Anda di halaman 1dari 11

BEST PRACTICE

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dengan


Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada Materi Sistem Pertidaksamaan
Linear Dua Variabel (SPtLDV)

NAMA : DIDI WINOTO, S.Pd


NIM. : 123200535
KELOMPOK : 001/A
UNIT KERJA : SMK AL WASHLIYAH SUMBER

PPG DALAM JABATAN


KATEGORI I ANGKATAN 3 TAHUN 2023
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
C I R E B O N
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

BEST PRACTICE

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dengan


Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada Materi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
Variabel (SPtLDV)

DI SMK AL WASHLIYAH SUMBER - CIREBON

Disusun Oleh :

DIDI WINOTO, S.Pd


123200535

Telah disahkan oleh:

Cirebon, 20 Januari 2024


Kepala Sekolah
SMK Al Washliyah Sumber, Guru Pamong,

ttd

SARKANI, M.Pd ENDAH FARIDAH A., M.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Best Practice dengan judul “Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada materi Sistem Pertidaksamaan Linear
Dua Variabel (SPtLDV)”, tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Best Practice ini disusun berdasarkan pengalaman dalam
pembelajaran yang penulis peroleh selama melaksanakan proses pembelajaran
di kelas X SMK Al Washliyah Sumber – Cirebon.
Dengan ini penulis menyadari bahwa Best Practice ini tidak akan
tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada :

1. Ibu Nurul Ikhsan Karimah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi agar kegiatan yang diaktualisasikan
senantiasa berjalan dengan baik.

2. Ibu Endah Faridah Ariyani, M.Pd., selaku Guru Pamong yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi agar kegiatan yang diaktualisasikan
senantiasa berjalan dengan baik.

3. Panitia Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Daljab Kategori 1


Gelombang 3 tahun 2023 Universitas Swadaya Gunung Jati yang telah
banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan ini.

4. Bapak Sarkani, M.Pd., selaku Kepala SMK Al Washliyah Sumber.

5. Bapak/Ibu guru beserta Staf TU SMK Al Washliyah Sumber yang selalu


memberikan motivasi.

6. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan do’a dan
restu dalam proses penyelesaian Best Practice ini.
7. Dan semua pihak lain yang telah ikut serta memberikan bantuan dan
dorongan dalam proses penyelesaian Best Practice, semoga Allah SWT
membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak dengan melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya.

Best Practice ini menjadi media dokumentasi dan publikasi ilmiah yang
penulis susun. Tentunya penulis menyadari dalam Best Practice ini masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan penyusunan Best Practice
yang akan datang, penulis berharap hal tersebut tidak mengurangi nilai, makna
dan manfaat Best Practice ini bagi dunia pendidikan Indonesia.. Semoga
Best Practice ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun Best Practice ini
dan pada umumnya bagi para pembaca.

Cirebon, 20 Januari 2024


Penulis,

DIDI WINOTO, S.Pd.


A. JUDUL

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV)

B. PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Secara
implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini
didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini
pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

Rendahnya motivasi belajar peserta didik karena rendahnya disiplin


belajar, sikap belajar peserta didik yang tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran di kelas, tingkat aktivitas peserta didik yang kurang, dan
tingkat kepuasan belajar yang rendah. (Rike Kurnia Sari/2021)

Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik disebabkan oleh beberapa


faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: cita-cita
atau aspirasi peserta didik, kondisi jasmani dan rohani peserta didik,
kondisi lingkungan peserta didik, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya
guru membelajarkan peserta didik (Sudaryono, 2013)

Dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan


guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru
hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta
didik secara aktif dalam belajar sehingga peserta didik dapat mengamati,
menebak, berbuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan dan
berdiskusi (Erman Suherman dkk, 2003: 62).

Salah satu indikator suksesnya proses pembelajaran adalah peserta didik


memahami dengan baik konsep materi yang diajarkan dan bermuara pada
meningkatnya hasil belajar peserta didik. Pemahaman konsep adalah
kemampuan peserta didik yang berupa penguasaan sejumlah materi
pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang
mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu
mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya (Sanjaya: 2009).
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang yang
dapat diukur, dilatih, dan dikembangkan selain itu ada hubungan antara
matematika dan berpikir kritis Kowiyah (dalam Fridanianti dkk, 2018: 12).
Kemampuan siswa dapat berpikir kritis, dapat mengurangi permasalahan
yang sering terjadi dalam sekolah dasar seperti permasalahan siswa yang
pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru, serta siswa yang kurang berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan secara lisan dari guru.

Untuk mengembangkan karakter pembelajar abad 21 maka satu model


pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran daring adalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Model pembelajaran ini dimulai dengan penyajian masalah yang dekat
dengan kehidupan siswa. Melalui proses pemecahan masalah ini, siswa
dapat berpikir secara kritis dan sistematis untuk mengambil kesimpulan
berdasarkan pemahamannya sendiri (Saharsa, Qaddafi, & Baharuddin,
2018).

Dari hasil pengamatan penulis sebagai guru, materi Sistem


Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) adalah salah satu
materi yang sulit dipahami oleh peserta didik. Selama proses
pembelajaran peserta didik terlihat tidak bersemangat sehingga
mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik. Ada beberapa hal
yang menyebabkan peserta didik kesulitan memahami materi Sistem
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV), antara lain, yaitu :
1. Belum optimalnya penerapan model dan media pembelajaran
yang inovatif.
2. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi.
3. Kurang maksimalnya peran guru sebagai motivator melibatkan
peserta didik secara aktif dalam model dan metode pembelajaran yang
digunakan.
4. Pembelajaran berpusat kepada guru dalam pelaksanaannya di kelas.
5. Peserta didik cenderung kurang melakukan interaksi aktif dengan guru
maupun dengan peserta didik lainnya.

Oleh karena itu dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat untuk


mengatasi permasalahan di atas. Seorang guru harus mempunyai
tanggungjawab untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar matematika dan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal matematika agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan. Guru diharuskan melakukan inovasi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Jika seorang
guru inovatif dalam pembelajaran, maka dapat menyebabkan suasana
kelas menjadi aktif dan masing-masing peserta didik dapat
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman tentang apa yang telah
dilakukan.

C. PEMBAHASAN

Penggunaan media dan model pembelajaran merupakan salah satu


cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik, karena dengan menghadirkan media dan model
pembelajaran sebagai perantara yang diharapkan dapat membantu
peserta didik dalam memahami materi. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media dan model pembelajaran. Dalam menjalani proses belajar mengajar,
keaktifan peserta didik merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Dari proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran


Problem Based Learning pada materi Sistem Pertidaksamaan Linear
Dua Variabel (SPtLDV) dengan menggunakan rubrik penilaian pada
sikap, pengetahuan dan keterampilan mendapatkan hasil yang
cukup baik dan terarah dengan menggunakan soal uraian tertulis
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu :
1) Peserta didik dapat memodelkan masalah kontekstual kedalam
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel.
2) Peserta didik dapat Peserta didik dapat menggambar grafik
dari Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel.
3) Peserta didik dapat menentukan daerah himpunan penyelesaian dari
sistem pertidaksamaan linier dua variable.

Berdasarkan tujuan pembelajaran, penulis mencoba untuk memecahkan


masalah motivasi belajar peserta didik yang rendah melalui masalah
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) yang berkaitan
dengan menyelesaikan soal cerita peserta didik harus berfikir kritis untuk
mencari solusi bagaimana menyelesaikannya soal tersebut.
Pada saat kegitan diskusi dalam menyelesaikan LKPD guru dapat
mengenal peserta didik yang aktif dalam memberikan ide atau pendapat.
Dari hal ini guru dapat memahami karakteristik peserta didik yang satu
dengan peserta didik yang lain.
Adapun langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu:
1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat.
a) Strategi yang dilakukan adalah dengan memilih model
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik . Dimana model
pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
b) Proses model pembelajaran ini memiliki sintak-sintak yaitu
dimulai dengan mengorientasi peserta didik pada
masalah,mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,
membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok, menyajikan
hasil karya dan menganalisis serta mengevaluasi. Dimana kegiatan
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan kepada
kegiatan peserta didik.
c) Sumber daya atau materi yang diperlukan berupa pemahaman
terhadap model pembelajaran PBL yang akan diterapkan
dalam proses pembelajaran serta pemahaman terhadap materi
yang akan dipelajari peserta didik.
2. Pemilihan metode pembelajaran yang inovatif.
a) Strategi yang akan dilakukan berupa metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi yang
akan dipelajari
b) Proses pemilihan metode pembelajaran didasarkan dengan
kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik serta
karakteristik materi pembelajaran.
c) Sumber daya atau materi yang diperlukan adalah
pemahaman/kompetensi guru terhadap metode-metode
pembelajaran yang akan digunakan
3. Pengunaan media pembelajaran yang tepat.
a) Strategi yang akan dilakukan adalah dengan mendesain media
pembelajaran yang tepat. Guru mendesain sendiri media
pembelajaran berbasis powerpoint dan video youtube
yang akan digunakan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran.
b) Proses pembuatan media diawali dengan mempelajari
materi kemudian mendesain materi yang akan ditampilkan
dalam media tersebut. Media pembelajaran ini digunakan
peserta didik dalam menyeleseikan permasalahan yang ada dalam
LKPD.
c) Sumber daya atau materi yang diperlukan berupa
pengetahuan guru dalam mendesain media pembelajaran serta alat
seperti laptop, aplikasi powerpoint dan video youtube.
4. Proses kegiatan diskusi kelompok masih ada peserta didik yang kurang
aktif dalam diskusi.
a) Strategi yang akan dilakukan adalah dengan membimbing
peserta didik ketika proses diskusi kepada peserta didik yang
kurang aktif dalam diskusi kelompok tersebut.
b) Proses menghadapi peserta didik yang kurang aktif dalam
kelompok dengan melakukan pendekatan secara personal kepada
peserta didik tersebut.
c) Sumber daya atau materi yang diperlukan berupa
keterampilan guru dalam melakukan pendekatan personal
guna meningkatkan keaktifan peserta didik tersebut.
5. Dalam mempersentasikan hasil karya peserta didik didepan kelas
masih ada yang kurang percaya diri.
a) Strategi yang akan dilakukan adalah dengan memberikan
penguatan untuk memiliki rasa percaya diri serta mental yang
berani.
b) Proses menghadapi peserta didik yang kurang percaya diri
dengan melakukan pendekatan secarapersonal dan penguatan
kepada peserta didik tersebut.
c) Sumber daya atau materi yang diperlukan berupa
keterampilan guru dalam melakukan pendekatan personal serta
penguatan guna meningkatkan percaya diri peserta didik tersebut

D. KESIMPULAN

Setelah proses pembelajaran materi sistem pertidaksamaan linear dua


variabel dengan menggunakan model pembelajaran PBL selesai,
selanjutnya dilaksanakan ulangan harian. Berdasarkan analisis hasil
belajar dapat diketahuai nilai rata-rata peserta didik adalah
72,97%. dikarenakan peserta didik yang mendapat nilai di atas
kkm sudah melebihi dari 78,25 % yaitu 25 peserta didik dan
peserta didik yang mendapat nilai dibawah kkm sebanyak 7
peserta didik dengan presentasi 21,75 %. Nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 50.
Data pada tabel (terlampir) menunjukan bahwa hasil belajar
peserta didik sudah mengalami perbaikkan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem besed Learning (PBL).
Prosentase Nilai Peserta Didik
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
50.00% 78,25%
40.00%
30.00%
20.00%
21,75%
10.00%
Diatas KKM Dibawah KKM

Dari tabel diatas menunjukan peserta didik yang mencapai


KKM sebanyak 25 peserta didik dengan prosentase 78,25%
dan di bawah KKM 7 siwa dengan prosentase 21,75% . grafik
ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajara Problem
Besed Learning (PBL)ada perbaikan dalam pembelajaran dilihat
dari hasil perolehan peserta didik yang mencapai KKM. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan yaiatu peserta didik
dapat memodelkan masalah kontekstual kedalam sistem
pertidaksamaan linear dua variable, peserta didik dapat
menggambar grafik dari sistem pertidaksamaan linier dua variable.
peserta didik, dan peserta didik dapat menentukan daerah himpunan
penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linier dua variable.

DAFTAR PUSTAKA

Sudaryono, Margono, G., Rahayu, W. 2013. Pengembangan Instrumen


Penelitian. Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiyono. 2015
Hamalik, Prof. Dr Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Model pembelajaran matematika, Fahrurrozi dan Sukrul Hamdi, Universitan
Hamzanwadi press, 2017
Fridanianti, dkk. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Menyelesaikan Soal Aljabar Kelas VII SMP Negeri 2 Pangkah Ditinjau dari
Gaya Kognitif Reflektif dan Kognitif Impulsif. Aksioma. Vol. 9, No. 1.
Saharsa, U., Qaddafi, M., & Baharuddin. (2018). Efektivitas penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Video Based Laboratory
Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika , 6
(2), 57-64.
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz/article/view/3146
http://eprints.hamzanwadi.ac.id/587/1/MATEMATIKA%20FIX.pdf
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/896
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JLLS/article/view/34570

Anda mungkin juga menyukai