Anda di halaman 1dari 7

USAHA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SDN 02 DEMANGAN
KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN

Suhadak
SDN 02 Demangan Kecamatan Taman Kota Madiun

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui proses / prosedur
penerapan Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). (2) Untuk
meningkatkan prestasi belajar PKn melalui Pendekatan konstekstual (Contextual
Teaching and Learning) pada siswa kelas IV SDN 02 Demangan Kecamatan Taman
Kota Madiun Tahun Ajaran 2017 / 2018. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
sebanyak dua siklus yang tiap putaran terdiri dari (1) perencanaan,(2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, (4) revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas empat semester 1 Dari
hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus
I sampai siklus II, yaitu siklus I (22,72%), siklus II (90,90%), begitu pula prestasi belajar
kelompok mengalami peningkatan yaitu, siklus I (63,63%), siklus II (85,22%) Dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dikemukakan
kesimpulan bahwa penggunaan pende-katan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning ), terbukti mampu meningkatkan terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas IV
SDN 02 Demangan Kecamatan Taman Kota Madiun .
Kata kunci: Prestasi belajar, PKn, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning)

Pendahuluan: Pendidikan merupakan suatu penting dan diharapkan memiliki cara atau metode
pengemba-ngan kepribadian dan kemampuan. mengajar yang baik dan mampu memilih metode
Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, konsep-konsep mata pelajaran yang akan
2003 : 6), ” Pendidikan Nasional berfungsi untuk disampaikan.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Siswa di SDN 02 Demangan Kecamatan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat Taman Kota Madiun masih banyak mengala-mi
kesulitan dalam mempelajari PKn materi Sistem
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”,
Pemerintahan Desa, siswa cenderung tidak
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu
tertarik dan sulit memahami materi yang
proses interaksi atau hubungan timbal balik antar
disampaikan guru, ini dibuktikan dengan kurang
guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Di sini
ada respon pada saat proses belajar mengajar
guru termasuk salah satu komponen dalam proses
berlangsung dan dapat dilihat dari data prestasi
belajar mengajar dan pemegang perang yang
siswa mata pelajaran PKn yang kurang. Siswa
sangat penting. Guru bukan sekedar penyampai
tidak bisa paham jika hanya dijelaskan tanpa
materi tetapi dapat dikatakan sebagai sentral
diberi kesempatan untuk melihat, mengetahui
pembelajaran, pengatur sekaligus pelak dalam
dan membuktikan sendiri.
proses belajar mengajar. Jadi guru harus dapat
Berdasarkan uraian di atas masalah-
membuat suatu pengajaran efektif dan menarik
masalah yang timbul dapat teridentifikasi
hingga behan pelajaran yang disampaikan
sebagai berikut : 1) Nilai rata-rata PKn untuk
membuat siswa senang dan merasa perlu
kelas IV dapat dikatakan lebih rendah
mempelajari bahan pelajaran tersebut.
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. ,
Berhasilnya tujuan pendidikan ditentukan
2) Siswa cenderung tidak tertarik jika
oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor guru
penyampaian materi pelajaran PKn menggu-
dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
nakan metode ceramah atau konvensional, 3)
karena guru secara langsung peran guru sangat
Kurang adanya model pendekatan pembela-jaran
Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018
1
yang sesuai sehingga prestasi belajar PKn siswa kegiatan atau usaha. Menurut Kamus Umum
menurun. Bahasa Indonesia (1996:186) prestasi adalah hasil
Analisis Masalahnya yaitu bahwa pada yang sudah dicapai. Sedang menurut Winkel
pembelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan (1996:165)adalah bukti saha yang sudah dicapai.
Desa pada siswa kelas IV SDN 02 Demangan Dari beberapa pendapat tentang prestasi dapat
Kecamatan Taman Kota Madiun perlu dipergu- ditarik kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil
nakan suatu pendekatan baru yang lebih dapat yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar
melibatkan siswa. yang dilakukan.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Jadi arti dari prestasi belajar adalah hasil
Masalah yaitu dengan menggunakan pendeka- penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan
tan konstekstual (Contextual Teaching and hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan
Learning) yang dimungkinkan dapat mening- Instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan
katkan prestasi belajar PKn bagi siswa kelas IV perilaku yang diharapkan dari siswa. (Lanawati
SDN 02 Demangan Kecamatan Taman Kota dalam Reni Akbar dan Hawadi,2004 : 168).
Madiun . Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk prestasi belajar. Miranda, Winkel, dan Santrock
mengetahui proses / prosedur penerapan (dalam Reni Akbar Hawadi, 2004:164-169),
Pendekatan konstekstual (Contextual Teaching menyatakan bahwa prestasi belajar siswa
and Learning) dan juga untuk meningkatkan ditentukan oleh faktor-faktor berikut. (a) Faktor-
prestasi belajar PKn melalui Pendekatan faktor yang ada pada siswa diantaranya adalah
konstekstual (Contextual Teaching and Learning) taraf intelegensi, bakat khusus, taraf kemampuan
pada siswa kelas IV SDN 02 Demangan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf
Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun Ajaran organisasi politik, motifasi, kepribadian, perasaan,
2017 / 2018. sikap, minat, konsep diri dan kondisi fisik dan
Diharapkan manfaat Penelitian Perbaikan psikis ,(b) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan
Pembelajaran ini bagi peneliti dapat mengetahui rumah diantaranya hubungan antar orang tua,
seberapa besar efektif pendekatan konstekstual hubungan orang tua anak, jenis pola asuh dan
(Contextual Teaching and Learning) dalam keadaan sosial ekonomi keluarga , (c) Faktor-
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV faktor yang ada di lingkungan sekolah yaitu guru,
SDN 02 Demangan Kecamatan Taman Kota kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial
Madiun Tahun Ajaran 2017 / 2018. sekolah, keadaan fisik dan fasilitas sekolah,
Bagi guru dapat dipergunakan sebagai hubungan sekolah dengan orang tua dan lokasi
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses be- sekolah , (d) Faktor-faktor pada lingkungan sosial
lajar mengajar PKn dengan pendekatan konsteks- yang lebih luas yaitu keadaan sosial, politik,
tual (Contextual Teaching and Learning) untuk ekonomi dan keadaan fisik, cuaca dan iklim
meningkatkan prestasi belajar siswa secara Pendidikan Kewarganegaraan
optimal. Komponen penting dalam pendidikan
Bagi siswa agar proses belajar mengajar kewarganegaraan adalah komponen keterampilan
menjadi senang dan tertarik pada mata pelajarn bermasyarakat. Yaitu suatu usaha untuk
PKn sehingga dapat mengembangkan potensinya membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
untuk mencapai prestasi yang optimal. kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan antara warga Negara bangsa dan Negara serta
pemikiran untuk mengembangkan strategi belajar pendidikan pendahuluan Bela Negara (PPBN)
mengajar guna mengahasilkan lulusan (out put) agar menjadi warga Negara yang dapat
yang lebih berprestasi. dihandalkan oleh bangsa dan Negara kesatuan
Kerangka Dasar Teori Republik Indonesia (Tim Dosen PKn UNIPMA
Pretasi Belajar Madiun, 2017 : 1).
Menurut Sardiman (2001:46)Prestasi adalah Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah
kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik berikut. a) Berfikir secara kritis, rasional, dan
dari dalam maupun luar individu . Sedang kreatif , b) Berpartisipasi secara aktif dan
menurut Tabrani (1991:22) prestasi adalah bertanggung jawab, c) Berkembang secara positif
kemanpuan nyata yang dicapai individu dari suatu dan demokratis d) Berinteraksi dengan bangsa-

Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018


2
bangsa lain dalam percaturan dunia (Arnie Fajar, Ketiga, Kontekstual (Contextual Teaching and
2004 : 143) Learning) mendorong siswa untuk dapat
Ruang lingkup Pendidikan Kewarga- menerapkannya dalam kehidupan, yaitu
negaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.: a) memahami materi yang dipelajari dan bagaimana
Persatuan dan Kesatuan bangsa, b) Norma, hukum materi itu dapat mewarnai perilakunya dalam
dan peraturan, meliputi,c) Hak asasi manusia d) kehidupan sehari-hari dan dalam mengarungi
Kebutuhan warga negara e) Konstitusi Negara f) kehidupan nyata. (Wina Sanjaya, 2005 : 109-110)
Kekuasaan dan politik, g) Pancasila h) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Globalisasi (Suyatno,2009:2-3). Menurut Masnur Muslich, (2007 : 42-43)
Kompetensi lulusan pendidikan mengemukakan bahwa pembelajaran dengan
Kewarganegaraan diharapkan adalah seperangkat pendekatan konstekstual mempunyai karakteristik
tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari sebagai berikut :(1) Pembelajaran dilaksanakan
seorang warga negara dalam berhubungan dengan dalam konteks autentik ,(2) Pembelajaran
Negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mengerjakan tugas-tugas yang bermakna ,(3)
menerapkan konsepsi falsafah bangsa, Wawasan Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Pendidikan pengalaman bermakna kepada siswa ,(4)
Kewarganegaraan yang berhasil akan Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja
membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar
rasa tangung jawab dari peserta didik. Sikap ini teman ,(5) Pembelajaran memberikan kesempatan
disertai denga perilaku yang :(a) Beriman dan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,(b) sama, dan saling memahami antaraa satu dengan
Berbudi pekerti luhur , berdisiplin dalam yang lan secara mendalam ,(6) Pembelajaran
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.(c) dilaksanakan secara aktif, kreatif, produkrif dan
Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan mementingkan kerja sama
kewajiban sebagai warga Negara.(d) Bersifat Komponen Pembelajaran Kontekstual
professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Menurut Wina Sanjaya (2006 : 264-268),
Negara,(e) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran Konstekstual
dan teknologi serta seni untuk kepentingan (Contextual Teaching and Learning) terdapat 7
kemanusiaan, bangsa dan Negara (Hamdan asas, dan asas ini disebut juga komponen-
Mansyur,2005:6). komponen Konstekstual (Contextual Teaching
Konstekstual (Contextual Teaching and and Learning), yaitu (1) Konstruktivisme yaitu
Learning) membangun pengetahuan baru dalam struktur
Pengertian Konstekstual (Contextual Teaching kognitif siswa, (2) Inquiry artinya proses
and Learning) pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
Konstekstual (Contextual Teaching and penemuan melalui proses berpikir secara
Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran sistematis, (3) Bertanya (Questioning) adalah
yang menekankan kepada proses keterlibatan bertanya dan menjawab pertanyaan, (4)
siswa secara penuh untuk dapat menemukan Masyarakat belajar (learning community artinya
materi yang dipelajari dan menghubungkannya pembelajaran diperoleh melalui kerja sama
dengan situasi kehidupan nyata sehingga dengan orang lain, (5)Pemodelan (Modelling)
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya artinya proses pembelajaran dengan tipe
dalam kehidupan mereka. memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang ditiru siswa,(6) Refleksi (Reflection) yaitu proses
harus kita pahami. Pertama, Kontekstual pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
(Contextual Teaching and Learning) menekankan dengan mengurutkan kembali kejadian atau
kepada proses keterlibatan siswa untuk peristiwa yang telah dilalui dan, (7) Nyata
menemukan materi yaitu proses belajar (Authentic Assessment) yaitu proses yang
diorientasikan pada proses pengalaman secara dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
langsung. Kedua, Kontekstual (Contextual tentang perkembangan belajar siswa.
Teaching and Learning) mendorong agar siswa Kelebihan dan Kelemahan dalam
dapat menemukan hubungan antara pengalaman Pembelajaran Konstekstual (Contextual
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Teaching and Learning)

Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018


3
Kelebihan : Pembelajaran menjadi lebih Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus 2
bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk Mata Pelajaran PKn dalaksanakan hari Kamis, 2
dapat menangkap hubungan antara pengalaman Oktober 2017
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
danPembelajaran lebih produktif dan mampu Penelitian ini secara garis besar terdapat
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa empat tahapan yang lazim dilalui. Menurut
karena pendekatan pembelajaran konstekstual Suharsimi Arikunto (2006 : 16-20), yaitu : (1)
menganut aliran konstruktivisme, Perencanaan (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
Kelemahan :Guru lebih intensif dalam dan (4) Refleksi.
membimbing, karena dalam pendekatan Model penelitian tindakan kelas untuk
konstekstual guru tidak lagi berperan sebagai masing-masing tahap digambarkan sebagai berikut
pusat informasi. :
Peran guru dan siswa dalam proses
pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning)
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru
manakala menggunakan pendekatan kontekstual.
(1) Siswa dalam pembelajaran kontekstual
dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. (2) Setiap anak memiliki
kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru
dan penuh tantangan. (3) Belajar bagi siswa
adalah proses mencari keterkaitan atau
keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan
hal-hal yang sudah diketahui. (4) Belajar bagi Gambar 3.1 Siklus PKP
anak adalah proses penyempurnaan skema Penelitian dibagi dalam dua siklus, yaitu
yang telah ada (asimilasi) atau proses sikllus I, dan II, pada masing-masing putaran
pembentukan skema baru (akomodasi), dikenai peralatan yang sama (alur kegiatan yang
Banyak pendidik telah menyadari bahwa sama) dan membahas satu sub pokok bahasan
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing-
menolong semua siswa menguasai materi masing putaran. Penelitian ini dibuat dalam dua
akademik yang sulit-sulit siswa yang beresiko siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem
maupun siswa yang gampang belajar. Kontekstual pengajaran yang telah dilaksanakan.
(Contextual Teaching and Learning) membantu
Tehnik Analisis data
siswa belajar karena system pendidikan ini cocok Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
dengan fungsim otak dan cara kerja alam. Deskriptikualitatif, dengan pemikiran data yang
(Chaedar Alwaisilah, 2007 : 301). digunakan adalah analisis kualita data yaitu data
Menggunakan Kontekstual (Contextual yang diperoleh kemudian dianalisa dan
Teaching and Learning) berarti memberi para dideskripsikan dengan kata-kata untuk
siswa kesempatan untuk menemukan makna dan memperoleh kesimpulan. Kualitatif (Observasi)
arti akademik yang tinggi. bertujuan untuk memperoleh data tentang :
METODE PENELITIAN kegiatan kelompok siswa pada saat pelaksanaan
Subyek, tempat dan waktu penelitian adalah pembelajaran di kelas dan situasi kondisi di kelas.
siswa kelas IV SDN 02 Demangan Kecamatan a) Lembar Observasi, bertujuan untuk
Taman Kota Madiun tahun ajaran 2017/2018. memperoleh data tentang : Tingkat keaktifan
Dengan jumlah siswa, yaitu 22 siswa yang terdiri kegiatan kelompok dengan format penilaian
dari 14 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. aspek yang dinilai meliputi kerjasama,
Penelitian dilakukan bulan September sampai keaktifan, keberaniandan ketepatan
Oktober semester 1 tahun ajaran 2017/2018 b) Tes Untuk mengetahui adanya peningkatan
dalam 2 (dua) siklus yaitu: Pelaksanaan Perbaikan hasil belajar PKn siswa, dianalisis dengan
Pembelajaran siklus 1 Mata Pelajaran PKn membandingkan nilai rata-rata hasil tes pada
dilaksanakan hari Kamis, 19 September 2017 dan setiap siklus I dan II.
Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018
4
Siswa yang menjalani tes akan dinyatakan Desa. b) Guru memberikan kesempatan pada
tuntas dalam belajar adalah mendapat nilai 70 siswa untuk Tanya jawab. c) Guru menugasi siswa
dengan KKM yang telah ditentukan. Apabila untuk membuat kelompok dan setiap kelompok
belum tuntas dalam siklus I, maka diadakan tes terdiri dari 4-5 anak. d) Guru memberikan media
lagi yang diinginkan untuk mengetahui skor siswa gambar tentang materi yang dijelaskan di atas. e)
dan digunakan rumus sebagai berikut : Guru memberikan kesempatan bagi siwa untuk
Rumus Ketuntasan Klasikal : berdiskusi apa yang akan mereka pelajari dalam
gambar dan menyabutkan dampak positif dan
Ketuntasan Klasikal : x 100% negatif dari gambar tersebut. f) Siswa
menganalisis gambar tersebut dan membuat
kesimpulan.g) Siswa mempersentasikan hasil
Hasil tes siswa dianalisis dengan kerjanya, kelompok lain tetap memperhatikan. h)
menggunakan presentase untuk selanjutnya Guru memberikan tugas individu pada siswa.
ditafsirkan menggunakan kalimat kualitas sebagai i) Siswa mengumpulkan hasil tugas individu
berikut :  70%  tak tuntas ,  70%  tuntas . untuk diperiksa guru, apakan siswa sudah
Siswa dianggap tuntas secara klasikal apabila menguasai materi pelajaran tersebut atau belum.
presentase yang diperoleh lebih dari 70 % atau Pengamatan pelaksanaan pembelajaran
sama dengan 70 %. Sedangkan kelas dianggap yang telah dilakukan oleh siswa, maka diperoleh
tuntas dalam pembelajaran bila presentase yang hasil pengamatan sebagai berikut : Untuk mata
diperoleh lebih dari 70 % atau sama dengan 70 %. Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas
HASIL PENELITIAN IV SD : menetapkan kriteria ketuntasan minimal
Deskripsi Hasil Penelitian (KKM) sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKP ini sekolah yaitu sebesar 70. Dari pengamatan pada
dengan menggunakan pendekatan Kontekstual siklus I didapat data 5 siswa yang tuntas, 17 siswa
(contextual teaching and Learning) yang telah tidak tuntas maka dapat diketahui bahwa siswa
dilaksanakan pada setiap siklus diperoleh data yang tuntas dalam belajar pada siklus I adalah
sebagai berikut. 22,72%.
a. Siklus I Selain pemahaman materi, peneliti juga
Perencanaan a) Guru menentukan materi melakukan observasi terhadap kelompok. Berikut
pelajaran yang akan diberikan unyuk siswa. adalah tabel hasil observasi kerja kelompok yang
Materi yang diberikan pada pelajaran ini adalah dilakukan oleh siswa. Berdasarkan data observasi
tentang sistem pemerintahan desa. b) Guru untuk kerjasama perolehan skor 60, keaktifan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran meemperoleh skor 55, keberanian memperoleh
(RPP) sesuai dengan silabus. c) Guru menyiapkan skor 54 dan ketepatan memperoleh skor 55
perangkat pembelajaran lain yang mendukung dengan hasil prosentase observasi kelompok
yaitu media pembelajaran, soal-sosl evaluasi yang adalah 63,63 %
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Refleksi pada pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil
untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 pengamatan sebagai berikut :Kemampuan siswa
September 2017 dikelas IV dengan jumlah siswa dalam memahami materi PKn masih belum
22 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai optimal. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa
guru. Apapun proses belajar mengajar mengacu yang masih rendah dalam mengikuti pelaksanaan
pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. pembelajaran. a) Siswa belum bisa beradaptasi
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan baik terdapat pembelajaran Kontekstual
dengan pelaksanaan belajar mengajar. (contextual teaching and Learning) Yang
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diterapkan terbukti pada saat proses pembelajaran
diberi tes formatif dengan tujuan untuk masih ada siswa yang bingung, diam, dan ramai
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam sendiri. b) Dalam kegiatan diskusi siswa masih
proses belajar mengajar kegiatan pada siklus I belum aktif dalam bertanya maupun menanggapi
sebagai berikut: a) Guru memberikan pertanyaan. c) Siswa masih belum lancar dalam
pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual mempresentasikan hasil diskusi.
(Contextual Teaching and Learning) yaitu Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
penjelasan mengenai materi Sistem Pemerintahan pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,

Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018


5
sehingga perlu adanya perbaikan untuk siklus mempersentasikan hasil kerjanya, kelompok lain
berikutnya : a) Guru harus terampil dalam tetap memperhatikan. (9) Guru memberikan tugas
melaksanakan proses pembelajaran, b) Guru lebih individu pada siswa. (10) Siswa mengumpulkan
memberikan bimbingan kepada siswa yang masih hasil tugas individu untuk diperiksa guru, apakan
merasa bingung dan cenderung diam untuk siswa sudah menguasai materi pelajaran tersebut
memperhatian penggunaan Pendekatan atau belum.
Konstekstual (contextual teaching and Learning) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan, c) Memberikan kesempatan yang telah dilakukan oleh siswa, maka diperoleh
kepada siswa untuk terus berusaha diberikan, d) hasil pengamatan pada siklus II sebagai berikut :
Guru membimbing siswa agar lancar dalam dari 22 siswa yang tuntas ada 20 siswa, yang tidak
mempreaentasikan hasil diskusi. tuntas 2 siswa, maka dapat diketahui bahwa siswa
b. Siklus II yang tuntas dalam belajar pada siklus I adalah
Perencanaan (1) Guru menentukan materi 90,90%.
pelajaran yang akan diberikan untuk siswa. Selain pemahaman materi, peneliti juga
Materi yang diberikan pada pelajaran ini adalah melakukan observasi terhadap kelompok.
tentang globalisasi.(2) Guru membuat Rencana Berdasarkan data observasi untuk
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kerjasama perolehan skor 70, keaktifan
silabus dengan memperhatikan keberhasilan pada meemperoleh skor 71, keberanian memperoleh
Siklus I. (3) Guru menyiapkan perangkat skor 79 dan ketepatan memperoleh skor 80
pembelajaran lain yang mendukung yaitu media dengan hasil prosentase observasi kelompok
pembelajaran, soal-soal evaluasi yang digunakan adalah 85,22 %
untuk mengukur prestasi belajar siswa. Refleksi Pada tahap akan dikaji apa yang
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah terlaksana dengan baik dalam proses belajar
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 mengajar dengan penerapan pembelajaran melalui
Oktober 2017 dikelas IV dengan jumlah siswa 22 Pendekatan Konstekstual (Contextual Teaching
orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai and Learning) pada pelajaran PKn kelas IV SDN
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu 02 Demangan . Dari data-data yang yang telah
pada rencana pembelajaran dengan diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : (1)
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga Selama proses belajar mengajar guru telah
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
terulang lagi pada siklus II. Pengamatan Meskipun masih ada beberapa aspek yang belum
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan sempurna, tetapi prosentase pelaksanaan dari
pelaksanaan belajar mengajar siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang
Pada akhirnya proses belajar mengajar sangat drastis. (2) Ketuntasan belajar siswa tinggi
siswa dibeli tes formatif dengan tujuan untuk Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
mengetahui tingkat kebersihan siswa dalam proses semakin meningkat.
belajar mengajar yang telah dilakukan adapun Pembahasan
kegiatan-kegiatan siklus II secara lebih rinci a. Prestasi Belajar
adalah sebagai berikut : (1) Guru memberikan Melalui hasil penelitian ini menunjukkan
pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual bahwa prestasi belajar siswa meningkat dengan
(contextual teaching and Learning), yaitu menggunakan pembelajaran melalui Pendekatan
penjelasan mengenai materi sistem pemerintahan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
desa. (3) Guru memberikan kesempatan pada Karena siswa belajar dengan mengaitkan
siswa untuk tanya jawab. (4) Guru menugasi kehidupan nyata yaitu siswa melihat sendiri
siswa untuk membuat kelompok dan setiap beberapa contoh nyata, ini terlihat dari prosentase
kelompok terdiri dari 4-5 anak.(5) Guru ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 dan siklus 2
memberikan media gambar tentang materi yang masing-masing 22,72% dn 90,90%. Ini berarti ada
dijelaskan di atas. (6) Guru memberikan kenaikan 68,18%
kesempatan bagi siwa untuk berdiskusi apa yang b. Pengamatan terhadap Kegiatan Kelompok
akan mereka pelajari dalam gambar dan Melalui hasil dari siklus I bahwa kerjasama
menyabutkan dampak positif dan negative dari memperoleh jumlah skor sebesar 60, keaktifan
ambar tersebut. (7) Siswa menganalisis gambar memperoleh skor sebesar 55, Keberanian
tersebut dan membuat kesimpulan. (8) Siwa memperoleh skor sebesar 54, ketepatan memperoleh

Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018


6
skor sebesar 55, dengan hasil prosentase 63,63%. Ini peningkatan rata-rata siswa. b) Penggunaan
menunjukkan bahwa dalam kegiatan kelompok Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
siklus I masih belum berhasil. Hasil siklus II kerja Learning) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
sama sebesar 70, keaktifan memperoleh skor sebesar meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV
71, Keberanian memperoleh skor sebesar 79, SDN 02 Demangan Kecamatan Taman Kota
ketepatan memperoleh skor sebesar 80, dengan hasil Madiun secara kelompok diukur melalui
prosentase 85,22%. pengamatan.
c. Penggunaan Pembelajaran melalui Pendekatan Saran
Konstekstual (Contextual Teaching and Saran yang diharapkan bagi Sekolah (a)
Learning) Penelitian ini merupakan upaya guru untuk
Penggunaan pembelajaran melalui Pendekatan meningkatkan pembelajaran. (b) Diharapakan hasil
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) penelitian ini memiliki dampak positif dalam
dapat meningkatkan semangat belajar siswa, menentukan kebijaksanaan di bidang pembinaan
Pendekatan Konstekstual (Contextual Teaching and siswa.
Learning) ini sangat tepat diterapkan untuk Bagi Guru hendaknya guru harus dapat
meningkatkan kreativitas guru, menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang
siswa hanya bisa mendengarkan penje-lasan sesuai dengan kebutuhan materi yang diajarkan.
dari guru, hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif. Selain itu guru harus dapat mengembangkan setiap
SIMPULAN DAN SARAN ide-ide dan pengetahuan baru yang bersangkutan
Kesimpulan dengan dunia pendidikan.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan Bagi Siswa hendaknya siswa dapat mene-rima
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a) Secara dengan penuh semangat setiap pelajaran yang
umum Pembelajaran dengan menggunakan disampaikan oleh guru. Sehingga akan diperoleh
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and prestasi belajar yang tinggi dan dapat meningkatkan
Learning) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn prestasi belajar di sekolah serta membiasakan diri
materi Sistem Pemerintahan Desa terjadi untuk berani mengeluarkan pendapat
. Syaiful Sagala.2010.Konsep dan Makna
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Anas Sudijono.2006.Pengantar Evaluasi Tatag Yuli Eko Siswono.2008.Mengajar dan
Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Meneliti.Surabaya:Unesa University
Persada Press
Baharuddin dan Esa Nur Trianto.2007.Model-model Pembelajaran
Wahyuni.2007.Teori Belajar dan Inofatif Berorientasi
Pembelajaran. Jogjakarta:Ar-ruzz Konstruktivistik.Jakarta:Prestasi
media group Pustaka
Chaedar Alwasilah.2007.Contextual Udin S. Winataputra.2002.Materi dan
Teaching and Pembelajaran PKN SD.Jakarta:
Learning.Bandung:Mizan Media Universitas Terbuka
Utama (MMU) ____________.2006.Strategi Pembelajaran
Hamdan Mansyur,dkk.2005.Pendidikan Berorientasi Standar
Kewarganegaraan .Jakarta:PT Pendidikan.Jakarta:Prenada Media
Gramedia Pustaka Utama Group
Masnur Muslich.2007.KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual.Jakarta:PT Bumi Aksara

Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta

Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. 3 No. 2 Th. 2018


7

Anda mungkin juga menyukai