Abstrak
393
tugas sebagai warga negara yang baik belum mampunya peserta didik dalam
adalah Pendidikan Pancasila dan menghubungkan permasalahan yang
Kewarganegaraan (PPKn) (Afriani, diberikan dengan pengetahuan yang
2016). Di tingkat Sekolah Dasar, PPKn dimiliki, kemampuan berpikir tingkat
menjadi landasan yang perlu diajarkan tinggi pada peserta didik belum
sejak usia dini kepada anak-anak maksimal, dan saat mengajar guru
sebagai upaya membangun kesadaran masih berpaku pada metode ceramah
dan pemahaman tentang identitas serta diselingi dengan metode tanya
bangsa dan tanggung jawab sebagai jawab yang cenderung menyebabkan
warga negara. Namun, tantangan dalam peserta didik merasa bosan. Dengan
mengajar PPKn di tingkat Sekolah adanya pertimbangan tersebut, peneliti
Dasar tidaklah mudah. Materi yang merasa perlu melakukan perbaikan
abstrak dan kompleks seringkali sulit dalam kegiatan pembelajaran mata
dipahami oleh anak-anak pada usia pelajaran Pendidikan Pancasila dan
tersebut. Selain itu, kurikulum yang Kewarganegaraan. Tujuannya adalah
terkadang terbatas dalam memberikan agar peserta didik dapat mencapai
ruang kreativitas dan pemecahan peningkatan dalam hasil belajar dan
masalah membuat pembelajaran PPKn meningkatkan tingkat kelulusan
menjadi kurang menarik bagi peserta mereka.
didik. Maka dari itu, dibutuhkan model
Kenyataan yang diperoleh pembelajaran yang inovatif dan efektif
berdasarkan observasi yang dilakukan guna meningkatkan hasil belajar PPKn
peneliti adalah hasil ujian tengah di Sekolah Dasar. Problem Based
semester peserta didik pada mata Learning merupakan salah satu model
pelajaran PPKn di kelas IV SD Negeri pembelajaran yang dapat menjadi
102/II Sungai Kerjan masih dianggap solusi untuk mengatasi masalah
belum mencapai tingkat pencapaian tersebut. Dalam beberapa penelitian,
yang maksimal. Adapun kriteria model pembelajaran Problem Based
ketuntasan minimal yaitu 80. Diketahui Learning (PBL) telah terbukti efektif
bahwa terdapat 22 peserta didik dalam dalam meningkatkan hasil belajar
kelas IV SD Negeri 102/II Sungai Pendidikan Pancasila dan
Kerjan, di mana dalam pelajaran PPKn Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah
ada 10 peserta didik yang telah dasar (Sukaptiyah, 2015; Mubaroq et
dinyatakan tuntas, sementara ada 12 al., 2022; Pujiastuti, 2022). PBL adalah
peserta didik masih belum tuntas. suatu model pembelajaran yang
Selain dari hasil belajar, terdapat menekankan pada pemecahan masalah
beberapa masalah dimana peserta dan pengembangan keterampilan
didik masih belum berani berpikir kritis peserta didik
mengutarakan pendapatnya saat guru (Kusumawati et al., 2022; Rahmi &
bertanya mengenai materi pelajaran, Erita, 2022). Dalam PBL, peserta didik
diberikan masalah atau situasi yang untuk menjadi subjek belajar yang
memerlukan pemecahan dan mereka mandiri dan kritis melalui pengalaman
harus mencari solusi dengan belajar yang berpusat pada mereka
mengaplikasikan pengetahuan dan (Sumarsih et al., 2022). Dengan
keterampilan yang telah diperoleh mengintegrasikan model PBL dalam
sebelumnya. Dalam konteks kurikulum Kurikulum Merdeka, peserta didik
merdeka, PBL dapat diadaptasi untuk dapat lebih aktif terlibat dalam
memenuhi kebutuhan lokal dan pemecahan masalah sehari-hari yang
memperkuat karakter bangsa berhubungan dengan nilai-nilai PPKn
(Sihotang, 2020). Salah satu contoh (Partini, 2021).
penerapan PBL dalam PPKn di sekolah Melalui model Problem Based
dasar adalah penelitian yang dilakukan Learning yang berbasis Kurikulum
di Kelas VI Semester I di SDN Merdeka, diharapkan peserta didik
Karangnangka, Banyumas. Data dapat mengembangkan keterampilan
penelitian menunjukkan bahwa berpikir kritis, pemecahan masalah,
penggunaan Problem Based Learning kerja sama, dan pemahaman yang lebih
(PBL) efektif dalam meningkatkan mendalam tentang PPKn (Sari, 2016).
prestasi belajar peserta didik dalam Dalam pembelajaran PBL, peserta didik
topik hak, kewajiban, dan tanggung tidak hanya menjadi pendengar pasif,
jawab (Mubaroq et al., 2022). tetapi mereka akan terlibat dalam
Model PBL mengajarkan peserta diskusi, melakukan penelitian, dan
didik untuk belajar melalui pemecahan mengaplikasikan pengetahuan yang
masalah nyata yang relevan dengan mereka peroleh dalam situasi dunia
kehidupan sehari-hari (Yulistiana & nyata (Kurniawan et al., 2020). Dengan
Setyawan, 2020). Dalam konteks PPKn, demikian, hasil belajar PPKn peserta
Problem Based Learning didik di tingkat Sekolah Dasar dapat
memungkinkan peserta didik meningkat secara signifikan.
memperoleh pengalaman belajar yang Sementara itu, tidak dapat
lebih mendalam dengan mengaitkan dipungkiri bahwa dalam era globalisasi
konsep-konsep abstrak PPKn dengan dan adanya kemajuan teknologi
situasi nyata yang dapat mereka informasi yang terjadi saat ini, menjadi
pahami. Penerapan PBL dalam penting bagi kita untuk
pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar mempersiapkan generasi muda dengan
juga sejalan dengan semangat pemahaman yang kuat tentang nilai-
Kurikulum Merdeka yang nilai kewarganegaraan dan perspektif
mengedepankan pembelajaran yang luas tentang hubungan antara
berbasis konteks kehidupan dan individu, masyarakat, dan negara.
pemberdayaan secara aktif. Kurikulum Meningkatkan hasil belajar PPKn
Merdeka mendorong peserta didik melalui penggunaan model Problem
hasil belajar psikomotor, afektif, dan kognitif. Evaluasi dilakukan melalui tes
kognitif dari siklus I ke siklus II. untuk menilai hasil belajar PPKn
peserta didik kelas IV di SD Negeri
HASIL DAN PEMBAHASAN 102/II Sungai Kerjan, dan segala
Kegiatan penelitian ini keperluan yang diperlukan untuk
diselenggarakan di kelas IV SD Negeri kegiatan pembelajaran juga disiapkan.
102/II Sungai Kerjan untuk mata Pada siklus II, kegiatan yang dilakukan
pelajaran PPKn Unit 4 semester II tahun tidak jauh berbeda dengan siklus I.
ajaran 2022/2023. Setiap tindakan Siklus II merupakan penyempurnaan
pelaksanaan pembelajaran PPKn dari kekurangan yang teridentifikasi
disesuaikan menggunakan langkah- pada siklus sebelumnya.
langkah model Problem Based Learning Dari penilaian sikap,
yaitu: 1) Orientasi peserta didik pada pengetahuan, dan keterampilan peserta
masalah; 2) Mengorganisir kegiatan didik dalam pembelajaran Pendidikan
belajar peserta didik; 3) Membimbing Pancasila dan Kewarganegaraan
peserta didik dalam menjalani menggunakan model Problem Based
pengalaman individual dan kelompok; Learning (PBL), terlihat adanya
4) Mengembangkan serta peningkatan pada setiap pertemuan.
mempresentasikan hasil kerja peserta Pada aspek sikap siklus I pertemuan I
didik; 5) Menganalisis dan diperoleh melalui lembar penilaian
mengevaluasi proses pemecahan aspek sikap (beriman, bertakwa kepada
masalah (Hosnan, 2014). Penelitian ini Tuhan YME dan berahlak mulia,
dilakukan dalam dua siklus, dengan bernalar kritis, dan bergotong royong)
siklus I terdiri dari dua pertemuan dan yang mana terdapat 6 peserta didik
siklus II terdiri dari satu pertemuan. yang menunjukkan sikap positif yang
Pada tahap perencanaan siklus I, menonjol, sedangkan 4 peserta didik
langkah-langkah yang dilakukan menunjukkan sikap negatif. Pada siklus
meliputi persiapan penyusunan I pertemuan II, terdapat 4 peserta didik
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menunjukkan sikap positif yang
(RPP) dengan menerapkan model menonjol, sementara 2 peserta didik
pembelajaran Problem Based Learning menunjukkan sikap negatif yang
(PBL) berdasarkan kurikulum merdeka mencolok. Pada siklus II, terdapat 5
pada materi Pendidikan Pancasila dan peserta didik yang menunjukkan sikap
Kewarganegaraan (PPKn) kelas IV positif yangmenonjol. Pada siklus I,
semester II. Selain itu, media aspek pengetahuan memperoleh rata-
pembelajaran yang sesuai dengan rata 78,18 dengan predikat cukup (C)
materi juga disiapkan, termasuk sedangkan aspek keterampilan
penyusunan lembar penilaian untuk memperoleh rata-rata 79,83 dengan
aspek psikomotorik, afektif, dan predikat cukup (C). Kemudian