Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI DIRI

Nama : ABD. GAFUR, S.Pd.


NIP :-
Lokasi : SMA Negeri 2 Wawo
Tujuan yang ingin dicapai : 1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
2. Meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan
pembelajaran berbasis HOTS
Strategi yang digunakan : Menerapkan model pembelajaran PBL dan menggunakan media
pembelajaran berbasis IT
Peralihan pembelajaran jarak jauh ke pembelajaran tatap muka serta penggunaan
smartphone yang cukup canggih dan lengkap viturnya peserta didik menyebabkan motivasi belajar
peserta didik menurun, hal ini menyebabkan terjadinya loss numerasi, loss literasi yang sangat
mempengaruhi kemampuan siswa salam melakukan analisis dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan peserta didik melakukan analisis menurun karena selama kegiatan pembelajaran
jarak jauh peserta didik hanya fokus pada materi esensial saja. Pembelajaran jarak jauh juga
mengakibatkan banyak perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak pada pembelajaran.
Oleh karena itu, peserta didik merasa lebih cepat merasa jenuh pada saat pembelajaran di kelas
karena terbiasa santai dan selalu bermain di rumah dengan temannya dan lebih seringnya
menggunaan Hp pada saat Pembelajaran jarak jauh. Perubahan yang terjadi seperti:
a. Kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran
b. Sering mengakses media sosial dan game online selama kegiatan belajar mengajar
c. Malas mengerjakan tugas dan soal yang diberikan oleh guru
d. Sering mengobrol pada saat pembelajaran
e. Malas membaca literatur
f. Kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat
g. Ingin cepat pulang saat berada di sekolah.
Kondisi ini diperburuk karena pembelajaran yang diterapkan guru yang monoton karena guru
kurang memanfaatan media dan model pembelajaran inovatif. Media dan model pembelajaran
inovatif dan bervariasi harus diimplementasikan guru di kelas untuk meningkatkan minat belajar
peserta didik. Penerapan media yang bervariatif sesuai dengan gaya belajar dan menggunakan
model pembelajaran inovatif seperti problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, memotivasi untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dengan cara bekerja kelompok, menantang
kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran di atas, pada tanggal 09 Desember
2023 yang bertempat di SMA Negeri 2 Wawo, kelas X.1 saya melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning dan menggunakan pendekatan Visible
Thingking. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Menggunakan media pembelajaran yang menarik
Guru bisa menggunakan media konkrit yang ada di sekitar sekolah sehingga peserta didik bisa
lebih mengenal media yang ada. Pembelajaran berbasis TPACK membuat peserta didik lebih
mudah memahami materi yang disampaikan. Salah satu media pembelajaran yang digunakan
adalah powerpoint. Media ini memiliki kelebihan yaitu: memiliki variasi teknik penyajian yang
menarik sehingga tidak membosankan, dapat menyajikan berbagai kombinasi gambar, video,
warna, suara, animasi yang menarik perhatian serta dapat menghadirkan lingkungan belajar
yang menarik ke dalam kelas.
b. Menerapkan model pembelajaran inovatif
Model pembelajaran inovatif yang digunakan adalah model Problem Based Learing (PBL).
Model Problem Based Learing adalah metode pembelajaran di mana peserta didik belajar
melalui pemecahan masalah yang mirip dengan situasi dunia nyata. Dalam PBL, siswa
diberikan tantangan atau masalah kompleks yang memerlukan pemikiran kritis, kolaborasi,
dan pemecahan masalah. Mereka bekerja bersama-sama untuk menyelidiki,
mengumpulkaninformasi, dan mengembangkan pemahaman mereka tentang topik tersebut
melalui proses aktif.. Guru menerapkan pendekatan inovatif yang dapat membantu peserta
didik mengembangkan keterampilan abad 21, seperti meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif, melatih komunikasi, dan kerjasama. Adapun langkah-langkah PBL adalah sebagai
berikut :
 Orientasi peserta didik terhadap masalah;
 mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
 mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
 menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.
c. Melakukan penilaian kognitif, psikomotor dan afektif
Seorang guru juga dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian kognitif dominan menggunakan penilaian berbasis HOTS agar
meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis permasalahan. Tentunya dalam
instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, rubrik
penilaian untuk melengkapi penilaian diakhir pembelajaran.
d. Memberikan angket motivasi dan jurnal refleksi
Untuk mengetahui adanya perubahan motivasi peserta didik, maka diperlukan alat ukur berupa
angket dan melihat tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
dengan memberikan jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini menggunakan metode/ gaya Round
Robin, jurnal refleksi dipandang perlu dalam proses pembelajaran untuk mengaitkan teori dan
praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.
Membagikan jurnal refleksi kepada peserta didik bermanfaat untuk mengetahui apakah proses
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai, sehingga dapat merencanakan pembelajaran yang
lebih baik dari sebelumnya.

Setelah dilakukan langkah-langkah pembelajaran di atas, diperoleh hasil sebagai berikut :


a. Penerapan media berbasis TPACK yang diimplementasikan yaitu berbasis powerpoint
berisikan video dan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran baik dari youtube
maupun internet serta dipadukan dengan model pembelajaran problem based learning
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menganalisis permasalahan dari gambar
dan video yang ditayangkan. Selain itu juga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Hal tersebut didasarkan pada indikator pengamatan yaitu:
 peserta didik sangat aktif selama kegiatan diskusi serta kegiatan presentasi
 peserta didik mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi;
 peserta didik cukup aktif mencari dan menganalisis pemecahan masalah dari berbagai
sumber seperti buku, bahan ajar serta internet
 Peserta didik sangat tekun menghadapi dan mengerjakan tugas;
 peserta didik menunjukkan minat terhadap permasalahan yang dihadapi;
 peserta didik bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
 peserta didik mampu menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
 peserta didik menggunakan HP untuk membantu mencari pemecahan masalah;
 Peserta didik mampu menganalisis dan menyelesaikan soal HOTS.

b. Model Problem-based Learning (PBL) memberikan dampak positip terhadap


pembentukan perilaku pada diri peserta didik antara lain
a. Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada peserta didik
b. Mingkatkan keaktifan peserta didik
c. menumbuhkan sikap dan perilaku jujur, kerjasama, peduli, tanggung jawab dan
disiplin.
d. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik hal ini terlihat dari hasil pengisian angket
peserta didik. Pemberian angket motivasi, dari 20 orang peserta didik yang diberikan
angket dapat terlihat peningkatan motivasi belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari
peningkatan respon peserta didik pada butir pertanyaan angket. Dampak dari
pemberian jurnal refleksi terlihat 20 peserta didik merasa senang dengan proses
pembelajaran yang telah dilakukan, peserta didik lebih memahami materi yang
disampaikan dengan bantuan media pembelajaran yang digunakan.

c. Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
sudah cukup efektif dilakukan hal ini terlihat dari peserta didik tekun mengerjakan tugas
dan sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung. Respon dari peserta didik terkait
strategi yang dilakukan saat proses pembelajaran sangat baik terlihat dari refleksi yang
yang telah dilakukan. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran yang
dilakukan, karena dalam proses pembelajaran bisa berdiskusi dengan teman, materi
pelajaran mudah dipahami dan dapat dilihat secara nyata pada powerpoint, serta peserta
belajar berkomunikasi dengan baik melalui kegiatan presentasi hasil diskusi.
Namun pada proses pembelajaran yang telah berlangsung ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
a. Pada saat penayangan gambar dan video masih ada peserta didik yang kurang fokus
dalam memperhatikan gambar dan video yang ditayangkan.
b. Beberapa orang peserta masih kurang aktif saat berdiskusi.
c. Peserta didik masih ragu dan malu-malu saat menyampaikan pendapat.
d. Peserta didik yang aktif adalah peserta didik yang sama.
e. Tampilan media masih kurang jelas karena pengaruh ruangan yang terlalu terang.
f. Guru terlalu cepat saat menyampaikan materi.
g. Penggunaan model pembelajaran diupayakan bervariasi agar peserta tidak jenuh
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas maka pada pertemuan selanjutnya dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan stimulus yang bervariasi seperti wacana sehingga semua siswa dapat aktif
memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Pada saat diskusi kelompok, perlu diingatkan tentang pembagian tugas masing-masing
anggota kelompok dan perannya dalam kelompok.
c. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota kelompok untuk yang
belum tampil untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang tampil.
d. Memberikan penghargaan untuk peserta didik yang aktif bertanya atau menanggapi
e. Mengatur pencahayaan ruangan sehingga tampilan media bisa jelas dilihat peserta
didik.
f. Mencoba menjelaskan materi tidak terlalu cepat dan memberikan kesempatan peserta
didik untuk melakukan tanya-jawab saat penyampaian materi.
g. Menggunakan berbagai jenis model pembelajaran inovatif disetiap pertemuan dalam
kegiatan belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai