Anda di halaman 1dari 19

PROSES SUMBER BELAJAR

Disusun Oleh :

Widyah Sastri

PROGRAM S1

HUKUM EKONOMI SYARI’AH ( MUAMALAH )

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023 M / 1444
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
Latar Belakang.........................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
Pengertian Mawaris.................................................................................................................................4
Sumber-Sumber Hukum kewarisan Islam................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
KESIMPULAN...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dapat diartikan sebagai sistem yang di rancang untuk manusia dalam
mencapai tujuan tertentu. Dari pendidikan akan lahir manusia-manusia yang berkualitas.
Perwujudan manusia yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidik, terutama dalam
mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang mampu menampilkan keunggulan
dirinya yang kreatif, inovatif, mandiri, professional serta tangguh pada bidang yang
ditekuninya.
Usaha yang dilakukan agar terciptanya perwujudan manusia yang berkualitas adalah
melaksanakan proses belajar mengajar. Proses ini dipandang sebagai suatu proses
komunikasi yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik (Nurhasnawati. 2011. Media
Pembelajaran Teori dan Aplikasi Pengembangan. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau)
Menurut (Nana, Sudjana (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya) menyatakan bahwa belajar dan mengajar sebagai suatu proses
mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan yakni tujuan pengajaran, proses belajar
mengajar dan hasil belajar. hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam gambar
berikut.

Sumber : Buku Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar


Gambar 1.1 Hubungan tujuan pengajaran, proses belajar mengajar dan hasil belajar.

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan pengajaran dengan proses belajar
mengajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara proses belajar mengajar dengan hasil
belajar dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan pengajaran dengan hasil belajar. dari
gambar di atas bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan
atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dapat dicapai
atau dikuasai oleh peserta didik dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah
mereka menempuh proses belajar-mengajar. Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan
penilaian untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar dalam mencapai hasil
belajar yang optimal.
Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan
pada diri peserta didik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana
perubahan tingkah laku peserta didik telah terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan
mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pengajaran dapat di ambil tindakan perbaikan
pengajaran dan perbaikan peserta didik yang bersangkutan. Misalnya dengan melakukan
perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan dan sumber serta media
pembelajaran. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya tidak hanya bermanfaat
untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini perubahan tingkah
laku peserta didik, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar
mengajar (Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya)
Dengan demikian, hasil belajar memiliki kedudukan yang urgen dalam proses
pembelajaran. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui apakah siswa sudah mencapai kompetensi
yang sudah ditetapkan.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami aktivitas belajar. Menurut (Ermi, Netti. (2015). Penggunaan Metode Diskusi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sosial pada Siswa Kelas XII SMA
Negeri 4 Pekanbaru. Sorot, 10(2), 155-168.) Hasil belajar merupakan tujuan akhir
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui
usaha sadar yang dilakukan secara sistimatis mengarah kepada perubahan yang positif
yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar tersebut
diperolehlah hasil belajar karena diperoleh dari interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhir proses evaluasi hasil belajar sedangkan di
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
SMA Negeri 1 Tambang merupakan salah satu sekolah unggulan yang ada di kabupaten
Kampar. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS 3 SMAN 1 Tambang sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Hasil ulangan peserta didik XI IPS 3 SMAN 1 Tambang
Nilai Kriteria Jumlah Siswa Persentase
75-100 Tuntas 18 64,28 %
0-74 Tidak Tuntas 10 35,72 %
Jumlah Siswa 28 100 %

Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) di SMAN 1 Tambang pada mata pelajaran Ekonomi
adalah 75. Dapat dijabarkan dari tabel di atas bahwa jumlah peserta didik yang hasil
belajarnya tuntas adalah 18 orang dengan persentase 64,28%. Sedangkan jumlah peserta
didik yang hasil belajarnya tidak tuntas adalah 10 orang dengan persentase 35,72%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 3 SMAN 1
Tambang masih tergolong rendah.
Hasil observasi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi, maka dapat diketahui
bahwa permasalahan tersebut di sebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah faktor
dari dalam peserta didik yaitu kemampuan berpikir, konsentrasi dan motivasi belajar
peserta didik yang kurang, hal ini terbukti masih adanya beberapa peserta didik hanya diam
ketika guru melontarkan pertanyaan terkait materi dan jalannya diskusi yang kurang aktif
pada proses pembelajaran. Faktor kedua berasal dari luar diri peserta didik yaitu dalam
proses pembelajaran sumber belajar yang digunakan oleh guru adalah buku paket yang
disediakan oleh sekolah saja. Berdasarkan pemaparan dari kedua faktor tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempegarunhi hasil belajar peserta didik
adalah sumber belajar yang digunakannya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Musni, Besse. 2018. Pengaruh Sumber
Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA
Negeri 11 Makassar). Diploma Thesis. Makassar: Universitas Negeri Makassarbahwasanya
sumber belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
Hal ini dilandasi dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa sebesar 70,3 %
menyatakan sumber belajar berpngaruh terhadap hasil belajar.
Peserta didik harus sadar dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tercapainya
hasil belajar dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru. Proses
pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan komunikasi, kemajuan teknologi, bahan
ajar, sarana dan prasarana, media dan sumber pembelajaran yang mendukung. Media dan
sumber belajar yang mendukung merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.
Sumber belajar merupakan segala yang dapat mendukung kegiatan pengajaran secara
efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar juga
merupakan segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan belajar yang
diharapkan. Senada dengan (Kabu, T. E. 2021. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis
Etnomatematika Dengan Model Pjbl Pada Materi Bangun Ruang Prisma. Range: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(2) ), 84-88. Sumber belajar juga segala sesuatu yang telah ada
maupun dikembangkan secara sistematis sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik dalam
proses pembelajaran. Dapat dijabarkan oleh peneliti sumber belajar adalah salah satu
komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik
memperoleh informasi maupun pengetahuan terhadap materi pembelajaran.
Guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih
mudah, lebih lancar, lebih terarah dengan pemanfaatan sumber belajar. Oleh sebab itu
guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan
sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti, guru harus mampu : (a) menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, (b) mengenalkan dan menyajikan sumber
belajar, (c) menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran, (d)
menyusun tugas tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku, (e) mencari
sendiri bahan dari berbagai sumber, (f) memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori
belajar, (g) menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajaran, (h) merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif
(Jailani, M. S.(2016). Pengembangan sumber belajar berbasis karakter peserta didik (ikhtiar
optimalisasi proses pembelajaran pendidikan agama islam (PAI)). Jurnal Pendidikan Islam,
10(2), 176-192).
Pemanfaatan sumber belajar yang tidak maksimal merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil
belajar peserta didik. Penggunaan sumber belajar dengan baik harusnya mampu
memberikan peluang belajar bagi peserta didik walaupun tanpa didampingi oleh guru.
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran, guru maupun peserta didik dituntut
menggunakan berbagai sumber belajar baik dari media cetak, internet maupun yang
lainnya (Idmal, N. S. 2019. Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Hasil Belajar
IPA Siswa SMP Negeri 4 Barebbo Kabupaten Bone. Jurnal Biotek, 7(2), 148-156).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru ekonomi kelas XI IPS 3 SMAN 1
Tambang menggunakan buku paket yang disediakan oleh sekolah sebagai satu-satunya
sumber belajar yang kemudian dikembalikan lagi kepada sekolah setelah jam mata
pelajaran berakhir. Tujuan guru mempinjam buku paket kepada peserta didik ialah agar
dapat digunakan oleh peserta didik dalam aktivitas (1) membaca dan memahami materi
pelajaran, (2) membuat poin penting dari materi pelajaran, (3) bahan diskusi berdasarkan
materi yang ada di buku paket dan (4) mengerjakan latihan. Pada aktivitas (1) dan (2)
seringkali peserta didik mengabaikannya. Dimana peserta didik hanya membaca saja tanpa
memahami materi dan peserta didik malas untuk mencatat poin-poin penting (ringkasan)
yang ada pada materi pelajaran tentu saja hal ini membuat peserta didik cepat lupa akan
materi yang telah dipelajarinya.
Selain itu, guru juga tampak kurang mengoptimalkan penggunaan sumber belajar
lainnya dalam proses belajar mengajar. Padahal ada beberapa sarana pendukung yang
telah tersedia di SMAN 1 Tambang seperti laboratorium komputer dan jaringan internet
serta peserta didik yang rata-rata sudah memiliki hp android. Akan tetapi sangat
disayangkan hal ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dipaparkan maka dapat
disimpulkan terdapat beberapa permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar
yaitu sebagai berikut : (1) capaian kriteria ketuntasan minimum (KKM) peserta didik belum
terpenuhi seara optimal, (2) hampir 35% peserta didik tidak berkonsentrasi dalam
mengikuti proses pembelajaran, hal ini ditandai dengan terciduknya siswa dalam keadaan
tidur dan bermain HP pada saat proses pembelajaran di kelas, (3) peserta didik yang
mengajukan pertanyaan dan memberikan komentar terkait materi pelajaran hanya
beberapa orang saja (kurang dari 20%). Hal ini mengidentifikasi bahwa peserta didik tidak
terdorong untuk mencapai tujuan pengajaran secara optimal.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisirnya adalah dengan
melakukan pengembangan sumber belajar. Menurut (Sitepu. 2017. Pengembangan Sumber
Belajar. Depok: PT. RajaGrafindo Persada) kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang menghasilkan berbagai jenis dan tampilan media yang dapat juga dipergunakan untuk
keperluan pembelajaran pembelajaran membuat guru dan buku pelajaran serta alam
bukan lagi merupakan sumber belajar yang mendominasi. Pembelajaran inovatif dengan
menerapkan teknologi yang ada sebagai alat pendukung, serta penyiapan dan
pemanfaatan yang tepat keduanya diharapkan dapat merangsang dan meningkatkan
semangat siswa dalam belajar. Menurut (Gimin, dan R. Sri Kartikowati. (2019). Desain
Model Pembelajaran Flipped–Sumber Belajar Kliping Digital. The 2nd Proceeding Annual
National Conference for Economics and Economics Education Research. 2 (Juli 2019). 24-35)
dengan perkembangan teknologi saat ini, berbagai sumber belajar tersebut dapat disajikan
dalam bentuk cetak ataupun digital, terpisah atau gabungan. Dalam hal ini guru harus
mampu memilih dan menetapkan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sumber
belajar dalam bentuk digital saat ini menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang
dihadapi oleh guru dan peserta didik kelas XI IPS 3 SMAN 1 Tambang. Pada penelitian ini,
peneliti memfokuskan pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi digital Flipbook
Maker.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Adhitya Rol Asmi dkk. (2018).
Pengembangan E-modul Berbasis Flip Book Maker Materi Pendidikan Karakter untuk
Pembelajaran Mata Kuliah Pancasila MPK Universitas Sriwijaya. JPIS, 27(1), 1-10)
bahwasanya Flipbook Maker menjadi solusi atas kebutuhan sumber belajar yang inovatif
dan juga mampu membentuk karakter peserta didik untuk Pembelajaran mata kuliah
Pancasila. Selain itu juga berdasarkan dari uji lapangan didapatkan bahwa aplikasi Flipbook
Maker ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar atau indeks pretasi peserta didik
berdasarkan dari hasil pretest dan posttest ranah kognitif, sedangkan pada ranah afektif
untuk mengukur sikap peserta didik dan tanggapan tentang pengembangan sumber belajar
ini meningkat dari setiap uji coba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Flipbook Maker ini
efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
Flipbook Maker adalah perangkat lunak yang handal yang dirancang untuk
mengkonversi file PDF ke halaman balik publikasi digital atau digital book. Perangkat lunak
ini dapat mengubah tampilan file PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku.
Selain itu aplikasi Flipbook Maker juga digunakan oleh beberapa perusahaan untuk
membuat majalah, majalah digital, flipbook, katalog perusahaan, katalog digital, kumpulan
resep makanan dan lain-lain.
Flipbook Maker untuk sumber belajar tentunya akan berpijak pada kompetensi dasar
dan materi pelajaran yang sedang dipelajari saat ini. Pemilihan Flipbook Maker sebagai
sumber belajar dapat dikembangkan untuk mata pelajaran Ekonomi, hal ini dikarenakan
materi pelajaran tersebut memerlukan contoh-contoh faktual dalam kehidupan
masyarakat terhadap fenomena kegiatan ekonomi yang sesuai dengan materi pelajaran
ekonomi.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menyajikan sumber belajar dalam
bentuk aplikasi Flipbook Maker tidak terlepas dari antusiasnya pengguna internet di
Indonesia yang berusia remaja yang merupakan usia peserta didik. Berdasarkan survey oleh
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII) menyebutkan secara umum pengguna
internet di seluruh dunia baik mobile maupun fixed mengalami kenaikan terus menerus. Di
Indonesia sendiri hingga Januari 2021 tercatat ada 170 juta orang pengguna internet untuk
semua kalangan. Angka ini naik 10 juta orang atau 6,3 persen dari tahun lalu. Penetrasi
pengguna internet di Indonesia didominasi oleh kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 91 %
dan pengguna penetrasi dengan jenjang Pendidikan SMA adalah 91,01 % (Kemenko. 2021.
Kaum Muda, Media Sosial Dan Nasionalisme. https://revolusimental.go.id/kabar-revolusi-
mental/detail-berita-dan-artikel?url=kaum-muda-media-sosial-dan-nasionalisme. ( Di akses
pada 16 Oktober 2021) )
Penyampaian materi dalam bentuk digital akan memaparkan mengenai isu-isu terkini
kegiatan ekonomi serta menggambarkan atau memberikan ilustrasi bagaimana fenomena
perilaku ekonomi yang sedang terjadi di masyarakat. Penyajian dalam bentuk Flipbook
Maker diharapkan peerta didik mampu memproses informasi baru, menghubungkan
dengan topik-topik yang telah dipelajari terdahulu serta dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang bisa meningkatkan daya berpikir kritis peserta didik lebih jauh. Dengan hal
ini diharapkan peserta didik lebih termotivasi untuk mempelajari ilmu ekonomi dalam mata
pelajaran Ekonomi, sehingga dapat tercapainya mata tujuan pembelajaran sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
Dari fenomena terjadi di atas dapat diketahui bahwa sumber belajar sangat diperlukan
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, dimana dapat membuat peserta didik lebih
kreatif sehingga juga dapat menguntungkan guru. Untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan menggunakan dan mengembangkan sumber belajar berbasis
aplikasi Flipbook Maker yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
judul penelitiannya adalah “Pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook
Maker untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMAN 1 Tambang”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perlukah pengembangan
sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook Maker untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik di SMAN 1 Tambang ? Untuk mendapatkan jawaban pertanyaan di atas, rincian
pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah dapat disajikan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook
Maker?
2. Bagaimana kelayakan pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook
Maker ?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dengan menggunakan sumber belajar
berbasis aplikasi Flipbook Maker ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi
Flipbook Maker untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMAN 1 Tambang. Untuk
mendapatkan tujuan tersebut maka penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi tentang :
1. Mengetahui proses pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook
Maker
2. Mengetahui kelayakan pengembangan sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook
Maker.
3. Mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan sumber belajar
berbasis aplikasi Flipbook Maker

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini memaparkan proses pengembangan sumber belajar berbasis
aplikasi Flipbook Maker yaitu sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai sumber belajar
mandiri bagi siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran ekonomi.
2. Bagi guru
Dapat dijadikan sebagai masukan sumber pelaksanaan pembelajaran dalam
upaya meningkatkankan mutu pendidikan yang berkaitan dengan penggunaan
sumber belajar berbasis Flipbook Maker dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi sekolah
Menjadi sumber informasi dan referensi untuk mengembangkan sumber
belajar guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Pengembangan


1. Pengertian Penelitian Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian pengembangan adalah
cara atau metode yang digunakan dalam suatu kajian sistematik untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam bidang
keilmuan. Produk yang dikembangkan atau dihasilkan di antaranya berupa bahan
penelitian untuk guru, materi ajar, media pembelajaran, soal-soal dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran. Menurut (Almasdi Syahza. (2016). Metodologi
Penelitian. Pekanbaru: Universitas Riau Perss) Penelitian pengembangan lebih
banyak penekanannya kepada menerangkan dan menjelaskan terkait dengan data
dan sumber informasi.
Pada prinsipnya penelitian pengembangan (R&D) dilakukan untuk membuat
sebuah produk menjadi lebih mudah dan lebih murah atau lebih efektif dan efisien
berdasarkan kegunaannya atau manfaat yang ditimbulkan oleh produk yang
dikembangkan. artinya, apakah biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan
setara dengan nilai manfaatnya atau bahkan lebih murah. Dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D),
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran
(Hanafi. 2017. Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan. Saintifika
Islamica, 4(2). 129-150).
(Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development. Bandung. CV. Alfabeta) menyatakan bahwa penelitian dan
pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan produk.
Memvalidasi produk, berarti produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji
efektivitas atau validasi produk tersebut.
2. Model Penelitian Pengembangan
Setidaknya terdapat tujuh model penelitian pengembangan yang sering
digunakan oleh para desainer pendidikan, yaitu (1) Model Kemp, (2) Model Dick
and Carrey, (3) Model ASSURE, (4) Model ADDIE, (5) Model Hannafin dan Peck, (6)
Model Gagne dan Brigge dan (7) Model Borg dan Gall (Hamzah, 2019). Dari tujuh
model penelitian pengembangan yang ada, disini penulis memfokuskan pada
Model ADDIE yang secara khusus mengarahkan penelitian pengembangan pada
proses pembelajaran.
Model ADDIE adalah singkatan dari analyze, design, development,
implementation dan evalution. Menurut pendapat Mulyatiningsih, model ADDIE
adalah model yang dianggap lebih rasional dan lebih lengkap dibandingkan dengan
model lain. Oleh sebab itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam
bentuk pengembangan produk seperti model, sumber, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, media,dan bahan ajar.
Berikut fase dalam Model ADDIE yaitu :
Fase analyze. Pada fase menentukan kebutuhan belajar dan mengidentifikasi
permasalahan. Fase analisis bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
pada siswa pada saat proses pembelajaran .
Fase design. Langkah yang diterapkan pada fase ini adalah mengutarakan
tujuan pembelajaran, menyusun instrument penilaian, kemudian menentukan
strategi pembelajaran media dan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, mempertimbangkan sumber pendukung lainnya seperti sumber belajar
yang relevan, lingkugan belajar yang seharusnya dan lainnya.
Fase development. Langkah penting dalam fase ini adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Fase uji coba sekaligus sebagai bahan evaluasi. Pada fase
pengembangan terdapat dua tujuan yang penting untuk dicapai yaitu
memproduksi serta merevisi bahan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fase implementation. Fase ini merupakan langkah nyata untuk menerapkan
system pembelajaran yang dibuat. Artinya pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diatur sedemikian rupa sesuai dengan peran dan fungsinya agar
dapat diimplementasikan dengan baik
Fase evaluation. Fase ini melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai harapan awal atau tidak. Evaluasi dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran untuk mengetahui beberapa
hal, yaitu:
a. Sikap siswa pada kegiatan pembelajaran secara keseluruhan
b. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak
dari keikutsertaan dalam proses belajar.
c. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Keunggulan dari model ADDIE ini adalah sederhana dan mudah dipelajari
serta strukturnya yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini
terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis
yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam
pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau
kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima
tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model
desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis
maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
2.2 Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan perubahan
yang khas yaitu, belajar. Hasil belajar tampak dalam suatu prestasi yang diberikan
siswa, misalnya menyebutkan huruf dalam abjad secara berurutan. Hasil belajar
merupakan kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan
suatu hal (Maisaroh. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran
Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan. 7(2). 157-172).1
Terkait dengan hasil belajar, Djamarah menyatakan hasil belajar adalah
prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu
maupun tim. Sudijono mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah tindakan
evaluasi yang dapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain) juga
dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective
domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada diri
setiap individu peserta didik. Ini artinya melalui hasil belajar dapat terungkap
secara holistik penggambaran pencapaian siswa setelah melalui pembelajaran
(Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; PT.RajaGrafindo
Persada).2
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Secara lebih
praktis, hasil belajar juga dimaksudkan untuk mengungkapkan kemampuan siswa
dalam bentuk angka-angka. Adapun hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
efektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar mengajar yang
optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut :
 Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsik pada diri peserta didik. Motivasi intrinsik adalah
semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu
sendiri. Peserta didik tidak akan mengeluh dengan prestasi yang
rendah, dan peserta didik akan berjuang lebih keras untuk
memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong
pula untuk meningkatkan, setidaknya mempertahankan apa yang telah
dicapai.
 Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, peserta didik
tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa dia punya potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila dsudah berusaha semaksimalnya.

1
Maisaroh. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning
Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan. 7(2). 157-172).
2
(Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; PT.RajaGrafindo Persada).
 Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti lama
ingatannya, mambentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi
dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri serta mengembangkan kreativitas.
 Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh yakni mencakup
ranah kognitif (pengetahuan serta wawasan), ranah afektif (sikap dan
apresiasi) serta ranah psikomotorik (keterampilan dan perilaku). Ranah
kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah
afektif dan psikomotorik diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya.
 Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya
maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh sebab itu, penilaian terhadap proses belajar mengajar tidak hanya
bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi para peserta didik yang pada saatnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Hasil belajar yang menjadi
objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa
setelah mereka mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran
tertentu. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan guru dalam
membimbing peserta didik amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan
memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya,
maka harapan teriptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan
tercapai.
Berdasarkan pengertian hasil belajar dari para ahli maka dapat disimpulkan
hasil belajar adalah perubahan kemampuan pada diri peserta didik yang ditandai
dengan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti
memfokuskan pada ranah kognitif.

2. Faktor-Faktor yang Mempegarunhi Hasil Belajar


Hasil belajar yang diterima peserta didik pasti mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Perubahan yang terjadi adakalanya mengarah kearah yang positif
artinya peserta didik mengalami peningkatan pada hasil belajar yang diterimanya.
Namun sebaliknya, adakalanya mengarah kearah yang negatif artinya hasil belajar
yang diterima peserta didik mengalami penurunan. Keberhasilan seseorang dalam
belajar bergantung dari faktor-faktor yang mempegarunhi belajar. Hasil belajar akan
maksimal jika faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dapat di optimalkan. Ada
beberapa faktor-faktor yang mempegarunhi belajar, yaitu sebagai berikut:
 Faktor Intern
Faktor intern meliputi faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
o Faktor jasmaniah meliputi, faktor kesehatan dan cacat tubuh.
a) Faktor kesehatan berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian- bagiannya, bebas dari penyakit.
b) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
badannya atau anggota badannya.
o Faktor Psikologis meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan
 Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif.
 Perhatian adalah menjamin hasil belajar yang baik, maka
peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya.
 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
 Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
 Motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
 Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang.
 Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi.
o Faktor Kelelahan. Kelelahan ini di bagi menjadi 2 dua yaitu
kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani adalah terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
 Faktor Ekstern
Faktor ekstern meliputi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat. Dapat di jelaskan sebagai berikut:
1) Faktor keluarga terdiri dari lima cara yaitu, cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah meliputi sembilan cara yaitu, metode mengajar,
kurikulum, , relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik
antar sesamanya, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan Gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat meliputi empat cara yaitu, kegiatan peserta didik
dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan pemaparan mengenai faktor-faktor yang mempegarunhi belajar
maka dapat di simpulkan bahwa sumber belajar merupakan bagian dari faktor
ekstern. Karena pada hakikatnya bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu
yang bisa digunakan atau menimbulkan proses belajar mengajar baik berupa
lingkungan, masyarakat, alat pelajaran, guru, data, media, model dan lainnya.
Pada penelitian ini difokuskan sumber belajar berbasis aplikasi flipbook maker
terletak pada faktor yang mempegarunhi belajar pada bagian faktor ekstern di
faktor sekolah yaitu alat pelajaran. Hal ini karena alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena biasa di pakai oleh guru untuk memperlancar
proses pembelajaran dan dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan
bahan ajar yang diberikan pada peserta didik.

3. Indikator Hasil Belajar


Proses pembelajaran dan hasil belajar adalah dua hal yang tidak bias
dipisahkan dan saling terhubung karena dalam kegiatan pembelajaran terdapat
tujuan yang hendak yang dicapai oleh guru dan peserta didik. Untuk mencapai
tujuan yang baik maka hasil belajar yang di dapat oleh peserta didik harus
mencapai standarnya. Dalam mencapai standar tersebut guru harus melihat dan
mengukur dari indikator hasil belajar. Terdapat beberapa indikator yang digunakan
dalam mengukur hasil belajar siswa. Pendapat yang paling terkemuka adalah yang
disampaikan oleh Bloom yang membagi klasifikasi hasil belajar dalam 3 ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang
perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru yaitu metode belajar
memahami isi materi pelajaran dan metode meyakini arti penting isi
materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral
yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya
akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan
kecakapan ranah afektif. Sebagai contoh, seorang guru fiqih yang
pandai dalam mengembangkan kecakapan kognitif dengan cara
memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan akan
berdampak positif terhadap ranah afektif para siswa. Dalam hal ini
pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi pelajaran
fiqih yang disajikan guru serta preferensi kognitif yang mementingkan
aplikasi prinsip-prinsip tadi akan meningkatkan kecakapan ranah
afektif para siswa. Peningkatan kecakapan afektif ini, antara lain
berupa kesadaran beragama yang mantap.
3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni
gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan konseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan
gerakan ekspresif serta interpretatif.
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak
positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan
psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah
diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang
terbuka. Namun, kecakapan psikomotor tidak terlepas dari kecakapan
afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi
wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.

2.3 Pengertian FlipBook Maker


Di era digital saat ini, ketika perkembangan teknologi maju begitu cepat
sehingga menjadi mungkin memiliki dampak yang signifikan di semua bidang.
Salah satunya memiliki pengaruh dalam bidang pendidikan yaitu tersedianya
sumber belajar berupa FlipBook Maker yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran (Elva, 2020).3
FlipBook Maker merupakan kumpulan gambar gabungan untuk
memanfaatkan dengan memberikan ilusi gerakan. Ide FlipBook Maker pada
awalnya hanya banyak digunakan untuk menampilkan animasi tapi kini mulai
diadopsi oleh beberapa ahli untuk berbagai jenis aplikasi digital, seperti majalah,
buku, komik dan sebagainya. Desain buku digital yang kini banyak diminati
masyarakat adalah buku digital dengan teknologi ebook tampilan tiga dimensi
yang dikenal dengan FlipBook Maker, dimana halaman sudah bisa dibuka
sepertimbaca buku di layar monitor (Haryati, 2019).4 FlipBook Maker menurut
Nurseto merupakan lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender
berukuran 21 x 28 cm (Rahmawati, 2017).5
Sedangkan menurut Wibowo (2018) aplikasi FlipBook Maker adalah salah satu
aplikasi yang mendukung sebagai sumber belajar yang akan membantu dalam
proses pembelajaran karena aplikasi ini tidak terpaku hanya pada tulisan-tulisan
saja tetapi bisa dimasukan sebuah animasi gerak, video, dan audio yang bisa
menjadikan sebuah interaktif media pembelajaran yang menarik sehingga
pembelajaran menjadi tidak monoton. Jadi e-modul dengan menggunakan aplikasi
flipbook maker dapat di akses secara offline dan tidak harus mengeluarkan banyak
biaya karena berbentuk soft file.
Senada dengan Asmi (2018) FlipBook Maker adalah perangkat lunak yang
dapat membuat file .pdf menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku.
Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, tampilan media akan lebih
variatif, tidak hanya teks, gambar, video, dan audio dalam media ini sehingga
proses pembelajaran akan lebih menarik (Latifah, 2020). FlipBook Maker sebuah

3
(Elva, 2020)
4
(Haryati, 2019).
5
(Rahmawati, 2017).
software yang berguna membuat aplikasi buku elektronik. Sedangkan buku
elektronik adalah buku yang dapat kita baca melalui komputer.
Pada FlipBook Maker kita dapat menambahkan file-file gambar, pdf, swf, dan
file video berformat FLV dan MP4. Sedangkan keluaran atau output dari software
ini dapat berupa HTML, EXE, ZIP, dan APP. Output TI Flash membalik buku sebagai
format HTML yang memungkinkan kalian untuk mengupload ke website untuk
dilihat secara online. Output sebagai berdiri sendiri EXE untuk pengiriman CD.
Paket itu sebagai format ZIP untuk email cepat dan output berupa APP dapat
digunakan di I-Phone, Tablet, I-Pad, dan lain-lain (Dony Sugianto, 2013).
Jadi dapat disimpukan FlipBook Maker adalah sejenis perangkat lunak
pembalik halaman profesional untuk mengonversi file PDF menjadi publikasi
digital dengan pembalik halaman. Aplikasi ini dapat berupa file portable (exe)
untuk dipublikasikan melaui email attachment, CD, flashdisk atau copy paste
komputer ke komputer. Selain itu, aplikasi ini juga dapat dikonversi ke mode
HTML, dengan demikian aplikasi multimedia ini dapat sekaligus menjadi sebuah
halaman website.
Penggunaan aplikasi FlipBook Maker dapat dilakukan secara offline maupun
online. Penggunaan online memiliki kelebihan tersendiri yaitu apabila pengguna
merasa kurang jelas tentang detail informasi media yang tersedia, bisa disediakan
link yang dapat mengarahkan audiens menuju halaman yang memuat lebih
mengenai informasi yang telah dimuat dalam buku bolak-balik tersebut.
Sedangkan bila diakses secara offline maka informasi yang termuat hanyalah dari
apa yang dimuat oleh pembuatnya.

2.3.1.1 Kelebihan FlipBook Maker


Beberapa kelebihan dari FlipBook Maker yaitu:
1) Peserta didik memiliki pengalaman yang beragam dari sumber belajar.
Penggunaan FlipBook Maker dapat memberikan pengalaman atau proses
pembelajaran yang beragam. Maksudnya adalah sumber belajar berbasis
FlipBook Maker ini bisa menampilkan video, gambar,audio dan lainnya
yang merupakan variasi dari sumber belajar.
2) Dapat menghilangkan kebosanan peserta didik karena media yang
digunakan lebih bervariasi.
Aplikasi FlipBook Maker dapat menghilangkan kejenuhan belajar siswa
karena media yang ditampilkan tidak monoton dan terpaku pada tulisan
saja atau gambar abu-abu seperti buku cetak pada umumnya.
3) Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
Aplikasi FlipBook Maker merupakan salah satu aplikasi yang bisa
digunakan untuk kegiatan belajar mandiri. Artinya sumber belajar FlipBook
Maker ini digunakan tidak mesti ketika ada guru melainkan peserta didik
bisa menggunakan aplikasi ini secara mandiri dengan insiatifnya sendiri.
Dengan begitu terjadinya peningkatan pengetahuan, akan suatu materi
belajar dan tentu saja dengan bertambahnya pengetahuan akan
meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut.
4) Peserta didik tidak jenuh membaca materi pembelajaran meskipun dalam
bentuk buku karena pengemasan bahan yang menarik.
Pengemasan aplikasi FlipBook Maker ini dirancang dengan menarik. Kalua
pada pengemasan buku cetak hanya dapat menampilkan tulisan dan
gambar. Berbeda dengan FlipBook Maker yang tidak hanya menampilkan
tulisan dan gambar melainkan bisa juga menampilkan suara, video,
beraneka ragam background dan lainnya, sehingga membuat peserta didik
tidak merasa jenuh untuk melihat dan menggunakan aplikasi tersebut.
Ketika peserta didik merasa nyaman dan tertarik menggunakan aplikasi
FlipBook Maker ini maka tentu dapat berpengaruh terhadap peningkatan
hasil belajarnya.
5) Mudah dibaca dan dicermati dengan detail karena dapat di-zoom
Kelebihan lainnya dari aplikasi FlipBook Maker ini adalah memiliki menu
zoom yang artinya bisa memperbesar dan memperjelas tulisan, gambar
atau komponen lainnya yang tersedia di aplikasi ini. Sehingga bisa
memusatkan perharian peserta didik akan suatu materi yang sedang
dipahaminya.
6) Mudah mencari kata dengan adanya fitur pencarian kata
Kelebihan lainnya dari aplikasi FlipBook Maker ini adalah adanya fitur
search yang dapat memudahkan peserta didik untuk mencari dan
menemukan kata kunci dari materi yang dibutuhkannya.
7) Dapat digunakan di komputer, laptop, dan sejenisnya.
Aplikasi FlipBook Maker ini merupakan salah satu aplikasi pembelajaran
yang multi place. Artinya, aplikasi ini tidak hanya bisa berada di satu
tempat komunikasi saja. Aplikasi ini bisa berada di hp yang sudah tersedia
di google play store, aplikasi ini juga bisa berada di laptop atau komputer
yang bahkan penggunaan nya bisa secara berbayar maupun gratis dari
websitenya.

2.4 Penelitian Relevan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santri Prima (2020) yang berjudul
Pengembangan Sumber Belajar berupa Flipbook pada Mata Pelajaran Biologi untuk
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dengan hasil penelitiannya yaitu menunjukan bahwa
sumber belajar berupa FlipBook Maker layak untuk digunakan sebagai sumber belajar
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli desain, ahli materi dan ahli bahasa dengan
perolehan persentase desain (95,67%) dikategorikan sangat layak, materi (86,67%)
dikategorikan layak dan bahasa (80,00%) dikategorikan layak. Dan hasil penelitian juga
menunjukan bahwa sumber belajar berupa Flipbook ini praktis untuk digunakan sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh melalui
penilaian oleh guru dan siswa. Hasil penilaian dari guru memperoleh persentase 86,88%
dengan kategori praktis dan hasil penilaian siswa memperoleh persentase 92,44% dengan
kategori sangat layak. Dengan demikian, penelitian ini menunjukan bahwa sumber belajar
berupa Flipbook ini layak dan praktis untuk digunakan sebagai salah satu sumber belajar
pada mata pelajaran biologi untuk sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Edi Wibowo dan Dona Dinda Pratiwi
(2018) yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker Materi Himpunan dengan hasil penelitiannya menerangkan bahwa kriteria
pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker memeiliki kriteria
baik dan nilai kelayakan oleh ahli media dengan skor rata-rata 3,28 dengan kriteria sangat
baik, sedangkan nilai kelayakan oleh ahli bahasa mendapat skor rata-rata 3,02 dengan
kriteria baik. Respon peserta didik sangat menarik, dngan pencapaian skor rata-rata 3,33 uji
coba kelompok kecil dan pencapaian skor rata-rata 3,49 uji coba lapangan, respon uji coba
guru sangat menarik dengan pencapaian skor rata-rata 3,64. Ini menunjukkan bahwa
emodul dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker yang dihasilkan dalam
penelitian ini dianggap layak untuk digunakan dalam pembelajaran matematika materi
himpunan.
Berdasarkan penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian yang akan
diteliti yaitu penelitian pertama meneliti tentang Pengembangan Sumber Belajar berupa
Flipbook pada Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan
penelitian kedua tentang Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker Materi Himpunan. Sedangkan peneliti memfokuskan pengembangan
sumber belajar berbasis aplikasi Flipbook Maker pada mata pelajaran Ekonomi dengan
materi APBN dan APBD.

Anda mungkin juga menyukai