OLEH
NIM : 836318091
UPBJJ-UT SERANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
ABSTRAK
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Konkret Pada
Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten
Tangerang ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam
rangka memperoleh gelar sarjana studi strata satu pada program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka ( UT ) UPBJJ Serang Pokjar Balaraja Kabupaten Tangerang. Dengan
selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.
Kritik dan saran yang membangun dari rekan – rekan pengajar penulis
harapkan untuk menyempurnakan laporan PKP ini dan semoga laporan ini
berguna bagi penulis khusus nya dan semua yang membaca dan
memanfaatkan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… iv
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian Perbaikan…………………………………… 3
A. Kesimpulan………………………………………………………… 29
B. Saran Tindak Lanjut………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
iii
Lampiran 1 RPP SIKLUS 1
Lampiran 2 RPP SIKLUS 2
Lampiran 3 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pendidikan semakin pesat menuntut sumber daya manusia
yang berkualitas. Untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut, tentunya
mutu pendidikan harus ditingkatkan. Permasalahan yang ada dalam dunia
pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama
yang dihadapi bangsa Indonesia adalah, rendahnya mutu pendidikan formal pada
setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pembelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan
yang berarti.
1
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa.
Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pembelajaran dengan optimal.
Oleh karena itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk
mengembangkan cara penyajian materi pembelajaran di sekolah. Kreativitas yang
dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan,
dan media yang tepat dalam penyajian materi pembelajaran.
2
kehidupan sehari- hari tanpa kita sadari kita selalu menggunakan ilmu matematika
salah satunya yaitu berhitung.
Atas latar belakang diata maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Knkret Pada Siswa Kelas 2
SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat didapat rusmusan
masalah sebagai berikut “ Apakah dengan Menerapkan Metode
Demonstrasi dan Penggunanaan Benda Konkret dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas 2 Dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian
Sederhana ? ”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa pada materi perkalian sederhana dengan menerapkan metode
demonstrasi dan penggunaan benda konkret pada siswa kelas 2 SDN
Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan
3
menarik minat siswa dan menjadikan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran disekolah.
4) Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
mutu pendidikan sehingga kualitas produk dari pendidikan sesuai dengan
harapan masyarakat.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “ mathein ” atau “
manthenein ” artinya “ mempelajari ”, namun diduga kata itu ada
hubungannya dengan kata sansekerta “ medha ” atau “ widya ” yang
artinya “ kepandaian ”, “ ketahuan ”, atau “ intelegensi ” (Andi Hakim
Nasution, dalam karso dkk 2014 : 1.39 )
Menurut Bruner dalam Gatot Muhsetyo, dkk. ( 2019:1.6),
menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam
berpikir intuitif dan analitik akan mencerdasarkan peserta didik membuat
prediksi dan terampil dalam menemukan pola ( pattern ) dan hubungan
atau keterkaitan ( relations ). Pembaruan dalam proses belajar ini, Dari
proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses
berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk selalu
meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Reaksi-reaksipositif untuk
perubahan mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika
sekolah yang dinamis.
Menurut William Brownell ( dalam karso dkk 2014 : 1.23 ) bahwa
belajar itu pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Ia
mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus merupakan belajar
bermakna dan pengertian.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respons. (https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar)
Ruseffendi (karso,dkk. 2020:1.39 dalam modul pendidikan
matematika I ) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari
5
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma,
dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku
secara umum, karena itulah, matematika sering disebut ilmu deduktif.
Seiring dengan perkembangannya strategi pembelajaran dari
berpusat pada guru ( teacher centered ) menjadi berpusat pada siswa
( student centered ) maka berkembang pula cara pandang terhadap
bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan.
6
Program PKP merupakan sebuah proses penerapan konsep PTK pada
situasi nyata yang diberi bobot studi. Perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran melalui kegiatan PTK akan memantapkan dan meningkatkan
kemampuan professional keguruan mahasiswa.
C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi
pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematisdan
teratur oleh tenaga pengajar atau guru.
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
untuk mengjar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur ( Ahmad 2020
dalam www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/).
Beberapa metode pembelajaran antara lain :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian
pelajaran dengan penuturan.
2. Metode Diskusi
Suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran
pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3. Metode Demonstrasi atau Eksperimen
Dalam pembelajaran demonstrasi dilakukan pertunjukkan suatu
proses, berkenaan dengan materi pembelajaran
7
pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana
siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut.
Hasil belajar menjadi sebuah pengukuran dari penilaian kegiatan
belajar atau proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak atau
siswa pada sustu periode tertentu.
Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil
belajar siswa ini dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya
yaitu faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang mempengaruhi
hasil belajar. Faktor internalini meliputi faktor jasmaniah dan faktor
psikologis pada diri masing-masing siswa. Sedangkan, faktor eksternal
yaitu faktor yang ada diluar individu yang turut mempengaruhi hasil
belajar. Faktor eksternal meliputifaktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa dari
proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku
dan perkembangan mental siswa dari sebelum memperoleh pembelajaran.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
siswa adalah individu (seseorang) yang terdaftar dilembaga pendidikan
sebagai pelaku pencari dan penerima isi pelajaran dengan mengikuti suatu
jalur studi.
8
E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan
memperagakan suatu proses atau kegiatan ( suaedy 2020 dalam
www.kompasiaba.com/metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran/)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah meetode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik atau cara guru dalam
mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya
maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan
dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam
memahami materi.
Tujuan dan kegunaan metode Demonstrasi antara lain :
1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas.
2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya
suatu proses denhgan penuh perhatian
3. Untuk menghindari verbalisme
4. Cocok digunakan apabial akan memberikan keterampilan
tertentu.
9
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
10
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindri
suasana yang menegangkan
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa
d. Berikan kesempatana kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
3. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demontrasi selesai dilakukan,proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.
11
5. Kesimpulan
F. Perkalian Sederhana
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Sederhanaya perkalian merupakan penjumlahan
berulang. Perklian terdefinisi untuk seluruh bilangan didalam suku-suku
penjumlahan yang diulang-ulang: misalnya, 3 dikali 4 ( sering kali dibaca
“ 3 kali 4 ”) dan dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4
bersama-sama : 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12.
12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
13
Tabel 3.2 : Desain Prosedur Pembelajaran
2) Siklus 1
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini dilakukan setelah mengidentifikasi
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bersama teman
sejawat. Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran, penulis
berdiskusi dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengatasi
dan menemukan masalah yang ditemukan. Kemudian menyusun
rancangan perbaikan mata pelajaran Matematika tentang materi
perkalian sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi di
kelas 2, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam
materi perkalian sederhana.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
14
1. Merancang perbaikan pembelajaran siklus 1
2. Menggunakan media pembelajaran
3. Menyiapkan evaluasi
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 tindakan yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa.
2. Guru bersama siswa berdoa bersama
3. Guru melakukan absensi
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali
pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan apersepsi
dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang
perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
5. Guru menyanmpaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Guru menunjukkan media benda konkrit kepada siswa
3. Dua siswa diminta untuk maju kedepan kelas
4. Guru memberikan 10 permen sebagai media benda konkrit
pada salah satu siswa untuk mengelompokkannya pada
tempat yang disediakan.
5. Siswa yang lainnya diminta untuk mendemonstrasikan
secara bersama – sama.
6. Guru bertanya pada siswa ada berapa kali penjumlahan
yang dilakukan
7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa penjumlahan berulang
disebut perkalian
8. Guru menceritakan sebuah permasalahan sehari – hari yang
berkaitan dengan perkalian
15
9. Guru mendemonstrasikan media benda konkrit yang berupa
permen untuk membantu menyelesaikan permasalahan soal
cerita tersebut.
10. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami
11. Guru memberikan tindak lanjut.
3) Kegiatan Penutup
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan
Penelitian pada siklus 1 dilakukan pengamatan terhadap
proses pembelajaran baik siswa maupun guru dengan mengisi
data observasi dan mencatat hal-hal yang penting selama proses
pembelajaran.
Pada hasil pengamatan ditemukan hal-hal sebagaai berikut :
1). Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum
meningkat
2). Ada beberapa siswa yang bercanda dan mengalami
kejenuhan pada kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus1
ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus 1 menunjukkan
adanya peningkatan nilai bidang sebelum perbaikan.
16
3 Siklus 2
a. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I masih
belum teratasi, sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran siklus II. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II direncanakan hamper sama dengan pelaksanaan
pembelajaran siklus I, hanya ada beberapa hal yang perlu
penanganan secara lebihmatang lagi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
1) Mengembangkan program tindakan siklus II
2) Merencanakan perbaikan pembelajaran tindakan siklus II
3) Menyiapkan alat peraga / media yang telah dimodifikasi
dari pembelajaran sebelumnya yang jauh lebih efektif
4) Memberikan motivasi
5) Menyiapkan evaluasi
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa
2. Guru bersama siswa berdo’a bersama
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada
siswa: “Siapa yang bisa melakukan perkalian dengan
bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan 2x1?. Guru
mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan
dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
17
2) Kegiatan Inti
1. Guru mengingatkan kembali tentang materi
sebelumnya.
2. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke
depan kelas dan mendemonstrasikan materi yang
dipelajari.
3. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit
pada siswa untuk mengelompokkannya menjadi 3.
4. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya
5. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2
6. Siswa mengerjakan soal tersebut.
7. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut
8. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami.
9. Guru memberikan tindak lanjut
3) Kegiatan Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas rumah.
3. Guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat
diperoleh adanya peningkatan dalam proses pembelajaran baik
dari cara guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
optimal, serta keaktifan siswa mengalami peningkatan.
18
d. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada
siklus II terjadi peningkatan baik dari hasil belajar siswa
maupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus II menunjukkan
adanya peningkatan pemahaman dan penguasaan materi siswa.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
20
Tabel 4.1 : Data sebelum diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam
pembelajaran.
21
Proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan terdapat dua siklus,
berdasarkan hasil pengamatan / observasi dan diskusi dengan teman sejawat serta
pembimbing diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, permasalahan yang ditemukan
adalah rendahnya hasil belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran
sehingga berdampak pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi
pembelajaran.
2. Siklus I
a. Pelaksanaan : Siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan, 2 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran I atau tindakan 1 diawali dengan penjelasan
proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Guru membimbing
dan mengarahkan pada diskusi kelompok untuk mengerjakan soal
perkalain sederhana, diakhir pertemuan diadakan tes essay sebanyak 3
soal.
b. Hasil Pelaksanaan Siklus I
Aktivitas belajar siswa dari hasil tes tertulis diperoleh gambaran bahwa
peningkatan aktivitas siswa, dari pra siklus dan sesudah siklus I masih
kurang. Hal tersebut Nampak pada perbandingan kedua hasil
pengamatan teman sejawat yang tercantum dalam table tersebut.
22
No Kriteria yang diamati Jumlah Prosentase Dari
. Siswa Jumlah
Siswa
1. Siswa yang memiliki buku pelajaran 26 100 % 26
2. Siswa yang menyimak pelajaran 18 69 % 26
3. Siswa yang memperhatikan 22 85 % 26
4. Siswa yang merasa senang 16 62 % 26
5. Siswa yang mencatat pelajaran guru 23 88 % 26
Rata – rata 21 81 % 26
Hasil belajar siswa : hasil belajar siswa pra siklus jika dibandingkan dengan hasil
belajar siswa setelah siklus I terdapat peningkatan meskipun belum menunjukkan
atau mencapai target minimal indikator keberhasilan. Hal tersebut dipengaruhi
kondisi fisik siswa karena cuaca / perubahan system belajar mengajar dari pasif ke
aktif, perubahan pola berpikir dan faktor – faktor pada observasi diatas
perbandingan tersebut lebih dijelaskan oleh table dibawah ini.
23
Jumlah 26 100 %
Dari tabel hasil belajar siswa pra siklus diperoleh rata – rata kelas II dengan
kriteria nilai sebagai berikut :
Dari tabel hasil belajar siswa setelah siklus I diperoleh rata – rata kelas II dengan
kriteria nilai sebagai berikut :
3. Siklus II
Pelaksanaan
24
Siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ) kegiatan pembelajaran
menjelaskan materi diatas untum mempertahankan aktifitas dan perhatian
siswa. Guru masih perlu menstimulasi dan motivasi siswa, kemudian siswa
mengerjakan soal perkalian sederhana dengan mendiskusikan bersama
kelompoknya dengan cara yang telah dijelaskan menggunakan alat peraga.
Setelah itu perwakilan dari masing – masing kelompok mengerjakan ke depan.
Di akhir pertemuan diadakan tes essay tertulis sebanyak 3 soal.
Hasil Siklus II
Aktivitas belajar siswa, siklus II proses belajar mengajar mengalami
perbaikan dan peningkatan baik aktivitas siswa maupun prestasi belajarnya
sebagaimana hasil pengamatan teman sejawat dan lembar observasi dalam
tabel berikut :
25
3. Rendah 0 – 60 - -
Jumlah 26 100 %
Hasil Siklus II
Dari hasil belajar siswa siklus II diperoleh rata – rata dengan kriteria nilai sebagai
berikut :
1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 16 siswa atau 62 %
2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 10 siswa atau 38 %
3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 0 siswa atau 0 %
Setelah siklus II dari hasil pengamatan, hasil observasi dan hasil belajar tidak
perlu lagi diadkan penelitian karena telah mencapai target indikator untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel perbandingan observasi dan hasil belajar.
Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil pengamatan terhadap siswa setiap kali
penelitian :
1. Pra Siklus siswa yang memperhatikan sebanyak 20 atau 77 % dari 26 siswa
2. Siklus I siswa yang memperhatikan sebanyak 22 atau 85 % dari 26 siswa
26
3. Siklus II siswa yang memperhatikan sebanyak 24 atau 92 % dari 26 siswa
terjadi peningkatan.
27
Siklus II 26 100.00 - -
BAB V
A. Kesimpulan
Pada pembelajaran Matematika konsep perkalian sederhana, faktor penyebab
rendah tingkat hasil belajar siswa antara lain :
a. Penjelasan materi kurang menarik perhatian siswa
b. Siswa merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran
c. Penggunaan model atau metode yang monoton
d. Siswa kurang akti karena hanya berpusat pada guru
e. Penggunaan sarana prasarana kurang memadai
28
Dari hasil perbaikan penelitian tindakan kelas siklus I dan II yang
diterapkan di kelas II SDN SINDANG ASIH 1 Kecamatan Sindang Jaya
Kabupaten Tangerang dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terjadi peningkatan perhatian belajar mengikuti penelitian tindakan kelas
mata pelajaran Matematika sebesar 15 % yaitu sebelum penelitian
sebanyak 77 % dan sesudan siklus I dan II sebesar 88 %
2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti penelitian
tindakan kelas. Mata pelajaran Matematika sebesar 30 %. Sebelum
penelitian sebanyak 2 siswa 8 % yang memperoleh nilai diatas 80 dan
setelah penelitian meningkat menjadi 16 siswa 62 %.
3. Peningkatan hasil perhatian dan hasil belajar siswa tersebut karena
dipengaruhi penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran
Matematika.
29
3. Setiap sekolah hendaknya menerapkan hasil- hasil penelitian
pendidikan yang akan meningkatkan kinerja guru dan personil
pendidikan lainnya sehingga membantu mewujudkan visi misi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
30
Ahmad ( 2020 ), www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/
mohammadmuhyiddin.blogspot.com
31
LAMPIRAN - LAMPIRAN
A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembilangan sampai dua angka
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
C. Indikator
Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
Menyelesaikan permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan
perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan metode demonstrasi, siswa mampu mengenal arti perkalian
sebagai penjumlahan berulang
Dengan metode demonstrasi, siswa mampu menyelesaikan permasalahan
sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan dua angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan
Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/komunikatif,
krestif dan disiplin.
F. Materi Pembelajaran
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan.
A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
C. Indikator
Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1
Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0
Mengalikan tiga bilangan satu angka.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat
perkalian dengan bilangan 1
Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat
perkalian dengan bilangan 0.
Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengalikan tiga
bilangan satu angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan
Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif,
dan disiplin.
F. . Materi Pembelajaran
Perkalian Bilangan
1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.
Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!
a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1 = 3
b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 7
c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5
Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu
sendiri.
2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.
Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!
a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0 = 0
b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
Semua bilangan jika dikalikan 0 hasilnya adalah 0
3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.
Contoh
a. 2 × 4 × 5 = ....
b. 8 × 1 × 3 = ...
Penyelesaian
a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5 = 8 × 5 = 40
Jadi 2 × 4 × 5 = 40
b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3
= 8 × 3 = 24
Jadi 8 × 1 × 3 = 24
Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari
depan.
G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru bersama siswa berdo’a bersama
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa: “Siapa yang
bisa melakukan perkalian dengan bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan
2x1?. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit )
6. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya.
7. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke depan kelas dan
mendemonstrasikan materi yang dipelajari.
8. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit pada siswa untuk
mengelompokkannya menjadi 3.
9. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
10. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2
11. Siswa mengerjakan soal tersebut.
12. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut
13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
14. Guru memberikan tindak lanjut
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
15. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
16. Guru memberikan tugas rumah.
17. Guru mengucapkan salam penutup.
Sumber Pembelajaran :
Buku paket Matematika dan buku LKS Matematika kelas II MI.
J. Penilaian
Jenis Penilaian : Tes dan Non Test
Bentuk Penilaian : Test Tertulis
Alat Penilaian : Soal test
Refleksi Pembelajaran
Siklus I
Berdasarkan uraian perbaikan pada saat Siklus I dapat diketahui kekurangan dan
kelemahan yang terjadi yaitu :
Dengan adanya kelemahan pada refleksi Siklus I maka menjadi acuan untuk
merencanakan perbaikan pada Sikus II. Diantaranya :
1. Penggunaan alat peraga lebih maksimal
2. Guru membimbing siswa lebih merata dengan cara menanyakan hal-hal
yang dianggap sulit
3. Penggunaan metode demonstrasi untuk lebih membangkitkan kreatifitas
siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga pembelajaran matematika
menjadi pembelajaran yang menyenangkan.