Nim : C1B020020
Kelas : R003
Prodi : Managemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pengampu : Dr. Siti Hodijah, S.E. M. Si
Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi (2018)
karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari
perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Ekonomi jenis ini juga bisa
menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam
pengalokasian pendapatan dalam membeli barang/jasa. Ekonomi makro sering
digunakan untuk menganalisa dan merancang target-target kebijaksanaan yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja dan keseimbangan
neraca pembayaran yang berkesinambungan.
Ekonomi makro memiliki beberapa tujuan yang juga berdampak untuk suatu negara.
Setiap tujuan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
suatu negara. Berikut beberapa tujuannya:
2. Kebijakan Pemerintah
Ada 2 jenis kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi makro, yaitu:
– kebijakan moneter
Merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar di masyarakat dalam suatu negara.
– kebijakan fiskal.
Merupakan langkah pemerintah untuk mengubah struktur dan jumlah pajak yang
bertujuan mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.
3. Pengeluaran Agregat
Jika pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal,berarti sedang terjadi
permasalahan ekonomi dalam suatu negara. Untuk menstabilkan pengeluaran agregat,
pemerintah bisa menekan laju inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam
suatu negara.
Ekonomi makro membahas hal yang terkait dengan ketersediaan lapangan pekerjaan,
tingkat pengangguran dan hal yang terkait dengan inflasi dan deflasi. Ekonomi makro
memiliki beberapa kebijakan dari yang diantaranya seperti:
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan pengeluaran dari suatu negara. Pendapatan
negara dapat dihasilkan dari pemungutan pajak yang dilakukan oleh setiap warga
negara. Selain itu, pendapatan negara juga dapat dihasilkan dari hal diluar dari non-
pajak seperti denda, lelang, gratifikasi dan pemberian dari negara lainnya.
Sedangkan untuk pengeluaran biasanya mengenai kegiatan impor barang dari luar
negeri untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Kebutuhan negeri yang
dibutuhkan biasanya kebutuhan yang memang sulit untuk diproduksi oleh negara.
Sehingga akhirnya negara tersebut melakukan impor barang.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang menjadi pembeda dari ekonomi mikro dan
makro. Kebijakan yang berfungsi mengukur sebanyak apa dana yang dikeluarkan oleh
bank sentral yang ada di Indonesia terhadap masyarakat. Jika terjadi perputaran uang
yang semakin banyak tentunya, akan mempengaruhi perputaran uang yang semakin
banyak dan akan berpengaruh pada tingkat inflasi sehingga menyebabkan harga suatu
produk menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, apabila perputaran uang semakin kecil maka
harga dari suatu produk yang ditawarkan relatif lebih murah atau yang sering disebut
dengan deflasi.
Kebijakan inilah yang memiliki peranan cukup penting dalam kehidupan masyarakat
untuk pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Karenanya, dengan mempelajari ilmu
ekonomi tentu akan sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari.
B. Pendapatan Nasional
pendapatan nasional adalah pendapatan yang diterima oleh semua orang dalam satu
negara. Secara lebih terperinci dapat diartikan sebagai jumlah total nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam periode tertentu. Dari
pengertian tersebut, beberapa hal yang perlu kita perhatian adalah:
Nilai total barang dan jasa akhir (untuk menghindari adanya penghitungan
berganda (double counting), nilai yang dihitung adalah nilai akhir barang dan
jasa)
Suatu perekonomian (dapat berarti adanya batasan suatu negara atau penduduk
dari suatu negara)
Suatu periode (untuk memperoleh perhitungan yang dapat dibandingkan,
harus ditentukan batasan penghitungan tiap periodenya, umumnya selama satu
tahun)
B. Pendapatan Nasional
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
I = investment ( investasi )
X = ekspor
M = impor
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah
nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian dalam batas
wilayah suatu negara pada periode tertentu. Dengan demikian, nilai PDB tidak
memperhatikan kewarganegaraan seseorang asalkan berada pada batas
wilayah yang sama.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross Nasional Product (GNP) adalah nilai
total barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam suatu
periode tertentu. Nilai PNB dihitung dari hasil nilai barang dan jasa penduduk
dengan kewarganegaraan yang sama, tanpa memperhatikan lokasi penduduk
tersebut.
Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah jumlah
PNB dikurangi penyusutan barang modal
NNP = GNP – penyusutan barang modal
Pendapatan Nasional Netto atau Net National Income (NNI) adalah nilai
produk nasional netto dikurangi dengan pajak tidak langsung ditambah subsidi
NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI) adalah jumlah total
pendapatan yang benar-benar sampai ke masyarakat.
PI (Personal Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi
oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan
ditambah dengan transfer payment.
PI = NNI + transfer payment – (laba ditahan + asuransi + jaminan sosial +
pajak perseorangan)
Pendapatan yang Siap Dibelanjakan atau Disposable Income (DI) adalah
pendapatan seseorang yang telah dikurangi dengan pajak langsung, sehingga
siap untuk dibelanjakan
DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang
sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
DI = PI – pajak langsung
3. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
D. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin
makmur negara tersebut
E. Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian dua sektor merupakan konsep perekonomian yang terdiri dari dan
sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam perekonomian 2 sektor, tidak
terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Bukan hanya itu perekonomian 2 sektor
pun tidak melakukan perdagangan luar negeri yakni tidak melakukan kegiatan ekspor
dan impor.
Yd = Y-Tx + Tr
Yd = Y-Tx + Tr
Keterangan:
Yd = Pendapatan Disposible
Y = Pendapatan
Tx = Pajak
Tr = Tunjangan
Dalam perekonomian 2 sektor dimana pendapatan nasional (y) hanya ditentukan oleh
konsumsi (c) dan investasi (I), maka pembahasan Multiplier Effect atau efek pelipat
maka: k=
3. Keseimbangan Prekonomian 2 Sektor
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan
keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu,
pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan
pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd.
b. Syarat keseimbangan
Keseimbangan perekonomian 3 sektor: Penawaran agregat =
Pengeluaran agregat (Y = AE), atau:
Y=C+I+G
Pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk 3 tujuan, sehingga
berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
Maka berlaku keseimbangan dalam pendapatan nasional, sebagai
berikut:
C+I+G=C+S+T
I+G=S+T
Dalam perekonomian tiga sektor, I dan G merupakan suntikan
ke dalam aliran sirkulasi aliran pendapatan dan S dan T merupakan
bocoran. Sehingga keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku
keadaan:
Suntikan = Bocoran.
H. Jenis-Jenis Pajak
Pajak langsung
Pajak yang dipungut/dikenakan terhadap seseorang wajib pajak.
Contoh: Pajak pendapatan.
0 0 0 90 - 90
0 40 - 40 60 - 100
Y T Yd C S
0 0 0 90 - 90
0 0 0 90 - 90
J.
Y = C + I + G + (X – M) dan I + G + X = S + T + M
Ket :
AS=Y+M
AE = Cdn + I + G + X + M
C = Cdn + M
C = Cdn + M
M = C - Cdn .............................................(2)
AE = C + I + G + X
Keseimbangan pendapatan nasional bisa dicapai apabila AS =
AE , maka
AS = AE
Y+M= C+I+G+X
atau
Y = C + I + G + (X-M)
Y = C + I + G + (X-M)
2. Suntikan sama dengan bocoran
Berdasarkan aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka,
diperoleh persamaan pendapatan disposebel (pendapatan murni)
yaitu pendapatan semula dikurangi pajak (T):
Yd = Y – T
Y–T=C+S
Y=C+S+T
Kemudian diperoleh persamaan ke-2 dilihat dari pendekatan
suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka
Y=C+S+T
Rumus multiplier :
O. Investasi
a. Investasi Pemerintah
b. Investasi Swasta
Market Oriented
- Pembelian berbagai barang modal untuk mendirikan jenis industri dan
perusahaan
- Pengeluaran untuk mendirikan bangunan
- Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan
masih dalam proses produksi
Persamaan investasi
• I = I0 + I.Y
• I = I0 + I.r
Y=C+S
Y=C+I
Y = AE
=C+I