Anda di halaman 1dari 17

Nama : Siti Nadiroh

No UKG : 201508748383

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Literasi siswa masih Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap literasi siswa masih rendah dalam
rendah dalam menafsirkan makna puisi melalui berbagai sumber literatur dan wawancara,
menafsirkan makna Pada hakikatnya, membaca merupakan gudang ilmu atau maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi
puisi. jendela dunia. Karena dengan banyak membaca, kita dapat berikut:
mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Faktor Siswa:
K.D. 3.16 Semakin kita rajin membaca, maka dapat dipastikan kita akan1. Siswa kesulitan memhami makna puisi karena sedikit perbendaharaan
Mengidentifikasi semakin banyak tahu dan banyak bisa. Ini artinya, jika kata yang dimiliki.
suasana, tema, dan seseorang memiliki banyak pengetahuan, maka pengetahuan itu2. Siswa tidak banyak membaca puisi-puisi.
makna puisi yang secara tidak sadar akan membantu dirinya dalam melakukan 3. Siswa tidak tertarik dengan bacaan puisi karena dianggap sulit untuk
terkandung dalam banyak hal yang sebelumnya bahkan belum dikuasai. Pengaruh dipahami dan dianggap sebagai bukan bacaan kekinian.
antologi puisi yang rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi Indonesia ini
diperdengarkan atau juga disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum Faktor Guru:
dibaca. ada kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas pendidikan 1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif.
yang masih minim. Dan yang terakhir adalah karena masih 2. Guru tidak memberikan contoh puisi yang relevan dengan siswa.
kurangnya produksi buku di Indonesia (Rizky, Azmy dkk)
Sumber:
Rizky, Azmi dkk. “Pengaruh Kurangnya Literasi serta
Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih Rendah dalam
Pendidikan di Indonesia”. Current Research in Education:
Conference Series Journal 01 No 01 2021.
https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/article/
download/32685/pdf
Wawancara dengan Rekan Sejawat:
Narasumber: Rohmatul Fikri, S.Pd. – Waka Bidang Kurikulum
Waktu : 8 November 2022
Pertanyaan:
”Menurut Bapak, rendahnya literasi siswa dalam menafsirkan
makna puisi disebabkan oleh apa?”

Jawaban:
1. Bahasa puisi yang sulit dimengerti oleh siswa
2. Guru memberikan contoh puisi yang kurang relevan dengan
kondisi siswa

Wawancara dengan Pakar/ Ahli:


Narasumber: Marzuki, M.Pd. – Pengawas SMK Kabupaten
Pandeglang
Waktu: 8 November 2022
Pertanyaan:
”Menurut Bapak, rendahnya literasi sisw disebabkan oleh apa?”

Jawaban:

- Faktor kurangnya daya baca siswa


- Faktor kurangnya daya dukung sarana prasarana sekolah
seperti Perpustakaan yang tidak memadai baik dari jumlah
buku maupun jenisnya
- Faktor dorongan dari keluarga yang lemah

2 Kesulitan siswa Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap kesulitan siswa meraih nilai KKM
meraih nilai KKM dalam memberikan argumentasi yang tepat untuk melakukan pengajuan
dalam memberikan Pengalaman penulis/peneliti dalam pembelajaran teks negosiasi dan penawaran dalam negosiasi melalui berbagai sumber literatur dan
argumentasi yang khususnya di SMAN 1 Mataram menunjukkan beberapa wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan
tepat untuk kondisi berikut:
melakukan pengajuan kesulitan siswa dalam memahami materi, baik yang berkaitan Faktor Siswa:
dan penawaran dalam dengan dengan konten teks negosiasi maupun aspek 1. Siswa enggan bertanya mengenai materi teks negosiasi yang tidak
negosiasi. kebahasaan. Khusus di X Mipa-2 SMAN 1 Mataram tahun dipahaminya
pelajaran 2020/2021, kesulitan atau kelemahan utama yang 2. Siswa sulit mengungkapkan argumen untuk mempertahankan
K.D. 4.10 teridentifikasi adalah siswa belum mampu mengembangkan pendiriannya dalam bernegosiasi.
Menyampaikan argumen. Sebagian siswa mengeluhkan hal yang berkaitan
pengajuan, dengan pengembangan argument dalam melakukan negosiasi. Faktor Guru:
penawaran, Padahal dalam struktur teks negosiasi, bagian argumen 1. Contoh-contoh yang diberikan oleh guru masih sebatas contoh yang ada
persetujuan, dan merupakan unsur pokok. Kesepakatan (sebagai simpulan di buku teks.
penutup dalam teks negosiasi) yang dicapai dalam negosiasi amat bergantung pada 2. Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru belum tepat.
negosiasi secara lisan. argumen-argumen yang dikemukakan. Argumen yang kuat 3. Penetapan nilai KKM yang kurang tepat.
akan menguatkan posisi negosiator dalam bernegosiasi. Begitu
seseorang sampai pada kesimpulan yang didukung dengan baik
oleh alasan-alasan, argumen juga adalah cara untuk
menjelaskan dan mempertahankannya (Weston, 2007).
Keberhasilan negosiasi memerlukan adanya penyampaian
argumen yang kuat sehingga mampu memengaruhi pihak lain
dalam mencapai kesepakatan (Guntur, 2010). Siswa kelas X
Mipa-2 SMAN 1 Mataram tahun pelajaran 2020/2021 baru
mampu menyampaikan argumen-argumen sederhana dan
singkat yang menyebabkan mereka berada dalam posisi yang
lebih lemah dalam negosiasi. Kalaupun siswa dalam posisi
menguntungkan dalam kesepakatan yang dicapai,
ketidakmampuan mengembangkan argumen menyebabkan
siswa belum memperoleh keuntungan maksimal dalam
kesepakatan tersebut.
Sumber:
Aminullah, Ilhamudin.” Peningkatan Kemampuan Siswa dalam
Mengembangkan Argumen Bernegosiasi melalui Pembuatan
Dialog Film Pendek”. Journal of Classroom Action Research,
2021 (3) 2 : 71-78.
https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/article/
download/895/635
Wawancara dengan Rekan Sejawat
Narasumber: Fauzia Tunnisah, S.Pd. – Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesisa
Waktu: 8 November 2022
Pertanyaan:
Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan untuk mencapai
nilai KKM di materi memberikan argumentasi yang tepat untuk
melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi itu
biasanya kan penyebabnya apa?

Jawaban:
Guru kurang memberikan contoh-contoh video pembelajaran,
sehingga siswa masih belum memahami bagaimana struktur
dari teks negosiasi karena jika hanya membaca, siswa merasa
jenuh dalam belajar.

Wawancara dengan Kepala Sekolah


Narasumber : Nizamuddin, S.T.
Waktu : 8 November 2022

Pertanyaan:
Faktor apa yang dapat menyebabkan siswa kesulitan meraih
nilai KKM dalam suatu mata pelajaran?

Jawaban:
Faktor yang utama tentunya terkait dengan motivasi belajar
tentunya. Apakah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk
belajar, atau tidak. Namun dapat juga karena faktor lain seperti
minat siswa, daya tarik materi pelajaran, frekuensi belajar siswa
atau juga karena gurunya. Nah yang terkait dengan guru, itu
dapat mencakup metode pembelajaran yang diterapkan
ataumedia pembelajaran yang digunakan. Hal lain penyebabnya
juga bisa karena penetapan nilai KKM yang kurang tepat.

Wawancara dengan Pakar/ Ahli


Narasumber : Widya Gusvita, M.Pd. - Dosen Universitas
Tangerang Raya
Waktu : 8 November 2022

Pertanyaan:
Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan utk mencapai nilai
KKM dalam memberikan argumentasi yang tepat untuk
melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi itu
biasanya kan penyebabnya dari apa saja?

Jawaban:
Penyebabnya dari guru dan siswa. Kalau dari guru, kurangnya
motivasi dari guru terhadap siswa. Kurangnya pendalaman
materi dari guru dan kurang tepatnya metode dan media
pembelajaran yang digunakan guru.
Kalau dari siswa, tidak adanya keinginan siswa untuk belajar
ataupun untuk mencapai nilai di atas KKM. Bisa juga dari
siswa yang sebenarnya kurang mengerti dengan materi yang
diajarkan guru tetapi enggan untuk bertanya.
Wawancara dengan Pakar/ Ahli:
Narasumber: Marzuki, M.Pd. - Pengawas SMK Kabupaten
Pandeglang
Waktu: 8 November 2022

Pertanyaan:
Faktor apa yang dapat menyebabkan siswa kesulitan meraih
nilai KKM dalam pembelajaran?

Siswa kesulitan dalam mencapainilai KKM terdapat dua faktor:


- Faktor internal berarti penyebabnya dari diri siswa sendiri.
Misalnya malas belajar atau tidak ada semangat/motivasi
belajar.
- Faktor Eksternal, Kondisi diluar diri siswa yang
mempengaruhi prestasi belajarnya. Misalnya guru kurang
competen dalam mengelola pembelajaran, kurang dukungan
orang tua, kurangnya sarana prasana belajar baik disekolah
maupun rumah.

3 Guru belum mengopti Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap guru belum mengoptimalkan model-
malkan model-model Hasil penelitian yang dilakukan oleh menunjukan bahwa model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik siswa dalam
pembelajaran inovatif kemampuan menganalisis unsur pemabngun puisi kelas X menganalisis diksi, rima, dan konkret dalam puisi melalui berbagai sumber
berdasarkan SMA Negeri 1 Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang
karakteristik siswa Tahun Ajaran 2018/2019 dalam aspek diksi berkategori baik sesuai dengan kondisi berikut:
dalam menganalisis (43,3%) dalam hal ini hipotesis ditolak. Pada kemampuan Faktor Siswa:
diksi, rima, dan menganalisis unsur pembangun puisi pada bagian rima 1. Beberapa siswa belum dapat menuliskan kata dalam bahasa Indonesia
konkret dalam puisi berkategori sangat tidak baik (10,5%) dalam hal ini hipotesis dengan benar.
ditolak. dan pada kemampuan menganalisis unsur pembangun 2. Siswa sedikit memiliki referensi dalam pemilihan kata atau diksi
K.D. 3.17 puisi pada bagian konkret berkategori sangat tidak baik (9%)
Menganalisis unsur dalam hal ini hipotesis ditolak.
pembangun puisi Sumber: Faktor Guru:
. Safitri, Dea. 2019. Kemampuan Menganalisis Unsur 1. Minimnya pengetahuan guru mengenai model-model pembelajaran
Pembangun Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar 2. Model pembelajaran yang sulit diterapkan di sekolah atau kelas
Petalangan Kabupaten Pelalawan Tahun Ajaran 2018/2019. 3. Guru sulit menentukan model pembelajaran dengan karaketr siswa yang
Pekanbaru: Universitas Islam Riau. beragam
https://repository.uir.ac.id/9195/1/156211115.pdf

Wawancara dengan Rekan Sejawat:


Narasumber: Gina Amalia Fauziah, S.Pd. – Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMAN 6 Kota Serang
Waktu: 8 November 2022
Pertanyaan:
Menurut Ibu, ketika guru belum mengoptimalkan model-
model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik siswa
dalam menganalisis diksi, rima, dan konkret dalam puisi, faktor
apa yang menjadi penyebabnya?

Jawaban:
Unsur pembangun puisi sulit bagi siswa karena butuh analisa
yang mendalam (contohnya pilihan diksi, majas, rima)

Wawancara dengan Pakar/ Ahli:


Narasumber: Widya Gusvita, M.Pd. - Dosen Universitas
Tangerang Raya
Waktu: 8 November 2022

Pertanyaan:
Menurut Ibu, ketika guru belum mengoptimalkan model-
model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik siswa
dalam menganalisis diksi, rima, dan konkret dalam puisi, faktor
apa yang menjadi penyebabnya?

Jawaban:

1. Kurang paham dan mendalamnya guru tentang suatu model


2. Sulitnya model pembelajaran diterapkan di sekolah atau
kelas tersebut.
3. Perbedaan siswa tidak bisa menjadikan tolok ukur. Setiap
siswa berbeda-beda, sehingga tidak bisa hanya
mengandalkan satu model pembelajaran.

Wawancara dengan Kepala Sekolah


Narasumber : Nizamuddin, S.T.
Waktu : 8 November 2022

Pertanyaan:
Bagaimana solusi yang tepat menurut bapak agar guru-guru dapat
melakukan pembelajaran dengan mengoptimalkan model-model
pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa?

Jawaban:

Menurut saya, hal tersebut karena pengetahuan dan pengalaman


implementasi pembelajaran yang variatif guru masih belum
memadai. Dapat juga terjadi karena guru mengampu mata
pelajaran yang tidak linier dengan background pendidikan guru
dan karena motivasi guru yang masih rendah untuk
menghadirkan pembelajaran yang berdasarkan karakteristik
siswa.
Wawancara dengan Pakar/ Ahli:
Narasumber : Marzuki, M.Pd. (Pengawas SMK Kabupaten
Pandeglang)
Waktu : 7 November 2022
Pertanyaan:
Menurut pendapat bapak, jika ada permasalahan mengenai guru-guru yang
belum mengoptimalkan model-model pembelajaran berdasarkan
karakteristik siswa dalam kegiatan di kelas disebabkan oleh apa?

Jawaban:
Penyebabnya Kompetensi guru/ kemampuan pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan guru yang kurang memadai
untuk menerapkan model-model pembelajaran tersebut.

4 Adanya disorientasi Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap adanya disorientasi pembelajaran dalam
pembelajaran dalam menelaah aspek kebahasaan teks biografi melalui berbagai sumber literatur
menelaah aspek Observasi yang dilakuakn oleh Rizqi di SMK Negeri 2 Medan dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai
kebahasaan teks dengan melakukan wawancara yang dilakukan kepada guru dengan kondisi berikut:
biografi. bahasa Indonesia Ibu Siti Ferisa Zain Guci, S.Pd., beliau Faktor Siswa:
menungkapkan bahwa kenyataan yang ditemukan di SMK 1. Siswa kesulitan dalam menggunakan pronomina.
K.D. 3. 15 Negeri 2 Medan, mengenai proses pembelajaran pada materi 2. Siswa kesulitan dalam menuliskan kata depan.
Menganalisis aspek teks biografi, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang 3. Sebagian siswa bekum dapat mengklasifikasikan kelas kata.
makna dan diperoleh siswa adalah 55,89. Dari 36 siswa hanya 16 siswa
kebahasaan teks yang telah tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal Faktor Guru:
biografi. (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75, dan sebanyak 20 siswa 1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
belum tuntas belajar dan mencapai KKM. Merujuk pada data karakter siswa
tersebut, maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa 2. Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam pendalaman materi
Indonesia pada materi teks biografi di kelas X TG 2 SMK profesional dan pedagogik
Negeri 2 Medan belum dikatakan berhasil. Mulyasa (2013: 3. Guru tidak menyesuaikan RPP antara kelas satu dengan kelas yang lain.
131) menyebutkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan
berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa di
kelas telah mencapai KKM.
Sumber:
Rizqi, S.S. 2019. Efektivitas Strategi Pembelajaran Aktif Quiz
Team terhadap Hasil 8 Belajar Menelaah Teks Biografi Siswa
Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Medan: Universitas Negeri Medan.
http://digilib.unimed.ac.id/39150/9/8.%20NIM.
%202152111019%20CHAPTER%20I.pdf
Wawancara dengan Rekan Sejawat:
Restu Andika Purnama – Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SMAN Kota Serang

Pertanyaan:

Ketika guru belum mengoptimalkan teknologi/ inovasi dalam


pembelajaran merumuskan teks negosiasi sebabnya karna apa?
Lalu efek pada kemampuan siswa dalam materi teks negosiasi
akan seperti apa?

Jawaban:

Disorientasi terjadi terkadang karena siswa lupa dengan materi


yang sama pernah dipelajari di SMP seperti teks prosedur,
puisi, dan materi lainnya. Dapat juga dikarenakan daya
pemahaman siswa yang berbeda karena guru yang
menyampaikan juga berbeda ketika di SMP dan SMA itu lah
yang membuka kemungkinan disorientasi pada siswa
khususnya pada materi menelaah aspek kebahasaan teks
biografi.

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


Narasumber: Nizamuddin, S.T.
Waktu: 8 November 2022
Pertanyaan:
Menurut bapak faktor apa yang dapat membuat adanya
disorientasi pembelajaran yang dialami oleh siswa pada materi
pembelajaran?
Jawaban:
Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru masih
perlu ditingkatkan kembali terutama pada materi terkait literasi.
Untuk itu perlu ditindak lanjuti dengan mengikutsertakan guru
dalam pelatihan-pelatihan yang mendukung peningkatan
kompetensi pedagogik dan Profersional guru.

Wawancara dengan Pakar/ Ahli:


Narasumber: Marzuki, M.Pd. – Pengawas SMK Kabupaten
Pandeglang
Waktu: 7 November 2022
Pertanyaan:
Menurut bapak faktor apa yang dapat membuat adanya
disorientasi pembelajaran yang dialami oleh siswa pada materi
pembelajaran?
Jawaban:
- Faktor kurangnya daya baca siswa
- Faktor kurangnya daya dukung sarana prasanaa sekolah
seperti Perpustakaan yang tidak memadai baik dari jumlah
buku maupun jenisnya
- Faktor dorongan dari keluarga yang lemah
Solusinya :
- Tingkatkan motivasi membaca siswa melalui kompetisi
Literasi di kelas maupun di sekolah
- Perbanyak tugas-tugas yang menuntut siswa untuk membaca
- Optimalkan perpustakaan sekolah dengan beragam buku
yang menarik siswa
- Permudah akses siswa untuk memperoleh bacaan/buku.
Misalnya dengan membangun pojok-pojok baca.

5 Siswa belum terbiasa Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap Siswa belum terbiasa dengan
dengan pembelajaran pembelajaran yang mengarah pada HOTS dalam menulis puisi untuk
yang mengarah pada Penerapan HOTS masih sulit diterapkan guru dalam mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu melalui berbagai sumber
HOTS dalam menulis pembelajaran sehingga guru masih menciptakan soal yang literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang
puisi untuk hanya mengandalkan ingatan otak dibandingkan dengan sesuai dengan kondisi berikut:
mengungkapkan berfikir secara kritis. Penerapan dalam penyusunan soal Faktor Siswa
perasaan terhadap berbasis HOTS masih sangat minim untuk diterapkan dalam 1. Siswa kesulitan dalam pemilihan kata atau diksi
sesuatu. pembelajaran yang ada di sekolah. Sesuai dengan pernyataan, 2. Siswa kesulitan menyusun kalimat dalam menungkapkan
permasalahan yang muncul adalah cenderung berkaitan dengan pengalamannya.
K.D. 4.17 masih banyak guru yang kebingungan dalam menerapkan 3. Siswa menganggap materi puisi adalah materi yang membosankan dan
Menulis puisi dengan pembelajaran berbasis HOTS tersebut. Para guru masih belum sulit.
memperhatikan unsur paham tentang penyusunan soal, sehingga mereka kesulitan
pembangunnya (tema, tentang cara menerapkan dan menilai. Faktor Guru:
diksi, gaya bahasa, Kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai 1. Tidak memberikan referensi dalam pemilihan diksi
imaji, struktur, suatu kondisi dalam proses mengajar yang ditandai oleh adanya 2. Guru tidak menguasai konsep HOTS
perwajahan). hambatan tertentu bagi seorang guru dalam kegiatan 3. Guru terfokus pada buku teks untuk memberikan contoh atau referensi
mengajarnya untuk memperoleh hasil yang ingin dicapai, bacaan puisi pada siswa.
hambatan itu mungkin disadari ataupun tidak disadari oleh
seorang guru, baik bersifat psikologis, sosiologis atau fisiologis
dalam proses mengajar (Asep, 2008: 7).
Sumber: Sianturi. “Analisis Kesulitan Guru Bahasa Indonesia
dalam Penerapan Pembelajaran Higher Order Thinking Skills
(HOTS) di SMK Swasta Pariwisata Prima Sidikalang”. Jurnal
Pendidikan Bahasa Indonesia 05, No 02 2021.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/
3676/2574

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Selvia Yuliana yaitu: (1)


Skenario pembelajaran terdiri dari lima pertemuan yaitu empat
kali perlakuan menggunakan metode Quantum Learning
dengan langkah-langkah TANDUR (Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan) berbantuan media
ICT (powtoon dan kahoot) dan satu kali tes, sedangkan hasil
implementasi pembelajaran mendapatkan persentase lembar
observasi guru dan siswa sebesar 97,5% dan 97,8% serta dapat
meningkatkan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan menulis
puisi baru dengan mendapatkan nilai rata-rata 82; (2) Respons
guru dan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi baru
dengan menggunakan metode Quantum Learning berbantuan
media ICT mendapatkan persentase sebesar 81,7% dan 81,2%
yang menunjukkan guru dan siswa merespons sangat baik; (3)
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ditemukan pada
permasalahan mengenal unsur-unsur pembangun puisi.
Sumber:
Yuliana, Selvi. Pembelajaran Menulis Puisi Baru pada Siswa
Siswa Smk Kelas X dengan Menggunakan Metode Quantum
Learning Berbantuan Media ICT.Cimahi; 2022. Skripsi.
https://ikipsiliwangi.ac.id/repository/?p=show_detail&id=4580

Wawancara dengan Rekan Sejawat


Narasumber: Icih Rosliawati, S.Pd. – Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Waktu: 8 November 2022
Pertama dalam menulis puisi kemampuan siswa masih berbeda-
beda. Ini membuat ibu sedikit kesusuhan. Karena harus benar-
benar mampu menjelaskan agar siswa mengerti. Selain itu
kendala yang ibuk alami yaitu siswa kadang bercanda. Hal ini
disebabkan karena mungkin pelajaran ibu selalu terdapat pada
jam terakhir sehingga menyebabkan siswa tak sabar menunggu
jam pulang. Ketiga pelaksanaan tidak sesuai dengan
perancanaan. Mungkin adik bisa lihat sendiri. Ibu mengajar
masih menyesuaikan dengan situasi kelas dan kondisi siswa. Itu
sebabnya kadang tidak sesuai. Tapi ibu tetap menyesuaikan
dengan langkah-langkah yang ibu ibu. Hanya kadang
ditambahkan secara spontan.
Unsur pembangun puisi sulit bagi siswa karena butuh analisa
yang mendalam (contohnya pilihan diksi, majas, rima)

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


Narasumber : Nizamuddin, S.T.
Waktu : 8 November 2022
Pertanyaan:
Jika siswa belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS, apa yang menjadi
penyebab hal tersebut?

Jawaban:
1. Selama covid-19, siswa mengalami lost learning sehingga
pembelajaran HOTS membutuhkan usaha yang keras.
2. Guru belum sepenuhnya membiasakan pembelajaran yang
mengarah pada HOTS.
3. Guru terjebak di zona nyaman dengan mengajar terfokus
pada buku teks.

Wawancara dengan Pakar/ Ahli:


Marzuki, M.Pd. – Pengawas Pembina SMK Kabupaten
Pandeglang
Senin, 7 November 2022
Pertanyaan:
Jika siswa belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS, apa yang menjadi
penyebab hal tersebut?

Jawaban:
Guru belum kreatif untuk mengelola pembelajaran yang dapat
menumbuhkan daya kritis, kreatif dan inovatif siswa.

6 Guru belum Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap guru belum mengoptimalkan teknologi/
mengoptimalkan inovasi dalam merumuskan teks negosiasi melalui berbagai sumber literatur
teknologi/ inovasi Menurut Siahaan (2008), beberapa kemungkinan argumentasi dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai
dalam pembelajaran guru berdasarkan hasil identifikasi Sudirman Siahaan adalah dengan kondisi berikut:
merumuskan teks bahwa: (1) mengajar dengan menggunakan buku teks saja Faktor Siswa:
negosiasi. menurut guru, para peserta didiknya sudah memperlihatkan 1. Siswa memerlukan model yang dapat meningkatkan keterampilan
prestasi belajar yang memadai dan bahkan membanggakan; (2) menulis teks negosiasi berkaitan dengan masalah-masalah aktual yang
K.D. 3.10 mencari sumber-sumber belajar lainnya termasuk melalui terjadi. Dalam hal ini siswa memerlukan model yang tepat untuk
pemanfaatan TIK (di luar buku teks yang sudah ditetapkan) menulis teks negosiasi.
Mengevaluasi menurut guru tentulah menyita waktu dan biaya; (3) 2. Siswa kurang memahami pembelajaran teks negosiasi dengan baik
pengajuan, keengganan guru untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga siswa sulit untuk merumuskan ciri teks negosiasi.
penawaran, dan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran jika 3. Siswa kurang mampu dan percaya diri dalam menuangkan ide-ide dan
persetujuan dalam tidak ada konsekuensi logis yang dapat mereka rasakan atau gagasan gagasan yang dimilikinya.
teks negosiasi lisan peroleh.
maupun tulis. Sumber: Moslem, Muhammad C. dkk. “Faktor-faktor yang
Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Faktor Guru:
Pelajaran Aircraft Drawing di SMK.”. Journal of Mechanical 1. Guru sulit lepas dari zona nyaman yaitu mengajar dengan menggunakan
Engineering Education, 0 6, No. 02. 2019. buku teks.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21803 2. Kurangnya minat guru untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang
Wawancara Rekan Sejawat: teknologi
Narasumber: Restu Andika Purnama – Guru Bahasa Indonesia 3. Kompetensi guru yang masih belum memumpuni di bidang teknologi
– Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMAN Kota Serang. 4. Sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai dalam penerapan
Waktu: 9 November 2022 pembelajaran menggunakan teknologi.
Pertanyaan: 5. Pentingnya peran sekolah dalam pengembangan guru terkait
pembelajaran dengan penggunaan teknologi.
Berdasarkan pengalaman Ibu, ketika guru belum belum
mengoptimalkan teknologi/ inovasi dalam mengevaluasi
pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi,
penyebabnya karna apa? Lalu efek ke siswanya seperti apa?
Kesulitan apa yg dialami oleh siswa ketika mengevaluasi
pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi yg
disebabkan oleh guru yang belum optimal menggunakan
teknologi dalam pembelajaran tersebut?

Jawaban:

Penyebabnya guru tersebut belum terbiasa dengan adanya


kemajuan teknologi yang ada, bisa disebabkan guru tersebut
sudah berumur, sehingga sedikit sulit mempelajari atau
mengikuti teknologi yang ada.

Efeknya siswa belajar hanya sesuai arahan guru secara manual


atau biasa. Adapun bisa berefek baik jika siswa tersebut kreatif
dalam mengembangkan keingintahuan mereka dalam hal positif

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


Nizamuddin, S.T. – Kepala SMK Budi Utama Panimbang
Waktu: 8 November 2022

Pertanyaan:
Menurut Bapak, faktor apa yang menjadi penyebab Guru belum
mengoptimalkan teknologi/ inovasi dalam pembelajaran?

Jawaban:
Guru masih belum memiliki pengetahauan dan kompetensi
dalam mengoptimalkan teknologi sebagai sarana atau media
pembelajaran yang terkait dengan materi puisi. Apalagi puisi
sering kali dianggap sesuatu yang sulit baik dalam memahami
maknanya, menulisanya, juga membacakannya.

Wawancara dengan Pakar/ Ahli:


Narasumber: Marzuki, M.Pd. – Pengawas SMK Kabupaten
Pandeglang
Waktu: 8 November 2022
Pertanyaan:
Menurut Bapak, faktor apa yang menjadi penyebab Guru belum
mengoptimalkan teknologi/ inovasi dalam pembelajaran?

Jawaban:
- Kompetensi guru yang kurang didalam
memberdayakan/menggunakan teknologi pembelajaran
- Ketiadaan atau kurangnya sarana pengembangan teknologi
pembelajaran
- Guru belum terpacu / termotivasi untuk melakukan inovasi
dalam pembelajaran
- Kurangnya peran kepala sekolah didalam menumbuhkan
jiwa kreatif dan inovatif pada guru

Anda mungkin juga menyukai