Anda di halaman 1dari 14

INDEKS

HARGA
kelompok 3
1. Yosua
2. Megi
3. Kori
Pengertian

Indeks harga merupakan suatu ukuran


statistik untuk menyatakan
perubahan-perubahan harga yang
terjadi dari periode satu ke periode
lainnya. Indeks harga biasanya
ditetapkan berdasarkan hasil
pengumpulan data oleh Badan Pusat
Statistik
Jenis Indeks
1. Indeks harga konsumen digunakan oleh
BPS untuk mengukur inflasi pada suatu
periode. Indeks ini menunjukkan perubahan
harga barang dan jasa oleh rumah tangga
konsumen, termasuk makanan, perumahan,
dan jasa lainnya.

2. Indeks Harga Produsen adalah


perbandingan harga barang atau jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga
produsen. Ini mengobservasi
perubahan harga bahan-bahan baku
pada rantai produksi rumah tangga
produsen. Hal ini berbeda dengan
Indeks Harga Konsumen.
Jenis Indeks
3. Indeks harga implisit
digunakan untuk
membandingkan pertumbuhan
ekonomi riil dan nominal, dan
mengetahui inflasi riil dengan
menggunakan perhitungan GNP
tahun dasar.

4. Indeks harga yang diterima dan dibayar petani


Pengertian indeks harga yang diterima dan dibayar
etani adalah semua pengeluaran baik untuk kebutuhan
hidup sehari-hari maupun biaya produksi guna
menghasilkan panen.
Metode Perhitungan
1. Metode agregatif sederhana
Metode agregatif sederhana atau tidak tertimbang
menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun
dasar dan tahun yang diteliti sebagai tahun berjalan
(n).

Berikut rumus indeks harga dengan metode


agregatif sederhana.

I_A=(ΣP_n)/(ΣP_0 ) x 100%

Dengan:
I_A : indeks harga agregatif
P_n : harga pada tahun ke-n
P_0 : harga pada tahun dasar
Σ : jumlah
Metode Perhitungan
2. Index harga dengan harga setimbang
Indeks harga tertimbang adalah indeks yang
mementingkan adanya angka penimbang saat
proses perhitungan. Indeks harga tertimbang
dihitung salah satunya menggunakan metode
Laspeyres. Metode Laspeyres adalah metode
yang menggunakan jumlah barang pada tahun
dasar sebagai acuan perhitungan.

Rumus indeks harga dengan metode Laspeyres


adalah sebagai berikut.

〖I_L〗_ = (ΣPn Qo)/ΣPoQo x 100%


I_L : Indeks Harga Tertimbang
P_n : harga pada tahun ke-n
P_0 : harga pada tahun dasar
Q_0: kuantitas tahun dasar
Σ : jumlah
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang
dan jasa secara umum dan terus
menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas atau
mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya. Kebalikan dari inflasi
disebut deflasi.
Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh peningkatan biaya
produksi, permintaan barang dan jasa yang
meningkat, ekspektasi inflasi, dan banyaknya uang
yang beredar di masyarakat. Peningkatan biaya
produksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
seperti depresiasi nilai tukar, inflasi luar negeri,
peningkatan harga komoditas, negative supply shocks,
dan lainnya. Sementara itu, permintaan yang tinggi
relatif terhadap ketersediaan barang dan jasa,
ekspektasi inflasi, dan peredaran uang yang tinggi di
masyarakat juga dapat menyebabkan inflasi.
Teori inflasi adalah serangkaian konsep dan penjelasan tentang penyebab, dampak, dan cara mengendalikan inflasi. Ada beberapa teori yang
mencoba menjelaskan fenomena inflasi, termasuk:

1. Teori Permintaan: Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi ketika permintaan agregat (total) melebihi pasokan agregat dalam
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh peningkatan pengeluaran konsumen, investasi, atau pengeluaran pemerintah yang melebihi
kapasitas produksi perekonomian.

2. Teori Biaya: Teori ini mengatakan bahwa inflasi terkait dengan kenaikan biaya produksi. Ketika biaya produksi seperti bahan baku atau
tenaga kerja naik, produsen mungkin akan menaikkan harga produk mereka untuk mempertahankan margin keuntungan mereka.

3. Teori Moneter: Teori ini mengaitkan inflasi dengan pertumbuhan uang beredar. Jika jumlah uang yang beredar di perekonomian tumbuh
lebih cepat daripada pertumbuhan produksi, hal ini dapat menyebabkan inflasi.

4. Teori Expectations: Teori ini berfokus pada peran harapan inflasi. Jika masyarakat dan perusahaan mengharapkan inflasi yang tinggi di
masa depan, mereka cenderung menaikkan harga dan gaji sekarang, menciptakan spiral inflasi.

5. Teori Struktural: Inflasi juga dapat disebabkan oleh masalah struktural dalam perekonomian, seperti perubahan dalam harga relatif
sektor-sektor tertentu.

Inflasi adalah fenomena yang kompleks, dan berbagai teori tersebut dapat saling berhubungan. Pengendalian inflasi sering melibatkan
kebijakan moneter, fiskal, dan struktural, tergantung pada penyebab inflasi yang dominan dalam suatu perekonomian.
Menghitung Laju Inflasi

Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK)


untuk mengetahui rata-rata harga.

Menghitung besarnya perubahan harga


barang atau deflator PDB, lalu membaginya
dengan IHK periode saat ini.

Mencari total laju inflasi dengan cara


menghitung persentase hasil pengukuran
IHK.
Penggolongan Inflasi

Penggolongan inflasi berdasarkan


tingkatannya, yaitu terdiri dari : Inflasi
ringan yaitu dibawah 10% setahun Inflasi
sedang yaitu antara 10%-30% setahun Inflasi
berat yaitu antara 30%-100% setahun
Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali yaitu
diatas 100% setahun.
Dampak Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan nilai


uang menurun, sehingga daya beli
masyarakat menjadi lebih rendah.
Hal ini dapat mengurangi
kesejahteraan masyarakat,
terutama bagi mereka yang
memiliki penghasilan rendah.
Cara mengatasi

dengan menaikkan suku bunga,


mengurangi pasokan uang yang beredar,
atau menjual surat berharga pemerintah
untuk menarik uang dari pasar. Langkah-
langkah ini bertujuan untuk mengurangi
pengeluaran konsumen dan investasi,
sehingga mengendalikan permintaan dan
inflasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai