Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INDEKS HARGA DAN INFLASI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Ekonomi
Dosen Pengampu : Ibu Tiara Anggia Dewi, M.Pd dan Bapak Supriyo, nmM.Pd

Disusun Oleh :
1. Anggi Wulandari 20210032
2. Maulidia Nurul Zen 20210018
3. Adella Chyntia Putri 20210010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga kamis bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Indeks
Harga dan Inflasi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Telaah Kurikulum Ekonomi di Universitas
Muhammadiyah Metro. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 20 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada saat ini

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Indeks Harga
2. Apa saja macam – macam Indeks Harga
3. Metode apa saja yang digunakan dalam perhitungan Indeks Harga
4. Apa yang dimaksud Inflasi
5. Bagaimana cara menghitung pertumbuhan laju inflasi per periode
6. Apa sebab tumbuhnya Inflasi, jenis Inflasi, dan Teori Inflasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Indeks Harga
2. Untuk mengetahui macam - macam Indeks Harga
3. Untuk mengetahui Metode Penghitungan Indeks Harga
4. Untuk mengetahui apa itu Inflasi
5. Untuk mengetahui Pertumbuhan Laju Inflasi
6. Untuk mengetahui Sebab Tumbuhnya inflasi, jenis inflasi, teori inflasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indeks Harga
Kenaikan harga berbagai komoditas di masyarakat secara umum diukur
dari hasil pencatatan harga komoditas di berbagai kota di Indonesia. Tugas
ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan dilakukan setiap
bulan dengan menggunakan angka indeks. Angka indeks adalah suatu
angka relative yang dinyatakan dalam persentase dan biasanya untuk
kesederhanaan lambang persentasenya dihilangkan. Terdapat beberapa
macam angka indeks, namun pada makalah ini hanya akan dibahas tentang
Indeks Harga dan inflasi. Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat
dipakai untuk memperlihatkan perubahan mengenai harga-harga barang,
baik harga untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang
dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan, atau ukuran statistik
yang menggambarkan perubahan harga dari waktu ke waktu dan indeks
harga biasanya dibandingfan dengan harga pada tahun dara yaitu tahun
tertentu yang dijadikan acuan. Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil
perhitungan indeks harga, yaitu:
1. Jika indeks harga > 100 berarti harga mengalami kenaikan (terjadi
inflasi).
2. Jika indeks harga < 100 berarti harga mengalami penurunan (terjadi
deflasi).
3. Jika indeks harga = 100 berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun)
Tujuan utama dari perhitungan indeks harga adalah mengetahui tingkat
inflasi atau deflasi yaitu kenaikan atau penurunan harga secara umum.
Selain itu untuk bisa menyajikan indikator pengukuran kegiatan
perekonomian secara umum, memberi rujukan atau patokan harga kepada
para pelaku ekonomi untuk menentukan harga barang dan jasa,
menyesuaikan gaji upah, bunga, pajak, subsidi yang sesuai dengan
perubahan daya beli uang
B. Macam-macam Indeks Harga
Ada beberapa jenis indeks harga yang lebih spesifik, tergantung pada
kelompok barang dan jasa yang diukur dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan
indeks harga yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan
harga. Dengan kata lain, IHK adalah indeks yang mengukur perubahan-
perubahan yang terjadi pada harga eceran barang dan jasa yang diminta
konsumen dari waktu ke waktu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari sejumlah barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. IHK merupakan salah satu indikator ekonomi
yang memberikan informasi mengenai harga barang dan jasa yang
dibayar oleh konsumen. Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam
perubahan harga beli di tingkat konsumen (purchasing cost) dari
sekelompok tetap barang dan jasa (fixed basket) yang pada umumnya
dikonsumsi masyarakat.
2. Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks harga yang menggambarkan
tingkat perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data dapat
memanfaatkan perkembangan harga produsen sebagai indikator dini
harga grosir maupun harga eceran. Selain itu dapat juga digunakan untuk
membantu penyusunan neraca ekonomi (PDB), distribusi barang, margin
perdagangan, dan sebagainya. IHP dikelompokkan ke dalam sektor
Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, dan Industri Pengolahan
3. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Badan Pusat Statistik (BPS)
menjelaskan bahwa IHPB adalah harga indeks yang menggambarkan
besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/grosir
dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah,
Komoditas tersebut merupakan produksi dalam negeri ataupun yang
diekspor dan komoditas yang berasal dari impor.
4. Indeks harga yang diterima (It) dan dibayar petani (Ib) Indeks harga yang
diterima (It) yaitu indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan
(harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima petani, atau
indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas
hasil produksi petani. Sedangkan Indeks harga yang dibayar petani (Ib),
yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan
pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya atau indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik
itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan untuk
proses produksi pertanian. Dari perhitungan indeks harga yang diterima
petani dan dibayar petani, maka dapat ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai
Tukar Petani (NTP) merupakan angka perbandingan antara indeks harga
yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator relatif
tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP maka semakin
sejahtera tingkat kehidupan petani
5. Indeks harga saham Indeks harga saham yaitu indeks harga yang
mengukur perubahan harga saham di pasar modal, yang terdiri dari:
a. Indeks Harga Saham Individu (IHSI) adalah indeks harga masing-
masing saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks semua saham
yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks

C. Metode Penghitungan Indeks Harga


Metode perhitungan indeks harga tergantung pada jenis indeks harga
yang digunakan. 0leh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang tepat agar
tujuan angka indeks yang telah ditetapkan hasilnya dapat dipercaya. Pada
dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu:
1. Indeks Harga Agregatif Sederhana atau Indeks Harga Agregatif Tidak
Tertimbang (simple aggregative methode). Yaitu metode yang
menghitung indeks harga dengan menjumlahkan nilai uang dari semua
barang dan jasa pada tahun dasar dan tahun berjalan, kemudian
membaginya dengan nilai uang pada tahun dasar. Metode ini sangat
sederhana, indeks harga dihitung dengan rumus sebagai berikut:
`
Keterangan :
Rumus: IA = Indeks harga agregatif tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar

Berdasarkan data diatas, maka angka indeks harga tahun 2015 adalah
2300
IA¿ X 100=104 , 55
2200
Jadi harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,55%

2. Indeks Harga Agregatif Tertimbang dapat dilakukan dengan beberapa


metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan
berikut ini.
a. Metode Laspeyres (IL) Indeks Laspeyres adalah indeks harga
tertimbang dengan kuantitas barang pada tahun dasar (Qo) sebagai
faktor penimbangnya. IL dihitung dengan rumus:

Berdasarkan data diatas, maka indeks laspeyres (IL) dapat dihitung sbb:
210.000
IL = X 100=105 , 00
200.000
Jadi pada tahun 2015 telah terjadi kenaikan harga sebesar 5%

b. Metode Paasche (IP) Indeks Paasche adalah indeks harga


tertimbang dengan kuantitas barang pada tahun yang diukur (Qn)
sebagai faktor penimbangnya. IP dihitung dengan rumus:

Berdasarkan datadi atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai


berikut
242,500
IP X 100=101 ,04
240.000
Jadi pada tahun 2015 terjadi kenaikan harga sebesar 1.04%

Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu kelemahan


sebagai berikut:
- Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil
penghitungan lebih besar (over estimate), karena pada umumnya harga
barang cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang diminta
mengalami penurunan. Dengan demikian besarnya Qo akan lebih besar
dari pada Qn
- Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan
cenderung lebih rendah (underestimate), karena dengan naiknya harga
akan menyebabkan permintaan turun, sehingga Qn lebih kecil dari pada
Qo. Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara
mengintegrasikan angka indeks tersebut, yaitu dengan menggunakan
metode indeks Drobisch and Bowley. (ID), Indeks Irving Fisher (IF), dan
Indeks Marshal Edgewarth (IM).

c. Metode Drobidch and bowley (ID) Angka indeks tertimbang dengan


Metode Drobisch and Bowley dapat dirumuskan sebagai berikut.
Rumus : Keterangan :
IL+ IP
ID ID = Indeks Drobisch and Bowley
2
IL = Indeks Laspeyres
IP = Indeks Paasche
Contoh soal: Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan
Paasche, pada soal di atas dapat dihitung besarnya indeks Drobisch
Bowley sebagai berikut.
105 ,00+ 101, 04
ID =103 , 02
2
Jadi terdapat kenaikan harga 3,02% pada tahun 2015

d. Metode Irving Fisher (IF) Penghitungan angka indeks dengan


Metode Irving Fisher merupakan angka indeks yang ideal. Irving
Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata
ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Rumus : Keterangan :
IF=√ IL x IP IF = Angka indeks Irving Fisher
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche,
maka dapat dihitung besarnya indeks Irving Fisher sebagai berikut.
IF =√ 105 , 00 x 101 ,04=¿ ¿ 103,00 Berarti terdapat kenaikan harga
3,00% pada tahun 2015

e. Metode Marshal Edgewarth (IM) angka indeks dihitung dengan cara


menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n,
kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga
pada tahun n. Keterangan :
IM = Indeks Marshal Edgewarth
Qo = Jumlah kuantitas pada tahun dasar
Qn = Jumlah kuantitas tahun yang dihitung
Po = Harga pada tahun dasar
Pn = Harga pada tahun yang dihitung

3. Angka indeks rantai Angka indeks rantai adalah perhitungan angka


indeks dengan menggunakan tahun sebelumnya sebagai tahun
dasar. Misalnya menghitung angka indeks tahun 2013 tahun
dasarnya 2012, angka indeks tahun 2014 tahun dasarnya 2013,
angka indeks tahun 2015 tahun dasarnya 2014, dan seterusnya.
Contohnya:
Tahu 2011 2012 2013 2014 2015
n
Harga Rp500,0 Rp600,0 Rp700,0 Rp800,0 Rp900,0
0 0 0 0 0

Indeks rantai dapat dihitung sebagai berikut :


500
- Indeks tahun 2011 = x 100=100 , 00
500
600
- Indeks tahun 2012 = x 100 = 120,00
500
700
- Indeks tahun 2013 = x 100 = 116,67
600
800
- Indeks tahun 2014 = x 100= 114,29
700
900
- Indeks tahun 2015 = x 100= 112,50
800

D. Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price
level) cenderung naik, karena barang dan jasa yang ada di pasaran
mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, dimana sebagian besar
dari harga-harga tersebut meningkat secara terus meneruss (continue)
sehingga berakibat terjadinya inflasi. Ketika inflasi naik lebih cepat dari
biasanya, hal itu dapat mengguncang konsumen yang tidak mengharapkan
untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk gas, bahan makanan,
pakaian, sewa dan berbagai produk dan layanan lainnya. Mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebuhnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi. Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai
berikut.
E. Laju Inflasi
Laju inflasi ini diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk
mengetahui perubahan pada suatu barang atau jasa.(Economics et al., 2020)
Laju Inflasi =
Indeks Harga periode yang dihitung−Indeks Harga periode sebelumnya
x 100 %
Indeks Harga periode sebelumnya
Contoh:
Indeks harga pada bulan Juli 2015 sebesar 110 dan indeks harga pada bulan
Agustus 2015 sebesar 112, maka laju inflasi pada bulan Agustus 2015 dapat
dihitung sebagai berikut:
112−110
Laju Inflasi bulan Agustus 2015 = x 100% = 1,82%
110

F. Sebab Tumbuhnya inflasi, jenis inflasi, teori inflasi


Inflasi yang terjadi dalam suatu negara akan sangat merugikan
masyarakat atau konsumen, karena keadaan harga barang dan jasa selalu
mengalami kenaikan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi,
akan tetapi secara garis besar timbulnya inflasi disebabkan oleh beberapa
sebagai berikut:
1. Kenaikan permintaan melebihi penawaran (Demand pull inflation) dimana
inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang
dan jasa secara menyeluruh. Hal ini bisa disebabkan oleh meningkat nya
belanja pemerintah, meningkatnya permintaan untuk di ekspor dan
meningkatnya barang untuk swasta
2. Kenaikan biaya produksi (Cost push inflation) dimana inflasi yang terjadi
karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang
ditawarkan mengalami kenaikan.
3. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (Money in
circulation), artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar,
sehingga para produsen menaikkan harga barang.
4. Berkurangnya jumlah barang di pasaran artinya jumlah barang yang ada
dipasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga
jumlahnya sedikit sedang permintaan akan barang tersebut banyak
sehingga harga barang naik.
5. Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) artinya inflasi karena
mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi
(kenaikan harga barang di luar negeriI, sehingga barang-barang impor
mengalami kenaikan harga.
6. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation), artinya Meningkatnya
pengeluaran pemerintah atau terjadi deficit anggaran

Jenis Inflasi
Jenis Inflasi Penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, di
antaranyasebagaiberikut.
1. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3:
a. inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5%
per tahun.
b. inflasi cepat (galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5% atau
lebih per tahun
c. inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi
yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
2. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi:
a. inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun (belum
mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat
dengan mudah untuk dikendalikan).
b. inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10%–30% per tahun (belum
membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat
yang berpenghasilan tetap).
c. inflasi berat, yaitu inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah
mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan
menabung dan lebih senang menyimpan barang).
d. inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi diatas 100% per
tahun (mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit
untuk dikendalikan/diatasi).
3. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:
a. inflasi dari dalam negeri(domestic inflation), artinya inflasi karena
penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran defisit,
b. inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi terjadi karena
suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang
mengalami inflasi

Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi, namun
teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di jaman yang
modern ini, terutama di negara – negara yang sedang berkembang. Teori
kuantitas ini menyoroti peranan dalam inflasi dari (Boediono, 1998: 167-169) :
a. Jumlah Uang yang Beredar
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang
yang beredar, tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar.
Kejadian seperti ini misalnya, kegagalan panen, hanya akan
menaikkan harga – harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah
uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun
sebab-musababnya awal dari kenaikan harga – harga tersebut.
b. Psikologi (expectations) masyarakat mengenai harga – harga

Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang


beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai harga-
harga di masa mendatang. Ada 3 kemungkinan keadaan, keadaan
yang pertama adalah bila masyarakat tidak (atau belum)
mengharapkan harga – harga untuk naik pada bulan – bulan
mendatang. Kedua adalah dimana masyarakat (atas dasar
pengalaman di bulan – bulan sebelumnya) mulai sadar bahwa ada
inflasi. Dan yang ketiga terjadi pada tahap inflasi yang lebih parah
yaitu tahap hiperinflasi, pada tahap ini orang – orang sudah
kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Hiperinflasi ini
pernah terjadi di Indonesia selama periode 1961 – 1966.

2. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, dan
menyoroti aspek lain dari inflasi (Boediono, 1998: 170-171). Menurut teori ini,
inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan
ekonominya. Proses inflasi, menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses
perebutan bagian rejeki diantara kelompok – kelompok sosial yang menginginkan
bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat
tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan dimana
permintaan masyarakat akan barang – barang selalu melebihi jumlah barang –
barang yang tersedia (timbulnya apa yang disebut inflationary gap).

Inflationary gap timbul karena adanya golongan – golongan masyarakat


tersebut berhasil menerjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang
efektif akan barang – barang. Dengan kata lain, mereka berhasil memperoleh
dana untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang – barang
yang didukung dengan dana. Golongan masyarakat seperti ini mungkin adalah
pemerintah sendiri, yang berusaha memperoleh bagian yang lebih besar dari
output masyarakat dengan jalan menjalankan defisit dalam anggaran belanjanya
yang dibiayai dengan mencetak uang baru. Golongan tersebut mugkin juga
pengusaha – pengusaha swasta yang menginginkan untuk investasi – investasi
baru dan memperoleh dana pembiayaannya dari kredit dari bank. Golongan
tersebut biasa pula serikat buruh yang berusaha memperoleh kenaikan gaji bagi
anggota – anggotanya melebihi kenaikan produktifitas buruh.

3. Teori Strukturalis
Teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di
negaranegara Amerika latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran
(rigdities) dari struktur perekonomian negara – negara sedang berkembang.
Menurut Boediono (1998), karena inflasi dikaitkan dengan faktor – faktor
struktural dari perekonomian (yang menurut definisi, faktor – faktor ini hanya bisa
berubah secara gradual dan dalam jangka panjang) maka teori ini bisa disebut
teori inflasi jangka panjang.
Mengenai teori strukturalis ini ada 3 hal yang perlu ditekankan :
a. Teori ini menerangkan proses inflasi jangka panjang di negara – negara
yang sedang berkembang.
b. Ada asumsi bahwa jumlah uang beredar bertambah dan secara pasif
mengikuti dan menampung kenaikan harga – harga tersebut. Dengan
kata lain, proses inflasi tersebut bisa berlangsung terus hanya apabila
jumlah uang beredar juga bertambah terus. Tanpa kenaikan jumlah uang
proses tersebut akan berhenti dengan sendirinya.
c. Faktor – faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab yang
paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100 % struktural. Sering
dijumpai bahwa keterangan – keterangan tersebut disebabkan oleh
kebijakan harga atau moneter pemerintah sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
INTEGRASI AYAT
DAFTAR PUSTAKA

Economics, P., Khaldoon, A., Ahmad, A., Wei, H., Yousaf, I., Ali, S. S., Naveed,
M., Latif, A. S., Abdullah, F., Ab Razak, N. H., Palahuddin, S. H., Tasneem
Sajjad , Nasir Abbas, Shahzad Hussain, SabeehUllah, A. W., Gulzar, M. A.,
Zongjun, W., Gunderson, M., Gloy, B., Rodgers, C., Orazalin, N., Mahmood,
M., … Ishak, R. B. (2020). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者におけ
る 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Corporate Governance
(Bingley), 10(1), 54–75.

Anda mungkin juga menyukai