DI SUSUN OLEH :
1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG
DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF MELALUI TEKNIK DENGAR-CERITA
PADA SISWA KELAS II SDN 193/VI BUKIT BUNGKUL I
TAHUN AJARAN 2021/2022
ABSTRAK
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, keterampilan menyimak
dongeng kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I semester I Tahun 2021/2022
masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak dongeng disebabkan oleh (1)
siswa kurang memahami keterampilan menyimak, (2) manfaat yang didapat dari menyimak
dongeng dirasakan kurang oleh siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang antusias, (3)
teknik pembelajaran menyimak dongeng kurang bervariasi, (4) pendekatan pembelajaran
yang digunakan guru belum tepat. Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini mengkaji dua
masalah yaitu (1) bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dongeng dengan
pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita pada kelas II SDN 193/VI BUKIT
BUNGKUL I Semester I Tahun 2021/2022 setelah mengikuti pembelajaran dan (2)
bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran keterampilan
menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita pada kelas II
SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I setelah mengikuti pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pratindakan dan tindakan.
Tahap tindakan terdiri atas siklus I dan siklus II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II
SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I yang berjumlah 26 siswa dengan obyek penelitian
keterampilan menyimak dongeng. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
peningkatan keterampilan menyimak dongeng dan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes.
Teknik tes berupa hasil menceritakan isi dongeng. Untuk tes nontes berupa data perilaku
siswa dari hasil observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi kepada
siswa. Teknik analisis data kualitatif menggunakan deskripsi kuantitatif. Kedua teknik
tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng dengan teknik dengar-
cerita melalui pendekatan integratif. Nilai rata-rata kelas pada tahap pratindakan sebesar 61
dan mengalami peningkatan sebesar 6,1% menjadi sebesar 67,1. Selanjutnya pada siklus II
nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,3. Setelah menggunakan pendekatan integratif
melalui teknik dengar cerita juga terjadi perubahan tingkah laku siswa. Siswa yang
sebelumnya merasa kurang antusias terhadap pembelajaran menyimak dongeng menjadi
antusias, senang, dan tertarik setelah mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak
dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada teman guru
hendaknya berperan aktif sebagai inovator dan fasilitator dalam memilih teknik dan
pendekatan yang paling tepat sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi
pengalaman belajar yang positif bagi siswa. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan
integratif hendaknya dapat dijadikan alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar.
Bagi peneliti sefrofesi disarankan agar melakukan penelitian serupa tetapi dengan teknik
pembelajaran yang berbeda.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
Dalam penyusunan Tugas ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati, dan rasa
ikhlas kepada semua pihak untuk memberikan saran agar dapat membangun tugas ini lebih
baik lagi
Akhirnya tiada kata seindah doa dengan harapan dan ridho-Nya semoga Tugas ini
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....... . i
ABSTRAK……………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...........iii
B . Perumusan Masalah………………………………………………….............9
C .Pembatasan Masalah………………………………………………………....,9
D. Tujuan penelitian…………………………………….....................................10
E . Manfaat Penelitian…………………………………………….......................10
A . Kajian Teori………………………………………………….………...........12
A . Rancangan Penelitian………………………………………………….......20
B . Setting Penelitian……………………………………………………..........21
C . Prosedur Penelitian…………………………………………………….......22
A . Hasil Penelitian…………………………………………………….…........30
C . Pembahasaan………………………………………………….....................33
4
BAB V PENUTUP……………………………………………………………..........36
A . Kesimpulan………………………………………………………… ........36
B . Saran……………………………………………………………. …..........36
AFTAR PUSTAKA.....................................................................................................37
5
BAB I
PENDAHULUAN
Pengajaran menggunakan metode ceramah oleh para pengajar masih banyak ditemui
termasuk dari siswa. Saat penyampaian berlangsung, siswa sebagai objek pembelajar tidak
begitu respon terhadap materi yang disampaikan. Perhatian kosentrasi mereka pecah oleh
beberapa hal, diantaranya lingkungan sekitar serta maetri tidak menarik dan terkesan
monoton. Kini, para siswa cenderung menjadi pendengar sambil lalu dari ceramah guru
berhubungan (Tarigan;1994)
Indonesia dan sastra Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah program
bahada dan sastra Indonesia. Menyimak merupakan salah satu bagian dari mata Pelajaran
Menyimak merupakan salah satu faktor penting yang dipergunakan waktu proses
belajar mengajar dalam kelas. Hal itu dikarenakan siswa harus bisa menyimak penjelasan
guru dengan baik. Jika siswa tidak bisa menyimak dengan baik secara otomatis apa yang
disampaikan guru tidak berhasil. Jadi, keberhasilan siswa dalam pelajaran ditentukan oleh
baik buruknya siswa dalam hal menyimak. Berdasarkan hal-hal tersebut maka menyimak
perlu dikuasai dan ditingkatkan dengan baik. Pada kenyataannya pembelajaran menyimak
6
kurang diperhatikan dengan baik dan sering kali diremehkan oleh siswa. Hal itu menyebabkan
siswa kurang maksimal dalam pembelajaran menyimak. Oleh sebab itu, guru harus bisa
Untuk mencapai standar komptensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum yaitu
pemahaman mengenai dongeng sehingga siswa bias mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan, yaitu ; (1) Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diiperdengarkan,
dan (2) menunjukan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang. Agar dapat memahami isi
dongeng siswa harus mendengarkan sebuah dongeng secara keseluruhan. Setelah dapat
memahami isi dongeng siswa diharapkan memperoleh pengalaman batin dalam diri siswa,
dan dapat memperluas wawasan siswa sehingga akan terbentuk sikap mental yang positif
Ini berarti siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang kedua, sedangkan untuk
kompetensi dasar yang pertama siswa hanya perlu memahami isi dongeng dengan baik.
Karena memahami isi dongeng siswa dapat menemukan hal-hal yang menarik dari dalam
dongeng yang telah disimak. Kompetensi tersebut harus dikuasai oleh siswa kelas II SD
Berdasarkan hasil observasi awal Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
2021/2022 , yang hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan saja sedangkan latihan
wawancara kesulitan dalam pembelajaran menyimak dongeng yang ditemukan dalam objek
penelitian adalah (1) siswa kurang memahami keterampilan menyimak dongeng, (2) manfaat
7
yang didapat dari menyimak dongeng dirasakan kurang oleh siswa, sehingga menyebabkan
siswa kurang antusias, (3) pendekatan yang digunakan guru belum tepat, (4) teknik
menyimak dongeng siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I Semester I Tahun
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yaitu pendekatan integratfi adalah suatu
Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Danandjaja (2002) dongeng adalah prosa
rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk member
hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pembelajaran moral
bukan sindiran. Selanjutnya menurut Haryati (2007) dongeng adalah cerita rakyat yang
dianggap tidak benar-benar terjadi dan terikat oleh waktu dan tempat. Dongeng biasanya
diceritakan untuk hiburan walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisi pelajaran
pendekatan dan teknik yang sesuai. Hal itu diharapkan keterampilan menyimak akan
maka siswa akan berhasil dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran dengan
beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan
antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
8
Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan
dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan
digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara langsung menyodorkan materi
kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur
secara tipis. Bahkan, guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat
menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi. Integratif sangat diharapkan dalam
dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan. Materi ajar justru merupakan
kesatuan yang perlu dikemas secara menarik (Imam Syafi’ie, Mam’ur Saadie, Roekhan.
2011).
B. Rumusan Masalah
pendekatan integrative?
C. Pembatasan masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka
penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh
sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan “ Keterampilan Menyimak
Dongeng Dengan Pendekatan Integratif melalui Teknik Cerita”pada siswa kelas II SD Negeri
9
D. Tujuan Penelitian
SDN No. 114 Kab. Merangin Semeter I Tahun Ajaran 2018/2019 setelah dilakukan
teknik dengar-cerita.
2) Untuk mendiskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas II SDN No. 114 Kec.
teknik dengar-cerita.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
pendidikan di Indonesia, khususnya pada bidang penelitian tindakan kelas. Penelitian ini juga
dengar-cerita. Selain itu, bermanfaat untuk memberikan masukan bagi teori pembelajaran
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan solusi dan masukan bagi guru untuk
a. Bagi Siswa
10
Penelitian ini juga dapat memberi manfaat bagi siswa, yaitu (1) meningkatkan
menyimak dongeng, (3) memotivasi siswa untuk belajar, dan (4) melatih dan
efektif.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru, yaitu (1)
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi para
guru di sekolah tersebut untuk menerapkan proses KBM yang menarik dan
menyenangkan, selain itu dapat memotivasi para guru untuk melaksanakan penelitian-
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata dasar terampil. Soemarjadi (2001: 2) berpendapat
bahwa keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Akan tetapi dalam
pengertian sempit biasanya keterampilan lebih ditujukan pada kegiatan yang berupa
perbuatan, karena terampil itu lebih dari sekedar memahami. Oleh karena itu, untuk menjadi
yang terampil diperlukan latihan-latihan praktis yang bisa memberikan rangsangan pada otak,
adalah kecekatan; atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan
keahlian). Keterampilan pada dasarnya potensi manusia yang dapat dikembangkan melalui
perkembangan manusia sehingga menjadikan manusia yang utuh. Setiap orang tentunya
dilakukan sejak dini. Banyak sekali keterampilan yang dihasilkan, misalnya keterampilan
2. Keterampilan Menyimak
a. Pengertian Menyimak
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
12
Hakikat menyimak dikemukakan oleh beberapa tokoh. Anderson (dalam Tarigan
1994:4) menyatakan bahwa menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apreasiasi (Rusel & Russell; Anderson dalam
Tarigan 1994:24). Tarigan (1994: 28) menyatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses
Apreasiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami maka komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan menyimak dongeng adalah
memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam karya prosa lama yang
ceritanya berisi tentang hal-hal atau peristiwa yang tidak pernah benar-benar terjadi yang
b. Tujuan Menyimak
Menurut Shrope; Logan [et all] (dalam Tarigan 1994: 56-57), tujuan orang menyimak
sesuatu itu beraneka ragam antara lain (1) menyimak untuk belajar, (2)
menyimak untuk menikmati, (3) menyimak untuk mengevaluasi, (4) menyimak untuk
membedakan bunyi-bunyi, (7) menyimak untuk memecahkan masalah, (8) menyimak untuk
meyakinkan.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) menyimak mempunyai tujuan pokok sebagai
berikut. 1. Menyimak untuk belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pada penikmatan terhdap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
13
dipagelarkan. 3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat
menilai apa-apa yang disimak (baik-buruk, indah-jelek, logis tak logis dan lain-lain). 4.
Menyimak untuk mengapreasiasikan materi simakan. Orang menyimak agar dapat menikmati
serta menghargai apa-apa yang dinikmati itu (misalnya pembacaan cerita, pembacaan puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan). 5. Menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-ide sendiri. Orang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan –gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua merupakan
bahan yang penting dalam menujang. 6. Menyimak menbedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
Orang menyimak dengan maksud agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, dimana
bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasa hanya terlihat
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli
(native speaker). 7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
Dengan menyimak dari seorang pembicara, seseorang mungkin memperoleh banyak masukan
c. Tahap-tahap Menyimak
Tahap-tahap menyimak menurut Tarigan (1994: 58-59) ada lima, yaitu tahap
menanggapi. Pertama, tahap mendengar. Tahap ini kita hanya baru mendengar segala
sesuatu yang diujarkan oleh pembicara. Dengan demikian kita masih berada
tahaptahap hearing. Kedua, tahap memahami. Setelah kita mendengar ujaran sang
pembicara maka perlu untuk mengerti atau memahami dengan baik. Tahap ini merupakan
tahap understanding. Ketiga, tahap menginterpretasi. Penyimak yang baik, yang cermat
dan teliti belum merasa puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran oleh
pembicara sehingga ia ingin menafsirkan apa yang tersirat dalam ujaran permbicara
tersebut. Sehingga tahap ini disebut tahap interpreting. Keempat, tahap mengevaluasi.
14
Setelah penyimak bisa memahami serta dapat menafsirkan isi pembicaraan maka mulailah
penyimak menilai apa yang telah diujarkan oleh pembicara, yaitu tentang keunggulan dan
menanggapi. Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak
bisa menyambut, menyerap serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
B. Pengertian Dongeng
Dongeng adalah cerita tentang sesuatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tidak
mungkin terjadi (fantastis belaka). Cerita fantastis ini seringkali berhubungan dengan
kepercayaan kuno, keajaiban alam, atau kehidupan binatang, sering juga mengandung
Dongeng menurut Zainuddin (1991: 101) adalah cerita yang isinya mengungkapkan
sesuatu yang sifatnya khayal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 241)
disebutkan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang
kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dongengadalah salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk
prosa dan merupakan sastra lisan serta cerita yang ada tidak benar-benar terjadi.
Dengan demikian, dongeng adalah karya sastra lama yang isinya cerita tentang suatu hal
yang tidak benar-benar terjadi atau bersifat khayalan baik oleh penutur maupun pendengarnya
yang tidak terikat oleh waktu dan bertujuan untuk memberi hiburan atau sindiran yang
berisikan ajaran moral. Meskipun antara dongeng dengan cerita itu sama-sama sebagai sebuah
bentuk cerita, namun dongeng tetap memiliki perbedaan dengan cerita karena di dalam
dongeng itu selalu terdapat ajaran moral atau nilai-nilai kehidupan, sedangkan di dalam cerita
tidak hanya merupakan rerentetan kejadian atau peristiwa yang dialami manusia semasa
15
hidupnya, baik dalam waktu yang singkat maupun yang panjang. Melalui pemahaman
terhadap dongeng, maka diperoleh gambaran bahwa dongeng merupakan bentuk warisan
leluhur yang patut dilestarikan. Peminat dongeng umumnya kalangan anak-anak karena
dongeng mudah dipahami dan mengandung nilai moral dan etika yang tinggi, serta
C. Pendekatan Integratif
dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.
Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainya.
D. Kerangka Berpikir
Menyimak adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari mendengarkan sampai
yang terkandung dari ujaran secara lisan dari pembicara. Proses pembelajaran
keterampilan menyimak dongeng dalam kelas selalu mengalami hambatan baik dari guru
maupun siswa. Masalah yang ada pada siswa meliputi kondisi fisik siswa yang malas
pembelajaran menyimak, siswa merasa bosan ketika ada pembelajaran menyimak, dan
materi simakan yang ada kurang menarik perhatian siswa. Masalah yang dialami guru
pendekatan yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran menyimak. Guru juga belum
16
Hasil pembelajaran keterampilan menyimak dongeng siswa rata-ratamendapat nilai
yang rendah. Hal itu disebabkan oleh masalah-masalah di atas. Gar bisa mengatasi
masalah yang terjadi maka dalam pembelajaran menyimak dongeng guru harus
dengan pembelajaran menyimak dongeng yang dilakukan. Salah satu di antaranya adalah
dengan teknik dengar-cerita. Hal itu dikarenakan dengan teknik dengar-cerita tersebut
siswa selain mendengar apa yang telah didengarkan atau disimak, siswa dapat
menceritakan tentang apa yang telah disimak dengan bercerita. Hal itu dilakukan agar
pembelajaran menyimak tidak monoton dan lebih bervariasi. Oleh karena itu, peneliti
menyimak dalam kelas dapat teratasi. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran
menyimak yang menarik agar siswa tidak meremehkan kegiatan pembelajaran itu.
Biasanya siswa kurang bias menyimak dengan seksama. Oleh karena itu, guru menyuruh
siswa mencatat hal-hal yang belum dipahami ketika pembelajaran menyimak terjadi. Agar
siswa merasa tertarik maka peneliti memberikan penjelasan tentang manfaat dan tujuan
menyimak. Selain itu, peneliti menyajikan faktor penentu keberhasilan menyimak dan
cara meningkatkan keterampilan menyimak serta pemilihan bahan yang sesuai. Semua hal
menyimak di atas jika dilihat secara umum maka dapat diatasi dengan pendekatan
integratif dan teknik penyajian pembelajaran menyimak yaitu teknik dengar cerita dalam
17
disampaikan pada siswa harus menarik dengan berbagai variasi agar tujuan pembelajaran
tercapai.
Novita Sari (2014) Jurusan PGSD, dengan judul penelitian tentang Peningkatan
Pada siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I, diperoleh hasil penelitian
dengan jumlah 26 siswa menunjukan bahwa (1) Siswa yang tuntas dalam tes hasil belajar
sebanyak 91,67% dan siswa yang tuntas dalam tes kinerja sebanyak 91,67%, (2) kemampuan
Teaching mengalami peningkatan dari 80% menjadi 88,33%, kemudian meningkat lagi
menjadi 91,67% dengan kriteria baik sampai sangat baik, (3) aktivitas siswa semakin
meningkat pada setiap pertemuan yang terlihat dari menurunnya presentase aktivitas siswa
yang sesuai KBM, yaitu dari 3,7% menjadi 2,8% dan menurun lagi menjadi 2,3%, (4)
presentase yang memberikan respon setuju terhadap pembelajaran sebesar 88,89% dan
Prihatin Sarjiyanto (2013) Jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul penelitian tentang upaya meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN No. 114 dengan menerapkan
Pendekatan Integratif . Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
setiap siklusnya. Ketuntasan hasil belajar semula hanya 29,4% meningkat menjadi 41% pada
penerapan Pendekatan Integratif sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
sehingga penulis ingin meneliti sejauh mana penerapan Pendekatan Integratif dapat
18
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT
BUNGKUL I pada standar kompetensi yang berada untuk lebih melengkapi penelitian
terdahulu tersebut.
F. Hipotesis Tindakan
dongeng dan perubahan perilaku pada siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT
dengar-cerita.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Trianto (2011:13) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan proses pengumpulan
dan penganalisisan data yang dilakukan secara logis dan sistematis untuk memecahkan
(dalam Kunandar, 2009:43), “penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada
pemecahan masalah dalam situasi social dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas
tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu
subyek penelitian dikelas tersebut”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2006:2-3)
menjelaskan “penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan
siswa”.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai PTK dapat penulis simpulkan bahwa PTK
adalah proses pengumpulan data atau suatu tindakan yang dilakukan guru dalam memperbaiki
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih professional. Hal ini
pulalah yang menjadi alasan penulis memilih PTK sebagai metode penelitian penulis karena
melalui PTK kolaborator dapat menawarkan peluang yang luas terhadap tercapainya
peningkatan hasil belajar dengan cara berdiskusi untuk mencari dan merumuskan
pembelajaran di kelas.
20
PTK memiliki cirri khas khusus yang membedakan dengan jenis lain. Berkaitan dengan cirri
1. Adanya tindakan yang nyata dilakukan dalam situasi yang alami dan ditunjuk untuk
menyelesaikan masalah.
3. Permasalahan yang akan diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting.
Selanjutnya menurut Arikunto, dkk. (2007:62) ada beberapa karakteristik PTK, antara
lain: 1. Adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan
sederhana, nyata, jelas dan penting, 5. Adanya kolaborasi antara praktik dan peneliti,
menambah pengetahuan.
B. Setting Penelitian
Penelitian kelas ini dirancang mulai bulan Oktober pada kelas II SD Negeri 193/VI
BUKIT BUNGKUL I. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Peningkatan
Cerita Pada Siswa Kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I sedangkan yang menjadi
subjek adalah siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I yang berjumlah 26
21
C. Prosedur Penelitian
PTK merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian ini dilakukan secara
berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai secara jelas, Menurut
Dilanjutkan ke
Siklus Selanjutnya
1. Perencanaan Tindakan
dilakukan, siklus I, dam siklus II, setiap siklus 2x pertemuan dengan alokasi waktu
4x40 menit, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) Perencanaan tindakan, (2)
Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, serta (4) analisis dan refleksi. Materi pelajaran
pada cara menemukan masalah utama dan implementasinya. Personil yang terlibat
dalam PTK ini adalah peneliti yang berperan sebagai guru, guru kelas bertindak
22
sebagai kolaborator (observer) yang melakukan observasi pada siswa dan guru
2. Pelaksanaan Tindakan
dirancang dalam dua siklus. Sebelum pemberlakuan siklus I terhadap siswa terlebih
dahulu dilakukan tes pertindakan. Hasil tes pertindakan ini bertujuan untuk
mengatur ruangan kelas agar terkesan rapi, indah dan nyaman. Guru mengawali
materi yang akan disampaikan yang akan dijabarkan pada silabus dan RPP tentang
dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
salam kepada siswa, meminta siswa bersiap-siap untuk berdoa dan mengambil daftar
hadir siswa sebelum pembelajaran dimulai, (2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap melalui media infokus, (3)
menyimak yang pernah mereka pelajari sebelumnya, (4) Guru memberikan soal
23
pretest kepada siswa, untuk melihat keterampilan Menyimak siswa sebelum
mempelajari materi membaca, serta meminta siswa berpartisipasi secara aktif, kreatif,
Tahap 2, kegiatan inti bagian eksplorasi, (1) Guru mampu bercerita dengan
urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat, (2) Guru
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
media pembelajaran, dan sumber belajar lain, (4) Memfasilitasi terjadinya interaksi
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, (5) Guru
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, (6) Guru
Kegiatan Inti bagian Elaborasi, (1) Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis, (2) Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
mendeklamasikan puisi, (4) Guru mendengarkan pembacaan deklamasi puisi, (5) Guru
mempelajari puisi yang akan dideklamasikan, (6) Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, (7) Guru memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok, (8) Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok, (9) Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
peserta didik.
