Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.

1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mempelajari Menyusun


Laporan Keuangan Perusahaan Dagang melalui Model “Explicit
Instruction”
Nurmiati

Guru SMA Negeri 1 Syamtalira Aron Aceh Utara


Email: nurmiati@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Explicit


Instruction dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII IPS 4 semester I
SMA Negeri 1 Syamtalira Aron, dan bagaimanakah tanggapan siswa terhadap
penerapan tersebut, penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Setting
penelitian terdiri dari tempat, waktu penelitian dan siklus PTK. Objek penelitian
ini adalah kesulitan yang dialami siswa dan usaha model pembelajaran Explicit
Instruction yang diberikan, adapun yang menjadi subjek penelitian ialah siswa
kelas XII IPS 4 semester I SMA Negeri 1 Syamtalira Aron yang berjumlah 21
siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes hasil belajar siswa dan
observasi aktivitas siswa dan guru. Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik
diskripsi. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kelas siklus I adalah 67,62 hal ini
lebih baik dari rata-rata pra siklus adalah 48,57 dan nilai rata-rata siklus II adalah
44,76 nilai ni lebih baik dari siklus I. Sedangkan hasil analisis diskripsi
pencapaian kriteria aktivitas pembelajaran ekonomi diperoleh sebagai berikut: (1)
aktivitas siswa dala pembelajaran ekonomi efektif (2) kemempuan guru dalam
mengelola pembelajaran efektif (3) respon siswa terhadap pembelajaran fositif (4)
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal tidak tuntas (5) ketentuan
pencapaian tercaai dari (1) sampai dengan (5) diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran ekonomi efektif dalam mengajarkan pokok bahasan tersebut.
Kata Kunci: Explicit Instruction, Hasil Belajar, Pembelajaran Ekonomi.

PENDAHULUAN
Tingkat kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi lebih mudah
dirasakan oleh peserta didik di banding mempelajari Akuntansi walaupun ini satu
keasatuan mata pelajaran ekonomi dimana pada saat menghadapi ujian nasional sangat
diharapkan peserta didik dapat mengerti dalam akuntansi khususnya di akuntansi
perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Pada kelas III IPS sehingga nantinya mampu
menjawab soal Ujian Nasional.
Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, eksistensi guru menjadi hal yang
begitu penting peranannya. Guru bukan saja bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses belajar mengajar di dalam kelas, melainkan juga bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proses belajar mengajarnya. Oleh karena itu, walaupun pada hakekatnya
murid yang belajar, namun gurulah yang bertanggungjawab bahwa proses belajar itu
terjadi dengan baik pada setiap siswa (Nasution, 1982:92). Dengan demikian dapat

114
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

dikatakan bahwa mutu pendidikan banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing
proses belajar siswa.
Mengajar merupakan kegiatan memberikan layanan belajar yang disadari dan
direncanakan oleh pendidik sebagai pengajar dalam menstimulus kemampuan siswa
memahami materi ajar. Oleh karena itu, setiap guru dituntut untuk memiliki kemampuan.
Menurut Mulyasa (2003:46) kemampuan adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Ruang kelas
yang nyaman dan bahagia juga merupakan kunci bagi siswa terlibat dalam unjuk
kreativitas belajar siswa.
Menurut Atmaka (2004:17), pendidik atau guru adalah orang yang bertanggung
jawab untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam pengembangan baik fisik dan
spiritual. Guru adalah seseorang yang mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu,
mendidik, mengarahkan, dan melatih siswanya agar memahami ilmu pengetahuan yang
diajarkannya. Guru sebagai pengelola kegiatan proses belajar mengajar yang bertugas
untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa agar bisa mencapai tujuan pembelajaran. Guru
merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan, maka dari itu mutu dan
kualitas guru haruslah diperhatikan secara baik. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh
kemampuan para pendidiknya untuk mengubah karakter generasi penerusnya ke depan.
Mata pelajaran yang diujian nasionalkan salah satunya adalah mata pelajaran
ekonomi pada kelas XII IPS 4 semester I Kompetensi Dasar 1.5 pada kurikulum 2006
adalah menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Berdasarkan pengalaman peneliti
mengajar, siswa sangat sulit dalam menyusun laporan keuangan perusahaan dagang.
Dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menetukan laba rugi, laporan perubahan
modal, neraca dan laporan arus kas. Sehingga menyebakan rendahnya nilai siswa. Faktor
yang menyebabkan ini adalah siswa tidak termotivasi dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Siswa juga tidak terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, karena guru
cenderung masih menggunakan pembelajaran konvensional yang menstranfer ilmu pada
siswa sehingga siswa pasif, kurang kreatif bahkan merasa bosan. dan pembelajaran masih
masih menerapkan pembelajaran satu arah yang menjadikan siswa objek dalam
pembelajaran. Dengan berbagai kesulitan tersebut bukan berarti para pendidik tidak
berupaya untuk mengatasinya. Dalam upaya mengatasi kesulitan dalam belajar
Akuntansi khususnya Jurnal Umum, telah banyak guru memilih suatu model
pembelajaran yang dianggap sudah sesuai. Karena Model yang dilakukan guru di
sekolah sewaktu mengajar juga menentukan hasil belajar. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2004 : 22).
Namun, pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran Ekonomi tersebut
dirasakan kurang mengaitkan konsep-konsep Akuntansi dengan pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Guru hanya berfungsi sebagai penceramah yang sekedar
memberi informasi dari pengetahuan yang dimilikinya, sehingga siswa kurang aktif
dalam belajar dan kurang mengungkapkan pendapat mereka terhadap suatu masalah.
Untuk itu diperlukannya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Menurut Arends (dalam Suprijono, 2013: 46) model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap

115
Nurmiati

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Sedangkan


Istarani (2011: 1) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang
meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru
serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar.
Berkaitan dengan uraian di atas, maka salah satu model pembelajaran ekonomi
yang menjadikan siswa aktif dalam kegiatan mengajar belajar adalah model explicit
instruction (Pengajaran Lansung). Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan
Nurdin, 2011: 118) dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan
kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Arend (dalam Trianto, 2010:41)
menjelaskan bahwa model Explicit Intruction disebut juga dengan direct instruction
merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan procedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah. Yang menjadi orientasi dari model explicit instruction yaitu pembelajaran
lansung khusus dirancang untuk belajar mengembangkan siswa tentang pengetahuan
proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah
demi selangkah. Dengan demikian para siswa menjadi lebih aktif dan dengan cepat,
mudah memahami konsep jurnal umum.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakna di di SMAN 1 Syamtalira Aron. Lokasi penelitian dipilih
karena di lokasi tersebut adalah merupakan tempat peneliti mengajar, yaitu di kelas XII
IPS 4. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan
bulan November tahun pelajaran 2017/2018. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XII
IPS 4 pada SMAN 1 Syamtalira aron tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 21 orang
siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes, observasi dan wawancara.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara
konvensional, dan selama ini guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa
pasif, kurang kreatif, bahkan merasa bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi
guru tanpa menggunakan model pembelajaran. Melihat kondisi pembelajaran yang
monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, sehingga berdampak pada nilai yang
diperoleh siswa kelas XII IPS 4 pada kompetensi dasar Menyusun laporan keuangan
perusahaan dagang, sebelum siklus I (pra siklus) seperti pada tabel 1 Banyak siswa belum
mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal
ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu sebesar 79.

116
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus


NO Hasil (Angka) Hasil(Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen
1 85-100 A Sangat baik - 0%
2 75-84 B Baik - 0%
3 65-74 C Cukup - 0%
4 55-64 D Kurang 5 24 %
5 <54 E Sangat Kurang 16 76 %
Jumlah 21 100%

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik)
sebanyak 0% atau tidak ada dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 0% atau tidak
ada dan yang mendapat nilai kurang 24 % atau sebanyak 5 siswa, sedangkan yang
mendapat nilai sangat kurang 76% atau sebanyak 16 siswa.

Deskripsi Hasil Siklus I


Tahap Perencanaan Tindakan
Materi dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan dagang. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktu 5 x 45 menit untuk dua
kali pertemuan. Tema yang dipilih dalam siklus I mencakup seluruh sub materi dari
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Kemudian peneliti
menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa serta menyususn tek wawancara
guna mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaaan dagang. Peneliti juga membuat lembar kerja siswa dan soal
tes siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pelaksanaan tatap muka, Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi Menyusun
laporan keuangan perusahaan dagang dengan model pembelajaran yang digunakan adalah
Explicit Instruction. Langkah-langkah model pembelajaran explicit instruction adalah
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. mendemonstrasikan pengetahunan dan
keterampilan membimbing pelatihan. Kemudian mengecek pemahaman siswa dan dan
memberikan umpan balik. Peneliti juga memberikan kesempatan untuk latihan. Setelah
tatap muka pertemuan I dan II selesai, pertemuan selanjutnya dilaksanakan tes siklus.
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru (peneliti) tidak lagi
mentransfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja dalam menyelesaikan tugas
latihan penyelesaian penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang mendiskusikannya.
Siswa tampak aktif dan bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka
bertanya tentang materi yang belum mereka paham. Suasana pembelajaran lebih
menyenangkan, nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.
Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka setelah selesai bimbingan
kepada siswa. Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa siswa.
Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan siswa dalam memahami
117
Nurmiati

materi mencatat menyusun laporan keuangan perusahaan dagaang dengan menggunakan


pembelajaran explicit instruction ini. Hasil wawancara juga digunakan sebagai bahan
refleksi. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa masih mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang di ajarkan peneliti, namunpun demikian siswa
mengakui termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Tahap Pengamatan
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SMAN 1
Syamtalira Aron. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan,
kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaan dagang. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi
dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus I.
Hasil tes siklus
Hasil pengamatan hasil tes pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I
No Hasil (Angka) Hasil ( Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen
1 85-100 A Sangat baik 1 5%
2 75-84 B Baik 5 24 %
3 65-74 C Cukup 7 33 %
4 55-64 D Kurang 4 19 %
5 <54 E Sangat Kurang 4 19 %
Jumlah 21 100 %

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik)
sejumlah 1 siswa atau (5%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 5 siswa atau
(24%), sedangkan yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa atau (33%),
sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 4 siswa atau (19%), sedangkan yang
mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 4 siswa atau 19%.
Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan,
meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan kegiatan yang bersifat mandiri siswa harus banyak bertanya dan menunjukan
keterampilan lebih aktif dalam melaksanakan latihan. Dari hasil pengamatan telah terjadi
kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan
pembelajaran yang dilakukan latihan secara lansung dan prosuduran perlu kecermatan dan
ketepatan. Ada interaksi antar siswa dengan guru, Masing-masing siswa ada peningkatan
latihan bertanya dan menjwab antar siswa, sehingga terlatih keterampilan bertanya jawab.
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 6 siswa bearti mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan pra siklus, seperti disajikan dalam tabel berikut ini.

118
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

Tabel 3. Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I


Jumlah siswa yang berhasil
No Hasil tes (dalam huruf )
Pra siklus Siklus I
1 A (85 -100) - 1
2 B (75-84) - 5
3 C (65-74) - 7
4 D (55-64) 5 4
5 E (< 54) 16 4
Jumlah 21 21

Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa dengan pra siklus
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I
Jumlah Siswa
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persen Jumlah Persen
1. Tuntas 0 0% 6 29%
2. Belum Tuntas 21 100% 15 71%
Jumlah 21 100% 21 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan


model explicit instruction mampu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada
kompetensi menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Oleh karena itu, rata-rata
kelas pun mengalami kenaikan menjadi 67,62 dari sebelumnya48,57. Walaupun sudah
terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Dan masih
banyak siswa yang belum mencapaian ke tingkat ketercapaiannya. Hal ini dapat terlihat
dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa
yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan kurang memahami cara
menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas. Oleh
karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Hasil pengamatan aktivitas guru
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pra siklus. Perbandingan tersebut disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 5. Observasi aktivitas Guru Mengajar Siklus I
Pertemuan Rata-
No. Aspek yang Diamati
I II rata
1 Guru melakukan apersepsi 3 4 3,5
2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti
4 4 4
pembelajaran dengan baik
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4 5 4,5
4 Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
3 5 4
dengan model Explicit Instruction

119
Nurmiati

5 Guru mendemontrasikan materi tahap demi tahap 4 4 4


6 Guru memberikan bimbingan kepada siswa 4 5 4,5
7 Guru mengecek tugas yang diberikan 4 5 4,5
8 Guru memberikan umpan balik 4 5 4,5
9 Guru melakukan kesempatan pelatihan lanjutan dan
penerapan kepada siswa yang lebih komplek dan 4 5 4,5
berkenaan dengan kehidupan sehari-hari
10 Guru memberikan penjelasan akhir terhadap materi
4 5 4,5
untuk penguatan bagi siswa
11 Pengelolaan waktu 3 4 3,5
12 Guru melakukan penilaian 4 4 4
Rata-rata Keseluruhan 4,17 (Baik)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya, masih terdapat beberapa aktivitas


peneliti yang belum sempurna yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Namunpun
demikian, berdasarkan hasil yang didapat aktivitas peneliti mengajar pad siklus I sudah
berada pada taraf baik.
Hasil pengamatan aktivitas siswa
Hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Aktivitas Siswa Siklus I
Jumlah
N Persentase (%)
Aspek yang diamati Siswa Aktif
o
PI P II P I P II Rata-rata
1 Memperhatikan penjelasan guru 15 18 71,43 85,71 78,57
2 Mengajukan pertanyaan 8 14 38,1 66,67 52,38
3 Menjawab pertanyaan guru 10 15 47,62 71,43 59,52
4 Mengajukan pendapat 12 14 57,14 66,67 61,9
5 Memberikan tanggapan 7 11 33,33 52,38 42,86
6 Membantu teman yang mengalami kesulitan 13 18 61,9 85,71 73,81
7 Membuat catatan ringkasan 18 19 85,71 90,48 88,1
8 Mengerjakan tugas mandiri terstruktur 19 21 90,48 100 95,24
9 Inisiatif mempelajari dan mengerjakan materi
18 20 85,71 95,24 90,48
pelajaran yang belum dan akan diajarkan
10 Keaktivan indra 15 18 71,43 85,71 78,57
Rata-rata aktivitas siswa (%) 64,29 (Baik)

Dari tabel di atas diketahui bahwasanya motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran sudah lebih baik dibandingkan dengan pra siklus. Hal ini terlihat dari
persentase yang didapat. Kemudian persentase rata-rata aktivitas siswa sudah berada pada
taraf baik dengan persentase sebesar 64,29.

120
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat
dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan
Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 21 siswa dan pada
akhir siklus I berkurang menjadi 6 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 48,57
menjadi 67,62. Perbandingan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar pada pra siklus dan
siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Perbandingan Kegiatan dan Hasil Pada pada Pra siklus dan Siklus I
NO Pra Siklus Siklus I
1 Tindakan Tindakan
Pembelajaran lansung, tanpa Penerapan Pembelajaran lansung model
menggunakan alat peraga explicit instruction.
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
 Ketuntasan  Ketuntasan
~ Tuntas : 0 ( 100%) ~ Tuntas : 8 (29%)
~ Belum tuntas : 21( 0%) ~ Belum tuntas : 15 (71%)

 Nilai Tertinggi :60  Nilai Tertinggi : 90


 Nilai terendah :20  Nilai terendah :50
 Nilai rata- rata : 48,57  Nilai rata- rata : 67.62
 Refleksi
Nilai rata- rata meningkat 16,54
= 19.05/48,57 x100% =39,22%
2 Proses belajar Proses belajar
 Proses pembelajaran pasif  Proses pembelajaran ada perubahan,
siswa mulai aktif
 Siswa kurang terlibat dalam  Siswa terlibat langsung dalam proses
proses pembelajaran pembelajaran
 Siswa hanya mendengarkan,  Siswa mencari dan menemukan materi,
kadang Menyusun menyusun laporan keuangan.
 Belum memanfaatkan media  Sudah memanfaatkan media
pembelajaran yang tepat pembelajaran sesuai materi
 Belum tumbuh kreatifitas dan  Kreatifitas, tanggung jawab mulai
kerjasama tampak
 Sebagian kecil indera yang aktif  Sebagian besar alat indera aktif
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran model
explicit instruction siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar
yaitu dari 21 siswa belum tuntas pada pra siklus, 15 siswa yang belum tuntas pada siklus 1.
Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan sebesar 39,22 %. Pada siklus I ini belum
semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa masih belum mengerti dan
paham dalam materi menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Berdasarkan
pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan terdapat beberapa perbaikan yang harus
dilakukan peneliti yaitu peneliti harus lebih dalam memotivasi siswa dalam melaksanakan
pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran Explicit Intrudtion lebih baik lagi.
121
Nurmiati

Diskripsi Hasil Penelitian Siklus II


Perencanaan Tindakan
Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi
pelajaran dalam siklus II adalah menyusun laporan keuangan perusahaan dagang tentang
tentang neraca dan laporan arus kas. Atas dasar materi pelajaran tersebut kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi waktu
yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 5 x 45 menit dengan 2 kali tatap muka.
Strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran lansung prosuduran model
Explicit instruction dalam latihan, memberikan pemahaman kepada siswa. Sehingga siswa
bertanya yang belum di mengerti sampai siswa betul-betul dapat melaksanakan latihannya
secara benar tepat dan cepat. Selanjutnya peneliti kembali menyususn lembar pengamatan
aktivitas siswa dan guru dan tek wawancara serta membuat soal latihan (kuis) dan soal tes
siklus.

Pelaksanaan Tindakan
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan model Explicit instruction. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran Explicit
instruction dengan baik dan memotivasi siswa untuk lebih giat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: pada tahap pendahuluan
peneliti menjelaskantujuan pembelajaran dan informasi latar belakang pelajaran serta
pentingnya pelajaran dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti
mendemontrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi
tahap agar siswa dapat memahami materi dengan baik. Peneliti merencanakan dan
memberi bimbingan pelatihan awal. Setelah itu. Peneliti mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik. Selanjutnya peneliti
mempersiapkan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks. Pada pelaksanaan
pembelajaran siklus II siswa masih belajar secara mandiri, namun dalam kegiatan mandiri
ini siswa tertantang untuk lebih dapat melakukan penyusunan laporan keuangan
perusahaan dagang juga dalam menguasai materi dan mereka harus berkompetisi secara
pribadi. Setelah tatap muka pertemuan I dan II selesai, pertemuan selanjutnya dilaksanakan
tes siklus.
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara
digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil
wawancara digunakan sebagai bahan refleksi. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui
bahwa siswa sangat termotivasi mengikuti pembelajaran dan lebih mudah memahami
materi dengan menggunakan model pembelajaran Explicit instruction karena siswa bisa
terlibat langsung dalam pembelajaran

122
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

Tahap Pengamatan
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
observasi dilakukan oleh 2 (dua) observasi yaitu guru Ekonomi SMA Negeri 1 Syamtalira
Aron. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi. Hasil observasi
digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.
Hasil Tes Siklus
Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 4.8 berikut
ini.
Tabel 8 Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II
No Hasil (Angka) Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen
1 85-100 A Sangat Baik 9 43 %
2 75-84 B Baik 12 57 %
3 65-74 C Cukup - -
4 55-64 D Kurang - -
5 <54 E Sangat Kurang - -
Jumlah 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A)
adalah 43% atau 9 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B)
adalah 57% atau 12 siswa, dan yang mendapat nilai C (cukup), D dan E tidak ada.
Sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 84.76.
Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan bersifat lansung namun setiap
tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, dan mampu melaksanakan proses
penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang. Dari hasil pengamatan telah terjadi
kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan prosuduran perlu kecermatan dan ketepatan. Ada
interaksi antara siswa secara individu maupun guru, Masing-masing siswa ada
peningkatan latihan bertanya jawab dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain
maupun pengetahuan umum, sehingga disamping terlatih ketrampilan bertanya jawab,
siswa terlatih berargumentasi. Ada persaingan positif antar siswa untuk penghargaan dan
menunjukkan jati diri pada siswa. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II dapat
ditabulasikan seperti pada tabel 4.9 di bawah ini
Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siklus II
Jumlah Siswa
No Ketuntasan Belajar
Jumlah Persen
1. Tuntas 21 100 %
2. Belum Tuntas 0 0%
Jumlah 21 100 %

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
sebanyak 21 siswa (100%) yang berarti sudah ada peningkatan. Kemudian untuk melihat
perbandingan hasil nilai tes siklus I dan II, dapt dilihat pada tabel di bawah ini.
123
Nurmiati

Tabel 10. Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II
No Hasil Tes Jumlah Siswa yang Berhasil
Siklus I Siklus II
1 A (85 -100) 1 9
2 B (75-84) 5 12
3 C (65-74) 7 -
4 D (55-64) 4 -
5 E (< 54) 4 -
Jumlah 21 21

Jika dibandingkan antara keadaan kondisi siklus I dan siklus II, rata- rata kelas
sebesar 67,62, sedangkan nilai rata- rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi
84,76. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II
Hasil Lambang Hasil Pra Model Model
NO Arti Lambang
Angka Evaluasi tindakan Siklus I Siklus II
1 85-100 A Sangat Baik - 1 9
2 75-84 B Baik - 5 12
3 65-74 C Cukup 7 -
4 55-64 D Kurang 5 4 -
5 <54 E Sangat Kurang 16 4 -
Jumlah 21 21 21

Untuk melihat perbandingan ketuntasan nilai rata-rata pada pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 12. Perbandingan Ketuntasan Nilai Rata-rata Pra siklus,siklus I dan siklus II
Jumlah siswa
No Uraian Rata-Rata
Tuntas Belum Tuntas
1 Kondisi Awal 0 anak 21 anak 48,57
2 Siklus I 6 anak 15 anak 67,62
3 Siklus II 21 anak 0 anak 84,76

Hasil pengamatan aktivitas guru


Hasil pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran pada
siklus II yang dilakukan observer dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Observasi aktivitas Guru Mengajar Siklus II
Pertemuan
No. Aspek yang Diamati Rata-rata
I II
1 Guru melakukan apersepsi 4 5 4,5
2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
5 5 5
dengan baik
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5 5 5

124
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

4 Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran


5 5 5
dengan model Explicit Instruction
5 Guru mendemontrasikan materi tahap demi tahap 5 5 5
6 Guru memberikan bimbingan kepada siswa 5 5 5
7 Guru mengecek tugas yang diberikan 5 5 5
8 Guru memberikan umpan balik 5 5 5
9 Guru melakukan kesempatan pelatihan lanjutan dan
penerapan kepada siswa yang lebih komplek dan berkenaan 5 5 5
dengan kehidupan sehari-hari
10 Guru memberikan penjelasan akhir terhadap materi untuk
4 5 4,5
penguatan bagi siswa
11 Pengelolaan waktu 4 5 4,5
12 Guru melakukan penilaian 5 5 5
Rata-rata Keseluruhan 4,88 (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwasanya aktivitas peneliti dalam mengelola


pembelajaran telah mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh persentase yang
didapat yaitu sebesar 4,88% dan berada pada katagori sangat baik. Persentase peningkatan
dari siklus I adalah sebesar 0,71%. Kemudian dilihat dari aspek yang diamati, pada siklus
sebelumnya terdapat beberapa aspek yang belum sempurna, namun pada siklus II
semuanya telah diperbaiki oleh peneliti. hal ini juga membukttikan bahwasanya peneliti
telah menerapkan model pembelajaran Explicit instruction.
Hasil pengamatan aktivitas siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada
siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 14. Aktivitas Siswa Siklus II
Jumlah
N Persentase (%)
Aspek yang diamati Siswa Aktif
o
PI P II P I P II Rata-rata
1 Memperhatikan penjelasan guru 20 21 95,24 100 97,62
2 Mengajukan pertanyaan 16 19 76,19 90,48 83,33
3 Menjawab pertanyaan guru 17 20 80,95 95,24 88,1
4 Mengajukan pendapat 16 19 76,19 90,48 83,33
5 Memberikan tanggapan 15 18 71,43 85,71 78,57
6 Membantu teman yang mengalami kesulitan 18 21 85,71 100 92,86
7 Membuat catatan ringkasan 20 21 95,24 100 97,62
8 Mengerjakan tugas mandiri terstruktur 21 21 100 100 100
9 Inisiatif mempelajari dan mengerjakan
materi pelajaran yang belum dan akan 21 21 100 100 100
diajarkan
10 Keaktivan indra 19 20 90,48 95,24 92,86
Rata-rata aktivitas siswa (%) 82,14 (Sangat Baik)

125
Nurmiati

Berdasarkan tabel di atas diketahui telah terdapat peningkatan aktivitas siswa


dalam mengikurit pembelajaran yang dilaksanakan bila dibandingkan dengan siklus
pertama. Persentase rata-rata aktivitas siswa adalah sebesar 82,14% dan berada pada pada
sangat baik.

Tahap Refleksi
Berdasarkan siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran lansung
model explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IPS 4 Kelas XII
semester 1, khususnya dalam kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan
dagang. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini
ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil
tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa
pada siklus I. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada
tabel di bawah ini:

Tabel 15. Perbandingan Kegiatan dan Hasil Pada Siklus I dan Siklus II
NO Siklus I Siklus II
1 Tindakan Tindakan
Pembelajaran lansung model explicit Penerapan Pembelajaran lansung model
instruction, didesain dengan panduan explicit instruction dipandu dengan kuis
kuis kompetitif
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
 Ketuntasan  Ketuntasan
~ Tuntas : 6 (29%) ~ Tuntas : 21 ( 100%)
~ Belum tuntas : 15 ( 71%) ~ Belum tuntas : 0 ( 0 %)
 Nilai Tertinggi : 90  Nilai Tertinggi : 100
 Nilai terendah : 50  Nilai terendah : 80
 Nilai rata- rata : 67,62  Nilai rata- rata : 84,76
 Refleksi
Nilai rata- rata meningkat : 15,00
= 17,14/67,62 x100% =25,34%
2 Proses belajar Proses belajar
 Proses pembelajaran ada  Proses pembelajaran siswa aktif dan
perubahan, siswa mulai aktif kreatif serta cekatan
 Siswa terlibat langsung dalam  Siswa terlibat langsung dalam proses
proses pembelajaran pembelajaran, dan masing- masing siswa
punya tugas mandiri
 Siswa mencari dan menemukan  Siswa mencari dan menemukan materi,
materi, mencatat serta menyusun mencatat dan mendemontrasikan hasil
laporan keuangan perusahaan penyelesaian secara mandiri dan dapat
dagang tahap demi tahap. dipertangung jawabkan apa yang telah
diselesaikan.
 Belum memanfaatkan media  Sudah memanfaatkan media pembelaja-
pembelajaran sesuai materi ran sesuai materi yaitu pias- pias peta
126
Jurnal Serambi PTK Volume VII, No.1, Maret 2020 ISSN : 2355 -9535

yang diperagakan
 Kreatifitas, mandiri, tanggung  Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab dan
jawab mulai tampak. ide, kecermatan, ketepatan dan kecepatan
muncul
 Sebagian besar alat indera aktif  Semua alat alat indera aktif, baik mental
maupun fisik
Berdasarkan hasil yang sudah didapat, maka dapat disimpulkan bahwasanya
pembelajaran dengan model explicit instruction telah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa serta aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.

PENUTUP
Simpulan
Penerapan Pembelajaran lansung model explicit instruction dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran ekonomi Kelas XII IPS 4 semester 1 khususnya kompetensi
dasar menyusun laporan keuangan perusahaan dagang Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada
akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 29% atau (6 siswa), dan
siswa yang belum tuntas sebanyak 71% atau (15 siswa), sedangkan pada akhir siklus II,
sebanyak 100% (21 siswa) mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas siklus
I adalah 67,62 dan nilai rata- rata kelas siklus II adalah 84,76 adapun hasil non tes
pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan sebesar
64,56%, dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mencapai peningkatan sebesar
100%. jika dibandingkan dengan kondisi awal.

DAFTAR PUSTAKA
Atmaka, Dri. 2004. Tips Menjadi Guru Kreatif. Bandung. Yrama Widya.
Istarani. 2011. Pembelajaran Inovatif (Refrensi Guru dalam Menentukan Model
Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Uno dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru
Algensido Offset.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pusaka Pelajar.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konsep, landasan, dan
implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Uno dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.

127

Anda mungkin juga menyukai