MODUL 1
Penulis:
Dr. Imran Akhmad, M.Pd
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmadt-Nya kami dapat menyelesaikan modul 1 yang berjudul Perkembangan
Peserta Didik dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani sesuai dengan
tuntutan dan waktu yang telah ditetapkan.
Modul ini merupakan modul cetak yang akan dipersiapkan untuk
dimasukkan ke dalam system online dengan pola pola hybrid learning, yaitu
memadukan model pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap
muka. Adapun pokok-pokok isi modul dibagai menjadi 4 Kegiatan Belajar (KB)
yaitu; (1) KB 1: Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (2) KB 2: Media, Sarana
dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (3) KB 3: Persyaratan, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, dan (4) KB 4: Regulasi Kebijakan
Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru. Tujuan utama penyusunan
modul ini adalah agar para guru peserta PPG Dalam Jabatan tetap dapat mengikuti
program PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu lama, guru-guru
peserta PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya pendalaman
materi melalui daring.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim penyelia yang sudah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan modul ini dilaksanakan.
Terimakasih juka disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu
proses penyelesian modul ini. Saran dan masukan yang konstruktif guna
penyempurnaan isi modul ini terus diharapakan sebagai bekal penyempurnaan.
Akhirnya penulis berharap kiranya modul ini dapat dijadikan sebagai sumber
belajar mandiri bagi peserta PPG dalam jabatan yang akan mengikuti PPG dalam
jabatan.
Halaman
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Kegiatan Belajar 1: Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep 1
Belajar serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan 1
1. Deskripsi Singkat 2
2. Relevansi 4
3. Petunjuk Belajar 4
B. Inti 5
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 5
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 2
3. Uraian Materi 3
4. Tugas Terstruktur/Latihan 38
C. Penutup 39
1. Rangkuman 39
2. Formatif 41
3. Daftar Pustaka 43
Kegiata Belajar 2: Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan
Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani 45
A. Pendahuluan 45
1. Deskripsi Singkat 45
2. Relevansi 46
3. Petunjuk Belajar 46
B. Inti 47
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 47
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 48
3. Uraian Materi 48
4. Tugas Terstruktur/Latihan 76
C. Penutup 77
1. Rangkuman 77
2. Formatif 77
3. Daftar Pustaka 79
Kegiatan Belajar 3: Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi 81
Guru Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan 81
1. Deskripsi Singkat 81
2. Relevansi 82
3. Petunjuk Belajar 83
B. Inti 84
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 84
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 84
3. Uraian Materi 85
4. Tugas Terstruktur/Latihan 108
C. Penutup 109
1. Rangkuman 109
2. Formatif 110
3. Daftar Pustaka 112
Kegiatan Belajar 4: Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan
Yuridis dan Kode Etik Guru 114
A. Pendahuluan 114
1. Deskripsi Singkat 114
2. Relevansi 116
3. Petunjuk Belajar 116
B. Inti 117
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 117
2. Pokok Materi Mata Kegiatan 117
3. Uraian Materi 117
4. Tugas Terstruktur/Latihan 141
C. Penutup 141
1. Rangkuman 141
2. Formatif 142
3. Daftar Pustaka 143
Rangkuman 145
Tugas Akhir 147
Tes Sumatif 147
v
KEGIATAN BELAJAR 1
TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN KONSEP BELAJAR
SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI
A. PENDAHULUAN
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan mulai tahun 2017 telah mulai
melakukan pengembangan proses pendidikan melalui pemanfaatan IT dengan pola
pembelajaran dalam jaringan dan lokakarya (tatap Muka). Penyempurnaan terus
dilakukan sehingga untuk tahun 2018 mulai diselenggarakan pembelajaran dengan
model hybrid learning, yaitu mengkombinasikan strategi terbaik pembelajaran
tatap muka dan strategi terbaik pembelajaran dalam jaringan (daring). Strategi
pembelajaran daring, relatif berbeda dengan pembelajaran tatap muka, sehingga
setiap komponen sistem pembelajaran, seperti bahan belajar, strategi
pembelajaran, sarana dan prasarana yang diperlukan akan sangat berbeda satu
sama lain. Bahan belajar yang digunakan secara umum dan bahan belajar dalam
jaringan (daring) PPG PJOK dikembangkan dan dirancang secara khusus sebagai
bahan belajar mandiri yang akan disajikan secara cetak dan dalam jaringan
(online) yang dinamakan modul.
Adapun modul yang dikembangkan terdiri dari 4 (empat) Kegiatan Belajar yaitu:
1. Teori Perkembangan peserta didik dan konsep Belajar serta aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi dan media informasi
serta aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani
3. Persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani
4. Regulasi kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru
Pembahasan tentang perkembangan peserta didik tak terlepas dari proses
pertumbuhan yang identik dengan penambangan tinggi, berat, panjang dan jumlah
dari ukuran anak. Kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan
dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa
2. Relevansi
Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan untuk tujuan pendidikan.
Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK menekankan pada
berbagai aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai pola gerak dengan
tujuan social, emosional, neurumuskular dan intelektual.
Pola gerak manusia dapat dilakukan secara sederhana hingga komplek.
Kompleksitas Gerakan pada pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Anak bukanlah miniature
orang dewasa yang dapat melakukan Gerakan apa saja tanpa
mempertimbangkan dampak kesalahan gerak. Kurang sesuainya isi
pembelajaran PJOK dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan
anak maka akan menimbulkan resiko jangka panjang.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru PJOK utuk memahami
teori pertumbuhan dan perkembangan gerak dan diharapkan dapat
menerapkan teori pertumbuhan dan perkembangan gerak anak dalam
pembelajaran PJOK.
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Pada hari ini saudara akan mempelajari
tentang berbagai teori perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pembelajaran PJOK. Pada pembelajaran KB ini saudara diharapkan dapat
memahami berbagai teori perkembangan peserta didik dan dapat di
implementasikan dalam pembelajaran PJOK.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi seluruh
isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara seksama
dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator. Selain itu
melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain
yang relevan, saudara juga diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi
yang diberikan dalam modul ini. Untuk lebih memahami pengetahuan dan
penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk membaca dengan cermat
dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap
sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang dirancang dalam modul ini.
Artinya, saudara diharapkan untuk mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam
setiap pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga harus mengerjakan berbagai tugas/
latihan/ studi kasus yang disajikan sebaik-baiknya. Pengerjaan tugas/ latihan/
studi kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian
diperkaya dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya.
Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, saudara harus mengerjakan evaluasi
(tes formatif) dan melakukan evaluasi akhir (tes akhir / sumatif) di akhir
modul. Dengan demikian saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan
materi yang disajikan secara mandiri. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut, akan tetapi saudara tidak
diperkenankan melihat dan membacanya sebelum menyelesaikan soal
evaluasi yang disediakan.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel).
3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Teori-teori Belajar dan implementasinya dalam pembelajaran PJOK, (b)
Pertumbuhan Peserta Didik, (c) Hakekat Perkembangan Peserta Didik, (d)
Teori-teori Belajar dan penerapannya pada pembelajaran PJOK
Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan peserta didik sebagai
individu ini, yaitu istilah pertumbuhan (growth) dan perkembangan
(development). Istilah pertumbuhan menyatakan perubahan-perubahan yang
bersifat fisik (kuantitatif) seperti berat dan tinggi badan, sedangkan
perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis
(kualitatif). Berikut perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan
memiliki beberapa aspek perbedaan seperti di terlihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan berkaitan dengan
perubahan khususnya aspek fisik organisma sebagai keseluruhan
Pertumbuhan merujuk kepada
perubahan dalam ukuran yang Perkembangan merujuk pada
menghasilkan pertumbuhan sel atau kematangan struktur dan Fungsi
peningkatan hubungan antar sel
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan merujuk perubahan
perubahan kuantitatif kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan tidak berlangsung Perkembangan merupakan
seumur hidup proses yang berkelanjutan
Pertumbuhan mungkin membawa Perkembangan mungkin terjadi
atau tidak membawa perkembangan tanpa pertumbuhan
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa istilah pertumbuhan
(growth) menyangkut peningkatan ukuran tubuh, sebagai hasil penyempurnaan
bagian-bagian tubuh. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan
peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-organ tubuh. Dalam
proses perkembangan dikenal istilah kematangan (maturation) yaitu peningkatan
atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis. Setelah
terjadinya kematangan, akan diikuti denga penuaan (aging) yang merupakan
proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena bertambah usia.
Table 2.
Perbedaan umum pertumbuhan dan perkembangan anak laki dan perempuan
Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua
kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat
eksternalfisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu:
perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.
Perubahan Internal
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja
dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun
perubahan tersebut, di antaranya adalah: (1) Sistem Pencernaan, (2) Sistem
Peredaran Darah, (3) Sistem Pernafasan (4) Sistem Endokrin, (5) Jaringan Tubuh
Perubahan Eksternal
Perubahan eksternal merupakan perubahan-perubahan pada tubuh remaja dimana
perubahan tersebut dapat diamati. Adapun perubahan tersebut, di antaranya
adalah:
(1) inggi Badan (2) Berat Badan, (3) Proporsi Tubuh, (4) Organ Seks, (5) Ciri-ciri
Seks Sekunder
12. Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson yang menyatakan bahwa
perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson
meyakini bahwa setiap tahap perkembangan berfokus pada
upaya penanggulangan konflik. Kesuksesan atau kegagalan
menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap
perkembangan.
13. Perkembangan bahasa
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky yang
menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia
yang tidak dimiliki makhluk lain. Kemampuan berbahasa telah
dibawa manusia sejak lahir.
14. Humanistik.
Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow yang
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia
ditentukan oleh hakikat batin yang esensial dan biologis. Inti
batin manusia mendorongnya untuk mencapai perealisasian
kemanusiaanya seutuhnya. Pada sejumlah orang yang
melakukan aktualisasi diri, mereka cenderung merdeka dari
tekanan budaya, dan tetap mempertahankan kapasitas untuk
memandang dunia secara spontan, segar, dan lugu seperti anak .
Dengan kata lain Maslow menyatakan hanya manusiayang
merdeka dari tekanan budaya yang dapat mencapai
kesempurnaan perkembangannya.
b. Tahap-Tahap Perkembangan
1. Tahap-tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Psikolog.
Tahap-tahap perkembangan manusia menurut para psikolgi berbeda-beda
tergantung pandangan mereka tentang teori perkembangan. Rousseau (Crain,
2007. Dalam Masganti 2012) membagi tahap perkembangan manusia
menjadi empat tahap, yaitu:
a. Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun).
Bayi mengalami dunia langsung lewat indranya. Mereka tidak mengetahui
ide atau pemikiran apapun, mereka hanya merasakan panas, dingin, enak
atau sakit. Mereka menggunakan gramatika sendiri ketika berkomunikasi
dengan orang dewasa. Mereka memperbaiki pengertian mereka sendiri
meskipun orang lain tidak memperbaikinya.
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai dua belas tahun)
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi baru. Mereka
sudah bisa berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari ke sana kemari.
Anak masih melekat pada hal-hal yang konkrit. Mereka belum mampu
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Pemikiran mereka masih terbatas
pada hal-hal yang bersifat pra operasional dan operasional konkrit.
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa. Anak berada pada tahap
prasosial, di mana anak hanya memperhatikan apa yang berguna bagi
dirinya sedikit saja dari mereka yang memiliki kepedulian terhadap
menjaga hubungan dengan orang lain.
d. Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
Pada masa ini anak mulai merasa malu berhadapan dengan lawan jenis
karena kesadarannya terhadap perasaan seksual yang mulai meningkat.
Mereka lebih membutuhkan orang lain. Kognitif mereka juga berkembang.
Mereka mulai memahami konsep-konsep yang abstak.
Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap
yaitu:
a. Periode Pranatal Periode pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan
(konsepsi) sampai anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikhis yang sangat penting
bagi seorang anak. Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan
sejak anak berada dalam kandungan.
b. Masa Bayi Baru Lahir Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama
kelahiran sampai dua minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan
lepasnya tali pusat bayi.
c. Masa Bayi Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia
dua tahun. Pada masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri,
berjalan, dan berlari. Anak juga mulai berkomunikasi dengan caranya
sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
d. Masa Anak-anak Awal Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun
sampai enam tahun. Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan
anak.
20 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan
Jasmani
e. Masa Anak-Anak Akhir Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai
tigabelas tahun. Masa ini dipandang sebagai anak sekolah dasar.
f. Masa Puber Masa puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai
limabelas tahun. Masa ini dipandang sebagai awal memasuki masa remaja.
2. Perbedaan Intelegensi
Manusia hakekatnya dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda.
Perbedaan kecerdasan dalam diketahui para psikolog dengan menguji
perbendaharaan kata, ketelitian, ketahanan kerja, dan kekuatan persepsi. Tes-
tes kecerdasan dikembangkan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan pada
tiap-tiap individu. Inteligensi atau kecerdasan sering diasosiasikan dengan
kecerdikan, kemengertian, kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
menguasai sesuatu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi atau
lingkungan tertentu, dan sebagainya.
Howard Gardner mulai menggagas teori multiple intelligences (kecerdasan
jamak) dengan menulis buku yang berjudul Frames of Mind pada tahun 1983.
Howard Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan manusia yaitu: (1)
Kecerdasan verbal ( linguistic), (2) Kecerdasan matematika ( logical
mathematical), (3) Kecerdasan spasial ( visual), (4) Kecerdasan tubuh-
kinestetik (bodily and kinesthetic) (5) Kecerdasan music ( musical), (6)
Kecerdasan sosial (intrapersonal), (7) Kecerdasan diri (interpersonal), (8)
Kecerdasan alam ( naturalistic ) (Campbell, 1999)
Status Sosial Ekonomi. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau
status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya
dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya.
Pendidikan. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan
warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa
yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan
kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan
kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan kepada norma-norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma
kehidupan antarbangsa, titik pergaulan membentuk perilaku kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Atas dasar ini maka proses pendidikan jasmani didasaran pada kebutuhan
dan kemampuan peserta didik, mengakomodir perbedaan individu baik
secara umur, maupun jenis kelamin sebagai keunikan. Thomas, dkk (2008)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat membantu untuk
meningkatkan keterampilan motoric, kesehatan, kebugaran, pembentukan
watak, kepribadian, kedisiplinan dan penanaman nilai kejujuran, kerja
sama serta tanggung jawab. Himberg dkk (2003) menyatakan bahwa
tujuan pendidikan jasmani bukan hanya pada perkembangan fisik semata
namun juga pada rohani, fisik sebagai sarana pembelajaran untuk
mencapai tujuan keduanya. Liukonen (2007) mengungkapkan bahwa
pendidikan jasmani dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
motoric, kebugaran, pengethauan, sosial, dan keindahan. Sedangkan
Marrow (2005) juga mengungkapkan melalui pendidikan jasmani dapat
membantu menimbulkan realitas diri, membentuk tubuh yang ideal,
memelihara kebugaran, kesehatan, meningkatkan keterampilan, dan
otomatisasi gerak. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam menangani dan memecahkan
permasalahan yang timbul di lapangan. Kelly (2006) menyatakan bahwa
melalui pendidikan jasmani menyebabkan aliran darah menjadi lancar
sehingga zat-zat yang dibutuhkan dalam sistem saraf dan otot akan
terpenuhi, dampak terpenuhinya kebutuhan akan menjadi bugar, dengan
meningkatnya kebugaran maka daya tahan akan meningkat sehingga
mudah menerima pelajaran.
4. Forum Diskusi
2. Bagaimanakah tahapan perkembangan saat proses pertumbuhan,
perkembangan, kematangan dan penuaan? ( 25)
3. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD) implementasinya dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (25)
4. Mengapa guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk
mengembangkan potensi yang ada padanya dalam medium PJOK?
(25)
5. Bagaimana faktor kognitif, afektif dan psikmotor dapat mempengaruhi
perkembangan sosial anak remaja? (25)
6. Bagaimana penerapan konsep belajar Pendidikan Jasmani pada anak
dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung perkembangan
motoriknya.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Istilah pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik
(kuantitatif), sedangkan perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang
bersifat psikis (kualitatif). Antara fisik dan psikis ini saling berkaitan dalam
menelaah kehidupan manusia. Namun demikian kedua proses ini tidak pernah
berhenti sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa istilah pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan ukuran tubuh,
sebagai hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh. Perkembangan
(development): merupakan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja
organ-organ tubuh. Kematangan (maturation): merupakan peningkatan atau
kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis. Penuaan
(aging): merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan
karena bertambah usia
Implikasi tahapan operasional formal dari teori Piaget pada remaja, maka
individu remaja telah memiliki kemampuan introspeksi (berpikir kritis tentang
dirinya), Berfikir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan
mengambil kesimpulan), Berfikir berdasar hipotesis (adanya pengujian
hipotesis), Menggunakan simbol-simbol, Berfikir yang tidak kaku/fleksibel
berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar tahap perkembangan tersebut
maka ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan
sosialnya, egosentris hipocrsty (hipokrit: kepura-puraan) dan kesadaran diri
akan konformis.
Teori belajar Gestalt menyatakan bahwa objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
2. Tes Formatif
1. Peningkatan ukuran tubuh seprti bertambahnya tinggi dan berat badan, sebagai
hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh merupakan proses .
B. Pertumbuhan.
C. Perkembangan
D. Kematangan
E. Penuaan
F. Emosional
9. Terbukanya karakteristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang
berasal dari warisan genetik individu selanjutnya melakukan latihan dan
usaha, merupakan prinsip perkembangan ……
Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. D
4. D
5. D
6. E
7. B
8. B
9. A
10. A
Daftar Pustaka
Adek. “Teori Perkembangan Kognitif Vigotsky”. Online. dalam
http://valmband.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u
=%2Fjournal%2Fitem. Diakses 15 april 2018.
Ma’mun A & Saputra Yudha M. Perkembangan Gerak dalam Belajar Gerak.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. 2000
Dauer, Victor P. Dynamic Physical Education For Elementary School Children,
Minnesota: Burgess Publishing Company, 1979
Gabbard, Carl. LeBlance, Elizabeth, and Lowy, Susan. Physical Education For
Children. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1987.
Gallahue, D, L., Donnelly, F.C. 2003. Development physical physical education
for all children. New York: John Willey & Sons Publisher.
Dewi Setiawati dan Awan Hariyono. Modul Guru Pembelajar kelompk kompetensi
d. Filosofis Penjas 2 Dan Gerak Berirama (Ritmik) Jakarta : Dirjen
GTK. 2016
Green, K., Hardman, K. 2005. Physical education for life long fitness: The
physical best teachers guide. United States of America: National
association for sport and physical education.
Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo,
Jakarta: Diponegoro, 1998.
Liukonen, J. 2007. Phycology for physical educator: student in focus. Canada:
Human Kinetics.
Kelly, L. E., Melograno, V. J. 2004. Developing the physical education
curriculum: anachievement-based approach. Canada: Human Kinetics.
Masganti Sit. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing
(Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana) 2012
Santrock, J.W. 2010. Psikologi pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada
media group,
Santrock, J.W. 2011. Masa Perkembangan Anak. Buku 2 Edisi 11. Jakarta:
Salemba Humanika.
Shaffer, R.D. and Kipp, K. Developmental Psychology: Childhood and
Adolescence. United kindom : Wadsworth Cangage Learning, 2010
Silverman, S.J., Ennis, C.D. 2003. Learning in physical education: appling
research to enhance instruction. New Zealand: Sherridam books.
Susan, C., Susan, P. 2000. Issues in physical education. Canada: Routledge Falmer.
Thomas, K. T., Lee, A.M., Thomas, J. R. 2008. Physcal education methods for
elementary teachers. New Zealand: Human Kinetics.
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Paradigma pembelajaraan saat ini harus mengintegrasikan setiap proses
pembelajaran menggunakan ICT dan pembentukan karakter peseta didik.
Perubahan paradigma ini secara tidak langsung mengharuskan bagi setiap guru
wajib menguasai Teknologi Informasi. Pemanfaatan ICT dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu media sarana dan prasarana. Kondisi ini
menuntut setiap sekolah menyediakan sarana dan prasarana disekolah
khususnya jaringan internet. pemanfaatan media, sarana dan prasarana dan
pemanfaatan teknologi dan media informasi mendukung kualitas
pembelajaran. Salah satu indikator pembelajaran yang berkulitas adalah setiap
peserta didik mencapai seluruh kompetensi yang diharapkan.
Demikian juga proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani harus
memanfaatkan media, sarana dan prasarana serta ICT guna menunjang
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang berkualitas. Pembelajaran Pendidikan
Jasmani dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum dengan
jasmani sebagai media utama. Pemanfaatan media, sarana dan prasarana serta
ICT pendukung kualitas pembelajaran harus benar-benar dikuasai oleh guru.
Oleh karena itu seorang guru PJOK harus dapat memilih dan memilah bentuk,
jenis dan metode pemanfaatan media pembelajaran.
Hal ini yang melandasi kiranya bagi setiap calon guru professional dalam hal
ini guru PJOK wajib menguasai perancangan, pemanfaatan media, sarana dan
prasarana serta ICT yang dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Modul
ini dapat dijadikan panduan guru PJOK untuk mendalami peran, fungsi, ruang
lingkup serta cara pemanfaatan media termasuk ICT dalam pembelajaran
PJOK.
2. Relevansi
Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan untuk tujuan pendidikan.
Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK menekankan pada berbagai
aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai pola gerak dengan tujuan
social, emosional, neurumuskular dan intelektual.
Perubahan paradigma pembelajaran pada umumnya yang menuntut
implementasi Informasi Computer dan Teknologi (ICT) pada setiap
pembelajaran. PJOK merupakan bagian Pendidikan secara umum sehingga
perlu pemanfaatan media pembelajaran berbasisi ICT. Selain kemampuan
pedagogi, konten materi dan pengetahuan seorang guru PJOK harus mampu
memanfaatkan media pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam
pemberajaran. Hal ini mewajibkan bahwa keterampilan menggunakan ICT
dalam pembelajaran Pendidikan jasmani mutlak dimiliki setiap guru PJOK
professional.
Dalam rangka mendukung implementasi ICT dalam pembelajaran PJOK maka
harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti banwitch, in
focus, laptop dan computer dan perangkat ICT lainnya. Kertersediaan sarana
dan prasarana ICT pendukung pembelajaran menjadi penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Artinya bahwa sekolah dapat
menyediakan sarana prasarana pendukung pembelajaran PJOK dengan
memanfaatkan ICT seperti computer, internet dan lain-lain.
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Pada hari ini saudara akan mempelajari
tentang berbagai teori media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi,
dan media informasi yang berkaitan dengan pembelajaran PJOK. Pada
pembelajaran KB ini saudara diharapkan dapat memahami berbagai teori
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok-Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Media pembelajaran pendidikan jasmani
b. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani
c. Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan jasmani
d. Media informasi dalam pendidikan pendidikan jasmani
3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Media pembelajaran pendidikan jasmani, (b) Sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani, (c) Media informasi pendidikan jasmani.
a. Media pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Media pembelajaran, yang memuat informasi dan pengethuan, pada
umumnya digunakan untuk membuat proses belajat menjadi lebih efektif
dan efisien. Selain itu, media pemeblajaran juga dapat membuat akivitas
belajar menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motibasi
belajar peserta didik. Dalam proses belaar dan pembelajaran, media
pembelajaran berperam dalam menjembatani proses penyampaian dan
pengiriman pesan dan informasi dari narasumber kepada khalayak.
Kalayak dalam hal ini adalah peserta didik yang melakukan proses belajar.
Dengan menggunakan media dan teknologi dalam pembelajaran, proses
penyampaian pesan-informasi dan pengetahuan-antara pengirim dan
penerima dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Bab ini akan
membahasa tentang defenisi dan ragam media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
1) Defenisi Media
Penggunaan media sebagai sarana pembelajaran telah lama dilakukan,
yaitu sejak manusia melaksanakan proses dan aktivitas belajar. Media
yang memuat informasi dan pengetahuan, pada umumnya digunakan
dengan tujuan untuk membuat proses belajar belajar menjadi lebih
efektif dan efisien. Dalam melakukan proses belajar manusia
senantiasa memanfaatkan beragam media. Peran media dalam hal ini
adalah sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Perkembangan
media yang digunakan dalam proses belajar pada dasarnya berjalan
beriringan dengan perkembangan teknologi.
Manusia menciptakan teknologi berdasarkan penguasaan pengetahuan
yang telah dimiliki. Pada hakikatnya, teknologi diciptakan dengan
tujuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan tugas dan
aktivitas kehidupan. Teknologi komputer misalnya diciptakan dengan
tujuan untuk memudahkan aktivitas kehidupan manusia dalam
mengolah data. Berdasarkan bentuk dan fungsinya teknologi dapat
dibedakan menjadi perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak
atau software.
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat
seperti yang terjadi saat ini memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap semua aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya
abgaimana manusia melakukan aktivitas belajar. Dengna melakukan
proses belajar, seseorang akan memiliki pengetahuan keterampilan,
dan sikap yang diperlukan untuk menjalani kehidupan.
Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Lain, medium, yang
berarti perantara. Media oleh karenanya dapat diartikan sebagai
perantra antara pengirim infomrasi yang berfungsi sebagai sumber atau
resources dan penerima informasi atau receiver.
Dalam proses belajar, media berperan dalam menjembatani proses
penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi. Dengan
menggunakan media dan teknologi proses penyampaian pesan dan
informasi antara pengirim dan penerima akan dapat berlangsung
dengan efektif.
Pengertian tentang media di atas selaras dengan defenisi media
pembelajan atau instructional media yang dikemukakan oleh Heinich
dan kawan-kawan (2008) bahwa sesuatu yang memuat informasi da
pengetahuan yang dapat digunakan untuk melakukan proses belajar.
Media yang digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran-
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap-disebut dengan
istilah media pembelajaran. Beragam media pembelajaran dapat
digunakan untuk mendukung aktivtias belajar agar berlangsung efektif
dan efisien.
Dari sudut pandang bidang komunikasi, medium berari sesuatu yang
dapat menjadi perantara dalam proses komunikasi. Medium dapat juga
berarti sesuatu ayng digunakan untuk membantuk proses penyampaian
pesan dan informasi dari sumber pesan atau komunikator kepada
penerima pesan atau komunikan.
Model komunikasi yang dikemukakakn oleh pakar komunikasi
Shannor dan Weaver menyatakan bahwa proses komunikasi dimulai
dari pengirim pesan atau sender yang memiliki keinginan untuk
mengkomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima pesan atau
receiver. Pengiriman pesan dalam hal ini dapat berupa seorang penulis
buku, penulis naskah, atau seseorang yang memiliki keahlian dalam
bidang keilmuan tertentu
Sebelum mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan, pengirim
harus terlebih dahulu mendesain atau merancang informasi dan
pengetahuan yang akan disampaikan kepada penerima. Hal ini
dilakukan agar pengetahuan dan informasi yang dikomunikasikan
menjadi sistematik dan komprehensif sehingga dapat dengan mudah
dipahami oleh penerima. Proses merancang pesan agar menjadi
sistematik dan udah dimengerti oleh penerima atau receiver dinamakan
dengan encoding.
Setelah selesai melakukan proses encoding, pesan atau informasi
ditransmisikan melalui medium tertentu yang telah dipilih sebelumnya.
Setelah menerima pesan maka penerima pesan akan berusahan untuk
memahami isis pesan dan informasi yang disampaika oleh penerima
pesan dinamakan dengna istilah decoding. Sebagai contoh, jika Anda
membaca buku dalam hal ini dpat berfungsi sebagai sebuah medium.
Penulis buku melalui isi buku yang dituliskanya berupaya untuk
mengomunikasika pesan dan informasi tertentu kepada Anda. Upaya
penulis untuk mengkomunikasikan isi dan materi buku disebut dengan
istilah encoding. Adapun upaya Anda sebagai pembaca yang berupaya
untuk memahami isi buku disebut juga dengan istilah decoding. Begitu
pula jiak Anda melihat sebuah program video. Dalam program video,
penulis naskah program video berperan sebagai pengirim pesan dan
inforasi yang ditransmisikan melalui medium video kepada khalayak
atau audience.
2) Jenis dan Klasifikasi Media
Williams (2003) mengemukakan jenis dan klasifikasi media sebagai
sarana komuniaskai yang dapat digunakan dalam aktivitas
pembelajaran, sebagai berikut:
a. Media yang tidak diproyeksikan atau non-projected, seperti foto,
diagram, bahan pameran atau display, dan model;
b. Mdia yang diproyeksikan atau projected media misalya, LCD;
c. Media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi
rekaman kuliah, ceramah narasumber, dan rekaman musik;
d. Media gambar gerak atau media video, seperti VCD, DVDs, dan
blue rays disc;
e. Pembelajaran berbasis komputer; dan
f. Multimedia dan jaringan komputer.
Selain mengemukakan defenisi tentang media, Heinich dan kawan-
kawan (2005) juga mengemukakan klasifikasi media yang digunakan
untuk aktivitas pembelajaran yang terdiri dari: (1) media cetak/ teks;
(2) media pameran/ display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/
motion pictures; (5) multimedia; dan (6) media berbasis web atau
internet. Berikut ini merupakan deskripsi singkat tentang ragam media
sesuai dengan klasifikasinya.
Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan
sebagai sarana dalam aktivitas belajar. Media cetak juga dipandang
sebagai jenis media yang relative murah dan memiliki sifat sangat
fleksibel bagi penggunaannya. Media cetak yang berisi teks memiliki
ragam yang bervariasi yang meliputi buku, brosur, leaflet, dan
handout.
Peserta didik dapat memanfaatkan media cetak di mana saja, kapan
saja, dan tanpa memerlukan adanya peralatan khusus. Selain dalam
bentuk teks, media cetak juga memuat informasi dan pengetahuan
dalam bentuk lain misalnya gambar, diagram, chart, grafisk, poster,
dan kartun.
Media grafis dan media pameran atau display media digunakan
sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang menarik bagi
penggunanya. Sama halnya seperti media cetak, jenis media
pembelajaran ini juga bervariasi mulai dari benda sesungguhnya yang
disebut dengan istilah realia, sampai kepada benda tiruan yang berupa
replikasi dan model.
Penggunaan media grafis dan pameran dilakukan dengan cara
memperlihatkannya di suatu tempat tertentu sehingga pesan dan
informasi yang terdapat di dalam media tersebut dapat diamati dan
dipelajari oleh peserta didik. Contoh ragam media pameran, yaitu
realia, model, diorama, dan kit.
50 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan
Jasmani
Media audio merupakan jenis media yang efektid yang efisien untuk
digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
melatih kemampuan penggunaannya dalam mendengar informasi dan
pengetahuan lisan secara komprehensif. Walaupun jenis media ini
dapat digunakan untuk menyampaikan hampir semua jenis informasi
dan pengetahuan, namun sejumlah ahli berpandangan bahwa media
audio pada dasarnya sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran
tentang kemampuan berbahasa juga seni.
Belajar tentang cara pengucapan bahasa asing atau pronounciation
misalnya, akan lebih efektif jika menggunakan jenis media audio.
Demikian pula halnya dengan pelajaran tentang seni music dan olahra
suara atau vocal akan berlansung lebih baik jika menggunakan jenis
media audio.
Gambar bergerak atau motion pictures merupakan jenis media yag
mampu menayangkan gambar bergerak yang terintegrasi dengan unsur
suara. Contoh jenis media ini yaitu media fil da video. Kedua jenis
media ini memiliki features atau kemampuan yang luar biasa sebagai
sebuah medium komunikasi. Media video dan film mampu
menampilkan informasi dan pengetahuan dalam sebuah tayangan
informasi dan pengetahuan yang mendekati realistik.
Selain itu, media video da film juga mampu memperlihatkan peristiwa
dan objek yang direkam secara nyata. Penggunaan yang bijaksana dari
kedua jenis ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa
efektif bagi penggunanya.
Selain digunakan untuk pembelajaran pada aspek kognitif, media film
dan video kerap dimanfaatkan dalam pendidikan afektif dan
penanaman karakter. Selain itu, medium film dan video juga kerap
digunakan sebgai saran untuk mendemonstrasikan proses dan prosedur
kerja yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan. Contoh
untuk hal ini pemutaran video demonstrasikan tentang penggunaan
sabuk pengaman di dalam pesawat terbang. Dalam video tersebut
proses penggunaan sabuk pengamanan diperlihatkan secara sistematis.
Mutimedia merupakan produk dari kemajuan teknologi digital. Media
ini mampu memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi
penggunanya. Multimedia dapat menampilkan pesan dan pengetahuan
dalam bentuk gabungan atau kombinasi antara beberapa format
penayangan, seperti: teks, audio, grafis, video, dan animasi secara
simultan. Dengan kemampuan seperti ini program multimedia dapat
manayangkan informasi dan pengetahuan secara komprehensif yang
dapat dipelajari oleh peserta didik.
Penggunaan program multimedia sebagai sarana pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki
oleh individu penggunanya. Saat penggunaan program multimedia
pembelajaran telah terintegrasi penggunaanya dengan perangkat
komputer. Hal ini menyebabkan program multimedia dapat digunakan
sebagai media yang bersifat interaktif.
Banyak strategi dan metode yang dapat digunakan untuk merancang
dan memproduksi sebuah program multimedia yang efektid sebagai
media pembelajaran interaktif. Sifat interaktivitas yang terdapat di
dalam program multimedia akan mampu membuat proses belajar
menjadi “dialogis”. Artinya, pengguna dapat melakukan interaksi
secara intensif dengan isi atau konten yang terdapat dalam program
multimedia.
Perangkat komputer saat ini telah berkembang dengan sangat pesat.
Perangkat ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana untuk
melakukan komputasi, tetapi telah menjadi sarana untuk melakukan
komunikasi. Penggunaan komputer telah membentu suatu jaringan
atau network yang mendunia. Sebagai pengguna jaringan komputer,
Anda dapat berkomunikasi dengan jaringan komputer yang berada di
belahan dunia lain. Selain untuk melakukan komunikasi antar
1
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
jaringan,
3) Perangkat Lunak
Perangkat lunak komputer atau sering disebut software adalah sekumpulan
data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik
yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang
akan menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak atau software bisa
dikatakan sebagai sebuah perangkat yang tidak dapat diraba atau suatu
perangkat yang tidak memiliki wujud secara nyata. Perangkat lunak adalah
istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital,
termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang
bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem
komputer yang tidak
berwujud. Istilah ini menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras
komputer. Perangkat lunak pada sistem komputer terbagi dalam beberapa
kategori sesuai dengan jenis dan fungsinya. Berikut ini saya jelaskan contoh
macam-macam perangkat lunak (software) beserta pengertian tiap-tiap
perangkat Lunak (software) yang umum ditemui dalam sistem komputer.
a) Perangkat lunak aplikasi (application software) Adalah suatu subkelas
perangkat lunak (software) komputer yang memanfaatkan kemampuan
komputer langsung, untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan si
pengguna. Program ini dibuat programmer dan sudah disesuaikan
dengan kebutuhan pemakainya.
b) Sistemoperasi (operating system). Sistem operasi adalah program yang
berfungsi untuk mengendalikan sistem kerja yang mendasar, sehingga
mengatur kerja media input, output, tabel pengkodean, memori,
penjadwalan prosesor, dan lain-lain sebagainya. Sistem operasi ini
berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan perangkat keras
dan perangkat lunak yang akan digunakan.
c) Adapun fungsi utama sistem operasi adalah:
Menyimpan program dan aksesnya
Membagi tugas di dalam CPU
Mengalokasikan tugas-tugas penting
Merekam sumber-sumber data
Mengatur memori sistem termasuk penyimpanan, menghapus dan
mendapatkan data
Memeriksa kesalahan sistem- Multitugas pada OS/2″, Windows ’95″,
Windows ’98″, Windows NT”, /2000/XP
Memelihara keamanan sistem, khusus pada jaringan yang
membutuhkan kata sandi (password) dan penggunaan ID.
d) Perangkat lunak gratis (freeware) Freeware atau perangkat lunak gratis
adalah perangkat lunak (software) komputer yang memiliki cipta yang
gratis digunakan tanpa batasan waktu, sehingga dapat dibedakan dari
shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah
jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi
tambahan).
e) Perangkat lunak uji coba (shareware / trialware)Sharewareadalah
program terbatas, program didistribusikan baik sebagai demonstrasi atau
versi evaluasi dengan fitur atau fungsi yang terbatas atau dengan
menggunakan batas waktu yang telah ditetapkan (misalnya 30 hari) yang
biasa disebut dengan masa trial. Dengan demikian, memberikan
pengguna kesempatan untuk menguji produk sebelum membeli dan
kemudian membeli versi lengkap dari suatu program.
f) Perangkat lunak perusak (malware) Adalah sebuah perangkat lunak yang
bekerja untuk merusak tata kerja dari sistem komputer. Malware ini
bekerja dengan mengganggu kinerja dari perangkat lunak yang ada dalam
sistem komputer. Perangkat lunak perusak biasanya sangat mudah
tersebar dari satu komputer ke komputer lain, apalagi yang terhubung
dalam suatu jaringan (network), atau bisa juga lewat hardware portable,
seperti USB flashdisk, card reader, atau floppy disk (disket)
g) Bahasa Pemrograman (programming language) Adalah program yang
digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam
bahasa pemrograman ke bahasa mesin dengan aturan atau prosedur
tertentu, agar diterima oleh komputer. Guna menambah pengetahuan
tentang perangkat lunak dapat di lihat pada
https://tipskomputer.net/perangkat-lunak-komputer/
h) Program Bantu (utility) Program bantu merupakan perangkat lunak yang
berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada
hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket, mengopi
data, mengkompres file, dan lain-lain. Contoh jenis perangkat lunak
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5 jenis perangkat lunak konputer
4) Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran,
ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) peserta didik dan guru harus
memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah,
dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas,
bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan guru, dan (3) guru
harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat
dan sumber-sumber digital untuk membantu peserta didik agar mencapai
standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah
terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di
luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang
sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan
peserta didik, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses
individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan
materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses
linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan
mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2)
proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak
linear,
(5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang
berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur peserta didik,
(7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti
saat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan
manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas
belajar. Pada dasarnya, ragam media dan teknologi yang dapat digunakan
untuk memperoleh informasu dan pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi:
(1) media yang tidak diproyeksikan atau non-projected media seperti foto,
diagram, bahan pameran atau display media, dan model; (2) media yang
diproyeksikan;
(3) media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman
perkuliahan, ceramah narausmber, dan rekaman music; (4) media gambar
gerak atau media video seperti VCD, DVD, dan blue rays disc; (5)
pembelajaran berbasis komputer; serta (6) multimedia dan jaringan komputer.
Semua ragam media ini memiliki kekhasan atau karakteristik tersendiri untuk
digunakan dalam menyampaikan infomasi dan pengetahuan kepada
penggunanya.
2. Tes Formatif
1. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, media dapat dipergunakan
sebagai
A. Penerima informasi
B. Encoding
C. Decoding
D. Perantara informasi
E. Sumber informasi
9. Mengeksplorasi teknik dasar dalam basket mulai dari posisi tubuh, gerakan
kaki, tangan, kontrol bola, dan posisinya di lapangan menggunakan teknologi
dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih ….
A. Efektif dan efisien
B. Bermanfaat dan mudah dimengerti
C. Problem based learning
D. Menyenangkan dan informatf
E. Eksploratif dan interaktif
Kunci Jawaban :
1. D
2. A
3. E
4. C
5. C
6. E
7. E
8. B
9. E
10. E
Daftar Pustaka
Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish.
Nuarisapta, D. (2018). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di Sekolah Menengah Pertama
Se-Kecamatan Melati Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Skripsi FIk
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pribadi, B. (2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran (1st ed.). Jakarta:
Kencana.
Saputro, I. (2014). Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kecamatan Slokampang Kabupaten Temanggung.
Yogyakarta: Skripsi FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Soepartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Suhardi. (2016). Modul Guru Pembelajar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah kejuruan
(SMA/ SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukirman, H., & dkk. (2005). Administrasi dan Sepervisi Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryobroto, A. (2005). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Pedagogia.
Susilo, E. (2007). Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SMA
Negeri se-Kabupaten Wonosobo. Yogyakarta: Skripsi FIK Universitas
Negeri Yogyakarta.
Santrock, J.W. 2010. Psikologi pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidik menurut UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan mengabdi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Sedangkan guru tidak termuat dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di mana di dalam UU
ini profesi guru dimasukkan ke dalam rumpun pendidik. Maka, dapat
dikatakan bahwa profesi guru adalah bagian dari pendidik.
Guru dan pendidik merupakan dua hal yang bisa berbeda maknanya. Kata
“pendidik” juga merupakan hipernim yaitu kata yang memiliki makna yang
lebih luas yang mana kata “pendidik” merupakan padanan dari kata educator
dalam bahasa inggris yang artinya adalah pendidik, spesialis dibidang
pendidikan, atau ahli pendidikan.
Sedangkan kata “guru” adalah salah satu hiponim yaitu kata yang memiliki
makna sempit dari kata pendidik. Kata “guru” merupakan padanan dari kata
teacher dalam bahasa inggris yang berarti seseorang yang mengajar,
khususnya di sekolah. Guru sebagai pendidik tidak hanya berperan sebagai
tenaga pendidik, namun posisi sosialnya benar-benar hanya berada dalam
ruangan ukuran 8x8m. Hanya dikelas itulah guru memberikan petuah dan
ajarannya mengenai berbagai hal.
Pendidik profesional juga tidak hanya merujuk kepada Guru, namun merujuk
kepada semua profesi yang sifatnya mendidik, seperti: Dosen, Tutor,
Instruktur, Pamong belajar, Konselor, Fasilitator, Penguji dan yang lainnya
yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan (PP No. 19 Th.
2005) Guru Sebagai pendidik yang pekerjaannya merubah
pengetahuan,
2. Relevansi
Guru dalam komponen pendidikan memiliki peranan yang besar dan strategis.
Karena gurulah yang dijadikan sebagai ujung tonggak dalam pendidikan. Guru
mempunyai tugas yang berat dan mulia dalam mengantarkan anak-anak
bangsa ke puncak cita-cita. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik
maka seorang guru selayaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi yang
dimiliki oleh setiap setiap guru akan menunjukan kualitas profesionalisme
seorang guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah
ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi pedagogik
guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan
adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi
tenaga pendidik dan pengajar yang professional.
Guru sebagi Pendidikan wajib menguasa 4 kompetensi yaitu pedaogi,
professional, kepribadian dan social. Pedagogic berhubungan dengan
kemampungan melakukan proses belajar mengajar dengan berbagai
pendekatan. Profesional dimaknai dengan seorang guru harus menguasai
berbagi ilmu pengetahuan tentang Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dan ilmu pendukung lainnya. Kepribadian maksudnya bahwa seorang guru
harus memiliki kepribadian yang kuat dan dijadikan contoh bagi peserta didik.
Sosial adalah guru dapat hidup damai ditengah peserta didik yang memiliki
latar belakang keluarga, ekonomi, budaya dan kepribadian yang berbeda-beda.
Kapasitas guru pendidikan jasmani dalam menjalankan tugasnya sebagai, (a)
pekerja profesional dengan fungsi mendidik, mengajar dan melatih (b) pekerja
kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki, serta (c) sebagai petugas kemasyarakatan dengan
fungsi mengajar dan mendidik masyarakat melalui pendidikan jasmani untuk
menjadi warga Negara yang baik, jelas dituntut pemilikian kapasitas diri yang
memadai.
Keempat kompetensi tersebut wajib dikuasai seorang guru untuk dapat bekerja
secara professional. Hal ini yang melandasi bahwa setiap guru harus dapat
menunjukkan pengusaan keprofesiannya melalui sertifikat pendidik yang
diperoleh melalui Program Pendidikan Guru (PPG). PPG dijadikan wahana
untuk membina calon guru yang akan dipersiapkan menjadi guru professional
dan menjamin bahwa sertifikat pendidik dapat menjamin seorang pendidik
bekerja secara profesional.
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Selamat bertemu kembali pada sesi ini yang
akan membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan konpetensi yang harus
dimiliki seorang guru Pendidikan jasmani. Pada pembelajaran KB ini saudara
diharapkan dapat memahami berbagai guru, pendidik, guru Pendidikan
Jasmani (penjas), persyaratan seorang guru penjas, kualifikasi yang harus
dimuliki dan kompetensi yang harus dimiliki guru penjas.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara
seksama dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator.
Selain itu melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta
upaya lain yang relevan, saudara juga diharapkan dapat menggali lebih dalam
informasi yang diberikan dalam modul ini. Untuk lebih memahami
pengetahuan dan penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk
membaca dengan cermat dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang
disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang
dirancang dalam modul ini. Artinya, saudara diharapkan untuk mencoba
berkali-kali dan kemudian membandingkan keterampilan yang dikuasai
dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga harus mengerjakan berbagai tugas/
latihan/ studi kasus yang disajikan sebaik-baiknya. Pengerjaan tugas/ latihan/
studi kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian
diperkaya dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya.
Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, saudara harus mengerjakan evaluasi
(tes formatif) dan melakukan evaluasi akhir (tes akhir / sumatif) di akhir
modul. Dengan demikian saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan
materi yang disajikan secara mandiri. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut, akan tetapi saudara tidak
diperkenankan melihat dan membacanya sebelum menyelesaikan soal
evaluasi yang disediakan.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Persyaratan guru Pendidikan Jasmani
b. Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani
c. Kompetensi guru Pendidikan Jasmani
3. Uraian Materi
Pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Persyaratan guru Pendidikan Jasmani, (b) Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani,
(c) Kompetensi guru Pendidikan Jasmani.
Sebelum membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru
Penjas alangkah baiknya saudara terlebih dahulu memahami tentang tugas saudara
sebagai seorang guru adalah sebuah profesi.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1)
bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya
(Depdikbud: 1989) Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak
terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.
Misalnya untuk mengoperasi seseorang yang mempunyai penyakit kanker,
dibutuhkan seorang dokter spesialis bedah yang memiliki kemampuan yang
diperoleh dari pendidikan khusus untuk itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang
disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi
itu (pendidikan/latihan prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi
(inservice training).
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua
ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”.
Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai
dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Ahmad Tafsir (2001)
mengatakan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Profesional adalah orang
yang memiliki profesi, sedangkan profesi itu harus mengandung keahlian.
Artinya, suatu program itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Guna menambah dan memperluas pemahaman saudara kiranya juga
diperlukan tentang berbagai informasi tambahan tentang kompetensi guru
Pendidikan Jasmani. Guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya juga merupakan keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang berpedoman atau
mengacu kepada Badan Standar Nasional Pendidikan yang berlaku di Indonesia
(lihat http://bsnp-indonesia.org/standar-nasional-pendidikan/.) Mustofa (2007)
menjelaskan bahwa guru merupakan “unsur dominan dalam suatu proses
pendidikan, sehingga kualitas pedidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik
dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat”. Mardapi (2012)
menjelaskan bahwa “guru yang profesional mampu menguasai karakteristik bahan
ajar dan karakteristik peserta didik”. Sedangkan dalam UU nomor 19 tahun 2005
tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 dijelaskan bahwa
1. Persyaratan Guru Pendidikan Jasmani
Di dalam masyarakat, dari yang terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu di
antara pembentukan-pembentukan utama calon warga masyarakat. Ada
beragam julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru. Salah satu yang
paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini
mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru
sehingga guru disebut sebagai pahlawan.
Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk
mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material,
misalnya, sangat jauh dari harapan. Guru sangat berperan dalam membantu
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan
ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam
perkembanganya masih membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada
saat meninggal.
Dalam UU nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan pasal
28 dijelaskan bahwa (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2)
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang- undangan yang berlaku; (3) Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi: (a) Kompetensi pedagogik, (b) Kompetensi
kepribadian, (c) Kompetensi profesional, dan (d) Kompetensi sosial; (4)
Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat dianggap menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan
dan kesetaraan; (5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4)
dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Untuk melakukan peranan dan tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-
syarat tertentu. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok.
a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan ini bersifat formal
c. Persyaratan psikis
d. Persyaratan fisik
Menurut Oemar Hamalik (2006) yang dikutip bukunnya oleh Ngainun Naim
ada beberapa persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu:
a. Harus memiliki bakat seorang guru
b. Harus memiliki keahlian seorang guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan
f. Guru adalah seorang warga Negara yang baik
Tugas Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kontek ini guru dimaknai
sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk
keperibadian dan watak peserta didik, mempunyai kekuasaan fundamental
untuk membentuk dan membangun keperibadian peserta didik menjadi
manusia yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial. John
Dewy menyebutkan ”Education is the fundamental method of social progress
and reform” Pendidikan adalah metode yang fondamental bagi kemajuan
sosial dan reformas.
Sebagai pendidik-pengajar, guru bertugas mempersiapkan generasi muda
bangsa yang dapat membangun diri dan Bangsanya demi kelestarian dan
keberlanjutan hidup suatu bangsa dan Negara.Artinya guru berperan sebagai
arsitektur untuk membentuk pola manusia seperti apa yang akan dibangun
dimasa depan (The future of the world is the hand of educated people).
Secara umum tugas guru adalah mendidik. Mendidik merupakan rangkaian
dari proses belajar-mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi
contoh dan membisakan peserta didik. Tugas utama guru antara lain adalah:
(a) Tugas guru sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar
(intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran,
melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah
progam/proses belajar mengajar dilaksanakan; (b) Tugas guru sebagai
pendidik (Edukator). Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas
membimbing, mengarahkan peserta didik untuk mencapai tingkat
kedewasaan dan berkepribadian sempurna; dan (c) Tugas guru sebagai
pemimpin (Managerial). Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan
mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang menyangkut
upaya perencanaan, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, dan
pengontrolan, atas progam yang dilakukan (Nuri Ramadhan:2017).
Untuk membaca secara lengkap tentang UU no 14 tahun 2005 dapat dilihat
pada http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf
Undang-undang Dasar No.14 Tahun 2005 Pasal 2, menjelaskan tentang
kedudukan, fungsi, dan tujuan seorang guru ada 2, yaitu:
a. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menenngah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Peran Guru
Guru sebagai sebuah profesi tentunya mempunyai peran dalam
bidangnya. Diantara peran guru tersebut yaitu:
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari
bidang ilmu yang ia kuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang guru harus menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan.
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang
guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Dia
juga harus merangsang sisiwa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik
dan kondusif.
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator, seseorang
guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar
lainnya.
4. Peran Guru sebagai Evaluator, Sebagai evaluator, seorang guru dituntut
mampu melakuakan proses evaluasi, baik untuk mengtahui keberhasilan
dirinya dalam melaksanakan pembelajaran, maupun nilai hasil belajar
siswa.
Nuri (2017) Dalam menjalankan tugas keprofesiannya guru memiliki multi
peran. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat
dipaparkan sebagai berikut;
1. Peran Guru Sebagai Organisator. Dalam konteks sebagai organisator ini
guru memiliki peran pengelolaan kegiatan akdemik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender pendidikan/ akademik, dan sebagainya.
Semuanya diorganisasi kan, agar dapat mencapai efektifitas dan efisiensi
belajar mengajar yang signifikan.
2. Peran Guru Sebagai Demonstrator. Sebagai demonstrator,
lecturer/pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan,materi
ajar dan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar dan terus belajar.
Seorang guru hendaknya terampil merumuskan Perangkat pembelajaran
sesuai dengan ramburambu kurikulum yang berlaku.
3. Peran Guru Sebagai Pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing harus
lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk
membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap,
terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa bimbingan,
peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan
lebih banyak tergantung pada bantuan guru.
4. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas. Peran guru sebagai pengelola kelas
(learning manager), hendaknya diwujudkan dalam bentuk pengelolaan
kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan belajar diatur dan diawasi
agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut
menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut dapat
menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan belajar yang baik.
Lingkungan yang baik bersifat menantang dan merangsang peserta didik
untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai
tujuan.
5. Peran Guru Sebagai Fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar bagi
peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana
rung kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar
yang kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas
beraktivitas/belajar.Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator
menyediakan fasilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan
Pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
peserta didik.
6. Peran Guru Sebagai Mediator. Peran guru sbagai mediator, dimana guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pembelajaran
merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
7. Peran Guru Sebagai Inspirator. Peran guru sebagai inspirator, menuntut
kemampuan guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta
didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. sebagai
inspirator guru hendaknya dapat memberikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut
tidak selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang
baik. Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana mengeliminir
kalaupuntidak menghilangkan sama sekali masalah yang dihadapi oleh
Peserta didik.
8. Peran Guru Sebagai Informator. Peran guru sebagai informator guru harus
dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan
efektif diperlukan dari guru.
9. Peran Guru Sebagai Motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar semangat dan aktif belajar. Sebagai
motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah
dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai
motivator dapat memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih
bergairah dan bersemangat belajar.
10. Peran Guru Sebagai Korektor. Peran guru sebagai korektor menuntut guru
bisa membedakan mana nilai yang baik, dan mana nilai yang buruk, mana
nilai positif dan mana nilai negatif. Kedua nilai yang berbeda ini harus
dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah
dimiliki peserta didik dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum
peserta didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan peserta didik
yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana
peserta didik tinggal cepat atau lambat akan mewarnai kehidupan peserta
didik.
11. Peran Guru Sebagai Inisiator. Peran guru sebagai inisiator, artinya guru
harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki
susuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan
media komunikasi dan informasi. Guru hendaknya menjadikan dunia
pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari sebelumnya.
12. Guru Sebagai Evaluator. Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang
guru dituntut untuk menjadi seorang penilaian yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh asfek ekstrinsik dan
intrinsik, penilaian pada asfek intrinsik lebih diarahkanpada asfek
kepribadian peserta didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini
guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.
b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan
guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan mengajar dengan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.
Proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang
dibawakan guru selama interaksi kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Guru menentukan apakah kegiatan belajar-mengajar berpusat
kepada guru dengan mengutamakan metode penemuan, atau sebaliknya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai salah
satu indikator efektivitas mengajar dipengaruhi oleh perilaku
mengajar guru dalam mewujudkan peranan itu secara nyata.
Aktivitas mengajar bukan hanya terbatas pada aktivitas penyampaian
sejumlah informasi pengetahuan dari bahan yang diajarkan, melainkan juga
bagaimana bahan tersebut dapat disampaikan kepada siswa secara efektif
dalam pengertian tercapainya kegiatan yang mempunyai makna
(meaningful learning).Proses mengajar pada hakekatnya interaksi antara
guru dan siswa. Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar
guru tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan pengaturan dan
perencanaan yang seksama terutama menentukan komponen-komponen
yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.
Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang
dapat menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Komponen ini
akan berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin dicapai,
hakekat siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, hakekat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.
Media pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam
menyajikan bahan pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran. Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi
pelajaran. Komponen ini harus mendapat perhatian guru karena guru harus
mampu mendorong aktualisasi siswa dan memberi kesempatan untuk
mengung-kapkan perasaannya, melakukan perubahan bertingkah laku, serta
mengamati perkembangan siswa. Oleh karena itu siswa harus diberi
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah kegiatan belajar mengajar
perlu dilakukan penilaian atau evaluasi. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui: a) tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dan b) keefektifan
kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan demikian,
fungsi penilaian dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat ganda,
yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi guru penilaian merupakan umpan
balik sebagai suatu cara bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar
selanjutnya. Bagi siswa, evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur
prestasi belajar yang dicapainya.
Uraian di atas menggambarkan indikator-indikator yang terkait dengan
komponen prosedur mengajar. Indikator- indikator prosedur mengajar
terdiri dari: a) metode, media, dan latihan yang sesuai dengan
tujuan
pengajaran, b) komunikasi dengan siswa, c) mendemonstrasikan
metode mengajar, d) mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa
dalam pengajaran, e) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
relevansinya, f) pengorganisasian ruang, waktu, bahan, dan perlengkapan
pengajaran, serta mengadakan evaluasi belajar mengajar.
c. Hubungan Antar Pribadi
Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar m erupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam
proses komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina
oleh guru akan tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b)
bersifat luwes dan terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan
kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d)
mengelola interaksi pribadi dalam kelas.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau
informasi dengan menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan
belajar- mengajar sehingga diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.
3. Kompetensi Guru
Penguasaan kompetensi, penerapan pengetahuan dan keterampilan guru,
merupakan pengaruh yang sangat besar untuk menentukan kualitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi pserta
didik dan dalam mengelola kelas. Setiap guru pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan maupun guru mata pelajaran lain dalam melaksanakan
pembelajaran dalam dunia pendidikan harus mempunyai kompetensi-
kompetensi yang sesuai dengan standar nasional pendidikan yang berlaku di
Indonesia. UU nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (10) tentang Guru dan Dosen
menjelaskan bahwa kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Menurut Eunice &
Abolarin (2012) menjelaskan bahwa
kompetensi mengacu pada keefektifan atau kemampuan seseorang yang
bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan Menurut Ainnur (2011)
menjelaskan bahwa kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-
fakta dan konsepkonsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada
perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat
1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa
guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki
standar kompetensi dan professional. Hal ini mengingat betapa pentingnya
peran guru dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses pembelajaran,
dan melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya
manusia yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu
spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan, prkembangan Ipteks, perkembangan masa kini dan
masa mendatang untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik
sebagai regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system
pengawasan tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif
tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka
kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu
secara efektif dan efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup:
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 101
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu
yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan
metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan
memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman
manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerpanya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup
pengembangan intuisi keagamaan yang berkepribadian, sikap dan
kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Selain standar kompetensi profesi di atas, guru juga perlu memiliki standar
mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis. Hal ini dipandang
perlu karena dalam melaksanakan tugasnya guru diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan (guide of journey) yang bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan kopotensi adalah merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru
Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya dalam
hal ini dalam mnggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang
brperan sebagai alat pendidikan dan kompetensi pedagogic yang berkaitan
dengan fungsi guru dalam memerhatikan perilaku siswa belajar (Djohar,
2006).
Dengan demikian, kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayti, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Selain itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid
bagi pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, Spencer (Uno, 2007) menyatakan ada lima karakteristik dari
kompetensi, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan
yang menyebabkan sesuatu; (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan
konsisten terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai,
dan image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki
seseorang dalam bidang tertentu; (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk
melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28
ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogic,
kepribadian, sosial, dan professional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi professional
guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru
sebagai profesi.
Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan
atau ketrampilan yang dimiliki individu atau kelompok atau bahkan lembaga.
Kata kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata
“competence” atau mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan
atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 1 ayat
10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu
kesatuan yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau
diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
tersebut. Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan.
Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dari
kompetensi yang dimiliki seseorang.
Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang
kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang
dalam pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut
diwujudkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi
standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok
profesinya atau warga masyarakat yang dilayaninya (A. Samana, 1994).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang
dapat segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan
pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan
serangkaian kegiatan dengan muatan materi, tujuan, cara dan perlengkapan
tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia
No
14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah
(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional
Aspek-aspek Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki anggota masyarakat
yang mengabdikan diri memangku jabatan profesional untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
menjelaskan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang wajib dimiliki
oleh pendidik jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Lingkup
standar pendidik meliputi standar guru, dosen konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh pendidik, dibuktikan dengan ijazah/sertifikat yang relevan.
Dengan kata lain bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah yang mencerminkan
kemampuan akademik yang diperoleh melalui pendidikan dalam program S1 atau
kemampuan vokasional yang diperoleh melalui pendidikan dalam program
diploma D4. Standar kualifikasi pendidik Paket B setara SMP harus memiliki: a).
kualifikasi pendidik minimal D4 atau S1, b). latar belakang pendidikan tinggi
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, c) sertifikat profesi pendidik. Sedangkan kriteria fisik dan rohani
adalah kelayakan fisik, mental, dan kepribadian yang harus dimiliki seseorang
yang bertugas sebagai pendidik yang memungkinkannya dapat melaksanakan
tugas profesional dengan sebaik- baiknya.
4. Forum Diskusi
a. Coba temukan Undang-undang Guru dan Dosen no 14 tahun 205, pelajari
secara seksama. Jika ada hal yang berhubungan dengan persayaratan,
kualifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani dapat saudara
pertanyakan melalui forum ini.
b. Dari semua kompetensi guru, coba kira-kira kompetensi apa dan bagian
mana yang sudah dan belum saudara lakukan!
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang. Guna mendapatkan
guru yang berkualitas maka harus memiliki persyaratan, kualifikasi dan
kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut: persyaratan
untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang guru,
(2) Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang
baik dan terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas ,
(5) Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang
warga Negara yang baik.
Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3)
Sertifikat profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials),
(5) prosedur mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).
2. Tes Formatif
1. Berikut ini adalah persyaratan untuk menjadi guru, kecuali …
A. Memiliki kepribadian yang baik
B. Persyaratan administrative
C. Persyaratan psikis
D. Persyaratan peralatan
E. Persyaratan fisik
3. Fungi professional guru, yaitu …
A. Guru menerukan ilmu atau keterampilan yang dimiliki atau dipelajari
kepada anak didiknya
B. Guru wajib menjadikan anak didiknya menjadi patriot bangsa
C. Guru wajib mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak didiknya
D. Guru wajib mengelola seluruh kebutuhan anak didiknya
E. Guru tidak diperkenankan menghukum anak didiknya
4. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan …
A. Piagam
B. Surat Keputusan
C. Medali
D. Lencana
E. Sertifikat Pendidik
5. Seorang guru merupakan seorang pengajar dari bidang ilmu yang dia kuasai,
merupakan peran guru sebagai …
A. Pengelola kelas
B. Mediator dan fasilitator
C. Demonstrator
D. Diktator
E. Evaluator
6. Seorang guru Penjas sering mengucapkan kata-kata kasar selama proses
belajar mengajar dan sering membedakan dalam memberi perlakukan kepada
siswa. Ciri dari guru Penjas yang demikian kurang mendukung:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi emosional
D. Kompetensi kepribadian
E. Kompetensi Sosial
7. Upaya membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial antara
lain terlihat dalam upaya guru ….
A. memberikan contoh pada saat meragakan senam lantai
B. melatih siswa membuat keputusan yang diambil berdasarkan informasi
yang tepat
C. melatih bagaimana mempersiapkan kesehatan diri dan lingkungan sekitar
D. mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial di sekitar siswa
E. Memberikan umpanbalik selama proses belajar mengajar
8. Kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk satu mata
pelajaran atau kompetensi dalam mata pelajaran terteniu harus dimiliki oleh
siswa disebut
a. Kompetensi dasar
b. Standar kompetensi
c. Lndikator
d. Kompetensi Iulusan
e. Kecakapan hidup
9. Berikut ini merupakan dimensi kualifikasi yang harus dimiliki oleh guru,
kecuali
A. Kualifikasi akademik
B. Keterampilan mengajar
C. Rencana pengajaran
D. Prosedur mengajar
E. Latar belakang pendidikan
10. Prinsip profesionalitas yang harus dimiliki dosen atau guru sesuai uu guru dan
dosen adalah sebagai berikut, kecuali ..
A. Memiliki bakat, minat, panggilanjiwa dan idealism
B. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlak mulia
C. Mampu mengenal karaktetistik setiap siswa / setiap mahasiswa
diperguruan tinggi / sekolahan
D. Memiliki kualifikasi akademik dan Iatar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
E. Memiliki kompeteensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
11. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan kompetensi ….
A. Pedagogik
B. Kepribadian
C. Profesional
D. Sosial
E. Motorik
Kunci Jawaban :
11. D
12. A
13. E
14. C
15. D
16. D
17. B
18. B
19. C
20. A
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Guru, adalah unsur penting yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan.
Jika guru berkualitas baik, maka pendidikanpun akan baik. jikalau tindakan
para guru dari hari ke hari bertambah baik, maka akan menjadi lebih baik
pulalah keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya, kalau tindakan dari hari ke
hari makin memburuk, maka makin parahlah dunia pendidikan kita. Guru-
guru kita dapat disamakan dengan pasukan tempur yang menentukan
kemenangan atau kekalahan dalam perang.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, tingkat kesejahteraan merupakan
penentu yang amat penting bagi kinerja guru dalam menjalankan tugasnya.
Dilaporkan bahwa negara-negara yang memberikan perhatian khusus pada
gaji guru, lebih baik mutu pendidikannya. Dan langkah-langkah ke arah lebih
meningkatkan kesejahteraan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan telah
banyak dilakukan oleh banyak negara.
Tema-tema kesejahteraan guru dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan, dan
rasa aman dalam menjalankan tugasnya perlu dikedepankan mengingat
kesejahteraan guru di Indonesia masih memprihatinkan. Lahirnya Undang-
Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 merupakan legalitas formal
yang menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk dapat bekerja
secara aman, kreatif, profesional, dan menyenangkan.
Implementasi Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah
menuntut guru untuk memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 atau D/Akta IV,
memiliki seperangkat kompetensi secara integral holistik yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Kualifikasi akademik dan seperangkat kompetensi tersebutlah yang
akan
mengantarkan guru untuk mengikuti sertifikasi guna memperoleh tunjangan
profesi dari pemerintah.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan
sejak dulu. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain menata sarana dan
prasarana, melakukan perubahan kurikulum, meningkatkan kualitas guru baik
melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru, memberikan berbagai diklat
atau penataran, maupun peningakatan tunjangan profesi guru dalam arti
meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan guna tercapainya
tujuan pendidikan nasional yang bermutu secara merata.
Disebutkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menata kembali sistem pendidikan nasional. Undang-undang Sisdiknas
merupakan pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 yang dianggap
tidak mengusung prinsip reformasi yang mulai digembor-gemborkan pada
tahun 1998. Sedangkan Undang-undang Guru dan Dosen memuat berbagai
pasal yang mengatur berbagai hal tentang tenaga pendidik.
Melihat fakta bahwa banyaknya undang-undang yang dilahirkan di Indonesia
ternyata tidak membawa perubahan yang diharapkan, sebut saja UU Lalu
Lintas yang belum mampu mewujudkan disiplin berlalu lintas sehingga
kemacetan dan kecelakaan masih banyak terjadi, atau UU Perlindungan Anak
yang belum mampu menjamin berkurangnya kekerasan pada anak, maka
akankah UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen, baik substansi maupun
pelaksanaannya nantinya dapat menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia,
berdasarkan latar belakang permasalahan ini maka perlu dilakukan analisa
melalui makalah dengan judul “Analisis Kebijakan Tentang Undang Undang
Guru Dan Dosen ”. Kegiatan belajar kali ini memebrikan pemahaman dan
penguatan bagu guru PJOK untuk memahami berbagai landasan hukum,
peran, fungsi dan kompetensi yang harus dimiliki serta tanggung jawab guru
sebagai profesi. Informasi ini diyakini dapat memberikan bekal bagi guru
untuk menjalankan
tugas profesinya sekaligus mempersiapkan kualifikasi dan kompetensinya
sebagai guru professional khususnya guru PJOK.
2. Relevansi
Guru memegang peranan yang strategis dalam kerangka menjalankan fungsi
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peran guru tidak dapat
digantikan oleh profesi lain, terlebih pada masyarakat yang multikultural dan
multidimensional. Oleh karena itu guru sudah sepantasnya memahami
peranannya sebagai profesi yang dituntut professional.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menetapkan aturan dalam sebagaimana yang tertuang dalam Sistem
Pendidikan Nasional. Terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru sehingga dapat dikatakan sebagai professional.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru untuk memahami regulasi
kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru dalam menjalankan
profesinya sebagai guru.
3. Petunjuk belajar
Bapak/ Ibu sekalian, untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh ini
dalam modul ini Saudara diharapkan membaca secara seksama, menelaah
infornasi tambahan yang diberikan melalu eksplorasi sumber-sumber lain,
melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan dan
peningkatan kompetensi diharapkan Saudara memahami regulasi kebijakan
dan kode etik profesi guru serta profesionalitas yang harus dimiliki oleh
seorang guru.
Selain itu Saudara juga diminta untuk mengerjakan tes formatif yang
disajikan. Pengerjaan tugas formatif didasarkan pada informasi yang ada pada
modul ini sebeumnya, dan kemudia diperkaya dengan berbagai informasi yang
saudara dapat dari sumber-sumber lain.
Evaluasi erupakan tugas lain yang perlu Saudara kerjakan sehingga secara
mandiri Saudara akan dapat mengetahui tingkat kompetensi dan
profesionalitas
yang Saudara miliki. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci
jawaban dari evaluasi tersebut, namun demikian Saudara tidak diperkenankan
membbuka dan membacanya sebelum tes formatif selesai Saudara kerjakan
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu memahami dan mengimplementasikan berbagai regulasi kebijakan
nasional dan kode etik guru dalam menjalankan tugas profesinya
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Regulasi kebijakan nasional guru sebagai jabatan professional
b. Pandangan yuridis profesi guru
c. Sanksi pelanggaran kode etik
3. Uraian Materi
A. Regulasi Kebijakan Nasional
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam
bentuk meningkatnya kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat
menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Setiap sistem pendidikan
harus mampu melakukan perubahan-perubahan ke arah perbaikan dan
peningkatan mutu (Goodwin, 2014). Dalam upaya pembangunan pendidikan
nasional, sangat diperlukan guru (pendidik) dalam standar mutu kompetensi
dan profesionalisme yang terjamin. Untuk mencapai jumlah guru professional
yang dapat menggerakkan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan
suatu proses pembinaan berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif (Petric &
McGee, 2012).
Pembinaan profesi guru sudah mulai dirancang ssebagai profesi sejak 4
Desember 2004 sehingga pada tahun 2006 terbitlah (1) Undang-Undang
nomor
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan (2) Peraturan Pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada tahun 2006 juga
mulai dilaksanakan Sertifikasi Guru untuk kuota 2006 dan 2006. Dari
pelaksanaan ini dihasilkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru dan pembayaran tunjangan Profesi Pendidik bagi guru-guru yang sudah
sertifikasi.
Pada tahun 2009 diterbitkan PP nomor 41 tahun 2009 tentang tunjangan
Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan
Kehormatan Profesor. Selanjutnya pada tahun yang sama diterbitkan
PerMennag PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
Pada tahun 2010 pemerintah menerbitkan Permendiknas nomor 27 tahun
2010 tentang program induksi bagi guru pemula dan Permendiknas nomor 35
tahun 2010 tentang Petunjuk teknik Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Peraturan ini kemudian dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan
bersama Mendiknas, Men PAN dan RAB, Mendagri, Menkeu, dan Menag
tentang Penataan dan Pemerataan guru PNS.
Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan kualifikasi, kompetensi dan
upaya untuk menghasilkan profesi guru yang profesional, yaitu:
a. Standart seleksi Guru: S1 dan D4
b. Standart kompetensi Jenjang Jabatan Guru
c. Sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB
d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Pra dan Dalam Jabatan melalui PPG
e. Bimbingan teknis PK Guru dan PKB
f. Penyesuaian Jafung guru seesai (Perme 38/2010)
g. Pembentukan Tim Penilai Jafung Guru
h. Sistem sanksi
i. Rintisan Pelaksanaan PK Guru dan PKB
Pada tahun 2013, Permennegpan dan RB 16/2009 sudah efektif berlaku
(Penilaian Kinerja Guru dan PKB serta program induksi dilaksanakan di
seluruh sekolah). Pelaksanaan sistem pengendalian PK Guru dan dukungan
PKB serta
dinergi kegiatan PK Guru dengan EDS. Pelaksanaan PKB didasarkan pada hasil
PK Guru dan penuntasan SerGur di bawah S1/D4.
Pada tahun 2014 dilaksanakan penuntasan peningkatan kualifikasi guru
ke S1 dan D4 serta pelaksanaan PK Guru dan PKB berdasarkan hasil PK
Guru. Dilanjutkan pada tahun 2015 penuntasan sertifikasi guru dalam jabatan
dan pendidikan profesi guru bagi calon guru. Pada tahun 2016 dilaksanakan
pengangkatan guru yang diwajibkan sudah bersertifikasi.
Pada peradaban bangsa manapun termasuk Indonesia, profesi guru
bermaksna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi
proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan
pembangunan karakter bangsa. Makna strategis guru sekligus meniscayakan
pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas
profesi guru dengan segala dimensinya http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf.
.Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sebagai implikasi dari UU NO.14 tahun 2005, guru
harus menjalani proses sertifikasi guru dalam jabatan.
Pada spectrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara lateral
memunculkan banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas untuk
menyediakan gagasan. Guru yang professional sejati dalam jumlah yang cukup,
sehingga peserta didik memasuki bangku sekolah tidak terjebak pada hal yang
sia-sia akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk (Philips, 2013).
Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan
penugasan guru agar tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan agim
mereka yang berada pada titik-titik terluar wilayah negaran, di tempat-tempat
yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah yang penuh
konflik.
Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas
pendidikan yang berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas
sistem pendidikan.
Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga
kependidikan lainnya melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan
kebebeasan professional mereka.
Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan
gender, ras, status perkawinan, kekurangmampuan, orientasi seksual, usia,
agama, afiliasi pilitik atau opini status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat
istiadat, serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas
keragaman budaya komunitas (Goodwin & Kosnik, 2013)
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan,
perdagangan yang far, layanan sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui
solidaritas dan kerjasama di antara anggota organisasi guru di mancanegara,
gerakan organisasi guru di mancanegara, gerakan kekaryaan internasional, dan
masyarakat madani (Besharov & Oser, 2014).
Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk
merumuskan kebijakan dan pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-
akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem
pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan
dan perlindungan, kesejahteraan pembinaan karir, pengembangan keprofesian
berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah
khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan (Masnyur,
2012; Asmarani, 2014).
Keberadaan guru yang professional dan berkompeten meupakan suatu
keharusan untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang
professional mampu mencerminkan sosok keguruannya dengan wawasan yang
luas dan memiliki sejumlah kompetensi yang menunjang tugasnya (Sobri,
2016). Upaya pengembangan profesionalisme guru perlu terus dilakukan
secara berkelanjutan supaya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
mereka yang berhubungan dengan tugasnya selalu mengikuti perkembangan
kemajuan dunia pendidikan (Supriadi, 2013). Untuk tujuan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan selalu berusaha untuk menyempurnakan
kebijakan di bidang pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Adapun beberapa kebijakan nasional tentang guru sebagai profesi
sebagai berikut: http://tpundiksha.wordpress.com/apakah-tp-itu/landasan-
kebijakan- pemerintah-untuk-tp/
Bagian Empat
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan Sanksi
Pasal 7
(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode
Etik Guru Indonesia.