24
Tahap 3, Kegiatan Penutup; (1) Guru bersama-sama dengan peserta didik atau
penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram. (3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik.
Observasi dilakukan Selama proses kegiatan pembelajaran dikelas dan diluar kelas.
kagiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM”. Jenis
observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, yaitu melibatkan observer
secara langsung dalam kegiatan pengamatan. Aspek yang diamati adalah proses
dilakukan oleh peneliti sedangkan observasi kegiatan guru (peneliti) dilakukan oleh
kolaborator dalam hal ini adalah Ibu Lasinem,S.Pd. Instrumen yang digunakan berupa
selama proses kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati yaitu; (1) guru
membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a serta mengambil daftar hadir siswa,
(2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran, (3) guru mengajukan pertanyaan untuk
membuka wawasan siswa, (4) guru meberikan motivasi kepada siswa, (5) guru
menjelaskan secara garis besar materi pelajaran, (6) guru menampilkan teks bacaan
25
puisi didepan kelas, (7) guru memberikan umpan balik kepada siswa, dan membantu
siswa yang kesulitan dalam melakukan umpan balik, (8) guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok diskusi, (9) guru menarik perhatian siswa agar kebih berpartisipasi
berupa pujian dan applus, (11) guru dan siswa mendiskusikan hal-hal yang muncul
merupakan kebaikan dari observasi partisipan karena dalam penelitian ini peneliti ini
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Selanjutnya dari segi
terstruktur. Pada penelitian ini, peneliti terlibat langsung ada kegiatan pembelajaran
dikelas. Aspek yang diobservasikan adalah kegiatan siswa dan kegiatan guru.
Kegiatan siswa yang diobservasikan adalah (1) keaktifan siswa memperhatikan, (2)
keaktifan bertanyaan, (3) dan keaktifan mengajukan pendapat. Kegiatan guru yang
diobservasikan adalah (1) membuka pembelajaran, (2) apersepsi (3) penjelasan materi
pembelajaran dan metode pembelajaran, (4) penguasaan kelas, (5) penggunaan media,
dalam bentuk tes Praktek. Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
26
kemampuan atau keterampilan menyimak. Arikunto (dalam Wuria Sari, 2013:26)
mengatakan bahwa “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang digunakan untuk
mengukur keterampilan membaca yaitu tes praktek dengan instrumen ; (1) Berilah
penanda jeda pada puisi yang akan kamu baca, (2) Bacalah puisi yang kamu beri
penanda jeda dengan lafal, intonasi, mimik, dan suara yang tepat.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran untuk dengan teknik
dan kegiatan yang dilakukan guru. Data hasil observasi dianalisis presentasi. Refleksi
dilaksanakan pada akhir siklus sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya,
pada tahap ini dilakukan proses analisis data guru mengetahui perolehan hasil rata-rata
berikut. Pertama, menentukan skor masing-masing dengan cara memberi skor setiap
puisi
10
a. Kreatif
20
b. Kurang kreatif
15
c. Tidak kreatif
27
a. Ekspresif 15
b. Kurang ekspresif 15
c. Tidak ekspresif 15
Kedua, menghitung nilai rata-rata tes hasil membaca puisi dengan rumus yang
Σ𝑓.𝑥
dikemukakan oleh Sudijo (2010:84) Mx = (Mx; mean yang dicari, Σ𝑓𝑥 : jumlah
N
semua skor, N: jumlah subjek yang diteliti. Ketiga, mengklasifikasikan hasil evaluasi
menjadi kelompok tuntas dan tidak tuntas. Siswa dikategorikan tuntas jika telah
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75, apabila hasil belajar keterampilan membaca
sebagai berikut:
28
Tabel 2. Kategori Penilaian
Tindakan kelas dianggap berhasil bila 80% dari jumlah siswa telah
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan, 2 kali pertemuan
untuk 2 siklus. Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Oktober 2021 dan dilaksanakan
1. Hasil Pratindakan
i. Hasil Tes Menceritakan Isi Dongeng Pratindakan
Di bawah ini adalah hasil tes menceritakan isi dongeng pratindakan yang
berupa skor komulatif dan nilai komulatif. Berikut adalah skor komulatif menyimak dongeng
pratindakan
Tabel 2. Skor Komulatif Menyimak Dongeng Pratindakan
No Kategori Rentang Frekuensi Bobot % Rata-rata
Skor skor
1 Sangat baik 68-80 0 0 0 1258:26
2 Baik 56-67 10 642 38,46 = 48,38
3 Cukup 44-55 4 196 15,39 (kategori
4 Kurang 0-43 12 420 46,15 cukup)
Jumlah 26 1258 100
30
2. Hasil Tes Menceritakan Isi Dongeng Siklus I
Berikut adalah hasil tes menceritakan isi dongeng yaitu skor komulatif menyimak
dongeng dan nilai komulatif menyimak dongeng pada siklus I.
