Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi dalam
dunia pendidikan. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran yaitu suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan peserta didik, dengan program
itu para peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku peserta didik, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum
2013.

Kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta


didik (Student Centered) dimana peserta didik harus lebih aktif dalam proses
belajar sementara pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam mengupayakan
kemampuan peserta didik untuk membangun pengetahuan dalam proses
kognitifnya. Peran peserta didik tidak hanya sebagai penerima ilmu saja,
melainkan dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan ilmu pengetahuannya.
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter,
kurikulum ini merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada
pemahaman, skill, dan pendidikan karakter, dimana peserta didik dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Model pembelajaran yang digunakan
dalam kurikulum 2013 yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based
Learning (PBL), Inquiry Learning, dan Discovey Learning.
2

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 bersifat tematik yakni melibatkan beberapa


mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada peserta
didik. Menurut Akbar, dkk (2016: 16) pembelajaran tematik adalah pendekatan
pembelajaran yang di dalamnya terintegrasi berbagai kompetensi dari berbagai
macam mata pelajaran ke dalam satu tema dengan proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan peserta didik serta pembelajaran bermakna.
Pembelajaran tematik dirancang secara maksimal dengan cara mengangkat
pengalaman peserta didik yang mempunyai jaringan dari berbagai aspek
kehidupannya dan pengetahuannya dalam rangka meningkatkan hasil belajar
yang optimal.

Sitorus, et al (2013: 55) Learning outcomes are measure of success or failure of


students after taking teaching and learning activities both in terms of affective,
psychomotor, and cognitive which includes knowledge (memory, understanding,
application). Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan atau kegagalan
peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar baik dari segi afektif,
psikomotor, maupun kognitif yang meliputi pengetahuan (memori, pemahaman,
aplikasi). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik
adalah suatu proses perubahan perilaku pada diri seseorang yang dari hasil
pengalaman dan latihan terus menerus, perubahan diantaranya meliputi aspek
afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan capaian aktivitas belajar. Menurut Muakhirin (2014:


55) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peseta didik
setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Melalui hasil belajar dapat juga
diketahui tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Peserta didik dalam
pembelajaran memperoleh hasil belajar yang berbeda-beda, hal itu disebabkan
oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh faktor internal serta faktor eksternal yang dimiliki peserta
3

didik.Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari peserta didik,


sedangkan faktor ekternal bersumber dari luar individu peserta didik.

Model pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran terutama


pada hasil belajar peserta didik. Hal ini sependapat dengan Shobrina (2019: 64),
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta didik. Selain itu, Model pembelajaran
yang tepat dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selanjutnya menurut Sa’diyah, dkk (2015: 20) yang menjelaskan
bahwa dengan adanya model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar peserta
didik dapat meningkat, sehingga PBL berpengaruh dalam proses pembelajaran,
selain itu peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan peserta didik
mampu menemukan pengetahuannya sendiri melalui kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal. Hal ini menunjukkan bahwa model PBL efektif
terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut model inovatif yang sesuai untuk diterapkan dalam
pembelajaran tematik yaitu model Problem Based Learning (PBL). PBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat memberikan
kondusi belajar aktif pada peserta didik, melibatkan peserta didik untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta
didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Pada model pembelajaran PBL peserta didik dituntut untuk melakukan
pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali infomasi
sebanyak-banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada
bagaimana peserta didik membelajarkan dirinya. Pada intinya PBL merupakan
4

suatu pembelajaran yang masih menggunakan masalah dunia nyata yang


disajikan sejak awal pembelajaran. Kemudian masalah tersebut diselidiki untuk
diketahui solusi dari pemecahan masalah tersebut.

Tujuan dari penerapan model pembelajaran PBL adalah pembelajaran bervariasi


tidak membosankan, menjadikan semangat peserta didik dalam pembelajaran,
peserta didik aktif di kelas, peserta didik dapat percaya diri dengan pengetahuan
yang dimilikinya, peserta didik diharapkan tidak lagi duduk diam mendengarkan
penjelaskan dari pendidik tanpa ada kejelasan mengerti tidaknya peserta didik
dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran
PBL ini dapat digunakan dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan data yang diperoleh pada hasil belajar
pada semester ganjil di SDN Braja Fajar tahun pelajaran 2021/2022.

Tabel.1 Data Hasil Ujian Tengah Semester Ganjil Peserta Didik Kelas VA
dan VB SDN Braja Fajar Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kelas Jumlah KKM Jumlah Persentase


Jumlah Persentase
Peserta Peserta Peserta
Didik Didik Didik
Tuntas Belum
Tuntas
VA 18 70 8 44,44% 10 55,56%
VB 20 70 13 65% 7 35%
Sumber: Dokumen Pendidik Kelas V SDN Braja Fajar

berdasarkan data tersebut menunjukkan hasil Ujian Tengah Semester Kelas VA


dan VB di SDN Braja Fajar, sebagian besar peserta didik belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70.
Dapat diketahui dari kelas VA peserta didik tuntas yaitu 44,44% sedangkan
peserta didik belum tuntas yaitu 55,56%. Sedangkan pada kelas VB peserta didik
yang tuntas yaitu 65% sedangkan peserta didik belum tuntas 35%. Berdasarkan
5

penelitian pendahuluan melalui observasi, diperoleh informasi bahwa


pelaksanaan pembelajaran masih berpusat pada pendidik, peserta didik kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga masih
menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik kurang memahami apa
yang pendidik sampaikan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan adanya solusi yang digunakan


untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik. Cara yang dapat digunakan untuk
memperbaiki hasil belajar yaitu pendidik harus mampu memilih dan menerapkan
model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran agar kemampuan serta hasil belajar dapat lebih baik.
Model yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yaitu
model pembelajaran problem based learning (PBL)

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,


penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta Didik Kelas V SDN”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Peserta didik kurang berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Pendidik belum sepenuhnya menggunakan model-model pembelajaran salah
satunya Problem Based Learning.
3. Masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
6

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini
membatasi permasalahan pada:
1. Model pembelajaran PBL
2. Hasil belajar tematik peserta didik kelas V

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
“Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar tematik peserta didik kelas V Sekolah
Dasar?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar tematik peserta didik kelas
V Sekolah Dasar.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran tematik.
7

b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini ialah bagi:
1. Peserta didik
a. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan sistematis dalam
memecahkan permasalahan pada pembelajaran tematik
b. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui diskusi
dalam pemecahan masalah setelah melihat tayangan video
c. Meningkatkan hasil belajar tematik.

2. Pendidik
a. Menambah pengetahuan guru dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) pada pembelajaran tematik
b. Menambah keterampilan guru dalam membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah.

3. Kepala Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui pembelajaran.
b. Menambah koleksi referensi bagi tenaga pendidik di sekolah tentang
model pembelajaran inovatif PBL

4. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dalam penelitian
selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis dalam bidang
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai