Anda di halaman 1dari 36

“ANALISIS PENGETAHUAN DAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK

TERHADAP PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL”

PROPOSAL

Oleh :

Munali
NIM F1101171012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK
TERHADAP PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL

Oleh:

MUNALI
Nim F1101171012

Disetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Mimi Haetami, M.Pd


NIP: 197505222008011007
Andika Triansyah, M.Or
NIP:1989112120150410

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan sykur saya ucapkan pada Allah SWT yang maha
terpuji dengan rahmad dan karunianya sehingga dapatmenyelesaikan penulisan
proposal penelitian yang berjudul “Analisis Pengetahuan Dan Partisipasi Peserta
Didik Terhadap Permainan Olahraga Tradisional di sekolah menegah atas 1
ambawang
Penulis dapat menyelesaikan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:
1. Dr. H. Martono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura.

2. Eka Supriatna, M.Pd selaku ketua jurusan Ilmu Keolahragaan.

3. Andika Triansyah, M.Or selaku Ketua prodi Pendidikan Jasmani yang telah

memberikan izin dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Andika Triansyah, M.Or selaku dosen pembimbing utama yang telah

membantu memberikan kritik dan saran kepada peneliti untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Muhammad Fachrurrozi Bafadal, M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping

yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan

Bapak dan Ibu dosen serta staff administrasi Pendidikan Jasmani Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura yang turut membantu

ii
6. memberikan saran dan petunjuk serta memberikan pengetahuan sehingga

menambah luas wawasan penulis.

7. Kedua orang tua sbapak tori dan ibu munarah selalu memberikan motivasi dan

doanya dalam proses perkuliahan

8. Rekan seperjuangan mahasiswa/mahasiswi Pendidikan Jasmani angkatan 2016

yang telah memberikan dukungan serta semangat untuk berjuang dalam

menyelesaikan penulisan desain penelitian ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa proposal ini

masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritikan serta saran kearah

perbaikan sangat penulis harapkan.

Pontianak, Desember 2020

penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

DAFTAR TABEL..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang........................................................................

B. Identifikasi Masalah................................................................

C. Rumusan Masalah...................................................................

D. Tujuan Penelitian....................................................................

E. Manfaat Penelitian..................................................................

F. Ruang Lingkup Penelitian......................................................

G. Defenisi Operasional..............................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................

A. Pengetahuan..............................................................................

B. Partisipasi .................................................................................

C. Olahraga tradisionala ...............................................................

D. Penilitian yang relevan..............................................................

iv
BAB III METODE PENELITIAN................................................................

A. Metode penelitian...................................................................

B. Bentuk penelituan...................................................................

C. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................

D. Teknik Dan Pengumpulan Data...............................................

E. Teknik Analisis Data................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani di sekolah SMA Negeri 1 Sui ambawang pada saat

pembelajaran penjas dan olaharag setiap proses berjalan hanya selalu

mengikuti intruksi guru sesuai dengan apa yang di berikan melalui kurikulum

yang berlaku pada saat pembelajaran berlangsung, baik setiap satu kali tatap

muka maupun berkali –kali tatap muka

Proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah tetap menekankan

pada aktivitas jasmani dengan materi-materi cabang olahraga yang meliputi

atletik, permainan bola besar, permainan bola kecil, senam, akuatik dan

beladiri yang biasa di berikan oleh guru melalui tugas lksnya, siswa di beri

tugas untuk melakukan geraka- gerakan yang seperti ada di video dan buku

lks lalu siswa di berikan tugas melalui video pembelajaran yang diberikan

oleh guru

Olahraga tradisional di tingkat sekolah menengah atas secara teoritis

sulit di fahami namun secara empiris juga sangat sedikit yang memahami baik

kontenya maupun bagaimana realisasinya di lapangan dengan adanya

pemahaman yang betul dan factual maka olahraga tradisional pasti akan

menjadi sebuah kegiatan yang memberikan dampak posistif baik kepada

siswa pada saat belajar dan pada saat guru memberikan materi

Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset

budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat

1
yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai

olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini

juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi

pelakunya melalui pembelajaran pendidikan jasmani

Olahraga tradisional semula tercipta dari permainan rakyat sebagai

pengisi waktu luang. Karena permainan tersebut sangat menyenangkan dan

tidak membutuhkan biaya yang sangat besar, maka permainan tersebut

semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Permainan ini

dilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa, sesuai

dengan karakter permainan yang dipakai. Beberapa permainan rakyat yang

sudah cukup dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan

menjadi olahraga tradisional adalah seperti egrang, terompah panjang, patok 

lele, gobak sodor (hadang), sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik

tambang, benteng, dagongan, panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu,

lompat batu nias, karapan sapi, dan lain-lain, dari olahraga tradisional tersebut

sedikit banyak sudah di berikan dalam proses pembelajaran

Olahraga tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek

moyang yang memiliki kemurnian dan corak tradisi setempat. Indonesia

dikenal memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam.

Namun seiring dengan semakin lajunya perkembangan teknologi di era

globalisasi ini, kekayaan budaya tradisional semakin lama semakin

tenggelam. Semuanya mulai

2
tenggelam dan di lupakan dalam pengembangan pendidikan jasmani

dalam proses pembelajaran

Pengetahuan setiap siswa pada saat pembelajaran penjas terhadap

olahraga tradisionala sangat lemah sekali di karenakan adanya pengarug dari

dunia luar baik melalui android dan lain- lain

Pentingnya pengetahuan dan partisipasi pada peserta didik agak segara

memahmi apa arti penting dari materi olahraga tradisional pada saat

pembelajaran pendidikan jasmani harus di fahami dan di ketahui

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuanUntuk

Mengetahui Tingkat Bagaimana Pengetahuan Dan Partisipasi Peserta Didik

Terhadap Olahraga Tradisional Di Sekolah Menegah Atas 1 Ambawang

C. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

pihak antara lain:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti guna

mengembangkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah. Dapat dijadikan

bahan kajian bagi yang ingin meneliti lebih dalam. Hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi para peserta didik, masyarakat pendidikan untuk

selalu menjaga dan mampu mengaplikasikan olaharag tradisional di

tingkat sekolah lebih baik dan komperatif

3
2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan

informasi tentang pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam

pengetahui dan partisipasi olahraga tradisional baik untuk masyarakat,

peserta didik dan pendidik langsung

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu fokus pada

proses pengetahuan dan partisipasi terhadap olahraga tradisional

embangkan serta di jaga agar olahraga tradisional bisa menjadi khas

dan budaya asli di negeri Indonesia tersebut dengan adanya pengetahuan

olahraga tradisional maka setiap siswa akan memberikan dampak yang

posistif dan akan mampu memberikan kontribusi yang baik pada olahraga

tradisonal kedepanya

Dari latar belakang yang mampu ungkap maka peneliti tertarik tentang

penelitian berkaitan dengan pengetahuan dan partisipasi peserta didik

terhadap olahraga tradisional di sekolah menegah atas 1 ambawang

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masaalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan Dan Partisipasi Peserta Didik

Terhadap Olahraga Tradisional Di Sekolah Menegah Atas 1 Ambawang

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian operasional yang bisa di berikan oleh peneliti yaitu

dimana peneliti menyusun kuisioner atau angket dengan berpatokan pada

4
skala gutman dimana angket berisi tersebut tentang pengetahuan dan

partisipasi terhadap olaharaga di sekolah menegah atas 1 ambawang melalui

goggle from

5
BAB II
KAJIAN TEORI

a. Konsep Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris

terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan

domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu,

2017). Ketika pengetahuan di miliki oleh beberapa siswa maka cara berfikir akn

mampu mngubah cara yang tepat dalam melakukan sesuatu

Pengetahuan atau knowledge adalah hasiL penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra

manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan

pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek.

Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra

penglihatan (Notoatmodjo, 2014)

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat

hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas

pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatanpengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.

Pengetahuan akansuatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

negatif.

1. Tingkat Pengetahuan

6
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) pengetahuan seseorang

terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara

garis besar dibagi menjadi 6 tingkat

pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan

tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang

yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,

dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Orang yang

telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menarik kesimpulan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.

Proses Perilaku Tahu

Menurut Rogers yang dikutip oleh Notoatmodjo (dalam Donsu,

2017) mengungkapkan proses adopsi perilaku yakni sebelum seseorang

7
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa

proses, diantaranya:

a) Awareness ataupun kesadaran yakni apda tahap ini individu sudah


menyadari ada stimulus atau rangsangan yang datang padanya.
b) Interest atau merasa tertarik yakni individu mulai tertarik pada stimulus
tersebut.
c) Evaluation atau menimbang-nimbang dimana individu akan
mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Inilah yang menyebabkan sikap individu menjadi lebih baik.
d) Trial atau percobaanyaitu dimana individu mulai mencoba perilakubaru
e) Adaption atau pengangkatan yaitu individu telah memiliki perilaku baru
sesuai dengan penegtahuan,, sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) faktor- faktor

yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupa agar tercapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan

informasi berupa hal- hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip oleh

Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

8
berpesan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah suatu

keburukan yang harus dilakukan demi menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya. Pekerjaan tidak diartikan sebagai sumber

kesenangan, akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan. Sedangkan

bekerja merupakan kagiatan yang menyita waktu.

B. PARTISIPASI

Partisipasi berasal dari bahasa latin, “pars” yang artinya bagian; dan

“capare” artinya mengambil bagian atau dapat juga disebut peranserta ataupun
keikutsertaan. Secara harfiah, partisipasi berarti turut berperan serta dalam suatu
kegiatan, atau dapat juga disebut sebagai keikutsertaan/peranserta dalam suatu
kegiatan, atau peranserta aktif/proaktif dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat
didefinisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan
masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya
(intrinsik), maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses
kegiatan itu. Daryono (dalam Sudriamunawar 2006 : 47) menyebutkan bahwa
partisipasi masyarakat merupakan kesediaan seseorang untuk membantu kegiatan
seperti pembangunan di daerah, sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam
pelaksanaannya dapat terjadi diantara sesama warga, dapat pula terjadi diantara

atasan dengan bawahan atau antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan dengan

kelompok pemerintah. Partisipasi berarti keterlibatan dalam proses pengambilan

keputusan, menentukan kebutuhan, dan menunjukkan prioritas dalam hal ini

adalah bagaimana partisipasi peserta didik terhadap olahraga tradisional.

9
C. Hakikat Belajar

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dipisahkan satu

sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subjek yang menerima pelajaran (peserta didik), sedangkan mengajar menunjuk

pada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep

tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan, manakala terjadi interaksi antara

guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik

pada saat pengajaran berlangsung. Inilah makna belajar mengajar dan mengajar

sebagai suatu proses. Interaksi guru dengan peserta didik sebagai makna utama

proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran

yang efektif. Karena kedudukan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek

dalam pengajaran, maka inti pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik

untuk mencapai tujuan pengajaran. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehiingga memungkinkan seseorang

terjadinyya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa,

maupun dalam bertindak (Ahmad Susanto 2013:4).

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut

Purwanto (2011:14) menyatakan ‘’ hasil belajar merupakan realisasi

tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang di ukur sangat

tergantung kepada tujuan pendidikannya ‘’. Asep jihad dan abdul haris

10
(2012;14) bahwa ‘’hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak

setelah melalui kegiatan belajar’’.

Kesimpulan teori yang di kemukaakan oleh para ahli ini adalah hasil

belajar sebagai tolak ukur keberhasilan suatu usaha belajar untuk mencapai

suatu tujuan. Belajar merupakan suatu aktivitas yang di lakukan seseorang

dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep

pemahaman atau pengetahuan baru.tentang persepsi belajar di masa pandemi

1. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan

dalam rengka perubahan prilaku peserta didik secara konstruktif. Belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan yang lebih baik. Hal ini artinya, dalam kegiatan belajar

terdapat ciri-ciri di dalamnya. Menurut Evelin Siregar dan Hartini Nara

(2015:5-6) Beberapa ciri kegiatan belajar sebagai berikut:

Kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku terebut bersifat

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap

(afektif). Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau

dapat disimpan. Perubahan itu tidak terjadi begitu aja, melainkan harus dengan

usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak

semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fiik atau kedewasaan, tidak karena

kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-atan. Perubahan dari hasil belajar

inilah yang merupakan tujuan dari kegiatan belajar. Menurut Gagne (Sutikno

dalam jurnal Desma Yulia, Muhammad Arifin 2016) bahwa: Ada lima macam

11
tujuan atau hasil belajar yaitu: Keterampilan intelektual atau keterampilan

prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan

pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan

oleh guru di sekolah.

Startegi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah

baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, mengingat dan berpikir. Informasi verbal, yaitu kemampuan

untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur

informasi-informasi yang relevan motorik, yaitu kemampuan untuk

melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan

dengan otot.

Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.

