Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk membangun sumber
daya manusia yang berkualitas dan menentukan kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan berperan untuk menyiapkan generasi muda sebagai generasi
penerus bangsa untuk memiliki kecerdasan dan keahlian sehingga dapat
berkontribusi bagi pembangunan nasional. Artinya, peran pendidikan sangat
penting bagi suatu bangsa karena merupakan akar dari semua kemajuan di
semua sektor berasal dari pendidikan.
Untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan adalah melalui
pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses mengatur dan
mengorganisasi lingkungan di sekitar peserta didik sehingga mendorong
peserta didik untuk melakukan proses belajar. Di dalam pembelajaran terdiri
dari komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, antara
lain: guru, siswa, tujuan, materi, media, metode, dan penilaian/evaluasi
[ CITATION Pan17 \l 1033 ]. Menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran
adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar
yang berlangsung dalam lingkungan belajar. Dari dua pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa komponen utama yaitu pendidik, peserta didik,
dan sumber belajar. Sumber belajar dapat dikaitkan dengan tujuan, materi,
media, dan metode pembelajaran. Untuk menentukan tujuan, materi, media,
dan metode pembelajaran harus terlebih dahulu dilakukan perencanaan
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan proses mempersiapkan apa saja
yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan [ CITATION Eno95 \l 1033 ]. Dengan kata lain,
perencanaan pembelajaran adalah suatu persiapan untuk menjalankan tugas
mengajar oleh guru kepada peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran dan melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan,

1
pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
memiliki berbagai manfaat. Menurut Kemp (1994), manfaat perencanaan
perencanaan pembelajaran melibatkan berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi pengelola program bermanfaat sebagai bukti mengenai proses
belajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang wajar.
2. Bagi perancang pembelajaran bermanfaat sebagai bukti bahwa program
pembelajaran yang dirancangnya memuaskan. Indikator program
pembelajaran dikatakan memuaskan jika semua tujuan tercapai.
3. Bagi guru bermanfaat sebagai alat untuk melihat siswanya memperoleh
kompetensi yang diharapkan dan secara pribadi membina hubungan yang
baik dengan siswa.
4. Bagi siswa bermanfaat untuk mendapatkan keberhasilan dan pengalaman
belajar yang menyenangkan dan memuaskan.
Permasalahan yang muncul adalah tidak semua siswa merasa sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan oleh guru. Padahal, ketercapaian tujuan
pembelajaran bergantung pada perencanaan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dikatakan tecapai jika hasil belajar peserta didik dapat
mencapai atau melebihi kompetensi minimal yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA IPS yang diambil dari
Pusat Penilaian Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai
rata-rata UN masih tergolong rendah. Dari data tersebut menunujukan
931.628 peserta dari 18.432 satuan pendidikan memiliki rata-rata nilai 46,86
dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia sebesar 58,75; Bahasa Inggris
sebesar 43,66; Matematika sebesar 34,06; Ekonomi sebesar 51,73; Sosiologi
sebesar 51,41; dan Geografi sebesar 49,44[ CITATION Kem19 \l 1033 ]. Hal ini
membuktikan bahwa nilai rata-rata siswa SMA masih kurang jika
dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan oleh Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSPN) tahun 2019, yakni nilai antara 0 s.d 55 termasuk dalam
kategori kurang dan nilai antara 55 s.d 70 termasuk dalam kategori
cukup[ CITATION BSP19 \l 1033 ]. Sementara itu, menurut menurut Mulyasa
(2004: 99) peserta didik dianggap tuntas jika menguasai minimal 65% dari

2
seluruh tujuan pembelajaran dan keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah
peserta didik yang tuntas sekurang-sekurangnya 85% dari jumlah peserta
didik yang ada.
Penyebab permasalahan ini tidak lepas dari tidak sesuainya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Seorang siswa
di SMA Negeri 1 Jatilawang, Bellany Betta pada 20 Februari 2021,
mengatakan bahwa semua guru tidak melakukan perencanaan pembelajaran
bersama peserta didik dan tidak memberikan hasil perencanaan
pembelajarannya kepada peserta didik. Guru langsung melakukan kegiatan
pembelajaran pada awal pertemuan [ CITATION Bel21 \l 1033 ]. Tidak
sesuainya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, di antaranya bisa dari
metode pembelajaran yang digunakan, media yang digunakan, dan faktor
lain yang berkaitan dengan masing-masing siswa.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran Ekonomi
pada materi Akuntansi Perusahaan Dagang, prestasi belajar siswa masih
rendah. Hal ini berdasarkan masih banyak siswa yang mendapat nilai di
bawah kriteria kelulusan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata
pelajaran yaitu sebesar 70. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari data
evaluasi BAB I, Deskripsi Perusahaan Dagang sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai evaluasi BAB I Kelas XII mapel Ekonomi


No Kelas Jumlah siswa Nilai rata-rata
1 XII IPS 1 35 50,4
2 XII IPS 2 36 40,7
3 XII IPS 3 36 47,4
4 XII IPS 4 36 41,8
5 XII MIPA 1 36 62,5
6 XII MIPA 2 36 77,1
Jumlah 215 54,5
Sumber: Data guru mapel Ekonomi kelas XII SMA N 1 Jatilawang

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar


siswa kelas XII mata pelajaran Ekonomi masih rendah karena dari 6 kelas

3
dengan jumlah 215 siswa hanya memiliki rata-rata nilai sebesar 54,5. Selain
itu, banyak siswa yang tidak siap dalam mengikuti pembelajaran misalnya,
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak siswa yang
meninggalkan kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan sekolah masih
menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga peserta didik merasa
tidak diawasi. Siswa juga banyak yang tidak mengumpulkan tugas. Dengan
kata lain, aktivitas belajar siswa masih rendah.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan metode
asinkron dengan media Learning Management System (LMS) SMA N 1
Jatilawang, YouTube, dan modul pembelajaran. Selain itu, evaluasi yang
dilakukan oleh guru menggunakan tipe soal multiple choice. Metode
asinkron adalah pembelajaran secara daring yang menggunakan jaringan
internet di mana guru menyiapkan bahan pembelajaran terlebih dahulu dan
memanfaatkan aplikasi untuk berkomunikasi dalam waktu yang tidak sama
atau ada jeda komunikasi yang terjadi antara guru dengan peserta didik
[ CITATION Dew20 \l 1033 ]. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru belum tentu sesuai dengan karakter peserta didik.
Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didik, maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru bersama peserta didik. Perncanaan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik diharapkan mempermudah guru dalam menentukan media,
metode, hingga alat evaluasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana
pengaruh perencanaan pembelajaran oleh guru yang melibatkan peserta
didik terhadap prestasi belajar siswa, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Perencanaan Pembelajaran oleh Guru Bersama
Peserta didik terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Materi
Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas XII di SMA Negeri 1 Jatilawang
Tahun Ajaran 2020/2021”.

4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Ketidaksesuaian perencanaan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru
terhadap peserta didik berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa kelas XII mapel Ekonomi materi Akuntansi Perusahaan
Dagang di SMA N 1 Jatilawang tahun ajaran 2020/2021.
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa yang disebabkan oleh tidak sesuainya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru berdasarkan observasi yang
dilakukan di kelas XII mapel Ekonomi materi Akuntansi Perusahaan
Dagang SMA N 1 Jatilawang tahun ajaran 2020/2021.
3. Prestasi belajar siswa masih rendah dibuktikan dengan data yang
diperoleh dari guru mapel ekonomi kelas XII materi Akuntansi
Perusahaan Dagang SMA N 1 Jatilawang tahun ajaran 2020/2021.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti akan membatasi
cakupan permasalahan. Permasalahan yang dibatasi adalah rendahnya
prestasi belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan dagang, di mana
upaya untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut dilakukan dengan
merencanakan pembelajaran oleh guru bersama peserta didik. Pembatasan
tersebut dilakukan agar lebih fokus dalam mengetahui pengaruh
perencanaan pembelajaran oleh guru bersama peserta didik terhadap
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan aktivitas peserta didik yang merencanakan
pembelajaran bersama guru dengan yang tidak merencanakan
pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran Ekonomi materi
Akuntansi Perusahaan Dagang kelas XII di SMA N 1 Jatilawang tahun
ajaran 2020/2021?

5
2. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa yang merencanakan
pembelajaan bersama guru dengan yang tidak merencanakan
pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran Ekonomi materi
Akuntansi Perusahaan Dagang kelas XII di SMA N 1 Jatilawang tahun
ajaran 2020/2021?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan aktivitas peserta didik yang merencanakan
pembelajaan bersama guru dengan yang tidak merencanakan
pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran Ekonomi kelas XII di
SMA N 1 Jatilawang.
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang merencanakan
pembelajaan bersama guru dengan yang tidak merencanakan
pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran Ekonomi kelas XII di
SMA N 1 Jatilawang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian iini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam bidang pendidikan khususnya dalam melakukan
perencanaan pembelajaran yang efektif serta mendorong calon peneliti
lain untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam di dunia
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai masukan dalam
rangka mengefektifan proses pembelajaran untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
b. Bagi Guru

6
Sebagai pertimbangan guru dalam melakukan perencanaan
pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Menjadi bekal sebagai calon guru untuk dapat melakukan
perencanaan pembelaran yang efektif.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran Akuntansi
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Imron (1996) dalam Hayati (2017), belajar merupakan
usaha yang bertujuan untuk menguasai sejumlah pengetahuan.
Pengetahuan dapat diperoleh dari guru maupun sumber-sumber lain.
Menurut Faturrohman (2017), belajar merupakan proses aktif dan
proses merealisasikan semua situasi di sekitar seseorang/induvidu
melalui berbagai pengalaman serta mengubah tingkah laku induvidu.
Perubahan tingkah laku induvidu yang menetap sebagai hasil dari
sebuah pengalaman, misalnya dalam membaca, berarti induvidu
mendapatkan pengalaman yang dapat mengubah tingkah laku dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tiga pandangan mengenai
teori belajar menurut pandangan psikologis, yaitu psikologi
behavioristik, psikologi humanistik, dan psikologi kognitif [ CITATION
Hay17 \l 1033 ]. Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
yang dilakukan oleh induvidu yang bertujuan untuk mengubah tingkah
laku positif atau menguasai ilmu pengetahuan dengan melalui
berbagai pengalaman.
Pembelajaran adalah upaya yang disusun secara sistematis untuk
menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada peserta didik [ CITATION Win08 \l 1033 ] . Menurut UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Dari penjelasan tersebut dapat diambil lima poin penting dalan
pembelajaran, yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar,

8
dan lingkungan belajar. Sedangkan menurut Dimyati (2002) dalam
Hayati (2017) mengatakan bahwa hakikat pembelajaran adalah:
1) kegiatan membelajarkan pembelajar (peserta didik),
2) rancangan dan implementasi program pembelajaran,
3) kegiatan memberikan pengalaman belajar kepada
pembelajar,
4) kegiatan mengarahkan pembelajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan
5) kegiatan yang memiliki komponen-komponen tujuan, isi,
sistem penyajian, dan sistem penilaian/evaluasi
pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan secara
sistematis dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk membantu
peserta didik dalam belajar.
b. Pengertian Akuntansi
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015), akuntansi
merupakan proses mengidentifikasi, mencatat, dan
mengomunikasikan peristiwa ekonomi [ CITATION Wey15 \l 1033 ].
American Acounting Association (AAA) dalam Soemarso (2009)
mendefiniskan akuntansi merupakan proses mengidentifikasi,
pengukuran, serta melaporkan informasi ekonomi untuk dinilai dan
mengambil keputusan yang jelas dan tegas bagi yang membutuhkan
informasi tersebut. Menurut Warren (2005:10) dalam Hariyani (2016)
mengatakan bahwa akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dan berkepentingan (pemakai informasi akuntansi)
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan [ CITATION
Har16 \l 1033 ]. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:

9
1) akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur,
mencatat, dan melaporkan atau mengomunikasikan
informasi ekonomi berupa laporan keuangan perusahaan;
2) akuntansi sebagai sistem informasi yaitu informasi aktivitas
perusahaan; dan
3) akuntansi menghasilkan informasi ekonomi yang dapat
dijadikan dasar penilaian dan pengambilan keputusan bagi
pihak yang membutuhkan.
c. Perencanaan Pembelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang
Perencanaan pembelajaran adalah membuat strategi dan produk
pembelajaran melalui proses menspesifikasi kondisi-kondisi untuk
belajar [ CITATION Jay19 \l 1033 ] . Menurut Ragan & Smith (1992)
dalam Jaya (2019), perencanaan pembelajaran merupakan proses
sistematis dalam menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran ke dalam perencanaan isi, materi, dan kegiatan
pembelajaran. Menurut Briggs (1978:20) dalam Jaya (2019),
perencanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses analisis
kebutuhan dan hal yang harus dicapai (tujuan) dalam belajar serta
cara penyampaiannya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan tersebut. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan menentukan cara,
langkah-langkah, metode, media, serta alat evaluasi berdasarankan
analisis kebutuhan dan tujuan yang dilakukan sebelum proses
pembelajaran dimulai untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran yang dilakukan
bersama peserta didik akan mempermudah guru dalam menganalisis
kebutuhan peserta didik tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Akuntansi perusahaan dagang merupakan salah satu materi pada
mata pelajaran ekonomi kelas XII. Berdasarkan silabus ekonomi
semester 2 SMA N 1 Jatilawang, materi yang dipelajari antara lain:

10
1) pengertian akuntansi perusahaan dagang,
2) karakteristik perusahaan dagang,
3) transaksi perusahaan dagang,
4) tahapan pencatatan akuntansi perusahaan dagang,
5) tahapan pengikhtisaran akuntansi perusahaan dagang,
6) tahapan pelaporan akuntansi perusahaan dagang, serta
7) penutupan siklus perusahaan dagang.
Dengan demikian, perencanaan pembelajaran akuntansi perusahaan
dagang merupakan kegiatan menentukan cara, langkah-langkah,
metode, media, serta alat penilaian/evaluasi pada mata pelajaran
ekonomi semester 2 kelas XII materi akuntansi perusahaan dagang.

2. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktivitas
merupakan keaktifan atau kegiatan. Diedrich dalam Sardiman (2000)
menggolongkan aktivitas belajar sebagai berikut:
1) Visual activities, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
visual seperti membaca, menonton video, memperhatikan
gambar, dan sebagainya.
2) Oral activities, yaitu aktivitas yang melibatkan mulut seperti
bertanya memberi masukan, mengeluarkan ide,
mengeluarkan pedapat, dan sebagainya.
3) Listening activities, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
mendengar seperti mendengarkan ceramah, mendengarkan
musik, dan sebagainya.
4) Drawing activites, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
menggambar seperti membuat grafik, membuat peta konsep,
membuat diagram, membuat pola, dan sebagainya.

11
5) Motor activities, yaitu aktivitas yang melibatkan seluruh
tubuh bergerak seperti melakukan percobaan, membuat
kontruksi, praktek, berkebun, dan sebagainya.
6) Mental activities, yaitu aktivitas yang berakaitan dengan
mental seperti mengingat, menanggapi, memecahkan
permasalahan, menganalisis, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
7) Writing activities, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
menulis seperti menulis karangan, membuat laporan,
mengerjakan tes uraian, dan sebagainya.
8) Emosional activities, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
emosi atau perasaan seperti bosan, senang, gembira, sedih,
dan sebagainya [ CITATION Sar00 \l 1033 ].
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan kegiatan yang melibatkan fisik maupun psikis untuk
memperoleh pengetahuan dan mengubah tingkah laku positif
induvidu.
b. Upaya untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2016),
upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa antara lain:
1) Pemanfaatan gaya belajar siswa dengan cara:
a) mencari data gaya belajar siswa,
b) mengelompokan siswa, dan
c) memberi materi yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
2) Memberikan perhatian, teamwork, hubungan sosial,
mengemukakakn ide atau pendapat, pemecahan masalah,
dan disiplin [ CITATION Wib16 \l 1033 ].
Selain itu, menurut Ferismayanti (2020), untuk meningkatkan
aktivitas dan motivasi belajar diperlukan peningkatan kualitas guru,
pemilihan metode pembelajaran yang tepat, pemaksimalan fasilitas
pembelajaran, serta pemanfaatan penggunaan media pembelajaran

12
[ CITATION Fer20 \l 1033 ] . Berdasarkan uraian di atas, upaya untuk
meningkatkan aktivitas belajar dapat dilakukan dengan penyesuaian
gaya belajar, metode, fasilitas, dan media pembelajaran. Komponen-
komponen tersebut terdapat di dalam perencanaan pembelajaran
seperti Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.

13
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prestasi
merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau
dikerjakan. Menurut Slameto (2010) dalam Rosyid, et al (2019),
prestasi belajar merupakan hasil yang didapatkan dari aktivitas belajar
yang telah dilakukan [ CITATION Ros19 \l 1033 ]. Menurut Tirtonegoro
(2001) dalam Rosyid, et al (2019), prestasi belajar juga merupakan
penilaian hasil usaha belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk
huruf, simbol, angka, maupun kalimat yang menggambarkan hasil
yang telah dicapai induvidu. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil pencapaian induvidu dari
usaha yang telah dilakukan dan diukur dalam bentuk huruf, angka,
simbol, maupun kalimat yang menggambarkan tingkat keberhasilan
induvidu dalam belajar. Tingkat keberhasilan diukur berdasarkan
standarisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2010) dalam Marbun (2018), terdapat dua
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri induvidu yang dapat mempengaruhi prestasi
belajarnya. Faktor internal dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a) Faktor fisiologis (jasmani), meliputi kesehatan, keadaan
cacat tidaknya fisik, dan sebagainya.
b) Faktor psikologis, meliputi minat, bakat, intelegensi,
perhatian, motif, kesiapan, dan kematangan.

14
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari
luar diri induvidu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor eksternal meliputi tiga faktor antara lain:
a) Faktor keluarga, meliputi cara keluarga mendidik,
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, latar belakang keluarga, dan
perhatian orang tua.
b) Faktor lingkungan sekolah, meliputi kualitas guru,
metode mengajar guru, kurikulum, hubungan siswa
dengan guru, aturan sekolah, fasilitas sekolah, dan tugas-
tugas yang diberikan.
c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan induvidu di
lingkungan masyarakat, media masa, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan di lingkungan masyarakat [ CITATION
Mar18 \l 1033 ].
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal berasal dari kondisi fisik dan psikis
induvidu sedangkan faktor eksternal berasal dari keluarga, sekolah,
dan masyarakat.

B. Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Novalita (2014) yang berjudul
“Pengaruh Perencanaan Pembelajaran terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perencanaan pembelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran terhadap
mahasiswa PPL Prodi Pendidikan geografi FKIP Universitas Almuslim.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penilitan korelasional dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua mahasiswa PPL prodi Pendidikan Geografi FKIP

15
Universitas Almuslim semseter ganjil tahun ajaran 2013/2014. Dari
populasi yang ada, diambil 75 mahasiswa secara acak sebagai sampel.
Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh perencanaan pembelajaran
terhadapat pelaksanaan pembelajaran. Di mana thitung > ttabel, yaitu 95,41 >
60,40 [ CITATION Nov14 \l 1033 ] . Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan pembelajaran berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembelajaran di mana pelaksanaan pembelajaran memuat aktivitas yang
dilakukan oleh peserta didik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bararah (2017) berjudul “Efektivitas
Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat
dari perencanaan pembelajaran. Jenis dari penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan menggambarkan manfaat-manfaat dari
perencanaan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini yaitu perencanaan
pembelajaran bermanfaat sebagai petunjuk kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan, pedoman pembelajaran bagi guru maupun peserta
didik, menentukan strategi pembelajaran, menentukan sumber belajar,
dan membuat proses pembelajaran berlangsung secara sistematis
sehingga pembelajaran menjadi eketif [ CITATION Bar18 \l 1033 ]. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran penting
terhadap proses pembelajaran yang di dalamnya termasuk aktivitas
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diukur
menggunakan hasil belajar atau prestasi belajar.

16
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran tercapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru harus memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada peserta didik. Semakin tinggi aktivitas
belajar siswa, maka peserta didik akan banyak mendapatkan pengalaman
belajar. Oleh karena itu, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
sangat terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan
pembelajaran digambarkan melalui prestasi belajar atau hasil belajar peserta
didik. Rendahnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
disebabkan oleh perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak
sesuai dengan peserta didik. Jika guru dapat menyesuaikan perencanaan
pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, maka akan meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik.
Keaktifan belajar peserta didik akan tergantung dari bagaimana guru
menentukan cara, langkah-langkah, metode, dan media saat pembelajaran.
Jika guru membuat perencanaan pembelajaran dan menentukan cara,
langkah-langkah, metode, media, serta alat evaluasi/penilaian secara
sepihak, maka belum tentu perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru
sesuai dengan karakter peserta didik. Oleh karena itu, jika perencanaan
pembelajaran oleh guru disusun bersama dengan peserta didik, maka akan
memudahkan guru dalam menentukan cara, langkah-langkah, metode,
media, serta alat evaluasi/penilaian yang sesuai dengan karakter peserta
didik sehingga meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi siswa.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan aktivitas belajar peserta didik antara yang
merencanakan pembelajaran bersama guru dengan yang tidak
merencanakan pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran

17
Ekonomi kelas XII materi Akuntansi Perusahaan Dagang SMA Negeri 1
Jatilawang Tahun Ajaran 2020/2021.
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar peserta didik antara yang
merencanakan pembelajaran bersama guru dengan yang tidak
merencanakan pembelajaran bersama guru pada mata pelajaran
Ekonomi kelas XII materi Akuntansi Perusahaan Dagang SMA Negeri 1
Jatilawang Tahun Ajaran 2020/2021.

18

Anda mungkin juga menyukai