Anda di halaman 1dari 2

A.

Metabolisme Karbon Organisme hidup dapat menjadi dua herdasarkan kemampuannya untuk
memperoleh sumber energi dari sumber karbon, yaitu autotrof dan heterotrof (Moat et al. 2002).
Organisme autotrof memiliki kemampuan mengasimilasi karbon anorganik (misalnya CO, co), atau
senyawa dengan satu karbon (misalnya CH) menjadi karbon. Jika organisme autotrof mengasimilasi
karbon anorganik dengan bantuan cahaya matahari, maka organisme disebut fotoautotrof. Jika
organisme autotrof mengasimilasi karbon anorganik dengan bantuan oksidasi senyawa anorganik, maka
organisme disebut kemoautotrof. Organisme heterotrof memiliki kemampuan mengasimilasi karbon
organik menjadi karbon organik lain. Organisme tersebut diberikan kepada organisme autotrof untuk
memperoleh karbon organik. Jika organisme heterotrof mengasimilasi karbon organik dengan bantuan
cahaya matahari, maka organisme tersebut disebut fotoheterotrof. Jika organisme heterotrof
mengasimilasi karbon organik dengan bantuan oksidasi senyawa organik, maka organisme tersebut
disebut kemoheterotrof.

B. Metabolisme Nitrogen B.1. Kemampuan Fungi Menggunakan Nitrogen Anorganik Slauglhter (1988)
melaporkan bahwa, semua mikroorganisme yang telah dipelajari dapat menggunakan amonia sebagai
sumber nitrogen anorganik. Amonia terdapat sebagai bentuk garam amonia, sebagai contoh amonium
sulfat. Pada fermentasi fungi, transpor ion amonium melalui sistem transpor aktif, misalnya pada A.
nidulans, P chrysogenum, dan S. cerevisiae. Asimilasi nitrat pada khamir dan kapang menggunakan
proses yang sama yaitu nitrat setelah ditranspor ke dalam sel, kemudian diubah menjadi amonium oleh
enzim nitrat reduktase dan nitrit reduktase (Siverio, 2002). Enzim nitrat reduktase merupakan protein
yang memerlukan kofaktor molibdopterin, haem-Fe dan FAD. sebagian besar fungi dapat menggunakan
nitrat sebagai sumber nitrogen Slaught-

B.2. Kemampuan Fungi Menggunakan Nitrogen Organik Slaughter (1988) melaporkan bahwa. sehagian
besar fungi dapat tumbuh baik dalam medium yang mengandung glutamine, asparagia. dan arginin:
diikuti deagan asam glulumat, asam aspartat dan alania. Asam amino leusin, valin dan metionin
merupakan sumber nitrogen yang kurang baik, sedangkan sistein bersifat toksik bagi jamur. Menurut
Rose & Harrison (1971] struktur rantai karbon dari asam amino mempengaruhi asimilasi asam amino
torsebut oleh S. cermvisioe. Asum amino rantai lurus lebih mudah diasimilasi dibandingkan asam amino
dengan rantai bercabang. Asan aspartat, asparagin, asam glutamat dapat dimantaatkan olah S
corevisino, diikuti dengan a alanin, a-amino asam butirat, valin, lensin, isoleusin, serin, ornithin, arginin,
fenilalanin, tirosin, dan prolin. Thomas & Ingledew (1994) melaporkan bahwa, S. cerevisiue tidak dapat
tumbuh dalam media yang mengandung lisin sebagai salu-satunya sumber nitrogen Penguraian lisin
memerlukan salah satu dari enzim-enzim berikut: L-lisin e-uminotransferase, L-lision-e-dehidrogenase
alan asetil CoA:l.- lisin-N-asetil transferase. Lisin sebagai satu- satnnya sumber nitrO- gen hersifat toksik
bagi S. comvisiae karena menghamhat aktivitas Bnzim L-lisin aminotransferase.Amrane at al. (2003)
melaporkan bahwa, apabila glukosa terdapat di dalam modium.maka khamir Geotrichum c undidum
dapat meng-

C. Metabolisme Senyawa Iain Fungi diketahui dapat menghidrolisis senyawa-senyawa toksik yang sulit
diuraikan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana, sehingga dapat dimanfuatkan mikroorganisme itu
sendiri atau lainnya. Sebagai contoh. fenol dan derivataya dapat dimanfaatkan oleh Asporgillus,
Candidu, Cludosporium, Fusarium, Moniclllium, Trichoderma, Penicillium, Picuralus dan Phanerwdrante
sebagai sumber karbon dan energi (Atagana, 2004). Penguraian fenol oleb Aurenbasidium, Rhodotorula
dan Trichosporon didahuini dengan hidroksilasi fenol meujadi katekol sebelum pemutusuu cincin duri
senyawa tersebut (Santos & Linardi. 2001). Sianida adalah salah satu snyawa polutan yang bersifat
taksik. Fungi neperti Pirserium dan H. rubra dikatahui dapat menggunakaBA sianida sebagai sumber
nitrogan melalni pongubahan manjadi amonia (Andradn of al., 1995). Wright (1993) melaporkan bahwa,
penguralan senyawa aromatik asam benzoat oleh jamur berlangsung dalam beberapa tahap. Aspergillus
niger. R. graminis dan T cutansum memulai penguraian benzoat dengan hidroksilasi menggunakan
enzim benzoat-4-hidroksilase menjadi 4-hidroksibenzoat. Selanjutnya jamur yang memiliki enzim 4-
hidroksibenzoal hidroksilase seperti A. niger, P spinulosum, dan Schizophyllum commune dapat
menghidrolisis 4-hidroksibenzoat untuk menghasilkan senyawa perantara 3.4-dihidroksibenzont.
Candidu trupiculis, Neurospora erassa, R. mucilaginesa, T. cutaneum dan Sporotrichum pulvenulentum
memiliki enzim yang dapat membuka 34

Anda mungkin juga menyukai