Anda di halaman 1dari 27

Nama :Lia Evi Febriana

Nim : C1B020020
Kelas : R003
Prodi : Managemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pengampu : Dr. Siti Hodijah, S.E. M. Si

TUGAS RESUME PENGANTAR EKONOMI MAKRO

A. Konsep Dasar Ekonomi Makro

1. Pengertian Ekonomi Makro

Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi (2018)
karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari
perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Ekonomi jenis ini juga bisa
menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam
pengalokasian pendapatan dalam membeli barang/jasa. Ekonomi makro sering
digunakan untuk menganalisa dan merancang target-target kebijaksanaan yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja dan keseimbangan
neraca pembayaran yang berkesinambungan.

a) Tujuan Ekonomi Makro

Ekonomi makro memiliki beberapa tujuan yang juga berdampak untuk suatu negara.
Setiap tujuan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
suatu negara. Berikut beberapa tujuannya:

1. Menciptakan Lapangan Pekerjaan


Angka pengangguran yang tinggi di sebuah negara akan berdampak buruk untuk
negara tersebut. Pengangguran yang tinggi akan menjadi beban ekonomi negara.
Kebijakan ekonomi makro mengatur agar lapangan pekerjaan tercipta sehingga
mampu menekan angka pengangguran dalam suatu negara.

2. Produksi dalam Negeri yang Tinggi


Tinggi atau rendah suatu produksi dalam negeri tergantung ada investasi yang masuk
ke dalam negara tersebut. Agar bisa meningkatkan produksi dalam negeri, suatu
negara harus memiliki investasi yang tinggi serta meningkatkan produktivitas
masyarakat. Dengan meningkatnya produktivitas, pendapatan juga akan meningkat
dan produksi dalam negeri bisa ditingkatkan dengan baik.

3. Ekonomi yang Stabil


Perekonomian yang stabil dalam suatu negara termasuk dalam tingkat pendapatan,
lapangan pekerjaan, dan juga kestabilan harga barang dalam negara tersebut.
Ekonomu makro memiliki tujuan agar harga barang dan juga lapangan pekerjaan
selalu stabil. Hal ini juga akan berdampak baik untuk suatu negara.

4. Neraca Pembayaran Seimbang


Setiap negara pasti melakukan transaksi dengan negara lain. Hal ini juga bisa
mempengaruhi ekonomi suatu negara. Maka dari itu neraca pembayaran juga harus
seimbang. Beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam neraca pembayaran
adalah neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan lalu lintas moneter.

5. Pendapatan Penduduk yang Merata


Salah satu tujuan dari ekonomi makro adalah agar suatu negara memiliki pendapatan
penduduk yang saling merata. Pendapatan tersebut didapat baik dari pengelolaan
sumber daya alam maupun sumber daya manusia dalam negara tersebut. Dengan
pendapatan yang merata, maka kehidupan penduduk akan menjadi semakin baik.
Sehingga kualitas manusia dalam suatu negara akan menjadi semakin baik juga.

b) Ruang Lingkup Ekonomi Makro


Terdapat 3 ruang lingkup ekonomi makro, yaitu:

1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara


Dalam ekonomi makro dijelaskan tentang seberapa jauh perekonomian suatu negara
dapat menghasilkan suatu produk dan jasa. Ruang lingkup ekonomi makro ini
memiliki beberapa jenis pengeluaran yaitu:
– pengeluaran konsumsi rumah tangga.
– pengeluaran pemerintah
– pengeluaran perusahaan atau investasi
– ekspor dan impor

2. Kebijakan Pemerintah
Ada 2 jenis kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi makro, yaitu:
– kebijakan moneter
Merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar di masyarakat dalam suatu negara.
– kebijakan fiskal.
Merupakan langkah pemerintah untuk mengubah struktur dan jumlah pajak yang
bertujuan mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

3. Pengeluaran Agregat
Jika pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal,berarti sedang terjadi
permasalahan ekonomi dalam suatu negara. Untuk menstabilkan pengeluaran agregat,
pemerintah bisa menekan laju inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam
suatu negara.

c) Kebijakan dalam Ekonomi Makro

Ekonomi makro membahas hal yang terkait dengan ketersediaan lapangan pekerjaan,
tingkat pengangguran dan hal yang terkait dengan inflasi dan deflasi. Ekonomi makro
memiliki beberapa kebijakan dari yang diantaranya seperti:

1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan pengeluaran dari suatu negara. Pendapatan
negara dapat dihasilkan dari pemungutan pajak yang dilakukan oleh setiap warga
negara. Selain itu, pendapatan negara juga dapat dihasilkan dari hal diluar dari non-
pajak seperti denda, lelang, gratifikasi dan pemberian dari negara lainnya.
Sedangkan untuk pengeluaran biasanya mengenai kegiatan impor barang dari luar
negeri untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Kebutuhan negeri yang
dibutuhkan biasanya kebutuhan yang memang sulit untuk diproduksi oleh negara.
Sehingga akhirnya negara tersebut melakukan impor barang.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang menjadi pembeda dari ekonomi mikro dan
makro. Kebijakan yang berfungsi mengukur sebanyak apa dana yang dikeluarkan oleh
bank sentral yang ada di Indonesia terhadap masyarakat. Jika terjadi perputaran uang
yang semakin banyak tentunya, akan mempengaruhi perputaran uang yang semakin
banyak dan akan berpengaruh pada tingkat inflasi sehingga menyebabkan harga suatu
produk menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, apabila perputaran uang semakin kecil maka
harga dari suatu produk yang ditawarkan relatif lebih murah atau yang sering disebut
dengan deflasi.

Kebijakan inilah yang memiliki peranan cukup penting dalam kehidupan masyarakat
untuk pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Karenanya, dengan mempelajari ilmu
ekonomi tentu akan sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari.

3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan segi penawaran berfungsi menyeimbangkan neraca keuangan dalam sebuah
perusahaan maupun negara. Wajar jika banyak perusahaan membutuhkan orang yang
ahli dalam bidang ilmu ekonomi. Dengan ilmu tersebut, diharapkan segala
pengelolaan keuangan terutama yang berkaitan dengan produksi dapat ditekan
seoptimal mungkin dan tetap dapat menyeimbangkan kualitas produk, sehingga
produk yang dihasilkan dapat lebih berkualitas.

B. Pendapatan Nasional
pendapatan nasional adalah pendapatan yang diterima oleh semua orang dalam satu
negara. Secara lebih terperinci dapat diartikan sebagai jumlah total nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam periode tertentu. Dari
pengertian tersebut, beberapa hal yang perlu kita perhatian adalah:
 Nilai total barang dan jasa akhir (untuk menghindari adanya penghitungan
berganda (double counting), nilai yang dihitung adalah nilai akhir barang dan
jasa)
 Suatu perekonomian (dapat berarti adanya batasan suatu negara atau penduduk
dari suatu negara)
 Suatu periode (untuk memperoleh perhitungan yang dapat dibandingkan,
harus ditentukan batasan penghitungan tiap periodenya, umumnya selama satu
tahun)

B. Pendapatan Nasional

1. Metode Pendekatan Pendapatan Nasional

a. Pendekatan Produksi (Production Approach)


Squad, pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi. Nah, pendekatan ini
menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka dari
itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor produksi.
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Pendekatan Produksi

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

P1 = Harga barang ke-1

Pn = Harga barang ke-n

Q1 = jenis barang ke-1

Qn = jenis barang ke-n


b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah
pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
(pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses
produksi meliputi:

1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja

2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah

3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal

4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha

Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional


dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Pendekatan Pendapatan

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)


Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada pendekatan ini pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku
ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara, meliputi:

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).

2. Investasi domestik bruto (Investment/I).

3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).

4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).

Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Rumus Pendekatan Pengeluaran

Keterangan :

Y = Pendapatan nasional

C = consumption ( konsumsi rumah tangga )

I = investment ( investasi )

G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )

X = ekspor

M = impor

Dengan menggunakan 3 metode pendekatan pendapatan nasional yaitu produksi,


pendapatan, dan pengeluaran dapat membantu suatu negara untuk menentukan jumlah
atau besarnya pendapatan nasional.
2. Beberapa Konsep Pendapatan Nasional

Terdapat beberapa konsep pendapatan yang perlu kita ketahui yaitu:

 Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah
nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian dalam batas
wilayah suatu negara pada periode tertentu. Dengan demikian, nilai PDB tidak
memperhatikan kewarganegaraan seseorang asalkan berada pada batas
wilayah yang sama.
 Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross Nasional Product (GNP) adalah nilai
total barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam suatu
periode tertentu. Nilai PNB dihitung dari hasil nilai barang dan jasa penduduk
dengan kewarganegaraan yang sama, tanpa memperhatikan lokasi penduduk
tersebut.
 Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah jumlah
PNB dikurangi penyusutan barang modal
 NNP = GNP – penyusutan barang modal
 Pendapatan Nasional Netto atau Net National Income (NNI) adalah nilai
produk nasional netto dikurangi dengan pajak tidak langsung ditambah subsidi
 NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
 Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI) adalah jumlah total
pendapatan yang benar-benar sampai ke masyarakat.
 PI (Personal Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi
oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan
ditambah dengan transfer payment.
PI = NNI + transfer payment – (laba ditahan + asuransi + jaminan sosial +
pajak perseorangan)
 Pendapatan yang Siap Dibelanjakan atau Disposable Income (DI) adalah
pendapatan seseorang yang telah dikurangi dengan pajak langsung, sehingga
siap untuk dibelanjakan
 DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang
sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
DI = PI – pajak langsung
3. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

Berikut ini beberapa manfaat perhitungan pendapatan nasional:

 Mengetahui tingkat kesejahteraan suatu negara serta mengetahui sektor-sektor


yang berperan penting terhadap kesejahteraan negara tersebut
 Dapat melakukan perbandingan antara perekonomian suatu negara dengan
negara lainnya
 Dapat mengetahui perkembangan kondisi perekonomian suatu negara tiap
tahunnya, dengan membandingkan pendapatan nasional tiap tahunnya
 Membantu merumuskan kebijakan pemerintah

4. Tujuan Perhitungan Pendapatan Nasional

 Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat


dan negara
 Memperoleh taksiran yang baik tentang nilai barang dan jasa dalam
satu tahu
 Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan
 Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian negara

D. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin
makmur negara tersebut

E. Perekonomian 2 Sektor

Perekonomian dua sektor merupakan konsep  perekonomian yang terdiri dari dan
sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam perekonomian 2 sektor, tidak
terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Bukan hanya itu perekonomian 2 sektor
pun tidak melakukan perdagangan luar negeri yakni tidak melakukan kegiatan ekspor
dan impor.

1. Fungsi Konsumsi Dan Saffing


Adapun hubungan antara besarnya tabungan dan pendapatan dirumuskan dalam
sebuah fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan
besarnya tabungan dengan pendapatan.
2. Pendapatan Disposibel dan Multiplier Effect
Pendapatan disposibel adalah pendapatan nasional yg secara nyata dapat dibelanjakan
oleh masyarakat, tidak termasuk di dalamnya pendapatan pemerintah seperti
pajak,cukai,dan sebagainya

Yd = Y-Tx + Tr
Yd = Y-Tx + Tr
Keterangan:
Yd = Pendapatan Disposible
Y = Pendapatan
Tx = Pajak
Tr = Tunjangan

Dalam perekonomian 2 sektor dimana pendapatan nasional (y) hanya ditentukan oleh
konsumsi (c) dan investasi (I), maka pembahasan Multiplier Effect atau efek pelipat

ganda akan difokuskan pada perubahan investasi ( ).Jika K menunjukan angka


multiplier,

maka: k=
3. Keseimbangan Prekonomian 2 Sektor
Dalam perekonomian dua sektor sumber  pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan
keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu,
pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan
pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd.

F. . Aliran Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan Prekonomian 3 Sektor


a. Aliran pendapatan dan pengeluaran
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan
menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan.
Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada
pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan
kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan
pemerintah yang terutama.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran
ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-
barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah tangga.
Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi
faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh
pemerintah.

Gambar. Sirkulasi aliran pendapatan perekonomian tiga sektor


Ciri-ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan
pengeluarannya adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : pembayaran kepada sektor rumah tangga
sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi, dan pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
2. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua
sumber yaitu : dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan
utang oleh perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah oleh
pemerintah.
3. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan
dan rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk
membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa.
4. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk
memenuhi tiga kebutuhan : membayar dan membiayai pengeluaran
konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak
pendaptan rumah tangga (T). Dalam persamaan : Y = C + S + T.
5. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah
tangga dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para
pengusaha yang menanam modal.
6. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak
jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi (C) dan investasi
(I), sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam
persamaan AE = C + I + G.

b. Syarat keseimbangan
Keseimbangan perekonomian 3 sektor: Penawaran agregat =
Pengeluaran agregat (Y = AE), atau:
Y=C+I+G
Pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk 3 tujuan, sehingga
berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
Maka berlaku keseimbangan dalam pendapatan nasional, sebagai
berikut:
C+I+G=C+S+T
I+G=S+T
Dalam perekonomian tiga sektor, I dan G merupakan suntikan
ke dalam aliran sirkulasi aliran pendapatan dan S dan T merupakan
bocoran. Sehingga keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku
keadaan:
Suntikan = Bocoran.

G. Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian 3 Sektor


• Membuat peraturan-peraturan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi,
an :
• Menciptakan suasana ekonomi dan sosial yg mendorongkearah
terciptanya kegiatan ek.yg efisien ( mis.UU Perburuhan,penetapan standart
kualitas dll.)
• Menciptakan persaingan bebas, menghapus kekuatanmonopoli.
• Menyelengarakan sendiri berbagai kegiatan ekonomi
• Menjalankan kebijaksanaan moneter dan fiscal

H. Jenis-Jenis Pajak
 Pajak langsung
Pajak yang dipungut/dikenakan terhadap seseorang wajib pajak.
Contoh: Pajak pendapatan.

 Pajak tak langsung


Pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan pada pihak lain.
Contoh: pajak impor dan pajak penjualan.

a. Bentuk-bentuk pajak pendapatan :


1. Pajak Regresif : pajak yang nilainya tidak bergantung pada besar
kecilnya pendapatan.
2. Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak tetap terhadap
nilai pendapatan.
3. Pajak progresif : persentasi pungutan pajak bertambah tinggi
seiring menigkatnya pendapatan seseorang. Tujuan: mendapatkan
hasil pajak yang lebih banyak dan lebih meratakan pendapatan.

I. Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan


Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak,
perhubungan diantara pendapatan disposibel dan pendapatan nasional
dapat dinyatakan secara berikut: Pendapatan disposibel (Yd) =
Pendapatan nasional (Y) – Pajak (T)
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi
dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang
dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran
konsumsi dan menabung. Sehingga secara umum dapat dirumuskan:

 Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebesar


pungutan pajak tersebut. Dalam persamaan : Yd = Y – T.
 Penurunan pendapatan disposibel menyebabkan pengeluaran
konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang di berbagai
tingkat pendapatan.
Berikut ini adalah analisis yang dibuat untuk menerangkan
pengaruh dua bentuk pajak ke atas konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Analisis tersebut sbb :
i. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlahnya sama pada berbagai tingkat
pendaptan nasional) ke atas pengeluaran konsumsi dan tbungan.
ii. Pengaruh pajak proporsional ke atas pengeluaran konsumsi dan
tabungan.

Tabel 1. Pengaruh pajak tetap terhadap konsumsi dan tabungan (dalam


triliun rupiah)
Y T Yd C S

KEADAAN SEBELUM PAJAK (T = 0)

0 0 0 90 - 90

240 0 240 270 - 30

480 0 480 450 30

720 0 720 630 90

960 0 960 810 150

1200 0 1200 990 210

1440 0 1440 1070 270

KEADAAN SESUDAH PAJAK (T = 40)

0 40 - 40 60 - 100

240 40 200 240 - 40

480 40 440 420 20

720 40 680 600 80

960 40 920 780 140

1200 40 1160 960 200

1440 40 1400 1040 260

Efek pajak tetap terhadap konsumsi dan tabungan


Keadaan sebelum pajak (T = 0):
Y = Yd – T
Y = Yd
Maka:
C = 90 + 0,75Y atau C = 90 + 0,75Yd
S = Yd – C
S = Yd – (90 + 0,75Yd) = -90 + 0,25Yd atau S = -90 + 0,25Y
Keadaan sesudah pajak (T = 40 triliun):
Yd = Y – T
C = 90 + 0,75Yd
C = 90 + 0,75 (Y – T) = 90 + 0,75 (Y – 40)
C = 60 + 0,75Y
S = Yd – C
S = (Y – 40) – (60 + 0,75Y) = -100 + 0,25Y

Tabel 2. Pengaruh pajak proporsional terhadap konsumsi dan tabungan


(dalam triliun rupiah)

Y T Yd C S

KEADAAN SEBELUM PAJAK (T = 0)

0 0 0 90 - 90

240 0 240 270 - 30


480 0 480 450 30

720 0 720 630 90

960 0 960 810 150

1200 0 1200 990 210

1440 0 1440 1070 270

KEADAAN SESUDAH PAJAK (T = 20% DARI Y)

0 0 0 90 - 90

240 48 192 234 - 42

480 96 384 378 6

720 144 576 522 54

960 192 768 666 102

1200 240 960 810 150

1440 288 1152 954 198

Efek pajak proporsi terhadap konsumsi dan tabungan


Keadaan sebelum pajak (T = 0):
Y = Yd – T
Y = Yd
Maka:
C = 90 + 0,75Y atau C = 90 + 0,75Yd
S = Yd – C
S = Yd – (90 + 0,75Yd) = -90 + 0,25Yd atau S = -90 + 0,25Y
Keadaan sesudah pajak (T = 20% dari Y):
Yd = Y – T
Yd = Y – (0,2Y) = 0,8Y
C = 90 + 0,75 (0,8Y) = 90 + 0,6Y
S = Yd – C
S = (0,8Y) – (90 + 0,6Y) = -90 + 0,2Y
     

J.

Masalah Makroekonomi Dan Kebijakan Fiskal

Dalam perekonomian tertutup, dua masalah makroekonomi yang


utama adalah pengangguran dan inflasi. Langkah-langkah pemerintah
untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam
perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal
merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluaran pemerintah/anggaran untuk memengaruhi pengeluaran
agregat.
Kebijakan fiskal yang terutama akan digunakan pemerintah untuk
mengatasi maslah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan
kebijakan fiskal diskresioner. Pada hakekatnya diskresioner dapat di
bedakan dalam tiga bentuk sekaligus alat untuk menjalankan kebijakan :
 Membuat perubahan-perubahan keatas pengeluarannya,
 Membuat perubahan-perubahan ke atas pajak yang di pungutnya,
 Secara serentak membuat perubah dalam pengeluaran pemerintah dan
sistem pemumungutan pajak.

K. Pengertian Sistem Perekonomian Empat Sektor


Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan
suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara –
negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam
negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat
pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain.

Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi empat


sektor, yaitu :

1. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas


sekumpulan individu yang melakukan kegiatan konsumsi terhadap
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri
maupun keluarga.
2. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan
perusahaan yang memproduksi brg & jasa.

3. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki


kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat &
perusahaan.

4. Sektor Luar Negeri ( Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian


dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.

L. Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian Terbuka

Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan


mewujudkan aliran pendapatan ke sektor RT, berupa: gaji, upah, sewa,
bunga, keuntungan ditujukan oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini
dikurangi pajak keuntungan perusahaan (aliran 2), tetapi belum
dikurangi pajak pendapatan RT (aliran 3). RT dalam perekonomian
menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi sebagai berikut :

a. membeli barang dan jasa yang diproduksi sektor perusahaan dan


pengeluaran konsumsi sebagai konsumsi keatas barang dan jasa
yang diproduksi di dalam negeri atau Cdn (aliran 4).
b. membayar pajak pendapatan kepada pemerintah, yaitu oleh aliran
3.

c. mengimpor, yaitu membeli barang-barang yang yang diproduksi


negara lain,  yaitu oleh aliran 5.

d. menabung sisa pendapatan yang diperoleh kedalam lembaga


keuangan, yaitu oleh aliran 6.

M. Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian


terbuka adalah :

Y = C + I + G + (X – M)    dan    I + G + X = S + T + M

Ket :

Y = Tingkat Pendapatan                    S  = Tabungan

C = Konsumsi                                   T = Pajak

I  = Investasi                                     G = Peng Pemerintah

X = Expor                                        M = Impor

Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan


dimana:

1. Penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang


diperjualbelikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang :

a. Yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan


nasional (Y).
b. Yang diimpor dari luar negeri
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor
(M). Dalam formula:

AS=Y+M

Sementara itu, diketahui bahwa Pengeluaran Agregat (AE)


meliputi lima komponen berikut :

 Pengeluaran rumah tangga atas pembelian barang produksi


dalam negeri (Cdn)
 Investasi swasta (I)
 Pengeluaran pemerintah(G)
 Ekspor (X)
 Pengeluaran atas impor (I)

Kelima komponen tersebut jika dijadikan persamaan, maka:

AE = Cdn + I + G + X + M

Dari persamaan diatas juga ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah


tangga terdiri dari pengeluaran barang dalam negeri dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian
terbuka berlaku persamaan berikut :

C = Cdn + M

Berdasarkan persamaan diatas, persamaan AE boleh


disederhanakan menjadi:

AE = Cdn + I + G + X + M .................... (1)

C = Cdn + M

M = C - Cdn .............................................(2)

AE = Cdn + I + G + X + (C - Cdn)............ (1) & (2)

AE = C + I + G + X
Keseimbangan pendapatan nasional bisa dicapai apabila AS =
AE , maka

AS = AE

Y+M= C+I+G+X

atau

Y = C + I + G + (X-M)

Maka diperoleh persamaan:

Y = C + I + G + (X-M)

 
2. Suntikan sama dengan bocoran
Berdasarkan aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka,
diperoleh persamaan pendapatan disposebel (pendapatan murni)
yaitu pendapatan semula dikurangi pajak (T):

Yd = Y – T

Yd = Y – (Pajak Perusahaan + Pajak Individu)

Seterusnya, pendapatan disposebel digunakan untuk kepentingan :

 Konsumsi barang buatan dalam negeri dan impor


C = Cdn + M
 Ditabung (S)

Berdasarkan diatas maka Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y –


T. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :

Y–T=C+S

Y=C+S+T
Kemudian diperoleh persamaan ke-2 dilihat dari pendekatan
suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Y=C+S+T

Diperoleh persamaan akhir dari kedua pendekatan dalam


menentukan pendapatan nasional yaitu pendekatan pertama :
Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian
Terbuka dan pendekatan kedua : Suntikan dan Bocoran dalam
Perekonomian Terbuka.
C + I + G + (X-M) = C + S + T
I+G+X=S+T+M
Grafik (a) menggambarkan keseimbangan berdasarkan
pendekatan penawaran agregat permintaan agregat, sedangkan
grafik (b) menunjukkan keseimbangan menurut pendekatan
suntikan bocoran.

Dimisalkan besar pengeluaran pemerintah dan investasi


perusahaan berturut-turut adala G dan I dan ekspor ke luar negeri
adalah X. konsumsi RT yang meliputi impor adalah C dan nilai
impor adalah M. Maka sesuai dengan analisis persamaan
keseimbangan, C + I + G + ( X – M ).

N. Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka

Nilai multiplier dalam perekonomian terbuka akan menjadi


kecil tersebut disebabkan dari multiplier 3 sektor. Multiplier yang
semakin kecil tersebut disebabkan oleh pemisalan bahwa impor adalah
proporsional nilainya dengan pendapatan nasional, sedangkan ekspor
adalah bersifat pengeluaran otonomi.

Rumus multiplier :

Untuk sistem pajak proporsional,

Untuk sistem pajak tetap,

O. Investasi

Pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi untuk


menambah atau mengganti barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian. Pengeluaran untuk
meningkatkan kapasitas produksi
 Investasi Pelaku Ekonomi

a. Investasi Pemerintah

Public Oriented(Pengeluaran untuk menciptakan modal tetap sosial yang tujuannya


untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

b. Investasi Swasta

Market Oriented
- Pembelian berbagai barang modal untuk mendirikan jenis industri dan
perusahaan
- Pengeluaran untuk mendirikan bangunan
- Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan
masih dalam proses produksi

 Faktor yang mempengaruhi tingkat investasi


 Keuntungan yang diperoleh
 Tingkat keuntungan yang diramal yang akan diperoleh
 Suku bunga
 Ekspektasi/Ramalan tentang keadaan ekonomi di masa depan
 Kemajuan Teknologi
 Tingkat Pendapatan Nasional
I = f ( , e, r, Y, T)

 Persamaan investasi

• I = I0 + I.Y

• I0 = Investasi autonomous yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional

• I(Y) = Investasi Induced yang dipengaruhi oleh pendapatan

• I = I0 + I.r

• I0 = Investasi yang tidak dipengaruhi tingkat suku bunga

• I(r) = Investasi yang dipengaruhi tingkat suku bunga


 Pengeluaran Agregat

 Keseimbangan Perekonomian 2 Sektor :

 Y=C+S

 Y=C+I

 Penerimaan Agregat = Pengeluaran Agregat

 Y = AE

 =C+I

Anda mungkin juga menyukai