Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

KURANGNYA MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK


DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VII PADA
SMP NEGERI 4 WOLOWARU

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial

HUBERTUS DA’E,S.Pd
NIM. 233174716281

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
A. DESKRIPSI STUDI KASUS

Topik studi kasus yang saya bahas adalah kurangnya motivasi dan keaktifan belajar peserta didik dalam
pembelajaran IPS Kelas VII pada satuan pendidikan SMP Negeri 4 Wolowaru. Berdasarkan hasil evaluasi
semester ganjil, pada mata pelajaran IPS, masih tergolong rendah sehingga perlu adanya peningkatan serta
perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakter peserta didik. Namun kita menyadari bahwa hal ini terjadi pada guru yang masih menggunkan
metode pembelajaran CBSP, ( cara belajar siswa pasif ).guru yang professional selalu menerapkan
pembelajaran yang berinovatif serta memahami perkembangan peserta didik serta bias mengatasi masalah
dalam pembelajaran. Dan menggunakan model pembelajran serta metode dan alat peraga yang mendukung
minat peserta didik untuk belajar.

B. ANALISIS SITUASI
Berdasarkan kasus yang saya angkat kemudian saya berdiskusi dengan teman sejawat,dan guru
penggerak kondisi yang menjadi latar belakang masalah: adalah kurangnya keaktifan dan motivasi
peserta didik. Guru belum maksimal dalam mengekplor pembelajaran yang bervariatif guru belum
memanfaatkan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dijarakan pembelajaran
masih berpusat pada guru.
Peran saya , sebagai guru yang saya lakukan dikelas dengan mengunakan model pembelajaran
PBL dengan meteode yang bervariasi ( Ceramah , diskusi , tanyan jawab dan penugasan dan
menggunakan madia PPT dan Video . Oleh karena dari hasil diskusi bersama teman sejawat Guru yang
berperan mendesaian pembelajaran Inovatif untuk meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik.
Pihak yang terlibat yaitu Guru wali kelas dan Guru penggerak dimana saya menerima informasi
secara mendalam terkait dengan kondisi peserta didik selama proses pembelajaran yang nantinya
secara bersama-sama merumuskan solusi dan membuat penanganan yang tepat terhadap kasus
kurangnya motivasi dan keaktifan belajar peserta didik tersebut.
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut ?
siapa saja yang terlibat ?.
Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1.Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat,bahan dan media lainya.
2.Sulitnya mencari permasalahan sesuai dengan kebutuhan siswa
3.Memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaanya.
Hambatan yang ditemukan dalam melaksanakan perencanaan dan evaluasi pembelajaran yaitu
dibutuhkannya pengorbanan waktu,serta terganggunya jaringan internet yang menghambat proses
kegiatan belajar mengajar.

C. ALTERNATIF SOLUSI
Dengan merujuk pada permasalahan yang teridentifikasi pada kelas VII tindakan nyata yang
saya ambil adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sebelumnya belum pernah
digunakan sebelumnya. dan metode pembelajaran yang saya gunakan adalah PBL, Problem Based
Learning. dan membimbing peserta didik untuk mengikuti serta menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Dalam menggunakan model pembelajaran PBL guru harus menguasi berbagai sintak
dalam model pembelajaran sehingga terarah sesuai sintak pada PBL. Yaitu, mengajukan masalah,
memberikan pertanyaan, membimbing, dan mengorganisasikan peserta didik. Serta mengevaluasi.
Untuk mengatasi masalah di kelas saya menggunakan media pembelajaran yang relevan seperti
pembelajaran menggunakan modul ajar kurikulum merdeka dengan menyajikan materi lewat aplikasi
PPT serta media lainya seperti LCD,Proyektor yang sudah tersedia di sekolah.pemanfaatan teknologi
ini bertujuan untuk menfasilitasi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan perkembangan IPTEK serta sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan : Permasalahan yang terjadi yang saya alami di
sekolah khusus di kelas selama saya melakukan proses pembelajaran menjadi motivasi dan solusi
untuk saya pribadi, juga ingin membagikan ini agar bisa dijadikan motivasi juga referensi memberikan
dampak positif atau perubahan perubahan/inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke
depannya khususnya untuk saya sendiri dan teman sejawat mengetahui kesulitan belajar peserta
peserta didik dan dapat mencari solusi yang tepat
Melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan Ice Breaking sehingga peserta didik tidak
merasa bosan dengan kegiatan proses belajar mengajar dikelas,sehingga aktivitas belajar menjadi aktif

D. EVALUASI

Tindakan perbaikan yang saya lakukan dapat mengetahui perkembangan belajar peserta didik setelah
saya menerapkan proses pembelajaran yang telah diterapkan.
berdasarkan hasil analisis dan pengamatan sebelum penerapan model pembelajaran PBL diperoleh data
25 Peserta didk ( 78% ) mendapat nilai dibawah KKTP ( 75 ) dan hanya 6 peserta didik ( 22% ) yang
mendapat nilai diatas KKTP ( 75 ) dari data tersebut dapat diartikan bahwa tujuan pembelajaran belum
tercapai sepenuhnya,untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan untuk menindak
lanjuti adalah dengan menerapkan model pembelajaran PBL nilai evaluasi diperoleh data 4 Peserta didik
mendapat nilai dibawah KKTP (14%) dan 23 Peserta didik (86%) yang mendpat nilai diatas KKTP. Dari
data tesebut dapat diartikan sudah ada peningkatan yang signifikan nilai dari sebelum penerapan model
PBL.namun Guru memberikan perhatian penuh kepada peserta didik yang mendapat nilai rendah agar
mendapat hasil belajar yang lebih baik .

Anda mungkin juga menyukai