oleh
Maninten, S.Pd
NIP. 19660927 198606 2 001
i
vi
KATA PENGANTAR
Maninten, S.Pd
NIP. 19660927 198606 2 001
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................iii
PERNYATAAN..................................................................................................iv
PENGESAHAN..................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang..............................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah........................................................................4
1. 3 Tujuan Penelitian..........................................................................4
1. 4 Manfaat Pengembangan...............................................................5
1. 5 Spesifikasi Produk.........................................................................5
1. 6 Pentingnya Pengembangan..........................................................5
2.1.4 Modifikasi.........................................................................11
2.1.5 Gerak...............................................................................15
ix
2.1.6 Permainan Tradisional.....................................................20
4.6.3 Pembahasan...................................................................48
x
5.1 Kajian Prototipe Produk...............................................................50
lebih Lanjut..................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................52
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................53
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Coba l.....................................................................................................37
Coba II....................................................................................................44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
15. Dokumentasi...........................................................................................74
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
khusus, berfungsi untuk menyatakan diri bahwa manusia itu ada. Manusia hidup
karena ada gerak, misalnya gerak pernapasan, gerak peredaran darah, gerak
pencernaan, dan gerak fungsi anggota tubuh lainnya. Oleh sebab itu gerak
menjadi kebutuhan yang hakiki seperti layaknya kebutuhan hidup yang lainnya.
Atas dasar itu, manusia yang hidup dapat dianggap sebagai manusia
yang bergerak. Apabila gerak manusia mengalami gangguan maka akan terjadi
sakit dan bahkan kematian. Namun perlu diyakini, bahwa tidak semua gerakan
yang dibutuhkan manusia itu di bawa sejak lahir. Ternyata banyak sekali jenis
dan bentuk gerakan yang perlu dipelajari, dibina dan disesuaikan dengan
Dengan kata lain, manusia dituntut dan diarahkan belajar gerak yang
kesempatan belajar gerak melalui aktivitas jasmaniah yang cukup pada masa
normal kelak setelah dewasa, begitu juga untuk perkembangan mental yang
sehat.
(2000) adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna dibanding
1
2
didik melalui olahraga tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata,
tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara
dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba
yang telah dirumuskan dalam ranah fisik, afektif, psikomotor, dan kognitif.(Donny
yang baik bertujuan mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas
jasmani, permainan dan olahraga (affective learning). Dalam penelitian ini, model
gobak sodor yang telah dimodifikasi baik peraturan maupun bentuk lapangan
penelitian ini bertujuan meningkatkan siswa untuk lebih aktif bergerak, dan
urgensinya dilakukan penelitian ini agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti
gobak sodor membuat anak keluar dari suasana penguasaan teknik dasar formal
sangat membosankan karena materi yang diajarkan dari tahun ke tahun tidak
berubah atau pada kondisi konstan. Dan dapat membuat anak mengalami
siswa yang mempunyai kemampuan motorik di bawah siswa yang lain merasa
keberatan dengan target yang diberikan oleh guru. Tetapi menjadi tidak
Dalam hal ini pembelajaran gerak lari yang dikembangkan pada permainan
Penjasorkes.
pembelajaran gerak lari pada anak kelas III di Sekolah Dasar Negeri 2
pembelajaran gerak dasar lari melalui permainan gobak sodor bagi anak di
produk model permainan gobak sodor yang dapat digunakan sebagai alat bantu
lari.
5
pembelajaran gerak lari pada siswa kelas III SDN Mojo VI/225 Kota Surabaya,
untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada sesuai pertumbuhan dan
pengembangan ini berupa model permainan gobak sodor yang dimodifikasi agar
aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor) secara efektif dan efisien,
dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran gerak lari.
tambahan dalam dunia pendidikan. Manfaat produk antara lain : (1) mengaktifkan
pembelajaran gerak lari bagi guru dan siswa sangat kurang untuk meningkatkan
6
ketrampilan gerak, dan motivasi siswa untuk mengenal permainan gobak sodor
dengan pembelajaran pada orang dewasa dan belum dimodifikasi sesuai dengan
bagi siswa.
Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai acuan berfikir secara
ilmiah dalam rangka untuk pemecahan masalah. Pada kajian pustaka ini, dimuat
menerus sejak dulu hingga sekarang selama manusia masih hidup dan
siswa. Paradigma pendidikan jasmani pada era lalu, yakni manusia hanya
manusia. Dengan kata lain, pendidikan jasmani hanya pelengkap saja. Adapun
kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu, pendidikan jasmani
tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan
7
8
manusia dalam berpola pikir terhadap suatu masalah dan dapat menemukan
sikap maupun tindak tanduk yang dianggap dapat menyesuaikan situasi dan
kondisi dimana manusia itu berada. Adapun psikomotor adalah aspek dimana
sistem gerak yang diuji akan kebenaran dan keindahan geraknya karena
yang lain karena sedini mungkin pembangunan karakter siswa harus terarah
mata pelajaran pendidikan jasmani, siswa dituntut aktif dalam bergerak serta
tidak terlepas dari aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani pada umumnya berupa
gerak fisik. Gerak fisik dapat dikategorikan menjadi gerak lokomotor (berjalan,
jasmani tidak selalu hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek
gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan mendekati sempurna (skillful).
Suherman, 2000:22-23)
instruksional. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat
guru sebagai pusat dari proses, antara lain guru berperan sebagai sumber
10
informasi, pengelola kelas dan menjadi figur yang harus diteladani. Masing-
Namun demikian, model yang berbentuk respon itu tidak sama seperti guru
dalam memberikan penghargaan kepada siswa dalam bentuk sikap yang tidak
memihak kepada salah satu siswa. Selain model-model pembelajaran yang perlu
adalah taraf keterampilan siswa, kapasitas belajar, dan fasilitas belajar untuk
2) Model Informasi
3) Model Personal
proses yang memberikan peluang pada setiap siswa untuk mengelola dan
4) Model Perilaku
Model ini bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa yang terukur.
Fokus utamanya mengenai perubahan tingkah laku ini didasarkan pada prinsip
2.1.4 Modifikasi
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
(DAP). Oleh karena itu, DAP temasuk didalamnya “body scaling” atau ukuran
tubuh siswa, yang harus selalu menjadi prinsip utama dalam memodifikasi
membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa manjadi bisa, dari tingkat yang
tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi (Yoyo B dan
Adang S, 2000:1).
ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat, organisasi atau
terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada berbagai
digunakan atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu, guru harus pandai-
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
karena itu, tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu
13
diantaranya:
1) Ukuran lapangan
4) Aturan
5) Jumlah pemain
6) Organisasi permainan
7) Tujuan permainan.
1) Peralatan
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih.
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang
terlibat dalam melakukan tugas ajar. Misalnya, belajar pas bawah sendiri,
curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi belajar tidak
dikenal siswa, biasanya cukup banyak menyita waktu sehingga waktu aktif
dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu cara yang dapat
penjasorkes di sekolah.
15
2.1.5 Gerak
Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Pengertian gerak adalah
sesuatu yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati (Yanuar
Kiram, 1992:1).
dari satu tempat ketempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti lari
dan lompat, 2) kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang
manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki, tetapi bagian
penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar
seperti yang dikutip Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:80) yaitu
keterampilan gerak lebih berupa kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan
melibatkan suatu gerakan tunggal atau sekelompok kecil gerak tertentu yang
dasar.
berikut:
yang dapat berubah dan tetap. Dengan kondisi lingkungan seperti itu, maka
softball yang kedatangan bola dari lawan sering tidak bisa diduga
Gerakan
yaitu :
yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya,
2000:66).
lebih kompleks.
18
halus dan gerak kasar, dimana ketepatan menjadi penentu dari keberhasilannya.
utama gerakannya. Sedangkan keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah
Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan berbagai perubahan dalam
metode distribusi versus metode padat, metode drill versus problem solving, atau
2000:70-71).
perbedaan tersebut, maka siswa yang mempelajari gerak ditentukan oleh ciri-ciri
atau kemampuan dan bakat dari orang yang bersangkutan dalam menguasai
dalam faktor situasional itu antara lain seperti: tipe tugas yang diberikan,
peralatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana
ataupun tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan kesungguhan siswa
kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan (Amung M dan
Yudha M.S;2000:74).
satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di
antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun
serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau ciri dari permainan tradisional anak
sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari
mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat
dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur
kegembiraan.
perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak
sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua
atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik
mempergunakan alat atau tidak, yang diwariskan secara turun temurun dari
diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai kriteria yang menentukan siapa
yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima
yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yaitu: 1) Gerak lari, 2)
lingkungan.
22
dan perlengkapan yang sulit. Adapun tempat yang digunakan adalah sebidang
tanah atau tempat bermain yang lapang dan datar. Pada tanah/tempat yang
datar dibuat dua jalur atau dua garis petak bujursangkar yang ukurannya
METODE PENGEMBANGAN
Borg dan Gall seperti yang dikutip Punaji Setyosari (2010:204) penelitian
dengan memacu kreativitas dan inovasi manusia yang bertujuan untuk membuat
pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang
melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan
23
24
sebagai berikut :
Identifikasi Pengembangan
Materi Ya Rev
Kebutuhan
Penulisan Naskah
Perumusan
Media Naskah Siap
Tujuan
Produksi
Tes Uji Coba
2) Perencanaan
bahan cetak, urutan proses atau prosedur, yang dilengkapi dengan video
Uji coba awal yang dilakukan pada 1-3 sekolah yang melibatkan 6-12
subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan
5) Revisi Produk
Revisi produk, yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji
sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai, atau jika memungkinkan
7) Revisi Produk
Revisi produk yang dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil
uji coba lapangan dengan melibatkan kelompok subjek lebih besar ini
tahap berikutnya.
8) Uji Lapangan
Uji lapangan yang melibatkan 10-30 sekolah atau terhadap 40-200 subjek
kemudian dianalisis.
26
Revisi produk akhir yaitu revisi yang dikerjakan berdasarkan uji lapangan
Analisis Kebutuhan
Uji Coba I
Revisi Produk
Uji Coba II
Revisi Produk
analisis data.
mengunakan kuesioner.
3m
Finish
2m
3
1
6m
keterangan :
2. Peralatan
29
a) Lakban hitam
b) Meteran rol
Peraturan dalam permainan gobak sodor tidak jauh berbeda dengan permainan
gobak sodor pada umumnya tapi ada sedikit modifikasi agar siswa tidak merasa
berikut :
1. Tim
2. Seragam
bersepatu
30
3. Waktu Permainan
Waktu pertandingan akan terdiri dari 2 periode (15 menit x 2), jika tim
bermain sebaliknya.
5. Cara bermain
b) Setiap angka mewakili gerak dasar lari jenis apa yang digunakan
terhadap siswa kelas III SDN Mojo VI/225 Kota Surabaya dalam mengikuti
melalui permainan gobak sodor. Jadi, data yang akan diperoleh berwujud
deskriptif persentase.
evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subyek yang
relatif banyak sehingga dapat diambil secara serentak dan dalam waktu yang
31
singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli
di titik beratkan pada produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa
dapat bermain dengan bentuk lapangan dan peraturan permainan yang berbeda
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus
gerak lari yang telah dimodifikasi melalui permainan gobak sodor, serta komentar
dan saran jika ada. Rentangan evaluasi dimulai dari “tidak baik” hingga “sangat
baik” dengan cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat baik
harus dijawab oleh siswa dengan alternatifjawaban “Ya” dan “Tidak”. Faktor yang
digunakan dalam kuesioner meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Cara
Ya Positif 1
Tidak Negatif 0
Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang
pengembangan
kejujuran
3. 7 Analisis Data
data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan
Keterangan :
f0 = frekwensi observasi
fh = frekwensi harapan
memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 3.4 akan disajikan klasifikasi dalam
persentase.
untuk pembelajaran gerak lari bagi siswa kelas III SDN 2 Karangrandu sesuai
1) Sarana dan prasarana untuk model permainan gobak sodor ini baik
dan mudah, karena dapat dilakukan oleh tiap guru penjasorkes, siswa,
2) Bagi siswa kelas III model permainan gobak sodor sangat menarik,
materi pembelajaran gerak lari untuk siswa Sekolah Dasar. Beberapa saran yang
52
53
untuk dapat menguasai tehnik gerak lari sehingga peserta didik dapat
perbaikan.
gerak lari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud
Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra. 2000. Perkembangan gerak dan Belajar
at http://www.google.com/#q=pengertian+permainan+tradisional (accesed
20/09/13)
Diterbitkan.
Soetoto P, dkk. 2008. Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta
Universitas Terbuka
54
80