Anda di halaman 1dari 67

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

PADA SISWA KELAS X TKRO 4 SMK KESUMA

MARGOYOSO PATI

OLEH

M. WAHYU FITRI, S.Pd

SMK KESUMA MARGOYOSO


Jl. Pati-Tayu Km. 20 Telp/Fax. (0295) 4150556 Kode Pos
59154Website : www.smkkesumamargoyoso.sch.id
Email : smkkesuma@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Meningkatkan Hasil Belajar Belajar Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif

Model Stad (Student Teams Achievement Division)

Pada Siswa Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran

2020/2021

Oleh :

M. Wahyu Fitri, S.Pd

Mengesahkan, Pati, 28 Desember 2021

Kepala SMK Kesuma Margoyoso Guru Produktif

Titik Lestari, S.Pd M. Wahyu Fitri, S.Pd


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Melalui

Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement

Division) Pada Siswa Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun

Pelajaran 2020/2021”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam

bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam

pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi

ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-

dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala SMK Kesuma Margoyoso Pati Ibu Titik Lestari, S.Pd

2. Yth. Rekan-rekan Guru SMK Kesuma Margoyoso Pati

3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna

untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

selalu penulis harapkan.

Penulis
ABSTRAK

Fitri, Wahyu, 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran


Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Pada
Siswa Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran
2020/2021

Kata Kunci: Belajar, kooperatif model stad

Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan agar


manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh karena itu,
guru hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam kelas. Penciptaan
norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan
kelompok. Norma semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain
atau menggantungkan diri pada orang lain sama buruknya sehingga harus
diberantas. Ini berarti anak yang pandai harus membantu anak yang kurang
pandai, anak yang kuat harus membantu yang lemah, dan tiap anak harus saling
mendorong untuk menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan
Hasil Belajarbelajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
model STAD? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif
model STAD terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif model STAD.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso pati. Data yang diperoleh berupa hasil
tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil Belajarbelajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,22%), siklus II
(78,26%), siklus III (86,96%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas X TKRO
4 SMK Kesuma Margoyoso Pati, serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran.
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .............................................................................................
Halaman Pengesahan ...................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................
Abstrak ........................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................................

D. Kegunaan Penelitian .......................................................

E. Devinisi Operasional Variabel ..........................................

F. Batasan Masalah .............................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Pembelajaran .....................................................

B. Pembelajaran Kooperatif ...............................................

C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ...........................

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD

(Student Teams Achievement Division) ..........................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ...........................

B. Rancangan Penelitian .....................................................

C. Instrumen Penelitian .......................................................

D. Metode Pengumpulan Data ............................................


E. Teknik Analisis Data .......................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Item Butir Soal .................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus ...................................

C. Pembahasan ....................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................

B. Saran ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pandangan hidup

Pancasila, manusia pada hakekatnya adalah makhluk bineka yang mengemban

misi tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Bertolak dari pemikiran

tersebut anak-anak di dalam kelas pada hakikatnya juga makhluk bineka, yang

satu sama lain berbeda. Perbedaan dapat berkenaan dengan latar belakang

budaya, ras, suku , agama, adapt istiadat, dan sebagainya. Perbedaan juga

berkenaan dengan potensi kemanusiaan yang dimiliki oleh anak-anak,

mencakup kognitif, fisik, maupun emosi.

Berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan semboyan Bhineka

Tunggal Ika, pandangan hidupa dan semboyan tersebut mengajarkan kepada

bangsa Indonesia bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda secara

vertikal maupun horizontal agar dapat saling memanfaatkan atau saling

membantu, sehingga manusia dapat mengembangkan potensi kemanusiaan

yang dimiliki hingga taraf yang optimal dan terintergrasi. Dengan

mengaktualisasikan potensi kemamuan yang optimal dan terintergrasi itulah

manusia melaksanakan fungsi kekhalifahannya. Bertolak dari pandangan

hidup dan semboyan semacam itu, bineka vertikal seperti kaya-miskin, kuat-

lemah, pandai-bodoh, dan bineka horizontal seperti latar belakang budaya,

agama, suku, ras, adat instiadat, dan sebagainya disikapi sebagai kondisi alami
yang memungkinkan manusia berinteraksi dalam rangka saling membutuhkan

atau menjalin hubungan kerja sama. Interaksi saling membutuhkan atau

hubungan kerja sama. Interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja

sama antaranak di dalam kelas inilah yang mengahasilkan suasana belajar

kooperatif.

Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan

agar manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh

karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam

kelas. Penciptaan norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan

bagi kemajuan kelompok. Norma semacam itu memandang anak yang

mendominasi anak lain atau menggantungkan diri pada orang lain sama

buruknya sehingga harus diberantas. Ini berarti anak yang pandai harus

membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat harus membantu yang

lemah, dan tiap anak harus saling mendorong untuk menumbuhkan motivasi

belajar yang kuat.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang

diajarkan serta dengan tingkat usia anak didik. Belajar aktif adalah salah satu

solusi yang dapat diterapkan dalam proses belajar.

Pembelajaran tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui

pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan

kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja kelompok kecil

dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa.

Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara

langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode

pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan

tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari

sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya.

Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi

pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan

dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta

pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni

2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur,

1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan

suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang

pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam

kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan
dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang

mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Belajar

Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams

Achievement Division) Pada Siswa Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma

Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan Hasil Belajar siswa dengan diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas X TKRO

4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD

terhadap motivasi belajar siswa kelas X TKRO 4 SMK Kesuma

Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:
1. Ingin mengetahui peningkatan Hasil Belajar siswa setelah diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas X TKRO

4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan

metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas X TKRO

4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Belajar Melalui Metode Pembelajaran

Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa

Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021

yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut:

"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas X TKRO 4

menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student

Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas X TKRO 4 SMK Kesuma

Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021 dalam menyampaikan materi

pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas

X TKRO 4 akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:


1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan Hasil

Belajarbelajar siswa khususnya pada mata pelajaran produktif.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial

untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai

tujuan belajar.

F. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif adalah:

Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu

tujuan.

3. Hasil Belajarbelajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran produktif.


G. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

yang meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas X TKRO 4 SMK Kesuma

Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/ 2021.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester gasal tahun

pelajaran 2020/2021.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan SPLTV


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman. (KBBI, 1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar

untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.

Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah

laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik,

tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya

pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan

siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada

situasi tertentu.
B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan

siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan

bersama. (Felder, 1994: 2).

Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyningsih (2001: 8)

mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas

di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama

dalam proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek

belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara

maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran

kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan,

mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan

sosial, serta perolehan kepercayaan diri.


Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling

memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang

pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran

kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan

pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu

diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama

besarnya diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.


Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan

unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada

anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima

konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan

pekerjaannya dan menguasai selurah bahan untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap

individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota

kelompok saling memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan

pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan,

komunikasi dan konflik manajemen keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang

mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan

mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka

lebih efektif di waktu selanjutnya.


Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,

Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam

pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

belajar sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Mengevaluasi Hasil Belajarsiswa dan membantu siswa dengan cara

mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa

memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan

kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25)

adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat

mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki

kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk

mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.


- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau

mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok

yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak

menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus

terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota

kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi

oleh suara keras dalam ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang

mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu

dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota

kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja

kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok.

Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi

atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok

tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang

orisinil atau kurang imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta

orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan

kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan

kontribusi penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan

karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.

Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan

tugas belajar yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban


Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep,

dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara

pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman

hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari

permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa

memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing

individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan,

sensitivitas dan toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap

usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak

merasa terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat

dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus

dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik
seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan

atmosfir yang negatif dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik

dan lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui

bahwa pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian

terhadap konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan

menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau

penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,

seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan

anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan

serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini

dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan

dan apa yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat

yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting

dapat diberi penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir


Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugas-

tugas yang diberikan akan dapat diselesaikan dengan efesien dan

efektif.

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.

Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang

tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul

tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan

kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada

kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah

menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang

hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran

yang lebih tinggi.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-

pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi

dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan Hasil

Belajaryang lebih tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk

mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat

menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban

yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk

jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk

berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan

terhadap ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok

terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas.

Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.

- Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan

persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat

kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah

dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan

sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa

hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan

seseorang semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan

bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini konflik pribadi

akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensitivitas dan toleran akan

meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams

Achievement Division)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai

berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga

sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen

meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal produktif, motivasi

belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan

pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh.


Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa

ingin tahu siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas

kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak

atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau

mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai

materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi

lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota

kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari

materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran

tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak

boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara

siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan

konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya

dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai

atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk

membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik

prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini

dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.


Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para

siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa

menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka

harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang

diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang

terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu

yang penting, berharga dan menyenangkan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru

bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan

terintegratif, dan (d) administrasi sosial ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama

dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas

dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,

kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan

seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan

didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Agustus semester ganjil 2020/2021.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X TKRO 4 SMK Kesuma

Margoyoso Pati tahun pelajaran 2020/2021 pada pokok bahasan SPLTV

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan

(dalam Mukhlis, 2000: 3).


Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di

kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-

tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.


Putaran 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan

Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/ Putaran 3
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model STAD.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.


4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan

untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,

tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegitan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil kegiatan proses belajar mengajar dengan

metode kooperatif model STAD.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar


a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model

STAD, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

produktif pada pokok bahasan SPLTV Tes formatif ini diberikan setiap

akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 45 soal yang telah diujicoba,

kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji

validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk

memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil

data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga

dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat

kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

N  XY   X  Y 
rxy 
N  X  
(Suharsimi Arikunto,
  X  N  Y   Y 
2 2 2 2

2001: 72)
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir sola dalam penelitian ini menggunakan rumus

belah dua sebagai berikut:

2r1 / 21/ 2
r11  (Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
(1  r1 / 21/ 2 )

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih

besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut

reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentuikan

taraf kesukaran adalah:

B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar


Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai

berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

B A BB
D   PA  PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA
PA   Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA

BB
PB   Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda

butir soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model STAD,

observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui Hasil Belajarbelajar yang dicapai siswa juga

untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta

aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan

cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif


Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas

belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas

belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap

lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P
 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model

STAD.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai berikut :

P1  P 2
X=
2

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa

digunakan rumus sebagai berikut :

x
%= x 100 % dengan
x

Jumah.hasil . pengama tan P1  P 2


X= =
Jumlah. pengama tan 2

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata

∑x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data

pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dalam meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa dan data

pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa

setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKPD 1, soal tes formatif 1 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2020 di kelas X TKRO 4 dengan

jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang

telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksaaan belajar mengajar.


Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2 2 2
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar

I B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode 3 3 3
pembelajaran kooperatif
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3. Melatih keterampilan kooperatif 3 3 3
4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang 3 3 3
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan

kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek


yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan

yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk

refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa

seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


Menyampaikan tujuan
1 5,0
Memotivasi siswa
2 8,3
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
3 8,3
Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
4 6,7
Menjelaskan materi yang sulit
5 13,3
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
6 21,7
konsep
7 10,0
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
8 18,3
Memberikan umpan balik
9 8,3
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,7
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati

siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang

presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi,

tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing

sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan

adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %.


Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan

sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan

guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5

%.

Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar

dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD sudah

dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup

dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model

tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 70 √
2 50 √ 14 50 √
3 70 √ 15 80 √
4 70 √ 16 70 √
5 80 √ 17 80 √
6 40 √ 18 40 √
7 30 √ 19 50 √
8 90 √ 20 70 √
9 70 √ 21 80 √
10 70 √ 22 40 √
11 80 √ 23 80 √
12 50 √ Jumlah 710 7 4
Jumlah 780 8 4
Jumlah Skor Tercapai 1490
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 64,78

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 15

Jumlah siswa yang belum tuntas :8


Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 64,78
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 65,22

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh nilai rata-rata

Hasil Belajar siswa adalah 64,78 dan ketuntasan belajar mencapai

65,22% atau ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

hanya sebesar 65,22% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa

masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan

digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.


d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKPD 2, soal tes formatif II dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 13 September 2020 di kelas X TKRO 4

dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana


pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulanga lagi pada

siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
E. Kegiatan inti
3 4 3,5
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
I 4 4 4
pembelajaran kooperatif
4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
2. Melatih keterampilan kooperatif
4 4 4
3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
3 3 3
mengalami kesulitan
A. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 4 3 3,5
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru

dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model STAD

mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya

dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian

penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada

beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk

penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek

tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan

metode pembelajarn kooperatif model STAD diharapkan siswa dapat

menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan

pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag

telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 11,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan 25,0
7 konsep 8,2
8 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 16,6
9 Memberikan umpan balik 6,7
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku 12,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 21,0
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang

paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati

siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan

siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang

mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya

jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa

mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan

membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada

siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%).

Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami

peningkatan. Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar

siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan

dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun

aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku


(12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%),

menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes

evaluasi (10,8%).

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 80 √
2 70 √ 14 70 √
3 80 √ 15 80 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 90 √
6 50 √ 18 50 √
7 40 √ 19 60 √
8 100 √ 20 70 √
9 80 √ 21 80 √
10 70 √ 22 50 √
11 80 √ 23 90 √
12 70 √ Jumlah 790 8 3
Jumlah 880 10 2
Jumlah Skor 1670
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 72,61

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas :5

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 72,61
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18
3 Persentase ketuntasan belajar 78,26

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata Hasil Belajarbelajar

siswa adalah 72,61 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26% atau ada
18 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan

bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah

mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya

peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan

tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi utnuk

belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang

dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu.

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.


2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKPD 3, soal tes formatif 3 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 20 September 2020 di kelas X TKRO 4

dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada


siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada

siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
B. Kegiatan inti
4 4 4
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
I 4 4 4
pembelajaran kooperatif
4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Melatih keterampilan kooperatif
4 3 3,5
4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
3 3 3
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati

pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh

guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model

STAD mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah

memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model STAD diharapkan dapat

berhasil semaksimal mungkin.

Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


Menyampaikan tujuan
1 6,7
Memotivasi siswa
2 6,7
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
3 10,7
Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
4 13,3
Menjelaskan materi yang sulit
5 10,0
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
6 22,6
konsep
7 10,0
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
8 11,7
Memberikan umpan balik
9 10,0
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 20,8
2 Membaca buku 13,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 22,1
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 15,0
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 4,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1
8 Merangkum pembelajaran 7,3
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,5

Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati

siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas


menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%),

dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah

mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampiakan

materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa menyajikan

dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa

merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag tidak menglami

perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa

(6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada

siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu

(22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%),

aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa

(13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%).

Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

No. Keterangan No. Keterangan


Nilai Nilai
Absen T TT Absen T TT
1 90 √ 13 90 √
2 70 √ 14 80 √
3 80 √ 15 90 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 100 √
6 60 √ 18 70 √
7 50 √ 19 70 √
8 100 √ 20 80 √
9 80 √ 21 90 √
10 80 √ 22 60 √
11 90 √ 23 100 √
12 80 √ Jumlah 900 10 1
Jumlah 940 10 2
Jumlah Skor 1840
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 80,00

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 20

Jumlah siswa yang belum tuntas :3

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 80,00
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 86,96

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 80,00 dan dari 23 siswa yang telah tuntas sebanyak 20 siswa

dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,96% (termasuk

kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan

lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus

III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang

membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini

sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah

diberikan.
c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar

dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD. Dari

data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa

serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan refisi terlalu banyak,

tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan

agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan


metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan

proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam

meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-

masing 65,22%, 78,26%, dan 86,96%. Pada siklus III ketuntasan belajar

siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Hasil

Belajarbelajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai

rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran produktif pada pokok bahasan SPLTV dengan metode

pembelajaran kooperatif model STAD yang paling dominan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar


siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model

STAD dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di

antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi

umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di

atas cukup besar.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model STAD memiliki dampak positif

dalam meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa yang ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I

(65,22%), siklus II (78,26%), siklus III (86,96%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai

pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini

ditunjukkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata

jawaban siswa menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat dengn

metode pembelajaran kooperatif model STAD sehingga mereka menjadi

termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar produktif lebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:


1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model STAD

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu

menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam proses belajar

mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa, guru hendaknya

lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau

dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa

berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di kelas X TKRO 4 SMK Kesuma Margoyoso Pati Tahun

Pelajaran 2020/2021

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan

agar diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and


Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses


Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa


Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online),


(Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning


Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Produktif. Malang: IKIP Malang.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.
Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri


Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha


Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:


Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Sinar Baru.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung:


Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil


Belajar Produktif. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.

Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL STAD
Nama Sekolah : SMK Kesuma Margoyoso Nama Guru : M Wahyu Fitri
Mata pelajaran : Produktif Hari/Tanggal : 6 Agustsu 2020
Sub konsep : SPLTV Pukul : 07.00-0830

Petunjuk
Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2 Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
2. Membimbing siswa mendiskusikan
v
hasil kegiatan dalam kelompok.
3. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan.
4. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu v
1. Antusiasme kelas
III v
2. Guru Antusias

Keterangan :
1. Kurang baik Pato, 6 Agustus 2020
2. Cukup baik Pengamat
3. Baik
4. Sangat baik

( ………………………… )

Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM

Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………


Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………
Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian
isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua
aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1
menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.
3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu
tiga menit .
4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang
tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah 1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan
3. mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. guru.
4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi. 2. Membaca buku.
5. Menjelaskan materi yang sulit. 3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.
6. membimbing menemukan konsep. 4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan 5. Menyediakan hasil pembelajaran.
hasil kegiatan. 6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.
8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab. 7. Menulis yang relevan dengan kbm.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 8. Merangkum pembelajaran.
9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru :

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid
……………., ………..2003
Pengamat,

( ……………………… )
Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
1
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
2
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
3
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
4
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
5
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
6
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
8
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
P1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
Jumlah
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Jumlahhasilpengama tan
Rata-rata (x) x 100%
jumlahrata  rata

rata  rata
Prosentase rata-rata (%) = x 100%
jumlahrata  rata

65
Lampiran 7

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
3
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
7
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Jumlahhasilpengama tan
Rata-rata (x) x 100%
jumlahrata  rata

rata  rata
prosentase rata-rata (%) = x 100%
jumlahrata  rata

66
Lampiran 8

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100

Keterangan:

Jumlahhasilpengama tan
Rata-rata (x) x 100%
jumlahrata  rata

rata  rata
prosentase rata-rata (%) = x 100%
jumlahrata  rata

67

Anda mungkin juga menyukai