Anda di halaman 1dari 69

KARYA TULIS HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN INQUIRY MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS II SEMESTER II SDN PLOSO II
Disusun Dalam Rangka Pengembangan Profesional Keguruan

Disusun Oleh :

S A M I Y E M, S.Pd
NIP. 19600414 198511 2 001

Unit Kerja :

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PACITAN UPT TK DAN SD KECAMATAN PUNUNG SEKOLAH DASAR NEGERI PLOSO II

2010

LEMBAR PUBLIKASI

DISERAHKAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR NEGERI PLOSO II KACAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN

NOMOR REGISTER : TANGGAL : 7 Oktober 2010

Pacitan, 5 Oktober 2010

PENGELOLA PERPUSTAKAAN

K A T E N O, S.Pd.

NIP. 19540802 197703 1 008

I LEMBAR PENGESAHAN

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

NAMA NIP JABATAN/UNIT KERJA

: SAMIYEM, S.Pd : 19600414 198511 2 001 : GURU KELAS/ SDN PLOSO II KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN

PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS / PTK DISAHKAN PADA TANGGAL : 30 September 2010

KEPALA SEKOLAH

JOKO SISWANTO, SPd NIP. 19600414 198511 2 001

KATA PENGANTAR II Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya terselesaikannya penulisan Karya Tulis Ilmiah, sebagai persyaratan administrasi kenaikan pangkat / jabatan yang berjudul PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN INQUIRY MENINGKATKAN BAHASAN

MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS II SEMESTER II SDN PLOSO II Sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini dituangkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang objektif sehingga dapat menjadi alat ukur yang memiliki validitas cukup tinggi dan realitas yang baik. Sesuai dengan kriteria tertentu agar dapat memenuhi fungsi dan tujuannya. Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Guru Sekolah dan Bapak/ Ibu Guru Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan yang telah mendukung penulis dalam penyusunan karya tulis ini, dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis

III

menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga sudilah apabila ada yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan mendatang. Akhirya penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam karya tulis ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan penulis khususnya.

Pacitan, 5 Februari 2011

Penulis

IV

DAFTAR ISI LEMBAR PUBLIKASI LEMBAR PENGESAHAN. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian .. D. Manfaat Penelitian.. E. Hipotesis Tindakan. F. Penegasan Istilah .. BAB III KAJIAN PUSTAKA A. B. C. D. E. Motivasi Belajar.......................................................... Prestasi Belajar ......................................................... Strategi pembelajaran ............................................... Inquiry .....................................................................` Mata Pelajaran Matematika ...................................... 1 6 7 8 10 11 14 20 21 26 27 I III IIII V

BAB IIII METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. Rancanngan Penelitian .............................................. Subjek Penelitian ..................................................... Langkah-langkah Penelitian . Instrumen Penelitian . Teknik Analisis Data . 28 29 29 32 38

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data B. Refleksi . C. Hasil Penelitian ....................................................... 41 50 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................ B. Saran ..................................................................... 54 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ LAMPIRAN ............................................................................. V

57 60

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas : (a) latar belakang masalah, (b) fokus Penelitian, (c) tujuan Penelitian, (d) manfaat Penelitian (e) hipotesis tindakan, dan (f) penegasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai pendidikan selalu diarahkan kepada guru. Guru selalu dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam

operasionalisasi pendidikan ditingkat sekolah. Sehingga ketika pendidikan dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas menurunnya kualitas sumber daya manusia, secara langsung guru merupakan pihak yang bertanggungjawab. Dengan demikian guru merupakan pihak yang sangat menentukan dan memegang peranan yang sangat penting terhadap kemajuan pendidikan yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (Sonhadji, 1990). Berdasar paparan tersebut, guru memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Oleh karenanya,

peningkatan kemampuan dan wawasan guru ini menjadi hal mutlak yang harus dilakukan agar guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Berbagai upaya dan strategi harus dilakukan dengan baik dan terancana agar kegiatan dan aktivitas guru tersebut terus meningkat dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Berdasarkan pada pendapat tersebut Soekamto (2001) mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi unsur penentu dalam 1

kelangsungan hidup manusia.untuk menghadapi tantangan pada masa mendatang, pendidikan nasional dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas manusia manusia Indonesia seutuhnya. tidak Upaya hanya meningkatkan menjadi kualitas dan

Indonesia

seutuhnya

tugas

tanggungjawab para pakar, birokrat dan politisi saja, melainkan juga menjadi tugas dan tanggungjawab guru dan orang yang berkiprah dibidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, sebagai praktisi dan pemerhati bidang pendidikan dan pengajaran, perlu memikirkan dan mengambil langkah guna ikut berkiprah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pembaharuan-pembaharuan strategi dalam pembelajaran. Pembaharuan tersebut hendaknya dipahami dan dilakukan oleh guru, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik. Untuk meningkatkan prestasi belajar, guru harus mampu memberikan motivasi kepada peserta didik, agar dalam kegiatan belajar mengajar anak memiliki keinginan untuk mengetahui dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan memperhatikan prinsip bahwa peserta didik akan bekerja keras bila ia mempunyai minat dan perhatian terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, maka kualitas peserta didik akan lebih mengarah pada tujuan yang direncanakan dalam penelitian. Hal ini senada disampaikan oleh Nurhadi & Senduk (2003) bahwa kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan 2 oleh faktor pendidikan. Peran

pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan pendidikan tersebut tidak dapat dilakukan oleh satu komponen saja, melainka harus ada kerjasama dengan komponen lain. Lewin (1948) mengatakan bahwa pembaharuan sosial sangat tergantung pada komitmen dan pemahaman anggota masyarakat yang terlibat dalam proses pembaharuan itu. Selanjutnya Elliot (1977) mengemukakan bahwa perlunya kolaborasi dalam melakukan perubahan-perubahan yang bersifat mendasar melalui proses penelitian. Dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara guru, siswa, masyarakat, dan seluruh komponen pensisikan. Untuk melakukan perubahan dalam menigkatkan mutu dan kualitas pendidikan guru sangat berperan, sebab guru adalah orang kedua setelah orangtua yang bertugas sebagai pentransfer ilmu pengetahuan kepada anak. Untuk itu metode yang dilakukan guru sangat tergantung dari kreatifitas guru itu sendiri dalam menyampaikan isi materi kepada anak didik. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan tantangan bagi penelitian untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam proses pembelajaran agar dapat menghasilkan suatu prestasi belajar yang optimal. Perubahan proses pembelajaran tersebut dengan menawar suatu strategi pembelajaran inquiry sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 3

Inquiry merupakan salah satu komponen dan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning), yang berarti menemukan. Menurut Nurhadi (2002) menemukan CTL merupakan (Contextual bagian inti dari And kegiatan Learning).

pembelajaran

berbasis

Teaching

Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa akan

menurunkan minat belajar siswa, sehingga motivasi belajarnyapun akan menurun dan pada akhirnya prestasi belajarnyapun tidak akan didapatkan hasil yang optimal. Strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa merupakan metode belajar mengajar yang mengutamakan peran aktif baik fisik, mental, maupun sosial. Berdasarkan pada kenyataan tersebut intinya bahwa strategi belajar yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik, dan yang lebih penting lagi berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar. Menurut Mulyasa (2002) untuk mencapai keberhasilan peserta didik dalam belajar, maka guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) mengurangi metode ceramah, (2) memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, (3) mengelompokkan peserta didik sesuai denan kemampuannya, (4) bahwa harus dimodifikasi dan diperkaya, (5) gambar prosedur yang bervariasi, (6) usahakan situasi belajar berusaha untuk mengembangkan kemampuan anak untuk bekerja sesuai dengan

kemampuan, dan (7) usahakan melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan.

Dari

pendapat

tersebut,

menunjukkan

bahwa

kreativitas

dan

kemampuan guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran sangat berpenaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa akan mempunyai

prestasi belajar yang baik bila dalam dirinya tertanam motivasi belajar yang kuat. Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti akan melakukan Penelitian tindakan kelas ( action reseach) dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bahwa dengan strategi pembelajaran inquiry yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dan pada akhirnya dapat

meningkatkan pula prestasi belajar siswa. Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu upaya meningkatkan motivasi belajar Penelitian Tindakan (action research) strategi pembelajaran inquiry ini dilakukan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan pada siswa kelas II Semester I pada mata pelajaran Matematika. Apakah dengan strategi pembelajaran inquiry

(menemukan ) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan dalam belajar mata pelajaran Matematika pokok Perkalian dan Pembagian dengan

subpokok (1) Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang, (2) Pembagian sebagai Pengurangan Berulang sampai habis, (3) Mengubah bentuk

Perkalian Bentuk Pembagian, (4) Menghitung secara Cepat perkalian dan pembagian oleh bilangan Dan memecahkan Masalah sehari-hari yang melibatkan +,-,X dan :. Suatu tantangan proses pencapaian tujuan

pembelajaran di Sekolah Dasar di era global saat ini, untuk menghasilkan mutu pembelajaran yang optimal. B. Rumusan Masalah Berdasakan pada latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Strategi Pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan

motivasi belajar Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ? 2. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran Matematika

untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Semester II Kecamatan Punung , Kabupaten Pacitan, dengan menggunakan Strategi

Pembelajaran Inquiry (menemukan) ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut tujuan penelitian yang utama adalah untuk menghasilkan desain pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar. Lebih khusus tujuan penelitian tindakan ini dimaksudkan dengan tujuan untuk : 1. Mengetahui dan mendeskripsikan bahwa Strategi Pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas II Semester II Sekolah Dasar Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ?

2. Mengetahui dan mendeskripsikan bahwa prestasi belajar mata pelajaran Matematika untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry (menemukan ) 6

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan kesulitan belajar siswa sehingga kemampuaqn siswa dalam memehami atau menguasai materi peembelajaran akan lebih cepat yang akhirnya dapat meningkatkan mutu atau prestasi hasil belajar. Namun demikian perlu kita sadari bahwa penggunaan metode ini

tidak sepenuhnya dapat berhasil dengan sempurna karena juga banyak dipengaruhi oleh faktor yang lain. Faktor yang mempengaruhi diantaranya diri siswa atau peserta didik dan kemampuan guru sendiri dalam mengelola pembelajaran . Dengan penelitihan tindakan kelas ini tentunya akan menambah pengalaman baru bagi guru khususnya bagi peneliti sendiri, sehingga juga akan dapat diketahui kekurangan kekurangan yang terjadi dengan harapan hasil proses belajar mengajar dimasa yang akan datang bakan lebih baik. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran inquiry mata pelajaran Matematika untuk kelas III di Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan memberikan data empirik bagi kepentingan peningkatan kualitas pengajaran di sekolah dasar, khususnya yang berkaitan dengan

upaya peningkatan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa. Secara praktis temuan penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan metodologi pengajaran, dan pengelolaan kelas. Disisi lain diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dengan strategi pembelajaran inquiry, dan pada Sekolah Dasar pada umumnya. 2. Sekolah Dasar a. Memberikan bahan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi penyelenggaraan proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. b. Sebagai sarana untuk mengetahui atau menemukan hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya

memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi dikelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meninkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. 3. UPT TK dan SD Kecamatan Punung Sebagai masukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran agar mengikuti, memperhatikan, dan menerapkan hasil yang diperoleh dari

penelitian ini, sehingga kelemahan pelaksanaan pembelajaran di lapangan pendidikan dapat diperbaiki sesuai dengan saran dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tindakan kelas (actions research) 4. Literatur Sebagai bahan acuan bagi peneliti ini, yang melakukan penelitian sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas (action research) meningkatkan Motivasi dan prestasi Belajar Matematika Dengan

Pengembangan Desain Pembelajaran Inquiry pada Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Strategi pembelajaran dengan menggunakan desain pembelajaran inquiry dimungkinkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas II Semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan pada mata pelajaran Matematika pokok Bahasan Perkalian Dan pembagian

F. Penegasan Istilah

Beberapa istilah yang harus ditegaskan dalam penelitian ini, agar dalam pembahasan hasil penelitian akan mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Diantaranya : 9 1. Inquiry Inquiry merupakan salah satu komponen dari penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning), yang berarti menemukan. Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan baian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching And learning. pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar dapat diartikan sebagai serangkaian usaha yang muncul dalam diri seseorang, sehingga seseorang memiliki semangat untuk melakukan sesuatu sesuai denan harapan. Hoy dan Miskel (1987)

menguraikan bahwa motivasi itu terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu mengaktifkan laku, mengarahkan tingkah laku, dan mempertahankan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa motivasi memegang peranan penting dalam mencapai hasil belajar. Motivasi dan prestasi hasil belajar dalam Penelitian tindakan kelas (action research) ini adalah motiasi dan prestasi hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Ploso III Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan dalam belajar mata pelajaran Matematika Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang, (2)

10

Pembagian sebagai Pengurangan Berulang sampai habis, (3) Mengubah Bentuk Perkalian ke Bentuk Pembagian, (4) Menghitung Secara Cepat Perkalian dan Pembagian oleh bilangan Dan Memecahkan Masalah Masalah Sehari-hari yang melibatkan +,-,x, dan :. 3. Prestasi Belajar

11

Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi konitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam Penelitian ini, adalah prestasi belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas III sekolah dasar Negeri Ploso III Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan Tahun pelajaran 2004/2005 pada Semester I 4. Mata Pelajaran Matematika Mata pelajaran Matematika yang dimaksud dalam Penelitian ini adalah dibatasi pada pokok bahasan (1) Perkalian sebaai penjumlahan Berulang, (2) Pembagian sebagai Pengurangan Berulang sampai habis, (3) mengubah bentuk perkalian ke bentuk pembagian, (4) Menghitung secara 12 cepat perkalian dan pembagian dan Pembagian oleh bilangan Dan Memecahkan Masalah Sehari-hari yang melibatkan +,-,x dan : .

13 BAB III KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) motivasi belajar, (b) prestasi belajar, (c) strategi pembelajaran, (d) inquiry, dan (e) mata pelajaran Matematika. A. Motivasi Belajar 1. Definisi Motivasi Kurt dan Boone (1984) mengemukakan bahwa motivasi merujuk pada pengerahan daya perilaku yang ditujukan pada pencapaian kepuasan kebutuhan. Selanjutnya Widayatun (1999) mengatakan bahwa motivasi itu mempunyai arti dorongan atau menggerakkan. Motivasi inilah yang

mendorongg seseorang untuk berperilaku beraktivitas dalam pencapaian tujuan. Donald yang dikutip oleh Hamalik (2001) mengatakan bahwa motivasi adalah Motibation is an enery change within the person characterized bu effective arousal and anticipatory goal reaction. Yan berarti motivasi adalah perubahan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Ada dua prinsip cara memandang motivasi, (1) motivasi dipandang sebagai proses, dan (2) menemukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulak bahwa motivasi merupakan dorongan yang datang dari dari dalam pribadi seseorang (intrinsik) ataupun dating dari luar pribadi (ektrinsik) untuk mencapai tujuan 14 sesuai dengan keinginan pribadinya. 2. Belajar Belajar merupakan sesuatu proses keiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Winkel (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Selanjutnya Sukirin (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang sengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru. Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the process, by wich an activity organities or is changed trough responding ti a situationprovided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau

15

kesadaran sementara orang tersebut karerna kelelahan atau karena obatobatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan perubahan dengan sendirinya. Selanjutnya Usman (2002) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. Menurut Burton (1944) berkaitan dengan perubahan dalam belajar artinya seseorang setelah mengalami proses belajar mengajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Hamalik (2002) mengatakan bahwa belajar adalah pertimbangan tingkah laku yang relatif mantap latihan dan pengalaman. Masalah pokok yang dihadapi dalam belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk

menentukan kepada terjadinya perubahan tingkah laku belajarnya. Untuk dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut hanya dapat diketahui bila telah mengadakan penilaian. Itulah sebabnya pengendalian dan pengontrolan proses belajar dapat dilakukan bila proses belajar tersebut direncanakan dalam desain sistem belajar yang cermat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan, dan perubahan tersebut dilakukan secara berkesinambungan. 16

3. Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Killer (1993) membedakan motivasi belajar menjadi 2 kelompok, yaitu motivasi yang ada dalam diri siswa dan motivasi yang ada dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi perlu dikembangkan desain pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran inquiry adalah salah satunya. Menurut Hamalik (2002) memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip penggerakan motivasi belajar erat hubungannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Ada beberapa prinsip belajar dan motivasi yang disampaikan yang disampaikan oleh Hamalik (2002), aar mendapatkan perahatian dari pihak perencanaan penajaran khususnya dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip tersebut dapat motivasi digunakan peserta oleh didik pendidik dalam dalam

mengupayakan

peningkatan

mengikuti

kegiatan belajar mengajar, sehingga didapatkan prestasi belajar yang optimal. Diantaranya : a. Kebermaknaan Pelajaran akan bermakna bagi siswa jika guru berusaha

menghubungkannya dengan pengalaman masa lampau, atau pengalamanpengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Oleh sebab itu, guru hendaknya berusaha menyesuaikan 17

pelajaran

dengan

minat

para

siswanya,

dengan

cara

memberikan

kesempatan kepada para siswa berperan serta memilih. b. Modelling Siswa akan suka memperoleh tingkah baru bila disaksikan dan ditirunya. Pelajarnnya akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarkan dalam bentuk tinkah laku model, bukan hanya denan menceramahkan/ menceritakan secara lisan. Dengan model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang dIIInginkan oleh guru. c. Komunikasi Terbuka Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesanpesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa. d. Prasyarat Apa yang telah dipelajari oleh siswa sebelumnya mungkin merupakan faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Karena itu hendaknya guru berusaha mengetahui/mengenali prasyaratprasyarat yang telah mereka miliki. Siswa yang berada dalam kelompok yang berprasyarat akan mudah mengamati hubungan antara pengetahuan yang sederhana yang dimiliki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari. e. Novelty Siswa akan lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing.

f. Latihan/Praktek yang Aktif dan bermanfaat Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada buku tulis. g. Latihan Terbagi 18

Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan yang demikian akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dibandinkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang panjang. h. Kurangi secara Sistematik Paksaan Belajar Siswa perlu paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya siswa dapat belajar sendiri. i. Kondisi yang menyenangkan Siswa akan lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi

pengajaran menyenangkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menyenangkan proses pengajaran, diantaranya : (1) hindari

pengulangan hal-hal yang telah diketahui, (2) suasana fisik kelas jangan membosankan, (30 hindarkan terjadi frustasi yang dikarenakan situasi kelas, (4) hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak personal, (5) siapkan tugas menantang, (6) berilah pengetahuan tentang hasil yang dicapai siswa, (7) beri hadiah/pujian yang pantas dari usaha yang dilakukan oleh siswa.

B. Prestasi Belajar Dalam Ensiklopedia (1971), prestasi merupakan kata yang berdiri sendiri yang berarti produksi yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam kurun waktu tertentu. 19 Pendapat lain disampaikan oleh Woodworth (1951) mengatakan bahwa prestasi (achivement) adalah actual ability and can be measured directly by use of test. Artinya prestasi menunjukkan suatu kemampuan actual yang dapat diukur secara lansung dengan menggunakan tes. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil kerja seseorang yang dapat dilihat secara nyata oleh orang lain dan hasil kerja tersebut dapat diukur secara lansung dengan test. Berkaitan dengan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari penamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudakan dalam bentuk prestasi belajar. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

ketrampilan, dan nilai dan sikap. C. Strategi Pembelajaran

Strategi

merupakan

suatu

upaya,

cara

ataupun

lankah-lankah

pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dilakukan untuk menghasilkan pembelajaran 20 tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang direncanakan. Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan kontekstual. Diantaranya : (1) pengajaran berbasis masalah, (2) pengajaran kooperatif, (30 pengajaran berbasis inquiry, (4) pengajaran berbasis tugas/proyek, (5) pengajaran berbasis kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003) 1. Pengajaran Berbasis Masalah Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran (Nurhadi & Senduk, 2003). Pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsan berpikir tingkat tingi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000) mengatakan bahwa pelajaran berbasis masalah masalah dikenal dengan nama lain : Pembelajaran proyek, pembelajaran berdasarkan pengalaman, pembelajaran berdasarkan

pengalaman, pembelajaran barakar pada kehidupan nyata. Peran guru

21

dalam pengajaran berbasis masalah ini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Ada beberapa ciri pengajaran berbasis masalah, diantaranya : Pengajuan pertanyaan atau masalah, Berfokus pada keterkaitan antara disiplin, Penyeledikikan autentik, dan Menghasilkan produk/ karya dan memamerkannya. Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru dalam memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Pengajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual. 2. Pengajaran Kooperatif. Pengajaran kooperatif (cooperative Learning) memerlukan

pendekatan melalui penggunan keompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar 22 (Holubec, 2001 yang dikutip oleh Nurhadi & Senduk, 2003) Pengajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembankan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan. Pembelajaran kooperatif merupakan merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antara sesame siswa.

Abdurrahman dan Bintor (2000) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis

mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang didalamnya terkandung elemen-elemen yang saling terkait. Diantaranya : (a) saling ketergantungan positif, (d) interaksi tatap muka, (c) akuntabilitas individual, dan (d) ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau ketrampilan sosial yang sengaja diajarkan. Meskipun kerjasama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengakualisasikan konsep tersebut kedalam bentuk perencanaan pembelajaran atau program suatu pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peranan guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis

kerjasama. 3. Pengajaran Berbasis Inquiry Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sendiri (Nurhadi & Senduk, 2003) Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan suatu

komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan. Pembelajaran dengan

23

inquiry memacu keinginan siswa untuk mengetahui, motivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. 4. Pengajaran Berbasis Tugas/ Proyek Pengajaran berbasis proyek/ tugas terstruktur membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dimana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-

masalah autentik termasuk pendalaman materi dalam suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkonstruk (membentuk) pembelajarannya, dalam produk nyata. Ada empat prinsip yang membantu siswa dalam perjalanan menjadi pembelajaran mandiri yang efektif. Diantaranya : (a) membantu tugas bermakna, jelas, dan menantang, (b) menganekaragamkan tugas-tugas, (3) menaruh perhatian pada tingkat kesulitan, dan (4) memonitor kemajuan siswa.

5. Pengajaran Berbasis Kerja Pengajaran berbasis kerja memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut digunakan kembali di dalam tempat kerja.

24

Mengajar siswa di kelas adalah suatu bentuk pemagangan.Pengajaran berbasis kerja menganjurkan pentransferan model pengajaran dan

pembelajaran yang efektif kepada aktivitas sehari-hari di kelas, baik dengan cara melibatkan siswa dalam tugas-tugas kompleks maupun membantu siswa dalam mengatasi tugas. 6. Pengajaran Berbasis Jasa Layanan Pengajaran berbasis jasa layanan memerlukan penggunaan

metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut, jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa layanan dan pembelajaran akademis. Strategi pembelajaran ini berbijak pada pemikiran bahwa semua kegiatan kehidupan dijiwai oleh kemampuan melayani. D. Inquiry Inquiry merupakan salah satu komponen dan penerapan pendekatan CTL ( Contekstual Teaching And Learning ), yang berarti

menemukan.Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTl (Contextual Teaching and

Learning). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inquiry merupakan salah satu dari tujuh komponen penerapan pendekatan kontekstual di kelas. Siklus inquiry sebagai berikut: (1) Observasi (Observation), (2) Bertanya 25 (Questioning), (3) Mengajukan

Dugaan (Hipothesis), (4) Pengumpulan Data (Data Gathering), dan (5) Penyimpulan (Conclusion). Jika digambarkan dalam sebuah bagan,menurut Nurhadi (2003), siklus inquiry dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Draw Conclusions Observing Questioning

Inquiry Process

Data Analysis

Gathering Information

Hypothesis

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiry) adalah sebagai berikut : (1) merumuskan masalah, (2) mengamati dan melakukan observasi, (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya yang lainnya, dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien lainnya. E. Mata Pelajaran Matematika

26

Mata pelajaran matematika yang dimaksud dalam Penelitian ini adalah dibatasi pada Pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok (1) Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang,(2) Pembagian sebagai

Pengurangan Berulang sampai habis,(3) Mengubah Bentuk Perkalian ke Bentuk Pembagian,(4) Menghitung Secara Cepat Perkalian Dan Pembagian oleh bilangan bilangan Dan Memecahkan Masalah Seha

27

BAB IIII METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas: (a) Rancangan Penelitian, (b) Subyek Penelitian, (c) Langkah-langkah Penelitian, (e) Instrumen Penelitian, (e) Teknis Analisis Data

A. Rancangan Penelitian Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan

sebelum dilaksanakan.Kegiatan merencanakan itu mencakup komponenkomponen yang diperlukan. Menurut Lincoln dan Guba (1985),

mendefinisikan bahwa rancangan Penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masingmasing. Rancangan dalam Penelitian ini adalah rancangan Penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) Penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

pemantauan, refleksi yang mungkin dIIIkuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, (1980) yang dikutip oleh Zuriah (2003). 28

Rancanagan

dalam

Penelitian

ini

direncanakan

melalui

beberapa tahap perencanaan, diantaranya :(1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan.

B. Subyek Penelitian Subyek dalam Penelitian ini ditentukan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa. Subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, tahun pelajaran 2007/2008 sejumlah 18 siswa.

C.Langkah-langkah Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi obyek penelitian dengan tujuan untuk mengenal segala unsur lingkungan dan alam sekitar khususnya kelas yang digunakan sebagai objek penelitian. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subyek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan 29

untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada. 2. Menentukan obyek penelitian.Tahap ini memastikan bahwa Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan

karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti. 3. Pengumpulan data awal untuk pemfokusan masalah penelitian dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan langsung.Hal ini dimaksukan, agar mendapatkan data yang valid dan reable sesuai dengan kondisi obyek penelitian. Dengan melakukan pengamatan langsung, maka peneliti akan memperoleh catatan lapangan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Moleong (1995) menyebutkan bahwa catatan lapangan merupakan jantungnya penelitian kualitatif. Selanjutnya

Moleong (1995) mengatakan bahwa penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan, sebab dalam pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Menurut Lincoln dan Guba (1981) menyebutkan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif. Diantaranya: (1) Pengamatan ini didasarkan pada pengamatan langsung,

(2) Dapat mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya, (3)Memungkinkan mencatat situasi 30 yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data, (4) Menghindari pada saat wawancara, (5) Peneliti mampu memahami situasi rumit, (6) Membantu komunikasi. 4. Melakukan pada siklus 1 yaitu proses kegiatan belajar mata pelajaran Matematika untuk siswa Kelas III pokok bahasan Pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) Perkalian sebagai bila tidak memungkinkan menggunakan teknik

Penjumlahan Berulang, (2) Pembagian sebagai Pengurangan Berulang sampai habis.Obyek penelitian yaitu Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. 5. Melakukan kegiatan pada siklus 2 untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar mata pelajaran Matematika Pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) Mengubah Bentuk Perkalian ke Bentuk Pembagian, (2) Menghitung secara Cepat perkaliaqn dan pembagian oleh bilangan-bilangan dan memecahkan masalah sehari-hari yang

melibatkan +,-,x, dan :.dengan melakukan pendekatan inquiry pada Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

6. Mengumpulkan data dari hasil pelaksaan penelitian yan dilakukan oleh peneliti, berdasarkan pada pelaksanaan proses belajar mengajar dan hasil belajar obyek penelitian yaitu Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung , Kabupaten Pacitan. 31 7. Setelah data terkumpul selanjutnya mengidentifikasi, dan langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil identifikasi. 8. Mendeskripsikan dan memaparkan hasil penelitian secara kualitatif sesuai dengan fokus penelitian. 9. Peneliti membuat laporan penelitian dengan cara mendeskripsikan hasil kegiatan pembelajaran sesuai dengan judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti. D. Instrumen Penelitian Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan.Diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi. 1.Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian(Zuriah, 2003).Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya:

(a)

Observasi langsung, yaitu observasi yang akan dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan

(b)

Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil observasi dengan menggunakan daftar cek (chek list). 32 Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti

adalah pengamatan berperan serta.Menurut Bogdan & Biklen (1982) ketiga teknik ini merupakan teknik-teknik dasar yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Bugdan (1973) dalam Moloeong (2001)

mendevinisokan bahwa secara tepat pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi soaial yang memakan waktu yang cukup lama antara peneliti peneliti dengan subjeknya, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan. Spraidley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan

serta dalam peneliti kualitaif, diantaranya ; a) Dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memaksa (Descriptive observations) secara luas, dengan melukiskan situasi social secara umum yang ada di lokasi penelitian, b) Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (Focused observations) untuk menemukan kategorikategori utama tentang focus penelitian, dan

c)

Setelah itu di adakan pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif (selective obserfations) untuk menemukan kategorikategori yang lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian.

Tiga tahap tersebut juga dilakukan oleh peneliti dalam 33 penelitian yang berjudul Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Hasil Belajar Matematika Pokok Perkalian dan Pembagian pada siswa Kelas II Semester II SDN Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan Dengan pengembangan Metode Inquiry. Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe

keterlibatan peneliti dalam partisipasi observasi yang terbuat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Tipe Keterlibatan Peneliti dalam Partisipasi Observasi (Sumber : Spradley, 1980:80) DEGREE OF INVOLMENT High TYPE OF PARTICIPATION

Complete Active Moderate Passive

Low (No involvement) Nonparticipation

a)

Tidak berpartisifasi (non participation)

Pada tipe ini peneliti dalam melakukkan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya peneliti hanya melakukan (melihat )secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian b) Partisipasi pasip (pasive partisivation) 34 Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, Tetapi tidak berpartisipasi atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai penonton saja. c) Partisipasi moderat (moderat participation) Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di luar (outseder) ataupun terlibat dan mengamati. d) Partisipasi aktif (active Participation) Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah. e) Partisipasi secara total (complet or ordinary participation) Tipe ini merupakan tahap tinggi dalam keterlibatan peneliti sebagai observer participant. Peneliti total melakukan seperti apa yang di kerjakan oleh personal-personal sekolah dalam memperoleh data penelitian. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan responden (Zuriah , 2003 ). Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting

35

untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif , sebab banyak

informasi yang diperoleh peneliti oleh wawancara. Menurut Arifin (1998) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatupercakapan yang bertujuan memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini di tujukan kepada Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan dan guru pelajaran Matematika di sekolah tersebut. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawancara tidak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyakbanyaknya yang rahasia, dan sensitive sifatnya sekalipun serta

memungkinkan sekali di catat semua respons afektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung (Bafadal, 1994) Namun dalam pelaksanaan wawancara tersebut tetap mengacu pada goba dan Lincoln (Bafadal, 1994) bahwa sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu disusun terlebih dahulu disusun garis-garis besar pertanyaan yang disampaikan kepada informan berdasarkan pada fokus dan sub, fokus penelitian . 3. Dokumentasi Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Guba & Luncoln (1981) mengtakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena : (1) merupakan sumber yang setabil, kaya dan mendorong (2) berguna sebagai bukti untuk suatu 36 pengujian, (3) sifatnya alamiah sesauai dengan konteks, (4) hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki. E. Teknik Analisis Data Analisis menurut Paton (1980) adalah proses pengaturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar.Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada. Menurut Nasution (1992) Analisis adalah proses pnyusuna data agar dapat ditafsirkan. Bogdan dan Biklen (1982) mengatakan analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat di kelola, mensintensiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan. Miles dan Hubenen (1984)mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengtakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya.

Moleong (1995:103) mengemukakan, analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat, ditemukan tema yang disarankan oleh data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 37 analisis deskriptif. Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif di rancang untuk memperoleh status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya data tersebut disusun secara sistenmatis. Dengan cara diorganisis, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan. Selanjutnya miles &Hubermen kegiatan (1984) menerapkan tiga alur

dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak

dapat terpisahkan, yaitu: (1)reduksi data, (2) penyajian data, dan(3) penarikan kesimpulan atau verifikasi PENYAJIAN DATA

PENGUMPULAN DATA

KESIMPULAN

REDUKSI DATA

38 PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data ; Model Interaktif (Sumber: Miles &Hubermen, 1984:20)

Redaksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di

lapangan (Miles & Hubermen, 1994). Laporan lapangan sebagai bahan mentah diredukasi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya disusun lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang diredukasi dapat membe rikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan, juga

memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan kembali data yang diperoleh jika diperlukan. Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerefresentatif suatu peristiwa, kejadian atau subjek.

BAB IV 39 PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan berjudul Pengembangan

pada

bab-bab

sebelumnya,

penelitian

yang

Desain

Pembelajaran

Inquiry

meningkatkan

motivasi dan prestasi hasil belajar matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian dengan subpokok bahasan (1) perkalian sebagai penjumlahan berulang, (2) pembvagian sebagai pengurangan berulang sampai habis,(3) mengubah bentuk perkalian ke dalam bentuk pembagian, (4) menghitung secara cepat perkalian dan pembagian oleh bilangan-bilangan dan

memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan +,-,x, dan : pada siswa kelas II Semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso III. (Studi pada siswa kelas II Semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ), dalam bab ini akan membahas: (a) paparan data, (b) refleksi data, dan (c) hasil penelitian. Adapun penjabaranya sebagai berikut : A. Paparan Data Paparan data merupakan deskripsi penjabaran kegiatan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian. Dalaqm papara data hasil penelitian ini, peneliti akan menjabarkan kegiatan

yang direncanakan oleh peneliti dengan menjabarkan kegiatan per siklus yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Penjabaranya sebagai berikut: (1) siklus 1, dan (2) siklus 2.

1. Siklus 1

40

Pada rencana ini tindakan dilakukan selama 2 jam pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, guru mengemukakan orientasi dan prosedur kerja siswa sebagai kegiatan pembuka. Pada kegiatan ini pelajaran, guru membagi lembar kerja siswa sesuai dengan pokok bahasan mata pelajaran

matematika. Yaitu pokok bahasan pokok perkalian dan pembagian dengan subpokok (1 Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang, (2) Pembagian sebagai Pengurangan Berulang sampai habis, (3) mengubah bentuk Perkalian ke bentuk Pembagian, (4) menghitung secara cepat Perkalian dan Pembagian oleh bilangan-bilangan Dan memecahkan Masalah sehari-hari yang melibatkan +,-,x , dan : sedangkan kegiatan penutup guru

menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok kegiatan siswa sebagai pokok pemantapan. Sklus satu membahas pokok bahasan materi pokok mata pelajaran matematika kelas III pada pokok pembahasan pokok perkalian

dan pembagian dengan (1) perkalian sebagai penjumlahan berulang, (2) pembagian sebagai pengurangan sampai habis. Pertemuan I

a. Apersepsi dan apresiasi selama I0 menit selanjutnya pembagian lembar kerja siswa dengan penjelasannya, b. Kegiatan pokok selama 50 menit dengan bahasan materi pokok mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian

dengan subpokok (1) perkalian sebagai penjumlahan berulang, (2) pembagian sebagai pengurangan sampai habis. c. Kegiatan penutup selama 41 10 menit. Kegiatan ini merupkan

penyimpulan hasil belajar dengan diskusi dan selanjutnya kegiatan ditutup oleh guru. Pertemuan III a. apersepsi selama 10 menit selanjutnya pembagian lembar kerja siswa dengan penjelasan. b. Kegiatan pokok selama 50 menit dengan bahasan materi pokok mata pelajaran matematika pokok bahasan pokok perkalian dan pembagian dengan subpokok bahasan operasi hitung perkalian dan pembagian. Dilanjutkan diskusi kelas dan menyampaikan hasil penyalesaian lembar kerja siswa . c. Kegiatan penutup selama 10 menit. Kegiatan ini merupakan

penyimpulan hasil belajar dengan diskusi dan selanjutnya kegiatan di tutup oleh guru. Setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pertemuan I dan pertemuan 2, selanjutnya kegiatan ini dipaparkan hasil belajar secara prosentase dari Siswa Kelas II semester II

Sekolah Dasar Negeri Ploso IIKecamatan Punung , Kabupaten Pacitan dalam siklus berikut ini:

42 Tabel I Hasil belajar Siswa Siklus I

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Edi Tri Wibowo Puji Rahayu

NAMA SISWA

HASIL BELAJAR 6 7 7 6 9 5 8 6 7 8 6 8 7 7 6 5

Sekar Rini Tirto Pamungkas Agung Nur Alfian Ayu Sari Purnama Alifio Prakoso Agung Pambudi Ervian Wihananto Eko samsul Prayitno Gatot dwi prasetyo Ika Novianty Indri Oktaviani Lucky Firmansyah Riska Yuliani Siska Wahyu Liana Winarno

17

Hunayun

Dari data hasil belajar tersebut dapat didistribusikan frekuensi hasil belajar Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan pada siklus I sebagai berikut : 43 Tabel 2 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No 1 2 3 4 5 6 7

Nilai 10 9 8 7 6 5 4 Total :

Frekwensi 0 1 3 6 5 2 0 17

Frekwensi % 00% 5,88% 17,65% 35,28% 29,40% 11,76% 0.00% 100.00%

Kategori Motivasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Sedang Cukup Kurang Kurang Sekali

Dari frekuensi data tersebut diketahui nilai terendah 5 frekuensi dengan prosentase 11,76 %, dan nilai tertinggi 9 frekuensi 1 dengan prosentase 5,88%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai diatas ratarata (tergolong nilai tinggi) adalah nilai 8 dengan frekuensi 3 dengan prosentase 17,65 %. Sedangkan kategori sedang nilai 7 frekwensi 6 dengan prosentase 35,28 %, nilai 6 dengan frekuensi 5 dengan prosentase 29,40 %.

44

Dan tergolong nilai rendah (kurang) adalah nilai 5 dengan jumlah frekuensi 2 dengan prosentase 11,76 %. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa kelas III Semester I Sekolah Dasar Negeri Ploso III Kecamatan Punung, dalam siklus pertama

didapatkan kelompok nilai tinggi, cukup dan kurang. Untuk kategori tinggi sejumlah 23,53% dengan rician 5,88% untuk nilai 9, dan17,65% untuk nilai 8. Sedangkan kategori nilai cukup sejumlah 64,68% dengan 35,28% rincian untuk nilai 7, dan 29,40% untuk nilai 6. sedangkan nilai kurang sejumlah 11,76% pada nilai 5. Peningkatan motivasi belajar siswa ini akan ditindak lanjuti pada kegiatan belajar di siklus III. Adapun pendeskrepsian kegiatan yang dilakukan pada siklus III tidak terlalu beda dengan kegiatan pada siklus I. Kegiatan Siklus III ini membahas kelanjutan pokok bahasan yang belum dilakukan penjelasan, yaitu pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) mengubah Bentuk Perkalian ke Bentuk pembagian, (2) Menghitung Secara Cepat Perkalian dan pembagian oleh bilangan bilangan Dan Memecahkan Masalah Sehari-hari yang melibatkan +,-,x dan :. Adapun rincian penjabaran dari kegiatan pada siklus III ini adalah sebagai berikut : 2. Siklus 2 Pada siklus ini rencana tindakan dilakukan selama 2 jam pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, guru mengemukakan orientasi dan prosedur kerja siswa sebagai kegiatan pembuka. Pada kegiatan ini pelajaran, guru

45

membagikan lembar kerja siswa dengan melanjutkan materi pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) Perkalian sebagai

Penjumlahan Berulang, (2) Pembagian sebagai pengurangan Barulang sampai habis, (3) Mengubah Bentuk Perkalian ke Bantuk Pembaian, (4) menhitung Secara Cepat Perkalian dan pembagian oleh bilanan bilangan dan Memecahkan Masalah Sehari-hari yang melibatkan +,-,x, dan :. Sedangkan kegiatan penutup guru menyimpulkan hasil pembahasan dari kegiatan siswa sebagai pemantapan. Siklus III membahas pokok bahasan materi pokok Perkalian Dan Pembagian dengan Subpokok Bahasan (1) Mengubah Bentuk Perkalian ke Bentuk Pembagian, (2) Menghitung Secra Cepat Perkalian dan Pembagian oleh bilangan bilangan Dan Menghitung Masalah Sehari-hari yang

melibatkan +,-,X, dan :. Materinya sama dengan kegiatan pada siklus I, sehinga proses kegiatannyapun juga tidak terlalu berbeda dengan siklus I. Perbedaan yang mencolok adalah materi ulangan untuk siklus III. Adapun proses kegiatannya adalah : Pertemuan I a. Apersepsi dan apresiasi selama 10 menit selanjutnya pembagian lembar kerja siswa dengan penjelasanya. b. Kegiatan pokok selama 50 menit dengan bahasan Materi pokok Perkalian Dan Pembagian denan Subpokok Bahasan (1) Mengubah Bentuk Perkalian ke bentuk Pembagian, (2) menghitung secara Cepat Perkalian dan pembagian oleh bilangan bilangan Dan memecahkan

Masalah Sehari-hari yang Melibatkan +,-,x dan :. Dilanjutkan diskusi kelas dan menyampikan hasil penyelesaian lembar kerja siswa. c. Kegiatan penutup selama 10 menit. Kegiatan ini merupakan

penyimpulan hasil belajar dengan diskusi dan selanjutnya kegiatan ditutup oleh guru. Pertemuan III a. Apresepsi dan apresiasi selama 10 menit selanjutnya pembagian lembar kerja siswa dengan penjelasannya. b. Kegiatan pokok selama 50 menit dengan bahasan materi pokok, dengan pokok (1) Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang,(2) habis,(3) 46

Pembaagian

Sebagai

Pengurangan

Berulang

sampai

Mengubah Bentuk perkalian Ke Bentuk Pembagian, (4) Menghitung Secara Cepat Perkalian dan Pembagian oleh bilangan Dan

Memecahkan Masalah Sehari-hari yang Melibatkan +,-,x, dan : Dilanjutkan diskusi kelas dan menyampaikan hasil penyelesaian lembar kerja siswa. c. Kegiatan penutupan selama 10 menit. Kegiatan ini merupakan penyimpulan hasil belajar dengan diskusi dan selanjutnya kegiatan ditutup oleh guru. Berikut ini dipaparkan hasil belajar secara prosentase dari Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dalam siklus III ini. Adapun hasilnya dapat didistribusikan dalam bentuk tabel hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 3 47 Hasil belajar Siswa Siklus III Hasil belajar Siswa Siklus I

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Edi Tri Wibowo Puji Rahayu

NAMA SISWA

HASIL BELAJAR 6 7 7 6 9 5 8 6 7 8 6 8 7 7

Sekar Rini Tirto Pamungkas Agung Nur Alfian Ayu Sari Purnama Alifio Prakoso Agung Pambudi Ervian Wihananto Eko samsul Prayitno Gatot dwi prasetyo Ika Novianty Indri Oktaviani Lucky Firmansyah Riska Yuliani

15 16 17

Siska Wahyu Liana Winarno Hunayun

6 5 6

Dari data hasil belajar tersebut dapat didistribusikan frekuensi hasil belajar Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan pada siklus 48 2 sebagai berikut :

Tabel 4 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 Nilai 10 9 8 7 6 5 4 Total : Frekwensi 1 3 8 5 0 0 0 17 Frekwensi % 5,90% 17,65% 47,05% 29,40% 0.00% 0.00% 0.00% 100.00% Kategori Motivasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Sedang Cukup Kurang Kurang Sekali

Dari frekuensi data tersebut diketahui

didapatkan nilai tertinggi 10

frekuensi 1 dengan prosentase 5,90%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai di atas rata-rata (tergolong nilai tinggi) adalah nilai 8 frekuensi 8 dengan prosetase 47,05%, nilai 9 frekuensi 3 dengan prosentase 17,65%. Sedangkan kategori cukup nilai 7 frekuensi 3 dengan prosentase 29,40%.

49

Dan tergolong nilai kurang dalam kegiatan belajar menajar pada siklus III ini tidak didapatkan oleh peserta didik. Hal ini menunjukkan semakin

berpengaruhnya strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Sehingga peningkatan hasil belajar tersebut, membuktikan bahwa strategi pembelajaran dengan inquiry dapat meningkatkan motovasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa motifasi belajar siswa kelas III Semester III Sekolah Dasar Negeri Ploso III Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, dalam siklus kedua didapatkan kelompok nilai tinggi dan nilai cukup saja. Untuk Kategori tinggi sejumlah 70,60% dengan rincian 5,90% untuk nilai 10 dan 17,65 % untuk nilai 9, dan 47,05% untuk nilai 8 dan nilai cukup 29,40% untuk nilai 7 Sedangkan kategori nilai kurang tidak didapatkan dalam kegiatan belajar pada siklus ini. Dan data tersebut menunjukkan bahwa antara siklus I dan siklus III motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran inquiry menunjukkan peningkatan. Peningkatan motivasi belajar siswa ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dipenaruhi oleh strategibelajar yang diberikan guru. Prestasi belajar dapat baik bila motivasi belajarnya juga baik.

B. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran denan pendekatan kontekstual. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru 50

dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa yang lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebaai struktur pengetahuan yan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari penetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan praktisi adalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi : (1) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan. 1. Analisis Analisis dalam penelitian Pengembanan Desain Pembelajaran Inquiry Meninkatkan Motivasi dan Prestasi Hasil belajar Mata Pelajaran Matematika Pokok perkalian Dan Pembaian pada siswa Kelas II Semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II. Studi pada Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan ini adalah analisis motivasi belajar yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang digunakan oleh Peneliti. 2. Sintesis

51

Hal

ini mengarah

pada proses belajar yan

dilakukan

seluruh

komponen belajar, baik oleh guru, maupun siswa sebagai peserta didik. 3. Pemaknaan Memaknai hasil belajar sangat diperlukan. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, maka jelaslah bahwa motivasi belajar sangat berpenaruh terhadap prestasi belajar. Munculnya motivasi belajar didukung oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 4. Penjelasan Ditegaskan dalam proses kegiatan belajar ini, diperoleh hasil belajar yang optimal dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keinginan peserta didik. 5. Penyimpulan Data dan Informasi Dari kegiatan penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi hasil belajar dapat ditinkatkan dengan strategi pembelajaran yang sesuai. Motivasi yang dapat

meningkatkan cara belajar peserta didik akan prestasi belajar yang dilakukan. C. Hasil Penelitian

berpengaruh terhadap

Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa penerapan penimbangan desain penbelajaran inquiry dapat meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa sekolah dasar kelas II Semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan 52

Punung Kabupaten Pacitan. Hal ini di tunjukan oleh prestasi siswa tersebut dalam mempelajari mata pelajaran matemkatika pokok perkalian dan pembagian dengan sub pokok bahasan (1) perkalian sebagai penjumlahan berulang,(2) pembagian sebagai pengurangan berulang sampai habis ,(3) mengubah bentuk perkalian ke dalam bentuk pembagian, (4) menghitung secara cepat perkalian dan pembaian oleah bilangan-bilangan dan

memecahkan masalah Sehari-hari yan melibatkan +,-,x,dan :. Hasil belajar (prestasi) yang diperoleh menunjukan hasil yan sangat signifikan dengan mengunakan strategi pembelajaran inquiry. Dengan hasil belajar yang baik menunjukan motivasi Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Miningkatkan dengan pengembangan strategi pembelajaran inquiry yang di gunakan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

53

BAB V PENUTUP Dalam bab ini diuraikan : (a) kesimpulan, dan (b) saran-saran berdasarkan pada penelitian dengan judul Penambanggan Desain

Pembelajaran Inquiry Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Hasil Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan perkalian Dan Pembagian pada siswa Kelas II SDN Ploso II. (Studi Pada Siswa Kelas II Semester Sekolah Dasar negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Pengembanan Strategi pembelajaran dengan inquiry dapat meningkatkan motivasi Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Sebagai buktinya bahwa pengajaran yang dilakukan mengalami peningkatan yang signufukan dari hasil belajar siswa dengan strategi pembelajaran inquiry menunjukkan peningkatan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa antara siklus I dan siklus III, motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran inquiry menunjukkan peningkatan denan

jumlah responden yang sama yaitu 18 responden. Peningkatan motivasi belajar siswa ini

menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh strategi belajar 54

yang diberikan guru. Prestasi belajar dapat baik bila motivasi belajarnya juga baik 2. Inquiry salah satu komponen Contekstual Teaching and Learning (CTL). Strategi ini dapat dilakukan pada semua mata pelajaran. 3. Stratei pembelajarab denan mengunakan strategi

pembelajaran inquiry dimungkinkan dapat meninkatkan motivasi velajar Siswa Kelas II semester II Sekolah Dasar Negeri Ploso II Kecamatan Matematika. Punung, Kebupaten Pacitan pada mata pelajaran

B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang tersebut, maka dirumuskan saransaran sebagai berikut : 1. Kepada guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran denan mengenalkan kepada siswa denan pembelajaran yang digunakan adalah strategi inquiry (menemukan) 2. Kepada guru yang menajarkan mata pelajaran Matematika,

hendaknya selalu mempunyai kreatifitas dalam mengunakan strategi belajar yang diberikan kepada siswa.

3. Hendaknya guru dapat meningkatkan kualitas berdasarkan pada pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku denan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan dengan

perubahan atau inovasi penyelenggaraan proses pembelajaran yang 55 disesuaikan dengan tuntutan perkembanan zaman. 4. Strategi pembelajaran perlu dilakukan dengan banyak variasi sesuai dengan keinginan peserta didik yang dilakukan oleh guru agar didapatkan hasil belajar yang optimal.

56 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M., & Bintoro, T. 2000. memahami dan Menangani Siswa dengan Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta : Proyek Peningkatan Umum, Mutu Dirjen SLTP, Direktorat Pendidikan Departemen

Menengah

Dikdasmen,

Pendidikan Nasional. Arifin, I. 1998. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengelola Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar Berprestasi. Desertasi Tidak Dipublikasikan. Program Pascasarjana IKIP Malang. Bafadal, I. 1994. proses Perubahan di Sekolah. Disertasi Tidak

Dipublikasikan. Program Pascasarjana IKIP Malang. Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Research InEducation. Boston: Allyn & Bacon Guba, E. G., & Lincoln, Y.S. 1981. Effective Evaluation. San San Fransisco : lossey-Bass Publishers Hatnalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara Miles, M. B., & Hubermen, A.M.1984. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidin. Universitas Indonesia, Jakarta.

57

Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung : Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitutif. Bandung: Penerbit Tarsito Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malan: Universitas Negeri Malang Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran KBK Malang: Kontekstual Uneversitas dan

Penerapannya Malang. Patton, Q.M. 1980.

dalam

Negeri

Qualitativ

Evaluations

Methods.

London:

Sage

Publications Soekamto, H. 2001. Perana Strategi Pembelajaran yang Menekankan pada Aktivitas Siswa dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi 58 Siswa Mata Pelajaran IPS-Geografi. Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. Vol.3 No 9, 10 Tahun 2001 Spradley, J., P. 1980 Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston

Sukirin, 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Wardhana, D., Basri., Y., Imron, A. 2000. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 : Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Depertemen Pendidikan Nasional. Surabaya : PT Gradita Utama Winkel, 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia Woodworth, R., 1951. Psichology. New York: Henry Holt & CO Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing

LAMPIRAN I

59

EVALUASI SISWA SIKLUS I Bagian I Isilah titik-titik sesuai gambar ! 1.

60 Jawablah soaL-soal berikut dengan tepat! 1. Kelereng Mahmud 18 butir,dibagikan sama banyak kepada Ridho, Ridho Ali. Berapa kelereng yang diterima oleh Ridho? 2. Sebanyak 21 butir telur dimasukkan ke dalam 3 kantong plastik sama banyak. Berapa isi telur pada setiap kantong? 3. Sebuah lidi mempunyai panjang 30 senti meter. Lidi tersebut di potong menjadi 3 bagi sama panjang. Berapa panjang tiap lidi`? 4. Siswa kelas dua ada 35 orang. Akan dibentuk kelompok belajar yang masing-masing anggota 5 siswa . Berapa banyak siswa pada masingmasing kelompok belajar ? 5. Didalam kardus ada 50 batang kapur. Jika setiap hari di perlukan 5 batang kapur, berapa hari kapur dalam kardus akan habis ?

Bagian III 63 Jawablah soal-soal berikut dengan tepat ! 1. Sebuah kardus dapat di isi 6 buah mangga. Jika nterdapat 18 mangga, maka dibutuhkan . . . kardus.

2. Sebuah rak dapat memuat 7 botol kecap. Jika terdapat 28 botol kecap, maka diperlukan . . . buah rak 3. Sebuah kue dapat di potong menjadi 4 potong kecil. Jika terdapat 20 potong kecil, maka banyak kue yang dipotong ada . . . buah. 4. Sebuah ruangan dapat memuat 8 kursi. Jika terdapat 48 kursi, ruangan yang di perlukan sebanyak . . . buah. 5. Satu buah bemo memiliki 3 buah roda. Jika ada 27 buah roda maka dapat dipasang pada . . . bemo. 6. Tiap sendok pupuk cukup untuk 5 tanaman . jika terdapat 35 tanaman, maka pupuk yang di perlukan . . . sendok. maka

7. Pada permanan kelereng, tiap anak membawa 7 kelereng. Jika jumlah kelereng ada 56, maka yang bermain kelereng ada . . . anak. 8. Di sebuah peternakan tiap hari dihasilkan 8 butir telur itik. Sebanyak 40 butir telur itik dapat di hasilkan dalam . . . hari. 9. Sebuah gulungan plastik dapat di potong menjadi 8 potongan kecil. Jika terdapat 48 potongan kecil, maka tali plastik yang di potong buah sebanyak . . . gulung. 10.Sebuah kantong dapat memuat 9 buah jeruk . jika terdapat 81 jeruk ,maka kantong yang di butuhkan sebanyak . . . buah. Soal di baca oleh guru. 65

1. 9

: 3 =. = .... =. =. =.

6. 32 : 4

= . =.. =.. =.. =..

2. 10 : 2 3. 20 : 5 4. 15 : 3 5. 21 : 7

7. 40 : 8 8. 18 : 6 9. 25 : 5 10. 28 : 4

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Tatik membawa tiga bungkus permen. Tiap bungkus berisi 5 permen di berikan kepada adiknya. Berapa banyak permen tatik sekarang ? 2. Pak guru membagikan 36 buku kepada 9 sama banyak. Salah satu siswa menjadi juara pertama di beri tambahan 3 buku lagi. Berapa buku yang di terima oleh siswa yang menjadi juara pertama?

3. Di kelas dua terdapat 40 siswa. Akan dibentuk 8 kelampok belajar dengan jumlah siswa tiap kelompok sama banyak. Banyak siswa laki-laki di

setiap kelompok ada 2 orang. Berapa banyak siswa perempuan di tiap kelompok ? 4. Pak amir mempunyai 6 kolam ikan. Tiap kolam berisi 8 ekor ikan. Setelah dihitung ternyata ada 5 ekor ikan yang mati. Berapa ekor ikan yang masih hidup ? 5. Ani dan rita membagi 50 66 karet gelang. Kemudian rita memberikan 5

karet gelang yang di milikinya kepada ani. Berapa karet yang di miliki ani sekarang ? 6. Dalam seminggu siswa belajar di sekolah selama 6 hari. Selama 5 minggu ternyata ida pernah tidak masuk karena sakit selama 4 hari. Berapa hari masuk sekolah dalam 5 minggu ? 7. Andri, gita, dan badu akan membagi 30 potong coklat. Gita mendapat 2 poton coklat lebih banyak dari ke dua temanya. Berapa potong coklat yang di terima oleh Gita ? 8. Sebanyak 7 angkutan kota masing-masing membawa 5 orang

penumpang. Di tengah jalan sebanyak 2 orang penumpang turun. Berapa jumlah penumpang yang masih ada di tujuh angkutan tersebut ? 9. Di sebuah gedung terdapat lima baris kursi. Tiap baris terdiri dari 8 8 kursi. Sebanyak 2 kursi tidak dapat dipakai karena rusak. Berapa kursi yang masih bisa di pakai ?

10. Ucok, Putri, Mira, dan Maya membagikan 2 kantong permen. Tiap kantong berisi 20 permen Maya mendapat tambahan 5 permen dari temantemannya. Berapa permen yang diterima maya ?

67

Anda mungkin juga menyukai