Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya
adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian
dengan melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Manakala
makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan
ekonomi secara menyeluruh.
Dari segi analisisnya (dari segi bentuk analisis terhadap kegiatan ekonomi), teori
mikroekonomi menganalisis bagaimana suatu masyarakat menyelesaikan tiga persoalan
berikut: (a) Apakah jenis barang-barang yang perlu diproduksikan? (b) Bagaimanakah
caranya barang-barang tersebut diproduksikan? Dan (c) Untuk siapakah barang-barang
tersebut diproduksikan?
Kegiatan ekonomi tidak selalu mencapai efisiensi yang diharapkan, yaitu: tidak
mencapai kesempatan kerja penuh secara terus menerus. Dalam teori, untuk memberi
gambaran tentang efisiensi kegiatan ekonomi, perlu diperhatikan perbedaan di antara KNK-
potensial dan KNK sebenarnya dan mengenai konjungtur.
Telah dikatakan, mekanisme pasar tidak dapat mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi
negara yang efisien secara terus menerus. Hal ini menimbulkan berbagai masalah ekonomi
dan diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi masalah yang
dihadapi keseluruhan ekonomi, kebijakan pemerintah mempunyai tujuan-tujuan berikut:
menstabilkan kegiatan ekonomi, mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi,
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, menghindari masalah inflasi yang tinggi dan
mewujudkan neraca pembayaran yang kukuh.
Setiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya yaitu nilai produksi
dalam perekonomian, untuk mengetahui nilai output yang diciptakan dalam negara itu pada
suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional merupakan suatu ukuran penting untuk menentukan
sejauh mana tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sesuatu negara. Tiga cara dapat
digunakan untuk menghitung pendapatan nasional: cara pengeluaran, produk neto dan
pendapatan.
Dalam cara produk neto yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang diwujudkan oleh
berbagai kegiatan ekonomi. Nilai tambah adalah pertambahan nilai rupiah sesuatu barang
sebagai hasil dari kegiatan sesuatu perusahaan. Perusahaan sepatu membeli bahan mentah
sebanyak Rp 100 ribu dan menjual hasil produksinya dengan harga Rp 200 ribu. Dalam
contoh ini produsen sepatu mewujudkan nilai tambah sebanyak Rp 100 ribu dan nilai ini
merupakan sumbangan kegiatan memproduksi sepatu tersebut kepada kegiatan mewujudkan
pendapatan nasional. Dalam penghitungan menurut cara produk neto, sektor-sektor ekonomi
yang mewujudkan pendapatan nasional dibedakan kepada sektor-sektor berikut: (a) pertanian,
kehutanan dan perikanan, (b) pertambangan, (c) industri pengolahan, (d) pembangunan
(konstruksi), (e) listrik, gas dan air, (f) pengangkutan, (g) perdagangan, (h) keuangan dan real
estate, (1) jasa pemerintah, dan jasa lain.
Di antara berbagai konsep pendapatan nasional, dan di antara harga pasar dan harga
faktor, sifat hubungannya adalah seperti dinyatakan di bawah ini:
Dua konsep penting lain dalam penghitungan pendapatan nasional adalah pendapatan
individu dan pendapatan disposebel. Pendapatan individu merupakan keseluruhan jumlah
pendapatan yang diterima oleh semua rumah tangga dalam sesuatu perekonomian.
Pendapatan tersebut diperoleh dari (4) menyediakan faktor-faktor produksi untuk digunakan
dalam kegiatan menghasilkan pendapatan nasional, dan dari (b) pembayaran pindahan-yaitu
pendapatan yang diperolehi bukan dari menyediakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
(contoh: uang pensiun dan beasiswa). Pendapatan disposebel merupakan pendapatan rumah
tangga yang dapat digunakan mereka untuk perbelanjaan. Pendapatan disposebel nilainya
adalah sama dengan pendapatan individu setelah dikurangi pajak pendapatan.
Menghitung pendapatan nasional suatu negara bukanlah kerja yang mudah. Dalam
perekonomian tidak terdapat informasi yang lengkap mengenai kegiatan produksi dan nilai
barang dan jasa yang diwujudkan oleh setiap kegiatan ekonomi. Masalah utama yang
dihadapi dalam menghitung pendapatan nasional adalah: () masalah mengumpulkan data, (ii)
masalah menentukan jenis kegiatan yang produksinya perlu dihitung dalam menentukan
pendapatan nasional. Persoalan-persoalan seperti: adakah hasil petani yang tidak dipasarkan
termasuk dalam pendapatan nasional, adakah hasil dari kegiatan melanggar hukum negara
perlu diperkirakan, adakah kegiatan ekonomi dalam rumah merupakan bagian dari
pendapatan nasional dan adakah ganjaran berupa barang dihitung dalam pendapatan nasional,
perlu dipikirkan dalam menghitung pendapatan nasional. Seterusnya (1) masalah
penghitungan dua kali, (ii) masalah menentukan harga barang, dan (iii) masalah kenaikan
harga dan perubahan kualiti barang, perlu dipertimbangkan.
Penentuan Kegiatan Ekonomi: Pandangan Klasik, Keynes dan Pendekatan Masa Kini
Perbedaan pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik-ahli ahli ekonomi yang menulis pada
masa Adam Smith (1776) sehingga kepada masa Keynes (1936), dengan Keynes. Aspek-
aspek yang dibandingkan adalah: (1) faktor yang menentukan suku bunga, (ii) faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara, dan (iii) pandangan Klasik mengenai operasi
pasaran buruh dalam sistem pasaran bebas dan kritik Keynes ke atas pandangan ini.
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat
untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal
untuk melakukan investasi. Fleksibilitas suku bunga akan mewujudkan keadaan di mana
jumlah tabungan yang diwujudkan dalam perekonomian pada ketika kesempatan kerja penuh
dicapai adalah sama dengan investasi yang akan dilakukan para pengusaha.
Kemungkinan bahwa pada kesempatan kerja penuh akan berlaku keadaan tabungan
masyarakat akan sama dengan investasi para pengusaha menyebabkan ahli-ahli ekonomi
Klasik berkeyakinan: supply creates its own demand, yang berarti dalam perekonomian tidak
berlaku masalah kekurangan permintaan agregat. Walaupun terdapat kemungkinan
kekurangan permintaan agregat dan pengangguran, keadaan ini hanya bersifat sementara.
Mekanisme pasaran akan mengembalikan tingkat kegiatan ekonomi pada kesempatan kerja
penuh karena wujudnya fleksibilitas suku bunga, tingkat upah, dan tingkat harga.
Teori Klasik juga menerangkan bahwa fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan
kesempatan kerja penuh. Apabila pada satu tingkat upah nominal tertentu terjadi
pengangguran, akan berlaku penyesuaian dalam pasaran tenaga kerja. Tingkat upah akan
turun dan permintaan tenaga kerja bertambah. Pada akhirnya, pada tingkat upah yang lebih
rendah, permintaan dan penawaran tenaga kerja akan seimbang kembali dan kesempatan
kerja penuh tercapai kembali.
Berdasarkan kepada keyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai,
ahli-ahli ekonomi Klasik seterusnya berkeyakinan bahwa tingkat output negara (pendapatan
nasional) ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi dalam suatu negara
menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan faktor-faktor produksi
menghasilkan barang dan jasa, semakin besar pula pendapatan nasional yang diciptakan.
Kemampuan menghasilkan pendapatan nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan b suatu negara dalam a berikut:
Y = f(K, L, R, T)
di mana:
Pandangan Klasik dikritik oleh Keynes. Dalam mengkritik pandangan Klasik, Keynes
mengemukakan pandangan lain mengenai aspek yang dikritiknya. Kritik Keynes dan
pandangannya yang berhubungan dengan kritik tersebut adalah:
i Keynes berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh tingkat
pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula tabungan.
i. Keynes berpendapat suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan
dan permintaan dana untuk investasi. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang.
iii. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik tingkat upah adalah fleksibel. Hal ini akan menjamin
keadaan di mana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga kerja. Oleh
sebab itu kesempatan kerja penuh akan selalu berlaku. Menurut Keynes tingkat upah tidak
fleksibel. Walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan
pengangguran tetap wujud.
iv. Menurut Keynes pendapatan nasional bukan faktor-faktor produksi yang tersedia tetapi
oleh pengeluaran agregat (AE). Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu
kurang dari pendapatan nasional potensial, dan menyebabkan pengangguran tenaga kerja
selalu wujud.
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan
dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapat pemerintah, berarti dalam
perekonomian itu tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga
tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak
melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah dari perusahaan. Pendapatan ini-yang meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan
keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena pemerintah
tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan
disposebel (Y d ) atau: Y=Y d .
Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan: (1)
untuk pengeluaran konsumsi (membeli barang dan jasa) dan ditabung (di institusi keuangan).
Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam modal atau investor (perusahaan-
perusahaan yang akan mengembangkan usaha baru, memperbesar usaha lama, atau
memodernkan pabrik yang ada) dan akan digunakan untuk membeli barang-barang modal
seperti mesin-mesin, peralatan produksi lain, mendirikan bangunan pabrik dan bangunan
kantor.
Dalam perekonomian dua sektor komponen pengeluaran agregat terdiri dari: (i)
perbelanjaan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang dan jasa, dan (ii) perbelanjaan
perusahaan perusahaan untuk membeli barang modal. Dalam persamaan algebra, persamaan
pengeluaran agregat adalah: AE = C + I. Penawaran agregat meliputi pendapatan nasional
(AS = Y).
Pengeluaran rumah tangga mempunyai tiga ciri utama berikut: (1) faktor utama yang
mempengaruhi pengeluaran rumah tangga adalah pendapatan yang diterimanya, (ii) pada
pendapatan sebesar nol (Y d = 0), yaitu apabila rumah tangga tidak bekerja, konsumsi tetap
akan dilakukan dan ini dinamakan pengeluaran otonomi (pengeluaran yang tidak bergantung
pada pendapatan nasional); dan (iii) apabila berlaku pertambahan pendapatan akan berlaku
pertambahan konsumsi, tetapi pertambahannya kurang daripada pertambahan pendapatan.
Berdasarkan kepada ketiga ciri ini, konsumsi rumah tangga dapat dinyatakan sebagai berikut:
C = a + bY d
di mana:
b. adalah MPC (atau perbandingan atau rasio di antara pertambahan konsumsi (C) dan
pertambahan pendapatan disposebel (Y d ).
Dalam memahami ciri-ciri konsumsi rumah tangga perlu digunakan empat konsep
berikut: MPC atau kecondongan mengkonsumsi marjinal, yaitu C/Y d ; (ii) APC atau
kecondongan mengkonsumsi rata-rata, yaitu C/Y d ; (iii) MPS atau kecondongan menabung
marjinal yaitu S/Y d , dan (iv) APS atau kecondongan menabung rata-rata, yaitu S/Y d . Sifat
hubungan di antara MPC dan MPS, dan APC dan APS mempunyai ciri-ciri berikut:
i MPC + MPS = 1
ii. APC+APS = 1
Berdasarkan kepada ketiga ciri konsumsi seperti dinyatakan dalam Ringkasan (5),
secara grafik dapat dibentuk fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, yang secara grafik
menunjukkan hubungan di antara konsumsi, tabungan, dan pendapatan nasional.
1 1
Mtp = atau Mtp =
1− MPC MPS
PERTEMUAN 5
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah, Kegiatan pemerintah menimbulkan dua aliran
pembayaran: (i) pajak yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan dan rumah tanga kepada
pemerintah, dan (ii) pengeluaran pemerintah. Kedua bentuk aliran pengeluaran/ pendapatan
ini akan mengubah pola aliran pusingan pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi
tiga sektor belum terdapat kegiaran mengekspor dan mengimpor. Oleh karena it, ekonomi
tiga sektor dinamakan juga sebagai ekonomi tertutup.
Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menurut berbagai cara. Cara yang
pertara adalah membedakannya secara berikut: pajak langsung dan pajak tak langsung. Cara
yang lain adalah membedakannya secara berikut: pajak regresif (contoh: pajak tetap), pajak
proporsional dan pajak progresif. Dalam kenyataannya, pajak yang selalu digunakan berbagai
negara adalah pajak progresif. Dalam tori makroekonomi, yang selalu digunakan dalam
analisis adalah pajak tetap dan pajak proporsional.
Secara grafik efek pajak ke atas fungi konsumsi, fungi tabungan adalah seperti
dirunjukkan di bawah ini (C, dan S, adalah konsumsi dan tabungan sebelum pajak, dan C,
dan S, adalah konsumsi dan tabungan sesudah pajak tetap. C, dan S, adalah fungsi konsumsi
dari tabungan efek pajak proporsional bertingkat:
PERTEMUAN 6
Dengan adanya tambahan suntikan dan bocoran dalam aliran pusingan pendapatan,
maka ciri pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah berbeda apabila dibandingkan
dengan pengeluaran agregat dalam ekonomi dua-sektor dan tiga-sektor. Maka syarat
keseimbangan pendapatan nasionalnya juga berbeda. Syarat keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian terbuka adalah:
i Y = C+I+G+(X-M)
ii I+G+X=S+T+M
Berbeda dengan ciri ekspor, impor sesuatu negara dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak impor yang akan
dilakukan. Menyesuaikan dengan sift ini, dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional
dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional.
Maka formula fungsi impor selalu dinyatakan sebagai berikut: M = mY atau M = Mo + mY
di mana m proporsi impor yang dinyatakan sebagai rasio di antra impor dan pendapatan
nasional, dan Mo adalah "impor otonomi". -yaitu tidal ditentukan oleh pendapatan nasional.
i. C = a + bY d '
ii. I = I 0, yaitu investasi nilainya tetap.
iii. G = G0, yaitu pengeluaran pemerintah nilainya tetap.
iv. T = T 0 (nilai tetap) atau T = tY (pajak proporsional).
v. X = X 0, yaitu ekspor nilainya tetap.
vi. M = mY, atau M = Mo + mY
Dalam perekonomian terbuka multipliernya akan selalu lebih kecil daripada multiplier
dalam ekonomi tia sektor. Perbedaan itu disebabkan karena daliam amalisis mengenai
keseimbangan dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah proporsional dengan
pendapatan nasional, dan berarti dengan adanya impor tingkat bocoran menjadi semakin
besar dan mengurangi tingkar pertambahan pengelwaran agregat. Oleh sebab itu multiplier
menjadi semakin kecil apabila dibandingkan dengan multiplier dalam perekonomian tertutup.
PERTEMUAN 7
Keseimbangan AD-AS