Anda di halaman 1dari 9

Nama : Lina Asrining Dewi

No. UKG : 4882940037068


NIM :3535730634300002

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


Hasil eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi masalah
1. Rendahya minat Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian
belajar Siswa dalam Faktor yang mempengaruhi literatur dan wawancara
pembelajaran rendahnya semangat belajar siswa: dengan teman sejawat dan
menulis dan 1. faktor A yang terdiri atas: Waka kurikulum dan siswa
menerapkan angka cita-cita/aspirasi siswa, kondisi terkait hasil eksplorasi
jawa. ligkungan, unsur dinamis penyebab masalah, maka dapat
dalam belajar dan dianalisis bahwa penyebab
pembelajaran. masalah “Siswa belum bisa
2. faktor B yang terdiri atas: menulis dan menerapkan angka
kondisi siswa, upaya guru jawa”adalah sebagai berikut:
dalam mengelola kelas dan • Kurangnya kreativitas
kondisi siswa. guru untuk menarik
Sumber: Muhammad C. Moslem1, minat siswa melalui
Mumu Komaro2 , Yayat3 (2019). media
Journal of Mechanical Engineering pembelajarannya.Para
Education, Vol. 6, No. 2, Desember guru/pengajar harus
journal of Mechanical Engineering berusaha untuk selalu
Education, Vol. 4, No. 2, Desember mengembangkan diri,
2019 selalu belajar, mencari
https://ejournal.upi.edu/index.php/ tambahan pengetahuan.
jmee/article/view/21803. Pengembangan diri
dapat melalui kegiatan
(Diknas,2005:3)Dalam membaca buku,
pembelajaran bahasa Jawa siswa bertanya kepada yang
dituntut untuk menguasai empat lebih paham, aktif di
standar kompetensi. Standar KKG, mengikuti
kompetensi tersebut, yaitu: seminar, diklat, dll..
1) menyimak, yaitu dapat • Fasililtas buku bacaan
menyimak dan memahami berbahasa Jawa di
berbagai wacana lisan dalam perpustakaan sekolah
berbagai ragam bahasa Jawa; yang masih kurang.
2) berbicara, yaitu dapat • Kurangnya keseriusan
mengungkapkan ide, gagasan siswa dalam pelajaran
dan pikiran secara lisan dalam menulis angka jawa.
berbagai ragam tingkat tutur • Siswa merasa kesulitan
dalam bahasa Jawa; dalam
3) membaca, yaitu dapat membaca ,menulis
membaca dan memahami angka jaw.
wacana dalam aksara Latin Tulisan jawa sulit untuk
maupun aksara Jawa; dipahami, bentuk huruf
4) menulis, yaitu dapat atau angka yang hampir
menuliskan ide, gagasan, dan mirip sehingga sulit
pikiran dalam beragam wujud untuk membedakan
bahasa dan tulisan Jawa. huruf yang satu dengan
yang lan. Ada
 Anderson (dalam Tarigan, 1985:7)  perbedaan sedikit saja
berpendapat bahwa membaca adalah s sudah berbeda artinya
uatu proses kegiatan mencocokkan hur • Siswa menganggap
uf atau melafalkan lambang‐lambang  aksara jawa(angka
bahasa tulis. Aksara Jawa, meruTpaka jawa) kuno dan angkas
n salah satu peninggalan budaya yang  jawa tidak digunakan
tak ternilai harganya. Bentuk aksara da dalam kehidupan sehari
n seni pembuatannya pun menjadi suat hari sehinnga dianggap
u peninggalan yang patut untuk dilesta tidak terlalu penting.
rikan (Sahid, 2010). 
Banyak keluhan tentang sulitnya
membaca tulisan Jawa. Para guru,
orang tua apalagi para siswa. Mereka
selalu mengeluh dan mengatakan
bahwa dirinya tidak dapat membaca
tulisan Jawa. Membaca tulisan Jawa
sangat sulit..

Minat atau kemauan untuk membaca


adalah sumber motivasi yang sangat
penting dan kuat bagi seseorang untuk
menganalisa dan mengingat serta
mengevaluasi bacaan yang telah
dibacanya karena orang tersebut
membaca sebuah buku memang
karena ia ingin membaca buku
tersebut dari hati, yang merupakan
pengalaman belajar menggembirakan.
Minat baca akan mempengaruhi
bentuk serta intensitas seseorang
dalam menentukan cita-citanya kelak
di masa yang akan datang. Baca artikel
CNN Indonesia "Pentingnya
Meningkatkan Minat Baca di Antara
Kita" selengkapnya di sini:
https://www.cnnindonesia.com/edukas
i/20180212120527-445-275550/pentin
gnya-meningkatkan-minat-baca-di-
antara-kita.

Menurut Kurnia (2017:102), salah


satu penyebab utama tidak
berminatnya siswa belajar angka Jawa
adalah karena guru sebagian besar
masih menerapkan metode
pembelajaran yang kurang menarik
sehingga pembelajaran menjadi
kurang efektif. Salah satu penyebab
kurang efektifnya pembelajaran itu
adalah kurangnya kreativitas guru
untuk menarik minat siswa melalui
media pembelajarannya.
Sumber:
Kurnia, E. D., & Nugroho, Y. E.
(2017). Pelatihan pembuatan media
pembelajaran aksara Jawa bagi guru
bahasa Jawa sma di kabupaten
Rembang. Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat, 2(2), 101-112.
http://ppm.ejournal.id/index.php/
pengabdian/article/view/22/22.

Kajian Wawancara:
• Wawancara dengan Waka
Kurikulum
Bambang subiyanto S.Pd.I,
M.Pd.I

Faktor yang mempengaruhi rendahnya


motivasi siswa dalam belajar menulis
dan menerapkan angka jawa siswa
diantaranya:
• Kurang motivasi diri anak
dalam belajar bahasa jawa
(cita- cita siswa).
• Kurangnya buku bacaan
berbahasa, berhuruf jawa di
perpustakaan.
• Materi aksara jawa khususnya
angka jawa dianggap tidak
terlalu penting penerapan
ruang lingkupnya sangat
terbatas.
• Kurangnya alokasi waktu jam
pelajaran bahasa jawa di
sekolah
• Kurangnya rasa siswa ingin
melestarikan kebudayaan Jawa
khususnya tentang menulis
aksara Jawa

• Wawancara dengan teman


sejawat .Teman MGMP Blora,
Latifah Nur Hasanah, S.Pd (Ma.
Mamba'ul Huda Talokwohmojo)

FaFaktor yang mempengaruhi rendahnya


motivasi siswa dalam belajar menulis
dan menerapkan angka jawa siswa
diantaranya:
• Siswa kurang begitu suka
dengan mata pelajarannya.
• Pembiasaan pada anak-anak
yang sudah jarang
menggunakan bahasa Jawa
dalam kehidupan sehari hari.
• Tidak ada kemauan dan
motivasi siswa untuk belajar
angka jawa.
• Guru kurang kreatif dan
kurang berinovasi dalam
menyampaikam ,materi angka
jawa.

• Wawancara dengan teman


sejawat,
Endang Susilowati , S.Pd.I
bendahara,guru IPS MTs
Miftahul Huda.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya
motivasi siswa dalam belajar menulis
dan menerapkan angka jawa siswa
diantaranya:

• Kurangnya kreatifitas guru


dalam menyampaikan materi
sehingga anak mudah bosan.
• Anak sudah banyak tercandu
dengan gedget (hp)
• Kurangnya perhatian orangtua
dalam memotivasi anak untuk
belajar.
• Aksara Jawa dianggap tulisan
yg sulit dipelajari dan
dimengerti

• Siswa Mts Miftahul Huda


Julia Anggita Sari, kelas 8.

Faktor yang mempengaruhi


rendahnya motivasi siswa
dalam belajar menulis dan
menerapkan angka jawa siswa
diantaranya:
• Siswa malas belajar
• Angka jawa susah
• Antara angka jawa dan
huruf jawa yang lain
hampir sama sehingga sulit
di bedakan

2. . Rendahnya minat Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian


belajar Siswa dalam Menurut Kamus Besar Bahasa literatur dan wawancara
belajar Memahami Indonesia (KBBI), drama merupakan dengan teman sejawat dan
sandiwara komposisi syair atau prosa yang Waka kurikulum,dan siswa
tradisional( Kethopra diharapkan dapat menggambarkan terkait hasil eksplorasi
k) kehidupan atau watak melalui tingkah penyebab masalah, maka dapat
laku atau dialog yang dipentaskan. dianalisis bahwa penyebab
masalah “Siswa tidak bisa
Di era modern ini juga membuat memahami sandiwara
generasi muda kehilangan rasa jati diri tradisoanal kethoprak”adalah
bangsa, karena cenderung mengikuti sebagai berikut:
zaman yang modern, sehingga • Faktor eksternal ini
cenderung meninggalkan budaya juga sangat berpengaruh
bangsa, khususnya seni pertunjukan besar terhadap diri siswa
ketoprak. tersebut, yaitu mempengaruhi
Konten ini telah tayang di motivasi, kemauan dan
Kompasiana.com dengan judul kecenderungan dalam
"Upaya Melestarikan Kesenian membaca.
Ketoprak di Era Modernisasi dan Arus • alur cerita dalam
Globalisasi", Klik untuk baca: sandiwara kethoprak yang
https://www.kompasiana.com/ monoton
gita41265/626a4916bb448619856a5da • Siswa tidak memahami
4/upaya-melestarikan-kesenian- arti bahasa yang digunakan
ketoprak-di-era-modernisasi-dan-arus- dalam dialog sandiwara
globalisasi. • Kurangnya motivasi
anak untuk mencintai
Pada kenyataannya, apresiasi sastra budayanya sendiri karena di
masih dianggap sebagian siswa anggap kuno.
kurang menarik, hal ini harus diakui
penyebab kurang menariknya
pelajaran apresiasi sastra Jawa, di
antaranya cara guru mengajar yang
kurang memotivasi siswa, kurangnya
sarana dan prasarana, serta kurang
akrabnya siswa dengan karya sastra
sehingga motivasi dan hasil belajar
siswa rendah.
Menurut Sarjono (2001: 208) masih
menjadi masalah secara umum karena
kegiatan apresiasi sastra dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA)
masih rendah.

SEMARANG, MINGGU--Sudah
bukan rahasia lagi apabila kesenian
tradisional di Indonesia mulai
ditinggalkan generasi muda negeri
ini, dan masuknya berbagai
kebudayaan luar melalui berbagai
media, terutama televisi, tidak sedikit
ikut mempengaruhi kelunturan
apresiasi terhadap kesenian
tradisional. Saat ini banyak anak-anak
muda kurang mengenal kesenian
tradisional seperti karawitan,
gamelan, dan juga wayang baik itu
wayang kulit, wayang orang maupun
wayang golek, mereka (anak muda)
lebih senang dengan kesenian dan
tradisi luar yang tidak jelas benar dari
mana asalnya, kata Sri Handayani,
S.Pd, dosen Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Semarang
(Unnes) di Semarang, Sabtu.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Anak
Muda Ogah Melirik Seni
Tradisional", Klik untuk baca:
https://nasional.kompas.com/read/200
8/09/14/02422737/~Oase~Cakrawala
?page=all.

Kajian Wawancara:

• Wawancara dengan Waka


Kurikulum
Bambang subiyanto S.Pd.I,
M.Pd.I

Faktor yang mempengaruhi


Rendahnya semangat belajar peserta
didik pada materi sandiwara
tradisional (kethoprak):
1. Penguasaan bahasa jawa yang
rendah,
2. Anggapan sandiwara ketoprak
tidak modern
3. Alur cerita yang klasik dan
monoton.

• Wawancara dengan teman


MGMP Jawa .
Latifah Nur Hasanah, S.Pd
(Ma. Mamba'ul Huda
Talokwohmojo)

Faktor yang mempengaruhi


Rendahnya semangat belajar peserta
didik pada materi sandiwara
tradisional (kethoprak):
• Bahasanya sulit dipahami
• Alurnya monoton
• Waktumya /durasi lama
sehingga siswa semakin jenuh

• Wawancara dengan teman


sejawat
Endang Susilowati , S.Pd.I
( bendahara,guru IPS MTs
Miftahul Huda)

Faktor yang mempengaruhi


Rendahnya semangat belajar peserta
didik pada materi sandiwara
tradisional (kethoprak):
1. Tidak faham alur ceritanya
2. Ketoprak dianggap Seni
kuno
3. Anak jaman sekarang lebih
suka game online
4. Anak tidak memahami arti
dialog yang digunakan
didalam sandiwara.

• Siswa Mts Miftahul Huda


Julia Anggita Sari, kelas 8.

1. membosakan
2. kuno
3. Tidak menarik

3. Rendahnya minat Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


belajar Siswa dalam KOMPAS.com - Macapat atau literatur dan wawancara
materi Tembang Macapat menjadi salah satu dengan teman sejawat dan
pembelajaran karya dalam kesusastraan Jawa yang Waka kurikulum dan siswa
tembang macapat masih dilestarikan hingga kini. Secara terkait hasil eksplorasi
garis besar, Macapat merupakan puisi penyebab masalah, maka dapat
tradisional yang disusun dengan dianalisis bahwa penyebab
menggunakan aturan tertentu, seperti masalah “Siswa belum bisa
jumlah baris, suku kata, maupun bunyi menulis dan menerapkan angka
sajak di akhir baris. Artikel ini telah jawa”adalah sebagai berikut:
tayang di Kompas.com dengan judul 1. Siswa kurang mencintai
"Tembang Macapat: Pengertian, budayanya.
Sejarah, Jenis, dan Makna", Klik Zaman modern yang
untuk mempengaruhi pemikiran
baca: https://surabaya.kompas.com/ serta daya minat untuk lebih
read/2022/01/16/154947478/tembang mengetahui dunia luar dari
-macapat-pengertian-sejarah-jenis- pada negara sendiri
dan-makna?page=all. 2. Penggunaa bahasa
tembang yang sulit
RADAR SEMARANG.ID, dipahami,karena meggunakan
TEMBANG Macapat merupakan bahasa kawi dan basa krama
khazanah budaya bangsa Indonesia. Di inggil
dalamnya mengandung ajaran tatanan 3. Tembang jawa
kehidupan agar manusia memiliki budi membosankan karena mereka
pekerti luhur. Rendahnya pemahaman beranggapan bahwa musik
terhadap karya tembang Macapat, tradisional dianggap kalah
khususnya di dunia pendidikan baik dengan musik - musik jaman
dari sisi pendidik maupun peserta sekarang yang kedengarannya
didik, menyebabkan produktivitas lebih menyenangkan ditelinga
karya. Khususnya tembang Macapat seperti musik K-POP,
menjadi minim. Kondisi ini rock,jazz,dll.
memungkinkan akan semakin terkikis
habis dan hilang,Guru SDN 4. Guru kurang kreatif
Jatibarang 03, Kecamatan Mijen, dalam membuat media
Kota Semarang pembelajaran, sehingga siswa
kurang tertarik dengan materi
Copyright © yag diajarkan.
RADARSEMARANG.ID
https://
radarsemarang.jawapos.com/
artikel/untukmu-guruku/
2021/05/25/tingkatkan-pemahaman-
tembang-macapat-melalui-cipta-
pangripta-ukara/.

Dalam pembelajaran banyak kendala


yang terkait dengan materi tembang
macapat yang banyak dihadapkan para
guru dan siswa. Diantaranya
1. tembang macapat mempunyai
banyak aturan atau pakem yang bagi
kita masih terlalu sulit,
2. kurangnya sumber daya manusia
(SDM) pengajar Bahasa Jawa yang
menguasai tembang macapat,
3. kurangnya praktik menyanyikan
tembang macapat dikarenakan materi
hanya diajarkan secara teori saja.
https://
radarsemarang.jawapos.com/
artikel/untukmu-guruku/
2021/06/05/mengenal-tembang-
macapat-sebagai-budaya-jawa/

a. Wawancara dengan Waka


Kurikulum
Bambang subiyanto S.Pd.I, M.Pd.I

Faktor yang mempengaruhi


Rendahnya semangat belajar peserta
didik pada materi tembang Macapat
adalah:
1. Siswa kurang mencintai
budayanya
2. Bahasa yang digunakan
dalam tembang jawa sulit dipahami .
3. Guru kurang kreatif dalam
membuat media pembelajaran.
4. Siswa kurangnya berlatih
dan lebih suka bermain di sekolah.

• Wawancara dengan teman


MGMP bahasa Jawa .
Latifah Nur Hasanah, S.Pd
(Ma. Mamba'ul Huda
Talokwohmojo)

1. Media pembelajaran yang


digunakan guru kurang
menarik sehingga
membosakaan
2. Tembang jawa sulit untuk
di yanyikan.
3. Tembang jawa dianggap
kuno dan tidak sesuai dengan
zaman sekarang.

Anda mungkin juga menyukai