Anda di halaman 1dari 16

IDEKS HARGA DAN INFLASI

Disusunguna Untuk Memenuhi Tugas

Mata Pelajaran Ekonomi

Guru Pengampu : Ibu Diyah Kesumaningsih

Disusun Oleh :
1. Adhli Muhammad Faqih (11 IPS 3/01)
2. Indi Sanita (11 IPS 3/14)
3. Anggy Wulandari (11 IPS 3/04)
4. Fadhilah Adi Putra (11 IPS 3/11)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)


MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Indeks
Harga Dan Inflasi” dengan tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat-Nya di Yaumul
Akhir.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata Mata Pelajaran Ekonomi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang mata pelajaran ekonomi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Diyah Kesumaningsih selaku guru
mata pelajaran Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalammualaikum Wr.Wb

Sukoharjo, 11 Oktober
2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indeks harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi suatu negara,
sebab kenaikan atau penurunan harga merupakan informasi untuk mengetahui
perkembangan ekonomi. Dalam perekonomian, salah satu masalah moneter yang
sangat penting dan hamper dijumpai pada semua negara di dunia adalah inflasi
inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu terjadi. Untuk mengukur
tingkat inflasi,indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga
konsumen yaitu indeks harga dari barang-barang yang selalu digunakan para
konsumen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu indeks harga dan inflasi ?
2. Apa itu hasil analisis indeks harga dan inflasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang indeks harga dan inflasi,
2. Untuk mengetahui hasil analisis indeks harga dan inflasi.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan dari makalah ini diharapkan mampu memperkaya pengetahuan,
baik bagi pembaca maupun penulis dalam memahami tentang indeks harga dan
inflasi mata pelajaran ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indeks Harga
1. Pengertian
Untuk mengetahui maju mundurnya perekonomian dari masa ke
masa diperlakukan angka indeks. Melalui angka indeks dapat pula
diketahui naik turunnya pendapatan dan harga pada suatu periode.
Angka indeks adalah angka yang menunjukan perubahan harga-harga
berbagai macam barang pada tempat dan waktu tertentu. Angka
indeks ini yang akan berguna dalam penyusunan indeks harga.
Kenaikan harga berbagai komoditas di masyarakat secara umum
diukur dari hasil pencatatan harga komoditas di berbagai kota di
Indonesia. Tugas ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Perhitungan dilakukan setiap bulan dengan menggunakan angka
indeks. Angka indeks adalah suatu angka relative yang dinyatakan
dalam persentase dan biasanya untuk kesederhanaan lambang
persentasenya dihilangkan. Terdapat beberapa macam angka indeks,
namun pada modul ini hanya akan dibahas tentang Indeks Harga.
Indek harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga
untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang dalam
waktu dan tempat yang sama atau berlainan.1
Indeks harga dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang
menunjukkan mengenai berbagai perubahan yang terjadi pada harga
dari waktu ke waktu. Biasanya untuk kesederhanaan, bentuk
presentase bisa dihilangkan. Ciri-ciri indeks harga antara lain:
1. Dapat digunakan sebagai standar perbandingan harga dari
waktu ke waktu.
2. Sebagai penetapan indeks harga didasarkan pada data
yang relevan.
3. Indeks harga di tetapkan oleh sempel, bukan dari populasi.
4. Dapat dihitungkan dengan berdasarkan waktu yang
memiliki kondisi ekonomi yang stabil.
1
Basuki, Ekonomi “modul inflasi dan indeks harga kelas xi”, Direktorat SMA, Direktorat
Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN, praya : 2020
5. Dalam perhitungan indeks harga dengan cara
menggunakan metode yang sesuai dan tepat. Untuk
perhitungannya indeks harga dapat dilakukan dengan
melalui cara membagi harga tahun akan dihitung
indekssinya dengan harga tahun dasar lalu dikali 100.

Pembuatan angka indeks memiliki tujuan untuk mengukur secara


kuantitatif terjadinya perubahan dalam periode yang berlainan. Manfaat
indeks harga bagi perekonomian suatu negara antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga komodbitas


terhadap daya beli konsumsi.
2. Dapat dijadikan indikator ekonomi untuk mengetahui
tingkat inflasi.
3. Mengetahui tingkat kenaikan pendapat masyarakat.
4. Dapat dijadikan ukuran besarnya biaya produksi yang
dikeluarkan.
5. Dapat digunakan untuk mengetahui daya beli nilai mata
uang.

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil perhitungan indeks harga,


yaitu:

1. Jika indeks harga > 100 berarti harga mengalami kenaikan


(terjadi inflasi).
2. Jika indeks harga < 100 berarti harga mengalami
penurunan (terjadi deflasi).
3. Jika indeks harga = 100 berarti harga tetap (tidak naik dan
tidak turun).

Jenis Indeks Harga Adapun jenis indeks harga dalam kegiatan ekonomi
suatu negara secara umum dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen


(IHK) merupakan indeks harga yang umum digunakan
untuk menggambarkan pergerakan harga. Dengan kata
lain, IHK adalah indeks yang mengukur perubahan-
perubahan yang terjadi pada harga eceran barang dan
jasa yang diminta konsumen dari waktu ke waktu.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari sejumlah barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. IHK merupakan salah satu
indikator ekonomi yang memberikan informasi
mengenai harga barang dan jasa yang dibayar oleh
konsumen. Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam
perubahan harga beli di tingkat konsumen (purchasing
cost) dari sekelompok tetap barang dan jasa (fixed
basket) yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat.
2. Indeks Harga Produsen (IHP) Indeks Harga Produsen
(IHP) adalah indeks harga yang menggambarkan tingkat
perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data
dapat memanfaatkan perkembangan harga produsen
sebagai indikator dini harga grosir maupun harga eceran.
IHP dikelompokkan ke dalam sektor Pertanian,
Pertambangan dan Penggalian, dan Industri Pengolahan.
3. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Badan Pusat
Statistik (BPS) menjelaskan bahwa IHPB adalah harga
indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga
pada tingkat harga perdagangan besar/grosir dari
komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu
negara/daerah, Komoditas tersebut merupakan produksi
dalam negeri ataupun yang diekspor dan komoditas yang
berasal dari impor.
4. Indeks harga yang diterima (It) dan dibayar petani (Ib)
Indeks harga yang diterima (It) yaitu indeks harga yang
berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang
telah dikorbankan dengan hasil diterima petani, atau
indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga
produsen atas hasil produksi petani. Sedangkan Indeks
harga yang dibayar petani (Ib), yaitu indeks harga yang
meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan
untuk biaya produksi pertaniannya atau indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan
rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi
sehari-hari maupun kebutuhan untuk proses produksi
pertanian. Dari perhitungan indeks harga yang diterima
petani dan dibayar petani, maka dapat ditentukan Nilai
Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan
angka perbandingan antara indeks harga yang diterima
petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu
indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin
tinggi NTP maka semakin sejahtera tingkat kehidupan
petani.
5. Indeks harga saham Indeks harga saham yaitu indeks
harga yang mengukur perubahan harga saham di pasar
modal, yang terdiri dari: 1) Indeks Harga Saham
Individu (IHSI) adalah indeks harga masing-masing
saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 2)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks
semua saham yang tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks.

Tujuan Perhitungan Indeks Harga Dalam menyusun indeks harga


perlu dirumuskan tentang apa yang akan diukur, bagaimana cara
mengukur, dan untuk apa pengukuran tersebut dilakukan. Penyusunan
indeks harga dalam ekonomi bertujuan antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai petunjuk atau barometer dari kondisi ekonomi


umum. Hal ini mengandung maksud sebagai berikut: -
Indeks harga grosir dapat menggambarkan secara tepat
tentang tren perdagangan. - Indeks harga diterima petani
dapat menggambarkan kemakmuran di bidang agraria.
2. Sebagai pedoman bagi kebijakan dan administrasi
perusahaan.
3. Indeks harga dapat dipergunakan sebagai deflator,
maksudnya bahwa pengaruh perubahan harga dapat
dihilangkan dengan cara membagi nilai tertentu dengan
indeks harga yang sesuai. Proses ini dinamakan proses
deflasi dan pembaginya disebut deflator.
4. Indeks harga dapat dipakai sebagai pedoman bagi
pembelian barang-barang. Maksudnya adalah harga
barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks
harga eceran atau indeks harga grosir agar dapat diukur
efisiensi pembelian barang-barang yang bersangkutan.
5. Indeks harga barang-barang konsumsi merupakan
pedoman untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan
kenaikan gaji buruh pada masa inflasi.
2. Metode Perhitungan Indeks Harga
Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan beberapa
metode. Oleh karena itu, perludilakukan pilihan yang tepat agar
tujuan angka indeks yang telah ditetapkan hasilnya dapat dipercaya.
Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks
yaitu:
a. Indeks Harga Agregatif Sederhana atau Indeks Harga Agregatif
Tidak Tertimbang (simple aggregative methode). Metode ini sangat
sederhana, indeks harga dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

IA = Indeks harga agregatif tidak ditimbang

Pn = harga yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun dasar

b. Indeks Harga Agregatif Tertimbang.


Penghitungan indeks harga agregatif tertimbang dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing
pada pembahasan berikut ini.
1) Metode Laspeyres (IL)
Indeks Laspeyres adalah indeks harga tertimbang dengan
kuantitas barang pada tahun dasar (Qo ) sebagai faktor
penimbangnya. IL dihitung dengan rumus:

Keterangan:
IL = Angka Indeks Laspeyres
Pn= Harga pada tahun yang dihitung indeksnya
Po= Harga pada tahun dasar
Qo= Kuantitas pada tahun dasar

2) Metode Paasche (IP)


Indeks Paasche adalah indeks harga tertimbang dengan kuantitas
barang pada tahun yang diukur (Qn) sebagai faktor penimbangnya.
IP dihitung dengan rumus:

Keterangan :
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka
indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn= Kuantitas tahun yang dihitung angka
indeksnya

3) Metode Drobisch and Bowley (ID)


Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley
dapat dirumuskan sebagai berikut. Rumus:

Keterangan :
ID = Indeks Drobisch and Bowley
IL = Indeks Laspeyres
IP = Indeks Paasche

4) Metode Irving Fisher (IF)


Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher
merupakan angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung
indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks
Laspeyres dan indeks Paasche. Rumus:
Keterangan :
IF = Angka indeks Irving Fisher
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche

5) Metode Marshal Edgewarth (IM)


Menurut metod ini, angka indeks dihitung dengan cara
menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n,
kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga
pada tahun. Rumus:

Keterangan :
IM = Indeks Marshal Edgewarth
Qo = Jumlah kuantitas pada tahun dasar
Qn = Jumlah kuantitas tahun yang dihitung
Po = Harga pada tahun dasar
Pn = Harga pada tahun yang dihitung

B. INFLASI
1. Pengertian
Saat ini masyarakat merasakan bahwa harga barang dan jasa
sebagai kebutuhan pokok terbilang lebih mahal dibandingkan
dengan harga barang dan jasa pada beberapa tahun lalu. Bahkan
bagi sebagian masyarakat kenaikan harga-harga pada kebutuhan
pokok sehari-hari telah menjadi beban hidup yang sangat berat.
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) maupun tarif dasar listrik (TDL), selalu membawa
dampak pada kenaikan harga-harga terutama harga komoditas
kebutuhan pokok masyarakat. Kenaikan harga-harga tersebut
kemudian mendorong laju inflasi menjadi semakin tinggi. Inflasi
yang tinggi akan menjadi beban bagi semua pihak. Dengan
inflasi, maka daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau
menurun. Dengan menurunnya daya beli mata uang, maka
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik barang maupun jasa akan semakin rendah. Laju inflasi yang
tidak stabil akan menyulitkan perencanaan bagi dunia usaha, tidak
mendorong masyarakat untuk menabung dan melakukan
investasi, menghambat perencanaan pembangunan oleh
pemerintah, merubah struktur APBN maupun APBD dan berbagai
dampak negatif lain yang tidak kondusif bagi perekonomian
secara keseluruhan.
Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang
beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian.
Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan
oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah
menyebabkan adanya kenaikan harga-harga. Pengertian Inflasi
dan Laju Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat
harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan
tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran
mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, dimana
sebagian besar dari harga-harga tersebut meningkat sehingga
berakibat terjadinya inflasi.2

2. Penggolongan Inflasi
Dalam buku Kebanksentralan seri inflasi (Suseno dan Siti
Astiyah,2009:3) dan buku karya Supriyanto (2007:172), Inflasi
digolongkan menjadi beberapa jenis. Berikut ini merupakan
beberapa penggolongan inflasi:
a. Penggolongan inflasi berdasarkan tingkatannya, yaitu
terdiri dari : Inflasi ringan yaitu dibawah 10% setahun
Inflasi sedang yaitu antara 10%-30% setahun Inflasi
berat yaitu antara 30%-100% setahun Hiperinflasi atau
inflasi tidak terkendali yaitu diatas 100% setahun.
b. Penggolongan inflasi berdasarkan sebab-sebabnya, terdiri dari :
Demand inflation yaitu inflasi yang timbul karena tingginya
permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa.
Peningkatan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
(aggregate demand), disebabkan oleh beberapa hal seperti
bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai oleh
pencetakan uang, kenaikan permintaan ekspor, dan
bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang
murah. Dan, Cost inflation yaitu inflasi yang timbul karena

2
Wardimin dkk, modul ekonomi untuk sma/ma, (Klaten:2022), hlm. 39
kenaikan biaya produksi. Cost inflation terjadi jika biaya
produksi naik, misalnya disebabkan oleh kenaikan harga baham
bakar minyak (BBM).
c. Penggolongan inflasi berdasarkan tempat asalnya, yaitu
Domestic Inflation dan Imported Inflation : Inflasi berasal dari
dalam negeri (Domestic Inflation) 15 Inflasi yang berasal dari
dalam negeri timbul karena terjadinya defisit anggaran belanja
yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya
pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
Inflasi berasal dari luar negeri (Imported Inflation) inflasi dari
luar negeri adalah inflasi yang timbul sebagai akibat dari
kenaikan harga barang impor. Hal ini terjadi karena tingginya
biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif
impor barang

3. Teori Inflasi
a. Teori Kuantitas
Hari ini menekankan bahwa inflasi dipengaruhi oleh
pertambahan jumlah uang beredar dan anggapan masyarakat
tentang kenaikan harga-harga (faktor psikologis). Teori
kuantitas lrving Fisher memiliki rumus berikut :

Keterangan :

M : jumlah uang yang beredar (Money)

V : kecepatan peredaran uang (Velocity of Circulation


Money)

P : harga barang (Price)

T : jumlah barang yang diperdagangkan (Trade)

b. Teori Kaynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena ada sebagian
masyarakat yang ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang
menginginkan bagian lebih besar dari yang bisa disediakan
oleh masyarakat tersebut. Ini terlihat pada keadaan di mana
permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi
jumlah barang yang tersedia hal ini menimbulkan celah inflasi
( inflationary gap). Celah inflasi timbul karena golongan-
golongan masyarakat berhasil mewujudkan keinginan mereka
menjadi permintaan efektif terhadap barang-barang dan jasa.

c. Teori Strukturalisme
Menurut teori strukturalisme, kondisi struktur ekonomi
negara berkembang yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :
1) ketidakelastisan penerimaan ekspor.
Kekakuan penerimaan ekspor, yaitu bahwa nilai penerimaan
ekspor selalu bertambah lebih lamban daripada nilai impor.
akibat dari kelambatan ini adalah negara mengalami kesulitan
membiayai impor bahan-bahan baku dan barang modal.
2) ketidakelastisan penawaran atau produksi makanan di dalam
negeri.
Penawaran bahan makanan lebih lamban jika dibandingkan
pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita,
akibatnya harga bahan makanan akan naik karena bahan
makanan merupakan kebutuhan primer, maka naiknya harga
bahan makanan mendorong para buruh untuk menuntut
kenaikan upah. Upah yang naik mengakibatkan naiknya biaya
produksi di berbagai perusahaan.

4. Dampak Inflasi
Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi antara lain :
a. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif
terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu,
misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha
untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan
perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi
mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap,
sedangkan harga barang atau jasa naik.
b. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika
mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal.
Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami
penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun
berkurang.
c. Dampak Inflasi Terhadap Efisiens
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor
produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa
barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi faktor
produksi menjadi tidak efisien.

5. Cara mengatasi inflasi.


Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa
kebijakan sebagai berikut :
a. Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui
bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan
moneter yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
atau menekan laju inflasi antara lain :
1) Politik diskonto, yaitu kebijakan mengurangi jumlah uang
yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga bank
2) Operasi pasar terbuka, Yaitu mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual SBI
3) menaikkan cadangan kas
4) kredit selektif, Yaitu kebijakan yang dilakukan dengan cara
memperketat pemberian kredit.
5) politik sanering, Dilakukan apabila sudah terjadi hiperinflasi.
b. kebijakan fiscal, Kebijakan fiskal berasal dari pemerintah yang
mempengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah contoh kebijakan fiskal adalah :
1) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
2) Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
3) Pengadaan pinjaman pemerintah
c. kebijakan nonmoneter, Kebijakan ini dapat ditempuh
dengan :
1) Naikkan hasil produksi yang dapat dilakukan dengan cara
kebijakan penurunan bea masuk
2) Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah atau
dengan cara gaji tidak sering dinaikkan
3) Pengawasan harga dengan cara mengendalikan kenaikan
harga berbagai macam barang.3

3
Wardimin dkk, modul ekonomi untuk sma/ma, (Klaten:2022), hlm. 44-47
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Wardimin, Warsit0, S. Pd , modul ekonomi untuk


sma/ma, (Klaten:2022)
Basuki, Ekonomi “modul inflasi dan indeks harga kelas
xi”, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan
DIKMEN, praya : 2020

Anda mungkin juga menyukai