Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN STUDI KASUS

Upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam mata


pelajaran Bahasa Inggris melalui Model Pembelajaran PBL

PENYUSUN :
SRI HARTINI, M Pd

UNIT KERJA :
SMP NEGERI 6 PASARKEMIS

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG
SMP NEGERI 6 PASARKEMIS
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATAPELAJARAN
BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BASED LEARINIG

Sri Hartini, M Pd
SMP NEGERI 6 PASARKEMIS JL Cadas kukun Km 2,5 Desa Pangodokan kelurahan Kotabumi kecamatan
Pasarkemis. gmail : hartinimpds@gmail.com.id

PENDAHULUAN
Setiap guru memiliki karakteristik dan gaya yang relative berbeda dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tetapi
sebagai seorang pendidik, guru wajib memiliki karakter yang siap terus menerus meninjau arah
hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan sebuah
panggilan hidup. Izzan, ahmad dkk (2012;153) mendeskripsikan bahwa pola pendidikan
humanistik menitik beratkan pada karakter guru. Pendidikan humanis sebagaimana menurut
Undang – undang no.14 tahun 2005 profesi guru tidak hanya mentranfer ilmu tetapi
mendidik,mengajar, melatih dan mengevaluasi pendidikan. Dalam hal ini guru adalah porosnya
pendidikan. Guru harus mengikuti teknologi dan menyesuaikan dengan karakter yang harus
dimiliki peserta didik. Pada era 21 atau era revolusi industri guru sebagai pendidik harus memiliki
kemauan belajar yang tinggi, tidak ketinggalan perkembangan teknologi, pandai menggali potensi
peserta didik, mengajar tampa batasan dikelas, kreatif dan penuh inovatif.

A. DESKRIPSI STUDI KASUS


Begitu pentingnya peran guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk itu pada studi
kasus ini saya mengambil tema yang sangat penting untuk dibahas karena hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Inggris tergolong rendah, sehingga sebagai seorang guru saya merasa
tertantang untuk memberikan inovasi atau perubahan dalam proses pembelajaran yang selama ini
masih menggunakan pembelajaran yang mengandalkan pengetahuan saja dan guru masih menjadi
central pembelajaran. Sebagai guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk mendorong
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dengan mengunakan model model pembelajaran
yang berpusat pada murid atau student center. Diharapkan dalam penggunaan metode yang
berpusat pada peserta didik, mereka termotivasi, focus dan aktif dalam pembelajaran sehingga
kemampuan kognitif dan keaktifan dalam belajar meningkat.

B. ANALISIS SITUASI
Pada saat melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Inggris dikelas 9 ( sembilan ) di SMP
Negeri 6 Pasarkemis, saya belum menggunakan metode yang inovatif baik dalam Perencanaan
pembelajaran maupun ketika pelaksanaan pembelajaran. Saya lebih mendominasi dengan
menerangkan menggunakan model konvensional yaitu metode ceramah sehingga membuat peserta
didik bosan, mengantuk dan kurang aktif. Mereka cenderung pasif serta kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini menjadi motivasi saya untuk mencari dan menggunakan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dizaman sekarang, karena jika saya
berdiam diri dan membiarkan pembelajaran yang membosankan sama saja saya mematikan
kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu saya sebagai guru yang memiliki tanggung jawab sebagai
poros pencetak geberasi penerus bangsa, harus memiliki peran sehingga peserta didik memiliki
kesiapan dalam pengetahuan, kepribadian untuk membangun bangsa ini dengan memberikan
pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan inovatif.

Untuk menyelesaikan masalah pembelajaran dikelas saya merancang pembelajaran secara


matang dengan pendekatan inovatif, termasuk penggunaan media, metode, model agar minat
belajar siswa dapat meningkat. Melalui kegiatan tindak lanjut yang saya lakukan, diharapkan
peserta didik dapat termotivasi dan mengubah persepsinya bahwa pembelajaran Bahasa Inggris
bukan pembelajaran yang sulit tetapi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Ada
beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran diantaranya penggunaan
media infocus, speaker aktif yang sangat terbatas dimiliki oleh sekolah, menetukan metode yang
sesuai dengan materi tetapi juga membuat peserta didik aktif, waktu pembelajaran yang kurang
sehingga harus merancang pembelajaran sesuai alokasi yang ada, karena disekolah saya masih
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dua shift yang bergantian kelas pagi dan kelas siang dan
merancang LKPD yang dapat membuat siswa minat untuk mengerjakannya.

Pihak yang terlibat dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang saya
lakukan melibatkan kepalasekolah, rekan sejawat, dan siswa kelas 9 ( sembilan ). Kepala sekolah
memberikan masukan dan membimbing selama melakukan perbaikan juga membantu
memudahkan penggunaan fasilitas sekolah. Rekan sejawat memberikan dukungan informasi
mengenai data dan kondisi siswa. Sementara itu, siswa membantu dalam pelaksanaan pembelajaran
dan menjalankan pembelajaran sesuai yang direncanakan.

C. ALTERNATIF SOLUSI

Berdasarkan dari hasil analisa teridentifikasi permasalahan dikelas, tindakan konkret yang
saya ambil adalah merancang dan melaksanakan pembelajaran yang belum digunakan yaitu
menggunakan metode PBL yang berpusat pada peserta didik. PBL ( Problem best learning ) adalah
model pembelajaran yang sintak atau langkah langkahnya mengarahkan peserta didik untuk
berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Peran guru dalam pembelajaran PBL adalah
mengajukan masalah, memberikan pertanyaan, memfasilitasi untuk penyelidikan dan dialog.
Karena berpusat pada peserta didik, guru harus memberikan kesempatan peserta didik
mengexplore kemampuannya untuk aktif dalam memecahkan masalah dan menjadi problem
solving terhadap masalah itu sendiri, guru hanya sebagai fasilitator dan mengawasi pembelajaran
sehingga dapat berjalan sesuai rencana. Selain itu guru memberikan media media yang menarik
sehingga membangkitkan rasa ketertarikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, ketika
meeka tertarik dan senang dalam proses pembelajaran, insyaAllah materi yang akan diberikan akan
mereka kuasai. Untuk mengukur sejauh mana ketercapaian pengetahuan yang didapat oleh peserta
didik, guru membuat LKPD pembelajaran yang menarik pula.

Selain itu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi ketika mengajar saya
menggunakan berbagai media teknologi seperti power point, canva, video pembelajaran dan
peralatan infocus, speaker aktif, pointer, laptop. Pemanfaatan teknologi dan media ini bertujuan
untuk menyajikan materi yang menarik, sehingga peserta didik mendapatkan pembelajaran yang
berbeda dari biasanya dan dapat memberikan perfektif baru, hal ini dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang variatif dan menarik.

D. EVALUASI

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model PBL adalah sebuah usaha untuk
mningkatkan minat belajar peserta didik dalam materi advertisement dengan berbagai media yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran tersebut dan terbukti efektif memperbaiki
minat belajar siswa. Hal ini berdasarkan analisis nilai evaluasi meningkat, sebelum menggunakan
model PBL diperoleh data 22 orang siswa ( 75%) mendapat nilai dibawah KKM dan 8 orang siswa
( 25 %) mendapatkan nilai diatas KKM dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa pembelajaran
belum tercapai. Setelah diadakan evaluasi dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode PBL hasil evaluasi meningkat menjadi 14 % atau 4 orang anak mendapatkan nilai dibawah
KKM dan 86% atau 36 anak mendapatkan nilai diatas KKM. Data ini membutikan bahwa
pembelajaran menggunakan PBL dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Untuk
memberikan perbaikan pada peserta didik yang nilainya dibawah KKM, guru hendaknya
memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik agar mencapai hasil yang lebih baik lagi.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai