Anda di halaman 1dari 59

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD


(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
PADA SISWA KELAS XI IPS 1
SMAN 1 NGANJUK
TAHUN 2022/2023

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
UMI ZAHROH S.Pd
NIP: 196803292007012013

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGANJUK
Jl. Kapten Kasihin HS No. 4, telp. (0354) 321915
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Hasil Belajar dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan
Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IIId ke IVa.

Nganjuk, 29 November 2022


Kepala Perpustakaan Penulis

ETY JUMINA S.Pd UMI ZAHROH S.Pd


NIP. 196307081985122006 NIP: 196803292007012013

Kepala SMAN 1 Nganjuk

Drs. MOCHAMAD ASOB, M.Pd


19631205 198902 1 002
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Hasil BelajarBelajar Matematika Melalui
Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Pada Siswa Kelas XI IPS 1 Tahun Pelajaran 2022/2023”, penulisan karya ilmiah ini
kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai
sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak
didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala SMAN 1 Nganjuk Bapak Drs. Mochamad Asob, M.Pd
2. Yth. Rekan-rekan Guru SMAN 1 Nganjuk
3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK

Hartono, Selan, 2005. Meningkatkan Hasil BelajarBelajar Matematika Melalui Metode


Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Pada Siswa Kelas XI IPS 1Tahun Pelajaran 2022/2023

Kata Kunci: matematika, kooperatif model stad

Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan agar


manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh karena itu, guru
hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam kelas. Penciptaan norma yang
membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan kelompok. Norma
semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain atau menggantungkan diri
pada orang lain sama buruknya sehingga harus diberantas. Ini berarti anak yang pandai
harus membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat harus membantu yang
lemah, dan tiap anak harus saling mendorong untuk menumbuhkan motivasi belajar
yang kuat.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD
terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran kooperatif model STAD.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga
putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 Data
yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil Belajarbelajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,22%), siklus II (78,26%),
siklus III (86,96%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa XI IPS 1 serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
matematika.
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Kegunaan Penelitian .........................................................

E. Devinisi Operasional Variabel............................................

F. Batasan Masalah ................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Pembelajaran ........................................................

B. Pembelajaran Kooperatif .................................................

C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ............................

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD

(Student Teams Achievement Division) ............................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian .............................

B. Rancangan Penelitian ........................................................

C. Instrumen Penelitian ........................................................

D. Metode Pengumpulan Data ...............................................

E. Teknik Analisis Data .........................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Item Butir Soal ....................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus .....................................


C. Pembahasan .......................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................

B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pandangan hidup

Pancasila, manusia pada hakekatnya adalah makhluk bineka yang mengemban misi

tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Bertolak dari pemikiran tersebut

anak-anak di dalam kelas pada hakikatnya juga makhluk bineka, yang satu sama lain

berbeda. Perbedaan dapat berkenaan dengan latar belakang budaya, ras, suku ,

agama, adapt istiadat, dan sebagainya. Perbedaan juga berkenaan dengan potensi

kemanusiaan yang dimiliki oleh anak-anak, mencakup kognitif, fisik, maupun

emosi.

Berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal

Ika, pandangan hidupa dan semboyan tersebut mengajarkan kepada bangsa

Indonesia bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda secara vertikal maupun

horizontal agar dapat saling memanfaatkan atau saling membantu, sehingga manusia

dapat mengembangkan potensi kemanusiaan yang dimiliki hingga taraf yang

optimal dan terintergrasi. Dengan mengaktualisasikan potensi kemamuan yang

optimal dan terintergrasi itulah manusia melaksanakan fungsi kekhalifahannya.

Bertolak dari pandangan hidup dan semboyan semacam itu, bineka vertikal seperti

kaya-miskin, kuat-lemah, pandai-bodoh, dan bineka horizontal seperti latar belakang

budaya, agama, suku, ras, adat instiadat, dan sebagainya disikapi sebagai kondisi

alami yang memungkinkan manusia berinteraksi dalam rangka saling membutuhkan

atau menjalin hubungan kerja sama. Interaksi saling membutuhkan atau hubungan

kerja sama. Interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja sama antaranak di

dalam kelas inilah yang mengahasilkan suasana belajar kooperatif.


Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan agar

manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh karena itu,

guru hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam kelas. Penciptaan

norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan

kelompok. Norma semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain atau

menggantungkan diri pada orang lain sama buruknya sehingga harus diberantas. Ini

berarti anak yang pandai harus membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat

harus membantu yang lemah, dan tiap anak harus saling mendorong untuk

menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan

serta dengan tingkat usia anak didik. Belajar aktif adalah salah satu solusi yang

dapat diterapkan dalam proses belajar matematika.

Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan

kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu

ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja

kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu

perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam

pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder,

(1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini

siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan


komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan

mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding

penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan

dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996:

2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu

ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama

siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama

hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang

bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih

baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan

penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode

Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division)

Pada Siswa Kelas XI IPS 1 . Tahun Pelajaran 2022/2023”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan Hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode

pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran

2022/2023?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD terhadap

motivasi belajar siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2022/2023?


C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui peningkatan Hasil Belajar siswa setelah diterapkannya metode

pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran

2022/2023.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran

2022/2023.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran

Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas

XI IPS 1 . Tahun Pelajaran 2022/2023 yang dilakukan oleh peneliti, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas XI IPS 1 menggunakan

metode STAD dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan

minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 akan lebih baik dibandingkan

dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan Hasil

Belajarbelajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran

yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.


3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk

saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

F. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif adalah:

Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi

mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Hasil belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah

siswa mengikuti pelajaran matematika.

G. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XI IPS 1 Tahun Pelajaran

2022/2023.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun

pelajaran 2022/2023.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan metrik


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,

1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan

bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan

sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau

mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses

yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses

pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan,

bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

(Felder, 1994: 2).

Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

kecil yang memiliki kemampuan berbeda.


Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyningsih (2001: 8)

mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di

kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam

proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa

ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan

masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar

tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal dalam

proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan

metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar,

meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan

diri.

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling

memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang

pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran kooperatif

lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan

cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan.

Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya,

disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi

yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang

sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan

bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-

unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota

yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima

konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan

pekerjaannya dan menguasai selurah bahan untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap individu,

beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota kelompok

saling memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat


Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan

pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi

dan konflik manajemen keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang

mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi

perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu

selanjutnya.

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson

dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Mengevaluasi Hasil Belajarsiswa dan membantu siswa dengan cara

mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki

keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang

perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah keterampilan

kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:


- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki

kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk mengetahui

siapa yang memiliki pendapat yang sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal apa

yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat lain.

Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang berupa

kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak terhadap

pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota

kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi oleh

suara keras dalam ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang

mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu dalam

kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota

kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok. Karena jika

satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya

memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak

akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang

imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang

lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak

mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi

penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan karena

tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan. Gangguan

dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas belajar

yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban

Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep, dalam

memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.


Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman hidup

serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari permusuhan

dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki dan

persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu anggota

kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap usulan-

usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak merasa

terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus dengan

cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik seseorang dan

memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif dalam

kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan lisan

dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui bahwa

pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap

konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan tingkat

pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau penjelasan

lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep, seseorang yang

sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan anggota kelompok

yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat

digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa

yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang

berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi

penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir

Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara

efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugas-tugas yang

diberikan akan dapat diselesaikan dengan efesien dan efektif.

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.

Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan.

Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tangungjawab dari

tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk

meyelesaikan tugas yang diberikan.

- Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada kesulitan-

kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah menimbulkan

atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam

kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-

pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat

menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan Hasil Belajaryang lebih

tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk

mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat

menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban yang

dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban tersebut.

Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang

jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap ketepatan

jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi


Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok

terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas. Pekerjaan

dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.

- Berkompromi

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan persetujuan

bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang lain dan

mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan

memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau

memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat

berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan

untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah.

Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan,

sensitivitas dan toleran akan meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement

Division)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai

berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai

dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi

karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis

kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.


2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan

pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan

peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu

siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok.

Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling

bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah

dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para

siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk

mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap

belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami

materi pelajaran tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh

menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang

dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan

poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau

melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk

membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik

prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat

berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para

siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa


menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus

membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka

harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan

suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan

menyenangkan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga

termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b)

penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi sosial

ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari

penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru

secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SMAN 1 Nganjuk.tahun pelajaran 2022/2023.


2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

semester ganjil 2022/2023.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPS 1tahun pelajaran

2022/2023 pada pokok bahasan metrik

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim

Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah


perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat

pada gambar berikut.

Putar
an 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya

instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau

dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model STAD.


3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing

RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegitan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil kegiatan proses belajar mengajar dengan metode

kooperatif model STAD.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar


a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model

STAD, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada

pokok bahasan metrik Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk

soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini

berjumlah 45 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis

butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini

digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk

mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui

tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir

soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung

dengan korelasi Product Moment:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal


ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir sola dalam penelitian ini menggunakan rumus

belah dua sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 20001: 93)

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari

harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah

indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentuikan taraf

kesukaran adalah:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda


disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung

indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal

sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode pembelajaran kooperatif model STAD, observasi aktivitas siswa

dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui Hasil Belajarbelajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon

siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut

terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:
3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model STAD.

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai berikut :

X=

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan

rumus sebagai berikut :

%= x 100 % dengan

X= =

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata

∑x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam

meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa

setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 6 September 2022 di kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa 23

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar

mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:


Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
2 2 2
1. Memotivasi siswa
2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
B. Kegiatan inti
1.Mempresentasikan langkah-langkah metode 3 3 3
I
pembelajaran kooperatif
2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3.Melatih keterampilan kooperatif 3 3 3
4.Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
5.Memberikan bantuan kepada kelompok yang 3 3 3
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajran,

pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai

kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I

dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan

dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti

pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa 8,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 8,3
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 18,3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,7
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup

besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan

materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas

siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan

guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah

bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa

dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5

%.

Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

metode pembelajaran kooperatif model STAD sudah dilaksanakan dengan

baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk memberikan

penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh

siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 70 √
2 50 √ 14 50 √
3 70 √ 15 80 √
4 70 √ 16 70 √
5 80 √ 17 80 √
6 40 √ 18 40 √
7 30 √ 19 50 √
8 90 √ 20 70 √
9 70 √ 21 80 √
10 70 √ 22 40 √
11 80 √ 23 80 √
12 50 √ Jumlah 710 7 4
Jumlah 780 8 4
Jumlah Skor Tercapai 1490
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 64,78

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 64,78
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 65,22

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh nilai rata-rata Hasil

Belajarbelajar siswa adalah 64,78 dan ketuntasan belajar mencapai 65,22%

atau ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas

belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 65,22%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa

yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 14 Oktober 2022 di kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa 23

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi

pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak


terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes

formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
E. Kegiatan inti
3 4 3,5
1.Mempresentasikan langkah-langkah metode
I 4 4 4
pembelajaran kooperatif
4 4 4
2.Membimbing siswa melakukan kegiatan
2. Melatih keterampilan kooperatif
4 4 4
3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
3 3 3
mengalami kesulitan
A. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 4 3 3,5
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan menerapkan

metode pembelajarn kooperatif model STAD mendapatkan penilaian yang

cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat

nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil


yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan

perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya.

Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode

pembelajarn kooperatif model STAD diharapkan siswa dapat menyimpulkan

apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga

mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 11,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 25,0
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku 12,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 21,0
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling

dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas

ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan

adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan


materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan

hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II

adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika

dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas

siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru

(13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum

pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan

adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%),

menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes

evaluasi (10,8%).

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 80 √
2 70 √ 14 70 √
3 80 √ 15 80 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 90 √
6 50 √ 18 50 √
7 40 √ 19 60 √
8 100 √ 20 70 √
9 80 √ 21 80 √
10 70 √ 22 50 √
11 80 √ 23 90 √
12 70 √ Jumlah 790 8 3
Jumlah 880 10 2
Jumlah Skor 1670
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 72,61

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II


No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes formatif 72,61
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18
3 Persentase ketuntasan belajar 78,26

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata Hasil belajar siswa adalah

72,61 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26% atau ada 18 siswa dari 23

siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih

baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah

guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan

tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi utnuk

belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan

dan dinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu.

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada

siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.


2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-

soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar

mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 17 Oktober 2022 di kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa 23

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi

pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak

terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-
4 4 4
langkah metode pembelajaran kooperatif
I 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan
4 4 4
kegiatan
3. Melatih keterampilan kooperatif
4 3 3,5
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran
3 3 3
5. Memberikan bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD mendapatkan

penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing

siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD diharapkan dapat berhasil semaksimal

mungkin.

Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 10,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 13,3
5 Menjelaskan materi yang sulit 10,0
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 22,6
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 11,7
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,0
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 20,8
2 Membaca buku 13,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 22,1
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 15,0
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 4,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1
8 Merangkum pembelajaran 7,3
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,5

Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang paling

dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi

yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-

masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami

peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%),

menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa

menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing

siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag tidak menglami

perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa

(6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang

mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang

lainnya mengalami penurunan.


Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

No. Keterangan No. Keterangan


Nilai Nilai
Absen T TT Absen T TT
1 90 √ 13 90 √
2 70 √ 14 80 √
3 80 √ 15 90 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 100 √
6 60 √ 18 70 √
7 50 √ 19 70 √
8 100 √ 20 80 √
9 80 √ 21 90 √
10 80 √ 22 60 √
11 90 √ 23 100 √
12 80 √ Jumlah 900 10 1
Jumlah 940 10 2
Jumlah Skor 1840
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 80,00

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 80,00
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 86,96
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

80,00 dan dari 23 siswa yang telah tuntas sebanyak 20 siswa dan 3 siswa

belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar

yang telah tercapai sebesar 86,96% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada

siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model STAD yang membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami

materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD. Dari data-data

yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek

cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

dengan baik. Maka tidak diperlukan refisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dapat meningkatkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran

kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil

Belajarbelajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari

sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,22%, 78,26%, dan 86,96%. Pada

siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode

pembelajaran kooperatif model STAD dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Hasil Belajarbelajar siswa yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus

yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran matematika pada pokok bahasan metrik dengan metode

pembelajaran kooperatif model STAD yang paling dominan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara

siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat

dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model STAD dengan baik.

Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya

jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam

meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,22%), siklus II

(78,26%), siklus III (86,96%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan

dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban siswa

menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat dengn metode pembelajaran

kooperatif model STAD sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal

bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model STAD

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu

menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.


2. Dalam rangka meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf

yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di SMAN 1 Nganjuk.. tahun pelajaran 2022/2023.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa


Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc.
Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar


Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\


My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning


Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin
University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri
Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja


Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar
Matematika. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
Lampiran 4

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


KOOPERATIF MODEL STAD
Nama Sekolah : ………………… Nama Guru : …………………
Mata pelajaran : ………………… Hari/Tanggal : …………………
Sub konsep : ………………… Pukul : …………………

Petunjuk
Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2 Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
2. Membimbing siswa mendiskusikan
hasil kegiatan dalam kelompok.
3. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan.
4. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
1. Antusiasme kelas
III
2. Guru Antusias

Keterangan :
1. Kurang baik …………, ……….2005
2. Cukup baik Pengamat
3. Baik
4. Sangat baik

( ………………………… )
Lampiran 5

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM

Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………


Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………
Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah
lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas
siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit
pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.
3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga
menit .
4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah 1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan
3. mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. guru.
4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi. 2. Membaca buku.
5. Menjelaskan materi yang sulit. 3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.
6. membimbing menemukan konsep. 4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan 5. Menyediakan hasil pembelajaran.
hasil kegiatan. 6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.
8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab. 7. Menulis yang relevan dengan kbm.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 8. Merangkum pembelajaran.
9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru :

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid
……………., ………..2003
Pengamat,

( ……………………… )
Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
1
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
2
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
3
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
4
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
5
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
6
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
8
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
P1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
Jumlah
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

Prosentase rata-rata (%) = x 100%

57
Lampiran 7

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
3
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
7
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%

Lampiran 8

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

58
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%

59

Anda mungkin juga menyukai