Anda di halaman 1dari 4

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI MIA mata pelajaran kimia
pada materi perhitungan pH asam lemah dan basa lemah dengan model Problem Based
Learning (PBL)

Lokasi SMAS ISLAM TERPADU MATARAM


Lingkup Pendidikan SMA
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI
MIA mata pelajaran kimia pada materi perhitungan pH asam
lemah dan basa lemah dengan model Problem Based
Learning (PBL)
Penulis Novita Supiyani, S.Pd
Tanggal 9 Januari 2023

A. SITUASI

Saya mulai mengajar kimia dari tahun 2012. Berdasarkan pengalaman mengajar kurang
lebih selama 10 tahun, saya sering menemukan kondisi masih banyak siswa yang belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan pada pembelajaran kimia. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kimia masih
rendah, siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal HOTS,kurangnya minat baca siswa dalam
pembelajaran pada materi larutan asam basa, model pembelajaran yang diterapkan guru belum
inovatif, media pembelajaran yang digunakan tidak menarik, pembelajaran masih berpusat
pada guru, dan guru kurang memberikan apresiasi /reward terhadap peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang saya terapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah pada pelajaran kimia dimana disini saya ambil materi
perhitungan pH asam lemah dan basa lemah dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Praktik ini penting dibagikan karena dengan pengunaan model pembelajaran yang inovatif
dan didukung dengan pengunaan media pembelajaran yang menarik serta metode yang variatif
dapat melibatkan siswa secara aktif dan saling berkolaborasi dalam pembelajaran, sehingga
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat dan berpengaruh pada hasil
belajar akan mengalami peningkatan juga. Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru dalam
praktik ini akan menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga proses pembelajaran
bisa terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. TANTANGAN

Setelah saya melakukan identifikasi masalah dengan pengamatan, kajian literatur,


wawancara guru, kepala sekolah, dan pakar maka saya dapati beberapa tantangan yaitu:
Siswa terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif
dan ketergantungan pada guru sangat tinggi dan dalam proses pembelajaran siswa jarang
terlibat untuk menyelesaikan masalah akibatnya siswa jadi tidak percaya diri dalam
pembelajaran yang menggunakan model inovatif.
Dengan adanya tantangan tersebut maka seorang guru diharuskan untuk kreatif dalam
menggunakan model, metode dan media yang tepat dan inovatif sehingga akan mendukung
proses pembelajaran.
Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini, antara lain :
❖ Kepala sekolah
Peran Kepala sekolah dalam praktik pembelajaran model PBL adalah:
• Pendukung kegiatan PPL
• Sebagai supervisor yang berkewajiban membina guru agar menjadi pendidik dan
pengajar yang baik. dan melakukan pengawasan akademik dan manajerial terhadap
kegiatan pembelajaran sekolah.
❖ Dosen dan Guru Pamong
Sebagai Pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL yang telah di
laksanakan tanggal 9 Januari 2023
❖ Guru
Peran guru dalam praktik pembelajaran PBL adalah sebagai sumber belajar dan
fasilisator bagi siswa. Oleh karenanya guru harus menguasai materi pelajaran
❖ Teman sejawat
Peran teman sejawat dalam praktik pembelajaran model PBL adalah sebagai rekan
berdiskusi dan mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas
selama proses pembelajaran
❖ Siswa
Peran siswa dalam praktik pembelajaran model PBL sebagai subjek belajar. Artinya
siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat mengulang Kembali
pengalaman-pengalaman belajarnya dalam bentuk perubahan/perkembangan baik
dalam kognitif, efektif dan psikomotor
❖ Orang tua,
Peran orang tua sangat penting dalam Keberhasilan belajar siswa. Orang tua selalu
memberikan dukungan positif, nasehat, motivasi, dan memfasilitasi segala kebutuhan
belajar anak .

C. AKSI

Berdasarkan tantangan tersebut, maka guru diharuskan untuk melakukan langkah-


langkah atau strategi yang inovatif dalam menghadapi tantangan tersebut. Adapun langkah-
langkah atau strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran harus tepat, dan salah satu pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Dengan menerapkan sintak-
sintaknya sebagai berikut :
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasi Peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyeledikan individu dan kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Dengan model PBL dengan sintak-sintaknya tersebut akan menjadikan proses pembelajaran
akan lebih hidup, dimana semua kegiatan pembelajaran akan berpusat pada siswa.
2. Strategi yang dipakai adalah dengan menggunakan metode dan pendekatan yang tepat.
Metode yang digunakan yaitu metode yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa,
diantarnaya adalah metode diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Dan pendekatan yang bisa
digunakan adalah dengan pendekatan saintific.
3. Menggunakan media ajar yang interaktif seperti PPT dan media intraktif lainnya.
4. Merancang pembelajaran dan mengembangkan RPP dengan kegiatan yang berpusat pada
siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
5. Membuat dan menyusun bahan ajar dan LKPD disusun secara logis, sistematis dan menarik
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model pembelajaran ini adalah
meningkatkan pemahaman guru akan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
pemahaman guru akan materi ajar dan karakteristik siswa. Termasuk juga sumber daya berupa
peningkatan sarana dan prasarana seperti pengadaan media dalam mendukung proses
pembelajaran. Begitu juga dengan sumber belajar seperti buku teks, modul, maupun sumber
belajar dari internet.

D. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

Dengan menerapkan model pembelajaran PBL dampak yang dirasakan sangat positif, baik
dari keaktifan siswa, kerjasama siswa dalam diskusi dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini tidak terlepas dari penerapan model PBL yang sangat
menentukan tercapainya tujuan pembelajaran dimulai dari tahap orientasi siswa pada masalah,
materi yang dipelajari siswa merupakan topik yang bersifat kontekstual, mengoorganisasikan
siswa, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil diskusi, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil dari pelaksanaan model PBL tersebut sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan dan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran,
tingkat keaktifan siswa meningkat dilihat dari hasil penilaian observasi tercapai 90% dimana
semua siswa aktif dalam pembelajaran baik ketika diskusi kelompok maupun ketika persentasi
dan menanggapi. Begitu juga keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah dilihat dari
penilaian keterampilannya. Sedangkan tingkat ketuntasan belajar siswa berdasarkan hasil
evaluasi belajar peserta didik sudah mencapai 75% dimana dari 24 siswa yang tuntas sebanyak
22 siswa dan tidak tuntas 2 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
PBL sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Respon siswa sangat positif terhadap penerapan model pembelajarn PBL, hal ini tercermin
dari hasil wawancara kepada siswa, rata-rata siswa sangat senang dengan penerapan model
PBL. Adapun respon guru atau rekan sejawat berdasarkan survei sangat positif, hal ini terlihat
dari dukungan rekan-rekan guru dalam membantu proses kegiatan PPL di sekolah.
Faktor keberhasilan meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
melalui penerapan model PBL adalah hal ini dikarenakan PBL merupakan pembelajaran
berbasis masalah, pembelajaran dirancang sesuai kebutuhan belajar siswa. Perangkat
pembelajaran yang digunakan juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah. Desain pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana pada saat
pembelajaran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, siswa bersama-sama dalam
kelompoknya menyelesaikan masalah yang ada didalam LKPD, dan mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya membuat semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran.
Metode dan media ajar yang digunakan juga membuat siswa merasa senang dan tidak tegang.
Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan proses aksi adalah saya mendapat feedback
positive dari siswa dan guru lain serta kepala sekolah dengan adanya penerapan model PBL
dalam pembelajaran. Selain itu semakin memahami bahwa guru merupakan pembelajar
sepanjang hayat, yang harus terus mengembangkan diri untuk kemajuan proses pembelajaran
baik dari segi model, metode, media, sistem penilaian, dan lain-lain agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai