PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang harus didapat bagi setiap manusia. Di dalam
Pendidikan ada peran guru dan peran peserta didik yang melakukan suatu proses
pembelajaran. Menurut Susanto (2013:177), Pengertian pembelajaran merupakan perpaduan
dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih
dominan pada siswa, sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi,
istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar . Pembelajaran adalah
proses interaksi antara guru dan peserta didik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan yang membuahkan hasil belajar yang optimal dan maksimal.
Model cooperatif learning merupakan model yang melibatkan seluruh siswa. Model
yang bersifat aktif, inovatif dan meneyenangkan bagi siswa. bakhtiar (2016:311), mengatakan
Model cooperatif learning tipe student teams achiviement division (STAD) memberi
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana kondusif untuk siswa mengembangkan nilai,
sikap dan keterampilan sosial bagi kehidupan masyarakat. Peran guru bukan lagi sebagai satu
satunya nasarumber pembelajaran melainkan berperan sebagai mediator, fasilitator dan
manajer pembelajaran. Aplikasi paling sederhana dari pembelajaran cooperative adalah
model STAD. Seperti yang di utarakan oleh salvin (2015:143) STAD merupakan salah satu
model pembelajaran koopertif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik
untuk pemula bagi para guru yang baru mengunakan pendekatan cooperatif.
Slavin menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin
dan suku. Menurut Hasanah dan Himami, (2021:68-69) Model STAD Guru yang menyajikan
pembelajaan dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Dapat
di simpulkan STAD merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan interaksi siswa
dan sifat saling membantu guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ada
beberapa penelitian yang menerapkan model cooperatif learning tipe studentteams
achievement division pada proses pembelajaran:
Salah satunya yang pertama, penelitian yang di lakukan oleh Fera Indah Rukmana,
jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas islam negri sulthan thaha
saifudin jambi 2020 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievment Division) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievment
Division) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat di diukur dari evaluasi siklus I, dan siklus II. dengan
nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 60% dan siklus II 90%. Sedangkan
peningkatan hasil keaktifan siswa dapat diukur dari setiap siklusnya, keaktifan siswa pada
siklus I sebesar 60% dengan kategori ‟cukup aktif” dan keaktifan siswa pada siklus II sebesar
85% dengan kategori ‟sangat aktif”. Dengan demikian hasil penelitian di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi telah tercapai denganbaik.
Selanjutnya penelitian yang ke dua, penelitian yang di lakukan oleh Fajar dwi
yatmoko,jurusan Pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan
universitas shanata dharma Yogyakarta 2018 dengan judul penerapan model pembelajran
koomperatif tipe STAD untuk meningkatkan Kerjasama dan hasil belajar matematika materi
volume dan balok kelas V SD, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kerjasama dan hasil
belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran melalui pengunaan model pembelajaran
komperatif tipe STAD. Peningkatan ini dapat dilihat dari kopndisi awal Kerjasama siswa
dengan skor rata rata 55 (rendah) pada skiklus I meningkatkan menjadi 64 (cukup) kemudian
pada siklus ke II meningkat menjadi 78 (tinggi); (3)penerapanmodel pemeblajaran
koomperatif tipe STAD dapat meningkat hasil belajar siswa sebesar 59.00dengan presentase
pencapaian KKM sebesar 36,18% pada skiklus I meningkat menjadi67,67 dengan presentase
KKM 63,33% dan pada siklus II meniingkat menjadi 76,33 dengan presentase pencapaian
KKM sebesar 83,33%
Kemudian ada lagi yang ketiga, penelitian yang dilakukan oleh yesi komalasari prodi
Pendidikan guru madrasah ibtidayah jurusan tarbiyah sekolah tinggi agama islam negeri
(STAIN) jurai siwo metro 2016 dengan judul penerapan model pemebelajaran koomperatif
tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajran PKn
kelas IV SDN 2 Karyamukti. Berdasakan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan
penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
suswabkelas IV SDN 2 Karyamukti terhadapa materi globalisasi dan kebudayaan Indonesia
pada era globalisasi pada siklis I hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 71,43% pada siklus
II mencapai 95,24%. Dilihat dari skor N-Gain pada siklus I sebesar 0,19% dengan kategori
N_Gain sroce sedan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
koomperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran
PKN.
learning dan di dukung juga oleh penelitian penelitian yang relevan maka peneliti
mengambil penelitian Tindakan kelas dengan judul: “penerapan model pembelajaran
cooperatif learning tipe studentteams achievement division (STAD) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada sub materi wujud benda kelas II di SDN 2 Pandanmulyo”.
B. Rumusan Masalah
a. Tujuan penelitian
a. mengetahui Langkah atau cara menerapkan model pembelajran cooperative
learning tipe studentteams achievement division (STAD) di kelas II SDN 2
pandanmulyo
b. mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
model pembelajaran cooperatif learning tipe studentteams achievement
division (STAD) di kelas II SDN 2 Pandanmulyo
b. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
d. materi yang digunakan IPA, pada sub bab wujud benda pada kelas II SDN 2
Pandanmulyo.