Anda di halaman 1dari 47

TUGAS PRAKTIK 2

1. Memfinalisasi rincian atau identifikasi, analisisndan rumusan masalah serta


Rencana Perbaikan Siklus 2

 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas mengidentifikasi permasalahan yang
dialami oleh siswa. Dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran
yaitu :
a. Siswa merasa bosan saat mengikuti pembelajaran.
b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
c. Terdapat beberapa siswa yang mengantuk.
d. Terdapat siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan sibuk
bermain.
 Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
berikut hasil analisis masalah yang diperoleh:
a. Dalam mengajar guru hanya menggunakan model pembelajaran
ceramah sehingga pembelajaran terasa membosankan.
b. Guru kurang memberikan contoh konkret dalam pembelajaran
berdasarkan yang ada di lingkungan sekitar.
c. Media atau alat peraga dan metod eyang digunakan guru kurang cocok
dalam menjelaskan materi.
d. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran dan hanya fokus
memberikan tugas menyalin lalu mengerjakan tugas tanpa penjelasan.

 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi dan analisis masalah maka perumusan


masalah penelitian ini sebagai berikut “Apakah Penggunaan Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V Sd Negeri 03 Sukabumi
Menggunakan Penerapan Metode Cooperative Learning pada Materi
Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Indonesia Kecamata Buay Bahuga Tahun Pelajaran 2021/2022”.
 Rancangan Perbaikan Siklus 2
Kegiatan perbaikan pembelajan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin,
16 Mei 2022 dengan materi Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia kelas V di SD Negeri 03 Sukabumi Kecamatan
Buay Bahuga Kabupaten Waay Kanan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:

a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut :
1. Mempersiapkan bahan pelajaran.
2. Menggunakan metode daring.
3. Membuat sumber dan media belajar.
4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
5. Menyiapkan alat evaluasi dan observasi.
b) Tahap Pelaksanaan
 Pembukaan
Guru menyampaikan
1. Apersepsi.
2. Memotivasi siswa.
3. Tujuan pembelajaran.
4. Kompetensi dasar dan indicator pembelajaran.
 Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menjelaskan materi kembali kepada siswa.
2. Guru memberikan soal latihan kembali.
3. Guru memberikan media pembelajaran disetiap kelompok.
4. Siswa mengamati media pelajaran untuk menganalisis
macam-macam kegiatan ekonomi dilingkungan.
5. Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
6. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan pada siswa.
7. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan bertanya
kepada siswa tentang pelajaran yang telah dilakukan.
8. Guru menyimpulkan bahwa siswa telah paham dan benar
menganalisis materi pengurangan Kegiatan Ekonomi di
Lingkungan Tempat Tinggalnya.
Elaborasi
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok (min
4siswa )
2. Guru memberikan LKS pada tiap kelompok
3. Siswa mengerjakan lembar kerja secara kelompok
4. Siswa melaporkan hasil diskusi.

Konfirmasi
1. Setiap siswa menukarkan pengerjaan soal tes kepada siswa
lainnya berdasarkan instruksi dari guru.
2. Siswa dan guru membahas hasil pengerjaan soal tes dengan
metode tanya jawab.
3. Siswa mengumpulkan hasilpengerjaan soal tes kepada guru.

 Kegiatan penutup
1. Siswa dan guru menarik kesimpulan atas jawaban dari setiap
soal tes.
2. Siswa bertanya jawab kepada guru apabila ada bagian dari
materi tertentu yang belum dipahami siswa.
3. Siswa yang belum paham menerima penekanan dari guru
terkait bagian dari materi yang belum dipahami.
4. Guru menanyakan perasaan dan Fikiran peserta didik
tentang kegiatan yang baru saja dilakukan.
5. Pelajaran diakhiri dengan berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
c) Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Guru memberi soal evaluasi untuk dilakukan penilaian secara
kognitif
b) Guru mengamati keterampilan siswa dalam mengerjakan soal
evaluasi untuk dilakukan penilaian secara psikomotor
c) Guru mengamati tingkah laku siswa dan kepribadian siswa
untuk dilakukan penilaian sikap
d) Masing-masing penilaian yang dilakukan oleh guru, dimasukkan
ke dalam lembar nilai yang telah di siapkan untuk melihat
tingkat keberhasilan guru dalam melakukan perbaikan
pembelajaran.
d) Tahap Refleksi
Refleksi merupakan tahap yang sangat dibutuhkan dalam
perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan maka
peneliti perlu melakukan beberapa tindakan untuk siklus berikutnya
sebagai berikut:
a) Guru lebih menguasai materi.
b) Berusaha mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
c) Memaksimalkan penggunaan alat peraga yang lebih menarik
yaitu gambar.
d) Lebih mampu menguasai kelas.

2. Link Video Simulasi Pembelajaran

https://youtu.be/99E8bLPb1-0
Foto kegiatan awal pelajaran :

Foto kegiatan inti pelajaran :

Foto kegiatan Penutup pelajaran :


3. Refleksi hasil Simulasi Siklus 2

Perbaikan siklus II
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru mengganti anggota kelompok dan menjelaskan kepada siswa tujuan


dari pembentukan kelompok

3. Guru meminta siswa yang pintar dalam kelompoknya untuknya berbagi


tugas dalam membuat soal dan menjawab soal
4. Guru lebih mengefisienkan waktu untuk setiap tahap pembelajaran agar
sesuai dengan yang telah direncanakan dalam skenario pembelajaran.

5. Guru membimbing siswa dalam membuat soal dan penyelesaiannya dengan


cara memberi contoh membuat soal

6. Guru meminta siswa untuk selalu menggunakan nomor yang diberikan


selama proses pembelajaran

7. Guru Memberikan penghargaan bagi kelompok yang presentasi.


8. Guru memberikan teguran dan mengingatkan siswa untuk tidak
melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran.
9. Guru membimbing siswa dalam menanggapi jawaban kelompok lain
dengan cara meminta siswa dengan nomor yang sama mengajukan
pertanyaan atau memberi tanggapan atas jawaban kelompok lain.
8. Membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dengan
melakukan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
4. Harapan hasil perbaikan Siklus 2
Harapan perbaikan siklus 2 dalam melakukan kegiatan perbaikan sebagai
berikut:
 Menyampaikan materi secara jelas dan terperinci serta dapat menguasai
materi yang akan diajarkan dan membagun motivasi.
 Menguasai metode yang diterapkan.
 Hasil belajar siswa baik dan memenuhi standar KKM.
 Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajara.

5. Draf Bab 1, 2 dan 3

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan


melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral, maupun sosial budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa
dapat hidup mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Proses
pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta
didik, guru, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait
untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Kompetensi akan tercapai dengan
maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya masing-
masing.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi


sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut UU Nomor 20
Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 ayat 1 yang berbunyi.
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ”.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal


dari dalam diri siswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar siswa.
Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, minat adalah
kecenderungan seseorang terhadap objek atau suatu kegiatan yang digemari
yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat.
Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang tidak
2
berminat terhadap suatu pelajaran tidak mempunyai perhatian terhadap apa
yang diajarkan guru, siswa menjadi acuh, tidak mendengarkan penjelasan guru,
bahkan ribut sendiri.

Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas di kemukakan bahwa mata pelajaran IPS


merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah. Dengan adanya ketentuan undang-undang yang mewajikan IPS
sebagai mata pelajaran dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan
kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, dari jenjang pendidikan
mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sampai ke perguruan
tinggi. Menguasai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat meningkatkan
kecerdasan intelektual siswa serta dapat membantu berfikir sistematis. Oleh
karena itu, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi penting
dikuasai sehingga siswa dapat menyelesaikan berbagai persoalan dalam
kehidupan sehari-hari.

Penyebab kenapa kebanyakan siswa kurang serius dalam menerima pelajaran


dikarenakan guru yang fokus dalam menyampaikan materi dan kurang
memotivasi siswa dalam belajar, jadi agar siswa dapat serius dan mengikuti
pelajaran dengan baik, terlebih dahulu guru harus meningkatkan motivasi
belajar siswanya dengan menggunakan strategi yang bervariasi. Penulis
mencoba meneliti motivasi siswa dengan menggunakan Metode Cooperative
Learning dalam pembelajaran Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Indonesia, karena dengan Metode Cooperative Learning
dapat meningkatkan motivasi serta semangat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga setelah siswa termotivasi akan timbulah daya fikir
siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut secara lebih dalam lagi.

Bedasarkan penelitian yang di lakukan di kelas V SD Negeri 03 Sukabumi


3
masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia. Berdasarkan pengamatan hasil
evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada kompetensi
Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia
dasar teridentifikasi masalah, yaitu nilai yang dicapai kelas V SD Negeri 03
Sukabumi Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan 2021/2022 masih
cukup rendah. Siswa kurang tertarik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) materi Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia dikarenakan cara berfikir siswa masih lemah sementara
pembelajarannya yang disampaikan guru kurang menarik, sehingga setiap ada
pelajaran siswa kurang mengikutinya secara serius.

Bedasarkan hasil penelitian Nasri Azkia berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa dengan Metode Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran IPS Di
SDN No. 03 Teros” Peneliti Nasri Azkia menggunakan metode Cooperative
Learning agar hasil belajar di SDN No. 03 Teros mampu meningkatkan hasil
belajar siswa serta dapat memahami pelajaran secara keseluruhan materi yang
disampaian oleh guru siswa lebih aktif proses belajar mengajar menjadi
kondusif dengan menggunakan metode Coperrative Learning.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nasri Azkia disimpulkan bahwa


Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan prestasi hasil belajar
siswa dengan penerapan metode Cooperatif Learning. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan karena dalam proses pembelajaran masih ditemukan masalah atau
hambatan terhadap guru maupun siswa yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus
pertama dan siklus ke dua, dimana dalam setiap siklus terdiri atas perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, obsevasi dan refleksi. Penelitian ini
dilaksaanakan pada siswa kelas V SD Negeri No.3 Teros pada semester ke dua
tahun pelajaran 2016/2017. Pengumpulan data pada siklus satu dan siklus dua
4
menggunakan tes subyektif atau pilihan ganda yang dibuktikan dengan analisis
serta hasil dari observasi yang membantu peneliti dalam proses belajar
mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar
siswa, hasil penelitian menunjukkan mengalami peningkatan sebesar 37%.
Hasil belajar siswa rata-rata mencapai 62 menjadi 89 hasil ini
mengalami peningkatan sebesar 27%.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di atas maka diadakan


Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 03 Sukabumi dari hasil Penelitian
Nasri Azkia di SDN No. 03 Teros. dengan kondisi mengajar di kelas V di SD
Negeri 03 Sukabumi ditemukan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) terdapat beberapa siswa yang masih kesulitan dan mendapat nilai rendah.
Para siswa sebagian besar masih kesulitan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) disebabkan siswa masih banyak yang tidak fokus, asik bermain
sendiri dan tidak memperhatikan pada saat guru menerangkan. Oleh karena itu
penulis menggunakan Metode Cooperative Learning yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan, supaya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mudah
dipahami, siswa dapat menangkap apa yng guru jelaskan dan tidak siswa
menjadi semangat untuk belajar dengan judul “Penerapan Metode Cooperative
Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Tentang
Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha Dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 03 Sukabumi Kec. Buay Bahuga Kab. Way
Kanan Tahun Pelajaran 2021/2022.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, sehingga tertarik untuk mendalami


dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), khususnya materi Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Indonesia melalui tindakan luring. Perbaikan yang
peneliti lakukan mengenai penerapan pada materi Menjelaskan Jenis--Jenis
5
Usaha dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia dan menggunakan
Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Harapan Penulis adalah terjadinya
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan
adanya keberanian peserta didik tuntas untuk menyelesaikan masalah
kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai materi pelajaran.

Berdasaarkan uraian di atas maka hasil identifikasi dan analisis masalah yang
terjadi di SD Negeri 03 Sukabumi sebagai berikut :

 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas mengidentifikasi permasalahan yang
dialami oleh siswa. Dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran
yaitu :
a. Siswa merasa bosan saat mengikuti pembelajaran.
b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
c. Terdapat beberapa siswa yang mengantuk.
d. Terdapat siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan sibuk
bermain.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
berikut hasil analisis masalah yang diperoleh:
a. Dalam mengajar guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah
sehingga pembelajaran terasa membosankan.
b. Guru kurang memberikan contoh konkret dalam pembelajaran
berdasarkan yang ada di lingkungan sekitar.
c. Media atau alat peraga dan metod eyang digunakan guru kurang cocok
dalam menjelaskan materi.
d. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran dan hanya fokus
memberikan tugas menyalin lalu mengerjakan tugas tanpa penjelasan.

C. Perumusan Masalah
6
Berdasarkan dari identifikasi dan analisis masalah maka perumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut “Apakah Penggunaan Metode Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Siswa Kelas V Sd Negeri 03 Sukabumi Menggunakan Penerapan
Metode Cooperative Learning pada Materi Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha
dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia Kecamata Buay Bahuga Tahun
Pelajaran 2021/2022”.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah “Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) tentang Menjelaskan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia dengan penerapan Metode Cooperative Learning Tipe
Jigsaw siswa kelas V SD Negeri 03 Sukabumi Kecamatan Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2021/2022.”

Bedasarkan dari tujuan penelitian diatas manfaat penelitian dapat dijadikan


sebagai bahan informasi tentang hal- hal yang berhubungan dengan Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw sebagai berikut:

 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti yaitu peneliti akan menyadari
bahwa dalam proses belajar mengajar harus dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga diperlukan kreatifitas yang
tinggi yaitu dengan menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe
Jigsaw yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.

 Bagi siswa
Dapat meningkatan minat belajar siswa sehingga dapat dicapai hasil
belajar yang lebih baik lagi dan dijadikan pedoman untuk menumbuhkan
rasa senang /tertarik dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
 Bagi sekolah
7
Untuk meningkatkan mutu isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran
dan pendidikan di sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam
mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam dan luar.

 Guru
Dapat mengermbangkan wawasan keilmuan serta meningkatkan
keterampilan, motivasi guru dalam proses pembelajaran hingga dapat
menghasilkan peserta didik yang memiliki hasil belajar yang lebih baik
dari sebelumnya serta bahan informasi dan referensi tentang metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar


1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib
dalam pendidikan di tingkat dasar maupun menengah di Indonesia. IPS di
luar negeri lebih dikenal dengan social studies, social education, social
studies education, dan sebagainya. Wesley (Sapriya, 2009) menyatakan
bahwa “the social studies are the social sciences simplified for pedagodical
purpose”. Jadi IPS menurut Wesley lebih mengarah kepada
penyederhanaan ilmu-ilmu sosial yang bertujuan pada kemampuan
pedagogik.

Pengertian social studies (IPS) yang lain yaitu menurut National Council
for Social Studies (NCSS) (Supardi, 2011):

“Social studies are the integrated study of the social sciences and
humanities to promote civic competence. Within the school program,
social studies provides coordinated, systematic study drawing upon
such disciplines as antropology, archeology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and
sociology, as well as appropriate content drom the humanities,
mathematics, and the natural sciences.”

Berdasar pengertian tersebut, IPS merupakan mata pelajaran yang


terintegrasi atau terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sehingga
dapat mengembangkan kemampuan menjadi warga negara yang baik. IPS
di sekolah merupakan mata pelajaran yang memadukan secara sistematis
disiplin-disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi,
sama seperti serasinya ilmu humaniora, matematika, dan ilmu alam.

Menurut Supardi (2011) pendidikan IPS lebih menekankan pada


keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam memecahkan masalah, baik
8
masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang kompleks
sekalipun. Intinya, pendidikan IPS ini lebih difokuskan untuk memberi
bekal keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Berdasar beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran terpadu atau
terintegrasi dari beberapa disiplin ilmu sosial dan humaniora serta fokus
pada keterampilan diri siswa agar menjadi warga negara yang baik dan
mampu menyelesaikan masalah di lingkungannya.

2. Proses Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)  


Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, serta keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan. Belajar adalah proses menuju perubahan
yang dilakukan melalui banyak cara, karena wahana pembelajaran bukan
hanya sekolah, tetapi lingkungan tempat tinggal juga memiliki berbagai
fenomena yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan dapat
memengaruhi perubahan tingkah laku seseorang. (Sumardi Suryabrata
dalam Slameto, 2007).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. (M. Surya, 2007). Belajar sebagai perubahan yang relatif
menetap terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku setiap
orgasnisme dalam membentuk keperibadian dan menemukan berbagai
pengalaman yang terjadi di setiap fenomena yang terjadi di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
9
Bedasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan individu yang ditimbul karena adanya minat
terhadap sesuatu yang dipelajari, sehingga terjadi perubahan sebagian
maupun keseluruhan tingkah laku individu sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman belajar. Proses perubahan tersebut sebagai wujud adanya
tindakkan untuk menjadi individu yang lebih baik melalui belajar.
Pembelajaran IPS, siswa bukan hanya menjadi sasaran yang harus
menerima materi yang diajarkan tetapi siswa harus diperlakukan sebagai
subyek yang menjalani proses belajar secara aktif.

Kemampuan melibatkan siswa secara aktif menuntut kemampuan guru


sebagai pemimpin, motivator dan harus memiliki keterampilan dalam
memilih dan menentukan pendekatan, metode serta strategi yang tepat bagi
proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran mencapai hasil yang
maksimal, dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan efektif apabila
dapat menciptakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Bentuk
pembelajaran yang demikian dapat dilaksanakan dengan menekankan pada
tindakan nyata bukan pada konsep dan teori. Siswa diberi kesempatan
untuk berintegrasi dengan kehidupan nyata berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya. Diharapkan mereka dapat mengembangkan daya pikir dan
kreativitasnya.

3. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD


Adapun pengertian dari materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) bedasarkan sumber belajar Buku Siswa Tema Lingkungan Sahabat
Kita Kelas 5 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013) halaman 29 adalah
sebagai berikut:

a. SK-KD Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V


10
i. Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan
tokoh sejarah yang bersekala nasional
pada masa Hindu, Budha dan Islam,
keragaman, kenampakan alam dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.

ii. Kompetensi Dasar : 1.5. Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan


ekonomi di Indonesia.
Materi Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Indonesia
Jenis Usaha Masyarakat Indonesia
Jenis Usaha Masyarakat Indonesia Sebagian besar masyarakat
Indonesia memiliki usaha yang bergerak di bidang
pertanian. Selain pertanian, ada bermacam-macam jenis
usaha masyarakat Indonesia. Jenis usaha itu ada yang
menghasilkan barang dan ada jenis usaha menghasilkan
jasa. Berikut beberapa jenis usaha selain pertanian.
1. Perindustrian

Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah


barang dengan menggunakan sarana dan peralatan,
misalnya mesin. Ada industri yang mengolah bahan baku
atau mentah menjadi produk olahan. Ada industri yang
hanya mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah
jadi. Ada pula industri yang mengolah bahan setengah
jadi menjadi bahan jadi.

Ada industri besar dan industri kecil. Industri besar


menggunakan peralatan, modal, dan tenaga kerja dalam
11
jumlah besar. Industri kecil menggunakan peralatan,
modal, dan tenaga kerja dalam jumlah lebih kecil.
Contoh industri kecil, antara lain perajin mebel,
pembuatan tahu atau tempe, dan perajin keramik. Contoh
industri besar antara lain industri baja, industri mobil, dan
industri tekstil.

Perajin mebel Industri mobil

2. Perdagangan
Perdagangan adalah semua hal yang berhubungan dengan
kegiatan jual beli. Dalam perdagangan ada perpindahan
hak milik. Pedagang membeli barang atau jasa dari suatu
tempat pada waktu tertentu, kemudian menjualnya ke
tempat lain dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Tanpa adanya perdagangan, setiap orang harus


memproduksi sendiri segala kebutuhan hidupnya.
Dengan adanya perdagangan, produsen menjual hasil
produksinya pada konsumen. Barang-barang yang
diperdagangkan antara lain bahan makanan, pakaian,
hewan, barang elektronika, kendaraan bermotor, dan
sebagainya.
12

Jual beli di pasar Orang belanja di toko swalayan

3. Jasa
Jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan
kepada orang lain (konsumen). Meskipun tidak
menghasilkan barang seperti misalnya industri konfeksi
menghasilkan pakaian. Usaha jasa memberikan
pelayanan kepada konsumen. Contoh pekerjaan yang
menjual jasa adalah guru, pengacara, dokter, montir
mobil, jasa keuangan, pemandu wisata, dan sebagainya.

Dokter memeriksa pasien


13

Guru mengajar

Kamu telah membaca teks “Jenis Usaha Masyarakat


Indonesia”. Temukan pengertian dan ciri-ciri dari setiap jenis
usaha. Tulislah pada peta pikiran berikut.

Perindustrian Perdagangan
Pengertian: Pengertian:

Ciri-ciri: Ciri-ciri:

Jenis
Usaha
Masyar
akat
Jasa
Indone
Pengertian: sia

Ciri-ciri:

b. Ruang Lingkup Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD


Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. Sistem sosial dan budaya.
14
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

B. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


1. Pengertian model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada


penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Sugiyanto, 2010). Anita Lie (2007) mengungkapkan bahwa model
pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok.

Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah proses


pembelajaran yang kegiatan intinya adalah belajar bersama dalam suatu
kelompok kecil. Esensi pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw ini
terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga
dalam diri setiap individu siswa tumbuh dan berkembang sikap saling
ketergantungan ketimbang saling kompetisi.

Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw identik


dengan Collaborative Learning yang dikemukakan keampuhannya oleh
Flynn. Pembelajaran ini menekan pentingnya kooperatif dari pada
kompetisi dan saling ketergantungan dari pada kemandirian
(Asrori,2005).  Proses pelaksanaan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw pada dasarnya dilakukan dengan diskusi kelompok
yang memiliki tiga tahap yaitu tahap kooperatif, tahap ahli dan tahap tiga
atau lima serangkai. Setiap anggota kelompok dalam tiap tahapan
tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Cooperative
learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model
pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat
15
kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka dan
hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota
kelompok.

Bedasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,


maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa
dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki
dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan
bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota
maksimal.

2. TujuanPembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Adapun manfaat pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah
meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi, melatih
kepekaan diri siswa, simpati pada variasi perbedaan sikap-laku selama
bekerja, mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya
diri, meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar, meningkatkan
tingkah laku yang positif, dan meningkatkan prestasi belajar.

Asnaeni (2004:9), menyatakan bahwa: Model pembelajaran Cooperative


Learning tipe Jigsaw berorientasi pada siswa yang bertujuan
mempersiapkan siswa sebagai ahli informasi yang mampu
mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada teman pada
anggota kelompok lainnya. Disamping itu model Cooperative
Learning tipe Jigsaw ini bertujuan memupuk jiwa dan semangat kerja
sama dalam kelompok untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,
efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
16
Keuntungan Pembelajaran Coperative Learning tipe Jigsaw dalam proses
belajar mengajar menurut  Wina,(2007:249) adalah sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi menambah kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan siswa.
2. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan
sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
4. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima
umpan balik. Siswa dapat berpraktek memecahkan masalah tanpa
takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tanggungjawab kelompoknya.

Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan


motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw

a) Dapat meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal


kerjasama, saling menghargai pendapat orang lain, toleransi, berfikir
kritis, disiplin dan sebagainya.
17
b) Menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan konstruktif,
karena dalam kelompoknya, masing-masing anak akan lebih giat dan
sungguh-sungguh bekerja.
c) Menanamkan rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi, sebab anak
yang pandai dalam kelompoknya akan membantu temannya yang
memiliki  kemampuan kurang dari dia demi nama baik
kelompoknya.
4. Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu
faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam
yaitu sebagai berikut :

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping


itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;.
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

5. Prosedur Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Prosedur pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw menurut Trianto
(2002) adalah sebagai berikut: 
1)  Persiapan

Tahap ini digunakan untuk mempersiapkan wacana yang memuat pesan


sesuai dengan topik bahasan berlainan, sebanyak jumlah anggota setiap
18
kelompok. Wacana tersebut dikembangkan dari tujuan pembelajaran
khusus (TPK) yang sudah dibuat sebelumnya. Wacana digandakan
sebanyak kelompok yang direncanakan dalam satu kelas. Disamping itu
disiapkan pula tugas yang harus diselesaikan oleh siswa secara
kelompok setelah memahami informasi atau isi pesan dalam wacana. 

2)  Pelaksanaan

Pelaksanaan pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam


mengajarkan perubahan wujud benda dilakukan dengan tiga tahap
yaitu: 

1. Tahap Kooperatif Tahap ini dimanfaatkan untuk.


2. Pembentukan kelompok kecil 4-5 orang. 
3. Membagi sejumlah wacana yang berisi informasi/pesan kepada
setiap kelompok.
4. Menugaskan setiap kelompok untuk membagi tanggung
jawab   dalam memaham informasi/pesan dalam wacana.
3) Tahap Ahli  

Pada tahap ini anggota kelompok satu bergabung dengan anggota


kelompok lain yang mendapat tugas yang sama, membentuk kelompok
baru yang disebut kelompok ahli. Kelompok ahli ini ditugaskan belajar
bersama untuk menjadi ahli dalam bidang informasi sesuai
wacana/pesan yang menjadi tugasnya. Setelah itu kelompok ini
ditugaskan merencanakan bagaimana mengajar atau menyampaikan
informasi/isi pesan dalam wacana yang telah dipahami kepada anggota
kelompokkooperatifnya.

d)  Tahap Tiga atau Lima Serangkai


19
Tahap ini dilakukan setelah siswa kembali ke kelompok kooperatifnya,
dimana setiap anggota telah menjadi ahli informasi dalam bidangnya.
Pada tahap tiga atau lima serangkai ini siswa tiap kelompok secara
bergilir mengajar atau menyampaikan informasi/isi pesan yang telah
dipahami kepada anggota kelompoknya yang lain. Setelah itu setiap
kelompok menyelesaikan tugas yang telah disiapkan lalu melaporkan
hasilnya.

C. Hasil Belajar
Dari berbagai pendapat mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan perubahan sikap, mental, dan perilaku
seseorang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diukur
melalui proses penilaian setelah melakukan kegiatan belajar. Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan bidang ilmu yang terintegrasi dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya (Sapriya, 2009). Sebagai suatu mata pelajaran yang terintergarasi
dengan mata pelajaran lain, Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki objek kajian
material yang sama, yaitu manusia (Hidayati, 2004).

