Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL ( PKP )

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI


PERKALIAN SEDERHANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN
BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS 2 SDN SINDANG ASIH 1
KECAMATAN SINDANG JAYA KABUPATEN TANGERANG

OLEH

NAMA : DIANA NUFUS

NIM : 836318091

PROGRAM STUDI : S1 PGSD

UPBJJ-UT SERANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika


Materi Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Konkret
Pada Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten
Tangerang
Pemilihan judul diatas dengan alasan bahwa keaktifan belajar siswa
dengan mengikuti pelajaran Matematika pada kelas II semester 2 SDN Sindang
Asih 1 masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya hasil belajar
siswa dan kurangnya guru memanfaatkan alat peraga.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
pokok bahasan perkalian sederhana sehingga hasil belajar Matematika pada pokok
bahasan tersebut akan meningkat pula. Adapun subyek penelitian adalah siswa
kelas II SDN Sindang Asih 1. Penelitian ini dilakukan dua siklus. Setiap siklus
terdapat 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
tindakan.
Hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut. Setelah guru memanfaatkan alat peraga, hasil belajar siswa meningkat.
Terlihat pada siklus I sebanyak 26 siswa, yang mendapat nilai lebih dari 65 ada 23
siswa sedang yang mendapat kurang dari 65 ada 3 siswa. Pada siklus ke II
sebanyak 26 siswa , yang mendapat nilai lebih dari 65 ada 26 siswa sedang yang
kurang dari 65 ada 0 siswa.
Kesimpulannya, penggunaan metode demonstrasi dan penggunaan benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas II SDN
Sindang Asih 1 pada pokok bahasan perkalian sederhana

Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Demonstrasi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Perkalian Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Konkret Pada
Siswa Kelas 2 SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten
Tangerang ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam
rangka memperoleh gelar sarjana studi strata satu pada program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka ( UT ) UPBJJ Serang Pokjar Balaraja Kabupaten Tangerang. Dengan
selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Kidil Rahidi S.Pd selaku pengelola UPBJJ UT pokjar Balaraja


2. Ibu Nurnaini , M.Pd selaku Supervisor 1 yang telah membimbing dan
memberi penulis motivasi dari awal hingga selesainya laporan ini.
3. Bapak Waryo S.Pd selaku kepala Sekolah SD Negeri Sindang Asih 1
4. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.
Kritik dan saran yang membangun dari rekan – rekan pengajar penulis
harapkan untuk menyempurnakan laporan PKP ini dan semoga laporan ini
berguna bagi penulis khusus nya dan semua yang membaca dan
memanfaatkan laporan ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… iv
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian Perbaikan…………………………………… 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika ……………………………………… 5


B. Keterkaitan PTK dan PKP ………………………………………. 6
C. Metode Pembelajaran …………………………………………… 7
D. Pengertian Hasil Belajar ………………………………………… 7
E. Metode Demonstrasi……………………………………………… 9
F. Perkalian Sederhana……………………………………………… 12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian…………………………. 13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran……………………… 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………… 20
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……….. 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………… 29
B. Saran Tindak Lanjut………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal penelitian……………………………………… 13

Tabel 3.2 : Desain Prosedur Pembelajaran……………………… 14

Tabel 4.1 : Data sebelum diberikan perhatian dengan metode


demonstrasi dalam pembelajaran………………………………… 21

Tabel 4.2 : Data sesudah diberikan perhatian dengan metode

demonstrasi dalam pembelajaran…………………………………. 21

Table 4.3 Daftar Hasil Pra Siklus……………………………… 22

Table 4. 4 Daftar Hasil Sesudah Siklus I……………………… 23

Tabel 4.5 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus.. 23

Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I.. 24

Tabel 4.7 : Daftar Hasil Siklus II……………………............ 25


Tabel 4. 8 : Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus II… 26

Tabel 4.9 : Hasil Pada Siklus I dan Siklus II………………… 26

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Prosentase

Peningkatan Hasil Belajar Sebelum Penelitian dan

Sesudah Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dari 26 Siswa.. …….. 28

Tabel 4.11 : Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II… 28

DAFTAR LAMPIRAN

iii
Lampiran 1 RPP SIKLUS 1
Lampiran 2 RPP SIKLUS 2
Lampiran 3 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 1

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pendidikan semakin pesat menuntut sumber daya manusia
yang berkualitas. Untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut, tentunya
mutu pendidikan harus ditingkatkan. Permasalahan yang ada dalam dunia
pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama
yang dihadapi bangsa Indonesia adalah, rendahnya mutu pendidikan formal pada
setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pembelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan
yang berarti.

Mutu pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar. Mutu pendidikan


dikatakan baik apabila prestasi belajar tinggi, untuk mencapai prestasi belajar
yang tinggi diperlukan proses pembelajaran yang baik dan bermutu. Oleh karena
itu, agar mutu pendidikan dapat meningkat, seyogyanya setiap sekolah berusaha
untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang
bermutu tersebut memerlukan guru yang profesional, karena guru memegang
peranan penting dan terlibat langsung dengan peserta didik. Proses pendidikan
semula dipandang sebagai proses belajar mengajar menyiapkan peserta didik
hidup di masyarakat, kini telah mengalami perubahan menjadi proses
pembelajaran atau perubahan paradigma belajar yang berpusat pada siswa, guru
bertugas menstransfer ilmunya kepada murid, karena belajar harus berpusat pada
siswa dan guru, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Hal ini adalah salah
satu usaha dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan dan guru berperan untuk
mengatur, mengelola, memfasilitasi, dan membantu siswa, sehingga tercipta
kondisi belajar yang kondusif dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya.

1
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa.
Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pembelajaran dengan optimal.
Oleh karena itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk
mengembangkan cara penyajian materi pembelajaran di sekolah. Kreativitas yang
dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan,
dan media yang tepat dalam penyajian materi pembelajaran.

Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan, terutama dalam sistem pendidikan


di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Selain itu pula, di sekolah dasar
banyak diperkenalkan dengan benda-benda konkrit yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yang terdesain dalam suatu mata pelajaran pendidikan
matematika. teknologi. Ironisnya matematika dikalangan para pelajar merupakan
mata pelajaran yang kurang disukai, minat mereka terhadap pelajaran ini rendah
sehingga penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika menjadi sangat
kurang.

Dalam pembelajaran matematika, terutama di kelas rendah banyak hal atau


faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan hal-hal yang sering
menghambat untuk tercapainya tujuan belajar. Karena pada dasarnya setiap anak
tidak sama cara belajarnya, demikian pula dalam memahami konsep-konsep
abstrak. Melalui tingkat belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
maka guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan baik, khususnya
ada saat menanamkan konsep baru. Salah satu metode pembelajaran yang
diharapkan mampu memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan menerapkan Metode
Demonstrasi.

Kenyataan yang terjadi disekitar kita bahwa pembelajaran matematika jarang


sekali diminati oleh para siswa, halini bisa disebabkan karena adanya pemikiran
bahwa matematika itu rumit dan permasalahan nya sulit sekali depecahkan.
Padahal jika kita cermati lebih dalam lagi permasalahan yang ada dalam
pembelajaran matematika itu biasa terjadi di kehidupan sehari-hari, bahkan dalam

2
kehidupan sehari- hari tanpa kita sadari kita selalu menggunakan ilmu matematika
salah satunya yaitu berhitung.

Atas latar belakang diata maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Dan Benda Knkret Pada Siswa Kelas 2
SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat didapat rusmusan
masalah sebagai berikut “ Apakah dengan Menerapkan Metode
Demonstrasi dan Penggunanaan Benda Konkret dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas 2 Dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian
Sederhana ? ”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa pada materi perkalian sederhana dengan menerapkan metode
demonstrasi dan penggunaan benda konkret pada siswa kelas 2 SDN
Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan

Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini diharapkan


bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan pendidikan, diantaranya :
1) Bagi Siswa
Siswa dapat belajar aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Siswa berani mengungkapkan pendapat dengan sopan.
2) Bagi Guru
Guru dapat menjelaskan materi secara konkrit sehingga dapat
efektif dalam pembelajaran dan guru dapat menggunakan media yang tepat
dan relevan dengan materi pembelajaran sehingga mudah dimengerti dan

3
menarik minat siswa dan menjadikan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran disekolah.
4) Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
mutu pendidikan sehingga kualitas produk dari pendidikan sesuai dengan
harapan masyarakat.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “ mathein ” atau “
manthenein ” artinya “ mempelajari ”, namun diduga kata itu ada
hubungannya dengan kata sansekerta “ medha ” atau “ widya ” yang
artinya “ kepandaian ”, “ ketahuan ”, atau “ intelegensi ” (Andi Hakim
Nasution, dalam karso dkk 2014 : 1.39 )
Menurut Bruner dalam Gatot Muhsetyo, dkk. ( 2019:1.6),
menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam
berpikir intuitif dan analitik akan mencerdasarkan peserta didik membuat
prediksi dan terampil dalam menemukan pola ( pattern ) dan hubungan
atau keterkaitan ( relations ). Pembaruan dalam proses belajar ini, Dari
proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses
berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk selalu
meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Reaksi-reaksipositif untuk
perubahan mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika
sekolah yang dinamis.
Menurut William Brownell ( dalam karso dkk 2014 : 1.23 ) bahwa
belajar itu pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Ia
mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus merupakan belajar
bermakna dan pengertian.
Belajar  adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon.  Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respons. (https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar)
Ruseffendi (karso,dkk. 2020:1.39 dalam modul pendidikan
matematika I ) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari

5
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma,
dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku
secara umum, karena itulah, matematika sering disebut ilmu deduktif.
Seiring dengan perkembangannya strategi pembelajaran dari
berpusat pada guru ( teacher centered ) menjadi berpusat pada siswa
( student centered ) maka berkembang pula cara pandang terhadap
bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan.

B. Keterkaitan PTK dan PKP


PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru atau
orang lain dalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi
tentang bagaimana guru mengajar dan siswa belajar serta melakukan
tindakan untuk memperbaikinya ( menurut Mills, dalam modul PKP TIM
FKIP UT 2019 : 8 ).
Adapun beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu :
1. Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera
diselesaikan didalam kelasnya.
2. Penelitian tindakan kelas dilakukan didalam kelas
3. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembejaran
secara terus menerus.

PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan


secara bertahap dan secara terus menerus selama PTK dilakukan.

Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut


Wardhani, dkk,(2020 : 8 dalam modul PKP PGSD TIM-FKIP UT ).
manfaat PTK bagi guru antara lain :

1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran


2. Membantu guru berkembang secara professional
3. Meningkatkan percaya diri
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan.

6
Program PKP merupakan sebuah proses penerapan konsep PTK pada
situasi nyata yang diberi bobot studi. Perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran melalui kegiatan PTK akan memantapkan dan meningkatkan
kemampuan professional keguruan mahasiswa.

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi
pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematisdan
teratur oleh tenaga pengajar atau guru.
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
untuk mengjar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur ( Ahmad 2020
dalam www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/).
Beberapa metode pembelajaran antara lain :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian
pelajaran dengan penuturan.
2. Metode Diskusi
Suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran
pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3. Metode Demonstrasi atau Eksperimen
Dalam pembelajaran demonstrasi dilakukan pertunjukkan suatu
proses, berkenaan dengan materi pembelajaran

D. Pengertian Hasil Belajar


Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku
dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah
belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukian hanya salah satu
aspek potensi saja.
Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh
suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

7
pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana
siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut.
Hasil belajar menjadi sebuah pengukuran dari penilaian kegiatan
belajar atau proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak atau
siswa pada sustu periode tertentu.
Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil
belajar siswa ini dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya
yaitu faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang mempengaruhi
hasil belajar. Faktor internalini meliputi faktor jasmaniah dan faktor
psikologis pada diri masing-masing siswa. Sedangkan, faktor eksternal
yaitu faktor yang ada diluar individu yang turut mempengaruhi hasil
belajar. Faktor eksternal meliputifaktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa dari
proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku
dan perkembangan mental siswa dari sebelum memperoleh pembelajaran.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
siswa adalah individu (seseorang) yang terdaftar dilembaga pendidikan
sebagai pelaku pencari dan penerima isi pelajaran dengan mengikuti suatu
jalur studi.

8
E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan
memperagakan suatu proses atau kegiatan ( suaedy 2020 dalam
www.kompasiaba.com/metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran/)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah meetode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik atau cara guru dalam
mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya
maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan
dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam
memahami materi.
Tujuan dan kegunaan metode Demonstrasi antara lain :
1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas.
2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya
suatu proses denhgan penuh perhatian
3. Untuk menghindari verbalisme
4. Cocok digunakan apabial akan memberikan keterampilan
tertentu.

Sebagai sustu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki


kelebihan sebagai berikut :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat


dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

9
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga


memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
mtang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan, sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa
kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan
waktu yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan
tempat yang memadai yang berarti penggunaaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja
lebih professional. Disamping itu, demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus
untuuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Langkah- langkah metode demonstrasi :


a. Tahap Persiapan
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir
2. Persiapakan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
3. Lakukan uji coba demonstrasi
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :

10
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindri
suasana yang menegangkan
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa
d. Berikan kesempatana kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
3. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demontrasi selesai dilakukan,proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.

Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran


adalah :

1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran


2. Memberikan penje;lasan tentang topic yang akan didemonstrasikan
3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan
dari siswa
4. Penguatan ( diskusi, Tanya jawab, dan atau latihan ) terhadap hasil
demonstrasi

11
5. Kesimpulan

Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan


demonstrasi diantaranya :

1. Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan


2. Mamapu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh
3. Mampu menggukan alat bantu yang digunakan
4. Mampu melkasanakan penilaian proses

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatiakn untuk menunjang


demonstarasi, diantaranya adalah :

1. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang


didemonstrasikan
2. Memahami tentang tujuan/ maksud yang akan didemonstrasikan
3. Mampu memahami proses yang dilakukan oleh guru
4. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam
demonstrasi.
(mohammadmuhyiddin.blogspot.com)

F. Perkalian Sederhana
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Sederhanaya perkalian merupakan penjumlahan
berulang. Perklian terdefinisi untuk seluruh bilangan didalam suku-suku
penjumlahan yang diulang-ulang: misalnya, 3 dikali 4 ( sering kali dibaca
“ 3 kali 4 ”) dan dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4
bersama-sama : 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12.

12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini terdiri dari 12 siswa laki- laki dan 13 siswi
perempuan
2. Tempat Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan di SDN Sindang Asih 1,
Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada
mata pelajaran Matematika kelas II.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 April sampai dengan 4
Mei 2020

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

No. Hari/Tanggal Mata Pelajaran Siklus


1. 20 april 2020 Matematika Pra Siklus
2. 27 april 2020 Matematika Siklus I
3. 4 mei 2020 Matematika Siklus II

13
Tabel 3.2 : Desain Prosedur Pembelajaran

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1) Pra Siklus
Dalam pembelajaran pra siklus di kelas 2 akan
dilaksanakan dalam mencari jalan keluar atau solusi serta
mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran Matematika di
kelas 2. Rencana perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan 2 kali
tatap muka setiap mata pelajaran setelah diketahui data awal hasil
observasi.

2) Siklus 1
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini dilakukan setelah mengidentifikasi
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bersama teman
sejawat. Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran, penulis
berdiskusi dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengatasi
dan menemukan masalah yang ditemukan. Kemudian menyusun
rancangan perbaikan mata pelajaran Matematika tentang materi
perkalian sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi di
kelas 2, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam
materi perkalian sederhana.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

14
1. Merancang perbaikan pembelajaran siklus 1
2. Menggunakan media pembelajaran
3. Menyiapkan evaluasi

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 tindakan yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa.
2. Guru bersama siswa berdoa bersama
3. Guru melakukan absensi
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali
pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan apersepsi
dengan materi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang
perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
5. Guru menyanmpaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Guru menunjukkan media benda konkrit kepada siswa
3. Dua siswa diminta untuk maju kedepan kelas
4. Guru memberikan 10 permen sebagai media benda konkrit
pada salah satu siswa untuk mengelompokkannya pada
tempat yang disediakan.
5. Siswa yang lainnya diminta untuk mendemonstrasikan
secara bersama – sama.
6. Guru bertanya pada siswa ada berapa kali penjumlahan
yang dilakukan
7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa penjumlahan berulang
disebut perkalian
8. Guru menceritakan sebuah permasalahan sehari – hari yang
berkaitan dengan perkalian

15
9. Guru mendemonstrasikan media benda konkrit yang berupa
permen untuk membantu menyelesaikan permasalahan soal
cerita tersebut.
10. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami
11. Guru memberikan tindak lanjut.

3) Kegiatan Penutup
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam penutup.

c. Pengamatan
Penelitian pada siklus 1 dilakukan pengamatan terhadap
proses pembelajaran baik siswa maupun guru dengan mengisi
data observasi dan mencatat hal-hal yang penting selama proses
pembelajaran.
Pada hasil pengamatan ditemukan hal-hal sebagaai berikut :
1). Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum
meningkat
2). Ada beberapa siswa yang bercanda dan mengalami
kejenuhan pada kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi
Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus1
ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus 1 menunjukkan
adanya peningkatan nilai bidang sebelum perbaikan.

16
3 Siklus 2

a. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I masih
belum teratasi, sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran siklus II. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II direncanakan hamper sama dengan pelaksanaan
pembelajaran siklus I, hanya ada beberapa hal yang perlu
penanganan secara lebihmatang lagi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
1) Mengembangkan program tindakan siklus II
2) Merencanakan perbaikan pembelajaran tindakan siklus II
3) Menyiapkan alat peraga / media yang telah dimodifikasi
dari pembelajaran sebelumnya yang jauh lebih efektif
4) Memberikan motivasi
5) Menyiapkan evaluasi

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa
2. Guru bersama siswa berdo’a bersama
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada
siswa: “Siapa yang bisa melakukan perkalian dengan
bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan 2x1?. Guru
mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan
dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

17
2) Kegiatan Inti
1. Guru mengingatkan kembali tentang materi
sebelumnya.
2. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke
depan kelas dan mendemonstrasikan materi yang
dipelajari.
3. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit
pada siswa untuk mengelompokkannya menjadi 3.
4. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya
5. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2
6. Siswa mengerjakan soal tersebut.
7. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut
8. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami.
9. Guru memberikan tindak lanjut

3) Kegiatan Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas rumah.
3. Guru mengucapkan salam penutup.

c. Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat
diperoleh adanya peningkatan dalam proses pembelajaran baik
dari cara guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
optimal, serta keaktifan siswa mengalami peningkatan.

18
d. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada
siklus II terjadi peningkatan baik dari hasil belajar siswa
maupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Terbukti pada analisis hasil evaluasi siklus II menunjukkan
adanya peningkatan pemahaman dan penguasaan materi siswa.

19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dapat diuraikan secara


singkat hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap yaitu tahap pra siklus, tahap
siklus I dan tahap siklus II.

1. Tahap Pra Siklus


Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, tingkat pemahaman dan
penguasaan materi siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran juga masih
rendah. Pelaksanaan kegiatan pra siklus dilakukan pada hari senin
tanggal 20 April 2020.
2. Tahap Siklus I
Pada tahap siklus I dilaksanakan pencapaian berdasarkan prosetase yang
ada sebagai titik awal untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan
perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika dalam materi
konsep perkalian sederhana dengan penerapan metode demonstrasi dan
penggunaan benda konkret.
3. Tahap Siklus II
Pada siklus II boleh dikatakan bahwa proses perbaiakn pembelajaran
berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan pada waktu proses perbiakan
pembelajaran guru memberikan penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran sehingga perhatian, minat dan hasil belajar siswa mulai
nampak antusias dan bersemangat. Boleh jadi materi yang diberikan juga
menarik siswa sehingga siswa mudah menerima materi.

20
Tabel 4.1 : Data sebelum diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam
pembelajaran.

No Kriteria Mata Pelajaran Keterangan


. Matematika
1. Rendah 44,1 % Soal evaluasi
2. Sedang 35,3 % 3 butir soal
3. Tinggi 20,6%

Sedangkan setelah diberikan perhatian dengan metode demonstrasi oleh guru


dalam pembelajaran perbaikan siklus I dan siklus II diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.2 : Data sesudah diberikan perhatian dengan metode demonstrasi dalam
pembelajaran

No Kriteria Mata Pelajaran Keterangan


. Matematika
1. Rendah 23,5 % Soal evaluasi
2. Sedang 35,3 % 3 butir soal
3. Tinggi 41,2 %

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Orientasi Pembelajaran
 Bersama teman sejawat mengadakan observasi dan tes awal terhadap
siswa
 Merencanakan junlah siklus yang akan dilaksanakan
 Memperhatikan rencana pembelajaran, memilih sumber bahan,
menetapkan alat evaluasi lembar kerja siswa
 Membuat waktu pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasil
pembelajaran

21
Proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan terdapat dua siklus,
berdasarkan hasil pengamatan / observasi dan diskusi dengan teman sejawat serta
pembimbing diperoleh gambaran sebagai berikut :

1. Pra Siklus
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, permasalahan yang ditemukan
adalah rendahnya hasil belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran
sehingga berdampak pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi
pembelajaran.
2. Siklus I
a. Pelaksanaan : Siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan, 2 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran I atau tindakan 1 diawali dengan penjelasan
proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Guru membimbing
dan mengarahkan pada diskusi kelompok untuk mengerjakan soal
perkalain sederhana, diakhir pertemuan diadakan tes essay sebanyak 3
soal.
b. Hasil Pelaksanaan Siklus I
Aktivitas belajar siswa dari hasil tes tertulis diperoleh gambaran bahwa
peningkatan aktivitas siswa, dari pra siklus dan sesudah siklus I masih
kurang. Hal tersebut Nampak pada perbandingan kedua hasil
pengamatan teman sejawat yang tercantum dalam table tersebut.

Table 4.3 Daftar Hasil Pra Siklus

No Kriteria yang diamati Jumlah Prosentase Dari


. Siswa Jumlah
Siswa
1. Siswa yang memiliki buku pelajaran 26 100 % 26
2. Siswa yang menyimak pelajaran 17 65 % 26
3. Siswa yang memperhatikan 20 77 % 26
4. Siswa yang merasa senang 15 58 % 26
5. Siswa yang mencatat pelajaran guru 22 85 % 26
Rata – rata 20 77 % 26

Table 4. 4 Daftar Hasil Sesudah Siklus I

22
No Kriteria yang diamati Jumlah Prosentase Dari
. Siswa Jumlah
Siswa
1. Siswa yang memiliki buku pelajaran 26 100 % 26
2. Siswa yang menyimak pelajaran 18 69 % 26
3. Siswa yang memperhatikan 22 85 % 26
4. Siswa yang merasa senang 16 62 % 26
5. Siswa yang mencatat pelajaran guru 23 88 % 26
Rata – rata 21 81 % 26

Hasil belajar siswa : hasil belajar siswa pra siklus jika dibandingkan dengan hasil
belajar siswa setelah siklus I terdapat peningkatan meskipun belum menunjukkan
atau mencapai target minimal indikator keberhasilan. Hal tersebut dipengaruhi
kondisi fisik siswa karena cuaca / perubahan system belajar mengajar dari pasif ke
aktif, perubahan pola berpikir dan faktor – faktor pada observasi diatas
perbandingan tersebut lebih dijelaskan oleh table dibawah ini.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No. Kriteria Nilai Rentang Nilai Junlah Siswa Prosentase


1. Tinggi 80 – 100 2 8%
2. Sedang 65 – 75 13 50 %
3. Rendah 0 – 60 11 42 %
Jumlah 26 100 %

Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Kriteria Nilai Rentang Nilai Junlah Siswa Prosentase


1. Tinggi 80 - 100 3 12 %
2. Sedang 65 – 75 20 76 %
3. Rendah 0 – 60 3 12 %

23
Jumlah 26 100 %

c. Analisi Hasil Siklus I

Dari tabel hasil pengamatan diperoleh rata-rata kelas 21 siswa atau 81 %,


sedangkan yang memperhatikan sebanyak 22 iswa atau 85 %.

Dari tabel hasil belajar siswa pra siklus diperoleh rata – rata kelas II dengan
kriteria nilai sebagai berikut :

1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 2 siswa atau 8 %


2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 13 siswa atau 50 %
3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 11 siswa atau 42 %

Dari tabel hasil belajar siswa setelah siklus I diperoleh rata – rata kelas II dengan
kriteria nilai sebagai berikut :

1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 3 siswa atau 12 %


2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 20 siswa atau 76 %
3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 3 siswa atau 12 %

Setelah siklus I ditemukan beberapa hambatan dan mendiskusikan langkah


selanjutnya dengan teman sejawat :

1. Siswa belum dapat memanfaatkan waktu secara efektif dn efisien pada


waktu menjaring pendapat baik pada kelompok kecilnya maupun diskusi
kelas.
2. Lalu lintas pembicaraan belum terkendali dengan baik dan catatan kecil
dan diskusi kelompok belum fokus.
Perlu penjelasan singkat kembali tentang pelaksanaan metode demonstrasi
dalam menjaring pendapat agar pada siklus II hambatan dapat dikurangi.
Berdasarkan hasil pada siklus I maka perlu dilanjutkan ke tahap siklus II.

3. Siklus II
Pelaksanaan

24
Siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ) kegiatan pembelajaran
menjelaskan materi diatas untum mempertahankan aktifitas dan perhatian
siswa. Guru masih perlu menstimulasi dan motivasi siswa, kemudian siswa
mengerjakan soal perkalian sederhana dengan mendiskusikan bersama
kelompoknya dengan cara yang telah dijelaskan menggunakan alat peraga.
Setelah itu perwakilan dari masing – masing kelompok mengerjakan ke depan.
Di akhir pertemuan diadakan tes essay tertulis sebanyak 3 soal.

Hasil Siklus II
Aktivitas belajar siswa, siklus II proses belajar mengajar mengalami
perbaikan dan peningkatan baik aktivitas siswa maupun prestasi belajarnya
sebagaimana hasil pengamatan teman sejawat dan lembar observasi dalam
tabel berikut :

Tabel 4.7 : Daftar Hasil Siklus II

No Kriteria yang diamati Jumlah Prosentase Dari


. Siswa Jumlah
Siswa
1. Siswa yang memiliki buku pelajaran 26 100 % 26
2. Siswa yang menyimak pelajaran 20 77 % 26
3. Siswa yang memperhatikan 24 92 % 26
4. Siswa yang merasa senang 24 92 % 26
5. Siswa yang mencatat pelajaran guru 26 100 % 26
Rata – rata 24 92 % 26

Hasil belajar siswa : peningkatan hasil siklus II ternyata mengalami peningkatan


yang besar sehingga melampaui target minimal ketuntasan belajar. Hal tersebut
setelah diadakan perbaikan dan pengawasan guru secara intensif, peningkatan
tersebut dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4. 8 : Rekapitulasi Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Kriteria Nilai Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase


1. Tinggi 80 - 100 16 62 %
2. Sedang 65 – 75 10 38 %

25
3. Rendah 0 – 60 - -
Jumlah 26 100 %

Hasil Siklus II
Dari hasil belajar siswa siklus II diperoleh rata – rata dengan kriteria nilai sebagai
berikut :
1. Yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 16 siswa atau 62 %
2. Yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 10 siswa atau 38 %
3. Yang mendapatkan nilai rendah sebanyak 0 siswa atau 0 %

Setelah siklus II dari hasil pengamatan, hasil observasi dan hasil belajar tidak
perlu lagi diadkan penelitian karena telah mencapai target indikator untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel perbandingan observasi dan hasil belajar.

Tabel 4.9 : Hasil Pada Siklus I dan Siklus II

No Kriteria yang dinilai Siklus Kategori


Pra Siklus Siklus I Siklus II N T
.
1. Siswa yang memiliki 26 26 26 N -
buku pelajaran 100 % 100 % 100 %
2. Siswa yang menyimak 17 18 20 N -
saat guru menerangkan 65 % 69 % 77 %
3. Siswa yang 20 22 24 N -
memperhatikan 77 % 85 % 92 %
4. Siswa yang senang atas 15 16 24 N -
penjelasan guru 58 % 62 % 92 %
5. Siswa yang mencatat 22 23 26 N -
penjelasan guru 85 % 88 % 100 %

Keterangan : N = Naik T = Turun

Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil pengamatan terhadap siswa setiap kali
penelitian :
1. Pra Siklus siswa yang memperhatikan sebanyak 20 atau 77 % dari 26 siswa
2. Siklus I siswa yang memperhatikan sebanyak 22 atau 85 % dari 26 siswa

26
3. Siklus II siswa yang memperhatikan sebanyak 24 atau 92 % dari 26 siswa
terjadi peningkatan.

Prosentasi peningkatan perhatian siswa dari pra siklus sebanyak 20 siswa


77 %. Meningkat menjadi 24 siswa 92 %. Setelah siklus II maka devisi
peningkatan sebesar 92 % dikurangi 77 % sama dengan 15 %.

Dengan demikian data diatas menjelaskan bahwa dengan metode demonstrasi


secara berangsur mampu meningkatkan perhatian belajar siswa terhadap mata
pelajaran Matematika sebesar 15 %

Tabel diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar dari sebelum dan


diterapkannya penelitian disbandingkan dengan setelah penelitian pada siklus I
dan Siklus II. Peningkatan prestasi siswa sebelum diterapkan penelitian dan
setelah diterapkan penelitian dengan menggunakn metode demonstrasi pada kelas
II. SDN Sindang Asih 1 Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang
mengalami peningkatan seperti tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Sebelum


Penelitian dann Sesudah Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dari 26 Siswa.

No. Rentang Nilai Sebelum Sesudah


Siklus I Siklus II
1. 80 – 100 2 siswa 8 % 3 siswa 12 % 16 siswa 62 %
2. 65 – 75 13 siswa 50 % 20 siswa 76 % 10 siswa 38 %
3. 0 – 60 11 siswa 42 % 3 siswa 12 % -

Tabel 4.11 : Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Uraian Siswa Tuntas Siswa Sebelum Tuntas


Frekuensi % Frekuensi %
.
1. Pra Siklus 15 58.00 13 50.00
Siklus I 23 88.00 4 15.00

27
Siklus II 26 100.00 - -

Dari tabel diatas, membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi


pada pelajaran Matematika dikelas II SDN SINDANG ASIH 1 Kecamatan
Sindang Jaya Kabupaten Tangerang dapat meningkatkan kreatifitas, prestasi,
perhatian, dan hasil yang cukup baik untuk mengerti dan memahami pelajaran
Matematika, sehingga metode ini cukup baik, jika digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada pembelajaran Matematika konsep perkalian sederhana, faktor penyebab
rendah tingkat hasil belajar siswa antara lain :
a. Penjelasan materi kurang menarik perhatian siswa
b. Siswa merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran
c. Penggunaan model atau metode yang monoton
d. Siswa kurang akti karena hanya berpusat pada guru
e. Penggunaan sarana prasarana kurang memadai

28
Dari hasil perbaikan penelitian tindakan kelas siklus I dan II yang
diterapkan di kelas II SDN SINDANG ASIH 1 Kecamatan Sindang Jaya
Kabupaten Tangerang dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terjadi peningkatan perhatian belajar mengikuti penelitian tindakan kelas
mata pelajaran Matematika sebesar 15 % yaitu sebelum penelitian
sebanyak 77 % dan sesudan siklus I dan II sebesar 88 %
2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti penelitian
tindakan kelas. Mata pelajaran Matematika sebesar 30 %. Sebelum
penelitian sebanyak 2 siswa 8 % yang memperoleh nilai diatas 80 dan
setelah penelitian meningkat menjadi 16 siswa 62 %.
3. Peningkatan hasil perhatian dan hasil belajar siswa tersebut karena
dipengaruhi penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran
Matematika.

B. Saran Tindak Lanjut


Pelaksanaan pembelajaran hendaknya disertai dengan kesiapan baik materi
maupun media pembelajaran yang sesuai materi yabf akan diajarkan,
memilih model dan metode pembelajaran yang ubik dan bervariasi, aktif
memberikan motivasi untuk siswa. Hal ini mempengaruhi untuk tercapainya
hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran.
Selama penelitian Siklu I dan Siklus II ditemukan kekurangan metode
demonstrasi, baikitu menyangkut guru, siswa maupun sekolah.

Pada pnulisan penelitian ini berdasarkan pengalaman tersebut penulis


menggunakan saran, sebagai berikut :
1. Agar guru meningkatkan profesionalitas pembelajaran dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas dan memvariasikan metode
mengajarnya diantaranya dengan metode demonstrasi.
2. Sekolah hendaknya selalu berusaha meningkatkan layanan
professional pendidikannya dengan mendorong guru – guru untuk
melakukan penelitian khususnya penelitian dalam bentuk penelitian
tindakan kelas.

29
3. Setiap sekolah hendaknya menerapkan hasil- hasil penelitian
pendidikan yang akan meningkatkan kinerja guru dan personil
pendidikan lainnya sehingga membantu mewujudkan visi misi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Hakim Nasution, dalam karso dkk 2014 : 1.39

Bruner dalam Gatot Muhsetyo, dkk. ( 2019:1.6)

William Brownell ( dalam karso dkk 2014 : 1.23 )

Wiki ( 2020 ),Pengertian Belajar, https://id.wikipedia.org/

Mills, dalam modul PKP TIM FKIP UT 2019 : 8

Wardhani, dkk,(2020 : 8 dalam modul PKP PGSD TIM-FKIP UT ).

30
Ahmad ( 2020 ), www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/

suaedy ( 2020 ) , www.kompasiaba.com/metode-demonstrasi-dalam-


pembelajaran/

mohammadmuhyiddin.blogspot.com

31
LAMPIRAN - LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS I

Sekolah : SDN Sindang Asih 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semeter : II ( dua ) / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
 Melakukan perkalian dan pembilangan sampai dua angka
B. Kompetensi Dasar
 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
C. Indikator
 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
 Menyelesaikan permasalahan sehari – hari yang berkaitan dengan
perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
D. Tujuan Pembelajaran
 Dengan metode demonstrasi, siswa mampu mengenal arti perkalian
sebagai penjumlahan berulang
 Dengan metode demonstrasi, siswa mampu menyelesaikan permasalahan
sehari – hari yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan dua angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan
 Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/komunikatif,
krestif dan disiplin.

F. Materi Pembelajaran

Mengenal konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang

G. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan.

H. Langkah – langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru bersama siswa berdoa bersama
3. Guru melakukan absensi
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali
pembelajaran sebelumnya. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi
yang akan dipelajari siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka.
5. Guru menyanmpaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit )
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Guru menunjukkan media benda konkrit kepada siswa
3. Dua siswa diminta untuk maju kedepan kelas
4. Guru memberikan 10 permen sebagai media benda konkrit pada salah
satu siswa untuk mengelompokkannya pada tempat yang disediakan.
5. Siswa yang lainnya diminta untuk mendemonstrasikan secara bersama
– sama.
6. Guru bertanya pada siswa ada berapa kali penjumlahan yang
dilakukan
7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa penjumlahan berulang disebut
perkalian
8. Guru menceritakan sebuah permasalahan sehari – hari yang berkaitan
dengan perkalian
9. Guru mendemonstrasikan media benda konkrit yang berupa permen
untuk membantu menyelesaikan permasalahan soal cerita tersebut.
10. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami
11. Guru memberikan tindak lanjut.
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam penutup.
I. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : benda konkrit berupa permen, buku paket
matematika kelas II dan alat tulis
Sumber Pembelajaran : buku paket matematika dan buku LKS matematika
kelas II
J. Penilaian
Jenis Penilaian : Tes dan Non Test
Bentuk Penilaian : Test Tertulis
Alat Penilaian : Soal test

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Sekolah : SDN Sindang Asih 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semeter : II ( dua ) / II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
C. Indikator
 Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1
 Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0
 Mengalikan tiga bilangan satu angka.
D. Tujuan Pembelajaran
 Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat
perkalian dengan bilangan 1
 Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengenal sifat
perkalian dengan bilangan 0.
 Dengan metode demonstrasi, peserta didik mampu mengalikan tiga
bilangan satu angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan
Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif,
dan disiplin.
F. . Materi Pembelajaran
Perkalian Bilangan
1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.
Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!
a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1 = 3
b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 7
c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5
Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu
sendiri.
2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.
Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!
a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0 = 0
b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
Semua bilangan jika dikalikan 0 hasilnya adalah 0
3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.
Contoh
a. 2 × 4 × 5 = ....
b. 8 × 1 × 3 = ...
Penyelesaian
a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5 = 8 × 5 = 40
Jadi 2 × 4 × 5 = 40
b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3
= 8 × 3 = 24
Jadi 8 × 1 × 3 = 24
Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari
depan.
G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru bersama siswa berdo’a bersama
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa: “Siapa yang
bisa melakukan perkalian dengan bilangan 1? Coba, berapa 1x1? Dan
2x1?. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari
siswa yaitu tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit )
6. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya.
7. Guru memanggil dua orang siswa untuk maju ke depan kelas dan
mendemonstrasikan materi yang dipelajari.
8. Guru memberikan 3 permen sebagai benda konkrit pada siswa untuk
mengelompokkannya menjadi 3.
9. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
10. Guru memberikan lembar soal untuk siklus 2
11. Siswa mengerjakan soal tersebut.
12. Siswa mengumpulkan lembar soal tersebut
13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
14. Guru memberikan tindak lanjut
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
15. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
16. Guru memberikan tugas rumah.
17. Guru mengucapkan salam penutup.

I. Media dan Sumber Pembelajaran


Media :
Benda konkrit berupa permen, lembar soal siklus II, buku paket
Matematika, buku LKS Matematika kelas II MI, dan alat tulis.

Sumber Pembelajaran :
Buku paket Matematika dan buku LKS Matematika kelas II MI.

J. Penilaian
Jenis Penilaian : Tes dan Non Test
Bentuk Penilaian : Test Tertulis
Alat Penilaian : Soal test

Refleksi Pembelajaran
Siklus I

Refleksi pembelajaran Siklus I

Berdasarkan uraian perbaikan pada saat Siklus I dapat diketahui kekurangan dan
kelemahan yang terjadi yaitu :

1. Alat peraga kurang menarik


2. Penguasan kelas kurang, serta bimbingan guru terhadap kelompok diskusi
kurang optimal
3. Materi yang disampaikan kurang dipahami oleh sisiwa

Dengan adanya kelemahan pada refleksi Siklus I maka menjadi acuan untuk
merencanakan perbaikan pada Sikus II. Diantaranya :
1. Penggunaan alat peraga lebih maksimal
2. Guru membimbing siswa lebih merata dengan cara menanyakan hal-hal
yang dianggap sulit
3. Penggunaan metode demonstrasi untuk lebih membangkitkan kreatifitas
siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga pembelajaran matematika
menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai