Anda di halaman 1dari 43

TUGAS 3

MATA KULIAH METODE PENELITIAN

“PENELITIAN KUANTITATIF ASOSIATIF”

Disusun Oleh :

Muhammad Nauval Maulana

1502619085

PESERTA PERKULIAHAN HARI JUMAT (08.00)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4


C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Kegunaan Hasil Penelitian .......................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...........

A. Deskripsi Teoritik........................................................................
1. Hasil Belajar mata pelajaran Pemilihan Kendaraan Ringan (PKKR) .
............................................................................................... 7
2. Motivasi Belajar .................................................................... 9
3. Persepsi Siswa pada Kinerja Guru ....................................... 18
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 27

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ................................................ 28

A. Tujuan Penelitian ........................................................................ 28


B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
C. Metode Penelitian........................................................................ 28
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
F. Instrument Penelitian .................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 35
H. Hipotesis Statistik ....................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 40

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sarana utama dalam kelangsungan hidup salah satunya adalah


pendidikan. Bukan hanya sekadar sebagai kelangsungan hidup, tetapi juga
kelangsungan masa depan dan kelangsungan hidup turun-temurun nanti. Hal
ini merupakan tujuan dari pendidikan untuk menciptakan kecerdasan bagi
manusia terutama untuk masa depan yang akan mengalihkan posisi yang
sekarang. Pendidikan memberikan ilmu bukan hanya menjelaskandan hanya
memperhatikan, dengan pendidikan seseorang sudahmendapatkan bekal ilmu
yang pastinya akan bermanfaat. Bekal ilmu sangat dibutuhkan di lain hari
untuk memecahkan sebuah masalah atau bahkan saat masalah itu sudah
terjadi seseorang tersebut dengan sigap dapat menemukan solusi atau bahkan
menemukan rumus baru.

Pendidikan merupakan ciri khas suatu bangsa tersebut maju atau


berkembang. Peran pendidikan ini sangat besar pengaruhnya. Peran dalam
pendidikan sangat didominasi karena menjadi pusat perhatian masyarakat
karena adanya perbandingan kualitas dari sekolah yang diminati untuk
belajar. Dalam meningkatkan seseorang untuk mencapai pendidikan dengan
melakukan proses belajar di sekolah. Dengan begitu kualitas sumber daya
manusia dapat tercapai dengan baik sesuai proses pembelajaran yang ada.

Proses pembelajaran seseorang dapat menyesuaikan diri dengan


lingkungannya. Tidak hanya mendapatkan bekal pendidikan, tetapi juga dapat
bekal interaksi sosial yang baik dengan teman disekitar sekolah. Sebagai
pendorong perubahan secara cepat juga diperlukan teman ataupun guru yang
aktif dalam menjelaskan maupun menjawab.

Perubahan yang sangat cepat diharapkan mendorong guru-guru untuk


bagaimana caranya menyesuaikan diri juga terhaap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Pentingnya mata pelajaran

1
Perawatan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) di SMK ini juga menjadi
peran penting seorang guru dalam mengajar dalam menguasai materi. Mata
pelajaran ini juga memungkinkan siswa untuk praktik di lapangan bagaimana
teknik yang baik dan apa saja yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan.
Persepsi siswa yang baik akan membawa dampak yang baik bagi proses
pembelajaran selanjutnya. Persepsi menjadikan indikator yang
mempengaruhi dalam karakteristik kognitif siswa, karena sering
berkomunikasi dengan lingkungannya sehingga dampak yang terjadi siswa
memiliki kemampuan dalam menangkap suatu informasi.

Proses belajar juga dibutuhkan motivasi belajar dalam membantu


meningkatkan semangat belajar dan melatih siswa dengan pembelajarn yang
menarik sehingga siswa tidak bosan dengan aktivitas pembelajaran. Kegiatan
dalam membagikan materi antar teman sebangku juga bisa meningkatkan
motivasi belajarnya karena cara meningkatkan cara belajar siswa berbeda.
Dengan memberikan materi kepada teman dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh teman sebangkunya akan sedikit meningkatkan motivasi
belajarnya. Siswa akan memikirkan bahasa yang tepat agar teman yang ia
jelaskan dapat memahami apa yang ia jelaskan. Hasil belajar juga menjadi
tolak ukur apakah siswa dikatakan mampu dalam menempuh pembelajaran
yang dijalankan.

Dapat menunjukkan pula keberhasilan guru dalam menyampaikan


materi dalam proses pembelajaran. Pendidkan di kelas merupakan faktor yang
harus dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, pencapaian oleh siswa
melalui kegiatan belajar menjadi indikator suatu proses pembelajaran dapat
tercapai atau tidak.

Penguasaan guru saat pengajaran yang masih berada dibawah standar.


Disebabkan pengajaran guru hanya mementingkan penjelasan tanpa
penguasaan makna dan kurangnya perhatian guru kepada setiap siswa yang
menyebakan siswa belajar seperlunya atau bahkan hanya jika ada tugas saja.
Guru memperhatikan perubahan yang terjadi kepada setiap murid agar

2
pencapaian pembelajaran yang menjadi tujuan utama dapat tercapai dengan
baik.

Guru juga dapat melihat pembaharuan yang sekarang dengan model dan
metode yang sesuai agar tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan
zaman. Disinilah kualitas guru dapat diukur. Dengan meningkatkan kualitas
wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan dalam penguasaan materi,
persepsi siswa akan terlihat pada hasil belajarnya. Bahkan tidak cukup hanya
itu saja, dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat dalam profesi
guru yang dianggap merosot, maka adanya peningkatan guru yang tidak
hanya mengajar dan menjelaskan.

Guru juga harus mampu menjadi pelatih, inovator, pendidik yang baik,
dan menjadikan setiap siswa merasakan bekal ilmu yang diperoleh dalam
pembelajarannya. Kualitas pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan
baik, berdaya guna dan berhasil guna. Peranan guru dalam pembelajaran dan
keterlibatannya dalam proses pembelajaran masih menempati posisi penting.

Efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen


sebagai faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, hampir
seluruhnya tergantung pada guru. Pendidikan yang menjadi penentu masa
depan, maka pendidik mempunyai tanggung jawab yang sangat berat. Dari
guru juga diberikan motivasi dan pengembangan diri agar sesuai dengan
tujuan yang diinginkan baik guru, siswa maupun orang tua siswa. Mendidik
dengan usaha yang kompleks dan kecakapan dalam mendidik menjadikan
yang sangat diperlukan agar tujuan pendidikan yang luas dapat dicapai
semaksimal mungkin.

Guru yang profesioanal dalam menentukan proses pembelajaran akan


mendapatkan kinerja yang dimiliki menjadi maksimal. siswa yang diajarkan
juga akan dapat cepat menangkap makna dari yang guru jelaskan dan akan
menjadikan peningkatan tersendiri dari siswa tersebut. Penelitian pada mata

3
pelajaran Perawatan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) ini, sangat
diharapkan kinerja guru yang dimiliki dapat ditingkatkan terutama pada saat
pengajaran. Karena tidak adanya pengecekan dan tidak terbukanya siswa
untuk bertanya.

Guru juga meningkatkan kualitas dirinya pada perhatian terhadap setiap


siswa yang melanggar dapat diperbaiki dan di berikan sanksi yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengadakan penelitian lebih lanjut karena
pembahasannya yang sangat diperlukan dan diharapkan berguna bagi yang
membaca. Tercapainya suatu hubungan motivasi belajar dan persepsi siswa
dengan kinerja guru yang maksimal sangat diharapkan maka dari itu, penulis
tuangkan dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah
Adanya siswa yang belum mendapatkan dan memenuhi KKM
merupakan kondisi yang harus diatasi dan sangat tidak diharapkan semua
pihak yang sudah terlibat. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar juga
tergantung dari tinggi rendahnya hasil belajar siswa dan disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya terdapat faktor eksternal dan internal. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Aunurrahman
( 2011:177) terdiri dari :

1. Faktor internal antara lain:


a. a. Ciri khas/karakteristik siswa,
b. Sikap terhadap belajar,
c. Motivasi belajar,
d. Konsentrasi belajar,
e. Mengolah bahan belajar,
f. Menggali hasil belajar,
g. Rasa percaya diri dan Kebiasaan belajar.
2. Faktor eksternal anatara lain:
a. Faktor guru, mencakup luas terlepas dari tugas dan tanggung
jawab

4
b. Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya atau lingkup
pertemanan),
c. Kurikulum sekolah yang diterapkan,
d. Sarana dan Prasana di sekolah.
e. Pembatasan Masalah
C. Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini hanya pada permasalahan


motivasi belajar,persepsi siswa pada kinerja guru Perawatan Kelistrikan
Kendaraan Ringan (PKKR) dengan hasil belajar mata pelajaran PKKR.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian yang diungkapkan


dalam penelitian ini dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil


belajar PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta.
2. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa pada kinerja guru
mata pelajaran PKKR dengan hasil belajar PKKR di SMK Teratai
Putih Jakarta.
3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan persepsi
siswa pada kinerja guru mata pelajaran PKKR secara bersama
dengan hasil belajar PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta.
E. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam


dua aspek yaitu :

1. Aspek Teoritis
Hasil yang harapkan pada penelitian ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagai
referensi penelitian selanjutnya untuk memperkaya ilmu
pengetahuan tentang Perawatan Kelistrikan Kendaraan Ringan
(PKKR).

5
2. Aspek Praktis
Yang diharapkan bagi guru yaitu dapat menambah motivasi untuk
meningkatkan kinerjanya lebih profesional dan dapat mengubah
pembelajaran yang lebih aktif , meningkatkan persepsi baik siswa
dalam pemahaman ilmu pembelajaran dan menambah tingkat
belajar maupun hasil belajar siswa.

6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskriptif Teoritik
1. Hasil Belajar Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
a. Pengertian Hasil Belajar
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar.menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar
ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman
adalah “Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara
individu dengan lingkungan”.
Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1)
membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru, (3) Bahwa
perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja”.Dari beberapa
defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan istilah “perubahan”
yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan.
Menurut Sudarwan Danim (1995:65) belajar merupakan
suatu proses yang berlangsung secara kontinu, dari prose situ akan
diperoleh suatu hasil yang disebut dengan hasil belajar atau
prestasi belajar. Hasil belajar berupa nilai yang diperoleh siswa
dari proses belajar yang dituangkan dalam suatu laporan atau rapor
siswa. Rapor inilah yang natinya akan digunakan dalam melakukan
evaluasi atau penilaian serta informasi untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam belajar siswa serta perkembangan
yang telah dicapai oleh siswa. Pengenalan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam

7
rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya (Rochman Natawidjaja, 1980:16).
Hasil belajar pada Mata pelajaran PKKR ini dapat dilihat dari
hasil ulangan tengah semester , ulangan akhir semester, maupun
tugas-tugas yang sudah diberikan. Dalam setiap penilaian, guru
juga dapat melihat hasil belajar dari setiap proses pembelajaran
berlangsung. Bersikap baik dan membuat kondisi kelas kondusif
juga menjadi pertimbangan guru dalam menilai hasil belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR).
Proses adanya belajar mengajar di kelas, akan ada hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Faktor yang berasal dari diri individu yang sedang belajar.
a) Faktor psikis antara lain; kognitif, afektif, psikomotorik,
campuran dan kepribadian.
b) Faktor fisik antara lain; kondisi indera, anggota badan,
tubuh, kelenjar, syaraf dan organ-organ dalam tubuh.
2) Faktor yang berasal dari luar diri individu.
a) Lingkungan
Siswa pada mulanya kurang memiliki prestasi kemudian
bergaul dengan para siswa yang memiliki prestasi tinggi
maka akan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
Sehingga lama-kelamaan siswa tersebut akan memiliki
prestasi yang tinggi.
b) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran juga merupakan faktor yang
mempengaruhi dalam hasil belajar siswa. Siswa akan
merasa paham dengan materi yang disampaikan oleh guru
jika metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru
sesuai dengan keadaan kelas. Keadaan yang kondusif juga

8
mempermudah guru dalam mencapai metode yang
diterapkan.
c) Media pembelajaran
Pemilihan media yang tepat juga merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar. Siswa akan merasa jenuh
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jika media yang
dipakai oleh guru tidak pernah berubah. Dengan
menggunakan media yang mudah dalam menyerap materi
dan adanya variasi media yang menarik, Siswa akan merasa
termotivasi untuk menambah pengetahuan
d) Orang Tua
Peranan perhatian orang tua dalam lingkungan keluarga yang
penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa
anak-anak. Hal tersebut dikarenakan pengalaman pertama
merupakan faktor terpenting dalam perkembangan pribadi
dan menjamin kehidupan emosional anak. Orang tua juga
mengerti akan kemauan anaknya dan memberikan kebebasan
dalam mencari informasi yang berkaitan dengan pelajaran di
sekolah, tetapi tetap orang tua juga mengontrol kegiatan dan
memberikan semangat agar anak tersebut dapa tmeningkat
semangatnya dalam belajar serta memberikan arahan agar
menjadi lebih baik.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Purwanto (2007: 71) motivasi adalah “pendorong”
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Pengertian motivasi menurut Hamalik (2001:158) adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

9
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu
(Sardiman, 2011:75). Tindakan memotivasi akan lebih dapat
berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi
serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
Tujuan motivasi Menurut Purwanto (2007: 73) adalah untuk
menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peranan
motivasi sangat penting bagi siswa karena dengan adanya motivasi
akan merangsang siswa untuk mau belajar secara maksimal
sehingga mampu memperoleh hasil yang diinginkan.
b. Motivasi Menurut Beberapa Tokoh
Menurut Sardiman, 2007 menyebutkan motif dapat diartikan
sebagain daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai
sesuatu kondisi intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata motif itu,
maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak.
Menurut Ghuthrie mengenai motivasi dalam belajar,
memandang motivasi dan reward sebagai hal yang kurang penting
dalam belajar. Menurut Ghuthrie, motivasi hanyalah menimbulkan
variasi respons pada individu, dan bila dihubungkan dengan hasil

10
belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar.
(Soemanto, 2006).
c. Teori Motivasi dalam Psikologi
1. Teori Kebutuhan Maslow
Motivasi sangat berkaitang dangan pendapat bahwa
apapun yang dilakukan dengan manusia tujuan untuk memnuhi
segala kebutuhannya, yaitu kebutuhan psikis ataupun fisiknya.
Pandangan Abraham Maslow sangat berkaitan erat bahwa
kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tinggi dan
sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu
aktualisasi diri.
Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan
individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
a. Fisiologis
b. Keamanan
c. Cinta dan rasa Sayang
d. Harga diri
e. Aktualisasi diri
2. Teori Motivasi Belajar (Purwa, 2012)
Teori motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dengan
pembahasan tentang teori belajar koneksionisme S-R dan teori
Belajar Kognitif (Teori Gestalt). Dalam pembelajaran menurut
teori Gestalt yang terpenting adalah penyesuaian, pertama yaitu
mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari
tetapi mengerti atau memperoleh “insight” (pengertian).
Belajar dengan insight (pengertian) adalah sebagai
berikut :
1) Insight tergantung dari kemampuan dasar.

11
2) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau
yang relevan (dengan apa yang dipelajari).
3) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur
sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu
dapat diamati.
4) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat
jatuh dari langit.
5) Belajar dengan insight dapat di ulangi.
6) Insight sekali di dapat, dapat digunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru.

Teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar,


pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara
coba salah (Trial end error). Kalau organisme berada dalam
suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu
akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan
tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Teori belajar menurut Thorndike dalam Rahyubi (2012:31),
menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon
adalah reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang dapat
pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan. Jadi
perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud
konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang
tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat
mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat
diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori
koneksionisme.

12
d. Prinsip Motivasi Belajar
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam
uraian berikut (Drs. Syaiful Bahri Djamarah, 2011):
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar.
2. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
3. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi
ekstrinsik dalam belajar.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
e. Aspek Motivasi Belajar
Aspek-aspek motivasi belajar menurut (Sardiman, 2001
dalam Pramitasari, Amelia, Indriana, Yeniar, dan Ariati, Jati, 2011)
meliputi:
1. Menimbulkan Kegiatan Belajar Keinginan Siswa untuk
mempertahankan kegiatan belajar di sekolah
2. Menjamin Kelangsungan Belajar Kemauan siswa untuk
mempertahankan kegiatan belajar pada setiap pelajaran
yang diajarkan di sekolah.
3. Mengarahkan Kegiatan Belajar Kemauan siswa untuk
mengarahkan kegiatan belajarnya dalam setiap pelajaran
yang diajarkan demi mencapai suatu tujuan tertentu
dalam belajar.
f. Pengukuran Motivasi Belajar
Penelitian ini berdasar pada konsep teori motivasi jenjang
kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.Setiap
individu memiliki keinginan dan harapan yang dianggap sebagai
kebutuhan dalam hidupnya.Pada hakikatnya setiap individu selalu
dituntut dan berkeinginan untuk melakukan hal yang lebih setelah

13
selesai melakukan suatu pekerjaan untuk melanjutkan pekerjaan
yang lain dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Maslow
sangat percaya bahwa perilaku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan
fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri,
mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-
kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi
perilaku individu (Djamarah, 2002:114-115).
Indikator ketercapaian motivasi belajar dalam penelitian ini
merujuk pada teori hierarki kebutuhan manusia dalam memenuhi
setiap jenjang kebutuhan dalam hidup manusia yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Konsep teori tersebut diadaptasikan
dengan tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik
dalam proses belajarnya dari mulai belajar sebagai kebutuhan dasar
sampai kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri. Karakteristik
motivasi belajar tersebut meliputi aspek-aspek belajar sebagai:
1. Kebutuhan Fisiologis
Pada proses belajar, aplikasi dari tahap kebutuhan yang
paling mendasar ini adalah peserta didik menjadikan
proses belajar sebagai kebutuhan pokok utuk dapat
mempertahan hidup (survival). Sehingga proses belajar
yang dilakukan oleh peserta didik dilakukan atas dasar
dari dalam diri bukan lagi karena tuntutan dari orang
lain seperti orang tua. Kebutuhan akan kasih sayang,
atau mencintai dan dicintai dapat dipenuhi melalui
hubungan yang akrab dengan orang lain. Perumusan
makna cinta disini, Maslow sependapat dengan rumusan
cinta dari Rogers yaitu: keadaan dimengerti secara
mendalam dan diterima dengan sepenuh hati. Maslow
berpendapat bahwa kegagalan dalam mencapai
kepuasan kebutuhan cinta atau kasih sayang merupakan

14
penyebab utama dari gangguan emosional atau
maladjustment.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Bagi remaja, untuk pemenuhan kebutuhan rasa aman ini
perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi
kebebasan untuk berekspresi yang kondusif yang dapat
memberikan pembelajaran yang positif terhadap remaja
untuk menyelesaikan tugas perkembannya secara
optimal.Oleh karena itu, pemberian kebebasan
berekspresi kepada remaja pun perlu bimbingan dari
orang dewasa untuk mencegah terjadinya maladjustment
yang dapat menimbulkan perilaku- perilaku salahsuai
dalam perkembangannya.
3. Kebutuhan Rasa memiliki dan Kasih saying
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk
dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai
warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan
kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki
pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan
untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang
kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-
kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia
akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan
diterima orang-orang yang memang penting bagi
dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak
akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua
orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta
menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.

15
4. Kebutuhan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki
dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu
kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.
Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk
menghormati orang lain, kebutuhanakan status,
ketenaran, kemuliaan,pengakuan,perhat ian,reputasi,
apresiasi, martabat,bahkan dominasi. Kebutuhan
yangtinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk
perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan,
kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap
untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan
tertinggi yang ditemukan Maslow.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Yang dapat diraih oleh peserta didik adalah dengan
memperoleh prestasi belajar yang maksimal sebagai
hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yang diraih
tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan
pemahaman yang dimilik oleh diri sendiri sehingga
peserta didik merasa puas dengan hasil yang dicapai
setelah berusaha sendiri, sehingga peserta didik
memiliki perencaan yang matang untuk meraih
suatucita-cita yang diinginkannya sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki.Kebutuhan Aktualisasi Diri.
g. Fungsi Motivasi
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi (Sardiman, 2011:85). Menurut Hamalik
(2001:161) fungsi motivasi itu meliputi :

16
1) 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya
mengarahkan perbuatan ketercapaian tujuan yang
diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi
sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi


sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu
kegiatan dan berfungsi sebagai pendorong usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Intensitas motivasi setiap
individu merupakan penentu tingkat pencapainnya.

h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Motivasi belajar memang berperan yang sangat penting
dalam pencapaian belajar. Motivasi menurut Wlodkowsky (dalam
Prasetya dkk, 1985) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan
ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi
tercemin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai
sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Motivasi yang
tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi tinggi
dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa antara lain :
1) Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang
sangat tinggi.
2) Adanya perasaan dan keterlibatan efektif siswa yang
tinggi dalam belajar.

17
3) Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau
menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar
tinggi. (Sugihartono,dkk. 2007:78)

Menurut Sardiman (2011:75) motivasi belajar merupakan


faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas
adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Keller (dalam Sugihartono, dkk. 2007: 78) menyusun
seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS, yaitu
sebagai berikut :

1) Attention (perhatian) Perhatian siswa muncul didorong


rasa ingin tahu.
2) Relevance (relevansi) Relevansi menunjukkan
hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan
kondisi siswa.
3) Confidence (kepercayaan diri) Agar kepercayaan diri
siswa meningkat guru perlu memperbanyak pengalaman
belajar siswa, misalnya dengan menyusun aktivitas
pembelajaran sehingga mudah dipahami.
4) Satisfaction (kepuasan) Keberhasilan dalam mencapai
tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan
semakin termotivasi untuk mencapai tujuan yang
serupa.

3. Persepsi Siswa terhadap Kinerja Guru


Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor
pengalaman, proses belajar,cakrawala berfikir dan pengetahuannya.
Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan
bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat,Sedangkan

18
pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek
psikologi tertentu. banyak faktor yang mempengaruhi persepsi.
baik faktor yang terdapat dalam diri maupun yang berasal dari luar
diri individu.
Faktor yang terdapat dalam diri individu dapat berupa
pengetahuan yang merupakan hasil dari proses belajar yang
menimbulkan wawasan berpikirnya. Pengalaman yang akan
melahirkan cakrawalanya dan ciri kepribadian serta kebutuhan
tertentu terhadap objek, sedangkan faktor yang berasal dari luar
individu yaitu, dapat berupa sistem nilai, norma atau aturan yang
ditetapkan dalam lingkungan masyarakatnya, maupun hasil dari
proses perubahan yang terjadi sehingga mempengaruhi persepsi
siswa terhadap kinerja guru.
Dengan demikian, semakin berhasil kinerja guru, maka siswa
akan berpersepsi baik dan akan semakin meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran. Indikator dari prestasi belajar
siswa adalah siswa mampu menerima, memahami, dan menguasai
materi yang telah disampaikan guru serta memberikan hasil
pembelajaran atau mutu hasil belajar yang baik berupa nilai yang
lebih besar batas nilai minimal.
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi diartikan sebagai suatu proses pemahaman
ataupun pemberian makna atas suatu informasi
terhadap stimulus, dimana stimulus tersebut diperoleh
dari pengindraan terhadap objek, peristiwa ataupun
hubungan antara gejala-gejala yang selanjutnya
diproses dalam otak. Demikian juga halnya dengan
siswa di sekolah, bagaimana ia mengerti dan
menginterpretasikan stimulus yang ada di sekolahnya
dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.

19
Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan
(Uswah Wardiana, 2004: 102) “persepsi sebagai
proses seorang menjadi sadar akan segala sesuatu
dalam lingkungannya melalui indera-indera yang
dimilikinya”. Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan sekolah.Siswa mendapatkan informasi di
sekolah melalui pancaindera dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya sehingga menimbulkan
persepsi. Persepsi dalam psikologi diartikan sebagai
salah satu perangkat psikologis yang menandai
kemampuan seseorang untuk mengenal dan memberi
makna suatu objek yang ada di lingkungannya.
Menurut Slameto (2013: 102), persepsi adalah proses
yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-
menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan
indra, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa dan penciuman”.Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas, persepasi secara etimologos,
persepsi atau dalam dalam bahasa Inggris Perception
berasal dari bahasa latin yaitu perception dari
percipere yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan,
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan
dalam arti luas adalah pandangan, suatu pengertian
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Berdasarkan pengertian persepsi diatas,
persepsi adalah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan pesan- pesan sensoris mereka
guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

20
Persepsi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah bagaimana siswa mengamati, mengatur, dan
menginterpretasikan tentang kinerja guru mata
pelajaran PKKR, kemudian menafsirkannya untuk
menciptakan gambaran yang berarti. Persepsi siswa
tentang kinerja guru mata pelajaran Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR)diartikan
sebagai stimulus kepada siswa untuk meningkatkan
hasil belajar.
b. Proses Persepsi.
Persepsi timbul karena adanya respon terhadap
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat
komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian
diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui
proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.
Menurut Desmita El- Idhami ( 2009: 120), Di dalam
proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu
seleksi, penyusunan dan penafsiran.
1) 1) Seleksi, adalah penyaringan oleh indra
terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2) Interpretasi atau penyusunan, yaitu proses
mengorganisasikan sehingga mempunyai arti bagi
seseorang.
3) Penafsiran, kemudian diterjemahkan dalam bentuk
tingkah laku sebagai reaksi.
2. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
dalam melaksanakan suatutugas, seperti standar hasil

21
kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.
Sedangkan Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa
kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi,
termasuk kinerja masing-masing individu dan
kelompok kerja di perusahaan tersebut. Berdasarkan
definisi kinerja sebagaimana telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan
kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila
tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Kinerja guru mempunyai spesifikasi
tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur
berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Wujud perilaku yang
dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi
dengan siswanya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Surya, bahwa faktor mendasar yang terkait
erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan
kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru.
Kepuasan ini dilatar belakangi oleh faktor-faktor:
• Imbalan jasa

22
Imbalan jasa merupakan balas jasa kepada
seorang pegawai karena yang bersangkutan
telah memberi bantuan atau sumbangan untuk
mencapai tujuan organisasi. Pemberian
imbalan harus memenuhi kriteria: memberikan
rasa nyaman (secure) sehingga memenuhi
kebutuhan dasar karyawan, seimbang
(balanced) dalam arti pemberian imbalan
merupakan bagian dari penghargaan total
termasuk di dalamnya tunjangan dan promosi.
• Rasa aman
Rasa aman berhubungan dengan jaminan
keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur,
keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,
bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya.
• Hubungan antar pribadi
Hubungan antar pribadi guru dapat
berartibertanya kepada guru berpengalaman,
sehingga pengetahuan guru menjadi
bertambah dan hasil kerjanya meningkat.
Dalam hal ini, dibutuhkan komunikasi, yaitu
proses penyampaian informasi. Komunikasi
dapat dikatakan berhasil apabila ada
pentransferan dan pemahaman makna dari satu
orang ke orang lain. Pada gagasan
berapapunbesarnya, tidak akan berguna
sebelum diteruskan dan dipahami orang lain.
Apabila guru mempunyai keterampilan
berkomunikasi maka kinerja guru juga akan
meningkat. Dengan komunikasi akan dapat
membentuk saling pengertian, menumbuhkan

23
persahabatan, memelihara kasih sayang dan
menyebarkan pengertian. Adanya komunikasi
yang baik mengakibatkan kinerja yang tinggi,
karena masalah yang timbul dapat diselesaikan
dengan baik dan dapat dipecahkan bersama-
sama. Kualitas berkomunikasi juga ditentukan
adanya analisis tujuan, bernalar, menyangkut
hal-hal yang diuraikan atau dijelaskan kepada
orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi
akan memperlihatkan sifat diri positif,
terpercaya dan terbuka kepada rekan sekerja.
• Kondisi lingkungan kerja
Suasana lingkungan kerja adalah kondisi atau
keadaan dalam lingkungan kerja, baik dalam
arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi
suasana hati orang yang bekerja, yang
mencakup fasilitas kerja tata ruang,
kenyamanan, hubungan dengan teman sejawat
dan kebebasan berkreasi. Lingkungan kerja
secara tidak langsung berperan dalam
pencapaian kinerja guru, karena lingkungan
kerja mempengaruhi guru dalam
melaksanakan tugas, kondisi, dan hasil kerja
nya.
• Kesempatan untuk pengembangan dan
peningkatan diri
Kesempatan untuk pengembangan dan
peningkatan diri guru dapat dilaksanakan
melalui pelaksanaan program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan. Pelaksanaan
program pengembangan keprofesionalan

24
berkelanjutan ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masa
depan yang berkaitan dengan profesi sebagai
guru. Kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan dikembangkan atas dasar profil
kinerja guru sebagai perwujudan hasil
penilaian kinerja guru dan didukung dengan
hasil evaluasi diri. Berdasarkan penjelasan
yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang
menentukan tingkat kinerja guru dapat
disimpulkan antara lain: tingkat kesejahteraan
(reward system), lingkungan atau iklim kerja
guru, desain karir dan jabatan guru,
kesempatan untuk berkembang dan
meningkatkan diri, dan motivasi atau
semangat kerja, pengetahuan, keterampilan,
dan karakter pribadi guru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Banyak penelitian relevan yang sebelumnya telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Berbagai penelitian yang relevan ini penulis
gunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk mengkaji
permasalahan dalam penelitian ini. Beberapa hasil penelitian relevan itu
diantaranya adalah:

Tabel 1.1 Hasil Penelitian yang Relevan


No Nama Judul Skripsi Hasil

25
1. Kurniawati Hubungan persepsi siswa Ada hubungan positif
pada mata pelajaran yang signifikan antara
geografi dengan prestasi persepsi siswa pada
belajar geografi siswa mata pelajaran
kelas XI SMA geografi dengan
Muhammadiyah 2 Bandar prestasi belajar
Lampung semester genap geografi.
tahun pelajaran 2004/2005

2. Acep Yusuf Hubungan antara Persepsi Ada hubungan yang


Siswa tentang Kinerja signifikan antara
Guru dengan Prestasi kinerja guru dengan
Belajar Siswa di SMP prestasi belajar.
Negeri Bojongpicung-
Cianjur Tahun Pelajaran
2010/2011

C. Kerangka Pikir
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang telah dilakukan dalam
meningkatkan apa yang menjadi tujuan tercapai. Kinerja guru dalam mata
pelajaran PKKR menjadikan pandangan siswa dalam kinerjanya yang
inovatif, aktif, dan kreatif, dan efektif. Indikatornya adalah aktif, inovatif,
kreatif dan efektif.
Sedangkan hasil belajar PKKR suatu pencapaian atau hasil dari
kinerja guru dalam mengevaluasi yang telah dilaksanakannya sesuai
dengan rencana dan tujuan. Hal yang diukur berkaitan dengan proses,
aktivitas, dan rencana yang telah ditetapkan dan dilakukandenganobjektif.
Persepsi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini Persepsi yang baik
akan meningkatkan pembelajaran yang kondusif serta meningkatkan
kualitas belajar siswa. Pendidik perlu menciptakan persepsi yang baik bagi
siswa terhadap pembelajaran dan lingkungan sekolah, agar siswa dapat
menumbuhkan cara berpikir yang baik dan kompeten dalam belajar.

26
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil atau
tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan. Hal-hal yang dapat
diukur untuk mengetahui kualitas dari kinerja guru yang berkaitan dengan
hasil, periode tertentu dan target sasaran yang masing-masing tersebut
dijabarkan indikatornya di dalam sub indikator.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah :
1. Ada hubungan positifantara motivasi belajar dengan hasil belajar
PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta.
2. Ada hubungan positifantara persepsi siswa pada kinerja guru
mata pelajaran PKKR dengan hasil belajar PKKR di SMK
Teratai Putih Jakarta.
3. Ada hubungan positifantara motivasi belajar dan persepsi siswa
pada kinerja guru mata pelajaran PKKR secara bersama dengan
hasil belajar PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa pada Kinerja Guru Mata
Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) dengan
Hasil Belajar kelas XI TKR di SMK Teratai Putih Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan di SMK Teratai Putih Jakarta pada
peserta didik kejuruan Teknik Kendaraan Ringan dengan mata pelajaran
Pemeliharan Kelistrikan Kendaraan Ringan tahun 2019/2020. Waktu
pelaksanaan pengambilan data di mulai pada bulan Februari 2020 sampai
bulan mei 2020.
C. Metode Penelitian
Metode dan jenis penelitian yang digunakan adalah metode
korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang
menggambarkan hubungan dua fenomena atau keadaan (Arikunto, 2006 :
114). Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk
melihat hubungan motivasi belajar dan persepsi siswa pada Kinerja guru
mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR)
dengan hasil belajar siswa SMK Teratai Putih Jakarta Tahun Ajaran
2019/2020.
Variabel dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi
belajar (X1) dan persepsi siswa pada kinerja guru (X2). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y) kelas XI TKR pada
mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan di SMK
Teratai Putih Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif karena data yang didapat berupa angka-angka yang
memungkinkan digunakan analisis statistik.

Gambar 3.1

28
Keterangan: X1= Motivasi Belajar
X2= Persepsi siswa terhadap kinerja guru
Y = Hasil Belajar PMKR
R = korelasi ganda
rx1x2 =koefisien korelasi x1 terhadap
x2 rx1y =koefisien korelasi x1 terhadap Y
rx2y = koefisien korelasi x2 terhadap Y
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Populasi dan
Sampel Penelitian
: obyek/subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk di pelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009:80).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah siswa kelas XI
SMK Teratai Putih Jakarta program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
(TKR) dengan mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
(PKKR) tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 94 peserta didik.
Populasi penelitian terdiri dari Tiga kelas, yaitu XI TKR 1, XI TKR 2, dan
XI TKR 3.
Besarnya sampel penelitian menurut Sugiyono (2009:86) dapat
dilihat dari tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%,
dan 10%. Berdasarkan tabel dengan populasi 94 siswa dengan taraf

29
kesalahan 5%, maka sampel yang diambil sebesar 30 siswa. Sampel
diambil 1 dari 3 kelas, yaitu XI TKR3.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilaksanakan akan sangat
menentukan hasil penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dalam hal ini, penelitian yang diadakan langsung
pada objek yang diteliti dengan menggunakan beberapa teknik sebagai
berikut :
1. Observasi

Peneliti terlebih dahulu menentukan tempat penelitian dan


melakukan pengecekan dan turunlangsung terhadap tempat dalam
hal penelitian ini yaitu siswa di SMK Teratai Putih Jakarta.

2. Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan


untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tenang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,
2006:151). Kuesioner dalam penelitian ini untuk mendapatkan
informasi tentang persepsi peserta didik terhadap lingkungan
pembelajaran dan fasilitas pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang


bersumber dari arsip atau dokumensekolah, yang terkait dengan
penelitian tersebut. Dokumentasi digunakan untuk mempelajari
berbagai sumber tertulis, dalam hal ini adalah data guru dan
identitas siswa yang meliputi nama, no absen, kelas, nilai
ulangan.Dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai jumlah siswa dan hasil kelas XI program kejuruan

30
Teknik Kendaraan Ringan di SMK Teratai Putih Jakarta.

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah satu alat yang digunakan untuk


mengukur fenomena alam ataupun persoalan yang diteliti. Instrument
sebagai alat bantu pengambilan data harus dapat memberikan informasi
tentang responden sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, atau dengan
kata lain instrument harus dapat memberikan informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk memperoleh data dari variabel bebas yaitu
motivasi belajar dan persepsi siswa pada kinerja guru maka dikembangkan
instrument penelitian yang merupakan pengembangan dari indikator-
indikator dari variabel motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kinerja
guru. penskoran digunakan dengan modifikasi Skala Likert dengan lima
alternatif yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Ragu-ragu, Tidak Sesuai, Sangat
Tidak Sesuai. Penyataan yang disusun sebagai instrument berupa penyataan
positif. Responden tinggal memberikan tanda (√) pada jawaban yang sudah
tersedia yang disesuaikan dengan keadaan subjek. Agar data yang diperoleh
berwujud kuantitatif, maka setiap pemberian jawaban diberikan skor. Skor
setiap alternatif jawaban pada pernyataan.

1. Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel 3.1

Skor Alternatif Jawaban Pernyataan

31
Alternatif Skor Alternatif SkorNegatif
Jawaban Jawaban
Positif

Sangat Sesuai 5 Sangat Sesuai 1

Sesuai 4 Sesuai 2

Ragu-Ragu 3 Ragu-Ragu 3

Tidak Sesuai 2 Tidak Sesuai 4

Sangat Tidak 1 Sangat Tidak 5

Sesuai Sesuai

Berdasarkan definisi dari varibel, maka dapat disusun


indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut.
berikut ini akan disajikan kisi-kisi instrument yang digunakan
untuk mengukur variabel tesebut.

a. Persepsi Siswa pada Kinerja Guru

Berisi 30 item dengan perincian yang tercantum dalam


tabel di bawah ini:
Variabel Indikator Positif Ne

Persepsi Perencanaan Pembelajaran 1,2,3 4 5,6


Siswa
pada
Kinerja
Guru

32
Pelaksanaan Pembelajaran

- Pengelolaan 7,8,9,10 11,


kelas
13,14,15,16 17
- Penggunaan
media dan sumber belajar
18,19,20 21
- Penggunaan
metode pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

- Memberikan 22,23,24,25 26
evaluasi kepada siswa

Hubungan antar Pribadi 27,28,29 30

Jumlah Butir 22 8

b. Motivasi Belajar pada Kinerja Guru


Berisi 30 item dengan perincian yang tercantum dalam
tabel di bawah ini:

Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa berdasarkan Teori A. Maslow


Aspek Indikator Pernyat
aan

+ - Jumlah
soal

33
1. a. Dapat belajar dengan baik pada 1,2 2
Kebutuhan saatkebutuhan fisik terpenuhi
Fisiologis
b. Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
3,4 2
c. Tidak mudah putus asa dalam belajar

5,6 7 3

2. a. Memiliki rasa aman di lingkungan 8,9 10 3


Kebutuhan pembelajaran
Rasa Aman
b. memiliki rasa aman
11, 12 13 3
dalampembelajaran

3. a.Dorongan untuk diterima oleh orang 14,15 16 3


Kebutuhan lain di kelas dalam belajar
pengakuan dan
b. Kemampuan peserta didik untuk
kasih 17,18 19 3
mengelola emosi dalam proses belajar
sayang
dengan menerima hasil belajar

4. a.kemampuan menghargai diri sendiri 20,21 22 3


Kebutuhan dalam proses belajar
Penghargaan
b. kemampuan untuk bersaing belajar
23,24 25 3
dengan orang lain

34
5. a.Adanya hasrat dan keinginan untuk 26,27 28 3
ebutuhan berhasil
Aktualisasi
b. Adanya harapan dan cita-cita
masa

Diri depan 29 1

c. Mampu menunjukkan prestasi yang


terbaik
30 1

Jumlah Item 22 8 30

c. Hasil Belajar PKKR


Hasil belajar merupakan pencapaian dalam penguasaan
kompetensi ataumateri setelah melalui proses belajar mengajar.
Hasil belajar yang di ukur dalam penelitian ini adalah hasil
belajar kognitif. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang
di peroleh dengan memberikan ujian akhir kepada siswa dan
hasilnya berupa angka. Nilai hasil belajar siswa diperoleh dari
hasil ujian akhir atau nilai rapot pada semester genap tahun
pelajaran 2019-2020. Data nilai siswa diperoleh dari guru mata
pelajaran, berupa nilai murni dengan sebaran nilai 10-100.

G. Deskripsi Data
1. Teknik Analisis Data
Untuk dapat mendeskripsikan data setiap ubahan maka perlu
mendapatkan analisis deskriptif data variabel. Hal ini dapat
menghitung measn , median, dan standar deviasi atau semacamnya.
Untuk mengetahui hitung rentang data, menghitung jumlah kelas, dan
menghitung Panjang kelas interval untukmengetahuihasildeskriptif

35
data dari variable bebas dan terikat. Hal ini, dapat diketahui kategori
dari hasil analisis deskriptif pada variabel.
a. Menghitungrentang data Angka terbesar – Angka terkecil
b. Menghitung jumlah kelas 1 + 3,3 Logn
c. Menghitung Panjang kelas interval Rentang data / Jumlah kelas
Dalam pengkategorian suatuan alisis deskriptif variabel. Peneliti
menggunakan pengaktegorian kecenderungan variable sebagai
berikut.
Tinggi = X ≥ M + SD
Sedang = antara M – SD ≤ X < M + SD
Rendah = X < M – SD
(rata-rata) skor (M) dan Standar Deviasi (SD) dengan rumus
sebagai berikut:

M = SD = M =

SD =

2. Uji Persyaratan Analisis


Uji prasyarat analisis dimaksudkan untuk mengetahui data
yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk dianalisis dengan teknis
statistik yang dipiih. Uji prasyarat meliputi normalitas, linieritas dan
multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah
variable bebas dan variable terikat tersebut normal atau
tidak. Anatara variable tersebut dapat dikatakan normal
jika sesuai ketentuan dengan melihat signifikansi dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnor Test dibantu
dengan program SPSS versi 22.
b. Uji Linieritas dan Uji Keberartian Linieritas data dilakukan
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat berbentuk linear atau tidak.

36
Antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan
berhubungan linear apabila dilihat ketentuan dari
signifikansi dan uji F. Untuk menentukan keberartian garis
regresi dihitung dengan uji f dengan rumus :

Freg =

Keterangan :
Freg = harga bilangan F untuk regresi
RKreg = rerata kuadrat garis regresi
RKres = rerata kuadrat residu (Sutrisno Hadi, 2004:13)

Kriteria yang digunakan yaitu apabila harga


Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel pada taraf signifikansi
5%, maka model linier tersebut dapat diterima karena
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier.
Sebaliknya jika harga Fhitung lebih besar dari
harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat tidak berbentuk
linier. Sedangkan uji regresi ganda hanya dapat dilanjutkan
apabila data tersebut linier.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Korelasi
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan
modelkorelasi Person Product Moment. Dengan syarat:
1. Data dapat diukur, baik dengan skala interval maupun skala
rasionya.
2. Dua variabel harus sudah dikatakan berdistribusi normal.
Rumus yang biasa di gunakan untuk menghitung koefisien
korelasiperson productmoment adalah sebagai berikut :

rxy =

37
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = nilai variabel bebas
Y = nilai variabel terikat = jumlah hasil perkalian antara skor
X dan Y = jumlah seluruh skor
X = jumlah seluruh skor Y
n = jumlah siswa/sampel Parameter untuk menyatakan besar
kecilnya korelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4
Parameter Besar Kecilnya Korelasi
No. R Tingkat Hubungan

1 0,90-1,00 Sangat tinggi

2 0,78-0,89 Tinggi

3 0,64-0,77 Sedang

4 0,46-0,63 Rendah

5 0,00-0,45 Sangat rendah

(Sumber: M.Pabundu Tika (2005:78)


Untuk menyatakan besar kecilnya nilai korelasi digunakan
angka. Angka yang menyatakan besar kecilnya hubungan
disebut koefisien korelasi yang dapatbergerak antara -1 dan
+1. Apabila:

r =1 berarti hubungan sempurna positif.

r = -1 berarti hubungan sempurna negatif –

1 < r < 0 berarti hubungan moderat negatif

0< r < 1 berarti hubungan moderat positif

38
b. Perhitungan koefisien determinasi dan kontribusi variabel
penelitian (X) terhadap variabel Y Untuk menghitung besarnya
kontribusi penelitian variabel X terhadap variabel Y terlebih
dahulu dihitung koefisien determinasi, yaitu: r = (r2xy) , sehingga
kontribusi penelitian adalah sebesar r x 100%.
c. Perhitungan uji keberartian kontribusi digunakan rumus statistik
uji-t menurut Sudjana:

t=
Dengan menggunakan derajat kebebasan (db = n-2) pada daftar
signifikasi 5% dandinyatakan t hitung > t table maka uji tersebut
memiliki keberartian.
H. Hipotesis Statistik

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui


korelasi dari variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan
pengujian hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternatif (H1), pemilihan tes statistik,
perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat signifikan.
H0: ρ= 0,
H1:ρ≠0,
1. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta. H0: ρx1y= 0, H1:
ρx1y>0,
2. Ada hubungan antara persepsi siswa pada kinerja guru mata
pelajaran PKKR dengan hasil belajar PKKR di SMK Teratai
Putih Jakarta. H0: ρx2y= 0, H1: ρx2y> 0,
3. Ada hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa pada
kinerja guru mata pelajaran PKKR secara bersama dengan hasil

39
belajar PKKR di SMK Teratai Putih Jakarta. H0: ρx1.2y= 0,
H1: ρx1.2y> 0,

DAFTAR PUSTAKA

Acep Yusuf. (2010). Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru
dengan Prestasi Belajar Siswa di SMP N 1 Bojongpicung.
Skripsi: UIN Jakarta
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
RinekaCipta
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. ke-4, hlm.
109.

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 27-28.

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 23

Joni Ari Sandi. (2016). Pengaruh Kinerja Guru dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belaiar Statika Siswa Kelas X Paket Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMKN 1 Pajangan Tahun Ajaran
2015/2016. Skripsi: UNY
Kartika Sari. (2012). Pengaruh Kinerja Guru dan Disiplin Belajar terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi: UNY.
Kemendikbud. (2010).Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Muhammad Ilyas. (2014). Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
IPS SMA Negeri 1 Ngaglik Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi:
UNY.
Radinal Mukhtar. (2015). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Musik Siswa
Kelas X SMA 1 Piri Yogyakarta. Skripsi: UNY.
Reni Novianti. (2016). Hubungan persepsi Siswa tentang Bahan Ajar dengan
Hasil Belajar Geografi Siswa SMA N 2 Liwa Tahun Pelajaran

40
2014/2015. Skripsi: UNL
Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

41

Anda mungkin juga menyukai