Hal senada dikemukakan (Bloom, Krathwol & Simpson yang dikutip dalam

andi suprianto 2012: 48-49) bahwa, Tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari

tiga ranah atau kawasan yaitu:

1) Kognitif terdiri enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektif terdiri lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi,

penilaian, organisasi dan pembentukan.

3) Ranah psikomotor, terdiri tujuh perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan

dan kreativitas.

12
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan

kegiatan belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang lebih

baik dari sebelumnya. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang

saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar. Seseorang

diakatakan telah belajar apabila terjadi perubahan yang lebih baik dari

sebelumnya baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dicapai apabila terjadi perubahan yang lebih baik, baik ranah

afektif, kognitif dan psikomotorik. Namun untuk mencapai hasil belajar yang

optimal banyak faktor yang mempengaruhinya Menurut Slameto (2010:54 dalam

jurnal siti Chomsiatun 2013 menerangkan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah: 

Faktor intern meliputi : 

a. Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan


b. faktor cacat tubuh. Faktor psikologis terdiri dari inteligensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 
c. Faktor kelelahan baik kelelahan secara jasmani maupun kelelahan secara
rohani. 

3. Faktor ekstern meliputi: 

a) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan. 
b) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. 
c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat

13
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, keberhasilan belajar

peserta didik sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Hasil

belajar akan menjadi lebih baik apabila faktor internal dan eksternal dapat

terpenuhi dengan baik.

Komponen-Komponen Mengajar Kegiatan belajar mengajar akan dapat

berjalan dengan lancar dan tujuan mengajar dapat tercapai tidak terlepas dari

beberapa komponen yang terlibat di dalamnya. Karena kegiatan belajar

mengajar merupakan proses, maka harus dapat mengembangkan dan menjawab

beberapa persoalan yang mendasar mengenai kemana proses akan diarahkan,

apa yang harus dibahas dalam proses tersebut, bagaimana cara melakukannya

dan bagaimana mengetahui berhasil tidaknya proses tersebut. Hal ini artinya,

dalam kegiatan belajar mengajar harus mengetahui komponen-komponen

mengajar yang terlibat di dalamnya. Gulo (2008, 8-9) menyebutkan bahwa

yang meliputi  komponen strategi pembelajaran atau belajar mengajar antara

lain adalah:

Tujuan Pengajaran. Merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk

memilih strategi belajar mengajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada

pembentukan sikap tentu tidak dapat dicapai jika strategi belajar mengajar

berorientasi pada dimensi kognitif.

Guru. Masing-masing guru dapat berbeda dalam pengalaman,

pengetahuan, kemampuan dalam menyajikan dan mengaturpelajaran, gaya

mengajar, hingga pandangan hidup ataupun wawasannya. Perbedaan ini

14
tentunya mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar

mengajar yang akan digunakan dalam program pengajaran.

Peserta Didik. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, peserta didik

mempunyai latar belakang yang tentunya berbeda-beda. Seperti pada aspek

lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, juga

tingkat kecerdasan. Masing-masing aspek tersebut berbeda-beda pada diri

setiap peserta didik. Makin tinggi tingkat kemajemukan masyarakat, makin

besar pula perbedaan atau variasi aspek-aspek ini didalam kelas. Dalam hal ini

perlu dipertimbangkan pula dalam menyusun an menerapkan suatu strategi

belajar-mengajar yang tepat.

Materi Pelajaran. Komponen materi pelajaran dapat dibedakan antara

materi formal dan materi informal. Materi formal yaitu isi pelajaran yang

terdapat dalam buku teks resmi (misalnya buku paket) di sekolah, sedangkan

materi informal merupakan bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari

lingkungan sekolah yang bersangkutan. Komponen ini merupakan salah satu

masukan yang sangat perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar.

Metode pengajaran. Ketepatan pemilihan metode dapat mempengaruhi

bentuk strategi belajar mengajar.

Media Pengajaran. Keberhasilan program pengajaran tidak berdasarkan

dari canggih tidaknya media pembelajaran yang dipakai, namun dari ketepatan

dan keefektifan media yang dipilih dan digunakan oleh guru.

15
Faktor Administratif dan Finansial. Yang termasuk dalam komponen ini

antara lain misalnya adalah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang untuk

belajar, dan sejenisnya

D. Belajar

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dipisahkan satu sama

lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek

yang menerima pelajaran (peserta didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa

yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut

menjadi terpadu dalam satu kegiatan, manakala terjadi interaksi antara guru

dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik pada

saat pengajaran berlangsung. Inilah makna belajar mengajar dan mengajar sebagai

suatu proses.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran

merupakan aktivitas yang paling utama. Hal ini berarti bahwa keberhasilan suatu

individu dalam pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran merupakan suatu

proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar

dapat diajukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan,

daya reaksi, daya penerimaan dan lain lain aspek yang ada pada individu yang

belajar (Sudjana,2000). Artinya pada sebuah proses pembelajaran harus kontiyu ,

fokus dan menjadikan sebuah pembelajaran dengan jangaka panjang

16
Istilah pembelajaran pada dasarnya mencangkup dua konsep yang saling

terkait, yaitu  belajar dan mengajar. Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah

perubahan persepsi dan pemahaman. Kleden berpendapat bahwa belajar pada

dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu, sedangkan belajar sesuatu berarti

mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti belajar: “learning is shown by a

change behavior as a result of experience” Harold Spears memberikan batasan

tentang belajar yaitu:

“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to


listen, to follow direction” sedangkan Geoch, mengatakan: “Learning is a
change in performace as a result of practice” (Sadirman, 2011:48).

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta

didik. (Asyar, 2011). Belajar menurut pengertian psikologis merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam menentukan kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut psikologi klasik, hakikat belajar

adalah all learning is a prosses of developing or training of mind. Belajar adalah

melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi. Menurut teori mental

State, Belajar adalah memperoleh pengetahuan malalui alat indra yang

disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar. Pengalaman-

pengalaman berasosiasi dan bereproduksi. Oleh karena itu latihan memegang

peranan penting.

Interaksi guru dengan peserta didik sebagai makna utama proses pengajaran

memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif.

17
Karena kedudukan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam pengajaran,

maka inti pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan

pengajaran. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehiingga memungkinkan seseorang terjadinyya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak

(Ahmad Susanto 2013:4).

E. Olahraga Tradisional

Pengertian Permainan TradisionalPermainan merupakan salah satu hal yang

sangat disukai oleh anak.Banyak jenis permainan yang seringkali dimainkan oleh

anak-anak. Padaumumnya permainan memiliki 2 jenis yaitu permainan modern

dan permainantradisional. Dewasa ini permainan tradisional yang merupakan satu

dari sekianbanyak warisan budaya bangsa mulai hilang dan lambat laun semakin

tidakterdeteksi keberadaannya akibat dari globalisasi yang

memunculkanpermainan baru yang lebih canggih. Permainan tradisional yang

merupakansalah satu kearifan lokal bangsa yang saat ini mulai terkikis zaman

mulaikembali dimunculkan dan sedang berusaha dipertahankan

keberadaannya.Permainan tradisional adalah sebuah permainan turun temurun

darinenek moyang yang di dalamnya mengandung berbagai unsur dan nilai

yangmemiliki manfaat besar bagi yang memainkannya. Menurut

JamesDanandjaja, permainan tradisional adalah salah satu bentuk permainan

anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu,

18
berbentuktradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi.

halangan bagi peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung

1. Jenis dan Macam Permainan Tradisional

Direktorat Nilai Budaya dalam Kurniati (2016: 3) menjelaskan bahwa

permainan rakyat tradisional untuk bertanding terdiri dari 3 kelompok yaitu

1)permainan yang bersifat strategis,

2) permainan yang lebih mengutamakankemampuan fisik serta

3) permainan yang bersifat untung-untungan.).

Selametdalam Andriani (2012: 131) mengatakan setiap waktu permainan

barumuncul, menjadi jenis permainan senantiasa bertambah banyak. Dari

berbagaimacam jenis permainan tradisional pada dasarnya dapat dipisahkan

menjadibeberapa jenis :

1) Permainan fisik

Permainan seperti kejar-kejaran menggunaka banyak kegiatan fisik.

Permaian seprti ini tidak hanya terjadi di Indonseia, tetapi juga di

seluruh dunia. Jadi dengan bermain, maka fisik anak akan tumbuh

menjadi sehat dan kuat untuk melakukan gerakan dasar.

Macam-macam Permainan Tradisional

Menurut Jarahnitra dalam Ulfatun (2014: 25-26) permainan tradisional

sangat beragam jenis dan jumlahnya, namun dapat dikelompokan menjadi

beberapa yaitu:

1) Berdasarkan perempuan saja atau gabungan antara laki-laki dan

perempuan. Contohnya: adu kecik, engklek, gobag sodor, mul- mulan.

19
2) Berdasarkan jalannya permainan yaitu satu lawan satu, satu orang

lawan satu kelompok. Contohnya: Dakon, mul-mulan, jamuran,

jenthungan, gobag sodor, jeg-jegan, gamparan, layangan.

3) Berdasarkan alat yang digunakan, misalnya: benthik alatnya janak

benthong, layangan alatnya layang-layang. Berdasarkan arena,

misalnya: gobag sodor, tikusan, mul-mulan (lintang alihan).

4) Berdasarkan kebutuhan akan alat tertentu. Misalnya: mul-mulan dan

dam-daman.

5) Berdasarkan cara bermain, dengan nyanyian. Misalnya: jamuran, gola

ganti, soyang, tumbas timun.

6) Berdasarkan hukuman pada pihak yang kalah pada permainan.

Misalnya: gendiran, tikusan, dekepan, sobyang.

7) Berdasarkan modal yang dimiliki, Misalnya: nekeran modalnya

kelereng. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan. Biasanya kerusakan

atau kehilangan. Misalnya: layangan.

8) Permainan dengan kekuatan ghoib. Misalnya: nini thowong.

9) Berdasarkan maksud yang terkandung di dalamnya. Misalnya pasaran

manten-mantenan.

3. Bermain permainan tradisional menurut Montolalu dkk, dalam

Jawati (2013: 254) memiliki manfaat bagi anak, antara lain:

20
1. Bermain memicu kreativitas Dalam lingkungan bermain yang aman dan

menyenangkan bermain memicu anak menemukan pemikirannya serta

menggunaka daya khayalnya.

2. Bermain bermanfaat mencerdaskan otak Bermain merupaka sebuah media

yang sangat penting bagi proses berfikir anak. Bermain membantu

perkembangan kognitif anak. Bermain memberi konstribusi pada

perkembangan intelektual atau kecerdasan berfikir dengan membukakan

jalan menuju berbagai pengalaman yang memperkaya cara berfikir anak.

F. Penelitian yang Relevan

1. Gobag sodor merupakan permainan tradisional dalam kategori permainan bola

kecil disekolah, namun pada kenyataannya guru penjasorkes juga belum

mengajarkan permainan tradisional kepada peserta didiknya. Maka dari itu perlu

adanya modifikasi dalam proses pembelajarannya. Metode penelitian ini adalah

penelitian pengembangan, dan hasil pengembangnya yaitu model pengembangan

permainan Gobag sodor bola. Adapun prosedur pengembangan produk meliputi

analisis produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi

ahli dan revisi, uji coba kelompok kecil dan revisi, uji coba kelompok besar dan

produk akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pengamatan di

lapangan dan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli dan hasil pengisian

kuesioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

persentase. Dari hasil uji ahli diperoleh persentase rata-rata hasil analisis produk

sebesar 83,55% dengan kriteria sangat baik. Data hasil kuesioner siswa pada uji

coba kelompok kecil diperoleh rata-rata jawaban dengan persentase 63,06%

dengan kategori cukup baik, dan data hasil kuesioner siswa uji coba kelompok

besar diperoleh jawaban dengan persentase 85,18% dengan kategori baik.

21
Berdasarkan data hasil penelitian, disimpulkan bahwa permainan gobag sodor bola

dapat digunakan guru penjas sebagai permainan alternatif dalam pembelajaran

penjasorkes hasil baik sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran

penjasorkes. Saran bagi guru penjasorkes di sekolah dasar dapat digunakan

sebagai alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatanMuthiah ikhwandhia

2. “PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM SEKOLAH LIMA HARI (PS5H)

DI SMK NEGERI 1 MAGELANG” Penelitian ini bertujuan memaparkan

persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran dengan Progam

Sekolah Lima Hari (PS5H) di SMK Negeri 1 Magelang. Hasil penelitian

menunjukkan efektivitas pembelajaran dengan PS5H menurut persepsi guru

secara keseluruhan termasuk kategori tinggi (95,80%), dan kategori sedang

(4,20%), hal ini menunjukkan guru mampu mencapai tujuan dan melaksanakan

pembelajaran namun belum maksimal dikarenakan performa mengajar guru

yang menurun serta perlu adanya kreativitas mengembangkan metode

pembelajaran khusus di jam sore. Sedangkan persepsi siswa secara keseluruhan

termasuk kategori sedang (83,23%), dan kategori tinggi (17,67%), hal ini

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa mampu mencapai tujuan dan

mengikuti pembelajaran namun belum maksimal dikarenakan performa belajar

siswa dalam pembelajaran yang menurun khususnya di jam sore

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:3) menyatakan bahwa secara umum metodologi penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Seperti mencari sesuatu dengan tujuan untuk di jadikan penelitian , Metode penelitian adalah

suatu cara yang digunakan untuk mencari atau mengkaji kembali suatu masalah yang

ditemukan dalam kehidupan sehari hari dibidang akademisi dengan melakukan penelitian

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif

menggunakan metode survei, dalam hal ini dimana peneliti ingin menganalisis tentang

pengetahuan dan partisipasi peserta didik terhadap olahraga tradisional agar peneliti mampu

mengambarkan apa yang sebenarnya akan terjadi pada saat penelitian ini di lakukan

B. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah survei. Menurut Soekidjo Notoatmojo

(2012:25) penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan

intervensi terhadap subjek penelitian sehingga sering disebut penelitian non eksperimen.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian survey. Sugiyono

(2013:12) mendefinisikan penelitian survey adalah: “digunakan untuk mendapatkan data

dari tempat tertentu yang alamiah(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakukan

dalam pengumpulan data misalnya dengan mengidarkan kuesioner, test, wawancara

terstruktur dan sebagainya untuk mampu menyadarkan bahwa pentingya sebuah

pembaharuan dalam melangkah kedepan

23
Penelitian survey dilakukan untuk membuat generalisasi dari sebuah pengamatan dan

hasilnya akan lebih akurat. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat

tertentu yang alamiah tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,

misalnya dengan memberikan kuesioner, melalui gogle from Tujuannya untuk memperoleh

informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu dalam hal

ini peserta didik sekolah menegah atas 1 ambawang kuburaya

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang di tentukan sebagai populasi yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017:80).

Menurut Margono (2009:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita

dalam suatu lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi adalah keseluruhan dari

objek yang akan diteliti yang berhubungan dengan data masing masing objek yaitu

peserta didik sekolah menegah atas Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kelompok

individu atau objek tertentu yang dapat dijadikan sebagai sumber pengambilan data yang

dapat diukur untuk memperoleh kesimpulan suatu penyelidikan. Dalam rancangan

penelitian ini penulis menetapkan populasi peserta didik sekolah mengah atas 1

ambawang kuburaya

b. Sampel

Setelah diketahui bahwa adanya populasi yang tepat dalam mengali kebenaran yang

berhubungan dengan olahraga tradisional terkait denga partisipasi maka (Sugiyono,

2017:81). Didalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan simple

24
random sampling. Menurut sugiyono (2017:82) di katakan simple karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Artinya dalam pengambilan sampel peneliti boleh mengambil yang mana

saja tanpa memberi perlakuan kepada sampel yang akan diteliti terlebih dahulu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau bagian dari populasi yang akan diteliti.

Populasi penelitian ini adalah peserta didikdi sekolah menegah atas 1 ambawang

kuburaya yang berjumlah 60 peserta didik

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpul Data

Teknik penelitian menurut Hadari Nawawi (2000: 100) adalah, “merupakan cara yang

dapat ditempuh untuk mengumpulkan dataDalam suatu penelitian dengan teknik pengumpul

yang digunakan adalah Teknikkomunikasi tidak langsung .Teknik komunikasi tidak

langsung menurut Hadari Nawawi (2000: 101) adalah, “Cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak langsung atau dengan perantaraa alat, baik

berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan itu”.

Teknik pengumpulan yang diberikan pada setiap peserta didik di sma 1 ambawang melalui

angket, dapat dipakai oleh penyidik atas pertimbangan praktis. Teknik komunikasi tidak

langsung ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang pengetahuan dan

partisipasi peserta didik terhadap olahraga tradisional

2. Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, maka diperlukan alat

pengumpul data yang tepat. Adapun alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini adalah: angket. Menurut Husein Umar (2014: 49) menyatakan angket,

25
“merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar

pertanyaan tersebut”. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa angket yaitu

sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan dijawab oleh responden dengan cara

memberikan tanda silang pada salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia. Angket pada

penelitian ini adalah angket mengenai pengetahuan dan partisipasi peserta didik terhadap

olahraga tradisional

1. Kuisioner

Data yang diperoleh dari hasil angket berdasarkan jawaban siswa akan dijadikan data

utamanya. Alternatif-alternatif jawaban dalam setiap item angket merupakan data

kuantitatif. Untuk mengolah data tersebut dengan menggunakan simbol angka. Dari setiap

alternatif jawaban yang tersedia dalam setiap item disusun secara berjenjang dari jawaban

dengan katagori ya dan tidak apabila menjawab ya aka poinya 1 dan apabila menjawab tidak

tidak mendapatkan poin atau (0) skala yang digunakan adalah guttman dari bukunya

suharsimi arikunto (2006: 145)

26
Skala guttman dimana sekala ini untuk mengetahui guna untuk menyakinkan peneliti

dengan asumsi bahwa peneliti mampu memberikan sebuah gambaran yang jelas adapun

skoring guttmanya

Tabel 3.1
Skoring Guttman
Alternative Jawab Skor Alternative Jawaban

Positif Negative

Ya 1 0

Tidak 0 1

Berikut adalah rekomendasi alur prosedur penyusunan angket yang di buat melalui

goggle from dengan berisi tentang pengetahuan dan partisipasi peserta didik terhadap

olahraga tradisional yang sesuai dengan alur kriteria yang ada,

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket
Pengetahuan Dan Partisipasi Peserta Didik Terhadap Olahraga Tradisional

Variabel Aspek Variabel Butir Pertanyaan

Pengetahuan dalam diri 1-5


pengetahuan dan Pengetahuan luar diri 6-10
partisipasi Partisipasi dari dalam diri 11-15
peserta didik dalam keterlibatkan sosial
terhadap Analisa pengetahuan dan 16-20
olahraga partisipasi terhadap olahraga
tradisional tradisional di peserta didik
Pengembangan dalam analisa 21-25
dan partisipasi langsung
Keberhasilan daru anlisa 26-30
Keberhasilan daru partisipasi 31-35
( Sumber Peneliti 2020)

27
E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tahap yang penting dan menentukan pada tahap inilah

data dikerjakan dan dimanfaatkan hingga sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran

yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Untuk menjawab presentase peritem soal dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran olahraga

menggunakan rumus sebagai berikut:

F Keterangan:
P= x 100 %
N
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
% = Bilangan tetap (Sudjana, 2001:129)

Sedangkan, untuk menjawab rata-rata persentase keseluruhan persepsi siswa

terhadap pembelajaran sepak bola di masa pandemi menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor Aktual
%skor aktual= x 100 %
Skor Ideal

Sumber: Umi Narimawati (2007: 84)

Hasil analisis data persentase ini akan disesuaikan dengan kategori sebagai berikut:

80-100 : Sangat Baik (SB)

70-79,99 : Baik (B)

60-69,99 : Cukup Baik (CB)

50-59,99 : Kurang Baik (KB)

0-49,99 : Tidak Baik (TB) (Suharsimi Arikunto, 2006

28
DAFTAR PUSTAKA
A.Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. (2006 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pt.Rineka
Cipta.

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo: Jakarta

Afifah Harisah dan Zulfitria Masiming (2008PERSEPSI MANUSIA TERHADAP


TANDA,SIMBOL DAN SPASIAl

Donsu, J, D, T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.


Cetakan I.

______ (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Cetakan I.

Husein, Umar. 2014. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Multi Pressindo.

Luxbacher (2008) Sepak Bola , Rajagrafindo, Solo Persada Rajawali Perss,

Margono (2009). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta :PT Rineka Cipta.

Maropen Simbolon. 2009. Jurnal Persepsi dan Kepribadian. Volume 02 Nomor (01).

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan. Bandung:Yudistira.

_________, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Notoatmodjo, S. (2012) metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakrta: Prenadamedia
Group.

29
Haryono Sudriamunawar. 2006. Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Cetakan I.
Bandung: Mandar Maju.

Siregar, Eveline & Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Galia Indonesia.

Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

_________ (2015). Metode penelitian kombinasi (mixs methods). Bandung : Alfabeta.

_________ (2017). Metode Penelitian & pengembangan research and development. Bandung :
Afbeta.

Liberati, A. Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gotzsche, P. C., Ioannidis, J. P A., Clarke,
M.,Devereaux, P J.,Kleijnen, J., Moher, D. (2009) „The PRISMA statement for
reporting systematic reviews and meta-analyses of studies that evaluate healthcare
interventions: explanation and elaboration‟, Bmj, 339(jul21 1), pp. b2700–b2700.
doi: 10.1136/bmj.b2700.

W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar Jakarta : Grasinda

30

Anda mungkin juga menyukai