Anda di halaman 1dari 191

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA


PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V
SDN KALISARI 02 PAGI
KOTA JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Munifa Aini

NIM. 11180183000002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1444 H/ 2022 M
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V SDN KALISARI 02 PAGI KOTA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan utuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Munifa Aini

11180183000002

Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dr. Takiddin, M.Pd


NIP. 198312062011011005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1444 H/ 2022 M

ii
iii
iv
ABSTRAK

Munifa Aini (11180183000002), Penerapan Model Project Based Learning Untuk


Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas V SDN Kalisari
02 Pagi Kota Jakarta Timur. Skripsi program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2022.

Berdasarkan hasil observasi sebelumnya diketahui bahwa rendahnya tingkat kreativitas


siswa dikarenakan masa transisi pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran tatap muka
serta penerapan model pembelajaran yang kurang tepat pada mata pelajaran IPS.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model project
based learning untuk meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS kelas V di
SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kalisari
02 Pagi tahun ajaran 2022/2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V dengan jumlah 32 siswa. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, lembar observasi kreativitas siswa dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis
data kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil pre test dan post test rata-rata
dengan menggunakan model project based learning. Kemudian data ini dianalisis
dengan menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
aktivitas siswa pada siklus I skor rata-rata 72,5% dengan kategori baik dan meningkat
pada siklus II skor 93,75% dengan kategori baik sekali. Sedangkan aktivitas guru pada
siklus I skor 74,11% dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II memperoleh
skor 92,5% dengan kategori baik sekali. Dari pengelolaan tingkat kreativitas siswa pada
siklus I skor 65,75% dengan kategori cukup kreatif dan meningkat pada siklus II
memperoleh 93,75%dengan kategori sangat kreatif. Dengan demikian model project
based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa di SDN Kalisari 02 Pagi Kota
Jakarta Timur.

Kata kunci : kreativitas, model pembelajaran project based learning, IPS

v
ABSTRACT

Munifa Aini (11180183000002), Application of Project Based Learning Models to


Improve Student Creativity in Social Studies Subjects Class V SDN Kalisari 02 Pagi,
East Jakarta. Thesis of the Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education study program,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2022.

Based on the results of previous observations, it is known that the low level of student
creativity is due to the transition period of distance learning and face-to-face learning
and the application of learning models that are not appropriate in social studies
subjects. This research was conducted with the aim of knowing the application of a
project based learning model to increase student creativity in social studies subjects for
class V at SDN Kalisari 02 Pagi, East Jakarta. This research was conducted at SDN
Kalisari 02 Pagi in the academic year 2022/2023. The method used in this research is
Classroom Action Research (CAR) in class V with a total of 32 students. The
instruments used in this study were tests, teacher activity observation sheets, student
activity observation sheets, student creativity observation sheets and documentation.
The data analysis used is quantitative data analysis and qualitative data analysis.
Quantitative data analysis was used to analyze the average pre-test and post-test results
using a project-based learning model. Then this data was analyzed using the percentage
formula. Based on the results of data analysis, the students' activity in the first cycle
scored an average of 72.5% with a good category and increased in the second cycle the
score was 93.75% with a very good category. While the teacher activity in the first cycle
scored 74.11% in the good category and increased in the second cycle to get a score of
92.5% in the very good category. From the management of the creativity level of
students in the first cycle, the score was 65.75% in the quite creative category and
increased in the second cycle to 93.75% in the very creative category. Thus, the project
based learning model can increase the creativity of students at SDN Kalisari 02 Pagi,
East Jakarta City.

Keywords: student creativity, project based learning model, social studies.

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakutuh.

Alhamdulillahirabbail’alamin sealaga puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul ―Penerapan Model Project Based Learning Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalisari 02 Pagi kota
Jakarta Timur‖ guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa begitu
banyak hambatan dan kesulitan yang penulis alami, namun syukur Alhamdulillah berkat doa
dan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
arahan, bimbingan serta dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima
kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Asep Ediana Latip., M.Pd, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
5. Dr. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran selama proses penulisan skripsi ini.
6. Seluruh jajaran Dosen dan staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT atas ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan.

vii
7. Nuroyanah, M.Pd, Kepala SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh guru SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur khusunya Ibu Tunjung Dyah
Girindra, S.Pd, selaku Wali Kelas V B yang telah membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
9. Seluruh siswa SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur, khususnya kelas V B yang
telah membantu dengan mengikuti proses pembelajaran selama penelitian.
10. Kedua orang tua penulis, Bapak Samsu dan Ibu Prapti Wahyuni yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman seperbimbingan dan teman berjuang, Alvi Kamila Zainuddin, Hana Nur
Fadillah, Aisyah Sri Lestari, Murni Rachmania, Siti Nurhaliza, dan Bhara Elang yang
telah sama-sama berjuang dan saling memotivasi dalam melaksanakan tugas akhir
kuliah ini.
12. Seluruh teman-teman PGMI angkatan 2018, terkhusus kelas A yang telah menjadi
bagian perjalanan kuliah penulis dan merajut kisah indah bersama yang dapat
dikenang selama menempuh perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13. Sahabat dan teman-teman penulis, Sekar Nur Widyastika, Alvi Kamila Zainuddin,
Tesya Dwi Putri, Ridha Vidiah Rachmatika, Fauziah Hardy Fadhillah, Hana Nur
Fadillah, Nurhasanah, Meldani, Kak Rahmawati.
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya atas segala dukungan, motivasi dan doa yang telah diberikan
kepada penulis. Demikian skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya. Namun penulis
menyadari tentunya masih ditemui banyak kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga, penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat baik untuk
penulis maupun pembaca.
Akhir kata, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga segala
bentuk perhatian, kebaikan, motivasi dan bantuan yang diberikan, menjadi amal kebaikan
bagi semua dan hanya Allah yang dapat membalasnya dengan sebaik-baiknya balasan.
Penulis menyadari dalam penyusunan masih terdapat kekeliruan dan kesalahan,
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa mendatang. Dengan hadirnya skrisi ini, besar harapan penulis semoga dapat
membantu dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan membetuhkannya.

viii
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Jakarta, Agustus 2022

Penulis,

Munifa Aini

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ............................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xiv

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ................................................................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 4

F. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 4

BAB II ............................................................................................................................................ 6

KAJIAN TEORI ........................................................................................................................... 6

A. Kreativitas Siswa................................................................................................................ 6

1. Pengertian Kreativitas Siswa ............................................................................................ 6

2. Ciri-ciri Kreativitas ........................................................................................................... 9

3. Proses Kreatif ................................................................................................................... 10

4. Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas .......................................................... 12

B. Model Pembelajaran Project Based Learning................................................................ 14

1. Pengertian Model Pembelajaran .................................................................................... 14

x
2. Pengertian Project Based Learning ................................................................................. 14

3. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning ....................................... 16

4. Kelemahan dan Kelebihan Project Based Learning ...................................................... 18

5. Langkah-langkah Project Based Learning ..................................................................... 20

C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ........................................................... 22

1. Pengertian Mata Pelajaran IPS ...................................................................................... 22

2. Ruang Lingkup IPS di SD/MI ........................................................................................ 25

3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial........................................................... 25

D. Kerangka Berfikir ............................................................................................................ 26

E. Penelitian yang Relevan .................................................................................................. 27

F. Hipotesis Tindakan .......................................................................................................... 32

BAB III......................................................................................................................................... 34

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................ 34

A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian .......................................................................... 34

B. Metode Penelitian............................................................................................................. 35

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 39

D. Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 40

E. Teknik Analisis Data........................................................................................................ 44

BAB IV ......................................................................................................................................... 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................................. 49

B. Hasil Penelitian................................................................................................................. 53

C. Pembahasan ...................................................................................................................... 76

BAB V .......................................................................................................................................... 82

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................... 82

A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 82

xi
B. Saran ................................................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................................... 96

DOKUMENTASI ...................................................................................................................... 167

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................................... 175

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir ................................................................................................. 27
Gambar 3. 2 Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................................... 37

Gambar 4. 1 Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru ................................................... 74


Gambar 4. 2 Diagram Persentase Aktvitas Belajar Siswa ........................................................ 75
Gambar 4. 3 Diagram Persentase Tingkat Kreativitas Siswa .................................................. 76

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ......................................................................................................... 34
Tabel 3. 2 Daftar Pertanyaan Indikator Kreativitas Siswa ...................................................... 41
Tabel 3. 3 Wawancara dengan Guru Kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi ................................... 42

Tabel 4. 1 Data Guru SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur ........................................... 50
Tabel 4. 2 Data Siswa SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur........................................... 52
Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur ................... 52
Tabel 4. 4 Konsep Penelitian Siklus I dan Siklus II ................................................................... 53
Tabel 4. 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Dengan
Menggunakan Model Project Based Learning Siklus I............................................................. 57
Tabel 4. 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I ....................... 59
Tabel 4. 7 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I Tingkat Kreativitas Siswa Pada Tema
Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning ................................... 59
Tabel 4. 8 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II Tingkat Kreativitas Siswa Pada Tema
Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning ................................... 61
Tabel 4. 10 Hasil Temuan dan Revisi Selama Pembelajaran Siklus I ..................................... 63
Tabel 4. 11 Lembar Aktivitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Dengan Menggunakan
Model Project Based Learning .................................................................................................... 67
Tabel 4. 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I ..................... 68
Tabel 4. 13 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I Tingkat Kreativitas Siswa Pada Tema
Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning ................................... 69
Tabel 4. 14 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II Tingkat Kreativitas Siswa Pada Tema
Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning ................................... 70
Tabel 4. 16 Hasil Temuan dan Revisi Selama Pembelajaran Siklus II .................................... 72

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan kreativitas dan inovasi yang tinggi merupakan salah satu
kemampuan utama abad ke-21 dan dikaitkan dengan tuntutan abad ke-21 akan
produk yang lebih inovatif yang membutuhkan tingkat kreativitas yang lebih tinggi.
Pengetahuan saja sekarang dianggap tidak cukup untuk mengikuti akselerasi inovasi.
Akselerasi inovasi menekankan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan
cara baru, menemukan dan mengadaptasi teknologi baru, dan menemukan bidang
ilmu pengetahuan baru dan industri yang sama sekali baru. 1
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang penting
pada saat ini. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh
lingkungan karena mereka mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus
berubah. Potensi kreatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap siswa, karena mereka
memiliki ciri sebagai individu kreatif misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang
bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko dan lain sebagainya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya guru, orang tua dan
lingkungan. 2
Menurut Bayanie kreativitas yaitu potensi yang penting bagi diri anak. Melalui
kreativitas, ia mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara efektif dan
efisien nantinya mereka memiliki kemungkinan untuk sukses dimasa yang akan
datang.3 Sementara menurut Munandar kreativitas dapat digunakan untuk
mengindikasikan prestasi siswa. Hal ini berarti kreativitas dapat digunakan untuk
menjadi tolak ukur hasil belajar siswa. Kreativitas siswa harus dapat dibangkitkan

1
Finita Dewi, ―Proyek Buku Digital: Upaya Peningkatan Keterampilan Abad 21 Calon Guru Sekolah Dasar Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Proyek,‖ Metodik Didaktik Vol .9 No.2 , Januari 9 (2015).
2
Richard Adony Natty, Firosalia Kristin, and Indri Anugraheni, ―Peningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Di Sekolah Dasar,‖ Jurnal Basicedu 3, no. 4 (2019):
1082–1092.
3
Maretha Bayanie, ―Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Konsep Diri Dengan Sikap Kreatif,‖ Jurnal Pendidikan
Usian Dini 7 (2012).
1
4
demi menunjang keberhasilan belajar.

4
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
2
2

Gagasan kreatif yang muncul berguna bagi semua orang terbukti dengan
pesatnya kemajuan teknologi dan informasi mempermudah aktivitas manusia.
Semua itu merupakan salah satu hasil dari sebuah kreativitas. Di setiap sekolah
banyak sekali ditemukan karakter siswa yang berbeda-beda. Siswa yang kreatif
biasanya dapat menunjukkan kemandiriannya dalam proses berpikir dan berani
mengungkapkan pendapatnya di depan banyak orang. Ada banyak manfaat dari
siswa yang dapat mengembangkan potensi kreatifnya dalam kehidupan nyata.
Banyak sekolah yang telah melahirkan, menciptakan siswa yang lebih kreatif. Hal
ini dapat disebabkan oleh
hasil pengembangan sumber daya manusia dari hasil didikan orang tua, sehingga
sekolah hanya perlu mengembangkanmya saja. Siswa yang kreatif mungkin sudah
menguasai materi sebelum diberikan karena sudah memiliki kemampuan untuk
mempelajari keterampilan konsep belajar lebih lanjut di luar kelas daripada
penjelasan guru di dalam kelas 5. Kreativitas siswa sangat perlu di kembangkan
dalam pendidikan salah satunya adalah pada mata pelajaran IPS yang harus
memusatkan pembelajaran pada siswa (student center) sehingga siswa dapat
memiliki kemampuan dalam investigasi dan pemecahan permasalahan sehingga
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang menurut mayoritas siswa membosankan dan
kurang menarik untuk di pelajari karena mata pelajaran ini membahas mengenai
peristiwa-peristiwa sejarah, wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,
mempelajari budaya, suku, fenomena-fenomena alam, nilai-nilai, kepercayaan,
struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan
spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya. 6 Salah satu faktor yang menyebabkan
siswa kurang tertarik pada pembelajaran IPS dapat muncul dari cara penyampaian
materi ke siswa oleh guru, yakni kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran

5
Aninda Nurul‘Azizah, ―Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Project Based Learning
Siswa Kelas V SD,‖ Jartika 2, no. 1 (2019): 194–204.
6
R. Supardi Waddi Fatimah, Perawati Bte Abustang, ―Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS,‖
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 7, no. 1 (2022): 28–35.
3

yang digunakan. 7
Padahal IPS sendiri diajarkan di sekolah dengan tujuan untuk untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tindakan, sedangkan salah
satu prinsip pengembangan kurikulum IPS berdasarkan prinsip berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Sehingga dianggap penting untuk menerapkan pembelajaran IPS
berorientasi pada ketiga kecerdasan yang menjadi potensi kecerdasan peserta didik.
8
Seperti yang diungkapkan oleh Newman. Namun kenyataannya masih banyak
siswa yang kurang minat terhadap mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada bulan Mei yang
ditemukan di SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur oleh wali kelas V B,
menunjukkan bahwa pencapaian hasil pembelajaran peserta didik kelas V masih
kurang optimal. Asumsi dasar yang menyebabkan pencapaian hasil belajar siswa
kurang optimal adalah siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran
secara jarak jauh / online, dimana saat pembelajaran jarak jauh guru kurang bisa
mengoptimalkan penggunakan strategi, metode, dan model pembelajaran sehingga
saat kegiatan pembelajaran kembali tatap muka, siswa di kelas menjadi kurang aktif
dan kreatif. Hal ini terlihat pada siswa yang teramati melalui kemampuan berfikir
kreatif antara lain kurang aktif dalam mengungkapkan pendapat, belum banyak
mengungkapkan saran atau pertanyaan, kurang mampu menjelaskan permasalahan
9
secara terperinci, kurang mampu menjawab pertanyaan ketika ditanya oleh guru.
Permasalahan yang lainnya adalah dalam proses pembelajaran, guru belum tepat
menggunakan media pembelajaran dan guru juga tidak menerapkan suatu model
pembelajaran berbasis proyek dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
cenderung pasif dalam aktivitas belajar dan kurangnya kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan permasalahan diatas perlunya model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama
dalampembelajran IPS. Salah satu model yang dapat mengatasi permasalahan diatas
yaitu model project based learning. Pembelajaran Project Based Learning adalah
sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

7
Hasil Wawancara Dengan Wali Kelas V Di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur 23 Mei, 2022.
8
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017).
9
Hasil Wawancara Dengan Wali Kelas V Di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur 23 Mei.
4

konsektual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. 10


Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan
kreativitas belajar siswa agar minat belajar siswa meningkat dan tidak akan menjadi
bosan. Model berbasis proyek ini dapat membuat susasana kelas menjadi
menyenangkan dan siswa akan semangat dalam belajar sebab model pembelajaran
ini menuntut siswa untuk berkelompok dan menghasilkan sebuah produk. 11
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur apakah berpengaruh terhadap kreativitas
siswa. Dengan demikian peneliti mengambil judul Penerapan Model Project Based
Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar siswa Kelas V Pada Mata
Pelajaran IPS SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah


sebagai berikut:
1. Siswa sudah terbiasa akan pembelajaran jarak jauh sehingga saat pembelajaran
tatap muka siswa menjadi kurang aktif, kreatif, dan kurang semangat dalam
belajar di kelas.

10
Ngalimun, Strategi Pembelajaran Dilengkapi 65 Model Pembelajaran (Yogyakarta: Pranama Ilmu, 2017).
11
Fitri Agustina Lubis, ―Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Model Project Based Learning,‖ PeTeKa
1, no. 3 (2018): 192.
4

2. Siswa kurang kreatif yang ditandai dengan siswa yang kurang aktif dalam
mengungkapkan pendapat, belum banyak mengungkapkan saran atau
pertanyaan, kurang mampu menjelaskan permasalahan secara terperinci, dan
kurang mampu menjawab pertanyaan ketika ditanya oleh guru.
3. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas belum menggunakan model
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.
4. Mata pelajaran IPS kurang diminati siswa karena dalam proses pembelajaran
di kelas belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, terlihat bahwa


permasalahan dalam proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap siswa sangat
terasa, sehingga untuk memfokuskan pembahasan peneliti harus membatasi masalah
yang akan menjadi pokok penelitian. Dalam penelitian ini akan diteliti penerapan
model project based learning untuk meningkatkan kreativitas siswa menggunakan
teori Guilford pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta
Timur.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model project based learning
dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas V
SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.
E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah,


maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa
melalui model Project Based Learning pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN
Kalisari 02 pagi Kota Jakarta Timur.
F. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Bagi Guru
Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan evaluasi,
5

masukan informasi mengenai pelaksanaan model pembelajaran project


based learning untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di kelas V SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.
b. Bagi Siswa

Sebagai informasi tentang penerapan model project based learning


dapat meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS selain
itu untuk menambah wawasan dan pengalaman belajar bagi siswa
kelas V SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.
c. Bagi Sekolah

Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki mutu


khususnya sekolah dasar sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
mencetak siswa yang kreatif dan berprestasi untuk kedepannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kreativitas Siswa

1. Pengertian Kreativitas Siswa

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik dilingkungan


sekolah maupun diluar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas
dengan produk-produk kreasi dengan perkataan lain produk-produk kreasi itu
merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas, tipe-tipe produk kreasi
yang bagaimanakah yang memenuhi standar kreativitas.
Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu,
mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu
yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan kreativitas menggunakan secara
tradisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan sesuatu
yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau
tingkah laku, suatu bangunan misalnya sebuah gedung, hasil-hasil kesusasteraan,
dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris, istilah kreativitas berasal dari kata to create, yang
artinya menciptakan. Kemudian pada kamus besar bahasa Indonesia, kata kreatif
dinyatakan mengandung makna (1) memiliki daya cipta, memiliki kemampuan
untuk menciptakan, (2) bersifat (mengandung) daya cipta. Sementara istilah
kreatifivitas mengandung arti (1) kemampuan untuk mencipta; daya cipta, (2)
perihal berkreasi . 12
Salah satu tafsiran hakikat kreativitas dikemukakan oleh Ausbel, Creative
achivment reflectsa rare capacity for developing insight, sensitivities, and
appreciations in a circunscribed content area of intelectual or artistic activity.
Berdasarkan rumusan itu, maka seorang yang kreatif adalah yang memiliki
kemampuan kapasitas tersebut (pemahaman, sensitivitas , dan apresiasi), dapat
13
dikatakan melebihi dari seseorang yang tergolong intelegen. Pembahasan
tentang kreativitas bertalian dengan aspek-aspek kemampuan kreatif, mempelajari

12
Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013).
13
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendeketan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).
6
7

abilet-abilet itu, serta mengembangkan dan menggunakannya dalam pemecahan


masalah.
Prosedur mengembangkan kreativitas, para siswa dibimbing agar memiliki
berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah. Karena itu, melalui proses
belajar tertentu, diupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Guru perlu
menyediakan kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya aspek
keluwesan, keahlian, dan kuantitas dari arbilie kreativitas yang dimiliki oleh para
siswa. 14
Hurlock dalam buku ―Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini‖
menjelaskan bahwa kreativitas merupakan prosesmental yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Hurlock menambahkan
kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.
15

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang


menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Definisi kreativitas sangat berkaitan
dengan penekaan pendefinisian dan tergantung pada teori yang menjadi dasar
acuannya. Kreativitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak sekolah yang selalu berusaha
menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya .16
Adapun menurut para ahli pengertian kreativitas adalah sebagai berikut:

a. Sudarsono mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk


menciptakan, kemampuan mencapai pemecahan atau jalan keluar yang sama
sekali baru, asli dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman.
Filosofi, estesis ataupun lainnya .17
b. Supriadi dalam Faisal Abdullah mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan

14
Ibid.
15
Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2019).
16
Martini Jamaris, Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Grasindo,
2006).
17
Sudarsono, Kamus Filsafat Dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993).
8

berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam


kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, deferensiasi, dan
integrasi antara setiap perkembangan.
c. Menurut Utami Munandar dalam Faisal Abdullah memberikan beberapa
pengertian kreativitas menurut pendapat para ahli salah satunya merupakan
kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan
unsur-unsur yang ada. Hal ini mengartikan kreativitas adalah sebagai daya
cipta seperti yang telah disebutkan diatas.

Kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau


menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dengan sebelumnya. Kreativitas
merupakan kemampuan interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada, dengan
demikian perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat
menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. 18
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, berupa gagasan karya nyata, baik dalam ciri-ciri aptitude maupun non
aptitude, baik dalam karya baru maupun dalam kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada yang semua itu relatif berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya.
19

Menurut Moreno dalam Slamteo, yang terpenting dalam kreativitas adalah


bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya
melainkan produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri
yang tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya. Misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu
hubungan dengan siswa atau orang lain. 20
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi

18
Heny Widyaningrum, ―Pentingnya Strategi Pembelajaran Inovatif Dalam Menghadapi Kreativitas
Siswa Di Masa Depan,‖ Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) 1 (2016): 268–
277.
19
A M Azis, ―Upaya Meningkatkan Creative Intelegence (Kecerdasan Kreatif) Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Peserta Didik,‖ Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan … 1, no. 3 (2019): 29–40.
20
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).
9

dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa
yang telah ada sebelumnya. Kreativitas juga tidak terlepas dari kemampuan
berpikir kreatif.

2. Ciri-ciri Kreativitas
Kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan yang telah ada. Sesuatu
yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, suatu bangunan
misalnya bangunan gdung sekolah, dan lain-lain. Dengan ciri-ciri sebagai
21
berikut :

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar


b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
c. Panjang akal
d. Keinginan menemukan dan meniliti
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
h. Berpikir fleksibel
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak.
j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
Maksudnya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan
menyukai kegemaran dan aktivitas kretaif. Anak dan remaja kreatif biasanya
cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil
resiko tetapi dengan tanggung jawab, daripada anak-anak pada umumnya.
Sehingga dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan
disukai. Mereka tidak menghiraukan kritik dan ejekan dari orang lain. Mereka pun
patut membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun tidak
disetujui orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol,
membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri dan keuletan

21
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi) (Rineka Cipta, 2010).
10

serta ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan.
Kreativitas dalam penelitian ini merupakan fleksibilitas dalam berpikir siswa
yang bersifat abstrak dan kongkret untuk mewujudkan suatu gagasan atau ide
yang menimbulkan motivasi untuk menegmbangkan diri dalam prestasi belajar.
Kreativitas siswa yang abstrak dapat diketahui dengan cara dia mengemukakan
pendapat, mampu mengelola ide atau pendapatnya ke dalam sebuah produk,
menanyakan sesuatu hal yang berkaitan dengan materi yang belum ia mengerti,
mampu menyelesaikan permasalahan dari berbagai sudut pandang, dan selalu
memberikan bukti atau alasan atas pendapatnya. Sedangkan kreativitas yang
bersifat kongkret dapat diketahui dari rasa keindahan yang dimiliki oleh siswa
dengan dapat menghasilkan produk yang rapi dan bersih dan mampu
mendeskripsikan secara detail materi yang telah disampaikan guru ke dalam
sebuah produk. Menumbuhkan kreativitas, gagasan atau ide sendiri pada diri
siswa perlu dibina agar potensi yang ada dalam diri siswa dapat terarah untuk
mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, sehingga terpilihlah indikator
kreativitas yang berhubungan dengan tujuan tersebut, tanpa mengabaikan esensi
dari ciri-ciri kreativitas yang lain. 22
Guru dalam pembelajaran IPS harus bisa membentuk siswa peka terhadap
masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya dan berupaya untuk mencari
pemecahan terhadap permasalahan sosial tersebut. Berdasarkan karakteristik di
atas siswa yang kreatif menunjukkan bahwa dalam memecahkan masalah, dapat
dilihat dari berbagai aspek, salah satunya adalah kemampuan dalam
mengemukakan berbagai alternatif untuk memecahkan masalahnya. Siswa yang
memiliki lebih dari satu alternatif akan mempermudah dirinya untuk dapat
memecahkan masalahnya karena jika siswa tidak berhasil dalam memecahkan
masalahnya, siswa masih memiliki berbagai alternatif lain hingga mampu
memecahkan masalahnya sendiri. Hal ini akan melatih siswa untuk selalu
bersemangat dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai masalah.
3. Proses Kreatif

Suatu produk atau karya kreatif tidak mungkin langsung jadi begitu saja
secara spontan atau kebetulan. Tentunya ada ide atau produk kreatif terlebih
dahulu melalui proses kreatif. Bagaimana proses kreatif seseorang sehingga

22
Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini.
11

melahirkan ide atau produk yang baru. Proses kreatif adalah proses yang dijalani
oleh seseorang, mulai dari persiapan hingga diperolehnya hasil. Di mana hasilnya
berupa adanya alternatif yang berbeda dari yang sudah ada di dalam kehidupan
manusia pada umumnya. 23
Berdasarkan teori Guilford dalam buku ―Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini‖ menyebutkan empat unsur berpikir kreatif yaitu : 24
a. Kelancaran atau fluency. Menunjuk pada kemampuan untuk
menciptakan ide-ide sabagai alternatif pemecahan masalah.
Seseorang yang kreatif memiliki daya dan upaya untuk mengajukan
ide-ide atau alternatif untuk memecahkan masalah. Untuk dapat
menghasilkan ide-ide diperlukan adanya pengetahuan yang luas
tetapi juga dalam.
b. Fleksibilitas atau keluwesan. Pada tahap ini seseorang disebut
memiliki keluwesan berpikir jika gagasan yang diungkapkannya
memiliki jangkauan yang lebih luas dan beragam untuk
memecahkan suatu masalah.
c. Orisinalitas atau keaslian. Orisinalitas adalah kemampuan
meneciptakan pemikiran atau ide-ide yang asli yang berasal dalam
dirinya. Orang kreatif memiliki kemampuan menciptakan ide atau
pemikiran dalam bentuk baru, imajinatif, orisinal dan berbeda
dengan ide-ide pemecahan masalah yang lama. Orang kreatif dapat
menerobos di luar pemikiran orang biasa, dia berpikir dengan cara
yang unik melampaui cara-cara yang biasa digunakan, dan meraka
lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan mudah menerima ide-ide
yang baru, baik idenya sendiri maupun idenya orang lain.
d. Elaborasi adalah kemampuan mengembangkan suatu ide, merinci,
melengkapi dan menambahkan detail-detail terhadap ide sehingga
dapat dilaksanakan dan dikerjakan.25

23
Andi Maryam Azis, ―Upaya Meningkatkan Creative Intelegence (Kecerdasan Kreatif) Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Peserta Didik,‖ Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran I No.3 (2019).
24
Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini.
25
Utami Munandar, ―Inisiatif Dan Kreativitas Anak,‖ Psikologika 2 (1997): 31–41.
12

4. Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas


Guru mempunyai tanggung jawab terhadap pemahaman siswa dan guru
hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar dengan kemampuan-
kemampuan siswa, selain itu guru juga harus melatih siswa untuk dapat
menumbuhkan kreativitas dalam diri siswa, karena hal tersebut sangat bermanfaat
bagi kehidupan mereka untuk bersaing meraih prestasi di sekolah dan tentunya
untuk meraih kesuksesan ketika sudah memasuki dunia kerja. Oleh karena itu
dibutuhkan dorongan, pujian, dan teguran dari guru untuk menumbuhkan itu
semua.

Hurluock mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat


meningkatkan kreativitas, beberapa faktor yang dapat meningkatkan kreativitas,
yaitu 26 :
a. Waktu
Untuk dapat menjadi kreatif. Berikan waktu seluas-luasnya bagi
anak untuk bermain-main dengan gagasan-gagasan dan konsep-
konsep kemudian mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal.
b. Kesempatan menyendiri.

Hanya apabila tidak mendapatkan tekanan dari kelompok sosial,


anak dapat menjadi seorang yang kreatif. Hal ini seperti yang dikatakan
Singer bahwa ―Anak membutuhkan waktu dan kesempatan
menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imanjinatif yang kaya‖.
c. Dorongan

Anak senantiasa harus mendapat dorongan atau rangsangan


kreatif, juga harus bebas dari ejekan dan kritik yang sering kali
dilontarkan.
d. Sarana

Sarana untuk bermain harus disediakan untuk merangsang


dorongan eksperimentasi dan eksplorasi anak yang merupakan unsur
penting dalam kreativtias.
e. Lingkungan yang kondusif.
Lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat harus merangsang

26
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Prenada Media Group, 2011).
13

kreativitas. Ini harus dilakukan sendiri mungkin sejak masa bayi dan
dilanjutkan hingga masa sekolah dengan menjadikan kreativitas
sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara
sosial.
f. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif.
Orang tua tidak terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak
untuk belajar mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat
mendukung kreativitas.
g. Cara mendidik anak.
Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan
sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik secara otoriter
akan memendamkan potensi kreativitas anak.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.
Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Jadi semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar-dasar untuk
mencapai hasil yang kreatif.

Selain faktor yang mendukung kreativitas, ada juga beberapa faktor


yang menghambat kreativitas, yaitu sebagai berikut 27:

1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam


menanggung resiko atau upaya mengejar sesuatu yang belum
diketahui.
2) Konformita terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan
sosial.
3) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi dan penyelidikan.
4) Streotif peran seks atau jenis kelamin

5) Diferensiasi antara bekerja dan bermain


6) Otoriatarianisme
7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.

27
M. Ali M. Asrori, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
14

B. Model Pembelajaran Project Based Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi
28
mengajar yang dirancang untuk mencapai satu pembelajaran . Dahlan dalam
buku Isjoni mengemukakan model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas. Sedangkan
pembelajaran menurut Muhammad Surya merupakan suatu proses perubahan
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. 29
Adapun model yang diterapkan oleh penulis adalah project based learning
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

2. Pengertian Project Based Learning


Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Project
based learning (PjBL) merupakan strategi dalam belajar mengajar yang
melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk
menyelesaikan permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang
kompleks dan membutuhkan penguasaan dari berbagai konsep atau materi
pelajaran dalam upaya penyelesaiannya. Proyek yang dibuat dapat merupakan
proyek dari satu guru atau proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh
pelajaran berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan
yang ada, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi
dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang
dikaji. Pembelajaran ini dapat memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam membuat dan merancang proyek yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan. 30
Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada teori konstruktivisme dan

28
Daryanto dan Raharjo Muljo, Model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta: Gava Media, 2012).
29
Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2013).
30
Muljo, Model Pembelajaran Inovatif.
15

merupakan pembelajaran siswa aktif, proses pemvelajaran melalui project based


learning memungkinkan guru untuk ―belajar dari siswa‖ dan ―belajar bersama
siswa‖. Pembelajaran melalui project based learning juga dapat digunakan
sebagai sebuah metode belajar untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan
membuat keputusan. 31
Dalam Donni Juni Priansa John Dewey berpendapat bahwa sekolah harus
mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium
bagi siswa agar ia mampu belajar untuk memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi serta mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Dewey
menganjurkan guru untuk mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas
berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah
intelektual dan sosial. 32
Model pembelajaran project based learning merupakan merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa akan mendapat pengalaman secara
langsung yang nantinya dapat meningkatkan kreatifitas serta hasil belajar anak. 33
Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah
topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atendi dan usaha siswa. 34
Menurut Buck dalam Ngalimun, project based learning adalah model
pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama
(central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah
dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya

31
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Bumi Aksara,
2014).
32
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran (Bandung: Pustaka Setia, 2017).
33
Andita Putri Surya, Stefanus C Relmasira, and Agustina Tyas Asri Hardini, ―Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreatifitas Siswa Kelas Iii Sd Negeri
Sidorejo Lor 01 Salatiga,‖ Jurnal Pesona Dasar 6, no. 1 (2018): 41–54.
34
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Gava Media, 2014).
16

siswa bernilai, dan realistik. 35


Ridwan Abdullah Sani berpendapat project based learning merupakan
strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah
proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau
lingkungan. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi permasalahan. Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada
teori konstruktivisme dan merupakan pembelajaran siswa aktif (student centered
learning). Proses pembelajaran melalui project based learning memungkinkan
guru untuk ―belajar dari siswa‖ dan ―belajar bersama siswa‖. Pembelajaran
melalui project based learning juga dapat digunakan sebagai sebuah metode
belajar untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat perencanaan,
berkomunikasi, meyelesaikan masalah, dan membuat keputusan. 36
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran project based
learning merupakan salah satu model yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks berdasarkan pada
permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa merancang,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.37
Berdasarkan beberapa pendapat dan definisi di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa model pembelajaran berbasis proyek (poject based learning) merupakan
kegiatan pembelajaran yang berfokus pada aktivitas siswa untuk dapat memahami
suatu prinsip dan konsep dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang
suatu masalah dan kemudian mencari solusi yang relevan secara mandiri atau
berkelompok , serta hasil dari pembelajaran ini adalah produk.

3. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning memiliki karakterisitik
sebagai berikut : 38

35
Ngalimun, Strategi Pembelajaran Dilengkapi 65 Model Pembelajaran.
36
Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
37
Sih dan D. Djukri Kusumaningrum, ―Pengembangan Perangkat Model Project Based Learning (PjBL) Untu
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas,‖ Jurnal Inovasi Pendidikan IPA No.2 (2016).
38
Farah Robi‘atul Jauhariyah, ―Science, Technology, Engineering and Matemathics Project Based Learning
(STEM-PBL) Pada Pembelajaran Sains,‖ Jurnal Pendidikan IPA Pascasarjana UM 7 (2017).
17

a. Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.


b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
siswa.
c. Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan.
d. Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses
dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu
f. Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas akan dievaluasi secara kuantitaif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan.

Stripling menyatakan bahwa karakteristik Project Based Learning yang


efektif adalah:
1) Mengarahkan siswa untuk menginvestigasikan ide dan pertanyaan
penting.
2) Merupakan proses inkuiri

3) Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa

4) Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan


presentasi secara mandiri
5) Menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari
infromasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulandan
menghasilkan produk.
6) Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.

Jhon Larmer, Jhon Mergendoller dan Suzie Boss dalam bukunya yang
berjudul Setting The Standard For Project Based Learning karakteristik model
pembelajaran based learning adalah sebagai berikut: 39

39
Jhon dan Jhon Megrgendoller Lamer, Setting The Standard For Project Based Learning (USA: ASCD
Alexandria, 2015),
https://books.google.co.id/books?id=10XwCQAAQBAJ&lpg=PP1&ots=ME5al4ncAJ&dq=project based
learning&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=project based learning&f=false.
18

a) In project, when students work in teams, they have regular and multiple
opportunities to discuss plans, ideas, and products. They may also talk
with outside experts, mentors, and family and community members.

b) When students present project work to apublic audience, they must be


clear and persuasive, choosing the most appropriate digital media and
creating effective visual displays.
Peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik dari model Project Based
Learning yaitu : (1) melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran,
(2) adanya penelitian pada prosesnya, (3) dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan dan minat siswa, (4) diakhiri dengan sebuah produk. 40

4. Kelemahan dan Kelebihan Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning memiliki
kelemahan dan kelebihan seperti yang tercantum dalam permendikbud no.18 A
tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Beberapa kelemahan pembelajaran
berbasis proyek adalah sebagai berikut:

a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah


b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
dimana instruktur memegang peran utama di kelas
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
e. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f. Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.

Kemudian kelebihan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai


berikut:
1) Meningkatkan motivasi belajar, mendorong kemampuan untuk
melakukan pekerjaan penting

40
Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
19

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

3) Membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah


kompleks
4) Meningkatkan kolaborasi
5) Mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi

6) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber

7) Memberikan pengalaman mengorganisasikan proyek, alokasi


waktu dan sumber-sumber lain untuk menyelesaikan tugas
8) Menyediakan pengalaman belajar yang memelibatkan siswa
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dunia nyata
9) Melibatkan para siswa untuk belajar mengumpulkan
informasi, mengolah sesuai pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek diatas seorang


pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi siswa dalam
menghadapi masalah, membatasi waktu siswa dalam menyelesaikan proyek,
meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di
lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga
tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan sehingga instruktur dan siswa merasa nyaman dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan
keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian,
pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan
sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah
disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang termasuk orang dewasa.
Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar.
Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari,
20

mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian
memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias siswa
cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan
41
melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

5. Langkah-langkah Project Based Learning


Dalam menerapkan model project based learning, yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana cara penerapan model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan
menyenangkan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek
yaitu : 42
a. Langkah pertama adalah guru mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam.
b. Langkah kedua adalah menyiapkan perencanaan proyek. Dalam
penelitian ini, perencanaan disederhanakan dengan membentuk
kelompok, menentukan tema proyek, dan merencanakan langkah-
langkah sederhana untuk menyelesaikan proyek.
c. Langkah ketiga adalah mengatur jadwal.
d. Langkah keempat adalah pelaksanaan proyek.
e. Langkah kelima merupakan langkah yang menjadi salah satu
penekanan pengembangan dalam penelitian ini, yaitu pameran dan
saran.

Daryanto menyatakan, penerapan project based learning harus dimulai dari


perencanaan pembelajaran yang memadai, yakni dengan mengikuti tahapan
sebagai berikut: 43
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk peserta

41
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
42
Takiddin, ―Improving Higher Order Thinking Skills Through Project Based Learning Learning In Primary Schools,‖
Tarbiya: Journal Of Education In Muslim Society 7, no. 1 (2019): 5.
43
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
21

didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Dengan demikian peserta didik di harapkan akan merasa
―memiliki‖ atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya
f. Mengevaluasi Pembelajaran (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
22

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah


dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Jadi langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang penulis ambil


disampaikan oleh Daryanto, yaitu langkah pertama adalah menentukan pertanyaan
mendasar, kemudian mendesain perencanaan proyek, selanjutnya menyusun
jadwal perencanaan penyelesaian proyek, memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek, setelah itu menguji hasil proyek, dan mengevaluasi pembelajaran.

C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Mata pelajaran IPS diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Menurut


Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab IV Pasal 19, Ayat (1) : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 44
Dalam pasal 37 Undang-Undang Sisdiknas dijelaskan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Istilah IPS merupakan hasil kesepakatan dari para ahli di Indonesia dalam
Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. 45

1. Pengertian Mata Pelajaran IPS

IPS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Ilmu

44
Rahmad, ―Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Pada Sekolah Dasar,‖ Muallimuna: Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah 2, no. 1 (2016): 67–78, https://media.neliti.com/media/publications/222455-kedudukan-ilmu-
pengetahuan-sosial-ips-pa.pdf.
45
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran.
23

Pengetahuan Sosial juga sering disingkat Pendidikan IPS atau PIPS. Istilah IPS atau
PIPS mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan
komunitas akademik. Namun secara formal digunakan dalam sistem pendidikan
nasional dalam kurikulum 1975. 46
Wiyono dalam Tasrif mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang
mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam
masyarakat. Selanjutnya Depdiknas juga memberikan definisi IPS sebagai mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
geografi, ekonomi, sejarah, antroplogi, sosiologi dan tata negara dengan
permasalahan sehari-hari. 47
Kosasi Djahiri dalam Yaba menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu
pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan
ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan
didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.48

46
Ibid.
47
Tasrif, Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Yogyakarta: Genta Press, 2008).
48
Rahmad, ―Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada Sekolah Dasar,‖ Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah Muallimuna 2 No.1 (2016).
24

Berkenaan dengan ilmu sosial, Norma Mackenzie mengemukakan bahwa ilmu


sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks
sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang yang mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat. 49
Mata pelajaran merupakan suatu unit organisasi kompetensi dasar yang terkecil.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai
dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab, serta warga dunia
yang cinta damai. 50
Pendidikan IPS diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya
berdasarkan konsep IPS yang telah dimilikinya. Sedangkan konsep IPS itu meliputi:
interaksi, saling ketergantungan, kesinambungan dan perubahan, keragaman atau
kesamaan atau perbedaan, konflik dan konsensus, pola tempat, kekuasaan, nilai
kepercayaan, keadilan dan pemerataan, kelangkaan, kekhususan, budaya dan
nasionalisme. 51
Berdasarkan penjelasan para ahli maka dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
mata pelajaran yang isi materinya diturunkan sejumlah ilmu sosial seperti Geografi,
Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Hukum, Politik, Antropologi, Filsafat, dan beberapa
ilmu sosial lainnya yang disusun untuk tujuan pendidikan. IPS bukan hanya
menekankan hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya tetapi juga hubungan
antar manusia.

49
Rahma Intan Talitha and Tiara Cempaka Sari, ―Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia Pada Pembelajaran
Ips Kelas V Sdn Cijati,‖ Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 1, no. 2 (2016): 231–241.
50
Sa‘dun dan Hadi Sriwiyana Akbar, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (Yogyakarta: Cipta Media, 2010).
51
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan (KTSP) (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
25

2. Ruang Lingkup IPS di SD/MI

Ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek sebagai berikut: 52

1. Ditinjau dari ruang hubungan meliputi hubungan sosial, hubungan


ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah,
hubungan geografi, dan hubungan politik.
2. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun
tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
3. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.
4. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan
ekonomi.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
b. Manusia, tempat, dan lingkungan
c. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
d. Sistem sosial dan budaya
e. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Permendikbud No.68 Tahun 2013 tujuan pendidikan IPS yaitu menekankan pada
pemahaman tentang bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas
masyarakat dibidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Tujuan mata pelajaran IPS menurut Sapriyana antara lain 53:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidpuan sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Ciri khas mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

52
Rahmad, ―Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Pada Sekolah Dasar.‖
53
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran.
26

adalah bersifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar
mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian
materi atau bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan
kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam perkembangannya muncul berbagai
pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik seperti students centered,
integrated appoarch, social problem based appoarch, board field appoarch dan
sebagainya. 54
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS
bertujuan membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir secara logis dan
rasional, memiliki jiwa sosial yang mengedepankan nilai-nilai sosial dalam membuat
keputusan dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bernegara di lingkungan
masyarakat, bangsa dan dunia. IPS juga bertujuan membentuk warga negara yang
baik, memiliki kemampuan berkomunikasi, dapat bekerjasama sekaligus
berkompetisi, mempunyai keterampilan yang berguna bagi dirinya sendiri maupun
orang lain, serta menjadi manusia yang taat pada agama yang dianutnya.

D. Kerangka Berfikir

Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa membaca buku pelajaran yang


memuat banyak kalimat. Konteks kalimat dalam jumlah yang banyak tentu akan
membuat siswa menjadi jenuh dan kurang memahami isi bacaan dengan baik.
Komponen penting dalam pembelajaran yakni adalah guru. Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam membuat suasana belajar menjadi jauh lebih menarik dan
juga menyenangkan yang dapat membantu siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan baik dan aktif. Melihat kenyataan ini diperlukan adanya model
pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan anak yang akan berdampak
kepada hasil belajar.
Dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dalam proses
pembelajaran, akan berguna untuk membantu siswa belajar dengan model yang lebih
bervariasi sehingga pembelajaran yang berlangsung didalam kelas tidak
membosankan bagi siswa.
Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan siswa mampu
bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah melalui sebuah tugas. Selain itu siswa

54
Ibid.
27

dapat memahami dan menggunakan konsep jika memenukan masalah dalam


kehidupan nyata. Guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya mentransfer materi dari guru ke siswa.
Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti haruslah memiliki keterkaitan


dengan penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan
dengan penelitian ini antara lain:
Fitri Agustina Lubis (2018) dalam jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan
Pengembangan Pembelajaran yang judul ―Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa
Melalui Model Project Based Learning‖. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kreativitas dan pengelolaan pembelajaran biologi melaui penerapan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di kelas X MIA- 1 SMA Negeri 1
Sipirok TP 2017/2018. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa melalui model
pembelajaran Project Based Learning ternyata dapat meningkatkan kreativitas dan
penegelolaan pembelajaran biologi di kelas X MIA-1 SMA Negeri 1 Sipirok TP
2017/2018.
Perbedaan dalam rencana penelitian :
Perbedaan antara penelitian Fitri Agustina Lubis adalah subjeknya adalah siswa
jenjang SMA sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa jenjang SD. Mata
28

pelajaran yang diangkat oleh penelitian tersebut adalah pembelajaran biologi


sedangkan pada penelitian ini adalah pembelajaran IPS. 55

Khairina (2020) Skripsi dengan judul ―Pengaruh Model Pembelajaran Project


Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKN Kelas V di
SD Swasta Pesantren Modern Adnan Kecamatan Medan Sunggal‖. Hasil penelitian
ini ialah hasil belajar PKN peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran
PjBL (kelas eskperimen) lebih tinggi dari hasil belajar dengan kelas konvensional.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model Project Based
Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN di SD
Swasta Pesantren Modern Adnan.

Perbedaan dalam rencana penelitian :


Perbedaan antara penelitian Khairina adalah penelitian tersebut menggunakan
metode quasie ksperimen dengan sampel pada penelitian ini yakni kelas V-C sebagai
kelas eksperimen sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas kualitatif. Pembelajaran yang diangkat dalam penelitian tersebut yakni mata
pelajaran PKN sedangkan pada penelitian ini adalah mata pelajaran IPS. 56
Cici Karina Putri (2019) Skripsi dengan judul ―Penerapan Model Project Based
Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Muaro Jambi‖. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model project based learning dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Tematik.

Perbedaan dalam rencana penelitian:


Perbedaan antara penelitian Cici Karina Putri adalah penelitian tersebut dilakukan di
kota Jambi dan pembelajaran yang diangkat dalam permasalahan penelitiannya ialah
mata pelajaran Tematik, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di kota Jakarta Timur
dan pembelajaran yang digunakan dalam permasalahan peneliti ialah mata pelajaran
IPS. 57

55
Lubis, ―Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Model Project Based Learning.‖
56
Khairina, Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran PKN Kelas VI Di SD Swasta Pesantren Modern Adnan Kecamatan Medan
Sunggal, Skripsi, 2020.
57
cici karina Putri, ―Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa Padapembelajaran Tematik Kelas Iv Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Muaro Jambi,‖ Skripsi 1,
29

Jurnal Rena Surya Rohana, Dinn Wahyudin (2017) Jurnal Penelitian Pendidikan
dengan judul ―Project Based Learning Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif siswa
SD Pada Materi Makanan Dan Kesehatan‖. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kreativitas siswa lebih tinggi
secara signifikan dibandingkan dengan kelas ekspositori dengan perbandingan di
kelas eksperimen N-Gain 0,472 kategori sedang dan kelas kontrol N-Gain 0,223
kategori rendah.
Perbedaan dalam rencana penelitian:
Perbedaan antara penelitian Rena Surya Rohana dan Dinn Wahyudin adalah
penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif dengan metode penelitian kuasi
eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena
digunakan pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. 58

Prosiding Maria Anita Titu (2015) dengan judul ―Penerapan Model


Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa
Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi‖. Kesimpulan prosiding adalah model
pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
Project based learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang
mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang
akrab dengan siswa atau dengan proyek sekolah. Dalam PjBL, peserta didik
terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator dan evaluator
produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek. Adanya
produk nyata tersebut dapat mendorong kreativitas siswa. Makalah ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PjBL untuk meningkatkan
kreativitas siswa pada materi konsep masalah ekonomi. Dengan penerapan model
PjBL dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran materi konsep
masalah ekonomi. 59

no. 1 (2019): 2018.


58
Rena Surya Rohana and Dinn Wahyudin, ―Project Based Learning Untuk Meningkatkan Berpikir
Kreatifsiswa Sd Pada Materi Makanan Dan Kesehatan,‖ Jurnal Penelitian Pendidikan 16, no. 3 (2017):
235–243.
59
Maria Anita Titu, ―Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi,‖ Prosiding Seminar Nasional
30

Nur Kholis Novianto, Mohammad Masykuri, Sukarmin (2018) Jurnal Inkuiri


dengan judul ―Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar
Siswa Kelas X SMA/ MA‖. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan
kreativitas dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran Project Based
Learning pada siswa kelas 3 SD.

Perbedaan dalam rencana penelitian:


Perbedaan antara penelitian jurnal Nur Kholis Novianto, Mohammad Masykuri, dan
Sukarmin adalah tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui karakteristik
khusus modul fisika berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi fluida statis
untuk kelas X SMA/ MA, 2) mendapatkan modul pembelajaran fisika berbasis
proyek (Project Based Learning) yang telah memenuhi kriteria layak, dan 3)
mengetahui peningkatan kreativitas belajar siswa setelah menggunakan modul fisika
berbasis proyek (Project Based Learning) pada materi fluida statis. Jenis penelitian
ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang
mengadaptasi model 4-D. Analisis data yang digunakan dalam penelitian dalam
tahap define adalah analisis deskriptif, pada tahap design menggunakan analisis KD,
tahap develope menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan cara
mengkonversi data menjadi kategori skala 4 untuk hasil validasi modul, hasil
penilaian sikap dan hasil penilaian keterampilan sedangkan penilaian kreativitas
belajar dianalisis menggunakan n-gain ternormalisasi. Tahap disseminate
menggunakan analisis deskriptif dari hasil penilaian modul dalam kategori skala 4,
sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). 60
Richard Adony Natty, Firosalia Kristin dan Indri Anugraheni (2019) Jurnal
Basicedu dengan judul ―Peningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Siswa Sekolah Dasar‖ hasil
penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan kreativitas dan hasil belajar melalui
penerapan model pembelajaran Project Based Learning pada siswa kelas 3 SD.
Perbedaan dalam rencana penelitian:

9 (2015): 176–186.
60
Nur Kholis Novianto, Mohammad Masykuri, and Sukarmin Sukarmin, ―Pengembangan Modul
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pada Materi Fluida Statis Untuk
Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas X Sma/ Ma,‖ INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA 7, no.
1 (2018): 81.
31

Perbedaan antara penelitian jurnal Richard Adony Natty, Firosalia Kristin dan Indri
Anugraheni adalah tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-
langkah penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL)
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Jenis dari penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dua siklus.Teknik pengumpulan data
menggunakan tehnik tes dan tehnik non tes. Analisis data yang digunakan adalah
61
deskriptif kuantif dan kualitatif.

61
Natty, Kristin, and Anugraheni, ―Peningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Project Based Learning Di Sekolah Dasar.‖
32

Aninda Nurul ‗Azizah dan Naniek Sulistya Wardani (2019) Jurnal Riset
Teknologi dan Inovasi Pendidikan dengan judul ―Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Project Based Learning Siswa Kelas V SD‖. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model Project Based Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif dan psikomotor siswa kelas 5
SD.
Perbedaan dalam rencana penelitian:
Perbedaan antara penelitian dalam jurnal Aninda Nurul ‗Azizah dan Naniek Sulistya
Wardani adalah tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa ranah
kognitif dan psikomotor melalui penerapan model pembelajaran Project Based
Learning. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang
digunakan model spiral C. Kemmis & Mc Taggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Teknik pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif komparatif . 62
Syamfa Agny Anggara (2018) Jurnal Imla dengan judul ―Penerapan Model
Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa‖. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran bahasa Arab dengan model
project based learning dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Malang.
Perbedaan dalam rencana penelitian:
Perbedaan antara penelitian Syamfa Agny Anggara adalah meningkatkan
kemampuan menulis siswa pada pembelajaran bahasa Arab, sedangkan penelitian ini
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS. 63

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang terbukti, maka dapat
disimpulkan tindakan sebagai berikut: ―Dengan menerapkan model Project
Based Learning dapat meningkatkan kreativitas belajar peserta didik kelas V
mata pelajaran IPS SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur.

62
Nurul‘Azizah, ―Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Project Based
Learning Siswa Kelas V SD.‖
63
Syamfa Agny Anggara, ―Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa,‖ Arabi : Journal of Arabic Studies 2, no. 2 (2018): 186.
33
34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kalisari 02 Pagi


Kota Jakarta Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Juni sampai 26 Juli tahun ajaran


semester ganjil 2022/2023.
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian

Hari/ Tanggal Kegiatan


Senin/ 20 Juni 2022 Observasi dengan kepala
sekolah.
Selasa/ 21 Juni 2022 Observasi dengan wali kelas
V B.
Jum‘at/ 15 Juli 2022 Izin penelitian dengan
kepala sekolah dan
mengatur jadwal dengan
wali kelas V B.
Senin-Selasa/ 18-19 Juli Siklus I
2022
Rabu-Jum‘at/ 20-22 Juni Siklus II
2022
Senin-Selasa/ 25-26 Juni Evaluasi Pembelajaran
2022

3. Subjek Peneltian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V B Sekolah Dasar Negeri
02 Kalisari Kota Jakarta Timur. Penentuan subjek dalam penelitian ini
dilakukan berdasarkan pada observasi awal penelitian.
35

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Tindakan


Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas
berasal dari bahasa Inggris Classoom Action Research atau yang biasa yang
dsingkat CAR. Penelitian tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang
psikolog yang bernama Kurt Lewin yang berusaha untuk mencari sebuah
penyelesaian terhadap permasalahan sosial yang brekembang di lingkungan
tempat tinggalnya. 64 Diantara permasalahan tersebut adalah pengangguran dan
kenakalan remaja. Selain itu, penelitian tersebut muncul karena adanya
kesadaran perilaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya.
Atas dasar kesadaran tersebut, pelaku yang bersangkutan mencoba
menyempurnakan pekerjaannya, dengan cara melakukan percobaan yang
dilakukan berulang-ulang, prosesnya diamati dengan sungguh-sungguh sampai
mendapatkanproses yang dirasakan memberikan hasil yang lebih baik dari
semula. 65
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Masalah yang didapatkan pada
penelitian tindakan kelas berawal dari kelas yaitu pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru saat
mengajar dan aktivitas siswa didalam kelas. 66
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian terstruktur. Penelitian
tindakan kelas dapat didefiniskan sebagai suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya
atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di

64
Zaenul Islam, Penelitian Tindakan Kelas (Majalengka: Pakulaut Copy Center, 2015).
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2013).
66
Suharsimi Suhardjo, Supardi , Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2013).
36

kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam siklus. Tujuan utama
PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. 67
Melaui perantara metode PTK, diharapkan tujuan pencapaian
pembelajaran dapat berhasil dan semakin menjadi lebih baik. Pada
pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran.
Siklus atau putaran dalam PTK yaitu satu kali proses pembelajaran sesuai
68
dengan perencanaan yang telah disusun. Penelitian dilaksanakan melalui
urutan yang terdiri dari beberapa siklus dan masing-masing siklus pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Kemudian apabila pada siklus pertama
belum berhasil, maka diulang kembali dalam sikulus selanjutnya. Berikut
deskripsi empat tahapan tersebut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

3. Pengamatan (Observasing)

4. Refleksi (Reflecting)

Pada penelitian ini. Peneliti menggunakan Model Penelitian Tindakan


Kelas (PTK) menurut C. Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tersebut
merupakan model penelitian spiral yang meliputi menyusun rencana, tindakan,
pelaksanaan, dan melakukan refleksi untuk merancang tindakan selanjutnya.
Penelitian tindakan ini akan dilakukan dalam dua siklus. Langkah-langkah
siklus dalam penelitian dapat digambarkan dengan bagan berikut. 69

67
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013).
68
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009).
69
Zainal Aqib & Ahmad Amrullah, PTK Penelitian Tindakan Kelas - Teori Dan Aplikasi
(Yogyakarta: ANDI, 2018).
37

Gambar 3. 2 Penelitian Tindakan Kelas

Secara umum, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas


seperti digambarkan dibagan, melalui tahapan sebagai berikut 70 :

a. Perencanaan
Pada tahap pertama, peneliti harus menyusun rancangan yang
dikenal dengan perencanaan yang mana di dalamnya mencakup
penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap ini peneliti juga
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen
pengataman untuk membantu peneliti memperoleh fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. 71

Adapun tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk


mengajarkan dengan menggunakan model project based learning pada siswa
kelas V SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur. Pada tahap ini menyusun

70
Suhardjo, Supardi , Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas.
71
Ibid.
38

rencana yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:


1) Menentukan kelas penelitian.
2) Melakukan observasi kelas.
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan.
4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5) Membuat instrumen pengamatan aktivitas guru dan siswa
selama berlangsung proses pembelajaran.
6) Menyusun rancangan penelitian kemampuan kreativitas siswa
yang diukur dengan rubrik.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap kedua yang harus diperhatikan adalah tindakan. Tindakan
dilakukan sadar dan terkontrol sebagai upaya perbaikan, peningkatan
atau perubahan yang diinginkan. Pada tahap ini guru melaksanakan
semua kegiatan yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.

c. Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mengamati situasi saat kegiatan
berlangsung ketika proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan
peneliti. Seperti mengamati aktivitas siswa dan cara guru mengelola
kelas. Pengamatan dilakukan dengan mengisis lembar aktivitas guru
dan siswa pada proses kegiatan pembelajaran. Observasi atau
pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengamati
proses pembelajaran IPS menggunakan model project based learning.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas siswa dalam
pembelajaran IPS menggunakan model project based learning.

d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan merenungkan kembali
suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi. Dalam tahap ini
peneliti dan pengamat mengkaji secara menyeluruh pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan,
kemudian pengamat memberi masukan dan perubahan-perubahan untuk
menyempurnakan tindakan selanjutnya. Tahap ini juga dilakukan untuk
39

mengetahui tingkat keberhasilan tujuan peneliti.


C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk


mengumpulkan informasi atau fakta-fakta dilapangan. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data
dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang
berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah
laku, dan interaksi kelompok. Pengumpulan data tentang observasi
dilakukan melalui pengamatan secara cermat dan teliti. 72

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kesesuaian RPP


dengan kejadian dilapangan dalam melaksanakan setiap tahap
pembelajaran berlangsung serta mengamati tingkat kreativitas belajar
siswa dengan penerapan model Project Based Learning pada
pembelajaran IPS materi kegiatan Ekonomi.

2. Analisis Dokumen Hasil Kerja Siswa


Rubrik merupakan panduan guru dalam menilai hasil kerja siswa
pada setiap kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dengan demikian rubrik dapat digunakan untuk
mengukur sejauh mana tingkat kreativitas belajar siswa sesuai dengan
indikator kreativitas siswa yang telah dutetapkan pada setiap aspek
kreativitas. Rubrik berisi berbagai aspek indikator kreativitas yang
ingin dilihat pada siswa. Rubrik diisi oleh peneliti setelah melihat hasil
kerja siswa dalam membuat project. Adapun pengisian rubrik yaitu
dengan cara memberikan check list pada skor aspek kreativitas yang
diamati sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

3. Wawancara
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan

72
M. Asrori, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan.
40

wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah


wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. 73

Wawancara ini dilakukan kepada wali kelas V SDN Kalisari 02


Pagi Kota Jakarta Timur untuk mengetahui kondisi awal siswa pada
proses pembelajaran dan untuk mengetahui lebih mendalam tentang
subyek yang diteliti.
D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri atas soal tes, lembaran observasi aktivitas
guru dan siswa serta rubrik kreativitas siswa. Dalam penelitian ini menggunakan
instrumen berupa lembar observasi dan rubrik kreativitas siswa, secara singkat
dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru


Lembaran pengamatan aktivitas guru adalah lembar untuk
memperoleh data tentang aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran dengan menerapkan model project based learning.
Pengisian lembar observasi dilakukan dengan membubuhkan tanda
check-list sesuai dengan gambaran yang diamati. Lembar observasi
diberikan kepada pengamat untuk mengamati setiap kegaiatan
peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi ini
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung melalui model
projec based learning dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas
guru/peneliti. Aktivitas guru/peneliti yang akan diamati yaitu
kemampuan guru/peneliti memberikan apresiasi dan motivasi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi apersepsi
dan motivasi, meyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan
materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada siswa,
mengarahkan siswa dalam berdiskusi, memberikan penghargaan
(reward) kepada siswa, menyimpulkan/menutup pembelajaran.

73
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016).
41

Tabel 3. 2 Daftar Pertanyaan Indikator Kreativitas Siswa


2. L
embar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh
data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
penerapan model project based learning sesuai dengan RPP yang
telah dirancang. Lembar observasi aktivitas siswa ini berisi setiap
aspek kegiatan yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran,
pengisisan lembar observasi siswa dilakukan dengan membubuhkan
tanda check-list sesuai dengan gambaran yang diamati. Hal yang
diamati berupa kegaiatan siswa yaitu mendengar penjelasan guru,
mengajukan pertanyaan, memperesentasikan hasil diskusi dan
menimpulkan materi yang telah diajarkan. Pengamatan dilakukan
oleh peneliti untuk diisi sesuai dengan keadaan yang diamati di
lapangan pada setiap siklusnya.

3. Lembar Rubrik Kreativitas Siswa


Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan
kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi
tingkatan dari hasil pekerjaan siswa, rubrik perlu memuat daftar
karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu
pekerjaan siswa disertai panduan untuk mengevaluasi masing-
74
masing karakteristik tersebut. Dengan demikian rubrik dapat
digunakan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sesuai
yang diingankan guru. Dalam hal ini rubrik bermanfaat untuk
menilai hasil kerja siswa sesuai dengan indikator kreativitas yang
telah ditetapkan sebagai panduan untuk mengukur kreativitas
belajar siswa dalam membuat proyek atau sesuai dengan tujuan
peneliti.

74
Italyani Nurhaifa, Ghullam Hamdu, and Yusuf Suryana, ―Indonesian Journal of Primary
Education Rubrik Penilaian Kinerja Pada Pembelajaran STEM Berbasis Keterampilan 4C,‖ ©
2020-Indonesian Journal of Primary Education 4, no. 1 (2020): 101–110.
42

No. Pertanyaan
1. Apakah anak-anak tahu apa itu kegiatan ekonomi produksi?
2. Apakah anak-anak tahu apa itu kegiatan ekonomi distribusi?
3. Apakah anak-anak tahu apa itu kegiatan ekonomi konsumsi?
4. Sebutkan contoh apa saja kegiatan ekonomi mikro dan makro?
5. Siapakah yang orang tuanya bekerja di Pabrik? (ekonomi mikro)
6. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan sosial dalam
masyarakat?
7. Bagaimana cara mengatasi kesenjangan sosial pada ekonomi dalam
masyarakat?
8. Sebutkan barang apa saja yang dapat didaur ulang untuk diniagakan
kembali?
4. W
awancara
a. Lembar Wawancara Dengan Guru

Tabel 3. 3 Wawancara dengan Guru Kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi

No. Perilaku yang diamati Komentar


1. Bagaimana kondisi kelas saat proses Menyenangkan, ramai, kurang
belajar mengajar berlangsung setelah kondusif, kurang aktif, kurang kreatif
sekian lama melakukan pembelajaran karena siswa sudah terbiasa belajar
jarak jauh ? secara jarak jauh / daring jadi
pencapaian hasil pembelajaran siswa
setelah daring tersebut menjadi kurang
optimal. Saya sebagai guru harus
memlilih strategi, model, metode
pembelajaran yang tepat, memberikan
motivasi, penguatan, agar ssiswa
kembali aktif, kreatif dan semangat
dalam memulai pembelajaran tatap
muka kembali.
2. Bagaimana kondisi siswa selama Kondisi pembelajaran saat online /
pembelajaran jarak jauh dilaksanakan? pembelajaran jarak jauh sangat berbeda
43

jauh dengan kondisi pembelajaran di


kelas sebelum pandemi. Siswa menjadi
kurang aktif.
3. Model dan metode apa saja yang Model Problem Based Learning,
sering ibu gunakan saat kegiatan Project Based Learning, Kontekstual,
pembelajaran? ceramah.
4. Bagaimanakah suasana kegiatan Mata pelajaran IPS cenderung kurang
pembelajaran saat mata diminati siswa, karena dianggap
pelajaran IPS berlangsung ? membosankan dan kurang menarik.
Jadi sebagai guru harus pandai memilih
metode agar suasana kelas saat
pembelajaran IPS menjadi lebih
menarik minat siswa.
5. Apa saja yang dilakukan agar proses Dengan memilih model, metode, dan
pembelajaran IPS berlangsung secara strategi yang tepat agar siswa tidak
efektif? jenuh dan kegiatan pembelajaran
menyenangkan.
6. Model pembelajaran apa saja yang P Problem Based Learning
pernah ibu gunakan saat pembelajaran
IPS?
7. Apakah dengan menggunakan Tentu, karena dengan menggunakan
suatu model dapat mengatasi suatu suatu model pembelajaran membuat
permasalahan di kelas? suasana kelas lebih menyenangkan,
membuat siswa aktif dan kreatif.
8. Pernahkah menggunakan model PjBL Untuk mata pelajaran IPS belum
saat pembelajaran IPS ? pernah menggunakan model PjBL.
9. Bagaimana pendapat ibu tentang model Model PjBL itu adalah model
PjBL ? pembelajaran yang sangat bagus karena
dari segi afektif, kognitif, dan
psikomotoriknya dinilai.
10. Apakah yang dimaksud dengan Kreativitas siswa adalah saat siswa
kreativitas siswa itu ? mengungkapkan gagasan/ide.
11. Bagaimana cara agar anak kreatif? Beri contoh kepada siswa tentang apa
44

itu kreatif, hasil dari kreatif itu,


kemudian beri motivasi agar siswa
berani mengeluarkan ide-idenya, lalu
dampingi siswa untuk mewujudkan
idenya menjadi suatu karya, dan
berikan reward atas hasil ide yang
sudah menjadi karya tersebut serta
memberi masukan agar siswa tersebut
menjadi lebih baik lagi.
12. Bagaimana cara agar siswa antusias Membuat pembelajaran dengan
dalam membuat proyek ? memnggunakan model PjBL
menyenagkan agar anak tertarik,
memberi kebebasan dalam berkarya
atau membuat proyek, memberikan
motivasi kepada siswa agar terus
berkembang mengeluarkan ide-idenya,
mendampingi saat anak mau
mewujudkan idenya menjadi suatu
karya dan berikan refleksi diakhir.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di


lapangan dan setelah di lapangan. Menurut Nasution di dalam buku karangan
Sugiyono, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama
proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. 75
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi,
sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui tes hasil belajar. Untuk mengukur

75
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D.
45

tes hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS maka dapat dihitung dengan
rumus :

1. Analisis kuantitatif

Analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus


statistik sederhana, yaitu:

a. Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:

̅=

Keterangan:
̅ = rata-rata nilai
∑x = jumlah semua nilai
n = jumlah siswa

2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu proses pemecahan masalah
dengan cara membahas permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh dari lapangan dengan mendasarkan pada landasan
teori dari tiap-tiap variabel penelitian yang diteliti. Sehingga
melaluianalisis kualittaif akan diketahui kesesuaian antara teori
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik. Sementara data yang terkumpul dari lembar observasi
dianalisis dalam bentuk persentase (%).

a. Analisis Hasil Observasi


Analisis hasil observasi yaitu suatu analisis terhadap
aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung, yaitu terdiri dari
pendahuluan, kegiatan inti, penutup, alokasi dan
pengelolaan waktu serta pengelolaan kelas. Observasi
dilakukan dengan cara melihat secara langsung keadaan
46

proses kegiatan pembelajaran di kelas V SDN Kalisari


02 Pagi kota Jakarta Timur.
1) Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Data tentang aktivitas siswa diamati dengan
menggunakan lembaran observasi. Lembar
observasi ini disesuaikan dengan langkah kegiatan
yang terdapat dalam RPP. Data aktivitas siswa
diperoleh dari lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat selama pembelajaran berlangsung.
Rumus persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut :

P= x 100

Keterangan:
P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari
persentasenya
N = jumlah frekuensi/banyaknya individu

2) Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru


Data tentang aktivitas guru diamati dengan
menggunakan lembaran observasi. Lembar
observasi ini disesuaikan dengan langkah
kegiatan yang terdapat dalam RPP. Data
aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi
yang diisi oleh pengamat selama pembelajaran
berlangsung. Rumus persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut 76:

P= x 100

Keterangan:

76
Sujdono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2012).
47

P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari
persentasenya
N = jumlah frekuensi/banyaknya individu

Tabel 3 1 Kategori Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Guru dan Siswa

Kriteria Rentang
Baik sekali 80-100
Baik 66-79
Cukup 50-65
Kurang 36-49
Gagal 0-35
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2009

Apabila dari analisis data yang dilakukan masih terdapat aspek-


aspek pengamatan yang masih berada dalam kategori yang sangat
kurang, kurang atau cukup maka akan dijadikan bahan pertimbangan
untuk merevisi perangkat pembelajaran selanjutnya.
3. Data Kreativitas Siswa
Untuk menganalisis tingkat kreativitas siswa yaitu dengan cara
menjumlah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat
dihitung menggunakan rumus 77:

Nilai = x 100

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumahkan nilai yang


diperoleh siswa untuk memperoleh nilai rata-rata. Mulyasa menyatakan
bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut 78 :

77
Kurniansih Imas dan Sani Berlin, Teknik Dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: Kata Peta, 2014).
78
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007).
48

Kreativitas klasikal = x 100

Selanjutnya peneliti menilai kreativitas siswa dengan menggunakan


kategori kriteria penilaian yang dimodifikasi dari Purwanto yang dapat
dilihat sebagai berikut 79 :

Tabel 3 2 Kategori Penilaian Tingkat Kreativitas Siswa


Angka Kriteria

90-100 Sangat Kreatif


75-89 Kreatif
60-74 Cukup Kreatif
45-59 Kurang Kreatif
≤ 45 Sangat Kurang Kreatif

Tingkat kreativitas siswa yang diharapkan dalam pembelajaran


adalah jika skor berada pada kategori kreatif atau sangat kreatif.
Dengan demikian siswa dikatakan tuntas dalam kemampuan
kreativitasnya apabila telah memperoleh nilai ≥ 75 yaitu kategori kreatif
dan sangat kreatif.

79
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian


a. Sejarah Sekolah
SDN Kalisari 02 Pagi beralamat di Jalan Raya Cijantung IV RT.002/RW.004
Kelurahan Kalisari Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. SDN Kalisari 02 Pagi
didirikan sejak tahun 1971 dan digunakan pada tahun 1972. Sekolah tersebut juga
mengalami renovasi pada tahun 2012. SDN Kalisari 02 Pagi sekolah yang
terakreditasi A. SDN Kalisari 02 Pagi terletak diarea yang strategis karena berada
dikomplek TNI AD, di jalan utama dipinggir jalan, yang memiliki halaman yang
luas untuk parkir. Suasana yang masih asri banyak pepohonan membuat kegiatan
pembelajaran menjadi nyaman dan aman.

b. Visi, Misi, dan Tujuan


1) Visi :
―Mewujudkan Insan Jakarta yang Cerdas, Berkarakter dan Kompetitif
Serta Berwawasan Lingkungan‖
2) Misi :
a) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan.
b) Mewujudkan pendidikan yang kompetitif untuk menghadapi perubahan.
c) Membimbing siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
d) Mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan dalam proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan.
e) Penguatan tata kelola, akuntabelitas dan citra publik pendidikan.

3) Tujuan
a) Siswa dapat berprestasi secara optimal dalam bidang akademik dan non
akademik, memiliki rasa percaya diri, kepribadian serta menjaga norma-

49
50

norma agama.
b) Siswa sehat jasmani dan rohani.
c) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
d) Siswa memiliki pembiasaan cinta terhadap lingkungan
e) Siswa aktif, kreatif dan terampil serta mampu bekerjasama untuk dapat
mengembangkan diri secara optimal.
f) Terwujudnya lingkungan yang bersih, sejuk, nyaman dan asri

4) Data Guru SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur


Proses kegiatan belajar mengajar di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta
Timur tidak lepas dari adanya tenaga pendidikan serta dibantu oleh
pengelola administrasi, keadaan jumlah tenaga guru dan karyawan
sebanyak yang terdiri dari 7 orang dan 16 orang perempuan. Selanjutnya
tenaga guru dan karyawan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Data Guru SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur


Pangkat/ Tugas
No. Nama/ NIP Jabatan
Golongan Mengajar
Nuroyanah, M.Pd Pembina Kepala -
1. 19612419830322008 Tk I, IV/b sekolah
Tunjung Dyah Girindra, Pembina, Guru Kelas VB
2. S.Pd IV/a
198705162022212008
Agnes Tri Purwati,S.Pd Pembina, Guru I-VI
3. 19631108184092004 IV a Agama
Kristen
Emi Sulaemi, S.Pd Pembina Guru Kelas III A
4. 196407231986032004 Tk I, IV/b
Sungadi, S.Pd Pembina Guru Kelas VI A
5. 196605152016061001 Muda,
III/a
Tunggal Riyanto, S.Pd Penata Guru Kelas VI B
6. 196702172016061001 Muda,
51

III/a
Lestari,S.Pd. MM Penata Guru Kelas IC
7. 197509201996112001 Muda Tk
I, III/b
Dewi Harmini, M.Pd Penata Guru IV - VI
8. 197411182016102001 Muda, Agama
III/a Islam
Lia Emilia, M.Pd Penata Guru Kelas III B
9. 19730216201708001 Muda,
III/a
Diah Sulistyowati Penata Guru Kelas VA
10. 198206112008012018 Muda,
III/a
Maita Hastuti, S.Pd Penata Guru Kelas IA
11. 198508282019023014 Muda,
III/a
Ida Royani, S.Pd Penata Guru Kelas IV A
12.
199406092020122020 Muda III/a
Ahmad Damanhuri S, - Guru I – III
13. M.Pd.I Agama
009773 Islam
Fani Lastianti T, M.Pd - Guru Kelas IV B
14.
021577
Anna Pramyta. S.Pd - Guru Kelas IB
15.
009777
Norma Puji Lestari, S.Pd - Guru Kelas II B
16.
25382
I – VI
Pradana, - Guru
17. Zaki Musyaffa
S.Pd Olahraga
18. - Guru Kelas II A
Fitri Sari Rizqi, S.Pd
- Tenaga -
Handika Farisan
19. Administras
i
20. - Penjaga -
Saku
52

Sekolah
- Penjaga -
21. Marcus Henricus K
Sekolah

5) Data Siswa SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur

Tabel 4. 2 Data Siswa SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur


Tingkat Banyak Siswa
No.
Kelas Kelas L P Jumlah
1. I 3 34 62 96
2. II 2 25 39 64
3. III 2 31 33 64
4. IV 2 24 40 64
5. V 2 30 34 64
6. VI 2 27 35 62
Jumlah 13 171 243 414

6) Sarana dan Prasarana


Untuk meningkatkan kenyamanan peserta didik sekolah SDN Kalisari
02 Pagi Kota Jakarta Timur berupaya melengkapinya dengan berbagai
macam sarana dan prasarana yang dapat dikatakan cukup lengkap untuk
memfasilitasi proses pembelajaran, adapun sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah ini antara lain :

Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta


Timur
No. Sarana Jumlah Prasarana
1. Ruang Kelas 13 Tempat Sampah
2. Ruang Guru 1 Mukenah
3. Ruang Kepala Sekolah 1 Matras
4. Ruang LAB 2 lat Alat Peraga
5. Ruang UKS 1 Alat Olahraga
6. Ruang Pramuka 1 Wastafel
7. Ruang Keskretariatan 1 Komputer
8. Ruang Komite 1 Proyektor
9. Rumah Dinas Penjaga Sekolah 1 Alat Tulis Kantor
53

10. P Perpustakaan 1 Lapangan


11. Kamar Mandi Siswa Lk 4 Lahan Parkir
12. Kamar Mandi Siswa Pr 4 Taman
13. Kamar Mandi Guru 4
14. Dapur 1
15. Musholla 1
16. Ruang TU 1

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah data mengenai kreativitas siswa
pada mata pelajaran IPS dam dibantu oleh guru kelas V B Ibu Tunjung Dyah Girindra,
S.Pd dengan menggunakan model pembelajaran project based learning. Berikut adalah
pelaksanaan tindakan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas V B SDN Kalisari
02 Pagi Kota Jakarta Timur. Kondisi awal dilakukan sebelum siklus I yaitu pada tanggal
14 dan 15 Juli 2022 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V B SDN Kalisari 02
Pagi Kota Jakarta Timur. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti meminta izin
kepada kepala sekolah dan guru kelas V B untuk melakukan wawancara, observasi atau
pengamatan mengenai proses pembelajaran di kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi Kota
Jakarta Timur.
Berdasarkan hasil wawancara, pertemuan tatap muka baru full 100% masuk seperti
biasa ke sekolah dan siswa mengalami kondisi pasca melaksanakan pembelajaran jarak
jauh dikarenakan pandemi Covid-19 dimana siswa masih belum semangat belajar di
sekolah, kurang aktif dan kreatif. Pembelajaran mata pelajaran IPS yang dirasa
cenderung membosankan bagi siswa-siswa dikarenakan guru belum menggunakan
model pembelajaran yang tepat, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian siklus I
dan siklus II dengan menggunakan model project based learning sebagai solusi agar
siswa lebih semangat belajar mata pelajaran IPS.

Tabel 4. 4 Konsep Penelitian Siklus I dan Siklus II

No. Pertemuan Proyek


1. Pertama (Siklus I) Membuat poster produksi
2. Kedua (Siklus I) Membuat poster distribusi
3. Ketiga (Siklus II) Membuat gelang tali
4. Keempat (Siklus II) Mengadakan pasar kelas
54

1. Siklus I

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan pada


tanggal 18 Juli 2022 dan siklus ke II dilakukan pada tanggal 21 Juli 2022.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu : perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahap mempersiapkan segala keperluan
untuk penelitian. Pada tahap ini peneli mempersiapkan beberapa hal, yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga
menyiapkan alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti : LKPD, lembar pengamatan kegiatan guru, lembar
pengamatan kegiatan siswa, soal pre test, post test dan rubrik kreativitas
siswa yang semuanya dapat dilihat pada lampiran.

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)


Tahap pelaksanaan persiapan pada siklus I dilaksanakan dua
pertemuan sesuai dengan RPP (I dan II) yakni pada tanggal 18-19 Juli
2022. Pada penelitian ini peneliti yang bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran menggunakan model project based learning pada materi
kegiatan ekonomi. Kegiatan pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap, yaitu
kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup) .
Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP (terlampir).
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama di siklus I pertama dilakukan padahari Selasa
tanggal 18 Juli 2022 di SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa sebelum
belajar, mengkondisikan kelas, dan guru melakukan apersepsi atau
menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan
dipelajari dengan siswa.
Kemudian guru memberikan ice breaking dan bertanya ―Apakah
anak-anak tahu apa itu kegiatan ekonomi dalam masyarakat (produksi,
distribusi dan konsumsi)? Siswa menjawab dengan pengalamannya
masing-masing. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru
55

juga menjelaskan model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu


model project based learning.
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini guru
meminta siswa untuk mengamati contoh gambar kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi) dan kesenjangan sosial yang
ditunjukkan oleh guru didepan kelas. Guru memberi beberapa
pertanyaan untuk memancing siswa berpikir kreatif untuk
merencanakan proyek, seperti ―Apa saja faktor-faktor yang
menyebabkan dari kesenjangan sosial? Bagaimana cara mengatasi
kesenjangan sosial pada masyarakat? Siswa menjawab beberapa
pertanyaan tersebut. Guru menjelaskan materi yang terdapat pada
buku tematik. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap
kelompok beranggotakan 8 anggota siswa dengan cara berhitung.
Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mengambil alat dan bahan, LKPD serta materi pengayaan dimeja
guru, kemudiam guru menjelaskan cara pembuatan proyek tersebut.
Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan tentang pembuatan
proyek dan saling bertanya jawab mengenai proyek yang akan dibuat.
selama pembuatan proyek berlangsung. Guru menjelaskan kepada
masing-masing kelompok cara membuat proyeknya yakni membuat
proste jualan. Guru sebagai fasilitator membantu siswa jika
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Guru berkeliling
mengawasi masing-masing kelompok saat bekerja, sambil
mengevaluasi proses pembelajaran jika ada siswa yang mengerjakan
aktivitas tidak relevan dengan pembelajaran. Setelah proyek selesai
dibuat, guru memerintahkan masing-masing kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan hasil dari proyek yang telah dibuat. Guru
dan siswa lainnya memperhatikan serta menanggapai dari proyek yang
telah mereka presentasikan.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir (penutup). Pada tahap
ini guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham dan
meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang paham
tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengarahkan
siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut dan
56

menguatkan kembali kesimpulannya. Guru menyampaikan pesan


moral serta menutup pembelajaran dengan berdoa.

2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan pertemuan 2 siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 20 Juli 2022 di SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Tmur.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa sebelum
belajar, mengkondisikan kelas, dan guru melakukan apersepsi atau
menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan
dipelajari dengan siswa. Kemudian guru memberikan ice breaking dan
bertanya ―Apakah anak-anak tahu apa itu kegiatan ekonomi dalam
masyarakat (produksi, distribusi dan konsumsi)? Siswa menjawab
dengan pengalamannya masing-masing. Lalu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, guru juga menjelaskan model pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu model project based learning.
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini guru
meminta siswa untuk mengamati contoh gambar kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi) dan kesenjangan sosial yang
ditunjukkan oleh guru didepan kelas. Guru memberi beberapa
pertanyaan untuk memancing siswa berpikir kreatif untuk
merencanakan proyek, seperti ―Apa saja faktor-faktor yang
menyebabkan dari kesenjangan sosial? Bagaimana cara mengatasi
kesenjangan sosial pada masyarakat? Siswa menjawab beberapa
pertanyaan tersebut. Guru menjelaskan materi yang terdapat pada
buku tematik. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap
kelompok beranggotakan 8 anggota siswa dengan cara berhitung.
Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mengambil alat dan bahan, LKPD serta materi pengayaan dimeja
guru, kemudiam guru menjelaskan cara pembuatan proyek tersebut.
Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan tentang pembuatan
proyek dan saling bertanya jawab mengenai proyek yang akan dibuat.
selama pembuatan proyek berlangsung. Guru menjelaskan cara
membuat proyek yakni membuat poster jualan kepada masing-masing
kelompok. Guru sebagai fasilitator membantu siswa jika mengalami
57

kesulitan dalam proses pembelajaran. Guru berkeliling mengawasi


masing-masing kelompok saat bekerja, sambil mengevaluasi proses
pembelajaran jika ada siswa yang mengerjakan aktivitas tidak relevan
dengan pembelajaran. Setelah proyek selesai dibuat, guru
memerintahkan masing-masing kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari proyek yang telah dibuat. Guru dan
siswa lainnya memperhatikan serta menanggapai dari proyek yang
telah mereka presentasikan.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir (penutup). Pada tahap
ini guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham dan
meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang paham
tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengarahkan
siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut dan
menguatkan kembali kesimpulannya. Guru menyampaikan pesan
moral dan memberi informasi untuk pertemuan selanjutnya serta
menutup pembelajaran dengan berdoa.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)


Observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran siklus I
berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas
siswa berdasarkan pengamatan observer, serta tingkat kreativitas siswa
selanjutnya.

1) Aktivitas Guru Pada Siklus I dalam Model Project Based Learning


Pengamatan terhadap aktivitas guru dengan menggunakan instrumen
berupa lembar observasi yang dilakukan oleh seorang guru yang merupakan
wali kelas V B yaitu ibu Tunjung Dyah Girindra, S.Pd. Data hasil aktivitas
guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengelola


Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Project Based Learning
Siklus I

Jumlah Skor P1 P2
58

61 65
Jumlah Skor Maksimal 85 85
Presentase 71,76% 76,47%
Skor Terendah 3 3
Skor Tertinggi 4 5
Kategori Baik Baik

Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap


aktivitas guru, jumlah skor nilai keseluruhan yang mencakup kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir pada pertemuan I diperoleh skor 61 dengan
nilai persentase 71,76% dan pada pertemuan II diperoleh skor 65 demikian nilai
persentase adalah 76,47%. Berarti taraf keberhasilan aktivitas guru berdasarkan
observasi pengamatan termasuk ke dalam kategori baik, namun masih ada
beberapa aktivitas yang harus ditingkatkan khususnya pada aktivitas guru dalam
mengarahkan siswa untuk memastikan agar proyek dapat dikerjakan, aktivitas
guru dalam melakukan pengawasan siswa, dan aktivitas guru dalam penerapan
model project based learning akan ditingkatkan lagi pada saat siklus
selanjutnya.

2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Model Project Based Learning


Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa menggunakan
instrumen yang berupa lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas siswa diamati
oleh peneliti sendiri. Hasil observasi siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

P1 P2
Jumlah Skor 56 62
Jumlah Skor Maksimal 80 80
59

Tabel 4. 6Presentase
Lembar Observasi Aktivitas70% 77,5%
Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Skor Terendah 2 3
Skor Tertinggi 4 4
Kategori Baik Baik

Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Berdasarkan data observasi pada tabel 4.5 yang merupakan hasil pengamatan
aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 56 dengan
persentase 70% dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 62 dengan
persentase 77, 5%. Taraf keberhasilan aktivitas siswa berdasarkan pengamatan
termasuk kedalam kategori baik, namun terlihat siswa masih kurang dalam
berbagai hal diantaranya siswa siswa masih kurang dalam membuat proyek
bersama kelompok dengan memahami konsep yang terkait, dan tidak hanya itu
dalam berdiskusi siswa juga masih kurang.

3) Pengamatan Kreativitas Siswa dengan Menggunakan Model Project Based


Learning
Pengamatan kreativitas siswa dalam Tema Udara Bersih bagi Kesehatan
dengan menggunakan model project based learning dilakukan dengan
menggunakan rubrik kreativitas siswa. Rubrik tersebut digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas siswa selama proses pembelajaran
pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I Tingkat Kreativitas Siswa Pada


Tema Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning

Aspek yang Diamati Jumlah Katego


Subjek %
Kelancaran Keluwesan Keaslian Elaborasi P1 ri

Akmal 3 3 3 3 12 75 K
Andika 3 3 2 2 10 62,5 CK
60

Annisa 3 4 3 3 13 81,25 K
Aufaa 4 4 3 3 14 87,5 K
Aura 3 3 3 3 12 75 K
Avrilia 3 3 3 2 11 68,75 CK
Azkadina 4 3 3 3 13 81,25 K
Azzam 3 3 2 2 10 62,5 CK
Dhesta 3 3 4 3 13 81,25 K
Elnino 3 3 3 3 12 75 K
Erselyn 4 3 3 3 13 81,25 K
Fathiya 3 4 4 3 14 87,5 K
Haura 3 3 3 2 11 68,75 CK
Karenina 4 3 3 3 13 81,25 K
Kenisha 3 3 3 3 12 75 K
Keyla 4 3 3 3 13 81,25 K
Marcel 3 3 2 2 10 62,5 CK
Maria 3 3 3 3 12 75 K
AlFahrizy 3 3 3 3 12 75 K
Shidiq 3 3 3 3 12 75 K
Alvino 3 3 3 3 12 75 K
Revan 3 3 2 2 10 62,5 CK
Haikal 3 3 3 3 12 75 K
Irsyad 3 3 3 2 11 68,75 CK
Akbar 3 3 3 2 11 68,75 CK
Isna 4 3 3 4 14 87,5 K
Rafania 3 3 3 3 12 75 K
Shafa 4 3 3 3 13 81,25 K
Gibran 3 3 3 2 11 68,75 CK
Zalfa 3 3 3 4 13 81,25 K
Azka 3 3 2 2 10 62,5 CK
Aisyah 3 3 3 3 12 75 K
Jumlah 105 98 98 100 - - -
Persentase 82,03% 76,56% 76,56% 78,12% - - -
Kreativitas klasikal 68,75%
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022
61

Tabel 4. 8 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II Tingkat Kreativitas Siswa Pada


Tema Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning

Aspek yang diamati Kat


Subjek Kelancaran Keluwesan Keaslian Elaborasi Jumlah % egor
i
S1 3 3 3 3 12 75 K
S2 3 3 2 2 10 62,5 CK
S3 3 4 3 3 13 81,25 K
S4 4 4 3 3 14 87,5 K
S5 3 3 3 3 12 75 K
S6 3 3 3 2 11 68,75 CK
S7 4 3 3 3 13 81,25 K
S8 3 3 2 2 10 62,5 CK
S9 3 3 4 3 13 81,25 K
S10 3 3 3 3 12 75 K
S11 4 3 3 3 13 81,25 K
S12 3 4 4 3 14 87,5 K
S13 3 3 3 2 11 68,75 CK
S14 4 3 3 3 13 81,25 K
S15 3 3 3 3 12 75 K
S16 4 3 3 3 13 81,25 K
S17 3 3 2 2 10 62,5 CK
S18 3 3 3 3 12 75 K
S19 3 3 3 3 12 75 K
S20 3 3 3 3 12 75 K
S21 3 3 3 3 12 75 K
S22 3 3 2 2 10 62,5 CK
S23 3 3 3 3 12 75 K
S24 3 3 3 3 12 75 K
S25 3 3 3 2 11 68,75 CK
S26 4 3 3 4 14 87,5 K
S27 3 3 3 3 12 75 K
S28 4 3 3 3 13 81,25 K
S29 3 3 3 2 11 68,75 CK
S30 3 3 3 4 13 81,25 K
S31 3 3 2 2 10 62,5 CK
S32 3 3 3 3 12 75 K
Jumlah 105 98 99 102 - - -
Persentase 82,03% 76,56% 77,34% 79,68% - - -
Kreativitas Klasikal 71,87%
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Untuk mengetahui nilai kreativitas siswa yaitu dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai = × 100
62

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh


siswa untuk memperoleh nilai rata-rata. Adapun analisis nilai rata-rata secara
klasikal yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian dibagi
jumlah siswa dalam kelas tersebut sehingga memperoleh nilai rata-rata. Tingkat
kreativitas siswa secara klasikal dapat diketahui dengan rumus :

Kreativitas klasikal = × 100

Kreativitas klasikal pertemuan I = × 100 = 68,75

Kreativitas klasikal pertemuan II = × 100 = 71,87

Kategori tingkat kemampuan kreativitas siswa:


90-100 : Sangat Kreatif
75-89 : Kreatif
60-74 : Cukup Kreatif
45-59 : Kurang Kreatif
≤ 45 : Sangat Kurang Kreatif

Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tingkat kreativitas
siswa dapat diketahui melalui jumlah siswa yang mampu mencapai kategori kreatif
sebanyak 22 siswa pada pertemuan pertama dengan rata-rata persentase 65,75%
dan 23 siswa pada pertemuan kedua dengan nilai rata-rata 71,87%, dan siswa yang
memperoleh kategori cukup kreatif sebanyak 9 siswa dipertemuan kedua, maka
dapat dikatakan bahwa tingkat kreativitas siswa masih dalam kategori cukup
kreatif. Kategori tingkat kreativitas siswa dikatakan tuntas dalam kemampuan
kreativitasnya apabila memperoleh nilai ≥75 (dalam kategori kreatif dan sangat
kreatif). Dengan demikian dapat dikatakan pencapaian model project based
learning pada siklus I kreativitas siswa belum meningkat.
Pada siklus I dipertemuan pertama dan kedua, indikator kreativitas yang
mendapatkan skor tertinggi yakni pada kelancaran dengan skor persentase 82,03%,
ini dikarenakan siswa aktif menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
63

guru.
4) Refleksi Siklus I
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan melihat kembali pada tiap siklus
untuk menyempurnakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi
pengamat pada siklus I maka yang harus direvisi adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Hasil Temuan dan Revisi Selama Pembelajaran Siklus I
No. Refleksi Hasil Temuan Revisi
1. Aktivitas Guru Kemampuan guru dalam Guru akan mengarahkan
mengarahkan siswa untuk siswa untuk memastikan
memastikan agar proyek agar proyek dapat
dapat dikerjakan dikerjakan dengan alat dan
berdasarkan ketersediaan bahan yang lengkap.
bahan dan sumber belajar
yang ada.
Kemampuan guru dalam Guru akan mengawasi dan
melakukan pengawasan mengajarkan cara
terhadap pelaksanaan membuat proyek kepada
proyek yang akan dibuat. semua kelompok.
Penerapan model project Guru akan membuat
based learning dalam konsep pembelajaran
proses pembelajaran. dengan model project
based learning yang lebih
menarik agar siswa
antusias.
2. Aktivitas Siswa Siswa mengerjakan Guru lebih mengarahkan
proyek secara optimal dan siswa agar semua siswa
bekerja secara efektif dan mengerjakan proyek secara
efesien dalam kelompok. optimal dan bekerja secara
efektif dan efesien dalam
kelompok.
Siswa mempresentasikan Guru memberi reward bagi
hasil pembuatan proyek siswa dan kelompok yang
yang telah mereka buat. aktif.
3. Kreativitas Hanya 23 siswa yang Pada siklus selanjutnya
64

Siswa mencapai skor kreativitas guru harus mengupayakan


yang diharapkan, sehingga skor kreativitas siswa
dapat dikatakan siswa menjadi lebih baik lagi
tersebut kreatif, dengan menerapkan model
sedangkan 9 siswa lainnya project based learning.
belum mencapai skor
kreativitas yang
ditentukan atau bisa
dikatakan siswa tersebut
belum kreatif.
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Pada tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran masih terdapat beberapa kekurangan yang
berdampak pada nilai kreativitas siswa, baik secara individu dan klasikal dapat
dikatakan belum mampu mencapai nilai yang sesuai dengan nilai kriteria aspek
kreativitas yang telah ditentukan.
2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki kelemahan pada siklus I yang
berdasarkan refleksi dari pengamat. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan
beberapa hal, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III&IV). Selain itu
peneliti juga menyiapkan alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam
pembelajaran yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, seperti RPP,
lembar pengamatan kegiatan guru, lembar pengamatan kegiatan siswa, dan
rubrik kreativitas siswa yang semuanya dapat dilihat pada lampiran.

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)


Tahap pelaksanaan (tindakan) persiapan pada hari Rabu dan Kamis tanggal
20-21 Juli 2022. Pada peneitian ini peneliti yang bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan model project based learning pada materi
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi). Kegiatan pembelajaran
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendahuluan (kegiatan awal). Kegaiatan inti dan
kegaiatan akhir (penutup). Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP terlampir.
65

1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 20 Juli 2022 di SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur. Kegiatan
awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas, dan
guru melakukan apersepsi atau menghubungkan pengetahuan siswa dengan
materi yang akan dipelajari dengan siswa. Guru bertanya ―Apakah anak-anak
tahu apa itu kegiatan ekonomi dalam masyarakat (produksi, distribusi dan
konsumsi)? Siswa menjawab dengan pengalamannya masing-masing.
Kemudian guru membagikan soal post test dengan waktu yang sudah
ditentukan, lalu siswa mengerjakan soal post test tersebut. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga menjelaskan model
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu model Project based learning.
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini siswa melihat
contoh gambar kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi) dan
kesenjangan sosial yang ditunjukkan oleh guru didepan kelas. Guru memberi
beberapa pertanyaan untuk memancing siswa berpikir kreatif untuk
merencanakan proyek, seperti ―Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan
dari kesenjangan sosial? Bagaimana cara mengatasi kesenjangan sosial pada
masyarakat? Siswa menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Guru
menjelaskan materi yang ada dibuku tematik dan materi pengayaan. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 8
anggota siswa dengan cara berhitung 1 sampai 4. Guru meminta perwakilan
masing-masing kelompok untuk mengambil alat dan bahan dimeja guru,
kemudian guru menjelaskan cara pembuatan proyek tersebut. Proyek yang
akan dibuat yakni gelang dari tali prusik. Siswa bersama kelompoknya
mendiskusikan tentang pembuatan proyek dan saling bertanya jawab
mengenai proyek yang akan dibuat. selama pembuatan proyek berlangsung.
Guru juga mencontohtkan cara membuat surat undangan untuk bapak/ibu
guru karena besok kita akan mengadakan pasar kelas. Guru sebagai fasilitator
membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Guru
berkeliling mengawasi masing-masing kelompok saat bekerja, sambil
mengevaluasi proses pembelajaran jika ada siswa yang mengerjakan aktivitas
tidak relevan dengan pembelajaran. Setelah proyek selesai dibuat, guru
66

memerintahkan masing-masing kelompok maju kedepan untuk


mempresentasikan hasil dari proyek yang telah dibuat. Guru dan siswa
lainnya memperhatikan serta menanggapai dari proyek yang telah mereka
presentasikan. Guru memberi informasi bahwa gelang yang dibuat hari ini
akan kita jual dipertemuan berikutnya, kita akan mengadakan pasar kelas.
Perwakilan kelompok membagikan surat undangan yang telah dibuat untuk
semua guru di SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir (penutup). Pada tahap ini
guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham dan meminta
kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang paham tentang materi
yang telah dipelajari. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menarik
kesimpulan dari pembelajaran dan menguatkan kembali kesimpulannya.
Guru menyampaikan pesan moral dan memberi informasi untuk pertemuan
selanjutnya kita akan mebuat pasar kelas dengan kelompoknya masing-
masing, siswa diminta untuk membawa hiasan apapun itu dari rumah untuk
mengadakan pasar kelas. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

2) Pertemua Kedua
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
21 Juli 2022 di SDN Kalasisari 02 Pagi kota Jakarta Timur. Kegiatan awal
yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas, dan
guru melakukan apersepsi atau menghubungkan pengetahuan siswa dengan
materi yang akan dipelajari dengan siswa. Guru bertanya ―Apakah anak-anak
hari ini siap untuk mengadakan pasar kelas? Siswa menjawab dengan
pengalamannya masing-masing. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, guru juga menjelaskan model pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu model Project based learning.
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini guru
memerintahkan siswa untuk bergabung dengan kelompoknya lalu menghias
meja masing-masing kelompoknya semenarik mungkin untuk mengadakan
pasar kelas. Setelah pasar kelas sudah siap untuk dikunjungi pembeli,
masing-masing anggota kelompok menarik perhatian pembeli. Guru
67

berkeliling mengawasi masing-masing kelompok. Kemudian setelah


beberapa dagangan terjual, pasar kelas ditutup dan guru bersama siswa
melakukan evaluasi.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir (penutup). Pada tahap ini
guru menanyakan kepada siswa bagaimana perasaan dan tanggapannya
setelah mengadakan pasar kelas? Kemudian guru mengarahkan siswa untuk
menarik kesimpulan dari pembelajaran dan menguatkan kembali
kesimpulannya. Guru menyampaikan pesan moral dan mengumumkan
kelompok terbaik untuk diberikan reward, mengucapkan terima kasih atas
antusias semua siswa serta menutup pembelajaran dengan berdoa.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)


Observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran siklus II
berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa
berdasarkan pengamatan observer, serta tingkat kreativitas siswa selanjutnya.

1) Aktivitas Guru Pada Siklus II dalam Model Project Based Learning

Pengamatan terhadap aktivitas guru dengan menggunakan instrumen


berupa lembar observasi yang dilakukan oleh seorang guru yang merupakan
wali kelas V B yaitu ibu Tunjung Dyah Girindra, S.Pd. Data hasil aktivitas
guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 10 Lembar Aktivitas Guru Dalam Mengelola


Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Project Based
Learning

P1 P2
Jumlah Skor 78 83
Jumlah Skor Maksimal 85 85
Presentase 91,76% 97,64%
Skor Terendah 4 4
Skor Tertinggi 5 5
Kategori Baik sekali Baik sekali

Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022


68

Berdasarkan hasil pengamatan diatas diperoleh nilai persentase 91,76% pada


pertemuan kedua dan 97,64% pada pertemuan kedua dengan kategori baik sekali.
Pada siklus II sudah ada perubahan dari sebelumnya dimana sekarang aspek
penilaiannya dengan kategori baik sekali. Maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model
project based learning pada materi kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
konsumsi) terpenuhi/tercapai dengan target yang diinginkan sesuai dengan
langkah-langkah yang ada di RPP.

2) Observasi Aktivitas Siswa dalam Model Project Based Learning


Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
menggunakan instrumen yang berupa lembar observasi aktivitas siswa.
Aktivitas siswa diamati oleh peneliti sendiri. Hasil observasi siswa siklus II
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I

P1 P2
Jumlah Skor 67 78
Jumlah Skor Maksimal 80 80
Presentase 83,75% 97,5%
Skor Terendah 4 4
Skor Tertinggi 5 5
Kategori Baik sekali Baik sekali

Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022


Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa hasil persentase yang diperoleh
83,75% pada pertemuan pertama dan 97,5% pada pertemuan kedua dengan
kategori baik sekali. Dengan banyak diperoleh baik sekali di setiap siklusnya maka
dapat dikatakan penerapan project based learning dapat meningkatkan semangat
belajar siswa.

3) Pengamatan Kreativitas Siswa dengan Menggunakan Model Project Based


Learning
69

Pengamatan kreativitas siswa dalam Tema Udara Bersih bagi Kesehatan dengan
menggunakan model project based learning dilakukan dengan menggunakan rubrik
kreativitas siswa. Rubrik tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kreativitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4. 12 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I Tingkat Kreativitas Siswa Pada


Tema Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning
Aspek yang Diamati Kate
Subjek Jumlah %
Keluwesan Kelancaran Keaslian Elaborasi gori
Akmal 3 3 3 3 12 75 K
Andika 3 3 3 3 12 75 K
Annisa 3 4 3 3 13 81,25 K
Aufaa 4 3 3 4 14 87,5 K
Aura 3 3 3 3 12 75 K
Avrilia 3 3 3 3 12 75 K
Azkadina 4 3 3 3 13 81,25 K
Azzam 3 3 3 2 11 68,5 CK
Dhesta 3 3 4 3 13 81,25 K
Elnino 3 3 3 3 12 75 K
Erselyn 4 3 3 3 13 81,25 K
Fathiya 3 4 4 3 14 87,5 K
Haura 3 3 3 3 12 75 K
Karenina 4 3 3 4 14 87,5 K
Kenisha 3 3 3 3 12 75 K
Keyla 4 3 3 3 13 81,25 K
Marcel 3 3 2 2 10 62,5 CK
Maria 3 3 3 3 12 75 K
AlFahrizy 3 3 3 2 11 68,5 CK
Shidiq 3 3 3 4 13 81,25 K
Alvino 3 3 3 4 13 81,25 K
Revan 3 3 3 3 12 75 K
Haikal 3 3 3 3 12 75 K
70

Irsyad 4 3 4 3 14 87,5 K
Akbar 3 3 3 3 12 75 K
Isna 4 3 3 4 14 87,5 K
Rafania 3 3 3 3 12 75 K
Shafa 4 3 3 4 14 87,5 K
Gibran 3 3 3 3 12 75 K
Zalfa 4 3 3 4 14 87,5 K
Azka 3 3 3 3 12 75 K
Aisyah 3 3 3 3 12 75 K
Jumlah 105 98 98 100 - - -
Persentase 82,03% 76,56% 76,56% 78,125% - -
Kreativitas Klasikal 90,62%

Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Tabel 4. 13 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II Tingkat Kreativitas Siswa Pada


Tema Udara Bersih bagi Kesehatan dengan Model Project Based Learning
Aspek yang diamati Kat
Subjek Jumlah % egor
Kelancaran Keluwesan Keaslian Elaborasi
i
S1 3 3 3 3 12 75 K
S2 3 3 3 3 12 75 K
S3 3 4 3 3 13 81,25 K
S4 4 3 3 4 14 87,5 K
S5 3 3 3 3 12 75 K
S6 3 3 3 3 12 75 K
S7 4 3 3 3 13 81,25 K
S8 3 3 3 2 11 68,5 CK
S9 3 3 4 3 13 81,25 K
S10 3 3 3 3 12 75 K
S11 4 3 3 3 13 81,25 K
S12 3 4 4 3 14 87,5 K
S13 3 3 3 3 12 75 K
S14 4 3 3 4 14 87,5 K
S15 3 3 3 3 12 75 K
S16 4 3 3 3 13 81,25 K
S17 3 3 2 2 10 62,5 CK
S18 3 3 3 3 12 75 K
S19 3 3 3 3 12 75 K
S20 3 3 3 4 13 81,25 K
71

S21 3 3 3 4 13 81,25 K
S22 3 3 3 3 12 75 K
S23 3 3 3 3 12 75 K
S24 4 3 4 4 15 93,75 SK
S25 3 3 3 3 12 75 K
S26 4 3 4 4 15 93,75 SK
S27 3 3 3 3 12 75 K
S28 4 3 3 4 14 87,5 K
S29 3 3 3 3 12 75 K
S30 4 3 3 4 14 87,5 K
S31 3 3 3 3 12 75 K
S32 3 3 3 3 12 75 K
Jumlah 105 98 99 102 - - -
Persentase 82,03% 76,56% 77,34% 79,68% - - -
Kreativitas Klasikal 93,75%
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Untuk mengetahui nilai kreativitas siswa yaitu dengan menggunakan rumus berikut :

Nilai = × 100

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh


siswa untuk memperoleh nilai rata-rata. Adapun analisis nilai rata-rata secara
klasikal yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian dibagi
jumlah siswa dalam kelas tersebut sehingga memperoleh nilai rata-rata. Tingkat
kreativitas siswa secara klasikal dapat diketahui dengan rumus :

Kreativitas klasikal = × 100

Kreativitas klasikal pertemuan I = × 100 = 90,62

Kreativitas klasikal pertemuan II = × 100 = 93,75

Kategori tingkat kemampuan kreativitas siswa:


90-100 : Sangat Kreatif
75-89 : Kreatif
60-74 : Cukup Kreatif
45-59 : Kurang Kreatif
72

≤ 45 : Sangat Kurang Kreatif

Berdasarkan tabel 4.12 dan 4.13 Menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa
pada siklus II meningkat, hal demikian dapat diketahui melalui jumlah siswa yang
mencapai kategori sangat kreatif sebanyak 2 siswa pada pertemuan kedua dengan
nilai 93,75, kategori kreatif sebanyak 28 siswa dengan nilai rata-rata 8,75 dan
siswa yang memperoleh kategori cukup kreatif sebanyak 2 siswa dengan nilai rata-
rata 6,25. Sedangkan tingkat kreativitas siswa secara klasikal juga mengalami
peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata 93,75, maka dapat dikatakan
bahwa tingkat kreativitas siswa sudah dalam kategori sangat kreatif. Kategori siswa
dikatakan tuntas dalam kemampuan kreativitas apabila memperoleh nilai ≥ 75
(dalam kategori kreatif dan sangat kreatif). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tingkat kreativitas siswa melalui penggunaan model project based learning
untuk siswa kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur dapat
meningkatkan kreativitas belajar secara klasikal.
Pada siklus II dipertemuan pertama dan kedua, indikator kreativitas yang
mendapatkan skor tertinggi yakni pada kelancaran dengan skor persentase 82,03%,
ini dikarenakan siswa aktif menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
guru.

4) Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pengamat pada siklus II maka yang harus direvisi
adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 14 Hasil Temuan dan Revisi Selama Pembelajaran Siklus II


No. Refleksi Hasil Temuan Revisi
1. Aktivitas Guru Guru sudah mampu Guru harus
mengelola pembelajaran mempertahankan
dan waktu dengan baik kemampuan dalam
sehingga pembelajaran mengelola pembelajaran
berjalan dengan aman dan dan waktu.
tertib.
2. Aktivitas Siswa Siswa sudah mampu Guru mengarahkan siswa
mengerjakan proyek dan untuk mempertahankan
sudah berani dalam dan mengembangkan lagi
73

mempresentasikan dan kemampuan yang sudah


menyimpulkan hasil ada.
pembelajarannya, karena
termotivasi dan mendapat
reward dari guru.
3. Kreativitas Siswa sudah mampu Untuk dua orang siswa
Siswa mengembangkan ide-ide yang kreativitasnya belum
kreatifnya dalam membuat berada dalam kategori
proyek dan mengadakan kreatif, guru perlu
pasar kelas. memberi bimbingan
kepada siswa tersebut, baik
pada jam sekolah maupun
diluar jam sekolah.
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Kalisari 02 Pagi 2022

Pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa kemampuan aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran sudah dalam kategori sangat baik, tidak hanya itu aspek
aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Upaya ini didukung oleh bagaimana
cara guru mengelola proses pembelajaran hingga berdampak baik pada siswa dan
juga meningkatkan kreativitas belajar siswa menjadi lebih meningkat. Dengan
penerapan model project based learning siswa menjadi lebih aktif dan
mengerjakan tugas lebih kreatif, serta proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Sesuai keseluruhan penelitian ini sudah dengan yang diharapkan
maka oleh itu, penelitian pada siklus selanjutnya diberhentikan.

3. Interpretasi Hasil Analisis Data


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas
(PTK). Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dalam dua siklus, setiap
siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan siklus pertama, apabila
sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan
pada siklus pertama, maka peneliti harus menyiapkan segala perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk siklus selanjutnya sehingga proses
pembelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan.
74

a. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran


Pembelajaran terhadap aktivitas guru dalam mengajar dengan penggunaan
model project based learning untuk meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran IPS kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta Timur dilakukan
dalam dua siklus. Siklus pertama pada tanggal 18-19 Junli 2022, siklus kedua
dilaksanakan pada tanggal 21-22 Juli. Pada penelitian ini yang menjadi
pengamat pada aktivitas guru adalah Ibu Tunjung Dyah Girindra, S.Pd sebagai
wali kelas V B.
Adapun hasil dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru selama dua
siklus sudah menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari bagan
dibawah ini:

AKTIVITAS GURU

97.64
76.47

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 4. 1 Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru

Dari gambar diagram diatas disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran dengan penerapan model project based learning pada tema lingkungan
sahabat kita dalam kategori baik sekali. Hal ini disebabkan karenan aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran pada kegiatan awal, inti, dan penutup sudah
terlaksana sesuai dengan langkah-langkah model project based learning dan sesuai
dengan rencana yang telah disusun pada RPP I samapai RPP IV.

b. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran dengan Penerapan Model


Project Based Learning
Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk setiap siklusnya.
75

Peningkatan ini diukur berdasarkan nilai data yang diperoleh dari masing-
masing siklus. Adapun peneingkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya dapat
dilihat pada diagram berikut:

AKTIVITAS SISWA

97.5
77.5

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 4. 2 Diagram Persentase Aktvitas Belajar Siswa

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran


penerapan model project based learning pada tema udara besih bagi kesehatan
dalam kategori baik sekali. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas siswa
dalam melaksanakan pembelajaran pada kegiatan awal, inti dan penutup sudah
terlaksana sesuai dengan langkah-langkah model project based learning dan
sesuai dengan rencana yang telah disusun pada RPP 1 sampai RPP IV.

c. Kreativitas Siswa dengan Penerapan Model Project Based Learning


Setiap siswa dikatakan kreatif jika jumlah skor yang diperolehnya minimal
mencapai skor 12 dengan nilai 75, kreativitas siswa diukur menggunakan hasil
proyek membuat poster, gelang dari tali dan membuat pasar kelas. Hal ini
dilakukan pada setiap siklusnya, sehingga tingkat kreativitas siswa meningkat
sesuai yang diharapkan. Maka dari itu penelitian dilakukan sebanyak II siklus,
dengan demikian untuk mengetahui tingkat kreativitas pada setiap siklus dapat
dilihat pada diagram berikut:

TINGKAT KREATIVITAS SISWA


76

Gambar 4. 3 Diagram Persentase Tingkat Kreativitas Siswa

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa


secara klasikal melalui model project based learning dengan tema udara bersih
bagi kesehatan diterapkan di kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi kota Jakarta
Timur mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, dari siklus I dengan nilai
71,87 dalam kategori cukup kreatif, kemudian mengalami peningkatan pada
siklus II dengan nilai 93,75 dalam kategori sangat kreatif. Dari penjelasan
tersebut jelas bahwa penerapan model project based learning mampu
meningkatkan kreativitas belajar siswa di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta
Timur.

C. Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SDN Kalisari 02 Pagi
Jakarta Timur, dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran project
based learning yang dilaksanakan dengan empat kali pertemuan dalam dua siklus.
Pada penelitian ini peneliti juga berhasil meningkatkan kreativitas siswa pada
materi kegiatan ekonomi. Siswa mampu berada dalam kategori kreatif dan sangat
kreatif.
Serangkaian proses kegiatan pembelajaran dengan sintaks pembelajaran
menggunakan model project based learning memberikan peningkatan terhadap
kreativitas siswa dikarenakan model ini merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang melibatkan siswa secara aktif dalam membangun pengetahuan,
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui serangkaian proses yang
membantu siswa memahami apa yang mereka pelajari melalui perbuatan serta
memfasilitasi siswa mewujudkan ide-ide dan gagasan-gagasan melalui produk
77

proses kreatif dan bermakna, seperti yang dikemukakan oleh Slameto 80.
Berdasarkan ketercapaian pembelajaran menggunakan model project based
learning memberikan peningkatan terhadap kreativitas hal ini dibuktikan bahwa
aspek kreativitas terlihat pada saat pembelajaran sebagai berikut :
Tahap pertama (Essensial Question) Sebelum memulai kegiatan project based
learning hal yang harus dilakukan adalah membentuk kelompok siswa. Kelompok
dibagi menjadi 4 kelompok, guru memberikan topik yang akan dikaji, tujuan
pembelajaran, motivasi dan kompetensi yang akan dicapai. Siswa diberikan suatu
pertanyaan essensial yang dapat memancing siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa dengan semangat menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.
Hampir semua siswa ingin mengangkat tangan untuk menjawab, guru memberikan
beberapa pertanyaan yang penting yang dapat memancing siswa. Dalam kegiatan
tahap ini kemampuan siswa mulai nampak pada indikator kreativitas yaitu
kelancaran dan keluwesan, pada indikoator kelancaran terlihat pada saat siswa
dengan lancar menggungkap jawaban mengenai pertanyaan yang diajukan oleh
guru mengenai kegiatan ekonomi. Sedangkan pada indikator keluwesan terlihat
siswa memberikan suatu gagasan yang berbeda dari temen yang lainnya dalam
menjawab suatu pertanyaan dari guru. Penelitian ini senada dengan 81, menyatakan
pada tahap guru mengajukan pertanyaan penting kemampuan kreativitas siswa
mulai tampak pada aspek berpikir lancar dan berpikir luwes. Setelah menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, siswa melihat gambar yang ditunjukkan oleh guru
didepan kelas. Guru menunjukkan beberapa contoh gambar kegiatan ekonomi dan
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Siswa melakukan kegiatan melihat dan
mengamati gambar dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya masing-masing.
Guru memberikan suatu penugasan kepada siswa untuk membuat suatu proyek
poster kegiatan ekonomi bagian produksi apa saja. Kemampuan kreativitas mulai
nampak lagi pada indikator keaslian dan elaborasi. Aspek elaborasi terlihat ketika
kegiatan diskusi, siswa secara berkolaborasi bersama teman kelompok untuk
mengidentifikasi secara mendetail jenis-jenis usaha yang ingin dipromosikan
melalui poster sehingga dapat meningkat kemampuan elaborasi sedangkan
kemampuan kreativitas siswa pada indikator keaslian terlihat pada siswa

80
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).
81
Munandar, ―Inisiatif Dan Kreativitas Anak.‖
78

menafsirkan dan memikirkan dengan cara apa mengurangi kesenjangan sosial,


salah satunya dengan berjualan agar dapat memperbaiki perekonomian di
masayarakat, kemudian membuat poster promosi jualan yang dapat dibuat suatu
produk yang baru dan unik dari teman kelompok lainnya sehingga kemampuan
82
keaslian dapat mulai tampak. Hal ini sesuai dengan peneleitian , bahwa
pembelajaran berbasis proyek membuat siswa dapat menemukan hal-hal baru yang
menjadikan siswa lebih kreatif.
83
Tahap kedua yaitu perencanaan proyek. Menurut Sani , guru didalam
kegiatan perencanaan perlu mengarahkan siswa untuk memilih aktivitas yang
sesuai dan memastikan agar proyek dapat dikerjakan berdasarkan ketersedian
bahan dan sumber pelajaran yang ada. Dengan adanya kegiatan penjadwalan akan
meningkatkan kebiasan siswa dalam menghargai waktu, dan bukan hanya itu saja
semua indikator dalam tahap ini mulai tampak semua, kelancaran, keluwesan, dan
keaslian. Keluwesan (flexibility) terlihat saat siswa memberikan suatu gagasan
mengenai perencanaan suatu produk poster promosi jualan untuk penyelesaian
masalah kesenjangan sosial dalam masyarakat, elaborasi terlihat nampak saat siswa
bekerja secara kolaboratif untuk menghasilkan perencanaan produk secara
mendetail siswa, keaslian (originalitas) terlihat saat siswa memberikan suatu ide-
ide dengan merencanakan suatu produk yang baru dan unik sebagai solusi
kesenjangan sosial dalam masyarakat sedangkan kelancaran (fluency) terlihat saat
siswa dengan lancar memaparkan gagasan mengenai perencanaan produk yang
84
telah dibuat bersama teman kelompoknya. Penelitian ini juga senada dengan ,
menyatakan pada perencanaan pembuatan produk kemampuan kreativitas siswa
85
mulai tampak pada semua aspek kreativitas. Hal ini sejalan dengan penelitian
bahwa pada saat siswa merencanakan desain proyek dan melakukan penelitian
maka kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan.
Tahap ketiga,yaitu penjadwalan proyek (Create Schedule) Tahapan penjadwal
ini siswa akan dilatih untuk disipilin dan bertanggung jawab serta menggunakan
waktu sebaik mungkin atas kesepatan yang telah dibuat bersama guru untuk

82
Lubis, ―Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Model Project Based Learning.‖
83
Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
84
Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini.
85
Natty, Kristin, and Anugraheni, ―Peningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Project Based Learning Di Sekolah Dasar.‖
79

kegiatan monitoring dan tugas yang harus dikumpulkan pada waktu yang telah
ditetapkan, siswa harus menggunakan waktu sebaik mungkin untuk menyesaikan
86
proyek. Hal ini sesuai dengan , siswa akan memiliki kemampuan kreatif ketika
dihadapkan pada berbagai keterampilan dan kompetensi seperti kolaborasi,
perencanaan proyek, pengambilan keputusan dan manajemen waktu melalui
pembelajaran proyek.
Tahap keempat yaitu pemantauan (Monitoring Project) kegiatan monitoring
guru sebagai fasilitator, memberikan semangat kepada siswa dan memberikan
arahan agar proyek dapat dikerjakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat
serta menyelesaikan proyek dengan tepat waktu. Pada saat monitoring guru
meminta siswa untuk mengisi LKPD pada setiap kelompok pada tahapan
pelaksanaan. Guru memeriksa semua kemajuan proyek pada setiap kelompok dan
memberikan penilaian pada tahapan pelaksanaan proyek. Dalam tahapan ini
terlihat kemampuan siswa pada aspek elaborasi, yaitu siswa melakukan kegiatan
secara kolaborasi untuk menciptakan suatu produk secara mendetail dan menarik
dari proyek pembuatan poster sebagai solusi permasalahan kesenjangan sosial.
Tahap lima, yaitu penilaian (Asses the Outcome) pada kegiatan penilaian
produk semua aspek kreativitas terlihat lagi, yaitu aspek kelancaran terlihat siswa
dengan lancar menyampaikan hasil presentasi produk dan memberikan pertanyaan
terkait produk yang ditampilkan, aspek berpikir flexibility terlihat ketika siswa
memberikan pemikiran yang berbeda-beda mengenai solusi mengatasi
permasalahan dari produk yang dibuatnya, aspek originalitas terlihat saat siswa
mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan hasil proyek mereka dan aspek
berpikir elaborasi yaitu siswa dapat memperinci dan mengembangkan hasil
pengamatan yang mereka dapat untuk menemukan solusi penyelesaian masalah
87
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Penelitian ini juga senada dengan ,
menyatakan pada tahapan kelima asses the aoutcome kemampuan kreativitas siswa
tampak pada semua aspek kreativitas. Setelah dirasa selesai dalam pembuatan
proyek siswa mempresentasikan hasil dari yang telah dibuat serta menjelaskan
secara detail kepada teman-teman sambil melakukan tanya jawab hal ini

86
Titu, ―Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada
Materi Konsep Masalah Ekonomi.‖
87
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
80

merupakan tahapan ke lima yaitu menguji hasil.

Tahap enam yaitu Mengevaluasi Pembelajaran (Evaluate the Experience) dan


pameran (product exhibition). Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama. Guru
memberikan reward bagi siswa yang aktif yaitu berupa tepuk tangan dan makanan
ringan hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi guru terhadap siswa. Selain
reward guru juga memberikan punisment bagi siswa yang tidak tertib yaitu diminta
maju kedepan dan menjelaskan apa yang sudah dijelaskan oleh temannya pada saat
presentasi. Setelah selesai mempresentasikan dan diskusi, selanjutnya guru
mengevaluasi proyek setiap kelompok sebagai bahan refleksi, hal ini merupakan
88
tahapan akhir yaitu mengevaluasi pengalaman . Melakukan pameran suatu
89
produk siswa menurut , menampilkan atau memamerkan proyek, tahapan ini
merupakan penghargaan bagi peserta didik dan pihak-pihak yang membantu dalam
mengerjakan proyek, deskripsi dan manfaat dari proyek yang dibuat. Dengan
adanya pameran siswa merasa karya yang telah dibuatnya merasa dihargai
sehingga siswa akan memiliki rasa bahagia dan terdorong untuk selalu berinovasi
kembali. Menurut Trianto , menyatakan bahwa pembelajaran proyek adalah suatu
pembelajaran yang efektif berfokus pada kreativitas berpikir dan pemecahan
masalah dan interaksinya antara peserta didik dengan kawan sebaya mereka untuk
menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru.
Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti dan kolaborator
menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah mencapai target yang
ditetapkan yaitu 70% dari jumlah siswa mengalami peningkatan soal pre test dan
post test dengan memperoleh skor sebesar ≥ 70. Artinya bahwa kreativitas siswa
kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran

88
Ibid.
89
Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
81

project based learning yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam
memberikan model pembelajaran yang bervariatif. Dibuktikan dengan hasil dari
siklus II yaitu tingkat keberhasilan siswa sebesar 93,75%. Adapun siswa yang
belum mencapai tingkat keberhasilan sebanyak 2 orang dalam kategori cukup
kreatif. Setelah peneliti menggali informasi terkait 2 siswa tersebut, dapat
diidentifikasikan bahwa:
1) Siswa pertama memiliki karakter yang unik yakni sulit berkonsentrasi, malas dan
mudah lupa. Sulit berkonsentrasi merupakan masalah belajar yang umum dihadapi
siswa. Ciri-ciri siswa yang tidak berkonsentrasi diantaranya tidak fokus, tampak
melamun, diajak bicara tidak memberi respon dengan tepat. Sikap malas
merupakan cerminan dari kurang adanya motivasi dan mudah lupa merupakan
keadaan pikiran yang tidak lagi dapat mengingat sesuatu yang sebelumnya telah
diketahui. Latar belakang siswa memiliki karakter tersebut yakni karena kedua
orang tua dan keluarga yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing 90.
2) Siswa kedua memiliki karakter yang hiperaktif sehingga ia mudah lelah dalam
kegiatan pembelajaran. Anak yang hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola
perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ditandai dengan sikap tidak
mau diam, tidak bisa konsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau implusif 91

90
Moh. Fatah, Fitriah M. Suud, and Moh. Toriqul Chaer, ―Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Dan Faktor
Penyebabnya Sebuah Kajian Komperehensif Pada Siswa Smk Muhammadiyah Tegal,‖ Psycho Idea 19, no.
1 (2021): 89.
91
Hidayatul Khasanah, Yuli Nurkhasanah, and Agus Riyadi, ―Metode Bimbingan Dan Konseling Islam
Dalam Menanamkan Kedisiplinan Sholat Dhuha Pada Anak Hiperaktif Di Mi Nurul Islam Ngaliyan
Semarang,‖ Jurnal Ilmu Dakwah 36, no. 1 (2017): 1.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan model project based
learning terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan tingkat kreativitas siswa pada tema
lingkungan sahabat kita di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berlangsung dengan penerapan
model project based learning pada tema lingkungan sahabat kita di kelas V B SDN
Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur pada siklus I pertemuan kedua hanya 76,47%
dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II pada pertemuan kedua mengalami
peningkatan mencapai nilai 97,64% dengan kategori baik sekali.
2. Aktivitas siswa yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
penerapan model project based learning pada siklus I pada pertemuan kedua hanya
77,5% dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II pertemuan kedua mengalami
peningkatan mencapai 97,5% dengan kategori baik sekali.
3. Penerapan model project based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
tema udara bersih bagi kesehatan di kelas V B SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta
Timur. Hal ini dapat dilihat dari siklus I memperoleh nilai 71,87% pada pertemuan
kedua dengan kategori cukup kreatif. Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua
mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai 93,75% dengan kategori sangat
kreatif.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai


berikut:
1. Pembelajaran dengan menerapkan model project based learning dapat meningkatkan
aktivitas guru dan siswa, dan tingkat kreativitas siswa pada pembelajaran IPS. Maka
dianjurkan kepada guru untuk mencoba menerapkan model project based learning pada
tema udara bersih bagi kesehatan materi kegiatan ekonomi mikro (produksi, distribusi,
konsumsi) atau materi lainnya yang sesuai dengan model project based learning pada
mata pelajaran IPS atau mata pelajaran lainnya.
2. Pembelajaran dengan menerapkan model project based learning mudah tetapi
membutuhkan waktu yang lebih lama, oleh karena itu kepada guru yang menerapkan
82
83

model project based learning diharapkan dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin,

agar pembelajaran yang direncanakan dengan sebaik mungkin dapat berjalan sesuai
dengan harapan.
3. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penerapan model
project based learning pada konsep-konsep yang lainnya.
84

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa‘dun dan Hadi Sriwiyana. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media, 2010.
Anas, Sujdono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Anggara, Syamfa Agny. ―Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa.‖ Arabi : Journal of Arabic Studies 2, no. 2 (2018): 186.
Aqib & Ahmad Amrullah, Zainal. PTK Penelitian Tindakan Kelas - Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta: ANDI, 2018.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Azis, A M. ―Upaya Meningkatkan Creative Intelegence (Kecerdasan Kreatif) Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Peserta Didik.‖ Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan … 1, no. 3 (2019):
29–40.
Badar, Trianto Ibnu. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Bayanie, Maretha. ―Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Konsep Diri Dengan Sikap Kreatif.‖
Jurnal Pendidikan Usian Dini 7 (2012).
Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media, 2014.
Dewi, Finita. ―PROYEK BUKU DIGITAL: UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN
ABAD 21 CALON GURU SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK.‖ Metodik Didaktik Vol .9 No.2 , Januari 9 (2015).
Fatah, Moh., Fitriah M. Suud, and Moh. Toriqul Chaer. ―Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Dan Faktor
Penyebabnya Sebuah Kajian Komperehensif Pada Siswa Smk Muhammadiyah Tegal.‖
Psycho Idea 19, no. 1 (2021): 89.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendeketan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara, 2016.
Imas dan Sani Berlin, Kurniansih. Teknik Dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kata Peta, 2014.
Intan Talitha, Rahma, and Tiara Cempaka Sari. ―Penerapan Metode Role Playing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di
Indonesia Pada Pembelajaran Ips Kelas V Sdn Cijati.‖ Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP
Subang 1, no. 2 (2016): 231–241.
Isjoni. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta, 2013.
Islam, Zaenul. Penelitian Tindakan Kelas. Majalengka: Pakulaut Copy Center, 2015.
Jamaris, Martini. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Grasindo, 2006.
Khairina. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran PKN Kelas VI Di SD Swasta Pesantren Modern Adnan Kecamatan
Medan Sunggal. Skripsi, 2020.
Khasanah, Hidayatul, Yuli Nurkhasanah, and Agus Riyadi. ―Metode Bimbingan Dan Konseling
Islam Dalam Menanamkan Kedisiplinan Sholat Dhuha Pada Anak Hiperaktif Di Mi Nurul
Islam Ngaliyan Semarang.‖ Jurnal Ilmu Dakwah 36, no. 1 (2017): 1.
Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Kusumaningrum, Sih dan D. Djukri. ―Pengembangan Perangkat Model Project Based Learning
(PjBL) Untu Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas.‖ Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA No.2 (2016).
Lamer, Jhon dan Jhon Megrgendoller. Setting The Standard For Project Based Learning. USA:
ASCD Alexandria, 2015.
https://books.google.co.id/books?id=10XwCQAAQBAJ&lpg=PP1&ots=ME5al4ncAJ&dq=
project based learning&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=project based learning&f=false.
Lubis, Fitri Agustina. ―Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Model Project Based
Learning.‖ PeTeKa 1, no. 3 (2018): 192.
M. Asrori, M. Ali. Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Maryam Azis, Andi. ―Upaya Meningkatkan Creative Intelegence (Kecerdasan Kreatif) Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik.‖ Jurnal Pemikiran dan Pengembangan
Pembelajaran I No.3 (2019).
Muljo, Daryanto dan Raharjo. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media, 2012.
Mulyani, Novi. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2019.
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Munandar, Utami. ―Inisiatif Dan Kreativitas Anak.‖ Psikologika 2 (1997): 31–41.
———. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Natty, Richard Adony, Firosalia Kristin, and Indri Anugraheni. ―Peningkatkan Kreativitas Dan
Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Di Sekolah

85
86

Dasar.‖ Jurnal Basicedu 3, no. 4 (2019): 1082–1092.


Ngalimun. Strategi Pembelajaran Dilengkapi 65 Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pranama
Ilmu, 2017.
Novianto, Nur Kholis, Mohammad Masykuri, and Sukarmin Sukarmin. ―Pengembangan Modul
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pada Materi Fluida Statis
Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas X Sma/ Ma.‖ INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA 7, no. 1 (2018): 81.
Nurhaifa, Italyani, Ghullam Hamdu, and Yusuf Suryana. ―Indonesian Journal of Primary
Education Rubrik Penilaian Kinerja Pada Pembelajaran STEM Berbasis Keterampilan 4C.‖
© 2020-Indonesian Journal of Primary Education 4, no. 1 (2020): 101–110.
Nurul‘Azizah, Aninda. ―Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Project
Based Learning Siswa Kelas V SD.‖ Jartika 2, no. 1 (2019): 194–204.
Priansa, Donni Juni. Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia,
2017.
Purwanto. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008.
Putri, cici karina. ―Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Padapembelajaran Tematik Kelas Iv Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Muaro
Jambi.‖ Skripsi 1, no. 1 (2019): 2018.
Rahmad. ―Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Pada Sekolah Dasar.‖ Muallimuna: Jurnal
Madrasah Ibtidaiyah 2, no. 1 (2016): 67–78.
https://media.neliti.com/media/publications/222455-kedudukan-ilmu-pengetahuan-sosial-ips-
pa.pdf.
———. ―Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada Sekolah Dasar.‖ Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah Muallimuna 2 No.1 (2016).
Robi‘atul Jauhariyah, Farah. ―Science, Technology, Engineering and Matemathics Project Based
Learning (STEM-PBL) Pada Pembelajaran Sains.‖ Jurnal Pendidikan IPA Pascasarjana UM
7 (2017).
Rohana, Rena Surya, and Dinn Wahyudin. ―Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Berpikir Kreatifsiswa Sd Pada Materi Makanan Dan Kesehatan.‖ Jurnal Penelitian
Pendidikan 16, no. 3 (2017): 235–243.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara, 2014.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
87

Sapriya. Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017.
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
———. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi). Rineka Cipta, 2010.
Sudarsono. Kamus Filsafat Dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Sugiyono. Metode Peneltian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2016.
Suhardjo, Supardi , Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Surya, Andita Putri, Stefanus C Relmasira, and Agustina Tyas Asri Hardini. ―PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA KELAS III SD
NEGERI SIDOREJO LOR 01 SALATIGA.‖ Jurnal Pesona Dasar 6, no. 1 (2018): 41–54.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Takiddin. ―Improving Higher Order Thinking Skills Through Project Based Learning Learning In
Primary Schools.‖ Tarbiya: Journal Of Education In Muslim Society 7, no. 1 (2019): 5.
Tasrif. Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Genta Press, 2008.
Titu, Maria Anita. ―Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi.‖ Prosiding
Seminar Nasional 9 (2015): 176–186.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Waddi Fatimah, Perawati Bte Abustang, R. Supardi. ―Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPS.‖ (JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 7, no. 1 (2022): 28–35.
Widyaningrum, Heny. ―Pentingnya Strategi Pembelajaran Inovatif Dalam Menghadapi
Kreativitas Siswa Di Masa Depan.‖ Proceedings International Seminar FoE (Faculty of
Education) 1 (2016): 268–277.
Hasil Wawancara Dengan Wali Kelas V Di SDN Kalisari 02 Pagi Kota Jakarta Timur 23 Mei,
2022.
Uji Referensi
Nama : Munifa Aini
Judul Penelitian : Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalisari 02
Pagi Jakarta Timur
Dosen Pembimbing : Dr. Takiddin, M.Pd
No Nomer Halaman Paraf
Referensi
. Bodynote Skripsi Pembimbing
BAB I
1. Dewi, F. (2015). Proyek Buku Digital: Upaya 1 1
Peningkatan Keterampilan Abad 21
Calon Guru Sekolah Dasar Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Metodik Didaktik Vol .9 No.2 , Januari,
9.
2. Natty, R. A., Kristin, F., & Anugraheni, I. 2, 55,75 1
(2019). Peningkatkan Kreativitas Dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Project Based Learning Di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 3(4), 1082–1092.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i4.262
3. Bayanie, M. (2012). Hubungan Motivasi 3 1
Berprestasi Dan Konsep Diri Dengan Sikap
Kreatif. Jurnal Pendidikan Usian Dini, 7.
4. Munandar, U. (2004). Pengembangan 4, 76 1
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
5. Waddi Fatimah, Perawati Bte Abustang, R. S. 5 2
(2022). Pengaruh Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar IPS. (JKPD) Jurnal Kajian
Pendidikan Dasar, 7(1), 28–35.
6. Sapriya. (2017). Pendidikan IPS Konsep dan 6, 9, 10, 2
88
89

Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja 17, 18


Rosdakarya.
Ngalimun. (2017). Strategi Pembelajaran 7, 26 3
7. Dilengkapi 65 Model Pembelajaran.
Yogyakarta: Pranama Ilmu.
BAB II
Rahmad. (2016). Kedudukan Ilmu 8, 12, 16 6
Pengetahuan Sosial ( IPS ) pada Sekolah
Dasar. Muallimuna: Jurnal Madrasah
8. Ibtidaiyah, 2(1), 67–78. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/2
22455-kedudukan-ilmu-pengetahuan-sosial-
ips-pa.pdf
Tasrif. (2008). Pengantar Pendidikan Ilmu 11 6
9. Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Genta
Press.
Intan Talitha, R., & Cempaka Sari, T. (2016). 13 7
Penerapan Metode Role Playing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan
10.
Budaya Di Indonesia Pada Pembelajaran Ips
Kelas V Sdn Cijati. Didaktik : Jurnal Ilmiah
PGSD STKIP Subang, 1(2), 231–241.
https://doi.org/10.36989/didaktik.v1i2.29
Akbar, S. dan H. S. (2010). Pengembangan 14 7
Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
11.
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta
Media
Trianto. (2011). Model Pembelajaran 15,85 7
Terpadu: Konsep, Strategi dan
12.
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat
Satuan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Muljo, D. dan R. (2012). Model 19 9
13.
Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
90

Media.
Isjoni. (2013). Cooperative Learning 20 9
14. Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran 21, 25, 10
15. Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava 31, 82,
Media. 83
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik 22, 27, 10
16. untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: 31, 33,
Bumi Aksara. 78
Priansa, D. J. (2017). Pengembangan Strategi 23 10
17. dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia.
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. 24 11
T. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Untuk
18. Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreatifitas
Siswa Kelas Iii Sd Negeri Sidorejo Lor 01
Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1), 41–54.
https://doi.org/10.24815/pear.v6i1.10703
Kusumaningrum, S. dan D. D. (2016). 28 12
Pengembangan Perangkat Model Project
19. Based Learning (PjBL) Untu Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Kreativitas.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA No.2.
Robi‘atul Jauhariyah, F. (2017). Science, 29 12
Technology, Engineering and Matemathics
20. Project Based Learning (STEM-PBL) Pada
Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan IPA
Pascasarjana UM 7.
Lamer, J. dan J. M. (2015). Setting The 30 13
Standard For Project Based Learning.
21.
Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=10XwC
91

QAAQBAJ&lpg=PP1&ots=ME5al4ncAJ&dq
=project based
learning&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=
project based learning&f=false
Takiddin. (2019). Improving Higher Order 32 15
Thinking Skills Through Project Based
22. Learning Learning In Primary Schools.
Tarbiya: Journal Of Education In Muslim
Society, 7(1), 5.
Badar, T. I. (2013). Desain Pengembangan 34 17
23.
Pembelajaran Tematik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2016). Perencanaan 35, 36 17
24. Pengajaran Berdasarkan Pendeketan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyani, N. (2019). Mengembangkan 37, 44, 18
25. Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: PT. 46, 79
Remaja Rosdakarya.
Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan 38 18
26. Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-
kanak. Jakarta: Grasindo.
Sudarsono. (1993). Kamus Filsafat dan 39 18
27.
Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Widyaningrum, H. (2016). Pentingnya 40 19
Strategi Pembelajaran Inovatif Dalam
28. Menghadapi Kreativitas Siswa Di Masa
Depan. Proceedings International Seminar
FoE (Faculty of Education), 1, 268–277.
Azis, A. M. (2019). Upaya Meningkatkan 41 19
Creative Intelegence (Kecerdasan Kreatif)
29. dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta
Didik. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan
…, 1(3), 29–40.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor 42, 43, 19
30.
Yang Mempengaruhinya (edisi revisi). Rineka 75
92

Cipta.
Maryam Azis, A. (2019). Upaya 45 21
Meningkatkan Creative Intelegence
(Kecerdasan Kreatif) dalam Mengatasi
31.
Kesulitan Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan
Pembelajaran, I No.3.
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia 47 22
32.
Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
M. Asrori, M. A. (2014). Metodologi dan 48, 67 23
33. Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Lubis, F. A. (2018). Upaya Meningkatkan 49, 77 26
Kreativitas Siswa Melalui Model Project
34.
Based Learning. PeTeKa, 1(3), 192.
https://doi.org/10.31604/ptk.v1i3.192-201
Khairina. (2020). Pengaruh Model 50 26
Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
35.
Pembelajaran PKN Kelas VI di SD Swasta
Pesantren Modern Adnan Kecamatan Medan
Sunggal. In Skripsi.
Putri, cici karina. (2019). Penerapan Model 51 27
Project Based Learning Untuk Meningkatkan
36. Keaktifan Belajar Siswa Padapembelajaran
Tematik Kelas Iv Di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 4 Muaro Jambi. Skripsi, 1(1), 2018.
Rohana, R. S., & Wahyudin, D. (2017). 52 27
Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Berpikir Kreatifsiswa Sd Pada Materi
37.
Makanan Dan Kesehatan. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 16(3), 235–243.
https://doi.org/10.17509/jpp.v16i3.4817
38. Titu, M. A. (2015). Penerapan model 53, 81 27
93

pembelajaran project based learning (PjBL)


untuk meningkatkan kreativitas siswa pada
materi konsep masalah ekonomi. Prosiding
Seminar Nasional, 9, 176–186.
Novianto, N. K., Masykuri, M., & Sukarmin, 54 28
S. (2018). Pengembangan Modul
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Pada Materi Fluida Statis
39.
Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar
Siswa Kelas X Sma/ Ma. INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA, 7(1), 81.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v7i1.19792
Nurul‘Azizah, A. (2019). Upaya Peningkatan 56 29
Hasil Belajar Matematika Melalui Model
40.
Project Based Learning Siswa Kelas V SD.
Jartika, 2(1), 194–204.
Anggara, S. A. (2018). Penerapan Model 57 28
Project Based Learning Untuk Meningkatkan
41. Kemampuan Menulis Siswa. Arabi : Journal
of Arabic Studies, 2(2), 186.
https://doi.org/10.24865/ajas.v2i2.57
BAB III
Islam, Z. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. 58 30
42.
Majalengka: Pakulaut Copy Center.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian 59 30
43. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suhardjo, Supardi , Arikunto, S. (2013). 60, 64, 31
44. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi 65
Aksara.
Kunandar. (2013). Penelitian Tindakan Kelas 61, 66 31
45. Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
46. Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan 62, 69 31
94

Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.
Aqib & Ahmad Amrullah, Z. (2018). PTK 63 32
47. Penelitian Tindakan Kelas - Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: ANDI.
Sugiyono. (2016). Metode Peneltian 68, 70 35
48. Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Nurhaifa, I., Hamdu, G., & Suryana, Y. 69 36
(2020). Indonesian Journal of Primary
Education Rubrik Penilaian Kinerja pada
49.
Pembelajaran STEM Berbasis Keterampilan
4C. © 2020-Indonesian Journal of Primary
Education, 4(1), 101–110.
Imas dan Sani Berlin, K. (2014). Teknik dan 71 37
Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan
50.
Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Kata Peta.
Anas, S. (2012). Pengantar Statistik 72 40
51.
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa. (2007). Praktik Penelitian Tindakan 73 41
52.
Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian 74 42
53. Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BAB IV
Fatah, M., Suud, F. M., & Chaer, M. T. 86 87
(2021). Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Dan
Faktor Penyebabnya Sebuah Kajian
54. Komperehensif Pada Siswa Smk
Muhammadiyah Tegal. Psycho Idea, 19(1),
89.
https://doi.org/10.30595/psychoidea.v19i1.60
26
Khasanah, H., Nurkhasanah, Y., & Riyadi, A. 87 87
(2017). Metode Bimbingan Dan Konseling
Islam Dalam Menanamkan Kedisiplinan
55. Sholat Dhuha Pada Anak Hiperaktif Di Mi
Nurul Islam Ngaliyan Semarang. Jurnal Ilmu
Dakwah, 36(1), 1.
https://doi.org/10.21580/jid.v36i1.1623

95
LAMPIRAN-LAMPIRAN

96
97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN KALISARI 02 PAGI JAKARTA TIMUR
Kelas / Semester :V/I
Tema 2 : Udara Bersih Bagi Kesehatan
Sub Tema 3 : Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan
Pembelajaran Ke :4
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (50 Menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1. IPS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1 Mengamati gambar/ foto/ video/ teks
upaya menyejahterakan kehidupan bacaan tentang pengaruh kegiatan ekonomi
masyarakat di bidang sosial dan budaya terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan dengan benar.
bangsa. 3.3.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan
gambar/ foto/ video/ teks bacaan tentang
kegiatan ekonomi (konsumsi, distribusi dan
98

produksi).
3.3.3 Menganalisis faktor-faktor
kesenjangan sosial di kota dan desa.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Membuat poster tentang peran
ekonomi dalam upaya menyejahterakan ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan kehidupan masyarakat.
budaya untuk memperkuat kesatuan dan 4.3.2 Melaporkan hasil identifikasi
persatuan bangsa. kegiatan-kegiatan ekonomi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu menjelaskan pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
2. Melalui kegiatan mencoba, siswa dapat membuat poster promosi tentang
kegiatan ekonomi produksi dimasyarakat.
3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menuliskan dan menceritakan
jenis kegiatan ekonomi di lingkungan sekitarku.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kegiatan ekonomi di masayarakat dan pengaruh kegiatan ekonomi terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat.
2. Membuat poster promosi barang produksi
E. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Project Based Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok , Tanya Jawab, Penugasan
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V , Tema 2 : Udara Bersih bagi
Kesehatan , Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih Bagi Penapasan,
Pembelajaran ke-4.
2. Gambar, LKPD, kertas hvs, spidol, pensil, penghapus.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
99

Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 5 Menit


siswa berdoa.
 Guru mengecek kesiapan siswa dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk.
 Menyanyikan lagu nasional Guru memberikan
penguatan semangat Nasionalisme.
 Guru membagikan soal pre test dan
memerintahkan siswa mengerjakannya dengan
waktu 10 menit.
 Guru bertanya jawab tentang kegiatan ekonomi.
Dengan tanya jawab guru mengaitkan materi
yang akan di ajarkan dengan pengalaman nyata
siswa.
 Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
mengenai materi yang akan dipelajari
Inti  Guru memperlihatkan contoh gambar kegiatan 40 Menit
ekonomi dalam kegiatan sehari-hari di
masyarakat.
 Berdasarkan gambar, guru memancing siswa
dengan bertanya: ―Apa yang kalian ketahui
tentang kegiatan ekonomi (produksi, distribusi
dan konsumsi). (Penentuan Proyek)
 Guru memberikan penguatan dari materi
kegiatan ekonomi.
 Guru membagikan siswa menjadi 8 kelompok
dengan cara berhitung 1 sampai 4
 Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi
dengan teman sekelompok
 Guru membagikan alat dan bahan media
pembelajaran, LKPD serta materi pengayaan
kepada setiap kelompok dan menjelaskan
100

petunjuk membuat poster kegiatan ekonomi


distribusi. (Menyusun Perencanaan Proyek)
 Guru memberi waktu untuk menyelesaikan
penyelesaian proyek. (Menyusun Jadwal)
 Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan guru berkeliling mengecek siswa
serta membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan. (Memonitor Pembuatan Proyek)
 Guru menyuruh siswa mempresentasikan hasil
dari proyek yang telah dibuat. (Uji Hasil)
Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan keseluruhan 5 Menit
materi yang diajarkan. (Evaluasi)
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahapahaman pada materi yang telah
diajarkan guru.
 Guru menyampaikan pesan moral untuk lebih
giat belajar kedepannya.
 Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa
berdoa dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa
No. Aspek yang Skala Deskripsi Indikator Skor
Diamati
1. Elaborasi Siswa terampil dalam memilih
Sangat
dan menggunakan bahan, kreatif 4
Baik
dalam mengembangkan ide.
Siswa terampil dalam memilih
Baik dan menggunakan bahan, tidak 3
kreatif dalam mengembangkan ide
Siswa terampil dalam memilih
Cukup 2
bahan, tidak terampil dalam
101

menggunakan bahan, dan tidak


kreatif dalam mengembangkan ide
Siswa tidak terampil dalam
memilih dan menggunakan bahan,
Kurang 1
dan tidak ktreatif dalam
mengembangkan ide
2. Kelancaran Siswa sudah mampu menuliskan
Sangat
banyak gagasan materi dengan 4
Baik
mudah dipahami dan rapi
Siswa sudah mampu menuliskan
banyak gagasan materi dengan
Baik 3
mudah dipahami namun kurang
rapi
Kalimat yang digunakan siswa
Cukup sederhana, susah dipahami dan 2
kurang rapi
Kalimat yang digunakan siswa
Kurang tidak tepat, penulisan kalimat 1
tidak rapi dan tidak lengkap
3. Keaslian Siswa sangat mampu membuat
Sangat
proyek dan sudah terlihat unik, 4
Baik
tanpa meniru teman
Siswa mampu membuat proyek
Baik dan sudah terlihat unik, sebagian 3
kecil masih meniru teman
Siswa mampu membuat proyek
dan belum terlihat unik, dan
Cukup 2
sebagian besar masih meniru
teman
Siswa belum mampu membuat
Kurang 1
proyek
4. Keluwesan Sangat Imajinasi siswa membuat proyek 4
102

Baik yang dihasilkan sesuai dengan


permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sangat
terlihat
Imajinasi siswa membuat proyek
yang dihasilkan sesuai dengan
Baik permasalahan dan keserasian 3
dalam penempatan objek sudah
terlihat
Imajinasi siswa membuat proyek
yang dihasilkan sesuai dengan
Cukup permasalahan dan keserasian 2
dalam penempatan objek mulai
terlihat
Siswa belum mampu
Kurang mengembangkan Imajinasinya 1
dalam membuat proyek

2. Penilaian Sikap
(Beri tanda √ pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian terhadap siswa)
Perubahan Sikap
Bertanggung
No. Nama Siswa Percaya Diri Toleran
Jawab
BT T ST BT T ST BT S ST
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
...
103

Keterangan
BT = Belum Terlihat
T = Terlihat
ST = Sangat Terlihat

Jakarta, 18 Juli 2022


Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti,

Tunjung Dyah Girindra, S.Pd Munifa Aini


NIP: 198705162022212008 NIM:11180183000002
104

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Siklus I

Nama Kelompok :
Petunjuk
1. Tulislah nama kelompok dan anggota kelompok yang telah disediakan.
2. Setiap kelompok mengamati kegiatan produksi dan distribusi di lingkungan
sekitarnya.
3. Pada setiap kegiatan produksi atau distribusi itu, siswa mengidentifikasi
orang-orang yang diuntungkan dan keuntungan yang diperoleh.
4. Setiap kelompok memilih salah satu kegiatan usaha apa yang ingin
dijadikan poster untuk promosi.
5. Siapkan alat dan bahan (kertas hvs, spidol, dan lain-lain)
6. Diskukan dengan teman sekelompok tentang barang apa yang ingin
dipromosikan.
7. Buatlah poster promosi menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan.
8. Setiap kelompok menuliskan hasil pengamatan dan identifikasinya kedalam
tabel pengamatan.
9. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya di depan guru dan
kelompok-kelompok lain.
10. Selamat mengerjakan.
Tabel Pengamatan
Jenis Kegiatan Ekonomi di Lingkungan Sekitarku
No. Produksi Distribusi Konsumsi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


105

SIKLUS I
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN KALISARI 02 PAGI JAKARTA TIMUR
Kelas / Semester :V/I
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Sub Tema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran Ke :4
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (50 Menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


2. IPS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1 Mengamati gambar/ foto/ video/ teks
upaya menyejahterakan kehidupan bacaan tentang pengaruh kegiatan ekonomi
masyarakat di bidang sosial dan budaya terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan dengan benar.
bangsa. 3.3.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan
gambar/ foto/ video/ teks bacaan tentang
kesenjangan sosial di kota dan desa.
3.3.3Menganalisis faktor-faktor yang
106

mempengaruhi kesenjangan sosial di kota


dan desa.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Membuat poster tentang peran
ekonomi dalam upaya menyejahterakan ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan kehidupan masyarakat yakni poster
budaya untuk memperkuat kesatuan dan promosi.
persatuan bangsa. 4.3.2 Melaporkan hasil identifikasi
kegiatan-kegiatan ekonomi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu menjelaskan pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
2. Melalui kegiatan mencoba, siswa dapat membuat poster promosi tentang
kegiatan ekonomi produksi dimasyarakat.
3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menuliskan dan menceritakan
jenis kegiatan ekonomi di lingkungan sekitarku.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kegiatan ekonomi di masyarakat dan pengaruh kegiatan ekonomi terhadap tingkat
kesejahteraan masayarakat.
2. Membuat poster promosi barang produksi
E. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Project Based Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok , Tanya Jawab, Penugasan
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
3. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V , Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan, Subtema
2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan, Pembelajaran ke-4.
4. Gambar, LKPD, kertas hvs, spidol, pensil, penghapus.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
107

Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 5 Menit


siswa berdoa.
 Guru mengecek kesiapan siswa dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk.
 Menyanyikan lagu nasional Guru memberikan
penguatan semangat Nasionalisme.
 Guru bertanya jawab tentang lagu yaitu,
―Tahukah kalian apa itu kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi dan konsumi)?‖ Dengan
tanya jawab guru mengaitkan materi yang akan
di ajarkan dengan pengalaman nyata siswa.
 Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
mengenai materi yang akan dipelajari
Inti  Guru memperlihatkan contoh gambar kegiatan 40 Menit
ekonomi dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari yang telah disiapkan guru di papan tulis.
 Berdasarkan gambar, guru memancing siswa
dengan bertanya: ―Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi kesenjangan sosial di kota dan
desa?‖ (Penentuan Proyek)
 Guru memberikan penguatan dari materi
kegiatan ekonomi.
 Guru membagikan siswa menjadi 8 kelompok.
 Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi
dengan teman sekelompok.
 Guru membagikan alat dan bahan media
pembelajaran serta materi pengayaan kepada
setiap kelompok dan menjelaskan petunjuk
membuat poster kegiatan ekonomi distribusi.
(Menyusun Perencanaan Proyek)
 Guru memberi waktu untuk menyelesaikan
108

penyelesaian proyek. (Menyusun Jadwal)


 Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan guru berkeliling mengecek siswa
serta membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan. (Memonitor Pembuatan Proyek)
 Guru memerintahkan siswa mempresentasikan
hasil dari proyek yang telah dibuat. (Uji Hasil)
Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan keseluruhan 5 Menit
materi yang diajarkan. (Evaluasi)
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahapahaman pada materi yang telah
diajarkan guru.
 Guru menyampaikan pesan moral untuk lebih
giat belajar kedepannya.
 Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa
berdoa dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa
No. Aspek yang Skala Deskripsi Indikator Skor
Diamati
1. Elaborasi Sangat Siswa terampil dalam memilih 4
Baik dan menggunakan bahan, kreatif
dalam mengembangkan ide.
Baik Siswa terampil dalam memilih 3
dan menggunakan bahan, tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
Cukup Siswa terampil dalam memilih 2
bahan, tidak terampil dalam
menggunakan bahan, dan tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
Kurang Siswa tidak terampil dalam 1
109

memilih dan menggunakan bahan,


dan tidak ktreatif dalam
mengembangkan ide
2. Kelancaran Sangat Siswa sudah mampu menuliskan 4
Baik banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami dan rapi
Baik Siswa sudah mampu menuliskan 3
banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami namun kurang
rapi
Cukup Kalimat yang digunakan siswa 2
sederhana, susah dipahami dan
kurang rapi
Kurang Kalimat yang digunakan siswa 1
tidak tepat, penulisan kalimat
tidak rapi dan tidak lengkap
3. Keaslian Sangat Siswa sangat mampu membuat 4
Baik proyek dan sudah terlihat unik,
tanpa meniru teman
Baik Siswa mampu membuat proyek 3
dan sudah terlihat unik, sebagian
kecil masih meniru teman
Cukup Siswa mampu membuat proyek 2
dan belum terlihat unik, dan
sebagian besar masih meniru
teman
Kurang Siswa belum mampu membuat 1
proyek
4. Keluwesan Sangat Imajinasi siswa membuat proyek 4
Baik yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sangat
110

terlihat
Baik Imajinasi siswa membuat proyek 3
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sudah
terlihat
Cukup Imajinasi siswa membuat proyek 2
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek mulai
terlihat
Kurang Siswa belum mampu 1
mengembangkan Imajinasinya
dalam membuat proyek

2. Penilaian Sikap
(Beri tanda √ pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian terhadap siswa)
Perubahan Sikap
Bertanggung
No. Nama Siswa Percaya Diri Toleran
Jawab
BT T ST BT T ST BT S ST
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
...

Keterangan
BT = Belum Terlihat
T = Terlihat
ST = Sangat Terlihat
111

Jakarta, 19 Juli 2022


Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti,

Tunjung Dyah Girindra, S.Pd Munifa Aini


NIP: 198705162022212008 NIM: 11180183000002
112

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN KALISARI 02 PAGI JAKARTA TIMUR
Kelas / Semester :V/I
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Sub Tema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran Ke :4
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (50 Menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1. IPS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1 Mengamati gambar/ foto/ video/ teks
upaya menyejahterakan kehidupan bacaan tentang kegiatan ekonomi (produksi,
masyarakat di bidang sosial dan budaya distribusi dan konsumsi).
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan 3.3.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan
bangsa. gambar/ foto/ video/ teks bacaan tentang
pengaruh kegiatan ekonomi terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat.
113

3.3.3Menganalisis faktor-faktor yang


mempengaruhi kegiatan ekonomi terhadap
tingkat kesejahteraan masayarakat.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Membuat poster tentang peran
ekonomi dalam upaya menyejahterakan ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan kehidupan masyarakat
budaya untuk memperkuat kesatuan dan 4.3.2 Melaporkan hasil identifikasi kegiatan
persatuan bangsa. ekonomi di lingkungan sekitarku

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu menjelaskan pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dengan.
2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menuliskan dan menceritakan
jenis kegiatan ekonomi di lingkungan sekitarku
3. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu menjelaskan pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan keuntungan dari
keragaman sosial akibat adanya berbagai jenis usaha.
4. Melalui kegiatan membuat proyek, siswa dapat membuat gelang dan
membuat pasar kelas untuk menjual hasil proyeknya.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Membuat gelang dari talu prusik.
2. Mengadakan pasar kelas dengan mengundang guru-guru dan perwakilan
siswa setiap kelas.
E. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Project Based Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok , Tanya Jawab, Penugasan
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V , Tema 2 : Udara Bersih bagi
Kesehatan, Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan,
Pembelajaran ke-3.
2. Manik-manik, tali prusik, lilin, korek api, gunting.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
114

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 5 Menit
siswa berdoa.
 Guru mengecek kesiapan siswa dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk.
 Menyanyikan lagu nasional Guru memberikan
penguatan semangat Nasionalisme.
 Guru bertanya jawab tentang lagu yaitu,
―Tahukah kamu apa itu kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi dan konsumsi ). Dengan
tanya jawab guru mengaitkan materi yang akan
di ajarkan dengan pengalaman nyata siswa.
 Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
mengenai materi yang akan dipelajari.
Inti  Guru memperlihatkan gambar kesenjangan 40 Menit
sosial di kota dan desa yang telah disiapkan guru
di papan tulis.
 Berdasarkan gambar, guru memancing siswa
dengan bertanya: ―Apa saja faktor-faktor
penyebab dari kesenjangan sosial?‖ (Penentuan
Proyek)
 Guru memberikan penguatan dari materi
kegiatan ekonomi.
 Guru membagikan siswa menjadi 8 kelompok.
 Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi
dengan teman sekelompok.
 Guru membagikan alat dan bahan media
pembelajaran serta materi pengayaan kepada
setiap kelompok dan memberi contoh bagaimana
cara membuat gelang dari tali dan setiap
115

kelompok membuat gelang tersebut .


(Menyusun Perencanaan Proyek)
 Guru memberi waktu untuk menyelesaikan
penyelesaian proyek. (Menyusun Jadwal)
 Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan guru berkeliling mengecek siswa
serta membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan. (Memonitor Pembuatan Proyek)
 Guru memerintahkan siswa mempresentasikan
hasil dari proyek yang telah dibuat. (Uji Hasil)
Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan keseluruhan 5 Menit
materi yang diajarkan. (Evaluasi)
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahapahaman pada materi yang telah
diajarkan guru.
 Guru menyampaikan pesan moral untuk lebih
giat belajar kedepannya dan memberi informasi
untuk pertemuan berikunya.
 Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa
berdoa dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa
No. Aspek yang Skala Deskripsi Indikator Skor
Diamati
1. Elaborasi Sangat Siswa terampil dalam memilih 4
Baik dan menggunakan bahan, kreatif
dalam mengembangkan ide.
Baik Siswa terampil dalam memilih 3
dan menggunakan bahan, tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
Cukup Siswa terampil dalam memilih 2
116

bahan, tidak terampil dalam


menggunakan bahan, dan tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
Kurang Siswa tidak terampil dalam 1
memilih dan menggunakan bahan,
dan tidak ktreatif dalam
mengembangkan ide
2. Kelancaran Sangat Siswa sudah mampu menuliskan 4
Baik banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami dan rapi
Baik Siswa sudah mampu menuliskan 3
banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami namun kurang
rapi
Cukup Kalimat yang digunakan siswa 2
sederhana, susah dipahami dan
kurang rapi
Kurang Kalimat yang digunakan siswa 1
tidak tepat, penulisan kalimat
tidak rapi dan tidak lengkap
3. Keaslian Sangat Siswa sangat mampu membuat 4
Baik proyek dan sudah terlihat unik,
tanpa meniru teman
Baik Siswa mampu membuat proyek 3
dan sudah terlihat unik, sebagian
kecil masih meniru teman
Cukup Siswa mampu membuat proyek 2
dan belum terlihat unik, dan
sebagian besar masih meniru
teman
Kurang Siswa belum mampu membuat 1
proyek
117

4. Keluwesan Sangat Imajinasi siswa membuat proyek 4


Baik yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sangat
terlihat
Baik Imajinasi siswa membuat proyek 3
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sudah
terlihat
Cukup Imajinasi siswa membuat proyek 2
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek mulai
terlihat
Kurang Siswa belum mampu 1
mengembangkan Imajinasinya
dalam membuat proyek

2. Penilaian Sikap
(Beri tanda √ pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian terhadap siswa)
Perubahan Sikap
Bertanggung
No. Nama Siswa Percaya Diri Toleran
Jawab
BT T ST BT T ST BT S ST
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
...
118

Keterangan
BT = Belum Terlihat
T = Terlihat
ST = Sangat Terlihat

Jakarta, 20 Juli 2022


Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti,

Tunjung Dyah Girindra, S.Pd Munifa Aini


NIP:198705162022212008 NIM:11180183000002
119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN KALISARI 02 PAGI JAKARTA TIMUR
Kelas / Semester :V/I
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Sub Tema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran Ke :4
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (50 Menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


2. IPS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1 Mengamati gambar/ foto/ video/ teks
upaya menyejahterakan kehidupan bacaan tentang kesenjangan sosial dalam
masyarakat di bidang sosial dan budaya masyarakat.
untuk memperkuat kesatuan dan persatuan 3.3.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan
120

bangsa. gambar/ foto/ video/ teks bacaan tentang


kesenjangan sosial dalam masyarakat.
3.3.3 Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kesenjangan sosial dalam
masyarakat.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Membuat gelang dari tali prusik dan
ekonomi dalam upaya menyejahterakan mengadakan pasar kelas.
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan 4.3.2 Melaporkan hasil identifikasi kegiatan
budaya untuk memperkuat kesatuan dan ekonimi di lingkungan sekitarku
persatuan bangsa.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menuliskan dan menceritakan
jenis kegiatan ekonomi di lingkungan sekitarku
2. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu menjelaskan pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
3. Melalui kegiatan mencoba, siswa dapat menjual hasil karyanya dengan
mendagakan pasar kelas.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Membuat gelang dari bahan daur ulang untuk proyek.
2. Menjual hasil proyek antar kelas dan guru-guru.
E. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Project Based Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, Tanya Jawab.
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V , Tema 2 : Udara Bersih bagi
Kesehatan, Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan,
Pembelajaran ke-4.
2. Gelang, gunting, balon, taplak meja, dan hiasan lainnya.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
121

Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 5 Menit


siswa berdoa.
 Guru mengecek kesiapan siswa dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk.
 Menyanyikan lagu nasional Guru memberikan
penguatan semangat Nasionalisme.
 Guru bertanya jawab tentang lagu yaitu,
―Apakah kalian semua sudah siap untuk
membuat pasar kelas?‖ Dengan tanya jawab
guru mengaitkan materi yang akan di ajarkan
dengan pengalaman nyata siswa.
 Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
mengenai materi yang akan dipelajari
Inti  Guru memperlihatkan gambar kesenjangan 40 menit
sosial di kota dan desa yang telah disiapkan guru
di papan tulis.
 Berdasarkan gambar, guru memancing siswa
dengan bertanya: ―Apa saja faktor-faktor
penyebab dari kesenjangan sosial dalam
masyarakat?‖ (Penentuan Proyek)
 Guru memerintahkan siswa untuk bergabung
bersama kelompok.
 Guru memberikan penguatan dari materi
kegiatan ekonomi.
 Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi
dengan teman sekelompok.
 Guru membagikan alat dan bahan media
pembelajaran tambahan kepada setiap kelompok
dan memberi contoh bagaimana cara menghias
lapak untuk berjualan. (Menyusun
Perencanaan Proyek)
122

 Guru memberi waktu untuk menyelesaikan


penyelesaian proyek (menghias lapak jualan).
(Menyusun Jadwal)
 Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan guru berkeliling mengecek siswa
serta membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan. (Memonitor Pembuatan Proyek)
 Pasar kelas dibuka dan dikunjungi oleh para
pembeli. (Uji Hasil)
Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan keseluruhan 5 menit
materi yang diajarkan. (Evaluasi)
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahapahaman pada materi yang telah
diajarkan guru.
 Guru menyampaikan pesan moral untuk lebih
giat belajar kedepannya.
 Guru mengucapkan terima kasih atas antusias
semua siswa dan membagikan reward serta
pemilihan kelompok terbaik
 Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa
berdoa dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa
No. Aspek yang Skala Deskripsi Indikator Skor
Diamati
1. Elaborasi Sangat Siswa terampil dalam memilih 4
Baik dan menggunakan bahan, kreatif
dalam mengembangkan ide.
Baik Siswa terampil dalam memilih 3
dan menggunakan bahan, tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
123

Cukup Siswa terampil dalam memilih 2


bahan, tidak terampil dalam
menggunakan bahan, dan tidak
kreatif dalam mengembangkan ide
Kurang Siswa tidak terampil dalam 1
memilih dan menggunakan bahan,
dan tidak ktreatif dalam
mengembangkan ide
2. Kelancaran Sangat Siswa sudah mampu menuliskan 4
Baik banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami dan rapi
Baik Siswa sudah mampu menuliskan 3
banyak gagasan materi dengan
mudah dipahami namun kurang
rapi
Cukup Kalimat yang digunakan siswa 2
sederhana, susah dipahami dan
kurang rapi
Kurang Kalimat yang digunakan siswa 1
tidak tepat, penulisan kalimat
tidak rapi dan tidak lengkap
3. Keaslian Sangat Siswa sangat mampu membuat 4
Baik proyek dan sudah terlihat unik,
tanpa meniru teman
Baik Siswa mampu membuat proyek 3
dan sudah terlihat unik, sebagian
kecil masih meniru teman
Cukup Siswa mampu membuat proyek 2
dan belum terlihat unik, dan
sebagian besar masih meniru
teman
Kurang Siswa belum mampu membuat 1
124

proyek
4. Keluwesan Sangat Imajinasi siswa membuat proyek 4
Baik yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sangat
terlihat
Baik Imajinasi siswa membuat proyek 3
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek sudah
terlihat
Cukup Imajinasi siswa membuat proyek 2
yang dihasilkan sesuai dengan
permasalahan dan keserasian
dalam penempatan objek mulai
terlihat
Kurang Siswa belum mampu 1
mengembangkan Imajinasinya
dalam membuat proyek

2. Penilaian Sikap
(Beri tanda √ pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian terhadap siswa)
Perubahan Sikap
Bertanggung
Percaya Diri Jawab Toleran
No. Nama Siswa BT T ST BT T ST BT S ST
1.
2.
3.
4.
5.
125

Dst
...

Keterangan
BT = Belum Terlihat
T = Terlihat
ST = Sangat Terlihat

Jakarta, 22 Juli 2022


Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti,

Tunjung Dyah Girindra Munifa Aini


NIP: 198705162022212008 NIM:11180183000002
126

Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus I)

Nama Sekolah : SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur


Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal :
Pertemuan : I dan 2
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Subtema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran : ke - 4
Nama Guru : Munifa Aini
Nama Observer : Tunjung Dyah Girindra, S.Pd

A. Pengantar
Kegiatan observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning. Jadi, aktivitas yang perlu diperhatikan adalah kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran
B. Petunjuk :
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu
sesuai dengan pedoman penlialai rubrik
C. Lembar Pengamatan

Langkah-Langkah Model Rentang Nilai


No. Aspek yang diamati
Project Based Learning 1 2 3 4 5
Pendahuluan:
 Kemampuan guru
1. membuka pelajaran
(memberi salam
dan berdoa).

 Kemampuan guru
mengecek
2. kesiapan siswa dan
mengabsen siswa.
127

 Kemampuan guru
menghubungkan
materi yang akan
3. dipelajari dengan
pengalaman awal
siswa (apersepsi).

 Kemampuan guru
menyampaikan
4.
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti:
 Kemampuan Guru
menunjukkan
gambar dan
menjelaskan
5.
tentang pengaruh
kegiatan ekonomi
terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
 Kemampuan guru
memberi
pertanyaan yang
6. Penentuan Proyek
memancing siswa
untuk berpikir
kreatif.
 Kemampuan guru
dalam memaparkan
7. topik yang akan
dikaji tentang
pengaruh kegiatan
128

ekonomi terhadap
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
 Kemampuan guru
dalam membagikan
LKS, bahan bacaan
serta alat dan
8. bahan untuk
membuat proyek
(promosi hasil
produksi) pada
tiap-tiap kelompok.
 Kemampuan guru
dalam
mengarahkan siswa
untuk memastikan
agar proyek dapat
Menyusun Perencanaan
9.
Proyek dikerjakan
berdasarkan
ketersediaan bahan
dan sumber belajar
yang ada
 Kemampuan guru
dalam menuliskan
jadwal aktivitas
yang mengacu
Memonitor Pembuatan pada waktu
10.
Proyek
maksimal yang
telah disepakati
untuk
menyelesaikan
129

proyek.
 Kemampuan guru
dalam melakukan
pengawasan
11. terhadap
pelaksanaan
proyek yang akan
dibuat.
 Kemampuan guru
membimbing siswa
dalam melakukan
percobaan dan
12.
berkeliling serta
mengarahkan siswa
yang mengalami
kesulitan.
 Kemampuan guru
dalam
membimbing siswa
13. Uji Coba Hasil Proyek untuk
mempresentasikan
hasil dari proyek
yang telah dibuat.
Kegiatan Penutup:
 Kemampuan guru
dalam
menyimpulkan
14. Evaluasi serta penguatan
yang berkaitan
dengan materi
pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
130

masyarakat.
 Guru
15. menyampaikan
pesan moral.
 Kemampuan guru
16. menutup
pembelajaran.
 Penerapan model
project based
17. learning dalam
proses
pembelajaran.
Jumlah
Rata-Rata
Kategori

Keterangan :
1. Tidak baik : 30-39
2. Kurang : 40-45
3. Cukup : 56-65
4. Baik : 66-79
5. Baik sekali : 80-100
D. Saran dan komentar Pengamat
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Jakarta, 20 Juli 2022


Pengamat,

Tunjung Dyah Girindra, S.Pd


131

NIP:198705162022212008
Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus II)

Nama Sekolah : SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur


Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal :
Pertemuan : I dan II
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Subtema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran : ke - 2
Nama Guru : Munifa Aini
Nama Observer : Tunjung Dyah Girindra, S.Pd

A. Pengantar
Kegiatan observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning. Jadi, aktivitas yang perlu diperhatikan adalah kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran
B. Petunjuk :
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu
sesuai dengan pedoman penilaian rubrik
C. Lembar Pengamatan

Langkah-Langkah Model Rentang Nilai


No. Aspek yang diamati
Project Based Learning 1 2 3 4 5
Pendahuluan:
 Kemampuan guru
1. membuka pelajaran
(memberi salam
dan berdoa).
132

 Kemampuan guru
mengecek
kesiapan dan
2.
kehadiran siswa
(absen).

 Kemampuan guru
menghubungkan
materi yang akan
3. dipelajari dengan
pengalaman awal
siswa (apersepsi).

 Kemampuan guru
menyampaikan
4.
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti:
 Kemampuan Guru
menunjukkan
gambar
kesenjangan sosial
di kota dan desa
5.
serta menjelaskan
tentang pengaruh
kegiatan ekonomi
terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
 Kemampuan guru
6. Penentuan Proyek memberi
pertanyaan yang
133

merangsang siswa
untuk berpikir
kreatif.
 Kemampuan guru
dalam memaparkan
topik yang akan
dikaji tentang
7. pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
 Kemampuan guru
dalam membagikan
LKS, bahan bacaan
serta alat dan
8. bahan untuk
membuat proyek
(pasar antar kelas)
pada tiap-tiap
kelompok.
 Kemampuan guru
dalam
mengarahkan siswa
untuk memastikan
agar proyek dapat
Menyusun Perencanaan
9.
Proyek dikerjakan
berdasarkan
ketersediaan bahan
dan sumber belajar
yang ada
Memonitor Pembuatan
10.  Kemampuan guru
Proyek
134

dalam menuliskan
jadwal aktivitas
yang mengacu
pada waktu
maksimal yang
telah disepakati
untuk
menyelesaikan
proyek.
 Kemampuan guru
dalam melakukan
pengawasan
11. terhadap
pelaksanaan
proyek yang akan
dibuat.
 Kemampuan guru
membimbing siswa
dalam melakukan
percobaan dan
12.
berkeliling serta
mengarahkan siswa
yang mengalami
kesulitan.
 Kemampuan guru
dalam
membimbing siswa
13. Uji Coba Hasil Proyek untuk
mempresentasikan
hasil dari proyek
yang telah dibuat.

14. Evaluasi Kegiatan Penutup:


135

 Kemampuan guru
dalam
menyimpulkan
serta penguatan
yang berkaitan
dengan materi
pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
 Guru
15. menyampaikan
pesan moral.
 Kemampuan guru
16. menutup
pembelajaran.
 Penerapan model
project based
17. learning dalam
proses
pembelajaran.
Jumlah
Rata-Rata
Kategori

Keterangan :
1. Tidak baik : 30-39
2. Kurang : 40-45
3. Cukup : 56-65
4. Baik : 66-79
5. Baik sekali : 80-100
136

D. Saran dan komentar Pengamat


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Jakarta , 22 Juli 2022


Pengamat,

Tunjung Dyah Girindra, S.Pd


NIP:198705162022212008
137

Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus I)

Nama Sekolah : SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur


Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal :
Pertemuan : I dan II
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Subtema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran : ke - 4
Nama Guru : Munifa Aini
Nama Observer : Munifa Aini

A. Pengantar
Kegiatan observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning. Jadi, aktivitas yang perlu diperhatikan adalah kegiatan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran
B. Petunjuk :
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu
sesuai dengan pedoman penilaian rubrik
C. Lembar Pengamatan

Langkah-Langkah Model Rentang Nilai


No. Aspek yang diamati
Project Based Learning 1 2 3 4 5
Pendahuluan:

1.  Siswa menjawab
salam.
138

 Siswa berdoa
(untuk mengawali
2.
kegiatan
pembelajaran).

 Siswa
mendengarkan
guru
3.
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti :
 Siswa mengamati
gambar/media
tentang pengaruh
kegiatan ekonomi
4.
terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat yang
diperintahkan guru.

 Siswa menjawab
5. Perencanaan Proyek pertanyaan dari
guru.
 Siswa
mengidentifikasi
6. permasalahan yang
terikat dengan
topik yang dikaji.
 Siswa bersama
7. Membuat Perencanaan kelompok
mengidentifikasi
139

perencanaan
proyek terkait
dengan
penyelesaian
permasalahan yang
diidentifikasi.
 Siswa menyiapkan
alat dan bahan
8.
untuk merancang
proyek.
 Siswa menyepakati
9. Menyusun Jadwal jadwal yang
diberikan guru.

 Kelompok dapat
membuat
proyek/karya
dengan memahami
konsep yang terkait

Memoitor Pembuatan dengan materi


10.
Proyek pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.

 Siswa mengerjakan
proyek secara
optimal dan
11.
bekerja secara
efektif dan efesien
dalam kelompok.

12. Uji Coba Hasil Proyek  Siswa


140

mempresentasikan
hasil pembuatan
proyek yang telah
mereka buat.
Kegiatan Penutup:
 Siswa menarik
13. Evaluasi kesimpulan atau
rangkuman hasil
belajar.
 Siswa bertanya
jawab tentang
materi yang telah
14. dipelajari (untuk
mengetahui
ketercapaian
materi).
 Siswa
mendengarkan
15. guru memberikan
pesan belajar dan
pesan moral.
 Siswa berdoa
16. untuk mengakhiri
pembelajaran.
Jumlah
Rata-Rata
Kategori

Keterangan :
1. Tidak baik : 30-39
2. Kurang : 40-45
3. Cukup : 56-65
4. Baik : 66-79
141

5. Baik sekali : 80-100

D. Saran dan komentar Pengamat


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Jakarta, 20 Juli 2022


Peneliti,

Munifa Aini
NIM: 11180183000002
142

Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus II)

Nama Sekolah : SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur


Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal :
Pertemuan : III dan IV
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Subtema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
Pembelajaran : ke - 4
Nama Guru : Munifa Aini
Nama Observer : Munifa Aini

A. Pengantar
Kegiatan observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning. Jadi, aktivitas yang perlu diperhatikan adalah kegiatan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran
B. Petunjuk :
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu
sesuai dengan pedoman penilaian rubrik
C. Lembar Pengamatan

Langkah-Langkah Model Rentang Nilai


No. Aspek yang diamati
Project Based Learning 1 2 3 4 5
Pendahuluan:

1.  Siswa menjawab
salam.
143

 Siswa berdoa
(untuk mengawali
2.
kegiatan
pembelajaran).

 Siswa
mendengarkan
guru
3.
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti :
 Siswa mengamati
gambar/media
tentang pengaruh
kegiatan ekonomi
4.
terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat yang
diperintahkan guru.

 Siswa menjawab
5. Perencanaan Proyek pertanyaan dari
guru.
 Siswa
mengidentifikasi
6. permasalahan yang
terikat dengan
topik yang dikaji.
 Siswa bersama
7. Membuat Perencanaan kelompok
mengidentifikasi
144

perencanaan
proyek terkait
dengan
penyelesaian
permasalahan yang
diidentifikasi.
 Siswa menyiapkan
alat dan bahan
8.
untuk merancang
proyek.
 Siswa menyepakati
9. Menyusun Jadwal jadwal yang
diberikan guru.

 Kelompok dapat
membuat
proyek/karya
dengan memahami
konsep yang terkait

Memoitor Pembuatan dengan materi


10.
Proyek pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.

 Siswa mengerjakan
proyek secara
optimal dan
11.
bekerja secara
efektif dan efesien
dalam kelompok.

12. Uji Coba Hasil Proyek  Siswa


145

mempresentasikan
hasil pembuatan
proyek yang telah
mereka buat.
Kegiatan Penutup:
 Siswa menarik
13. Evaluasi kesimpulan atau
rangkuman hasil
belajar.
 Siswa bertanya
jawab tentang
materi yang telah
14. dipelajari (untuk
mengetahui
ketercapaian
materi).
 Siswa
mendengarkan
15. guru memberikan
pesan belajar dan
pesan moral.
 Siswa berdoa
16. untuk mengakhiri
pembelajaran.
Jumlah
Rata-Rata
Kategori

Keterangan :
1. Tidak baik : 30-39
2. Kurang : 40-45
3. Cukup : 56-65
4. Baik : 66-79
146

5. Baik sekali : 80-100

D. Saran dan komentar Pengamat


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Jakarta, 22 Juli 2022


Peneliti,

Munifa Aini
NIM: 11180183000002
147

Lembar Observasi Kreativitas Siswa dalam Membuat Project Based Learning

Jumlah Skor
Aspek yang diamati

Kategori
No. Nama

Nilai
Elaborasi Kecerdasan Keaslian Keluwesan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
148

Lembar Wawancara Dengan Guru Kelas V di SDN Kalisari 02 Pagi Jakarta Timur
No. Perilaku yang diamati Komentar
1. Bagaimana kondisi kelas saat proses Menyenangkan, ramai, kurang
belajar mengajar berlangsung setelah
kondusif, kurang aktif, kurang kreatif
sekian lama melakukan pembelajaran
jarak jauh ? karena siswa sudah terbiasa belajar
secara jarak jauh / daring jadi
pencapaian hasil pembelajaran siswa
setelah daring tersebut menjadi kurang
optimal. Saya sebagai guru harus
memlilih strategi, model, metode
pembelajaran yang tepat, memberikan
motivasi, penguatan, agar ssiswa
kembali aktif, kreatif dan semangat
dalam memulai pembelajaran tatap
muka kembali.
2. Bagaimana kondisi siswa selama Kondisi pembelajaran saat online /
pembelajaran jarak jauh dilaksanakan?
pembelajaran jarak jauh sangat berbeda
jauh dengan kondisi pembelajaran di
kelas sebelum pandemi. Siswa menjadi
kurang aktif.
3. Model dan metode apa saja yang Model Problem Based Learning,
sering ibu gunakan saat kegiatan Project Based Learning, Kontekstual,
pembelajaran? ceramah.
4. Bagaimanakah suasana kegiatan Mata pelajaran IPS cenderung kurang
pembelajaran saat mata diminati siswa, karena dianggap
pelajaran IPS berlangsung ? membosankan dan kurang menarik.
Jadi sebagai guru harus pandai memilih
metode agar suasana kelas saat
pembelajaran IPS menjadi lebih
menarik minat siswa.
5. Apa saja yang dilakukan agar proses Dengan memilih model, metode, dan
149

pembelajaran IPS berlangsung secara strategi yang tepat agar siswa tidak
efektif? jenuh dan kegiatan pembelajaran
menyenangkan.
6. Model pembelajaran apa saja yang pernah
Problem Based Learning
ibu gunakan saat pembelajaran IPS?
7. Apakah dengan menggunakan Tentu, karena dengan menggunakan
suatu model dapat mengatasi suatu suatu model pembelajaran membuat
permasalahan di kelas? suasana kelas lebih menyenangkan,
membuat siswa aktif dan kreatif.
8. Pernahkah menggunakan model PjBL Untuk mata pelajaran IPS belum
saat pembelajaran IPS ? pernah menggunakan model PjBL.
9. Bagaimana pendapat ibu tentang model Model PjBL itu adalah model
PjBL ? pembelajaran yang sangat bagus karena
dari segi afektif, kognitif, dan
psikomotoriknya dinilai.
10. Apakah yang dimaksud dengan Kreativitas siswa adalah saat siswa
kreativitas siswa itu ? mengungkapkan gagasan/ide.
11. Bagaimana cara agar anak kreatif? Beri contoh kepada siswa tentang apa
itu kreatif, hasil dari kreatif itu,
kemudian beri motivasi agar siswa
berani mengeluarkan ide-idenya, lalu
dampingi siswa untuk mewujudkan
idenya menjadi suatu karya, dan
berikan reward atas hasil ide yang
sudah menjadi karya tersebut serta
memberi masukan agar siswa tersebut
menjadi lebih baik lagi.
12. Bagaimana cara agar siswa antusias Membuat pembelajaran dengan
dalam membuat proyek ?
memnggunakan model PjBL
menyenagkan agar anak tertarik,
memberi kebebasan dalam berkarya
atau membuat proyek, memberikan
150

motivasi kepada siswa agar terus


berkembang mengeluarkan ide-idenya,
mendampingi saat anak mau
mewujudkan idenya menjadi suatu
karya dan berikan refleksi diakhir.
151

Pedoman Penilaian Rubrik Lembar Observasi Siswa


No Aspek Kriteria Nilai
1. Siswa bersiap-siap  Semua siswa bersiap-siap dan  5
dan menjawab menjawab salam.
salam guru.  Sebagian besar siswa bersiap-siap  4
dan menjawab salam .
 Hanya setengah bagian dari siswa  3
yang bersiap-siap dan menjawab
salam
 Hanya sedikit siswa yang bersiap-  2
siap dan menjawab salam.
 Tidak ada siswa tidak bersiap-siap
dan tidak menjawab salam.  1
2. Siswa berdoa  Semua siswa berdoa.  5
(untuk mengawali  Sebagian besar dari siswa berdoa.  4
kegiatan  Setengah bagian dari siswa
pembelajaran). berdoa.  3
 Hanya sedikit dari siswa yang
berdoa.  2
 Tidak ada siswa yang berdoa.
 1
3. Siswa  Semua siswa mendengarkan guru  5
mendengarkan yang sedang menyampaikan
guru tujuan pembelajaran.
menyampaikan  Sebagian besar dari siswa
tujuan mendengarkan guru yang sedang  4
pembelajaran. menyampaikan tujuan
pembelajaran.
 Hanya setengah dari siswa yang
mendengarkan guru.  3
 Hanya 3 sampai 5 orang siswa
yang mendengarkan guru.  2
152

 Tidak ada siswa yang


mendengarkan guru.  1
4. Siswa mengamati  Semua siswa dengan seksama  5
gambar/media mengamati gambar tentang
tentang kesenjangan sosial.
kesenjangan sosial  Sebagian besar siswa mengamati  4
di kota dan desa gambar tentang kesenjangan
yang diperintahkan sosial.
guru.  Setengah dari siswa mengamati  3
gambar tentang kesenjangan
sosial, setengahnya lagi tidak
mengamati.
 Hanya sedikit dari siswa yang  2
mengamati gambar tentang
kesenjangan sosial.
 Tidak ada siswa yang mengamati  1
gambar tentang kesenjangan
sosial.
5. Siswa menjawab  Lebih dari 3 orang siswa  5
pertanyaan dari menjawab pertanyaan dari guru.
guru.  2 orang siswa menjawab  4
pertanyaan dari guru.
 1 orang siswa menjawab  3
pertanyaan dari guru.
 1 orang siswa dengan ditunjuk  2
guru menjawab pertanyaan dari
guru.
 Tidak ada siswa yang menjawab  1
pertanyaan dari guru.
6. Siswa  Lebih dari 15 orang siswa dapat  5
mengidentifikasi mengidentifikasikan
permasalahan yang permasalahan ditandai dengan
153

terikat dengan mengajukan pertanyaan dan dapat


topik yang dikaji. menjawab pertanyaan dari guru.
 10 orang siswa dapat
mengidentifikasikan  4
permasalahan ditandai dengan
mengajukan pertanyaan dan dapat
menjawab pertanyaan dari guru.
 5 orang siswa dapat
mengidentifikasikan
permasalahan.  3
 Tidak lebih dari 3 orang siswa
dapat mengidentifikasikan
permasalahan.  2
 Siswa tidak dapat
mengidentifikasikan
permasalahan.  1

7. Siswa bersama  Siswa bersama kelompok  5


kelompok mengidentifikasikan perencenaan
mengidentifikasi proyek dengan semangat, kompak
perencanaan dan bekerja sama.
proyek terkait  Siswa bersama kelompok
dengan mengidentifikasikan perencanaan  4
penyelesaian proyek dengan semangat dan
permasalahan yang kompak.
diidentifikasi.  Siswa bersama kelompok
mengidentifikasikan perencanaan  3
proyek dengan semangat.
 Siswa bersama kelompok
mengidentifikasikan perencanaan
kelompok dengan keributan.  2
154

 Siswa bersama kelompok tidak


mengidentifikasikan perencanaan
proyek.
 1
8. Siswa menyiapkan  Siswa menyiapkan 4 alat dan  5
alat dan bahan bahan untuk merancang proyek
untuk merancang dengan lengkap.
proyek.  Siswa menyiapkan 3 alat dan  4
bahan untuk merancang proyek.
 Siswa menyiapkan 3 alat dan  3
bahan untuk merancang proyek..
 Siswa menyiapkan 2 alat dan
bahan untuk merancang proyek.  2
 Siswa tidak menyiapkan alat
bahan untuk merancang proyek.  1
9. Siswa menyepakati  Semua siswa sangat setuju dengan  5
jadwal yang
jadwal yang telah disepakati.
diberikan guru.
 Sebagian besar dari siswa setuju
dengan jadwal yang telah  4
disepakati.
 Hanya beberapa siswa yang setuju
dengan jadwal yang telah  3
disepakati.
 Tidak ada siswa yang setuju dan
menyepakati jadwal.  2
 Jadwal belum dibuat dan
disepakati.
 1
10. Kelompok dapat  Kelompok dapat membuat proyek  5
membuat dengan lancar tanpa bantuan dan
proyek/karya tepat waktu.
dengan memahami  Kelompok dapat membuat proyek  4
155

konsep yang terkait dengan sedikit bantuan dan tepat


dengan materi waktu.
pengaruh kegiatan  Kelompok dapat membuat proyek  3
ekonomi terhadap dengan banyak bantuan dan tepat
tingkat waktu.
kesejahteraan  Kelompok dapat membuat proyek  2
masyarakat. ddengan banyak bantuan dan
tidak tepat waktu.
 Kelompok tidak dapat membuat  1
proyek.
11. Siswa mengerjakan  Semua siswa mengerjakan proyek  5
proyek secara
secara optimal, bekerja secara
optimal dan
bekerja secara efektif dan efesien dalam
efektif dan efesien kelompok.
dalam kelompok.
 Sebagian besar siswa  4
mengerjakan proyek secara
optimal, bekerja secara efektif dan
efesien dalam kelompok.
 Sebagian besar siswa  3
mengerjakan proyek secara
optimal saja dalam kelompok.
 Hanya sedikit dari siswa yang  2
bekerja secara optimal saja dalam
kelompok.
 Tidak ada siswa yang  1
mengerjakan proyek dalam
kelompok.
12. Siswa  Bahasa yang digunakan saat  5
mempresentasikan
presentasi sangat mudah
hasil pembuatan
proyek yang telah dipahami.
mereka buat.  Bahasa yang digunakan saat  4
presentasi mudah dipahami.
156

 Bahasa yang digunakan saat  3


presentasi agak sulit dipahami.
 Bahasa yamg digunakan sulit  2
dipahami.
 Tidak ada siswa yang  1
mempresentasikan hasil
proyeknya.
13. Siswa menarik  Perwakilan seorang siswa menarik  5
kesimpulan atau
kesimpulan tanpa bantuan guru.
rangkuman hasil
belajar.  Perwakilan seorang siswa menarik
kesimpulan dengan dibantu guru.  4
 Perwakilan siswa menarik
kesimpulan dengan dibantu guru
dan teman.  3
 Perwakilan siswa menarik
kesimpulan tetapi tidak ada
kaitannya dengan materi  2
pembelajaran hari ini.
 Siswa tidak dapat menarik
kesimpulan.
 1
14. Siswa bertanya  Lebih dari tiga orang siswa yang  5
jawab tentang
bertanya.
materi yang telah
dipelajari (untuk  Terdapat dua orang siswa yang  4
mengetahui bertanya.
ketercapaian
materi).  Hanya ada satu orang siswa yang  3
bertanya.
 Siswa bertanya tetapi tidak ada  2
kaitannya dengan materi
pembelajaran hari ini.
 Tidak ada siswa yang bertanya.  1
15. Siswa  Semua siswa mendengarkan pesan  5
157

mendengarkan belajar dan pesan moral oleh guru.


guru memberikan
 Ada beberapa siswa yang tidak
pesan belajar dan
pesan moral. mendengarkan pesan belajar dan  4
pesan moral oleh guru.
 Setengah dari siswa yang
mendengarkan pesan belajar dan  3
pesan moral oleh guru.
 Hanya sedikit siswa yang
mendengarkan pesan belajar dan  2
pesan moral oleh guru.
 Tidak ada siswa yang
mendengrakan pesan belajar dan  1
pesan moral oleh guru.
16. Siswa berdoa untuk  Semua siswa berdoa dengan  5
mengakhiri
khidmat.
pembelajaran.
 Sebagian besar siswa berdoa  4
dengan khidmat.
 Setengah dari siswa berdoa  3
dengan khidmat dan setengah
lainnya bercanda.
 Hanya sedikit siswa yang berdoa  2
dengan khidmat.
 Tidak ada siswa yang berdoa.  1

Pedoman Penilaian Rubrik Observasi Guru


No Aspek Kriteria Nilai
1. Kemampuan guru  Guru membuka pelajaran dengan  5
membuka pelajaran memimpin do‘a dan memberi
(memberi salam salam.
dan berdoa).  Guru membuka pelajaran dengan  4
memerintahkan siswa memimpin
do‘a dan memberi salam.
158

 Guru membuka pelajaran dengan


memerintahkan siswa memeimpin  3
do‘a dan tidak memberi salam
 Guru membuka pelajaran hanya
dengan memberi salam.
 Guru membuka pelajaran tidak  2
berdoa dan memberi salam.
 1
2. Kemampuan guru  Guru memeriksa kesiapan siswa  5
mengecek kesiapan
dengan cara melihat kerapihan
siswa dan
mengabsen siswa. seragam, tempat duduk, meja
siswa secara menyeluruh dan
mengabsen siswa.
 Guru memeriksa ke kesiapan  4
siswa dengan hanya melihat
kerapihan seragam siswa dan
mengabsen siswa.
 Guru hanya memeriksa kesiapan  3
siswa tetapi tidak mengabsen
siswa.
 Guru hanya mengabsen siswa  2
 Guru tidak memeriksa kesiapan  1
siswa dan tidak mengabsen siswa.
3. Kemampuan guru  Guru menghubungkan materi  5
menghubungkan
yang akan dipelajari dengan
materi yang akan
dipelajari dengan pengalaman awal siswa.
pengalaman awal  Guru menghubungkan materi  4
siswa (apersepsi).
yang akan dipelajari dengan
pengalaman guru sendiri.
 Guru hanya menyampaikan  3
materi yang akan dipelajari tetapi
tidak mengubungkan dengan
159

pengalaman siswa.
 Guru tidak menyampaikan materi  2
yang akan dipelajari tetapi hanya
bertanya pengalaman awal siswa.
 Guru tidak menghubungkan
materi dengan pengalaman awal  1
siswa.
4. Kemampuan guru  Guru menyampaikan tujuan  5
menyampaikan
pembelajaran secara menyeluruh
tujuan
pembelajaran. dengan sangat jelas.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran secara menyeluruh  4
tetapi dengan tata bahasa yang
kurang jelas.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hanya sebagian  3
dengan tata bahasa yang tepat.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hanya sebagian  2
dengan tata bahasa yang kurang
jelas.
 Guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran.  1
5. Kemampuan guru  Guru membagikan kelompok  5
menunjukkan
dengan kondisi kelas tertib.
gambar tentang
kesenjangan sosial  Guru membagikan kelompok  4
di kota dan desa. dengan kondisi kelas sedikit tidak
tertib.
 Guru membagikan kelompok  3
tetapi kondisi kelas tidak tertib.
 Guru tidak mampu membagikan  2
kelompok tetapi kondisi kelas
160

tertib.
 Guru tidak mampu membagikan  1
kelompok dan kondisi kelas tidak
tertib.
6. Kemampuan guru  Guru menunjukkan beberapa  5
memberi
gambar yang jelas tentang
pertanyaan yang
merangsang siswa kesenjangan sosial di kota dan
untuk berpikir desa.
kreatif.
 Guru menunjukkan gambar yang  4
jelas tentang kesenjangan sosial di
kota dan desa tetapi hanya 1
contoh gambar.
 Guru menunjukkan gambar yang  3
kurang jelas tentang kesenjangan
sosial tetatpi hanya 1 contoh
gambar.
 Guru menunjukkan gambar bukan  2
tentang kesenjangan sosial.
 Guru tidak menunjukkan gambar
tentang kesenjangan sosial di kota  1
7. Kemampuan guru  Guru memamparkan topik tentang  5
dalam memaparkan
kesenjangan sosial di kota dan
topik tentang
kesenjangan sosial desa serta pengaruhnya terhadap
di kota dan desa tingkat kesejahteraan masyarakat
serta pengaruhnya
kegiatan ekonomi dengan menunjukkan beberapa
terhadap tingkat contoh kasusnya.
kesejahteraan
 Guru memamparkan topik tentang  4
masyarakat.
kesenjangan sosial di kota serta
pengaruhnya terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan
menunjukkan satu contoh
kasusnya.  3
161

 Guru memaparkan topik tentang


kesenjangan sosial di kota serta
pengaruhnya terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat tidak
menunjukkan contoh kasusnya.  2
 Guru hanya memamparkan topik
tentang kesenjangan sosial di  1
kota.
 Guru tidak memamparkan topik
tentang kesenjangan sosial di kota
serta pengaruhnya terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat.
8. Kemampuan guru  Guru membagikan LKS , alat dan  5
dalam membagikan
bahan untuk membuat proyek.
LKS,alat dan
bahan untuk  Guru membagikan LKS, alat dan  4
membuat proyek bahan untuk membuat proyek
(poster distribusi/
penjualan hasil melalui perantara siswa.
produksi) pada  Guru membagikan LKS, alat dan  3
tiap-tiap kelompok.
bahan untuk membuat proyek
tetapi tidak lengkap.
 Guru membagikan LKS saja.  2
 Guru tidak membagikan LKS, alat  1
dan bahan untuk membuat
proyek.
9. Kemampuan guru  Guru mengarahkan siswa untuk  5
dalam
bergabung bersama kelompoknya
mengarahkan siswa
untuk memastikan berdasarkan sumber dan bahan
agar proyek dapat yang telah disediakan dengan
dikerjakan
berdasarkan lengkap.  4
ketersediaan bahan  Guru mengarahkan siswa untuk
dan sumber belajar
bergabung bersama kelompoknya
yang ada.
berdasarkan sumber dan bahan
162

yang telah disediakan dengan


kurang lengkap.  3
 Guru mengarahkan siswa untuk
tidak bergabung bersama
kelompoknya berdasarkan sumber
dan bahan yang telah disediakan
dengan tidak lengkap.  2
 Guru mengarahkan siswa untuk
tidak bergabung bersama
kelompoknya berdasarkan sumber
dan bahan yang belum disediakan.  1
 Guru tidak memberi arahan siswa.
10. Kemampuan guru  Guru bersama siswa memutuskan,  5
dalam menuliskan
menulis jadwal yang telah
jadwal aktivitas
yang mengacu disepakati.
pada waktu  Guru bersama siswa memutuskan  4
maksimal yang
telah disepakati jadwal yang telah disepakati tetapi
untuk tidak menulisnya.
menyelesaikan
 Guru hanya memtuskan dan  3
proyek.
membuat jadwal tanpa
kesepakatan bersama siswa.
 Guru tidak memutuskan dan  2
menyepakati jadwal yang telah
dibuat.
 Guru tidak membuat jadwal.  1
11. Kemampuan guru  Guru mengajarkan cara membuat  5
dalam melakukan
proyek dengan jelas kepada
pengawasan
terhadap semua siswa.
pelaksanaan  Guru mengajarkan cara membuat  4
proyek yang akan
dibuat. proyek dengan kurang jelas
kepada semua siswa.
 Guru mengajarkan cara membuat  3
163

proyek dengan kurang jelas


kepada sebagian besar siswa.
 Guru mengajarkan cara membuat  2
proyek dengan tidak jelas kepada
beberapa siswa.
 Guru tidak mengajarkan cara  1
membuat proyek kepada siswa.
12. Kemampuan guru  Guru membimbing siswa dalam  5
membimbing siswa
melaksankan proyek dengan
dalam melakukan
percobaan dan berkeliling membantu semua
berkeliling serta kelompok.
mengarahkan siswa
yang mengalami  Guru membimbing siswa dalam  4
kesulitan. melaksanakan proyek dengan
berkeliling membantu 4 kelompok
saja.
 Guru membimbing siswa dalam  3
melaksanakan proyek dengan
membantu 3 kelompok saja.
 Guru membimbing siswa dalam  2
melaksanakan proyek dengan
berkeliling membantu 1 kelompok
saja.
 Guru tidak membimbing siswa  1
dalam melaksanakan proyek.
13. Kemampuan guru  Guru membuat strategi tempat,  5
dalam
waktu yang tepat sesuai dengan
membimbing siswa
untuk jadwal yang telah disepakati
mempresentasikan sebelumnya untuk membimbing
hasil dari proyek
yang telah dibuat. siswa presentasi.
 Guru membuat strategi tempat,  4
waktu yang tepat tetapi kurang
sesuai dengan jadwal yang telah
164

disepakati sebelumnya untuk


membimbing siswa presentasi.
 Guru membuat strategi tempat,  3
waktu yang tepat tetapi sangat
tidak sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati sebelumnya.
 Guru membuat strategi tempat,  2
waktu yang tidak tepat dan tidak
sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati sebelumnya.
 Guru tidak mampu membimbing  1
siswa untuk mempresentasikan
hasil proyek.
14. Kemampuan guru  Guru memberi kesimpulan serta  5
dalam
penguatan kepada siswa yang
menyimpulkan
serta memberi berkaitan dengan materi kegiatan
penguatan yang ekonomi.
berkaitan dengan
materi kegiatan  Guru hanya memberi kesimpulan  4
ekonomi. yang berkaitan dengan materi
kegiatan ekonomi.
 Guru hanya memberi penguatan  3
yang berkaitan dengan materi
kegiatan ekonomi.
 Guru memberi kesimpulan dan  2
penguatan yang tidak berkaitan
dengan materi kegiatan ekonomi.
 Guru tidak memberi kesimpulan  1
dan penguatan yang berkaitan
dengan materi kegiatan ekonomi.
15. Guru  Guru menyampaikan beberapa  5
menyampaikan
pesan moral sesuai dengan materi
pesan moral.
pembelajaran hari ini.
165

 Guru hanya menyampaikan satu  4


pesan moral sesuai dengan materi
pembelajaran hari ini.
 Guru hanya menyampaikan satu  3
pesan moral, tetapi sedikit
menyimpang dengan materi
pembelajaran hari ini.
 Guru menyampaikan pesan moral  2
yang tidak sesuai dengan materi
hari ini.
 Guru tidak menyampaikan pesan  1
moral.
16. Kemampuan guru  Guru menutup pembelajaran  5
menutup
dengan memimpin doa,
pembelajaran.
mengucapkan salam dan
menghimbau siswa agar selalu
menjaga protokol kesehatan.  4
 Guru menutup pembelajaran
dengan memerintahkan siswa
untuk mempimpin doa, menutup
salam dan menghimbau siswa
agar selalu menjaga protokol  3
kesehatan.
 Guru hanya memimpin do‘a dan  2
mengucapkan salam.
 Guru hanya memimpin doa dan
menghimbau siswa agar selalu  1
menjaga protokol kesehatan
 Guru tidak memimpin doa, tidak
mengucapkan salam dan tidak
menghimbau siswa agar selalu
menjaga protokol kesehatan.
166

17. Penerapan model  Semua siswa antusias dalam  5


project based
proses pembelajaran project
learning dalam
proses based learning.  4
pembelajaran.  Ada beberapa siswa yang kurang
antusias dalam proses
pembelajaran project based  3
learning.
 Setengah siswa antusias dalam
proses pembelajaran project  2
based learning.
 Hanya beberapa siswa yang
antusias dalam proses  1
pembelajaran project based
learning.
 Tidak ada siswa yang antusias
dalam proses pembelajaran
project based learning.
167

DOKUMENTASI
1. Guru memberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan materi pembelajaran
168

2. Guru membagi kelompok dan menjelaskan cara membuat proyek

3. Alat dan bahan siklus I dan II


169

4. Siswa membuat proyek dan guru mengawasi siswa dalam membuat proyek sekaligus
menilai
170

5. Siswa sedang mempersentasikan hasil kerja didepan kelas


171

6. Siswa membagikan undangan kepada bapak dan ibu guru

7. Siwa mempersiapkan pasar kelas


172

8. Siswa menghias tempat untuk menjual hasil proyek (gelang)

9. Pasar dikunjungi pembeli dan siswa berjualan


173

10. Pembagian reward dan kelompok terbaik


174

11. Hasil proyek poster dan gelang


175

Anda mungkin juga menyukai