Anda di halaman 1dari 281

PERTEMUAN 1

RUANG LINGKUP ANALISIS


MAKROEKONOMI
Makroekonomi

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu


perekonomian.

Analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang:


1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan
dalam perekonomian.
2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi
masalah ekonomi yang dihadapi.
MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN

Ada lima masalah makroekonomi utama yang akan selalu dihadapi suatu
negara, yaitu:
1. Masalah pertumbuhan ekonomi;
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi;
3. Masalah pengangguran;
4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi);
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI

Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi


kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari
satu periode ke periode lainnya.

Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indikator makroekonomi


yang terutama adalah:
1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi.
4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
5. Kestabilan nilai mata uang domestik.
TUJUAN-TUJUAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah


ekonomi yang dihadapi.

Tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan lima aspek berikut:


1. Menstabilkan kegiatan ekonomi.
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh
tanpa inflasi.
3. Menghindari masalah inflasi.
4. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan dibedakan kepada tiga bentuk


kebijakan:
1. Kebijakan fiskal
2. Kebijakan moneter
3. Kebijakan segi penawaran
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

1. Kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan


dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk


mengatasi pengangguran yang relatif serius.

Melalui kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini
akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

1. Kebijakan fiskal

Di bidang perpajakan, langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak


pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah kemampuan masyarakat
untuk membeli barang dan jasa dan akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara
menaikkan pengeluaran pemerintah-untuk membeli barang dan jasa yang
diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.

Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin
pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dna
pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran
agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

2. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah-yang dilaksanakan


oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia)-untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau
mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat.

Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal


(investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan
mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih banyak
penawaran modal akan dilakukan.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

2. Kebijakan moneter

Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi
penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian,
pengeluaran agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran.
Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman
modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini
dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.

Menurut pandangan Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan


penawaran uang. Bank Sentral dapat mempengaruhi penawaran uang.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

2. Kebijakan moneter

Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah dapat menambah


penawaran uang. Ceteris paribus, pertambahan ini akan menurunkan suku
bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut, diharapkan penanaman
modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Sebagai implikasi dari perubahan ini, kegiatan ekonomi akan meningkat dan
pengangguran menurun.

Dalam masa inflasi, langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran


uang dikurangi untuk menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan
menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat akan menurun.
Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

3. Kebijakan segi penawaran

Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan


yang mempengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian, kebijakan fiskal
dan moneter tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan dari segi
permintaan.

Disamping melalui permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula


dipengaruhi melalui segi penawaran.

Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan


perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya
dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

3. Kebijakan segi penawaran

Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes


policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan
kenaikan pendapatan pekerja.

Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan


yang berlebihan.

Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan


produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya
produksi yang berlebihan.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

3. Kebijakan segi penawaran

Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada (i)


meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan
usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
memproduksinya.

Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak pendapatan rumah
tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan masyarakat
yang berpendapatan tinggi.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

3. Kebijakan segi penawaran

Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberi
insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak)
kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk
membuat penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang
yang diproduksikan.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

3. Kebijakan segi penawaran

Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan


memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat
dijalankan dengan cara:
(i) Mengembangkan infrastruktur, dan
(ii) Peningkatan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan
usaha sektor swasta.

Infrastruktur yang lebih baik dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada
pengembangan sektor swasta sangat penting peranannya dalam
mengembangkan kegiatan usaha swasta dan meningkatkan efisiensi
kegiatan tersebut.
PERTEMUAN 2

PENGHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL
PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan


nasional” atau “national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk
menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara.

Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang


diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan
barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.

Dalam sistem penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu


dinamakan Produk Nasional Neto pada harga faktor.
PENDAPATAN NASIONAL

1. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan


jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dan dinilai
menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.

Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang


sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan.

Pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil adalah
harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan
untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.
PENDAPATAN NASIONAL

2. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor

Pendapatan nasional pada harga pasar apabila penghitungan nilai barang


itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.

Misalnya seorang konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga
Rp 40.000 dan Rp 60.000. Dalam memperhitungkan nilai baju dan sepatu ini
ke dalam pendapatan nasional, nilai yang diperhitungkan adalah Rp 40.000
untuk sumbangan produksi baju kepada pendapatan nasional dan
Rp 60.000 untuk sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional.
PENDAPATAN NASIONAL

2. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor

Apabila pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, sumbangan


baju dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional tergantung kepada
jumlah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan
barang-barang tersebut.

Misalkan pendapatan faktor-faktor produksi untuk memproduksikan baju dan


sepatu masing-masing adalah Rp 30.000 dan Rp 50.000. Dalam penghitungan
pendapatan nasional menurut harga faktor, nilai yang disumbangkan oleh baju
adalah Rp 30.000 dan nilai yang disumbangkan oleh sepatu adalah Rp
50.000. Hubungan di antara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan
secara persamaan di bawah ini:
Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi
PENDAPATAN NASIONAL

3. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto

Dalam setiap harga pasar suatu barang termasuk nilai penyusutan


(depresiasi). Industri-industri akan menggunakan barang-barang modal
(mesin, peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor) untuk
menghasilkan barang-barang mereka.

Dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan


barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk
Nasional Bruto. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi
harus dikurangi dari Produk Nasional Bruto. Dengan demikian: Produk
Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto kurang Depresiasi.
BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL

Produk Domestik Bruto


Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.

Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara maju maupun di negara-


negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh
perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara
lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi
yang berasal dari luar negeri.

Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product


(GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL

Produk Nasional Bruto


Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) dikatakan
nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah
barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara terdapat di


negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan
oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung di
dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto
tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik
penduduk atau perusahaan negara lain yang digunakan di negara tersebut.
BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL

Dengan memperhatikan perbedaan di antara arti PDB dan PNB di atas,


dapatlah dirumuskan sifat hubungan di antara Produk Domestik Bruto dan
Produk Nasional Bruto, yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di bawah ini:

PDB = PNB – PFN dari LN

Keterangan PFN = Pendapatan Faktor Neto

Di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari
LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar
negeri.
CARA PENGHITUNGAN 1: CARA PENGELUARAN

Di negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju seperti negeri


Belanda, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat, penghitungan pendapatan
nasional dengan cara pengeluaran/perbelanjaan adalah cara yang paling
penting. Hal ini disebabkan karena cara tersebut dapat memberikan
keterangan-keterangan yang sangat berguna mengenai tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai.

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran akan


dapat memberi gambaran tentang (a) sampai di mana buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi atau sampai di mana baiknya tingkat pertumbuhan
yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, dan (b)
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis
makroekonomi.
CARA PENGHITUNGAN 1: CARA PENGELUARAN

Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung


dengan cara pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk
mengambil langkah-langkah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi
yang dihadapi.

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan


pengeluaran ke atas barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian
kepada 4 komponen, yaitu:
1. Konsumsi rumah tangga;
2. Pengeluaran pemerintah;
3. Pembentukan modal tetap sektor swasta (investasi);
4. Ekspor neto (ekpor dikurangi impor).
CARA PENGHITUNGAN 2: CARA PRODUK NETO

Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
proses produksi. Cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam
perekonomian.

Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional mempunyai dua


tujuan penting:
1. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam
mewujudkan pendapatan nasional.
2. Sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali-yaitu
dengan hanya menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada
berbagai tahap proses produksi.
CARA PENGHITUNGAN 3: CARA PENDAPATAN

Apabila faktor-faktor produksi digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa


akan diperoleh berbagai jenis pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap lainnya
memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal
memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan.

Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan tersebut akan diperoleh


suatu nilai pendapatan nasional lain, yang berbeda dengan yang diperoleh
dalam penghitungan pendapatan nasional dengan kedua cara lainnya.

Pendapatan nasional itu dinamakan Pendapatan Nasional atau Produk


Nasional Neto menurut harga faktor.
PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

Pendapatan Pribadi

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan,


termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan
apa pun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara.

Dari arti istilah pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam
pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran
tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah
kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu
memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya.
PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

Pendapatan Disposebel

Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel.

Pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para


penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian,
untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini.

Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposebel itu digunakan untuk


tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian lainnya digunakan
untuk membayar bunga untuk pinjaman yang digunakan untuk membeli
barang-barang secara mencicil.
PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

Pendapatan Disposebel

Untuk memudahkan mengingat hubungan di antara (i) pendapatan disposebel


(Yd) dan pendapatan pribadi (Yp), dan (ii) pendapatan disposebel (Yd) dengan
konsumsi dan tabungan, di bawah ini dinyatakan formula (rumus) dari
hubungan tersebut:

i. Yd = Yp – T
ii. Yd = C + S
MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional adalah untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari
tahun ke tahun.

Dengan mengamati tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun


dapatlah dinilai prestasi dan kesuksesan negara tersebut dalam
mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha
mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang.

Perbandingan juga dapat dilakukan di antara tingkat kesuksesan negara itu


dalam mengendalikan dan membangun perekonomiannya kalau
dibandingkan dengan yang dicapai negara-negara lain.
MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA

Menghitung pendapatan nasional suatu negara bukanlah mudah. Beberapa


masalah perlulah diatasi untuk memastikan penghitungan pendapatan
nasional yang cermat dan teliti. Di bawah ini diterangkan beberapa masalah
penting di dalam penghitungan tersebut.
1. Masalah mengumpulkan data dan informasi;
2. Memilih kegiatan yang nilai produksinya dihitung;
3. Masalah penghitungan dua kali;
4. Menentukan harga barang-barang;
5. Investasi bruto dan investasi neto;
6. Masalah kenaikan harga dan perubahan kualitas barang.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

Data pendapatan nasional memberikan informasi yang berguna mengenai


berbagai aspek dari kegiatan ekonomi.

Data pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu memberi gambaran


tentang:
1. Tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai output yang
diproduksikan;
2. Komposisi dari perbelanjaan agregat;
3. Sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional;
4. Taraf kemakmuran yang dicapai.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

Seterusnya, membandingkan data pendapatan nasional dari tahun ke tahun


akan memberikan gambaran tentang:
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi;
2. Perubahan struktur ekonomi;
3. Peningkatan taraf kemakmuran masyarakat.

Di samping itu data pendapatan nasional berguna sebagai dasar dalam


membuat ramalan dan perencanaan ekonomi di masa depan.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

1. Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi

Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin besar jumlah output yang


diciptakan dalam suatu negara dan semakin tinggi kapasitas barang-barang
modal yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Kenaikan pendapatan
nasional juga berkaitan erat dengan kenaikan kesempatan kerja.

Cara lain dengan melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian.


Apabila pengangguran masih tinggi tingkatnya, keadaan itu berarti
pendapatan nasional yang dicapai adalah masih di bawah potensinya yang
maksimum. Keadaan itu berarti kegiatan ekonomi belum mencapai taraf yang
menggalakkan.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

2. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang Dicapai

Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun


tertentu dengan pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat
ditentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Setiap negara menghendaki
pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kesempatan kerja penuh dapat
dicapai secara terus-menerus. Tetapi keadaan ini sukar dicapai. Pertumbuhan
ekonomi sudah dapat digolongkan “menggalakkan” apabila tingkat yang
dicapai mampu mengurangi tingkat pengangguran. Paling minimum setiap
negara harus berusaha agar tingkat pertumbuhan ekonominya melebihi dari
tingkat pertambahan penduduk, agar pendapatan per kapita (atau taraf
kemakmuran masyarakat) dapat ditingkatkan.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

3. Memberi Informasi mengenai Struktur Kegiatan Ekonomi

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat


menunjukkan nilai dan komposisi perbelanjaan agregat. Dengan
menggunakan data ini akan diketahui persentase konsumsi rumah tangga,
perbelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor.

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto


memberikan gambaran tentang peranan berbagai sektor dalam
perekonomian-yaitu menunjukkan nilai output yang mereka ciptakan dan
persentase sumbangan berbagai sektor dalam pendapatan nasional. Data
pendapatan nasional yang dihitung menurut cara produk neto dapat
memberikan informasi secara angka (kuantitatif) tentang perubahan
sebenarnya yang berlaku.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

4. Memberi Gambaran mengenai Taraf Kemakmuran

Pendapatan per kapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai


ukuran kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu
memberikan gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia
kepada seorang individu untuk dibelanjakan dalam satu tahun.

Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga
tetap dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf
kemakmuran yang dicapai penduduk suatu negara. Seterusnya data
pendapatan per kapita di berbagai negara dalam satu periode tertentu dapat
digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai negara dalam usaha
untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

5. Data Asas untuk Membuat Ramalan dan Perencanaan

Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi
informasi penting mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang dicapai dan sektor-sektor yang
mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor manufaktur (industri)
dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan
untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa
datang. Ramalan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan. Data tersebut juga berguna
kepada pemerintah untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk
mewujudkan pembangunan di masa mendatang, seperti meramalkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai, membuat ramalan mengenai
perkembangan investasi dan ekspor, dan pertambahan kesempatan kerja yang
akan berlaku.
PERTEMUAN 3

PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI:


PANDANGAN KLASIK, KEYNES DAN
PENDEKATAN MASA KINI
PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

Dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan.

Jean Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi Klasik bangsa Prancis. Ia
mengatakan: “Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” atau “supply
creates its own demand”. Menurut pendapatnya, dalam setiap perekonomian jarang
sekali terjadi masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu
terjadi, adalah masalah sementara. Di dalam suatu perekonomian sering sekali wujud
keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam
perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga kerja akan selalu
diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut
(permintaan agregat yang sama besarnya. Oleh karenanya, kekurangan permintaan
tidak akan berlaku.
GAMBAR 3.1.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN DALAM EKONOMI SUBSISTEN

Pendapatan faktor-faktor produksi

Gaji dan upah, sewa, bunga dan untung

Aliran 1
RUMAH TANGGA
PERUSAHAAN
Aliran 2:

Pengeluaran rumah tangga (konsumsi)


CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN

Untuk menghasilkan barang dan jasa, sektor perusahaan harus


menggunakan faktor-faktor produksi. Seluruh faktor produksi berasal dari
sektor rumah tangga. Oleh sebab itu, keseluruhan pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi-yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja,
bunga ke atas modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan
harta, dan keuntungan pengusaha-merupakan pendapatan sektor rumah
tangga. Nilai seluruh produksi sektor perusahaan adalah sama dengan
jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi.

Dengan demikian, nilai seluruh produksi dalam perekonomian adalah sama


dengan nilai Aliran 1, yaitu nilai seluruh pendapatan yang diterima sektor
rumah tangga.
GAMBAR 3.2.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN DALAM EKONOMI MODERN

Pendapatan faktor-faktor produksi

Gaji dan upah, sewa, bunga dan untung


Aliran 1
PERUSAHAAN RUMAH TANGGA
Aliran 2: Aliran 3:
Tabungan
Aliran 5: Konsumsi rumah tangga
Investasi

Aliran 4: Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN

Di dalam perekonomian subsisten tidak terdapat penabungan. Ini berarti


seluruh pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan. Pendapatan
yang mereka terima, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Aliran 1, akan
digunakan untuk membeli barang dan jasa (lihat Aliran 2). Oleh karena rumah
tangga tidak menabung, nilai pengeluaran rumah tangga (Aliran 2) adalah
sama dengan nilai pendapatannya (Aliran 1).

Dan apabila sektor perusahaan menaikkan produksinya, maka pendapatan


faktor-faktor produksi, dan seterusnya pendapatan sektor rumah tangga,
akan mengalami kenaikan yang sama besarnya dengan nilai produksi sektor
perusahaan. Karena sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan,
pengeluaran sektor rumah tangga akan mengalami kenaikan yang sama
besarnya dengan kenaikan nilai keseluruhan produksi.
CORAK KEGIATAN PEREKONOMIAN MODERN

Aliran 3. sebagian dari pendapatan sektor rumah tangga ditabung di lembaga-


lembaga keuangan.

Aliran 4. Oleh lembaga-lembaga ini tabungan sektor rumah tangga


dipinjamkan kepada para penanam modal.

Aliran 5. Para penanam modal (investor) akan meminjam dan menggunakan


tabungan tersebut untuk membeli barang-barang modal dari sektor
perusahaan dan pengeluaran ini ditunjukkan oleh aliran 5.

Ahli-ahli ekonomi Klasik tetap berkeyakinan bahwa walaupun rumah tangga


akan menabung sebagian dari pendapatan yang diperolehnya, kekurangan
dalam permintaan tidak akan terjadi dalam perekonomian.
PENENTUAN SUKU BUNGA

Suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan


dilakukan dalam perekonomian.

Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan pula


dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi
perusahaan.

Perubahan-perubahan dalam suku bunga akan terus-menerus berlangsung


sebelum kesamaan di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan
dan investasi tercapai.
GAMBAR 3.3.
SUKU BUNGA, TABUNGAN DAN INVESTASI
Kelebihan tabungan S0

r1
Suku Bunga
r0 E

r2
I0
Kelebihan permintaan
dana untuk investasi

0
I0 = S 0
Tabungan dan Investasi
FAKTOR YANG MENENTUKAN SUKU BUNGA

Sumbu datar dalam Gambar 3.3 menunjukkan jumlah permintaan dana untuk
investasi dan tabungan, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga. Kurva I0
menunjukkan permintaan para pengusaha terhadap tabungan rumah tangga
(atau keinginan pengusaha untuk melakukan investasi) pada berbagai suku
bunga. Bentuk kurva itu karena para pengusaha akan mengurangi permintaan
terhadap tabungan rumah tangga apabila suku bunga tinggi tetapi sebaliknya
akan menambah permintaan mereka apabila suku bunga rendah.

Kurva S0 adalah kurva yang menunjukkan penawaran tabungan oleh seluruh


rumah tangga pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kurva itu
menggambarkan bahwa rumah tangga akan menawarkan lebih banyak
tabungan apabila suku bunga bertambah tinggi dan sebaliknya akan
menurunkan jumlah tabungan apabila suku bunga makin rendah.
FAKTOR YANG MENENTUKAN SUKU BUNGA

Keseimbangan di antara keinginan rumah tangga dalam menawarkan


tabungan mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi
dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini, jumlah seluruh tabungan
yang akan dilakukan oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah seluruh
investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yaitu sebesar
I0=S0. Pada tingkat keseimbangan ini, suku bunga adalah r0. Menurut ahli-ahli
ekonomi Klasik, keadaan keseimbangan di antara tabungan dan investasi
yang seperti ini adalah keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Oleh sebab jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian
mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah
seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam
perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat
pada penggunaan tenaga kerja penuh.
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN

Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat


tergantung pada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia
dalam perekonomian tersebut. Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi
negara akan ditentukan oleh:
i. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian
(K).
ii. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L).
iii. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R).
iv. Tingkat teknologi yang digunakan (T).

Tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan dengan


menggunakan persamaan berikut:
Y = f (K, L, R, T)
KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK

Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik,
yaitu penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam
perekonomian. Keynes berpendapat: penggunaan tenaga kerja penuh adalah
keadaan yang jarang terjadi, dan hal ini disebabkan karena kekurangan
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan ahli-


ahli ekonomi Klasik in bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua
persoalan berikut:
i. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan
suku bunga dalam perekonomian;
ii. Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga
kerja oleh para pengusaha.
PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI: PANDANGAN KEYNES

Pendapat Keynes menjadi terkenal bukan karena kritik-kritiknya ke atas


pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan tingkat kegiatan
ekonomi negara.

Ia dianggap sebagai salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka dalam sejarah
pemikiran ekonomi karena Keynes menciptakan pula suatu pendekatan baru
dalam analisis ekonomi, yaitu ia menganalisis kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam perekonomian sebagai suatu keseluruhan, dan bukan
menganalisis bagian-bagian kecil daripadanya.

Keynes mengemukakan suatu teori yang menggambarkan tentang bagaimana


tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara ditentukan, dan faktor-faktor
yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi tersebut. Pandangannya
tersebut sangat berbeda dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik
PENDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN
KEGIATAN PEREKONOMIAN

Perkembangan Ekonomi di Negara Maju

Sejak permulaan tahun 1960-an, masalah utama yang dihadapi


perekonomian negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya, yaitu:
dari berbentuk mengatasi masalah pengangguran yang serius, kepada:
i. Mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh dan menghindari
masalah inflasi, dan
ii. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dalam jangka
panjang.

Persoalan yang dinyatakan dalam i. dan ii. tidak banyak diperhatikan dalam
analisis Keynesian.
PENDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN
KEGIATAN PEREKONOMIAN

Perkembangan Analisis Makroekonomi

Bersamaan dengan perkembangan ekonomi yang sangat berbeda di masa


sesudah Perang Dunia Kedua dengan keadaan ekonomi sebelumnya,
segolongan ahli-ahli ekonomi mulai memperhatikan kembali isu-isu yang
menjadi sumber perbedaan pandangan di antara golongan Klasik dan
Keynesian.

Pemikiran-pemikiran baru dalam isu-isu yang diperdebatkan oleh golongan


Klasik dan Keynesian mulai ditanggapi oleh ahli-ahli sesudahnya.
PENDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN
KEGIATAN PEREKONOMIAN

Perkembangan Analisis Makroekonomi

Ada empat pemikiran untuk analisis makro ekonomi sesudah masa golongan
Keynesian, yaitu:
a. Golongan Monetaris, oleh: Milton Friedman;
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru);
c. Ekonomi Segi Penawaran (Supply Side Economics);
d. Golongan Keynesian Baru.
a. Golongan Monetaris, mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
i. Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh. Oleh karena itu Friedman tidak menyokong
campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
ii. Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi. Perubahan-perubahan penawaran uang sangat
penting artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga.
Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat menekankan kepada
peranan pengeluaran agregat dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
iii. Mengenai bentuk kebijakan pemerintah-apabila diperlukan, Friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter.
Menurut Friedman, kebijakan fiskal-yang ditekankan golongan Keynesian,
tidak terlalu besar efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)

Didasarkan kepada dua pemisalan penting, yaitu:


i. Teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak
secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai
informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian.
Akibatnya: mengembangkan analisisnya berdasarkan prinsip-prinsip yang
terdapat dalam teori mikroekonomi yang juga bertitik tolak dari anggapan
bahwa pembeli, produsen dan pemilik faktor produksi bertindak secara
rasional dalam menjalankan kegiatannya.
ii. Semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat
membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku.
Akibatnya: perekonomian selalu beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan kebijakan diskresioner pemerintah (kebijakan fiskal dan
moneter) tidak akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.
c. Ekonomi Segi Penawaran

Kebijakan Ekonomi Segi Penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi


kegiatan perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan
nasional riil dan kesempatan kerja bertambah dan tingkat harga dapat
distabilkan.

Untuk mencapai tujuan ini, kebijakan Ekonomi Segi Penawaran berusaha


mewujudkan keadaan berikut:
i. Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien;
ii. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi;
iii. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak
persaingan.
c. Ekonomi Segi Penawaran

Tujuan-tujuan di atas dicapai dengan cara:


i. Mengurangi pengeluaran pemerintah;
ii. Menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan
masyarakat yang berpendapatan tinggi;
iii. Penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak penting
peranannya kepada masyarakat; dan
iv. Mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran barang dan
pasaran faktor.
d. Golongan Keynesian Baru

Golongan Keynesian Baru adalah segolongan ahli ekonomi yang masih belum
dapat menerima pandangan-pandangan yang mengkritik pemikiran Keynesian
dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan Keynes yang utama.
i. Pasaran tenaga kerja bukanlah pasaran persaingan sempurna.
ii. Apabila berlaku pengangguran yang serius dalam perekonomian, tingkat
upah tidak akan dengan mudah mengalami penurunan untuk
menyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya. Dengan
demikian mekanisme pasar di pasaran tenaga kerja tidak sempurna, dan
tidak dapat menjamin tercapainya kesempatan kerja penuh.

Berdasarkan keyakinan mengenai ketidaksempurnaan pasar barang dan


pasar faktor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan pemerintah masih cukup
diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengusahakan agar
perekonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh.
PERTEMUAN 4

KESEIMBANGAN EKONOMI
DUA SEKTOR
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

Perekonomian Dua Sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan.

Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan


pemerintah maupun perdagangan luar negeri. Aliran-aliran pendapatan yang
terdapat dalam perekonomian seperti itu telah digambarkan di dalam bab yang
lalu, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

Dari sifat sirkulasi aliran pendapatan yang terdapat dalam gambar itu dapat
diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
i. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan
berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

ii. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan.

iii. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi
akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.

iv. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan


rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.
GAMBAR 4.1.SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN
DALAM EKONOMI MODERN

Pendapatan faktor-faktor produksi

Gaji dan upah, sewa, bunga dan untung


Aliran 1
PERUSAHAAN RUMAH TANGGA
Aliran 2: Aliran 3:
Tabungan
Aliran 5: Konsumsi rumah tangga
Investasi

Aliran 4: Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah


tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang
terpenting adalah pendapatan rumah tangga.

Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga


dan pendapatannya dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi
pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada
tingkat pendapatan yang berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam
Tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp 500.000,
konsumsinya adalah Rp 500.000. Pada waktu pendapatannya Rp 900.000,
konsumsinya adalah Rp 800.000. Tabel 4.1 secara terperinci menunjukkan
hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran
konsumsi dan tabungan rumah tangga.
TABEL 4.1
PENDAPATAN, KONSUMSI DAN TABUNGAN (DALAM RIBU RUPIAH)
Pendapatan disposebel (Y0) Pengeluaran konsumsi (C) Tabungan (S)
(1) (2) (3)
0 125 -125
100 200 -100
200 275 -75
300 350 -50
400 425 -25
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
900 800 100
1000 875 125
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposebel yang


mungkin diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2)
ditunjukkan berbagai jumlah pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan
oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan (atau kelebihan pendapatan
sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah
tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya)
ditunjukkan dalam kolom (3).

Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan
gambaran mengenai ciri-ciri khas dari hubungan di antara pengeluaran
konsumsi dan pendapatan disposebel seperti yang baru diterangkan di atas.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Ciri-ciri yang digambarkan dalam Tabel 4.1 adalah:

1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.


Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu
pendapatan disposebel adalah nol (Yd = 0), pengeluaran konsumsi
adalah Rp 125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta
atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
Tabungan negatif, atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu
dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp
500 ribu.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada
pertambahan konsumsi.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

2. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan bertambah


sebanyak Rp 100 ribu, konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa
pertambahan pendapatan itu (Rp 25 ribu) ditabung.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.
Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari
pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak
“mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari
pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila
pendapatan rumah tangga lebih daripada Rp 500 ribu, konsumsinya lebih
rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh, pada pendapatan Rp 900
ribu, konsumsi adalah Rp 800 ribu, dan ini menunjukkan rumah tangga
sudah menabung sebanyak Rp 100 ribu.
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

1. Kecondongan mengkonsumsi
a. Kecondongan mengkonsumsi marjinal;
b. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata;

2. Kecondongan menabung
a. Kecondongan menabung marjinal
b. Kecondongan menabung rata-rata
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

1. Kecondongan Mengkonsumsi

a. Kecondongan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume = MPC).


yaitu perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposebel (Δyd) yang diperoleh. Nilai
MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
MPC = ΔC
Δyd
b. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume = APC).
Yaitu perbandingan di antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan
disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung
dengan menggunakan formula:
APC = C
yd
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

2. Kecondongan Menabung

a. Kecondongan menabung marjinal (Marginal Propensity to Save = MPC).


yaitu perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan
pendapatan disposebel (Δyd). Nilai MPS dapat dihitung dengan formula:
MPS = ΔS
Δyd

b. Kecondongan menabung rata-rata (Average Propensity to Save = APS).


Yaitu perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd).
Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula:
APC = S
yd
FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN

Dalam analisis makro ekonomi, yang lebih penting bukanlah melihat


konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi melihat kepada konsumsi
dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian.

Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian


dinamakan konsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam
perekonomian dinamakan tabungan agregat.

Untuk menunjukkan kelakuan rumah tangga dalam perekonomian dalam


melakukan konsumsi dan tabungan analisis makro ekonomi selalu melihat
ciri-cirinya dengan menghubungkan kedua variabel tersebut dengan
pendapatan nasional.
FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN

i. Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat


hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel)
perekonomian tersebut.

ii. Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat


hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel)
perekonomian tersebut.
PENENTU-PENENTU LAIN KONSUMSI DAN TABUNGAN

1. Kekayaan yang telah terkumpul


2. Suku bunga
3. Sikap berhemat
4. Keadaan perekonomian
5. Distribusi pendapatan
6. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi
DEFINISI INVESTASI DAN PENENTU-PENENTUNYA

Investasi adalah pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal


atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian


tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan
datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barang-barang modal yang lama yang telah aus dan perlu didepresiasikan.
DEFINISI INVESTASI DAN PENENTU-PENENTUNYA

Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran
berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan
perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
DEFINISI INVESTASI DAN PENENTU-PENENTUNYA

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah


dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi


bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi
dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah
didepresiasikan.

Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat
investasi neto.
PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI

Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:


1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
2. Suku bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
PENENTU-PENENTU INVESTASI YANG LAIN

Telah dinyatakan (i) penentu utama investasi adalah suku bunga dan tingkat
pengembalian modal atau prospek keuntungan, dan (ii) di samping itu ada
beberapa faktor lain yang mempengaruhi investasi, yaitu:
1. Ramalan keadaan perekonomian di masa depan;
2. Perubahan dan perkembangan teknologi;
3. Efek pertumbuhan dan pendapatan nasional;
4. Keuntungan perusahaan.
PERTEMUAN 5

KESEIMBANGAN EKONOMI
TIGA SEKTOR
PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

Perekonomian Tiga Sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor-sektor


yang berikut: rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan


penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
i. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran
agregat melalui pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga.
ii. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan
menaikkan perbelanjaan agregat.

Disebabkan oleh ketiadaan perdagangan luar negeri maka perekonomian tiga


sektor dinamakan juga perekonomian tertutup.
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis


aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Ketiga jenis aliran yang baru
tersebut adalah:
i. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak
pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
ii. Aliran baru yang kedua adalah pengeluaran dari sektor pemerintah ke
sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah
ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sektor
perusahaan.
iii. Aliran yang ketiga adalah aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke
sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran ke
atas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh
pemerintah.
GAMBAR 5.1.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN
PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

Gaji dan upah, sewa, bunga dan untung

Pajak Perusahaan Pajak Individu


PEMERINTAH

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA


Pengeluaran
Pemerintah Tabungan

Konsumsi rumah tangga

Investasi
Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa dalam suatu perekonomian tertutup, ciri-
ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan pengeluarannya sebagai berikut:
i. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu: pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai
pendapatan kepada faktor-faktor produksi, dan pembayaran pajak
pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
ii. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber:
dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan,
dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
iii. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan
rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji
dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-
jasa.
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

iv. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk
memenuhi tiga kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran
konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak
pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan: Y = C + S + T.
v. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga
dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha
yang menanam modal.
vi. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu
di samping pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (I), sekarang termasuk
pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam persamaan AE = C + I + G.
SYARAT KESEIMBANGAN

Dalam perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri,


penawaran agregat adalah sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu
sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian
dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran agregat atau pengeluaran yang
dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi tiga jenis
perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan
pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian
keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor
adalah: Penawaran agregat = Pengeluaran agregat (Y = AE), atau:

Y=C+I+G
SYARAT KESEIMBANGAN

Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan


mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa,
bunga dan keuntungan) dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan
nasional (Y). Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga
tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung
(S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran
pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan
berikut:
Y=C+S+T
Uraian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan berlaku
kesamaan berikut: Y = C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat pendapatan
nasional berlaku kesamaan: Y = C + S + T. Dengan demikian pada
keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut:
C+I+G=C+S+T
SYARAT KESEIMBANGAN

Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:


I+G=S+T

Dalam perekonomian tiga sektor, I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi


aliran pendapatan, sedangkan S + T adalah kebocoran. Dengan demikian,
dalam keseimbangan ekonomi, tiga sektor juga berlaku keadaan: suntikan =
bocoran. Sebagai kesimpulan, dapatlah dirumuskan bahwa dalam
perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku
keadaan berikut:
Y = C + I + G, dan
I+G=S+T
JENIS-JENIS PAJAK

Dalam setiap perekonomian, pemerintah perlu melakukan berbagai jenis


perbelanjaan.

Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintah,


membangun dan memperbaiki infrastruktur, menyediakan fasilitas pendidikan
dan kesehatan, dan membiayai anggota polisi dan tentara untuk menjaga
keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh dielakkan pemerintah.

Untuk dapat membiayai pengeluaran tersebut, pemerintah perlu mencari


dana. Dana tersebut terutama diperoleh dari pungutan pajak ke atas rumah
tangga dan perusahaan.
JENIS-JENIS PAJAK

Struktur pajak yang menjadi sumber dana untuk membiayai pengeluaran


pemerintah.
1. Pajak langsung: adalah jenis pungutan pemerintah yang secara langsung
dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.
2. Pajak tak langsung: adalah pajak yang bebannya dapat dipindah-
pindahkan kepada pihak lain.

Bentuk-bentuk pajak pendapatan, ada tiga, yaitu:


1. Pajak regresif
2. Pajak proporsional
3. Pajak progresif
EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN

Dalam perekonomian dua sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan


pendapatan disposebel. Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian
tiga sektor, pendapatan disposebel telah menjadi lebih kecil dari pendapatan
nasional. Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan
di antara pendapatan disposebel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan
secara persamaan berikut:
Yd = Y – T
Yaitu, pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional
(Y) dikurangi oleh pajak (T).
EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN

Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan


rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya
mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan
menabung.

Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel,


pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara umum dapat dirumuskan:
i. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak
pajak yang dipungut tersebut. Dalam persamaan: Yd = Y – T.
ii. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi
dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat
pendapatan.
PENENTU-PENENTU PENGELUARAN PEMERINTAH

Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode


tertentu tergantung kepada banyak faktor. Yang penting di antaranya, adalah:
jumlah pajak yang akan diterima, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi jangka
pendek dan pembangunan ekonomi jangka panjang, dan pertimbangan politik
dan keamanan.

1. Proyeksi jumlah pajak yan diterima;


2. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai;
3. Pertimbangan politik dan keamanan.
MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI

Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu
adalah berbentuk salah satu dari tiga keadaan berikut:

i. Mencapat tingkat konsumsi tenaga kerja penuh;


ii. Menghadapi masalah pengangguran;
iii. Menghadapi masalah inflasi.
GAMBAR 5.2.
MENCAPAI TINGKAT KONSUMSI TENAGA KERJA PENUH
AE

Y = AE

AE = AEF
E

45°
0 Y
MENCAPAI TINGKAT KONSUMSI TENAGA KERJA PENUH

Keadaan ini adalah keadaan yang ideal untuk setiap perekonomian, dan
merupakan salah satu tujuan penting dari menjalankan kebijakan-kebijakan
ekonomi. Perekonomian yang mencapai konsumsi tenaga kerja penuh
ditunjukkan dalam Gambar 5.2. Dalam perekonomian yang mencapai tingkat
konsumsi tenaga kerja penuh, pengeluaran agregat yang sebenarnya wujud
adalah sama dengan pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat konsumsi tenaga penuh. Dalam Gambar 5.2, AE = AEF dimana AE
adalah pengeluaran agregat sebenarnya, dan AEF adalah pengeluaran
agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja
penuh. Kedua fungsi pengeluaran agregat tersebut bertindih karena
konsumsi tenaga kerja penuh dicapai. Pendapatan nasional adalah YF.
MENGHADAPI MASALAH PENGANGGURAN

Masalah ini adalah masalah yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian.
Akan tetapi sampai di mana seriusnya masalah itu berbeda dari satu negara
ke negara lain. Terdapat negara-negara yang masalah penganggurannya
sangat serius. Tetapi ada pula negara yang tingkat penganggurannya sangat
rendah dan hampir mendekati tingkat konsumsi tenaga kerja penuh. Gambar
5.3 (a) menunjukkan keseimbangan perekonomian negara yang menghadapi
masalah pengangguran. Masalah ini wujud karena pengeluaran agregat AE
adalah di bawah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (AEF). Pendapatan nasional adalah Y,
yaitu nilainya di bawah pendapatan nasional potensial (YF). Garis AB
dinamakan jurang deflasi. Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan
perbelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja
penuh.
GAMBAR 5.3.
MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI DALAM GRAFIK
AE AE

E
AE
A
AEF
AEF
AE
E Jurang
B inflasi
Jurang
deflasi

45°
45°
Y Y
0 Y YF 0 YF Y

(a) Pengangguran (b). Inflasi


MENGHADAPI MASALAH INFLASI

Grafik (b) dari Gambar 5.3 menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang melebihi
tingkat konsumsi tenaga kerja penuh dan berlaku inflasi. Pengeluaran agregat
yang wujud adalah melebihi kemampuan dari perekonomian itu untuk
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa. Kelebihan permintaan tersebut
akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Ini dicerminkan oleh nilai Y yang lebih
besar daripada YF. Dalam keadaan yang sebenarnya, pendapatan nasional riil
yang wujud tidak dapat melebihi YF. Maka keadaan di mana Y > YF hanya
mungkin terjadi apabila harga-harga telah mengalami kenaikan, yang
menyebabkan sejumlah barang tertentu sekarang mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada sewaktu kenaikan harga-harga belum berlaku. Perbedaan di
antara AE dengan AEF dinamakan jurang inflasi, yaitu kelebihan dalam
pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada konsumsi tenaga kerja
penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-
harga.
PERTEMUAN 6

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
TERBUKA
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN
TERBUKA

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu


sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-
negara lain di dunia.

Dalam perekonomian terbuka, sektor-sektor ekonominya dibedakan empat


golongan, yaitu: rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri.
Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim
dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang lalu, ketika
berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan
ekspor dan impor telah dilakukan. Kegiatan ekspor dan impor merupakan
bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Secara relatif,
kepentingannya berbeda dari satu negara ke negara lain.
GAMBAR 6.1.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA

Aliran 1: Pendapatan faktor-faktor produksi

Aliran 2: Pajak Perusahaan Aliran 3: Pajak Individu


PEMERINTAH

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA


Aliran 9: Pengeluaran
Pemerintah

Aliran 4: Perbelanjaan rumah tangga (Cdn)


Aliran 8: Aliran 6:
Investasi Aliran 7: Pinjaman Tabungan
PENANAM MODAL INSTITUSI KEUANGAN

Aliran 5: Impor
LUAR NEGERI
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN

Perekonomian terbuka yang membedakan dengan perekonomian tiga sektor


adalah adanya kegiatan ekspor dan impor. Ekspor dan impor mempengaruhi
keseimbangan pendapatan nasional tergantung pada ekspor neto, yaitu ekspor
dikurangi impor. Apabila ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam
ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional
dan kesempatan kerja.

Gambar 6.1. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan


mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran pendapatan
tersebut meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan-yaitu seperti yang
ditunjukkan oleh Aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak
keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan
perseorangan atau individu.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN

Rumah tangga, yang menawarkan faktor-faktor produksi kepada perusahaan


untuk memperoleh berbagai pendapatan di atas, akan menggunakan dan
membelanjakan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut:
i. Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah dan pengeluaran ini
ditunjukkan oleh Aliran 3. Seperti telah diterangkan pendapatan yang diterima
setelah pajak dinamakan pendapatan disposebel.
ii. Pendapatan disposebel yang diterima rumah tangga terutama akan digunakan
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negeri.
Pengeluaran ini akan digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi ke atas
barang-barang dalam negeri-atau secara ringkas: Cdn. Pengeluaran ini
digambarkan oleh Aliran 4.
iii. Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di negara-negara lain.
Pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 5. Gabungan di antara Aliran 4 dan
Aliran 5 meliputi keseluruhan pembelanjaan rumah tangga-yaitu nilai “C” pada
analisis di Bab Empat dan Bab Lima.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN

iv. Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau
badan keuangan seperti bank perdagangan, bank tabungan dan institusi
penabungan lainnya. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6.

Aliran 4 merupakan aliran pengeluaran ke atas barang-barang yang diproduksikan


ke sektor perusahaan. Aliran 10 merupakan pengeluaran oleh negara-negara lain,
pengeluaran ke atas barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat dari
ekspor.

Berdasarkan aliran pengeluaran di Gambar 6.1, disimpulkan:


i. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang-barang yang dihasilkan di
dalam negeri (Cdn);
ii. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan
menghasilkan barang dan jasa;
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN

iii. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam
negeri (G).
iv. Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan-
perusahaan di dalam negeri (X);
v. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri (M).

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka


adalah: pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri,
investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang impor dan
pengeluaran orang luar negeri ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).
Pengeluaran agregat tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan
formula berikut:
AE = Cdn + I + G + X + M
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Penawaran dan pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka.


Dalam perekonomian terbuka, barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam
negeri terdiri dari dua golongan barang: (i) yang diproduksi di dalam negeri dan
meliputi pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Denga
demikian, dalam perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari
pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam formula:
AS = Y + M
Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian
terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputi lima
komponen berikut: pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam
negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan
pengeluaran ke atas impor (M), dalam persamaan:
AE = Cdn + I + G + X + M
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Dalam Gambar 6.1 ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga terdiri dari
pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan pengeluaran ke atas barang
impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut:
C = Cdn + M
Berdasarkan persamaan di atas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi:
AE = C + I + G + X
Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang
yang diimpor. Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga
sektor atau empat sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AS) sama dengan pengeluaran agregat (AE). Dengan
demikian, dalam perekonomian terbuka, keseimbangan pendapatan nasional
akan tercapai apabila:
Y+M=C+I+G+X
Atau:
Y = C + I + G + (X – M)
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka


Dalam pendekatan suntikan-bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut:
I+G+X=S+T+M
Uraian berikut menerangkan mengapa kesamaan tersebut perlu dicapai untuk
menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Gambar 6.1. Aliran 1 pada dasarnya menggambarkan pendapatan nasional (Y)
yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan (Aliran 2). Seterusnya,
pendapatan nasional yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula oleh
pajak pendapatan individu (Aliran 3). Sisa yang diperoleh merupakan
pendapatan disposebel (Yd), dalam formula:
Yd = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu
Atau:
Yd = Y - T
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Seterusnya, pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan


berikut:
i. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor. Dalam
persamaan: C = Cdn + M.
ii. Untuk ditabung, yaitu sebanyak S.

Berdasarkan kepada (i) dan (ii) maka Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka


perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut:
Y–T=C+S
Atau:
Y=C+S+T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam
negeri dan barang impor.
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Uraian mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-


pengeluaran agregat menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai apabila:
Y = C + I + G + (X – M)

Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan


pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut:

C + I + G + (X – M) = C + S + T
Atau:
I+G+X=S+T+M
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

Dalam suatu perekonomian terbuka, ciri fungsi konsumsi rumah tangga,


pajak pemerintah, pengeluaran pemerintah, investasi swasta, ekspor dan
impor adalah sebagai berikut:

i. Fungsi penggunaan adalah C = 500 + 0,8Y


ii. Pajak adalah 25% dari pendapatan nasional (T = 0,25Y)
iii. Investasi swasta bernilai I = 500, sedangkan pengeluaran pemerintah
bernilai G = 1.000.
iv. Ekspor negara tersebut bernilai: X = 800 manakala impor adalah 10%
dari pendapatan nasional (M = 0,1Y)
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

Selanjutnya dimisalkan, perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat


kesempatan kerja penuh pada pendapatan nasional sebanyak 6.000.
Pertanyaannya:
1. Tentukan fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y.
2. Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan.
3. Untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perubahan yang bagaimanakah
perlu dibuat, apabila:
a. Pajak saja yang diturunkan
b. Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan.
4. Nyatakan kedudukan budget pemerintah pada keseimbangan awal dan pada
kesempatan kerja penuh. Nyatakan fungsi pajak yang baru.
5. Adakah ekspor selalu melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
6. Bolehkah anda simpulkan mengenai nilai multiplier dalam perekonomian
terbuka tersebut?
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

Penghitungan dan Jawaban

1. Fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y:


C = 500 + 0,8 Yd
C = 500 + 0,8 (Y - T)
C = 500 + 0,8 (Y – 0,25Y)
C = 500 + 0,6Y

2. Pendapatan nasional pada keseimbangan:


Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1.000 + (800 – 0,1Y)
0,5Y = 2.800
Y = 5.600
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

3. Perubahan untuk mencapai kesempatan kerja penuh:

Dengan menurunkan pajak.

Oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan pajak untuk


mencapai kesempatan kerja penuh tidak dapat ditentukan dengan
menggunakan formula multiplier. Oleh sebab itu nilai pajak pada kesempatan
kerja penuh perlu dihitung dengan memisalkan pajak yang diterima pada
kesempatan kerja penuh adalah T0 dan seterusnya menyelesaikan persamaan
keseimbangan pada pendapatan nasional = 6.000 (pendapatan nasional pada
kesempatan kerja penuh).
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

3. Perubahan untuk mencapai kesempatan kerja penuh:

Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,8Yd + I + G + (X – M)
6.000 = 500 + 0,8(Y – T0) + 500 + 1.000 + (800 – 0,1Y)
6.000 = 2.800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
6.000 = 2.800 + 0,8(6.000) – 0,8T0 – 0,1(6.000)
0,8T0 = -6.000 + 2.800 + 4.800 – 600
0,8T0 = 1.000
T0 = 1.250
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

3. Perubahan untuk mencapai kesempatan kerja penuh:

Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6.000 jumlah pajak
adalah:
T = 0,25Y
T = 0,25 (6.000)
T = 1.500

Pengurangan pajak menyebabkan, pada kesempatan kerja penuh, pajak yang


diterima adalah 1.250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah
1.500. Dengan demikian untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pajak
diturunkan sebanyak: 1.500 – 1.250 = 250.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

3. Perubahan untuk mencapai kesempatan kerja penuh:

Dengan menambah pengeluaran pemerintah.

Apabila pengeluaran pemerintah ditambah, dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang


baru sebesar G0. Nilai G0 dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan keseimbangan:

Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
6.000 = 500 + 0,6(6.000) + 500 + 1.000 + G0 + 800 – 0,1(6.000)
6.000 = 500 + 3.600 + 500 + G0 + 800 – 600
G0 = 6.000 + 5.400 + 600
G0 = 1.200

Perhitungan di atas menunjukkan, untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pengeluaran


pemerintah ditambah sebanyak: 1.200 – 1.000 = 200.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

4. Budget pemerintah dan fungsi pajak

Pada keseimbangan asal.


Pada keseimbangan asal (Y = 5.600), pajak adalah sebanyak T = 0,25Y =
0,25 (5.600) = 1.400. Pengeluaran pemerintah adalah G = 1.000. Maka
pengeluaran pemerintah mengalami surplus sebanyak T – G = 1.400 –
1.000 = 400.

Kasus pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh.


Pajak telah berkurang menjadi 1.250. Manakala pengeluaran pemerintah
tetap 1.000. Maka, pengeluaran pemerintah mengalami surplus, yaitu
sebanyak: T- G = 1.250 – 1.000 = 250.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

4. Budget pemerintah dan fungsi pajak

Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh.


Perhitungan dalam (ii) menunjukkan pengeluaran pemerintah akan meningkat menjadi 1.200. Oleh
karena tiada perubahan dalam fungsi pajak (yaitu tetap T = 0,25Y) maka pada Y = 6.000, pajak yang
diterima adalah T = 0,25(6.000) = 1.500. Dengan demikian budget pemerintah mengalami surplus, yaitu
sebanyak T – G = 1.500 – 1.200 – 300.

Fungsi pajak yang baru.


Apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi pajak sekaligus, fungsi pajak akan berubah
menjadi T = T0 + 0,25Y. Penghitungan dalam menjawab soal (3) menunjukkan jumlah pajak yang baru
adalah 1.250. Informasi ini dapat membantu menentukan nilai T0, yaitu:
T = T0 + 0,25Y
1.250 = T0 + 0,25(6.000)
T0 = 1.250 – 1.500
T0 = -250
Dengan demikian, fungsi pajak yang baru adalah T = -250 + 0,25Y
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

5. Keseimbangan Ekspor-Impor

Pada Y = 5.600
Impor adalah M = 0,1Y = 0,1(5.600) = 560. Maka ekspor (800) melebihi
impor. Terdapat kelebihan dalam neraca perdagangan.

Pada Y = 6.000
Impor adalah M = 0,1Y = 0,1(6.000) = 600. Sedangkan ekspor tetap 800
dan berarti ekspor tetap melebihi impor. Ini menunjukkan bahwa pada
kesempatan kerja penuh terdapat surplus dalam neraca perdagangan.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA

6. Multiplier

Multiplier didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan perbandingan di


antara pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran
agregat.

Dalam menjawab pertanyaan (2a) didapati pertambahan pendapatan nasional


adalah: 6.000 – 5.600 = 400. Sedangkan pengeluaran pemerintah yang
diperlukan untuk menambah pendapatan nasional adalah = 200 (kenaikan dari
1.000 menjadi 1.200).

Dengan demikian, dalam perekonomian yang diasumsikan di atas multiplier


adalah 400/200 = 2.
GRAFIK KESEIMBANGAN YANG SESUAI DENGAN
PENGHITUNGAN

Dari penghitungan dalam menentukan pendapatan nasional pada


keseimbangan telah diperoleh data berikut:

i. Sebagai fungsi Y, fungsi konsumsi adalah C = 500 + 0,6Y.


ii. Investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor masing-
masing adalah 500, 1.000 dan 800. Maka pada sumbu tegak (pada Y = 0)
nilai C + I + G + X adalah 500 + 500 + 1.000 + 800 + 2.800.
iii. Keseimbangan pendapatan nasional adalah pada Y = 5.600
GRAFIK 6.1.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
AE
GRAFIK BERDASARKAN CONTOH ANGKA
J, W
Y = AE

W=S+T+M
AE=2800+0,5y
2.300
2.800 J=I+G+X
C=500+0,6Y
0 Y
1.250 5.600
-500
500
45°
Y
0 1.250 5.600 0

i ii
GRAFIK KESEIMBANGAN YANG SESUAI DENGAN
PENGHITUNGAN

Berdasarkan data ini dalam Grafik 6.1 (i) ditunjukkan keseimbangan menurut
pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat. Dalam Grafik 6.1 (ii)
ditunjukkan keseimbangan menurut pendekatan suntikan-bocoran.
Grafik yang dibuat didasarkan kepada data berikut:
i. Nilai I + G + X adalah = 500 + 1.000 + 800 = 2.300
ii. Nilai S + T + M pada pendapatan nasional Y = 0 adalah -500. Nilai ini
didapat dari perhitungan berikut: Pada Y = 0 nilai C adalah 500 oleh
karena fungsi C adalah: C = 500 + 0,6Y. Sedangkan dalam perekonomian
terbuka berlaku persamaan Y = Cdn + S + T + M. Apabila Y = 0, maka 0 =
500 + S + T + M, atau S + T + M = -500.
iii. Keseimbangan pendapatan nasional adalah pada Y = 5.600.
PERTEMUAN 9

KESEIMBANGAN AD-AS
ANALISIS AD-AS

AD merupakan singkatan dari kata Aggregate Demand atau permintaan


agregat.
AS merupakan singkatan dari kata Aggregate Supply atau penawaran agregat.

Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat memiliki pengertian:


1. Penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
dalam suatu negara.
Artinya: penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian.

2. Penawaran dikaitkan dengan tingkat harga.


Kurva AS menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan
perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.
ANALISIS AD-AS

Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan pendapatan nasional yang


melengkapi analisis keseimbangan pengeluaran agregat-penawaran agregat
(Y = AE).

Dalam analisis AD-AS diperhatikan bagaimana keseimbangan pendapatan


nasional dicapai dalam keadaan harga-harga mengalami perubahan.

Dalam analisis keseimbangan Y = AE efek perubahan harga tidak


diperhatikan.

Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit (dengan jelas), akan tetapi dapat
disimpulkan bahwa analisis Y = AE memisalkan bahwa tingkat harga tidak
berubah.
ANALISIS AD-AS

Dalam analisis AD-AS kelemahan teori Klasik dan teori Keynes


diperbaiki.

Teori Klasik pada dasarnya sangat menumpukan perhatian ke


atas segi penawaran, sedangkan analisis Keynesian sangat
menekankan kepada segi permintaan.

Dalam analisis AD-AS kedua aspek ini-yaitu segi permintaan dan


penawaran diperhatikan dalam menentukan keseimbangan
pendapatan nasional (atau dalam penentuan kegiatan ekonomi
negara.
ANALISIS AD-AS

Permintaan agregat AD menunjukkan keseluruhan pengeluaran


yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat
harga.

Manakala penawaran agregat AS menunjukkan pengeluaran


barang dan jasa yang akan dilakukan perusahaan-perusahaan
dalam suatu negara pada berbagai tingkat harga.

Tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan kesempatan


kerja ditentukan pada tingkat harga di mana permintaan agregat
(AD) sama dengan penawaran agregat (AS).
GAMBAR 9.1.
KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AD)
Y = AE

E0 AE(P0) P1 B
Pengeluaran Agregat

P0 A
P0
AE(P1)

Tingkat Harga
E1

P1 AD

45°
0 Y1 Y0 0 Y1 Y0
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil

(a) Efek Perubahan Harga (b). Membentuk Kurva AD


KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AD)

Gambar 1 (a) menunjukkan perubahan keseimbangan sebagai akibat dari


kenaikan harga.
Gambar 1 (b) menunjukkan kurva AD yang dibentuk berdasarkan
perubahan keseimbangan dalam bagian (a).

Dimisalkan, pada mulanya tingkat harga adalah P0 dan pengeluaran


agregat pada tingkat harga ini adalah AE(P0). Dengan demikian
keseimbangan dicapai di E0 dan pendapatan nasional adalah Y0.
Kenaikan harga dari P0 menjadi P1 menyebabkan pengeluaran agregat riil
merosot dari AE(P0) menjadi AE(P1). Perubahan ini menyebabkan
keseimbangan baru dicapai di E1 dan pendapatan nasional pada
keseimbangan merosot menjadi Y1.
KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AD)

Dari perubahan keseimbangan di atas sekarang dapatlah ditunjukkan cara untuk


membentuk kurva AD. Pada gambar (a) keseimbangan asal, yaitu pada harga
P0, adalah di titik E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Titik A pada gambar (b)
menunjukkan keadaan keseimbangan yang asal ini, yaitu pada harga P0
pendapatan nasional adalah Y0. Kenaikan harga dari P0 menjadi P1
memindahkan keseimbangan ke E1 dan pendapatan nasional adalah Y1. Dalam
bagian (b) titik B menunjukkan keadaan keseimbangan yang baru ini, yaitu
tingkat harga adalah P1 dan pendapatan nasional Y1. Dengan menarik garis
melalui titik A dan B akan terbentuk kurva permintaan agregat AD.

Dari sifat di atas, kurva AD dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi (atau kurva)
yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
SIFAT UTAMA KURVA AD

Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri


atas ke kanan bawah.

Artinya: semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan


agregat yang wujud dalam perekonomian.

Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini disebabkan oleh


beberapa faktor, yaitu:
1. Tingkat harga dan pengeluaran rumah tangga
2. Tingkat harga, suku bunga dan investasi
3. Tingkat harga, ekspor dan impor
Sifat Utama Kurva AD

1. Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga

Dalam suatu waktu tertentu, tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah


tetap.

Tingkat gaji, upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu.

Apabila tingkat harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah
berbeda. Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang
dapat dibeli.

Dengan kata lain: nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila
tingkat harga semakin rendah.
Sifat Utama Kurva AD

2. Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi

Kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan sebagai


berikut:
a. Harga naik menyebabkan suku bunga naik;
b. Suku bunga naik menyebabkan investasi turun;
c. Investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat
dan pendapatan nasional riil merosot.
Sifat Utama Kurva AD

3. Tingkat Harga, Ekspor dan Impor

Berbagai negara, terutama negara-negara yang telah maju sektor industrinya,


akan mengeluarkan barang yang sama jenisnya. Indonesia dan Thailand dapat
memproduksi sepatu, pakaian dan mobil. Oleh karena itu, tingkat harga akan
menjadi salah satu faktor penting yang menentukan ekspor dan impor suatu
negara.

Secara umum dapat dikatakan


(a) Apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif lebih murah,
ekspor akan meningkat, dan impor berkurang, dan sebaliknya;
(b) Apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif lebih mahal,
ekspor akan merosot dan impor meningkat.
KURVA PENAWARAN AGREGAT (AS)

Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari
kiri bawah ke kanan atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama
semakin tinggi.

Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan di


antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (atau
pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.

Bentuknya yang melengkung ke atas, berarti: semakin tinggi tingkat harga umum,
semakin banyak output nasional yang akan diproduksikan oleh perusahaan-
perusahaan dalam perekonomian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva AS melengkung ke atas, yaitu: Ciri-


ciri fungsi produksi dan ciri-ciri pasaran tenaga kerja.
GAMBAR 9.2.
Kurva Penawaran Agregat AS AS
Tingkat Harga

C
A B

0 YF

Pendapatan Nasional Riil


KURVA PENAWARAN AGREGAT AS

Dalam analisis makroekonomi, di waktu ini, kurva penawaran agregat (AS)


mempunyai ciri-ciri berikut:
i. Tingkat pengangguran masih tinggi, kurva penawaran agregat AS relatif
landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan
perusahaan-perusahaan pada harga yang relatif tetap karena tingkat
penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum dan
upah masih relatif tetap. Tahap ini dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
ii. Dari titik B hingga titik C-yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan
kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebabnya adalah:
pengangguran sudah semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah
mencapai optimum.
iii. Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS semakin tegak.
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN PENYEBABNYA
Keseimbangan permintaan agregat-penawaran agregat akan
selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan
perubahan dalam keadaan perekonomian.

Perubahan yang akan berlaku dapat dibedakan kepada tiga


bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam AD saja;
2. Perubahan dalam AS saja;
3. Perubahan serentak dalam AD dan AS.
GAMBAR 9.3.
EFEK PERUBAHAN KURVA AD ATAU KURVA AS
P P

AS AS2

E2 E2
P2 AS0
P2
AD2 E0
P0 E0 P0 AS1
AD0 E1
P1 E1 P1
AD
AD1

Y Y
0 Y1 Y0 Y2 0 Y2 Y0 Y1

(a) Efek Perubahan AD (b) Efek Perubahan AS


1. Efek Perubahan Kurva AD

Gambar 3 (a) menunjukkan keseimbangan asal adalah di E0 dan berarti


pada mulanya tingkat harga P0 dan pendapatan nasional riil adalah Y0.

Kemerosotan pengeluaran dalam perekonomian (yang disebabkan oleh


pengurangan C, I, G atau X) akan memindahkan AD0 menjadi AD1 dan
memindahkan keseimbangan ke E1, yang menggambarkan tingkat
harga telah merosot menjadi P1 dan pendapatan nasional riil berkurang
menjadi Y1.

Keadaan ini berarti: output nasional berkurang, deflasi berlaku,


kesempatan kerja merosot dan pengangguran bertambah.
1. Efek Perubahan Kurva AD

Apabila pengeluaran dalam ekonomi meningkat, kurva AD0 akan


bergeser ke AD2 dan keseimbangan yang baru adalah di E2.
Keseimbangan ini menunjukkan pendapatan nasional riil meningkat
menjadi Y2 dan berarti kesempatan kerja meningkat dan pengangguran
berkurang. Akan tetapi, perkembangan ini menyebabkan tingkat harga
meningkat menjadi P2.

Kesimpulannya: perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diikuti


oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan
harga dan pendapatan nasional riil ke arah yang bersamaan, yaitu:
keduanya meningkat atau kedua-duanya merosot.
2. Efek Perubahan Kurva AS

Gambar (b) menunjukkan perubahan keseimbangan dalam kegiatan


perekonomian efek dari perubahan AS. Keseimbangan asal adalah di E0 dan
keseimbangan ini menggambarkan pendapatan nasional riil Y0 dan tingkat
harga P0. Misal, harga barang impor dan bahan mentah meningkat, efek dari
perubahan ini kurva AS0 akan bergeser ke AS2 dan keseimbangan baru
dicapai di E2. Artinya, pendapatan nasional riil merosot menjadi Y2 dan tingkat
harga meningkat menjadi P2.

Perubahan ini menggambarkan bahwa kenaikan harga berlaku tetapi


pendapatan nasional riil merosot dan menyebabkan pengangguran
meningkat. Keadaan seperti ini dinamakan stagflasi-yaitu kemunduran dalam
kegiatan ekonomi yang diikuti masalah inflasi.
2. Efek Perubahan Kurva AS

Kemajuan teknologi, perbaikan dalam infrastruktur dan langkah-langkah


pemerintah dalam bidang perpajakan, pemberian ijin usaha dan sikap
administrasi pemerintah yang berusaha membantu kegiatan swasta
dapat menimbulkan efek yang menggalakan ke atas biaya produksi dan
akan memindahkan kurva AS ke bawah/kanan-misalnya dari AS0
menjadi AS1.

Peningkatan yang menyeluruh dari efisiensi perusahaan-perusahaan-


misalnya sebagai akibat kualitas tenaga kerja yang bertambah baik,
juga dapat menimbulkan efek yang seperti itu.
2. Efek Perubahan Kurva AS

Perubahan tersebut memindahkan keseimbangan ke E1-yang


menggambarkan tingkat harga turun menjadi P1 dan pendapatan nasional riil
bertambah menjadi Y1.

Keadaan ini berarti pula bahwa kesempatan kerja bertambah dan


pengangguran menurun.

Kesimpulan: Analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS


menunjukkan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan
harga dan pendapatan nasional riil ke arah yang bertentangan. Sebagai
contoh, pergeseran AS ke atas menyebabkan tingkat harga naik dan
pendapatan nasional riil turun.
GAMBAR 9.4.
EFEK PERUBAHAN KURVA AD ATAU KURVA AS
P AS1 P
AS
AS1
P1 E1 AS
P2 P2 E2
E2
P0 E0 P0 E0
AD1
AD P1 E1

AD1 AD

Y Y
0 Y2 Y1 0 Y0 Y1 Y2
Y0

(a) Perubahan AD dan AS ke kiri (b) Perubahan AD dan AS ke kanan


3. Efek Perubahan Serentak AD dan AS

Gambaran yang lebih realistik mengenai keadaan yang berlaku dalam


perekonomian adakalanya meliputi perubahan dalam kedua kurva-yaitu AD
dan AS, secara berurutan.

Dua contoh digambarkan dalam Gambar 4.

Gambar 4 (a) menunjukkan perubahan kurva AS yang diikuti oleh perubahan


kurva AD ke kiri.

Gambar 4 (b) menunjukkan perubahan kurva AS yang diikuti oleh pergeseran


kurva AD ke kanan.
3. Efek Perubahan Serentak AD dan AS

Terlebih dahulu perhatikan gambar 4 (a). Keseimbangan asal di E0 (berarti


harga P0 dan pendapatan nasional riil adalah Y0). Kenaikan harga minyak dan
berbagai bahan mentah impor akan mengalihkan kurva AS menjadi AS1.

Efek awal dari perubahan ini adalah: harga naik menjadi P1 dan pendapatan
nasional riil menjadi Y1. Perubahan ini akan mengurangi tingkat kesempatan
kerja serta pendapatan riil rumah tangga.

Perubahan ini selanjutnya akan mengurangi permintaan agregat, misalnya


dari AD menjadi AD1. Maka pada akhirnya keseimbangan yang baru adalah di
E2. Pada keseimbangan ini tingkat harga adalah P2 dan pendapatan nasional
riil adalah Y2.
3. Efek Perubahan Serentak AD dan AS

Seterusnya perhatikan gambar 4 (b).

Misalkan pemerintah melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki


infrastruktur, menurunkan berbagai pajak yang harus dibayar
perusahaan-perusahaan dan melakukan berbagai tindakan yang
menggalakan perkembangan kegiatan swasta.

Tindakan seperti ini mengalihkan kurva AS ke bawah/kanan, misalnya


dari AS menjadi AS1.
3. Efek Perubahan Serentak AD dan AS

Efek dari perubahan ini, keseimbangan berubah dari E0 menjadi E1.

Berarti, tingkat harga turun dari P0 menjadi P1 dan pendapatan nasional riil
meningkat dari Y0 menjadi Y1.

Peningkatan pendapatan nasional akan menambahkan kesempatan kerja.


Selanjutnya, pertambahan kesempatan kerja akan meningkatkan permintaan
agregat, dari AD menjadi AD1.

Keseimbangan makro ekonomi yang baru dicapai di E2-yang menggambarkan


tingkat harga telah menjadi P2 dan pendapatan nasional riil adalah Y2.
PERTEMUAN 10

PENAWARAN UANG DAN


KEGIATAN EKONOMI NEGARA
PENAWARAN UANG

Penawaran uang atau money supply bukan saja penting dalam ekonomi
sebagai akibat dari fungsi-fungsinya seperti diterangkan dalam bab
yang lalu, tetapi juga oleh karena pengaruhnya kepada tingkat harga
dan kepada tingkat kegiatan ekonomi negara yang akan dicapainya.

Analisis yang menerangkan perkaitan di antara penawaran uang


dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi dinamakan teori keuangan.

Teori keuangan dibedakan oleh dua pandangan, yaitu teori keuangan


Klasik dan teori keuangan Keynes.
TEORI KEUANGAN KLASIK

Teori keuangan Klasik yang utama adalah teori kuantitas dan teori sisa tunai.

Teori kuantitas diterangkan dengan menggunakan persamaan:


M.V = P.T
M adalah penawaran uang,
V adalah laju peredaran uang,
P adalah tingkat harga, dan
T adalah jumlah barang dalam ekonomi.

Teori ini memisalkan V dan T adalah tetap. Dalam keadaan ini maka
pertambahan penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yang sama
persentasinya dengan pertambahan penawaran uang.
TEORI KEUANGAN KLASIK

Teori sisa tunai diterangkan dengan menggunakan persamaan:


M = k.P.T
M adalah penawaran uang,
P adalah tingkat harga, dan
T adalah jumlah barang dalam ekonomi.
k adalah jangka waktu dari pemegangan uang oleh
masyarakat sebelum dibelanjakan kembali.

Teori sisa tunai berkeyakinan sama seperti teori kuantitas, yaitu


pertambahan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat
yang sama dengan pertambahan penawaran uang.
TEORI KEUANGAN KEYNES

Bagian terpenting dari teori keuangan Keynes menerangkan faktor-faktor yang


menentukan suku bunga dan bagaimana suku bunga mempengaruhi kegiatan
ekonomi negara.

Menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran


uang. Apabila permintaan uang tidak berubah, pertambahan penawaran uang
akan menurunkan suku bunga. Apabila pengurangan suku bunga berlaku,
investasi akan meningkat dan selanjutnya akan menambah pengeluaran
agregat. Kenaikan pengeluaran agregat akan menaikkan kegiatan ekonomi,
kesempatan kerja dan pendapatan nasional.

Teori Keynes tidak menerangkan bagaimana pertambahan penawaran uang


akan mempengaruhi harga-harga.
TEORI KEUANGAN KEYNES

Teori keuangan Keynes selalu digunakan sebagai landasan dalam


menjalankan kebijakan moneter. Berdasarkan kepada keyakinan
bahwa perubahan-perubahan dalam penawaran uang dapat
mempengaruhi suku bunga dan kegiatan ekonomi negara,
kebijakan moneter dijalankan untuk mencapai tujuan berikut:
(i) Menurunkan suku bunga (melalui kebijakan yang menambah
penawaran uang) pada saat ekonomi menghadapi resesi dan
pengangguran yang semakin meningkat;
(ii) Menaikkan suku bunga ketika tingkat inflasi tinggi.
KEBIJAKAN MONETER DAN KEGIATAN EKONOMI

Kebijakan moneter dijalankan oleh bank sentral.

Kebijakan ini dibedakan kepada dua golongan, yaitu:


1. Kebijakan moneter kuantitatif
2. Kebijakan moneter kualitatif
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Kebijakan Moneter Kuantitatif adalah langkah-langkah bank


sentral yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah
penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.

Dalam masa deflasi penawaran uang perlu ditambah.

Langkah ini akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini


selanjutnya akan menggalakkan perkembangan kegiatan ekonomi
sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan
pengangguran berkurang.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah melebihi


penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian.

Oleh sebab itu pengeluaran agregat perlu dikurangi melalui


pengurangan dalam penawaran uang dan kenaikan suku bunga.

Perubahan tersebut akan menurunkan pengeluaran agregat


sehingga terdapat keseimbangan di antara pengeluaran dalam
ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan,


yaitu:

i. Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan


pasar modal. Langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka;

ii. Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang
harus dibayar oleh bank-bank perdagangan;

iii. Membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan


oleh bank-bank perdagangan.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Operasi Pasar Terbuka

Bank sentral dapat membuat perubahan-perubahan ke atas jumlah


penawaran uang dengan melakukan jual beli surat-surat berharga. Bentuk
tindakan yang akan diambil tergantung kepada masalah ekonomi yang
dihadapi.

Pada waktu perekonomian menghadapi masalah resesi, penawaran uang


perlu ditambah. Bank sentral menambah penawaran uang dengan melakukan
pembelian surat-surat berharga. Penawaran uang akan bertambah karena
apabila bank sentral melakukan pembayaran ke atas pembeliannya itu, maka
cadangan yang ada pada bank perdagangan telah menjadi besar.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Operasi Pasar Terbuka

Dengan adanya kelebihan cadangan tersebut, mereka dapat memberikan


pinjaman yang lebih banyak. Pinjaman ini akan diinvestasikan dan kegiatan
ekonomi negara akan menjadi bertambah tinggi.

Di dalam masa inflasi, kegiatan ekonomi yang berlebih-lebihan harus


dikurangkan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
mengurangkan penawaran uang. Tujuan ini dapat dicapai oleh bank sentral
dengan membeli surat-surat berharga. Dengan penjualan itu, tabungan giral
masyarakat dan cadangan yang dipegang oleh bank-bank perdagangan akan
berkurang.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Operasi Pasar Terbuka

Supaya operasi pasar terbuka dapat dilaksanakan dengan sukses dan


memberikan efek yang diharapkan, dua keadaan haruslah berwujud
dalam perekonomian.

Keadaan-keadaan tersebut adalah:


i. Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan;
ii. Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga
yang dapat diperjualbelikan.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Operasi Pasar Terbuka

i. Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan;

Apabila kelebihan cadangan yang dimiliki oleh bank-bank perdagangan cukup


besar, mereka dapat membeli surat-surat berharga yang dijual oleh bank
sentral dengan menggunakan kelebihan cadangan tersebut. Oleh karena itu
bank-bank perdagangan tidak perlu mengurangi jumlah tabungan giral.
Apabila tabungan giral tidak mengalami perubahan, maka penawaran uang
juga tidak mengalami perubahan. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa
operasi pasar terbuka hanya akan berhasil apabila bank-bank perdagangan
tidak mempunyai kelebihan cadangan lagi.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Operasi Pasar Terbuka

ii. Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga


yang dapat diperjualbelikan.

Operasi pasar terbuka hanya akan mencapai tujuannya apabila terdapat


surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan untuk melaksanakan
kebijakan itu. Dalam teori, bank sentral dapat secara efisien mempengaruhi
perubahan-perubahan dalam penawaran uang dengan melakukan jual beli
surat-surat berharga di dalam pasar. Di sebagian negara operasi pasar
terbuka tidak dapat dijalankan oleh karena pasar uang dan pasar modalnya
belum berkembang dan oleh sebab itu jumlah surat-surat berharga yang
dapat diperjualbelikan tidak mencukupi.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank


perdagangan, bank sentral harus memastikan agar masyarakat tidak
kehilangan kepercayaan kepada sistem bank.

Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar
bank-bank perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang
dikeluarkan nasabah-nasabahnya.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Untuk mencapai tujuan ini, ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank
sentral, yaitu:
i. Membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang
corak dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank
perdagangan;
ii. Memberi pinjaman kepada bank-bank yang menghadapi masalah dalam
cadangannya, yaitu kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh
peraturan.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Di dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang


dapat diberikan oleh bank sentral, yaitu:
i. Memberikan pinjaman;
ii. Membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank
perdagangan yang memerlukan bantuan.

Dalam melakukan pembelian surat-surat berharga, bank sentral hanya


menerima surat-surat berharga yang mudah tunai, seperti Sertifikat Bank
Indonesia.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-surat berharga seperti itu


kepada bank sentral, maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-
surat berharga. Di dalam memberi pinjaman, bank sentral akan menetapkan
suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan atas pinjaman
yang diterimanya. Juga bank sentral akan menetapkan suku diskonto dari
Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai
yang dijual kepada bank sentral.

Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto
atau suku bank (Bank Rate).
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk
mendiskontokan surat-surat berharga tersebut, dapat digunakan oleh bank
sentral sebagai suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan
tingkat kegiatan ekonomi.

Dalam keadaan di mana kegiatan ekonomi berada di bawah tingkat yang


mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, bank sentral dapat mempertinggi
kegiatan ekonomi dengan menurunkan suku diskonto.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto

Dengan penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan untuk meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini akan
menggalakan mereka untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya,
apabila bank sentral ingin mengurangi kegiatan ekonomi yang sudah
mencapai tingkat yang terlalu tinggi, suku diskonto perlu dinaikkan. Kenaikan
suku diskonto ini akan mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku
bunga ke atas pinjaman-pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya, para
pengusaha enggan membuat pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang
telah membuat pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang dibuat pada
masa lalu. Pada akhirnya kegiatan ekonomi negara akan menurun.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Mengubah Tingkat Cadangan Minimum

Kelebihan cadangan yang terdapat di bank-bank perdagangan akan dapat


dihapuskan dengan menaikkan tingkat cadangan minimum.

Sebagai contoh, misalkan cadangan minimum yang diwajibkan adalah dua


puluh persen, tetapi bank-bank perdagangan pada umumnya mempunyai
cadangan sebanyak dua puluh lima persen. Dalam keadaan seperti ini,
operasi pasar terbuka dan kebijakan mengubah tingkat bunga tidak akan
memberi efek ke atas jumlah penawaran uang. Untuk mempengaruhi
penawaran uang, perlu terlebih dahulu menaikkan suku cadangan menjadi
dua puluh lima persen.
2. Kebijakan Moneter Kualitatif

Kebijakan Moneter Kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral


yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi
yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.

Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk


mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk
mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi
keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakkan
pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.
2. Kebijakan Moneter Kualitatif

Kebijakan Moneter Kualitatif dibedakan dalam dua jenis, yaitu:


i. Pengawalan pinjaman secara terpilih;
Kebijakan ini dilakukan dengan menentukan jenis-jenis
pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.

ii. Pembujukan moral.


Dalam melaksanakan kebijakan ini, bank sentral mengadakan
pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk
meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu.
GAMBAR 10.1.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
Y = AE

E2 AS
E1 AE1 P1
E0
P0 E1
Pengeluaran Agregat

P0
AE0 AD1

Tingkat Harga
E0

P1
AD0

45°
0 Y0 Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil

(a) Analisis Y = AE (b). Analisis AD-AS


EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK

Contoh kasus: perekonomian menghadapi masalah kemunduran ekonomi


dan pengangguran meningkat.

Untuk mengatasi masalah ini, bank sentral berusaha menambah penawaran


uang dan menurunkan suku bunga. Telah diterangkan, bahwa apabila
penawaran uang bertambah, tingkat bunga akan turun, investasi meningkat,
dan sebagai akibatnya pengeluaran agregat juga akan meningkat. Perubahan
ini akan memindahkan kurva AE ke atas dan kurva AD ke kanan.

Efek dari perubahan ini, kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat
harga akan meningkat. Efek ini dapat dilihat pada Gambar 10.1.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK

Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan moneter dalam analisis pengeluaran


agregat-penawaran agregat (Y = AE). Pengeluran agregat ketika ekonomi
mengalami kemunduran adalah AE0 dan dengan demikian keseimbangan
asal dicapai di E0 dan pendapatan nasional adalah Y0.

Kebijakan moneter akan menambah pengeluaran agregat dan perubahan ini


ditunjukkan oleh perubahan AE0 menjadi AE1 dan pendapatan nasional
meningkat menjadi Y1.

Pertambahan pendapatan nasional ini akan menambah kesempatan kerja


dan mengurangi pengangguran.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK

Efek kebijakan moneter dapat pula diterangkan dengan menggunakan


analisis AD-AS, seperti ditunjukkan dalam grafik (b).

Keseimbangan asal-yaitu ketika perekonomian sedang mengalami


kemunduran, dicapai di E0 yaitu titik persilangan di antara AD0 dan AS.
Keseimbangan ini adalah sama dengan keseimbangan asal dalam analisis Y
= AE.

Maka harga pada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh karena kebijakan
moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 dan
menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva
AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1 di mana E0E1 = Y0Y1.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK

Kurva AD1 memotong kurva AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan AD1-


AS yang baru, efek dari melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan
yang baru ini menunjukkan pendapatan nasional riil hanya meningkat dari Y0
menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1.

Mengapa dalam analisis AD-AS pada keseimbangan yang baru, pendapatan


nasional riil lebih rendah dari Y1?
Hal ini bersumber dari efek berikut:
Pertambahan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 akan meningkatkan
harga-harga dan ini mengurangi pendapatan nasional riil dan pengeluaran
agregat riil, yaitu hanya mencapai Y2.
PERTEMUAN 11

PENGANGGURAN, INFLASI DAN


KEBIJAKAN PEMERINTAH
PENGANGGURAN

Menurut Badan Pusat Statistik, pengangguran meliputi penduduk yang tidak


bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha,
atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah
diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Berdasarkan ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran digolongkan


menjadi empat, yaitu:
i. Pengangguran Terbuka;
ii. Pengangguran Tersembunyi;
iii. Pengangguran Bermusim;
iv. Setengah Menganggur.
JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA

i. Pengangguran Terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan


yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat
memperoleh pekerjaan. Efek dari kejadian ini, dalam jangka panjang, mereka
tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan
sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka dapat pula berwujud sebagai akibat dari kegiatan
ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran
perkembangan suatu industri.
JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA

ii. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran ini ada di sektor pertanian dan jasa. Setiap kegiatan ekonomi
memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung
kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang
digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang
dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah
pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi. Contoh pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan,
contoh lain keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang
mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA

iii. Pengangguran Bermusim

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan.


Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan
pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula
para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu pada
umumnya para petani tidak begitu aktif di antara sesudah menanam dan
sesudah menuai. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet,
nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain, maka mereka terpaksa
menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran
bermusim.
JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA

iv. Setengah Menganggur

Di negara-negara berkembang, migrasi dari desa ke kota adalah sangat


pesat. Sebagai akibatnya, tidak semua orang yang pindah ke kota dapat
memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur,
tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh
lebih rendah dari normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari
seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang
mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini, digolongkan sebagai
setengah menganggur (underemployed). Dan jenis penganggurannya
dinamakan underemployed.
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada dua tujuan dari kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah


pengangguran, yaitu:

1. Tujuan Bersifat Ekonomi


a. Menyediakan lowongan pekerjaan;
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat;
c. Memperbaiki Pembagian Pendapatan.

2. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik


a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga;
b. Menghindari masalah kejahatan;
c. Mewujudkan kestabilan politik.
INFLASI

Menurut Badan Pusat Statistik, inflasi adalah persentase tingkat kenaikan


harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah
tangga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang
berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.

Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena
sukar untuk dicapai.

Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi
tetap rendah.
EFEK BURUK INFLASI

1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan


ekonomi. Biaya yang terus-menerus naik menyebabkan kegiatan
produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain
tujuan ini dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah,
rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka
menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi
produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun.
Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan tercipta.
EFEK BURUK INFLASI

1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Kenaikan harga-harga menimbukan efek yang buruk pula ke atas


perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang
negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka
ekspor akan turun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri
yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-
barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan
dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang
bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata
uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
EFEK BURUK INFLASI

2. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat

Di samping menimbukan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi


negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek yang berikut
kepada individu dan masyarakat.
i. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap.
ii. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
iii. Memperburuk pembagian kekayaan.
GRAFIK 11.1.
KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN
Y = AE

C AS
E1 AE1 P1
A
P0 B
Pengeluaran Agregat

AD1
AE0

Tingkat Harga
I E0
AD0

45°
0 Y0 Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil

(a) Pendekatan Y = AE (b). Pendekatan AD - AS


KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN

Grafik 11.1 (a) Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis Y = AE

Untuk mengatasi pengangguran dan menggalakkan kegiatan ekonomi,


bank sentral menambah penawaran uang. Langkah ini menurunkan suku
bunga dan menggalakkan para pengusaha menambah investasi, yaitu
sebesar ΔI. Pertambahan investasi tersebut memindahkan pengeluaran
agregat dari AE0 menjadi AE1 dan memindahkan keseimbangan dari E0 ke
E1. Dengan demikian, pendapatan nasional meningkat menjadi Y1.
Peningkatan ini menambah kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran. Perubahan kegiatan ini berlaku pada harga yang tidak
mengalami perubahan-yaitu diasumsikan tingkat harga yang berlaku adalah
P0.
KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN

Grafik 11.1 (b) Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis AD-AS

Penawaran agregat dalam perekonomian itu digambarkan oleh kurva AS,


yang landai bentuknya, dimisalkan banyak pengangguran dalam
perekonomian. Permintaan agregat asal adalah AD0 dan titik A
menggambarkan keseimbangan yang mula-mula dicapai dan
keseimbangan ini adalah sama dengan E0 pada grafik (a)-yang
menggambarkan pendapatan nasional riil adalah Y0 dan tingkat harga P0.
Seperti telah dinyatakan, pada keseimbangan ini terdapat banyak
pengangguran dalam perekonomian. Dengan menjalankan kebijakan
moneter, diharapkan suku bunga akan menjadi semakin rendah dan
investasi meningkat.
KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN

Grafik 11.1 (b) Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis AD-AS

Telah ditunjukkan dan diterangkan dengan menggunakan grafik (a) bahwa


kebijakan moneter akan memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 ke
AE1, dan meningkatkan pendapatan nasional dari Y0 ke Y1.

Dalam grafik (b) perpindahan tersebut digambarkan oleh perubahan AD0


menjadi AD1 dan jarak AB sama dengan Y0Y1. Permintaan agregat AD1
memotong penawaran agregat AS di titik C. Dengan demikian, sebagai
akibat dari kebijakan moneter, keseimbangan AD-AS berubah dari titik A ke
titik C. Perubahan ini menggambarkan perubahan berikut: efek dari
dijalankannya kebijakan moneter pendapatan nasional riil meningkat dari Y0
menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1.
KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN

Grafik 11.1 (b) jelas menggambarkan bahwa menurut analisis Y=AE (penawaran
agregat-pengeluaran agregat dari analisis Keynesian) perubahan pengeluaran
(yaitu dimisalkan investasi bertambah) dalam perekonomian menyebabkan
pertambahan yang lebih besar kepada pendapatan nasional apabila dibandingkan
analisis AD-AS. Hal ini disebabkan karena perbedaan pemisalan dalam kedua
analisis tersebut. Dalam analisis Y=AE dimisalkan harga tidak berubah (tetap pada
P0). Akan tetapi dalam analisis AD-AS harga dapat mengalami perubahan. Uraian
di atas menunjukkan harga mengalami kenaikan, yaitu dari P0 menjadi P1.
Perubahan ini menyebabkan:
i. Konsumsi riil rumah tangga berkurang;
ii. Ekspor berkurang;
iii. Impor bertambah.
Oleh karena itu, dalam analisis AD-AS pendapatan nasional riil hanya meningkat
ke Y2 dan bukan ke Y1.
GRAFIK 11.2.
MASALAH INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
P
AS
Y = AE
E1 AE(P1) P1 B

AD1
Pengeluaran Agregat

AE(P2)
E2
AE(P0)

Tingkat Harga
E0 P2 C
A
P0 AD2

AD0

45°
0 Y0 YF Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil

(a) Pendekatan Y = AE (b). Pendekatan AD-AS


EFEK KEBIJAKAN FISKAL MENURUT PENDEKATAN Y=AE

Pengeluaran agregat yang awal adalah AE(P0) dan pengeluaran ini


mewujudkan keseimbangan di titik E0, pendapatan nasional adalah Y0 dan
tingkat kesempatan kerja penuh hampir dicapai.

Misalkan kenaikan ekspor menambah pengeluaran agregat dan pada waktu


yang sama kenaikan harga-harga menjadi lebih cepat. Tanpa kebijakan
pemerintah pengeluaran agregat akan mencapai AE(P1)-yaitu harga-harga
juga mengalami kenaikan dan mencapai P1. Dengan demikian kenaikan
pengeluaran agregat tersebut telah menimbulkan efek berikut: pendapatan
nasional meningkat dari Y0 menjadi Y1 dan tingkat harga meningkat dari P0
menjadi P1. Oleh karena Y1 lebih besar dari YF, tingkat pengangguran adalah
sangat rendah.
EFEK KEBIJAKAN FISKAL MENURUT PENDEKATAN Y=AE

Sejak awal pemerintah menyadari bahwa pertambahan pengeluaran agregat


yang besar-yaitu dari AE(P0) menjadi AE(P1) akan menyebabkan tingkat
inflasi bertambah cepat. Pemerintah mencoba mengatasi arah aliran
(kecenderungan) ini dengan cara mengurangi pertambahan pengeluaran
agregat yang berlaku, yaitu dengan cara mengurani pengeluran pemerintah.
Langkah ini menyebabkan pengeluaran agregat hanya meningkat ke AE(P2)
yang lebih rendah dari P1. Keseimbangan pendapatan nasional yang baru
dicapai di E2-yang menggambarkan ekonomi mencapai kesempatan kerja
penuh dan pendapatan nasional adalah YF. Gambaran ini menunjukkan
bahwa kebijakan fiskal (i) dapat mewujudkan tingkat kesempatan kerja penuh,
dan (ii) kenaikan harga yang berlaku tidak terlalu tinggi-yaitu hanya mencapai
P2 dan bukan P1.
EFEK KEBIJAKAN FISKAL DALAM ANALISIS AD-AS

Untuk menerangkan (i) bagaimana pertambahan pengeluaran akan


mempengaruhi kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat harga,
dan (ii) bagaimana efek kebijakan fiskal dalam mengendalikan inflasi, dapat
pula digunakan analisis AD-AS.

Dengan menggunakan analisis ini, dapat ditunjukkan dengan lebih jelas


bagaimana perubahan pengeluaran dan kebijakan belanja akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga.

Analisis itu dapat diterangkan dengan lebih baik dengan menggunakan grafik
(b) dari Gambar 10.7.
EFEK KEBIJAKAN FISKAL DALAM ANALISIS AD-AS

Keseimbangan awal dalam perekonomian tersebut dicapai di titik A.

Keseimbangan ini memberikan gambaran mengenai keadaan yang sama


yang ditunjukkan oleh titik E0 dalam gambar (a)-yaitu pendapatan nasional riil
adalah Y0 dan tingkat harga P0. Telah diterangkan bahwa tanpa pengawasan
dan kebijakan pemerintah, pengeluaran agregat meningkat dari AE(P0)
menjadi AE(P1).

Dalam gambar (b), perubahan tersebut ditunjukkan oleh peralihan kurva


permintaan agregat dari AD0 menjadi AD1 dan keseimbangan baru dicapai di
titik B.
EFEK KEBIJAKAN FISKAL DALAM ANALISIS AD-AS

Pada keseimbangan pendapatan nasional yang baru ini, harga meningkat dari
P0 menjadi P1 dan pendapatan nasional riil adalah Y1. Dengan demikian,
walaupun terjadi peningkatan dalam pendapatan nasional riil, tingkat inflasi
juga sangat tinggi. Maka sejak awal pemerintah berusaha menghindari
kenaikan harga yang tinggi ini dengan menjalankan kebijakan fiskal, yaitu
dengan mengurangi pengeluaran pemerintah. Efek dari kebijakan fiskal ini,
permintaan agregat hanya meningkat menjadi AD2 saja dan keseimbangan
AD-AS dicapai di tiitik C. Keseimbangan itu menunjukkan tingkat kesempatan
kerja penuh dicapai-dan pendapatan nasional riil adalah YF. Tingkat harga
yang baru adalah P2-yang lebih rendah dari P1 dan berarti kebijakan fiskal
dapat mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dijalankan oleh dua pihak yang
berbeda.

Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan kebijakan


moneter dijalankan oleh Bank Sentral.

Kedua institusi ini haruslah menyesuaikan kebijakan ekonominya dalam


mengatasi masalah yang dihadapi.
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

Untuk meningkatkan keefektifan kebijakan pemerintah, Kementerian


Keuangan dan Bank Sentral perlu menjalankan hal-hal berikut:

i. Untuk mengatasi pengangguran

Bank Sentral perlu menurunkan suku bunga dan Kementerian Keuangan


menambah pengeluaran pemerintah yang dapat diikuti pula dengan
pengurangan pajak.

Langkah tersebut akan menyebabkan kenaikan dalam pengeluaran agregat


sebagai akibat: kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran pemerintah dan
kenaikan pengeluaran rumah tangga (konsumsi).
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

Untuk meningkatkan keefektifan kebijakan pemerintah, Kementerian


Keuangan dan Bank Sentral perlu menjalankan hal-hal berikut:

ii. Untuk mengatasi inflasi

Bank Sentral mengurangi penawaran uang dan menaikkan suku bunga.


Kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi dan pengeluaran rumah
tangga (konsumsi). Kementerian Keuangan mengurangi pengeluaran dan
menaikkan pajak individu dan perusahaan.

Langkah tersebut dapat mengurangi pengeluaran pemerintah, mengurangi


investasi dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
PERTEMUAN 12

PERDAGANGAN LUAR NEGERI,


PROTEKSI DAN GLOBALISASI
KEUNTUNGAN MELAKUKAN PERDAGANGAN

Melakukan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang cukup penting di


setiap negara. Tiada satu negara pun di dunia ini yang tidak melakukan
perdagangan luar negeri. Walau bagaimanapun, kepentingan sektor luar
negeri dalam suatu perekonomian berbeda dari satu negara ke negara lain.

Keuntungan melakukan perdagangan adalah:


i. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri;
ii. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi;
iii. Memperluas pasar industri-industri dalam negeri;
iv. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas.
GRAFIK 12.1.
PRODUKSI DI PERANCIS DAN KANADA SEBELUM PERDAGANGAN

120 60

100 50

80 40

Radio (ribu unit)


Radio (ribu unit)

A
60
30

40
20 P
20 10

0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 60
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
(a) Perancis (b). Kanada
KEADAAN SEBELUM SPESIALISASI

Dalam Gambar 12.1 ditunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Perancis


dan Kanada di dalam memproduksi televisi dan radio.

Kurva kemungkinan produksi yang ditunjukkan dalam Gambar 12.1 adalah


berbentuk garis lurus.

Ini berarti pada setiap tingkat produksi, harga relatif barang-barang adalah
tetap, yaitu skala produksi bersifat “berskala tetap”.

Pengurangan produksi barang lain, yaitu biaya penggantian (opportunity cost)


yang harus dibuat untuk menambah produksi suatu barang adalah tetap
besarnya pada setiap produksi.
KEADAAN SEBELUM SPESIALISASI

Gambar 12.1(a) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Perancis.


Digambarkan bahwa apabila seluruh faktor produksi di Perancis digunakan
untuk memproduksi radio, maka akan dihasilkan 120 ribu unit.

Sedangkan apabila yang diproduksi adalah televisi, ia akan menghasilkan


juga 120 ribu unit. Ini berarti harga relatif di antara televisi dan radio adalah: 1
radio = 1 televisi.

Tanpa perdagangan, Perancis harus memproduksi sendiri kedua barang ini.

Diasumsikan, penduduk Perancis menginginkan 60 ribu televisi dan 60 ribu


radio. Maka tingkat produksi di Perancis adalah seperti yang ditunjukkan oleh
titik A.
KEADAAN SEBELUM SPESIALISASI

Gambar 12.1(b) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Kanada.


Kalau faktor-faktor produksi seluruhnya digunakan untuk menghasilkan satu
barang saja, Kanada dapat menghasilkan 60 ribu radio atau 30 ribu televisi.

Ini berarti harga relatif antara radio dan televisi adalah 2 radio = 1 televisi.

Seperti Perancis, di Kanada akan diproduksi radio dan televisi.

Dimisalkan, tingkat produksi adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik P, yaitu
20 ribu radio dan 20 ribu televisi.
GRAFIK 12.2.
PRODUKSI DAN KONSUMSI DI PERANCIS DAN KANADA
SESUDAH PERDAGANGAN
120 m 60 Q
n

100 50

80

Radio (ribu unit)


Radio (ribu unit)

40
A
60
30 Q1
40
B1 20 P

20 10 q
B P1
0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 60
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
(a) Perancis (b). Kanada
KEADAAN SESUDAH SPESIALISASI

Kalau dibandingkan harga relatif di antara radio dan televisi di Perancis (1


radio = 1 televisi) dengan di Kanada (2 radio = 1 televisi), dapat disimpulkan
bahwa radio adalah relatif murah di Kanada. Dengan demikian, apabila
Kanada dan Perancis ingin melakukan spesialisasi dan perdagangan,
keuntungan akan diperoleh apabila Perancis memproduksi televisi dan
Kanada memproduksi radio.

Keadaan sesudah perdagangan ditunjukkan dalam Gambar 12.2.

Dalam Gambar, harga relatif ditunjukkan oleh kurva kemungkinan produksi.


KEADAAN SESUDAH SPESIALISASI

Maka sebelum perdagangan, harga relatif di antara radio dan televisi di


Perancis ditunjukkan oleh garis m, dan di Kanada ditunjukkan oleh garis p.
Supaya perdagangan saling menguntungkan haruslah kurs pertukaran (harga
pertukaran) adalah lebih baik dari harga relatif di antara radio dan televisi di
Perancis dan Kanada.

Di dalam contoh ini, dimisalkan harga di dalam pasaran luar negeri adalah: 1
½ radio = 1 televisi. Dengan kurs ini Perancis dan Kanada akan memperoleh
keuntungan dari perdagangan luar negeri. Dalam Gambar 12.2(a) kurs
pertukaran tersebut ditunjukkan oleh garis n dan dalam Gambar 12.2(b)
ditunjukkan oleh garis q.
KEUNTUNGAN, SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN

Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa apabila seluruh faktor produksi di
Perancis digunakan untuk memproduksi televisi, produksi akan berjumlah 120
ribu (ditunjukkan oleh titik B). Di Kanada, produksi radio akan berjumlah 60
ribu (ditunjukkan oleh titik Q). Selanjutnya, dimisalkan Perancis ingin
mengekspor 20 ribu televisi. Karena kurs pertukaran di antara radio dan
televisi adalah 1 ½, maka Kanada harus menjual 30 ribu radio untuk
membayar televisi yang diekspor Perancis. Maka sesudah perdagangan,
penduduk Prancis akan menikmati 100 ribu televisi dan 30 ribu radio
(ditunjukan oleh B1). Sedangkan di Kanada, sesudah perdagangan jumlah
barang yang dapat dinikmati penduduknya adalah berjumlah 20 ribu televisi
dan 30 ribu radio. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik Q1.
KEUNTUNGAN, SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN

Kesimpulannya:

i. Sebelum perdagangan tingkat produksi dan tingkat konsumsi ditunjukkan


oleh titik A di Perancis dan oleh titik P di Kanada.
ii. Sesudah spesialisasi, dilakukan tingkat produksi di Perancis, ditunjukkan
oleh titik B, dan di Kanada oleh titik Q.
iii. Sesudah spesialisasi dilakukan, tingkat konsumsi di Perancis
digambarkan oleh titik B1, dan di Kanada ditunjukkan oleh titik Q1. Kedua
titik itu berada di luar (di atas) kurva kemungkinan produksi. Ini berarti
barang-barang yang diperoleh setelah perdagangan adalah lebih banyak
dari yang dapat diproduksikan di dalam negeri.
PROTEKSI

Faktor-faktor yang mendorong proteksi, yaitu:


1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran
2. Mendorong perkembangan industri baru
3. Untuk mendiversikan perekonomian
4. Untuk menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
5. Untuk memperbaiki neraca pembayaran
6. Untuk menghindari dumping
7. Untuk menambah pendapatan pemerintah
PROTEKSI

Alat pembatasan perdagangan dibedakan empat jenis, yaitu


1. Tarif dan Pajak Impor
2. Kuota Pembatasan Impor
3. Hambatan Perdagangan Bukan Tarif
4. Pembatasan Penggunaan Valuta Asing
GLOBALISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Globalisasi dalam bidang ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam


saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi di antara
berbagai negara di dunia.

Contoh pertama: efek dari berlakunya kemunduran ekonomi di Amerika


Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa. Peristiwa seperti itu bukan saja
menimbulkan efek buruk pada kegiatan ekonomi di negara-negara
berkembang yang banyak mengekspor ke berbagai negara maju, tetapi juga
kepada kegiatan ekonomi mereka sendiri. Apabila ekonomi Amerika Serikat
mengalami resesi, Jepang dan negara-negara Eropa akan mengalami efek
buruk dari kemunduran tersebut.
GLOBALISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Contoh kedua: perkembangan investasi asing yang pesat dalam beberapa


tahun belakangan ini di Negeri China menimbulkan efek buruk kepada
prospek perkembangan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi di negara-
negara lain, seperti misalnya di negara-negara Asia Tenggara.

Faktor-faktor yang mewujudkan globalisasi, yaitu:


i. Perkembangan politik dunia;
ii. Semakin pentingnya praktek pasaran bebas;
iii. Perkembangan perusahaan multinasional;
iv. Berkembangnya investasi keuangan ke berbagai negara, dan
v. Kemajuan teknologi dalam bidang teknologi informasi dan pengangkutan.
KEBAIKAN GLOBALISASI

1. Produksi Dunia dapat Ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori Ricardo seperti yang diterangkan dalam
teori keuntungan berbanding. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-
faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien, output dunia
bertambah dan setiap masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat,
yang selanjutnya dapat meningkatkan perbelanjaan dan tabungan.
KEBAIKAN GLOBALISASI

2. Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat dalam Suatu Negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat di berbagai


negara, mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri.

Pertama-tama hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang


yang lebih banyak.

Di samping itu kerap kali mereka dapat menikmati barang yang lebih baik
mutunya dan dengan harga yang lebih murah.
KEBAIKAN GLOBALISASI

3. Meluaskan Pasar untuk Hasil Produksi dalam Negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara


memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasaran di dalam negeri.
Beberapa negara-seperti Indonesia, Malaysia dapat mempercepat
pertumbuhan ekonominya yang bersumber dari meluaskan pasar
produksinya. Produksi karet, kelapa sawit, minyak bumi, gas alam dan ekspor
barang industri telah mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
dua dekade belakangan ini. Dalam dekade 1990an dan hingga ke masa ini,
China menjadi negara yang paling cepat berkembang di dunia akibat
kesempatan mengekspor produksinya ke luar negara.
KEBAIKAN GLOBALISASI

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Ini terutama diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati negara-negara
berkembang. Masalah kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan tenaga
terdidik yang berpengalaman dihadapi negara-negara berkembang. Cara yang
paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menarik investasi yang bersifat
foreign direct investment. Berdirinya berbagai industri milik asing di Indonesia sejak
sesudah kemerdekaan telah membantu Indonesia mengatasi masalah ini.
Kedatangan perusahaan-perusahaan asing seperti Mitsubishi, Honda, IBM dan
perusahaan telepon seperti Nokia dan Siemens merupakan beberapa contoh dari
perusahaan asing di Indonesia yang telah memberi sumbangan dalam menambah
investasi dan kepakaran di Indonesia. Investasi asing ke Indonesia telah membantu
mengembangkan sektor industri manufaktur, mengembangkan ekspor dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
KEBAIKAN GLOBALISASI

5. Menyediakan Dana Tambahan untuk Pembangunan Ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja


dikembangkan oleh perusahaan asing tetapi terutama melalui investasi yang
dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini kerap
kali memerlukan modal dari bank atau dari pasaran saham. Dana dari luar
negara, terutama dari negara-negara maju-yang memasuki pasaran uang dan
pasaran modal di dalam negara, dapat membantu menyediakan modal yang
dibutuhkan tersebut. Dana luar negara yang diinvestasikan di pasaran uang
dan pasaran saham dinamakan investasi protofolio.
KEBURUKAN GLOBALISASI

1. Menghambat Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan


luar negeri yang lebih bebas. Antara lain perkembangan ini menyebabkan
negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi
untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant
industry). Dengan demikian perdagangan luar negeri yang lebih bebas
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor
industri domestic yang lebih cepat. Di samping itu ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
KEBURUKAN GLOBALISASI

2. Memperburuk Keadaan Neraca Pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan kemasukan barang-barang impor.


Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing di pasaran luar
negeri, ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk
kedudukan neraca pembayaran. Efek buruk lainnya dari globalisasi terhadap
neraca pembayaran adalah: pembayaran neto pendapatan faktor produksi
dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah
banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi
ke luar negeri semakin meningkat. Apabila ekspor tidak berkembang,
walaupun lebih banyak modal luar negeri yang menanam modal ke negara
tersebut, pembayaran pendapatan investasi ke negara lain akan
menimbulkan efek yang buruk pada neraca pembayaran.
KEBURUKAN GLOBALISASI

3. Sektor Keuangan semakin Tidak Stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal)
portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana
luar negeri ke pasaran saham. Ketika pasaran saham sedang meningkat,
dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai
mata uang bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasaran
saham menurun, dana luar negeri akan mengalir ke luar negara, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang
domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhannya.
KEBURUKAN GLOBALISASI

4. Memperburuk Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan dalam (1) hingga (3) berlaku dalam suatu
negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak
stabil. Adakalanya ia berkembang dengan lebih cepat, tetapi ada kalanya
perkembangan lambat atau mengalami resesi. Dalam jangka panjang,
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan
ekonomi.

Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat


pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi dan mungkin
menjadi semakin memburuk.
KEBURUKAN GLOBALISASI

4. Memperburuk Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk pada prospek


pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan
menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk.

Untuk menghindarinya setiap negara perlu berusaha agar tingkat


kemampuannya bersaing semakin meningkat dan pemerintah mampu
menjalankan kebijakan-kebijakan yang memberi kesempatan dan dorongan
kepada sektor swasta dalam negeri untuk berkembang.
PERTEMUAN 13

NERACA PEMBAYARAN, KURS


VALUTA ASING DAN KEGIATAN
PEREKONOMIAN TERBUKA
NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan


nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu
negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu.

Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu


1. Neraca Berjalan
a. Ekspor dan Impor barang tampak
b. Ekspor dan impor jasa (atau barang tak tampak)
c. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri
2. Neraca Modal
a. Aliran modal jangka panjang
b. Aliran modal keuangan swasta
CADANGAN VALUTA ASING

Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada
suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk
pembayaran dan investasi ke luar negeri.

Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila


neraca keseluruhan bernilai positif, artinya adalah aliran pembayaran dan
investasi ke suatu negara melebihi aliran yang sama ke negara-negara lain.
Sebaliknya, nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke luar melebihi aliran
yang masuk.
CADANGAN VALUTA ASING

Dalam keadaan di mana suatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke


luar negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral
harus mengurangi cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran
tersebut. Sebaliknya, apabila yang diterima dari negara-negara lain adalah
lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan valuta asing akan
bertambah.

Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank sentral”, yang


ditunjukkan adalah
1. Jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun tertentu
2. Banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap bank sentral.
KURS VALUTA ASING

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai
mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs
valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang
dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu
unit mata uang asing.

Kurs yang menunjukkan bahwa US$1.00 sama dengan Rp 8.400 berarti untuk
memperoleh satu dolar Amerika Serikat dibutuhkan Rp 8.400 Indonesia. Kurs
valuta di antara dua negara kerapkali berbeda di antara satu masa dengan
masa yang lainnya.
KURS VALUTA ASING

Penentu kurs valuta asing suatu negara dengan negara lainnya serta
penyebab nilai kurs dapat berubah sewaktu-waktu, yaitu:
1. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar
bebas.
Alasan utamanya karena barang yang ingin diimpor dari suatu negara
lebih murah dari yang diproduksi di dalam negeri.

2. Ditentukan oleh pemerintah


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS

Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta menyebabkan


perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor
3. Kenaikan harga umum (inflasi)
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
5. Pertumbuhan ekonomi
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh suatu perekonomian terbuka


akan berbentuk salah satu dari empat masalah berikut:
i. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat
surplus dalam neraca pembayaran.
ii. Perekonomian menghadapi masalah inflasi, tetapi terdapat surplus dalam
neraca pembayaran.
iii. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan di samping itu
menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran.
iv. Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi
masalah defisit dalam neraca pembayaran.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan
menguntungkan (mempunyai surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah
mengatasi masalah pengangguran (kasus i) atau inflasi (kasus ii).

Masalah yang harus dihadapi menjadi lebih rumit apabila bentuk masalah
yang dihadapi adalah seperti dalam (iii) dan (iv).

Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca
pembayaran memerlukan langkah-langkah yang secara serentak akan:
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

1. Mengatasi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran,


apabila perekonomian itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan
dalam (iii). Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini
biasanya berbentuk kebijakan memindahkan perbelanjaan.

2. Mengatasi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran, apabila ekonomi


itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan dalam (iv). Kebijakan
pemerintah yang dijalankan akan meliputi langkah-langkah yang
digolongkan kepada kebijakan mengurangkan perbelanjaan.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN

Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah


untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor.

Kebijakan memindahkan perbelanjaan dijalankan apabila defisit neraca


pembayaran wujud ketika perekonomian juga menghadapi masalah
pengangguran.

Kebijakan memindahkan perbelanjaan dapat dijalankan untuk mengatasi


kedua masalah di atas.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN

Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi


barang dalam negeri adalah:

1. Melakukan pembatasan impor.


Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Di samping itu
dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan
kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN

Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi


barang dalam negeri adalah:

2. Menekan (mengurangi penggunaan valuta asing) Pemerintah (melalui


bank sentral) mencakup penggunaan mata uang asing.
Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka
membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan pengguna valuta
asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor
industri dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.
3. Menurunkan nilai mata uang (deflasi)
Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal, dan akan
mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran
luar negeri dan akan menambah ekspor.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN

Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah


penerimaan valuta asing adalah:

1. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan


dalam produksi barang ekspor.
Insentif-insentif ini antara lain adalah membina Kawasan perusahaan dan
kawasan bebas pajak (free trade zone), memberikan kemudahan
pinjaman, atau memberi subsidi ekspor.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN

Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah


penerimaan valuta asing adalah:

2. Mewujudkan kestabilan upah dan harga.


Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada kemampuan ekspor negara
untuk bersaing di luar negeri. Salah satu faktor yang menentukan kapasitas
bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan agar biaya
produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negeri perlu
distabilkan.

3. Menurunkan nilai valuta.


Menurunkan nilai valuta bukan saja akan dapat mengurangkan impor tetapi
juga akan menambahkan ekspor.
KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN

Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah


untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara.

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran


dengan cara “mengurangkan perbelanjaan” akan dilakukan apabila:
i. Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan di samping
itu juga inflasi telah wujud.
ii. Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca
pembayaran.
KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN

Kebijakan “mengurangkan perbelanjaan” akan menurunkan impor, akan tetapi


ekspor tidak akan dipengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini akan
mewujudkan neraca pembayaran yang menguntungkan atau seimbang.

Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil


langkah-langkah berikut:

1. Menaikkan pajak pendapatan.


Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan pengurangan ini
akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN

2. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.


Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya
dengan menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank
(suku diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi
akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi
pengeluaran agregat.

3. Mengurangi pengeluaran pemerintah.


Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari pengeluaran
agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi
pengeluaran agregat. Langkah ini dan langkah yang dinyatakan dalam (1)
digolongkan sebagai kebijakan fiskal.
DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)

Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya


terhadap valuta asing.

Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menjalankan sistem


kurs pertukaran tetap.

Sebagai contoh, misalkan pada mulanya 1 dolar US sama dengan Rp 7.500.


Apabila kurs itu diubah pemerintah menjadi US$1 = Rp 10.000 maka
dikatakan bahwa Indonesia telah mendevaluasi mata uangnya. Dengan kurs
pertukaran yang baru, dibutuhkan lebih banyak rupiah untuk memperoleh satu
dolar Amerika Serikat.
DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)

Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:


a. Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara
menjadi lebih murah.
b. Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca
pembayaran.
d. Pendapatan nasional akan bertambah oleh karena
(i) ekspor naik
(ii) pengurangan impor menaikkan permintaan produksi domestik
(iii) kenaikan yang diakibatkan oleh (i) dan (ii) akan mendorong investasi.
DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)

Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:


e. Mungkin inflasi berlaku, yaitu apabila kenaikan harga barang-barang impor
akan mendorong kepada terwujudnya kenaikan harga-harga barang
produksi dalam negeri. Inflasi juga dapat berlaku apabila devaluasi
dilakukan ketika perekonomian mengalami kemakmuran yang tinggi. Ini
disebabkan karena kenaikan ekspor dan perkembangan kegiatan ekonomi
yang lain yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh dan
harga-harga (oleh karena permintaan yang berlebihan).

f. Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan langkah balasan


dengan menggunakan halangan perdagangan impor (yang dikenakan atas
ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya) atau dengan melakukan
devaluasi.
DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk keberhasilan devaluasi adalah:


1. Ekspor negara itu elastis.
Hanya dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah. Apabila
permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang
mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi hasil
penjualan ekspor.

2. Permintaan impor negara itu adalah elastis.


Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor
dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka
pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum
devaluasi.
DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk keberhasilan devaluasi adalah:


3. Di dalam negeri tidak berlaku inflasi.
Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan
barang buatan dalam negeri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat
kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga ekspor
menjadi lebih mahal dan barang impor lebih murah dari sebelum devaluasi.
Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan dari
devaluasi.

4. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula.
Apabila negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak
akan memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan
perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain
tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting.
PERTEMUAN 14

PERTUMBUHAN DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa


yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi
barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.

Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat


sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai.

Oleh sebab itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai


pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu
digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai.
PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh


perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi.

Dengan kata lain, pembangunan ekonomi selain mengurusi masalah


perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi
kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian yang
tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah
pemerataan pembagian pendapatan.

Perbedaan penting lainnya adalah: dalam pembangunan ekonomi, tingkat


pendapatan per kapita terus-menerus meningkat, sedangkan pertumbuhan
ekonomi belum tentu diikuti oleh kenaikan pendapatan per kapita.
PENDAPATAN PER KAPITA DAN CARA PENGHITUNGANNYA

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara


pada suatu masa tertentu.

Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Produk Nasional Bruto (PNB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk
pada tahun tersebut.

Pendapatan per kapita menggunakan dua formula sebagai berikut:

(a) PDB Per Kapita = PDB


Jumlah Penduduk

(b) PNB Per Kapita = PNB


Jumlah Penduduk
PENDAPATAN PER KAPITA DAN
CARA PENGHITUNGANNYA

Ada dua cara menghitung pendapatan per kapita, yaitu:

1. Penghitungan pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku.


Untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari
penduduk negara itu berbelanja dan membeli barang-barang dan jasa
yang diperlukannya. Sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan
perbedaan tingkat kemakmuran di suatu negara berbanding dengan
negara-negara lain.

2. Penghitungan pendapatan per kapita menurut harga tetap.


Untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu
negara.
PENDAPATAN PER KAPITA DAN CARA PENGHITUNGANNYA

Penyebab nilai Produk Domestik Bruto bertambah dari tahun ke tahun


adalah:
1. Pertambahan produksi fisikal yang berlaku;
2. Kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan
nasional.

Dengan demikian kenaikan pendapatan nasional menurut harga yang


berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna tentang perkembangan
kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga dalam
menaikkan pendapatan perkapita belum diperhitungkan.
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA

Untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara,


data pendapatan per kapita selalu digunakan.

Tiga aspek yang akan diperhatikan, yaitu:


i. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk
dunia yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan;
ii. Perbandingan yang terperinci di antara beberapa negara terpilih di dunia
ini.
iii. Perbandingan pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan
perbedaan biaya hidup dengan menggunakan persamaan daya beli atau
Purchasing Power Parity (PPP).
TABEL 14.1.
PERBANDINGAN PER KAPITA GDP DAN
PER KAPITA PPP (DALAM DOLAR US)
NEGARA PENDAPATAN PER KAPITA
PDP PPP
Negara-Negara Berkembang
Indonesia 4.451 11.812
China (Tiongkok) 8.254 16.117
Kolombia 7.843 14.731
Turki 14.999 28.167
Mesir 3.009 11.763
Fiji 4.811 13.853
Negara-Negara Maju
Jepang 49.188 41.429
Amerika Serikat 55.809 62.683
United Kingdom 43.688 46.699
Australia 57.071 49.756
Sumber: https://tradingeconomics.com, tahun 2020
PENDAPATAN PER KAPITA DAN
PURCHASING POWER PARITY (PPP)

Tabel 14.1 membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di
beberapa negara. Pendapatan per kapita yang dihitung menurut cara yang
biasa, dinamakan pendapatan per kapita nominal (per capita GDP nominal).
Pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dinamakan pendapatan per
kapita berdasarkan persamaan daya beli (pendapatan per kapita-PPP).

Dari Tabel 14.1 diambil beberapa kesimpulan, yaitu:


i. Di negara-negara maju, pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya
dengan pendapatan per kapita GDP.
ii. Di negara berkembang, per kapita PPP jauh lebih tinggi dari perkapita GDP.
Sebagai akibatnya, dengan menggunakan per kapita PPP, jurang
kemakmuran di antara negara berkembang dan negara maju tidaklah
sebesar seperti ditunjukkan oleh perbedaan per kapita GDP.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI

Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,


yaitu:
1. Tanah dan kekayaan alam lainnya;
2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja;
3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi;
4. Sistem sosial dan sikap masyarakat.
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang


sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi.

Teori-teori pertumbuhan ekonomi, antara lain:


1. Teori Pertumbuhan Klasik;
2. Teori Schumpeter;
3. Teori Harrod-Domar;
4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik.
MASALAH PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG

Perbandingan pendapatan per kapita di antara berbagai negara telah


menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam taraf
kemakmuran negara maju dan negara berkembang.

Beberapa masalah yang menghalangi berbagai negara untuk berkembang


lebih cepat, yaitu:
1. Pertanian tradisional;
2. Kekurangan dana modal dan modal fisikal;
3. Peranan tenaga trampil dan berpendidikan;
4. Perkembangan penduduk pesat;
5. Masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

Kestabilan politik dan ekonomi merupakan syarat penting yang perlu dipenuhi
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di samping itu, kebijakan
pembangunan pemerintah dan pendekatan kebijakan pembangunan yang sesuai
dengan sumber-sumber yang tersedia, sangat penting peranannya di dalam
usaha untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Kebijakan-kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi, yaitu:
1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi;
2. Mengembangkan infrastruktur;
3. Meningkatkan tabungan dan investasi;
4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat;
5. Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan;
6. Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi

Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan per kapita biasanya
merupakan negara pertanian tradisional yang sangat rendah produktivitasnya.
Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah
tersebut. Dengan demikian, untuk memajukan ekonominya, negara berkembang
perlu melakukan pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi


yang ada. Contohnya, memperkenalkan input yang lebih modern seperti
menyediakan bibit yang tinggi produktivitasnya, mengenalkan cara penanaman
dan pemeliharaan tanaman yang lebih baik.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi

Langkah selanjutnya adalah mendorong perkembangan sektor manufaktur.


Ekonomi yang semakin maju akan memerlukan berbagai jenis barang industri.
Selanjutnya, sektor ini didorong untuk mengekspor produksinya ke negara lain.
Dalam era globalisasi, kegiatan mengekspor barang industri akan menjadi
bertambah penting.

Apabila suatu negara mempunyai sumber alam yang kaya, kegiatan lain di
sektor utama dan sektor jasa dapat dikembangkan. Memproduksikan hasil
pertanian yang baru, mengembangkan sektor pertambangan dan
mengembangkan tempat-tempat untuk pelancongan merupakan usaha lain yang
perlu dikembangkan apabila terdapat potensi dan kesempatan untuk melakukan
perkembangan tersebut.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

2. Mengembangkan infrastruktur

Pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan pembangunan ekonomi


merupakan tanggung jawab pemerintah. Contoh infrastruktur: jalan dan
jembatan, lapangan terbang, Pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan
penyediaan air, listrik dan jaringan telepon perlu dikembangkan.

Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan pembangunan ekonomi.


Pada tahap pembangunan yang rendah, infrastruktur yang diperlukan masih
terbatas. Pada tingkat ini, penumpuan perkembangan adalah untuk membangun
jalan, jembatan, irigasi, listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang sederhana.
Semakin maju suatu perekonomian, semakin banyak infrastruktur yang
diperlukan, ini berarti harus terus menerus dilakukan dan diselaraskan dengan
kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan ingin diwujudkan di masa depan.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

3. Meningkatkan tabungan dan investasi

Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat


rendah. Untuk meningkatkan tabungan masyarakat sistem bank perlu
dikembangkan. Sistem bank dan institusi keuangan lain dan pasaran keuangan-
seperti pasaran saham dan pasaran bond, dapat memberikan sumbangan
penting untuk meningkatkan tabungan.

Tabungan yang diciptakan di dalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan


pembangunan. Diperlukan kegiatan investasi untuk menggunakan tabungan
tersebut. Oleh sebab itu, pihak swasta perlu didorong dan dibantu untuk
menggunakan tabungan tersebut dalam kegiatan investasi.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

3. Meningkatkan tabungan dan investasi

Kekurangan minat swasta untuk meminjam dan melakukan investasi dapat


menimbulkan efek buruk pada usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain, usaha pemerintah untuk mendorong pihak swasta menggunakan
tabungan yang tersedia untuk melakukan penanaman modal merupakan langkah
penting yang perlu disediakan.

Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha
untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakkan penanaman modal
asing akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan, yaitu
(i) penanaman modal asing menyediakan modalnya sendiri, (ii) akan memindahkan
teknologi dan kepakaran lain ke negara yang didatanginya, (iii) meningkatkan
penggunaan teknologi modern, dan (iv) kerap kali usaha mereka dapat
meningkatkan ekspor.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat

Sumbangan dari taraf pendidikan yang semakin meningkat kepada


pertumbuhan ekonomi, adalah:
i. Manajemen perusahaan-perusahaan modern yang dikembangkan
semakin efisien;
ii. Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih
cepat berkembang;
iii. Pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat,
dan
iv. Berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga terampil yang diperlukan
berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

5. Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan

Langkah pertama, yaitu administrasi pemerintah perlu menggeser prioritas


kegiatannya dari menjalankan administrasi negara kepada suatu institusi
yang dapat memberi dorongan kepada usaha mempercepat pertumbuhan
ekonomi.

Langkah kedua, adalah mengembangkan institusi-institusi yang secara


langsung bertindak sebagai badan yang membantu kegiatan pembangunan
ekonomi. Contoh institusi: institusi di sektor industri, institusi di sektor
pertanian, institusi untuk mengembangkan pelancongan, institusi untuk
menarik investasi asing, institusi untuk mengembangkan kegiatan industri di
suatu kawasan tertentu, institusi pendidikan dan institusi keuangan.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

5. Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan

Peningkatan tabungan perlu dilakukan untuk mempercepat pembangunan.


Untuk dapat mewujudkan keadaan tersebut, perlulah institusi keuangan
dikembangkan.

Institusi keuangan berfungsi:


i. Sebagai pengumpul tabungan dari para penabung;
ii. Sebagai penyalur tabungan tersebut kepada pengusaha dan penanam
modal.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

6. Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.

Perencanaan pembangunan ekonomi perlu dilakukan untuk:


(i) Menyelaraskan berbagai kegiatan dan arah pembangunan ekonomi
jangka panjang dapat ditentukan.
(ii) Untuk menentukan sejauh mana investasi swasta dan pemerintah perlu
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah
ditentukan.

Setiap perencanaan ekonomi perlu menentukan tujuan pertumbuhan


ekonomi yang ingin dicapai, dan menentukan tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan untuk mencapai sasaran pertumbuhan yang ditetapkan.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

6. Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.

Dalam perencanaan pembangunan perlu ditetapkan beberapa hal sebagai


berikut:
i. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai;
ii. Tingkat tabungan dan investasi yang perlu diwujudkan;
iii. Peranan sektor swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut;
iv. Perkembangan kegiatan ekonomi di berbagai sektor dan wilayah yang
perlu dilakukan;
v. Jumlah perbelanjaan dan sumber keuangan yang akan digunakan dalam
mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai