Anda di halaman 1dari 14

Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa

Melalui Konsep Keputusan Bersama Mata Pelajaran Pkn


SDN 3 Lahat
1)
Erni Lugita Sari
2)
Hafifudin Nur M.Pd
Email : gitasari150820@gmail.com
Email : hafifudinnurr@gmail.com

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Terbuka

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SDN
03 Lahat. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 03 Lahat. Teknik pengumpulan data
menggunakan hasil belajar siswa sebagai soal tes berupa soal pilihan ganda dan soal esai.
Metode pengajaran Pembelajaran melalui metode resitasi. Cara ini digunakan karena
kompartemen tampaknya terlalu banyak dan terlalu sedikit. Perlu dicatat bahwa jenis tugas
yang ditetapkan harus sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa untuk mencapai
tujuan. Pemilihan jenis tugas yang diberikan kepada siswa sangat memengaruhi keberhasilan
penggunaan metode resitasi ini. Siswa akan lebih mudah menyelesaikan tugas jika tugas
tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. untuk memenuhi tujuan pendidikan.
Peningkatan hasil rata-rata siswa yang cukup baik juga dicapai melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran perlawanan dan strategi pertanyaan yang tepat. Pada tahap awal, nilai siswa
rata-rata hanya 55 , tetapi setelah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 meningkat menjadi
70,24 dan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran kembali meningkat menjadi 79,05.

Kata Kunci : Pkn, Resistansi,Siswa,Pemberian Tugas

PENDAHULUAN
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi
pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi
yang akan disampaikan.Seorang guru dituntut untuk mampu merecanakan atau mampu
menyususun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan
media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif
(Andrian & Rusman, 2019; Fadli & Irwanto, 2020).
Minat dan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh suasana belajar di dalam
kelas, salah satunya pembelajaran menggunakan metode untuk membantu
penyampaian materi pembelajaran (Kasanah et al., 2019; Widiana, 2022).Hasil
belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan hasil belajar dalam arti luas
meliputi bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Wibowo et al., 2018).Prestasi
siswa dikatakan baik apabila seorang berhasil mendapatkan nilai yang baik setelah
diadakan evaluasi (Anggraini, et al., 2022)
1
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu
menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga siswa mampu menjadi aktif dan
mudah dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan (Diana Sari et al.,
2019; S. Yolanda et al., 2022).Media pembelajaran salah satu alat, metode, dan
teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara guru dan siswa untuk
rangka komunikasi dan interaksi yang lebih lancar antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan pengajaran di sekolah (Parini, 2022).
Menurut Rosdiana (Asmayani, 2018) Pendidikan merupakan upaya untuk
memberikan tuntunan dan kekuatan kodrat pada anak-anak, agar menjadi baik secara
individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup. Berdasarkan pengertian pendidikan di atas bahwa keberhasilan
pembangunan nasional merupakan upaya untuk memberikan tuntunan dan kekuatan
kodrat pada anak, agar menjadi manusia yang baik
Seiring berkembangnya kemampuan memahami materi ajar manusia, tugas guru
dalam pemahaman materi siswa semakin luas.Pemberian materi yang dilakukan oleh
pengajar bukan sekedar penyebaran materi ajar tanpa memeriksa apakah bahan ajar
tersebut sesuai atau tidak dengan kemampuan, kebutuhan, minat, tingkat tperkembangan
dan pemahaman siswa.. Hanum dan Raharja (2016), agar siswa dapat menjadi penerus
yang menjunjung tinggi moral, kedisiplinan, kepedulian kemanusiaan dan kejujuran
dalam perilaku. sehingga, ada harapan bahwa masalah rakyat dapat diminimalkan secara
bertahap.
Oleh karena itu, proses hasil belajar peserta didik merupakan salah satu proses
pembelajaran di sekolah, sehingga guru harus mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar dan mampu melaksanakan dalam penerapan. Untuk menghasilkan hasil belajar
peserta didik, guru di haruskan untuk mendidik dan mengajar dengan pembelajaran yang
dibutuhkan oleh peserta didik (Nasution, 2017).

Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi
dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak
didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan
fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran (Safitri,
2022).Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut
guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan
menyampaikan suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan
satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode
pengajaran (Azis, et al., 2022).Metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran

2
terlalu banyak, sementara waktu yang diberikan sedikit (Baitu & Pane, 2020; Susilawati
& Turdjai, 2018; Tonaiyo et al., 2020). Ruang lingkup program pembelajaran
resitasi adalah dalam media pembelajaran yang interaktif (Fatimatuzzahroh &
Parno, 2022)Kehadiran media pembelajaran interaktif ini dinilai dapat
menumbuhkan minat siswa, meningkatkan pemahaman konsep, dan merangsang
pikiran siswa sehingga dapat dengan mudah memahami suatu materi (Siboro, etal.,
2020).

Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan


kepada siswa darisekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini karena pembelajaran
sosial mengajarkan kita untukmenanggapi masalah sehari-hari yang seringkali
berimplikasi berbeda terhadap situasi yang berkembangpesat, termasuk munculnya
masalah yang kompleks.
Pkn merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan efektif, sehingga semua
komponen pendidikan harus dievaluasi dan dijawab secara positif. Setidaknya di
kalangan penyelenggara pendidikan, termasuk para guru PKn, respon positif ini
meningkatkan semangat untuk mengajar anak didiknya secara maksimal. Akan tetapi
keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru saja, harus ada
kesepahaman antara seluruh komponen pendidikan, baik orang tua, siswa maupun
lingkungan.Namun kenyataan di lapangan menunjukkan kesenjangan yang besar antara
harapan dan kenyataan, kami berharap masyarakat berusaha untuk menempatkan
jurusan PKn sebagai jurusan khusus, namun dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
justru jurusan PKn banyak mengandung informasi dan fakta yang mudah dingat.
Dalam hal ini siswa seolah merasa terbebani dengan konsep dan fakta yang berbeda,
sehingga tidak jarang pembelajaran guru di kelas biasanya monoton sehingga membuat
pembelajaran menjadi membosankan.

METODE PENELITIAN

Sagala (2005: 219) mengatakan metode pembelajaran resitasi adalah cara


penyajian bahan pembelajaran matematika oleh guru dengan memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar dan harus dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindak
kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan suatu
tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar memperoleh hasil
yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian
yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki
3
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dapada sebelum-
sebelumnya.
PTK merupakan metode yang sangat enting dalam proses atau dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa .Dikarnakan sekolah adalah rumah kedua bagi siswa
maka ruang kelas adalah sebuah ruangan,diruangan tersebutlah para siswa melakukan
proses pembelajaran,kondisi diruang kelas harus kondusif agar proses pembelajaran
menjadi lancar,jika guru menemukan masalah pada proses pembelajaran maka guru juga
harus menemukan solui dari permasalahan tersebut.
Metode resitasi merupakan metode untuk menyajikan bahan pengajaran oleh
guru ke peserta didik dengan memberikan tugas dengan harapan agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya, sejumlah resitasi yang diberikan oleh guru
harus dipertanggung jawabkan oleh peserta didik. Resitasi yang telah diberikan
tersebut berbentuk memperdalam, memperbaiki, mencari informasi, mengecek,
serta menghafal pelajaran yang pada akhirnya dapat disimpulkan (Denissaputra &
Ahmad Ma’ruf, 2020; Erniati & Lobud, 2022).
Metode resitasi ini mempunyai beberapa tahap yang dilakukan dalam pemberian
tugas kepada siswa supaya tugas yang telah diberikan dapat selesai dan ditanggung
jawabkan oleh peserta didik.Guru harus mengoreksi setiap tugas yang diberikan kepada
siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi yang
diberikan.Tugas Ada banyak variasi tugas yang diberikan oleh guru agar siswa tidak
bosan.

Desain Perencanaan Perbaikan

4
Mengenai pelaksanaan penelitian ini, pembelajaran dilaksanakan dalam 3 siklus
yang terdiri dari empat tahapan yaitu: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action),
Pengamatan (Observation) dan Refleksi (Reflector).
1. Siklus pertama
a. Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil observasi teman sejawat, penulis menyusun rencana
pengembangan pembelajaran yang menitikberatkan pada pengalama pemecahan masalah
yaitu. : menggabungkan soal dengan pengalaman sehari- hari sesuai dengan metode
pembelajaran. Penulis mengembangkan Rencana Pengembangan Pembelajaran I yang
berfokus pada pembukaan kelas dan mengajukan pertanyaan yang tepat
Untuk lebih meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, peneliti mencoba
menggunakan metode resitasi atau pemberian tugas untuk meningkatkan pembelajaran.
Diharapkan dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran, sebab
siswa dapat berkolaborasi dengan murid lainnya untuk merumuskan alternatif
penyelesaian dari masalah mata pembelajaran yang dihadapinya.

b. Pelaksanaan Perbaikan
Kegiatan awal
Fokus perbaikan pada siklus pertama ini adalah bagaimana menggunakan teknik inkuiri
yang tepat untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Tahapan kegiatan awal, yaitu : Membuat persepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan Inti
Kegiatan utama dari siklus ini adalah sebagai berikut.
1) Mintalah kedua kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis.
2) Meminta siswa lain untuk berkomentar
3) Guru memimpin diskusi kelas membahas jawaban siswa.
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Kegiatan akhir
Pada tugas akhir, guru dan siswa mendiskusikan hasil diskusi danpembelajaran dengan
menggunakan teknik bertanya.
Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerjasama dengan seorang rekan yang
merupakan guru SD Negeri 3 Lahat. Tugas observer adalah mengamati pembelajaran di
kelas. Hasil observasi ini dibuat dengan menggunakan formulir observasi yang telah
disediakan

5
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi teman sebaya, terlihat pada Siklus I (pertama) guru
meningkatkan keterbukaan pembelajaran dan sikap bertanya selama proses
pembelajaran.Prestasi siswa meningkat, meskipun siswa masih tidak menanggapi
pertanyaan guru. Guru juga mengoptimalkan teknik bertanya sedemikian rupa sehingga
mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran melalui pertanyaan terencana.

2. Siklus Kedua :
a. Rencana perbaikan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan perbaikan siklus 1 dilakukan perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus II. Perbaikan pada siklus ini lebih difokuskan pada
penggunaan model pembelajaran dengan metode hafalan atau pemberian tugas.
Awalnya, pertanyaan yang diajukan ke seluruh kelas dikemas menjadi tugas untuk
dijawab/diselesaikan dalam kelompok kecil
b. Pelaksanaan Perbaikan
Tindakan berikut diambil untuk memperbaiki siklus ini.
1) Meminta siswa untuk membentuk kelompok untuk mendiskusikan jawabannya
2) Membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan alat peraga dan mengajukan
pertanyaan pada kegiatan inti untuk melihat apakah siswa memahami dan selalu
melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
4) Seperangkat pertanyaan untuk membantu siswa memahami konsep sesuai dengan
tujuan pembelajaran.

c. Pengamatan
pengamatan pada tindakan kelas ini dibantu oleh teman sejawat, yang merupakan
seorang guru dariSD Negeri 03 Lahat. Adapun tugas yang dilakukan oleh pengamat
yaitu antara lain.
1 .Kemampuan peneliti menggunakan Metode Resitasi atau pemberian tugas.
2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

d. Refleksi
Pada siklus ini siswa yang cerdas awalnya mendominasi diskusi, namun setelah
dijelaskan kepada mereka bahwa setiap anggota kelompok diminta untuk menjawab
pertanyaan, maka jawaban tersebut dianggap sebagai jawaban
kelompok.
Pada tahap kedua, guru menggunakan metode resitasi atau memberikan tugas, hal
ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Diskusi kelompok berjalan dengan antusias karena masing-masing siswa
6
sudah memiliki gambaran jawaban dan pemahaman yang baik. Partisipasi langsung
siswa dalam kegiatan belajar mengajar mempengaruhi keberhasilan mereka dalam
menguasai mata pelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan bahwa Perbaikan dalam
penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yaitu Prasiklus, Siklus I dan Siklus
ll.Berdasarkan peningkatan pembelajaran diperoleh pengetahuan berupa aktivitas siswa
dan hasil ujian formatif.
Dengan dilaksanakannya pembelajaran yang disempurnakan ini, diharapkan
penguasaan siswa terhadap mata pelajaran akan meningkat, sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa. Telah dilakukan upaya untuk melaksanakan siklus sebelumnya, namun
hasil yang dicapai masih jauh dari harapan. Kami lebih meningkatkan Pembelajaran
Siklus I dan II.
Pelaksanaan siklus I merupakan lanjutan dari materi pembelajaran yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan untuk kegiatan pra siklus. Pada siklus ini, guru lebih
menekankan pada memotivasi dan mendorong siswa untuk memahami materi yang
disampaikan.
Siklus ke ll dilaksanakan sebagai kelanjutan dari perbaikan yang dilakukan pada
Siklus I. Siklus tersebut menyoroti perbaikan atas kekurangan pada Siklus I. Dengan
demikian diharapkan hasil Siklus pertama dapat diperbaiki pada siklus ke dua.
1) Siklus I
Pada siklus ini guru memulai pertemuan dengan mengemukakan pendapatnya dengan
cara bertanya dan menjawab pertanyaan tentang bahan ajar yang akan diajarkan.Dan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang membahas topik LKS. Di akhir pertemuan,
guru melakukan evaluasi dan pendampingan untuk mengetahui tingkat-tingkat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus pertama kegiatan belajar mengajar telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Antusiasme siswa dan keaktifan mereka untuk berbicara tentang materi telah meningkat.
b. Hasil Belajar Siswa
Data hasil tes formatif yang dilakukan pada Siklus I yaitu. H. tes digunakan untuk
mengukur seberapa baik pemahaman siswa terhadap materi dengan menggunakan
metode perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes, ditetapkan 15 siswa melebihi
nilai KKM yang ditentukan. Angka ini merupakan peningkatan yang cukup baik

7
dibandingkan jumlah nilai tes dari siklus pembelajaran sebelumnya. Meskipun masih ada
siswa yang tidak mencapai nilai standar, rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.

3). Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua merupakan kelanjutan dari siklus pertama,
dilakukan untuk memaksimalkan hasil dari siklus sebelumnya. Pada pembelajaran yang
kedua ini, guru lebih memfokuskan pada pokok bahasan dan suasana pembelajaran.
Dalam peningkatan ini diimplementasikan melalui diskusi kelompok agar siswa lebih
berani bertanya dan menyampaikan. Di akhir proses pembelajaran, guru mengevaluasi
dan memvalidasi keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran..

Hasil pembelajaran, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik
dibawah ini.
Keaktifan siswa dalam Pembelajaran

Keaktfan 21 Siswa
Jumla Terlibat
Siklus h yang Secara
terlibat aktif
Siklus 16 5
Pertama
Siklus 21 0
Kedua

Keaktifan siswa dalam Pembelajaran

Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa peningkatan keaktifan meningkat


dibandingkan dengan siklus sebelumnya yang awalnya hanya 7 dari 21 siswa yang hadir.
Kemudian terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa pada Siklus pertama dan 21 siswa pada
Siklus kedua.

8
Grafik Persentase Ketuntasan.

Pada tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada prasiklus siswa yang tuntas
yaitu sebesar 29%. Kemudian, meningkat menjadi 71% peningkatan ketuntasan.

Grafik Rata Rata Nilai Tes formatif Per Siklus

Pada grafik di atas, terlihata bahwa pada nilai rata-rata pada prasiklus yaitusebesar
55, kemudian mengalami peningkatan menjadi 70,24 pada siklus I dan mengalami
peningkatan kembali pada siklus II menjadi 79,05.

Pembahasan

Perencanaan Tindakan Penelitian Salah satu tahap kegiatan Penelitian Tindakan


Kelas adalah tahap refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan pada tindakan
sebelumnya, untuk kemudian hasil refleksi tersebut dijadikan bahan pertimbangan
pelaksanaan tindakan selanjutnya. Pada tahap refleksi diungkap beberapa aspek yang
telah memenuhi standar yang diharapkan dan aspek-aspek yang belum memenuhi
standar yang telah ditentukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun untuk

9
pelaksanaan tindakan pertama sebagian besar telah memenuhi standar yang diharapkan,
seperti diuraikan pada bagian analisis data hasil penelitian. Standar tersebut didasarkan
pada perolehan skor pada tiap indikator yakni mendapat skor maksimal 1,00 atau dengan
perolehan nilai akhir untuk tiap aspek mendapat kriteria sangat baik. Aspek-aspek yang
mendapat nilai baik sekali adalah aspek kurikulum, bahan pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan media/sumber belajar. Namun demikian aspek-aspek dimaksud belum
memenuhi standar maksimal secara keseluruhan.
Sesuai pendapat dari Djamarah dan Zain (2014: 85) bahwa metode pemberian tugas
atau penugasan dikenal dengan metode resitasi yang merupakan metode
pembelajaran dengan penyajian bahan dimana guru memberikan tugas agar siswa
melakukan kegiatan belajar secara aktif. Sumantri dan Permana (2001: 130) juga
mengartikan bahwa metode resitasi sebagai suatu cara untuk berinteraksi dengan siswa
melalui pemberian tugas untuk dikerjakan siswa di sekolah atau di rumah secara individu
ataupun kelompok karena dapat memberikan kesempatan siswa untuk berlatih secara
langsung dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, Majid (2013: 208) juga
mengatakan bahwa metode resitasi sebagai metode belajar mengajar yang berupaya
membelajarkan siswa dengan memberikan tugas, baik dalam bentuk penghafalan,
pengujian, atau menampilkan diri dalam menyampaikan pelajaran untuk merangsang
siswa agar lebih aktif belajar dan semakin kreatif, baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga menumbuhkan kebiasaan untuk belajar, mengembangkan
keberanian dan tanggungjawab, serta memungkinkan untuk memperoleh hasil yang
permanen.
Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk nilai. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran terdapat beberapa hal yang jadi fokus perbaikan diantaranya : a) Kegiatan
perbaikan pembelajaran lebih berfokus pada pemahaman konsep dan kemampuan untuk
menggunakan metode ilmiah untuk pengambilan keputusan bersama. b) Pelaksanaan
kegiatan Perbaikan Pembelajaran dengan menerapkan metode Resitasi ternyata
membuahkan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dalam siklus II ketuntasan siswa
mencapai 100%.
Berikut ini kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada saat perbaikan
pembelajaran yang dilakukan pada masing-masing siklus.
a. Siklus I
Berikut ini kelemahan yang ditemukan pada saat proses perbaikanpembelajaran
yang di lakukan pada siklus I. 1) Diawal, Guru tidak maksimal dalam memberi motivasi
kepada siswa. 2) Guru tidak memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran secara

10
lengkap. 3) Siswa terlihat tidak tertib dan kondusif dalam memulai pembelajaran.
Selain kekurangan, terdapat juga beberapa kelebihan yang diperoleh ketika proses
pemebalajaran, yaitu sebagai berikut.A) Guru sudah melakukan apersepi dengan
semangat sehingga siswa termotivasi bahwa belajar itu menyenangkan. B) Ketika
pembelajaran, siswa ikut dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar. C) Guru juga
memberi tugas rumah kepada siswa dengan membagikan lembar petunjuk cara kerjanya.
D) Guru memberikan penguatan kepada siswa berupa pertanyaan tentang apa yang telah
dibahas dan dipelajari, pertanyaan tersebut diberikan kesiswa yang samasekali belum
menjawab. E) Guru mengakhiri pelajaran dengan baik
b. Siklus 2
Berikut ini kelemahan yang ditemukan selama proses pembelajaran yaitusebagai berikut.
1) Motivasi siswa sedikit masih lemah dalam menerima pelajaran. 2) Siswa masih ada
yang kurang semangat dalam menerima pelajaran. 3) Belum efektif mengatur waktu dan
memanfaatkan waktu pelajaran dengan baik Sedangkan kelebihan yang ditemukan selama
proses pembelajaran siklus iniadalah sebagai berikut. 4) Siswa sudah mampu memahami
materi yang diajarkan dengan baik. 5) Siswa sudah mampu menangkap dengan jelas apa
yang disampaikan. 6) Siswa cukup antusias dengan metode pembelajaran yang telah
digunakan. 7) Siswa sudah tidak merasa bosan dengan materi yang dsajikan.
Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2014: 87) bahwa metode
resitasi mempunyai beberapa kelebihan, yaitu merangsang aktivitas belajar siswa,
pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar dapat diingat lebih lama, siswa
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian dalam mengambil inisiatif,
serta bertanggungjawab atas hasil belajar yang diperoleh. Usman dan Setiawati
(2006:128) juga mengatakan beberapa tujuan dan manfaat dari metode resiasi adalah
siswa akan mempunyai rasa tanggungjawab karena tugas yang diberikan tersebut harus
dipertanggungjawabkan secara tertulis atau lisan, siswa dapat menemukan sendiri
informasi yang diperlukan, dan dapat menjalin kerjasama serta sikap menghargai hasil
kerja orang lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut, a) Penggunaan metode Pembelajaran dengan pendekatan
Resistansi dan Teknik bertanya yang tepat, daapt meningkatkan minat, motivasi dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. B) Penggunaan metode

11
Pembelajaran dengan pendekatan Resistansi dan Teknik bertanya yang tepat, dapat
meningkatkan antusias dan keaktifan siswa. Yaitu, yang pada prasiklus hanya 6 orang
siswa mendapatkan nilai di atas KKM. C) Penggunaan metode Pembelajaran dengan
pendekatan Resistansi dan Teknik bertanya yang tepat, juga membawa peningkatan yang
cukup baik terhadap hasil nilai rata-rata siswa. Pada prasiklus, nilai rata-rata siswa hanya
sebesar 55. Kemudian, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran didapatkan hasil
menjadi 70,24 dan terakhir menjadi 79,05.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya
untuk meningkatkan keterlibatan siswa di dalam kelas, sebaiknya guru/peneliti
melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Temuan yang diperoleh dalam penelitian tindakan
kelas setelah didapat pemecahannya hendaknya selalu digunakan guru dalam KBM. b)
Sebaiknya guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan selama proses pembelajaran, bila
perlu dituliskan dalam rencana pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aidid, Irawan (2020), Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Resitasi,
Jakarta : CV. Bayfa Cendekia Indonesia
Asmayani. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips
Materi Proklamasi Kemerdekaan Republic Indonesia Melalui Strategi Teams
Games Tournament (Tgt) Pada Siswa Kelas V Mis Bidayatul [Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.]. Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/Id/Eprint/4957
Aprida Pane, M. D. D. (2017). Belajar Dan Pembelajaran. Fitrah Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman, 3(2), 333–352.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.24952/Fitrah.V3i2.945
Nasution, S. (2017). Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta, Bumi Aksara
Okiawan, Ingga. 2020. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Xi Smkn 1 Mesuji Raya Kabupaten Ogan
Komering Ilir Sumatra Selatan ( Skripsi, Institut Agama Islam Negeri)

Fadli, A., & Irwanto. (2020). The effect of local wisdom-based ELSII learning model on
the problem solving and communication skills of pre-service islamic teachers.
International Journal of Instruction, 13(1), 731–746.
https://doi.org/10.29333/iji.2020.13147a.

12
Andrian, Y., & Rusman, R. (2019). Implementasi pembelajaran abad 21 dalam
kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 12(1), 14–23.
https://doi.org/10.21831/jpipfip.v12i1.20116

Kasanah, S. A., Damayani, A. T., & Rofian, R. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran
Role Playing Berbantu Media Multiply Cards terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 529. https://doi.org/10.23887/jisd.v3i4.22308.

Widiana, W. (2022). Game Based Learning dan Dampaknya terhadap Peningkatan Minat
Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Sains di Sekolah
Dasar. Jurnal Edutech Undiksha, 10(1), 1–10.
https://doi.org/10.23887/jeu.v10i1.48925.

Wibowo, D. C., Friana, F., & Pelipa, E. D. (2018). Effect of Recitation Method to the
Students’ Interest and Learning Results. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran,
1(1), 16–20. https://doi.org/10.30605/jsgp.1.1.2018.22.

Anggraini, G., Muhibbin Syah, Asep Nursobah, & Bambang Samsul Arifin. (2022).
Integration of Islamic Religion and Character Education with Environmental
Education at Adiwiyata Junior High School. Journal of Sosial Science, 3(2), 341–
352. https://doi.org/10.46799/jss.v3i2.299.

Diana Sari, N. L. S., Sudana, D. N., & Parmiti, D. P. (2019). Pengaruh VCT Berbantuan
Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar PKN. Journal of Education Technology,
3(2), 49. https://doi.org/10.23887/jet.v3i2.21701.

Parini, P. (2022). Application of Cai Method in Tajwid Science Learning Media


Applications Multimedia Based. JURTEKSI (Jurnal Teknologi Dan Sistem
Informasi), 8(2), 203–208. https://doi.org/10.33330/jurteksi.v8i2.1595

Yolanda, S., Winarni, R., & Yulisetiani, S. (2022). The New Way Improve Learners’
Speaking Skills: Picture and Picture Learning Media Based on Articulate
Storyline. Journal of Education Technology, 6(1), 173–181.
https://doi.org/10.23887/jet.v6i1.4.

Denissaputra, & Ahmad Ma’ruf. (2020). Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Prestasi
Hasil Belajar Pendidikan Aswaja Nahdlatul Ulama. Jurnal Mu’allim, 2(2), 139–
157. https://doi.org/10.35891/muallim.v2i2.2259.

Safitri, Y. (2022). Edusifa : Jurnal Pendidikan Islam Edusifa : Jurnal Pendidikan Islam.
Jurnal Pendidikan Islam, 6, 48–67. https://doi.org/10.56114/al-ulum.v3i3.432.

13
Azis, A., Abou-Samra, R., & Aprilianto, A. (2022). Online Assessment of Islamic
Religious Education Learning. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic
Education, 3(1), 60–76. https://doi.org/10.31538/tijie.v3i1.114.

Baitu, M., & Pane, L. A. (2020). Penggunaan Metode Pembelajaran Resitasi/Penugasan


dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Atas. Jurnal Pendidikan Sejarah, 6(1), 48–62

Fatimatuzzahroh, I., & Parno, P. (2022). Needs Analysis of Class XII Students of MA
Raudlatul Ulum on the Development of a Recitation Program as an Interactive
Learning Media on Magnetic Field Material. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Teknologi, 8(1), 90–96. https://doi.org/10.29303/jpft.v8i1.3508

Susilawati, S., & Turdjai. (2018). Penerapan Metode Pembelajaran Resitasi Berbasis E-
Modul Untuk Meningkatkan Disiplin Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan, 8(2). https://doi.org/10.33369/diadik.v8i2.17462.

Siboro, A., Sianturi, T. A., Ndruru, S., & Sitompul, D. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pembelajaran Fisika Siswa Kelas IX MTSN 3
Medan. Jurnal Penelitian Fisikawan, 3, 33– 42.
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnalpenelitianfisikawan/article/view/45
1

Syaiful Sagala, (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Djamarah dan Zain. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri, M dan Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: C.V Maulana

Usman, U., Setiawati, L. (2006). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Bahan Kajian
PKG, MGBS, MGMP, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

14

Anda mungkin juga menyukai