Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan banyak

perubahan. Implikasinya menuntut pendidikan pada berbagai jenjang persekolahan untuk

menyesuaikan dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan

prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan,maka tantangan bagi guru dan siswa dalam upaya peningkatan mutu dan

hasil belajar mejadi prioritas utama untuk mengimbangi peubahan zaman.

Obsevasi awal di SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara, didapatkan data bahwa

materi Memahami Komponen Aktif merupakan materi yang sulit, dan proses

pembelajaran pada materi ini masih dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan. Hal

ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan materi, peserta didik tidak mendengarkan

malah cenderung bercanda dengan teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta

didik hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Dalam

penyampaian informasi kepada peserta didik, metode yang sering digunakan oleh guru

yaitu metode ceramah. Karena metode ini cukup mudah dilakukan dan kurang menuntut

usaha yang terlalu banyak baik dari guru maupun peserta didik. Peserta didik hanya

dibiarkan duduk, mendengar, mencatat, menghafal dan tidak dibiasakan untuk belajar

secara aktif.

Pada waktu pembelajaran berlangsung peserta didik juga kurang berlatih

menyelesaikan soal variatif, sehingga hal tersebut berdampak pada hasil belajar peserta

didik di saat diadakan evaluasi. Selain itu masih banyak peserta didik yang kurang
2

memahami Materi Komponen Aktif dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran

matematika. Secara otomatis, hanya peserta didik yang memiliki kecenderungan untuk

aktif saja yang akan maju dan berkembang. Peserta didik yang belum aktif akan

menerima begitu saja yang diberikan dalam penjelasan lebih lanjut, sehingga tidak bisa

terekam dalam memori ingatan mereka dalam jangka panjang.

Masalah ini membuat guru harus memilih metode dan model pembelajaran yang

tepat dan menyenangkan agar suasana di dalam proses pembelajaran dapat lebih menarik

dan materi yang disampaikan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Namun,

dalam kenyataannya di kelas X SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara  ini memiliki

permasalahan-permasalahan sebagai berikut: Masalah yang dihadapi oleh peserta didik:

(1) Pada waktu pembelajaran berlangsung ada yang mengantuk, mengobrol, ijin keluar,

bengong, sehingga suasana kelas tidak kondusif. (2) Peserta didik menganggap

matematika adalah pelajaran yang sulit, terbukti pada waktu di beri tugas, peserta didik

hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. (3) Aktifitas

belajar peserta didik kurang berkembang. (4) Ada beberapa peserta didik pasif saat

diadakan diskusi kelompok. Misalnya, keberanian peserta didik untuk bertanya kepada

guru dan maju mengerjakan soal-soal di depan tak lebih dari 3 anak (5) Tidak semua

peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara  memiliki minat yang sama

di bidang Dasar Listrik dan Elektronika.

Jadi, dengan adanya hal tersebut guru Elektronika di kelas X SMK Negeri 2

Penajam Paser Utara harus berkolaborasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan

cara yang efektif. Sehingga dalam penerapannya guru harus melakukan perubahan model

pembelajaran yang tepat sasaran dan mampu meningkatkan hasil belajar. Strategi

pembelajaran semestinya mengembangkan kemampuan dasar peserta didik, sehingga


3

proses belajar mengajar lebih menarik, efektif dan efisien dalam suasana akrab dan

menyenangkan. Sehingga akan membangkitkan minat dan meningkatkan keaktifan

belajar peserta didik terhadap mata pelajaran elektronika. Untuk itu peneliti menerapkan

salah satu strategi model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu model

Pembelajaran Project Based Learning.

Dengan karakteristik peserta didik yang mempunyai rasa ingin tahu dan cenderung

untuk berkelompok dalam menyelesaikan masalah maka strategi pembelajaran Project

Based Learning akan menjadi salah satu strategi pembelajaran yang efektif. Sedangkan

Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan tim-

tim cooperative untuk membantu para peserta didik dalam mempelajari dan memahami

materi pelajaran.

Pengambilan materi Memahami Komponen Aktif, karena materi tersebut sering

ditemukan kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan dan memerlukan pemahaman

konsep, penalaran dan ketelitian. Dalam materi tersebut terdapat variasi soal dan rumus

sehingga peserta didik harus pandai menganalisanya. Hasil yang diperoleh peserta didik

kurang dari nilai KKM yang ditentukan sebesar 70. Hal tersebut berdasarkan data nilai

harian kelas X SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara pada tahun sebelumnya.

Berkaitan dengan keadaan tersebut, akan digunakan suatu model pembelajaran

yang mampu untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yaitu dengan

model pembelajaran Project Based Learning. Model ini bersifat mereview materi

pelajaran yang baru saja diajarkan oleh guru, mengajak peserta didik untuk lebih aktif

dalam pembelajaran dan banyak berlatih soal sehingga dapat meningkatkan pemahaman

peserta didik terhadap materi pokok Relasi Dan Fungsi, keaktifan belajar dan

kemampuan dalam mengerjakan soal.


4

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka perlu dibahas lebih lanjut dan dituangkan

dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa makalah dengan judul: “Peningkatan Hasil

Belajar Dasar Listrik dan Elektronika Melalui Model Pembelajaran Project Based

Learning Pada Materi Memahami Komponen Aktif”.

B. Identifkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam

pelaksanaan pembahasan ini adalah :

1) Pada waktu pembelajaran berlangsung ada yang mengantuk, mengobrol, ijin

keluar, bengong, sehingga suasana kelas tidak kondusif.

2) Peserta didik menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit, terbukti pada

waktu di beri tugas, peserta didik hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-

langkah mengerjakannya.

3) Aktifitas belajar peserta didik kurang berkembang.

4) Ada beberapa peserta didik pasif saat diadakan diskusi kelompok. Misalnya,

keberanian peserta didik untuk bertanya kepada guru dan maju mengerjakan soal-

soal di depan tak lebih dari 3 anak

5) Tidak semua peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara

memiliki minat yang sama di bidang Elektronika Audio Video.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat

dirumuskan dalam pembahasan ini adalah:

1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran Project Based Learning?


5

2. Apa tujuan kooperatif learning?

3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model

Pembelajaran Project Based Learning pada materi Memahami Komponen Aktif?

D. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan pembahasan ini adalah untuk

mendeskripsikan:

1) Pengertian dari Model Pembelajaran Project Based Learning.

2) Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning.

3) Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran

Project Based Learning pada materi Memahami Komponen Aktif.

E. Manfaat Pembahasan

Setelah tercapainya tujuan pembahasan ini, maka diharapkan selanjutnya akan

memberi manfaat antara lain:

a. Bagi Penulis

Menemukakan ilmu pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif dan dapat memilih yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan

b. Bagi siswa

Agar siswa dapat menemukan cara belajar yang aktif, efektif , dan berfikir kreatif,

dapat membangkitkan motivasi belajar sehingga hasil belajar akan meningkat

c. Bagi Guru

Dapat menemukan cara menngajar dan menggunakan model pembelajaran yang

tepat agar hasil belajar siswa meningkat khususnya pada mata pelajaran

Matematika.
6

d. Bagi sekolah

Dapat menyelenggarakan sistem pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

diajarkan madalam menggunakan model pembelajaran,untuk memperbaiki

kinerja mengajar guru dan peningkatan hasil belajar khususnya mata pelajaran

Dasar Listrik dan Elektronika.


7

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar

Setiap aktivitas pasti akan mendapatkan hasil. Begitu pula halnya dengan belajar.

Setiap siswa yang belajar pati akan memperoleh hasil, namun htidak semua hasil yang

diperoleh memuaskan, akan tetapi kadangkala hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah mengikuti

serangkaian pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh beberapa para

ahli. Adapun Hasibuan (2005:37) menyatakan bahwa, “Hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Sedangkan Keller (Hasibuan,

2005:39) mengemukakan bahwa, “Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan

oleh anak”. Menurut Suryosubroto (2003: 45), hasil belajar adalah prestasi dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil

tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan

sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya

dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah

yang mampu untuk mancapainya. Dengan demikian hasil belajar adalah hasil yang

dicapai dalam serangkaian kegiatan yang dilakukan secara kontinu oleh seseorang yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku dan timbulnya kemandirian dalam diri.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu (a). Keterampilan dan

kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing

golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Sudjana,

2004:22).

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar yaitu :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).


8

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari

dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah

faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain

sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu yang belajar seperti

faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

B. Tujuan Hasil Belajar

Adapun yang menjadi tujuan diadakannya hasil belajar kepada para siswa dalam

proses belajar mengajar menurut Muhibbin Syah adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru dapat

mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar dan mengajar

yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.

Kedua, untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan

hasil evaluasi guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil yang

baik pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien, sedang hasil belajar yang

buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.

Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal

ini berarti dengan evaluasi guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa.

Hasil yang baik akan menunjukkan tingkat usaha yang efisien begitu juga sebaliknya.

Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan

kemampuan, kecerdasan yang dimilikinya untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu

dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.


9

Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar

yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, apabila

sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa

yang memuaskan, guru seyogyanya mengganti metode tersebut atau menggabungkan

dengan metode lain yang serasi.

C. Ranah Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang

yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan

sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan /keterampilan bertindak

/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar

siswa.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan

evaluasi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,

kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks

dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

D. Pengertian Model Pembelajaran

Soekanto dkk mengemukakan, “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar


10

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar

mengajar”. Sedangkan Joyce dalam (Trianto 2009:22) mengemukakan, “Model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pemebelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,

kurikulum dan lain-lain”.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam

(Ismai, 2003:78) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)

model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik;

dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah

model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Teori belajar pada dasrnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya

belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu

teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa

sebagai hasil belajar. Berikut merupakan tabel teori belajar yang mendasari model

pembelajaran kooperatif.

Tabel 2.1 Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif.

Ciri-ciri penting Pembelajaran kooperatif

Landasan teori Teori belajar sosial, teori konstruktivitis

Pengembangan Dewey, Vygotsky, Slavin, Piaget

teori

Hasil belajar Keterampilan akademik dan sosial

Ciri pengajaran Kerja kelompok dengan ganjaran kelompok dan struktur tugas
11

Karakteristik Fleksibel, demokratis, lingkungan berpusat pada guru

lingkungan

Sumber: Trianto, (2009:26)

Selanjutnya Trianto, (2009:23) mengemukakan, model pengajaran mempunyai

empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut adalah:

a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembannya;

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai);

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

dengan berhasil;

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Menurut Ibrahim (2000 : 36), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model

pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi

model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan

efektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model

pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu

dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai

dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu dikembangkan instrument

pembahasan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

E. Pembelajaran Project Based Learning

Model Project Based Learning Model merupakan representasi tiga dimensi dari

objek riil.1 Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
12

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dalam tutorial.2 Project based learning merupakan pendekatan

pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan

aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya

menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.3 “Model

pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru meliputi pendekatan, strategi, metode,

teknik dan bahkan taktik pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang

utuh”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pola pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir, proses

pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai tujuan belajar. Salah

satu model pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project-based

learning). Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan

pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik ( student centered) dan

menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi peluang

bekerja secara otonom mengkontruksi belajarnya. 5 Model project based learning (PjBL)

merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses

pembelajaran. “Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan

model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media”. 6 Model

pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pemberian tugas

kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara individual, peserta didik dituntut

untuk mengamati, membaca dan meneliti. 7 Berdasarkan beberapa definisi tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek ( project based


13

learning) adalah pembelajaran yang berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat

memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam

tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan dan peserta didik belajar secara

mandiri serta hasil dari pembelajaran ini adalah produk.

F. Penerapan Model Project Based Learning Pada Pembelajaran Materi Pokok

Memahami Komponen Aktif

Pada Pertemuan 1 Langkah–langkah pelaksanaan model pembelajaran Project

Based Learning pada materi pokok relasi dan fungsi adalah sebagai berikut:

Mengamati

 Peserta didik membaca materi sifat-sifat dan penyajian relasi.

 Peserta didik mencermati penjelasan tentang sifat-sifat dan penyajian relasi yang

disampaikan guru.

 Peserta didik mencatat materi yang belum dipahami dari penjelasan yang

disampaikan guru.

Menanya

 Peserta didik menanyakan materi tentang sifat-sifat dan penyajian relasi yang belum

dipahaminya kepada guru.

 Guru menanyakan materi tentang sifat-sifat dan penyajian relasi kepada peserta didik

secara acak.

Mengeksplorasi

 Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang sifat-sifat dan penyajian

relasi.
14

 Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban kepada masing-masing peserta

didik.

 Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menulis satu soal dan membuat

kunci jawabannya di lembar jawab yang telah disediakan.

 Guru meminta peserta didik untuk menukarkan soal kepada kelompok lain dan

menjawab soal yang diterimanya. Kemudian mengembalikan soal kepada kelompok

asal dan mendiskusikan jawaban dari kelompok lain.

 Guru sebagai fasilitator dan melakukan pengawasan jalannya pembelajaran.

Mengasosiasikan

 Peserta didik dapat menemukan manfaat mempelajari sifat-sifat dan penyajian relasi

dalam kehidupan.

Mengomunikasikan

 Secara bersama-sama guru dan peserta didik menyimpulkan materi

 Guru menyebutkan salah satu nomor, dan meminta peserta didik yang bersangkutan

dari kelompok yang bertukar soal untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. 

 Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta didik agar peserta

didik lainnya memiliki gambaran yang jelas tentang pola pikir peserta didik yang

telah menyelesaikan soal tersebut.

 Kemudian peserta didik kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

 Guru memberikan algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut.

 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik jika ada

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.


15

Pada Pertemuan 2 Langkah–langkah pelaksanaan model pembelajaran Project

Based Learning pada materi pokok relasi dan fungsi adalah sebagai berikut:

Mengamati

 Peserta didik membaca materi domain, kodomain, dan range.

 Peserta didik mencermati penjelasan tentang domain, kodomain, dan range yang

disampaikan guru.

 Peserta didik mencatat materi yang belum dipahami dari penjelasan yang

disampaikan guru.

Menanya

 Peserta didik menanyakan materi tentang domain, kodomain, dan range yang belum

dipahaminya kepada guru.

 Guru menanyakan materi tentang domain, kodomain, dan range kepada peserta didik

secara acak.

Mengeksplorasi

 Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang domain, kodomain, dan

range.

 Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban kepada masing-masing peserta

didik.

 Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menulis satu soal dan membuat

kunci jawabannya di lembar jawab yang telah disediakan.

 Guru meminta peserta didik untuk menukarkan soal kepada kelompok lain dan

menjawab soal yang diterimanya. Kemudian mengembalikan soal kepada kelompok

asal dan mendiskusikan jawaban dari kelompok lain.

 Guru sebagai fasilitator dan melakukan pengawasan jalannya pembelajaran.


16

Mengasosiasikan

 Peserta didik secara berkelompok menyusun laporan hasil kerja kelompoknya.

 Peserta didik dapat menemukan manfaat mempelajari domain, kodomain, dan range

dalam kehidupan.

Mengomunikasikan

 Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.

 Guru menyebutkan salah satu nomor, dan meminta peserta didik yang bersangkutan

dari kelompok yang bertukar soal untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. 

 Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta didik agar peserta

didik lainnya memiliki gambaran yang jelas tentang pola pikir peserta didik yang

telah menyelesaikan soal tersebut.

 Kemudian peserta didik kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

 Guru memberikan algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut.

 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik jika ada

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1. Model Pembelajaran Project Based Learning adalah model di mana peserta didik

secara berpasangan untuk menulis pertanyaan dan jawaban untuk topik yang
17

ditugaskan oleh guru. Kemudian mereka menukarkan pertanyaan mereka dengan

kelompok lain

2. Tujuan kooperatif learning adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok

3. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project

Based Learning pada materi Memahami Komponen Aktif Elektronika adalah

sebagai berikut:

Pertemuan 1

Mengamati

 Peserta didik membaca materi sifat-sifat dan penyajian relasi.

 Peserta didik mencermati penjelasan tentang sifat-sifat dan penyajian relasi yang

disampaikan guru.

 Peserta didik mencatat materi yang belum dipahami dari penjelasan yang

disampaikan guru.

Menanya

 Peserta didik menanyakan materi tentang sifat-sifat komponen aktif yang belum

dipahaminya kepada guru.

 Guru menanyakan materi tentang komponen aktif kepada peserta didik secara acak.

Mengeksplorasi

 Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang komponen aktif

elektronika.
18

 Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban kepada masing-masing peserta

didik.

 Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menulis satu soal dan membuat

kunci jawabannya di lembar jawab yang telah disediakan.

 Guru meminta peserta didik untuk menukarkan soal kepada kelompok lain dan

menjawab soal yang diterimanya. Kemudian mengembalikan soal kepada kelompok

asal dan mendiskusikan jawaban dari kelompok lain.

 Guru sebagai fasilitator dan melakukan pengawasan jalannya pembelajaran.

Mengasosiasikan

 Peserta didik dapat menemukan manfaat mempelajari komponen aktif dalam

kehidupan.

Mengomunikasikan

 Secara bersama-sama guru dan peserta didik menyimpulkan materi

 Guru menyebutkan salah satu nomor, dan meminta peserta didik yang bersangkutan

dari kelompok yang bertukar soal untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. 

 Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta didik agar peserta

didik lainnya memiliki gambaran yang jelas tentang pola pikir peserta didik yang

telah menyelesaikan soal tersebut.

 Kemudian peserta didik kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

 Guru memberikan algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut.

 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik jika ada

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

Pertemuan 2
19

Mengamati

 Peserta didik membaca materi domain, kodomain, dan range.

 Peserta didik mencermati penjelasan tentang domain, kodomain, dan range yang

disampaikan guru.

 Peserta didik mencatat materi yang belum dipahami dari penjelasan yang

disampaikan guru.

Menanya

 Peserta didik menanyakan materi tentang domain, kodomain, dan range yang belum

dipahaminya kepada guru.

 Guru menanyakan materi tentang domain, kodomain, dan range kepada peserta didik

secara acak.

Mengeksplorasi

 Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang domain, kodomain, dan

range.

 Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban kepada masing-masing peserta

didik.

 Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menulis satu soal dan membuat

kunci jawabannya di lembar jawab yang telah disediakan.

 Guru meminta peserta didik untuk menukarkan soal kepada kelompok lain dan

menjawab soal yang diterimanya. Kemudian mengembalikan soal kepada kelompok

asal dan mendiskusikan jawaban dari kelompok lain.

 Guru sebagai fasilitator dan melakukan pengawasan jalannya pembelajaran.

Mengasosiasikan
20

 Peserta didik secara berkelompok menyusun laporan hasil kerja kelompoknya.

 Peserta didik dapat menemukan manfaat mempelajari domain, kodomain, dan range

dalam kehidupan.

Mengomunikasikan

 Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.

 Guru menyebutkan salah satu nomor, dan meminta peserta didik yang bersangkutan

dari kelompok yang bertukar soal untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. 

 Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta didik agar peserta

didik lainnya memiliki gambaran yang jelas tentang pola pikir peserta didik yang

telah menyelesaikan soal tersebut.

 Kemudian peserta didik kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

 Guru memberikan algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut.

 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik jika ada

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

B. Saran

Ada beberapa saran yang ingin peneliti kemukakan berkaitan dengan pembahasan

ini. Adapun saran-saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Project Based Learning memberi pengaruh positif terhadap

peningkatan hasil belajar siswa, maka disarankan kepada guru untuk menerapkan

pembelajaran ini pada Dasar Listrik dan Elektronika yang dianggap sesuai.
21

2. Model Pembelajaran Project Based Learning dapat mengaktifkan siswa dalam

konsep belajar mengajar, sebaiknya guru dapat menerapkan metode ini pada pokok

bahasan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2009. Prosedur Pembahasan Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka


Cipta.
22

Baihaqqi, dkk. 2012. Pendekatan dan Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Matangglumpangdua: Universitas Almuslim.

Dimyati dan Mudjino. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, 2001. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Press.

Ismail, 2003. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Petama.

Melvin, 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Sagala. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sardiman, 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Surabaya: PT Raja Grafindo
Persada.

Suryosubroto, 2003. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana


Pernada Media Group.
.

Anda mungkin juga menyukai