Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

INDEKS HARGA DAN INFLASI


A. Indeks Harga
1. Pengertian Indeks Harga
Indeks harga merupakan perbandingan perubahan tingkat harga tahun tertentu (given
year) dengan tahun dasar (based year). Indeks harga digunakan untuk mengetahui perubahan
variabel-variabel ekonomi sebagai acuan keadaan perekonomian sehingga dapat mengetahui
kesejahteraan masyarakat. Secara umum, ciri-ciri indeks harga antara lain :
- sebagai alat pengukur harga dari waktu ke waktu
- ditetapkan berdasarkan data yang relavan
- ditetapkan berdasarkan sampel bukan populasi atau seluruh barang
- dihitung pada saat kondisi ekonomi stabil atau waktu normal
- dihitung dengan metode yang sesuai dan tepat
- serta dihitung dengan membagi harga tahun yang akan dihitung indeks nya dengan harga
tahun dasar dikalikan 100

2. Tujuan Penghitungan Indeks Harga


Secara umum, tujuan penghitungan indeks harga sebagai berikut :
a. Sebagai data dalam menghitung inflasi.
b. Sebagai pedoman menentukan kebijakan ekonomi pada masa depan.
c. Sebagai data acuan dalam menentukan penyesuaian upah minimum.
d. Memudahkan pemantauan penawaran dan permintaan barang kebutuhan.
e. Mengetahui perkembangan harga barang dan/atau jasa dalam diagram timbangan IHK.
Dalam perekonomian suatu negara indeks harga memiliki peran sebagai berikut :
a. Alat bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan harga pada masa depan.
b. Alat untuk membandingkan kemajuan ekonomi suatu negara pada masa kini dan masa
sebelumnya.
c. Sebagai dasar mengetahui faktor-faktor penyebab kemajuan dan/atau kemunduran
ekonomi negara.
d. Sebagai dasar menetapkan pola kebijakan ekonomi secara agregat dan kebijakan moneter.

3. Macam-Macam Indeks Harga


a. Indeks Harga Konsumen
Indeks harga konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang
menginformasikan tentang harga barang dan/atau jasa yang dibayar konsumen. Penghitungan
IHK untuk merekam perubahan harga beli ditingkat konsumen (purchasing cost) dari
kelompok tetap barang dan/atau jasa (fixed basket) yang dikonsumsi masyarakat. Bagi
pemerintah, IHK digunakan untuk mengukur laju inflasi. IHK juga digunakan sebagai dasar
penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.
Secara umum ciri-ciri IHK antara lain mengukur harga barang dan/atau jasa yang dibeli
konsumen; IHK meliputi barang dan/atau jasa domestik dan barang impor ; serta komponen
biaya-biaya bunga dalam IHK mewakili biaya perumahan.

b. Indeks Harga Produsen


Istilah indeks harga produsen (IHP) atau indeks harga pedagang besar (IHPB) diartikan
sebagai angka indeks yang menggambarkan tingkat perubahan harga ditingkat produsen.
Pengguna data IHP dapat memanfaatkan perkembangan harga produsen sebagai indikator
harga grosir ataupun harga eceran. Data IHP juga digunakan untuk membantu penyusunan
neraca ekonomi (PDB/PDRB), distribusi barang, dan margin perdagangan. Ciri-ciri IHP
antara lain :
1) mengukur tingkat harga barang yang barang yang dibeli produsen meliputi bahan mentah
ataupun bahan setengah jadi.
2) mengukur indeks harga pada awal sistem distribusi atau penyaluran barang dan/atau jasa
3) sebagai indikator perkembangan siklus bisnis dalam suatu negara

c. Indeks Harga yang Harus Dibayar dan Diterima Petani


Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan
harga dalam suatu periode atas jenis barang dan/atau jasa, biaya produksi dan penambahan
barang modal, serta konsumsi rumah tangga di perdesaan dengan dasar periode tertentu.
Indeks harga ini digunakan untuk mengetahui fluktuasi harga barang yang dikonsumsi petani.
Indeks harga ini juga untuk mengetahui harga barang yang dibutukan petani dalam
melakukan kegiatan pertanian meliputi pupuk, benih, dan obat-obatan.
Indeks harga yang diterima petani adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan
harga dalam suatu periode atas jenis barang hasil produksi pertanian pada ringkat harga
produsen di petani dengan dasar periode tertentu.

d. Indeks Harga Implisit (PDB Deflator)


Indeks harga implisit menunjukkan tingkat harga barang dan/atau jasa dari waktu ke
waktu. Data indeks harga implisit diperoleh dengan membandingkan PDB nominal (PDB
harga berlaku) pada tahun tertentu dengan PDB riil (PDB harga konstan). Indeks harga
implisit mewakili semua jenis harga yaitu harga konsumen, harga produsen, harga
perdagangan besar, harga eceran, dan harga lain sesuai bebagai tingkat harga yang digunakan
dalam perhitungan nilai produksi setiap sektor.

4. Metode Perhitungan Indeks Harga


Dalam penghitungan indeks harga terdapat tiga kemungkinan yaitu jika indeks harga
lebih dari 1, berarti tingkat harga mengalami kenaikan; jika indeks harga kurang dari 1,
berarti harga mengalami penurunan; serta jika indeks harga sama dengan 1, berarti harga
tetap (tidak naik dan tidak turun).

a. Metode Indeks Harga Tidak Tertimbang


Angka indeks dalam penghitungan metode indeks harga tidak tertimbang
(IHTT) meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai.
1) Indeks Harga

IHTT = ∑Pn / ∑P0 x 100%

Keterangan :
IHTT = indeks harga tidak tertimbang
Pn = harga-harga pada tahun yang diamati
P0 = harga- haraga pada tahun dasar
∑ = jumlah

2) Angka Indeks Kuantitas

IHTT = ∑Qn / ∑Q0 x 100%

Keterangan :
IHTT = indeks harga tidak tertimbang
Qn = kuantitas pada tahun yang diamati
Q0 = kuaKentitas pada tahun dasar
∑ = jumlah

3) Angka Indeks Nilai

IHTT = ∑Vn / ∑V0 x 100% atau IHTT = ∑Pn . ∑Qn / ∑P0 . ∑Q0 x
100%

Keterangan :
IHTT = indeks harga tidak tertimbang
Vn = nilai pada tahun yang diamati
V0 = nilai pada tahun dasar
∑ = jumlah

b. Metode Indeks Harga Tertimbang


Penghitungan angka indeks harga tertimbang dilakukan dengan metode laspeyres
dan Paasche. Rumus menghitung indeks harga tertimbang sebagai berikut.
1) Rumus Indeks Laspeyres

IL = ∑Pn . ∑Qn / ∑P0 . ∑Q0 x


100%
Keterangan :
IL = indeks laspeyres
Pn = harga-harga pada tahun yang diamati
P0 = harga-harga pada tahun dasar
Qn = jumlah barang pada tahun yang diamati
Q0 = jumlah barang pada tahun dasar
∑ = jumlah

2) Rumus Indeks Paasche

IP = ∑Pn . Qn / ∑P0 . Q0 x 100%

Keterangan :
IP = indeks Paasche
Pn = harga barang pada tahun yang diamati
P0 = harga pada tahun dasar
Qn =jumlah barang pada tahun yang diamati
Q0 = jumlah barang pada tahun dasar
∑ = jumlah
Kelemahan indeks laspeyres yaitu hasil perhitungan lebih besar. Harga
barang cenderung naik sehingga jumlah barang yang diminta menurun.
Dengan demikian, Q0 lebih besar daripada Qn. Pada indeks Paasche, hasil
perhitungan lebih rendah. Naiknya tingkat harga pada waktu tertentu
menyebabkan permintaan menurun sehingga Q n lebih kecil daripada Q0.

B. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Infalasi merupakan salah satu permasalahan yang sangat berpengaruh terhadap
perekonomian suatu negara. Inflasi tinggi perlu dikendalikan karena membawa dampak
negatif bagi kondisi sosial masyarakat. Dampak inflasi tinggi antara lain menyebabkan
tingkat pendapatan rill terus menurun sehingga standar hidup masyarakat menurun,
menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan, serta
apabila laju inflasi dalam negeri lebih tinggi daripada negara lain dapat menyebabkan tingkat
bunga domestik riil tidak kompetitif.

2. Faktor-Faktor Penyebab Inflasi


Inflasi dapat terjadi karena uang terlalu banyak sehingga masyarakat semakin ingin
membelanjakan uangnya. Apabila jumlah barang yang tersedia tidak diimbangi dengan
permintaan pasar, harga barang akan naik. Apa saja faktor penyebab terjadinya inflasi? Secara
umum inflasi terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Peningkatan permintaan agregat (demand aspect), yaitu keseluruhan permintaan dalam
perekonomian suatu negara.
b. Terhambatnya atau rendahnya produksi barang dan jasa (supply aspect), mengakibatkan
pasokan barang kebutuhan masyarakat terhambat yang disebabkan oleh teknologi
produksi masih sederhana, gagal panen (puso), bencana alam, dan modal terbatas.
c. Ketidakseimbangan jumlah uang beredar dalam masyarakat dan jumlah peredaran barang.
d. Naiknya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
e. Penerbitan uang baru oleh pemerintah (otoritas moneter) sehingga jumlah uang beredar
dalam masyarakat bertambah.
f. Adanya desakan kelompok tertentu untuk memperoleh kredit dengan bunga ringan.
g. Fluktuasi sektor luar negeri (ekspor/impor), investasi, tabungan, dan pendapatan negara.

3. Jenis-Jenis Inflasi
Secara umum, jenis-jenis inflasi dikelompokkan sebagai berikut.

a. Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan sebagai berikut.
1) Inflasi dari dalam negeri, timbul akibat defisit anggaran belanja karena
dibiayai melalui penerbitan uang baru.
2) Inflasi dari luar negeri, timbul karena naiknya harga barang impor.

b. Berdasarkan Cakupan Pengaruh Kenaikan Harga


Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga, inflasi dibedakan sebagai berikut.
1) Inflasi tertutup (closed inflation)
2) Inflasi terbuka (open inflation)
3) Inflasi tidak terkendali (hyperinflation)

c. Berdasarkan Tingkat Keparahan


Berdasarkan tingkat keparahan, inflasi dibedakan sebagai berikut.
1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang masih dibawah 10% pertahun
2) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 10-30% pertahun
3) Inflasi berat, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 30-100% pertahun
4) Inflasi tak terkendali (hiperinflasi), yaitu inflasi yang menunjukkan tingkat
keparahan diatas 100%

d. Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya inflasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation), yaitu inflasi yang terjadi
karena bertambahnya jumlah barang dan/atau jasa yang diminta masyarakat,
investor, atau pemerintah.
2) Inflasi dorongan biaya (cost push inflation), terjadinya karena naiknya biaya
produksi, yaitu biaya bahan baku dan gaji (upah).

4. Menghitung Laju Inflasi


a. Menghitung Inflasi Bulanan
Rumus:
Inflasi = indeks harga (bulan n)-indeks harga(bulan n-1)/indeks harga(bulan-1)
×100%

b. Menghitung Inflasi Tahunan


Rumus;
Inflasi = Indeks harga (tahun n)-Indeks harga (tahun n-1)/ Indeks harga (tahun-
1)x100%

5. Dampak Inflasi
a. Bagi Masyarakat Berpenghasilan Tetap dan Tidak Tetap.
Inflasi menyebabkan nilai riil uangmenurun.Bagi masyarakat berpenghasilan tetap
inflasi dapat mengurangi daya belinya.
b. Bagi Penabung.
Nilai ril uang yang menurun merugikan masyarakat yang menyimpan kekayaandalam
bentuk uang tunai.
c. Bagi Debitur dan Kreditur.
Bagi debitur(orang yang meminjam uang),inflasi akan menguntungkan.Saat
pembayaran utang, nilai riil uang lebih rendah daripada saat meminjam uang dari
kreditur.
d. Bagi Produsen.
Peristiwa inflasi akan direspons produsen dengan menaikkan harga jual. Di satusisi,
inflasi
e.Bagi Perekonomian Nasional.
Dampak inflasi antara lain meningkatnya suku bunga, menurunnyatingkat
investasi,menurunnya daya saing produk nasional, defisit neraca
pembayaran,mendorongpenanaman modal bersifat spekulatif, memicu kegagalan
pembangunan ekonomi,merosotnya tingkatkehidupan dan kesejahteraan masyarakat,
serta menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi padamasa depan.

6. Cara Mengatasi Inflasi


a. Kebijakan Moneter
1) Kebijakan diskonto (discount policy), yaitu kebijakan menaikkan suku bunga bank
agarmasyarakat menabung di bank. Semakin banyak uang yang ditabung di
bank,jumlah uangberedar dalam masyarakat akan semakin berkurang.
2)Operasi pasar terbuka (open market policy), yaitu kebijakan menjual surat berharga
sepertiSertifikat Bank Indonesia (SBI) kepada masyarakat.Dengan menjual SBI,bank
sentral akanmenerima uang dari masyarakat sehingga jumlah uang beredar dapat
berkurang.
3)Cadangan kas minimun (requirement cash ratio),yaitu menaikkan persentase
cadangan kasminimum di bank umum.
4) Kebijakan kredit selektif,yaitu kebijakan memperketat persyaratan
kredit.Kebijakan imibertujuan mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat.

b. Kebijakan Fiskal
1)Mengatur pengeluaran pemerintah Kebijakan ini memungkinkan pemerintah
mengatur danatau mengendalikan pengeluaran negarm.Saat inflasi,pemerintah akan
mengurangi permintaanbarang dan/atau jasa sehingga harganya stabil.
2) Menaikkan tarif pajak.Kebijakan imi bertujuan menambah penerimaan sektor
pajak.Dengankenaikan tarif pajak,tingkat konsurnsi masyarakat menjadi berkurang.

c.Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal


1) Menambah kapasitas produksi melalui kebijakan pemberian subsidi dan premi.
2) Menetapkan harga eceran tertinggi(HET) untuk mengendalikan harga suatu
produk.
3) Melarang impor barang dari negara yang sedang mengalami inflasi.
4) Menjaga kestabilan tingkat upah melalui penetapan upah minimum regional.
5) Melakukan pengaturan distribusi barang,misalnya melalui operasi pasar.
6) Mempermudah masuknya barang impor dengan menurunkan tarif impor.

C. Permintaan dan Penawaran Uang


Permintaan dan penawaran uang adalah kebutuhan masyarakat atas uang yang akan
digunakan dalam proses konsumsi dan produksi. Sedangkan pihak yang berwenang
menyediakan (menawarkan) uang yaitu Bank Indonesia.

1. Uang
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), uang diartikan sebagai alat
tukar atau standar ukur nilai (satuan hitung) yang sah, terbuat dari kertas, emas, dan
perak, atau logam yang dicetak pemerintah suatu negara.

a. Fungsi Uang
Fungsi asli uang meliputi uang sebagai alat tukar dan alat satuan hitung.
Fungsi turunan uang meliputi uang sebagai alat petunjuk harga, alat pembayaran, alat
penyimpan kekayaan, alat penyimpan nilai, standar pembayaran masa depan, alat
pembentuk dan pemindah kekayaan, alat pendorong kegiatan ekonomi, serta alat
pencipta kesempatan kerja.

b. Jenis-Jenis Uang
1) Uang Kartal, terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang kertas dan uang
logam memiliki nilai nominal, nilai intrinstik, nilai internal, dan nilai eksternal.
2) Uang giral, adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat
berharga. Contoh uang giral antara lain, cek, giro, kartu kredit/debit, uang
elektronik (e-money), dan wesel pos.
3) Uang kuasi, yaitu surat-surat berharga yang dapat dijadikan alat pembayaran
atau uang yang berada di Bank. Terdiri atas deposito berjangka, tabungan, serta
rekening valuta asing milik swasta domestik.

2. Permintaan Uang
Permintaan uang merupakan keseluruhan jumlah uang yang ingin dimiliki
suatu perusahaan maupun masyarakat atau sebagai kebutuhan masyarakat terhadap
uang tunai.

a. Teori Permintaan Uang


1) Teori Klasik
Teori klasik memfokuskan pada hubungan antara jumlah uang beredar dan nilai
uang atau tingkat harga. Salah satu contoh teori klasik yaitu kuantitas uang.
M×V=P×T
Keterangan:
M = Money (jumlah uang beredar)
V = Velocity circulation of money (kecepatan peredaran uang)
P = Price (tingkat harga-harga umum)
T = Volume of trade (volume perdagangan)
2) Teori Keynes (liquidity preference)
a. Motif Transaksi (transaction motive), motif ini dipengaruhi tingkat
pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat
pendapatn seseorang, semakin banyaj jumlah barang dan/atau jasa yang diminta.
b. Motif berjaga-jaga (precautionary motive), jumlah uang sebagai alat berjaga-
jaga ditentukan besarnya transaksi yang diharapkan pada mmasa mendatang.
c. Motif spekulasi (speculation motive), motif ini dipengaruhi tingkat suku
bunga bank. Naik turunnya tingkat suku bunga bank akan berpengaruh terhadap
permintaan uang.

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang


1. Tingkat pendapatan masyarakat yang bertambah
2. Tingkatnya suku bunga bank yang naik atau tinggi
3. Kekayaan masyarakat yang bertambah
4. Berubahnya selera masyarakat terhadap barang dan/atau jasa
5. Tingkat harga umun yang mengalami kenaikan
6. Adanya fasilitas pembelanjaan secara kredit
7. Sistem pembayaran yang berlaku dalam perekonomian.

3. Penawaran Uang
Penawaran uang diartikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang meliputi
uang kartal dan uang giral. Penawaran juga diartikan jumlah uang kartal dan uang giral
diluar sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik.
a. Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang tanpa bank (sistem emas), jumlah uang yang beredar
tergantung pada ketersediaan emas dalam masyarakat. Penawaran uang akan meningkat
apabila produksi emas meningkat. Teori penawaran uang modern, menggunakan sistem
standar kertas dan otoritas moneter (pemerintah dan bank sentral), serta lembaga
keuangan menjadi sumber terciptanya uang beredar.

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang


1. Tingkat suku bunga bank
2. Tingkat pendapatan masyarakat
3. Jumlah penduduk yang besar
4. Tingkat produksi dan pendapatan nasional
5. Letak geografis suatu wilayah yang strategis
6. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
7. perkembangan globalisasi ekonomi yang pesat.

Anda mungkin juga menyukai