(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban menyosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia kepada rekan sejawat penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah.
Pasal 8
(1) Pelanggaran adalah periaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode
Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan
dengan protes guru.
(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia akan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.
Pasal 9
(1) Pemberian rekomendasi sanki terhadap guru yang melakukan pelanggaran
terhadap Kode Etik Guru Indonsia merupakan wewenang Dewan
Kehormatan Guru Indonesia.
(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif.
(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.
Bagian Enam
Penutup
Pasal 11
(1) Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati, mengamalkan serta
menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Untuk menambah berbagai informasi lebih konkrit dapat juga ditelusuri melalui
https://www.academia.edu/9771520/GURU_SEBAGAI_PROFESI.
4. Forum Diskusi
1. Rangkumlah beberapa kebijakan nasional tentang guru sebagai
professional dengan membandingkan beberapa sumber dan
selanjutnya buatkan kesimpulan! (25)
2. Mengapa seorang guru harus mendapat perlindungan atas
pekerjaannya? (25)
3. Bagaimanakan rencana saudara agar profesi saudara dapat terjamin
atas profesi saudari itu? (25)
4. Langkah-langkah apa saja yang saudara lakukan dalam rangkan
mengembangkan profesi saudara sebagai guru PJOK? (25)
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Setiap pekerjaan professional memerlukan organisasi profesi. Begitu juga
profesi guru memerllukan sebuah organisasi yang disebut dengan organisasi guru,
yang di Indoensia dikenal dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Masih ada juga organisasi guru yang berkembang di daerah-daerah yang memiliki
persamaan dan perbedaan masing-masing.
Selain itu, setiap organisasi memiliki kode etik masing-masing, termasuk
organisasi profesi keguruan. Profesi guru memiliki kode etik yang disebut dengan
kode etik guru. Kode etik guru pertama kali dikembangkan oleh PGRI yang masih
berlaku hingga saat ini. Kode etik ini untuk mengendalikan sikap dan perilaku
guru agar senantiasa berpijak pada aturan-aturan, nilai-nilai, atau norma-norma
tertentu dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kode etik guru ini maka guru
sejak dini rambu-rambu terkait kewajiban dan larangan yang harus ditaati
sehingga guru tetap terpelihara moralnya dan menjadi teladan yang baik bagi para
muridnya.
2. Tes Formatif
1. Tujuan Pendidikan Nasional pada Pembukaan UUD 1945, tertuang pada
alinea ke…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. Tidak ada
2. Amanat UUD 1945 sebagai panduan penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
3. Parameter utama untuk merumuskan standard pendidikan nasional tertuang
dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
B. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
C. Undang-Undang No.20 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
D. Undang-Undang No.14 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
E. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1
4. Penetapan guru sebagai profesi tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
5. Berikut ini adalah tugas utama guru sebagai profesi yang professional, kecuali
A. Mendidik
B. Mengajar
C. Membimbing
D. Meneladani
E. Mengevaluasi
6. Berikut ini adalah kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang
guru, kecuali …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi metodik
C. Kompetensi individu
D. Kompetensi sosial
E. Kompetensi psikomotorik
7. Kemampuan untuk keterampilan dan pengetahuan dalam menggunakan alat-
alat yang ada dengan sempurna, mengorganisasikan dan menangani masalah
merupakan …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi psikomotorik
E. Kompetensi sosial
8. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi, mengevaluasi
informasi, orientasi tujuan kerja, dan bekerja secara sistematis merupakan …
A. Kompetensi sosial
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi individu
E. Kompetensi sosial
9. Kompetensi professional adalah suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang guru, tertuang dalam ….
A. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
B. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab III
C. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab I
D. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab II
E. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
10. Berikut ini adalah kode etik yang harus dipatuhi oleh guru, kecuali ….
A. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhnya
dan berjiwa Pancasila
B. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
C. Guru berbakti kepada orangtua dan wali untuk menjaga peserta didik
D. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meninkatkan mutu dan martabat seprofesinya
E. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. A
4. D
5. D
6. E
7. A
8. C
9. B
10. C
Daftar Pustaka
Ahmadi, Rulam. 2018. Profesi Keguruan: Konsep dan Strategi Mengembangkan
Profesi dan Karier Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Djaelani, Bisri Mustofa. 2010. Etika dan Profesi Guru. Jakarta: Multi Kreasi Satu
Delapan.
SOAL SUMATIF
1. Mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap,
kesehatan rohani, dan jasmani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir
mempunyai rasa tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.
A. Arti Pendidikan Nasional
B. Tujuan Pendidikan Nasional
C. Fungsi Pendidikan Nasional
D. Ruang Lingkup Pendidikan Nasional
E. Tujuan Pendidikan Secara Umum
2. Seorang guru terus menunjukkan komitmen dalam pekerjaan untuk dengan
mengikuti pelatihan metoden pembelajaran dan terus menerus
mengembangkan diri dalam pemanfaatan berbagai strategi yang digunakannya
dalam sesuai bidang keahliannya merupakan makna.
A. Profesi
B. Kualifikasi
C. Kompetensi
D. Profesionalisme
E. Kapasitas building
3. Setiap Guru memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan hal tersebut termuat dalam...
A. Undang Undang sistem Pendidikan Nasional
B. Undang Undang Hak Asasi Manusia
C. Undang Undang Guru dan Dosen
D. Undang Undang Perlindungan Pekerja
E. Undang Undang Hukum Acara Pidana
4. Pelaksana program sertifikasi pendidik adalah...
A. Perguruan Tinggi yang memiliki program pendidikan yang ditunjuk
pemerintah
B. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
C. Kementrian Agama
D. Badan diklat Sumber Daya Manusia Pendidik dan tenaga kependidikan
E. Dinas Pendidikan baik daerah kabupaten maupun daerah provinsi yang
diatur dengan ketentuan pemerintah
5. Seorang guru dapat diberhentikan jabatan guru secara tidak
hormat dikarenakan kecuali
A. melanggar sumpah dan janji jabatan
B. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
C. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan atau
lebih secara terus-menerus.
D. Mengundurkan diri dari Jabatan Guru
E. sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan
6. Dalam menjalankan tugasnya seorang guru sering mendapat perlakuan yang
kurang baik seperti laporang orang tua terhadap tindakan guru terhadap siswa.
Guna mendapatkan perlindungan terhadap guru memiliki ha katas
perlindungan yaitu:
A. Hukum dan profesi
B. Hukum, profesi, kesehatan kerja, jaminan hari tua
C. Hukum, profesi, keselamatan kerja, dan kesehatan kerja
D. Hukum, Profesi dan hak asasi manusia
E. Hukum, profesi, perlindungan kinerja
7. Dalam menjalankan tugas guru akan mendapatkan gaji atau imbalan. Ketika dalam
pelaksanaannya guru mendapatkan gaji yang tak wajar. Pelanggaran terhadap
jaminan perlindungan guru tersebut merupakan pelanggaran pada bidang...
A. Hak Azasi Manusia
B. Profesi
C. Kesejahteraan Guru
D. Keselamatan Kerja
E. Hukum
8. Tahapan yang dilakukan untuk mewujudkan guru menjadi professional yaitu
A. Profesionalisme mallui Pendidikan dan pelatihan
B. Penyediaan guru berbasis sekolah
C. Program Induksi berbasis pembelajaran
D. Profesionalisasi guru melalui penugasan
E. Profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani
9. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, sangat terampil dalam memilih
dan memilah materi ajar dan menerapkan berbagai konsep keilmuan pada
dunia nyata merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru. Keterampilan
tersebut merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
10. Guru PJOK terampil dalam memilih metode pembelajaran dikelas
menggunakan gaya resiprokal dengan mempertimbangkan karateristik siswa,
materi ajar dan ketersediaan sarana dan prasanana. Kecakapan tersebut
merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
11. Dalam kelas guru PJOK tidak pernah membedakan status siswa dikelas atau
memberlakukan sama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun
penilaian. Perilaku ini merupakan perwujudan dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
12. Tujuan dan fungsi adanya pengakuan profesionalisme guru dan dosen
sebagaimana tertuang pada UU no 14 tahun 2005 adalah
A. Mengembangkan kompetensi guru dengan berbagai latihan supaya
pendidikan nasional memiliki kualitas yang tak kalah dengan
perkembangan global
B. Meningkatkan peran guru dalam mewujudkan generasi milenial yang
beretika bermoral cerdas dan berartabat
C. Untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
D. Meningkatkan kesejahteraan guru yang selama ini hanya mendapat
penghasilan yang sangat rendah.
E. Pengakuan terhadap kinerja guru, dimana tanpa adanya guru maka tak
mungkin masa depan generasi bangsa akan baik.
13. Guru PJOK juga mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Sebagai tenaga
profesional dimaksudkan bahwa
A. Memiliki keahlian, kemahiran dan kecakapan dengan standar mutu dan melalui
pendidikan profesi.
B. Memiliki ijasah pendidikan yang sesuai bidang yang digeluti
C. Mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas output peserta didik dengan
baik dengan berbagai strategi yang mumpuni.
D. Mendapatkan penghasilan atau sumber penghidupan yang layak dengan aneka
tunjangan
E. Memiliki kemampuan dan kompetensi baik kepribadian, sosial, pedagogik dan
professional
14. Sebagau seorang guru harus mampu menggunakan pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar lainnya
merupakan fungsi guru sebagai
A. Deminstrator
B. Pengelola kelas
C. Evaluator
D. Fasilitator
E. Administrator
15. Seorang guru PJOK memiliki Ijazah S1 bidang olahraga, memiliki sertifikat pendidik,
memiliki keterampilan interpersonal, keterampilan mengelola kelas merupakan dan
mengajar bidang PJOK termasuk dimensi:
A. Kompetensi
B. Kualifikasi
C. Profesionalitas
D. Kualitas
E. Kredibilitas
16. Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi sejak awal kehidupan manusia
sejak mulai dari bayi dapat dikatakan sebagai …
A. Involusi
B. Evolusi
C. Growth
D. Development
E. Kematangan
17. Pengukuran pertambahan tinggi dan berat badan pada anak, merupakan
bagian dari …
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Kematangan
D. Involusi
E. Evolusi
18. Peningkatan fungsi tubuh pada anak, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan
merupakan proses yang berkelanjutan adalah bagian dari . . .
A. Evolusi
B. Kematangan
C. Involusi
D. Perkembangan
E. Pertumbuhan
19. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak dengan
baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya adalah
prinsip perkembangan dengan . . .
A. Peran kematangan dan belajar
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perbedaan individu
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
20. Perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki dan
menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh
adalah prinsip perkembangan dengan . . .
A. Tahap perkembangan mempunyai resiko
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
21. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asosiasi, repetisi,
imitasi, serta reward dan punishment merupakan teori perkembangan . . .