensitas latihan rendah maka jantung
akan berdetak lebih lambat, namun pada olahraga dengan intensitas lebih tinggi
maka jantung akan berdetak lebih cepat.

Gambar 2.13. Perbedaan denyut nadi sesuai jenis latihan dan intensitas
yang berbeda (Harisenjaya, 1996)

Dengan mencermati gambar di atas maka diketahui bahwa jenis aktivitas olahraga
yang berbeda memiliki tingkat intensitas latihan olahraga yang berbeda pula. Hal
ini berdampak terhadap semakin cepat atau lambatnya denyut jantung individu.
Selanjutnya pada rentang intensitas latihan maka terdapat tujuan khusus atau efek
yang ditimbulkan pada tubuh.

Gambar 2.14. Manfaat olahraga pada beragam intensitas latihan


(Sumber: www.healthyperformance.co.uk, 2013)

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 67


Dengan mencermati gambar di atas maka diketahui bahwa tiap interval intensitas
latihan olahraga memiliki tujuan dan dampak yang berbeda pada tubuh. Sebagai
contoh bila ingin membakar lemak pada tubuh maka intensitas latihan yang
dilakukan harus pada interval 60- 70% dari denyut nadi maksimal individu.
Berdasarkan tabel di atas dapat dikategorikan sebagai olahraga dengan intensitas
ringan.

Sebagai contoh bila seorang atlet memiliki usia 20 tahun maka ia memiliki denyut
nadi maksimal sebesar 200 denyut per menit. Oleh sebab itu untuk membakar lemak
secara optimal maka denyut nadi latihan yang harus ia pertahankan adalah pada
rentang 120-140 denyut per menit. Bila ternyata saat berlatih tersebut denyut
nadinya berada pada kisaran 160-180 denyut maka efek latihan tersebut menjadi
tidak optimal dalam upaya pembakaran lemak, melainkan lebih berdampak pada
peningkatan kapasitas maksimal tubuh.

Dengan mencermati contoh di atas maka diketahui bahwa pengetahuan tentang


intensitas latihan dan efek yang ditimbulkan sangat penting dipahami dan
implementasikan oleh pelatih, staf pelatih dan atlet yang merupakan praktisi
olahraga. Sebab tanpa pengetahuan yang baik dan penerapan yang baik tentang
intensitas latihan dan efek yang ditimbulkan maka program latihan yang dijalankan
sangat mungkin tidak mencapai tujuannya secara optimal. Oleh sebab itu
implementasi sistem kardiovaskuler secara sederhana yang dapat dilakukan oleh
para praktisi olahraga sebagai bentuk praktek nyata fisiologi olahraga yaitu dengan
melakukan pengukuran denyut nadi secara rutin.

Pengukuran denyut nadi ini meliputi pengukuran denyut nadi basal, istirahat,
latihan dan pemulihan. Pengukuran denyut nadi basal dilakukan pada waktu pagi
hari saat atlet baru bangun tidur. Pengukuran denyut nadi istirahat dihitung saat atlet
dalam posisi santai atau duduk tanpa melakukan aktivitas yang berarti. Denyut nadi
latihan diukur saat atlet sedang melakukan aktivitas olahraga khususnya pada fase

68 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


inti. Sedangkan denyut nadi pemulihan dihitung saat atlet selesai melakukan latihan
inti.

Pengukuran denyut nadi dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk mengetahui
update kinerja sistem kardiovaskuler pada atlet tersebut. Atlet yang terlatih dengan
baik tentu akan memiliki kinerja jantung yang sangat optimal. Secara umum hal ini
ditandai dengan rendahnya denyut nadi istirahat serta denyut nadi pemulihan yang
mudah kembali turun berada di bawah angka 100 setelah melakukan latihan inti
yang berat.

Untuk selalu mengetahui update denyut nadi tersebut maka praktisi olahraga
sebaiknya mempraktekkan pengukuran denyut nadi secara rutin. Apabila terkendala
dengan biaya maka pengukuran denyut nadi dapat dilakukan secara palpasi atau
meraba diri sendiri.

Cara paling sederhana yaitu menghitung denyut nadi pada pergelangan tangan atau
leher selama enam detik. Hasil hitungan tersebut dikalikan sepuluh. Sebagai contoh
penghitungan denyut nadi istirahat seorang atlet, setelah dicek maka diperoleh
angka enam sebagai hasil perhitungan. Maka enam dikalikan sepuluh yaitu 60.
Angka 60 denyut per menit merupakan nilai penghitungan denyut nadi istirahat atlet
tersebut. Kelebihan cara pengukuran ini yaitu tidak dibutuhkan biaya sedikit pun,
namun kelemahannya sangat mungkin terjadi kesalahan penghitungan denyut nadi
bila atlet atau praktisi olahraga lainnya kurang peka dalam mendeteksi denyut nadi.

4) Efek Latihan Fisik Pada Jaringan Ikat Dan Komposisi Tubuh


Latihan fisik aerobik dapat membantu proses pertumbuhan dan mampu
meminimalkan terjadinya osteoporosis dini, karena memang latihan fisik mampu
meningkatkan transport dan pengikatan kalsium yang sangat dibutuhkan oleh
matriks tulang (osteosit dan osteoblast), sehingga tulang menjadi padat, kuat, dan
sekaligus lentuk, sehingga kemungkinan terjadinya fraktur tulang pun dapat
diminimalkan.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 69


Dari beberapa hasil penelitian telah dilaporkan bahwa latihan fisik terbukti ampuh
untuk membentuk berat badan yang ideal dan acap kali digunakan sebagai diet
penurun berat badan.

5) Efek Latihan Fisik Pada Sistem Reproduksi, Ketahanan Tubuh Dan Hormon
Olahraga yang dilakukan dengan dosis adekuat dan sistematis ternyata sangat
ampuh untuk terapi pada beberapa kasus: kesulitan memiliki anak, meningkatkan
kesuburan pria dan wanita, dan meningkatkan daya tahan tubuh para penderita
kanker dan AIDS. Efek latihan fisik aerobik berbagai dosis akan mengakibatkan
perubahan pada komponen sistem ketahanan tubuh, yang pada akhirnya akan
dicerminkan pada kemampuan tubuh untuk tidak mudah terkena atau terserang bibit
penyakit.

Fakta lain menunjukkan, bahwa latihan fisik teratur meningkatkan kemampuan sel-
sel otak sebanyak 25% lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang tidak
aktif, sehingga kepadatan sel-sel otak lebih padat dan berdampak pada kemampuan
otak untuk menerima, merekam, dan menseleksi data lebih baik dan banyak.
Wujudnya adalah bila orang yang gemar melakukan latihan fisik tidak mudah lupa
dan dapat meminimalkan terjadinya dimensia secara dini. Telah dibuktikan bahwa
dengan melakukan latihan fisik teratur, pada usia 50 tahun kualitas fungsi
neuromuskuloskeletal dan kardiorespirasi hampir sama dengan pada saat pelaku
berusia 20-30 tahun. Beberapa fakta lain juga menguatkan pendapat tersebut bahwa
LF dapat digunakan untuk mengatasi kecepatan kemunduran organ dan
pengembangan terapi fisio-biologik pada beberapa macam penyakit, misalnya
kanker, diabetes mellitus, jantung koroner, stroke, osteoporosis, asmatik, dan
infertilitas.

Olahraga atau latihan fisik yang teratur juga bisa mencegah terjadinya depresi
karena bisa meningkatkan jumlah serotonin (hormon yang berperan dalam
menimbulkan rasa bahagia) dan dopamin (hormon yang berhubungan dengan

70 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


motivasi) dan norepinefrin yang membangun otak dan mendapat kabar dan
meningkatkan harga diri, yang merupakan salah satu komponen dari depresi.

f. Prinsip-Prinsip Latihan Fisik


Manfaat latihan fisik yang dilakukan tidak akan diperoleh apabila si pelaku tidak
menerapkan prinsip-prinsip latihan. Beberapa prinsip latihan yang penting adalah
sebagai berikut:

a) Prinsip beban bertambah (the overload principles)


Tubuh manusia pada umumnya mampu untuk menyesuaikan diri dengan
kerja atau beban yang lebih berat. Kekuatan otot akan berkembang lebih efektif bila
diberi beban sedikit di atas kemampuannnya. Prinsip peningkatan beban bertambah
dalam latihan dapat dilakukan dalam beberapa cara, misalnya dengan
meningkatkan frekuensi, intensitas, tipe latihan dan lama latihan (FITT).

b) Prinsip Individualisasi
Setiap individu mempunyai faktor psikologis dan fisiologis yang berbeda, oleh
karena itu prinsip individualisasi merupakan hal yang sangat penting diterapkan
pada setiap pelaku. Setiap program latihan harus disusun berdasarakan kemampuan
masing-masing pelaku agar tujuan latihan dapat tercapai. Faktor umur, jenis
kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih,
tingkat kebugaran jasmani, psikologis setiap pelaku semuanya harus diperhatikan
dalam penyusunan suatu program latihan fisik.

c) Prinsip Pemulihan
Prinsip pemulihan adalah untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk
berkembang dan mengadaptasi diri agar dapat melaksanakan latihan berikutnya
secara maksimal. Pemulihan atau pulih asal secara biofisiologis bertujuan untuk
membentuk cadangan energi dan meresintesis sampah (metabolism asam laktat dari
darah dan otot) menjadi sumber energi baru untuk aktivitas fisik lainnya. Bentuk

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 71


kegiatan selama pulih asal unsur biofisiologis dapat dilakukan dengan cara istirahat
aktif maupun istirahat pasif.

d) Prinsip kekhususan
Prinsip kekhususan mengarah pada perubahan morfologi dan fungsional yang
berkaitan dengan gerak cabang olahraga yang bersangkutan. Prinsip kekhususan ini
meliputi kekhususan tujuan yang ingin dicapai, kelompok otot yang dilatih, pola
gerak, sistem energi utama, serta jenis kontraksi.

g. Dosis Latihan Fisik


Untuk menilai dosis olahraga kesehatan aerobik, khususnya intensitas latihan
adalah dengan menghitung denyut nadi. Terdapat hubungan yang linier antara
intensitas latihan dengar denyut nadi. Rentangan denyut nadi untuk olahraga
kesehatan telah disepakati oleh ahli IAFI adalah: 60-85% dari denyut nadi
maksimal dengan upaya untuk mempertahankan dosis tersebut, minimal 5 menit,
dan idealnya dalam waktu 10-15 menit. Untuk mencari denyut nadi maksimal dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut: DNM = 220 - umur, sedangkan dosis denyut
nadi sub-maksimal adekuat atau DNSA= 70-85% (220-umur). Pemantauan denyut
nadi harus dilakukan segera setelah melakukan latihan. Pelaku harus melakukan
melatih mencari tempat yang tepat untuk meraba dan menghitung denyut nadi
dengan teknik palpasi. Saat ini telah banyak digunakan alat yang mampu
mendeteksi denyut nadi secara elektrik yaitu: Pollar Heart Monitor.

Dosis latihan fisik meliputi apa yang sering disebut sebagai konsep FITT yaitu
frekuensi, intensitas, tempo atau waktu dan tipe atau bentuk latihan.

a) Frekuensi latihan
Frekeunsi latihan menyatakan jumlah ulangan latihan yang dilakukan dalam jangka
waktu perminggu. Untuk dapat memberikan efek latihan terhadap peningkatan
kemampuan komponen kebugaran jasmani sebaiknya lakukan latihan sebanyak 3 –
5 kali per minggu, berdasarkan pada prinsip latihan ada hari latihan berat dan ada

72 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


hari latihan ringan. Selain itu harus selalu diselingi masa istirahat antara hari latihan
misal frekuensi 3 kali per minggu: senin latihan, selasa istirahat, rabu latihan, kamis
istirahat, jum’at/sabtu latihan dan minggu istirahat.

b) Intensitas latihan
Intensitas menyatakan berat ringannya beban latihan dan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh atau fungsi dari kuatnya
respon saraf terhadap benan tertentu pada waktu latihan. Intensitas latihan dapat
diukur dengan beberapa cara, dan yang paling mudah adalah dengan mengukur
denyut jantung (heart rate) baik secara manual maupun secara elektrik.

c) Tipe atau bentuk latihan


Pada dasarnya hanya ada dua bentuk latihan fisik yaitu latihan aerobik dan latihan
anaerobik. Pilihlah bentuk latihan dan cabang olahraga yang sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, kemampuan motorik, tingkat kebugaran jasmani, usia,
kemampuan ekonomi sehingga latihan fisik yang dilakukan tidak menjadi beban
yang berlebihan sehingga menjadi stressor bagi pelaku.

d) Tempo atau lama latihan


Lama waktu latihan antara atlet dan bukan atlet berbeda. Lama latihan bukan atlet
dianjurkan minimal 45 menit yang diawali dengan pemanasan 5 menit dan
pendinginan 5 menit. Lama waktu latihan untuk atlet diusahakan minimal 1 – 2 jam
waktu efektif.

h. Meningkatkan Vo2 Max Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Istilah VO2 max dalam olahraga sudah tidak asing lagi. VO2 max jika diuraikan
maknanya berasal dari kata volume yang disimbolkan “V”, oksigen yang
disimbolkan “O2” dan maksimal yang dimbolkan dengan “max”. Dari uraian makna
tersebut dapat dimaknai hakihat dari VO2 max adalah suatu tingkatan kemampuan
tubuh yang dinyatakan dalam millilitre oksigen/menit/kg berat badan. Seseorang
yang memiliki VO2 max tinggi maka memiliki daya tahan dan kebugaran yang baik.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 73


VO2 max identik dengan daya tahan atau endurance yang merupakan satuan yang
digunakan dalam penilaian tingkat daya tahan cardiorespiratory seseorang.
Menurut Hoeger (2014) daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan paru-paru,
jantung dan pembuluh darah untuk memberikan jumlah oksigen yang cukup ke sel
untuk memenuhi tuntutan aktivitas fisik yang berkepanjangan. Menurut Irianto
(2004) daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan jantung mensuplai oksigen
untuk kerja otot dalam jangka waktu lama.

Daya tahan bisa diistilahkan dengan cardiorespiratory yang gabungan dari


cardiovascular dan respirasi. Cardiovascular adalah yang berhubungan denyut
jantung dan denyut nadi. Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan
waktu, biasanya per menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi
ventrikel (bilik bawah jantung). Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang
darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat denyutan jantung.
Respirasi adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat VO2 max seseorang adalah :

1) Umur
VO2 max pada anak usia 8-16 tahun yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan
progresif dan linier dari puncak kemampuan aerobik. VO2 max anak laki-laki
menjadi lebih tinggi mulai umur 10 tahun, walau ada yang berpendapat latihan
ketahanan tidak berpengaruh pada kemampuan aerobik sebelum usia 11 tahun.
Puncak nilai VO2 max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua
jenis kelamin.
2) Jenis Kelamin
Kemampuan aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia 4 yang
sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita
memiliki konsentrasi haemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh lebih besar.
Wanita juga memiliki massa otot lebih kecil daripada pria. Mulai umur 10 tahun,
VO2 max anak laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada

74 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


umur 12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada umur 16 tahun VO2 max
anak laki-laki 37% lebih tinggi dibanding perempuan.
3) Komposisi Tubuh
Jaringan lemak menambah berat badan, tapi tidak mendukung kemampuan
untuk secara langsung menggunakan oksigen selama olahraga berat. Maka, jika
VO2 max dinyatakan relative terhadap berat badan. Hosseini (2017) menyatakan
bahwa BMI dengan VO2 max memiliki hubungan yang signifikan.
4) Fungsi Paru-paru
Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen ini didapat dari
ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses
mekanik untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses
ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi.
Oksigen yang berdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan
melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan
oksigen yang adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik,
termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya. Pada seorang atlet yang
terlatih dengan baik, konsumsi oksigen ventilasi paru total meningkat sekitar 20
kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal.
5) Fungsi Kardiovaskuler
Fungsi kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah
peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi
sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari
tingkat maksimalnya. Pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari
kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka
dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2 max.

4. Contoh dan Non Contoh/Ilustrasi :


Untuk dapat memahami keterkaitan antara anatomi manusia dengan proses
pembelajaran pendidikan jasmani dapat dicontohkan sebagai berikut :
3) https://www.youtube.com/watch?v=94Q5hPE9Al0

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 75


4) https://www.youtube.com/watch?v=TTQG1IuHlOU
5) https://www.youtube.com/watch?v=BXoMa2bVC18.

5. Tugas Terstruktur/ Latihan


1) Bagaimana peran ilmu anatomi dalam pembelajaran pendidikan
jasmani?
2) Jelaskan dengan contoh jenis-jenis kontraksi otot pada aktivitas fisik
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani!
3) Apa kaitan antara aktivitas fisik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dengan fisiologi olahraga?
4) Bagaimana usaha yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi
asam laktat yang sudah terbentuk setelah melakukan aktifitas fisik?

C. PENUTUP

1. Rangkuman

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh dan bagian-
bagiannya serta hubungannya antar bagian tubuh. Fungsi umum rangka/tulang
adalah memberi bentuk pada tubuh, melindungi organ atau jaringan vital yang ada
di dalamnya, menyangga berat badan, tempat melekatnya otot yaitu otot-otot lurik
atau otot rangka, membantu pergerakan, menghasilkan sel-sel darah putih, sel darah
merah dan platelet, menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfat. Klasifikasi
tulang menurut bentuknya terbagi atas: tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih,
tulang tidak beraturan, tulang berongga. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi: persendian fibrosa, persendian kartilago, persendian synovial. Di
dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu
sinartrosis, amfiartrosis, diartrosis.

Selama masa pertumbuhan (khususnya masa remaja) anak laki-laki dan perempuan
dengan cepat memperoleh kepadatan mineral tulang. Hal ini sangat penting karena
jika seseorang mengalami peningkatan massa tulang yang maksimal pada masa
pertumbuhannya maka akan mengurangi kehilangan massa tulang di hari tuanya

76 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


(osteoporosis). Contoh aktivitas fisik yang berkaitan dengan peningkatan massa
tulang adalah melompat, menari, aerobik, senam, bola voli, bola tangan, olahraga
raket, sepak bola dan bersepeda gunung.

Jenis kontraksi otot dikelompokan menjadi kontraksi isometrik (tidak terjadi


pemendekan otot selama kontraksi) dan kontraksi isotonikt(erjadi pemendekan otot
tetapi tegangan pada otot tetap konstan).

Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak
primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau
disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya
fungsi sendiri- sendiri.

Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif
pada manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi
(memanjang dan memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot
tersusun atas dua macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin.
Pada aktivitas sehari-hari lebih banyak terjadi kombinasi dua jenis kontraksi
isotonik dan isometrik, misalnya aktivitas saat berlari, otot kaki dapat memanjang,
memendek dan hanya terjadi penegangan.

Fisiologi Olahraga adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan fungsi


organ-organ tubuh baik yang bersifat sementara (respon) maupun yang bersifat
menetap (adaptasi) karena pengaruh dari latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan
maupun untuk tujuan prestasi. Misalnya bagaimana perubahan pada sistem otot
setelah melakukan latihan fisik selama beberapa bulan.

Olahraga/latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis, sesuai dengan dosis
latihan yang tepat, menerapkan prinsip-prinsip latihan dan dilakukan dalam waktu
relatif lama akan memberikan dampak positif terhadap berbagai sistem tubuh baik
yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap. Perubahan-perubahan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 77


tersebut seperti pada sistem otot, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, jaringan
ikat dan komposisi tubuh, sistem reproduksi, ketahanan tubuh sampai kepada
pengendalian stress dan peningkatan kemampuan kognitif.

Tes Formatif

1. Cabang ilmu anatomi yang mempelajari tentang sendi:


A. Sitologi
B. Miologi
C. Osteologi
D. Arthrologi
E. Neurologi

2. Otot yang dilatih secara terus-menerus akan membesar. Peristiwa tersebut


dinamakan ...
A. Tonus
B. Atrofi
C. Osifikasi
D. Hipertropi
E. Ekstensi

3. Kemampuan otot untuk memanjang dari ukuran semula dinamakan...


A. Elastisitas
B. Iritablilitas
C. Ekstensibilitas
D. Konduktivitas
E. Kontraksibilitas

4. Sendi yang ada pada hubungan antar tulang aksis dan tulang atlas yang
membuat kepala dapat menggeleng dan berputar yaitu sendi ...
A. Pelana

78 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


B. Engsel
C. Putar
D. Luncur
E. Peluru

5. Produk akhir dari glikolisis anaerob:


A. Piruvat
B. Laktat
C. Asetil Koa
D. Asam sitrat
E. Asam oksalat

6. Sumber energi diperlukan untuk memasok energi bagi otot rangka dalam
keadaan anaerob:
A. Lemak
B. Protein
C. Asam amino
D. Asam lemak
E. Glikogen

7. Manakah diantara pernyataan ini menurut saudara yang benar:


A. Asam laktat akan menumpuk pada otot dan disana akan mengalami
proses glukoneogenesis sehingga dihasilkan gula baru.
B. Asam laktat akan dihasilkan pada proses oksidasi asam lemak akan
dibawa kehati dan kan mengalami proses glukoneogenesis unruk
menghasilkan gula baru.
C. Asam laktat akan dihasilkan pada proses glikolisis aerob pada otot dan
akan menyebabkan kelelahan.
D. Asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis anaerob pada
akhirnya akan dibawa kehati dan akan mengalami proses
glukoneogenesis (siklus cori)

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 79


E. Asam laktat dihasilkan pada proses oksidasi protein

8. Pada saat otot berkontraksi akan terjadi perubahan kimia yaitu ATP
menjadi...
A. ADP + glikogen + energi
B. Oksigen + energi
C. ADP + oksigen + energi
D. Oksigen + uap air + energi
E. ADP + asam fosfat + energy

9. Untuk berkontraksi, otot membutuhkan ...


A. Asam laktat dan ATP
B. ATP dan Asam fosfat
C. Energi dan karbondioksida
D. Oksigen dan energi
E. Oksigen dan uap air

10. Salah satu olahraga yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan massa tulang adalah :
A. Renang
B. Sepak Bola
C. Lari
D. Bersepeda
E. Basket

Kunci Jawaban
1. D 6. E
2. D 7. A
3. C 8. E
4. C 9. B
5. B 10. A

80 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


DAFTAR PUSTAKA

Colan SD. Exercise.In : Fyler DC Editor. Nadas’ pediatrics cardiology. Hanley &
Belfus. Inc. Philadelphia : 1992. P 187-91
Hoeger, W.W.K and Hoeger, S.A. 2014. Lifetime Physical Fitness and Wellness:
A Personalized Programe 13th Edition. Paper Back Cengage Learning.

John Porcari, Cedric Bryant, Fabio Comana. Exercise Physiology. F.A. Davis
Company. 2015.

Kahle W, Leonhart H, Platzer W. Color Atlas / Text Of Human Anatomy, Vol 1,


Locomotor System. New York: Thiemeinc. 1986.

Putz R, Pabst R. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Ed. 21, Jakarta: EGC. 2000.
Spalteholtz W. Hand Atlas Of Human Anatomy. Philadelphia: Lippincott.
Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2007
W. Larry Kenney, Jack H.Wilmore, David L.Costill. Physiology of Sport and
Exercise. Human Kinetics. 2012

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 81


KEGIATAN BELAJAR 3 :

PERKEMBANGAN DAN BELAJAR GERAK, KINESIOLOGI, DAN


BIOMEKANIKA OLAHRAGA SERTA APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

B. PENDAHULUAN
4. Deskripsi Singkat
Gerak (motorik) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia,
karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi
harapannya. Perkembangan gerak akan mengalami peningkatan melalui proses
pembelajaran. Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku
gerak manusia. Sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang
lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim
digunakan dengan istilah motor (gerak). Sebenarnya psikomotor mengacu pada
gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran eektrik dari pusat otot besar.

Menurut Elizabeth B Hurlock (1998) perkembangan motorik adalah perkembangan


pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot
terkoordinasi.

Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan manusia yang


efesien, efektif dan aman didekati dari analisis rangka, otot dan hukum mekanika.
Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi
dan mekanika.

Banyak teori yang dikembangkan dalam materi ilmu gerak. Untuk mengerti dengan
baik dari teori tersebut diperkenalkan pengertian-pengertian dari suatu ilmu gerak,
karena akan membantu memberikan penjalasan dan pemahaman bagaimana

82 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


melakukan aktifitas olahraga seperti jalan lari, lompat jauh, meluncur, menyelam,
senam dan permainan menggunakan/dibantu alat. Dengan teori-teori tersebut
membantu kita untuk melakukan analisis gerakan-gerakan seperti kecepatan, gerak
lurus tidak beraturan, posisi kaki dalam keadaan kontak dan tidak kontak dengan
tanah, gerakan memutar dan beberapa aspek serta teknik dalam olahraga serta gerak
manusia.

5. Relevansi
Untuk menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis
tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan
asas-asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia
(mekanika).

Di dalam belajar gerak diperlukan adanya ketelitian terhadap teknik gerakan yang
benar, yaitu dimulai dari awal sampai akhir gerakan, sehingga kemampuan tersebut
akan memberikan sumbangan terhadap keberhasilan tugas-tugas selanjutnya.
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan
sehari-hari maupun di dalam pendidikan Jasmani, agar siswa terampil (mampu)
dalam melakukan aktivitas fisik.

Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan
gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak untuk
mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model ini pun disebut juga sebagai
pendidikan disiplin keilmuan olahraga.

Ruang lingkup ilmu kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model
pendidikan gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak
untuk mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Biomekanika adalah bagian dari kinesiologi yang
menerapkan aspek-aspek mekanika pada tubuh manusia.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 83


6. Petunjuk Belajar
Agar saudara dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca secara seksama dan
menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh tutor. Selain itu, saudara juga
diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi
sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Dalam
memahami pengetahuan dan penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk
membaca dengan cermat dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang
disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang
dirancang dalam modul ini. Artinya, saudara mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam setiap
pembahasan.

Pada bagian lain dari modul saudara juga diminta untuk harus mengerjakan
berbagai tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus
didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian diperkaya
dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya. Terakhir di setiap akhir
kegiatan pembelajaran saudara harus mengerjakan evaluasi (tes formatif) dan di
akhir modul melakukan evaluasi akhir (tes akhir/sumatif) sehingga secara mandiri
saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang disajikan. Pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut,
akan tetapi saudara tidak diperkenankan melihat dan membacanya sebelum soal
evaluasi diselesaikan.

B. INTI
6. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
3) Memiliki kecakapan dalam menguasai teori perkembangan dan belajar gerak
yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar kinesiologi dalam
mempelajari gerak pada umumnya dengan mengacu pada sikap anatomik

84 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


(position anatomica – anatomical position) dalam pembelajaran pendidikan
jasmani.
5) Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep biomekanika olahraga dalam
pembelajaran PJOK, mampu mengaplikasikan konsep biomekanika pada
aktivitas fisik maupun cabang olahraga, mampu berpikir abstrak akan gerak
dalam aktivitas fisik maupun dalam cabang olahraga dan mampu
menganalisisnya dengan tujuan meningkatkan kemampuan pada aktivitas
fisik maupun cabang olahraga tersebut.

7. Pokok Materi Mata Kegiatan


1) Konsep Belajar Motorik
2) Kinesiologi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
3) Konsep Dasar Biomekanika

4) Uraian Materi
5. Konsep Belajar Motorik
Pengertian istilah belajar motorik tak terlepas dari pengertian istilah belajar
pada umumnya. Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan
permanen dalam perilaku terampil (Schmidt, 1982).

Meskipun tekanan belajar motorik ialah penugasan keterampilan, tidaklah


berarti aspek lain, seperti peranan domain kognitif diabaikan. Hal ini dapat
kita ikuti dalam penjelasan Meinel (1976) yang menggambarkan analisis
spesifik dari belajar dalam konteks olahraga. Menurut Meinel, belajar gerak
itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau
keterampilan teknik olahraga. Dia menekankan, integrasi keterampilan di
dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu,
penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan
pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana
halnya kepercayaan, dan semangat juang. Belajar gerak dalam olahraga

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 85


mencerminkan suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai
pendukung analisis Meinel tersebut, Schnabel (1983) menjelaskan,
karakteristik yang dominan dari belajar ialah kreativitas ketimbang hanya
sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar. Penjelasan tersebut,
menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan untuk merealisasi
peningkatan keterampilan.

6. Perkembangan dan Belajar Gerak dalam Pembelajaran Pendidikan


Jasmani
Ada beberapa istilah yang sebelumnya sering digunakan pada studi tentang
gerak manusia (human movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak,
kinesiologi, performance manusia, dan pendidikan jasmani. Istilah-istilah ini
sering kita dengar apabila diperbincangkan dalam konteks gerak.

Perilaku gerak (motor behavior) merupakan subdisiplin yang lebih menekankan


pada investigasi atau penelitian mengenaio prinsip-prinsip perilaku gerak
manusia. Secara lebih sepsifik Schmidt menjelaskan bahwa perilaku gerak itu
lebih menekankan pada prinsip-prinsip keterampilan gerak manusia yang
dihasilkan pada tahap perilaku analisis.
Perilaku gerak dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
(1)Teori gerak (motor control)
(2)Belajar gerak (motor learning)
(3)Perkembangan gerak (motor development)

Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan mencoba
lebih memfokuskan pada bidang masing-masing.

1. Teori Gerak (Motor Control)


Teori gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi saraf yang
mempengaruhi gerak manusia. Fungsi saraf terkait erat dengan system saraf.
Sistem saraf merupakan bagian penting dalam memproduksi gerak manusia

86 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


sebab sel-sel saraf merangsang otot untuk memproduksi gerak manusia yang
diinginkan. Contoh, mengapa orang yang berada di bawah kondisi tertentu
kecepatan rangsangan ototnya lebih cepat?

7. Belajar Gerak (Motor Learning)


Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh
dan menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan
pengalaman individu bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh
berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar pada gerak manusia.

Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor leraning) yaitu :


a. Tahapan verbal kognitif maksudnya kognitif dan proses membuat keputusan
lebih menonjol.
b. Tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan
sebaik mungkin agar peserta didik atau atlet lebih terampil.
c. Tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar performa peserta
didik atau atlet menjadi lebih padu dalam melakukan gerakannya.

8. Perkembangan Gerak (Motor Development)


Perkembangan gerak pada seluruh jenjang usia akan mengalami peningkatan
apabila dilakukan melalui proses pembelajaran seperti dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Proses perkembangan ini akan terus
berlangsung seiring dengan bertambahnya umur.

Perkembangan keterampilan gerak merupakan inti dari program pendidikan


jasmani. Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak pendidikan dasar
diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak
dasar dan keterampilan gerak yang berhubungan dengan olahraga.
Keterampilan gerak tersebut selanjutnya dikembangkan dan diperhalus hingga
taraf tertentu yang memungkinkan anak mampu untuk melaksanakannya
dengan tenaga yang efisien dan sesuai dengan keadaan lingkungan dan tujuan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 87


yang dimaksud. Ketika anak telah memiliki keterampilan gerak dasar yang
matang selanjutnya dapat menerapkan ke dalam berbagai permainan, olahraga,
dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak


tentang konsep dan prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga
tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa
lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus
dibuka dan bahu direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga
keseimbangannya. Mereka juga diharapkan mengerti mengapa harus dilakukan
pemanasan sebelum berolahraga, serta apa akibatnya terhadap derajat
kebugaran jasmani bila seseorang berlatih tidak teratur.

Bentuk-bentuk pendidikan jasmani yang mengutamakan kegiatan motorik di


antaranya adalah bermain kecepatan, kelincahan, kelenturan, keseimbangan,
dan sebagainya. Kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif
melekat setelah masa kanak-kanak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link
video ini https://www.youtube.com/watch?v=C5CAKihr1Rw

9. Kinesiologi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Kinesiologi berasal dari kata Kinesis dan logos. Kinesis adalah gerak, logos
adalah ilmu. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan
manusia yang efesien, efektif dan aman didekati dari analisis rangka, otot dan
hukum mekanika. Gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan
gerak yang baik (teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan menggunakan
energi (tenaga) yang efesien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju
(efektif) serta terhindar dari cedera dalam melakukan gerakan (aman). Untuk
menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis
tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia,

88 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


dan asas- asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia
(mekanika). Pendekatan ketiga bidang ilmu (anatomi, fisiologi dan mekanika)
dapat memberi jawaban yang tepat bagaimana gerak yang efesien, efektif dan
aman (teknik yang baik), mangapa teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat
kejadiaannya. Seperti halnya ilmu-ilmu lain, yang tak pernah berdiri sendiri.
Kinesiologi ini untuk mempelajarinya dibutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain.
Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara ilmu anatomi,
fisiologi dan mekanika.

Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu


melakukan gerakan. Gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman
merupakan gerak yang baik( teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan
menggunakan energi (tenaga) yang fesien dalam mencapai hasil atau sasaran
yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera dalam melakukan gerakan
(aman). Misalnya seorang pemain bola basket dalam memasukkan bola ke ring
basket dengan pola-pola gerak (teknik) yang menggunakan energi seminim
mungkin (efesien) dengan hasil bola masuk ke ring basket (efektif), serta
selama melakukan pola-pola gerak tidak terjadi cedera (aman). Untuk
menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis
tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia,
dan asas- asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia
(mekanika).

1. Flexi, Extensi. Flexi adalah memperkecil sudut yang dibentuk oleh sendi pada
sumbu transversal atau bidang sagital. Extensi adalah memperbesar sudut yang
dibentuk(lawan dari gerakan Flexi).
2. Abduksi, Adduksi. Abduksi gerakan segmen tubuh dalam bidang lateral yang
menjauhi garis tengah tubuh. Adduksi adalah gerakan segmen tubuh ke arah
garis tengah tubuh.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 89


3. Rotasi. Rotasi adalah gerakan segmen tubuh yang yang melingkari sumbu
longitudinalnya sendiri. Elevasi adalah apabila bahu terangkat ke atas. Depresi
adalah apabila bahu terdesak ke bawah.
4. Pronasi, Supinasi. Pronasi dan Supinasi adalah gerakan pada sendi radius-ulna
dimana pronasi adalah gerakan dengan akhir telapak tangan menghadap ke
bawah. Sedangkan supinasi adalah gerakan dengan akhir telapak tangan
menghadap ke atas.
5. Eversi, Inversi. Eversi adalah mengangkat batas luar/ lateral kaki. Inversi
adalah mengangkat kaki ke sebelah medial.
6. Circumduksi. Circumduksi adalah kombinasi dari flexi, abduksi, adduksi, dan
rotasi.

Gambar 3.1. Jenis Gerak Pada Sendi Manusia

Penekanan pembelajaran model ini adalah pada pengembangan keterampilan


memecahkan masalah, khususnya dengan menggunakan kombinasi antara
pembelajaran konsep dan prakteknya di lapangan. Tujuan utamanya adalah

90 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman kognitif tentang bagaimana dan
mengapa suatu keterampilan gerak berlangsung demikian. Model ini didasari dua
pendekatan yang khas dalam studi kinesiologi, yaitu pendekatan pertama, isi atau
materi diatur dalam sebuah unit-unit kegiatan, dan konsep-konsep disiplin utama
diintegrasikan dengan pengajaran keterampilan; pendekatan kedua, unit-unit
kegiatan diatur di sekitar konsep-konsep khusus yang menjadi prioritas di atas
pengajaran keterampilan.

Guru pendidikan jasmani perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi kelas
sama dan bahkan lebih penting daripada tujuan-tujuan substantif pendidikan
jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga motivasi anak tetap tinggi, guru
perlu memiliki cara-cara yang kreatif dalam pengajaran. Guru pendidikan jasmani
harus menanamkan pada dirinya sendiri tujuan dan keinginan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan citra diri positif, mengembangkan hubungan
interpersonal yang efektif, memahami dan menghargai kelebihan dan keterbatasan
fisiknya, mengoreksi kondisi fisik khusus yang masih mungkin diperbaiki,
mengembangkan suatu kesadaran keselamatan, dan menjadikan anak-anaknya
bugar secara fisik sesuai dengan kapasitasnya.

10. Konsep Dasar Biomekanika


Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan
ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisiologi, dan fisika,
kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar suatu
disiplin ilmu yang disebut biomekanika. Selain itu, pada dasarnya penekanan utama
dalam biomekanika adalah seluruh konsep mekanik, tetapi tubuh manusia adalah
sistem yang jauh lebih kompleks daripada kebanyakan objek yang ditemui dalam
konsep mekanika. Oleh karena itu, biomekanika menyangkut tubuh manusia dan
hampir semua tubuh mahluk hidup.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 91


Mengapa perlu mempelajari biomekanika olahraga? Bagi seorang guru pendidikan
jasmani, pelatih atau beberapa spesialis aktifitas fisik lainnya biomekanika olahraga
sangat dibutuhkan. Mulai dari mengidentifikasi bakat, melatih teknik,
mengevaluasi teknik, memberikan latihan terapi (latihan pembetulan teknik gerak),
hingga dalam menentukan peralatan yang akan digunakan oleh atletnya. Selain itu
memiliki pengetahuan yang baik tentang biomekanika akan memungkinkan Anda
untuk mengevaluasi teknik yang digunakan dalam keterampilan olahraga yang
tidak dikenal serta untuk lebih mengevaluasi teknik-teknik baru dalam olahraga
yang Anda kenal. Pemahaman tentang biomekanika juga dapat memandu para
terapis dalam proses rehabilitasi dan menunjukkan kepada pelatih untuk tidak
melakukan latihan-latihan apa yang mungkin berbahaya bagi individu tertentu.

Pada ilmu keolahragaan, biomekanika sudah sangat dikenal sebagai suatu disiplin
ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan dari aktivitas olahraga yang
dilakukan. Dengan demikian, dalam ilmu keolahragaan ilmu yang mempelajari
tentang mekanisme gerak tubuh manusia disebut biomekanika olahraga. Menurut
Depdiknas (2000: 22) biomekanika olahraga adalah hal yang berurusan dengan
pengaruh daya hukum alam terhadap tubuh manusia selama aktivitas fisik
berlangsung. Objek formal dari ilmu biomekanika olahraga adalah mempelajari
atau menganalisis gerak manusia melalui aktivitas fisik dalam rangka pembentukan
dan pendidikan dengan tujuan menghasilkan suatu perkembangan gerak yang
diaplikasikan pada teori kepelatihan dalam professional keolahragaan yang terdiri
dari Olahraga Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Kepelatihan
Olahraga Kompetitif, Olahraga Rekreasi, Manajemen Olahraga dan Olahraga
Rehabilitasi (Taksonomi Ilmu Keolahragaan dalam Depdiknas, 2000:21).

Biomekanika (Biomechanics) tidak saja digunakan untuk perbaikan teknik cabang


olahraga, tetapi juga banyak digunakan oleh para ahli di luar bidang ilmu olahraga,
misalnya bidang kedokteran, dan desain alat-alat kebutuhan manusia

92 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics,
biomechanics of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport
biomechanics (biomekanika olahraga).

1. Developmental biomechanics, yaitu biomekanika yang secara khusus


mempelajari perubahan pola-pola gerak selama hidup dan orang-orang cacat.
Misalnya: analisis yang dilakukan terhadap orang-orang yang menderita celebral
palsy.
2. Biomechanics of exercise, yaitu biomekanika yang mempelajari usaha-usaha
untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari latihan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cedera.
3. Rehabilitation mechanics, yaitu biomekanika yang mempelajari pola gerak
orang-orang yang mengalami cedera.
4. Equipment design, yaitu biomekanika yang mempelajari desain peralatan yang
digunakan dalam olahraga. Misalnya: desain raket tenis, bulutangkis, sepatu
atletik, bola, pakaian, sepeda balap, peralatan golf, dan lain-lain.
5. Sports Biomechanics (Biomekanika Olahraga), yaitu ilmu biomekanika
yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi gerak atlet ketika menampilkan
cabang olahraga. Misalnya dengan cara, Analisis Teknik, Identifikasi Cidera
Olahraga, dan Evaluasi Program Latihan.

Fungsi mempelajari biomekanika olahraga pada dasarnya hanya ada dua saja yaitu
meningkatkan performa dan mengurangi resiko cedera (Bartlett, 2007) dan
(Knudson,2007). Menariknya, kedua hal tersebut saling incompatible. Tujuan satu
dan lainnya saling bertentangan. Bagaimana mencapai penampilan maksimal tapi
resiko cedera minimal atau bagaimana terhindar dari cedera tetapi bisa juara.
Kecenderungan pada satu kutub akan mengorbankan kutub yang lain. Ini menjadi
sangat menantang bagi para analis gerakan biomekanika olahraga. Salah satu video
yang menggambarkan kesalahan teknik dalam melakukan gerakan push up dapat
dilihat pada link video ini https://www.youtube.com/watch?v=6SkKPgKX_gY.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 93


Gambar 3.2.. Teknik Lompat Tinggi sesuai Konsep Analisis Biomekanika

Gambar 3.3. Desain Raket Long Body, menghasilkan pukulan lebih keras

Meningkatkan performa artinya bagaimana meningkatkan efektivitas gerak. Gerak


yang efektif melibatkan faktor anatomi, kapasitas fisiologi, keterampilan
neuromuscular dan kemampuan psikologis/kognitif. Perlu diperhatikan, analisis
biomekanika paling berpengaruh pada jenis olahraga yang didominasi kemampuan
teknik, dibandingkan olahraga yang mengandalkan keunggulan struktur fisik atau
kapasitas fisiologi. Lari adalah contoh yang bagus dalam hal ini. Faktor kemampuan
fisiologis, anatomi dan psikologis dalam lari lebih dominan jika dibandingkan
keterampilan teknik gerak sehingga perbaikan teknik atau peningkatan efektivitas
gerak hanya menyumbangkan sedikit perbaikan performa (Knudson, 2007).

Dalam menguraikan macam-macam gerakan, harus difokuskan pada sikap badan


tertentu. Posisi tubuh saat berdiri dengan telapak tangan menghadap ke dalam
merupakan posisi tubuh yang mendasar. Sedangkan apabila berdiri dengan telapak
tangan yang menghadap ke depan merupakan posisi tubuh secara anatomi yang
memungkinkan adanya gerakan otot yang bisa dilakukan, seperti: flexi, extensi

94 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


abduksi, adduksi, rotasi, elevasi, depresi, pronasi, supinasi, inversi, eversi dan
circumduksi. Gambaran gerakan tersebut dapat dilihat pada link video
https://www.youtube.com/watch?v=v5JwT9pnkPs

Pergerakan dasar manusia diantaranya adalah berjalan, berlari, melompat, dan


melempar. Melompat dibagi menjadi dua yakni melompat vertikal dengan awalan
berdiri tegak dan melompat jauh dengan awalan berlari. Melempar dibagi menjadi
tiga yakni lemparan bawah lengan, lemparan samping lengan, dan lemparan atas
lengan.

1. Berjalan
Berjalan adalah aktivitas tubuh yang berkelanjutan diawali dengan satu langkah
kemudian akan diikuti oleh langkah yang lain. Orang yang berjalan berjalan
dipengaruhi oleh : Permukaan dasar pijakan kaki, Bidang lintasan, dan Usia. Orang
yang berjalan pada bidang lintasan horizontal cenderung memiliki fase yang
hamper sama setiap gerakannya. Sedangkan orang yang berjalan pada bidang
lintasan vertical (naik atau turun), cenderung memiliki fase gerakan yang berbeda.
Orang yang berjalan digerakkan oleh otot panggul, otot paha dan otot tungkai,
dengan mayoritas gerakan otot flexi, extensi, inversi, dan eversi.

2. Berlari
Berlari adalah aktivitas tubuh yang gerakannya hampir sama dengan gerakan
berjalan namun gerakan berlari didukung oleh gerak ayunan lengan yang cepat
sehingga gerakan berlari lebih cepat dibandingkan dengan gerakan berjalan. Orang
yang berlari digerakkan oleh otot bahu, otot lengan bawah, otot panggul, otot paha
dan otot tungkai, dengan mayoritas gerakan otot flexi, extensi, inversi, dan eversi.
Kesalahan dalam gerakan mendaratkan kaki dapat menimbulkan cedera seperti
yang dapat dilihat pada link video
https://www.youtube.com/watch?v=TTTkQNceToY

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 95


3. Melompat
Melompat adalah aktivitas tubuh yang memanfaatkan dorongan otot tungkai untuk
melompat secara vertikal maupun melompat jauh. Melompat vertikal diawali
dengan tubuh berdiri tegak kemudian jongkok sebagai awalan untuk mendorong
tubuh ke atas kemudian diakhiri dengan fase pendaratan. Melompat vertikal
digerakkan oleh otot paha dan otot tungkai dengan mayoritas gerakan otot flexi dan
extensi. Melompat jauh diawali dengan berlari secepat-cepatnya kemudian
dilanjutkan dengan tolakan satu kaki yang dilanjutkan dengan tahap bergerak di
udara, dan dilanjutkan dengan fase pendaratan. Melompat jauh di gerakan oleh otot
paha, otot tungkai, otot lengan dengan gerakan otot flexi, extensi, inversi, dan
eversi. https://www.youtube.com/watch?v=VKeXaILZRrc

4. Pelemparan
Melempar adalah aktivitas tubuh yang memanfaatkan kekuatan ayunan otot lengan
dan dibantu dengan gerakan tubuh lainnya, sehingga menghasilkan lemparan yang
jauh. Melempar dibagi menjadi tiga yakni lemparan bawah lengan, lemparan
samping lengan, dan lemparan atas lengan.

Melempar bawah lengan dengan satu lengan didominasi oleh gerakan otot flexi
pada bahu. Melempar samping lengan dengan dua lengan didominasi oleh gerakan
otot rotasi pada panggul dan gerak flexi horizontal pada lengan. Melempar atas
lengan dengan satu lengan diawali dengan berlari kemudian dilanjutkan dengan
gerakan flexi lateral kebelakang dan diakhiri dengan pelepasan objek pada lengan
dengan gerakan rotasi pada bahu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link ini
https://www.youtube.com/watch?v=c-PETqmiTa4.

Cabang olahraga senam merupakan contoh yang baik bagaimana biomekanika


olahraga diterapkan. Pada gerakan-gerakan senam, berlaku hukum mekanika yang
kompleks. Efek dari gaya yang terus-menerus merupakan penyebab overuse injury
yang sering dialami para atlet. Teknik gerak, loncat atau mendarat yang tepat,

96 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


dengan analisis biomekanika olahraga, membantu mengurangi resiko cedera
(McGinnis 2013).

Berfokus pada pendidikan jasmani, ilmu biomekanika olahraga terbatas pada ruang
lingkup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2)
membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik.

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan biomekanika olahraga, yaitu


Statika dan Dinamika. Statika merupakan bidang ilmu yang mengkaji keadaan
tubuh dalam keadaan statis (diam atau istirahat). Dinamika merupakan bidang ilmu
yang mengkaji tubuh dalam keadaan dinamis atau bergerak dengan akibat yang
ditimbulkan dari gerakan tersebut. dalam istilah dinamika terdapat istilah kinetika
dan kinematika. Kinetika merupakan faktor internal yang berhubungan dengan
waktu dan ruang dalam Dinamika. Sedangkan Kinematika merupakan faktor
eksternal yang berhubungan dengan tenaga yang menciptakan dan mengubahnya
dalam dinamika.

Baik kinematik maupun kinetik terdiri dari dua jenis gerakan yaitu gerakan linear,
yaitu gerakan lurus ataupun melengkung sepanjang jalur dimana seluruh titik pada
tubuh manusia bergerak pada jarak dan waktu yang sama dan gerakan angular
yaitu gerakan disekitar titik yang sama sehingga daerah yang berbeda pada segmen
tubuh yang sama tidak bergerak pada jarak dan waktu yang sama. Gerakan ini
bekerja pada jalur imaginer yang disebut sumbu rotasi. Sedangkan bidang yang
membagi katerogi gerakan tubuh terdiri dari tiga bidang yaitu sagittal plane yang
membelah tubuh menjadi bagian kanan dan kiri, frontal plane yang membelah
tubuh menjadi bagian depan dan belakang serta transverse plan yang membelah
tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 97


1) Kinematika Linier dan Angular
Kinematika adalah cabang dinamika yang berkaitan dengan deskripsi gerak. Apa
itu gerak? Dapatkah anda mendefinisikannya? Kita mungkin mendefinisikan
bahwa gerak adalah aksi atau proses dari suatu perubahan posisi. Gerak adalah
suatu perubahan posisi. Gerak berhubungan dengan suatu perubahan posisi dari satu
tempat ke tempat lain atau dari satu titik ke titik yang lain. Dua hal ini adalah
dibutuhkan pada gerak yang terjadi pada ruang dan waktu - ruang untuk bergerak
di dalamnya dan waktu dibutuhkan selama gerak. Untuk melakukan studi gerak
lebih mudah, kita mengklasifikasikan gerak linear, angular atau general (dari
keduanya).

Kinematika, yaitu yang membahas tentang gerak benda itu sendiri berkaitan dengan
masalah ruang dan waktu, tanpa melihat apa penyebab bergeraknya benda tersebut.
Aspek-aspek yang terdapat di dalamnya adalah; Jarak, Kecepatan, Waktu, dan
Percepatan. Misalnya dalam lomba 400m di trek 400m jarak 400 meter, namun
perpindahan mereka akan menjadi nol meter (start dan finish pada titik yang sama).
Kecepatan menggambarkan tingkat di mana tubuh bergerak dari satu lokasi ke
lokasi lain. Rata-rata kecepatan dari tubuh diperoleh dengan membagi jarak dengan
waktu yang dibutuhkan dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan membagi
perpindahan dengan waktu yang dibutuhkan misalnya seorang perenang dalam
lomba 50m di kolam panjang 25m yang menyelesaikan balapan di 71 detik - jarak
50m dan pemindahan 0m (perenang adalah kembali ke tempat mereka mulai)
sehingga kecepatan adalah 50/71 = 0.70m / s dan kecepatan adalah 0 / 71 = 0 m/s.

Dalam Kinematika, sejatinya gerak hanya ada dua macam, yaitu Gerak Lurus
(linier) dan Gerak Melingkar (anguler). Namun seorang atlet dapat bergerak
dengan tiga cara yang berbeda. Geraknya bisa linier (yaitu dalam garis lurus), bisa
anguler (dalam bentuk rotasi), atau bisa juga gabungan/kombinasi, yang disebut
juga sebagai gerak umum (general motion). Dalam olahraga, kombinasi kedua
gerak ini yang paling sering terjadi, dan gerak anguler yang paling dominan
dilakukan oleh atlet. Hal ini terjadi karena gerak atlet berasal dari ayunan, aksi

98 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia


putaran anggota tubuh ketika berputar melalui sendinya. Bahkan seluruh gerak yang
dilakukan oleh setiap bagian tubuh atlet (segmen), adalah gerak anguler atau
melingkar. Untuk lebih jelasnya dapat diliat pada video ini
https://youtu.be/j5OxihWo_C4

Gerak rotasi, spin, salto, dan twist, merupakan nama lain untuk gerak anguler.
Seluruh istilah tersebut menunjukkan bahwa sebuah benda atau seorang atlet
sedang berputar beberapa derajat. Dalam olahraga seperti senam, loncat indah, atlet
sering melakukan setengah putaran (180 derajat), putaran penuh (revolution) 360
derajat. Dapat dilihat pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=_X2yUDAASjU

2) Kinetik Linier dan Angular


Kinetik berhubungan dengan suatu gesekan atau gaya. Kegiatan olahraga
melibatkan aplikasi gaya-gaya pada subjek maupun objek dalam suatu kegiatan
olahraga. Pemahaman konsep-konsep massa, inersia, berat, torque, dan impulse
memberikan fondasi yang bermanfaat untuk memahami efek dari gaya-gaya
tersebut.

Kinetika berkaitan dengan apa yang menyebabkan tubuh untuk bergerak. Kinetik
berhubungan dengan suatu gesekan atau gaya. Kegiatan olahraga melibatkan
aplikasi gaya-gaya pada subjek dan objek suatu kegiatan olahraga. Pemahaman
konsep kinetika dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Massa adalah kuantitas atau jumlah materi yang mengisi suatu benda.
b. Inersia adalah tahanan yang menghambat aksi (gerakan). Inersia merupakan
kecenderungan dari suatu benda untuk mempertahankan keadaan geraknya, pada
saat diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
c. Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang beraksi pada sebuah benda.
d. Berat adalah jumlah gaya gravitasi yang digunakan pada sebuah benda. Karena
massa sebuah benda meningkat, maka beratnya meningkat secara proporsional.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 99


Karena berat merupakan sebuah gaya, maka berat ditandai dengan besaran, arah,
dan titik aplikasi . Titik dimana gaya berat bekerja pada sebuah benda disebut
titik berat benda.
e. Bila sebuah gaya diberikan pada suatu benda seperti pensil diatas meja, maka
akan menghasilkan gerak translasi dan kombinasi. Jika gaya yang diberikan
arahnya paralel dengan bagian atas meja dan melalui titik berat pensil, maka
pensil akan dipindahkan searah dengan gaya yang diberikan. Jika gaya yang
diberikan paralel dengan atas meja tetapi diarahkan tidak melalui titik berat
pensil, maka pensil akan bergerak secara translasi dan rotasi. Efek rotasi yang
diciptakan oleh sebuah gaya eksentrik disebut torque atau momen gaya.
f. Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya yang bekerja pada unit area tertentu.
g. Bila sebuah gaya diberikan pada suatu benda, maka gerak yang dihasilkan benda
tidak hanya ditentukan oleh besarnya gaya yang diberikan, tetapi juga ditentukan
oleh lamanya gaya diberikan. Hasil kali antara gaya dan waktu dinamakan
impuls.

Ada 5 gaya yang bekerja pada


saat yang bersamaan :

0) Bola datang (top-spin)


1) Gaya Gravitasi
2) Gaya Gesek
3) Gaya Elastis (senar)
4) Gaya Pantul (bola datang)
5) Gaya Dorong

Gambar 3.4. Gaya-Gaya Yang Terjadi Pada Saat Memukul Bola Tenis

Klasifikasi kekuatan eksternal atau internal tergantung pada definisi dari


sistem. Dalam biomekanik, tubuh dipandang sebagai sistem sehingga setiap
kekuatan yang diberikan oleh salah satu bagian dari sistem pada bagian lain dari
sistem yang dikenal sebagai kekuatan internal semua kekuatan lain bersifat
eksternal.

100 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
D. Analisis Gerak Pada Olahraga

Analisis biomekanik teknik olahraga dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Hay


dan Red, 1982), adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitaif. Kedua jenis
analisis tersebut sama-sama bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
karakteristik dari penampilan olahraga yang di observasi dan dianalisis.

Sebelum memasuki detail analisa gerak secara kualitatif didalam biomekanika


dalam memperbaiki teknik, pertama kita harus mempelajari lebih dahulu tentang
perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif analisis biomekanik. Bahasan kualitatif
dan kuantitatif menggambarkan bagaimana karateristik dari penampilan diamati
dan dianalisa oleh pelatih, guru atau dokter. Jika penampilan atau setiap aspek
ditinjau secara kuantitatif atau diukur (diperlihatkan dengan bilangan atau angka).
Jika penampilan atau setiap aspek dievaluasi dengan hanya menggunakan
penglihatan dari pengamat dan tidak menggunakan angka disebut dengan analisa
kualitatif dan tetap harus menggunakan teori-teori dan dalil-dalil.

Analisis Kualitatif merupakan kegiatan analisa yang berhubungan dengan gerak


yang sebenarnya, dilakukan kegiatan pengumpulan data berupa foto, video, dll,
namun tidak ada kaitannya dengan angka statistik dalam kegiatan analisa tersebut.

Dalam hal ini, jenis analisa biomekanik kualitatif yang digunakan untuk
mengidentifikasi kelompok-kelompok otot aktif selama setiap fase suatu gerakan
disebut analisa anatomi kualitatif. Analisa anatomi kualitatif suatu ketrampilan bisa
berbentuk sederhana atau kompleks, tergantung pada aktifitas yang di analisa. Salah
satu yang berbentuk kompleks adalah nomor lari sprint khususnya teknik start.
Dengan menilai perbandingan (cepat, lambat, tinggi, rendah, pendek, panjang,
besar, kecil dan selanjutnya boleh jadi digunakan untuk menggambarkan
karakteristik ini. Perasaan dari penglihatan, atau pengamatan dengan penglihatan ,
adalah dasar analisa secara kualitatif.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 101
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendeskripsikan teknik gerakan atau
penampilan dalam olahraga sehingga salah atau benarnya gerakan bisa diketahui.
Biasanya disajikan dalam model hirearki. Untuk melakukan analisis ini, tidak
selalu diperlukan video berkecepatan tinggi, namun dengan handycam saja sudah
bisa dilakukan baik dengan cara memutar hasil rekaman secara gerak lambat atau
pada waktu yang sebenarnya (kecepatan pemutaran normal).

Pendekatan kuantitatif termasuk menggambarkan suatu gerak tubuh yang


bagiannya dalam istilah numerik. Pengamat dengan menggunakan pendekatan
kuantifikasi menjelaskan atau membuat uraian situasi yang sebenarnya. Namun
tidak ekonomis bagi seorang pelatih menganalisis setiap gerak secara kuantitatif,
oleh karena alat-alat elektronik untuk menganalisis serba mahal.

Evaluasi kualitatif suatu keterampilan didasarkan pada ketepatan menggunakan


suatu dalil, atau hukum dan pengaruhnya pada sebuah gerak. Dalam situasi melatih
analisis gerak umumnya didasarkan atas pengamatan. Menggunakan peragaan
dengan gambar hidup dan video merupakan alat yang dianjukan untuk membantu
memperbaiki proses melatih. Pelatih menggunakan film atau video untuk merekam
gerakan anak asuhannya, agar kekeliruan gerak yang terjadi dapat dilihat oleh atlit
pada saat masih segar sehingga mudah diingat mengenai apa yang harus diperbaiki.

Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendeskripsikan teknik gerakan atau


penampilan dalam olahraga sehingga salah atau benarnya gerakan bisa diketahui.
Biasanya disajikan dalam model hirearki. Untuk melakukan analisis ini, tidak
selalu diperlukan video berkecepatan tinggi, namun dengan handycam saja suda
bisa dilakukan baik dengan cara memutar hasil rekaman secara gerak lambat atau
pada waktu yang sebenarnya (kecepatan pemutaran normal).

Analisis kuantitatif merupakan analisis gerak yang mendeskripsikan kinematikan


gerakan dan menghasilkan ukuran-ukuran berupa angka-angka. Dalam metode
analisis ini diperlukan peralatan perekam yang berkecepatan tinggi agar analisis

102 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
yang dilakukan dapat lebih detail. Sekarang, penggunaan analisis dengan komputer
sudah menjadi tren, karena banyak sekali software-software yang bisa digunakan
untuk analisis gerak. Analisis kuantitatif dapat juga digunakan untuk menentukan
faktor-faktor kunci, dan membantu dalam mendefinisikan parameter-parameter
optimal dalam suatu gerakan teknik olahraga (Hay, 1997).

5) Contoh dan Non Contoh/Ilustrasi :

Contoh 1:
Ketika belajar suatu gerakan baru dalam senam artistik, misalnya belajar “hand
stand” pada senam alat palang sejajar, maka siswa atau atlet yang bersangkutan
akan menempuh suatu proses yang mencerminkan tahap-tahap belajar seperti
diteorikan oleh Thorndike tersebut diatas. Pada tahap permulaan, siswa atau atlet
yang bersangkutan akan mengalami banyak kegagalan. Berulang kali dia akan jatuh
sehingga perlu memperoleh bantuan. Pada suatu ketika dia mungkin berhasil berdiri
di atas kedua tangannya meskipun hanya sesaat. Keberhasilan semacam itu,
kadangkala bersifat kebetulan karena siswa atau atlet yang bersangkutan belum
merasakan apa faktor yang menyebabkan dia berhasil. Dia mungkin paham, faktor
kekuatan lengan atau pergelangan kedua tangannya sangat baik. Tapi dia belum
mampu mengkoordinasi gerakannya dengan baik. Setelah mencoba gerakan itu
beberapa kali, lambat laun dia merasakan gerakan yang betul dan salah, hingga
kemudian dia hanya melakukan gerakan yang tepat. Secara simultan dia makin
dapat merasakan bagaimana posisi kepalanya untuk membantu pengaturan titik
pusat berat badannya, bagaimana mempertahankan keseimbangan dengan cara
mengontrol kedua posisi ujung kaki dan pegangan tangan. Akhirnya, dia akan hafal
benar bagaimana mengatur keseimbangan seluruh bagian tubuhnya sehingga lurus
berdiri di atas kedua palang.

6) Tugas Terstruktur/ Latihan


5) Apa pentingnya mempelajari perkembangan gerak dalam kaitannya
dengan aktifitas fisik?

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 103
6) Apa manfaat mempelajari kinesiologi dan biomekanika dalam kaitannya
dengan pembelajaran pendidikan jasmani?
7) Bagaimana cara Anda menganalisis suatu gerakan yang dilakukan siswa?
Jelaskan dengan contoh!
8) Mengapa atlet sepakbola harus meluruskan tungkainya pada saat kaki
kontak dengan bola? Analisis dengan menggunakan kajian biomekanika!
9) Mengapa tungkai dan lengan sprinter harus didorong dan diayunkan paralel
dengan arah lari? Analisis dengan menggunakan kajian biomekanika!

C. PENUTUP

1. Rangkuman
Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku
terampil (Schmidt, 1982). Menurut Meinel, belajar gerak itu terdiri dari tahap
penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga.
Dia menekankan, integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari
kepribadian seseorang. Karena itu, penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui
penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi
fisik sebagaimana halnya kepercayaan, dan semangat juang.

Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan manusia yang


efesien, efektif dan aman didekati dari analisis rangka, otot dan hukum mekanika.
Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi
dan mekanika.

Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu
gerakan. Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics,
biomechanics of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport
biomechanics (biomekanika olahraga).

104 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan biomekanika olahraga, yaitu
Statika dan Dinamika. Statika merupakan bidang ilmu yang mengkaji keadaan
tubuh dalam keadaan statis (diam atau istirahat). Dinamika merupakan bidang ilmu
yang mengkaji tubuh dalam keadaan dinamis atau bergerak dengan akibat yang
ditimbulkan dari gerakan tersebut. dalam istilah dinamika terdapat istilah kinetika
dan kinematika. Kinetika merupakan faktor internal yang berhubungan dengan
waktu dan ruang dalam Dinamika. Sedangkan Kinematika merupakan faktor
eksternal yang berhubungan dengan tenaga yang menciptakan dan mengubahnya
dalam dinamika.

Analisis biomekanik teknik olahraga dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Hay


dan Red, 1982), adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitaif. Kedua jenis
analisis tersebut sama-sama bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
karakteristik dari penampilan olahraga yang di observasi dan dianalisis.

Tes Formatif

1) Apabila seseorang membengkokan tangannya (fleksi), maka mekanisme


kerja yang terjadi adalah ….

A. sinergis yakni otot biseps berkontraksi, trisep relaksasi


B. antagonis yakni otot trisep berkontraksi, biseps relaksasi
C. sinergis yakni otot trisep berkontraksi, biseps relaksasi
D. sinergis yakni otot biseps dan trisep berkontraksi
E. antagonis yakni otot biseps berkontraksi, triseps relaksasi

2) Ketika olah raga beladiri baru dimulai maka kedua atlet yang melakukan
pertandingan belum melakukan suatu gerakan apapun. Ketika wasit mulai
menentukan atlet mana yang boleh bergerak untuk menyerang atlet lain.
Atlet II akan diam karena belum mendapatkan penyerangan dari atlet I,
barulah atlet II akan bergerak ketika ia mendapatkan sebuah gaya dari atlet
I. Kondisi tersebut termasuk dalam Hukum Newton :

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 105
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. I dan III

3) Persendian yang terdapat pada siku adalah ...….


A. sendi peluru
B. sendi pelana
C. sendi putar
D. sendi engsel
E. sendi luncur
Perhatikan gambar rangka manusia dan persendiannya berikut ini!

Persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan sangat bebas


ditunjukkan oleh ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

106 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
4) Contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah , kecuali :
A. seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok.
Jika anak tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan
mendorong tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan
(Freaksi)sehingga anak tersebut terdorong ke belakang.
B. Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada
ujung paku (Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu
(Freaksi).
C. Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang (Faksi)
maka tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang
(Freaksi) sehingga perenang terdorong ke depan.
D. Pada saat kamu naik sepeda, atau naik sepatu roda ketika menuju jalan
yang menurun, maka sepatu roda kamu akan bertambah kecepatannya.
Artinya gerak kamu yang memakai sepatu roda mengalami
penambahan kecepatan.

5) Berapakah sudut yang seharusnya pada saat melakukan passing bawah bola
voli?
A. 700
B. 900
C. 400
D. 450
E. 430

6) Apakah yang akan terjadi jika pitcher dalam permainan bola softball tidak
melakukan gerakan rotasi pada sendi peluru?
A. Bola akan berjalan konstan seperti biasa.
B. Bola akan bergerak tidak terarah.
C. Bola melambung ke atas
D. Bola akan menyusur ke tanah.
E. Semua salah

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 107
7) Di dalam gerakan tolak peluru, harus memadukan dua gerakan sekaligus
agar menghasilkan gerakan yang harmonis. Gerakan apakah yang
diperlukan?
A. Gerak menyamping dan berputar
B. Gerak lurus dan berputar
C. Gerak lurus dan meyamping
D. Gerak menyamping dan melompat
E. Gerak berputar dan melompat

8) Perenang mengalami gaya apung/gaya ke atas pada saat berenang. Hal ini
sesuai dengan hukum :
A. Newton I
B. Newton II
C. Newton III
D. Archimedes
E. Gravitasi

9) Dalam permainan bulu tangkis, kesalahan service forehand yang sering


terjadi adalah :
A. Pada saat memukul, tinggi kepala (daun) raket harus berada dibawah
pegangan raket
B. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang
C. Kaki kiri statis
D. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah
E. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul

108 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
10) Tahapan-tahapan dalam menganalisis biomekanika kualitatif adalah sebagai
berikut :
A. Analisis – Deskripsi – Evaluasi – Instruksi
B. Deskripsi – Analisis – Evaluasi – Observasi
C. Deskripsi – Observasi – Evaluasi – Instruksi
D. Deskripsi – Analisis – Observasi – Instruksi
E. Analisis – Deskripsi – Evaluasi - Observasi

KUNCI JAWABAN
1) E
2) A
3) A
4) D
5) D
6) E
7) B
8) D
9) E
10) C

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo Biyakto Mulyono. 2007. Tes Dan Pengukuran Dalam Olah Raga, Surakarta

Bartlett, R.M. (2007). Introduction to Sports Biomechanic: Analysing Human


Movement Patterns.(2nded.) London: Routledge

Hartono, Soetanto. 2007. Anatomi Dasar dan Kinesiologi, Surabaya: Unesa


University Press.
Hay, J. (1993). The Biomechanics of Sports Techniques. New Jersey. Prentice-
Hall Inc.
Knudson, Duane V dan Marrison Craig S., (1997) Qualitative and Quantitative
Analysis of Human Movement. New York, NY: Springer.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 109
Knudson, D. (2002). Fundamentals of biomechanics.(2nded.). New York, NY:
Springer.

McGinnis,Peter.(2013). Biomechanics of Sport and Exercise: Third Edition.Human


Kinetics.

Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soejoko. H (1992), Olahraga Pilihan Renang. Jakarta. Depdikbud. Proyek


Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan.

Van De Graaff. (2001). Human Anatomy. 6th ed. McGraw-Hill Company

Widjaja, Surja. (1998). Kinesiologi The Anatomy of Motion. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI

110 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
KEGIATAN BELAJAR 4

PSIKOLOGI OLAHRAGA, SOSIOLOGI OLAHRAGA, PENDIDIKAN


JASMANI ADAPTIF, PENDIDIKAN LUAR KELAS DAN APLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat

Kegiatan belajar 4 modul 3 materinya adalah Psikologi Olahraga, Sosiologi


Olahraga, Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan aplikasinya
dalam pembelajaran Pendidikan jasmani. Materi Psikologi Olahraga dan
aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani berisi tentang konsep
psikologis peserta didik yang menunjang penampilan belajar. Penampilan belajar
dimaksud meliputi motivasi belajar tinggi dan rendah. Modul ini menyampaikan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi tersebut dalam aplikasi proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, berikut teknik yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi belajar dan mengenal teknik mengatasi rasa cemas peserta
didik

Materi Sosiologi Olahraga terkait aplikasi dalam pembelajaran Pendidikan


Jasamani isinya diawali dengan informasi tentang peran dan fungsi olahraga dalam
budaya pranata sosial masyarakat. Fungsi olahraga dalam budaya pranata sosial
masyarakat sangat beragam, diantaranya olahraga difungsikan sebagai wahana
pencapaian tujuan pendidikan, inilah yang kemudian diistilahkan sebagai
Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap
penyadaran individu tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola
dengan tepat akan membina kepribadian yang patuh terhadap aturan, daya saing
yang kuat, mental yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam, sehingga peserta
didik kelak dewasa menjadi warga masyarakat yang matang dan energik.

Pendidikan Jasmani yang diaplikasikan kepada peserta didik bagi anak yang
berkebutuhan khusus (ABK) diistilahkan sebagai ‘Pendidikan Jasmani Adaptif”.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 111
Pendidikan Jasmani Adaptif merupakan pendidikan jasmani khusus dengan sistem
penyampaian pelayanan komperehensif yang dirancang untuk mengidentifikasi,
dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor bagi peserta didik ABK.
Kreativitas guru dalam memodifikasi program Pendidikan Jasmani Adaptif sangat
diharapkan. Inspirasi kreatifitas tersebut harus berdasarkan kepada konsep dari
jenis kecacatan yang dialami peserta didik. Jenis kecacatan peserta didik yang
diungkap dalam modul ini meliputi: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,
Tunadaksa dan Tunalaras.

Pendidikan luar kelas merupakan bagian dalam bidang studi pendidikan jasmani.
Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media pendidikan. Alam
dijadikan sebagai sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif peserta didik. Aktivitas
pendidikan luar kelas merupakan proses belajar interdisipliner melalui satu seri
aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini akan
mengeksploitasi potensi yang memberi kontribusi terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta perkembangan
emosional dan intelektual peserta didik. Kegiatan aktivitas luar kelas bentuknya
sangat beragam, modul ini mengenalkan dua konsep yang termasuk kedalam
aktivitas luar kelas yaitu ‘berkemah’ dan ‘hiking’.

2. Relevansi

Kegiatan belajar keempat pada modul 3 berjudul Psikologi Olahraga, Sosiologi


Olahraga, Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan Aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Relevansi Psikologi olahraga disajikan
kepada peserta PPG agar peserta paham bahwa Pembelajaran Pendidikan Jasmani
yang baik harus merujuk kepada konsep kesiapan psikologis peserta didik. Program
pembelajaran PJOK yang dilakukan guru tidak boleh mengabaikan aspek kesiapan
psikologis peserta didik supaya target pembelajaran dapat terpenuhi.

112 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Peserta PPG harus paham bahwa olahraga selalu memainkan peran dan fungsi
dalam budaya pranata sosial masyarakat, mulai dari fungsi yang sederhana sampai
kepada yang tinggi. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu nilai dari peran
olahraga, yaitu sebagai wahana pencapai tujuan pendidikan. Pendidikan Jasmani
adalah pendidikan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
melalui aktivitas jasmani yang mereduksi aktivitas-aktivitas olahraga. Pendidikan
Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap penyadaran individu tentang moral
dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan membina
kepribadian yang patuh terhadap aturan, daya saing, dan mental yang kuat.

Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari bidang studi yang diajarkan di sekolah
berlaku juga bagi peserta didik yang tidak normal (ABK). Melalui modul ini peserta
PPG diharapkan memiliki pemahaman tentang ini, dan mampu mengaplikasikan
sistem pelayanan PJOK khusus yang disesuaikan dengan ABK, sehingga mereka
(ABK) rela ikut berpartisipasi melakukan aktivitas fisik dengan aman, nyaman,
berhasil sesuai dengan keterbatasannya. Harapan lebih jauh tumbuh rasa percaya
diri mereka dalam menjalani rutinitas kehidupan di masyarakat nantinya.

Pendidikan luar kelas adalah bagian dari materi bidang studi PJOK. Konsep diri
peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Pengalaman
yang diperoleh dari program pendidikan luar kelas memberi peluang untuk
memenuhi kebutuhan psikis peserta didik tentang ‘rasa berhasil mengatasi
rintangan’. Sekarang ini program kegiatan seperti ini sering dijadikan sebagai
alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Harapannya,
guru PJOK mampu mengelola kegiatan-kegiatan olahraga dan juga mengelola
program pendidikan luar kelas.

3. Petunjuk Belajar

Konsep, uraian materi, dan semua unsur dalam kegiatan belajar diharapkan dapat
memberi pemahaman kepada peserta PPG tentang materi ‘Psikologi Olahraga,
Sosiologi Olahraga, Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’. Peserta PPG diharapkan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 113
memiliki kemampuan mengasosiasikan seluruh materi dalam kegiatan belajar ini
dengan tahapan sebagai berikut:
6. Baca dan pahami seluruh materi kegiatan belajar ini secara seksama.
7. Tambahlah informasi dari literatur lain terkait konsep yang menjadi bagian dari
isi materi kegiatan belajar ini.
8. Kerjakan tugas atau latihan yang menjadi bagian intruksi dari kegiatan belajar
ini.
9. Kegiatan belajar ini dilengkapi dengan tes formatif, jawab tes tersebut setelah
seluruh materi kegiatan belajar dibaca terlebih dahulu.
10. Tes ini sebagai evaluasi mandiri bagi peserta PPG untuk mengukur tingkat
pemahaman materi ini.

B. INTI

1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Peserta PPG memiliki pemahaman tentang prinsip ilmu penunjang
keterampilan gerak manusia pada aspek ‘Psikologi Olahraga, Sosiologi
Olahraga, Pendidikan Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.

2. Pokok Materi Mata Kegiatan


Kegiatan belajar 4 modul 3 ini disajikan agar peserta PPG memiliki pemahaman
tentang:
a. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada aspek ‘Psikologi Olahraga
dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
b. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada aspek ‘Sosiologi Olahraga
dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
c. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada aspek ‘Pendidikan Jasmani
Adaptif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
d. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada aspek ‘Pendidikan Luar
Kelas dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.

114 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
3. Uraian Materi
Uraian materi kegiatan belajar 4 modul 3 paparannya tentang:
a. Konsep Psikologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
b. Konsep Sosiologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
c. Konsep Pendidikan Jasmani Adaptif dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
d. Konsep Pendidikan Luar Kelas dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.

A. Psikologi Olahraga dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan


Jasmani

Psikologi olahraga, dasar pandangannya untuk kebutuhan kegiatan belajar ini


dinyatakan bahwa, karakteristik prilaku yang dihasilkan dalam proses kegiatan
berolahraga merupakan media untuk mengekspresikan “body and mind” secara
harmonis. Pengekspresian “body and mind” secara harmonis berhubungan dengan
aspek-aspek kepribadian. Pembelajaran Pendidikan Jasmani yang baik harus
merujuk kepada konsep kesiapan psikologis para peserta didikanya. Program
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan guru di sekolah tidak boleh
mengabaikan aspek kesiapan psikologis para peserta didiknya.

Kondisi psikologis yang dimakasud dalam hal ini dua, pertama yang menunjang
penampilan pembelajar yang baik, yang kedua adalah yang sebaliknya. Unsur
kondisi psikologis yang menunjang penampilan pembelajar yang baik diantaranya
adalah: motivasi tinggi (aspirasi kuat, ketahanan mental, kematangan pribadi).
Unsur kondisi psikologis yang sebaliknya mengganggu penampilan pembelajar
pada diri peserta didik adalah: motivasi rendah (cemas, gangguan emosional,
keraguan).

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 115
Aspek-aspek kepribadian seperti motivasi, kemampuan konsentrasi, rasa cemas,
kepercayaan diri dan aspek kejiwaan lainnya memiliki dampak terhadap hasil
dalam suatu proses pembelajaran. Studi ilmiah yang sudah dilakukan banyak
membuktikan bahwa motivasi merupakan energi yang penting dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Motivasi adalah dasar untuk menggerakkan/mengarahkan
perbuatan dan prilaku peserta didik dalam belajar. Guru perlu memahami teori,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik-teknik pemberian motivasi. Motivasi
itu unik, kadang menjadi sulit karena tidak dapat diamati dan diukur secara pasti.
Guru harus mengkaji setiap prilaku peserta didiknya, ini dilakukan agar guru
mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didiknya.

Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakkan dan mengarahkan


tingkahlaku kepada suatu tujuan. Motivasi merupakan dorongan untuk mencapai
tujuan, atau dengan kata lain dorongan yang datang dari dalam diri terhadap
aktivitas yang bertujuan. Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni: motivasi
ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang
ditimbulkan oleh karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi dari luar
seperti pemberian hadiah, penghargaan, sertifikat dan sebagainya. Motivasi
intrinsik adalah dorongan alamiah yang membawa seseorang berkehendak
mengerjakan sesuatu dan bukan karena situasi buatan atau karena faktor-faktor
yang seperti dijelaskan pada motivasi ekstrinsik.

Teori-teori motivasi cukup menarik untuk dibicarakan, untuk kegiatan belajar pada
modul ini teori ‘kebutuhan’ yang akan diungkapkan. Kebutuhan seseorang
menimbulkan dorongan intrinsik atau ekstrinsik untuk bertingkahlaku dalam
mencapai tujuan. Kuatnya dorongan ditentukan oleh kadar kebutuhan yang melekat
pada seseorang. Teori ini beranggapan bahwa tingkahlaku manusia pada
hakekatnya bertujuan memenuhi kebutuhannya. Pandangan ini mengharuskan guru
mampu mendeteksi kebutuhan-kebutuhan peserta didiknya. Guru harus
bertransformasi sebagai individu yang dapat memanifestasi kebutuhan-kebutuhan
dimaksud sehingga peserta didik merasa nyaman. Guru yang ramah, supel akan
memenuhi kebutuhan peserta didik akan kebebasan dari rasa takut atau cemas.

116 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Peserta didik dipastikan membutuhkan pembelaan, perlindungan, keteraturan,
demikian juga dengan desain pembelajaran yang dilakukan guru harus dapat
menggugah peserta didik, konten materi yang disampaikan harus dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik seketika itu atau suatu kelak nanti.

Faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran


Pendidikan Jasmani:
1. Kesehatan fisik-psikis merupakan kesatuan organis yang memungkinkan
motivasi diri seseorang berkembang.
2. Lingkungan yang sehat dan menyenangkan. Suhu yang normal, udara yang
sehat, sinar matahari yang cukup, keadaan sekitar yang menarik, merupakan
lingkungan yang dapat mendorong motivasi diri.
3. Fasilitas lapangan dan alat yang baik untuk latihan. Lapangan yang rata dan
menarik, peralatan yang memadai akan memperkuat motivasi untuk belajar
lebih baik.
4. Aktivitas fisik yang sesuai dengan bakat dan naluri. Permainan atau aktivitas
fisik merupakan saluran dan sublimasi unsur-unsur bawaan (naluri), seperti
ingin tahu, keberanian, ketegasan, sifat memberontak, dan sebagainya. Jenis
aktivitas fisik yang tepat dengan unsur-unsur naluri akan meningkatkan
motivasi peserta didik.
5. Program Pendidikan Jasmani yang menuntut aktivitas. Perkembangan peserta
didik membutuhkan aktivitas. Peserta didik disekolah umumnya tidak senang
kegiatan yang lamban dan banyak bicara. Permainan aktivitas fisik yang
menarik akan menggugah timbulnya motivasi yang tinggi.
6. Menggunakan audio-visual. Peserta didik ada yang sensitif pada penglihatan,
pendengaran dan perabaan. Latihan yang melibatkan perasaan, penglihatan dan
pendengaran seperti TV, kartu, diagram, gambar akan meningkatkan motivasi
mereka untuk belajar dengan lebih bergairah.
7. Metode mengajar. Pemilihan metode mengajar yang sesuai akan membantu
motivasi dalam proses belajar. Sebaiknya dalam proses belajar, latihan dimulai
dari yang diketahui ke yang tidak diketahui; dari yang sederhana ke yang lebih

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 117
kompleks; dari yang nyata ke yang abstrak; dari keseluruhan ke bagian; dari
yang pasti ke yang tidak pasti. Prinsip ini merupakan kunci latihan yang baik
dan merupakan faktor yang dapat memotivasi individu.

Teknik yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didiknya:
1. Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara (1) pembicaraan pembangkit
semangat, (2) pendekatan individu, (3) diskusi. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam melakukan teknik verbal adalah:
a) Beri pujian terhadap apa yang telah dilakukan peserta didik dan jelaskan
apa yang dibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong rasa percaya
diri dan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik. Contoh,
guru mengatakan “saya yakin kau bisa, karena saya lihat kau sudah
sungguh-sungguh latihan”.
b) Beri koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan
peserta didik, malainkan evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan
kekurangan dengan menunjukkan cara yang seharusnya baik dilakukan.
Saran hendaknya diberikan tetapi tidak memaksa. Contoh guru
mengatakan “Saya kira teknik yang kau lakukan cocok untuk kamu
pertahankan, saya menyarankan pertahan teknik tersebut kalau kau
masih bisa”.
c) Beri semacam petunjuk yang dapat meyakinkan peserta didik bahwa
dengan latihan ia akan dapat melakukan tugas pembelajaran yang
diberikan dengan tepat.

2. Teknik tingkahlaku (behavioral). Keberhasilan peserta didik dalam belajar


menuntut sikap tertentu, seperti jujur, sportif, tekun, kreatif, dinamis, dan
dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas belajarnya. Sikap-sikap tersebut agar
terwujud menjadi tingkahlaku mengharuskan guru bersikap demikian dalam
kehidupan sehari-harinya. Sikap-sikap itu akan diamati dan dirasakan oleh
peserta didikt, kemudian menjadi sikap mereka dan akhirnya menjadi
tingkahlaku dalam hidup mereka. Teknik ini menekankan relasi antara guru dan

118 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
peserta didik. Guru hendaknya berlaku sebagai orangtua terhadap anak-
anaknya, dan pada saat-saat tertentu berlaku sebagai pemimpin terhadap
anggota. Relasi guru dengan peserta didik yang baik akan menjadi model
panutan. Tingkahlaku positif yang dipertunjukkan guru diharapkan dapat
memberi motivasi kepada peserta didik dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajarannya.

3. Teknik intensif, ini adalah dengan pemberian hadiah atau cukup dengan
penghargaan misalkan ‘pujian’ salah satu caranya. Teknik ini dapat menambah
semangat, meningkatkan gairah belajar, meningkatkan konsentrasi. Intensif
hendaknya diberikan pada waktu yang tepat, dan diusahakan agar tidak menjadi
kebiasaan, yang dapat menurunkan semangat belajar peserta didik bila sewaktu-
waktu insentif itu ditiadakan.

4. Supertisi, ini adalah kepercayaan akan membawa keberuntungan, misalkan


ketika hendak memasuki lapangan peserta didik dengan kesadaran penuh dan
keyakinannya harus dimulai dengan memanjatkan doa dahulu. Supertisi ini
dimaksud penambah semangat, dianggap pembawa keberuntungan, supertisi
yang demikian harus didukung oleh guru apalagi ini tidak merugikan secara
fisik, psikologis maupun materi, justru ini dampak samping yang positif dari
proses pembelajaran yang dibawakan guru.

5. Citra mental, pembelajaran Pendidikan Jasmani sarat dengan bentuk-bentuk


aktivitas gerak jasmani. Citra mental dimaksudkan melatih peserta didik
membuat gerakan-gerakan yang benar melalui imajinasi. Gerakan-gerakan
dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk
dievaluasi.

Lebih daripada itu, guru juga harus memiliki kemampuan menciptakan lingkungan
yang mendukung berkembangnya potensi peserta didik, untuk inspirasi hal ini
silahkan buka link berikut https://youtu.be/UNzQ9uGZIeU

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 119
Peserta didik ketika terlibat dalam kegiatan belajar PJOK sewajarnya ingin
menampilkan kemampuan diri yang terbaik. Kondisi psikologis yang mengganggu
ketika hendak menampilkan kemampuan diri dimaksud terkadang terganggu karena
adanya rasa cemas. Kecemasan sebenarnya diperlukan pada batas-batas tertentu
supaya peserta didik siap menghadapi dan menjalankan intruksi tugas belajar yang
akan dihadapi.

Rasa cemas adalah bagian dari kesiapan mental. Kecemasan yang dirasakan
masing-masing individu berbeda-beda, sangat individual. Kecemasan dapat timbul
kapan saja. Setiap orang pernah mengalami kecemasan, hanya derajat atau
tingkatnya saja yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan kemampuan
dan cara masing-masing individu dalam menanggapi situasinya; juga dikarenakan
adanya perbedaan kepakaan dan toleransi seseorang terhadap pencetus rasa cemas
tersebut. Setiap orang mempunyai ambang kecemasan (stress) tersendiri yang
berbeda pula pada situasi yang lain.

Sumber kecemasan dibedakan kepada 2 jenis, (1) Sumber kecemasan dari dalam
diri, (2) sumber kecemasan dari luar diri. Sumber kecemasan dari dalam diri, ragam
penyebabnya, misalkan seorang atlet yang sangat mengandalkan kemampuan
teknisnya akan mengalami kesulitan sewaktu menghadapi situasi pertandingan
yang kurang menguntungkan bagi dirinya ketika menghadapi lawan yang ulet,
sehingga lawan itu mampu mengantisipasi setiap serangan yang ia lakukan,
akibatnya atlet tersebut akan merasa tertekan dan selanjutnya tidak mampu lagi
menguasai situasi yang sedang dihadapi.

Seseorang yang merasa performanya baik sekali atau sebaliknya dan ini sangat
dirasakannya, maka ini menjadi pertanda mulai timbul sesuatu yang menekan pada
dirinya. Begitu pula perasaan yang sebaliknya, yang seakan-akan orang tersebut
memvonis dirinya bahwa ia tidak akan mencapai sukses.

Seseorang yang berpikiran negatif karena dimarahi atau cemoohan yang ditujukan
kepadanya akan menimbulkan reaksi pada dirinya. Reaksi tersebut akan tetap

120 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang menekan dan menimbulkan frustasi yang
menganggu penampilan tugas yang diembannya.

Seseorang yang merasa puas diri didalam pikirannya merupakan benih kecemasan
yang ditanam oleh dirinya sendiri. Orang tersebut akan dituntut oleh dirinya sendiri
untuk mewujudkan sesuatu yang mungkin berada di luar kemampuannya. Keadaan
seperti ini sebenarnya telah mengakibatkan orang tersebut menerima tekanan yang
tidak disadarinya.

Sumber kecemasan dari luar diri, ragam penyebabnya yaitu, adanya rangsangan
yang membingungkan. Menerima beberapa petunjuk dan perintah sekaligus dapat
membingungkan seseoran sehingga munculnya rasa cemas.

Saingan yang bukan tandingan. Seseorang yang mengetahui bahwa lawan yang
dihadapinya adalah orang yang lebih unggul daripada dirinya, maka dalam
pikirannya timbul pengakuan akan ketidak mampuannya. Situasai tersebut akan
menjadi sebab berkurangnya kepercayaan diri.

Gejala kecemasan dibedakan dua macam (1) gejala fisik; (2) gejala psikis. Gejala
fisik adanya perubahan yang dramatis pada tingkah laku, gelisah, tidak tenang dan
sulit tidur. Terjadi peregangan pada otot-otot pundak, leher, perut terlebih lagi pada
otot-otot ektermitas. Terjadi perubahan irama pernafasan. Terjadi kontraksi otot
setempat pada dagu, sekitar mata dan rahang. Gejala psikis, terganggunya perhatian
dan konsentrasi, terjadi perubahan emosi, menurunya rasa percaya diri, timbul
obsesi, hilangnya motivasi. Berikut penjelasan mengenai teknik mengatasi rasa
cemas.

Pemusatan perhatian (Centering), pertama-tama singkirkan aneka ragam pikiran


yang mengganggu seseorang. Pusatkan seluruh perhatian dan pikiran pada tugas
yang sedang dihadapi. Keadaan mental seseorang beragam, ada yang mampu
dengan cepat menghalau berbagai pikiran yang mengganggu konsentrasi, ada pula
yang lama terhasut oleh gangguan-gangguan pikiran yang demikian.

Pengaturan pernapasan. Orang yang mengalami kecemasan, tonus otot, denyut


jantung serta respirasi akan meninggi. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 121
pernapasan yang dalam dan pelan, sehingga irama pernapasan yang semula cepat
atau meninggi secara berangsur-angsur lambat atau menurun. Mengatur pernapasan
juga merupakan usaha penenangan diri.

Relaksasi otot secara progresif, caranya dengan melakukan kontraksi otot secara
penuh kemudian dikendurkan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang selama kurang
lebih 60 menit. Keadaan ini dapat me-relaks-kan otot-otot, bila otot-otot telah
mencapai keadaan relaks yang sungguh-sungguh maka keadaan ini dapat
mengurangi ketegangan emosional, menurunkan tekanan darah serta denyut nadi.
Orang yang merasakan saat-saat kecemasan sedapat mungkin memusatkan
perhatiannya pada relaksasi otot.

Pencarian sumber kecemasan. Peran guru dalam mencari sumber kecemasan besar
sekali. Jalinan hubungan emosional yang baik antara guru dan peserta didik akan
memungkinkan dan memudahkan guru untuk menelusuri apa yang sebenarnya
sedang dialami oleh peserta didik, begitu juga peserta didik akan terbuka
menceritakan banyak hal apa yang sebenarnya dialaminya.

Pembiasaan, cara ini dimaksudkan untuk melatih menghadapi situasi-situasi yang


bisa timbul dalam suatu kondisi. Latihan untuk pembiasaan ini dilakukan dalam
bentuk simulasi-simulasi. Simulasi terhadap beragam situasi sengaja dibuat untuk
menimbulkan kecemasan dalam batas-batas tertentu, sehingga seseorang tidak lagi
peka terhadap pengaruh lingkungan yang berlaku.

Teknik penanganan individu. Penanganan individu adalah teknik khusus mengatasi


kecemasan yang penekanannya pada pendekatan individu, misalnya melalui musik
yang menjadi kegemarannya, menanamkan keyakinan bahwa persiapan yang
mereka lakukan sudah mantap, baik dan menyeluruh, menjauhkan orang-orang
pencetus rasa cemas, atau sekalian saja dijelaskan bahwa rasa cemas itu muncul
wajar dan memang diperlukan.

122 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
B. Sosiologi Olahraga dan aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani

Telusuran sejarah menunjukan bahwa olahraga selalu memainkan peran dan fungsi
dalam budaya pranata sosial masyarakat, mulai dari peran atau fungsi yang
sederhana sampai kepada yang tinggi. Berbagai pranata budaya didalam kelompok-
kelompok masyarakat telah menjadikan olahraga sebagai alat yang digunakan
untuk beragam keperluan yang berbeda-beda.

Olahraga menjadi bagian budaya pranata sosial masyarakat berdasarkan telusuran


sejarah, sosiologi dan antropologi diantaranya berperan atau berfungsi sebagai, (1)
mekanisme peradilan, (2) wahana inisiasi dan ritus pubertas, (3) wahana untuk
memilih jodoh, (4) wahana untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan,
(5) wahana ritual kepercayaan, (6) cara menunjukan prestise, (7) wahana
pendidikan, dan sebaginya hingga terus berkembang dalam bentuk yang bervariasi
hingga kini, lebih jelasnya silahkan lihat link berikut ini
https://youtu.be//rhDvEgm4Wg

Indonesia menjadikan olahraga berperan atau berfungsi sebagai alat pencapai


tujuan pendidikan menamakannya sebagai bidang studi ‘Pendidikan Jasmani’.
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk mengembangkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor melalui aktivitas jasmani yang mereduksi aktivitas-
aktivitas olahraga seperti permainan, atletik, akuatik, senam beladiri dan
sebagainya.

Pendidikan Jasmani mempunyai makna penting pada aspek sosial-budaya,


psikologis dan politik. Pendidikan Jasmani menurut Stevenson dalam Song (1996)
dapat memberi kontribusi bagi pembangunan suatu bangsa dalam corak, yaitu: (1)
mengatasi kecemasan dan ketegangan mental; (2) penyadaran individu tentang
pentingnya moral dan nilai; (3) mempersatukan masyarakat yang berkelompok-
kelompok.

Pendidikan Jasmani dapat meningkatkan stabilitas sosial-psikologis dan


memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari. Pendidikan Jasmani

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 123
secara aktif dapat mengatasi kecemasan dan keteganggan mental dalam menjalani
kehidupan ditengah masyarakat modern saat ini yang sangat kompetitif, amat
terstruktur dan terpilah-pilah dalam mencapai produktivitas. Pendidikan Jasmani
sebagai upaya membangun jiwa dan raga agar memiliki rasa hormat dan percaya
diri.

Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap penyadaran individu


tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan
membina kepribadian yang patuh terhadap peraturan, daya saing yang kuat, mental
yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam. Pendidikan Jasmani akan
berdampak kepada pembinaan patriotisme yang kuat dan orientasi berprestasi yang
tinggi, sehingga peserta didik kelak dewasa menjadi warga masyarakat yang
matang dan energik.

Keadaan masyarakat Indonesia saat ini dalam konteks pembinaan sumber daya
manusia, memberi gambaran bahwa fungsi atau dampak yang diharapkan dari
Pendidikan Jasmani semakin penting. Kemerosotan moral, degradasi tanggung
jawab, stabilitas emosi rendah, tidak peduli pada aturan merupakan penyakit-
penyakit mental dan budaya. Pendidikan Jasmani yang dikelola dan dibina dengan
baik merupakan “prepentif”, upaya pencegahan terhadap hal-hal tersebut dengan
membekali generasi muda dengan sikap kekuatan dan ketahanan hidup.

Pendidikan Jasmani memainkan peran untuk mempersatukan warga masyarakat


yang berkelompok-kelompok sehingga menyatu dalam pencapain tujuan secara
bersama-sama, yang pada gilirannya akan memperkokoh persatuan secara
menyeluruh. Fungsi integratif dari Pendidikan Jasmani dapat menjadi perekat bagi
warga masyarakat tatanan industri yang semakin individualistis.

Aktivitas jasmani merupakan cara yang digunakan bidang studi Pendidikan Jasmani
dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan. Tinjauan dari aspek aktivitas
jasmaninya terhadap konteks psikologisosial dijelaskan sebagai berikut. Aktivitas
jasmani didefinisikan sebagai gerak besar dari manusia (gross human movement)
yang terorganisir bersifat non manfaat (bukan inti dari pekerjaan). Ciri khusus

124 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
aktivitas jasmani menjadi payung terhadap enam sub-domain yang sekaligus
mewakili nilai dari kegiatan jasmani tersebut, yaitu: (1) sebagai pengalaman sosial;
(2) untuk kesehatan dan fitness; (3) untuk memperoleh vertigo; (4) sebagai
pengalaman estetik; (5) sebagai katharsis; (6) sebagai self esteem; (7) sebagai
pengalaman asketik.

Partisipasi seseorang dalam melakukan aktivitas jasmani dapat memenuhi


kebutuhan sosial tertentu. Aktivitas jasmani dapat menjadi medium pergaulan
sosial (social intercourse), yaitu untuk bertemu dengan orang-orang baru dan untuk
mempercepat atau mempererat hubungan yang telah ada. Aktivitas olahrga yang
dilakukan memberi kesempatan kepada pelakunya untuk berafiliasi dalam
kelompok atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya. Olahraga menjadi
medium kepada seseorang untuk mengenal satu sama lain hingga terjadi pergaulan
yang lebih luas.

Aktivitas jasmani mempunyai kapasitas untuk meningkatkan kesehatan pribadi.


Pusat-pusat kebugaran jasmani yang banyak berdiri saat ini menunjukkan banyak
orang yang percaya bahwa kesehatan dapat diperoleh melalui aktivitas jasmani,
sekaligus ini dianggap cara yang efisien dan menyenangkan.

Vertigo artinya kira-kira hilang kesadaran untuk mendapatkan sensasi yang


menyebabkan orang merasa takut tetapi disaat bersamaan ada perasaan senang.
Orang yang melakukan loncat indah dari tempat yang sangat tinggi, dalam konteks
aktivitas jasmani ini merupakan pengalaman jasmani yang beresiko tinggi,
diahadapkan pada kondisi yang berbahaya tetapi dilakukan dalam keadaan
terkendali.

Aktivitas jasmani dipandang sebagai pengalaman estetik karena dalam banyak


bentuk gerakan-gerakan dalam aktivitas jasmani mengandung unsur keindahan
gerak yang memukau, dan dapat dinikmati. Gerakan-gerakan indah dimaksud
seperti loncat indah, senam, permainan-permainan beregu dan kegiatan lainnya
yang mengandung nilai estetika.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 125
Aktivitas jasmani sebagai katharsis adalah suatu pengurangan ketegangan yang
diperoleh dengan cara menyatakan permusuhan dan agresivitas secara tidak
langsung yaitu menyalurkan permusuhan melalui suatu bentuk yang ekuivalen
dengan tingkah laku agresif. Olahraga kompetitif merupakan outlet sosial yang
memuaskan dari dorongan agresif. Aktivitas jasmani menjadi wahana pengganti
yang dapat memberi penyaluran pelepasan (release) dari ketegangan dan frustasi
yang ter-endap. Aktivitas olahraga yang dilakukan akan memberi kesempatan
kepada pelakunya untuk menunjukkan “keakuan” atau sebagai media pelampiasan
keteganggan.

Pengalaman dalam beraktivitas olahraga memberi peluang kepada pelakunya


perasaan “mampu”, “mampu melakukan”. Perasaan mampu ini makna ekspresif
dari perasaan sukses atau mandiri yang kemudian menghasilkan penilaian diri yang
positif yang diungkapkan dalam istilah self esteem atau self concept.

Aktivitas jasmani sebagai pengalaman asketik. Gejala asketikisme biasanya


dikaitkan dengan religi, seperti bertapa, puasa. Tujuannya untuk memperoleh
kesempurnaan batin, kesucian, atau tenaga super natural. Aktivitas jasmani dalam
prakteknya terdapat hal seperti ini, seperti kerelaan atlet menjalani latihan yang
berat atau harus melakukan diet yang ketat demi meraih prestasi yang setinggi-
tingginya.

Pendidikan Jasmani memiliki peran dan fungsi yang sangat berarti terhadap
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, lebih luasnya lagi bermakna
penting pada aspek sosial-budaya, dan politik. Perlu usaha bahu-membahu semua
pihak untuk selalu membenahi bidang studi ini sehingga pengelolaan proses
pendidikannya secara menyeluruh benar-benar menyentuh semua aspek
perkembangan kepribadian peserta didik.

C. Pendidikan Jasmani Adaptif dan aplikasinya dalam pembelajaran


Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari bidang studi yang diajarkan di sekolah juga
berlaku bagi peserta didik yang tidak normal, Anak yang Berkebutuhan Khusus

126 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
(ABK). Mereka mempunyai hak yang sama dengan peserta didik yang normal,
mereka harus tumbuh dan berkembang sehingga mempunyai rasa percaya diri dan
harga diri sebagai bekal untuk menjalani kehidupann kelak di masyarakat.

Pendidikan Jasmani yang diaplikasikan kepada peserta didik ABK diistilahkan


sebagai ‘Pendidikan Jasmani Adaptif”. Pendidikan Jasmani Adaptif adalah
pendidikan jasmani khusus dengan sistem penyampaian pelayanan komperehensif
yang dirancang untuk mengidentifikasi, dan memecahkan masalah dalam ranah
psikomotor peserta didik ABK. Pendidikan Jasmani Adaptif hakikatnya pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan sehingga memungkinkan peserta didik
ABK berpartisipasi dalam melakukan aktivitas fisik dengan aman, nyaman, puas
dan berhasil sesuai dengan keterbatasannya.

Peserta didik ABK tentu mengalami kesulitan untuk mengikuti program Pendidikan
Jasmani yang normal. Guru bertanggung jawab untuk memberi pelayanan hak yang
sama kepada peserta didiknya. Guru dituntut untuk selalu melakukan pengamatan
dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi fisik setiap peserta didik, cara ini
merupakan strategi dalam upaya memberi perbedaan materi dan jenis tugas
aktivitas fisik yang disesuaikan dengan tingkat keterbatasan atau kecacatan peserta
didik yang diajar.

Kreativitas guru dalam memodifikasi program Pendidikan Jasmani Adaptif sangat


diharapkan. Inspirasi kreatifitas tersebut harus didasarkan kepada konsep jenis-jenis
kecacatan yang dialami peserta didik. Lima jenis kecacatan yang mungkin dialami
peserta didik sehingga peserta didik dikatakan ABK dibahas sebagai berikut:

1. Tunanetra
Tunanetra adalah orang yang mengalami gangguan penglihatan. Karakteristik
peserta didik Tunanetra pada Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
a) Secara fisik, akan dengan mudah ditentukan bahwa mereka mengalami
tunanetra, yaitu dilihat dari kondisi matanya yang berbeda dengan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 127
mata orang yang dapat melihat, sikap tubuhnya kurang ajeg serta agak
kaku.
b) Peserta didik tunanetra umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih
baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan
anak awas.
c) Gerakan mereka agak kaku dan kurang fleksibel, serta sering
melakukan perilaku stereotif, seperti menggosok-gosok mata dan
menepuk-nepuk tangan.

Strategi pembelajaran bagi mereka memerlukan modifikasi, hingga pesan


atau materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima/ditangkap oleh peserta
didik melalui indera-indera yang masih berfungsi. Prinsip pembelajran yang
harus diperhatikan, antara lain prinsip: individual, kekonkritan/pengalaman
penginderaan, totalitas, dan aktivitas mandiri (selfactivity).

2. Tunarungu
Tunarungu adalah orang yang mengalami gangguan pendengaran. Karakteristik
peserta didik tunarungu pada aspek akademik bahwa, pada mata pelajaran yang
bersifat verbal mereka cenderung memiliki prestasi yang rendah, namun mata
pelajaran yang bersifat non verbal prestasinya cenderung sama dengan peserta
didik normal seusianya. Kecendrungan ini terjadi karena mereka memiliki
keterbatasan berbicara dan berbahasa. Karakteristik anak tunarungu pada aspek
sosial-emosional adalah sebagai berikut:
a) Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari
keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.
b) Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan
dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan
perasaan orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya
lebih terpusat pada "aku/ego", sehingga kalau ada keinginan, harus
selalu dipenuhi.

128 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
c) Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang
menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya
diri.
d) Perhatian peserta didik tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah
menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu.
e) Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan
ekstrim tanpa banyak nuansa.
f) Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya
mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan
perasaan/keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami
pembicaraan orang lain.

Strategi pembelajaran peserta didik tunarungu pada dasarnya sama dengan


strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran peserta didik
normal, akan tetapi dalam pelaksanaannya, harus bersifat visual, artinya lebih
banyak memanfaatkan indra penglihatan.

3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah keterhambatan fungsi kecerdasan. Kecerdasan yang secara
umum berada di bawah usia kronologisnya sehingga membutuhkan layanan
pendidikan khusus. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga hal
berikut, yaitu: keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum di bawah rata-
rata, disertai ketidakmampuan dalam perilaku adaptif, dan terjadi selama
periode perkembangan sampai usia 18 tahun.

Karakteristik yang dapat dijadikan patokan dalam mendeteksi ketunagrahitaan


pada masa sekolah penting dikenal oleh guru yang mengajar disekolah
umum/biasa, karena kebanyakan dari mereka langsung masuk ke sekolah biasa.
Biasanya anak yang ke sekolah umum tergolong tunagrahita ringan karena tidak
memperlihatkan ciri-ciri khusus dalam segi fisik. Ciri ketunagrahitaan baru
diketahui pada saat duduk di kelas IV SD karena di kelas sebelumnya ia dapat
mengikuti pelajaran seperti anak normal dalam menyanyi, bermain dan

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 129
kerajinan, tetapi di kelas IV mereka akan mulai mengalami kesulitan belajar
terutama bidang pelajaran yang menuntut untuk berpikir abstrak.

Pendidikan peserta didik tunagrahita ialah di tempat khusus, terutama bagi


mereka yang klasifikasi ketunagrahitaannya kategori sedang dan berat. Peserta
didik tunagrahita ringan dapat ditempatkan di sekolah umum dengan segala
variasinya yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik tersebut. Strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tunagrahita akan
mendukung tercapainya suasana belajar yang baik. Strategi yang mungkin
efektif digunakan di sekolah umum adalah strategi pengajaran yang
diindividualisasikan, kooperatif dan modifikasi tingkah laku.

4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah orang yang mengalami bentuk kelainan atau kecacatan pada
sisitem otot, tulang, persendian, dan syaraf yang disebabkan oleh penyakit,
virus, dan kecelakaan yang terjadi baik itu sebelum lahir, saat lahir dan sesudah
kelahiran. Gangguan ini mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi,
adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan pribadi.

Karakteristik akademis peserta didik tunadaksa pada aspek kecerdasan,


kemampuan kognisi, persepsi dan simbolisasi mengalami kelainan karena
terganggunya sistem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar,
dan mengurus diri. Peserta didik tunadaksa karena kelainannya berada pada
sistem otot dan rangka maka kemampuan belajar untuk memahami teori-teori
tidak terganggu layaknya peserta didik normal.

Karakteristik sosial/emosional peserta didik tunadaksa yang karena konsep


diri, respon serta sikap masyarakat menaruh negatif terhadap mereka,
mengakibatkan mereka merasa tidak mampu, tidak berguna, dan menjadi
rendah diri, akibat kepercayaan diri hilang, akhirnya tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah

130 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul,
malu, dan suka menyendiri, serta frustrasi berat.

Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat


tubuh, juga mengalami gangguan lain seperti sakit gigi, berkurangnya daya
pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, gangguan motorik, dan
sebagainya.

Pendidikan peserta didik tunadaksa bentuknya lebih kepada melatih


kemandirian dan keutuhan pribadi. Tujuh aspek yang perlu dikembangkan
untuk mencapai tujuan tersebut, (1) pengembangan intelektual dan akdemik,
(2) membantu perkembangan fisik, (3) meningkatkan perkembangan emosi
dan penerimaan diri, (4) mematangkan aspek sosial, (5) mematangkan moral
dan spiritual, (6) meningkatkan ekspresi diri, dan (7) mempersiapkan masa
depan mereka.

Prinsip pemberian layanan pendidikan kepada mereka ada dua, yaitu mengacu
kepada prinsip multisensori dan individualisasi. Kondisi ruang belajar harus
dirancangan khusus sehubungan dengan kondisi mereka yang mengalami
gangguan motorik, sebaiknya bangunan sekolah dirancang dengan
memprioritaskan tiga kemudahan, yaitu: mudah ke luar masuk, mudah
bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian.

5. Tunalaras
Tunalaras diistillahkan sebagai orang yang bertingkah laku kurang sesuai
dengan lingkungannya. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma
yang terdapat di masyarakat tempat ia berada.
Klasifikasi anak tunalaras adalah sebagai berikut:
a) Klasifikasi peserta didik tunalaras yang berisiko tinggi adalah hiperaktif,
agresif, pembangkang, dan lain-lain; dan ada yang berisiko rendah seperti
autisme dan skizofrenia, anak bahagia melihat api, sering meninggalkan
rumah, dan lain-lain.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 131
b) Sistem klasifikasinya sebagai berikut: gangguan prilaku atau kekacauan
tingkah laku, kecemasan, penarikan diri, ketidak matangan, dan agresi
sosialisasi.

Peserta didik tunalaras menunjukkan ciri karakteristiknya yaitu: (1)


mengalami kekacauan tingkah laku; (2) sering merasa cemas dan menarik diri;
(3) kurang dewasa; dan (4) agresif bersosialisasi. Setiap dimensi tersebut
mengakibatkan penyesuaian sosial di sekolah. Karakteristik akademik anak
tunalaras ditandai dengan seringnya mereka mengalami kegagalan karena
adanya kesulitan dalam mengadakan penyesuaian dengan aturan sekolah dan
belajar.

Karakteristik peserta didik tunalaras hiperaktivitas mempunyai ciri gerak yang


terlalu aktif, tidak bertujuan, tidak mau diam, suka mengganggu teman, mudah
tersinggung, dan sulit memperhatikan dengan baik. Karakteristik peserta didik
tunalaras distrakbilitas, yaitu peserta didik yang kesulitan memusatkan
perhatian pada stimulus yang relevan secara efisien adalah memodifikasi
lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali, modifikasi materi
dan strategi pembelajaran, serta modifikasi tingkah laku. Karakteristik peserta
didik tunalaras impulsif , yaitu kecenderungan menuruti kemauan diri dan
biasanya bereaksi cepat tanpa berfikir panjang dalam situasi sosial maupun
pada tugas-tugas akademik. Penyebabnya adalah faktor keturunan, cemas,
budaya, dysfungsi syaraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, salah asuh,
dan trauma kehidupannya. Metode untuk mengendalikan impulsif di antaranya
adalah melatih verbalisme aktivitasnya, modifikasi tingkah laku, serta
mengajarkan seperangkat ketrampilan.

Menambah pembendaharaan terkait topik ini dan sebagai bahan inpirasi


silahkan buka link berikut: https://youtu.be/piaPZEWfYNg link ini
menyampaikan tentang latihan okupasi bagi penderita autis (tunalaras beresiko
rendah), bahkan saat ini event olahraga bagi para penderita autis sudah semakin

132 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
berkembang, berikut link terkait dengan informasi ini: https://youtu.be/1J1PTf-
Yp30

Kelima jenis kecacatan yang dialami peserta didik dalam bahasan ini harus menjadi
pertimbangan guru dalam mengelola strategi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Guru harus melakukan modifikasi, empat unsur strategi yang perlu diperhatikan
dalam memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif, (1) teknik
modifikasi komunikasi pembelajaran, (2) teknik modifikasi lingkungan belajar, (3)
teknik modifikasi aktivitas belajar, (4) teknik modifikasi peralatan dan peraturan.

1. Teknik Modifikasi Komunikasi Pembelajaran

Guru harus memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian terkait dengan


sifat, perilaku, suasana, dan kondisi yang dihadapi peserta didik ABK. Kualitas
pembelajaran yang baik tergantung kepada mutu komunikasi yang dilakukan
guru, berikut lima faktor yang perlu disesuaikan guru untuk meningkatkan
komunikasi dengan siswa ABK,

a) Penggunaan bahasa
Penggunaan kalimat yang kelihatan sederhana, misal: saya ingin kamu lari
sampai ke pagar, dan kemudian kamu kembali, kesini”. Kalimat ini dapat
menimbulkan kebingungan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
berbahasa. Kejadiannya sebagian peserta didik mendengar dan memahami
kata “berlari” atau “berlari sampai ke pagar”, ada yang lari kemana saja
tanpa tujuan yang jelas, kemudian ada yang lari ke pagar, tapi tidak
kembali lagi ketempat semula. Perpendeklah kalimat-kalimat sehingga
mudah dipahami peserta didik. Perpendek menjadi “lari ke pagar” dan “lari
kembali”. Peserta didik yang mengalami ganngguan bahasa yang parah
akan diuntungkan dengan penyingkatan ungkapan “lari pagar”...”lari
balik”.
b) Gunakan kata yang bermakna tunggal
Gunakan kata-kata yang bermakna tunggal, terutama kata-kata yang
memerlukan gerak atau tindakan. Satu intruksi digunakan untuk satu

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 133
kegiatan. Setiap intruksi yang diberi diikuti demonstrasi terkait tugas yang
akan dikerjakan, ikut berpartisipasi dengan peserta didik dalam
melaksanakan tugas, siswa diminta untuk mengulangi sebelum dia
melaksanakan, ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana informasi
telah diproses oleh peserta didik.
c) Buat konsep yang konkret
Konsep yang kongkrit berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan kemampuan anak, intinya bagaimana menciptakan agar tugas-
tugas yang menjadi intruksi dapat dipahami peserta didik dengan jelas.
Guru harus konsisten dalam menggunakan kata-kata sehingga mudah
dipahami makna yang terkandung dalam kata-kata yang pernah didengar
dan tersimpan dalam memori peserta didik.
d) Pemberian tugas secara berurutan
Peserta didik ABK diasumsikan tidak dapat memahami dan memproses
seluruh langkah-langkah yang harus dilakukan terkait penyelesaian tugas
gerak yang diintruksikan guru kepadanya, walaupun tidak semuanya
mereka demikian; contoh “gerak guling ke depan”, maka seharusnya
intruksinya menjadi demikian, “berdiri diatas matras”..,”lutut
ditekuk”..,”letakkan tangan diatas matras”..,”bengkokkan badan
kedepan”..,”..dan seterusnya.

2. Teknik Modifikasi Lingkungan Belajar


Guru harus menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang membuat peserta
didik ABK mampu beradaptasi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
proses pembelajarannya. Teknik adalah sebagai berikut:
a) Memodifikasi fasilitas dan peralatan
Memperjelas garis pinggir lapangan dengan warna yang mencolok,
memperlebar lintasan, membuat sasaran bola basket misalnya dengan
diameter yang lebih lebar kemudian dapat dipindah-pindahkan dan
sebagainya.

134 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
b) Pemanfaatan ruang secara maksimal
Ruang yang digunakan dalam pembelajaran PJOK baik tertutup ataupun
terbuka mestinya mempunyai tanda-tanda yang jelas sebagai upaya untuk
memudahkan mengontrol peserta didik. Pengaturan formasi jangan sampai
mengganggu tingkat keterlibatan peserta didik sehingga tidak
membahayakan keselamatan mereka dalam beraktivitas.

3. Teknik Modifikasi Aktivitas Belajar


Tidak ada istilah modifikasi salah atau benar, yang ada adalah bagaimana taraf
kesesuaian modifikasi tersebut. Menempatkan peserta didik yang mengalami
gangguan penglihatan dan pendengaran dekat dengan gurunya dianggap
modifikasi paling sesuai. Lamanya waktu ikut berpartisipasi dalam melakukan
aktivitas fisik bagi peserta didik yang mengalami gannguan kondisi kesehatan
dan daya tahan tubuh, dianggap modifikasi wajar dalam pertimbangannya.
Intinya guru harus adil memberi kesempatan kepada setiap peserta didiknya
agar kebutuhan yang mereka peroleh dalam pembelajaran PJOK terpenuhi.

4. Teknik Modifikasi Peralatan dan Peraturan


Peralatan pembelajaran PJOK yang digunakan untuk peserta didik ABK perlu
modifikasi, misalnya menggunakan peralatan yang warnanya cerah untuk
peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan, menurunkan ketinggian
net, menggunakan peralatan yang lebih pendek atau yang lebih panjang sesuai
dengan kecacatan fisik, menggunakan bola yang lebih ringan, menggunakan
pegas supaya benda tidak berpindah ketika ditendang atau dipukul, memasang
alat bunyi-bunyian didalam bola. Intinya guru harus dapat memodifikasi segala
peralatan yang sifatnya membantu kegiatan belajar PJOK bagi peserta didiknya
ABK. Peraturan juga demikian, perlu modifikasi agar pembelajaran yang
disajikan guru benar-benar bermakna bagi peserta didik ABK, permaianan bola
voli dimainkan oleh 8 orang atau lebih misalnya.

Pemerintah juga mencanangkan program sekolah ‘inklusi’. Peraturan mengenai


penyelenggaraan sekolah ‘inklusi’ tertuang pada permendikbud no.70 tahun 2009.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 135
Pendidikan ‘inklusi’ adalah program pendidikan reguler, untuk peserta didik yang
normal, namun peserta didik yang berkebutuhan khusus juga berada di sekolah
yang sama. Guru PJOK yang bertugas tidak boleh memberi dispensasi kepada
peserta didik ABK karena alasan apapun, apalagi karena rasa kasihan.

Sisi lain jika peserta didik ABK diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran PJOK
ia menjadi bahan tertawaan bagi teman sekelasnya yang normal. Guru harus mampu
mengubah pandangan dan memberi penjelasan kepada peserta didik yang normal
sehingga mereka sadar dan memiliki sikap yang positif terhadap teman-teman
mereka yang ABK.

Peserta didik ABK tentunya memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatasdalam
mengikuti program pendidikan PJOK. Ada saatnya peserta didik normal dan yang
ABK tidak dapat melakukan jenis olahraga yang sama. Guru sangat berperan dan
dituntut dalam menentukan apakah seorang peserta didik ABK dapat mengikuti
materi pembelajaran jenis olahraga secara bersama-samadengan temannya yang
normal. Guru harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara menyeluruh
terhadap kondisi fisik anak tersebut.

Jika peserta didik ABK dianggap tidak mampu mengikuti jenis olahraga tertentu
dalam pembelajaran PJOK bersam-sama, maka guru harus kreatif dan terampil
mencari solusi dan menentukan jenis aktivitas fisik lain yang sesuia dengan
kemampuan dan kondisi kecacatannya.

Memberi materi yang berbeda antara peserta didik normal dan yang ABK tentu
berdampak terhadap kondisi psikologis keseluruhan di kelas tersebut. Guru harus
menjelaskan kepada peserta didik ABK dan teman-teman sekelasnya yang normal
sehingga semua pihak memahami dan dapat menerima secara wajar. Guru yang
melakukan ini sama halnya sedang melakukan strategi dalam upaya
membudayakan nilai-nilai Pendidikan Jasmani kepada seluruh peserta didik.

136 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
D. Pendidikan Luar Kelas dan aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani

Pendidikan luar kelas merupakan bagian bidang studi pendidikan jasmani. Konsep
diri peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Memanjat,
merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, merupakan pengalaman
petualangan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Pengalaman
seperti ini dapat memenuhi kebutuhan psikis peserta didik tentang ‘rasa berhasil
mengatasi rintangan’.

Pendidikan luar kelas diistilahkan juga sebagai ‘Outdoor education’ . Program


kegiatan seperti ini dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media
pendidikan. Alam dijadikan sebagai sarana efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif peserta
didik. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari
lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia sebagai sumber belajar.

Aktivitas pendidikan luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui satu
seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini akan
mengeksploitasi potensi dan memberi kontribusi terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta perkembangan
emosional dan intelektual peserta didik.

a) Perkembangan Fisik
Pendidikan luar kelas dapat berperan dalam merangsang perkembangan
fisik. Kegiatan fisik yang dilakukan peserta didik sebenarnya juga
berpotensi untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk lebih bersifat
sosial, mempelajari peraturan-peraturan, belajar mandiri, mengembangkan
rasa percaya diri, mengembangkan intelektualitas, dan belajar
menyelesaikan permasalahan yang muncul. Alam yang bebas terbuka akan
lebih banyak menawarkan kesempatan secara alami untuk berlari,
melompat, dan menggerakan seluruh tubuh dengan bebas. Peserta didik

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 137
dapat merasakan bagaimana rasanya berada di ketinggian, merangkak
melalui terowongan atau berguling di dedaunan, ini sangat baik untuk
melatih daya tahan dan keseimbangan mental mereka.
b) Perkembangan Keterampilan Sosila dan Pengetahuan Budaya
Aktivitas yang dilakukan di luar kelas secara alamiah mendorong interaksi
di antara sesama peserta didik. Interaksi yang demikian membuat
keterampilan sosial mereka semakin berkembang. Peraturan yang
diterapkan di kelas, justru diperbolehkan ketika berada di luar kelas, seperti
“mengeluarkan suara-suara yang keras” ataupun “berteriak”. Peserta didik
yang pendiam sangat mungkin lebih mudah bergaul ketika berada di luar
kelas. Bermain di lingkungan terbuka membuat peserta didik belajar
mengenal lingkungan masyarakat. Mereka dapat mempelajari dan mengenal
kondisi sosial-budaya masyarakat. Mereka berkesempatan melihat,
mengamati, mendengar pembicaraan orang lain, mengenal ketika
berhadapan dengan orang lain, bertanya dan sebagainya. Mereka mendapat
pengalaman untuk belajar berempati dan ikut merasakan kondisi yang
berbeda saat mereka mengunjungi tempat tinggal anak-anak berkebutuhan
khusus atau rumah yatim piatu misalnya.
c) Perkembangan Emosional
Aktivitas pendidikan luar kelas banyak memberi peluang dan tantangan
baru bagi peserta didik. Menguasai banyak tantangan yang dihadapi dalam
program aktivitas pendidikan luar kelas membuat mereka lebih
mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Mereka berhasil mengatasi
ketakutan dan ketegangan saat berada di puncak ‘seluncuran’ dan
kemudian bebas meluncur. Mereka telah berhasil menciptakan rasa aman
dalam diri ketika menghadapi ‘seluncuran’. Pengalaman seperti ini akan
menumbuhkan kepercayaan diri, mereka akan menyadari apa yang bisa
dilakukan oleh dirinya sendiri, dan bagaimana mereka berhasil
mengendalikan gerakan tubuh mereka sendiri.

138 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
d) Perkembangan Intelektual
Dampak positif program aktivitas pendidikan luar kelas mengakibatkan
peserta didik melakukan proses belajar melalui interaksi langsung dengan
banyak benda ataupun beragam ide. Ini membuat peserta didik terbantu
dalam menguatkan kembali konsep-konsep yang telah atau pernah dipelajari
sebelumnya. Kegiatan luar kelas dengan melakukan pengamatan terhadap
benda-benda bersejarah, atribut lalu lintas, dan lain-lain misalnya, akan
melatih kemampuan intelegensi kearah perkembangan yang lebih baik.

Aktivitas pendidikan luar kelas bentuknya sangat beragam, diantaranya seperti


berkemah, haiking, dan sebagainya, modul ini setidaknya mengenalkan dua
aktivitas, yaitu berkemah dan hiking.
a) Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini
umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari
keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah
biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan
menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.
Petunjuk penyelenggaraan perkemahan yang baik, sarat dengan pencapain
tujuan pendidikan dapat dipelajari melalui link berikut ini
https://youtu.be/PlslKQKGRMo
b) Haiking adalah olahraga rekreasi yang mampu mengakomodir kebutuhan
peserta didik yang menginginkan kepuasan tertentu yang berbeda dengan
jenis olahraga lainnya. Haiking umumnya disenangi peserta didik,
kegiatannya tidak menimbulkan kebosanan, kerena dilakukan dengan
berjalan kaki dengan selingan-selingan yang diisi permainan-permainan
petualangan dengan berbagai rintangan. Hiking merupakan kegiatan yang
dapat dimaksudkan sebagai cara untuk mendekatkan peserta didik akan rasa
kagum kepada Tuhan pencipta alam, untuk memperoleh kebugaran jasmani,
refresing, serta dapat membangun kebersamaan, keuletan, percaya diri dan
aspek-aspek psikososial lainnya.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 139
Permainan petualangan dengan berbagai rintangan yang menjadi selingan
dalam kegiatan hiking dapat diisi dengan mengenalkan konsep survival,
sebagai bahan inspirasi untuk mengenalkan tips survival silahkan buka link
berikut https://youtu.be/ALuXwXUpFME .Tambahan lain terkait kegiatan
selingan pada aktivitas hiking adalah ragam jenis permainan yang dapat
disaksikan dalam link berikut ini: https://youtu.be/tTP2Ipzt7S8

4. Tugas Terstruktur/Latihan

1) Anda buat skenario pembelajaran PJOK untuk peserta didik tunanetra dan
tunarungu yang orientasinya dominan mengembangkan aspek gerak
mereka, tapi aspek afektif juga ikut terbangun dari desain tersebut. Jelaskan
seperti apa media ajarnya, modifikasi-modifikasi yang dilakukan dan
sebagainya, silahkan anda bekerja!
2) Anda desain/modifikasi 3 permainan yang menyenangkan, melatih
kemampuan motorik, menggugah aspek sosial/mental dan kognitif peserta
didik berbasis kepada cabang-cabang olahraga yang ada untuk
diaplikasikan kedalam aktivitas pendidikan luar kelas, silahkan anda
bekerja!

C. PENUTUP

1. Rangkuman

Guru PJOK harus memiliki kemampuan bertransformasi sebagai individu yang


dapat memanifestasi kebutuhan peserta didiknya. Guru yang ramah, supel akan
memenuhi kebutuhan peserta didik akan kebebasan dari rasa takut atau cemas,
peserta didik membutuhkan pembelaan, perlindungan, keteraturan. Desain
pembelajaran yang dilakukan guru harus menggugah peserta didik. Konten materi
yang disampaikan harus memenuhi kebutuhan peserta didik ketika itu atau suatu
kelak nanti yang benar-benar disadari oleh peserta didik, dengan begitu motivasi
belajar peserta didik akan tumbuh, dan tumbuhnya motivasi ini memudahkan guru
untuk membelajarkan peserta didiknya.

140 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi terhadap penyadaran individu
tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan
membina kepribadian yang patuh terhadap peraturan, daya saing yang kuat, mental
yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam. Keadaan masyarakat saat ini
memberi gambaran bahwa fungsi Pendidikan Jasmani semakin penting.
Kemerosotan moral, degradasi tanggung jawab, stabilitas emosi rendah, tidak
peduli pada aturan merupakan penyakit-penyakit sosial, mental, dan budaya.
Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan baik merupakan “prepentif” terhadap
hal-hal tersebut.

Pendidikan melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan hingga memungkinkan


peserta didik ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) berpartisipasi dalam melakukan
aktivitas fisik dengan aman, nyaman, puas dan berhasil sesuai dengan
keterbatasannya diistilahkan sebagai Pendidikan Jasmani Adaptif. Guru harus
selalu melakukan pengamatan dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi fisik
setiap peserta didiknya, ini merupakan strategi dalam upaya memberi jenis aktivitas
fisik yang berbeda sehingga sesuai dengan tingkat keterbatasan atau kecacatan dari
masing-masing peserta didik yang diajar. Kreativitas guru dalam memodifikasi
sangat diharapkan. Inspirasi untuk melakukan kreatifitas tersebut harus berdasarkan
kepada konsep dari jenis-jenis kecacatan yang dialami peserta didik.

Pendidikan luar kelas merupakan bagian bidang studi Pendidikan Jasmani. Konsep
diri peserta didik dapat dibentuk melalui program pendidikan luar kelas. Kegiatan
seperti ini dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan pengetahuan dan
pencapaian kualitas diri. Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media
pendidikan. Alam dijadikan sebagai sarana efektif untuk meningkatkan
pengetahuan, pengembangan pola pikir serta sikap mental positif peserta didik.
Kegiatan belajar dengan pendekatan seperti ini akan mengeksploitasi potensi diri,
memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial,
pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 141
Tes Formatif

1. Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam pendidikan jasmani dan olahraga


adalah:
a. Tingkah laku dan insentif
b. Sehat fisik dan mental
c. Intrinsik dan ekstrinsik
d. Kebutuhan rasa aman
e. Sehat psikis dan mental

2. Guru mengatakan kepada salah seorang siswanya, “pukulan kamu sudah baik,
namun coba lebih diperhatikan lagi, rasakan perkenaan raket dengan bolanya,
ini yang perlu kamu asah lagi”. Perkataan guru yang demikian merupakan:
a. Pemberian motivasi melalui teknik behavioral
b. Pemberian motivasi melalui teknik intensif
c. Pemberian motivasi melalui teknik akumulatif
d. Pemberian motivasi melalui teknik superlatif
e. Pemberian motivasi melalui teknik verbal

3. Olahraga mempunyai banyak fungsi dalam bagian budaya pranata sosial


masyarakat. Fungsi tersebut bukan hanya sebagai alat pencapai tujuan
pendidikan saja yang kemudian kita kenal dengan istilah bidang studi PJOK.
Masa lalu disuatu tempat ‘olahraga gulat’ dijadikan wahana untuk
menyelesaikan sengketa batas tanah. Ini menggambarkan olahraga berfungsi
sebagai:
a. Pengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan yang diperoleh
b. Mekanisme peradilan
c. Cara menunjukkan prestise
d. Wahana pembuktian
e. Cara menunjukkan prestise

142 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
4. Nafsu bersaing untuk menjadi yang terbaik merupakan faktor yang sangat
essensial dalam perkembangan peradaban manusia. Intensif yang paling kuat
untuk mencapai kesempurnaan baik secara individu maupun sosial adalah
nafsu untuk dipuji dan dihormati sebagai yang terbaik. Fenomena tersebut
menunjukkan bahwa olahraga memiliki peran dan fungsi sebagai ...
a. Pengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan yang diperoleh
b. Wahana pencapai tujuan pendidikan
c. Cara menunjukkan prestise
d. Mekanisme peradilan
e. Wahana ajang pembuktian

5. Sub-domain yang mewakili nilai dari kegiatan jasmani pada konteks


psikologisosial yang kondisinya terjadi pengurangan ketegangan yang
diperoleh dengan cara menyatakan permusuhan dan agresivitas secara tidak
langsung, yaitu penyaluran permusuhan melalui bentuk yang ekuivalen dengan
tingkah laku agresif, merupakan gambaran nilai aktivitas jasmani, yaitu ...
a. Khatharsis
b. Self esteem
c. Self ethik
d. Vertigo
e. Estetik

6. Pengalaman ketika melakukan keterampilan aktivitas fisik dalam pembelajaran


PJOK akan memberi peluang kepada peserta didik tentang perasaan ‘mampu’,
‘mampu melakukan’. Perasaan ‘mampu’ ini makna ekspresif dari perasaan
sukses atau mandiri, yang kemudian menghasilkan penilaian diri positif.
Keadaan ini menggambarkan nilai aktivitas jasmani yaitu …
a. Khatharsis
b. Self esteem
c. Self ethik
d. Vertigo
e. Estetik

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 143
7. Seorang guru PJOK mengajar peserta didik ABK selalu memberi intruksi yang
berurutan. Ini merupakan teknik memodifikasi pembelajaran Penjas Adaptif
pada unsur modifikasi...
a. penggunaan bahasa
b. komunikasi
c. lingkungan belajar
d. aktivitas belajar
e. peralatan dan peraturan

8. Siswa yang kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus yang relevan secara
efisien diistilahkan sebagai:
a. Distrakbilitas
b. Disabilitas
c. Diperaktivitas
d. Diztrenia
e. Difabelitas

9. Program aktivitas luar kelas secara alamiah akan mendorong peserta didik
untuk saling berinteraksi sesama mereka, dampak dari hal ini adalah terjadinya:
a. Pertumbuhan perkembangan fisik
b. Pertumbuhan perkembangan sosial
c. Pertumbuhan perkembangan budaya
d. Pertumbuhan perkembangan mental
e. Pertumbuhan Perkembangan pengetahuan

10. Program aktivitas luar kelas memberi peluang kepada peserta didik bagaimana
rasanya berada di ketinggian, merangkak dalam terowongan, berguling-guling,
atau melompat dan sebagainya. Ini akan memberi dampak terhadap:
a. Perkembangan fisik
b. Perkembangan sosial
c. Perkembangan budaya

144 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
d. Perkembangan mental
e. Perkembangan pengetahuan

Kunci jawaban:
1. b 6. b
2. e 7. b
3. c 8. a
4. a 9. b
5. c 10. A

DAFTAR PUSTAKA

Beltasar Tarigan (2000). Penjaskes Adaptif. Depdikbud. Dirjen Pendidikan


Dasar dan Menengah

Cox, Richard H.(2012).Sport Psychology, Concept and Applications

Hartono (2005). Pendidikan Rekreasi: Prinsip & Metode. Depdiknas Dirjen


Pendidikan Dasar dan Menengah

Husdarta, H.J.S. (2011). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta

Jhon W. Loy. Jr., Geral S Kenyon (2000). Sport Culture and Society,
London: The Macmillan Company Limited.

Rusli Luthan & Amung Ma’mun (2000). Sosiologi Olahraga. Departeman


Pendidikan Nasional. Dirjen. Pendidikan Dasar dan Menengah.

TES SUMATIF
1) Memiliki tingkah laku terbuka, jujur, bertanggung jawab dalam bekerja
merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 145
2) Keadaan yang seimbang antara pikiran dan perasaan, tidak mudah mengeluh,
tenang merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual

3) Seseorang yang aktif dengan penuh rasa persaudaraan, ikhlas tanpa pamrih
dalam aktivitas dimasyarakat merupakan gambaran ciri-ciri pribadi yang sehat
secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual

4) Semangat, pantang mundur dan teguh pada pendirian merupakan gambaran ciri-
ciri pribadi yang sehat secara...
A. Mental
B. Sosial
C. Afektif
D. Emosi
E. Spiritual

5) Infeksi karena jasad renik seperti, bakteri atau virus mengakibatkan timbulnya
penyakit yang datangnya tergolong dari faktor...
A. Infernal
B. Eksternal
C. Lingkungan
D. Moternal

146 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
E. Internal

6) Gangguan yang mengakibatkan keseimbangan fungsi tubuh rusak dikarenakan


hormon bawaan diri sendiri merupakan penyakit yang datangnya tergolong dari
faktor...
A. Infernal
B. Eksternal
C. Lingkungan
D. Moternal
E. Internal

7) Narkoba yang mengakibatkan kerja jantung dan otak lebih cepat dari biasanya
sehingga pengguna lebih bertenaga dan cendrung merasa senang dan gembira
merupakan sensasi dampak penggunaan narkoba pada kelompok...
A. Smilator
B. Stimulan
C. Depresan
D. Adiktif
E. Halusinogen

8) Pengguna narkoba cendrung bersifat pasif, kecanduan, ingin dan ingin


menggunakan narkoba kembali merupakan sensasi dampak penggunaan
narkoba pada kelompok...
A. Smilator
B. Stimulan
C. Depresan
D. Adiktif
E. Halusinogen

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 147
9) Penekanan pada sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh
sehingga pengguna narkoba merasa tenang, tertidur bahkan tidak sadarkan diri
merupakan sensasi dampak penggunaan narkoba pada kelompok...
A. Smilator
B. Stimulan
C. Depresan
D. Adiktif
E. Halusinogen

10) Memberi penyuluhan, pendidikan tentang pengetahuan narkoba serta bahaya


yang diakibatkannya, adalah cara untuk menanggulangi penyalahgunaan
narkoba yang tergolong kepada...
A. Pencegahan Early
B. Pencegahan Tertier
C. Pencegahan Skunder
D. Pencegahan Primer
E. Pencegahan Presently

11) Mendeteksi dini anak yang melakukan penyalahgunaan narkoba dengan


memberi bimbingan sosial melalui kunjungan ke rumah, adalah cara untuk
menanggulangi penyalahgunaan narkoba yang tergolong kepada...
A. Pencegahan Early
B. Pencegahan Tertier
C. Pencegahan Skunder
D. Pencegahan Primer
E. Pencegahan Presently

12) Memberi bimbingan sosial, konseling kepada pengguna narkoba beserta


keluarganya sehingga tercipta lingkungan kondusif baginya untuk tidak
kembali sebagai pengguna, adalah cara untuk menanggulangi penyalahgunaan
narkoba yang tergolong kepada...
A. Pencegahan Early

148 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
B. Pencegahan Tertier
C. Pencegahan Skunder
D. Pencegahan Primer
E. Pencegahan Presently

13) Penyesuaian diri seorang individu terhadap iklim lingkungan yang baru dan
berbeda dengan iklim lingkungan sebelumnya bagi individu, disebut:
A. Adaptasi
B. Respon
C. Aklimatisasi
D. Homeostatis
E. Fisiologi

14) Persendian yang terdapat pada siku adalah


A. Sendi peluru
B. Sendi pelana
C. Sendi putar
D. Sendi engsel
E. Sendi luncur

15) Yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanika sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan adalah
A. Tulang
B. Otot
C. Sendi
D. Rangka
E. Bukan salah satu diatas

16) Apabila seseorang sedang berolahraga dengan kekuatan yang sedang dalam
waktu beberapa menit, maka distribusi kejaringan - jaringan /organ-organ akan
berubah, tetapi ada yang dipertahankan tetap yaitu :

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 149
A. Otot
B. Ginjal
C. Usus
D. Kulit
E. Otak

17) Perkembangan motorik adalah :


A. Gerakan yang dilakukan oleh seluruh tubuh
B. Perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerakan
tubuh
C. Berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot
D. Hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem di
dalam tubuh yang dikontrol otak
E. Meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh manusia (seperti
pertumbuhan otak, sistem syaraf, organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain)

18) Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik-motorik adalah :


A. Kematangan dan pengendalian gerakan tubuh
B. Melibatkan fungsi-fungsi atau modalitas otak lainnya
C. Keterampilan dan kemampuan mengingat gerak yang sesuai dengan
urut-urutan tumbuh kembang otak
D. Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan
E. Perkembangan intelektual

19) Di dalam suatu cabang olahraga manapun, pasti tidak terlepas dari gerakan yang
ada di dalamnya. Suatu gerakan yang harmonis akan menghasilkan prestasi
yang membanggakan. Suatu benda atau tubuh dapat membuat gerak lurus dan
gerak berputar sekaligus. Salah satu cabang olahraga yang memadukan dua
gerak sekaligus yakni gerak lurus dan gerak berputar adalah :
A. Lompat Jauh
B. Lempar Lembing

150 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
C. Tolak Peluru
D. Bela diri
E. Tinju

20) Sistem Pengungkit dapat diaplikasikan ke dalam olahraga yang sering kita
lakukan. Sistem Pengungkit I digunakan dalam olahraga :
A. Basket
B. Voli
C. Bulu tangkis
D. Baseball
E. Hoki

21) Biomekanika yang mempelajari desain peralatan yang digunakan dalam


olahraga., misalnya: desain raket tenis, bulutangkis, sepatu atletik, bola,
pakaian, sepeda balap, peralatan golf, dan lain-lain disebut :
A. Developmental biomechanics
B. Biomechanics of exercise
C. Equipment design
D. Rehabilitation mechanics
E. Sports Biomechanics (Biomekanika Olahraga)

22) Biomekanika yang mempelajari usaha-usaha untuk meningkatkan keuntungan


yang diperoleh dari latihan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera
adalah :
A. Developmental biomechanics
B. Biomechanics of exercise
C. Equipment design
D. Rehabilitation mechanics
E. Sports Biomechanics (Biomekanika Olahraga)

23) Guru berkata kepada salah seorang siswanya, “saya yakin kamu bisa, soalnya
saya perhatikan sejak awal kamu serius dan sungguh-sungguh dalam berlatih,

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 151
ayo lanjutkan ya...”. Ini merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui...
A. Citra mental
B. Supertisi
C. Intensif
D. Behavioral
E. Verbal

24) Aktivitas jasmani (olahraga) memiliki bemacam fungsi dalam budaya pranata
sosial masyarakat. Pada suatu masa di suatu tempat ‘gulat’ dijadikan sebagai
cara untuk menyelesaikan sengketa batas tanah. Ini fungsi aktivitas jasmani
yang berperan dalam budaya sosial masyarakat sebagai...
A. Wahana inisiasi pubertas
B. Wahana peradilan
C. Wahana ritual
D. Wahana pendidikan
E. Wahana prestise

25) Olahraga di Indonesia akrab dengan selogan misalnya, ‘Kita Bisa’, ‘Kita Harus
Menang’ dsb. Slogan-slogan tersebut mengidikasikan bahwa olahraga memiliki
peran/fungsi bagi masyarakat Indonesia sebagai...
A. Wahana inisiasi pubertas
B. Wahana peradilan
C. Wahana ritual
D. Wahana pendidikan
E. Wahana prestise

26) Pendidikan Jasmani mempunyai makna penting pada aspek sosial-budaya,


psikologis dan politik. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan
berdampak kepada pembinaan patriotisme, orientasi berprestasi yang tinggi,
hingga peserta didik kelak menjadi masyarakat yang matang dan energik. Ini

152 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
merupakan kontribusi Pendidikan Jasmani bagi pembangunan bangsa dalam
corak...
A. Mengatasi kecemasan dan ketegangan mental
B. Penyadaran individu tentang pentingnya moral dan nilai
C. Mempersatukan masyarakat yang berkelompok-kelompok
D. Sinergi dalam pencapaian produktivitas
E. Konteks pembinaan sumber daya manusia

27) Pendidikan jasmani memberi peluang kepada peserta didik akan perasaan
‘mampu’, ‘mampu melakukan’. Perasaan mampu ini makna ekspresif dari
perasaan sukses atau mandiri yang kemudian menghasilkan penilaian diri yang
positif. Keadaan demikian ditinjau dari aspek aktivitas jasmani terhadap
konteks psikologisosial yaitu pada unsur:
A. Katharsis
B. Asketik
C. Pengalaman sosial
D. Self esteem
E. Vertigo

28) Pendidikan jasmani memberi peluang kepada peserta didik tentang sensasi yang
menyebabkan perasaan takut tetapi disaat bersamaan ada perasaan senang,
misalkan ketika melakukan loncat indah dari tempat yang tinggi, peserta didik
dihadapkan pada kondisi yang berbahaya tetapi dilakukan dalam keadaan
terkendali. Keadaan demikian ditinjau dari aspek aktivitas jasmani terhadap
konteks psikologisosial yaitu pada unsur:
A. Katharsis
B. Asketik
C. Pengalaman sosial
D. Self esteem
E. Vertigo

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 153
29) Guru PJOK ketika mengajar peserta didik ABK menggunakan intruksi dengan
kata-kata yang bermakna tunggal, yaitu satu intruksi untuk satu kegiatan. Ini
merupakan strategi modifikasi dalam mengelola pendidikan jasmani adaptif
yaitu teknik...
A. Modifikasi lingkungan belajar
B. Modifikasi komunikasi belajar
C. Modifikasi aktivitas belajar
D. Modifikasi aturan belajar
E. Modifikasi motivasi belajar

30) Aktivitas pendidikan luar kelas banyak memberi peluang dan tantangan baru
bagi peserta didik. Menguasai banyak tantangan yang dihadapi membuat
peserta didik lebih mengembangkan rasa percaya diri. Ini merupakan dampak
dari program pendidikan luar kelas pada aspek...
A. Perkembangan fisik
B. Perkembangan keterampilan sosial
C. Perkembangan emosional
D. Perkembangan intelektual
E. Perkembangan spiritual

KUNCI JAWABAN
No Jawaban No Jawaban No Jawaban
1 A 11 C 21 C
2 D 12 B 22 B
3 B 13 C 23 E
4 E 14 D 24 B
5 B 15 B 25 E
6 E 16 E 26 B
7 B 17 C 27 D
8 D 18 C 28 E
9 C 19 C 29 B
10 D 20 A 30 C

154 Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia
TUGAS AKHIR

Rancanglah sebuah program kegiatan aktivitas luar kelas berdasarkan KD yang


menjadi tuntutan kurikulum berlaku. Program tersebut harus mengakomodir
prinsip-prinsip: biomekanika dan perkembangan gerak, serta pengembangan aspek-
aspek psikologi! Sesuaikan dengan kelas yang anda kelola.

Modul 3 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Penunjang Keterampilan Gerak Manusia 155

Anda mungkin juga menyukai