Tabel 4. Skor Komulatif Menyimak Dongeng Siklus I
No Kategori Rentang Frekuensi Bobot % Rata-rata
Skor skor
1 Sangat baik 68-80 2 142 7,69 1392:26
2 Baik 56-67 10 634 38,46 = 53,5
3 Cukup 44-55 6 386 23,08 (kategori
4 Kurang 0-43 8 230 30,77 cukup)
Jumlah 26 1392 100
Skor komulatif menyimak dongeng dapat dilihat tabel 15. Dari tabel tersebut
menunjukkan siswa yang mencapai skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 68-
80 dicapai oleh 1 atau sebesar 7,69 %, untuk kategori baik 56-67 dicapai oleh 5 siswa yang
berarti sebesar 38,46 %. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 44- 55 dicapai oleh 3
siswa yang berarti persentasinya sebesar 23,08 %. Ada 4 siswa atau 30,77 % yang mencapai
untuk kategori kurang dengan rentang skor 0-43. Rata-rata skor komulatif yaitu
1392/26=53,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada skor komulatif menyimak dongeng
secara klasikal berkategori cukup. Berikut adalah nilai komulatif menyimak dongeng siklus I
Tabel 5. Nilai Komulatif Menyimak Dongeng Siklus I
No Kategori Rentang Frekuensi Bobot % Rata-rata
Skor skor
1 Sangat baik 85-100 2 178 7,6 1746:26
2 Baik 70-84 10 694 38,46 = 67,08
3 Cukup 55-69 6 376 23,08 (kategori
4 Kurang 0-54 8 484 30,77 cukup)
Jumlah 26 1746 100
31
cerita dengan baik.
2. Sikap Negatif
a. Meremehkan kegiatan 4 15,38 22 84,62
menyimak
b. Mengganggu teman pada 0 0 26 100
saat menyimak
c. Berbicara sendiri pada saat 4 15,38 22 84,62
menyimak
d. megeluh pada saat diberi 6 23,08 20 76,92
tugas
e. Menyimak tidak serius 6 23,08 20 76,92
Skor komulatif menyimak dongeng dapat dilihat tabel 25. Dari tabel tersebut
menunjukkan siswa yang mencapai skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 68-
80 dicapai oleh 4 atau sebesar 30,77 %, untuk kategori baik dicapai oleh 5 siswa yang berarti
sebesar 38,46 % dengan rentang 56-67. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 44-55
dicapai oleh 4 siswa yang berarti persentasinya sebesar 30,77 %. Untuk kategori kurang
dengan rentang skor 0-43. Rata-rata skor komulatif yaitu 1580/26=60,77. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada skor komulatif menyimak dongeng secara klasikal berkategori
baik.
Berikut adalah nilai komulatif menyimak dongeng siklus II
Tabel 8. Nilai Komulatif Menyimak Dongeng Siklus II
No Kategori Rentang Frekuensi Bobot % Rata-rata
Skor skor
1 Sangat baik 85-100 8 748 30,77 1980:26
2 Baik 70-84 10 758 38,46 = 76,15
3 Cukup 55-69 8 474 30,77 (kategori
4 Kurang 0-54 0 0 0 baik)
Jumlah 26 1980 100
32
5. Hasil Nontes Siklus II
Tabel. 9 Hasil Observasi Siklus II
Keterangan Ya Tidak
Jmlh Prosentase Jmlh Prosentase
Siswa Siswa
1.Sikap Positif
a. Serius mengikuti 22 84,61 4 15,39
pembelajaran menyimak
dongeng.
b. Menyimak dengan penuh 22 84,61 4 15,39
perhatian
c. Keberanian 20 76,92 6 23,08
menceritakan isi
dongeng di depan kelas
d. Mengikuti proses dengar 20 76,92 6 23,08
cerita dengan baik.
2. Sikap Negatif
a. Meremehkan kegiatan 4 15,39 22 84,61
menyimak
b. Mengganggu teman 0 0 26 100
pada saat menyimak
c. Berbicara sendiri pada 4 15,39 22 84,61
saat menyimak
d. megeluh pada saat 4 15,39 22 84,61
diberi tugas
i.Menyimak tidak serius 4 15,39 22 84,61
B. Pembahasan
1. Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng
Berikut ini uraian mengenai peningkatan keterampilan menyimak dongeng
dari proses pembelajaran menyimak dongeng dengan teknik dengar-cerita melalui
pendekatan integratif pada pratindakan, siklus I, dan siklus II.
33
KETERANGAN
1=Indikator menjelaskan isi dongeng
2= Skor pada aspek kesesuaian isi dongeng
3= Skor pada aspek tokoh dan perwatakan
4= Skor pada aspek latar
5= Skor pada aspek mimik
6= Skor pada aspek pilihan kata
7= Skor pada aspek menyusun kalimat
8= skor komulatif pada aspek-aspek menyimak dongeng
NA= Nilai akhir (nilai komulatif menyimak dongeng)
2. Perubahan Perilaku Siswa
Peningkatan keterampilan menyimak dongeng diikuti pula dengan perubahan perilaku
siswa dari pratindakan sampai dengan tindakan siklus II. Pada pratindakan, sebagian besar
siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak dongeng. Mereka terlihat
tidak bersemangat dan tidak konsentrasi selama proses pembelajaran, bahkan ada beberapa
Berdasarkan hasil nontes yaitu melalui observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi
foto pada siklus I maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran
menyimak dongeng kurang maksimal dan belum begitu memuaskan meskipun siswa terlihat
antusias terhadap materi yang disampaikan guru. Dari hasil observasi siklus I masih
ditemukan beberapa tingkah laku yang negative dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I
ini misalnya, berbicara sendiri saat menyimak, mengeluh saat diberi tugas untuk melakukan
34
Tabel. 12 Rekap Hasil Observasi Perilaku Negatif Siklus I dan Siklus II
No Aspek observasi Frekuensi Presentase Peningkatan
(Prilaku Negatif) SI SII SI SII (%)
a. Meremehkan kegiatan 4 4 15,38 15,38 0
menyimak
b. Mengganggu teman 0 0 0 0 0
pada saat menyimak
c. Berbicara sendiri pada 4 4 15,38 15,38 0
saat menyimak
d. Mengeluh pada saat 6 4 23,08 15,38 -7,7
diberi tugas untuk
melakukan proses
dengar cerita
e. Menyimak tidak 6 4 23,08 15,38 -7,7
serius
Rata-rata 15,38 12,30 -3,08
35
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
teknik dengar-cerita Hasil rata-rata tes menyimak dongeng pratindakan sebesar 60,61,
dan padasiklus I rata-rata nilainya menjadi 67,08 dan meningkat sebesar 6,47 % dari
pratindakan, kemudian pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 76,15 atau meningkat
sebesar 9,07 % dari rata-rata siklus I. Perolehan hasil ini menunjukkan bahwa
cerita pada siswa kelas II SD Negeri 193/VI BUKIT BUNGKUL I Semester I Tahun
positif. Perubahan tersebut yaitu siswa kelihatan lebih antusias dan senang saat
cerita.
B. Saran
sebagai berikut.
a. Para guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai innovator
dan fasilitator dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling tepat sehingga
pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif bagi
36
siswa. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat
b. Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan
penelitian yang serupa dengan teknik pembelajaran yang lain. Selain itu, peneliti
mengenal dahulu siswa yang akan dijadikan sebagai responden penelitian sehingga
37
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal (2008). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK.
Bandung: C.V. Yrama Widya.
Fajri, Zul EM (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : Fajar Jaya Mitra Pressindo
Keraf Gorys, (1994). Penelitian Tindakan Kelas Penerbit Nusa Indah : Indonesia
38
2. Rujukan Dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SDN NO. 277/VI TANJUNG EBNUANG
Menggunakan Teknik Skema Siswa Kelas IV SDN NO. 207/MUARA INUM Tahun
39