Oleh :
Erni Wulandari
NIM : 20404106576
Mengesahkan,
Kepala Sekolah Peneliti
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
judul , “Penerapan Metode Diskusi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan kerja sama dengan pihak-pihak
motivasi
laporan penelitian
Semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat, khususnya bagi guru serta
Ngawen,
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Hasil observasi kegiatan siswa siklus I
Tabel 2. Hasil observasi kegiatan guru siklus I
Tabel 3. Hasil analisis tindakan siklus I
Tabel 4. Kelemahan siklus I, analisis penyebab dan rekomendasi
Tabel 5. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II
Tabel 6. Hasil observasi kegiatan guru siklus II
Tabel 7. Hasil analisis tindakan siklus II
vi
PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM SDN PAGERJURANG KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Oleh
Erni Wulandari
ABSTRAK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dr. Binti Maunah. Ilmu Pendidikan.2009. Yogyakarta: Teras. Hal.6
1
berbicara tentang perkembangan kualitas sumber daya manusia. 2
Perubahan yang sangat cepat dalam bidang teknologi dan informasi merupakan
tantangan tersendiri khususnya bagi para pendidik. Guru hendaknya dapat
mengontrol peserta didik dalam menghadapi arus globalisasi serta dapat
memotivasi peserta didik untuk menggunakan teknologi dengan bijak.
Sebagai bagian dari komponen pendidikan keberadaan rumusan tujuan
pendidikan memegang peranan sangat penting. Karena tujuan pendidikan
berfungsi mengarahkan aktifitas, mendorong untuk bekerja, memberi nilai dan
membantu mencapai keberhasilan. 3 Pendidikan Islam sendiri memiliki tujuan
untuk membimbing, mengarahkan, dan mendidik seseorang untuk memahami
dan mempelajari ajaran agama Islam. Diharapkan mereka memiliki kecerdasan
berpikir, kecerdasan emosional dan memiliki kecerdasan Spiritual untuk bekal
hidup menuju kesuksesan dunia dan akhirat.
Dari paparan tersebut, jelas bahwa siswa tidak cukup hanya memiliki
pengetahuan saja, mereka juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan
yang didapat dari pengalaman langsung. Oleh karena itu guru harus mampu
melaksanakan pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa melalui metode-
metode yang menyenangkan dalam pembelajaran, sehingga siswa semangat
mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Namun fakta dilapangan sebagian guru masih melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered). Siswa cenderung
pasif dan hanya mendapatkan transfer ilmu dari guru saja. Guru masih belum
menguasai perkembangan teknologi yang saat ini sudah sangat pesat, selain itu
juga guru tidak termotivasi untuk mencoba hal baru dalam pembelajaran. Rasa
nyaman yang sudah mengakar menjadikan guru tidak ingin mempelajari
berbagai metode dan kecanggihan teknologi sebagai penunjang pembelajaran.
SDN Pagerjurang merupakan salah satu sekolah yang berada di
Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara menurut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran PAI dikelas IV SDN Pagerjurang Kecamatan Ngawen
Kabupaten Gunung Kidul pada materi tayamum masih belum maksimal, karena
guru belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Guru masih
2
Ibid . hal 80
3
Mangun Budiyanto. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Griya Santri. Hal 27
3
B. Identifikasi Masalah
Bersama teman sejawat (kolaborator), peneliti berusaha mengidentifikasi
permasalahan di atas yaitu antara lain:
a. Hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI masih rendah
b. Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Guru belum menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran
4
C. Analisis Masalah
Berdasarkan diskusi dengan bantuan teman sejawat, peneliti dapat
menganalisis penyebab pemahaman siswa tidak maksimal dalam pemahaman
materi pelajaran PAI, yaitu :
a. Guru menggunakan metode yang kurang menarik.
b. Dalam pembelajaran guru tidak melibatkan keaktifan siswa.
c. Penjelasan guru dalam pembelajaran PAI kurang dipahami siswa sehingga
tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil perenungan dan refleksi, peneliti ingin memperbaiki kinerja
peneliti sendiri melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadakan
perbaikan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga diharap-
kan pemahaman dan kemampuan siswa meningkat. Peneliti menerapkan metode
diskusi dengan menggunakan berbagai media sederhana yang sesuai.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar peserta didik materi Pendidikan Agama Islam
sebelum menggunakan metode diskusi?
2. Bagaimana penerapan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi Pendidikan Agama Islam ?
3. Bagaimana hasil penerapan metode diskusi terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi Pendidikan Agama
Islam sebelum menggunakan metode diskusi
b. Untuk mengetahui cara penerapan metode diskusi dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas IV pada materi Pendidikan Agama Islam (PAI).
c. Untuk mengetahui hasil penerapan pembelajaran dengan metode diskusi
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi berbagai
pihak :
1. Manfaat bagi guru.
a. dapat memperbaiki kinerja guru sehingga menjadi guru yang profesional
b. dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran
c. dapat memotivasi guru untuk selalu mencoba metode baru dalam
pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa.
a. Meningkatkan motivasi belajar ssiswa agar lebih tertarik pada mata
pelajaran PAI.
b. Menambah pemahaman bagi siswa khususnya pada mata pelajaran PAI.
G. Kajian Pustaka
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara
sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Dalam proses
pendidikan Islam, faktor metode merupakan faktor yang tidak boleh
diabaikan, karena ikut menentukan sukses atau tidaknya tujuan dari
pendidikan Islam. 4
Metode diskusi merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses
belajar dan sebagai bahan ajar dan landasan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Diskusi kelas memainkan peran penting dalam kegiatan belajar
aktif. Dengan mendengarkan beragam pendapat, siswa akan tertantang untuk
berfikir.5 Metode diskusi juga merupakan suatu cara menyampaikan
pelajaran dimana guru bersama-sama murid mencari jalan pemecahan atas
persoalan yang dihadapi. Dari bermacam-macam kesimpulan dikemukakan
satu jawaban yang logis dan tepat jawaban ini melalui mufakat dan
mempunyai argumentasi yang kuat.
Tujuan dan manfaat diskusi yaitu menggabungkan pelajaran dengan
kehidupan nyata, memberi kesempatan pada murid untuk berpartisipasi
berbicara dan mengajukan pendapat sesuai dengan kemampuannya,
4
Mangun Budiyanto. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Griya Santri. Hal 139
5
Melvin L.Siberman. 2011. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia.
Hal 52
6
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami isi penelitian ini, maka penulis
membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I, pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,kajian
pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II, yaitu tinjauan teoritis tentang peningkatan keterampilan praktik
tayamum melalui metode demonstrasi, pengertian peningkatan keterampilan
tayamum, metode pengajaran dan rumusan hipotesis
7
Bab III, metode penelitian yang meliputi : jenis penelitian, subjek dan objek,
rancangan penelitian, instrumen penelitian, teknik pngumpulan data, metode
analisis data, dan kriteria keberhasilan.
Bab IV, laporan hasil penelitian berisikan tentang gambaran umum lokasi
penelitian, penyajian data dan analisa data.
Bab V, penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
Pada bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. METODE DISKUSI
1. Pengertian Metode
Secara etimologi kata metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri
dari “meto” yang berarti jalan yang dilalui. Begitu juga yang
dikemukakan oleh Armai Arif bahwa istilah metode berasal dari bahasa
Yunani “metodos” . kata initerdiri dari dua suku kata , yaitu “ metha”
yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau
cara. 6
Metode merupakan bagian dari komponen dari proses pendidikan
serta merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran maka
dalam perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem
pengajaran yang lain.
Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan (tema)
dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran. Sedangkan diskusi
pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk
mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
2. Pengertian Diskusi
Kata diskusi menurut Armai Arief berasal dari bahasa latin , yaitu “
discussus” yang berarti “ to examine”. “ Discussus” terdiri dari akar kata
“dis” yang artinya terpisah, sementara dan “cuture” artinya menggoncang
atau memukul. Secara etimologi “discuture” berarti suatu pukulan yang
memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi
jelas dengan cara memecahkan atau menguraikannya ( to clear away
breaking up or cuturing). Secara umum pengertian diskusi adalah suatu
proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara
verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information
6
Armai Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam . Jakarta : PT Intermasa. Hal
40
8
9
7
Armai Arief. Op.Cit. Hal 145
8
Muhaimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV.Citra Media. Hal 83
10
9
Nana Sudjana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algendindo. Hal
80
11
B. Hasil Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan
kemampuan yang lain. Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi
perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat
dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku karena belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari
segi pengetahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik
pemebelajaran formal maupun Nonformal.
Menurut Rusmono, hasil belajar adalah perubahan perilaku individu
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku
tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya
melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
“hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukan
kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam
dimensi-dimensi tertentu”10
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh melalui
pengalaman pembelajaran yang bisa dilihat dari hasil penilaian tertulis
maupun penilaian tidak tertulis yang telah dilakukanbelajar yang tahan lama
dan siswa dapat menggunakannya dalam hidupnya merupakan indikator
pembelajaran efektif.
10
Jafar Ahiri. 2017. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Alfabeta. Hal 18
13
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan11. Hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling
dominan berupa kualitas pembelajaran. 12
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang
dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Pembelajaran antara siswa dan guru merupakan konsep yang tidak
bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang
seharusnya dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konse belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan.
Diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan guru. Interaksi biasanya
berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila tidak ada
perubahan dalam diri individu maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam aspek kehidupan sehingga nampak perubahan
tingkah laku secara kuantitatif.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari
pengajar ( guru).
11
Nana Sudjana. 2011.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Hal. 39
12
Ibid hal. 40
14
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari uraian diatas maka penelitian ini menggunakan
model kemmis dan Mctaggart. Model ini pada hakikatnya
menggabungkan antara tindakan dan observasi. Alasan penggunaan
model Kemmis dan McTaggart adalah tahapan dalam tindakannya
sederhana. Selain itu model ini dianggap sesuai dengan permasalahan
yang terjadi di kelas. Penelitian ini dirancang dalam bentuk 2 siklus
dengan masing-masing siklus terdiri dari 4 fase, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut : “Dengan diterapkannya metode diskusi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN Pagerjurang”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas.
Bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan yaitu Penelitian
Tindakan Kelas Kolaboratif, yakni peneliti bekerjasama dengan guru kelas
IV SD Negeri Pagerjurang Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul.
Penelitian Tindakan Kelas yang sedang diteliti mengambil mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan metode diskusi.
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu
penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pagerjurang Kecamatan
Ngawen Kabupaten gunung Kidul.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022 semester I yaitu
pada bulan Oktober - November 2021.
3. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran PAI melalui metode diskusi.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SD
kelas IV tahun pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari 9 peserta didik, 7 laki-laki
dan 2 perempuan.
15
16
D. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian dalam PTK ini yaitu meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan menggunakan metode diskusi pada mata
pelajaran PAI di SDN Pagerjurang Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung
Kidul Tahun pelajaran 2021/2022
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data Penelitian Tindakan Kelas agar
kegiatan menjadi sistematis dan mudah. Penelitian ini dilakukan oleh 2 orang
guru dengan rincian 1 orang guru sebagai pelaksanan penelitian yaitu guru
PAI dan 1 orang guru kelas IV sebagai kolaborator, pengamat, serta
pendamping dalam penelitian tindakan kelas. Peneliti melakukan semua
rancangan penelitiannya dan diamati oleh satu orang kolabolator sebagai
mitra dengan perincian sebagai berikut:
Daftar Nama Kolaborator
Nama Profesi Instansi
No
1 Retno Kusumawati D.R, Guru Kelas IV SDN Pagerjurang
M.Pd
3. Dokumentasi
H. Indikator Keberhasilan
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator keberhasilannya adalah
peningkatan hasil belajar dari kurang baik menjadi baik. Peningkatan hasil
belajar siswa pada materi Pendidikan Agama islam mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) 70 secara individu.
Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai
KKM. Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individual, apabila
siswa tersebut memiliki nilai paling sedikit 70 per individu atau memiliki daya
serap individual dan ketuntasan klasikal 70 %.
18
I. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan minimal sebanyak dua siklus.
Setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan (4 x 35 menit) yaitu 1 kali
pertemuan untuk tatap muka dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi hasil belajar.
Perubahan tindakan dilakukan pada setiap siklus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.Pelaksanaan penelitian untuk kedua siklus adalah sebagai berikut.
1. Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, sebanyak 2 jam
pelajaran (2x35 menit)
2. Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, sebanyak 2 jam pelajaran
(2x35 menit)
a. Siklus I
1) Perencanaan
a). Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik.
b). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c). Membuat LKPD
d). Membuat instrument yang digunakan dalam PTK
e). Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini meliputi pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menerapkan metode diskusi yang dilakukan berdasarkan RPP yang
telah dibuat disertai dengan perangkat pembelajaran yang telah
disiapkan sebelumnya, yaitu soal dan jawaban, dan instrumen
penelitian, yaitu tes hasil belajar siklus I dan II, lembar observasi
belajar siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus satu ini dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan, antara lain sebagai berikut:
a. Menerapkan tindakan yang sesuai dengan perancangan.
b. Menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran.
