EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS X”
Disusun Oleh : PAULINA KALLI GHOBA NIM: E4C12310050
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS PGRI MAHA DEWA TAHUN 2024 LAPORAN STUDI KASUS NAMA : Paulina Kalli Ghoba, S.Pd NIM / UKG : E4C12310050 / 201699663928 Bidang Studi : Bahasa Indonesia A. Deskripsi Studi Kasus Topik studi kasus yang akan saya bahas adalah Rendahnya Keterampilan Siswa Dalam Memahami Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas X. Mengapa topik ini penting untuk dibahas karena Rendahnya Keterampilan Siswa Dalam Memahami Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro pada pembelajaran Ekonomi masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya inovasi atau perubahan dalam proses pembelajaran Ekonomi. Permasalahan ini membuat saya tertantang untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran. Selain itu permasalahan ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : guru masih menggunakan model pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan pengetahuannya saja. Pembelajaran terkesan tradisional, dengan guru selalu berperan aktif sedangkan siswa cenderung pasif. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk memahami dan mengatasi permasalahan di dalam kelas. Penggunaan model pembelajaran yang mendorong keterlibatan aktif peserta didik juga diperlukan. Dengan tindakan ini, diharapkan peserta didik akan lebih termotivasi, fokus, dan aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan kognitif Siswa Dalam Memahami materi mereka dapat meningkat. B. Analisis Situasi Situasi pembelajaran di kelas X menunjukkan bahwa guru belum mengadopsi beragam model pembelajaran. Lebih dominan, guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat ceramah dan berpusat pada guru. Akibatnya, proses pembelajaran menjadi monoton, peserta didik kehilangan semangat, minimnya keterlibatan peserta didik dalam berpikir aktif dan berdiskusi kelompok untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Yang berpengaruh pada Rendahnya Keterampilan Siswa Dalam Memahami dalam pembelajaran Ekonomi masih rendah. Peran saya sebagai guru terlibat aktif dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi siswa dan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Selain itu, saya juga memiliki tanggung jawab penting untuk merencanakan pembelajaran secara matang dengan pendekatan inovatif, termasuk penggunaan media, metode, model agar hasil belajar siswa dapat tercapai. Melalui tindak lanjut yang saya lakukan, diharapkan peserta didik dapat termotivasi dan mengubah persepsi bahwa pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dapat menjadi sesuatu yang menarik dan tidak hanya berkaitan dengan kegiatan hafalan yang membosankan. Pihak yang terlibat dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang saya lakukan melibatkan kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa kelas X. Kepala sekolah sebagai pemberi masukan dan membimbing selama melakukan perbaikan, rekan sejawar memberikan dukungan informasi mengenai data dan kondisi siswa, Sementara itu, siswa membantu dalam pelaksanaan pembelajaran dan menjalankan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran melibatkan beberapa aspek. Salah satunya adalah menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan mampu membuat siswa aktif, sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuan sendiri yang kemudian membuat pembelajaran menjadi bermakna. Di sisi lain, kurangnya kreativitas dari guru dalam memilih metode, dan media pembelajaran juga menjadi hambatan. C. Alternatif Solusi Dengan merujuk pada permasalahan yang teridentifikasi di kelas X, tindakan konkret yang saya ambil adalah merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sebelumnya belum pernah diterapkan oleh guru kelas. Pada kegiatan pembelajaran saya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analisis dan untuk mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Peran guru dalam PBL adalah mengajukan masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi untuk penyelidikan dan dialog. Guru harus memberi kesempatan peserta didik menambah kemampuan menemukan dan kecerdasan. Selain itu, pendidik menggunakan media pembelajaran yang menarik melalui gambar, artikel dan membuat bahan ajar serta LKPD yang menarik. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelas X saya menggunakan berbagai sumber daya teknologi dan menyajikan materi yang relevan. Pada tahap perencanaan, saya memanfaatkan teknologi untuk membuat RPP, bahan ajar, presentasi dengan menggunakan aplikasi Microsoft PowerPoint, serta media pembelajaran lainnya. Sumber daya teknologi ini mencakup aplikasi Microsoft PowerPoint. Ketika memasuki tahap pelaksanaan, saya memanfaatkan teknologi LCD dan proyektor yang sudah tersedia di sekolah untuk menampilkan presentasi PowerPoint dan video. Pemanfaatan teknologi ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan mereka. Ini membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih variatif dan menarik. D. Evaluasi Tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Memahami Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro. Penggunaan model pembelajaran Projrct Based Learning yang dibantu dengan PPT dan Video Pembelajaran yang sudah diterapkan dalam pembelajaran memberikan perubahan dan perkembangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Peningkatan kegiatan pembelajaran terihat dari berbagai aspek, seperti: siswa lebih terlihat aktif dalam pembelajaran/ tidak bermain sendiri, siswa sangat senang dan ceria dalam pelaksanaan proses pebelajaran, dan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, Meningkatkan pemahaman bermakna yang diperoleh siswa seperti kerjasama, saling mengargai perbedaan pendapat serta berpikir kritis.Pelaksanaan pembelajaran tersebut juga berpengaruh pada peningkatan keterampilan siswa dalam menulis teks deskripsi .dan Guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mendapat nilai terendah agar dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi.