NIM : 20220070075
Kelas : AK22C
Pendekatan pengukuran GDP (Gross Domestic Product) adalah suatu cara untuk menghitung besarnya
produksi ekonomi yang terjadi dalam suatu negara. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam
pengukuran GDP, yaitu :
Pendekatan produksi mengukur GDP berdasarkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu tahun. Pendekatan ini menghitung nilai tambah dari setiap sektor
ekonomi dan menggabungkannya menjadi sebuah total nilai tambah yang kemudian disebut
dengan GDP. Misalnya, jika suatu perusahaan memproduksi mobil dengan nilai tambah Rp. 50
juta, maka nilai tambah tersebut akan dihitung dalam GDP.
Pendekatan pendapatan mengukur GDP berdasarkan total pendapatan yang diterima oleh semua
faktor produksi (pekerja, modal, dan tanah) dalam suatu negara selama satu tahun. Pendekatan ini
menghitung total penghasilan yang diterima oleh pekerja, pemilik modal, dan pemilik tanah dari
produksi barang dan jasa selama satu tahun. Misalnya, jika sebuah perusahaan mempekerjakan
karyawan dengan total upah Rp. 10 juta, maka upah tersebut akan dihitung dalam GDP.
GDP (Gross Domestic Product) adalah ukuran nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu negara dalam satu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun. GDP dapat diukur dalam dua
bentuk yaitu GDP nominal dan GDP riil.
GDP nominal adalah ukuran nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam satu periode tertentu, diukur dengan menggunakan harga saat ini atau harga pasar. Dalam GDP
nominal, inflasi atau deflasi tidak diperhitungkan sehingga nilai GDP dapat dipengaruhi oleh
perubahan harga.
Sedangkan GDP riil adalah ukuran nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara dalam satu periode tertentu, diukur dengan menggunakan harga yang di-adjustment untuk
inflasi atau deflasi. GDP riil memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi
sebenarnya karena menghilangkan efek dari fluktuasi harga.
Sebagai contoh, jika suatu negara mengalami inflasi, GDP nominal akan meningkat walaupun
produksi riilnya tidak berubah. Sebaliknya, jika suatu negara mengalami deflasi, GDP nominal akan
menurun walaupun produksi riilnya tetap sama. Sedangkan GDP riil mengukur nilai keseluruhan
barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga yang di-adjustment untuk inflasi atau deflasi,
sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi sebenarnya.
3. Jelaskan yang Anda ketahui tentang Deflator GDP, dan bagaimana cara menghitung
Deflator GDP ?
Deflator GDP adalah sebuah ukuran untuk menghitung inflasi atau deflasi yang terjadi dalam
perekonomian sebuah negara. Deflator GDP mengukur perubahan harga rata-rata barang dan jasa
yang dihasilkan di dalam sebuah negara selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, GDP (Gross
Domestic Product) adalah nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam sebuah negara
selama periode waktu tersebut.
Cara menghitung Deflator GDP adalah dengan membagi nilai nominal GDP (yaitu nilai GDP yang
tidak disesuaikan dengan inflasi) dengan nilai riil GDP (yaitu nilai GDP yang disesuaikan dengan
inflasi). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Dalam rumus tersebut, nominal GDP dihitung dengan menjumlahkan nilai seluruh output barang dan
jasa yang dihasilkan di dalam sebuah negara dengan menggunakan harga saat ini, sedangkan real GDP
dihitung dengan menjumlahkan nilai seluruh output barang dan jasa yang dihasilkan dengan
menggunakan harga konstan dari tahun dasar. Harga konstan ini mengacu pada harga barang dan jasa
yang dihasilkan di tahun dasar, sehingga tidak terpengaruh oleh inflasi.
Dengan menghitung Deflator GDP, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi atau deflasi
terhadap perekonomian sebuah negara dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam hal ini, semakin
tinggi Deflator GDP, semakin besar inflasi yang terjadi di dalam sebuah negara. Sebaliknya, semakin
rendah Deflator GDP, semakin besar deflasi yang terjadi di dalam sebuah negara.
4. Jelaskan Bagaimana cara menghitung IHK (Indeks Harga Konsumen) yang digunakan
sebagai indikator pengukuran tingkat Inflasi!
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi atau
kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam periode waktu
tertentu. Cara menghitung IHK adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan cara di atas, IHK dapat digunakan sebagai indikator pengukuran tingkat inflasi
atau kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam periode waktu
tertentu.
Di mana:
Jumlah pengangguran adalah jumlah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari
pekerjaan.
Jumlah angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja dan sedang mencari
pekerjaan.
Dalam prakteknya, penghitungan tingkat pengangguran dilakukan oleh badan statistik resmi
di suatu negara dengan melakukan survei tenaga kerja secara berkala. Survei ini akan
mencakup sejumlah sampel penduduk yang mewakili populasi tenaga kerja di negara
tersebut.
Setelah survei selesai dilakukan, maka akan dihitung jumlah pengangguran dan jumlah
angkatan kerja berdasarkan definisi yang telah ditentukan. Dari data tersebut, dapat dihitung
tingkat pengangguran dengan menggunakan rumus di atas.
Pengukuran tingkat pengangguran yang akurat dan konsisten dari waktu ke waktu sangat
penting untuk memantau kondisi perekonomian suatu negara. Hal ini memungkinkan
pemerintah dan pelaku ekonomi lainnya untuk membuat kebijakan yang tepat guna
menangani masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.