Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI MAKRO

BAB 1
MENGUKUR PENDAPATAN NASIONAL

Mengukur Kinerja Ekonomi Makro


llmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya yang
langka di antara kompetisi para pelaku-pelaku ekonomi. Ekonomi makro adalah
cabang ilmu ekonomi yang berhubungan dengan seluruh masalah kinerja
perekonomian dan isu-isu yang memengaruhi sebagian besar masyarakat. Isu-isu
tersebut mencakup permasalahan inflasi pengangguran, produk domestik bruto
(GDP), pendapatan nasional (Nl), suku bunga, nilai tukar, dan lainnya. Sementara
itu, ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang akan mengambil
keputusan-keputusan di perusahaan, rumah tangga, dan tingkat pelaku ekonomi
serta studi tentang perilaku untuk barang-barang tertentu atau jasa di pasar. Konsep
kelangkaan, biaya peluang, kemungkinan untuk memproduksi, spesialisasi dalam
keunggulan komparatif, sistem fungsi ekonomi, permintaan, suplai, dan penentuan
harga sangat penting untuk menganalisis permasalahan, baik pada ekonomi mikro
dan makro. Karena adanya bahasan yang “tumpang tindih” tersebut, maka pada
bahasan ekonomi makro tidak dibahas ulang.

Catatan penting:
Dalam pembahasan baik pada ekonomi mikro dan makro, satu hal yang harus
dipahami sebagai materi konsep dasar adalah suplai dan permintaan.

1.1 MODEL ALIRAN MELINGKAR


Model aliran melingkar adalah model ekonomi yang menunjukkan interaksi antara
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah karena saling bertukar barang, jasa,
dan sumber daya di pasar. Dengan kata lain, aliran melingkar barang dan jasa (
atau aliran melingkar dari kegiatan ekonomi) disebut dengan model aliran
melingkar ekonomi atau sering dikenal dengan permainan mengikuti dolar/mata
uang. (Dodge, 2014) .

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Gambar 57. Model Aliran Melingkar

Gambar 57 menggambarkan model perekonomian tertutup, di mana pasar asing


tidak diasumsikan (belum) ada. Rumah tangga domestik menawarkan sumber
dayanya ke perusahaan dalam pasar sumber daya sehingga perusahaan-
perusahaan dapat memproduksi barang dan jasa. Rumah tangga dibayar dengan
harga kompetitif untuk sumber daya tersebut. Rumah tangga menggunakan
penghasilannya untuk mengonsumsi barang - barang yang diproduksi oleh sumber
daya pekerja yang produktif. Pendapatan dan penjualan barang dan jasa tersebut
kemudian digunakan untuk memberikan pendapatan bagi rumah tangga. Model
sederhana ini menylratkan bahwa setiap mata uang dari hasil pendapatan yang
diperoleh rumah tangga berakhir sebagai pendapatan bagi perusahaan. Bagaimana
dengan pemerintah? Meskipun tidak ditunjukkan pada Gambar 57, pemerintah
memainkan peran penting dalam model aliran melingkar. Pemerintah sebagai
majikan input, sebagai produsen barang dan jasa.
Perusahaan individu swasta memiliki akutansl untuk mengukur kinerjanya dari
hal biaya dan Pendapatan, sedangkan ekonomi memiliki akutansi nasional untuk
mengukur atau menilai yang memungkinkan ekonom membuat kebijakan untuk:
 Membandingkan tingkat produksi yang efisien secara berkala
 Mengukur status perekonomian janga panjang untuk melihat apakah telah
tumbuh, tetap, atau menurun.
 Membuat kebijakan untuk memperbaiki hasil negatif dan mempromosikan ke
arah positif.

Suatu perekonomian negarara dibagi menjadi empat bagian:


 Rumah tangga: rumah tangga ini merupakan konsumen yang membayar
untuk barang dan jasa di pasar produk dan mendapatkan bayaran untuk
barang atau jasa di pasar. Jumlah individu dalam rumah tangga tidak secara
eksplisit ditemukan dalam data ekonomi nasional.
 Perusahaan: merupakan produsen barang dan jasa dalam sistem
perekonomian. Dalam faktor passar, perusahaan membeli salah satu dari

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


tiga faktor produksi dari rumah tangga. Dalam produk pasar, perusahaan
menjual salah satu dari tiga faktor produksi ke rumah tangga.
 Pemerintah: mengacu pada salah satu atau semua entitas politik suatu
negara. Belanja pemerintah datang dalam bentuk pengeluaran untuk
pertahanan, pembayaran transfer, dan subsidi yang mempekerjakan
beberapa faktor produksi.
 Impor dan Ekspor: mengacu pada partisipasi ekonomi di pasar global.
Keputusan ekonomi untuk memasukkan impor dan ekspor dari suatu
perdagangan dengan seluruh dunia.

Pemerintah mengumpulkan pajak dari rumah tangga dan perusahaan serta


menggunakan dana perolehan tersebut untuk membayar input yang diterapkan.

Berapa banyak aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan


Pelaku ekonomi dapat menambahkan perolehan semua mata uang dari
penghasilan oleh pemilik sumber daya, atau pelaku dapat menambahkan semua
pengeluaran untuk produksi barang dan jasa, atau pelaku dapat menjumlahkan
semua nilai dari barang dan jasa.

Di mana akan dimulai dan di mana akan diakhiri


Pelaku ekonomi tidak peduli karena perhitungan perolehan mata uang yang
merupakan langkah awal penting dalam mengukur kinerja ekonomi. Gambar 57
menunjukkan bahwa aliran barang dan mata uang beredar ke seluruh
perekonomian yang diperlukan dalam perdagangan. Masalah terbesarnya adalah
bagaimana pelaku ekonomi dapat menjaga aliranyanl kuat tersebut dan bagaimana
kalau pelaku tahu kapan abran tersebut akan melemah Mengukur keberhasilan
merupakan hal terfokus dan tahapan mengikuti menjaga pengeluaran dan produksi
dalam sisteim ekonomi makro yang kuat tanpa meningkatkan harga secara drastis.

1.2. GDP, GNP, DAN PENDAPATAN NASIONAL


Domestic Product/GDP) tahunan suatu negara Produk Domestik Bruto/PDB (Gross
Domestic Product / GDP) tahunan suatu negara adlah nilai total semua barang dan
jasa yang diproduksi dalam satu tahun di Negara tersebut. GDP hanya menghitung
barang jadi atau barang final dan jassa final, dan tidak termassuk nilai barang
setengah jadi seperti kayu dan baja, seperti yang di pakai untuk memproduksi
rumah dan mobil. GDP dipakai sebagai media atau indikator yang baik untuk
kehidupan masyarakat. Naiknya GDP, akan merefleksikan peningkatan pada
standar hidup masyarakat, di mana GDP juga meningkat dengan pengeluaran pada
bencana-bencana alam, epidemi yang mematikan, perang, kejahatan, dan
kerusakan lainnya kepada masyarakat.

Berdasarkan atas harga patokan yang dipakai, GDP dibedakan menjadi dua, yaitu:

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


GDP berdasarkan atas harga yang berlaku
GDP berdasarkan atas harga konstan

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tarnbah barang dan jasa yang
dihltung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
PDB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber
daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu wilayah.
Sementara itu, PDB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak
dipengaruhi oleh indeks harga.
PDB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan
menghitung deflator PDB (perubahan indeks implisit). Indeks harga produksi
merupakan rasio antara PDB menurut harga berlaku dan PDB menurut harga
konstan.
Para ekonom menggunakan tiga pendekatan untuk menghitung GDP, yaitu:
a) pendekatan pengeluaran,
b) pendekatan pendapatan, dan
c) pendekatan produksi.

A. Pendekatan pengeluaran mencakup empat kategori :


1. Konsumsi pribadi (C): terdiri dari semua pengeluaran oleh rumah tangga.
2. Investasi bruto dan pembentukan modal tetap domestik bruto (I): termasuk uang
yang dihabiskan pada semua pembelian mesin oleh pebisnis, pembangunan
modal, dan perubahan iventaris.
3. Pemerintah (G): mencakup semua pengeluaran pemerintah dari modal sosial,
kesejahteraan, dan pembayaran jaminan sosial.
4. Ekspor bersih (X): termasuk nilai semua uang yang dihabiskan untuk ekspor
dikurangi.

Pendekatan pengeluaran yang dihitung dari pengeluaran rumah tangga,


perusahaan, dan pemenntah sepanjang tahun dengan menggunakan rumus:
GDP = C + I + G + (X-M) ............................. (24)

Di mana:
C =Pengeluaran konsumsi barang dan jasa pribadi dan rumah tangga
I = Investasi
Q = Pengeluaran untuk belanja pemerintah baik dari konsumsi dan investasi
X = Mewakili Ekspor
M = Mewakili Impor
(X - M) = Ekspor bersih

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Dalam perhitungan GDP, hanya barang dan jasa yang sudah jadi yang dihitung,
sedang barang setengah jadi tidak dihitung. Hal tersebut digunakan untuk
menghindari terjadinya perhitungan ganda.

Pengecualian GDP
Ekonomi mengecualikan beberapa transaksi dalam perekonomian karena tidak
ada hubungannya dengan penciptaan barang jadi. Transaksi seperti membeli
atau menjual saham dan mentransfer pembayaran publik dan swasta tidak
dihitung dalam GDP di suatu negara.
 Pembayaran Transfer Publik adalah pembayaran pemerintah langsung ke
rumah tangga, seperti jaminan sosial, kesejahteraan, dan veteran.
 Pembayaran Transfer Swasta adalah kegiatan transfer yang tidak
menghasilkan output. Penjualan barang jadi sudah terpakai, seperti menjual
mobil bekas, tidak memberikan kontribusi terhadap produksi sehingga tidak
dimasukkan dalam GDP tahun berjalan karena tidak memberikan kontribusi
moneter ke output.

B. Pendekatan Pendapatan
Produk Domestik Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan
gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan yang semuanya belum dipotong
pajak penghasilan serta pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup
juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi
subsidi).

Pendekatan pendapatan mempertimbangkan empat kategori:


1. Upah karyawan: menempati bagian terbesar dari pendapatan nasional.
2. Sewa: termasuk pendapatan yang diterima oleh perusahaan dan sewa untuk
Penyediaan sumber daya properti.
3. Bunga: termasuk bunga rumah tangga yang diterima pada rekening tabungan,
rekening sertifikat deposito (CD), dan obligasi korporasi. Termasuk juga uang
atau biaya perusahaan membayar untuk penggunaan modal. Semuanya
sebelum dipotong Pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
4. Keuntungan: semua keuntungan yang diciptakan oleh kedua individu dan
korporasi.

Pendekatan pendapatan yang dihitung dari pemanfaatan bahwa pengeluaran


pada akhirnya menjadi pendapatan. Pendapatan nasional dapat kemudian
dimodifikasi Sedikit sampai pada GDP. Depresiasi harus ditambahkan ke
pendapatan nasional.
Depresiasi adalah penurunan nilai modal dan waktu ke waktu karena proses
timbulnya biaya penyusutan. Depresiasi dikurangi keuntungan perusahaan

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


sebelum perhitungan pendapatan nasional (Nl) sehingga harus kembab
ditambahkan untuk mencakup nilai output yang dibutuhkan untuk mengganti atau
memperbaiki bangunan atau mesin yang usang.

C. Pendekatan Produksi
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu
tertentu (blasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini
dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha, yaitu: (1) pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan; (2) pertambangan dan penggalian; (3) produksi
pengolahan; (4) listrik, gas, dan air bersih; (5) konstruksi; (6) perdagangan, hotel,
dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, real estate, dan jasa
perusahaan; (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).

Pendapatan Nasional (National /ncome/NI) adalah jumlah pendapatan yang


diterima oleh faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh suatu negara. Pendapatan
tersebut mencakup perolehan upah, gaji, dan tunjangan yang dibayarkan untuk jasa
tenaga kerja, sewa bangunan atau tanah, bunga yang dibayarkan untuk
menggunakan uang dan keuntungan yang diterima untuk penggunaan sumber daya
modal.

Penghasilan Pribadi (Private /ncome/PI) adalah pendapatan uang yang diterima


oleh individu rumah tangga sebelum dikurangi pajak pendapatan pribadi dan
Disposable Income (DI) adalah pendapatan pribadi dikurangi pajak pendapatan
pribadi.

Pembayaran subsidi dilakukan pemerintah untuk petani adalah bagian dari


pendapatan petani - petani, tetapi tidak digunakan oleh pertumbuhan untuk barang
dan jasa, karenanya tidak termasuk bagian dari GDP serta harus dikurangi
pendapatan nasional (Nl) untuk menemukan GDP.

Pada akhirnya, pemerintah harus menambahkan pendapatan pekerja asing di


negara yang sedang dihitung GDP-nya dan harus mengurangi pendapatan warga
negara yang bekerja di luar negeri. Sehingga pendapatan nasional (Nl) memperoleh
pendapatan dari penambahan laba bersih dari hasil pekerja asing juga sehingga Nl
meliputi pendapatantan semua warga negara yang berada di mana saja, sedangkan
GDP hasil semua nilai barang jadi atau jasa yang diproduksi oleh siapapun.

NDP (Net Domestic Product) adalah GDP minus depresiasi. Hal ini menunjukkan
beberapa banyak output yang tersisa untuk konsumsi dan penambahan modal
saham setelah mengganti modal yang digunakan dalam proses produksi.

Produk Nasional Bruto (BNP): adalah PDB ditambah dengan pendapatan neto
dari luar negeri.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Pendapatan Neto Luar Negeri: adalah pendapatan atas faktor produksi (tenaga
kerja dan modal) milik penduduk indonesia yang diterima dari luar negeri dukurangi
dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di indonesia.

Pajak Tidak Langsung Neto: adalah pajak tidak langsung dikurangi dengan
subsidi pemerintah. Indeks inplisit PDB merupakan rasio antara PDB harga berlaku
dengan PDB harga konstan.

PDB Deflator : adalah laju pertumbuhan indeks implisit PDB.

Ekspor Barang dan Impor: merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara
penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain.

GDP atau Gross National Product GNP adalah indikator yang dilakukan
pemerintah federal Amerika Serikat untuk mengevaluasi output. GNP mengukur
nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh sumber daya yang
disediakan oleh perusahaan-perusahaan dan warga Amerika Serikat, bahkan
termasuk sumber daya yang berada di luar Amerika Serikat dengan produksi yang
tidak dihasilkan di luar Amerika Serikat. Karenanya pertumbuhan ekonomi
didefinisikan sebagai peningkatan atau penurunan GDP riil, yang diukur dengan
menjumlahkan semua pengeluaran untuk barang dan jasa setama tahun tertentu.

Nominal dan Biaya Rill GDP


GDP adalah ukuran suatu nilai moneter semua barang dan jasa yang diproduksi
dalam setahun di tanah suatu negara. Pengukuran nilai moneter ini menyajikan
masalah nilai mata uang yang berubah dari tahun ke tahun. Inflasi dan deflasi
adalah dua fluktuasi ekonomi yang memungkinkan mendistorsi nilai GDR
Bagaimana pemerintah dapat secara akurat membandingkan nilai GDP dari tahun
ke tahun? Pemerintah dapat meminimalkan efek inflasi atau deflasi dengan
menghitung GDP nominal dan biaya nyata GDP.
GDP Nominal adalah cara menghitung harga yang berlaku saat output
diproduksi, yang tidak disesuaikan dengan inflasi. GDP nominal digunakan untuk
menghitung biaya nyata GDP atau GDP riil. GDP riil disesuaikan (meningkat atau
menurun) untuk mencerminkan perubahan tingkat harga.
Indeks harga adalah pengukuran jumlah barang tertentu yang terkandung
dalam “keranjang pasar“ pada tahun tertentu dibandingkan dengan pasar yang
identik sebagai tahun referensi. Tahun referensi dikenal sebagai tahun dasar, dan
digunakan sebagai patokan untuk harga patokan dari waktu tertentu.
Rumus untuk mencari GDP Riil
𝐺𝐷𝑃 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢)
𝐺𝐷𝑃 𝑅𝑖𝑖𝑙:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛)
Kelemahan GDP

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Menggunakan GDP sebagai ukuran moneter memiliki beberapa kelemahan.
Sebagai contoh, para ekonom tidak dapat mengukur sebagai berikut:

 Transaksi Nonpasar: GDP tidak dapat mengukur transaksi yang tidak memiliki
inventaris nyata, seperti pekerja rumah tangga dan sebagai pemilik rumah
untuk bekerja pada rumah sendiri, polusi udara, dan tenaga kerja yang juga
pemilik usaha melakukan untuk bisnis mereka sendiri.
 Kesehatan mental atau fisik: GDP tidak dapat mengukur kegiatan yang untuk
menghilangkan rasa stres atau jemu, seperti liburan, latihan, dan tertawa.
 Ekonomi menengah ke bawah: GDP tidak dapat mengukur kegiatan ilegal dan
aktivitas - aktivitas yang tidak dilaporkan.

PDB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai


dengan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities
(ISIC) (sumber: BPS 2012), sebagai berikut.

1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan


 Subsektor tanaman bahan makanan
 Subsektor tanaman perkebunan
 Subsektor peternakan
 Subsektor kehutanan
 Subsektor perikanan

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian


 Subsektor pertambangan minyak dan gas bumi
 Subsektor pertambangan bukan migas
 Subsektor penggalian

3. Sektor Industri Pengolahan, Industri Migas dan Bukan Migas Subsektor


industri migas
 Pengilangan minyak bumi
 Gas alam cair (LNG)
Subsektor industri bukan migas
 Makanan, minuman, dan tembaka
 Teksil, barang dari kulit dan alas kaki
 Barang kayu dan produk lainnya
 Produk kertas dan percetakan
 Produk pupuk, kimia, dan karet
 Produk semen dan penggalian bukan logam
 Logam dasar besi dan baja
 Peralatan, mesin, dan perlengkapan transportasi
 Produk industri pengolahan lainnya

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
 Subsektor listrik
 Subsektor gas
 Subsektor air bersih

5. Sektor Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
 Subsektor perdagangan besar dan eceran
 Subsektor hotel
 Subsektor restoran

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


a. Subsektor pengangkutan
 Angkutan rel
 Angkutan jalan raya
 Angkutan laut
 Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan
Angkutan udara
 Jasa penunjang angkutan
b. Subsektor komunikasi

8. Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan


 Subsektor bank
 Subsektor lembaga keuangan tanpa bank
 Subsektor jasa penunjang keuangan
 Subsektor real estate
 Subsektor jasa perusahaan

9. Jasa-Jasa
a. Subsektor pemerintahan umum
 Administrasi pemerintahan dan pertahanan
 Jasa pemerintahan lainnya
b. Subsektor swasta
 Jasa sosial kemasyarakatan
 Jasa hlburan dan rekreasi
 Jasa perorangan dan rumah tangga

GDP berdasarkan fungsi penggunaan dikelompokkan dalam 6 komponen, yaitu:


 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk
konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan
sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun. .

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja
pegawai, penyusutan, dan belanja barang, baik pemerintah pusat dan daerah,
tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data
yang dipakai adalah realisasi (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan
pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal
bekas atau baru dari luar negeri. Metode yang dipakai adalsh pendekatan arus
barang.
 Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari GDP hasil penjumlahan nilai
tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya.
 Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board
(fob).
 mpor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif).
Di Indonesia, satuan GDP dinyatakan dalam miliar, dengan valuta rupiah dan
dipublikasikan Tiga Bulan (Triwulanan). GDP dipublikasikan rutin dengan website
pada minggu keenam setelah Triwulanan dan minggu ketujuh setelah Triwulan
dilaporkan dengan Publikasi Cetak oleh BPS (Badan Pusat Statistik Indonesia).
Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS): Survei Khusus
Triwulanan (SKT) institusi (lembaga) dan perusahaan, Survei Khusus Tabungan
dan Investasi Rumah tangga (SKTIR), Sensus Ekonomi, Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), Sensus tahunan untuk perusahaan besar dan menengah,
Survei untuk perusahaan kecil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN,
Survei adhoc dan data IHK (Indeks Harga Konsumen & IHPB (Indeks Harga
Perdagangan Besar)).
Data ekspor barang diperoleh dari publikasi tahunan BPS, sedangkan untuk
ekspor jasa diperoleh dari neraca pembayaran yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia.

Metodologi
Selama ini, data PDB yang dipublikasikan oleh BPS menggunakan pendekatan
produksi (lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran (penggunaan).
Pengumpulan data PDB dilakukan sebagai berikut:
 Untuk PDB sektoral, data dikumpulkan dari kementerian/departemen/intansi
terkait. Data yang dikumpulkan dari setiap sektor, antara lain berupa data
produksi, data harga di tingkat produsen, dan biaya yang dikeluarkan untuk
berproduksi serta data pengeluaran yang diperoleh baik metalui survei maupun
estimasi.
 Untuk PDB pengeluaran, data dikumpulkan kementerian/departemen/intansi
terkait yang secara resmi mengeluarkan data (seperti ekspor-impor,
pengeluaran, dan investasi pemerintah serta investasi swasta) dan melalui
survei-survei khusus (seperti survei khusus pengeluaran rumah tangga).
Secara rinci, penjelasan metode kompilasi data PDB dapat diperoleh dari Publikasi
Tahunan Pendapatan Nasional Indonesia oleh BPS.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Teknis kompilasi yang digunakan adalah:
 Data dari masing-masing sektor yang dihitung di setiap satuan kerja terkait di
BPS disampaikan kepada Direktorat Nerasca Produksi dan Direktorat Neraca
Konsumsi (BPS) untuk di konsolidasikan dan dilakukan estimasi perhitungan.
 Perhitungan Produk Domestik Bruto untuk masing-masing sektor mempunyai
karakteristik yang berbeda sebagaimana terdapat dalam penjelasan metodologi
perhitungan Produk Domestik Bruto pada publikasi tahunan Pendapatan
Nasional BPS.

Perubahan tahun dasar untuk perhitungan PDB harga konstan dilakukan secara
periodik pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000 serta 2010.
Sejak tahun 2004, data PDB yang disajikan menggunakan tahun dasar 2000
yang mencakup periode data sejak triwulan 1 - 2000. Perubahan tahun dasar dari
1993 menjadi 2010 dilakukan karena struktur perekonomian Indonesia dalam kurun
waktu tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan, meliputi perkembangan
harga, cakupan komoditas produksi dan konsumsi serta jenis dan kualitas barang
maupun jasa yang dihasilkan.

Integritas Data
Pada saat dikeluarkan data PDB triwulanan, data masih bersifat sangat sementara.
Data berubah menjadi sangat sementara setelah data triwulanan lengkap satu
tahun kalender. Data berubah menjadi sementara setelah satu tahun sejak data
tahun yang bersangkutan berakhir. Data berubah menjadi final (angka tetap, tanpa
tanda bintang) setelah dua tahun sejak data tahun yang bersangkutan berakhir.
Perubahan mendasar terhadap metodologi national account, yang biasanya
dinyatakan dalam publikasi tahunan BPS berjudul “Pendapatan Nasional
Indonesia”, akan diinformasikan ketika data dengan metodologi baru tersebut
dikeluarkan untuk pertama kalinya.
Contoh PDB Harga Konstan dan Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2017 di Indonesia.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Nina Lelawati, S.E.,M.M.
Nina Lelawati, S.E.,M.M.
1.3. DEFISIT DAN SURPLUS, INFLASI DAN INDEK HARGA KONSUMEN
SERTA PENGANGGURAN
1.3.1. DEFISIT DAN SURPLUS
Ketika pemerintah mulai mengatur pengeluaran dan atau perpajakan,
mengakibatkan efek pada anggaran. Defisit anggaran terjadi jika pengeluaran
pendapatan pemerintah yang diperoleh dari pajak dalam jangka waktu tertentu,
biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Surplus anggaran terjadi apabila
pendapatan yang diperoleh dari pajak melebihi pengeluaran pemerintah.

Perbedaan Antara Defisit dan Utang


Defisit anggaran tahunan terjadi ketika dalam satu tahun, pemerintah
menghabiskan lebih dari yang dikumpulkan dalam penerimaan pajak. Untuk
membayar defisit, pemerintah harus meminjam dana atau hutang. Hutang mer叩
akan akumulasi dari pinjaman yang dibutuhkan untuk menutupi defisit tahun yang
lalu.

Kebijakan Ekspansif
Jika kondisi ekonomi berada pada kondisi resesi, kebijakan fiskal yang tepat adalah
untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah atau menerapkan pajak yang lebih
rendah. Ketika pemerintah mengeluarkan pengeluaran lebih banyak atau
penerimaan pajak kurang, defisit anggaran terjadi. Ada dua cara untuk membiayai
defisit dan masing-masing memiliki potensi untuk melemahkan kebijakan ekspansif.
 Pinjaman. Jika sebuah rumah tangga ingin membelanjakan di luar
kemampuannya, maka pasar dapat dijadikan sebagai peminjam dana. Dana
yang dipinjamkan memberikan kemampuan jangka pendek untuk membeli
barang dan jasa, tetapi harus dibayar kembali dengan bunga ketika pinjaman
jatuh tempo. Hal yang sama terjadi ketika pemerintah meminjam dari pinjaman
sistem perbankan atau dari masyarakat dalam bentuk Treasury surat berharga
(yaitu obligasi). Hal tersebut dapat mengurangi penawaran dana pinjaman yang
tersedia untuk peminjam swasta. Penurunan pasokan dana pinjaman
cenderung menaikkan harga. Jadi harus bagaimana? Nah, jika tujuan
pemerintah adalah untuk memperluas makroekonomi sehingga meminjam
untuk membiayai defisit, akan berakibat memperlambat ekspansi dengan
meningkatkan suku bunga.
 Membuat Uang. Penciptaan uang baru untuk membiayai defisit bisa
menghindari tarif bunga lebih tinggi yang disebabkan oleh pinjaman. Kerugian
utama untuk menciptakan lebih banyak uan§ adalah risiko inflasi yang dapat
juga mengurangi efektivitas kebijakan ekspansif fiskal yang berakibatnya
banyak mata uang yang beredar.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Kebijakan Kontraktif
Kondisi apabila perekonomian berlangsung dan di atas kesempatan kerja, langkah
kebijakan fiskal yang tepat adalah untuk menurunkan belanja pemerintah atau
menaikkan pajak. Ketika pengeluaran pemerintah berkurang atau pengumpulan
lebih pendapatan pajak, surplus anggaran akan terjadi. Efektivitas dari kontraktif
kebijakan fiskal tergantung pada apa yang akan dilakukan dengan adanya surplus.
 Membayar utang. Jika pemerintah membayar utang dan obligasi pensiun lebih
cepat dari jadwal, penyediaan dana pinjaman meningkat dengan penurunan
suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah mendorong investasi dan konsumsi,
dengan mengimbangi kontraktif kebijakan fiskal dan mengurangi efek ke bawah
pada tingkat harga.
 Melakukan apa saja. Dengan membuat pembayaran reguler pada
Treasury/obligasi dan pensiun sesuai jadwal, dana surplus akan dikeluarkan
dari perekonomian. Dana tersebut akan disirkulasikan kembali melalui ekonomi
sehingga kebijakan fiskal dan anti-inflasi dapat lebih efektif.

Stabilisator Otomatis
Stabilisator otomatis adalah segala usaha untuk meningkatkan defisit selama
periode resesi dan meningkatkan surplus anggaran selama periode inflasi, tanpa
ada perubahan kebijakan dari pemerintah. Ada beberapa mekanisme yang
dibangun ke dalam sistem pajak yang mengatur secara otomatis atau menstabilkan
makroekonomi ketika bergerak melalui siklus bisnis dengan mengubah pajak bersih
yang dikumpulkan oleh pemerintah.

Pajak Progresif dan Transfer


Ketika ekonomi sedang menanjak dan GDP meningkat, semakin banyak rumah
tangga dan perusahaan terjebak dalam pajak yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Ini
berarti bahwa persentase pendapatan lebih besar diambil sebagai pajak
penghasilan, yang berakibat memperlambat konsumsi baik rumah tangga dan
perusahaan. Selain itu, ekonomi yang kuat mengurangi kebutuhan untuk
pembayaran transfer seperti asuransi pengangguran dan kesejahteraan. Pajak
progresif bersih meningkat dengan meningkatnya GDP. Oleh karena itu, sistem
kontraktif pajak terjadi ketika ekonomi sangat kuat secara otomatis dengan
pengetatan akan belanja, mengurangi ancaman inflasi, dan memberikan kontribusi
terhadap surplus anggaran.
Ketika ekonomi sedang mengalami resesi dan GDP turun, rumah tangga dan
perusahaan menyesuaikan dengan pajak yang lebih rendah. Dengan persentase
kecil dari pendapatan dikenakan pajak-pajak penghasilan, memberikan jalan untuk
lebih banyak konsumsi daripada di tarif pajak yang tinggi. Bersamaan dengan itu,
melemahnya ekonomi akan meningkatkan kebutuhan pembayaran transfer seperti
pembayaran kesejahteraan. Pajak bersih akan turun, demikian juga GDP. Ketika
ekonomi sedang lesu, akan mengalami sistem pajak progresif yang ekspansif.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Gambar 58 menunjukkan bagaimana untuk suatu tingkat pengeluaran pemerintah,
pajak bersih naik dan turun dengan GDP. Hal ini secara otomatis mengurangi
ancaman inflasi ketika ekonomi kuat (GDPi), dan mengurangi efek negatif dari
resesi ketika ekonomu lemah (GDPr). Idealnya, pada kesempatan kerja yang besar
(GDPf) anggaran harus seimbang.

GAMBAR 58. Grafik Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Pajak Besih (Net Taxes)

 Berkurangnya stabilisator otomatis, tetapi tidak menghilangkan, dengan


pergerakan siklus bisnis.
 Stabilisator otomatis menyebabkan defisit selama resesi dan surplus selama
pertumbuhan ekonomi.

1.3.2. INFLASI DAN INDEKS HARGA KONSUMEN


Efek dari inflasi sebagai berikut:
 Toko harus mengubah daftar harga. Biaya perubahan tersebut disebut biaya
menu, nama yang berasal dengan contoh klasik dari suatu restoran yang harus
mencetak menu baru setelah perubahan harga.
 Pendapatan tetap dan pendapatan yang meningkat pada tingkat kurang dari
penurunan tingkat nilai inflasi, menyebabkan beban pada penerima pendapan.
 Nilai dari pembayaran bunga yang tidak meningkat sejalan dengan penurunan
inflasi, menyebabkan beban kreditur dan penabung.
 Ketegangan sosial cenderung meningkat dengan inflasi, karena ketidakpastian
dan redistribusi atas penghasilan yang diperoleh.

Ada juga manfaat dari inflasi. Mereka yang meminjam uang dengan tingkat bunga
tetap, membayar kemudian yang bemilai lebih rendah secara riil akibat inflasi.
Indeks harga konsumen digunakan untuk mengukur inflasi dan menyesuaikan nilai
nominal dengan inflasi untuk menemukan nllai-nilai yang nyata. Indeks Harga
Konsumen (IHK/CPI) adalah alat untuk mengukur inflasi bagi pemerintah. Hal ini
digunakan untuk menyesuaikan kerangka pajak dan pembayaran jaminan sosial

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


akibat inflasi. Untuk itu, biro statists akan memeriksa dan menentukan harga
barang dan jasa perwakilan yang digunakan oleh konsumen pada tahun dasar yang
ditentukan.

Indek Harga Konsumen dapat dihitung dari


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
(𝐶𝑃𝐼) : × 100 … (26)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
Inflasi antara tahun Y dan Z (Z menjadi tahun yang lebih baru) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:

𝐶𝑃𝐼 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑍


𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍: [ − 1] × 100 … … … … . (27)
𝐶𝑃𝐼 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑌

GDP nominal setiap tahun (atau tokoh nominal lain) dapat dikonversi menjadi nyata
tahun dolar (mata uang) dasar menggunakan rumus berikut:
𝑃𝐷𝐵 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 = … … … … … … … … … … … . . (28)
𝑃𝐷𝐵 𝑅𝑖𝑖𝑙
IHK mungkin meningkatkan tingkat inflasi, terutama karena ketergantungan
fleksibelitas terhadap acuan pasar tahun. Peningkatan kualitas dan perubahan
harga dalam pandangan produk yang tidak dalam tahun dasar keranjang
dikecualikan dari perkiraan inflasi IHK.
Producer Price Index (PPI) mi rip dalam perhitungan CPI, tetapi berlaku untuk harga
barang grosir seperti kayu dan baja. PPI kadang-kadang memprediksi inflasi ke
depan karena produsen sering melewati kenaikan biaya kepada konsumen.
Produk Domestik Bruto Deflator adalah alternatif indek harga umum yang
mencerminkan pentingnya produk keranjang pasar saat ini, bukan di tahun dasar
pasar, yang menjadi kurang relevan dari waktu ke waktu. Rumusnya adalah

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢


𝐺𝐷𝑃 𝐷𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟 ∶ × 100 … (29)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

Formula ini berbeda dari perhitungan CPI dalam jumlah tahun berjalan yang
digunakan. Hi lai dari Deflator GDP dapat menggantikan nilai CPI dalam formula
untuk inflasi dan GDP riil tersebut. Karena menurunnya GDP menyebabkan
perubahan baik harga dan substitusi dari barang yang telah menjadi relatif mahal,
umumnya terjadi tingkat inflasi lebih rendah dari CPI.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


1.3.3. PENGANGGURAN
Angkatan kerja mencakup orang dewassa yang bekerja dan tidak bekerja. Disebut
tidak menganggur, apabila angkatan kerja memiliki kemauan dan siap kerja dan
harus memiliki upaya untuk mencari pekerjaan dalam empat minggu terakhir.
Tingkat pasrtisipasi ankatan kerja adalah jumlah orang dalam angkatan kerja dibagi
dengan penduduk usia kerja. Tingkat pengangguran adalah jumlah pengangguran
dibagi dengan jumlah dalam angkatan kerja. Berbagi kategori pengangguran
didefinisikan sebagai berikut:
 Pengangguran Friksional
Pengangguran dalam kategori ini adalah kekuatan pendatang kerja baru yang
mencari pekerjaan pertamanya dan pekerja-pekerja sebagai pekerja yang
bersifat sementara, karena munculnya pekerja-pekerja tersebut berpindah ke
lokasi atau pekerjaan baru di mana pekerja akan merasa lebih produktif.
 Pengangguran Struktural
Pengangguran yang disebabkan dari ketidakcocokan dalam keterampilan
sebagai contoh pekerja dengan tingkat pendidikan rendah akan menghadapi
permasalahan skill (kepandaian) sehingga secara struktural menganggur
karena tidak memiliki keterampilan yang disyaratkan.
 Pengangguran Siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran akibat kemerosotan dalam siklus
bisnis. Selama resesi dan depresi, perusahaan cenderung mempekerjakan
pekerja lebih sedikit atau membiarkan pekerja ada yang keluar. Ketika ekonomi
pulih, banyak dari pekerja siklus akan kembali mencari pekerjaan.
 Pengangguran Musiman
Pengangguran yang dihasilkan dari perubahan pola perekrutan karena waktu.
Contohnya pekerja instruksi ski, penjaga pantai, pekerja tani musim panen, dan
lainnya.
Banyak pekerja hanya bekerja musiman, yang sebenarnya hanya menghendaki
tuntutan tunjangan pengangguran saja, di mana sebenarnya pekerja tersebut tidak
menghendaki untuk bekerja. Tingkat pengangguran di suatu negara disebut
pengangguran alamiah apabila dijumpai tingkatan pengangguran sebesar 5%,
seperti Amerika Serikat masih dianggap berfungsi normal, namun masih
menimbulkan gesekan dalam pengangguran strukturaL Apabila seluruh angkatan
kerja bekerja secara penuh 100 persen, di sini tidak dijumpai pengangguran siklus.
Pengangguran friksional sering dan memungkinkan pekerja untuk berpindah ke
pekerjaan baru yang lebih memuaskan bagi kedua belah pihak pekerja dan majikan
dari tempat sebelumnya. Namun, tingkat pengangguran yang tinggi dapat merusak
dan menyebabkan kerugian kepercayaan diri pribadi, timbulnya kejahatan,
berpisahnya keluarga, bahkan bunuh diri.
Dijumpai juga kondisi kerugian output dan pendapatan. Para ekonom, Arthur

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Okun telah menyatakan bahwa untuk setiap kenaikan satu poin persentase
pengangguran di atas tingkat alamiah, output akan turun menjadi 2 sampai 3 poin
persentase. Hal tersebut dikenal sebagai Hukum Okun (Anderson, 2011).

3.4. HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN


Jangka Panjang Versus Jangka Pendek
Perubahan output dan fluktuasi pengangguran terkait akibat pergeseran kurva AD
(Aggregate Demand) menunjukkan hubungan terbalik antara inflasi dan
pengangguran. Kurva AD yang bergeser ke kanan pada Gambar 59
menggambarkan peningkatan tingkat harga dan penurunan pengangguran.

Apablla AD bergeser ke kiri, harga menjadi lebih rendah, tetapi pengangguran lebih
tinggi. Ini hubungan terbalik antara inflasi dan pengangguran (digambarkan pada
Gambar 60) disebut dengan kurva Phillips jangka pendek, dinamai oleh ekonom
Inggris AW Phillips (Anderson, 2011). Pergeseran ke arah kanan kurva agregat
permintaan sesuai dengan gerakan dari kanan ke kiri di sepanjang kurva Phillips,
dan atau sebaliknya.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Apabila tingkat output tetap dalam jangka panjang pada output pekerja penuh
sesuai jengan kondisi pengangguran pada tingkat pengangguran alamiah,
dijelaskan di grafik sebagai jumlah pengangguran friksional dan struktural. Hal ini
menunjukkan kurva Phillips vertikal jangka panjang, seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 61.

Guncangan Suplai
Philips (I960) memberikan gambaran hubungan antara inflasi dan pengangguran,
namun tahun 1970-an terjadi stagnasi pada kenaikan tingkat harga dan
pengangguran. Stagnasi disebabkan oleh guncangan untuk menyuplai pergeseran
AS ke arah kiri yang mengakibatkan pergeseran ke kanan pada Kurva Philips
(Gambar 62).

Tingkat
Pengangguran
(Persen)
GAMBAR 62. Pergeseran Kurva Philips Akibat Pergeseran AS Ke Kiri

Guncangan suplai dapat disebabkan oleh kekeringan, serangan virus pada


komputer atau pembatasan penggunaan sumber daya, seperti kenaikan harga
minyak. leori Keynesian modern menyatakan bahwa upah dan harga sangat erat ke
arah bawah (perusahaan enggan untuk menurunkan upah dan harga) dengan
struktur atau komposisi perubahan AD dari waktu ke waktu. Ketika beberapa
komponen AD menjadi lebih besar, harga menjadi meningkat. Ketika komponen lain
dari AD turun dari harga tinggi, perusahaan enggan menurunkan harga mereka dan
mengurangi pembayaran kepada input dan perusahaan merespons dengan
pemotongan dan PHK. Keadaan ini disebut guncangan struktural atau dengan kata
lain adalah pengangguran dan inflasi. Kebijakan ekspansioner dapat meningkatkan
AD dan dengan demikian mengurangi pengangguran, tetapi mengurangi inflasi.
Sebagai alternatif lain, kebijakan kontraktif dapat mengurangi tingkat harga, tetapi
meningkatkan pengangguran. Di sinilah letak hubungan antara pengangguran dan
inflasi.

Nina Lelawati, S.E.,M.M.


Peran Harapan Inflasi
Pergeseran Kurva Phillips memberikan harapan tentang inflasi adalah nubuat untuk
memperbaiki inflasi. Jika inflasi dapat diperkirakan, pekerja dan perusahaan
membangun harapan ke penetapan upah dan harga. Kenaikan upah dan harga
menyebabkan inflasi. Ekspektasi inflasi meningkatkan laju inflasi untuk setiap
tingkat pengangguran, menyebabkan pergeseran ke kanan pada Kurva Phillips.
Jika harga diperkirakan akan meningkat lebih lambat di masa depan, inflasi akan
berkurang untuk setiap tingkat pengangguran yang ditunjukkan pada kurva Phillips
dan akan bergeser ke kiri

Nina Lelawati, S.E.,M.M.

Anda mungkin juga menyukai