Anda di halaman 1dari 8

RESUME

TEORI EKONOMI MAKRO

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Ekonomi Makro


Dosen : Endri Sentosa

Oleh:

Shinta Nurholisoh (1914170007)

Universitas Persada Indonesia Y.A.I


2020
BAB. I KONSEP DASAR MAKRO DAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

A. Konsep Dasar Ekonomi Makro

Teori Ekonomi Klasik


Menurut “Bapak Ekonomi” John Adam Smith dalam teori ekonomi laissez-faire yang berarti
bebas berusaha, mengungkapkan bahwa yang mempengaruhi kemajuan ekonomi adalah
diri sendiri secara bebas tanpa dikendalikan oleh perkumpulan ataupun negara. Filsafat ini
didasarkan pada sistem self-regulating yang berarti bahwa sistem ekonomi mempunyai
kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis tanpa perlu campur
tangan pemerintah. Teori Adam Smith ini mengubah pandangan mayoritas ekonomi di
Eropa menjadi ke arah perdagangan bebas sehingga melahirkan banyak pengusaha.

Teori Ekonomi Keynes


John Maynard Keynes menciptakan mahzab ekonomi modern (mahzab Keynes) yang
berpendapat bahwa pada tingkat makro, pemerintah harus berperan aktif dalam
mengendalikan perekonomian ke arah posisi “full employment”, sebab mekanisme ke arah
posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Menurut Keynes, situasi
perekonomian makro ditentukan oleh permintaan agregat.
Pandangan ini memiliki konsep bahwa jika permintaan agregat lebih tinggi dari penawaran
agregat maka akan menciptakan kekurangan produksi yang dapat mengakibtakan kenaikan
harga. Begitupun sebaliknya jika penawaran agregat lebih tinggi dari permintaan agregat
maka akan menimbulkan kelebihan produksi yang mengakibatkan penurunan harga.

Lingkup Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi memliki 2 (dua) lingkup pembahasan, yakni:
- Mikro Ekonomi : Cabang ilmu yang mempelajari perilaku unit dalam pengambilan
keputusan
- Makro Ekonomi : Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari agregat ekonomi
(pendapatan, output, pekerjaan dll) dalam skala nasional.
Dalam praktiknya, pemerintah memiliki perangkat kerja yang berpengaruh dalam
pelaksanaan ekonomi makro, yakni:
- Kebijakan Fiskal : Kebijakan terkait pajak dan belanja pemerintah;
- Kebijakan Moneter : Kebijakan terkait pengendalian penawaran uang;
- Kebijakan Pertumbuhan : Kebijakan yang berfokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Perangkat kebijakan pemerintah senantiasa dilaksanakan untuk menanggulangi suatu
permasalahan ekonomi tertentu, seperti untuk mengatasi:
1. Masalah Jangka Pendek : Masalah Stabilisasi yang meliputi inflasi, pengangguran dan
ketimpangan neraca pembayaran.
2. Masalah Jangka Panjang: Masalah pertumbuhan yang meliputi pertumbuhan penduduk,
pertambahan kapasitas produksi dan ketersediaan dana investasi.
Pemerintah Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan jangka pendek dan jangka
panjang seperti pengangguran yang relatif tinggi, inflasi, nilai kurs yang tidak stabil,
pertumbuhan ekonomi yang kurang pesat, tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dan adanya
ketimpangan distribusi pendapatan. Melalu perangkat kebijakannya pemerintah berusaha
untuk membangun tujuan ekonomi makro sebagai berikut:

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 1


- Mengupayakan laju inflasi pada tingkat moderat;
- Mengupayakan peningkatan kesempatan kerja;
- Mengupayakan peningkatan kapasitas produksi;
- Mengupayakan kestabilan perekonomian;
- Mengupayakan keseimbangan neraca pembayaran luar negeri;
- Mengupayakan pemerataan distribusi pendapatan.

Kerangka Analisis Ekonomi Makro


Dalam kerangka analisis ekonomi makro terdapat 4 (empat) jenis pasar pada perekonomian
makro, yakni:
1. Pasar Barang : Interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang.
2. Pasar Uang : Interaksi antara permintaan dan penawaran uang.
3. Pasar Tenaga Kerja : Interaksi antara permintaan dan penawaran pengguna tenaga
kerja dengan tenaga kerja.
4. Pasar Luar Negeri : Interaski antara permintaan dan penawaran dalam negeri
dengan pihak luar negeri (ekspor dan impor).
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam perekonomian, antara lain Rumah Tangga;
Perusahaan; Pemerintah dan Negara-negara lain. Dalam pelaksanaan perekonomian
terdapat beberapa system ekonomi yakni:
1. Sistem Kapitalisme : Sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam
ekonomi pasar.
2. Sistem Sosialis : Sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan
sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja.
3. Sistem Campuran : Sistem ekonomi dimana terdapat tingkat kebebasan ekonomi
individu (termasuk kepemilikan industri secara individu) yang bersipadu dengan ekonomi
terancang (termasuk campur tangan atas tanggung jawab sosial, pemulihan lingkungan,
atau pemilikan aset atau sumber pengeluaran oleh negara).

B. Analisis Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan, barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk pada suatu Negara dalam jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dengan
satuan uang. Pendapatan Nasional ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yakni:

- Gross Domestic Product (GDP) : Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan jumlah
pendapatan, barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada dalam
suatu negara, baik penduduk asli maupun warga negara asing. Dalam penhitungannya
PDB dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yakni:
1. PDB Nominal : PDB yang dihitung tanpa memperhatikan pengaruh harga.
2. PDB Riil atau PDB atas nilai konstan yang mengkoreksi angka PDB nominal
dengan memasukanpengaruh dari harga.
- Gross National Product (GNP) : Produk Nasional Bruto (PNB) merupakan jumlah
pendapatan, barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk asli yang berada dalam
negara tersebut ataupun yang berada di luar negeri.

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 2


Salah satu indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara dapat dinilai dari
tingkat pendapatan nasional yang dibagi dengan tingkat populasi negara tersebut sehingga
didapatkan variable pendapatan perkapita. Dalam menghitung pendapatan nasional dapat
dilakukan melalui besarnya nilai GDP. Adapun pendekatan dalam menghitung nilai GDP
adalah sebaga berikut:

1. Pendekatan Produksi (Output Approach) : Y = (Q1 x P1) + (Qn x Pn)


Pendekatan ini menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value
added). Jenis-jenis Usaha yang menyusun pendapatan nasional melalui pendekatan
produksi antara lain :
- Pertanian; peternakan; kehutanan; dan perikanan;
- Pertambangan dan penggalian;
- Industri pengolahan;
- Listrik; gas dan air minum;
- Bangunan;
- Perdagangan; Hotel dan Restoran;
- Pengangkutan dan Komunikasi;
- Bank dan Lembaga Keuangan;
- Sewa Rumah;
- Pemerintahan dan Pertahanan;
- Jasa-Jasa lainnya

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) : Y = r + w + i + p


Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang
diterima masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka
terima dalam proses produksi (upah/gaji; sewa; bunga; keuntungan).

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) : Y = C + I + G + (X-M)


Pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para
pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara.

Keterangan:
Y : Pendapatan Nasional
Q : Qty/Jenis Barang P : Price/Harga Barang
r : Rent/Sewa i : Interest/Bunga p : Profit/Keuntungan
C : Consumption/Konsumsi RT G : Government Expenditur/Pengeluaran Pemerintah
I : Investment/Investasi X : Export M : Import

Dalam konsep penghitungan Pendapatan Nasional masih terdapat beberapa kelemahan,


antara lain:
- Masih terdapat output yang tidak dimasukan dalam perhitungan seperti underground
ekonomi karena bersifat ilegal (output industry kecil rumah tangga, dll)
- Masih terdapat ekternalitas negatif (biaya yang harus ditanggung/manfaat tidak
langsung) dari aktivitas ekonomi yang tidak dimasukan kedalam perhitungan
pendapatan nasional.
- Perhitungan nilai tambah GDP tidak memperhitungkan penambahan kualitas.

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 3


BAB. II PENDAPATAN NASIONAL DAN PENGELUARAN AGREGATE

A. Pengeluaran Agregat I
Dalam konsep pengeluaran agregat besarnya Pendapatan Nasional merupakan suatu
ukuran pengeluaran dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto.
Teori Pendapatan Nasional : Membahas pengeluaran yang diinginkan dari konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto
Komponen Pendapatan Nasional:
1. Konsumsi : Ca  Actual Consumption
a
2. Investasi :I  Actual Investment
3. Pengeluaran Pemerintah : Ga  Actual Government
4. Ekspor Netto : (Xa – Ma)  Actual Esport – Actual Import

Menurut pengertiannya konsep pengeluaran dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yakni:

 Pengeluaran Yang Dimaksud (Intended Expenditure)


 Pengeluaran Yang Diinginkan (Desired Expenditure)
 Pengeluaran Yang Direncanakan (Planned Expenditure)

Formulasi Pengeluaran Agregat : AE = C + I + G + (X-M)


Pengeluaran Agregate (Aggregate Expenditure) : Merupakan pengeluaran total yang
diinginkan pada suatu barang atau jasa produksi domestik. AE terdiri dari
1. Pengeluaran Otonom (Autonomous Expenditure) yaitu komponen AE yang tidak
tergantung pada pendapatan nasional, seperti:
 Co  Autonomous Consumption  Go  Autonomous Government
 Io  Autonomous Investment  Xo  Autonomous Export

2. Pengeluaran Induksi (Induced Expenditure) yaitu komponen AE yang tergantung


pada pendapatan nasional, seperti:
 Tax Rate (t) pada fungsi pajak : Tx = To + t Y
 Marginal Propensity to Consume (b) pada fungsi C : Co + b Yd
 Marginal Propensity to Save (1-b) pada fungsi S : -Co + (1+b) Y
 Marginal Propensity to Invest (m) pada fungsi (M) : Mo + m Y

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi


1. Faktor Ekonomi
a. Pendapatan Rumah Tangga
b. Kekayaan Rumah Tangga
c. Tingkat Suku Bunga
d. Perkiraan Tentang Masa Depan
2. Faktor Demografi
a. Jumlah Penduduk
b. Komposisi Penduduk (usia, pendidikan, wilayah tempat tinggal)
3. Faktor Non- Ekonomi

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 4


Dalam penghitungan pendapatan nasional terdapat beberapa komponen yang
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, antara lain :

1. Konsumsi (Consumption)
Konsumsi dapat didefinisikan sebagai perilaku dalam membelanjakan sebagian
pendapatan (tidak bersifat proporsional). Bentuk umum fungsi konsumsi terhadap
pendapat nasional dapat dirumuskan sebagai berikut :
C = f (Yd) C = Co + MPC.Yd
*) C : Tingkat Konsumsi Yd : Pendapatan disposable
Co : Pengeluaran otonom MPC : Hasrat konsumsi (∆C/∆Y)

2. Tabungan (Savings)
Fungsi tabungan yang menunjukan hubungannya dengan pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y=C+S S=Y–C
= Y – (Co + MPC.Yd)

3. Investasi (Investment)
Investasi merupakan pengeluaran yang meningkatkan persediaan barang modal
(capital stock). Investasi merupakan konsep aliran karena besaran nilainya dihitung
selama satu interval periode tertentu. Yang masuk ke dalam perhitungan investasi
adalah sebagai berikut:
1. Investasi Tetap (Fixed Investment) yang terdiri dari bentuk barang modal (mesin,
peralatan produksi), bangunan dan konstruksi
2. Investasi Persediaan terdiri dari barang jadi, persediaan bahan baku dan barang
setengah jadi.

Adapun jenis-jenis investasi, adalah sebagai berikut:


1. Investasi Otonom
Merupakan investasi yang besarnya ditentukan dari dalam perekonomian itu
sendiri. Biaya besar, tidak bergantung pada pendapatan dan dilakukan oleh
pemerintah untuk kepentingan umum tanpa mencari keuntungan.

2. Investasi Terpengaruh
Merupakan investasi yang dipengaruhi oleh variabel yang diuraikan dalam modal
yang digunakan biasanya dipengaruhin oleh pendapatan nasional. Biaya tidak
begitu besar, dilakukan oleh swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi


1. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (Expected Rate of Return), biasanya
dipengaruhi oleh:
- Kondisi Internal : Faktor dibawah control perusahaan (kualitas SDM,
teknologi, tingkat efisiensi dll).
- Kondisi eksternal Perusahaan : Faktor terkait perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik ataupun internasional.

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 5


2. Biaya Investasi (Cost of Investment) biasanya dipengaruhi oleh tingkat bunga
pinjaman.
3. Efisiensi Pengembalian Modal (Marginal Efficiency of Capital), merupakan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
4. Nila Saat Ini (Present Value)
5. NIlai Masa Mendatang (Future Value)

Hubungan antara tingkat efisiensi pengembalian modal (MEC) dengan tingkat efisiensi
investasi (MEI) dipengaruhi oleh variabel investasi, dimana tingkat investasi ditentukan oleh
tingkat bunga dan keinginan/hasrat investasi (MEC). Pada prinsipnya, semakin tinggi nilai
suku bunga riil, maka semakin tinggi pula biaya peminjaman untuk investasi, sehingga
investasi pun semakin berkurang.

B. Pengeluaran Agregat II
Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan atas:
- Pembelian pemerintah atas barang atau jasa yang merupakan bagian dari GDP;
- Pembayaran transfer (transfer payment).
Sedangkan untuk komponen penerimaannya yang diperoleh dari pajak (tax revenue),
dapat dibedakan menjadi: Fungsi Pajak = Tx = Txo + tY
- Lumpsum tax (indirect taxes) yakni pajak yang tidak tergantung dari pendapatan = Txo
- Proportional (tax rate) yakni pajak yang dikenakan berdasarkan pendapatan = tY

Konsep Pengganda (Multiplier)

Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk menghasilkan besarnya
perubahan variabel pendapatan nasional (permintaan agregat). Multiplier merupakan suatu
proses yang menunjukan seberapa besar perubahan pendapatan nasional yang terjadi
sebagai akibat adanya perubahan investasi. Proses multiplier akan berlangsung sempurna
jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Penerima tambahan pendapatan akan membelanjakan kembali uangnya sebesar
MPC-nya.
- Tambahan pendapatan yang diterima hanya dibelanjakan untuk membeli barang-
barang buatan dalam negeri, jika dibelanjakan untuk barang luar negeri maka akan
terjadi kebocoran (leakage).
- Besarnya hasrat konsumsi masyarakat (MPC) tidak berubah.

Terdapat hal yang perlu diingat dalam suatu konsep perhitungan pendapatan nasional,
yakni:
- Pendapatan nasional yang seimbang bukan berarti pendapatan nasional yang baik;
- Pendapatan nasional yang seimbang berarti tidak adanya efek multiplier yang
berpengaruh terhadap jumlah pendapatan nasional, atau tidak adanya perubahan
salah satu komponen pendapatan nasional;
- Pendapatan nasional dipandang baik jika pendapatan nasional tinggi dan tidak ada
pengangguran;
- Jika pengangguran masih ada berarti aktifitas produksi belum optimal.

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 6


Kesimpulan

Menurut mahzab ekonomi modern (Keynes) yang berpendapat bahwa pada tingkat makro,
pemerintah harus berperan aktif dalam mengendalikan perekonomian ke arah posisi “full
employment”, sebab mekanisme full employment tidak bisa diandalkan secara otomatis.
Berbagai kebijakan pemerintah (fiskal, moneter dan pertumbuhan) dilaksanakan untuk
menanggulangi segala bentuk macam masalah jangka pendek maupun masalah jangka
panjang dalam perekonomian suatu negara.
Dalam menjalankan perekonomian suatu negara, dapat dilakukan analisa terhadap pendapatan
nasional. Perhitungan atas pendapatan nasional ini dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yakni
perhitungan atas Gross National Product (GNP) dan perhitungan atas Gross Domestic Product
(GDP). Dalam perhitungan GDP terdapat 3 (tiga) pendekatan perhitungan yakni pendekatan
produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

Dalam teori pendapatan nasional senantiasa dipengaruhi oleh pengeluaran yang terdiri dari
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan nilai ekspor netto. Adanya konsep
pengganda (multiplier) digunakan sebagai proses untuk menunjukan besarnya perubahan
pendapatan nasional dari suatu variabel pendapatan nasional.

Shinta Nurholisoh (1914170007) | 7

Anda mungkin juga menyukai