19
3) Pengamatan
Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, yaitu
teman sejawat dengan cara mengisi lembar observasi.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Hasil yang diperoleh
pada tahap observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Hasil analisis
siklus pertama inilah yang dijadikan acuan penulis untuk
merencanakan siklus kedua.
Hal-hal yang belum berhasil ditindak lanjuti, sedangkan yang
sudah baik dipertahankan atau ditingkatkan, sehingga hasil yang
dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan yang diharapkan
dan hendaknya lebih baik dari siklus sebelumnya.
Melakukan analisis data yang telah terkumpul dalam tahap
pengamatan selanjutnya diteliti mana kelemahan dan kelebihan
masing-masing peserta didik dan selanjutnya melakukan perbaikan
pada siklus selanjutnya.
b. Siklus II
Seperti halnya siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan mengadakan beberapa
perbaikan sesuai dengan kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada
siklus II ini juga dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Adapun
tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran berdasarkan siklus pertama. Artinya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi
berdasarkan rencana pembelajaran dan hasil siklus I.
20
3. Pengamatan
Peneliti mencatat semua temuan dengan perubahan yang terjadi pada
siswa serta melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa pada akhir
tindakan siklus II.
4. Refleksi
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan membuat
kesimpulan tentang metode diskusi yang digunakan dalam
peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi tersebut dengan
cara memperbaiki tindakan siklus tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Prasiklus
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan
metode diskusi, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal melakukan
pra siklus untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada saat proses
pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas IV SDN Pagerjurang Kecamatan
Ngawen Kabupaten Gunung Kidul. Observasi dilakukan dengan mengamati
ketika guru mengajar, keaktifan siswa dan hasil belajar mata pelajaran PAI
siswa.
Kegiatan awal yang dilakukan sebelum melakukan tindakan adalah
membentuk kelompok belajar berdasarkan hasil pemberian tes awal kepada
murid. Dengan nilai ketuntasan klasikal 22,22% dan daya serap individual yaitu
54,44 %, berarti belum memenuhi kriteria hasil belajar. Selanjutnya adalah
melaksanakan pembelajaran sesuai satuan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada
siklus pertama sebagai berikut :
1) Perencanaan
Bahwa peneliti bersama teman sejawat membahas metode
diskusi yang berhubungan dengan proposal penelitian. Menyeting
materi pada setiap siklus penelitian beserta alokasi waktunya.
Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat menyususn rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
yang akan di ajarkan. Peneliti dan guru merumuskan tujuan
pembelajaran.
Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat merumuskan
masalah yang akan diajarkan. Rumusan masalah yang akan
diajarkan mengacu pada tujuan pembelajaran yaitu: menjelaskan
pengertian hadas kecil dan najis, menyebutkan contoh-contoh hadas
kecil dan najis, menyebutkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan
najis.
22
2) Tindakan
Bahwa adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap
persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Sebelum
menyajikan materi pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa yang
akan dipelajari, dan lembar jawaban yang telah dilampirkan. b)
Menempatkan siswa kedalam kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari empat orang. Kemudian diambil satu siswa
dari tiap kelompok sebagai leader kelompok.
3) Penyajian materi
(a) Melaksanakan pembelajaran
(1) Kegiatan awal
kegiatan awal yang dilakukan pada tahap ini yaitu
memberikan apersepsi dan pretest kepada peserta didik sebagai
tahap awal pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi pada
siswa yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan,
menyampaikan inti dan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi
untuk lebih mengetahui tentang metode diskusi
(2) Kegiatan Inti
meliputi mengemukakan pentingnya belajar tentang macam-
macam hadas dan najis serta tata cara menyucikannya melalui
metode ceramah dan tanya jawab, mengkonstruksikan pengetahuan
awal siswa, membimbing siswa melalui materi bersuci dari hadas
kecil dan najis, memberikan pola masalah dari pembelajaran yang
akan dibahas kepada siswa, membimbing siswa menuliskan hasil
kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya dan memberi penghargaan atau pujian kepada
siswa.
(3) kegiatan penutup,
meliputi menyampaikan kesimpulan materi dan mengevaluasi
siswa dengan memberi pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran.
2. Siklus I
Tabel 1. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus I dikelas IV SDN Pagerjuang
No Indikator yang di amati Skor penilaian ( 1 – 4)
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan 3
pembelajaran
2 Memperhatikan beberapa informasi yang akan 3
disampaikan
oleh guru
3 Duduk dalam kelompoknya masing-masing 3
4 Mendengarkan kembali informasi tentang 3
penjelasan dari
guru dalam pekerjaan kelompok masing-
masing
5 Melakukan kegiatan pembelajaran yang 2
berkaitan dengan
materi yang diajarkan metode diskusi
6 Mengamati fenomena yang terjadi pada situasi 2
pembelajaran melalui metode diskusi
7 Mengkaji hubungan hasil belajar siswa melalui 2
metode
Diskusi
8 Mengamati dan melokalisasi situasi yang 2
sesuai dengan
konsep yang dipelajari
9 Keaktifan dan respon siswa dalam 2
pembelajaran
10 Keaktifan siswa mengerjakan soal-soal yang 3
diberikan
11 Keberanian siswa mengeluarkan pendapat 2
12 Menjawab pertanyaan guru yang berkaiatan 2
materi yang
telah dipelajari
13 Menyimpulkan materi yang telah diberikan 2
14 Menanggapi soal-soal latihan yang diberikan 3
guru
Jumlah skor perolehan 34
Jumlah skor maksimal 56
Persentase jumlah skor perolehan 60,71
24
3. Siklus II
a. Hasil Pengamatan siswa
bimbingan guru. Hal ini dilatar belakangi adanya kegiatan diskusi untuk
membantu siswa dalam pengkajian konsep pembelajaran.
2 Fase Inti
1. Membimbing siswa √
mengkaji
pembelajaran
melalui metode
diskusi
2. Menggunakan √
media
pembelajaran
3. Mengemukakan √
permasalahan yang
di dapat dalam
29
pembelajaran pada
metode diskusi
dengan materi yang
diajarkan
4. Membimbing siswa √
dalam
permasalahan
5. Meminta siswa √
mengemukakan
jawaban/ presentasi
6. Membimbing siswa √
untuk bertanya
3 Fase Akhir
1. Mengemukakan √
kesimpulan materi
2. Memberi evaluasi √
3. Memberikan √
rencana tindak
lanjut
Jumlah skor 51
Skor maksimal 56
Prosentase jumlah skor 91,07
Sumber : SDN Pagerjurang kelas IV
Berdasarkan tabel 6 di atas bahwa secara keseluruhan taraf
keberhasilan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran dengan
meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran pada metode diskusi dapat
dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran pada metode diskusi dari
siklus I ke siklus II. Keberhasilan ini dampak positif bagi peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran.
Hasil temuan yang diperoleh pada pelaksaan siklus II adalah (1)
ketika siswa menyelesaikan soal tes siklus II ditemukan bahwa siswa yang
tidak tuntas pada siklus 1 namun berhasil tuntas pada siklus II,memperoleh
30
d. Refleksi Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini apabila dilihat per aspek maka hasil refleksi
analisis data siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas meningkat jumlahnya
menjadi 7 anak. Ini sudah dapat dikatakan tuntas apabila dilihat secara
klasikal siswa yang mendapat nilai 70 ke atas mencapai 77,77%.
Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut, maka data penelitian ini cukup
sebagai bahan analisis suatu karya ilmiah sesuai dengan prosedur yang ada.
e. Deskripsi Teman Sejawat
Deskripsi teman sejawat, pembelajaran dilaksanakan telah
menunjukkan kemajuan terlihat dari hasil peningkatan nilai setiap siklusnya
dari pra siklus nilai rata-rata 54,44 meningkat pada siklus I menjadi 60,00
tetapi hasil ini belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan
pada penelitian ini dan siklus II rata-rata menjadi 84,44.
Perbaikan tindakan kelas dilakukan mulai dari tes formatif siswa yang
hasilnya rendah selanjutnya diberikan tindakan dengan menggunakan
31
metode diskusi dalam pembelajaran dan hasilnya untuk tes formatif siswa
meningkat.
B. Pembahasan
Pada tes awal yang diadakan sebelum dilaksanakan siklus I atau bisa
disebut pra siklus, diketahui bahwa kemampuan siswa tergolong rendah.
Hasil tes awal memberikan gambaran bahwa siswa belum memahami materi
tentang bersuci dari hadas dan najis, untuk hasil tes awalnya pada ketuntasan
klasikal masih 22,22% dan daya serap individu 54,44%. Fakta ini terlihat
dari jawaban siswa dalam menyelesaikan tes awal dimana sebagian besar
siswa menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah. Dari refleksi awal
ini, peneliti mengusahakan ada perbaikan terhadap kemampuan siswa dalam
memahami suatu pembelajaran. Cara yang ditempuh adalah dengan
menerapkan metode diskusi melalui materi PAI untuk meningkatkan hasil
belajar.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini menerapkan pembelajaran pada
metode diskusi, ternyata cukup efektif untuk memaksimalkan kemampuan
siswa dalam memahami dan menggunakan konsep pembelajaran. Walaupun
hasil yang dicapai belum dapat memenuhi kriteria indikator keberhasilan
yang ditetapkan dalam penelitian ini.
Masih terdapat sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan,
diantaranya kemampuan siswa belum maksimal dalam memahami materi
tata cara berwudu’ menggunakan metode diskusi yang diberikan, namun
sebagian siswa sudah dapat memahami dengan baik tentang metode diskusi.
Siswa masih kesulitan untuk membedakan rukun dan sunah berwudu,
sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan yang ditampilkan oleh
guru melalui power point. Hal lain yang ditemukan dalam siklus I adalah
siswa masih malu untuk bertanya mengenai hal yang kurang dipahaminya.
Dengan melihat kekurangan-kekurangan tersebut, peneliti merencanakan
sejumlah tindakan perbaikan guna mengupayakan terlaksanakannya tindakan
yang lebih efektif pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan siklus II secara umum sama seperti pada siklus
I, walau dilakukan beberapa perubahan yaitu dengan menerapkan tindakan
32
hasil belajar pada mata pelajaran PAI. Hal ini dapt dilihat dari hasil belajar
metode diskusi dalam proses pembelajaran PAI pada setiap siklusnya, yaitu
pada tahap pra siklus siswa yang tuntas hanya sebesar 22,22% meningkat
menjadi 55,55% di siklus I dan meningkat lagi menjadi 77,77 % di siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
dan Budi Pekerti untuk dapat menggunakan metode diskusi dalam proses
33
DAFTAR PUSTAKA
Armai Arif. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : PT.
Intermasa
Melvin L. Siberman. 2011. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung
: Nusamedia
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Abadi
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
No Nama Kehadiran
1 Alfiandra Riski F. √ √ √
2 Hafiz √ √ √
3 Galang √ √ √
4 Mahesmara Armiyati √ √ √
5 Citra Karisma √ √ √
6 Tendi Yayan √ √ √
7 Messi Chiko √ √ √
8 Fariz √ √ √
9 Jevi Eza √ √ √
Ngawen,
Peneliti
Erni Wulandari
LAMPIRAN 2
……………………….
LAMPIRAN 3
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,santun, peduli dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, disekolah, dan
tempat bermain.
KI4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia
3.14 Memahami tata cara 3.14.1 Menguraikan pengertian hadas kecil dan
bersuci dari hadas kecil najis
sesuai ketentuan syariat
Islam. 3.14.2 Menunjukkan contoh-contoh hadas kecil
dan najis
4.14 mempraktikkan tata 4.14.1 Melaksanakan tata cara bersuci dari najis
cara bersuci dari hadas ringan
kecil sesuai ketentuan 4.14.2 Menunjukkan tata cara berwudu’ sesuai
syariat Islam dengan ketentuan syariat islam
4.14.3 Menampilkan tata cara tayamum dengan
benar sesuai dengan syariat Islam
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran PBL dengan metode tanya jawab, diskusi dan
demonstrasi, siswa diharapkan dapat:
1. Mematuhi ketentuan syariat cara bersuci dari hadas dan najis dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar
5. menjelaskan tata cara bersuci dari hadas kecil dan najis dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi pembelajaran :
a. Pengertian Hadas kecil dan Najis (konseptual)
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model : PBL
Metode : Tanya jawab dan ceramah
Muhammad Nur Fadhli. 2020. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
SD/MI Kelas IV. Yogyakarta : Intan Pariwara.
G. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA PEMBELAJARAN INI
ADALAH :
4. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
PENDAHULUAN 1) Peserta didik menjawab salam yang 15 menit
diberikan oleh guru.
5. PENILAIAN
1. Sikap spiritual dan Sosial
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Penilaian Lembar Saat Penilaian untuk
diri penilaian Pembelajaran pencapaian
diri Berlangsung pembelajaran
(assessment for and of
learning)
SIKAP SOSIAL
2. Pengetahuan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Tertulis Soal-soal Saat Penilaian pencapaian
pilihan ganda Pembelajaran pembelajaran
usai (assessment of
learning)
4. Alman terkena najis mughaladzah. Alman bersuci dengan air sebanyak tujuh kali
dan salah satunya dicampur dengan ....
A. Batu
B. Daun
C. Tanah
D. Minyak
7. Haid merupakan keadaan yang menyebabkan hadas besar. Oleh karena itu, setelah
masa haid seorang wanita harus bersuci dengan ....
A. Mandi wajib
B. Wudu’
C. Istinja’
D. Tayamum
8. Najis terbagi menjadi tiga macam. Salah satunya adalah najis mukhaffafah atau
disebut juga dengan najis ....
A. Berat
B. Ringan
C. Sedang
D. Menengah
9. Berikut ini contoh penyebab dari hadas kecil, kecuali ...
A. Buang angin
B. Buang air besar
C. Buang air kecil
D. Haid
10. Arfan hendak berangkat ke masjid. Ditengah perjalanan arfan terkena kotoran
burung. Apa tindakan yang seharusnya dilakukan Arfan?
A. Tetap pergi ke masjid untuk melaksanakan salat
B. Memberi minyak wangi pada baju yang terkena kotoran burung
C. Membersihkan kotoran tersebut dengan air
D. Memercikkan air pada baju yang terkena kotoran burung
Kunci jawaban :
No. Soal Kunci Jawaban Skor
1. Soal No. 1 A 1
2. Soal No. 2 C 1
3. Soal No. 3 D 1
4. Soal No. 4 C 1
5. Soal No. 5 D 1
6. Soal No. 6 C 1
7. Soal No. 7 A 1
8. Soal No. 8 B 1
9 Soal No. 9 D 1
10 Soal No. 10 C 1
3. Keterampilan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Praktik Skala Saat Penilaian untuk dan
penilaian Pembelajaran sebagai data untuk
berlangsung penulisan deskripsi
pencapaian
keterampilan
Tertib/ Urutan
1. Dilaksanakan dengan urut sesuai dengan tuntunan (skor 3)
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi pokok :
Rubrik Penilaian
No Nama Kaifiyah/ tata cara Tertib Total Nilai
(skor mak. 3) (skor mak. 3) Skor Akhir
1
2
3
4
5
..
dst
8. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran PBL dengan metode tanya jawab, diskusi dan
demonstrasi, siswa diharapkan dapat:
8.14 Mematuhi ketentuan syariat cara bersuci dari hadas dan najis dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar
9. MATERI PEMBELAJARAN
2. Materi pembelajaran :
a. Pengertian Berwudu’
b. Rukun wudu’
c. Sunah wudu’
Faesal Ghozaly. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD/MI Kelas
IV (Buku Guru) Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://www.youtube.com/watch?v=95LZAP0TlrA
Penutup 15 Menit
1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang sudah dipelajari.
2) Peserta didik bersama guru melakukan
refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
3) Peserta didik mendengarkan informasi dari
guru mengenai materi yang akan datang
4) Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa
15. PENILAIAN
4. Sikap spiritual
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Saat Penilaian untuk
Pembelajaran pencapaian
Berlangsung pembelajaran
(assessment for and of
learning)
JURNAL SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL
Pedoman pengisian :
Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom skor sesuai dengan keadaan yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
SIKAP SOSIAL
5. Pengetahuan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Tertulis Soal uraian Saat Penilaian pencapaian
Pembelajaran pembelajaran
usai (assessment of
learning)
6. Keterampilan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Portofolio Sampel Saat Penilaian untuk dan
produk Pembelajaran sebagai data untuk
terbaik hasil usai penulisan deskripsi
dari tugas pencapaian
atau proyek keterampilan
a. Membasuh muka
7. REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar)
akan dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal
yang sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah
dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan,
contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran
(30 menit setelah jam pelajaran selesai).
PROGRAM REMEDIAL
Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mata Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
KD/Indikator : ........................
KKM : ........................
No Nama Peserta Nilai Indikator Bentuk Nilai setelah
didik Ulangan yang belum tindakan remidial
dikuasai remidial
1
2
3
4
5
dst
8. PENGAYAAN
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi atau
sudah mencapai ketuntasan minimal, diminta untuk mengerjakan soal-soal
pengayaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau
aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru
dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil
dalam pengayaan.
Soal pengayaan :
1. Tuliskan dalam buku tugas doa setelah berwudu beserta artinya!
Ngawen, 03 November
2021
Mengetahui
Kepala SDN Pagerjurang Guru Mata Pelajaran
3.14 Memahami tata cara bersuci dari 3.14.1 Menguraikan pengertian hadas
hadas kecil sesuai ketentuan syariat kecil dan najis
Islam.
3.14.2 Menunjukkan contoh-contoh
hadas kecil dan najis
3.14.3 Menjelaskan tata cara bersuci
dari hadas kecil dan najis
berdasarkan syariat Islam
4.14 mempraktikkan tata cara bersuci 4.14.1 Melaksanakan tata cara bersuci
dari hadas kecil sesuai ketentuan dari najis ringan
syariat Islam 4.14.2 Menunjukkan tata cara
berwudu’ sesuai dengan
ketentuan syariat islam
4.14.3 Menampilkan tata cara
tayamum sesuai dengan syariat
Islam
6. Menelaah tata cara dan gerakan tayamum sesuai dengan syariat Islam
dengan benar
Faesal Ghozaly. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD/MI Kelas
IV (Buku Guru) Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Muhammad Nur Fadli. 2020. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
SD/MI Kelas IV. Yogyakarta : Intan Pariwara.
https://www.youtube.com/watch?v=brnEXkTjNYU
3.14.11Menelaah tata cara dan gerakan tayamum sesuai dengan syariat Islam
5 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
PENDAHULUAN 1). Peserta didik menjawab salam yang diberikan 15 Menit
oleh guru.
2). Peserta didik menjawab sapaan dari guru.
3). Peserta didik bersama guru mengawali
pembelajaran dengan berdoa bersama dipimpin
oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
4). Peserta didik menjawab pertanyaan guru
mengenai pembiasaan salat
5). Peserta didik tetap mematuhi protokol
kesehatan
6). Peserta didik bersama guru mengingat kembali
tentang materi yang telah dipelajari minggu lalu
7). Peserta didik memperoleh pretest dari guru
berupa pertanyaan “ anak-anak siapa yang pernah
merasakan sakit?”
“apa yang anak-anak lakukan ketika sedang sakit
kemudian masuk waktu salat?”
“ bolehkah tidak berwudu ketika sakit?”
7). Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran serta metode
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
6 PENILAIAN
9. Sikap spiritual
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Saat Penilaian untuk
Pembelajaran pencapaian
Berlangsung pembelajaran
(assessment for and of
learning)
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Penilaian Lembar Saat Penilaian untuk
diri penilaian Pembelajaran pencapaian
(ceklist) Berlangsung pembelajaran
(assessment for and of
learning)
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
NO Pernyataan Ya Tidak
1 Saya senantiasa bersuci (wudu’/tayamum)
sebelum melaksanakan salat
2 Saya selalu menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur
11. Pengetahuan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Tertulis Soal Uraian Saat Penilaian pencapaian
Pembelajaran pembelajaran
usai (assessment of
learning)
Kunci Jawaban:
No. Soal Kunci Jawaban Skor
1. Soal No. 1 Tayamum merupakan tata cara bersuci 2
pengganti wudu dengan debu yang suci
2. Soal No. 2 Keadaan yang diperbolehkan untuk tayamum 2
yaitu : ketika tidak ada air, sakit yang
dikhawatirkan akan bertambah parah jika
terkena air, air yang sangat dingin dan
berbahaya, sedang dalam perjalanan yang sulit
menemukan air.
3. Soal No. 3 Muka dan tangan sampai siku 2
12. Keterampilan
Bentuk Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. Praktik Skala Saat Penilaian untuk dan
penilaian Pembelajaran sebagai data untuk
usai penulisan deskripsi
pencapaian
keterampilan
Tertib/ Urutan
1. Dilaksanakan dengan urut sesuai dengan tuntunan (skor 3)
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi pokok :
Rubrik Penilaian Keterampilan Praktik
No Nama Kaifiyah/ tata cara Tertib Total Nilai
(skor mak. 3) (skor mak. 3) Skor Akhir
1
2
3
4
5
..
dst
Ngawen, 13 November
2021
Mengetahui
Kepala SDN Pagerjurang Guru Mata Pelajaran
2 Fase Inti
6 Membimbing siswa √
mengkaji
pembelajaran melalui
metode diskusi
7 Menggunakan media
pembelajaran √
8 Mengemukakan
permasalahan yang di
dapat dalam √
pembelajaran pada
metode diskusi
dengan materi yang
diajarkan
9 Membimbing siswa
dalam permasalahan
10 Meminta siswa √
mengemukakan
jawaban/ presentasi
11 Membimbing siswa √
untuk bertanya
√
3 Fase Akhir
12 Mengemukakan √
kesimpulan materi
13 Memberi evaluasi √
14 Memberikan √
rencana tindak lanjut
Jumlah Skor 51
Skor Maksimal 56
Prosentase Jumlah Skor 91,07
LAMPIRAN 12
FOTO-FOTO DOKUMENTASI