Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia saat ini adalah

Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di hampir semua

sekolah mulai dari jenjang pendidikan SD sampai dengan SLTA (SMA/SMK).

Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut lebih aktif daripada guru atau kegiatan

pembelajaran yang diharapkan adalah berpusat pada siswa ( student centered

learning) dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik.

Dengan diterapkannya pembelajaran yang berpusat pada siswa maupun

model pembelajaran lain yang lebih bervariasi dalam kegiatan belajar,

diharapkan siswa dapat mengikuti proses kegiatan belajar dengan lebih aktif,

kreatif, dan tidak mudah jenuh. Ketika dalam proses pembelajaran dapat

berjalan dengan menyenangkan, maka siswa akan mudah menguasai tujuan

pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan sekolah. Sehingga output

akhir dari suatu sekolah tersebut khususnya SMK sebagai pencetak tenaga

kerja terampil dapat menghasilkan alumni yang mempunyai kompetensi dan

berdaya saing tinggi, namun pada kenyataannya output yang dihasilkan oleh

SMK belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut data BPS jumlah pengangguran terbanyak per Februari 2017

adalah lulusan SMK, dengan jumlah mencapai 10% dari 7,01 juta orang

berstatus pengangguran (Kompas, 2017). Salah satu penyebab tingginya

angka pengangguran lulusan SMK adalah rendahnya kompetensi yang dimiliki

1
oleh siswa. Dalam Deny (2015) faktor determinan yang berpengaruh terhadap

mutu kompetensi lulusan antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kinerja

mengajar guru, pengelolaan fasilitas pembelajaran, dan proses pembelajaran.

Dari keempat faktor tersebut, faktor yang dapat diupayakan untuk diperbaiki

oleh guru adalah kinerja dan proses pembelajaran di kelas.

Sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas, seorang guru perlu

menentukan strategi, model, dan metode pembelajaran yang akan digunakan

untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam menentukan strategi,

model, dan metode pembelajaran guru perlu mempertimbangkan berbagai

faktor seperti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang akan

disampaikan, kondisi kelas, dan sebagainya. Sehingga suatu model

pembelajaran tertentu tidak dapat diterapkan dalam semua proses

pembelajaran. Oleh karena itu, observasi perlu dilakukan sebelum

menentukan strategi, model, dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, mayoritas proses pembelajaran

pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik kelas X SMK PIRI 1

Yogyakarta masih belum menerapkan variasi model pembelajaran. Tanpa

adanya variasi model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan siswa akan

mudah merasa jenuh. Disamping diperolehnya sikap siswa yang kurang

berperan aktif dan jenuh dalam menjalani proses pembelajaran diperoleh juga

hasil belajar mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik siswa kelas X

SMK PIRI 1 Yogyakarta yang cenderung masih rendah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas peneliti akan

melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk mengatasi masalah kurangnya

2
keakifan belajar siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di dalam kelas.

Adapun model pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian tindakan

kelas ini ini adalah model Project Based Learning. Model Project Based

Learning merupakan model untuk mengembangkan pola berpikir peserta didik

dengan memberikan suatu permasalahan/tugas/proyek yang berhubungan

dengan dunia nyata. Pemilihan model pembelajaran Project Based Learning

dikarenakan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik terdapat

materi bersifat keterampilan atau psikomotorik yang banyak. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar

siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik Kelas X SMK PIRI

1 Yogyakarta melalui model pembelajaran Project Based Learning.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diemukakan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Dalam proses pembelajaran guru belum menerapkan variasi model

pembelajaran.

2. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran masih rendah.

3. Siswa lebih menyukai pembelajaran yang menghasilkan suatu benda atau

ada media pembelajaran yang dapat digunakan.

4. Kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik cenderung masih rendah.

3
C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas maka diperlukan

pembatasan masalah. Sesuai identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka

batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Keaktifan siswa dalam penelitian ini adalah peran aktif dalam kegiatan

belajar di kelas dan dibatasi pada ranah afektif.

2. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Project Based Learning

karena dinilai dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.

3. Penelitian dilakukan pada kelas X TITL 1 mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik semester genap dengan Kompetensi Dasar untuk

pengetahuan adalah 3.8 dan kompetensi dasar untuk keterampilan adalah

4.9.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran kelas X

SMK PIRI 1 Yogyakarta pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik?

E. Tujuan Penelitian

4
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Project Based

Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

kelas X SMK PIRI 1 Yogyakarta pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran pada

mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik kelas X SMK PIRI 1

Yogyakarta.

2. Mendorong guru untuk menerapkan variasi model pembelajaran di dalam

kelas agar siswa tidak mudah jenuh.

3. Membantu guru dalam memilih model pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan yang dapat mengaktifkan peran siswa dan meningkatkan

hasil belajar.

4. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan guna

meningkatkan sistem pendidikan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai