Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 No.

7 Desember 2020 1465


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE
(VCT) TIPE PERCONTOHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MUATAN
PPKN KELAS IV SDN 3 PERESAK TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh
Novita Rukmala Dewi1), Khairun Nisa2) & Ilham Syahrul Jiwandono3)
1,2,3Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Mataram


Email: novitaid97@gmail.com, 2khairunnisa.pgsd@gmail.com &
1
3ilham_jiwandono@unram.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Value Clarification
Tehnique (VCT) Terhadap Hasil Belajar Muatan PPKn Kelas IV SDN 3 Peresak Tahun Pelajaran
2019/2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain nonequivalent kontrol
group. Pada desain ini sampel yang digunakan ada dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penentuan sampel ini menggunakan teknik Purposive. Instrumen yang digunakan yaitu tes objektif
pilihan ganda. Hasil uji normalitas lebih besar dari 0.05 sehingga data bersifat normal. Hasil uji
homogenitas varian data pretest posttest sebesar 0.130 dan 0.187 dimana hasil tersebut lebih besar
dari 0.05 data tersebut homogen. Kemudian tahap uji hipotesis menggunakan uji-t untuk
mengetahui perbedaan antara hasil awal dan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila
hasil lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05 maka dipastikan adanya perbedaan hasil belajar. Hasil
uji hipotesis posttest dari kelas kontrol dan eksperimen sebesar 0.013 menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar muatan PPKn sebelum dan setelah adanya perlakuan. Maka disimpulkan
bahwa ada pengaruh dari penggunaan model pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT)
Tipe Percontohan Terhadap Hasil Belajar Muatan PPKn Kelas IV SDN 3 Peresak Tahun Pelajaran
2019/2020.
Kata Kunci: Model pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT) Tipe Percontohan &
Hasil Belajar

PENDAHULUAN Yang Maha Esa, berakakhlak mulia, sehat,


Pendidikan merupakan sarana yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
digunakan oleh pemerintah untuk warga negara yang demokratis serta
mengembangkan pengetahuan, penanaman bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor
nilai-nilai moral dan sosial, serta memperbaiki 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dan meningkatkan kualitas diri menjadi Nasional, 2003).
manusia yang lebih baik untuk dirinya, Dalam dunia pendidikan, terdapat aktivitas
keluarga, masyarakat dan bangsa. Dalam dunia maupun interakasi yang dilakukan oleh guru
pendidikan di Indonesia tentunya memiliki dengan peserta didik dan peserta didik dengan
tujuan yang baik dalam peserta didik. Belajar adalah proses interaksi,
mengimplementasikannya, sebagaimana yang bukan sekedar proses penyerapan yang
tercantum dalam [1] Undang-Undang Nomor berlangsung tanpa usaha yang aktif dari
20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan individu yang belajar, apa yang diajarkan guru
Nasional Pasal 3 dijelaskan bahwa tujuan belum tentu menyebabkan perubahan, apabila
pendidikan nasional adalah mengembangkan yang belajar tidak melibatkan diri dalam situasi
potensi peserta didik agar menjadi manusia pembelajaran [2] (Natawidjaja, 1991). Dalam
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan aktivitas belajar, adanya hasil belajar yang akan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1466 Vol.1 No.7 Desember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
diperoleh dan terlihat diakhir proses belajar model- model maupun dengan cara
dengan adanya perubahan tingkah laku dan mencontohkan melalui sebuah cerita yang
hasil belajar berupa tes. mendramatisir, terlebih pula untuk anak yang
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berada dikelas rendah. Hal ini bertujuan untuk
telah dicapai oleh peserta didik yang akan meningkatkan hasil belajar dan kualitas
terlihat dengan adanya perubahan tingkah laku. pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Hasil belajar tidak hanya terlihat dari adanya Kewarganegaraan (PPKn).
perubahan tingkah laku akan tetapi secara Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
kognitf juga akan terlihat dan hasil belajar yang Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah dasar
diperoleh dapat meningkat atau justru pada umumnya masih belum efektif dimana
sebaliknya tergantung dari peserta didik pembelajaran masih berpusat pada guru dan
bagaimana mampu memahami apa yang model pembelajaran yang cenderung
disampaikan oleh guru ketika proses belajar menekankan peserta didik untuk lebih
mengajar. Hal ini juga sejalan dengan yang menghafal materi dan tentunya mengakibatkan
disampaikan oleh [3] (Sukmadianta, 2005) peserta didik kurang memahami serta
yang mengatakan bahwa hasil belajar atau berdampak pada hasil belajar peserta didik
achievement merupakan realisasi atau bahkan kurang mampu dalam
pemekaran dari kecakapan potensial atau mengimplementasikan materi pembelajaran
kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar yang diberikan guru. Penelitian yang dilakukan
yang baik terutama pada pembelajaran oleh [4] I Putu Eka Prataman Putra, Made
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sulastri (2014) dengan judul Pengaruh
(PPKn) akan terlihat dari peserta didik mampu Pembelajaran Value Clarification Technique
mengimplementasikan apa yang telah Terhadap Hasil Belajar PPKn Peserta didik
didapatkan dalam proses belajar mengajar. Kelas V, diperoleh hasil pembelajaran PKn di
Salah satu permasalahan yang terjadi sekolah masih kurang efektif, kegiatan
dalam pembelajaran secara formal yakni masih pembelajaran masih berpusat pada guru dan
rendahnya hasil belajar peserta didik baik dari pembelajaran lebih ditekankan pada model
ranah kognitif. Beberapa faktor yang yang banyak diwarnai dengan ceramah oleh
menyebabkan rendahnya hasil belajar salah guru, dan peserta didik lebih cenderung
satunya yakni pemilihan model pembelajaran menghafal pelajaran, temuan terhadap
yang kurang tepat, dan efektif digunakan sesuai permasalahan tersebut mengakibatkan
dengan pembelajaran yang terlaksanakan. rendahnya hasil belajar peserta didik yang
Terutama dalam muatan pembelajaran dimana rata-rata hasil belajar peserta didik di
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran SDN 2 Kalibukbuk rata-rata 67,81 dengan
(PPKn) masih didominasi oleh guru dan kurang KKM yang telah ditetapkan yakni 70. Hal ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik menggambarkan bahwa kualitas pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuannya secara Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan
mandiri melalui proses berpikir. Pembelajaran (PPKn) di Sekolah Dasar Negeri Desa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran Kalibukbuk khususnya kelas V masih rendah.
(PPKn) yang biasanya membosankan bagi para Oleh karena itu, hendaknya guru mampu
peserta didik karena memang jika dilihat lebih mengatasi permasalahan tersebut agar
banyak penanaman teroi-teori terkait menjadi pembelajaran tidak membosankan sehingga
warga negara yang baik, menjadi diri sendiri peserta didik lebih mudah memahami apa yang
yang baik, dan menjadi masyarakat yang baik disampaikan oleh guru dengan salah satu cara
pula, namun guru sangat diharapkan dapat yakni penerapkan pembelajaran yang inovatif
membelajarkan Pendidikan Pancasila dan atau metode yang tepat.
Kewarganegaran (PPKn) dengan menggunakan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.7 Desember 2020 1467
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Berdasarkan hasil observasi yang telah sering terjadi dilingkungan peserta didik.
dilakukan di SDN 3 Peresak khususnya pada Sehingga untuk melihat suatu pengaruh dari
peserta didik kelas IV proses pembelajaran suatu model pembelajaran khususnya model
masih menggunakan pembelajaran secara pembelajaran Value Clarification Technique
konvensional yakni guru masih mendominasi (VCT) tipe percontohan perlu adanya uji coba
proses pembelajaran. Selain itu, hasil dengan menerapkan model tersebut dalam hal
wawancara dengan guru kelas juga menujukkan ini dari hasil observasi dan wawancara yang
bahwa dalam pembelajaran khususnya telah dilakukan di SDN 3 Peresak model
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan pembelajaran yang masih konvensional yakni
Kewarganegaraan (PPKn) guru lebih guru menyampaikan materi hanya dengan
cenderung menggunakan metode ceramah. ceramah sehingga akan dilakukan ujicoba
Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi model pembelajaran Value Clarification
maka akan berdampak pada beberapa hal, Technique (VCT) tipe percontohan di kelas IV
seperti mutu sekolah, dalam hal ini output dari SDN 3 Peresak.
sekolah tersebut yaitu lulusan yang tidak Berdasarkan latar belakang masalah di
berkompeten dalam bidang akademik. Masalah atas, peneliti tertarik untuk melakukan
lain yang dapat terjadi adalah pada diri peserta penelitian dengan judul “Pengaruh Model
didik itu sendiri dimana masalah rendanya hasil Pembelajaran Value Clarification Technique
belajar akan berdampak jangka panjang apabila (VCT) Tipe Percontohan Terhadap Hasil
tidak adanya perbaikan dan pembenahan. Salah Belajar PPKn Peserta didik Kelas IV SDN 3
satunya adalah kesulitan dalam menyelesaikan Peresak.
persoalan yang berhubungan dengan akademik. Manfaat dari penelitian ini secara teoritis
Seiring dengan berkembangnya inovasi dan praktis, diharapkan dapat memberikan
pembelajaran beragam model pembelajaran kontribusi sehingga menjadi masukan dalam
yang dikembangkan oleh para ahli, salah memperhatikan faktor yang mempengaruhi
satunya adalah pembelajaran Value hasil belajar peserta didik oleh para pendidik
Clarification Tehnique (VCT) yang merupakan dan peneliti selanjutnya.
salah satu pembelajaran yang dapat digunakan Definisi oprasional dalam penelitian ini
dalam pembelajaran PPKn khususnya pada yakni model pembelajaran Value Clarification
kelas tinggi sekolah dasar. Menurut Sanjaya [5] Tehnique (VCT) terdapat beberapa tipe yakni
(Tukiran Taniredja, 2011) Value Clarification tipe percontohan yaitu pembelajaran yang
Tehnique (VCT) merupakan teknik pengajaran menghadirkan contoh-contoh terkait dengan
untuk membantu peserta didik dalam mencari materi yang akan dibelajarkan disajikan dalam
dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik bentuk cerita. Sedangkan hasil belajar adalah
dalam menghadapi suatu persoalan melalui hasil yang diperoleh peserta didik setelah
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan mengikuti proses pembelajaran yang dapat
tertanam dalam diri peserta didik. ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku
Menurut Djahiri [6] (Djahiri, 1985) dalam dan nilai tes yang diberikan oleh guru setelah
pembelajaran Value Clarification Tehnique materi pembelajaran diberikan. Hasil belajar
(VCT) terdapat beberapa tipe pembelajaran dapat dilihat atau diukur dari aspek kognitif,
salah satunya yakni tipe percontohan. Menurut afektif maupun psikomotorik. Khususnya pada
Ratna [7] (Ratna, 2017) model Value aspek kognitif dapat diukur dari pengetahuan,
Clarification Tehnique (VCT) tipe percontohan pemahaman, penerapan dan analisis suatu
merupakan model pembelajaran yang materi pembelajaran.
menekankanpada pencarian nilai dalam diri
peserta didik melalui teknik percontohan, LANDASAN TEORI
dimana contoh-contoh itu disajikan dalam Menurut Sanjaya [8] (dalam Tukiran
bentuk cerita yang menyentuh hati nurani dan Taniredja, 2011)) teknik mengklarifikasi nilai

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1468 Vol.1 No.7 Desember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
(Value Clarification Technique) atau di singkat 1. Masalah nilai merupakan masalah abstrak
VCT merupakan teknik pengajaran untuk sehingga sulit diungkapkan secara
membant peserta didik dalam mencari dan konkrit,
menentukan suatu nilai yang dianggap baik 2. Terjadinya perbedaan pendapat dalam
dalam menghadapi suatu persoalan melalui masalah nilai sulit dihindari, sehingga
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan kadang mengundang kebingungan para
tertanam dalam diri peserta didik. Menurut siswa.
Zakiyah. dkk [9] (Zakiyah, 2014) Value [11] Menurut Ahmad (dalam Diana
Clarification Technique (VCT) adalah salah Novita Sari, 2018) pendekatan Value
satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi Clarification Tehnique (VCT) Tipe
tujuan pencapaian pendidikan nilai. Percontohan merupakan model Value
Penerapan sutau pembelajaran inovatif Clarification Tehnique (VCT) Tipe
tentunya memiliki tujuan tersendiri. Percontohanyang berupaya mengungkap
Penggunaan Value Clarification nilai/sikap melalui contoh-contoh, cerita dan
Techniquedalam pembelajaran tentunya kasus sebagai media stimulus.
memiliki tujuan, berikut tujuan Value [12] Menurut Jaya Elvita (Jaya Elvita,
Clarification Technique (VCT) sebagai suatu 2010) langkah-langkah kegiatan belajar
model dalam pembelajaran dengan tujuan mengajar menggunakan model Value
penanaman nilai pada peserta didik sebagai Clarification Tehnique (VCT) dengan tipe
berikut: (1) Mengukur atau mengetahui tingkat percontohan/cerita termasuk dalam aspek
kesadaran peserta didik tentang suatu nilai; (2) kognitif, afektif dan psikomotor, tetapi model
Membina kesadaran peserta didik tentang nilai- Value Clarification Tehnique (VCT) ini lebih
nilai yang dimilikinya, baik tingkatannya menekankan di aspek kognitif, langkah-
maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk langkah tersebut adalah ; (a) Menyampaikan
dibina kearah peningkatan dan perbaiknnya. (3) stimulus cerita melalui pembacaan cerita oleh
Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada peserta guru atau murid; (b) Berikan kesempatan
didik melalui cara yang rasional dan diterima beberapa menit untuk anak berdialog sendiri
peserta didik sehingga pada akhirnya nilai atau sesama teman; (c) Melaksanakan dialog
tersebut menjadi milik peserta didik. (4) terpimpin oleh guru melalui pertanyaan yang
Melatih peserta didik cara menilai, menerima sudah disiapkan (secara individual,
dan mengambil keputusan terhadap suatu kelompok,klasikal) seperti : pertanyaan tentang
persoalan dalam hubungannya dengan kesan emosi siwa, masalahnya, pelaku dan
kehidupan sehari-hari di masyarakat. ketidaklayakan/kelayakan pelaku, pertanyaan
Dalam suatu model pembelajaran personifikasi; (d) Menentukan argumen dan
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan klasifikasi pendidikan (juga melalui pertanyaan
dalam penerapannya, adapun beberapa guru secara individu, kelompok, klasikal); (e)
kelebihan model pembelajaran Value Pembahasan (guru menanamkan nilai,
Clarification Tehnique (VCT) menurut pelajaran, kosep sesuai dengan materi); (f)
Suharno, dkk. Dalam [10] (Firma Dwi Penyimpulan dilakukan oleh guru atau bersama
Ilmiyanti, 2015) adalah sebagai berikut: murid dan mengalihkan tanggapan murid pada
1. Siswa belajar lebih aktif, materi lain.
2. Siswa mendapat kejelasan tentang nilai- Hasil Belajar
nilai yang dapat dipertahankan secara Menurut [13] Susanto (Ahmad Susanto,
moral. 2013) hasil belajar adalah perubahan-
Selain kelebihan tentunya terdapat perubahan yang terjadi pada diri peserta didik,
kekurangan dari model pembelajaran Value baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
Clarification Tehnique (VCT) diantaranya: dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.7 Desember 2020 1469
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
belajar.Sejalan dengan pendapat yang semua anggota populasi digunakan sebagai
disampaikan oleh Susanto hasil belajar diatas, sampel.
dijelaskan juga oleh Nawawi [13] (dalam Penentuan kelas eksperimen dan kelas
Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa kontrol menggunakan teknik Nonprobability
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat sampling tipe Purposive sampling, yang
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari dimana teknik ini menggunakan kriteria yang
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes sampel. Dalam penelitian ini dilihat kesetaraan
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. rata-rata hasil dari pre-test yang diberikan pada
Menurut pendapat Wasliman [13] (dalam masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.
Susanto, 2013: 12), hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi HASIL DAN PEMBAHASAN
antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik Data penerapan model pembelajaran
faktor internal dan eksternal, sebagai berikut; Value Clarification Tehnique (VCT) tipe
(1) Faktor internal merupakan faktor yang percontohan diperoleh dari melalui pemberian
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang tes berupa pilihan ganda, adapun penskoran
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor yang digunakan yakni setiap soal memiliki skor
internal ini meliputi; (a) Kecerdasan; (b) Minat, 1 jika benar dan memiliki skor 0 jika salah.
dan Perhatian; (c) Motivasi Belajar; (d) Berdasarkan hasil perhitungan data penerapan
Ketekunan; (e) Sikap; (f) Kebiasaan Belajar; (f) pembelajaran Value Clarification Tehnique
Kondisi Fisik dan Kesehatan; (2) Faktor (VCT) tipe percontohan, diperoleh hasil
eksternal merupakan faktor yang berasal dari sebagai berikut:
luar peserta didik (lingkungan) yang Tabel 1. Hasil Uji Validitas Instrumen
mempengaruhi hasil belajar yaitu, keluarga, Instrumen Soal Jumlah
sekolah dan masyarakat; (a) Keluarga; (b) Valid 20
Sekolah; (c) Masyarakat Tidak Valid 10
Menurut Susanto [13] (2013: 6) hasil Total Soal 30
belajar meliputi aspek kognitif (pemahaman
konsep), afektif (sikap) aspek psikomotorik Berdasarkan tabel diatas, item soal yang
(keterampilan proses), yang akan dijelaskan dinyatakan valid sebanyak 20 soal dan item
dalam uraian berikut; (1) Aspek kognitif soal yang tidak valid berjumlah 10 soal pada
(Pemahaman Konsep); (2) Aspek Afektif item soal 5, 6, 9, 11, 22, 23, 24, 25, 26, dan 30.
(Sikap); (3) Aspek Psikomotorik (Keterampilan Sehingga untuk penelitian digunakan 20 item
proses). soal yang valid digunakan untuk mengukur
hasil belajar.
METODE PENELITIAN Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Penelitian ini menggunakan jenis Ri Rtabel Reliabilitas
penelitian ekperimen, yang mencari pengaruh (0.05)
dari suatu perlakuan terhadap objek yang 0.832 0.291 RELIABEL
menjadi penelitian dan adanya kontrol yang
diberikan. Adapun desain model yang Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel
digunakan dalam penelitian adalah jika rhitung > rtabel maka intrumen tersebut
Nonequivalent Kontrol Group Design yaitu dapat dikatakan reliabel. Bersadarkan tabel
menggunakan kelas eksperimen dan kelas diatas, hasil uji reliabilitas instrument sebesar
kontrol sebagai pembanding. 0.832 > 0,291 maka instrument dapat dikatakan
Dalam penelitian ini pengambilan sampel reliabel dengan tingkat reliabilitas kategori
menggunakan teknik Non Probability Sampling sangat kuat berdasarkan kriteria reliabilitas
yakni sampling jenuh. Sampel jenuh adalah instrumen dalam Sugiyono (2018: 184) yakni
hasil uji reliabilitas dari 0,080-1,000
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1470 Vol.1 No.7 Desember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dikategorikan reliabilitas instrumen sangat homongenitas data menggunakan uji Levene
kuat. Oleh karena itu, tes hasil belajar dengan Test data pre-test memiliki hasil signifikasi
bentuk soal dapat digunakan dalam penelitian. sebesar 0,130 yang artinya bahwa 0,130 > 0,05
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dan untuk data post-test menunjukkan
No Data Kolmogorov- P Ket signifikasi sebesar 0,187 yang artinya bawa
Smirnov 0,187 > 0,05. Jadi dari hasil kedua data tersebut
dapat dikatakan homogen.
1. Pretest 0,844 0,474 p>0,05=
Kelas Normal
Eksperimen
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis
Data Df Sig. T T
2. Pretest 0,829 0,498 p>0,05= (2- table hitung
Kelas Normal tailed)
Kontrol Post-test 44 0,013 2,015 2,578
Eksperimen 0,012
3. Posttest 1,06 0,206 p>0,05=Kontrol
Kelas Normal Setelah uji homogenitas, selanjutnya
Eksperimen dilakukan uji hipotesis pada data post-test
dengan uji-t yang dimana diperoleh hasil yakni
4. Posttest 0,825 Thitung sebesar 2,578 dengan df = 44, pada
0,505 p>0,05=
Kelas taraf signifikansi 5%. Selain itu, diperoleh
Normal
Kontrol nilai p sebesar 0,013. nilai p menunjukan lebih
Hasil uji normalitas dengan hasil pada kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hasil lain
pre-test kelas eksperimen sebesar 0844, apabila t hitung lebih besar (>) dari ttabel
dengan p 0,474, pre-test kontrol sebesar 0,829 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil t tabel
dengan p 0,498, post-test eksperimen sebesar untuk N = 44 pada α 0.05 adalah 2.015. Maka
0,860 dengan p 0,206 dan post-test kontrol dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel
sebesar 0,856 dengan p 0,505 yang artinya dengan kata lain, hasil belajar muatan PPKn
bahwa nilai (p) lebih besar dari 0,05 dengan antara kedua kelas tersebut berbeda.
taraf signifikan 5% sehingga data yang Pada penelitian ini didapatkan hasil yang
diperoleh dapat dikatakan berdistribusi normal. menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Data belajar peserta dididk yang menggunakan
Data Leve D D Sig. Ket. model pembelajaran Value Clarification
ne f f Tehnique (VCT) tipe percontohan.
Statis 1 2 Pembelajaran menggunakan model
tic pembelajaran Value Clarification Tehnique
Pretest 2,387 1 4 0,13 Sig> (VCT) tipe percontohan dapat dikatakan
4 0 0,05= memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
Homo peserta didik, karena dalam model
gen pembelajaran Value Clarification Tehnique
Posttest 2,966 1 4 0,09 Sig> (VCT) tipe percontohan peserta didik diarahkan
4 2 0,05= untuk menemukan, menganalisis suatu nilai-
Homo nilai yang terdapat dalam cerita yang diberikan,
gen dimana dalam hal ini ketika peserta didik
Setelah uji normalitas, selanjutnya mencoba menganalisis suatu nilai-nilai tersebut
dilakukan uji homogenitas dengan hasil maka proses dari menganalisis cerita yang
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.7 Desember 2020 1471
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
diberikan sebagai media dalam model peserta didik dapat ikut merasakan konflik yang
pembelajaran ini secara tidak langsung ada di dalam cerita. Dengan mengetahui dan
melibatkan kemampuan ranah kognitif peserta menggali suatu nilai peserta didik akan secara
didik. Hal ini sejalan dengan teori dan pendapat tidak langsung akan terbantu secara kognitif.
dari [14] Darmawan dan Sudjoko (I putu Ayub Model pembelajaran berfungsi untuk
Darmawan dan Edy Sudjoko, 2013) dimana membantu guru dalam mencapai tujuan
ranah kognitif (pengetahuan) terdapat aspek pembelajaran yang ditetapkan [17] (Jiwandono,
menganalisis yakni pada tingkat ini peserta 2017). Guru sebagai penanggung jawab
didik diharapkan mampu menganalisa keberhasilan proses belajar mengajar sudah
informasi yang diterimanya dan membagi-bagi sepatutnya guru mampu membantu lancarnya
informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai
kecil untuk mengenali pola informasi tersebut hasil yang diharapkan [18] (Jiwandono et al.,
atau korelsinya. Seseorang akan menganalisa 2017) Oleh karena itu, dalam hal ini model
informasi yang masuk dan menstrukturkan pembelajaran Value Clarification Tehnique
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil (VCT) tipe perontohan yang cenderung untuk
untuk mengenali pola dari sebuah skenario pembentukan ranah afektif tetapi dari model
yang rumit. Hal tersebut juga sesuai dengan sikap ini terdiri dari kognitif seseorang
tujuan model pembelajaran Value Clarification sehingga untuk membentuk sikap peserta didik,
Tehnique (VCT) tipe percontohan membantu maka terlebih dahulu peserta didik tersebut
peserta dididk dalam mencari dan menentukan harus mengetahui nilai-nilai yang baik dalam
suatu nilai yang dianggap baik dalam bersikap, sehingga dapat dikatakan pemberian
mengadapi persoalan melalui menganalisis model pembelajaran Value Clarification
serta melatih cara, menilai menerima Tehnique (VCT) tipe percontohan juga
mengambil keputusan terhadap suatu persoalan membantu peserta didik untuk mengetahui
dalam hubungannya dengan kehidupan sehari- secara kognitif peserta didik yang dipengaruhi
hari melalui cerita sebagai media stimulus yang dari kegiatan menggali nilai-nilai dari
diberikan. pemberian contoh dengan adanya pemberian
[15] Afianti, dkk (Afianti et al., 2020) cerita dan dari cerita tersebut peserta didik
mengatakan bahwa kondisi yang diminta untuk menggali, menganalisis nilai-
mengutungkan didalam kelas merupakan nilai yang terkandung didalamnnya.
prasyarat utama bagi terjadinya pembelajaran KESIMPULAN DAN SARAN
yang efektif. Model pembelajaran mempunyai Kesimpulan
peranan penting dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan
[16] Jiwandono (2020) mengatakan bahwa yang telah dijabrakan pada bab sebelumnnya,
pembelajaran di abad ke-21 menuntut guru maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
untuk kreatif dalam proses pembelajaran agar perbedaan signifikan pada hasil belajar
hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal. menggunakan model pembelajaran Value
Teknik mengklarifikasi nilai (Value Clarification Tehnique (VCT) dengan
Clarification Technique) atau di singkat VCT menggunakan model pembelajaran secara
merupakan teknik pengajaran untuk membant konvensional atau tanpa menggunakan model
peserta didik dalam mencari dan menentukan Value Clarification Tehnique (VCT).
suatu nilai yang dianggap baik dalam Perbedaan tersebut terbukti dari hasil analisis
menghadapi suatu persoalan melalui proses data dari normalitas, homogenitas hingga pada
menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam uji-t yang dilakukan pada nilai atau hasil dari
dalam diri peserta didik. Model Value data post-test antara kelas kontrol dan
Clarification Tehnique (VCT) tipe percontohan eksperimen yang telah dilakukan dengan
merupakan tipe pembelajaran yang bantuan program SPSS 16, dan diperoleh hasil
menggunakan cerita yang didramatisir agar sebesar 2,578 > 2,015 pada taraf signifikansi

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1472 Vol.1 No.7 Desember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
5% dengan kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 24 + Terhadap Prestasi Belajar dan
22– 2 = 44 dan diperoleh nilai p sebesar 0,013, Tanggungjawab Materi Globalisasi. Jurnal
nilai p menunjukan lebih kecil dari taraf Dinamika Pendidikan Dasar, 9(1).
signifikansi 0,05. Dengan kata lain, keadaan [8] Tukiran Taniredja, E. M. F. dan S. H.
akhir hasil belajar antara kedua kelompok kelas (2011). Model-Model Pembelajaran
tersebut berbeda. Inovatif Dan Efektif. Alfabeta.
Saran [9] Zakiyah, Q. Y. & R. (2014). Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
dilakukan, peneliti memberikan saran yang CV Pustaka Setia.
dapat dipergunakan atau dapat dijadikan bahan [10] Firma Dwi Ilmiyanti. (2015). Pengaruh
pertimbangan sebagai berikut: (1) Bagi guru, Metode Vct (Value Clarification
pembelajaran sebaiknya dirancang dengan Technique) Dalam Pembelajaran Pkn
semenarik mungkin, menyenangkan serta Terhadap Kecerdasan Moral Siswa Kelas
melibatkan peserta didik untuk ikut berperan V SD Negeri Tuka. Universitas Negeri
dalam proses pembelajaran. (2) Bagi kepala Yogyakarta.
sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan [11] Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan
pertimbangan dalam memberikan masukan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
kepada guru-guru terkait penerapan model Prenadamedia Group.
pembelajaran yang digunakan. (3) Bagi peneliti [12] Jaya Elvita. (2010). Penerapan Teknik
lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan VCT (Value Clarification Tehinique
sebagai bahan refleksi untuk mengadakan Model Cerita Untuk Meningkatkan Hasil
penelitian selanjutnya dan juga dapat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada
dikembangkan. Materi Akhlak Terpuji di Sekolah Dasar
Negeri 041 Tampan Kecamatan Tampan
DAFTAR PUSTAKA Kota Pekanbaru. Universitas Negeri Sultan
[1] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Syarif Kasim Riau.
tentang Sistem Pendidikan Nasional, [13] Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan
(2003). Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
[2] Natawidjaja, R. (1991). Psikologi Prenadamedia Group.
Pendidikan. Departemen Pendidikan dan [14] I putu Ayub Darmawan dan Edy Sudjoko.
Kebudayaan. (2013). Revisi Taksonomi Pembelajaran
[3] Sukmadianta, N. S. (2005). Penilaian Hasil Benyamin S. Bloom. Stya Widya, 29(1).
Proses Belajar Mengajar. Remaja [15] Afianti, D., Witono, A. H., & Jiwandono,
Rosdakarya. I. S. (2020). Identifikasi Kesulitan Guru
[4] I Putu Eka Prataman Putra, Made Sulastri, Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja
N. W. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
Value Clarification Tehnique Terhadap Jurnal Elementaria Edukasia, 3(2), 203–
Hasil Belajar PKN Siswa Kelas V. Mimbar 213.
PGSD, 2(1). [16] Jiwandono, I. S. (2020). Analisis Metode
[5] Tukiran Taniredja, E. M. F. dan S. H. Pembelajaran Komunikatif Untuk Ppkn
(2011). Model-Model Pembelajaran Jenjang Sekolah Dasar. Elementary School
Inovatif Dan Efektif. Alfabeta. Education Journal), 4(1), 9–19.
[6] Djahiri. (1985). Strategi Pengajaran [17] Jiwandono, I. S. (2020). Permainan
Afektif Nilai Moral VCT dan Games Tradisional Sebagai Upaya Meningkatkan
Dalam VCT. Granesia. Karakter Disiplin dan Jujur Mahasiswa
[7] Ratna, D. P. (2017). Pengaruh Model Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Pembelajaran VCT Tipe Percontohan INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.7 Desember 2020 1473
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Sekolah …, 0–7.
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurn
al_inventa/article/view/2137
[18] Jiwandono, I. S., Degeng, N. S. I., &
Kusmintardjo. (2017). Peran Guru Dalam
Menciptakan Lingkungan Belajar Yang
Kondusif Di Sdn Wonorejo 01 Lawang.
Prosiding TEP & PDs Transformasi
Pendidikan Abad 21, 6(21), 721–726.
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.ph
p/sntepnpdas/article/view/935

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1474 Vol.1 No.7 Desember 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai