Anda di halaman 1dari 4

LK 2: Lembar Kerja Refleksi Modul Bidang Studi/Jurnal Harian

NAMA : ROBBIANTO
NO UKG : 201500190548
MODUL : 2 PROFESIONAL
Judul Modul Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan
Jasmani,Aktivitas Gerak dan Olahraga Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Judul Kegiatan Belajar 1. Filsafat dan Olympisim serta Paradigma Baru
(KB) dalam Pendidikan Jasmani.
2. Prinsip Aktivitas gerak dan Olahraga melalui
Pengembangan Kemampuan Gerak
Dasar/Fundamental,aktivitas Permainan Bola
Besar dan Kecil,serta aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
3. Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga melalui
Aktivitas atletik;Pengembangan Kebugaran
Jasmani;Seni Beladiri serta aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
4. Prinsip aktivitas gerak dan Olahraga melalui
aktivitas Senam Lantai;Aktivitas gerak Berirama
(Ritmik);Aktivitas air/Renang serta aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Uraikan Hasil diskusi Berdasarkan diskusi bersama, ada
bersama teman dan dosen beberapa materi yang mengalami
mengenai pemecahan kesulitan yaitu :
1. Apa arti filsafat ?
masalah dalam
2. Permainan bola besar dan bola kecil ?
memahami materi yang 3. Apa itu sarana dan prasarana ?
mengalami kesulitan 4. Bagaimana cara menghadapi pola hidup
kurang gerak pada masa sekarang ini,
contohnya menonton TV, bermain game,
bermain handphone dll ?
5. Sebutkan faktor penetu keterampilan
seorang anak didik ?

Pemecahan masalah pada materi di


atas :
1. Filsafat adalah suatu pemikiran dan
kajian kritis terhadap kepercayaan dan
sikap yang sudah dijunjung tinggi
kebenarannya melalui pencarian dan
analisis konsep dasar mengenai bidang
kegiatan pemikiran seperti: prinsip,
keyakinan, konsep dan sikap umum dari
suatu individu atau kelompok untuk
menciptakan kebijaksanaan
2. Katagori permainan bola besar adalah
suatu permainan olahraga yang
menggunakan bola yang besar lebih dari
50 cm diameter.
Katagori permainan bola kecil adalah
suatu permainan olahraga yang
menggunakan bola yang kecil lkurang dari
50 cm diameter.

3. Sarana, adalah sesuatu yang dapat


digunakan dalam mencapai suatu tujuan
atau dapat juga dikatakan Sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana, adalah sesuatu yang bersifat
menunjang suatu program atau dapat juga
dikatakan Prasarana adalah segala yang
merupakan penunjang terselenggaranya
suatu proses

4. a. Pengaruh kontrol orang tua di rumah


sangat menentukan perkembangan peserta
didik, jadi orang tua harus lebih aktif
dalam mengawasi anak anaknya sehingga
bisa tidak terjadi hal demikian.

b. Pengaruh guru disekolah dengan


memberikan edukasi dan pembelajran
tentang pentingnya olahraga terutama
guru PJOK.

c. Pemberian reward atau pun


penghargaan kepada anak tersebut untuk
merangsang aktivitas anak.

5. Faktor penetu keterampilan


a. Faktor proses belajar (learning process)
Proeses belajar yang baik tentunya
harus mendukung upaya menjelmakan
pembelajaran pada setiap pebelajar.
Dengan memahami berbagai teori
belajar, akan memberi jalan kepada kita
tentang bagaimana pembelajaran bisa
dijelmakan.

b. Faktor pribadi (personal factor)


Setiap orang (pribadi) merupakan
individu yang berbeda-beda baik fisik,
mental emosional, maupun
kemampuan. Ada ungkapan dalam
kehidupan sehari-hari bahwa si A
berbakat besar dalam tenis, si B
berbakat dalam olahraga individu,
dsb. Demikian juga jika mendengar
bahwa seorang anak lebih cepat
menguasai suatu keterampilan,
sedangkan anak yang lain memerlukan
waktu yang lebih lama.
c. Faktor situasional (situational factor)
Faktor situasional sesungguhnya dapat
mempengaruhi kondisi pembelajaran
adalah lebih tertuju pada keadaan
lingkungan. Faktor seperti tipe tugas
yang diberikan, peralatan yang
digunakan termasuk media belajar,
serta kondisi pembelajaran itu
dilaksanakan. Semua faktor tersebut
dapat mempengaruhi proses
pembelajaran serta pribadi anak serta
saling memberi pengaruh dan
dukungan satu sama lainnya atau
sebaliknya.
2 Uraikan Hasil diskusi Berdasarkan diskusi bersama, ada
bersama teman dan dosen beberapa materi yang mengalami
mengenai miskonsepsi di miskonsepsi yaitu :
1. Paradigma baru dalam pendidikan jasmani
modul ini
2. Tuntutan capaian materi
3. Membuat rancangan dan tahapan
pembelajaran yang bisa di pahami oleh
semua peserta didik

Hasil diskusi materi yang mengalami


miskonsepsi :
1. Sebagai seorang Guru PJOK diharuskan
menguasai dan mampu
mengimplementasikan paradigma baru dari
seorang guru PJOK yaitu guru PJOK tidak
hanya mahir dalam hal mengajar anak di
lapangan (praktik) dalam mencapai
prestasi olahraga. Melainkan guru PJOK
juga mampu menguasai ilmu teknologi
digital seperti sekarang ini serta terampil
dalam melakukan, dan membelajarkan
konsep tersebut dengan menerapkan dasar
keilmuan, serta memiliki tanggung jawab
personal dan sosial sebagai tauladan bagi
peserta didik dan masyarakat sesuai
dengan kebijakan yang berlaku. Yaitu guru
PJOK yang multi talent.

2. Capain materi ajar memang merupakan


suatu keharusan yang wajib dicapai oleh
seorang guru PJOK. Karena dari situ baru
bisa dilahat sejauh mana kemampuan
mengajar serta daya tangkap peserta didik.
3. Pembuatan rancangan dan tahapan
pembelajaran PJOK harus dilakukan
melalui sebuah analisis terlebih dahulu.
3 Hambatan yang dialami 1. Hal yang menjadi kendala atau
pembelajaran analisis hambatan pertama adalah
materi pembelajaran kesulitan mencari jaringan internet pada
pembelajaran melalui zoom meet.
berbasis masalah di modul
2. Hambatan yang ketiga adalah
ini minimnya waktu dalam proses
pengerjaan tugas atau lembar kerja (LK).
3. Hambatan yang keempat adalah
kurangnya literasi dan penguasaan materi
secara komprehensif
4. Hambatan yang kelima adalah
masih kesulitan terhadap
pembelajaran HOTS (higher order
thinking skill) karena minimnya
pembahasan dan referensi.

4 Hal yang dilakukan untuk Sebagai dasar penguatan pemahaman


sukses di pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga
modul berikutnya dan Kesehatan harus mampu menguasai
paradigma baru PJOK sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013 edisi revisi mengamanatkan
bahwa pembelajaran haruslah berpusat pada
siswa dengan pendekatan saintifik. Disamping
itu proses pembelajaran PJOK haruslah
menekankan penguatan pendidikan karakter
dengan pembudayaan gerakan literasi. PJOK
melalui proses pembelajarannya juga harus
mampu mengembangkan proses dan
keterampilan berpikir pada taraf yang tinggi
(HOTs) bagi peserta didik. Sehingga pada
akhirnya memalui PJOK peserta didik dapat
dapat menguasai pengetahuan, keterampilan
abat 21.

Anda mungkin juga menyukai