Anda di halaman 1dari 116

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT


DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUB MATERI WUJUD BENDA TEMA 2 KELAS II DI SDN 2
PANDANMULYO

SKRIPSI

Oleh:
QOYIMATUN NAFISAH
1986206067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
Juli
2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUB MATERI WUJUD BENDA TEMA 2 KELAS II DI SDN 2
PANDANMULYO

SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Nahdlatul Ulama Blitar untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Program sarjana

Oleh:
QOYIMATUN NAFISAH
1986206067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
Juli
2023
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI WUJUD
BENDA TEMA 2 KELAS II DI SDN 2 PANDANMULYO
Disusun dan diajukan oleh
QOYIMATUN NAFISAH
1986206067

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi


pada tanggal 14 Juli 2023
Disetujui oleh

Ketua Penguji
Indra Gunawan Pratama, M.Pd
NIDN. 0721069101

Penguji I (Pembimbing I)
Cindya Alfi, M.Pd
NIDN. 07220279102

Penguji II (Pembimbing II)


Siti Rofi’ah, M.pd
NIDN.0727039102

Mengetahui
Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
Widyarnes Niwangtika, M.Pd
NIDN.

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial


Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
Cindya Alfi, M.Pd.
NIDN. 0722079102

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,saya:


Nama :Qoyimatun Nafisah
NIM :1986206067
Program Studi :Pendidikan guru sekolah dasar
Fakultas :ilmu Pendidikan dan sosial
Tempat, tangga lahir :Malang, 23 november 2001
Alamat :jln mertoyoso barat rt 2 rw 2 ngawonggo tajinan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa SKRIPSI yang berjudul “Penerapan


model pembelajaran Cooperative learning tipe student teamns achiviemen
division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi wujud
benda tema 2 kelas II di SDN 2 Pandanmulyo”
Yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
plagiat atau saduran dari SKRIPSI/ARTIKEL ILMIAH orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar
kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya

Blitar,
Mengetahui,
Dosen Pembimbing 1, Yang membuat
pernyataan,

Cindya Alfi, M.pd Qoyimatun Nafisah


NIDN. 07220279102 NIM. 1986206067

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Widyarnes Niwangtika, M.Pd


NIDN.

iv
Penerapan model Cooperative Learning tipe students teams achiviement division
(STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada sub materi wujud benda
tema 2 di Kelas II SDN 2 Pandanmulyo.
Qoyimatun nafisah
1986206067

RINGKASAN

Siswa kelas II SDN 2 Pandanmulyo diketahui memiliki hasil belajar yang


rendah. Rendahnya hasil didasarkan data hasil ulangan harian siswa. Data hasil
ulangan harian siswa pada materi wujud benda menunjukan nilai rata-ratanya 69.
Hal tersebut belum memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
sebesar 70. Penyebab rendahnya hasil belajar bersumber dari faktor siswa yang
kurang bersemangat saat proses belajar Dari hasil analisis aspek penyebab
rendahnya hasil belajar siswa. Faktor lain tersebut berupa penerapan model
pembelajaran konvesioanal yang tidak melibatkan siswa sepenuhnya kedalam
kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dengan
menggunakan penerapkan model Cooperative Learning tipe students teams
achiviement division (STAD) pada sub materi wujud benda tema 2 di kelas II
SDN 2 Pandanmulyo. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan desain 2 siklus penerapan model pembelajaran. Subyek penelitian
ini yaitu kelas II yang berjumlah 15 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen
berupa soal essai untuk pengukuran hasil belajar. Analisis hasil belajar dengan
cara membandingkan rata-rata nilai hasil belajar pra tindakan dengan pasca
tindakan. Analisis hasil belajar dengan cara membandingkan nilai rata siklus I
dengan siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penerapan model
Cooperative learning tipe student teams achiviement division mampu
meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Pandanmulyo khususnya kelas II
mengunakan Langkah Langkah model pembelajaran cooperative learning (STAD)
sebagai berikut: (1) Penyampaian tujuan dan memotivasi (2) Pembagian
kelompok (3) presentasi guru (4) kegiatan belajar dalam tim (5) kuis (evaluasi) (6)
penghargaan dalam tim
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model Cooperative
Learning tipe student teams achiviement dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya kelas II SDN 2 Pandanmulyo. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat
diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar
siswa pra siklus adalah 69,4 rata-rata nilai siswa setelah tindakan siklus I adalah
75 dan rata-rata nilai siswa setelah tindakan siklus II adalah 80,73.

Kata kunci: Model Cooperative Learning tipe stad, Hasil Belajar, materi wujud
benda.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-NYA skripsi
yang berjudul “Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe student
teams achiviement division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
sub materi wujud benda tema 2 kelas II di SDN 2 Pandanmulyo” dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
kedapa Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami rintangan dan
hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan, arahan, serta dorongan, dari
berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak . prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. Selaku Rektor Universitas


Nahdhlatul Ulama Blitar Untuk fasilitas yang telah di siapkan.
2. Ibu. Cindya Alfi, S,Pd, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Sosial serta selaku dosen pembimbing pertama untuk saran dan
bimbingannya dalam penyelesaian laporan skripsi dan fasilitas yang di
berikan.
3. Ibu Widyarnes Niwangtika, S.Si. M.Pd. Selaku Ketua Program studi
pendidikan Guru Sekolah Dasar U niversitas Nahdhlatul Ulama.
4. Ibu Siti Rofiah, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen pembimbing kedua untuk
saran dan bimbingannya dalam penyelesaian laporan skripsi dan
fasilitas yang diberikan.
5. Ibu Lilik Muarrafah, M.Pd. selaku Dosen pendamping untuk saran dan
bimbingannya dalam penyelesaian skripsi dan fasilitas yang diberikan.
6. Bapak Ilham Untuk semua bantuannya dalam pengurusan administrasi.

7. Bapak Moh Khoiri dan Ibu Eny Aizatul Latifah, selaku orang tua yang
telah memberikan dukungan, motivasi, semangat, kasih sayang, cinta
dan doanya. Serta adikku Sabila Aqidatul Iza dan M Hasannudin Nur
terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

8. Ibu Siti Romlah dan Ibu Sunarti , Bapak Tohari dan Bapak Marwi
selaku nenek dan kakek yang telah memberikan dukungan, motivasi,
semangat, kasih sayang, cinta dan doanya. Serta keluarga besar terima
kasih atas dukungan dan motivasinya.

vi
9. Kakak Nia Lulitasari selaku kakak yang mendukung saya dan selalu
memberi saya bantuan dan arahan

10. Teman teman program studi Pendidikan satu persatu yang telah
membantu dan berjuang Bersama demi terselesaikanya skripsi ini
dengan lancar.

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu demi terselesaikannya skripsi ini dengan lancar.

Semoga Allah SWT berkenan mencatatnya sebagai amal ibadah. Penulis


sadar dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maupun
kesalahan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri, para pembaca, dan dunia ilmu pengetahuan.
Amin.

Malang, juli 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

RINGKASAN..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................5
1.4 Definisi Oprasional..................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran...............................................................................8
2.2 Model Pembelajaran Cooperative learning............................................9
2.3 Cooperative learning tipe student teams achiviement division
(STAD)..............................................................................................................14
2.4 Hasil Belajar..............................................................................................18
2.5 Kerangka Berfikir....................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian....................................................................................25
3.2 Subjek Penelitian.....................................................................................28
3.3 Lokasi Penelitian.....................................................................................29
3.4 Prosedur Pengumpulan Data..................................................................30
3.5 Teknik Analisis Data..............................................................................30

viii
BAB IV HASIL ANALISIS
4.1 Paparan Data Pelaksanaan Tindakan ......................................................34
4.2 Paparan Data Hasil Penelitian.................................................................36
4.3 Analisis Data...........................................................................................47
4.4 Pembahasan.............................................................................................53

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................55
5.2 Saran.......................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................52

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Indikator hasil belajar ................................................................................... 20
3.1 Klasifikasi dan Kualifikasi Hasil Belajar...................................................... 33
4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus I.......................................... 47
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus II......................................... 49

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 kerangka berfikir........................................................................................... 24
3.1 modifikasi desain penelitian tindakan kelas ................................................. 26
4.1 Grafik Nilai Siklus I...................................................................................... 48
4.2 Grafik Nilai Siklus II..................................................................................... 50
4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Siklus I Dan Siklus II........................ 51
4.5 Grafik Perbandingan Nilai Siklus I Dan Siklus II......................................... 51

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Observasi...........................................................................................54


2. Surat Balasan Ijin Observasi.............................................................................55
3. Surat Ijin Penelitian...........................................................................................56
4. Surat Balasan Ijin Penelitian.............................................................................57
5. Validasi Instrument Observasi..........................................................................58
6. Intrument Observasi Guru dan Siswa................................................................60
7. Validasi Instrument kisi kisi Tes Hasil Belajar.................................................64
8. Instrument kisi kisi Tes Hasil Belajar ..............................................................66
9. Validasi Rencana pelaksanaan pembelajaran....................................................70
10. Rencana pelaksanaan pembelajaran................................................................72
11. Daftar Nilai Pra Siklus....................................................................................80
12. Daftar Nilai siklus I dan Siklus II....................................................................81
13. Format instrument siklus I...............................................................................82
14. Format instrument siklus II............................................................................90
15. Dokumentasi Penelitian..................................................................................98

xii
BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan awal Langkah dalam penulisan penelitian. Pada


bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari 4 sub bagian yaitu: 1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah 1.3 manfaat dan tujuan 1.4 desain oprasional. Sub bagian
tersebut dipaparkan dengan bagian bagian kecil yang tersusun secara sistematis
seperti dibawah ini.

1.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan hal penting dalam membangun peradaban bangsa.


Sumber daya yang berkualitas akan mulai terbangun Ketika sistem Pendidikan
berkembang. Diperlukan model pendidikan yang tidak hanya mampu menjadikan
siswa cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga cerdas practical
science (praktik ilmu). Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. dalam buku yang
ditulis oleh abdulrohman dan mulyono (2018:23) mengatakan Bangsa Jerman
melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni:
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi
anak. Pendidikan juga sarana menambah wawasan dan dapat mengasah
kemampuan untuk memecahkanan masalah, Begitu sangat pentingnya Pendidikan
ditamankan mulai sejak dini.

Pendidikan merupakan suatu hal yang harus didapat bagi setiap manusia.
Di dalam Pendidikan ada peran guru dan peran peserta didik yang melakukan
suatu proses pembelajaran. Menurut Susanto (2013:177), Pengertian pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar
secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara mengajar
secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah
ringkasan dari kata belajar dan mengajar . Pembelajaran adalah proses interaksi
antara guru dan peserta didik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
yang membuahkan hasil belajar yang optimal dan maksimal.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut


Wirda (2020: 7) Hasil belajar siswa merupakan salah satu alat ukur untuk melihat
pencapaian seberapa jauh siswa menguasai materi pelajaran yang telah di
sampaikan oleh guru. Suprijono (2015:5) mengatakan bahwasannya hasil belajar
adalah pola pola, perilaku, nilai nilai, pengertian pengertian, sikap sikap,apresiasi
dan keterampilan. Menurut wirda dkk (2020:5-6) hasil belajar adalah kemampuan
yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. hasil belajar merupakan
pencapaian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil belajar guru bisa
melihat perkembangan atau pertumbuhan akademik peserta didik.

Model cooperatif learning merupakan model yang melibatkan seluruh


siswa. Model yang bersifat aktif, inovatif dan meneyenangkan bagi siswa.
bakhtiar (2016:311), mengatakan Model cooperatif learning tipe student teams
achiviement division (STAD) memberi kesempatan belajar yang lebih luas dan
suasana kondusif untuk siswa mengembangkan nilai, sikap dan keterampilan
sosial bagi kehidupan masyarakat. Peran guru bukan lagi sebagai satu satunya
nasarumber pembelajaran melainkan berperan sebagai mediator, fasilitator dan
manajer pembelajaran. Aplikasi paling sederhana dari pembelajaran cooperative
adalah model STAD. Seperti yang di utarakan oleh salvin (2015:143) STAD
merupakan salah satu model pembelajaran koopertif yang paling sederhana dan
merupakan model yang paling baik untuk pemula bagi para guru yang baru
mengunakan pendekatan kooperatif.

Pembelajaran student teams achievement division (STAD) merupakan


salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi dan
mencapai prestasi secara maksimal. Atau yang disebut Dengan bekerja kelompok
siswa akan lebih bebas bertanya terhadap teman kelompoknya tentang materi
yang belum dikuasainya. Dalam satu kelas siswa terbagi menjadi beberapa
kelompok tergantung kapasitas siswa yang terdiri dari 4-5 siswa tiap
kelompoknya. tujuan strategi ini agar masing-masing siswa merasa bahwa mereka
adalah satu dan seperjuangan. Sedangkan jika salah satu kelompok dapat
memenuhi kriteria yang ditentukan, kelompok tersebut akan mendapatkan
penghargaan.

Sesuai dengan pernyatan Slavin (2015) yang menyatakan bahwa pada


STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Menurut
Hasanah dan Himami, (2021:68-69) Model STAD Guru yang menyajikan
pembelajaan dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa
diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan
saling membantu. Dapat di simpulkan STAD merupakan suatu model
pembelajaran yang menekankan interaksi siswa dan sifat saling membantu guna
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ada beberapa penelitian yang
menerapkan model cooperatif learning tipe studentteams achievement division
pada proses pembelajaran:

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 17 januari 2023


di sekolah SDN 2 Pandanmulyo khususnya kelas II peneliti memperoleh
informasi bahwa hasil belajar kelas II tergolong rendah. Hal ini di buktikan
dengan banyaknya siswa yang memiliki nilai belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Berikut
data ulangan harian siswa kelas II; untuk nilai di bawah KKM ada 9 siswa dan
nilai di atas nilai KKM ada 6 siswa. Bisa kita lihat dari data ulanagan harian kelas
II tersebut bahwa hasil belajar pada pembelajaran Bahasa indonesia kelas II
dikatakan belum berhasil.

Di tinjau dari observasi yang peneliti lakukan dikatakan belum berhasilnya


pembelajaran terdapat faktor eksternal yaitu kendalanya penerapan model
pembelajaran yang di gunakan kurang sesuai dengan kondisi siswa karena pada
saat itu. dilihat dari hasil observasi siswa kelas II kurang semangat saat proses
pembelajaran dan sangat kurang berantusias pada pembelajaran. Karena hal
tersebut menyebabkan rendahnya nilai hasil belajar siswa kelas II Untuk
mengatasi masalah dalam kegiatan belajar di SDN 2 Pandanmulyo khususnya
kelas II diperlukan solusi alternatif, salah satu solusi yang cocok digunakan untuk
masalah ini yaitu pembaruan model pembelajaran dengan mengunakan model
pembelajaran cooperative learning dengan mengunakan tipe studentteams
achievement division (STAD).

Salah satunya yang pertama, penelitian yang di lakukan oleh Fera Indah
Rukmana, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas
islam negri sulthan thaha saifudin jambi 2020 dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievment Division)
Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas
III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievment Division)
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat di diukur dari evaluasi siklus I, dan
siklus II. dengan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 60% dan siklus
II 90%. Sedangkan peningkatan hasil keaktifan siswa dapat diukur dari setiap
siklusnya, keaktifan siswa pada siklus I sebesar 60% dengan kategori ‟cukup
aktif” dan keaktifan siswa pada siklus II sebesar 85% dengan kategori ‟sangat
aktif”. Dengan demikian hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota
Jambi telah tercapai denganbaik.

Selanjutnya penelitian yang ke dua, penelitian yang di lakukan oleh Fajar


dwi yatmoko,jurusan Pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu
Pendidikan universitas shanata dharma Yogyakarta 2018 dengan judul penerapan
model pembelajran koomperatif tipe STAD untuk meningkatkan Kerjasama dan
hasil belajar matematika materi volume dan balok kelas V SD, Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Kerjasama dan hasil belajar siswa meningkat selama proses
pembelajaran melalui pengunaan model pembelajaran komperatif tipe STAD.
Peningkatan ini dapat dilihat dari kopndisi awal Kerjasama siswa dengan skor rata
rata 55 (rendah) pada skiklus I meningkatkan menjadi 64 (cukup) kemudian pada
siklus ke II meningkat menjadi 78 (tinggi); (3)penerapanmodel pemeblajaran
koomperatif tipe STAD dapat meningkat hasil belajar siswa sebesar 59.00dengan
presentase pencapaian KKM sebesar 36,18% pada skiklus I meningkat
menjadi67,67 dengan presentase KKM 63,33% dan pada siklus II meniingkat
menjadi 76,33 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 83,33%

Kemudian ada lagi yang ketiga, penelitian yang dilakukan oleh yesi
komalasari prodi Pendidikan guru madrasah ibtidayah jurusan tarbiyah sekolah
tinggi agama islam negeri (STAIN) jurai siwo metro 2016 dengan judul
penerapan model pemebelajaran koomperatif tipe STAD untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajran PKn kelas IV SDN 2
Karyamukti. Berdasakan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan penerapan
model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
suswabkelas IV SDN 2 Karyamukti terhadapa materi globalisasi dan kebudayaan
Indonesia pada era globalisasi pada siklis I hasil belajar siswa mencapai
ketuntasan 71,43% pada siklus II mencapai 95,24%. Dilihat dari skor N-Gain
pada siklus I sebesar 0,19% dengan kategori N_Gain sroce sedan. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran koomperatif tipe
STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKN.

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki model pemebelajaran cooperatif


learning dan di dukung juga oleh penelitian penelitian yang relevan maka peneliti
mengambil penelitian Tindakan kelas dengan judul: “penerapan model
pembelajaran cooperatif learning tipe studentteams achievement division (STAD)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi wujud benda tema 2 kelas
II di SDN 2 Pandanmulyo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat di kemukakan


perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran cooperatif learning tipe
studentteams achievement division (STAD) untuk dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas II SDN 2 Pandanmulyo
b. Apakah penerapan model pemebelajaran cooperatif learning tipe
studentteams achievement divisio (STAD) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas II SDN 2 Pandanmulyo

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

a. mengetahui Langkah atau cara menerapkan model pembelajran


cooperative learning tipe studentteams achievement division
(STAD) di kelas II SDN 2 Pandanmulyo
b. mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe
studentteams achievement division (STAD) di kelas II SDN 2
Pandanmulyo
1.3.2 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan memeberi manfaat di antara lain:

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian in diharap dapat memperkaya wawasan dan


mengembangkan pengetahuan dalam dunia Pendidikan khususnya
dalam aspek model pembelajaran

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, untuk mengurangi kejenuhan dalam proses


pemebelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pemebelajaran Bahasa indonesia
b. Bagi guru, agar dapat memperkaya atau memperluas model
pemebelajaran di kelas II khususnya pembelajaran Bahasa
indonesia
c. Bagi sekolah, untuk memeberikan sumbangan pemikiran
yang positif terhadap kemajuan sekolah untuk
meningkatkan kualitas siswanya, serta menambah
keilmuan baru bagi sekolah sehingga dapat mengunakan
modelpemebelajarn koomperatif tipe STAD dalam proses
pembelajaran.

1.4 Definisi Oprasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan


pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul
penelitian. Definisi yang dimaksud adalah:

a. Model pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang


melibatkan sejumblah kelompok- kelompok kecil yang anggotanya
bersifat heterogen, yaitu terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi,
sedang, dan rendah, perempuan dan laki laki dengan latar belakang
unik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama
mempelajari materi pelajaran agar belajar terjadi secara maksimal
b. Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah
laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang
dibuktikan melalui tes dan mendaptkn output nilai dalam bentuk angka
atau huruf. Adapun Indikator atau ranah ukur hasil belajar, yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang diteliti dalam
penelitian ini adalah hasil belajar dari ranah kognitif yang meliputi
pengetahuan, pemahaman dan analisis yang diukur melalui sebuah tes.
BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dikaji beberapa sub bagian untuk dijadikan kajian
pustakan, Sub bagian itu terdiri dari 5, Yaitu: 2.1 Model pembelajaran 2.2
Cooperative learning 2.3 Student teams achiviement division (STAD) 2.4 Hasil
belajar 2.5 Kerangka berfikir. Sub bagian tersebut dipaparkan dengan bagian
bagian kecil yang tersusun secara sistematis seperti dibawah ini.

2. 1 Model pembelajaran

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran dibuat oleh pendidik untuk kelangsungan


pembelajaran yang sesuai dan yang diharapkan. Untuk membicarakan
model model perancangan pengajaran maka terlebih dahulu harus diawali
dengan membicarakan pengertian model itu sendiri. Sri lahir dkk (2017:4)
model adalah cara yang digunakan oleh seseorang dalam melaksanakan
suatu pekerjaan. Dalam hal ini adalah cara-cara yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan secara bersama-sama yaitu semakin adanya peningkatan prestasi
belajar.

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam


pembelajaran. Ada beberapa alasan pentingnya pengembangan model
pembelajaran menurut Asyafah (2014:20) yaitu:

a) model pembelajaran yang efektif sangat membantu dalam proses


pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai,

b) model pembelajaran dapat memberikan informasi yang berguna bagi


peserta didik dalam proses pembelajarannya,
c) variasi model pembelajaran dapat memberikan gairah belajar peserta
didik, menghindari rasa bosan, dan akan berimplikasi pada minat serta
motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,

d) mengembangkan ragam model pembelajaran sangat urgen karena


adanya perbedaan karakteristik, kepribadian, kebiasaan-kebiasaan cara
belajar para peserta didik,

e) kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran pun


beragam, dan mereka tidak terpaku hanya pada model tertentu, dan

f) tuntutan bagi guru profesional memiliki motivasi dan semangat


pembaharuan dalam menjalankan tugas/profesinya

Model pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran keseluruhan


pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik dan prosedur yang
menjadi bagian pentingnya. Di dalam kompleksitas model pembelajaran,
terdapat metode, teknik, dan prosedur yang saling bersinggungan satu
dengan lainnya ini menurut (Huda, 2014). Di jelaskan juga oleh Sofan
Amri, (2013:34) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dll. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan termasuk didalam tujuan tujuan pengajaran, tahap
tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolahan kelas. Jadi model pembelajaran adalah prosedur atau pola
distematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
pembelajaran di dalam terdapat strategi, teknik, metode bahan, media dan
alat.

Menurut mulyono, (2018:89) memilih istilah model pembelajaran


didasarkan pada dua alasan penting pertama istilah model memiliki makna
yang lebih luas dari pada pendekatan, strategi, model dan Teknik. Kedua
model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting. Dengan
kata lain model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar
pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami
dan sesuai dengan urutan yang jelas. Pada dasarnya model pemebelajaran
membawa pada kesederhanan tidak untuk kerumitan.

2.2 Model Pembelajaran cooperative

2.2.1 pengertian Model Pembelajaran cooperative

Model pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran


berkelompok yang di pilih secara campuran, banyak para ahli yang
mengemukakan pendapat pengertian tentang pembelajaran cooperative.
Menurut sudana dan wesnawa (2017:111) Model pembelajaran cooperative
adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumblah kelompok-
kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, yaitu terdiri dari siswa
dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki laki dengan
latar belakang unik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama
mempelajari materi pelajaran agar belajar terjadi secara maksimal. Model
pembelajaran cooperative Menurut salvin (2015:161) pembelajaran
kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah
kelompok kecil siswa bekerja sama dan belajar bersama dengan saling
membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.

Model pembelajaran cooperative sangat menekankan hasil dari


suatu pembelajaran kelompok. pendapat dari ismun (2021:247)
Pembelajaran kooperatif merupakan metode belajar yang dilaksanakan
dengan bekerja sama antar siswa, sehingga nantinya siswa tidak
semata mencapai kesuksesan secara individual atau saling mngalahakan
antar siswa. Menurut Huda (2014:32) pembelajaran kooperatif mengacu
pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok
kecil dan saling membantu dalam belajar. Pendapat lain disampaikan oleh
Hamdayama (2016:145) pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

2.2.2 Prinsip Model Pembelajaran cooperative

Pada kegiatan kerja kelompok inilah akan diperoleh suatu hasil


belajar yang optimal. Model pembelajaran cooperative berhasil atau
tidaknya pembelajaran sangat bergantung pada proses pembelajaran
kelompok yang berlangsung, jika kerja kelompok berlangsung sangan baik
maka juga akan membuahkan hasil yang baik juga. Terdapat beberapa
komponen yang membedakan pembelajaran yang mengunakan kelompok
biasa dengan cooperative learning. Menurut suartini (2019: 31) ada 5 prinsip
dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:

1) Ketergantungan Positif
ketergantungan positif (positive interpendence), yaitu
keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha
yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja
kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota
kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok
akan merasa saling ketergantungan.
2) Tanggung Jawab
Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung bagi masingmasing
anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan
dalam kelompok tersebut.
3) Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka (face to face promation interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka dalam melakukan interaksi dan
diskusi, untuk saling memberi dan menerima informasi dari
kelompok lain.
4) Partisipasi dan Komunikasi
Partisipasi dan Komunikasi (participation and communication),
yaitu melatih peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Evaluasi Proses Kerja kelompok
Evaluasi Proses Kerja kelompok, yaitu menjadawalkan waktu
secara khusus bagi kelompok untuk mengavaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar dalam diskusi
selanjutnya dapat bekerjasama lebih efektif. Evaluasi proses
kerja kelompok ini dilakukan untuk mengetahui hasil kerja
kelompok dan permasalahan pada saat melakukan proses diskusi,
agar dalam diskusi selanjutnya dapat bekerjasama lebih efektif.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran


kooperatif Pembelajaran cooperative memang dilaksanakan secara
berkelompok walaupun begitu tangung jawab individu tetap menjadi kunci
keberhasilan pembelajaran.

2.2.3 Karakteristik Model Pembelajaran cooperative

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain.


Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin
dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan
materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan
materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari
cooperative learning. Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut
sumarni dan mansurdin (2020:1312) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran


secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena
itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim
harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itulah kriteria keberhasilan pembelajaran di tentukan oleh keberhasilan
tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif Sebagaimana pada umumnya,
menejemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi
perencanaaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran koopertaif. Fungsi
perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan
perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara
efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan
lain sebagainya.fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
koopertif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama
antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan
tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.
3. Kemampuan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran koopertif
ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip
bekerja sama perlu ditentukan dalam proses pembelajaran kooperatif.
Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung
jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar.
4. Keterampilan untuk bekerja sama Kemauan untuk bekerja sama itu
kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang
tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi
berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga
setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat,
memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok di sampaikan
oleh Sanjaya, (2013: 244-246).

2.3 Model cooperative learning tipe student teams achiviement division (STAD)

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran cooperative tipe STAD

Kooperatif STAD sangat tepat digunakan oleh guru dan siswa yang baru
mencoba strategi kooperatif. Sintaks paling sederhana dibandingkan sintaks
strategi kooperatif lainnya adalah sintak kooperatif STAD. Tahap sebelum
melaksanakan kooperatif STAD, guru terlebih dahulu membagi siswa dalam
tim yang terdiri dari empat atau limab orang siswa yang berbeda jenis
kelamin, latar belakang sosial, dan kemampuan akademiknya. Sintaks
strategi kooperatif STAD diawali dengan guru menyampaikan pelajaran dan
memastikan semua siswa bekerja dalam kelompok dan menguasai pelajaran,
selanjutnya siswa mengerjakan kuis secara individu. Pemberian
penghargaan kelompok merupakan sintak terahkir pada strategi STAD.
Tidak jauh berbeda, Suardiana (2021:382) menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif model STAD sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan dan memotivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada


pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Pembagian kelompok

Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap


kelompoknya terdiri 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas
(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin,
ras atau etnik.
3. Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu


menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kratif.
Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan
yang harus dilakukan serta cara-ara mengerjakannya.

4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dengan kelompok yang telah dibentuk. Guru


menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi. Selama tim kerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila
diperlukan. Tim kerja ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

5. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang


materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan
kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekarja sama. Ini
dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung
jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal sesuai
dengan tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis guru memeriksa hasil kerja siswa dan


diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh
guru

2.3.2 tahap tahap Model Pembelajaran cooperative tipe STAD

Menurut Isjoni (2013:51) pada proses pembelajarannya, belajar


kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) melalui lima
tahapan yang meliputi:

a. Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai


dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Teknik penyajian materi pelajaran dapat dilakukan secara klasikal ataupun
melalui audiovisual. Di lakukan secara klasikal atau audiovisual sesuai
dengan kebutuhkan siswa di kelas.

b. Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap ini siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan
dipelajari. Siswa saling bekerja kelompok dan berbagi tugas, saling
membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat
memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil
kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator tiap kelompok.

c.Tahap tes individual

Tahap ini untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan belajar telah


dicapai, diadakan tes secara individual, tes individual ini bisa diadakan
berupa kuis yang harus di jawab setiap individu dan tidak boleh saling
membantu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar mengenai
materi yang telah dibahas. Pada penelitian ini tes individual

d.Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Tahap ini dihitung berdasarkan skor awal. Skor perkembangan


individu dihitung berdasarkan skor awal sebelum treatment. Berdassarkan
skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor test yang
diperolehnya. Adapun perhitungan skor perkembangan individu pada
penelitian ini diambil dari penskoran individu.

e. Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi


karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-
rata kelompok. Dari hasil perkembangan, maka penghargaan pada presentasi
kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok terbaik
dan tersuper

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran cooperative Tipe


STAD (Student Teams Achievment division)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams


Achievment Division) memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a. Kelebihan STAD (Student Teams Achievment Division)

Menurut hazmiwati(2018:179) kelebihan model pembelajaran kooperatif


tipe STAD (Student Teams Achievment Division) adalah sebagai berikut:

1. Arah pelajaran akan lebih jelas karena pada tahap awal guru
terlebih dahulu menjelaskan diuraian materi yang dipelajari.
2. membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena
siswa belajar dalam kelompk yang heterogen, jadi mereka tidak
merasa bosan karena mendapat teman yang baru dalam
pembelajaran.
3. Dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam
pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam
satu kelompok.
4. Dengan di adakannya kuis, maka akan membuat siswa semangat
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
5. Dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar,
sebab guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa, dan
sebelum mengambil kesimpulan guru terlebih dahulu melakukan
evaluasi.

b. Kekurangan STAD (Student Teams achievment Division)

Menurut hazmiwati (2018:179) kekurangan model pembelajaran


kooperatif tipe STAD (Student Teams achievment Division) adalah
sebagai berikut:

1. Tidak mudah bagi guru dalam menentukan kelompok yang


heterogen.
2. Karena kelompok dalam bentuk yang heterogen, maka adanya
ketidakcocokan diantara siswa dalam satu kelompok, sebab siswa
yang lemah merasa minder ketika digabungkan dengan siswa yang
kuat atau adanya siswa yang merasa tidak pas, jika ia digabungkan
dengan siswa yang dianggapnya bertentangan dengannya.
3. Dalam diskusi ada kalanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja,
sedangkan yang lain hanya pelengkap saja.
4. Dalam evaluasi seringkali siswa mencontek dari temannya
sehingga tidak murni berdasarkan kemampuannya sendiri.
2.4 Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan salah satu bagian terpenting dalam


pembelajaran. Bagian terakhir yang sangat dinantikan. Hasil belajar
merupakan alat ukur untuk melihat pencapaian belajar seberapa jauh siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Definisi tentang hasil belajar dari para ahli pembelajaran yang berbeda-
beda. Menurut sudana dan wesnama (2017:3) hasil belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku individu seseorang melalui interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini meliputi aspek afektif (sikap),
kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan). Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).
Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory,
preroutine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Definisi hasil belajar adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa,


yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk
angka. Di kemukakan oleh Zakky (2018:23) Hasil belajar merupakan
proses dimana kita bisa melihat dan menilai kemampuan siswa dalam
penguasaan pembelajaran yang telah di lakukan. Dari hasil belajar juga
guru bisa melihat perkembangan pengalaman belajar yang di berikan oleh
guru pada saat pembelajaran berlangsung. Dari sisi guru hasil belajar
adalah proses evaluasi perkembangan pemahaman belajar peserta didik
dari sisi siswa hasil belajar adalah berakhirnya proses pembelajaran atau
merupakan puncak dari proses pembelajaran.
2.4.2 jenis jenis hasil belajar

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran


adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Bloom
wirda dkk (2020: 22) mengelompokkan macam-macam hasil belajar secara
umum menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Adapun indikator sangat berhubungan pada kompetensi dasar
dan yang mana kompetensi dasar adalah kemampuan yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Berikut ini disajikan kata-kata operasional yang dapat
digunakan untuk indikator hasil belajar, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik

Tabel 2.1

Indicator hasil belajar

Aspek Kompetensi Indikator Hasil Belajar


1. Kognitif Pengetahuan Menyebutkan, menuliskan, menyatakan,
Pemahaman mengurutkan, mengidentifikasi,
Penerapan Analisis mendefinisikan, mencocokkan, memberi nama,
Sintesis Evaluasi memberi label, melukiskan. Menerjemahkan,
mengubah, menggenaralisasikan,menguraikan,
merumuskankembali,merangkum,
membedakan, mempertahankan,
menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan
menjelaskan. Mengoperasikan, mengubah,
mengatasi menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan, dan menghitung. Menguraikan,
membagi-bagi, memilih, dan membedakan.
Merancang, merumuskan, mengorganisasikan,
menerapkan, memadukaan, dan merencanakan.
Menkritis, menafsirkan, mengadili, dan
memberikan evaluasi.

2. Afektif Penerimaan Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya


Menanggapi dan mengalokasikan. Konfirmasi, menjawab,
Penanaman membaca, membantu, melaksanakan,
Pengorganisasian melaporkan, dan menampilkan, menginisiasi,
Karakteristik menguindang, melibatkan, mengusulkan, dan
melakukan. Memverifikasikan, menyusun,
menyatukan,menghubungkan,
mempengaruhi. Menggunakan nilai-nilai
sebagai pandangan hidup, mempertahankan
nilai-nilai yang sudah diyakini.
3.Psikomotorik Pengamatan Mengamati proses. Memberi perhatian pada
Peniruan tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi
Pembiasaan perhatian pada setiap artikulasi. Melatih,
Penyesuaian mengubah, membongkar sebuah struktur,
membangun kembali sebuah struktur, dan
menggunakan sebuah model. Membiasakan
perilaku yang sudah dibentukknya, mengontrol

Berdasarkan tabel 2.1, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


ini, peneliti mengambil beberapa indikator sebagai tolak ukur keberhasilan
setelah dilaksanakannya proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe STAD.

2.4.3 faktor yang mempengaruhi hasil belajar

hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan


pembelajaran. Fakator factor yang mempengaruhi hasil belajar di bagi 2
yaitu factor internal dan eksternal. Angriani (2018: 124) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi:

a) faktor internal adalah factor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Factor internal meliputi: factor jasmani,factor
fisiologis dan factor psikologis yang terdiri dari: (1) Kesehatan (2)
intelegensi dan bakat (3) minat dan motivasi (4) cara belajar
b) faktor eksternal adalah factor yang ada di luar individu. Factor
eksternal meliputi factor instrumental dan factor lingkungan, factor
lingkungan ada banyak yaitu ada lingkungan sekolah, lingkugan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Berikut adalah beberapa
penelitian yang menerapkan model comperatif learning tipe
studentteams achievement division pada proses pembelajaran:

Pertama: penelitian yang di lakukan oleh Fera Indah Rukmana,


jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas islam
negri sulthan thaha saifudin jambi 2020 dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievment
Division) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievment Division) dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan aktifitas
belajar siswa dapat di diukur dari evaluasi siklus I, dan siklus II. dengan
nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 60% dan siklus II 90%.
Sedangkan peningkatan hasil keaktifan siswa dapat diukur dari setiap
siklusnya, keaktifan siswa pada siklus I sebesar 60% dengan kategori
‟cukup aktif” dan keaktifan siswa pada siklus II sebesar 85% dengan
kategori ‟sangat aktif”. Dengan demikian hasil penelitian di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi telah tercapai denganbaik.

Kedua: penelitian yang di lakukan oleh Fajar dwi yatmoko,jurusan


Pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan
universitas shanata dharma Yogyakarta 2018 dengan judul penerapan
model pembelajran koomperatif tipe STAD untuk meningkatkan
Kerjasama dan hasil belajar matematika materi volume dan balok kelas V
SD, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kerjasama dan hasil belajar
siswa meningkat selama proses pembelajaran melalui pengunaan model
pembelajaran komperatif tipe STAD. Peningkatan ini dapat dilihat dari
kopndisi awal Kerjasama siswa dengan skor rata rata 55 (rendah) pada
skiklus I meningkatkan menjadi 64 (cukup) kemudian pada siklus ke II
meningkat menjadi 78 (tinggi); (3)penerapanmodel pemeblajaran
koomperatif tipe STAD dapat meningkat hasil belajar siswa sebesar
59.00dengan presentase pencapaian KKM sebesar 36,18% pada skiklus I
meningkat menjadi67,67 dengan presentase KKM 63,33% dan pada siklus
II meniingkat menjadi 76,33 dengan presentase pencapaian KKM sebesar
83,33%

Ke tiga: penelitian yang dilakukan oleh yesi komalasari prodi


Pendidikan guru madrasah ibtidayah jurusan tarbiyah sekolah tinggi agama
islam negeri (STAIN) jurai siwo metro 2016 dengan judul penerapan
model pemebelajaran koomperatif tipe STAD untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajran PKn kelas IV SDN 2
Karyamukti. Berdasakan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan
penerapan model komperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar suswabkelas IV SDN 2 Karyamukti terhadapa materi
globalisasi dan kebudayaan Indonesia pada era globalisasi pada siklis I
hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 71,43% pada siklus II mencapai
95,24%. Dilihat dari skor N-Gain pada siklus I sebesar 0,19% dengan
kategori N_Gain sroce sedan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran koomperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKN.

2.5 Kerangka Berfikir


Kerangka berfikiran menurut Sugiyono (2018:95), merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pikir adalah garis
besar atau rancangan isi karangan (dalam hal ini skripsi) yang dikembangkan
dari topik yang telah ditentukan. Kerangka pikir disusun dengan berdasarkan
pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait.
Kondisi awal Guru: Belum Peserta didik: Hasil
mengunakan model belajar yang belum
pembelajaran mencapai KKM.
kooperatif tipe STAD
Siklus 1 Mengajarkan
pembelajaran b indo
Mengunakan model dengan model STAD
Tindakan pembelajran membuat lingkungan
kooperatif tipe STAD menyenangkan
dalam proses
pembelajaran Siklus 2

Mengajarkan pembelajaran b
indo dengan model STAD
membuat lingkungan belajar
yang menyenangkan dan
memperbaiki kekurangan yang
ada pada siklus 1

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD peserta didik


Kondisi akhir
dapat meningkatkan hasil belajar

Gambar 2.1
kerangka berfikir
Dalam penelitian ini, penulis menggambarkan kerangka pikir dalam
bentuk skema tentang penerapan model pembelajaran cooperative tipe student
team achievement division (stad) dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas II SD Negeri 2
Pandanmulyo. Hal ini disusun untuk memudahkan dalam memahami penelitian
ini.

Adapun skema kerangka pikir bermula pada masalah yang terjadi di kelas
II SD Negeri 2 Pandanmulyo, sehingga peneliti menerapkan model
pembelajaran cooperative tipe student team achievement division (stad) dimana
diharapkan peserta didik mampu untuk mendapatkan peningkatan hasil belajar
pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam, kemudian hasil belajar peserta
didik mengalami peningkatan yang signifikan

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan metode penelitian yang akan
digunakan untuk mengetahui cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
SDN 2 Pandanmulyo. Sub bagiannya ada 5 yaitu: 3.1 desain penelitian 3.2
subjek penelitian 3.3 lokasi penelitian 3.4 prosedur pengumpulan data 3.5
Teknik analisis data

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini dibutuhkan perancangan, perencanaan agar


penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis. Menurut
Iskandar dadang dan narsim (2015:20) “Desain Penelitian (research design)
adalah rencana untuk pengumpulan, pengukuran, dan analisis data, berdasarkan
pertanyaan penelitian daris studi.” Desan penelitian adalah strategi yang
dipilih oleh peneliti untuk mengitegrasi dengan logis dan sitematis untuk
membahas dan menganalisis apa yang menjadi focus penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian tindakan


kelas. Dimana Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berbentuk siklus yang akan berlangsung melalui dua siklus, dimana setiap
siklus bisa terdiri dari satu pertemuan atau lebih. Pada akhir pertemuan
diharapkan dapat tercapai yaitu meningkatnya hasil belajar siswa pada tema
wujud benda di kelas II SD Negeri 2 Pandamulyo Tajinan. Dalam hal ini PTK
memiliki prosedur yang perlu diperhatikan. Prosedur tersebut berguna bagi
para guru yang akan melaksanakan PTK. Adapun prosedur penelitian tindakan
kelas ini di jelaskan oleh Dadang Iskandar dan Narsim (2015: 23) dengan
tahapan-tahapan yang telah disajikan dalam bentuk Gambar sebagai berikut.
Desain Penelitian Tindakan Kelas Dadang Iskandar & Narsim (2015:.23)
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I

Siklus I Pengamatan
Refleksi I
Tindakan I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru hasil Tindakan II Tindakan II
refleksi I

Refleksi II Pengamatan
Siklus II Tindakan II

Apabila masalah Dilanjutkan ke siklus


belum
berikutnya
terselesaikan

Gamabar diatas menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan dalam II


siklus. Setiap siklus dibagi dalam empat langkah:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan
4. Refleksi

Adapun tahapan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan PTK, seorang guru hendaknya


mempersiapkan terlebih dahulu konsepnya dengan membuat perencanaan
dalam bentuk tulisan. Menurut Iskandar Dadang dan Narsim (2015:23)
ada beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini, yakni membuat
skenario pembelajaran, membuat lembaran observasi, mendesain alat
evaluasi. Adapun langkah-langkah yang harus dilaksnakan pada tahap
perencanaannya yaitu sebagai berikut:

 Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan


guru kelas II SDN 2 Pandanmulyo Tajinan.

 Pengkajian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan


Tujuan Pembelajaran yang selanjutnya ditunjukan secara
bersama-sama dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.

 Merumuskan masalah yang dihadapi siswa sebagai langkah


awal untuk mencari solusi, dalam pembuatan perencanaan
penggunaan metode, model, media dan alat evaluasi yang
efektif.

 Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

 Menyiapkan bahan dan media pembelajaran sesuai dengan


materi yang akan disampaikan.

 Merancang instrument penelitian menganalisa kegiatan guru,


kegiatan siswa, dan hasil belajar siswa dan kerja sama siswa
yaitu:
o Lembar observasi

o Catatan lapangan

o Lembar Tes

o Dokumentasi

2. Pelaksanaan

Tindakan Tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran


yang telah dibuat. Seorang guru yang akan melakukan tindakan harus
memahami secara mendalam tentang skenario pembelajaran yang telah
dibuatnya. Iskandar Dadang dan Narsim (2015:47) memaparkan secra
rinci hal-hal yang harus diperhatikan guru antara lain:

(a) apakah ada kesesuaian antara pelaksaan dengan perencanaan,

(b) apakah proses tindakan yang dilakukan pada siswa cukup lancar,

(c) bagaimanakah situasi proses tindakan,

(d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan bersemangat

(e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu.

3. Pengamatan

Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan


tindakan Iskandar Dadang dan Narsim (2015:25). Agar hasil PTK yang
bebas dari bebas atau tidak objektif, guru sebaiknya mengguanakn
pengamatan dari luar seperti guru senior atau minimal sama-sama
kerjanya dan memiliki karakter yang baik dalam penilaian yakni jujur
sehingga hasil penelitian objektif bukan subjektif. Pengamatan tidak
dilakukan oleh guru saja, melainkan siswa juga mengisi lembar observasi
agar pengamatan lebih objektif.

4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan perenungan terhadap kegiatan yang
telah lampau dilakukan oleh guru maupun siswa. Pada tahap ini hasil
yang diperoleh pada tahap observasi akan di evaluasi dan di analisis.
Kemudian guru bersama pengamat dan juga peserta didik mengadakan
refleksi diri dengan melihat data observasi. Segala kekurangan yang
terdapat pada siklus pertama akan di perbaiki pada siklus berikutnya
hingga tercapainya tujuan yang diinginkan.

3.2 Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 2 Pandanmulyo. Yang


beralamat di Jalan jambu jinggo No. 01 Pandamulyo Kecamatan tajinan.
Penelitian ini dilakukan di kelas II pada tema 2 Subtema1 materi
pembelajaran 6 wujud benda

Dari jumlah siswa 1 kelas yang ada pada kelas II SDN 2 Pandanmulyo
kecamatan Tajinan yang berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 7 orang
siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki dengan latar belakang dan
kemampuan yang berbeda.

Adapun alasan dari melakukan penelitian di kelas II SDN 2


Pandanmulyo ini, yaitu karena berdasarkan dari hasil observasi yang
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran dimana sebagian siswa masih
belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam hasil
belajarnya. Di karenakan tidak terciptanya suasana nyaman dan
menyenangkan saat proses pembelajaran, kurangnya kreativitas guru
dalam memilih model pembelajaran di kelas, guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa masih
tergolong rendah karena KKM rata-rata (70), sehingga diperlukan adanya
perbaikan hasil pembelajaran. Peneliti berharap dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga dapat mencapai KKM yang diharapkan dan
diperlukan adanya perbaikan pada proses maupun hasil pembelajaran
3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Pandamulyo Yang beralamat di Jalan


jambu jinggo No. 01 rt 22 rw 5 Pandamulyo Kecamatan Tajinan Kabupaten
Malang pada tahun ajaran 2023. Peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi
penelitian di dasarkan paada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian ini adalah tempat tidak jauh dari tempat tinggal saya
sehingga memudahkan untuk mencari data dan lebih mengenal karakteristik
masing-masing siswa terutama siswa kelas II.

b. Peneliti akan dengan mudah pada saat memantau, merevisi dan mencari
data yang diperlukan

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1 instrumen penelitian

a. observasi

observasi dalam penelitian ini di laksanakan pada saat kegiatan


pembelajaran belangsung. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga
tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

b. catatan lapangan

catatan lapangan didalam penelitian ini berguna bagi peneliti untuk


mengevaluasi jalannya penelitian agar dikemudian hari tidak ditemukan
masalah yang menghambat selama pelaksanaan penelitian.
c. tes

menurut Zainal Arifin (2016:118) tes merupakan suatu teknik yang


digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di
dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek
perilaku peserta didik.

Jenis tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dengan
bentuk soale essay. Dengan adanya tes ini, maka akan diketahui hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi wujud benda dengan
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe students temns
achiviement division (STAD)

d. dokumentasi

Data dokumentasi disini tentang sejarah perkembangan sekolah, visi


dan misi sekolah, struktur organisasi, jumlah siswa, jumlah pengajar,
dan kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah, diperoleh dari
dokumen sekolah. Bentuk dokumentasi lainyaitu foto-foto kegiatan
yang menunjukan penerapan model coomperative.

3.5.2 sumber data

Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data
primer yaitu informan (orang) yang dapat memberikan informasi tentang
data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2
Pandanmulyo, Kecamatan tajinan, Kabupaten Malang yang terdiri dari 7
siswa perempuan dan 8 siswa lakilaki. Hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang
diberikan dengan diterapkannya penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam materi wujud benda.

Selanjutnya sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung


memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data tersebut adalah
data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang lain, data pendukung
dalam penelitian ini adalah data dari guru kelas II SDN 2 Pandanmulyo,
Tajinan, Malang. Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan dokumentasi.

3.5.3Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data berikut ini:

a. Observasi

1) Untuk mengukur kualitas aktivitas guru selama pembelajaran dengan


penerapan model pembelajaran kelompok

2) Untuk mengukur kualitas aktivitas siswa selama pembelajaran


dengan penerapan model pembelajaran kelompok

b. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa


pada mata pelajaran tematik sub materi wujud benda pada tindakan
siklus I dan siklus I1

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menjaring data tentang kehadiran


siswa, nilai ulangan siswa, nilai tugas siswa dan lain-lain yang
hubungannya dengan penelitian. Dokumentasi-dokumentasi tersebut
diperoleh dari guru mata pelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah . Teknik
analisis data kualititatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap pemahaman materi ketika dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD)

1. Menghitung rata-rata

Adapun analisis yang digunakan untuk mengetahui hasil rata-

rata rata rata siswa yaitu dengan menggunakan rumus:


∑X
𝑀𝑥 =
𝑁
Keterangan:
M 𝑥 = rata-rata hasil belajar
∑X = jumlah nilai tes seluruh siswa
N = jumlah siswa yang mengikuti tes

Tabel 3.1
klasifikasi dan kualifikasi hasil belajar

nilai Klasifikasi kualisifikasi

85 - 100 A Sangat baik


75 - 84 B baik
65 - 74 C cukup
55 - 64 D kurang
≤ 54 E Sangat kurang
(Sumber tabel sinyo 2015)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.
Bab ini terdiri dari 4 sub bagian yaitu: 4.1 paparan data pelaksanaan Tindakan 4.2
paparan data hasil penelitan 4.3 pembahasan.

4.1 Paparan Data Pelaksanaan Tindakan


Paparan data sangatlah penting untuk dibahas, karena sub didalamnya
membahas hasil temuan penelitian yang telah dilakukan. Paparan ini menguraikan
tentang pelaksanaan Tindakan mengenai penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe students teams achiviement division (STAD). Paparan
data tersebut terdiri dari tahap pra Tindakan, tahap pelaksanaan Tindakan siklus I,
dan tahap pelaksanaan Tindakan siklus II
4.1.1Tahap Pra Tindakan
Tahap pra Tindakan dilakukan untuk kegiatan observasi awal saat
pembelajaran berlangsung di kelas II SDN 2 Pandamulyo. Observasi awal
dilakukan untuk mengetahui permasalahan pada saat pembelajaran
berlangsungdan melihat hasil nilai ulangan yang didapat oleh siswa.
Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 17 januari 2023 dengan mengamati
proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencari permasalahan yang di
hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan
observasi awal temuan yang didapat yakni sebagai berikut:
a. permasalahan pertama, guru kelas kendalanya yaitu guru kelas
tersebut belum sepenuhnya menguasai dan memahami siswa kelas
II karena guru baru (1 bulan).
b. permasalahan kedua, model pembelajaran yang di terapkan kurang
sesuai dengan kondisi kelas karena pada saat itu dilihat dari hasil
observasi siswa kelas II kurang bersemangat saat proses
pembelajaran dan kurang antusias pada pembelajaran.
c. Permasalah ketiga, nilai ulangan harian siswa kelas II SDN 2
Pandanmulyo masih banyak siswa yang mendapakan nilai di
bawah KKM (keriterian ketuntasan minimal) yang memiliki nilai
70. berikut data ulangan harian siswa kelas II: untuk nila dibawah
KKM 9 siswa dan nilai diatas nilai KKM 6 siswa. Bisa kita lihat
dari data ulangan harian kelas II tersebut bahwa hasil belajar pada
pembelajaran Bahasa indonesia kelas II di katan belum berhasil.
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari perencanaan


Tindakan siklus 1, pelaksanaan Tindakan siklus 1, observasi
siklus1, dan refleksi siklus 1.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini beberapa hal yang dilakukan


untuk penelitian. Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap
perencanaan tindakan adalah (1) menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I, (2) membuat lembar kegiatan siswa
(3) menyiapkan lembar kerja kelompok (4) menyusun kisi-kisi tes
soal hasil belajar siklus I, (5) menyusun rambu-rambu penilaian tes
soal hasil belajar siklus I, (6) menyusun lembar keterlaksanaan
model cooperative Learning siklus II, dan (7) menyusun lembar
catatan lapangan siklus II.

Pada rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 2


kali pertemuan dengan jumlah jam pelajaran adalah 2 JP atau (2 x
45 menit). pertemuan 1 pada hari rabu, sedangkan pada pertemuan
kedua adalah hari kamis.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dua kali


pertemuan, yakni pada hari Rabu, 5 April 2023 dan hari kamis, 6
April 2023. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
student teams achiviement division.

1). Pertemuan ke 1 Siklus I Hari Rabu, 5 April 2023

Peneliti bertindak sebagai guru dengan berpedoman RPP


yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan awal dimulai dengan
mengucapkan salam yang dilanjut dengan kegiatan doa bersama
sebelum memulai pembelajaran. Kemudian dilanjut dengan
melakukan absensi siswa, dimana ada 2 siswa yang tidak masuk,
yaitu Ahamad Dwi Setiawan dengan keterangan bolos dan Aqis
Evianti siswi dengan keterangan sakit. Pada kegiatan awal guru
menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik dilanjutkan dengan motivasi belajar
untuk mendukung semangat belajar siswa.

Tahap kedua, yaitu membagi kelompok siswa untuk belajar


kelompok. guru membagi kelompok secara heterogen yaitu
berdasarkan jenis kelamin, kemampuan yang telah ada pada waktu
sebelumnya. Kelompok tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, Yaitu
Setiap kelompok berangotakan 5 siswa.

Tahap ke tiga yaitu guru mempresentasikan materi yang


telah dirancang untuk memberi informasi atau pengetahuan pada
materi wujud benda. Pada kegiatan ini guru memberi pengetahuan
awal siswa dengan menjelaskan materi wujud benda serta sifat sifat
benda dan contohnya. Sebagian besar siswa sudah menyimak
penjelasan dengan seksama. Hanya ada beberapa siswa yang
terlihat kurang memperhatikan dengan seksama, sehingga guru
memberikan pertanyaan tentang materi wujud benda kepada siswa
tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Pemberian
pertanyaan tersebut bertujun untuk menimbulkan efek jera dan
feedback antar guru dan siswa.
Tahap Selanjutnya siswa melakukan kegiatan kelompok
diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk menjawab soal
soal pada lembar kerja kelompok. Kemudian setelah selesai lembar
kerja kelompok di tukar pada kempok lain untuk di bahas Bersama
guru

2). Pertemuan ke 2 Siklus I Hari kamis, 6 April 2023

Pertemuan kedua ini merupakan lanjutan dari pertemuan ke


1 dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
penerapan model cooperative Learning. Kegiatan awal pada
pertemuan ke 2 dimulai dengan salam dan doa bersama, serta
melakukan absensi. dan Terdapat 1 siswa yang tidak hadir, yaitu
Aqia Eviannti dengan keterangan sakit. Kemudian guru memberi
pertanyaan untuk memancing daya ingat siswa terhadap
pembelajaran kemarin kesiapan evaluasi berupa kuis (soal tes siklus
1) secara individu. Kegiatan inti pada tahap lima, yaitu evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan secara individu yaitu menjawab soal yang
telah disiapkan. kemudian siswa di beri waktu 45 menit atau 1 jp
untuk menjawab. Tahap kelima, yaitu pemberian hadian. pada
Tahap ini guru memberikan hadian untuk kelompok yang memiliki
nilai tertinggi. Pemberian hadiah ini bertujuan untuk mendukung
semangat siswa dalam belajar juga bentuk apresiasi guru dari
keberhasilan belajar siswa. Setelah selesai, guru bersama dengan
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
selama dua pertemuan. Kemudian guru menutup pembelajaran
dengan salam

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran


yang berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh dua orang observer,
yaitu ayu umrotul umaroh dan Saskia khoirun nisa selaku teman
sebaya peneliti. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
lembar keterlaksanaan model pembelajaran dan lembar catatan
lapangan. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran digunakan
untuk mengamati tentang pelaksanaan sintak model cooperative
Learning tipe students teams achiviement divisio Sedangkan,
lembar catatan lapangan digunakan untuk mengamati aktivitas
yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran.

Berdasarkan hasil lembar keterlaksanaan model cooperative


learning tipe student teams achiviement division baik pertemuan
pertama maupun pertemuan kedua sudah terlaksana secara
keseluruhan. Artinya, secara umum langkah-langkah pembelajaran
yang dilaksanakan guru dan siswa sudah sesuai dengan RPP.
Keadaan pada saat pembelajaran berlangsung berjalan dengan
kondusif walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat ramai,
tetapi masih bisa dikondisikan.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan observasi di atas, dilaksanakan refleksi untuk


mengetahui kelebihan dan kekurangan saat proses pembelajaran
serta sebagai acuan dalam pelaksanaan selanjutnya. Refleksi siklus
I dilaksanakan bersama obsever pada hari Senin, tanggal 6 April
2023 pada pukul 11.30 WIB.

Hasil kegiatan refleksi terdapat beberapa kelebihan.


Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Pengelolan kelas yang dilakukan oleh guru cukup baik, terlihat
dalam membimbing kelompok guru menghampiri semua kelompok
untuk memberikan arahan dan cara guru menegur siswa yang pasif
dengan memberi pertanyaan untuk menimbulkan efek jera.

Selain keberhasilan yang telah dicapai, ditemukan beberapa


kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kekurangan yang muncul, yaitu: (1) siswa masih ada yang ramai
saat pembelajaran berlangsung, (2) masih ada siswa yang belum
memahami materi, (3) ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan saat kegiatan kelompok. Selain itu kekurangan
lainnya juga ada pada saat pelaksanaan sintaks model cooperative
learning tipe student teams achviement division. Kekurangan
tersebut ada pada sintaks ketiga, yaitu presentasi guru yang kurang
jelas, dikarena terlalu kecilnya suara guru saat menjelaskan materi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer menuliskan bahwa
sintaks tersebut kurang terlaksana dengan baik.

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari beberapa


langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Adapun penjelasan langkah-langkah tindakan siklul II sebagai
berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II sama seperti pada


perencanaan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan beberapa hal yang mendukung dalam
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan model cooperative Learning. Adapun
persiapan yang dilakukan oleh peneliti, yakni sebagai
berikut: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II, (2) membuat lembar kegiatan siswa (3)
menyiapkan lembar kerja kelompok (4) menyusun kisi-kisi
tes soal hasil belajar siklus II, (5) menyusun rambu-rambu
penilaian tes soal hasil belajar siklus II, (6) menyusun
lembar keterlaksanaan model cooperative Learning siklus
II, dan (7) menyusun lembar catatan lapangan siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II juga dilaksanakan dua kali pertemuan,


yakni pada hari Rabu, 12 april 2023 dan hari kamis, 13
April 2023. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan
menggunakan penerapan model cooperative Learning tipe
student teams achiviemt division

1). Pertemuan ke 1 Siklus II Hari Rabu, 12 April 2023

Pelaksanaan tindakan siklus II tidak jauh beda dengan


siklus I, yaitu peneliti bertindak sebagai guru dan
dilaksanakan sesuai RPP yang telah dibuat sesuai dengan
jam pelajaran tematik yaitu pada hari Rabu, 12 April 2023.
Kegiatan awal dimulai dengan mengucapkan salam yang
dilanjut dengan kegiatan doa bersama sebelum memulai
pembelajaran. Kemudian dilanjut dengan melakukan
absensi siswa, dimana semua siswa masuk, Selanjutnya
guru membacakan tujuan pembelajaran, penerapan model
cooperative learning tipe student teams achiviement
division. Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik dilanjutkan dengan motivasi belajar untuk
mendukung semangat belajar siswa.

Tahap kedua, yaitu membagi kelompok siswa untuk


belajar kelompok. guru membagi kelompok secara
heterogen yaitu berdasarkan jenis kelamin, kemampuan
yang telah ada pada waktu sebelumnya. Kelompok tersebut
dibagi menjadi 3 kelompok, Yaitu Setiap kelompok
berangotakan 5 siswa.

Tahap ke tiga yaitu guru mempresentasikan materi


yang telah dirancang untuk memberi informasi atau
pengetahuan pada materi wujud benda. Pada kegiatan ini
guru memberi pengetahuan awal siswa dengan menjelaskan
materi wujud benda serta sifat sifat benda dan contohnya.

Tahap Selanjutnya siswa melakukan kegiatan diskusi


dengan kelompoknya masing-masing untuk membahas dan
mencari sumber-sumber data yang mendukung untuk
menjawab soal soal pada lembar kerja kelompok.
Kemudian setelah selesai lembar kerja kelompok di tukar
pada kempok lain untuk di bahas Bersama guru

2). Pertemuan ke 2 Siklus II Hari kamis, 13 April 2023

Pertemuan kedua ini merupakan lanjutan dari


pertemuan ke 1 dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan penerapan model cooperative Learning.
Kegiatan awal pada pertemuan ke 2 dimulai dengan salam
dan doa bersama, serta melakukan absensi. Yang mendapat
hasil semua siswa masuk. Kemudian guru memberi
pertanyaan untuk memancing daya ingat siswa terhadap
pembelajaran kemarin kesiapan evaluasi berupa kuis (soal
tes siklus II) secara individu. Kegiatan inti pada tahap lima,
yaitu evaluasi. Pada tahap ini, dilakukan secara individu
yaitu menjawab soal yang telah disiapkan. kemudian siswa
di beri waktu 45 menit atau 1jp untuk menjawab. Tahap
keenam, yaitu pemberian hadian. pada Tahap ini guru
memberikan hadian untuk kelompok yang memiliki nilai
tertinggi. Pemberian hadiah ini bertujuan untuk mendukung
semangat siswa dalam belajar juga bentuk apresiasi guru
dari keberhasilan belajar siswa. Setelah selesai, guru
bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan selama dua pertemuan. Kemudian
guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses


pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan dilakukan
oleh dua orang observer, yaitu ayu umrotul dan Saskia
khoirun nisa selaku teman sebaya peneliti. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar keterlaksanaan
model pembelajaran dan lembar catatan lapangan. Lembar
keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk
mengamati tentang pelaksanaan sintak model cooperative
Learning tipe students teams achiviement divisio
Sedangkan, lembar catatan lapangan digunakan untuk
mengamati aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya
pembelajaran.

Berdasarkan hasil lembar keterlaksanaan model


cooperative learning tipe student teams achiviement
division baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua
sudah terlaksana secara keseluruhan. Artinya, secara umum
langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru dan
siswa sudah sesuai dengan RPP. Keadaan pada saat
pembelajaran berlangsung sudah terlaksana dengan
kondusif dan lebih efektif dibandingkan pada siklus I.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan observasi di atas, dilaksanakan refleksi


untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan saat proses
pembelajaran serta sebagai acuan dalam pelaksanaan
selanjutnya. Refleksi siklus II dilaksanakan bersama guru
observer pada hari kamis, tanggal 13 April 2023 pada pukul
11.30 WIB.

Hasil kegiatan refleksi terdapat beberapa kelebihan.


Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Pengelolan kelas yang dilakukan oleh guru sudah
baik, terlihat dalam membimbing kelompok guru
menghampiri semua kelompok untuk memberikan arahan
dan Selain keberhasilan yang telah dicapai, siswa dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan juga
siswa memiliki antusiasme yang tinggi untuk belajar.

Pada siklus II ini pembelajaran berjalan sangat baik,


karena siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model
cooperative learning yang diterapkan. Siswa mulai
memahami bagaimana langkah-langkah yang diterapkan
pada model pemblajaran. Hal ini sangat membantu siswa
dalam memperlancar kegiatan belajar karena mereka dapat
belajar dengan suasana hati yang menyenangkan.

Berdasarkan lembar catatan lapangan, pembelajaran


pada siklus II ini masih memiliki kekurangan. Namun
kekurangan tersebut tidak sebanyak yang ada pada siklus I.
Kekurangannya masih sama dengan siklus I, yaitu sebagian
siswa masih ada yang terlihat ramai diluar pembahasan soal
yang di kerjakan secara berkelompok. Berdasarkan hasil
refleksi pada siklus II kekurangan yang ada pada siklus I
selebihnya sudah dapat diatasi pada pelaksanaan siklus II.

4.2 Paparan Data Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang hasil belajar pada siklus I
dan hasil belajar pada siklus II. Hasil tersebut didapat melalui nilai dari
soal tes hasil belajar. Paparan data hasil penelitian akan disajikan
sebagai berikut.

4.2.1 Hasil Belajar Siklus 1

Tes untuk mengukur hasil belajar siswa dilaksanakan pada hari


kamis, 6 April 2023. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan pada saat
jam pelajaran kelas II SDN 2 Pandanmulyo. Pada saat melakukan tes
siklus I ini menggunakan 1 jam pelajaran.

Data hasil belajar siswa kelas II diperoleh setelah dilaksanakannya


tindakan dengan penerapan model cooperative Learning tipe students
teamns achiviement division. Nilai hasil belajar diperoleh siswa melalui
tes dengan indikator pengetahuan (C1), dan pemahaman (C2),
Berdasarkan tes tersebut, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa siklus I adalah 75,00 Perolehan nilai hasil belajar siswa pada
siklus I sedangkan distribusi nilai hasil belajar siswa kelas II siklus I
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus I
Kelas Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase %
A 85 – 100 Sangat baik 2 13,3
B 75 – 84 Baik 7 46,6
C 65 – 74 Cukup 6 40
D 55 – 64 Kurang 0 0
E ≤54 Sangat kurang 0 0
JUMLAH 15 100

Berdasarkan tabel yang ada, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar
(46,6%) atau 7 siswa kelas II memperoleh nilai hasil belajar dengan
kualifikasi baik sampai dengan sangat baik, kurang dari separuh (40%) atau 6
siswa memperoleh nilai hasil belajar dengan kualifikasi cukup, dan sisanya
sebagian kecil (13,3 %) atau 2 siswa memperoleh nilai sangat baik. Untuk
lebih jelasnya.dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1.
Berdasarkan gambar grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat baik 2 orang yaitu, Apuji rahayu
lestari dan lastysa kia, sementara siswa yang memperoleh nilai baik ada 7
siswa yaitu ahmad dwi stiawan, Alesha rafa, ayunda putri, keysa Aprilia nino
harlita, salsabila, wibi Stefano.
Sedangkan ada 3 siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi
cukup yaitu, Aqis evianti, Bahtiacr dan billi ahmad. Dan 3 siswa mendapat
nilai di bawah KKM yaitu 70 yaitu ranggan prsetyo, satria putra dan subandi
glen. Keempat siswa tersebut merupakan siswa yang pasif dan sering
bergurau dalam kegiatan belajar, sehingga siswa tersebut kurang memahami
materi pelajaran yang dipelajari dan berdampak pada hasil belajar yang
diperoleh.
4.2.2 Hasil Belajar Siklus II
Tes untuk mengukur hasil belajar siswa siklus II dilaksanakan pada
hari Kamis, tanggal 13 April 2023. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan
pada saat jam pelajaran tematik. pada jam pelajaran sekolah siswa kelas II
diminta untuk mengerjakan soal yang telah disiapkan dengan indikator hasil
belajar yaitu indikator pengetahuan (C1), dan pemahaman (C2).
Tes dilakukan setelah pemberian tindakana dengan menggunakan
penerapan model cooperative Learning tipe student teams achiviement
division. Berdasarkan tes hasil belajar siswa kelas II, diketahui bahwa nilai
rata-rata hasil belajar siklus II adalah 80,73. sedangkan distribusi nilai hasil
belajar siswa kelas II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus II


Kelas Nilai Kualifikasi Frekuensi Peresentase %
A 85 – 100 Sangat baik 5 33,3
B 75 – 84 Baik 7 46,6
C 65 – 74 Cukup 3 20
D 55 – 64 Kurang 0 0
E ≤54 Sangat kurang 0 0
JUMLAH 27 100
Berdasarkan tabel yang ada, maka dapat diketahui hasil belajar siswa
kelas II pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu sebagian besar (46,6%)
atau 7 siswa memperoleh nilai dengan kualifikasi baik, sedangkan (33,3%)
yaitu 5 siswa memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat baik. Dan masih
ada yang memilki nilai kualisifikasi cukup 20% atau 3 siswa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik di Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Nilai Siklus II


Berdasarkan gambar grafik yang ada, maka dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari siswa kelas II. Peningkatan
tersebut dapat diketahui dari hasil belajar pada siklus I ke siklus II. Pada
siklus II terdapat 5 siswa yang memiliki nilai tertinggi dan 7 siswa lainnya
memiliki nilai dengan kualifikasi baik. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai dibawah Kriteria Kelulusan Maksimum.

4.2.3Anlisis Data Hasil Belajar siklus I dan siklus II


Analisis data pada penelitian ini diperoleh dari membandingkan rata-rata
hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut
diperoleh hasil seperti berikut.pada grafik gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan Gambar tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siklus I adalah 75,00 dengan kualifikasi baik, sedangkan nilai rata-rata
hasil belajar siklus II adalah 80,73 dengan kualifikasi baik. Dengan demikian,
selisih rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah 5,73. Sehingga perbandingan
rata-rata pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar
sebesar 5,73. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Siklus I Dan Siklus II
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar
siswa dari siklus I sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa penerapan Cooperative Learning tipe students teamns
achiviement division pada materi wujud benda dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas II di SDN 2 Pandanmulyo.

4.2.4 Temuan Penelitian


Berdasarkan lembar keterlaksanaan dan lembar catatan lapangan
penggunaan penerapan model pembelajaran cooperative Learning tipe
student teams achiviement division dapat diketahui bahwa hasil penelitian
pada siklus I dan siklus II seluruh sintak model pembelajaran cooperative
Learning tipe student teams achiviemnt division sudah terlaksana secara
keseluruhan. Tetapi pada catatan lapangan pada siklus 1 masih ditemu
permasalahan, yaitu: (1) siswa masih ada yang ramai saat pembelajaran
berlangsung, (2) masih ada siswa yang belum mengetahui dan menentukan
rumusan masalah, (3) ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pada
saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi, (4) siswa masih belum
mampu memahami dan menganalisis suatu permasalahan yang telah
didiskusikan. Kemudian pada siklus II permasalahan yang ada pada siklus I
sudah bisa diselesaikan, hanya saja masih ada permasalahan yang tetap
muncul, diantaranya: tidak sesuainya waktu kegiatan pembelajaran yang telah
ditentukan di RPP dan pelaksanaannya.
Setelah terlaksananya tindakan siklus I dan siklus II, maka dapat
diketahui bahwa penerapan model cooperative Learning tipe students teams
achiviemnt division memiliki beberapa temuan. Temuan yang didapat oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus yaitu siklus I
75 dan siklus II adalah 80,73 dengan nilai peningkatan sebesar 5,73.
2. Hasil keseluruhan penerapan model cooperative Learning tipe students
teams achiviement division dapat mengetahui penerapan model
cooperative Learning tipe student teams achiviement division dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya kelas II SDN 2 Pandanmulyo.
Peningkatan hasil belajar tersebut dapat diketahui pada pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa pra siklus
adalah 69,6 rata-rata nilai siswa setelah tindakan siklus I adalah 75, dan
rata-rata nilai siswa setelah tindakan siklus II adalah 80,73.

4.3 Pembahasan
Sebelum dilaksankan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe STAD pada siswa kelas II SDN 2 Pandanmulyo kecamatan
tajinan, siswa mengaggap bahwa mata pelajaran bahasan Indonesia itu
membosankan dan sulit di pahami. Karena kurangnya penggunaan model
pembelajaran saat proses belajar mengakibatkan siswa kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa bermalas-malasan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada siswa yang
bernama satria, pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I,
satria dan subandi masih sangat pasif dan malu-malu untuk mengajukan
pertanyaan tentang materi yang belum dipahaminya, yang mengakibatkan
nilai postestya masih rendah yaitu mendapat nilai sama 65, akan tetapi setelah
diterapkannya model pembelajaran STAD pada siklus II, satria dan subandi
menjadi lumayan aktif dan tidak malu-malu lagi untuk bertanya, hal ini
berdampak pada nilai postest yang ia peroleh pada siklus II meningkat
menjadi 72 dan74, dari yang tadinya belum tuntas menjadi tuntas. hasil
belajar merupakan perubahan yang dimiliki oleh seseorang setelah melalui
proses belajarnya pendapat (Firmansyah 2015)
Hal lain terjadi pada rekannya yang bernama leytisa, leytisa merupakan
siswa yang sangat aktif bertanya dalam proses pembelajaran, leytisa juga
merupakan salah satu siswa yang berprestasi di kelasnya, hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar yang ia peroleh, pada siklus I ia memperoleh nilai postest
yaitu 87 dan mengalami peningkatan menjadi 92 pada postest di siklus II
setelah diterapkannya model pembelajaran STAD, hasil yang diperoleh
leytisa cukup konsisten dengan hasil yang terus tuntas. Belajar adalah suatu
proses dimana mekanisme akan berubah perilakunya akibat dari pengalaman
(Firmansyah 2015)
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan,
kegiatan dan hasil belajar siswa dapat di tingkatkan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang tuntas nilai hasil belajarnya yang dapat juga dilihat
pada lampiran.. Hal ini dapat di buktikan dengan adanya peningkatan
kegiatan dan hasil belajar pada setiap siklus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penerapan model
Cooperative learning tipe student teams achiviement division mampu
meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Pandanmulyo khususnya kelas II.
penerapan Langkah Langkah model pembelajaran cooperative learning
(STAD) sebagai berikut: (1) Penyampaian tujuan dan memotivasi (2)
Pembagian kelompok (3) presentasi guru (4) kegiatan belajar dalam tim (5)
kuis (evaluasi) (6) penghargaan dalam tim
Hasil penelitian penerapan model Cooperative Learning tipe student
teams achiviement division ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II. Rata-rata nilai siswa siklus I adalah 75 dan siklus II
adalah 80,73 dan terjadi peningkatan 5,73.
5.2 Saran
1. Bagi Guru
Penerapan model Cooperative Learning tipe student teams
achiviement division sangat baik digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar karena kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar dapat
terpenuhi dan segala potensi siswa dapat dikembangkan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Peneliti Lanjut
Bagi peneliti lanjut yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan
dengan penerapan model Coopertavi Learning tipe student teams achiviement
division diutamakan melakukan penelitian dengan menambah atau mengganti
variable hasil belajar dengan variable lainnya.
Daftar Pustaka

Abas asyafah .2019 menimbang model pembelajaran, jurnal of Islamic of


education vol 6 no 1 hal 19-23.
Abdurrahman, Mulyono. 2018. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

ali ismun. 2021. pembelajaran cooperative learning dalam pelajaran pendidikan


agama islam jurnal mubtadiin vol 7 no 1.
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Agus Suprijono. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anggraini, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Student Teams


Achievement Division (STAD) Melalui Media Pembelajaran Ular Tangga
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar IPS
Pada Peserta Didik Kelas 2 SD. Jurnal Pendidikan Berkarakter, vol 1
nomer 1, hal324-333.
Amri. Sofan (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.
Arifin, Zainal.2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bakhtiar, D. (2016). Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Terintegrasi Stm (Sains,
Teknologi, Dan Masyarakat) Pada Mata Pelajaran Fisika. Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Jember vol 4 nomer 5.
Ela titi sumarni dan marsudin,2020 model cooperative learning tipe STAD pada
motivasi belajar di sekolah dasar, jurnal Pendidikan tambusai vol 4 nomer 2
hal 1309-1319 padang.
Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dari https://serupa.id/model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/
Hazmiwati,2018 penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD
untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas II sekolah dasar, jurnal primary
vol 7 nomer 1 hal 178-184 Dumai Riau.
Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis
danParadigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan
Aplikasi) (Magetan: CV. AE Grafika, 2017).
I made suardiana,2021 penerapan mode cooperative learning tipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar matematika, Journal of Education Action
Research Volume 5, Number 3, pp. 381-386.
Isjoni (2013). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
pengaruh model pembelajran cooperative tipe student teams achiviement
division terhadap minat belajar jurnal Pendidikan menejemen perkantoran.
vol 2 no 2 hal 139-148.
I Putu Ari Sudana, I Gede Astra Wesnawa, (2017). Penerapan model
pembelajaran cooperative tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPA
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.1(1) pp. 1-8.
I Ketut Sudarsa,2018 pengaruh model pembelajaran cooperative terhadap
peneningkatan mutu hasil belajar siswa, jurnal penjaminan mutu Volume 4
Nomor 1 Denpasar.
Iskandar, dadang. Narsim. (2015). Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya.
Cilacap: Ihya Media.
Ni kadek suartini,2019 penerapan model pembelajaran STAD untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negri 2 Seraya Barat,
jurnal ilmu Pendidikan vol 2 nomer 1 hal 31-41 seraya barat.
Sinyo Y. 2015. Bagaimana hasil belajar siswa SMP Negeri 5 kota Tidore
kepulauan setelah menerapan model pembelajarn kooperatif tipe number
head together,jurnal bioedukasi vol 3 nomer 2 ternate utara.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
S lahir, MH Ma’ruf, M tho’in, 2017 peningkatan prestasi belajar melalui mmodel
pembelajaran yang tepat pada sekolah dasar sampai perguruan tinggi, jurnal
edunomika vol 1 no 1.
Wirda, Yendri, Ikhya Ulumudin, Ferdi Widiputera, Nur Listiawati, and Sisca
Fujianita. 2020.faktor factor determina hasil belajar siswa. Jakarta:
kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Zakky. 2018. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli dan Secara Umum. Dari:
https://www.zonareferensi.com/pengertianstrategi-pembelajaran/
Zuriatun Hasanah, Ahmad Shofiyul Himami.2021 jombang model pembelajran
cooperative dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa jurnal studi
kemahasiswaan Vol 1 no 1
Lampiran 1

54
Lampiran 2

55
Lampiran 3

56
Lampiran 4

57
Lampiran 5

58
59
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN TINDAKAN DALAM PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (STAD)
Nama Sekolah :
Nama Peneliti :
Kelas/tangggal :
Materi :
Observer :

Petunjuk pengisian: isilah lembar observasi ini sesuai dengan prosedus sebagai
berikut:
1. Observer dalam melakukan pengamatan di kelas memungkinkan untuk
mengamati seluruh proses kegiatan pembelajaran.
2. Observer memiliki wewenang untuk mengamati pelaksanaan semua aspek
pada setiap Langkah pembelajaran
3. Kegiatan dilakukan sejak awal hingga akhir pembelajaran.
4. Berilah penilaian terhadap aspek pembelajaran yang di lakukan oleh guru
dengan memberi tanda ceklis pada kolom yang disediakan

Aspek yang diamati Apakah sudah dilakukan oleh


guru
ya tidak
Tahap penyampaian tujuan dan
motivasi
 Membuka kegiatan pembelajaran
dengan berdoa dan mengabsen
 Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
 Siswa dijelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
 Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari
60
hari
Tahap pembagian kelompok

 Guru membagi siswa menjadi 3


kelompok setiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa
 Siswa diberikan LKS (Lembar
Kegiatan siswa) postest
Tahap Presentasi guru.

 Guru menjelaskan materi tentang


wujud benda dengan menggunakan
pendekatan dan metode ceramah.
 Setiap Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang
belum dikuasai.
Diskusi kelompok.

 Tiap kelompok dibimbing untuk


menyelesaikan soal diskusi bersama
sesuai dengan kesepakan kelompok.
 Setelah selesai melakukan menjawab
soal siswa diminta membaca soal dan
jawaban untuk di koreksi bersama
Tahap Evaluasi (kuis)

 Siswa di hadapakan pada lembar soal


soal yang akan di jawab
 Mengecek dan menilai kelayakan hasil
jawaban masing-masing kelompok dan
memberikan komentar
Tahap penghargaan

 Guru memberikan penghargaan pada


kelompok dengan skor terbaik

Malang, ……………….

Observer
61
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD
Indikator Pencapaian Model Kooperatif Tipe Student Teams Ket
Achievement Division (STAD)
No Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan penjelasan guru

2 Siswa menanggapi penjelasan guru dalam sesi tanya jawab

3 Siswa bekerjasama dalam diskusi

4 Siswa berani mengungkapkan pendapat ketika menjelaskan hasil diskusi


didepan kelas

Malang, ………………

observer

62
LEMBAR CATATAN LAPANGAN
Nama sekolah :
Materi pokok :
Kelas :
Keterangan : lembar ini diisi dengan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas yang
terjadi selama berlangsunya pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning
1. kehadiran siswa :

 jumlah siswa yang tidak hadir

 nama siswa yang tidak hadir

 alasan ketidakhadiran
2. keadaan saat pembelajaran berlangsung :

3. lain-lain :

Malang, ………………

Observer

63
Lampiran 7

64
65
Lampiran 8

KD Materi Indikator Ranah No soal Soal Jawaban Sroce


kognitif
susu Bentuk
termasuk berubah
benda cair sesuai
C2 1 yang wadah 20
2.1 Peserta didik memiliki sifat
mengidentifikasi Sifat sifat mampu
sifat sifat benda benda memahami Wujud benda Benda
yang ada sifat sifat yang padat
disekitar wujud benda memiliki
C2 2 bentuk dan 20
ukuran yang
tetap adalah

Ada berapa Ada 3


macam padat,
C1 3 wujud benda cair dan 15
Peserta didik … sebutkan gas

66
2.2 menyebukan Macam mampu Batu Benda
macam macam macam menyebukan merupakan padat
wujud benda wujud macam C1 4 contoh 15
beserta benda macam wujud bentuk
contohnya benda beserta benda
contonya Sebutkan 2 Sirup
C1 5 Contoh dan susu 15
benda cair
2.3 Peserta didik Apa saja Udara
mengidentifikasi Manfaat mampu manfaat untuk
benda di sekitar benda bagi menentukan C1 6 benda gas bernafas 15
beserta kehidupan manfaat pada meniup
manfaatnya sehari hari wujud benda kehidupan balon
sehari hari

67
Kisi kisi soal tes siklus 2
KD Materi Indikator Ranah No soal Soal Jawaban Sroce
kognitif
Wujud Benda gas
benda gas mempunyai
adalah bentuk dan
C2 1 ukuran 20
2.1 Peserta didik yang
mengidentifikasi Sifat sifat mampu berubah
sifat sifat benda benda memahami sifat sesuai
yang ada sifat wujud wadahnya
disekitar benda Tidak Benda gas
terlihat
merupakan
C2 2 salah satu 20
sifat benda

Macam padat, cair


wujud dan gas
C1 3 benda 15
Peserta didik yaitu
2.2 menyebukan Macam mampu
macam macam macam menyebukan Kecap Benda cair
wujud benda wujud macam macam merupakan
beserta benda wujud benda C1 4 salah satu 15
contohnya beserta contoh
contonya benda
Contoh Buku
68
C1 5 benda pengsil 15
padat yang pengaris
ada di
sekitar kita
adalah
2.3 Peserta didik manfaat Minum
mengidentifikasi Manfaat mampu benda cair mandi dan
benda di sekitar benda bagi menentukan C1 6 pada mencuci 15
beserta kehidupan manfaat wujud kehidupan baju
manfaatnya sehari hari benda sehari hari
adalah

69
Lampiran 9

70
71
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 2 Pandanmulyo


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : II/ Genap
Materi : Wujud benda
Alokasi Waktu : 2 pertemuan 2 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

72
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengali informasi tentang konsep wujub benda cair,padat dan gas dalam
kehidupan sehari hari yang disajian dalam bentuk lisan, tulis, visual atau
eksplorasi lingkungan
4.1 Menyajikan hasil informasi tentang konsep sifat sifat wujud benda
cair,padat dan gas dalam kehidupan sehari hari dalam bentuk lisan,
tulis ,dan visual mengunakan kosakata baku dan kalimat efektif

C. INDIKATOR
3.1.1 Mengidentifikasi informasi wujud benda padat cair dan gas
4.1.1 Mengklasifikasi sifat sifat benda dan non benda sesuai teks

D. TUJUAN
1. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
mengidentifikasi macam-macam wujud benda dan menjelaskan manfaat benda
bagi kehidupan.
2. Melalui proses ini siswa dapat mengidentifikasi sifat sifat bentuk benda
disekitar kita

E. MATERI

1. Wujud Benda
Dilihat dari wujudnya, benda dapat dibedakan menjadi tiga. Ada benda padat,
benda cair, dan benda gas.Benda padat adalah benda yang memiliki bentuk dan
ukuran yang tetap.Contohnya kelereng, batu, dan pensil.Benda cair adalah benda
yang memiliki ukuran yang tetap, tetapi bentuknya berubah-ubah sesuai dengan
tempat atau wadahnya. Contohnya sirup dalam botol, teh dalam gelas, dan air
minum dalam cangkir.Sedangkan benda gas adalah benda yang memiliki ukuran
dan bentuk yang selalu berubah- ubah sesuai dengan tempat/ ruangnya.
Contohnya udara dalam balon, ban sepeda, dan udara dalam kantong plastik yang
ditiup.

73
2. Sifat – Sifat Benda
a. Benda padat
Benda padat merupakan jenis benda yang memiliki partikel penyusun sangat rapat
serta teratur. Gaya tarik yang terjadi antar partikel juga sangat kuat sehingga
benda padat memiliki bentuk yang tetap, tidak berubah, dan solid
b. Benda cair
Benda cair adalah jenis benda yang berbentuk cair. Seperti halnya benda padat,
benda cair juga sangat mudah ditemukan di sekitar Anda. Contohnya adalah air,
minyak, susu cair dan lainnya.
Sifat – sifat benda cair
1. Bentuk berubah sesuai wadah
2. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

c. Benda Gas
Gas adalah benda tidak terlihat namun ada di sekitar Anda. Meskipun
kehadirannya sering tidak disadari, gas sangat penting bagi kehidupan. Sebagai
contoh, oksigen sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bernafas, saat kita
meniup balon. Saat kita menggelembungkan plastik.
Sifat –sifat benda gas :
1. Memenuhi segala tempat
2. Tidak terlihat
3. Bentuk berubah mengikuti ruangnya

1. Metode Dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintific.
2. Model : Cooperative learning tipe students teams achiviement
division (STAD)
3. Metode : kegiatan Kelompok

2. KEGIATAN PEMBELAJARAN

74
Pertemuan 1
Tahapan Kegiatan Waktu
Pembukaan Tahap penyampaian tujuan dan motivasi

 Membuka kegiatan
pembelajaran dengan berdoa dan 10’
mengabsen
 Siswa dijelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
 Siswa dijelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilakukan
 Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari hari
Kegiatan inti Tahap pembagian kelompok
 Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
 Siswa diberikan LKS (Lembar 15’
Kegiatan siswa) postest
Presentasi guru.
 Guru menjelaskan materi tentang
wujud benda dengan
menggunakan pendekatan dan
metode ceramah.
 Setiap Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya tentang materi
25’
yang belum dikuasai.
Kegiatan kelompok
 Guru meminta setiap kelompok

75
untuk memnbuat soal berupa soal 5’
esay sebanyak 5 soal
Diskusi kelompok.
 Soal yang telah dibuat oleh tiap
kelompok akan di tukar pada
kelompok lain secara heterogen

 Tiap kelompok dibimbing untuk


menyelesaikan soal diskusi
bersama sesuai dengan kesepakan
kelompok.

 Setelah selesai melakukan


menjawab soal siswa diminta
membaca soal dan jawaban untuk
25’
di koreksi bersama

Penutup  Sebagian siswa ditujuk untuk


menyimpulkan tentang materi
yang telah difahami 10’
 Siswa berdoa bersama-sama.
 Mengucapkan salam.
Jumlah 90’

Pertemuan 2
Tahapan Kegiatan Waktu
Pembukaan  Membuka kegiatan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengabsen
 Siswa dijelaskan tujuan 10’
pembelajaran yang ingin
76
dicapai dengan
 Siswa dijelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang
akan dilakukan melalui
Kegiatan inti Meninjau Materi Sebelumnya
 Sebagian siswa ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil diskusi 40’
tugas pada materi sebelumnya
 Siswa diberikan pertanyaan secara
menyebar tentang materi
sebelumnya
Evaluasi (kuis)
 Siswa di hadapakan pada lembar
soal soal yang akan di jawab
bergantian sesuai giliran
 Mengecek dan menilai kelayakan 30’
hasil jawaban masing-masing
kelompok dan memberikan
komentar.
Tahap penghargaan
 Guru memberikan penghargaan
pada kelompok dengan skor
terbaik
10’
Penutup  Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran. 10`
 Mengakhiri pembelajaran
dengan doa bersama.
 Mengucapkan salam.
Jumlah 90`

77
3. ALAT, MEDIA , DAN SUMBER BELAJAR.
a. Alat dalam pembelajaran ini antara lain:
1. Buku
2. Bolpoint
a. Media yang digunakan antara lain:
1. Lembar kegiatan Siswa
b. Sumber belajar:
Sumber belajar seperti:
1. Buku tema 2 bermain dilingkunganku untuk sd/mi kelas 2 penyusun tri yulia
nurhalimah kurikulum 2013 ED 31A
2. Informasi dari media sosial dan media cetak.
3. Artikel

4. PENILAIAN
Teknik penilaian dalam pembelajaran ini berupa penilaian diskusi
kelompok dan penilaian individu. Penilaian pengamatan kegiatan kelompok
dengan menggunakan pedoman lembar penilaian hasil belajar dari kegiatan
kelompok. Kemudian penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan
pedoman penilaian berdasarkan indikator hasil belajar.
1. Lembar penilaian diskusi kelompok
Aspek
Keaktifan Kerjasama Kesesuaian hasil
No Nama dalam diskusi Jumlah
Nilai
Kel Siswa kelompok berdasarkan Skor
indikator Hasil
Beajar

78
Keterangan:
 Tiap aspek memiliki rentangan point 1-5, dengan jumlah skor maksimum 15 point.
 Penentuan nilai :
Point Ket
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat Kurang

 Rumus perhitungan nilai: Jumlah skor


______________ x 100
Skor Maksimum

2. Lembar penilaian tes soal

100
1 Essay

79
Lampiran 11

DAFTAR NILAI PRA SIKLUS KELAS II SDN 2 PANDANMULYO

NO Nama Pra siklus


1 AE 67
2 ADS 69
3 ARS 77
4 APK 75
5 BRR 68
6 BAD 68
7 KAA 75
8 LKT 85
9 NHP 75
10 PRL 82
11 RPR 60
12 SAMS 68
13 SPM 55
14 SGS 52
15 WSA 65

Lampiran 12
80
DAFTAR NILAI KELAS II SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO Nama Siklus Siklus


1 2
1 AE 70 75
2 ADS 77 85
3 ARS 82 92
4 APK 80 82
5 BRR 72 82
6 BAD 70 76
7 KAA 80 87
8 LKT 87 92
9 NHP 76 78
10 PRL 85 90
11 RPR 65 70
12 SAMS 75 78
13 SPM 65 74
14 SGS 65 72
15 WSA 76 78

Lampiran 13

81
82
83
84
85
86
87
88
Lampiran 14

89
90
91
92
93
94
95
96
Lampiran 15

Gambar 1: guru menyiapkan kelas gambar 2: absensi siswa

Gambar 3: siswa bertanya gambar 4: arahan guru terhadap tugas

Gambar 6: penjelasan terhadap tugas gambar 7: pembagian tugas kelompok

97
Gambar 7: pembagian kelompok gambar 8: presentasi guru

Gambar 8: proses tugas kelompok gambar 9: pembagian lks individu

Gambar 10: pembagian lks individu gambar 11:arahan mengerjakan lks individu

98
Gambar 12: proses mengerjakan lks individu Gambar 13: pemberi penghargaan

Gambar 14: pemberian penghargaan siklus II

99
Gambar 15: observasi awal gambar 16: surat izin penelitian

Gambar 17: refleksi siklus 1 gambar 18: refleksi siklus II

100
Gambar 19: observasi awal pada siswa

101
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Qoyimatun nafisah, lahir di Malang pada 23


november 2001. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Moh
Khoiri dan Ibu Eny Aizzatul L. Penulis bertempat tinggal di Desa
Ngawonggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang.
Pendidikan penulis dimulai dari TK AL Fattah , setelah itu
menempuh pendidikan dasar di MI AL Fattah lulus tahun 2013.
Pendidikan menengah pertama ditempuh di MTS An Nur
Bululawang lulus pada tahun 2016. Pendidikan menengah atas ditempuh di MA An
Nur Bululawang lulus pada 2019. Pada tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan
di Universitas Nahdatul Ulama Blitar mengambil Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.

102

Anda mungkin juga menyukai