Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran tidak akan lepas dari tugas dan peran pengajar

dan pembelajar. Masing-masing memiliki posisi sesuai tugas dan

perannya. Tugas dan posisi itu saling mengisi selama pembelajaran,tidak

ada salah satu pihak yang lebih besar perannya,karena keduanya berada

dalam satu arah dan tujuan yang sama. Pendidikan selalu mendapatkan

sorotan tajam dan sekolah menjadi “kambing hitam” utamanya.

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimana

Pendidikan dapat menyiapkan manusia-manusia yang mampu

mempertahankan dan mempertinggi kualitas kehidupannya sehingga dapat

meningkatkan pembangunan manusia yang seutuhnya. Pendidikan juga

merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

kecerdasan,keterampilan,dan mempertinggi budi pekerti,memperkuat

kepribadian,dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

membangun diri sendiri dan Bersama-sama membangun bangsa.

Disamping itu Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi

manusia,karena Pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia.

Ketika permasalahan Pendidikan muncul,banyak orang selalu mengidentik

dengan persoalan tersebut(education of schooling),meskipun sesungguhn-

ya Pendidikan nonformal (PNF,nonformal education) dan Pendidikan

1
didalam keluarga (informal education) atau Pendidikan di masyarakat

seumumnya mengambil peran penting didalamnya.

Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah

dibutuhkan,karena guru yang menentukan apakah tujuan pembelajaran

tercapai atau tidak. Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar materi

pembelajaran yang disampikan kepada anak didiknya dapat dipahami

secara tuntas. Mereka juga menyadari bahwa untuk memenuhi harapan

tersebut hal yang dianggap mudah,karena setiap siswa memiliki

karakteristik yang berbeda-beda,baik dari segi minat,potensi,kecerdasan

dan usaha siswa itu sendiri.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia

dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya

yang terbatas. Disamping itu ekonomi merupakan sarana penunjang untuk

disiplin ilmu lainnya. Ekonomi juga dapat digunakan untuk

mengembangan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ekonomi juga berkaitan dengan

konsep yang bersifat konkrit,hal tersebut mudah membuat siswa

mempelajarinya ,dalam pebelajaran ekonomi guru dapat menciptakan

pelayanan terhadap kemampuan,potensi,minat,bakat dan kebutuhan siswa

tentang pelajaran ekonomi yang amat beragam agar terjadi interkasi

optimal antara guru dan siswa,dan siswa dengan siswa dalama

mempelajari pelajaran tersebut. Oleh karena itu sangat dibutuhkan strategi

pembelajaran yang dapat membuat guru dan siswa menjadi aktif.

2
Dalam kegiatan belajar didalamnya dapat didukung oleh berbagai

unsur-unsur pembelajaran yang salah satunya adalah model pembelajan.

Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran itu sangat tergantung

pada bagaimana cara guru tersebut menggunakan model pembelajaran itu

sendiri,karena strategi pembelajaran hanya mungkin dapat dilaksanakan

melalui penggunaan model pembelajaran. Selain itu belajar melalui model

dapat dilakukan dengan fase-fase, yaitu fase perhatian (ottentional phase),

fase retensi (retentio phase), fase reproduksi (reprodukstion phase), dan

fase motivasi (motivation phase), fase-fase ini akan menghasilkan

penampilan seseorang. Dengan menggunakan fase-fase tersebut secara

sistematis akan dapat memberikan pembelajaran melalui model secara

efektif dan efesien

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

yaitu model pembelajaran explicit instruction. Model pembelajaran

Explicit Intruction merupakan pembelajaran langsung khusus dIrancang

untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang pengetahuan

prosedural dan pengetahuan deklaratig yang dapat diajarkan dengan pola

selangkah demi selangkah. Dengan demikian penekanan model

pembelajaran langsung ini adalah materi yang sifatnya beraturan atau

berurut secara sistematis yang bisa dipisahkan satu sama lainya. Oleh

sebab itu model pembelajaran explicit instruction ini sangat cocok

digunakan pada mata pelajaran Ekonomi.

3
Penggunaan model pembelajaran Explicit Intruction ini sangat

sesuai dengan karakteristik pelajaran Ekonomi yang sifatnya dinamis atau

selalu berubah-ubah sesuai

dengan tingkat perkembangan masyarakat. Pengetahuan procedural adalah 

pengetahu-an yang ditranformasikan/diberikan kepada siswa secara

terstruktur/berurutan dan sifatnya lebih dinamis. Sedangkan pengetahuan

deklaratif adalah pengetahuan faktual yang disampaikan secara langsung.

Dengan demikian materi perhitungan biaya produksi pada mata pelajaran

ekonomi bisnis dapat berjalan dengan baik jika hal tersebut diterapkan

kepada peserta didik serta akan lebih memudahkan siswa untuk memahami

setiap materi yang disampaikan oleh guru dan dapat lebih meningkatkan

hasil belajar siswa.

Melihat keadaan yang ada sekarang tampaknya pembelajaran

Ekonomi Bisnis yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah belum cukup

optimal,yaitu pembelajaran Ekonomi Bisnis yang terjadi saat ini masih

sangat jauh dari kata menyenangkan yang dapat meningkatkan semangat

belajar siswa. Salah satu penyebabnya karena dalam pelaksanaan

pembelajaran terdapat permasalahan yang mendasar seperti peserta didik

yang kurang aktif dalam merespon pembelajaran yang berlangsung,

kurangnya perhatian guru dalam memahami kesulitan yang dihadapi siswa

yang memiliki daya tangkap kurang selama proses pembelajaran Ekonomi

Bisnis, serta kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi

pembelajaran sehingga pada akhirnya hasil belajar yang selama ini

4
dijadikan sebagai pedoman untuk mengukur tingkat keberhasilan

pembelajaran menjadi tidak memuaskan.

Selain itu ada beberapa masalah yang dihadapi oleh peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung,dimana peserta didik cenderung

bergantung pada catatan yang diberikan oleh guru saja tanpa mau mencari

buku panduan lain sebagai perbandingan dan masukan dalam

pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan serta wawasan yang

lebih luasn lagi.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “pengaruh Model Pembelajaran

Explicit Instruction terhadap hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa pada

materi Perhitungan Biaya Produksi di SMK Swasta Teladan

Pematangsiantar T.A 2021/2022.

1.2 Identifaksi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka dapat di identifikasikan beberapa permasalahan sbagai berikut:

1. Kurang kondusif dan sulitnya siswa untuk dikontrol selama

prosses belajara mengajar.

2. Kurang aktifnya siswa merespon pembelajaran selama proses

belajar mengajar.

3. Pemilihan model pembelajaran guru yang kurang tepat sesuai

dengan materi yang diajarkan.

5
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi

masalah yaitu pada hasil belajar ekonomi bisnis dan proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dikelas X-

OTKP sebagai kelompok Exsperimen dan Metode Ceramah di kelas X-

AKL sebagai kelompok kontrol pada materi pelajaran Perhitungan Biaya

Produksi di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar T.A 2021/2022. Untuk

peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang didapat dari

hasil tes yangdilakukan atau yang diberikan oleh peneliti kepada peserta

didik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasrkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka

peneliti mengungkapkan rumusan masalah dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-

OTKP yang diajar peneliti dengan menggunakan model pembelajaran

Explicit Instruction di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar ?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-

OTKP yang diajar peneliti dengan menggunakan metode ceramah di

SMK Swasta Teladan Pematangsiantar ?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-

OTKP yang diajar peneliti dengan menggunakan model pembelajaran

6
Explicit Instruction dan perbedaan hasil belajar siswa siswa kelas X-

OTKP yang diajar peneliti dengan menggunakan metode ceramah di

SMK Swasta Teladan Pematangsiantar ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran explicit

instruction pada siswa kelas X-OTKP dan perbedaan hasil belajar siswa

kelas X-AKL kelompok kontrol di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menguji keberlakuan serta mengkaji teori-teori

kependidikan khususnya tentang model pembelajaran dan hasil belajar.

2. Manfaat praktis

a) Bagi peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti untuk membandingkan

teori yang telah didapat dibangku perkuliahan dengan situasi

dan kondisi yang ada pada sekolah.

b) Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat membantukepala sekolah untuk

mendorong guru-guru dalam menerapkan model pembelajaran

7
yang dapat membangkitkan ssemangat belajar siswa pada

matapelajar ekonomi mengenai perhitungan biaya produksi di

SMK Swasta Teladan Pematangsiantar.

c) Bagi guru

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermamfaat untuk lebih

memahami dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai

denagn materi ajar serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X-OTKP di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar.

d) Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi peneliti lain

sebagai referensi ketika melakukan penelitian lanjutan pada

waktu yang akan datang.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model pembelajaran

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Istarani (2017:1) Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian

penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah

pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang

digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Selanjutnya menurut Al-Tabany (2017:23) model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran dikelas ata pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku, film,

komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Nurliani (2015:50) model pembelajaran merupakan

komponen utama dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa sehingga lebih aktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek

9
sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala

fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk

mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian model pembelajaran yang telah peneliti jelaskan,

ada beberapa jenis-jenis model pembelajaran menurut ahli, yaitu sebagai berikut:

2.1.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran

Jenis-jenis model pembelajaran menurut Aris Shoimin (2018:11) adalah

sebagai berikut:

1) Activedebate

2) Artikulasi

3) Auditory, Intelektually, Repetiton

4) Bamboo dancing

5) Circuit Learning

6) Complete Centence

7) Concept Centence

8) Connecting, Organizing, Reflekting, Extending

9) Contextual Teaching And Learning

10) Cooperative Learning

11) Cooperative Script

12) Cooperative Integrated, Reading And compocition

13) Couerse Review Horay

14) Creative Problem Solving

15) Cyecle Learning

10
16) Demonstration

17) Direct Instruction

18) Diskursus Multy Reprecentacy

19) Double Look Problem Solving

20) Dramitic Learning

Menurut Istarani (2017:ix) menyatakan jenis-jenis model pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Picture and picture

2) Example non example

3) Numberedheadtogether

4) Cooperative script

5) Student teams achievement divisions

6) Kepala bernomor struktur

7) Jigsaw

8) Problem besed instruction

9) Problem centered learning

10) Mind maping

11) Artikulasi

12) Make a match

13) Team pair share

14) Roleplaying

15) Debate

16) Group investigation

11
17) Talking stick

18) Snowball throwing

19) Bertukar pasangan

Berdasarkan pendapat ahli tentang jenis-jenis model pembelajaran tesebut,

disini peniliti mengambil salah satu jenis model pembelajaranyang akan peneliti

terapkan pada sekolah SMK Swasta Teladan Pematangsiantar TahunAjaran

2019/2020 yaitu model pembelajaran Explicit Instruction.

2.2 Model pembelajaran Explicit Instruction

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Explicit Instruction

Menurut Archer dan Huges dalam Miftahul Huda (2017:186), strategi

explicit instruction adalah salah suatu pendekatan mengajar yang dirancang

khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Strategi ini berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural.

2.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Explicit Instruction

Adapun langkah-langkah model pembelajaran explicit instruction menurut

Aris Shoimin (2018:77).

a) Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan

siswa.

b)Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.

c) Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.

d)Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.

12
e) Kesimpulan.

Selanjutnya langkah-langkah dalam pelaksanaa model pembelajaran

explicit instruction menurut Istarani (2017:99) yaitu sebagai berikut:

a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

b) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.

c) Membimbing pelatihan.

d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

e) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

Sedangkan langkah-langkah dalam pelaksanaa model pembelajaran

explicit instruction menurut Miftahul Huda (2017:187) yaitu sebagai berikut:

a) Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya

pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.

b) Guru mendemonstrasikan materi pelajaran, baik berupa keterampilan

maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan instruksi awal kepada siswa.

d) Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan

baik dengan memberinya kesempatan untuk berlatih konsep dan

keterampilan, lalu melihat apakah mereka berhasil memberi umpan balik

yang positif atau tidak.

e) Guru merencanakan kesempatan untuk melakukan instruksi lebih lanjut

dengan berfokus pada situasi yang lebih kompleks.

Dari beberapa penjelasan langkah-langkah model pembelajaran explicit

instruction, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

13
a) Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan

siswa.

b) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

c) Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.

e) Kesimpulan.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran pasti ada kelebihan dan

kekurangan yang terdapat selama proses pelaksanaan model pembelajaran

tersebut, untuk itu disini peneliti menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari

model pembelajaran explicit isntruction.

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Explicit Instruction

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran explicit instruction

menurut Miftahul Huda (2017:187) yaitu sebagai berikut:

a. Kelebihan:

 Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima

oleh siswa sehingga guru dapat memepertahankan fokus apa yang harus

dicapai oleh sisiwa.

 Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

 Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-

kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat

diungkapkan.

14
 Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

 Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi

rendah.

 Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam

waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh

siswa

 Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi

mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat

merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa.

b. Kelemahan

 Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan

informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat,

sementara tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal- hal

tersebut sehingga guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.

 Kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,

pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,

atau ketertarikan siswa.

 Kesulitan siswa untuk, mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal yang baik.

 Kesuksesan strategi ini hanya bergantung pada penilaian dan antusiasme

guru di ruang kelas.

15
 Adanya berbagai hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tingkat

strutur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran,

yangmenjadi karakteristik startegi explicit instruction, dapat berdampak

negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan

keingintahuan siswa.

Selanjutnya kelebihan dan kelemahan model pembelajaran explicit

instruction menurut Aris Shoimin(2018:77) yaitu:

a. Kelebihan

 Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.

 Semua siswa aktif atau terlibat dalam pembelajaran.

b. Kelemahan

 Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.

 Hanya dapat diterapkan untuk matapelajaran tertentu.

Sedangkan menurut Istarani (2017:99) kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran explicit instruction yaitu:

a. Kelebihan

 Penyajian materi dapat lebih ringkas

 Penyajian materi dapat berupa skema-skema dalam memudahkan siswa

untuk memahaminya.

 Melatih kemampuan siswa untuk berfikir secara sistematis.

 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan

pengetahuannya.

16
 Dapat menuntun proses pembelajaran melalui kegiatan bimbingan yang

dilakukan guru.

b. Kelemahan

 Guru sulit melakukan ringkasan materi yang bisa mewakili keseluruhan

materi

 Dalam mendemonstrasikan sering kali media yang digunakan sangat-

sangat terbatas

 Dalam latihan lanjutan, adanya siswa yang tidak melakukannya.

 Bahan bacaan kurang tersedia dengan baik sehingga menyulitkan untuk

membuat materi yang betul-betul dapat mewakili dari keseluruhan materi.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

kelebihan model pembelajaran explicit instruction adalah:

a. Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima

oleh siswa sehingga guru dapat memepertahankan fokus apa yang harus

dicapai oleh sisiwa.

b. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

c. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-

kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat

diungkapkan.

d. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

17
e. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi

rendah.

f. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam

waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh

siswa

g. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai

mata pelajaran (melalui presentasi yangantusias)yang dapat merangsang

ketertarikan dan antusiasme siswa.

Selanjutnya yang menjadi kesimpulan dari kelemahan model pembelajaran

explicit instruction adalah:

a. Guru sulit melakukan ringkasan materi yang bisa mewakili keseluruhan

materi.

b. Dalam mendemonstrasikan sering kali media yang digunakan sangat-

sangat terbatas.

c. Dalam latihan lanjutan, adanya siswa yang tidak melakukannya.

d. Bahan bacaan kurang tersedia dengan baik sehingga menyulitkan untuk

membuat materi yang betul-betul dapat mewakili dari keseluruhan materi.

Didalam penelitian ini, peneliti ingin melihat ada atau tidaknya perbedaan

hasil belajar yang terjadi atas penerapan model pembelajaran explicit instruction

yang disebut sebagai kelas eksperimen dan dengan penerapan metode ceramah

18
yang disebut sebagai kelas kontrol. Untuk itu perlu dijelaskan apa itu metode

ceramah dan bagaimana pelaksanaannya.

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2017:46) hasil belajar merupakan pencapaian tujuan

pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar

Selanjutya pengertian hasil belajar menurut Nana Sudjana (2016:3) hasil

belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahana tingkah laku. Tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan menurut Istarani dan Intan Pulungan (2017:17) hasil

pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam

perilaku dan penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan menggambarkan

hasil belajar yang diharapkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan kebiasaan,

keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. Kemampuan-kemampuan

tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat

dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan dan

19
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai hasil belajar semaksimal mungkin sering kali terjadi

hamabatan yang dapat mengakibatkan pencapaian hasil belajar tersebut tidak

memuaskan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi

dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intren adalah

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar individu. Untuk itu disini dalam dilihat penjelasan

lebih rinci lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Istarani & Intan Pulungan (2017:25) faktor-faktoryang

mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Intern

a. Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,

yang membawa diri sesuai dengan penilaian.

b. Motivasi Belajar

Motivasi, kematengan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar,

mengajar, tanpa motivasi proses belajar mengajar, terutama motivasi

inrinsic prses belajar mengajar tidak akan efektif dan tanpa kematengan

organ-organ biologis dan fisiologis.

c. Konsentrasi Belajar

20
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran.

d. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi

dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan

isi pesan dan cara perolehan pesan.

f. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajaryang tersimpan meruapakan proses pengaktifan

pesan telah diterima.

g. Kemampuan Berprestasi

Kemampuan berprestasi merupakan suatu suatu puncak proses belajar.

Pada tahap ini siswa membuktikan proses belajar.

h. Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri siswa dari keinginin mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat

adanya pengakuan dari lingkungan.

i. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan

untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul

dengan lingkungan secara efisien.

j. Kebiasaan Belajar

21
Dalam kegiatan belajr sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar

yang kurang baik.

2. Faktor Eksternal

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. la tidak hanya mengajar bidang

studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menajdi pendiidk yang

generasi muda bangsanya.

b. Prasarana dan sasaran pembelajaran

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang oleh saran

yang lengkap. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang

sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian

dan peralatan olahraga.

c. Kebijakan penilaian

Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unujuk

kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan untuk kerja tersebut, proses

belajar berhenti untuk sementara.

d. Lingkungan Sosial siswa disekolah

Tiap siswa berada di lingkungan sosial siswa di sekolah. la memiliki

peranan yang diakui oleh sesama.

22
e. Kurikulum sekolah

Kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu adalah

tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah. Bila tujuan berubah

berarti pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi akan

berubah.

Selanjutnya menurut Slameto (2016:54) faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar.

a. Faktor jasmaniah

 Faktor Kesehatan berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya/bebas dari penyakit.

 Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan.

b. Faktor Psikologis sekurang kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong

kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

 Integensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif.

 Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata

tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.

 Minta adalah kecendrungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan.

 Bakat yaitu kemampuan untuk belajar.

23
 Motif yaitu penyebab berbuat.

 Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

 Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.

c. Faktor Kelelahan dibagi menjadi 2 yaitu:

 Kelehan Rohani

 Kelelahan Jasmani

2. Faktor Luar (eksternal) yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa

yang mempengaruhi proses belajar siswa.

a. Faktor keluarga

b. Faktor Sekolah

c. Faktor Masyarakat

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor dalam (internal) yaitu faktor yang berasal dari siswa yang sedang

mengalami proses pembelajaran. Faktor luar (eksternal) yaitu faktor yang berasal

dari luar diri siswa yang mempengaruhi proses belajar siswa.

Dari semua faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, maka

diharapkan siswa dapat tetap meningkatkan pencapaian hasil belajarnya, untuk itu

ada beberapa hal yang akan dilaksanakan oleh guru dalam menilai pemahaman

siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa macama pendapat ahli dalam melakukan tes

hasil belajar siswa.

24
2. Jenis dan Sistem Penilaian

Adapun macama-macam THB (Tes Hasil Belajar) menurut Purwanto

(2017:67) adalah sebagai berikut:

a. Tes Formatif

Dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

sisiwa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar.

b. Tes Sumatif

Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang diguankan untuk mengetahui

penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disamapikan dalam

satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester.

c. Tes Diagnostik

Dalam tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswasiswa yang

mengalami masalah dan menelusuri jenis masalahyang dihadapi.

d. Tes Penempatan

Tes penempatan adalah pengumpulan data THB yang diperlukan untuk

menempatkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

Selanjutnya menurut Nana Sudjana (2016:5) jenis penilaian ada

beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

a. Penilian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program

belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar itu sendiri.

b. Penilaian Sumatif

25
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit

program yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.

c. Penilaian Diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat

kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

d. Penilaian Selektif

Penilaian selekitf adalah penialain yang bertujuan untuk keperluan seleksi,

misalnya ujian saringan masuk kelembaga pendidikantertentu.

e. Penilaian penempatan

Penilian penempatan adalah penelian yang ditujukan untuk mengetahui

keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan

penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan

belajar untuk program itu.

2.3.2 Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih

baik lagi.

Menurut Nana Sudjana (2016:3) fungsi penilaian hasil belajar adalah

sebagai berikut:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.

Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-

rumusan tujuan instruksional.

26
b. Umpan balik bagi perbaikan proses balajar mengajar. Perbaikan mungkin

dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi

mengajar guru, dan lain-lain.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

tuanya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:18) fungsi penilaian hasil belajar

adalah sebagai berikut:

a. Penilaian berfungsi selektif

b. Penilaian berfungsi diagnostic

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Menurut Hamalik (2011:160) fungsi hasil belajar bertujuan untuk:

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.

b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-

kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik seluruh kelas maupun masing-

masing individu.

c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa, menetapkan kseulitannya dan menyarankan kegiatan-

kegiatan remedial.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi penilaian

hasil belajar yaitu:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.

27
b. Umpan balik bagi perbaikan proses balajar mengajar, perbaikan mungkin

dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi

mengajar guru, dan lain-lain.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

tuanya.

d. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.

e. Umpan balik dalam perbaikan proses balajar mengajar.

f. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

g. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil peneiltian

sebelumnya dan menunjukkan bahwa model dapat meningkatkan hasil belajar

yang lebih baik dalam proses belajar mengajar, diantaranya:

1. Megawati (2014) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Explicit

Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa materi Pada

Pelajaran IPA di Kelas V SDN Gununggung Tolitoli.

2. Agus Saeful Anwar, Peti Lapenia (2019) dengan judul "Penerapan Model

Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifatnya Pada Siswa Kelas V Di SD

Negeri 1 Sembawa. Hasil penelitian:

3. Dewi Sismiria dkk (2018) dengan judul "Pengaruh Metode Pembelajaran

Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

28
Pemograman Web Dinamis kelas XI Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak

(RPL) Di SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Godang".

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil

penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka berpikir ini merupakan suatu

argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Melalui penelitian ini akan dibuat

mekanisme pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran yang

diterapkan kepada siswa yang dimana terdapat pada dua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diterapkan model

pembelajaran eksplicit instruction dan pada kelas kontol dengan menggunakan

metode ceramah, yang dimana nantinya hasil belajar kedua model tersebut akan

dibandingkan hingga mendapatkan hasil belajar dari setiap perlakuan .

2.6 Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:110) hipotesis dapat diartikan sebagai

satuan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2017:64) hipotesis merupakan jawaban

sementara tehadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

29
Sedangkan Menurut Sudjana (2013:219) hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering

dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Maka dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu

pendapat atas jawaban atau kesimpulan yang masih belum final yang sifatnya

sementara, karena kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis

memungkinkan penelitian menghubungkan teori dengan pengamatan untuk

mencari kebenaran.

Untuk memudahkan analisis serta pengujian hipotesis penelitian, maka

peneliti merumuskan dalam bentuk hipotesis kerja (H1) dan hipotesis nol (Ha)

yaitu sebagai berikut:

1. H1: Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi bisnis di kelas X-OTKP dengan menggunakan model

pembelajaran explicit instruction

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas X-OTKP dengan menggunakan

model pembelajaran explicit instruction

2. H1: Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Ekonomi Bisnis

siswa kelas X-AKL yang diajar peneliti dengan menggunakan metode

ceramah di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar.

H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan terhadap hasil

belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-AKL yang diajar peneliti dengan

menggunakan metode ceramah di SMK Swasta Teladan Pematangsiantar.

30
3. H1: Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi bisnis di kelas X-OTKP dengan menggunakan model

pembelajaran explicit instruction dan perbedaan yang sigmifikan terhadap

hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-AKL yang diajar peneliti

dengan menggunakan metode ceramah di SMK Swasta Teladan

Pematangsiantar.

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas X-OTKP dengan menggunakan

model pembelajaran explicit instruction dan perbedaan hasil belajar yang

signifikan terhadap hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X-AKL yang

diajar peneliti dengan menggunakan metode ceramah di SMK Swasta

Teladan Pematangsiantar

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini berguna untuk membandingkan dua metode mengajar

terhadap hasil belajar Ekonomi Bisnis. Dimana peneliti menggunakan model

pembelajaran explicit instruction yang diterapkan pada kelas eksperimen dan

metode pembelajaran ceramah pada kelas kontrol. Dengan demikin, metode

penelitian yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen.

Adapun alasan peneliti menggunakan metode eksperimen karena sejalan

dengan tujuan penelitian ini yang ingin menggambarkan situasivariabelyang ingin

ditetapkan, yaitu mengungkapkan apakah ada "Pengaruh Model Pembelajaran

Explicit Instruction Terhadap hasil belajar Ekonomi Bisnis di SMK Swasta

Teladan Pematangsiantar.

Menurut Sugiyono (2017:72) penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

32
Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (2013:9) mengemukakan

eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yanglainyang

mengganggu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka peneliti dapat

menyimpulkan metode eksperimen adalah melakukan percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari dan yang dipelajari

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana terdapat dua hal yang

dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran explicit isntruction, sedangkan pada

kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode ceramah. Untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dengan dua model pembelajaran

tersebut maka pada siswa diberikan tes. Untuk memperjelas rancangan penelitian

tersebut maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Tabel Rancangan Penelitian

Kelompok Nilai Pretest Perlakuan Nilai Posttest

Exprimen O1 X O2

( X-OTKP )

33
Kontrol O3 O4

( X-AKL )

3.2 Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian "Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction

Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Bisnis di Kelas X-OTKP Pematangsiantar

Tahun Ajaran 2021/2022.

Nama Sekolah : SMK Swasta Teladan Pematangsiantar

Alamat : Jl.Singosari No.3

Kelas : X-OTKP/AKL

Tahun Ajaran : 2021/2022

Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut antara lain: Sekolah

memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian karena data yang diperlukan

penulis disekolah SMK Swasta Teladan Pematangsiantar memenuhi syarat untuk

dijadikan populasi dan sampel tersebut.

Kesediaan sekolah SMK Swasta Teladan Pematangsiantar menerima

peneliti untuk mengadakan penelitian eksperimen dalam mengumpulkan data

penelitian tentang "Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap

Hasil Belajar Ekonomi Bisnis

34
Sekolah SMK Swasta Teladan Pematangsiantar memiliki jumlah siswa yang

cukup untuk mengadakan penelitian eksperimen dalam mengumpulkan data

penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1.Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80), "Populasi adalah sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (2013:173),

"Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian".

Sedangkan menurut Sudjana (2017:6) populasi adalah totalitas semua nilai

yang mungkin menghitung ataupaun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jalas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya".

Maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti dari semua nilai baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif mengenai sekelompok objek yang

lengkap dan jelas mengenai seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Adapun jumlah populasi yang dijadikan subjek penelitian dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

Populasi yang diteliti kela X

35
Kelas Jumlah

X-OTKP 40 orang

X- AKL 37

X-BDP 31

2.Sampel

Dalam suatu penelitian, tidak harus selalu meneliti semua individu dalam

populasi, karena disamping memakan biaya yang besar juga membutuhkan waktu

yang lama. Dengan meneliti sebagian dar populasi diharapkan hasil yang

diperoleh dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.

Menurut Sudjana (2013:6) sampel adalah sebagian dari jumlah populasi.

Menurut Sugiyono (2017:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) sampel adalah

sebagian waktu atau wakil populasi yang diteliti.

Berdasarkan penjelasn tersebut, maka peneliti menggunakan teknik

penarikan sampel kelas X yang berjumlah dua kelas yaitu: kelas X-OTKP sebagai

kelompok eksperimen sebanyak 40 orang, dan X-AKL sebagai kelompok kontrol

sebanyak 37 orang dalam penelitian.

Kelas Jumlah

X-OTKP 40 orang

36
X- AKL 37

3.4 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Dimana variabel bebas dinyatakan dengan (X), sedangkan

variabel terikat dinyatakan dengan (Y). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui

dan memandingkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Explicit

Instruction yang dijadikan kelas eksperimen (X1) dan Metode Ceramah yang

dijadikan kelas kontrol (X2), dan terhadap hasil belajar (Y).

3.5 Instrument Penelitian

Untuk menilai istrumen penelitian berupa test yang diberikan kepada

responden, maka terlebih dahulu peneliti harus memeriksa kesahihan dan

keterpercayaan instrument yang digunakan. Untuk menilai kualitas test hasil

belajar ini, akan diadakan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya

pembeda masing-masing instrument yang digunakan. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah soal tes berupa soal obyektif yang dibuat sama antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes berupa soal

obyektif yang dibuat sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-

langkah membuat tes terdiri dari:

1. Membuat kisi-kisi item tes

37
2. Menyusun item tes

3. Mengadakan uji coba tes

4. Mengadakan tes

5. Melaksanakan tes

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, tes harus baik dan

memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebelum tes dikatakan baik sebagai alat ukur

apabila memenuhi syarat berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

beda.

a. Uji Validitas

Instrumen Penelitian yang akan diuji coba harus menunjukkan

kesesuainannya pada aspek yang ingin di uji. Uji validitas instrumen digunakan

untuk mengetahui apakah alta ukur yang digunakan dalam mendapatkan data

valid atau tidak. Menurut Sugiyono (2012:173) valid berarti instrumentersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika

tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas

berhubungan berhubungan dengan ketetapan hasil tes (Arikunto,2013:100).

Maksudnya jika tes dilakukan berulang-ulang maka akan diperoleh hasil yang

tetap.

c. Uji Tingkat Kesukaran tes

38
Tingkat kesukaran suatu tes dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Tingkat kesukaran item dinyatakan dalam P atau indeks

kesukaran.

d. Daya Pembeda Test

Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 226) "Daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).

3.6 Teknik PengumpulanData

1. Observasi

Dari kedudukan data sangat penting untuk mengungkapkan pemecahan

masalah penelitian. Oleh karena itu cara yang dipakai untuk mengumpulkan data

sangat berperan penting agar data yang diperoleh objektif dan berkualitas. Sebab

data yang tidak lulus berkualitas akan menyesatkan peneliti dalam mengambil

suatu keputusan yang dapat menimbulkan kekeliruan, oleh sebab itu diperlukan

instrument yang tepat.

Menurut Sugiyono (2017:145) Observasi sebagai teknik pengumpulan

data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuesioner.

39
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:199) menyatakan didalam pengertian

psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi

kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indra.

Berdasarkan pengertian observasi di atas, disimpulkan bahwa observasi

adalah pengamatan yang disertai pencatatan atau menilai hasil dan proses belajar

misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu

mengajar, diskusi, partisipasi siswa dalam simulasi dan alat peraga pada waktu

mengajar yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra.

Untuk memperoleh data mengenai ada tidaknya perbedaan hasil belajar

siswa bila guru menggunakan media pembelajaran dan tanpa menggunakan media

pembelajaran, maka peneliti mengadakan observasi di dua kelas paralel.

Dalam melaksanakan observasi ke kelas peneliti menempuh langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Mendalami kurikulum SMK Swasta Teladan  Pematangsiantar yang

berbasis kurikulum K13.

b. Menyusun RPP yang mengacu kepada silabus, buku Ekonomi Bisnis yang

relevan di kelas SMK Swasta Teladan Pematangsiantar

c. Melakukan konsultasi kepada guru Ekonomi Bisnis di SMK Swasta

Teladan Pematangsiantar

40
d. Mengajar pelajaran Ekonomi Bisnis di kelas X-OTKP sebagai kelas

eksperimen dan X-AKL sebagai kelas kontrol.

e. Mengadakan tes awal dan tes akhir kepada siswa pada Pelajaran Ekonomi

Bisnis selama berlangsungnya dan pada akhir eksperimen.

2.Tes

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif (pilihan

berganda) dari buku Ekonomi Bisnis yang relevan. Tes objektif terdiri dari 50

item masingmasing disediakan 4 option dimana jawaban yang benar diberikan

skor 2 (dua) dan jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol). Jadi skor maksimal

adalah 50 X 2 = 100 dan skor minimal 50 X 0 = 0. Dengan uraian di atas tersebut,

peneliti berusaha menyusun soal-soal tersebut sebaik mungkin dengan cara:

a. Soal (test) disusun berdasarkan kurikulum K13 di SMK Swasta Teladan

Pematangsiantar.

b. Penyusunan test dilakukan berdasarkan kisi-kisi test sehingga mencakup

seluruh kompetensi dasar pelajaran Ekonomi Bisnis Kelas X

c. Soal-soal disesuaikan dengan kompetensi dasar , indikator , dan materi

pelajaran yang dipelajari peserta didik kelas X SMK Swasta Teladan

Pematangsiantar.

d. Penyusunan soal dilakukan dengan cara mengkonsultasikannya dengan

dosen pembimbing dan guru Ekonomi Pematangsiantar.

e. Mengadakan tes yang sudah baku atau sudah direvisi untuk mengukur

hasil belajar baik

41
Dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar sebagai alat pengumpulan

data. Tes yang diberikan adalah tes pilihan berganda sebanyak dua kali yaitu

pretest dan post-test dalam bentuk pilihan berganda. Tes yang diberikan

merupakan tes baku yang disusun oleh peneliti berdasarkan buku paket dan soal-

soal Ekonomi Bisnis yang sesuai dengan materi yang kami ajarkan sehingga

validitas dan reabilitasnya diharapkan tinggi. Test ini dipakai untuk mengetahui

kemampuan siswa pada tingkat kognitif meliputi pemahaman, aplikasi dan

analisis.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, W. dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: PT Indeks
Arikunto, S., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Masidjo, Ign. 1995. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Belajar di Sekolah.
Yogyakarta: IKIP Universitas Sanata Dharma.
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara

42

Anda mungkin juga menyukai