Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR

MODUL 3 PROFESIONAL
ANATOMI, FISIOLOGI DAN BIOMEKANIKA OLAHRAGA

Instruksi

Penyediaan sumber energi latihan dapat berasal dari sistem aerobik dan anaerobik
yaitu sistem fosfagen (sistem ATP-PC) dan sistem asam laktat (sistem glikolisis).
Sebagai guru PJOK, bagaimana pendapat saudara tentang sistem anaerobik dan
bilamana sistem tersebut dapat dicapai oleh peserta didik melalui aktivitas gerak
dalam pembelajaran PJOK?

Pembahasan

Makanan yang masuk kedalam tubuh akan menghasilkan energi yang


diperlukan untuk kerja berbagai macam otot, jika tersisa maka energi ini akan
disimpan dalam tubuh berupa ATP, PC glikogen dan lemak. Sistem energi anaerobik
berasal dari dua sistem yaitu Phosphagen system (tidak menghasilkan asam laktat)
dan Lactid acid system (menghasilkan asam laktat)

1) System ATP-PC (Phosphagen system)


System ATP-PC (Phosphagen system) ini merupakan energi siap pakai yang
diperlukan untuk aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. Energi yang diperoleh dari
pemecahan simpanan ATP dan PC yang tersedia di dalam otot. Sistem energi ini
berlangsung pada aktivitas yang berlangsung dalam 3-8 detik.
Pada aktivitas sedikit lebih lama (lebih dari 8 detik) ATP perlu segera dibentuk
kembali, dalam hal ini akan melibatkan Phosphocreatine (PCr) dalam membentuk
ATP baru. Berdasarkan alasan ini, maka Phosphocreatine dianggap sebagai
cadangan fosfat berenergi tinggi (Hairy, 1988).
Pelepasan energi dari Phosphocreatine (PCr) dipermudahkan oleh enzim
keratin kinase yang bekerja pada PCr untuk memisahkan Pi dari keratin. Energi yang
dilepaskan kemudian dapat digunakan untuk menambahkan molekul Pi pada molekul
ADP, dalam membentuk ATP, jadi sel dapat mencegah pengosongan ATP dengan
pemecahan PCr (Kusnanik, dkk., 2011). Selanjutnya ditambahkan oleh Hairy (1988)
bahwa fosfocreatin dan ATP, sama-sama di simpan dalam sel otot. Karena ATP dan
PCr terdiri dari dua kelompok fosfat maka disebut sebagai system phosphagen.
Kombinasi simpanan ATP dan PCr dapat mempertahankan kebutuhan energi otot
hanya untuk 3 – 15 detik pada aktivitas lari pada tingkat maksimal. Dengan demikian
otot harus melakukan proses pembentukan ATP dengan jalur yang lain, seperti
glikolisis dan pembakaran oksidatif. Cabang olahraga yang menggunakan sistem ini
antara lain : lari cepat 100 meter, renang 25 meter, dan angkat besi.

2) System Glikolisis Anaerobic (Lactid acid system)


Pada saat aktivitas terus berlangsung, sedangkan penyediaan energi dari
system anaerobic alaktit sudah tidak mencukupi maka energi akan disediakan dengan
cara mengurai glikogen dalam otot dan glukosa darah melalui jalur glikolisis anaerobic
laktit. Glikolisis yaitu terjadinya pemecahan (lisis) glukosa, glikolisis ini akan
menghasilkan energi (2-3 ATP) dan juga menghasilkan asam laktat. Glikolisis
anerobik sangat bermanfaat karena memberikan sejumlah energi tanpa
menggunakan oksigen, menyediakan energi dalam waktu yang relatif cepat, dan tidak
melibatkan serangkaian reaksi kimia yang panjang. Proses glikolisis ini terjadi di
dalam sitoplasma sel dan lebih kompleks dari pada sistem ATP-PCr. Proses glikolisis
membutuhkan 10 – 12 macam reaksi ensimatik untuk memecah glikogen sampai
menjadi asam laktat, sehingga sistem ini juga sering disebut sebagai sistem asam
laktat.
Laktat yang terbentuk akan menyebabkan sel-sel otot menjadi asam dan
menyebabkan terganggunya kinerja otot. Nyeri otot dan kelelahan akan dirasakan
oleh para atlet yang mengalami penumpukan laktat pada ototnya. Hampir semua
cabang olahraga seperti : sepak bola, bola voli, basket menggunakan sistem energi
ini. Setiap 1 kg otot mengandung 4-5 m M ATP dan 15-17 PC. 2. Proses terbentuknya
asam laktat pada aktifitas fisik dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk
mengurangi konsentrasi asam laktat yang sudah terbentuk.
Proses terbentuknya asam laktat : Adanya penumpukan asam laktat ini adalah
otot yang lelah akan terasa kaku dan jika dipegang tidak elastis ataupun tidak terasa
rileks. Perasan tegang atau capek dibadan merupakan salah satu indikasi bahwa
terjadinya pembuntukan asam laktat yang menumpuk pada tubuh. Asam laktat timbul
pada saat adanya proses pembakaran didalam otot yang aktif yang dimana pada
proses pembakaran tersebut terdapat sisa pembakaran yang disebut asam laktat.
Ketika melakukan aktivitas secara berlebihan maka semakin kecil energi yang akan
dihasilkan sedangkan pada sisa pembakaran akan semakin menumpuk dan
terjadinya penumpukan asam laktat yang membuat badan menjadi lelah dan capek.
Selain menyebabkan kelelahan asam laktat yang berlebih dapat menyebabkan
terjadinya peredaran darah kurang lancar atau saraf menjadi kurang sensitif hal ini
disebabkan karena otot yang tidak rileks menyebabkan alat alat tubuh menjadi
terganggu. Hal ini menjadi salah satu faktor utama terjadinya peredaran darah yang
kurang lancar. Pembentukan asam laktat dikarenakan adanya aktivitas berlebih yang
menyebabkan terjadinya pembakaran yang semakin menumpuk. Pembentukan asam
laktat juga dapat dihindari oleh para olahragawan atau para atlet. Adapun beberapa
cara yang dapat menghindari terbentuknya asam laktat adalah melakukan
pemanasan sebelum berolah raga, hal ini dilakukan agar tubuh dapan menyesuaikan
diri terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas yang berat. Selain itu hal yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkonsumsi soda bikarbonan hal ini bermanfaat untuk
menunda timbulnya rasa capek dan pegal akibat penumpukan asam laktat. Selain
cara diatas melakukan pemijatan juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
pembentukan asam laktat. Hal ini disebabkan dengan melakukan proses pemijatan
akan mempermudah tubuh dalam mengeluarkan sisa sisa pembakaran.
Latihan anaerobic dapat dicapai siswa ketika melakukan latihan tes kebugaran
jasmani. Dalam buku ajar Penjasorkes SMA dan Sederajat Kelas XI (70-71:2014) di
tuliskan bahwa dalam mengukur kekuatan otot tes yang dapat digunakan adalah (1)
Tes baring duduk (sit up) selama 60 detik: mengukur kekuatan dan ketahanan otot
perut, (2) Tes Loncat Tegak (vertical jump): mengukur daya ledak tenaga eksplosif.
Berdasarkan hal tersebut dapat dijabarkan bahwa pembentukkan daya secara
anaerobik yang tanpa menghasilkan asam laktat (anaerobik alaktasid) dapat
menggunakan tes vertical jump dan mekanisme anaerobik yang menghasilkan asam
laktat (anaerobik laktasid) dapat menggunakan tes sit up.

Pada tes kebugaran jasmani, daya dari mekanisme aerobik harus berasal dari
aktivitas fisik dominan. Gerakan aerobik juga merupakan gerakan daya tahan
kardiovaskular, contohnya adalah lari dengan kecepatan maksimal 12 menit
(cooper),15 menit, 2400 meter (cooper), 3200 meter,5000 meter (cooper : jalan cepat)
(Giriwijoyo dan Sidik, 26 -27:2013)
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur tes
kebugaran jasmani untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat dapat
dilakukan dengan 3 jenis tes saja yang meliputi tes anaerobik alaktasid, anaerobik
laktasid, dan tes aerobik. Dalam hal ini pegukuran tingkat kebugaran jasmani dengan
3 item tes dapat menentukan apakah dia termasuk bugar atau tidak. Berikut 3 jenis
tes Kebugaran Jasmani untuk SMA dan Sederajat :
1.Untuk Putra terdiri dari :
a) Loncat tegak (vertical jump) : Aerobik Alaktasid
b) Baring duduk (sit up) selama 60 detik : Anaerobik Laktasid
c) Lari 12 menit: Aerobik
2. Untuk Putri terdiri dari :
a) Loncat tegak (vertical jump) : Anaerobik Alaktasid
b) Baring duduk (sit up) selama 60 detik : Anaerobik Laktasid
c) Lari 12 menit (cooper) : Aerobik
3. Tes Kebugaran Berdasarkan Faal Olahraga

Tabel 1. Putra Usia 16 -19 Tahun

Nilai Vertical jump Sit up Lari 12 menit Nilai

5 73 – keatas 41 – keatas 2.78 –2.99 (Kg) 5


4 60 – 72 30 – 40 2.53 – 2.77 (Kg) 4
3 50 – 59 21 – 29 2.22 – 2.51 (Kg) 3
2 39 – 49 10 – 20 2.09 – 2.20 (Kg) 2
1 0 – 38 0–9 < 20.09 (Kg) 1

Tabel 2. Putri Usia 16 -19 Tahun

Nilai Vertical jump Sit up Lari 12 menit Nilai

5 50 – ke atas 28 – keatas 2.32 – 2.43 (Kg) 5


4 39 – 49 20 – 27 2.09 – 2.30 (Kg) 4
3 31 – 38 10 – 19 1.91 – 2.08 (Kg) 3
2 23 – 30 3–9 1.61 – 1.90 (Kg) 2
1 0 – 22 0–2 < 1.61 (Kg) 1

Sumber : TKJI, 2001 dan Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga), Bandung 2013
Perhitungan nilai kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :
a) Tentukan nilai kemampuan anaerobik alaktasid dan laktasid
b) Hitung nilai kemampuan anaerobik dengan menjumlahkan kemampuan anaerobik
alaktasid dan laktasid kemudian dibagi 2 (dua).
c) Tentukan nilai kemampuan aerobik
d) Nilai kebugaran jasmani adalah jumlah kemampuan anaerobik dan kemampian
aerobik dibagi 2 (dua).
Berikut ini adalah rumus penghitungan kebugaran jasmani :
KJ= ½ (Anaerobik alaktasid + anaerobik laktasid) + Aerobik
2
(Sumber : Ilmu faal Olahraga, 28:2013 )

4. Norma Tes Kebugaran Jasmani Berdasarkan Faal Olahraga


Tabel 3.
No Nilai Klasifikasi kesegaran jasmani

1 5 Baik sekali (BS)


2 4 Baik (B)
3 3 Sedang (S)
4 2 Kurang (K)
5 1 Kurang Sekali (KS)

5. Ketentuan Tes
Tes Kebugaran Jasmani berdasarkan faal tubuh merupakan satu rangkaian
tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, hal ini
disebabkan pola faal tubuh yang diawali dari anaerobik alaktasid, anaerobik laktasid,
dan aerobik, sehingga semua item tes dapat berfungsi dengan baik :
Pertama : Loncat tegak (Vertical Jump)
Kedua : Baring duduk ( Sit Up )
Ketiga : Lari selama 12 menit
Ketentuan tersebut didasari pada fisiologi gerak, intensitas gerak/kerja
bergantung pada besar daya yang dihasilkan oleh mekanisme olahdaya (metabolik)
anaerobik. Makin besar daya yang dihasilkan oleh mekanisme olahdaya anaerobik,
makin besar intensitas gerak/ kerja yang dapat diwujudkan (Giriwijoyo dan Didik
:2013).
Hal ini memberikan keterangan bahwa bila seseorang tidak mampu melakukan
tes anaerobik maka dia tidak akan mampu melakukan tes aerobik. Maka susunan tes
dilakukan melalui gerakan yang pendek/singkat dan dilanjutkan dengan gerakan
dengan waktu yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai