Anda di halaman 1dari 46

HAND OUT TEORI EKONOMI MAKRO 2

I.Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel


ekonomi Makro lainnya

A. Mikroekonomi vs Makroekonomi
Untuk dapat memahami ilmu makro ekonomi, sebaiknya kita mengenali terlebih dahulu
perbedaan antara ilmu makroekonomi dengan ilmu mikroekonomi. Mikroekonomi
merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari tentang pilihan, keputusan dan interaksi
antara pilihan dan keputusan agen-agen perekonomian. Sedangkan Makroekonomi
merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian Negara dan perekonomian
global secara menyeluruh. Untuk mengerti perekonomian suatu Negara kita harus
mengetahui peran dan target otoritas kebijakan fiskal dan moneter setiap Negara. Disini
saya mengambil contoh Negara Indonesia dimana pemerintah sebagai otoritas
kebijakan fiskal bertujuan untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah. Sedangkan peran bank sentralnya yakni
Bank Indonesia sebagai otoritas kebijakan moneter adalah untuk menjaga kestabilan
nilai rupiah sesuai dengan pasal 7 UU no. 3 tahun 2004. Dimana kestabilan nilai tukar
rupiah ini tercermin dalam pada nilai inflasi dan nilai tukar (Rupiah). Secara umum
terdapat tiga variabel yang menjadi isu utama dalam perdebatan para ekonom
makroekonomi dunia, yaitu;
1. Output Agregat
2. Inflasi
3. Pengangguran

2. Output Agregat
Output Agregat adalah jumlah nilai seluruh output barang dan jasa yang diproduksi
pada suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Output agregat memcerminkan
kekayaan Negara dalam jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan logika model
circular flow, output agregat atau jumlah barang yang diproduksi memiliki nilai yang
sama dengan balas jasa yang diterima oleh pihak yang memproduksi atau pendapatan
nasional. Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam
pembanding tingkat kesejahteraan antar Negara. Agar memiliki tingkat akurasi ukuran
kesejahteraan yang baik biasanya Pendapatan Nasional ini dibagi dengan tingkat
populasi sehingga nantinya didapatkan variabel Pendapatan Perkapita. Pendapatan
Nasional dapat dihitung dengan mencari nilai Gross Domestic Product (GDP) atau
produk domestik bruto. Terdapat tiga pendekatan dalam menghitung nilai GDP:
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pendapatan
3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi menghitung jumlah seluruh produksi barang dan jasa final oleh
suatu Negara selama satu tahun. Rumus matematis pendekatan ini:

Y=Σ𝑃1𝑄1

TEORI EKONOMI MAKRO 2 1


Ternyata dalam pendekatan ini menyebabkan double counting karena dalam
perhitungan ini memasukan unsur barang final dan barang intermediate. Sehingga
terdapat pendekatan produksi baru untuk mengatasi masalah double counting ini yaitu
dengan pendekatan nilai tambah (value added). Rumus pendekatan matematis nilai
tambah: Y=ΣVA𝑖
Untuk menghindari tumpang tindih pada perhitungan dengan pendekatan nilai tambah,
Perekonomian Indonesia dibagi menjadi 9 sektor:
1. Pertambangan dan Penggalian
2. Pertanian
3. Industri Manufaktur
4. Listrik, Gas, dan Air Minum
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restauran
7. Transportasi dan Komunikasi
8. Jasa Keuangan
9. Jasa Lain

Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan menghitung output berdasarkan jumlah seluruh pendapatan
(balas jasa) yang dterima seluruh faktor produksi dalam waktu satu tahun. Balas jasa
yang diterima faktor produksi dapat berupa:
1. Upah, untuk tenaga kerja yang merupakan balas jasa yang dominan dalam
perekonomian.
2. Bunga, merupakan balas jasa untuk modal
3. Sewa, merupakan balas jasa untuk sumber daya alam yang digunakan
4. Profit, balas jasa untuk keterampilan pengusahaan atau entrepreuner

Pendekatan ini memiliki kelemahan pada validitas data pendapatan yang diterima
faktor produksi, terdapat keengganan responden dalam memberitahukan jumlah
pendapatan yang diterimanya, misalnya karena alasan penghindaran atau
meminimumkan pungutan pajak, dll.

Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Pengeluaran menghitung output berdasarkan jumlah pengeluaran seluruh
sektor dalam perekonomian. Logika dari pendekatan ini berdasarkan analisa bahwa
pengeluaran suatu pihak merupakan pendapatan bagi pihak lain. Rumus matematis
pendekatan ini:
Y = C + I + G + (X-M)
Dimana: Y = pendapatan nasional
C = konsumsi rumah tangga dan swasta
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran yang dilakukan pemerintah
X = pendapatan ekspor
M = pengeluaran impor
Kelemahan dalam perhitungan pendapatan nasional
Terdapat beberapa output yang tidak dimasukan dalam perhitungan, misalnya
underground economy karena bersifat illegal, output industri kecil rumah tangga, dll.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 2


Eksternalitas negative dari aktivitas ekonomi yang tidak dimasukan kedalam
perhitungan. Green GDP menjadi solusi atas masalah ini, dimana dalam green GDP
telah memasukan unsur eksternalitas negatif dalam perhitungan GDP.
Perhitungan nilai tambah GDP tidak memperhitungkan penambahan kualitas. Misalnya
computer yang makin canggih makin murah dibandingkan produk komputer di masa
lalu.

3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berasal dari nilai laju pertumbuhan GDP. Pertumbuhan ekonomi
yang positif menandakan perekonomian dalam keadaan ekspansif, sedangkan
pertumbuhan ekonomi yang negatif menandakan perekonomian dalam keadaan resesi.
Secara matematis rumus pertumbuhan ekonomi:

4. Inflasi
Mishkin (2002) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan tingkat harga yang kontinyu
dan terus menerus, memepengaruhi individu-individu, bisnis, dan pemerintah. Secara
umum inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Inflasi inti (Core Inflation)
adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi
inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan
berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan
persistent. Inflasi Administered (Administered Price) adalah inflasi barang atau jasa
yang perkembangan harganya secara umum diatur

pemerintah. Inflasi bergejolak (Volatile Goods Price) adalah inflasi barang atau jasa
yang perkembangan harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks
yang bersifat temporer seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan
gangguan distribusi. Terdapat dua alasan kenapa ekonom peduli terhadap inflasi:
1. Inflasi dapat memicu distrosi yang lain.

2. Selama periode inflasi, tidak semua harga barang dan upah naik secara proposional,
inflasi mempengaruhi distribusi pendapatan.

Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997) pendekatan


determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, sebagai berikut: Inflasi Permintaan
(demand-pull inflation) adalah jenis inflasi ini biasa dikenal sebagai Philips Curve
inflation, yaitu merupakan inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran
domestik jangka panjang. contohnya jika terjadi peningkatan permintaan masyarakat
atas barang (peningkatan aggregate demand). Contoh lain bertambahnya pengeluaran
pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar
negeri akan barang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta
karena kredit yang murah, dll.
Inflasi Penawaran (cost-push inflation) atau juga bisa disebut supply-shock inflation
merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau
biaya pengadaan barang dan jasa. misalnya karena kenaikan harga sarana produksi
yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan bahan bakar minyak).

TEORI EKONOMI MAKRO 2 3


Ekspektasi Inflasi berasal dari faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat
yang dapat bersikap adaptif atau forward looking.

Grafik Demand Pull Inflation

Grafik Cost Push Inflation

Dampak yang ditimbulkan demand pull inflation tidak menyebabkan berkurangnya


kesejahteraan masyarakat karena kenaikan harga diiringi dengan kenaikan jumlah
barang. Sedangkan pada Cost Push Inflation kenaikan harga menyebabkan penurunan
kesejahteraan masyarakat karena mengurangi jumlah output.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 4


Ada beberapa cara mengukur tingkat inflasi, yaitu:
1. GDP Deflator
2. Indeks Harga Konsumen
3. Indeks Harga Perdagangan Besar

GDP deflator adalah rasio antara GDP nominal dengan GDP real dari tahun tersebut.
Rumus matematis GDP deflator:
GDP deflator = 𝐺𝐷𝑃 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝐺𝐷𝑃 𝑟𝑒𝑎𝑙 = Σ𝑃1𝑄1Σ𝑃0𝑄1

5. Indeks Harga

IHK (Indeks Harga Konsumen) atau CPI (Consumer Price Index)


IHK mengukur inflasi berdasarkan sekumpulan harga pada kebutuhan hidup konsumen
yang paling banyak digunakan, dan masing-masing item memiliki bobot dalam basket.
Indonesia menggunakan Sembilan bahan pokok dalam menghitung IHK. Nilai Indeks
Harga Konsumen (IHK) digunakan sebagai indikator patokan nilai inflasi.

Item Bobot P0 P1 % kenaikan tertimbang


BERAS 45% 50 70 40% 0.18
BAJU 20% 50 60 20% 0.04
CABE 15% 25 35 40% 0.06
GARAM 20% 20 25 20% 0.04
INFLASI 0.32

Keterangan
% kenaikan = (P1-Po)/Po
Tertimbang = bobot x kenaikan
Inflasi = jumlah tertimbang

IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar)


IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar) mengukur inflasi berdasarkan harga-harga
barang pada tingkat produsen, metode perhitungannya sama dengan IHK hanya
berbeda jumlah & jenis barang dalam keranjang. Barang yang termasuk kategori barang
ini merupakan barang mentah dan barang setengah jadi.

6. Pengangguran
Pengangguran adalah kondisi dimana seseorang tidak bekerja, padahal ia masuk
kedalam angkatan kerja dan memang mencari pekerjaan. Secara umum terdapat tiga
jenis pengangguran: Pengangguran cyclical adalah pengangguran yang terjadi akibat
perekonomian yang mengalami resesi sehingga output berada dibawah level full

TEORI EKONOMI MAKRO 2 5


employment. Full employment adalah kondisi pada jangka panjang saat seluruh output
yang diproduksi merupakan output yang optimal yang dapat diproduksi, yang berarti
seluruh faktor produksi diberdayakan.

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi akibat ketidak sesuaian


jenis pekerjaan dengan kapabilitas tenaga kerja. Contoh; masa revolusi industri dimana
kebutuhan tenaga kerja beralih ke tenaga kerja yang membutuhkan skill untuk
menjalankan mesin. Akibatnya tenaga kerja yang tidak mampu menjalankan mesin
menganggur.

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang pasti ada, meskipun dalam


kondisi full employment. Pengangguran ini terjadi akibat proses rekrutmen tenaga kerja
yang membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan. Bisa juga sebagai pekerja
yang keluar dari tempat kerjanya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai
dengan keinginannya.
Rumus matematis pengangguran:
Angkatan Kerja = Bekerja + Tidak Bekerja
L=N+U
Tingkat Pengangguran : u = 𝑈𝐿

Terdapat Dua alasan ekonom peduli terhadap tingkat pengangguran:


1. Pengangguran menandakan bahwa perekonomian tidak menggunakan sumber
dayanya secara efisien.
2. Efek langsungnya pada kesejahteraan yang menganggur.

II ANALISIS KEBIJAKSANAAN FISKAL PADA PEREKONOMIAN


TERTUTUP

A. Kebijaksanaan Fiskal
Tiga Fungsi Kebijaksanaan Anggaran Belanja Negara
1.Fungsi alokasi : mengalokasikan faktor-faktor produksi yg tersedia di dalam
masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat akan barang publik
cukup terpenuhi.
2. Fungsi distribusi : terselenggaranya pembagian pendapatan nasional yang adil.
3.Fungsi stabilisasi : terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi,tingkat harga
yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai

Kebijaksanaan fiskal = politik fiskal


Tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam anggaran belanja negara dengan maksud
untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.

Komponen daripada anggaran belanja negara


• Penerimaan : penerimaan dalam pajak
• Pengeluaran : Pengeluaran konsumsi pemerintah (G)
• Pengeluaran pemerintah berupa transfer payment (Tr)

B. Fungsi konsumsi dan saving dengan adanya fiscal

TEORI EKONOMI MAKRO 2 6


1. Fungsi Konsumsi dengan adanya pajak
Yd = Y + Tr – Tx
Besarnya konsumsi tergantung daripada besar kecilnya “ diposible income”.
Sehingga fungsi konsumsi :
C = a + cYd dimana
Yd =Y + Tr – Tx
maka fungsi konsumsi
C = a + cY + cTr - cTx

2. Fungsi saving dengan adanya pajak


S = (1-c) ( Y + TR –Tx) – a
S = (1-c) Y + (1-c) Tr – (1-c) Tx – a
S = sY + sTr – sTX -a

Soal
Diketahui :
a. Fungsi konsumsi : C = 0,75Yd + 20 m.rp
b. Tranfer pemerintah : Tr = 40 m.rp
c. Pajak : Tx = 20 m.rp
Carilah dan gambarlah :
1) Fungsi konsumsi sebelum adanya TR dan TX
2) Fungsi konsumsi sesudah adanya Tr dan sebelum Tx
3) Fungsi konsumsi setelah adanya Tx dan sebelum Tr.
4) Fungsi konsumsi setelah adanya Tr dan Tx.
5) Fungsi saving setelah adanta Tr dan Tx

Jawab
a. Fungsi konsumsi sebelum adanya Tr dan Tx
C = 0,75Yd + 20
= 0,75 ( Y + Tr –Tx) + 20
= 0,75 (Y + 0 - 0 ) + 20
= 0,75Y + 20 m.rp
b. Fungsi konsumsi sesudah Tr = 40 m.rp
C= 0,75 (Y + Tr – Tx) + 20
= 0,75 ( Y + 40 - 0 ) + 20
= 0,75Y + 30 – 0 + 20
= 0,75Y + 50 m.rp
c. Fungsi konsumsi sesudah adanya pajak Tx = 20
C = 0,75 ( Y + 0 – 20) + 20
= 0,75Y + 0 – 15 + 20
= 0,75Y + 5 m.rp
d. Fungsi konsumsi sesudah Tr =40 dan Tx = 20
C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20
= 0,75Y + 15 + 20
= 0,75Y + 35
e. Fungsi saving setelah adanya TR = 40 dan Tx = 20
S = (1-c) ( Y + Tr - Tx) –a
= ( 1 – 0,75) ( Y + 40 – 20 ) – 20
TEORI EKONOMI MAKRO 2 7
= 0,25 ( Y +20 ) -20
= 0,25Y + 5 – 20
= 0,25Y - 15

C. Perubahan jumlah konsumsi dan saving sebagai akibat adanya perubahan pajak
(Tx) dan Transfer Paymen (Tr)
1 ) Perubahan konsumsi akibat perubahan pajak : C = - c Tx
2) Perubahan saving akibat perubahan pajak : s = (1-c) (- Tx)
3) Perubahan konsumsi akibat perubahan Tr : C = c Tr
4)Perubahan saving akibat perubahan Tr : S = (1-c) Tr
5) Perubahan konsumsi akibat perubahan Tr dan Tx : C = c ( Tr - Tx)
6) P erubahan saving akibat perubahan Tr dan Tx
S = (1-c) ( Tr - Tx)

Aplikasi
a. Fungsi konsumsi : C = 0,75Yd + 20
b. Transfer Pemerintah = Tr = 40 mrp
c. Pajak = Tx = 20 m.rp
Soal
1. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sebelum adanya tranfer pemerintah
dan sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar Rp100 m
2. Carilah jumlah komsumsi dan jumlah saving sesudah adanya Tr , akan tetapi
sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar Rp. 100 m
3. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya pajak akan tetapi
sebelum adanya transfer pemerintah pada tingkat pendapatan sebesar RP. 100 M
4. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya transfer pemerintah
dan sesudah adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar 100 m.rp

Jawaban
a. Y = 100 ; Tr = 0 dan Tx = 0
C = 0,75Yd + 20
= 0,75 ( 100 +0 - 0 ) + 20
= 95 m.rp
S = Yd – C
= ( 100 + 0 – 0 ) – 95
= 5 m.rp.
c. Jumlah konsumsi dan jumlah saving , Y = 100:
b. Jumlah konsumsi dan saving pada Y = 100: Tr 40; Tx = 0
Tr
C1 = 0 dan
= C0 + CTx = C0= +20
c Tr
C1==C0 95 ++0,75CX 40= C0 – c Tx
= 125 m.rp
S1 =
= S095+ – 0,75
S = S0 X+ (20
1 – c ) Tr
==580
+ ( 1m.rp
– 0,75) X 40
= 5 + 10 = 15 m.rp
S = S0 + S = So + (1 – c ) (- Tx)
= 5 + (1 – 0,75) ( - 20)
=5–5=0

TEORI EKONOMI MAKRO 2 8


d.Jumlah konsumsi dan saving pada Y = 100; Tr = 40 ;Tx
= 20
C1 = C0 + C = C0 + c ( Tr - Tx)
= 95 + 0,75 ( 40 – 20 )
= 95 + 30 - 15
= 110
S1 = S0 + S = So +(1-c) ( Tr - Tx)
= 5 + (1 – 0,75) (40 – 20)
= 5 + 0,25 ( 40 - 20)
=5+5
= 10 m.rp

III. ANGKA PENGGANDA

1. ANGKA PENGGANDA INVESTASI


2. ANGKA PENGGANDA KONSUMSI
3. ANGKA PENGGANDA PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH.
4. ANGKA PENGGANDA TRANSFER PEMERINTAH
5. ANGKA PENGGANDA PAJAK
6. ANGKA PENGGANDA BELANJA YG SEIMBANG

1.Angka Pengganda Investasi


Perbandingan antara tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya
investasi.

Formula
∆Y 1
K 1= = −C
∆I 1
Dimana k1 = angka pengganda investasi
c = marginal propensity to consume

TEORI EKONOMI MAKRO 2 9


2. Angka pengganda konsumsi
Perbandingan antara besarnya perubahan pendapatan nasional ekuilibrium dengan
besarnya nialai “a”mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional tersebut

FORMULA : kc=∆ Y /∆ a=1/1−c

3. Angka pengganda konsumsi pemerintah


Perbandingan antara besarnya perubahan pendapatan nasional ekuilibrium sbg
akibat daripada berubahnya jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah yg
mengakibatkan perubahan pendapatan nasional tersebut
FORMULA : kG=∆ Y / ∆G=1/1−c

4. Angka pengganda transfer pemerintah

Perbandingan antara besarnya perubahan pendapatan nasional ekuilibrium sbg


akibat daripada berubahnya jumlah tranfer pemerintah yg mengakibatkan
perubahan pendapatan nasional tersebut
FORMULA : kTr = Y/ Tr = c/ 1-c

5.Angka pengganda pajak


Perbandingan antara perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dgn
perubahan jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah yang menyebabkan
berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium.
FORMULA : kTx = Y/ Tx = - c/ 1-c

6. Angka pengganda anggaran belanja yg seimbang


Angka pengganda yg kita pergunakan untuk mengalikan perubahan goverment
exspediture (G) yg dibarengi oleh berubahnya pajak dgn jumlah yg sama untuk
menemukan perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium

FORMULA : kB = Y =1
G = Tx

Penggunaan angka pengganda

Diketahui
Periode sebelum tahun 19971
a. Besar investasi : I = 40 m.rp pertahun
b. Konsumsi pemerintah : 60 m,rp pertahun
c. Transfer pemerintah : Tr = 40 m.rp. Pertahun
d. Pajak : Tx = 20 m.rp prertahun
Periode sesudah tahun 1971
a. Besar investasi : I = 50 m.rp pertahun
b. Konsumsi pemerintah : 60 m,rp pertahun
c. Transfer pemerintah : Tr = 60 m.rp. Pertahun
d. Pajak : Tx = 40 m.rp prertahun
Fungsi konsumsi
C per tahun = 0,75Yd + 20 m.rp

TEORI EKONOMI MAKRO 2 10


Soal.
Dengan menggunakan angka pengganda hitunglah besarnya pendapatan nasional
ekuilibrium, konsumsi ekuilibrium, dan saving ekuilibrium untuk periode sesudah
tahun 1971.

jawab

 Pendapat nasional ekuilibrium sebelum th 1971


Y1 = 1/1-0,75 ( 20 – 0,75 x20 + 0,75 x 40 + 40 + 60)
= 540
 Konsumsi ekuilibriun dan saving ekuilibrium sebelum th 1971
C1 = 0,75Yd + 20 m.rp.
= 0,75 ( 540 + 40 – 20) + 20
= 0,75 x 560 + 20
= 440
S1 = Yd –C
= ( 540 +40 – 20) – 440
= 120

 Besarnya angka pengganda


a. Angka pengganda investasi
kI = 1/1-c = 1 / 1-0,75 = 4
b. Angka pengganda G
c.
kG = 1/1-c = 1/1- 0,75 = 4
c. Angka pengganda Tr
kTr = c/1-c = 0,75 / 1 – 0,75 = 3
d. Angka pengganda pajak
kTx =- c/1-c = -0,75 / 1 – 0,75 = -3

Besarnya perubahan – perubahan I,G,Tr dan Tx


lanjutan ο I = 50 – 40 = + 10
∆ G = 60 – 60 = 0
Besarnya ∆Tr =konsumsi
60 – 40 = + 20ekuilibrium sesudah th 1971
C2 = ∆Tx
C1 =+40MPC
– 20 =. +∆Yd
20 dimana C1 = 440
= 440 + 0,75 ( 580 + 60 – 40) – ( 540 + 40 – 20)
•= Besarnya
440 + 30 pendapatan nasional ekuilibrium sesudah th 1971
Y2 = Y1 + ∆Y
= 470
Y2 = Y1 + ( k1 . ∆ I + kG . ∆G + kTr . ∆Tr + kTx . ∆Tx)
Besarnya=saving ekuilibrium sesudah th 1971
540 + ( 4 x 10 + 4 x 0 + 3 x 20 + ( -3 x 20) )
S2 = S1 += MPS
580 . ∆Yd dimana S1 = 120
= 120 + 0,25 ( 580 + 60 – 40) – ( 540 +
40 – 20 )
Pencocokan
= 120 + 10 S + TX = I +11
G + Tr
TEORI EKONOMI MAKRO 2
= 130 130 + 40 = 50 + 60 + 60
170 = 170
C. Kebijaksanaan fiskal dgn sistem perpajakan yang built-in fleksibel
Fungsi pajak : Tx = t + hY
tx = besarnya pajak
t = besarnya pajak pada saat pendapatan = 0
h = marginal rate of taxation ( perbandingan antara perubahan jumlah pajak
dengan perubahan jumlah pendapatan.
Y = besarnya pendapatan nasional.

 PAJAK MEMPUNYAI SIFAT FLEKSIBEL artinya tinggi rendahnya pajak


tergantung dari tinggi rendahnya pendapatan.

 t : mempunyai nilai negatip ; seorang yg mempunyai pendapatan kurang dari


jumlah tertentu yang tidak kena pajak akan mendapat bantuan pemerintah.
Semakin kecil pendapatannya semakin besar bantuan yg akan diberikan oleh
pemerintah.

Fungsi pajak pendapatan

Pajak Pertahun
Taxable income livel = Yt > Y2
Tingkat pendapatan yang cukup besar dikenai
pajak pendapatan
Tx Tx
=h
Y
Y
Y b

a Y2 Y tahun
t Y3
TEORI EKONOMI MAKRO 2 12
Fungsi konsumsi dan fungsi saving
 Bentuk konsumsi baru dengan adanya pajak C = a + cY + cTr – ct – chY

 Fungsi saving baru dengan adanya pajak S = ( 1 – h – c + ch)Y + (1-c) ( Tr – t)


-a

Aplikasi

Diketahui
a. fungsi konsumsi : C pertahun = 0,75Yd + 20 m.rp
b. Fungsi pajak : Tx pertahun = 0,2Y – 20
c. Transfer pemerintah : Tr pertahun : Tr = 40 m.rp
Soal
a. Berdasarkan data di atas, carilah persamaan garis konsumsi yg merupakan
fungsi pendapatan nasional
b. Carilah fungsi saving
c. Gambarlah grafiknya

Jawaban
 Fungsi konsumsi
C = a + cY + cTr – ct – chY
= 20 + 0,75Y + 0,75 ( 40) – 0,75 (-20) – 0,75 (0,2)Y
= 20 + 0,75Y + 30 + 15 – 0,15Y
C pertahun : 0,60Y + 65 m.rp

 Fungsi saving
S = ( 1 – h – c + chY + (1-c) (Tr – t) – a
S = ( 1 – 0,2 – 0,75 + (0,75x 0,2) Y + (1-0,75) (40 + 20) – 20
S = ( 0,05 + 0,15)Y + 0,25(60) – 20
S pertahun = 0,2Y – 5 m.rp

Atau (cara lain)


S = Yd – C
= Y + Tr – (t + hY) – C
= Y + 40 – ( -20 + 0,2Y) – ( 0,6Y + 65)
= Y + 60 – 0,2Y – 0,6Y – 65
S pertahun = 0,2Y – 5 m.rp

D. Pendapatan nasional ekuilibrium pada sistem pajak built in flexible

Y = a + I + G + cTr – ct
1 – c + ch
Soal

TEORI EKONOMI MAKRO 2 13


Diketahui
a. Fungsi konsumsi = 0,75Yd + 20 m.rp
b. Tx = 0,2Y – 20 m.rp.
c. Tr = 40 m.rp
d. G = 60 m.rp.
e. I = 40 m.rp

Berdasarkan soal di atas


a. Besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Besarnya pajak yg dipungut pemerintah dlm keadaan ekuilibrium
c. Besarnya konsumsi ekuilibrium
d. Besarnya saving ekuilibrium

Jawab

a. Pendapatan nasional ekuilibrium


Y= 1 (a – ct + cTr + I + G )
1- c - ch

= a – ct + cTr + I + G
1 – c + ch
= 20 – 0,75 (-20) + 0,75 (40) + 40 + 60
1 - 0,75 +0,75 (0,2 )
 Pajak
= 412,5

ekuilibrium
Tx = 0,2Y -20
= 0,2 ( 412,5) – 20
= 62,5
 Konsumsi ekuilibrium
C = 0,75Yd + 20
= 0,75 ( 412,5 – 62,5 + 40) + 20
= 312,5
 Saving ekuilibrium
S = Yd – C
= (412,5 – 62,5 + 40 ) – 312,5
= 77,5

E. ANGKA PENGGANDA (perpajakan built – in flexible)

TEORI EKONOMI MAKRO 2 14


 Angka pengganda investasi
 Angka pengganda konsumsi
 Angka pengganda Transfer Pemerintah
 Angka pengganda pajak

 Angka pengganda investasi


kI = 1/ 1-c + ch
 Angka pengganda konsumsi
kc = 1 / 1 – c + ch
 Angka pengganda Transfer Pemerintah
kTr = c / 1 – c + ch
 Angka pengganda pajak
kTx = -c / 1 – c +ch

Aplikasi
Diketahui
a.Fungsi konsumsi : C pertahun = 0,75Yd + 20 m,rp
b. Fungsi pajak :Tx pertahun = 0,2Y – 20
c. Transfer pemerintah : Tr = 40
d. Pengeluaran konsumsi pemerintah : G = 60 m.rp
e. Investasi : I = 40 m.rp

Soal
Kalau pemerintah menginginkan pendapatan nasional ekuilibrium pada tingkat
pendapatan nasional setinggi 300 milyar rupiah pertahun:
a. dengan hanya merubah besarnya transfer pemerintah, dengan jumlah berapakah
besarnya transfer pemerintah tersebut, harus diperbesar / diperkecil
b. Dengan hanya merubah besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah , dengan jumlah
berapakah pengeluaran pemerintah tersebut harus diperbesar / diperkecil

Jawaban

• Pendapatan ekuilibrium yg sekarang terjadi


Y = 20 – 0,75 (-20) + 0,75 (40) + 40 + 60
1 – 0,75 + 0,75 ( 0,2)
Y = 412,5 m.rp pertahun
• Dengan menginginkan pendapatan nasional
ekuilibrium mencapai tingkat pendapatan nasional
setinggi 300 milyar rupiah pertahun , berarti bahwa
tingkat pendapatan nasional ekuilibrium perlu
dirubah dengan :
Y = 300 - 412,5
Y= - 112,5 mr.p

TEORI EKONOMI MAKRO 2 15


• Perubahan pendapatan nasional sebesar
minus 112,5 mrp tersebut dapat dicapai
dengan:
a. merubah besarnya transfer pemerintah
sebesar Y = kTr. Tr
Y= c Tr
1-c+ch
-112,5 = 0,75 Tr
1- 0,75 + 0,75 (0,2)

1,875 Tr = - 112,5
Tr = - 60

b) Dengan mengubah besarnya pengeluaran konsumsi


pemerintah
Y = kG . G
Y= 1
G
1 -c + ch
- 112,5 = 1
G
1 – 0,75 + 0,75 (0,2)
2,5 G= - 112,5
G= - 45
Kesimpulan
Berdasarkan
data di atas
maka
apabila
pemerintah menghendaki pendapatan nasional mencapai ekulibrium pada tingkat
pendapatan setinggi 300 milyar rupiah pertahun, maka pemerintah harus memilih salah
satu diantara kedua cara tersebut :
a. Memperkecil jumlah transfer pemerintah sebesar 60
b. Memperkecil jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah dgn jumlah sebesar 45
rpm

Dalam sejarah perekonomian ada dua pola kebijaksanaan ekonomi yang mendasar
a. Kebijaksanaan fiskal pembangunan masa pemerintahan Orde Lama
b. Kebijaksanaan fiskal pembangunan masa orde baru

 Kebijaksanaan fiskal ORLA


Pemerintah ORLA mengambil sikap bahwa Anggaran Pemerintah dan Belanja
Negara . Apabila perlu defisit APBN ditutup dengan melalui pencetakan uang.Dgn
demikian pemerintah mempunyai cukup besar dlm menentukan besarnya
pengeluaran , baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

 Kebijaksanaan Belanja ORBA

TEORI EKONOMI MAKRO 2 16


 Dalam APBN besarnya pengeluaran pembangunan harus sama dengan
besarnya dana pembangunan (kebijaksanaan anggaran seimbang)
Dalam anggaran srimbang ini diasumsikan bahwa penerimaan pemerintah
diasumsikan hanya berasal dari pajak, dan seluruh hasil pemungutan pajak
digunakan untuk pengrluaran pemerintah
G = Tx = t + hY
Pendapat nasional ekuilibrium
Y = a –ct + t + I
1 – c + ch - h

Aplikasi
Diketahui
a. Fungsi konsumsi C pertahun = 0,75Yd + 20
b. Fungsi pajak , Tx pertahun = 0,2Y – 30
c. Investasi pertahun , I = 40
Berdasarkan data di atas hitunglah
a. Besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Besarnya pajak yg dipungut pemerintah dalam keadaan ekuilibrium
c. Besarnya konsumsi ekuilibrium
d. Besarnya saving ekuilibrium
e. Besarnya pengeluaran pemerintah ekuilibrium

1. Angka pengganda Investasi


kI = Y/ I = 1 / 1-c + ch – h
2.Angka pengganda pajak
kt = Y / Tx = 1- c / 1 – c + ch – h

E. Neraca Pembayaran Internasional (NPI)

Memberikan gambaran aliran keuangan suatu negara baik keluar negeri atau
kedalam negeri.
1. Transaksi Debit
Terjadi apabila sebuah transaksi menciptakan atau mengakibatkan
bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara NPI untuk membayar penduduk
negara lain atau berkurangnya hak penduduk negara NPI untuk menerima
pembayaran dari negara lain. Dalam NPI pos- pos yang berisikan transaksi debit
biasanya ditandai dengan tanda minus.( misal transaksi import)

2. Transaksi Kredit
Sebuah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya hak bagi penduduk negara
NPI untuk menerima pembayaran dari negara lain atau mengakibatkan
berkurangnya kewajiban penduduk negara NPI untuk mengadakan pembayaran
kepada penduduk negara lain ( misalnya transaksi eksport)

IV. KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

TEORI EKONOMI MAKRO 2 17


o Pengaruh kebijaksanaan Fiskal Terhadap Output
 Adanya pengeluaran pemerintah mengakibatkan keseimbangan pendapatan
ekonomi berubah menjadi C+I+G.
 GDP = Disposible Income (DI) + Pajak
 Jika diasumsikan pajak tetap, maka selisih antara GDP dan DI tetap.
 Asumptions: no foreign trade, transfers or depreciation

Pengaruh Pajak terhadap DI dan Konsumsi

• Dgn pajak $300 dan DI


$3000, maka GDP=$3300.
Konsumsi masih sebesar
$3000 saat GDP=$3300
karena DI= $3000.
• Oleh karenanya
Konsumsi (m $)

Konsumsi mrp fungsi dari


GDP dengan cara
menggerakkan kurva CC
C ke kanan (C’C’). Besarnya
C’ pergeseren sebesar UV
W yang = jumlah
C 200 pajak=$300.
3000 U • Cara lain dengan
300
V menurunkan sebesar
$200= MPC=2/3 x
45 turunnya Pendapatan
3000 3300
C’ GDP (m $)

Y = C+I+G
Konsum si (m $)

C+I+G

C+I
G
C
I
3000

45 o
3000
GDP (m $)

TEORI EKONOMI MAKRO 2 18


Dampak Pajak Terhadap AD

Disposable Total
Income Spending
GDP Pajak
Tendensi
C I G
Output
(Y) (T) (Yd) = Y - T C+I+G

4200 300 3900 3600 200 200 4000 Turun

3900 300 3600 3400 200 200 3800 Turun

3600 300 3300 3200 200 200 3600 Equlibrium

3300 300 3000 3000 200 200 3400 Naik

3000 300 2700 2800 200 200 3200 Naik

Keseimbangan Pendapatan

•Secara Matematis:
•Jika pajak yang dipungut oleh pemerintah adalah pajak lump sum (lump sum tax)
yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan.

 Y=C+I+G
C = a+ cYd
Yd= a + Tr –Tx
Y = a + cTr –cTx + I + G = 1/ (1-c) (a + cTr –cTx + I + G )
1-c
 S + Tx = G +I + Tr
Y = a + cTr –cTx + I + G = 1/(1-c) (a + cTr –cTx + I + G )
1-c

Aplikasi
Diketahui
a. Fungsi konsumsi : C = o,75Yd + 20
b. Investasi : I = 40 m.rp
c. Pajak : Tx = 20 m.rp
d. Konsumsi pemerintah : G = 60 m.rp
e. Transfer Pemerintah : Tr = 40
Berdasarkan data di atas hitunglah besarnya pendapatan nasional ekuilibrium.
Konsumsi ekuilibrium dan saving ekuilibrium

TEORI EKONOMI MAKRO 2 19


Jawaban
Y = 1/1-c ( a – cTx + cTr + G + I)

= 1/1-0,75 ( 20 – 0,75X20+ 0,75 X40 + 60 + 40 )


= 4 x ( 20 – 15 + 30 + 60 + 40 )
= 540
C = 0,75Yd + 20
= 0,75 ( 540 + 40 – 20 ) + 20
= 0,75 ( 560) + 20
= 440
S = Yd – C
= ( 540 + 40 – 20 ) – 440
= 120

Jika pajak yang dipungut oleh pemerintah adalah pajak sebagai fungsi dari pendapatan:
T = T0 + tY

• Y=C+I+G
• Y = C0 + bYd + I + G
• Y = C0 + b(Y – T0 – tY) + I + G
• Y = C0 + bY – bT0 – btY + I + G
• Y = 1/(1-b+bt) (C0 – bT0 + I + G)
• I + G = S + Tx
• I + G = - C0 + (1 – b)Yd + (T0 + tY)
• I + G = - C0 + (1 – b)(Y – T0 – tY) + (T0 + tY)
• I + G = - C0 + (1 – b)Y – (1 – b)T0 – (1 – b)tY + (T0 + tY)
• I + G = - C0 + (1 – b)Y + bT0 + btY
• Y = 1/(1-b+bt) (C0 – bT0 + I + G)

Contoh (1):
C = 250 + 0,8Yd T = 50 I = 100
G = 50
Y ekuilibrium?
Y = 1/(1-b+bt) (Co – bTo + I + G)

V ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN


TERBUKA

A. HUBUNGAN EKONOMI ANTAR BANGSA


1. Perdagangan Internasional
 Meningkatkan standar hidup dengang berspesialisasi pada produk yang
mempunyai keunggulan komparatif
 Mengekspor barang dan jasa yang secara relatif efisien

TEORI EKONOMI MAKRO 2 20


 Mengimpor barang dan jasa yang secara relatif tidak efisien
2. Keuangan Internasional
Sistem keuangan internasional berperan sebagai “lubricant/perantara” yang
memfasilitasi pertukaran (via pembelian & penjualan)
 Komoditi untuk mendapatkan mata uang asing
 suatu mata uang dengan mata uang lainnya.

o Arti Perekonomian Terbuka Dan Ukuran Keterbukaan


1. Arti Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal
dengan negara-negara lain.
2. Ukuran Keterbukaan
Rasio ekspor atau impor terhadap GDP

NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (BOP) = NPI


 Definisi: pencatatan yang sistematis dari seluruh transaksi ekonomi antara
suatu negara dengan negara lain (belahan dunia lainnya)
 Aturan Umum
 Transaksi yang menghasilkan valuta asing dicatat dalam pos credit (+),
yaitu transaksi yang menciptakan bertambahnya hak bagi penduduk
negara (NPI) untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain
atau mengakibatkan berkurangnya kewajiban bagi penduduk negara NPI
untuk melakukan pembayaran bagi penduduk negara lain.

 Transaksi yang menimbulkan pengeluaran valuta asing dicatat dalam


pos debit (–), sebuah transaksi yang menciptakan atau mengakibatkan
bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara NPI untuk membayar
kepada penduduk negara lain atau mengakibatkan berkurangnya hak
penduduk negara NPI untuk menerima pembayaran dari penduduk
negara lain.
Penjelasan pos- pos Neraca Pembayaran
a. Ekspor f.o.b ( free on board ), adalah harga barang-barang yang diekspor sampai
dikapal pada pelabuhan negara pengekspor. Apabila nilai ekspor f.o.b + transpor
neg. pengekspor + transpor neg. pengimpor + biaya asuransi maka nilai ekspor
yg dicatat dlm NPI = nilai ekspor c.i.f (cost, insurance and freight)
 Kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan bertambahnya ekspor
 Meningkatnya nilai kemakmuran masy. Dunia
 Tingkat inflasi (dlm neg) lebih rendah dibanding neg, pengimpor brg kita.
 Kurs devisa efektif yg berlaku bagi barang ekspor menguntungkan.
 Peningkatan efisiensi produksi dlm negeri.
 Kegagalan produksi di neg.penghasil produk yg bersaing dgn produk eksp
kita di pasar dunia.
 Kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter yg serasi disertai dgn
kebijakan peningkatan ekspor yg tepat.
 Adanya efisiensi produk yg menyeluruh dlm perekonomian neg. pengekspor.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 21


b. Impor f.o.b
jumlah nilai-nilai yg kita impor dalam tahun NPI yg dinyatakan dlm harga
barang2 tsb sampai dikapal pelabuhan neg. pengekspor.
 Keadaan yg mengakibatkan bertambahnya impor
 Meningkatnya kemakmuran penduduk dlm neg.
 Tingkat inflasi lebih tinggi drpd tgk inflasi neg. lain.
 Kurs devisa efektif yg berlaku menguntungkan para impotir.
Kibijaksanaan pemerintah yg merangsang impor

c. Tansaksi impor dan ekspor barang-barang

di sebut “visible trade transactions, sedangkan transaksi berupa jasa-jasa di sebut


“Invisible trade transaction
Kategori pos jasa ; jasa transportasi. Jasa asuransi, transaksi dr wisatawandan
transaksi perjalanan oleh swasta dan pemerintah.

d. Pendapatan Modal
Nilai pendapatn modal mempunyai saldo debit mempunyai makna bahwa nilai
total modal asing, yg sebagaian berbentuk penanaman modal langsung dan
sebagaian lainya berbentuk kredit jangka panjang dan jangka pendek yg tertanam
dalam perekonomian kita lebih besar dari pada jumlah piutang dan kekayan
penduduk dalam negeri. Negara yg mempunyai saldo dibet disebut sebagai negara
debitur.

e. Investasi

Pos ini mencakup semua transaksi penanaman modal luar negeri , dalam penanaman
modal ini akan memperolah pendapatan modal dlm bentuk bunga, laba atau
deviden.
 Apabila neraca investasi mempunyai saldo dibet dikatakan adanya aliran modal
ke luar negeri atau capital outflow.
 Apabila saldo neraca investasi bertanda plus atau kredit , dikatakan terjadi aliran
modal masuk atau capital inflow.

f. Sektor Moneter
Mencatan perubahan-perubahan yang terjadi pada likuiditas luar negeri
perekonomian negara bersangkutan. Apabila saldo dibet yang tergolong sektor-
sektor moneter menunjukkan adanya peningkatan likuiditas. Sebaliknya
mempunyai tanda positip menunjukkan penurunan tingkat likuiditas perekonomian
negara NPI.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 22


B. Elemen Utama BoP
a. Current Account
1. Impor dan ekspor barang (atau BoT)
• Komposisi: komoditi primer & manufaktur
• Surplus BoT à X > M disebut favorable BoT
• Defisit BoT à X < M disebut unfavorable BoT
2. Jasa : shipping, financial service dll.
3. Pendapatan dari investasi asset di luar negeri
(investment income)
4. Transfer

b.Financial Account (lending (-) atau borrowing (+)


– Pemerintah
– Swasta
c.Official Reserve
– Dana yang digunakan oleh pemerintah dan Bank Sentral untuk memanage
nilai tukar (exchange rate)
– Menggambarkan intervensi pemerintah di pasar valuta asing
d.Statistical Discrepancy
Menggambarkan aliran barang & jasa, dan finansial yang tidak tercatat

Perdagangan Luar Negeri dan Kegiatan Ekonomi

Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli oleh
penduduk negara lain.
Impor adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri dan dikonsumsi di dalam
negeri.
Ekspor netto (NX) = ekspor (X) – Impor (M)
Jika positip à net foreign investment
Jika negatip à net foreign borrowing

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekspor atau Impor:


– Output (GDP – domestik atau LN
– Nilai tukar (exchange rate) – depresiasi atau apresiasi
GDP dengan memasukkan perdagangan LN:
GDP = C + I + G + NX
dimana: C + I + G disebut permintaan domestik (domestic demand), sehingga NX =
GDP – permintaan domestik

D. Tabungan, saving dan Investasi pada Pertekonomian terbuka


 Recall: dalam model sederhana:
I=S
I + G = S + T atau
I = S + (T – G)
 Pada Perekonomian Terbuka

TEORI EKONOMI MAKRO 2 23


I + NX = S + (T – G)
Penulisan kembali sebagai persamaan identitas
NX = S + (T – G) – I

1. GNP aktual dan Potensial


o Tujuan Utama dari Kegiatan ekonomi adalah menyediakan barang dan jasa
yang masyarakat inginkan
o Meskipun fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek terjadi pada naik-
turunnya siklus bisnis, namun dalam jangka panjang perekonomian tumbuh
“mantap” dalam jangka panjang baik peningkatan GDP riil maupun standar
hidup. dinamakan pertumbuhan ekonomi.
o GDP Potensial menunjukkan tingkat output maksimum yang
berkesinambungan (maximum sustainable level of output) yang mampu
diproduksi oleh perekonomian suatu negara.
o Output potensial ditentukan oleh kapasitas produksi dalam suatu
perekonomian, yang bergantung pada input yang tersedia (capital, labor,
land, etc) dan efisiensi teknologi dalam suatu perekonomian
o GDP aktual menggambarkan tingkat output yang bisa dihasilkan dalam
suatu perekonomian dengan kendala adanya perubahan siklus bisnis yang
mungkin berubah secara cepat mengikuti perubahan bisnis dalam jangka
pendek baik internal maupun eksternalnya
o GDP Potensial cenderung tumbuh secara mantap (steady growth) karena
input seperti labor, capital dan tingkat teknologi berubah sangat lambat
sepanjang waktu, sementara GDP aktual tidak, mengikuti pola siklus
bisnisnya.
o Saat Perekonomian beroperasi pada kondisi potensialnya, penggunaan
faktor produksi yang ada (angkatan kerja dan cadangan modal) telah berada
pada keadaan penuh (full employment).
o Selama perekonomian mengalami penurunan, GDP aktual berada pada
kondisi GDP potensialnya akibatnya pengangguran meningkat.
o Periode resesi adalah periode dimana output, income dan employment yang
dihasilkan turun secara signifikan, yang biasanya terjadi minimal 6 bulan
dalam satu tahun dan ditandai oleh terkontraksinya seluruh sektor
perekonomian.
o Periode booming adalah periode dimana perekonomian mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat diseluruh sektor perekonomian
o Periode Depressi adalah periode dimana perekonomian mengalami titik
rendahnya dalam suatu siklus bisnis jangka pendeknya
o Periode recovery adalah periode perekonomian dari depresi menuju ke
keadaan normal

TEORI EKONOMI MAKRO 2 24


GNP aktual dan potensial

GDP aktual Booming/peak

Ekspansi

Kontraksi

Depresi
waktu

E. Deflationary
&
Inflationary Gap
E. Inflationary Gap terjadi jika output aktual meningkat melebihi output
potensialnya yang akan berdampak pada meningkatnya inflasi (harga-harga
secara umum)
F. Deflationary Gap terjadi jika output aktual berada di bawah output
potensialnya yang akan berdampak pada meningkatnya pengangguran
(kesempatan kerja berkurang)

Infltionery gap dan Inflationery gap

GDP aktual/potensial
GDP Aktual
Inflationary Gap

GDP Potensial

Fungsi konsumsi
Deflationary Gap

waktu
C+I+G+X-M*
Konsumsi (m $)

Inflationary Gap
C+I+G+X-M
Deflationary Gap

C+I+G+X-M*

45 o
TEORI EKONOMI MAKRO 2 GDP
25 (m $) Keterangan:
C+I+G+X-M* = GDP Potensial
C+I+G+X-M = GDP aktual
F. Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Y = C+ I + X– M
Y=C+S
C+S=C+I+X–M
S + M = I + X ( syarat ekuilibrium)
S = So + sY
M = Mo + mY
Y = I + X – So – Mo
s+m

Keterangan
So = besarnya saving pada tingkat pendapatan sebesar nol. So disini
menggantikan –a pada persamaan yang berisi S= -a + (1-c)Y
s = marginal propensity to save
Mo = besarnya impor pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol
m = marginal propensity to impor M
Y

Angka pengganda perdagangan luar negeri

• Angka pengganda ekspor


Y/ X = kx = 1/ s + m
• Angka pengganda investasi
Y/ I =kI = 1/ s + m
• Angka pengganda autonomous saving
Y/ So = -1/S + m
• Angka pengganda autonomous impor
Y/ Mo = -1/ s + m

TEORI EKONOMI MAKRO 2 26


VI. PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

A. GDP dan Komponennya


1. GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis,
karena merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian.Biro
Penelitian Ekonomi Nasional (NBER) adalah penentu resmi (di AS) apakah
perekonomian mengalami resesi.Resesi biasa didefinisikan oleh suatu
periode di mana ada dua penurunan berturutan pada GDP riil.Dalam resesi,
baik konsumsi dan investasi menurun; namun,investasi (perlengkapan
bisnis, konstruksi, perumahan baru dan inventaris) bahkan lebih riskan
terhadap penurunan.

2. Dalam resesi, pengangguran meningkat. Hubungan negatif (bila satu naik,


yang lain turun) antara pengangguran dan GDP ini disebut Hukum Okun
(Okun’s Law), dari Arthur Okun, ekonom yang pertama mempelajarinya.
Secara ringkas, ini didefinisikan sebagai :
Perubahan Persentase GDP Riil = 3,5% - 2 ´ Perubahan Tingkat
Pengangguran Jika tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh
sekitar 3,5 persen. Untuk setiap poin persentase tingkat pengangguran
meningkat,pertumbuhan GDP riil biasanya turun sekitar 2 persen. Jadi, jika
tingkat pengangguran naik dari 5 ke 8 persen, maka pertumbuhan GDP riil
akan menjadi :Perubahan persentase GDP riil = 3,5% - 2 ´ (8% - 5%) = -
2,5%Dalam kasus ini, GDP akan turun 2,5%, mengindikasikan bahwa
perekonomian sedang mengalami resesi.

3. Indikator Ekonomi Utama


Banyak ekonom dalam bisnis dan pemerintah memiliki peran meramalkan
fluktuasi jangka-pendek perekonomian. Salah satu cara yang para ekonom
gunakan untuk meramal adalah melihat pada indikator utama (leading
indicators). Tiap bulan, Conference Board, sebuah kelompok riset ekonomi
swasta mengumumkan indeks dari indikator-indikator ekonomi utama,
yang terdiri dari 10 seri data.
1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan
5) Kinerja produsen
6) Pemberian izin gedung baru
7) Indeks harga saham
8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka
10 tahun dan surat utang berjangka 3 bulan
10) Indeks harapan konsumen
TEORI EKONOMI MAKRO 2 27
4. Horizon Waktu pada Makroekonom
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada
jangka pendek–MENGAPA ?Jangka pendek dan panjang berbeda pada
perilaku harga.Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi
pada perubahan penawaran atau permintaan. Pada jangka pendek, banyak
harga yang “kaku” pada tingkat tertentu.Karena harga berperilaku beda
pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi memiliki dampak
berbeda pada horizon waktu berbeda.Mari kita lihat bagaimana hal ini
terjadi.

5. Model Penawaran Agregat

P LRAS P LRAS P LRAS

SRAS SRAS SRAS

AD AD AD
Y Y Y Y Y Y

Model Penawaran Agregat

P LRAS P LRAS P LRAS

SRAS SRAS SRAS

AD AD AD

Y Y Y Y Y Y

Chapter Nine 8

TEORI EKONOMI MAKRO 2 28


Model makroekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana
tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam
jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan
bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam
jangka pendek.

P LRAS
Jangka panjang

SRAS
Jangka pendek
AD
Y Y

Chapter Nine 9

B. Permintaan Agregat
Permintaan Agregat (Aggregate demand, AD) adalah hubungan antara jumlah
output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa
yang orang ingin beli pada tiap tingkat harga tertentu. Ingat Teori Kuantitas Uang
(MV=PY), di mana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P
adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Tidak realistis, namun asumsi
yang memudahkan yaitu perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika memahami
persamaan ini, ingat persamaan kuantitas dapat ditulis ulang dalam istilah
penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P = (M/P)d = kY, di
mana k = 1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang
untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran
keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa permintaan adalah

TEORI EKONOMI MAKRO 2 29


proporsional terhadap output. Asumsi perputaran konstan sebanding dengan
asumsi permintaan konstan akan keseimbangan uang riil per unit output.

1. Kurva Permintaan Agregat

Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara


tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan
untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah :
semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat keseimbangan riil
M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang
Tingkat harga

diminta Y.
Seiring tingkat harga menurun, kita
bergerak ke bawah sepanjang kurva AD.
Tiap perubahan pada M atau V akan
menggeser kurva AD.
Ingat permintaan output riil bervariasi
berbanding terbalik dengan tingkat
AD harga.
Output (Y) Y = MV/P
Chapter Nine 11

2. Mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah


Pikirkan tentang penawaran dan permintaan keseimbangan uang riil. Jika
output lebih tinggi, orang terlibat transaksi lebih banyak dan butuh
keseimbangan riil M/P lebih tinggi. Untuk jumlah uang beredar M tetap,
keseimbangan riil lebih tinggi berdampak tingkat harga lebih rendah.
Sebaliknya, jika tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil lebih
tinggi; tingkat keseimbangan riil lebih tinggi memungkinkan volume transaksi
yang lebih besar, yang berarti jumlah output diminta lebih besar.

Kurva permintaan agregat digambar untuk nilai tertentu dari jumlah


uang beredar. Dengan kata lain, ini menyatakan kombinasi-kombinasi
yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Bank Sentral mengubah
jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah,
yang berarti kurva permintaan agregat bergeser. Mari kita lihat bagaimana.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 30


PERGESERAN KURVA PERMINTAAN AGREGAT

Penurunan jumlah uang beredar M


mengurangi nilai output nominal PY.
Tingkat harga Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih rendah. Jadi,
penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke dalam dari
AD ke AD'.
AD
AD'

Output (Y)

Chapter Nine 14

Pergeseran kurva permintaan

Peningkatan jumlah uang beredar M


Tingkat harga

meningkatkan nilai output nominal PY.


Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih tinggi. Jadi,
peningkatan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke luar dari AD
ke AD'.
AD
AD'

Output (Y)

Chapter Nine 15

C. Penawaran Agregat
Penawaran Agregat (Aggregate Supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan
barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi harga kaku

TEORI EKONOMI MAKRO 2 31


dalam jangka pendek, hubungan-hubungan pada penawaran agregat bergantung
pada horizon waktu.
Ada dua kurva penawaran agregat berbeda : kurva penawaran agregat jangka-
panjang (long-run aggregate supply curve, LRAS) dan kurva penawaran agregat
jangka-pendek (short-run aggregate supply curve, SRAS). Kita juga harus
mendiskusikan bagaimana perekonomian membuat transisi dari jangka pendek ke
jangka panjang. Tapi, pertama-tama, kita buat kurva penawaran jangka-panjang
(LRAS).

1. Jangka panjang kurva penawaran agregat – vertikal


Karena model klasik menggambarkan bagaimana perekonomian berjalan dalam
jangka panjang, kita dapat mengambil kurva penawaran agregat jangka-panjang
dari model klasik.Ingat jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah
tertentu dari modal dan tenaga kerja dan teknologi yang tersedia. Untuk ini, kita
tulis Y = F(K, L) = Y
Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga. Mari kita
pikirkan tentang anggapan proses kliring pasar ini dalam pasar tenaga kerja,
komponen “L” dari fungsi produksi.

2. Kliring Pasar Pada Pasar Tenaga Kerja

Kliring Pasar Dalam Pasar Tenaga Kreja


Kita mulai pada kesempatan kerja penuh, n*, dengan upah W/P0.
Sekarang kita lihat bagaimana pekerja bereaksi ketika
ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga.
Pada upah riil baru yang lebih rendah ini,
pekerja akan mengurangi jam kerja.
Upah riil, ns
W/P (Karyawan)
Tapi, pada saat yang sama,
W/P0 pemberi kerja meningkatkan
permintaan mereka
pada kerja
Jadi, sekarang pasar tenaga pekerja
ada pada “disekuilibrium” di mana
W/2P0 (Pemberi Kerja)
jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan.
d n
Kita akan
n melihat
Chapter Nine n * nbagaimana “upah fleksibel” akan memungkinkan pasar
What willpada
happen next? kerja 18penuh, n*.
tenaga kerja kembali ke ekuilibrium, kesempatan
Jam Kerja
Untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja, pemberi kerja harus
meningkatkan upah riil ke 2W.
Sebagai hasil dari 2W,
W/P ns lebih banyak pekerja diterima,
(Karyawan)
dan pasar tenaga kerja dapat
bergerak...
2W/2P0

W/2P0 (Pemberi Kerja)


TEORI EKONOMI MAKRO 2 32 nd
n n* n
Jam Kerja
Chapter Nine 19
Mekanisme yang baru kita telaah akan membantu kita
membentuk kurva penawaran jangka panjang kita.

Kurva vertikal menyatakan


bahwa perubahan tingkat harga
tidak akan berdampak lama
pada kesempatan kerja penuh.

Y Y
Kurva penawaran agregat-vertikal memenuhi dikotomi klasik,
karena menunjukkan tingkat
Chapter Nine
Y=F
output(K, L)
tak tergantung jumlah uang
20
beredar. Tingkat output jangka-panjang ini, Y, disebut kesempatan
kerja penuh (full-employment) atau tingkat output alami (natural).
Ini adalah tingkat output di mana sumber-sumber daya perekonomian
dikaryakan sepenuhnya, atau lebih realistis, di mana pengangguran
P berada pada tingkat wajarnya.

Penurunan jumlah uang


beredar menggeser kurva
permintaan agregat ke bawah
dari AD ke AD'. Karena kurva
A AS vertikal dalam jangka
panjang, penurunan AD
TEORI EKONOMI MAKRO
B 2 33 mempengaruhi tingkat harga,
tapi tidak tingkat output.
Chapter Nine
Y Y 21
3.Jangka pendek kurva penawaran agregat – horizontal

Jangka pendek kurva penawaran agregat harizontal


Ingat kurva LRAS vertikal mengasumsikan perubahan tingkat harga tak
berdampak lama pada Y (karena proses kliring-pasar)--yang jadi model
untuk memeriksa jangka panjang. Tapi kita butuh teori untuk jangka
pendek, didefinisikan sebagai interval waktu di mana pasar tidak
sepenuhnya bergerak ke arah keseimbangan.
LRAS Pendekatan sederhana, tapi berguna yaitu
P
asumsi kekakuan harga jangka-pendek
C
berarti kurva penawaran agregat adalah
B
P0 SRAS datar. Seiring AD bergeser ke AD kita
A AD bergerak pada arah barat-timur ke titik B
AD pada kurva penawaran agregat jangka
pendek (SRAS). Maka, dalam jangkan
Y Y panjang, kita bergerak dari B ke C
Y = F (K,L) (bergerak ke atas sepanjang AD).
Chapter Nine 22

TEORI EKONOMI MAKRO 2 34


4..Ekuilibrium Jangka Panjang

Ekuilibrium Jangka Panjang

P LRAS

SRAS

AD
Y Y
Y = F (K,L)
Penurunan
Dalam jangka panjang, Permintaan
perekonomian Agregat
ada pada perpotongan kurva
penawaran agregat jangka-panjang dan kurva permintaan agregat. Karena
harga-harga telah disesuaikan LRAS ini, SRAS memotong titik ini
P pada tingkat
pula.Chapter Nine 23

SRAS
B A
5.Penurunan
Permintaan AD
C AD'
Agregat
Y Y
Perekonomian mulai pada ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka,
penurunan permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan jumlah
uang beredar
TEORI EKONOMI MAKRO 2 M, menggeser perekonomian
35 dari titik A ke titik B, di mana
output di bawah tingkat alaminya. Seiring harga turun, perekonomian
pulih dari resesi, bergerak dari titik B ke titik C.
Chapter Nine 24
D. Kebijakan Stabilisasi
Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan
(shocks). Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan
penawaran (supply shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat
disebut guncangan permintaan (demand shock). Guncangan-guncangan ini yang
mengganggu perekono-mian mendorong output dan pengangguran menjauh dari
tingkat alamin
Satu tujuan dari model penawaran/permintaan agregat adalah untuk mem-bantu
menjelaskan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi.Ekonom
memakai istilah kebijakan stabilisasi (stabilization policy), merujuk pada aksi
kebijakan yang diambil untuk mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka
pendek. Kebijakan stabilisasi mencoba memper-kecil siklus bisnis dengan menahan
output dan kesempatan kerja sedekat mungkin dengan tingkat alaminya. Model
pada bab ini adalah versi lebih sederhana dari model yang akan kita lihat pada bab-
bab berikutnya.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 36


Goncangan pada permintaan agrgegat

P LRAS

C
B SRAS
A AD'
AD
Y Y
Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A.
Kenaikan permintaan agregat, akibat peningkatan perputaran uang,
menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output di atas
tingkat alaminya. Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke
tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.
Chapter Nine 26

Guncangan pada penawaran agregat

P LRAS

B SRAS'
SRAS
A
AD
Y Y
Guncangan penawaran yang memperburuk meningkatkan biaya dan harga.
Jika AD dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke
titik B, mengarah pada stagflasi—kombinasi kenaikan harga dan
penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring harga turun, perekonomian
kembali ke tingkat alami pada titik A.
Chapter Nine 27

TEORI EKONOMI MAKRO 2 37


Mengkondisikan Goncangan Penawaran yang Memperburuk

P LRAS

B SRAS'
SRAS
A AD'
AD
Y Y

Menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa


meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output.
Perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Biaya dari kebijakan ini
adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen.
Chapter Nine 28

VII PENAWARAN AGREGAT DAN TRANDOF JANGKA PENDEK-ANTARA


INFLASI DAN PENGANGGURAN

A1. Menjelaskan persamaan penawaran agregat jangka pendek contoh dari


produsen gandum

Perhatikan keputusan seorang produsen gandum, yang pendapatannya berasal


dari menjual gandum dan menggunakan pendapatan ini untuk membeli barang
dan jasa. Jumlah gandum dia pilih produksi bergantung pada harga gandum
relatif terhadap harga barang dan jasa lain di perekonomian. Jika harga relatif
gandum tinggi, ia bekerja keras dan memproduksi gandum lebih banyak. Jika
harga relatif gandum rendah, ia lebih memilih bekerja lebih sedikit dan
memproduksi gandum lebih sedikit. Masalahnya adalah ketika petani membuat
keputusan produksinya, ia tidak tahu harga relatif gandum. Ia tahu harga nominal
gandum, tapi tidak harga setiap barang lain di perekonomian. Ia mengestimasi
harga relatif gandum menggunakan ekspektasinya atas tingkat harga
keseluruhan.
Jika ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga, petani tidak tahu apakah itu
perubahan harga keseluruhan atau hanya harga gandum. Biasanya, ia berasumsi
itu kenaikan harga relatif dan karenanya akan meningkatkan produksi gandum.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 38


Kebanyakan pemasok cenderung membuat kesalahan ini. Ringkasnya, pikiran
bahwa output berbeda dari tingkat alaminya ketika tingkat harga berbeda dari
tingkat harga yang diharapkan dinyatakan oleh :
Y = Y + a (P - Pe), a > 0
Keterangan
Y = output
Y= tingkat alami output
(P-Pe) = tingkat harga
Α > 0 = tingkat harga yang diharapkan
Ketika kita memperkenalkan kurva penawaran agregat di Bab 9, kita paham
penawaran agregat berperilaku berbeda dalam jangka pendek dan jangkapanjang.
Dalam jangka panjang, harga fleksibel, dan kurva penawaran agregat vertikal.
Ketika kurva penawaran agregat vertikal, pergeseran kurva permintaan agregat
mempengaruhi tingkat harga, tapi output perekonomian tetap pada tingkat
alaminya. Sebaliknya, dalam jangka pendek, harga kaku, dan kurva penawaran
agregat tidak vertikal.Pada kasus ini, pergeseran permintaan agregat
menyebabkan fluktuasi output. Pada Bab 9, kita pakai pandangan yang
disederhanakan tentang kekakuan harga dengan menggambar kurva penawaran
agregat jangka-pendek sebagai garis horizontal, mewakili situasi ekstrem di
mana semua harga tetap. Jadi, sekarang kita mendefinisikan kembali pemahaman
kita tentang penawaran agregat jangka-pendek.

1. Sekilas kurva phillips


Setelah memeriksa berbagai model, kita periksa implikasi dari kurva penawaran
agregat jangka-pendek. Kita tunjukkan bahwa kurva ini mengimplikasikan trade-
off antara dua ukuran performa perekonomian – inflasi dan pengangguran. Trade-
off ini, disebut kurva Phillips, memberitahu kita bahwa untuk mengurangi tingkat
inflasi pembuat kebijakan harus secara sementara meningkatkan pengangguran,
dan untuk mengurangi pengangguran, mereka harus menerima inflasi yang lebih
tinggi.
2. Tiga model penawaran agregat
Mari kita sekarang memeriksa tiga model utama penawaran agregat : Harga-kaku,
Upah-kaku, dan Informasi-tak sempurna.Pada semua model,ketidaksempurnaan
pasar menyebabkan output pereko-nomian menyimpang dari tingkat alaminya.
Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka-pendek miring ke atas, bukan
vertikal, dan pergeseran kurva permintaan agregat menyebabkan tingkat output
menyimpang se-mentara dari tingkat alaminya. Penyimpangan sementara ini
mewakili kenaikan dan penurunan dari siklus bisnis. Meskipun masing-masing
dari ketiga model itu membawa kita pada jalur teoretis yang berbeda, setiap jalur
berakhir pada tempat yang sama. Persinggahan akhir itu adalah persamaan
penawaran agregat jangka-pendek dalam bentuk…

3. Persamaan agregat jangka pendek

TEORI EKONOMI MAKRO 2 39


Persamaan Agregat jangka Pendek

Y = Y + a (P-Pe) di mana a > 0


Tingkat harga
yang diharapkan
Konstanta positif :
Output
Tingkat indikator berapa Tingkat harga aktual
output alami banyak output
menanggapi
perubahan yang tidak
diharapkan dalam
tingkat harga.
Persamaan ini menyatakan output menyimpang dari tingkat alaminya
ketika tingkat harga menyimpang dari yang diharapkan. a menandakan
berapa banyak
Chapter Thirteen output menanggapi perubahan yang tak diharapkan dalam
7
tingkat harga, 1/a adalah kemiringan kurva penawaran agregat.

a. Model harga kaku


Penjelasan pertama kita untuk kurva penawaran agregat jangka-pendek miring-
ke atas disebut model harga-kaku. Model ini menekankan bahwa perusahaan
tidak secara instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan dalam merespons
perubahan permintaan. Kadang harga ditetapkan oleh kontrak jangka-panjang
antara perusahaan dan konsumen. Untuk melihat bagaimana harga kaku dapat
membantu menjelaskan kurva penawaran agregat miring ke-atas, pertama
perhatikan keputusan penetapan harga tiap perusahaan dan lalu agregasi
keputusan banyak perusahaan untuk menjelaskan perekonomian secara
keseluruhan. Kita akan melonggarkan asumsi persaingan sempurna di mana
perusahaanadalah penerima harga (price-takers). Sekarang mereka adalah
penentu harga (price-setters).
Keputusan penetapan harga perusahaan tipikal. Harga yang diinginkan
perusahaan p bergantung pada dua variabel makroekonomi :
1) Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga lebih tinggi berarti biaya
perusahaan lebih tinggi. Maka, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan,
semakin besar harga produk perusahaan.
2) Tingkat pendapatan agregat Y. Tingkat pendapatan lebih tinggi meningkatkan
permintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya marjinal naik pada
tingkat produksi lebih tinggi, semakin besar permintaan, semakin tinggi harga
yang diinginkan perusahaan.
Harga yang diinginkan perusahaan adalah :
p = P + a(Y-Y)
Persamaan ini menyatakan harga diinginkan p bergantung pada tingkat harga
keseluruhan P dan tingkat permintaan agregat relatif terhadap tingkat alaminya

TEORI EKONOMI MAKRO 2 40


Y-Y. Parameter a (lebih besar dari 0) mengukur berapa banyak harga diinginkan
perusahaan merespons tingkat output

Asumsi ada dua tipe perusahaan. Sebagian punya harga kaku : mereka
selalu menetapkan harga mereka menurut persamaan ini. Lainnya punya
harga kaku : mereka mengumumkan harga berdasarkan kondisi perekono-
mian yang mereka harapkan. Perusahaan ini menetapkan harga menurut :
p = Pe + a(Ye - Ye),
Di mana superscript “e” mewakili nilai variabel yang diharapkan. Untuk
kesederhanaan, asumsi perusahaan ini mengharapkan output pada tingkat
alaminya, jadi a(Ye - Ye), hilang. Maka perusahaan ini menetapkan harga
p = Pe. Yakni, perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga mereka
berdasarkan apa yang mereka harapkan perusahaan lain tetapkan.
Kita gunakan aturan penetapan harga dua kelompok perusahaan untuk
menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk itu,kita temukan tingkat
harga keseluruhan perekonomian sebagai rata-rata tertimbang dari harga
yang ditetapkan dua kelompok. Tingkat harga keseluruhan adalah :
P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]

b. Model Upah - kaku


Model upah-kaku menunjukkan implikasi dari upah nominal kaku pada
penawaran agregat. Sebelum melihat model, perhatikan apa yang terjadi
pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga naik :
1) Saat upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan
upah riil, membuat tenaga kerja menjadi lebih murah.
2) Upah riil lebih rendah mendorong perusahaan pakai tenaga kerja lebih.
3) Tenaga kerja tambahan yang ada memproduksi lebih banyak output.
Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva
penawaran agregat miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu
menyesuaikan terhadap perubahan tingkat harga. Pekerja dan perusahaan
menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target w dan ekspektasi
mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal yang mereka tetapkan :
W = w ´ Pe
Upah Nominal = Upah Riil Target ´ Tingkat Harga Diharap

W/P = w ´ (Pe/P)
Upah Riil=Upah Riil Target´(Tingkat Harga Harapan/Tingkat Harga Aktual)
Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat
harga aktual beda dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat harga aktual
lebih besar dari yang diharapkan, upah riil kurang dari targetnya; ketika tingkat
harga aktual lebih kecil dari yang diharapkan, upah riil lebih besar dari
targetnya.
Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah
tenaga kerja yang perusahaan minta. Dengan kata lain, tawar-menawar antara
pekerja dan perusahaan tidak menentukan tingkat kesempatan kerja selanjutnya;

TEORI EKONOMI MAKRO 2 41


melainkan, pekerja setuju memberi tenaga kerja sebanyak perusahaan inginkan
pada upah yang telah ditetapkan. Keputusan mempekerjakan perusahaan
digambarkan oleh fungsi permintaan tenaga kerja : L = Ld (W/P),
yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja
perusahaan gunakan, dan output ditentukan oleh fungsi produksi Y = F(L)

Model Upah Kaku

Y = F(L)

L = Ld (W/P)
Tenaga Kerja, L Tenaga Kerja, L

Kenaikan tingkat harga,


Y=Y+a (P-Pe)
mengurangi upah riil untuk upah
nominal tertentu, yang
meningkatkan kesempatan kerja
dan output dan pendapatan.
Chapter Thirteen 13
Pendapatan, Output, Y
c. Model
informasi tak sempurna
Penjelasan ketiga untuk kemiringan ke atas dari kurva penawaran agregat
jangka-pendek disebut model informasi-tak sempurna. Tak seperti model
upah-kaku, model ini berasumsi pasar berjalan—yakni, semua upah dan harga
bebas menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Pada model ini, kurva penawaran agregat jangka-pendek dan jangka-panjang
berbeda karena kesalahan persepsi temporer tentang harga.Model informasi-tak
sempurna berasumsi bahwa tiap pemasok dalam perekonomian memproduksi
barang tunggal dan mengkonsumsi banyak barang. Karena jumlah barang
begitu besar, pemasok tak bisa mengamati semua harga setiap saat. Mereka
memantau harga barang yang mereka produksi tapi tapi tidak semua harga
barang yang mereka konsumsi. Karena informasi tak sempurna, mereka kadang
bingung antara perubahan tingkat harga keseluruhan dengan perubahan harga
relatif. Kebingungan ini mempengaruhi keputusan tentang berapa banyak yang
akan mereka tawarkan, dan ini menimbulkan hubungan positif antara tingkat
harga dan output dalam jangka pendek.

P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]
Dua bagian dalam persamaan ini dijelaskan sebagai berikut :
1)Bila mengharapkan tingkat harga tinggi, perusahaan mengharap biaya yang
tinggi. Perusahaan yang menetapkan harga sebelumnya itu membuat harga
tinggi. Harga tinggi ini menyebabkan perusahaan harga yang juga tinggi. Jadi,

TEORI EKONOMI MAKRO 2 42


tingkat harga diharapkan yang tinggi Pe menimbulkan tingkat harga aktual yang
tinggi P.
2) Ketika output tinggi,permintaan barang tinggi.Perusahaan dengan harga
fleksibel itu menetapkan harga yang tinggi, yang menyebabkan tingkat harga
tinggi. Dampak output pada tingkat harga bergantung pada proporsiperusahaan
dengan harga fleksibel. Jadi, tingkat harga keseluruhanbergantung pada tingkat
harga diharapkan dan tingkat output. Persamaan penetapan harga agregat :di
mana a = s/[(1-s)a]. Seperti model lain, model upah-kaku menyatakan bahwa
penyimpangan output dari tingkat alaminya berkaitan positif dengan
penyimpangan tingkat harga dari tingkat harga dihara

C. Kurva Penawaran Agregat jangka pendek in –action

Y = Y + a (P-Pe)

SRAS (Pe=P2)
P LRAS* Mulai pada titik A; perekonomian dengan kesempatan kerja
e
SRAS (P =P0)penuh Y dan tingkat harga aktual P0. Di sini tingkat harga
P2 B aktual sama dengan tingkat harga diharapkan. Sekarang mari
kita anggap kita tingkatkan tingkat harga ke P1.
P1 A' Karena P (tingkat harga aktual) sekarang lebih besar dari Pe
P0 A (tingkat harga diharapkan). Y akan naik ke atas tingkat alaminya,
AD' dan kita bergerak sepanjang kurva SRAS (P =P0) ke A' .
e

Ingat kurva SRAS (Pe=P0) baru didefinisikan oleh kehadiran


AD ekspektasi tetap (pada kasus ini P0). Jadi dalam istilah
persamaan SRAS, ketika P naik ke P1, memegang Pe konstan
Y Y' Output pada P0, Y pasti naik.
Y = Y + ( P-Pe)
a 
“Jangka-panjang” akan didefinisikan ketika tingkat harga diharapkan sama dengan tingkat harga aktual.
Jadi, seiring ekspektasi tingkat harga menyesuaikan, PeP2, kita akan berakhir pada suatu kurva penawaran
agregat jangka-pendek baru, SRAS (Pe=P2) pada titik B.
Hooree! Kita kembali ke LRAS, situasi yang dicirikan oleh informasi sempurna di mana tingkat harga aktual
(sekarang P2) sama dengan tingkat harga diharapkan (juga, P2).
Di persamaan SRAS, kita lihat seiring Pe menyamai P, keseluruhan “kesenjangan ekspektasi” menghilang,
Chapter
kita dapat penawaran agregat jangka panjang pada kesempatan kerja penuh di mana Y = Y. 16
Thirteen
kurva
TEORI EKONOMI MAKRO 2
a43 
Y = Y + ( P- Pe)
Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat
inflasi bergantung pada 3 kekuatan :
1) Inflasi yang diharapkan
2) Penyimpangan pengangguran dari tingkat alami, disebut
pengangguran siklis
3) Guncangan Penawaran

Tiga kekuatan ini diekspresikan dalam persamaan berikut :


p = pe - b (m- mn) + n
Inflasi
yang
diharapkan b  Pengangguran Guncangan
Inflasi
Chapter Thirteen
siklis penawaran17

Persamaan kurva-Phillips dan persamaan penawaran agregat jangka-pendek pada


dasarnya menunjukkan ide-ide makroekonomi yang sama. Kedua persamaan
menunjukan hubungan antara variabel riil dan nominal yang menyebabkan
dikotomi klasik (pemisahan teoretis dari variabel riil dan nominal) tidak berlaku
dalam jangka pendek. Kurva Phillips dan kurva penawaran agregat adalah dua sisi
dari mata uang yang sama. Kurva penawaran agregat lebih tepat dipakai ketika
kita mempelajari tingkat output dan harga, sementara kurva Phillips lebih tepat
dipakai ketika kita mempelajari pengangguran dan inflasi.

Untuk membuat kurva Phillips berguna untuk menganalisis pilihan-pilihan


yang dihadapi pembuat kebijakan, kita perlu menetapkan apa penentu inflasi yang
diharapkan. Asumsi sederhana yang berharga adalah orang membentuk ekspektasi
inflasi mereka berdasarkan pada inflasi yang baru diamati.Asumsi ini disebut
ekspektasi adaptif (adaptive expectations).Jadi, inflasi yang diharapkan pe sama
dengan inflasi tahun lalu p-1. Pada kasus ini, kita dapat menulis kurva Phillips
sebagai :
π = π-1 -β(µ-µn) + V

yang menyatakan inflasi bergantung pada inflasi masa lalu, pengangguran siklis,
dan guncangan penawaran. Ketika kurva Phillips ditulis dalam bentuk ini, ini
kadang disebut Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment, atau NAIRU.
Simbol p-1 berarti inflasi memiliki inersia‌—terus bergerak sampai sesuatu
menghentikannya. Pada model AD/AS, inersia inflasi diinterpretasikan sebagai

TEORI EKONOMI MAKRO 2 44


pergeseran ke atas secara terus-menerus baik dalam kurva penawaran agregat dan
kurva permintaan agregat. Karena posisi SRAS akan bergeser ke atas sepanjang
waktu, ia akan terus bergeser ke atas sampai sesuatu mengubah ekspektasi inflasi.

E. Dua penyebab naik turunnya inflasi


Bagian kedua dan ketiga dalam persamaan kurva-Phillips menunjukkanDua
kekuatan yang bisa mengubah tingkat inflasi. Bagian kedua, b(u-un),menunjukkan
pengangguran siklis memberi tekanan ke bawah pada inflasi. Pengangguran rendah
menarik tingkat inflasi ke atas. Ini disebut inflasi tarikan-permintaan (demand-
pull inflation) karena permintaan agregat Tinggi bertanggung jawab atas jenis
inflasi ini. Pengangguran tinggi menarik tingkat inflasi ke bawah. Parameter b
mengukur seresponsif apa inflasi terhadap pengangguran siklis. Bagian ketiga, n
menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran.
Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia
tahun 1970-an, menimbulkan nilai positif dari n dan menyebabkan inflasi naik.Ini
disebut inflasi dorongan-biaya (cost-push inflation) karena guncangan penawaran
yang memperburuk biasanya peristiwa yang mendorong ke atas biaya produksi.
Guncangan penawaran yang menguntungkan, seperti melimpahnya minyak tahun
1980-an sehingga harga minyak turun, membuat n negatif dan menyebabkan inflasi
menurun.

Kurva Phillips in action


Mulai pada titik A, titik dari stabilitas harga ( = 0%) dan kesempatan kerja penuh (u = un).
Ingat, setiap kurva Phillips jangka-pendek didefinisikan oleh kehadiran ekspektasi tetap.
Misal ada kenaikan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar menyebabkan LM dan AD bergeser ke luar,
mengakibatkan kenaikan inflasi yang tak diharapkan. Persamaan kurva Phillips  =  e – b (u-un) + v
menunjukkan bahwa perubahan kesalahan persepsi inflasi menyebabkan pengangguran menurun. Jadi,
perekonomian bergerak ke titik di atas kesempatan kerja penuh pada titik B.
Selama kesalahan persepsi inflasi ini ada, perekonomian akan tetap
 LRPC (u=un) di bawah tingkat alaminya un pada u'.
Ketika agen-agen ekonomi menyadari tingkat inflasi yang baru,
10% D E mereka akan berakhir pada kurva Phillips jangka-pendek baru di
mana inflasi diharapkan sama dengan tingkat inflasi baru (5%) di titik
C, di mana inflasi aktual (5%) sama dengan inflasi diharapkan (5%).
Jika otoritas moneter memilih mencapai u lebih rendah lagi,
mereka akan meningkatkan jumlah uang beredar sehingga 
5% B C 10 persen, misalnya. Perekonomian bergerak ke titik D, di
mana inflasi aktual 10 persen, tapi, e 5 persen.
Ketika ekspektasi menyesuaikan,
perekonomian akan mendarat pada
A SRPC (e = 10%) SRPC baru, di titik E, di mana baik 
TEORI EKONOMI MAKRO 2 45 dan e sama dengan 10 persen.
u' un SRPC ( = 5%)
e

Chapter Thirteen Pengangguran, u 22


SRPC (e = 0%)
 Rational Expectations and the Possibility of Painless Disinflation

Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan secara optimal


semua informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini, untuk
meramalkan masa depan. Menurut teori ini,perubahan kebijakan moneter atau
fiskal akan mengubah ekspektasi, dan evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti
memasukkan dampak ini pada ekspektasi. Jika orang membentuk ekspektasi
mereka secara rasional,maka inflasi akan memiliki inersia lebih kecil daripada
kelihatannya.pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips jangka-
pendek tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan berikan.
Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh mengurangi inflasi,
orang rasional akan memahami komitmen dan menurunkan ekspektasi mereka
akan inflasi. Inflasi lalu dapat turun tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya
output.

 Histeresis dan Tantangan terhadap Hipotesis Tingkat-Alamiah

Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah


(natural rate hypothesis) . Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut :
Fluktuasi permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya
dalam jangka pendek.Dalam jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat
output,kesempatan kerja,dan pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik.
Baru-baru ini, beberapa ekonom menantang hipotesis tingkat-alamiah dengan
menyatakan permintaan agregat bisa mempengaruhi output dan pengangguran
bahkan dalam jangka panjang. Mereka menunjukkan sejumlah mekanisme yang
melaluinya resesi bisa menimbulkan luka permanen pada perekonomian dengan
mengubah tingkat pengangguran alamiah. Hyteresis adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pengaruh berlangsung-lama dari sejarah pada tingkat alamiah.

TEORI EKONOMI MAKRO 2 46

Anda mungkin juga menyukai