Anda di halaman 1dari 69

PENDEKATAN METODE OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

AKTIFITAS BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII


SMK NEGERI 1 RANTEPAO

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(Classroom Action Research)

Untuk Memenuhi Persyaratan Angka Kredit Jabatan Guru


Untuk kenaikan Jabatan dari Gol III/C ke Gol III/d

Oleh:
Dra.ALFRIDA BANNE
Nip.196204282006042005

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TORAJA UTARA


TAHUN 2014
HALAMAN PENGESAHAN

1. Nama : Dra. Alfrida banne


2. TTL : Rantepao,28 -04 - 1962
3. Panhgkat/Gol : Penata / III/C
4. N I P : 19620428 200604 2 005
5. Masa Kerja : 22 Tahun, 00 Bulan
6. Unit Kerja : SMK Negeri 1 Rantepao
7. Waktu : Oktober s.d. Desember 2014

Mengetahui /Menyetujui : Rantepao, 06 Desember 2014

Kepala SMK Negeri 1 Rantepao Peneliti

Drs. Yosef S.Tandililing Dra. Alfrida banne


NIP.19570806198602 1002 Nip.196204282006042005
KATA PENGANTAR

Patut senantiasa kita panjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Oleh Karena kasih dan rahmatNya sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat dilaksanakan dan terselesaikan laporannya seperti yang diharapkan .Atas
terselesaikannya penelitian ini kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepala Sekolah yang telah memberikan kesempatan, tempat penelitian
dan dukungan moril serta bahan keperluan penelitian sampai pada
laporannya dilaksanakan
2. Wakil Kepala Sekolah, Rekan-rekan Guru SMK Negeri 1 Rantepao yang
telah memberikan motivasi, bantuan tenaga dan fasilitas yang diperlukan
selama penelitian dilaksnakan bahkan sampai pada pembutan laporannya.
3. Kepada Semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian Penelitian
baik langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril, materil dan
waktu yang diberikan dengan ikhlas sehingga Penelitian dapat
dilaksanakan.
Akhirnya Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan ,karena
itu saran yang bersifat konstruktif dengan senang hati kami menerimanya.
Semoga Penelitian ini memberi manfaat dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan di Toraja Utara umumnya & SMK Negeri 1 secara khusus.

Rantepao, 06 Desember 2014


Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... I


ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………….….. vii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Batasan Operasional............................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................. 3
1.5 Hipotesis Tindakan ............................................................................. 4
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Persepsi .............................................................................................. 6
2.2 Ketrampilan Mengajar Guru ............................................................... 7
2.3 Aktivitas Belajar ................................................................................. 10
2.4 Hubungan Antara Ketrampilan Operasional Mengajar Guru
dengan Aktivitas Belajar Siswa............................................................. 11

III. METODE PENELITIAN


3.1 Perencanaan Penelitian ..................................................................... 14
3.2 Prosedure Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 15
3.3 Reflesi ................................................................................................ 19
3.4 Subyek Penelitian ............................................................................... 20
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 22
3.6 Teknik Analisa Data ............................................................................ 27

IV. PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS


4.1 Implementasi Tindakan ................................................................... 29
4.2 Analisa Data ..................................................................................... 48
4.3 Pembahasan .................................................................................... 49

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 52
5.2 Saran................................................................................................. 52

DAFTAR KEPUSTAKAAN ……………………………………………………………..………... 53


LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………..………………….. 55
DAFTAR TABEL

NO. JENIS TABEL HALAMAN

1. Langkah Kegiatan Perlakuan 30

2. Skor ketrampilan Mengajar Guru 43

3. Nilai Evaluasi Siklus 46


ABSTRAK

Dra. Alfrida Banne, Pemakaian cara keterampilan dengan metode operasional guru
mengajar untuk memotivasi aktifitas belajar Kewirausahaan siswa kelas
XII SMK Negeri 1 Rantepao.

Kata Kunci : Ketrampilan Operasional Mengajar, Aktivitas Belajar Siswa

Pencapaian Prestasi Siswa dan perkembangan intelektual siswa tidak saja karena

rajinnya siswa dalam membaca buku, akan tetapi Ketrampilan operasional guru dalam

mengajarpun harus dipertimbangan Juga. Guru sebagai pendidik dituntut untuk

memberikan dan menumbuh kembangkan kemampuan dan keterampilan siswa dengan

lebih baik, sehingga siswa akan menjadi lebih meningkat kemampuanya serta prestasinya.

Sesuai dengan latar belakang masalah, dalam penelitian ini masalah yang hendak

di teliti di rumuskan sebagai berikut: “Apakah Pendekatan Ketrampilan operasional

mengajar Guru dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XII Mata Pelajarani

Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao tahun pelajaran 2014/2015.

Metode yang dipergunakan untuk menentukan kelas penelitian adalah

menggunakan populasi sampling dari kelas yang terpilih. Sehingga siswa yang dijadikan

obyek penelitian ini siswa Kelas XII tahun pelajaran 2014/2015 ditetapkan keseluruhan

sebagai responden penelitian. Selanjutnya untuk memperoleh data, digunakan beberapa

metode yaitu: (1) observasi, (2) dokumentasi (3) kuesioner. Kemudian dalam menganalisa

data guna menguji hipotesis yang diajukan menggunakan metode Diskriptif dan Kwalitatif.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa siswa Kelas XII nilai siswa yang mencapai nilai

tuntas 51,43 % dan belum tuntas 48,57% dan pada evaluasi ke 2 siswa yang dinyatakan

mendapat nilai tuntas 85,71% dan yang belum tuntas berkurang menjadi 14,29%. Nilai

rerata kelas pada siklus pertama 57,29 dilanjutkan pada siklus ke dua nilai rerata kelas

adalah 74,26, dari perkembangan ini maka dapat dinyatakan bahwa pendekatan

Ketrampilan Operasional Mengajar guru pada siswa membawa dampak yang positif pada

perkembangan prestasi siswa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting

untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.

Sistem pendidikan Nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh, dan terpadu.

Secara semesta dalam arti terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku diseluruh wilayah

negara. Secara menyeluruh dalam arti mencakup semua jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan. Secara terpadu dalam arti adanya saling keterkaitan antara pendidikan

nasional dengan seluruh usaha pembangunan nasional.


Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa yang didasarkan hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa mempunyai peranan

yang penting, oleh karena itu guru sering disebut sebagai tolok ukur bagi peningkatan

pendidikan. Dalam melaksanakan tugas mengajar guru harus mempunyai keahlian khusus

seperti yang dilaksanakan oleh Oemar Hamalik, bahwa jabatan guru menuntut suatu

keahlian khusus yakni ketrampilan mengajar secara baik (2001 : 15).

Siswa sebagai subyek didik, tidak hanya dituntut untuk mendengarkan lalu mencatat

hal-hal yang diajarkan tetapi lebih dari itu siswa dituntut lebih aktif dan kreatif dalam

proses belajar antara lain keberanian mengemukakan pendapat, melakukan praktek,

mengungkapkan masalah, memberi saran dan sebagainya.Aktifitas belajar siswa

merupakan yang perlu di bangkitkan, tugas guru untuk memberikan bimbingan dan

motivasi merupakan hal yang sangat mutlak.

Berkaitan dengan hal itu penulis mengadakan penelitian dengan judul :

Penggunaan Pendekatan ketrampilan operasional mengajar guru dalam Meningkatkan

Aktifitas Belajar Siswa kelas XII Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao

Semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015.

1.2. Batasan Operasional


Untuk menghindari salah tafsir atau kesimpang siuran dalam pemaknaan judul,

maka penulis memberi batasan operasional sebagai berikut :

- Ketrampilan Operasional Mengajar

Ketrampilan mengajar adalah ketrampilan atau kemampuan yang berupa kecakapan

dalam menciptakan lingkungan yang sebaik-baiknya sehingga memungkinkan proses

belajar mengajar berlangsung. Ketrampilan mengajar yang penulis maksudkan dalam

penelitian ini adalah ketrampilan mengajar guru dalam bidang studi Kewirausahaan,

ketrampilan operasinal yang meliputi membuka pelajaran,

keterlibatan siswa, isyarat non verbal, menanggapi siswa mengajukan pertanyaan,

menggunakan waktu dan menutup pelajaran.

Aktifitas belajar

Aktifitas belajar adalah kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari pengalaman hal-hal yang telah dialami masa lalu.

1.3.Rumusan Masalah

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah Pendekatan ketrampilan operasional mengajar guru dapat meningkatkan aktifitas

belajar siswa bidang Bidang Studi Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao Semester

Ganjil tahun ajaran 2014/2015

1.4 Tujuan Penelitian


Keberhasilan belajar siswa banyak ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor

tersebut diantaranya adalah metode penyajian materi atau pendekatan pem-belajaran,

lingkungan kelas dan kondisi siswa itu sendiri. Sehingga strategi pembelajaran hendaknya

diupayakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan, tujuan dan kondisi yang ada.

Tujuan penelitian merupakan acuan bagi seseorang dalam melaksanakan suatu

tindakan, demikian juga dalam penelitian ini. Tujuan penelitian digunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan kegiatan. Berkenaan hal tersebut maka tujuan penulis

melakukan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

Mata Pelajaran Kewirausahaan pada siswa Kelas XII Mata Pelajaran Kewirausahaan di

SMK Negeri 1 Rantepao , dengan menggunakan pendekatan ketrampilan guru dalam

mengajar.

1.5 Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata “hipo” dan “tesis”. Hipo berarti sebelum dan tesis

berarti teori. Jadi hipotesis berarti sebelum teori atau suatu teori yang belum kokoh yang

masih membutuhkan pengujian untuk pengukuhannya (Surya Brata, 1997 : 38). Kartini

Kartono menjelaskan hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang

harus diuji kebenarannya dengan jalan research (1989 : 70).Hipotesis merupakan jawaban

yang sifatnya sementara, yang belum dapat dipastikan salah atau benar keberadaanya.

Sutrino hadi dalam bukunya metodologi researt mengemukakan bahwa benar dan tidaknya

hipotesis tidak ada hubungan dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin
hipotesis yang dirumuskan isinya benar tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis

ternyata bahwa hipotesis tersebut ditolak. Mendasarkan hal tersebut maka hipotesa

tindakanya adalah :

“Jika Pembelajaran bidang studi Kewirausahaan dilakukan dengan menerapkan

pendekatan ketrampilan operasional guru dalam mengajar, maka aktivitasi belajar siswa

Kelas XII di Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao akan

meningkat”.

1.6 Manfaat

Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus bermanfaat sebagai penunjang praktek

pengambilan keputusan dalam arti yang luas. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi siswa dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas

dalam belajar.

2. Sebagai sumbangan ide atau pikiran bagi keluarga besar Mata Pelajaran

Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao khususnya pelaksanaan proses belajar

mengajar untuk menjadi lebih baik.

3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan wadah untuk melatih diri dalam praktek

langsung dilapangan, mulai dari awal penyusunan angket sampai pada menyimpul kan

hasil penelitian.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa yang dialami, diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang timbul dalam lingkungan

melalui pengamatan indrawi. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa proses terjadinya

persepsi yaitu pada saat seseorang mengalami sesuatu yang pada akhirnya timbul

kesan pada dirinya pada sisi lain orang lain akan mempunyai kemampuan persepsi yang

berbeda tergantung pada orang itu sendiri. Seseorang yang mengalami banyak

pengamatan dan pengalaman akan memiliki persepsi yang lebih kuat daripada orang-

orang yang hanya memiliki pengalaman dan pengamatan sedikit. Menurut Jalaludin

Rachmad, bahwa pengamatan dan pengalaman seseorang akan memperkaya benaknya

dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsi, semakin sering ia

melibatkan diri dalam komunikasi maka ia akan semakin kuat daya persepsinya (1985 :

127).

Dalam proses belajar mengajar komunikasi terjadi antara guru dan siswa,

siswa dan guru hampir setiap hari mengadakan komunikasi sehingga dengan begitu

guru sebagai nara sumber dan siswa sebagai obyek pendidikan akan memiliki kesan

pengamatan pengalaman dan ketrampilan mengajar tentang guru dengan begitu

semakin ia setiap hari melakukan pengamaatan dan memperoleh pengalaman akan

mendukung persepsi masing-masing individu. 6


2.2. Ketrampilan Operasional Mengajar Guru

Ketrampilan mengajar adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam

menciptakan lingkungan belajar yang sebaik-baiknya sehingga memungkinkan

berlangsungnya proses belajar mengajar dengan baik. Dalam menciptakan lingkungan

semacam ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam mengajar.

Menurut Sardiman AM. bahwa pengajaran kelas telah mendudukan guru dalam suatu

tempat yang penting karena guru yang memulai setiap interaksi belajar mengajar yang

diciptakan sehingga peran guru dibutuhkan ketrampilan dalam mengajar (1988 : 192).

Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pendekatan ketrampilan guru


ditinjau dari ketrampilan operasional dalam mengajar. Ketrampilan operasional
menjadi inti dari seluruh ketrampilan yang dimiliki oleh guru dimana ketrampilan ini
harus benar-benar dikembangkan oleh guru mulai membuka pelajaran sampai pada
akhir menutup pelajaran. Bentuk-bentuk ketrampilan operasional meliputi :
- Membuka pelajaran,
- Mengajukan pertanyaan,
- Isyarat non verbal
- Menanggapi siswa,
- Menggunakan waktu dan
- Menutup pelajaran.
7

2.2.1. Membuka Pelajaran

Membuka pelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus

dilakukan guru dalam suatu proses belajar mengajar. Menurut Moch. Uzur Usman,
tentang membuka pelajaran, atau Set Induktion ialah usaha yang dilakukan guru dalam

kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental

maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajari sehingga memberikan

efek positif terhadap kegiatan belajar (1990 : 84).

2.2.2. Keterlibatan Siswa

Keterlibatan siswa mutlak diperlukan dalam proses belajar mengajar siswa

dimana diterapkan dengan model cara belajar siswa aktif. Dalam kondisi semacam ini

siswa dituntut berpartisipasi aktif sedangkan guru menyediakan kondisi agar siswa

dapat belajar dengan baik serta memberikan motivasi. Sardiman AM., memberikan

alternatif keaktifan siswa dalam bentuk diskusi dan tanya jawab serta memberikan

kesempatan kepada siswa seluas-luasnya (1988 : 7). Mengajukan Pertanyaan Bentuk

variasi dalam proses belajar mengajar adalah pengajuan pertanyaan dari guru kepada

siswa dengan pertanyaan menuntut untuk berfikir agar bisa menjawab sehingga

pertanyaan dimaksud menjadikan perangsang yang mendorong siswa serta

membangkitkan pengertian baru. Alternatif pemberian

8
pertanyaan bisa dilakukan diawal pengajaran, disela-sela proses belajar ataupun diakhir

pelajaran (1988 : 17).

2.2.3. Isyarat Non Verbal

Isyarat non verbal adalah gerakan dari anggota badan untuk memberikan gambaran

tentang sesuatu dalam rangka memperjelas maksud atau penjelasan yang diucapkan itu.

Beberapa penguatan non verbal yang bisa dilakukan oleh guru antara lain : Penguatan

dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang memberikan kesan kepada

siswa, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, kegiatan yang

menyenangkan dan penguatan yang berupa simbul atau benda (J J. Hasibuan, 1989 : 72).

2.2.4. Menanggapi Siswa

Proses belajar mengajar dianggap berhasil bila mendapatkan tanggapan yang

positif dari siswa. Wujud tanggapan positif tercermin pada tingkah laku, nilai pelajaran,

serta bentuk-bentuk kegiatan yang lain. Kaitannya dengan anggapan seorang siswa

memiliki beberapa kemungkinan, yaitu menerima, acuh tak acuh serta menolak. Dalam

menanggapi siswa guru hendaknya bisa menghargai siswa baik melalui kata-kata

maupun mimik wajah yang mengekspresikan (1989 : 27).

2.2.5. Penggunaan Waktu

Waktu dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang penting oleh

karena itu pengaturan waktu harus setepat-tepatnya.

9
Ada tiga tahap dalam pengaturan waktu yang bisa digunakan : yaitu tahap membuka

pelajaran, inti pelajaran, dan tahap menutup pelajaran. Dari ketiga kategori waktu

tersebut guru harus bisa membagi proporsi waktu sesuatu dengan ketentuan yang ada

sehingga efektifitas waktu betul-betul diperhatikan (Sardiman AM, 1988 : 34).

2.2.6. Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam mengakhiri

kegiatan inti pelajaran atau dengan kata lain setelah guru menjelaskan materi pokok.

Dalam kegiatan ini guru memberikan gambaran secara menyeluruh tentang apa yang

telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan keberhasilan guru

dalam proses belajar mengajar. (Moch. Uzur Usman, 1990 : 29).

2.3. Aktivitas belajar

Dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan, bukan hanya terletak pada

salah satu kebutuhan, akan tetapi juga terletak pada motivasi atau persepsi yang

dibangkitkan oleh guru, dan bukan hanya yang bersifat fisik saja, melainkan juga

kebutuhan yang bersifat psikis. Kondisi ini didukung pendapatnya Bobi de Poter bahwa

Ketika Anda menciptakan minat pada suatu obyek, Anda akan sering menemukan

bahwa ini menuju pada minat baru dibidang lainya.(2002: 52). Seperti halnya

kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelengkapan belajar. Apabila kebutuhan

perlengkapan belajar ini terpenuhi, maka anak dengan sendirinya akan

10
timbul suatu keinginan atau minat baru untuk belajar begitu juga dengan bimbingan

orang tua yang ikut bertanggung jawab mendidik, membantu mendidik putra-putrinya,

karena itu lebih banyak diperhatikan pendidikan anaknya.

Disamping itu pihak orang tua hendaknya benar-benar memperhatikan

kebutuhan putra-putrinya yang ada hubungan dengan kebutuhan belajar di sekolah

maupun dirumah. Jika pihak orang tua melengkapi apa yang menjadi kebutuhan atau

sarana dan prasarana siswa dalam belajar, maka aktivitas siswa akan lebih banyak.

2.4. Hubungan Antara Ketrampilan Operasional Mengajar Guru dengan Aktifitas Belajar
Siswa

Dalam proses belajar mengajar ada dua komponen yang tidak bisa dipisahkan

yaitu guru dan siswa, disamping komponen lain seperti tujuan, bahan pelajaran, dan

yang lain. Kedua komponen guru dan siswa hubungannya sangat erat, karena semua

kegiatan belajar mengacu pada kegiatan guru sebagai pemimpin belajar. Guru

mempunyai peran yang sangat penting. Peranan guru tampak dalam tingkah laku

dalam interaksi dengan siswa, karena memang sebagian besar waktu guru dicurahkan

untuk proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Menurut Sardiman A.M.

Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dapat menjadi petunjuk tentang

pengetahuan seorang guru dalam mengakumulasi dan

11
mengaplikasikan sebagai pengetahuannya secara operasional terampil (1988 : 192).

Sedangkan menurut Oemar Hamalik jabatan guru menuntut suatu keahlian khusus,

yakni ketrampilan operasional mengajar yang baik (2001 : 154).

Ketrampilan mengajar guru dapat menentukan tingkat keberhasilan dan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru yang telah memiliki dan

mempunyai kemampuan ketrampilan mengajar yang memadai, akan mampu

membawa siswa dalam aktivitas belajar yang lebih aktif. Thusan Hakim dalam bukunya

Belajar secara Efektif menyatakan bahwa Kesesuaian guru dengan murid akan sangat

mempengaruhi murid dalam menyenagi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan

mempengaruhi motivasi murid dalam belajar. Karena itu Guru yang baik tentunya akan

selalu berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang benar-benar sesuai

dengan kemampuan murid.(2004;8)

Dari pendapat tersebut jelas sekali bahwa ketrampilan guru dalam proses

pembelajaran sangatlah menentukan keberhasilan siswa dalam meningkatkan

Keberhasilan siswa dalam belajar, dengan ketrampilan mengajar guru akan dapat

membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa. Guru sebagai pemegang kendali

dalam membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sangatlah diharapkan

mengerti cara cara untuk membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa. Hal ini i

seperti yang diungkapkan oleh Thusan Hakim bahwa cara membangkitkan motivasii

belajar siswa atau mahasiswa adalah :

12
1. Ciptakan Keinginan mendapatkan nilai ujian yang baik

2. Ciptakan menjadi juara kelas.

3. Ciptakan keinginan untuk naik kelas atau lulus ujian.

4. Ciptakan untuk menjaga gengsi jika tidak dianggap pandai.

5. Ciptakan untuk menjadi siswa teladan.

6. Ciptakan untuk menjadi seseorang yang dikagumi sebagai orang yang

berprestasi. (2002;31).

Jika seorang guru dapat menimbulkan 6 keinginan untuk membangkitkan

minat belajar siswanya, maka ada kemungkinan besar bahwa dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu tertata dan terprogram dengan baik

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Perencanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada kelas yang diajar penulis sendiri,

dalam penelitian ini penulis menggunakan metode populasi sampling. Metode ini

penulis gunakan karena populasi yang dikenakan PTK ada di dalam 1 kelas populasi

yaitu pada Kelas XII. Kelas ini penulis ambil semua sebagai sampel penelitian. Penelitian

ini dilaksanakan di Kelas XII pada Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1

Rantepao . Sedangkan waktu pelaksanaannya dimulai pada Bulan Oktober 2014 sampai

dengan bulan Desember 2014. Penelitian ini berupa penelitian diskriptip, Pilihan ini

didasarkan atas kenyataan bahwa usaha-usaha pendidikan yang dilaksanakan dalam

waktu yang relatif singkat dapat diamati hasilnya melalui aspek kuantitatifnya. Aspek-

aspek perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan instrumen tertentu

memudahkan analisis secara objektif Penelitian ini merupakan Penelitian Tidakan kelas

yang dilaksanakan di Kelas XII dengan jumlah siswa 32 anak, adapun jumlah ini terdiri

dari 1 siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan. Pelaksanaan PTK ini selama 3 bulan,

perlakuan tindakan penelitianya dilakukan sebanyak 6 kali tatap muka (2x45 menit).

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini direncana kan dalam 2

siklus kecil,

14
karena ruang lingkup materi pembelajarannya hanya 4 pokok bahasan, yang setiap

siklus terbagi atas 2 kali pertemuan mingguan dan setiap kali pertemuan 2 x 45 menit.

Pada masing-masing siklus melalui 4 tahapan kegiatan yaitu (1) membuat rencana

tindakan (2) melaksanakan tindakan atau perlakuan, (3) mengadakan pemantauan dan

(4) mengadakan refleksi. Masing-masing siklus diberikan penilaian proses berupa

pemberian evaluasi atau soal-soal untuk melihat perkembangan kemampuan siswa dan

di setiap akhir siklus dilaksanakan penilaian berupa ulangan harian. Pada perenca naan

ini dibuatkan tahapan-tahapan pelaksanaan siklus yang diawali pada tangal 10 Oktober

2014 dan diakhiri tanggal 04 Desember 2014

3.2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan.

Penelitian ini dikenakan pada siswa Kelas XII di Mata Pelajaran Kewirausahaan

di SMK Negeri 1 Rantepao , Yang diawali pada bulan Oktober 2014 Mengingat bahwa

objek penelitian ini adalah mata pelajaran Kewirausahaan, maka peneliti sebagai

sampel penelitian mengambil kelas yang diajar sendiri oleh penulis. Adapun prosedur

pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model pendekatan ketrampilan

operasional mengajar guru yang berlangsung selama 6 kali tatap muka 2x45 menit

pertatap muka dalam kurun waktu 3 bulan dengan rincian untuk siklus pertama

minggu ke 1 sampai minggu ke 2, selanjutnya minggu ke 3 (tiga) di evaluasi,

15
kemudian dianalisa hasil perlakuan melalui refleksi. Selanjutnya metode diuji cobakan

lagi pada siklus ke dua pada minggu ke 4 sampai minggu ke 5 dan minggu ke 6

dievaluasi lagi. Jika dua kali putaran siklus masih belum valid maka dapat dilanjutkan

dengan siklus ke 3. Pengujian diberikan dari model pelakuan secara menyeluruh, dari

materi yang diberikan dalam 1 kelas sampel penelitian. Adapun desain siklus

Penelitianya sebagai berikut :

GAMBAR 3.1
SIKLUS
SIKLUS PENELITIAN Awal
TINDAKAN KELAS

REFLEKSI PERSIAPAN
Proses
PTK PEMBELAJARAN

DIEVALUASI

HASIL PERLAKUAN

Dari desain di atas dapat penulis jelaskan bahwa penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas, sehingga hanya 1 kelas yang diuji coba dengan pendekatan ketrampilan

mengajar guru yaitu dengan memberikan waktu kepada siswa dan guru memanfaatkan

waktu serta penataan dirinya dalam membantu ketrampilam mengajar guru atau soal

yang diberikan kepada siswa, yang 16


kemudian mengamati hasil yang dicapai siswa dari saat perlakuan penelitian

berlangsung.. Adapun langka-langkah perlakuan setiap siklus tidakan kelas dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Langkah-langkah perlakuan penelitian


Siklus di Kelas XII Mata Pelajaran Kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Rantepao
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Lama

Periode 1. Siklus ke 1
- Persiapan satuan pelajaran. 1. Siswa Menjawab
- Mengadakan pre tes 2. Mendengarkan penjelasan
- Menjelaskan Materi. guru tentang materi 2 x 45 menit
- Membuka tanya jawab 2. Siswa menanyakan hal yang
- Mengadakan Post tes tidak jelas pada guru
3. Siswa memberi umpan balik.
Periode 2 : Melanjutkan
- Memberi postes 1. Siswa menjawab pre tes
- Guru menerangkan materi 2. Siswa memperhatikan.
- Memberikan waktu untuk 3. Mengadakan feetback 2 x 45 menit
bertanya. 4. Merangkum materi
- Memberi rangkuman. 5. Menjawab postes
- Memberikan postes
Periode 3 : Evaluasi 1.Siswa mengerjakan soal untuk 2 x 45 menit
- Guru mengadakan evaluasi Evaluasi siklus ke 1
Periode 4 : Siklus ke 2
- Mengadakan refleksi 1. Memberi informasi PBM
- Menerangkan materi 2. Siswa memperhatikan 2 x 45 menit
- Memberikan waktu untuk 3. Melakukan pertanyaan.
bertanya. 4. Menjawab postes
- Mengadakan Postes
Periode 5 : Melanjutkan
- Guru memberikan pretes 1. Siswa memberi jawaban
- Menerangkan Materi 2. Siswa memperhatikan.
- Memberi waktu untuk 3. Siswa menayakan kepada 2 x 45 menit
bertanya guru
- Melakukan postes. 4. Menjawab postes
- Memberi informasi
ulangan
Periode 5. Evaluasi.
Guru Mengadakan Evaluasi 1. Siswa menjawab soal-soal 2 x 45 menit
pada siswa Evalusi siklus 2.
Periode 6 Publikasi Nilai
- Guru menyampaikan hasil 1. Siswa menyimak hasil yang 2 x 45 menit
Evaluasi pada siswa secara didapat dari perlakuan.
langsung.

3.3 Reflesi.

Proses penelitian tindakan kelas untuk siklus ke 1. yang telah berlansung

dilaksanakan, diadakan refleksi apakah mendapat respon yang kurang bermakna

ataukah punya manfaat, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan oleh observe,

dimana blangko pengamatan telah disiapkan oleh peneliti. Jika pada siklus siklus

pertama yang terjadi pada kelas perlakuan mengalami kesulitan akibat dari
pembelajaran yang kurang bisa berkonsentrasi karena belum terbiasa adanya

perlakuan. Kondisi demikian diulang kembali pada siklus ke 2 dan siswa diperlakukan

sama dengan siklus pertama, yaitu perlakuan dari penjelasan materi yang

berkelanjutan sampai pada tahapan evaluasi.

Temuan yang terjadi pada siklus ke 2 (dua), setelah dilakukan proses

penerapan metode bahwa siswa mengalami kelancaran dalam menerima materi

pembelajaran, maka metode yang diterapkan pada siklus ke 2 berhasil dan tidaknya

akan nampak pada perubahan hasil belajar yang diukur dari evaluasi. Jika dalam siklus

ke 2 siswa dalam menganalisis permasalahan atau materi, dan mengkaitkan antara

kondisi yang real dengan angan-angan mereka sendiri kurang nampak bermakna,

maka guru lain yang seprofesi diminta memberikan informasi agar perlakuan hasilnya

dianalisa untuk diuji cobakan pada siklus ke 3, namun jika pada siklus ke 2 ini

perkembangan mulai nampak hasilnya walaupun perubahan itu tidak secara dratis

maka penerapan pengambilan data cukup pada siklus yang ke 2 saja.

3.4 Subyek Penelitian

Untuk menentukan siapa-siapa yang akan dijadikan subyek penelitian, maka

diperlukan penentuan sample untuk menggali suatu data yang dibutuhkan sesuai

dengan kebutuhan yang menjadi masalah, karena ini penelitian tindakan kelas, maka

peneliti menggunakan subyek kelas XII secara populasi sebagai

19
subyek penelitian yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan prestasinya.

Karena itulah maka penarikan atau pembuatan sample adalah penting. Bila

peneliti gagal menjalankan validitas pembuatan dan penentuan sample maka

kesimpulannya dapat diragukan untuk diterapkan atau dianggap tidak berlalu bagi

populasi.

Untuk meramalkan keadaan populasi, pengaruh-pengaruh serupa itu disebut

sebagai kesalahan dalam sampel. Kesalahan yang dapat terjadi di dalam penarikan

sampel adalah karena adanya unsur-unsur tertentu dari populasi yang kebetulan

terdapat didalam sampel, dan unsur-unsur lainnya yang kebetulan tidak termasuk,

yaitu kesalahan yang pertama sifat sampel dan kesalahan kedua karena memihak dan

tidak obyektifnya peneliti yang ini dapat ditemukan dalam suatu sample.

Menurut Winarno Surakhmad, “Cara yang terbaik untuk mengurangi kesalahan

memihak yaitu bahwa peneliti harus mempunyai sifat yang obyektif dan tidak

memihak. (1990:96).

Berdasarkan pendapat diatas dalam penelitian ini menganggap populasinya

homogen, sehingga metode yang tepat didalam penentuan sampel adalah metode

populasi sampling yaitu populasi yang terlihat mengalami kesulitan belajar.

20
3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Pengembangan Instrumen Perlakuan


Instrumen perlakuan dalam penelitian ini mencakup konsep-konsep utama

materi Kewirausahaan. Oleh sebab itu, langkah pertama yang dilakukan dalam

mengembangkan instrumen tersebut adalah memilih konsep-konsep pokok materi

Kewirausahaan. Dari konsep-konsep pokok tersebut selanjutnya dirancang kegiatan

belajar-mengajar yang menerapkan metode ketrampilam mengajar guru. Setelah

memper-tibangkan berbagai kendala teknis, akhirnya dihasilkan 10 Item soal mengenai

pengetahuan Kewirausahaan. Yang merupakan implementasi dari penerapan metode

ketrampilam operasional mengajar guru. Contoh lembar kegiatan belajar-mengajar

yang dimaksud dapat diperiksa pada lampiran.

Berkaitan dengan instrumen tersebut Winarno Surakhmad didalam bukunya,

metode pengumpulan data di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Metode Observasi

2. Metode Wawancara

3. Metode Test. (1990:162)

1. Metode Observasi

Menurut Sutrisno Hadi “Observasi dinyatakan sebagai pemgamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang di selidiki”, (1989:137).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, mengatakan “Observasi merupakan

21
pengumpulan data tentang gejala-gejala tertentu sedemikian rupa sehingga peneliti

dapat mengenal apa yang ada dibelakang serta di depan suatu gejala”, (1986:37).

Peneliti dalam menggunakan observasi, bertujuan untuk mendapatkan

tanggapan secara langsung dari siswa yang nantinya dipakai sebagai refleksi dalam

pembelajaran berikutnya.

2. Metode Wawancara

Wawancara atau sering disebut dengan interview menurut Suharsimi Arikunto

“adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

responden dengan jalan tanya jawab sepihak” (1986:24). Sedangkan menurut

Sutrisno Hadi, Wawancara atau interview “terbagi menjadi dua yaitu Interview bebas

dan Interview terpimpin” (1986:24). Adapun dalam pelaksanaan penelitian ini

penulis menggunakan Interview bebas dan Interview terpimpin.

Menurut Suharsimi Arikunto, “Interview bebas adalah responden

mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh

patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi, sedangkan interview

terpimpin yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu” (1986:24).

22
Jadi pada interview bebas terpimpin ini antara interview dan responden sama-sama

aktif dalam melaksanakan interview, sama-sama bebas mengutarakan suatu bahasan,

akan tetapi interviewer harus mengarah agar pembicaraan tidak menyimpang dari

pokok permasalahan.

Adapun alasan penulis memilih atau menggunakan metode interview bebas

terpimpin ini adalah sebagai berikut :

1. Interview ini sangat mudah untuk digunakan dalam penelitian ini

2. Interviewer langsung mendengar sendiri dari responden

3. Pelaksanaan interview sama-sama bebas dalam mengutarakan suatu pembicaraan.

3. Metode Test

Menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa “Test adalah suatu alat

prosedur yang sistimatis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-

keterangan yang di inginkan oleh seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat

dan cepat” (1986:26).

Selanjutnya didalam bukunya “Tehnik-tehnik evaluasi” Muchtar Bukhori,

menyatakan “Test ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid”

(1989:26).

23
Dari pengertian diatas, jelas bahwa test menyatakan cara untuk memperoleh data-

data tentang ada tidaknya hasil prestasi atau tingkah laku setelah diberikan pelajaran

atau tugas tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.

Test menurut Suharsimi Arikunto dibagi menjadi dua yaitu :

1. Test subyektif

2. Test obyektif” (1986:150)

Dalam pelaksanaa penelitian ini penulis menggunakan obyektif test, yang

menurut Suharsimi Arikunto, “Test obyektif test adalah test yang dalam

pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Menurut Suharsimi Arikunto,

macam jenis test obyektif adalah :

1. Test benar – salah (frue – false)

2. Test pilihan ganda (multiple choice test)

3. Menjodohkan (matching test

4. Test isian (completioan test)” (1986:154)

Test yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah bentuk obyektif test

dengan jenis multiple choice test. Berdasarkan bentuknya item test tidak dapat

dilepaskan dari bentuk-bentuk ujian. Dalam hubungan ini kita mengenal apa yang

disebut achievement test yang dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Standartdized test (test standart)

2. Teacher made test (test buatan guru).

24
Dalam penelitian ini penulis menggunakan test buatan guru dengan bentuk

test obyektif sedangkan jenis adalah multiple choice test. Adapun dalam pembuatan

atau pengumpulan test ini penulis harus memperhatikan langkah-langkah yang baik

dan benar sehingga nantinya test yang berbentuk dapat digunakan sebagai alat ukur

yang baik.

Instrumen perlakuan yang terbentuk selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk

memilih unit-unit kegiatan belajar-mengajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, dengan

menggunakan metode Penataan situasi belajar siswa yang telah disusun sebelumnya.

Dengan demikian unit-unit kegiatan belajar-mengajar yang digunakan dalam

penelitian ini telah mengacu pada kerangka materi yang sama tetapi berbeda dalam

hal penekanan kegiatannya.

3.5.2 Tes Hasil Belajar Kewirausahaan

Tes hasil belajar Kewirausahaan ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti

dengan memperhatikan ruang lingkup materi dan aspek-aspek tingkat kognitif. Aspek

tingkat kognitif yang dimaksud meliputi : pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi, seperti yang disarankan oleh Bloom.

Alat ukur hasil belajar Kewirausahaan yang telah tersusun selanjutnya disempur

nakan lewat uji coba. Penyempurnaan alat ukur ini dimaksudkan untuk menyisih kan

butir-butir yang tidak memenuhi persyaratan validitas.

25
3.6 Teknik Analisa Data

Data penelitian dikumpulkan melalui tes evaluasi. Tes digunakan untuk

mendapatkan data tentang kemampuan pemahaman terhadap pembelajaran

Kewirausahaan dan hasil belajar. Dengan demikian data tentang kemampuan hasil

belajar Kewirausahaan merupakan data primer.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan selain untuk

menguji apakah penerapan metode ketrampilam mengajar guru dalam pengajaran

Kewirausahaan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dan meningkat dari

sebelumnya, juga untuk mencapai maksud tersebut, maka dilakukan analisis data

melalui teknik analisis kualitatif.

Data yang telah diambil melalui tes hasil belajar atau evaluasi akhir siklus,

ditabulasikan dan diamati serta dibandingkan antara hasil yang didapat pada sklus ke

1, dan siklus ke 2. Hasil ke dua siklus tersebut dipersentasikan dan dikonsultasikan

diantara ke dua hasil perlakuan, seberapa perkembangan perubahan yang didapat

siswa selama perlakuan tindakan kelas tadi. Dari kedua penilaian atas evaluasi siklus

ke 1 dan evaluasi siklus ke 2 inilah, penulis menyimpulkan apakah penerapan

pendekatan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini dapat diterima atau

tidak.

26
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS

Bab ini peneliti meguraikan tentang pelaksanaan penelitian, hasil-hasil penelitian.

Pelaksanaan ini menggunakan pendekatan Ketrampilan mengajar guru artinya, siswa

dalam pembelajaran itu diajak belajar dalam suasana senang dan berproses serta

pemanfaatan waktu. Yang dikaji pada bagian ini adalah Implementasi tindakan, penyajian

data, pengujian hipotesis, dan diakhiri dengan ketrampilan mengajar guru

4.1 Implementasi Tindakan.

Penerapan mitodelogi pembelajaran dengan pendekatan Ketrampilan mengajar

guru, diberikan pada saat perlakuan atau saat exsperimen yang berkelanjutan selama 3

bulan, 8 minggu dan 8 kali tatap muka pertatap muka 2x45 menit. Pembelajaran dengan

pendekatan Ketrampilan Operasional mengajar guru, bertujuan agar siswa mempunyai

selalu memanfaatkan waktu belajar, berpikir kritis, daya ilustrasi dan keberanian untuk

memunculkan kekuatan dari dalam yang dituangkan pada kegiatan ketrampilan mengajar

guru. Ketrampilan mengajar guru ini didisain agar tercipta kondisi pembelajaran yang

merata serta menumbuhkan keberaniaan melakukan komonikasi diantara siswa itu

sendiri.

27
Pada pendekatan Ketrampilan operasional mengajar guru ini lebih menitik beratkan

pada pembelajaran yang sifatnya selalu siap dalam setiap pertanyaan oleh guru. Lebih

jelasnya bentuk implentasi pembelajaranya mengacu pada langkah dan prosedur tindakan

kelas seperti tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Langkah-langkah Perlakuan Penelitian


Di Kelas XII Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Lama

Periode 1. Siklus ke 1
3. Siswa Menjawab
- Persiapan satuan pelajaran.
4. Mendengarkan penjelasan
- Mengadakan pre tes
guru tentang materi 2 x 45 menit
- Menjelaskan Materi.
2. Siswa menanyakan hal yang
- Membuka tanya jawab
tidak jelas pada guru
- Mengadakan Post tes
3. Siswa memberi umpan balik.

Periode 2 : Melanjutkan
- Memberi postes 6. Siswa menjawab pre tes

- Guru menerangkan materi 7. Siswa memperhatikan.


- Memberikan waktu untuk 8. Mengadakan feetback 2 x 45 menit

bertanya. 9. Merangkum materi


10. Menjawab postes
- Memberi rangkuman.
- Memberikan postes

Periode 3 : Evaluasi 1.Siswa mengerjakan soal untuk 2 x 45 menit


Evaluasi siklus ke 1
- Guru mengadakan evaluasi

Periode 4 : Siklus ke 2
- Mengadakan refleksi 5. Memberi informasi PBM
- Menerangkan materi 6. Siswa memperhatikan 2 x 45 menit
- Memberikan waktu untuk 7. Melakukan pertanyaan.
bertanya. 8. Menjawab postes
- Mengadakan Postes

Periode 5 : Melanjutkan
4. Siswa memberi jawaban
- Guru memberikan pretes
5. Siswa memperhatikan.
- Menerangkan Materi
untuk 6. Bertanya kepada guru 2 x 45 menit
- Memberi waktu
4. Menjawab postes
bertanya
- Melakukan postes.
- Memberi informasi
ulangan

Periode 5. Evaluasi.
Guru Mengadakan Evaluasi 2. Siswa menjawab soal-soal 2 x 45 menit
Evalusi siklus 2.
pada siswa

Periode 6 Publikasi Nilai


- Guru menyampaikan hasil 2. Siswa menyimak hasil yang 2 x 45 menit
didapat dari perlakuan.
Evaluasi pada siswa secara
langsung.

I. Langkah I. Mengadakan pengelompokan siswa

Setelah guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran, kemudian menyampaikan

kegiatan yang akan dilalui hari ini. 29

Guru : “Anak-anak sekarang kita bentuk kelompok, yang masing masing kelompok
jumlahnya 5 orang?”

Siswa : “Untuk apa BU?”

Guru : “Kita akan membahas Petunjuk Teknis Cara memperoleh Modal Usaha,

dengan berkelompok kalian nanti akan lebih mudah untuk menjawab dan

memecahkan soal-soal”

Siswa : “Apa harus ada ketua kelompoknya Bu?”

Guru : “Ya.., betul sekali, tapi juga ada sekretarisnya?”

Siswa : ”Untuk apa Bu?, apa untuk mendampingi ketua kelompok?’

Guru : “Betul sekali, kalian nanti harus membaca buku diktat dan menjawab soal

jika ada pekerjaan dirumah secara berkelompok, tau kan maksud Ibu?”

Siswa : “Tau Bu, tapi kalau tidak bisa bagaimana Bu !”

Guru : “Nah kalau tidak bisa nanti akan dijelaskan dulu oleh bu guru dan sekarang

dibentuk saja dulu. Apa sudah selesai?”

Siswa : “Belum Bu Guru !”

Guru : “Kalian mengerjakan soal PR bersama kelompok dirumah, setelah

diterangkan bu guru?”

Siswa : “Kalau begitu siap Bu.! “

Guru : “Baiklah kita mulai dengan materi Petunjuk Teknis Cara Memperoleh

Modal Usaha , siapa yang tau maksud Proklamasi itu?”

30

Siswa : “Menyampaikan bu”


Siswa : “Menyuarakan bu”.

Guru : “Ada lagi yang bisa menjawab, nah kalau tidak ada mari perhatikan yang

ibu akan jelaskan ini”.

Kondisi ini siswa guru menjelaskan kepada siswa, tentang pengertian beserta contoh

latar belakang Petunjuk Teknis Cara memperoleh Modal Usaha itu.

Guru : “Anak-anak sebelum watunya habis, coba kalian jawab pertanyaan bu

guru, persyaratan permohonan memperoleh Kredit Usaha , siapa yang

bisa jawab?”

Setelah guru melontarkan beberapa pertanyaan materi yang dijelaskan tadi atau

melakukan postes, dan materi dilanjutkan pada pertemuan minggu depan.

2. Langkah II : Menjelaskan Materi.

Setelah guru masuk dan memberikan salam pada siswa.

Guru : “Anak-anak sekalian, apa kalian sudah menjawab soal-soal yang ada pada

materi bahasan minggu lalu?”

Siswa : “ Sudah Bu”


Guru : “Bagus sekali coba saya lihat pekerjaanmu ?”
Siswa : “Apakah dikumpulkan Bu ?.”
Guru : “Ya., untuk diberi nilai tugas rumah”
Siswa : “kita mengelompok saja, Bu.?”

Guru : “Ya betul, kalian kumpulkan berdasarkan kelompok saja!”

31

Siswa : “Baiklah Bu!”


Guru : “Kalau sudah dikumpulkan sekarang ibu beri pertanyaan tentang materi

yang kali ini akan kita bahas, Petunjuk Teknis Cara Memperoleh Modal

Usaha, siapa diantara kalian yang bisa menjelaskan?”

Siswa : “Saya bu, Petunjuk Teknis Cara Memperoleh Modal Usaha al, memiliki Izin

Usaha, mempunyai Rencana Usaha yang jelas, Memiliki Tempat usaha,

dan tidak sedang menerima kredit dari Bank lain

Guru : “Benar sekali, tapi itu masih belum lengkap, ada lagi yang ingin

melengkapi?”

Siswa : “ Tidak termasuk daftar Hitam/ daftar kredit rangkap/ daftar kredit macet

menurut catatan Bank tertentu.

Guru : “Nah itu juga sangat tepat, Karena kalian sudah banyak yang paham mari

kita lanjutkan pada Dokumen yang perlu dilampirkan dalam Permohonan

Kredit, tetapi mungkin ada pertanyaan”

Siswa kemudian mendengarkan guru menjelaskan tentang materi Dokumen yang

perlu dilampirkan dalam Permohonan Kredit, setelah guru menjelaskan tentang

Dokumen yang perlu dilampirkan dalam permohonan Kredit, berikutnya guru juga

memberikan postes yang berupa pertanyaan dari materi yang telah disampaikan.

32

Guru : “Sekarang bu guru akan tanya pada siswa putri, tentang perlunya

Penelitian Pendahuluan atas permohonan Kredit Usaha ?.”


Siswa : “ Untuk mengetahui kelayakan suatu Usaha Bu!”

Guru : “Jawabanya Ada 7 syarat yang harus dipenuhi?”

Siswa : 1. Memenuhi persyarat awal, 2) Permohonan kredit dapat dipercaya, 3)

pemohon memenuhi syarat yang ditetapkan Bank, 5) data lengkap, 6)

Sektor usaha yg dikelolah prospektif,7) Sektor usaha memang masuk

dalam program Bank.

Guru : “Jawaban ini sagat tepat sekali?”

Guru : “Minggu depan kita adakan evaluasi, bahanya yang kita pelajari kemarin

dan dengan materi saat ini, sekarang tolong angket ini dijawab dengan jujur

dan setelah selesai dikumpulkan”

Dengan adanya pemberian dan melemparkan pertanyaan pada siswa lain, maka

dapat menggugah daya tanggap dan daya tangkap siswa untuk berilustrasi dan

berkomonikasi aktif sehingga untuk membahas materi jam pelajaran yang hanya 80

menit tidak cukup dan dilanjutkan pada pertemuan minggu berikutnya untuk

evaluasi.

3. Langkah III Tes Evaluasi


Guru : “Anak-anak sekalian, masih ingat kan?, bahwa hari ini kita adakan ulangan”
Siswa : “Ingat bu”
Guru : “Sekarang keluarkan kertasmu dan tidak boleh nyontek temanya!”

33
Waktu evaluasi ini diadakan memakan waktu 60 menit sehingga sisa waktu

dimanfaatkan untuk membahas soal, dan pertemuan pembela-jaran dilanjutkan pada

pertemuan berikutnya.

4. Langkah IV : Pertemuan selanjutnya

Guru : “Anak-anak bagaimana materi kemarin sudah dibaca dan dijawab

dirumah ?”

Siswa : “Sudah Bu, apa harus dilembaran dan dikumpulkan ?”

Guru : “Tidak, sekarang kita lanjutkan pada Mencari, memilih dan menetapkan

tempat Usaha yang paling strategis”

Disini guru memberikan materi kelanjutan dari bahsan minggu lalu.

Guru : “anak-anak siapa yang tau, pengambilan keputusan dalam mencari

tempat usaha yang strategis?”

Siswa : “ 1) mencari tempat usaha umum yang strategis, 2) mencari tempat

usaha yang khas?.

Guru : “Betul sekali, Baiklah mari kita lanjutkan materi berikutnya.”

Disinilah Pretes disampaikan oleh guru, dengan maksud untuk mengetahui siswa

dalam memahami dan mengkritisi materi yang telah dipelajari dirumah.

Guru : “Anak-anak mungkin kalian sudah tahu bagaima tempat Usaha yang

paling diinginkan suatu Perusahaan?.”

34
Siswa : “1) letaknya strategis, 2) dekat dengan bahan baku,3)dekat dengan

Pasar,4)Tenaga kerja mudah diperoleh,5) Biaya transportasi murah, 6)

tingkat ekonomi rakyat tempat tersebut cukup baik.”

Guru : “Baiklah Kalian sudah tau banyak tentang tempat Usaha yang diinginkan

Perusahaan , Siapa diantara kalian yang menjelaskan manfaat tempat

usaha yang strategis?”

Siswa : “1) sangat menguntungkan perusaaan, 2) dapat memuaskan Pelanggan,

3) memudahkan penjualan//pemasaran bu.

Guru : “Ya betul, tambahan lagi adanya kemudahan dalam bahan baku & tenaga

kerja”.

Selanjutnya guru menerangkan materi pembelajaran dan siswa memperhatikan, yang

dilanjutkan dengan pemberian waktu untuk memberikan waktu bertanya siswa

maupun bersama kelompoknya. Waktu ternyata tidak cukup dan dilanjutkan pada

pertemuan berikutnya.

5. Langkah ke V Pertemuan selanjutnya

Guru : “Hari ini kita akan bahas materi Menetapkan Tempat Usaha ,saya ingin

tahu tentang Penialaian/Analisis atas permohonan Modal Usaha?”

Siswa : “1) Penilaian menghadapi resiko,2) Analisis permohonan, 3) meliputi

aspek Manajemen, aspek Pemasaran & aspek Keuangan bu,!”

35
Guru : “OK, bagus sekali, satu tambahan lagi yakni Aspek umum memuat Akta
Pendirian Usaha, Pemilik Modal & Pengalaman Usaha? ”
Setelah Guru menyampaikan Materi Perkembangan Tempat Usaha yang strategis,

maka Guru memberi waktu bertanya pada siswa dari hal yang belum dimengerti.

Guru : “Sebelum waktunya habis mungkin diantara kalian ada yang inggin

ditanyakan?”

Kondisi yang demikian ini guru dituntut peran yang profesional, sehingga dalam

menyampaikan informasi pada siswa, benar-benar jelas dan mudah untuk dipahami

oleh siswa lain dan guru diharapkan Trampil dan memanfaatkan waktu.

Guru : “Karena waktu yang demikian singkat maka pembahasan kita lanjut kan

pada pertemuan yang akan datang, sebelum diakhiri apa diantara kalian

ada yang ingin ditanyakan?”.

6. Langkah ke VI Pertemuan selanjutnya

Guru : “Anak-anak sekarang saya tanya dulu, minggu yang lalu kita membahas

Mencari, Memilih dan Menetapkan Tempat Usaha Yang strategis , Yang

menjadi pertanyaan saya adalah tempat Usaha yang diinginkan

Pembeli/Konsumen?”

Siswa : “ 1). Adanya Fasilitas Parkir yang luas dan aman, 2) Transportasi lancar
dan mudah.
Guru : “Baik sekali, Kalau begitu mari kita bahas masalah yang akan dihadapi
Perusahaan selanjutnya”
36
Siswa : “ baik bu”

Guru : “ sekarang, setelah Perusahaan mendapat tempat yang strategi hal yang

perlu mendapalah keamanan, masalah populasi, masalah persaingan,

masalah transportasi, masalah keindahan tempat & masalah tenaga

kerja terampil

Selesai guru menyampaikan pokok bahasan berikutnya diadakan tanya jawab, untuk

mengetahui respon belajar dari materi yang telah disampaikan tadi.

Guru : “Sebelum kita akhiri materi ini apa ada yang akan kalian tanyakan?,

kalau memang tidak ada, bagaimana siapkah kalian jika pertemuan lagi

kita evaluasi?”

Siswa : “ Insya Allah Bu?”

Guru : “Baiklah sampai bertemu saat evaluasi minggu depan, dan selamat Siang

jangan lupa untuk belajar.”

7. Langkah IV Tes Evaluasi.

Guru : “Anak-anak apa masih ingat yang Ibu sampaikan minggu lalu untuk hari

ini?”

Siswa : “Ya Bu, Ulangan kan?”

Guru : “Betul sekali, sekarang siapkan alat tulis kalian dan diantara kalian tidak

boleh bertanya ketemanya!“

37
Tes pengambilan hasil belajar ini berupa soal pertanyaan yang terdiri pilihan

ganda sejumlah 10 item, topik atau pokok bahan materinya sudah disampaikan. Inilah

implementasi penelitian tindakan kelas yang selanjutnya dilakukan penyajian data

dan analisa data. Soal Evaluasi terlampir. Karena ada waktu sedikit siswa juga disuruh

menjawab angket tentang ketrampilan mengajar guru. Penjelasan berikut merupakan

tabel perbandingan skor kemampuan siswa yang diperoleh melalui metode atau

pendekatan Ketrampilan mengajar guru (kelompok perlakuan) dari pelaksanaan 2 kali

siklus perlakuan. Dari tabel tersebut diketahui bahwa skor rata-rata Aktivitas siswa

dan kemampuan siswa yang diperoleh dari penerapan pendekatan Ketrampilan

mengajar guru sedikit terjadi peningkatan atau lebih tinggi daripada sebelumnya. Hal

ini tercermin dari simpangan baku skor yang diperoleh kelas perlakuan siklus pertama

(ke 1) yang lebih rendah dibanding kelompok perlakuan yang ke 2 atau siklus ke 2.

Lebih jelasnya berikut peneliti tampilkan tabel skor ketrampilan mengajar Guru dan

Aktivitas siswa dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 :

38
TABEL 4.2

SKOR KETRAMPILAN MENGAJAR GURU


DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA 39
SIKLUS I SIKLUS 2
Nomor

Urut siswa Ketrampilan Aktivitas Ketrampilan Aktivitas


Mengajar Guru Siswa Mengajar Guru Siswa
1. 50 40 50 60
2. 50 59 50 65
3. 40 70 45 70
4. 59 71 60 73
5. 59 71 59 73
6. 67 69 67 70
7. 60 54 65 55
8. 43 40 45 45
9. 47 40 50 55
10. 67 65 70 70
11. 44 50 45 60
12. 64 50 65 60
13. 42 60 50 65
14. 54 43 60 50
15. 47 44 55 60
16. 64 45 70 60
17. 67 45 73 57
18. 43 45 50 57
19. 49 45 55 60
20. 40 40 58 50
21. 69 65 70 65
22. 73 65 75 65
23. 45 54 60 58
24. 49 45 55 55
25. 40 46 59 55
26. 75 55 80 65
27. 50 55 60 70
28. 40 55 55 70
29. 51 59 57 68
30. 57 59 65 78
31. 75 55 80 65
32. 50 55 60 70
Jumlah total 1730 1714 1918 1999
Nilai Tertinggi 75 71 80 78
Nilai Rerata 54,06 53,56 59,94 62,47
Nilai Terendah 40 40 45 45

Sedangkan hasil evaluasi yang didapat siswa dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 mata pelajaran
Kewirausahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
40
Tabel 4.2

Nilai Ulangan Formatif Siswa Kelas XII, di SMK Negeri 1 Rantepoao Semester ganjil Tahun

Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Kewirausahaan

Nilai Formatif / Evaluasi


No, Urut
Siswa Siklus 1 Ket Siklus 2 Ket
1. 45 BlmTuntas 65 Tuntas

2. 40 BlmTuntas 55 BlmTuntas
3. 65 Tuntas 80 Tuntas
4. 60 Tuntas 50 Blm Tuntas
5. 55 BlmTuntas 65 Tuntas
6. 70 Tuntas 96 Tuntas
7. 55 BlmTuntas 80 Tuntas
8. 65 Tuntas 88 Tuntas
9. 65 Tuntas 95 Tuntas
10. 70 Tuntas 70 Tuntas
11. 70 Tuntas 82 Tuntas
12. 45 BlmTuntas 85 Tuntas
13. 55 BlmTuntas 75 Tuntas
14. 50 BlmTuntas 65 Tuntas
15. 45 BlmTuntas 55 BlmTuntas
16. 65 Tuntas 90 Tuntas
17. 55 BlmTuntas 55 BlmTuntas
18. 50 BlmTuntas 70 Tuntas
19. 45 BlmTuntas 78 Tuntas
20. 60 Tuntas 90 Tuntas
21. 65 Tuntas 80 Tuntas
22. 50 BlmTuntas 55 BlmTuntas
23. 65 Tuntas 75 Tuntas
24. 70 Tuntas 80 Tuntas
25. 50 BlmTuntas 60 Tuntas
26. 65 Tuntas 70 Tuntas
27. 60 Tuntas 65 Tuntas
28. 50 BlmTuntas 55 Blm Tuntas
29. 65 Tuntas 85 Tuntas
30. 70 Tuntas 85 Tuntas
31 50 BlmTuntas 50 Blm Tuntas
32 65 Tuntas 70 Tuntas

4.2 Analisa Data

Hasil perhitungan mengenai efektivitas Ketrampilan Mengajar guru pada mata

pelajaran Kewirausahaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III Semester

ganjil tahun ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao

sebagai berikut :
Evaluasi Siklus 1 Evaluasi siklus 2

Sasaran Evaluasi Scor Sasaran Evaluasi Scor


Jumlah Nilai Total 2.005 Jumlah Nilai Total 2.599

Kreteria Nilai Tuntas 51,43% Kreteria Nilai Tuntas 85,71%

Rerata Nilai Kelas 57,29 Rerata Nilai Kelas 74,26

Scor Nilai Tertinggi 70,00 Scor Nilai Tertinggi 96,00

Scor Nilai Terkecil 40 Scor Nilai Terkecil 55


4.3 Pembahasan

Bila memperhatikan hasil evaluasi siswa dan nilai aktivitas siswa, data menunjukan

bahwa dengan adanya mitode Keterampilan Mengajar guru dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, terbukti dari pemberian tugas, prestasi belajar siswa Kelas XII Semester

ganjil yang semula sebesar 15 siswa mengalami nilai kurang dari rata-rata standar yang

ditetapkan, tetapi setelah perlakuan pada siklus ke 2,0 prestasi belajar siswa Kelas XII

Semester ganjil yang belum tuntas menurun menjadi 7 siswa yang nilainya kurang dari

standart kelas. Kemudian dilihat dari hasil evaluasi pada siklus 1 bahwa siswa Kelas XII

nilai siswa yang mencapai nilai tuntas 51,43 % dan belum tuntas 48,57% dan pada

evaluasi ke 2 siswa yang dinyatakan mendapat nilai tuntas 85,71% dan yang belum tuntas

berkurang menjadi 14,29%. Nilai rerata kelas pada siklus pertama 57,29 dilanjutkan pada

siklus ke dua nilai rerata kelas adalah 74,26, dari perkembangan ini maka dapat dinyatakan

bahwa pendekatan Ketrampilan Mengajar guru pada siswa membawa dampak yang

positif pada perkembangan prestasi siswa. 43


Hal ini dimungkinkan karena Ketrampilan Mengajar guru akan mendorong siswa

untuk belajar lebih aktif karena guru mampu menmanfaatkan waktu dan memberikan

tugas pada siswa diwaktu yang luang. Tugas yang diberikan dapat dikerjakan pada jam-jam

sekolah ataupun diluar jam sekolah, dirumah maupun sebelum pulang sekolah sehingga

dapat dikerjakan secara bersama-sama atau berkelompok. Ini sesuai dengan pendapat

Tjun Surjamah yang menyatakan bahwa mitode Ketrampilan Mengajar guru adalah cara

penyajian pelajaran dimana guru memberikan tugas agar siswa melakukan kegiatan

belajar (1988:143). Dengan siswa lebih aktif, hal ini akan membangun minat belajar siswa

untuk dapat lebih memahami materi-materi yang telah disampaikan. Dengan adanya

pendekatan Ketrampilan Mengajar guru ini siswa akan mampu meningkatkan aktivitas

belajarnya serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Selain sebagai suatu cara untuk mendorong siswa lebih aktif belajar, bahwa guru

yang trampil memanfaatkan waktu untuk siswa, dapat menilai siswa yang nanti juga

merupakan tolok ukur bagi guru untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat

pemahaman siswa, yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentu kan

tingkat prestasi siswa. Mengingat banyaknya materi pelajaran disekolah dimana kualitas

dan frekwensi isi pelajaran harus ditingkatkan, akan menyulitkan siswa untuk menguasai

materi-materi pelajaran, dan ini dikarenakan adanya waktu yang tersita akibat dari

pelaksanaan proses belajar mengajar. Dengan adanya pemberian tugas ini dan

pemanfaatan waktu luang, maka dapat dipandang sebagai alat yang efektif dan efisien

44
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mengerti dan memahami materi.

Metode Ketrampilan Mengajar guru tersebut siswa dapat mengetahui dan

mempergunakan waktu dengan baik serta dapat menerapkan tiori dalam bentuk yang

kongkrit. Jadi pendekatan ketrampilan mengajar guru pada mata pelajaran ini dipandang

sangat perlu dalam membantu ketuntasan belajar siwa dan peningkatan prestasi siswa,

khususnya pada mata pelajaran Kewirausahaan ini.

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah peneliti lakukan untuk menguji hipotesa

yang diajukan maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa : Keterampilan mengajar guru

ditinjau dari aspek operasional dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Mata pelajaran

Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Rantepao pada semester ganjil tahun pelajaran

2014/2015

5.2. Saran-Saran

Berpijak pada kesimpulan yang telah peneliti ambil dapat memberi sedikit saran-

saran sebagai berikut : Dalam melaksanakan proses belajar mengajar demi tercapai tujuan

yang sudah ditetapkan maka kiranya seorang guru tidaklah merasa terbebani jika ia harus

mempersiapkan dirinya tentang ketrampilan mengajar baik dari segi sarana dan prasarana

penunjang yang lain, oleh karena itu disamping persiapan mengajar, guru juga harus

berusaha semaksimal mungkin pada saat proses pembelajaran.

46
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1984. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara.

Enco Sartono, 2002, Pendidikan Budi Pekerti Terintegrasi PKewirausahaan, Ghalia


Indonesia, Yudistira

Gagne, RM. 1965. The Conditions of Learning. Halt, Rinehart and Winston Inc.

Haditono, Siti Rahayu. 1984. Metodologi Perkembangan, Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research I, II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.

Mardapi, Djemari. 1984. Faktor-faktor Yang Menentukan Prestasi Belajar Mahasiswa FPTK
IKIP Yogyakarta. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Oemar Hamalik, 2001. Proses Belajar Mengajar, Sinar Grafika Offest, Jakarta.

Ramelan. Eksperimentasi Tentang Penggunaan Teknik Dedukatif dalam Pengajaran Remidi


Tata Bahasa. Majalah Analisis Pendidikan Tahun IV-Nomor I-1983.

Surakhmad, Winarno. 1984. Metologi Pengajaran Nasional, Bandung: Penerbit CV.


Jemmers Tahun.

Suyudi, Agus. Hubungan Antara Kemauan Berpikir Formal, Kemampuan Awal Fisika dan
Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Fisika FPMIPA
IKIP Malang. Tesis. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1987.

Soerjabrata, Soemadi. 1980. Psikologi Belajar Jilid I dan II, Yogyakarta.

47
Lampiran 1

ANGKET AKTIFITAS BELAJAR

Dintara tujuan kamu memasuki sekolah adalah untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Orang tua, bapak dan ibu guru serta juga kamu sangat gembira jika kamu berhasil baik
dalam belajar dan dapat mencapai cita-cita. Dalam memberikan bantuan agar kamu berhsil
dengan baik dan sukses itu tugas-tugas ini supaya diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan
sejujur-jujurnya.

I. Identitas
Nama : .......................................
Kelas : .......................................
Jenis Kelamin : ........................................

II. Petunjuk
1. B erilah tanda silang (x) pada salah saftu abjad yang merupakan jawaban yang
palinga sesuai dengan keadaan yang ada;
2. Bila terjadi kesalahan menjawab berilah tanda sama dengan (=).

III. Daftar Pertanyaan


A. Ketrampilan mengajar guru
1. Untuk pertama mengawali mata pelajaran, apakah bapak guru bertanya samapai
dimana pelajaran kemarin ?
a. Tidak perna menanyakan
b. kadang kadang saja menanyakan
c. Selalu menanyakan batas materi kemarin.

48
3. Setiap awal masuk pelajaran apakah yang dilakukan bapak guru ?
a.Mengabsen siswa
b. Kadang kadang mengabsen.
c.Langsung materi pelajaran
3. Sebelum membahas materi pelajaran, apakah bapak guru anda memberi pertanyaan
dari materi yang kemarin diberikan ?
a. Selalu menanyakan materi yang sudah disampaikan.
b. Jarang sekali menanyakan
c. Langsung siswa diberi materi baru.
4. Jika saat memberikan materi pelajaran dan bapak guru anda membawah bahan
dipakai contoh, bagaimana pandangan anda ?
a. Sangat senang dan setuju sekali
b. Biasa biasa saja
c. Cuek saja
5. Untuk mencapai keberhasilan anda dalam belajar tentunya memerlukan buku-buku
pelajaran. Bagaimana buku yang anda miliki ?
a. Buku paket, buku penunjang, catatan, dan buku tugas
b. Buku paket, buku catatan dan buku tugas
c. Buku catatan saja
6. Apakah anda latihan soal-soal Kewirausahaan di saat sedang belajar pKewirausahaan
?
a. Selalu mengerjakan
b. Kadang-kadang mengerjakan
c. Hanya mencoba menyelesaikan soal-soal latihan saja
7. Apakah bapak guru anda saat memberikan materi pelajaran memberikan waktu
bertanya bagi siswa yang tidak mengerti ?
a. Selalu memberikan waktu bertanya
b. Kadang-kadang saja
c. tidak pernah memberi kesempatan bertanya. 49
8. Setelah selesai pemberian materi pelajaran, apakah bapak guru anda memberi
pertanyakan materi yang telah diterangakan tadi ?
a. Selalu memberikan pertanyaan
b. Kadang-kadang saja
c. tidak pernah memberi pertanyaan.

9. Bila Bel selesai berbunyi, apakah bapak guru selalu mengingatkan anda untuk
mempelajari lagi dirumah ?
a. Selalu menganjurkan belajar lagi.
b. kadang-kadang saja dianjurkan.
c. Tiadak pernah menganjurkan.
10. Apabila guru Kewirausahaan tidak hadir, waktu yang terluang anda gunakan untuk
apa?
a. Belajar sendiri dengan mengerjakan soal-soal mataematika
b. Mengerjakan tugas-tugas lain
c.Bercanda dan bergurau dengan teman-teman

B. Aktifitas Belajar.
1. Dalam belajar di kelas saat diberikan materi pelajaran, apa yang anda lakukan ?
a. Mendengarkan dan membuat rangkuman.
b. Mendengarkan saja
c. Cuek saja
2. Setiap anda diberi pertanyaan saat pelajaran berlangsung, apa yang anda lakukan ?
a. Menerima dengan senang hati dan menjawabnya.
b. Menjawab jika bisa.
c. Menolak dan tidak menjawab.
3. Bagaimana sikap anda dalam memecahkan masalah yang diberikan bapak guru
anda ?
a. Banyak menyumbangkan pendapat
b. Jarang mengemukakan pendapat
c. malas untuk mengemukakan pendapat 50
4. Bagaimana penggunaan waktu belajar anda, saat selesai pembelajaran?
a. Mengguanakan waktu sesuai dengan jadwal
b. Belajar kelompok bila ada tugas
c. Tidak pernah melakukan belajar.
5. pada waktu belajar kelompok bagaimana interaksi teman-teman anda dalam belajar
kelompok ?
a. Serius
b. Santai-santai saja
c. Masa bodoh
6. Bagaimana belajar anda bila tidak ada tugas Kewirausahaan dari guru ?
a. Selalu mendiskusikan soal-soal latihan
b. Kadang-kadang mengulangi soal-soal latihan yang telah diajarkan
c. Tidak perlu belajar
7. Berapa kali dalam seminggu anda belajar Kewirausahaan ?
a. Dua sampai tiga kali
b. Satu kali
c. Tidak tentu
8. Bagaimana sikap anda bila diberi tugas rumah oleh guru Kewirausahaan anda ?
a. Sangat senang
b. Biasa-biasa saja
c. Masa bodoh
9. Bagaimana kerja sama antar anggota kelas saat diberikan tugas ?
a. Saling menghargai
b. Biasa-biasa saja
c. Merasa enggan

51
10.Dalam menerima materi dari guru Kewirausahaan pasti mendapatkan suatu

kesimpulan, bagaimana dengan aktifitas anda ?

a.Guru mencatat hasil kesimpulan


b. Mencatat kalau ada kesempatan
c. Cuek saja

52
LampIran 2

NAMA RESPONDEN SISWA KELAS XII


SMK Negeri 1 Rantepao 2014/2015 53

NO NAMA RESPONDEN L/P KELAS

1 Agustina Tampang P XII

2 Alfrianti Pasampang P XII

3 Alfrida Lunda’ P XII

4 Angeleni Pare Katemba P XII

5 Asriyanti Rombe Mayung P XII

6 Atta Sumapu L XII

7 Damaris Rokson P XII

8 Delviana ramba P XII

9 Dewi Sintia P XII

10 Elisabeth Sampe Manan P XII

11 Endang Astuti P XII

12 Flora Dewi Undan P XII

13 Ida Sanda P XII

14 Julianti Tiranda K P XII

15 Junita P XII

16 Kalyanti P XII
17 Meri Kala’ P XII

18 Nensi P XII

19 Oktaviani Dengen Rante Tasak P XII

20 Petronela Datte Ruru P XII

21 Risna Tomas P XII

22 Rika Sanda Mangetan P XII

23 Risma Limbong P XII

24 Seli Binti Daniel P XII

25 Serin Sibala P XII

26 Serli Dua Lembang P XII

27 Since Lipan P XII

28 Tripena Loloallo P XII

29 Yohana Lika P XII

30 Yuli Randan Sesa P XII

31 Yuliana Garanta P XII

32 Yusnita P XII
Lampiran 3 (siklus 1)

SOAL EVALUASI

Mata Pelajaran : Kewirausahaan


Waktu : 60
Kelas / Smt : III / Ganjil

Pililah Salah satu Jawaban yang kau anggap paling benar, dan berilah tanda Silang.

1. Tugas yang menjadi tanggung jawab PPKI adalah sebagai berikut kecuali ….
a. Menyiapkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan kemauan bangsa Indone
b. Mematangkan hasil-hasil kesepakatan BPUPKI
c. Menyiapkan kemerdekaan Indonesia secara matang.
d. Meredam sikap radikal dari kalangan muda.

2. Tujuan kalangan tua menyesuaikan diri dengan garis kebijakan Jepang mengenai
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah …
a. menjalin hubungan baik dengan Jepang
b. melepaskan diri dari pengaruh Jepang secara bertahap.
c. Menyiapkan kemerdekaan Indonesia secara secara matang.
d. Meredam sikap radikal dari kalangan muda

3. Alasan kalangan pemuda menuntut kemerdekaan Indonesia yang lepas dari pengaruh
Jepang adalah ….
a. Kemerdekaan Indonesia harus lahir dari sikap yang radikal.
b. PPKI harus diikutsertakan dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
c. Rakyat Indonesia sudah begitu lama merindukan kemerdekaan.
d. Kemerdekaan Indonesia merupakan hak bangsa Indonesia.

4. Meskipun termasuk kalangan tua, Soekarno dan Hatta tetap menjadi andalan
kalangan muda sebagai proklamator kemerdekaan. Alasan mereka adalah ….
a. Kedua pemimpin itu perpihak pada sikap radikal kalangan muda
b. Mereka telah menggalang perlawanan yang kuat terhadap Jepang.
c. Soekarno dan Hatta adalah tokoh teras PPKI. 55

5. Peran Ahmad Subarjo dalam rangkaian peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan


adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. salah seorang perumus Teks proklamsi
b. Penjamin pelepasan Soekarno dan Hatta dari Rangasdenglok.
c. Pembela sikap radikal kalangan muda tentang Kemerdekaan Indonesia.
d. Perantara kesepakatan kalangan tua dan kalangan muda.
6. Kehadiran pemuda secara spontan di Lapangan Ikada pagi hari tanggal 17 Agustus
1945 menunjukan siap …
a. Keingin tahuan untuk menyasikan para pemimpin bangsa Indonesia.
b. Kesadaran untuk melibatkan diri dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
c. Keberanian untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan Jepang.
d. Keterpaksaan mengikuti himbauan barisan pelopor untuk mendengarkan

proklamasi

7. Persiapan serba spontan untuk pacara proklamasi kemerdekaan tampak hal berikut,
kecuali ….
a. Kesepatan Soekarno dan Hatta sebagai penanda tangan teks proklamasi
b. Pemasangan alat pengeras suara pinjaman dari toko elektronik.
c. Penyiapan bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati Soekarno.
d. Pemasangan tiang bendera dari bambu.

8. Ketegasan Soekarno menunggu kedatangan Hatta sebelum pembacaan teks proklamsi


menunjukan ….
a. Wibawa Soekarno berada dibawah wibawa Hatta.
b. Hatta sebetulnya bertugas membaca Teks proklamasi .
c. Penghargaan Soekarno terhadap Hatta sebagai sama-sama Proklamator.
d. Persaingan diam-diam antara kedua pemimpin itu.

9. Meskipun singkat dan sederhana makna upacara proklamasi kemerdekaan tetap tinggi
karena …..
a. upacara berlangsung tertib dan aman.
b. Para pemimpin dan pemuka masyarakat hadir dalam upacara itu.
c. Pengibaran bendera diiringi lagu Indonesia Raya.
d. Menandai kelahiran Indonesia sebagai negara merdeka
56
10. Peran penting pengibaran bendera merah putih dalam upacara proklamasi
kemerdekaan adalah ….
a. Melambangkan kejayaan bangsa Indonesia

b. Menegaskan kemerdekaan Indonesia.


c. menjadi saksi pembacaan teks prklamasi kemerdekaan
d. Menggugah keberanian mempertahankan kemerdekaan.
57
Lampiran 4 (siklus 2)
SOAL EVALUASI

Mata Pelajaran : Kewirausahaan


Waktu : 60
Kelas / Smt : III / Ganjil

Pililah Salah satu Jawaban yang kau anggap paling benar, dan berilah tanda Silang.
1. Disetujuinya penghilangan kalimat “dengan menjalankan Syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya” menunjukan sikap …
a. Kurang dihayatinya syari’at islam oleh para anggota PPKI.
b. Kesadaran para anggota PPKI untuk memetingkan persatuan bangsa.
c. Kegagalan tokoh muslim di PPKI mempertahankan kalimat tersebut.
d. Belum dikenalnya makna syariat Islam oleh para anggota PPKI.

2. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara spontan dan anggota PPKI.
a. Keterpasaan para anggota PPKI untuk mementingkan persatuan bangsa.
b. Belum dicapainya kata sepakat tentang siapa yang pantas menjadi pemimpin
bangsa.
c. Belum dicapainya kata sepakat tentang siapa yang pantas menjadi pemimpin
negara.
d. Telah diakuinya Soekarno dan Hatta sebagai pemimpin bangsa Indonesia.

3. Latar belakang pembentukan TKR adalah sebagai berikut, kecuali ….


a. Desakan anggota BKR akan pentingnya tentara kebangsaan dalam negara.
b. Tindakan Provokasi dari tentara sekutu dan belanda.
c. Keamanan rakyat yang semakin terancam oleh kedatangan sekutu dan belanda
d. Kesadaran pemerintah RI sejak awal untuk membentuk tentara kebangsaan.
4. Meskipun belum merupakan tentara kebangsaan, BKR memiliki kualifikasi militer
karena ….
a. diperkuat oleh personil yang mempunyai pengalaman militer
b. memiliki persenjataan lengkap

c. Sudah memiliki markas dan Organisasi seperti tentara.


d. Memiliki tanda kepangkatan yang jelas.
4. Meskipun telah kalah penguasaan militer Jepang merasa berhak melarang berbagai
kegiatan politik di Indonesia, alasanya…..
58
a. Jepang belum resmi menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
b. Kekuasaan Resmi pemerintahan masih ditangan jepang.
c. Jepang harus memelihara status Quo sesuai perintah sekutu.
d. Indonesia masih dibawah kekuasaan Jepang.

6. Tindakan Heroik mendukung kemerdekaan Indonesia terutama berupa …..


a. Keberanian menegakan kedaulatan Indonesia di Wilayah Masing-masing.
b. Membentuk Organisasi militer yang siap membela negara.
c. Berbagai bentuk tindakan yang mengungkapkan sikap anti jepang.
d. Menggalang pembentukan organisasi pemuda yang radikal.

7. Sikap Indonesia untuk lebih mementingkan perdamaian dalam peristiwa pertempuran


di surabaya tampak dari ….
a. ketidak gentaran para pejuang menghadapi gempuran pasukan AFNEI.
b. Penolakan rakyat surabaya terhadap ultimatum pihak AFNEI.
c. Kesediaan Indonesia untuk menghentikan tembak menembak.
d. Dapat dipertahankannya surabaya selama hampir 3 minggu.

8. Dampak serangan Oemoem 1 maret yang menunjang perjuangan diplomasi adalah.


a. meningkatkan semangat juang TNI di medan pertempuran lain.
b. Menunjukan bahwa TNI masih ada dan terorganisasi.
c. Menjadi landasan dibawahnya masalah Indonesia ke forum PBB.
d. Dapat dikuasainya Yogjakarta selama 6 jam.
9. Tujuan dibentuknya pemerintahan darurat Republik Indonesia adalah …..
a. Memindahkan pusat pemerintahan dari Yogyakarta kebukit tinggi.
b. Menunjukan bahwa pemerintahan RI masih berlangsung.
c. Menggagalkan makdus belandauntuk menghancurkan TNI
d. Merintis doibentuknya RIS
10. Meskipun mendapat kritik dari PDRI dan TNI, hasil koverensi Roem-roijen tetap
berperan penting karena ….

a. membuka jalan bagi pengakuan kedaulatan Indonesia


b. TNI diperkenankan kembali ke Yoyakarta.
c. PDRI tetap menjadi bagian penting pemerintah RI
d. Menjadi perintis dilaksanakanya koferensi Inter-Indonesia.
59

Anda mungkin juga menyukai