Menurut Hidayati (2004), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada awalnya


berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat dengan nama Social
Studies. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang di
dalamnya mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Arnie Fajar, 2004).
Lebih spesifik lagi dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari
sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan isu dan
masalah sosial lainnya (Sapriya, 2009: 7). Hasil belajar mencakup tiga aspek
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan
hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah
20
afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik
dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Kemudian mengenai tujuan pembelajaran IPS, dari berbagai uraian dapat


disimpulkan bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran IPS di SD adalah
untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa terhadap masalah-masalah
sosial yang berkaitan dengan masyarakat. Tujuan tersebut diharapkan agar
siswa mampu memecahkan masalah-masalah sosial lainnya sebagai bentuk
pengembangan atas pengetahuan yang telah dipelajari, sehingga siswa
mampu menghadapi tantangan kehidupan, baik di masa sekarang ataupun di
masa yang akan datang.

Bedasarkan hasil belajar IPS merupakan perubahan sikap, mental, dan


perilaku siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat
diukur melalui proses penilaian setelah melakukan kegiatan belajar IPS
dengan cara mencari berbagai informasi sehingga siswa mampu mencapai
hasil optimal dalam belajarnya serta diharapkan agar siswa mampu
memecahkan masalah-masalah sosial sebagai bentuk pengembangan atas
pengetahuan yang telah dipelajari, sehingga siswa mampu menghadapi
tantangan kehidupan, baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan
datang. Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah hasil
optimal yang diperoleh siswa dalam aspek kognitif yaitu pengetahuan (C1)
dan pemahaman (C2) dengan materi mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
21
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian

a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri 03 Sukabumi
Alamat : Jl. Mesir Ilir, Desa Sukabumi, Kec. Buay Bahuga
Kode pos : 34764
Desa/kelurahan : Sukabumi
Kecamatan : Buay Bahuga
Kabupaten : Way Kanan
Provinsi :Lampung
Status sekolah : Negeri
Jenjang sekolah : SD

b. Kelas Tempat Mengajar


Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri 03
Sukabumi. Tempat mengajar berada di tengah-tengah pemukiman
masyarakat dan di belakang sekolah persawahan Jalan depan Sekolahan
masih besar. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri
03 Sukabumi yang berjumlah 14 siswa, dengan 9 perempuan dan 5 laki-
laki.

c. Tema
Tema : Lingkungan Sahabat Kita (Tema 8 )
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi : Menjelaskan Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia

d. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada 18 April 2022 sampai 16 Mei 2022, 1


kali pertemuan yaitu 2 x 35 Menit.
b. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022,
waktu pembelajaran setiap 1 x pertemuan yaitu, 2 x 35 menit.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022. Penelitian ini
dilaksanakan pada Prasiklus tanggal 18 April 2022, Siklus I pada tanggal
25 April 2022, Siklus II pada tanggal 16 Mei 2022, masing-masing siklus
memiliki rentang waktu 1 minggu.

Adapun jadwal penelitiannya dapat dibuat sebagai beikut :

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksaan Perbaikan Pembelajran

No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Kelas Siklus

1 Senin, 16 April Menjelaskan Jenis--Jenis


Pra
2022 Usaha dan Kegiatan Ekonomi V
Siklus
Masyarakat Indonesia.

2 Senin, 25 April Menjelaskan Jenis--Jenis


Siklus
2022 Usaha dan Kegiatan Ekonomi V
1
Masyarakat Indonesia.

3 Senin, 16 Mei Menjelaskan Jenis--Jenis


Siklus
2022 Usaha dan Kegiatan Ekonomi V
2
Masyarakat Indonesia .

B. Deskripsi Per Siklus


1. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas peneliti terlebih dahulu


menyusun rencana yang harus dilakukan, adapun indikator yang harus
diperhatikan dalam rencana tersebut yaitu apa yang harus diteliti, mengapa
diteliti, kapan diteliti, dimana diteliti, siapa yang diteliti, dan bagaimana
hasil yang diperoleh setelah dilakukan oleh peneliti bersama guru. Dalam
tahap ini pula peneliti bersama guru merancang dan merencanakan
skenario pembelajaran yang akan dilakukan pada tahap tindakan. Dan
skenario yang dibuat harus dirincikan secara tertulis dan tidak dibuat-buat.
Adapun rencana kegiatan yang terdapat dalam rancangan satu siklus
untuk siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam table berikut,
Table 3.2 Rancangan Satu Siklus

Siklus I Siklus II
1. Observasi tentang kondisi siswa 1. Mengevaluasi hasil refleksi pada
saat pelajaran berlangsung siklus-1 kemudian
untuk mengetahui kelemahan merencanakan upaya perbaikan
metode sebelum perbaikan. untuk diterapkan pada rencana
pembelajaran berikutnya yaitu
pada materi Jenis--Jenis Usaha
dan Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia.
2. Menyiapkan materi yang 2.Menyiapkan materi
sesuai dengan kemampuan pembelajaran Jenis--Jenis
siswa berdasarkan hasil Usaha dan Kegiatan
prasiklus. Ekonomi Masyarakat
Indonesia untuk mengetahui
kemampuan siswa
berikutnya.
3.Menyiapkan Rencana 3.Menyiapkan Rencana
pelaksanaan Pembelajaran pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan dilaksanakan (RPP) perbaikan yang akan
dengan menggunakan metode dilaksanakan setelah
Cooperative Learning pada dilaksanakannya siklus I
materi Jenis--Jenis Usaha dan dengan menggunakan
Kegiatan Ekonomi Masyarakat metode Coperative learning
Indonesia. pada materi Jenis--Jenis
Usaha dan Kegiatan Ekonomi
Masyarakat Indonesia.
4. Menyiapkan alat dan bahan yang 4. Menyiapkan gambar yang
diperlukan dalam kegiatan diperlukan berupa jenis-jenis
belajar mengajar. usaha dalam kegiatan belajar
mengajar.
5. Menyiapkan lembar observasi 5. Menyiapkan lembar
untuk mengetahui observasi untuk mengetahui
kemampuan siswa berupa kemampuan evaluasi. siswa
soal-soal evaluasi. berupa soal-soal

2. Pelaksanaan
Pada tahap penelitian ini, peneliti bersama guru mulai melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya pada tahap
perencanaan. Kegiatan peneliti pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial materi Jenis--Jenis Usaha dan
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia di kelas V SD Negeri 03
Sukabumi Kecamatan Buay Bahuga. Dilakukan beberapa tahap yaitu,
siklus I dan siklus II dilaksanakan secara bertahap dalam selang waktu 1
minggu dari masing-masing kegiatan. Pembelajaran sikulus I tersebut
dilaksanakan mulai tanggal 25 April 2022, dan siklus II dilaksanakan
tanggal 16 Mei 2022, sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh
peneliti, serta susunan dan langkah–langkah yang sesuai dengan RPP yang
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yaitu sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1) Guru melaksanakan apersepsi dan motivasi kepada siswa yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
menggunakan aplikasi wa grup kelas. Siswa cukup mereplay
absensi yang diberikan guru, Guru bersama siswa menyanyikan
lagu Indonesia Raya, Pembiasaan untuk mematuhi protokol
kesehatan, Memotivasi peserta didik dengan berliterasi,
Penyampaian tujuan pembelajaran dan mengulas kembali materi
minggu lalu.
b. Kegiatan Inti
 Siklus I

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai.


2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
4) Guru membentuk siswa kedalam beberapa kelompok yang
terdiri beberapa orang untuk mendiskusikan tugas yang
diberikan guru.
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran dari hasil
persentasinya.
6) Guru memberikan penguatan berupa tepuk tangan untuk
setiap perwakilan kelompok yang telah maju.
 Siklus II
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru meenunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
4) Guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara
bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan atau rangkuman.

c. Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan belajar.
2. Untuk menegetahui Pemahaman siswa, Guru memberi
beberapa soal kepada siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban-
jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut
4. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal yang
dikerjakan.
5. Guru memberi PR ke siswa.
6. Guru menutup kegiatan belajar dengan salam.

3. Pengamatan

Pada kegiatan ini penelitii akan mengukur tingkat keberhasilan siswa


berdasarkan 3 ranah, yaitu ranah kognitif, Psikomotorik dan Sikap.
Dengan ketiga ranah tersebut peneliti akan mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) kelas V SD Negeri Negeri 03 Sukabumi Kecamatan Buay
Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan
Media Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw . Bedasarkan
beberapa Jenis penilaian yang digunakan yaitu dengan cara observasi
Penilaian tertulis (kognitif), Psikomotorik dan Sikap. Berikut adalah
uraian dari masing-masing ranah :
a. Penilaian Kognitif

Penilaian yang digunakan pada ranah kognitif ini adalah tes tertulis
yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran pada setiap siklus,
hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam
menguasai materi yang diajarkan supay siswa lebih termotivasi
dengan hasil akhir nilai yang diperoleh. Bentuk soal yang diberikan
ialah uraian pada siklus I dan siklus II yang tediri dari 5 soal.

Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009), penilaian kognitif diartikan


sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tenggapan dengan
tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkap aspek tertentu dari orang yang diberi tes. Adapun
kriteria penilaiannya menurut Sudjana (2013) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Lembar penilaian kemampuan

NO KRITERIA PENILAIAN NILAI


1. Jika jawaban setiap soal benar 20
2. Jika jawaban setiap soal sebagian benar 10
3. Jika jawaban setiap soal salah 0
Jumlah skor maksimal 100

Berdasarkan pengertian tentang penilaian kognitif diatas, lalu dapat


di peroleh nilai siswa berdasarkan rumus menurut Sudjana (2013),
sehingga cara hitung untuk Penskoran adalah sebagai berikut:

Nilai Akhir = Skor perolehan X 100


Skor Maksimal

Nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan


Sosial (IPS) dapat diketahui rata-ratanya dengan rumus sebagai
berikut:
Rata-rata = Jumlah nilai

Banyak data
Berdasarkan penilaian diatas maka akan dibuat data penilaian hasil
belajar siswa di SD Negeri 03 Sukabumi Kecamatan Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan dengan nilai KKM sebesar 70 sebagai
berikut:

Tabel 3.4. Penilaian Hasil belajar siswa aspek kognitif

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah =

Rata-rata =

Persentase =

Bedasarkan hasil perolehan nilai siswa, selanjutnya dilakukan


penilaian rata-rata kelas melalui sumber belajar Buku Siswa Tema
Lingkungan Sahabat Kita Kelas 5 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013), perhitungan presentase nilai rata-rata yang didapat
oleh siswa, perolehan persentase dalam setiap siklus adalah sebagai
berikut:

Persentase Hasil =

Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :


86 % - 100 % = Sangat Baik
71 % - 85 % = Baik
46 % - 70 % = Cukup
0 % - 45 % =Kurang
b. Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik yaitu penilaian untuk mengukur atau menilai
tingkah laku peserta didik ketika berdiskusi materi Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) kelas V tentang Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Indonesia, dalam penilaian psikomortorik
terdapat beberapa aspek yang perlu di amati. Sedangkan menurut
Arikunto (2006), Penilaian psikomotorik berkaitan dengan hubungan
kerja otot dan menyebabkan gerakan tubuh, gerakan dimulai dari hal
yang sederhana sampai kegiatan yang rumit. Ranah psikomotorik
adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Bedasarkan
pengertian diatas berikut aspek yang dimaksud:
Aspek Observasi kerampilan Psikomotor

No Aspek yang di amati


1 Terampil mengidentifikasi
2 Terampil dalam menguraikan
3 Terampil Menerapkan Jenis--Jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Indonesia
4 Terampil Berani mempersentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
Keterangan:
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Sedang
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat baik

Selanjutnya setelah menentukan aspek yang akan dinilai maka hasil


penilaian menurut (Muhibin syah :2012) sehingga dapat di tuliskan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.5. Lembar Penilaian Psikomotorik

Aspek yang dinilai


Skor
Identifikasi Menguraikan Menerapkan Persentasi

No Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1                        

2                        

3                        

Jumlah  

Rata-rata

Persentase

Penskoran:

Nilai = (sudjana: 2013)

Kriteria Penilaian:
0–5 = Kurang
6 – 10 = Cukup
11 – 15 = Baik
16 – 20 = Baik Sekali

Rumus untuk menghitung persentase, adalah:

Persentase Hasil= (muhibbin syah:2012)

c. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah bagian dari pada proses penilaian yang
bertujuan untuk melihat kepribadian atau keberhasilan seseorang
dalam kegiatan belajar, khususnya pada seorang peserta didik yang
tidak mempunyai karakter atau daya minat mengenai mata pelajaran
tertentu sehingga dianggap cenderung akan sulit menerima materi
tersebut dengan mudah. Instrumen penilaian ini menjadi hasil belajar
yang diperoleh berdampak pada hasil belajar peserta didik yang baik
atau maksimal.

Sedangkan menurut EH Mulyana (2008), Penilaian sikap adalah


pengplikasian terkait dengan standar atau sistem pengambilan
keputusan terhadap sikap seseorang yang dijalankan dalam
keseharian. Sehingga adanya kegunaan utama penilaian sikap sebagai
bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan
kemajuan sikap peserta didik secara individual.

Adapun yang akan diobservasikan pada penelitian ini yaitu proses


pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V SD
Negeri 03 Sukabumi Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way
Kanan. Proses observasi dilakukan ketika siswa-siswa melakukan
diskusi. Berikut disajikan pedoman peneliti penilaian Sikap dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.8. Penilaian Sikap

Aspek yang dinilai


Jumlah
Santun Kerja sama Percaya diri

No Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1                        

2                        

3                        

Nilai Rata-rata                        

Persentase

Keterangan :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat Baik

4. Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi Masayarakat Indonesia pada siklus 2 dan melihat hasil
observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal siklus I dan
II, guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan,
kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses
pembelajaran terdapat dalam rancangan satu siklus untuk siklus I dan
siklus II dapat dilihat dalam table berikut, sebagai berikut:
Table 3.7 Refleksi satu Siklus

Kekurangan siklus I Perbaikan siklus II

1. Guru tidak menyampaikan 1. Guru menyampaikan tujuan


tujuan pembelajaran pembelajaran

2. Sebagian siswa tidak mau duduk 2. Guru mengganti anggota


bersama kelompok yang kelompok dan menjelaskan
ditetapkan oleh guru kepada siswa tujuan dari
pembentukan kelompok

3. Ada beberapa siswa yang tidak 4. Guru meminta siswa yang


aktif dalam dalam diskusi pintar dalam kelompoknya
kelompok. Hal ini terlihat dari untuknya berbagi tugas dalam
tugas yang dikerjakan dalam membuat soal dan menjawab
membuat soal dan menjawab soal
soal hanya didominasi oleh satu
orang saja

4. Ada beberapa siswa yang tidak 4. Guru lebih mengefisienkan waktu

aktif dalam dalam diskusi untuk setiap tahap pembelajaran

kelompok. Hal ini terlihat dari agar sesuai dengan yang

tugas yang dikerjakan dalam telah direncanakan dalam

membuat soal dan menjawab skenario pembelajaran.

soal hanya didominasi oleh satu


orang saja
5. Guru tidak membimbing siswa 5. Guru membimbing siswa dalam
dalam membuat soal , sehingga membuat soal dan
siswa kesulitan dalam membuat penyelesaiannya dengan cara
soal dan penyelesainnya. memberi contoh membuat soal

6. Banyak siswa yang tidak 6. Guru meminta siswa untuk selalu


memakai nomor dan menggunakan nomor yang
menggunakannya untuk diberikan selama proses
bermain-main pembelajaran

7. Guru tidak memberikan 7. Guru Memberikan


penghargaan bagi kelompok penghargaan bagi kelompok
yang presentasi. yang presentasi.
9. Guru kurang menguasai kelas 10. Guru memberikan teguran
sehingga siswa masih dan mengingatkan siswa untuk
mengerjakan pekerjaan lain tidak melakukan kegiatan lain
selama proses pembelajaran selama proses pembelajaran.
seperti bermain-main dan
mengganggu temannya
sehingga terjadi keributan
dalam kelas.
10. Siswa belum mampu 11. Guru membimbing siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau menanggapi jawaban kelompok
menanggapi jawaban yang lain dengan cara meminta siswa
disampaikan kelompok lain. dengan nomor yang sama
mengajukan pertanyaan atau
memberi tanggapan atas
jawaban kelompok lain.
10 Siswa belum mampu 11. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan pembelajaran. menyimpulkan pembelajaran
dengan melakukan
mengajukan pertanyaan
kepada siswa.

Anda mungkin juga menyukai