Ada lima masalah makroekonomi utama yang akan selalu dihadapi suatu
negara, yaitu:
1. Masalah pertumbuhan ekonomi;
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi;
3. Masalah pengangguran;
4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi);
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI
1. Kebijakan fiskal
Melalui kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini
akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
1. Kebijakan fiskal
Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin
pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dna
pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran
agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
2. Kebijakan moneter
2. Kebijakan moneter
Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi
penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian,
pengeluaran agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran.
Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman
modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini
dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.
2. Kebijakan moneter
Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak pendapatan rumah
tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan masyarakat
yang berpendapatan tinggi.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberi
insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak)
kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk
membuat penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang
yang diproduksikan.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Infrastruktur yang lebih baik dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada
pengembangan sektor swasta sangat penting peranannya dalam
mengembangkan kegiatan usaha swasta dan meningkatkan efisiensi
kegiatan tersebut.
PERTEMUAN 2
PENGHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL
PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil adalah
harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan
untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.
PENDAPATAN NASIONAL
Misalnya seorang konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga
Rp 40.000 dan Rp 60.000. Dalam memperhitungkan nilai baju dan sepatu ini
ke dalam pendapatan nasional, nilai yang diperhitungkan adalah Rp 40.000
untuk sumbangan produksi baju kepada pendapatan nasional dan
Rp 60.000 untuk sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional.
PENDAPATAN NASIONAL
Di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari
LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar
negeri.
CARA PENGHITUNGAN 1: CARA PENGELUARAN
Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
proses produksi. Cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam
perekonomian.
Pendapatan Pribadi
Dari arti istilah pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam
pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran
tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah
kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu
memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya.
PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL
Pendapatan Disposebel
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel.
Pendapatan Disposebel
i. Yd = Yp – T
ii. Yd = C + S
MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional adalah untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari
tahun ke tahun.
Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga
tetap dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf
kemakmuran yang dicapai penduduk suatu negara. Seterusnya data
pendapatan per kapita di berbagai negara dalam satu periode tertentu dapat
digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai negara dalam usaha
untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi
informasi penting mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang dicapai dan sektor-sektor yang
mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor manufaktur (industri)
dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan
untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa
datang. Ramalan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan. Data tersebut juga berguna
kepada pemerintah untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk
mewujudkan pembangunan di masa mendatang, seperti meramalkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai, membuat ramalan mengenai
perkembangan investasi dan ekspor, dan pertambahan kesempatan kerja yang
akan berlaku.
PERTEMUAN 3
Dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan.
Jean Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi Klasik bangsa Prancis. Ia
mengatakan: “Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” atau “supply
creates its own demand”. Menurut pendapatnya, dalam setiap perekonomian jarang
sekali terjadi masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu
terjadi, adalah masalah sementara. Di dalam suatu perekonomian sering sekali wujud
keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam
perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga kerja akan selalu
diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut
(permintaan agregat yang sama besarnya. Oleh karenanya, kekurangan permintaan
tidak akan berlaku.
GAMBAR 3.1.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN DALAM EKONOMI SUBSISTEN
Aliran 1
RUMAH TANGGA
PERUSAHAAN
Aliran 2:
Aliran 4: Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN
r1
Suku Bunga
r0 E
r2
I0
Kelebihan permintaan
dana untuk investasi
0
I0 = S 0
Tabungan dan Investasi
FAKTOR YANG MENENTUKAN SUKU BUNGA
Sumbu datar dalam Gambar 3.3 menunjukkan jumlah permintaan dana untuk
investasi dan tabungan, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga. Kurva I0
menunjukkan permintaan para pengusaha terhadap tabungan rumah tangga
(atau keinginan pengusaha untuk melakukan investasi) pada berbagai suku
bunga. Bentuk kurva itu karena para pengusaha akan mengurangi permintaan
terhadap tabungan rumah tangga apabila suku bunga tinggi tetapi sebaliknya
akan menambah permintaan mereka apabila suku bunga rendah.
Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik,
yaitu penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam
perekonomian. Keynes berpendapat: penggunaan tenaga kerja penuh adalah
keadaan yang jarang terjadi, dan hal ini disebabkan karena kekurangan
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Ia dianggap sebagai salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka dalam sejarah
pemikiran ekonomi karena Keynes menciptakan pula suatu pendekatan baru
dalam analisis ekonomi, yaitu ia menganalisis kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam perekonomian sebagai suatu keseluruhan, dan bukan
menganalisis bagian-bagian kecil daripadanya.
Persoalan yang dinyatakan dalam i. dan ii. tidak banyak diperhatikan dalam
analisis Keynesian.
PENDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN
KEGIATAN PEREKONOMIAN
Ada empat pemikiran untuk analisis makro ekonomi sesudah masa golongan
Keynesian, yaitu:
a. Golongan Monetaris, oleh: Milton Friedman;
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru);
c. Ekonomi Segi Penawaran (Supply Side Economics);
d. Golongan Keynesian Baru.
a. Golongan Monetaris, mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
i. Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh. Oleh karena itu Friedman tidak menyokong
campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
ii. Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi. Perubahan-perubahan penawaran uang sangat
penting artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga.
Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat menekankan kepada
peranan pengeluaran agregat dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
iii. Mengenai bentuk kebijakan pemerintah-apabila diperlukan, Friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter.
Menurut Friedman, kebijakan fiskal-yang ditekankan golongan Keynesian,
tidak terlalu besar efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)
Golongan Keynesian Baru adalah segolongan ahli ekonomi yang masih belum
dapat menerima pandangan-pandangan yang mengkritik pemikiran Keynesian
dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan Keynes yang utama.
i. Pasaran tenaga kerja bukanlah pasaran persaingan sempurna.
ii. Apabila berlaku pengangguran yang serius dalam perekonomian, tingkat
upah tidak akan dengan mudah mengalami penurunan untuk
menyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya. Dengan
demikian mekanisme pasar di pasaran tenaga kerja tidak sempurna, dan
tidak dapat menjamin tercapainya kesempatan kerja penuh.
KESEIMBANGAN EKONOMI
DUA SEKTOR
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Perekonomian Dua Sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan.
Dari sifat sirkulasi aliran pendapatan yang terdapat dalam gambar itu dapat
diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
i. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan
berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
ii. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan.
iii. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi
akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
Aliran 4: Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan
gambaran mengenai ciri-ciri khas dari hubungan di antara pengeluaran
konsumsi dan pendapatan disposebel seperti yang baru diterangkan di atas.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
1. Kecondongan mengkonsumsi
a. Kecondongan mengkonsumsi marjinal;
b. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata;
2. Kecondongan menabung
a. Kecondongan menabung marjinal
b. Kecondongan menabung rata-rata
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG
1. Kecondongan Mengkonsumsi
2. Kecondongan Menabung
Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran
berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan
perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
DEFINISI INVESTASI DAN PENENTU-PENENTUNYA
Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat
investasi neto.
PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI
Telah dinyatakan (i) penentu utama investasi adalah suku bunga dan tingkat
pengembalian modal atau prospek keuntungan, dan (ii) di samping itu ada
beberapa faktor lain yang mempengaruhi investasi, yaitu:
1. Ramalan keadaan perekonomian di masa depan;
2. Perubahan dan perkembangan teknologi;
3. Efek pertumbuhan dan pendapatan nasional;
4. Keuntungan perusahaan.
PERTEMUAN 5
KESEIMBANGAN EKONOMI
TIGA SEKTOR
PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Investasi
Pinjaman
PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa dalam suatu perekonomian tertutup, ciri-
ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan pengeluarannya sebagai berikut:
i. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu: pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai
pendapatan kepada faktor-faktor produksi, dan pembayaran pajak
pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
ii. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber:
dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan,
dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
iii. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan
rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji
dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-
jasa.
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
iv. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk
memenuhi tiga kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran
konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak
pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan: Y = C + S + T.
v. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga
dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha
yang menanam modal.
vi. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu
di samping pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (I), sekarang termasuk
pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam persamaan AE = C + I + G.
SYARAT KESEIMBANGAN
Y=C+I+G
SYARAT KESEIMBANGAN
Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu
adalah berbentuk salah satu dari tiga keadaan berikut:
Y = AE
AE = AEF
E
45°
0 Y
MENCAPAI TINGKAT KONSUMSI TENAGA KERJA PENUH
Keadaan ini adalah keadaan yang ideal untuk setiap perekonomian, dan
merupakan salah satu tujuan penting dari menjalankan kebijakan-kebijakan
ekonomi. Perekonomian yang mencapai konsumsi tenaga kerja penuh
ditunjukkan dalam Gambar 5.2. Dalam perekonomian yang mencapai tingkat
konsumsi tenaga kerja penuh, pengeluaran agregat yang sebenarnya wujud
adalah sama dengan pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat konsumsi tenaga penuh. Dalam Gambar 5.2, AE = AEF dimana AE
adalah pengeluaran agregat sebenarnya, dan AEF adalah pengeluaran
agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja
penuh. Kedua fungsi pengeluaran agregat tersebut bertindih karena
konsumsi tenaga kerja penuh dicapai. Pendapatan nasional adalah YF.
MENGHADAPI MASALAH PENGANGGURAN
Masalah ini adalah masalah yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian.
Akan tetapi sampai di mana seriusnya masalah itu berbeda dari satu negara
ke negara lain. Terdapat negara-negara yang masalah penganggurannya
sangat serius. Tetapi ada pula negara yang tingkat penganggurannya sangat
rendah dan hampir mendekati tingkat konsumsi tenaga kerja penuh. Gambar
5.3 (a) menunjukkan keseimbangan perekonomian negara yang menghadapi
masalah pengangguran. Masalah ini wujud karena pengeluaran agregat AE
adalah di bawah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (AEF). Pendapatan nasional adalah Y,
yaitu nilainya di bawah pendapatan nasional potensial (YF). Garis AB
dinamakan jurang deflasi. Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan
perbelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja
penuh.
GAMBAR 5.3.
MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI DALAM GRAFIK
AE AE
E
AE
A
AEF
AEF
AE
E Jurang
B inflasi
Jurang
deflasi
45°
45°
Y Y
0 Y YF 0 YF Y
Grafik (b) dari Gambar 5.3 menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang melebihi
tingkat konsumsi tenaga kerja penuh dan berlaku inflasi. Pengeluaran agregat
yang wujud adalah melebihi kemampuan dari perekonomian itu untuk
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa. Kelebihan permintaan tersebut
akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Ini dicerminkan oleh nilai Y yang lebih
besar daripada YF. Dalam keadaan yang sebenarnya, pendapatan nasional riil
yang wujud tidak dapat melebihi YF. Maka keadaan di mana Y > YF hanya
mungkin terjadi apabila harga-harga telah mengalami kenaikan, yang
menyebabkan sejumlah barang tertentu sekarang mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada sewaktu kenaikan harga-harga belum berlaku. Perbedaan di
antara AE dengan AEF dinamakan jurang inflasi, yaitu kelebihan dalam
pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada konsumsi tenaga kerja
penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-
harga.
PERTEMUAN 6
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
TERBUKA
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN
TERBUKA
Aliran 5: Impor
LUAR NEGERI
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN
iv. Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau
badan keuangan seperti bank perdagangan, bank tabungan dan institusi
penabungan lainnya. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6.
iii. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam
negeri (G).
iv. Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan-
perusahaan di dalam negeri (X);
v. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri (M).
Dalam Gambar 6.1 ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga terdiri dari
pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan pengeluaran ke atas barang
impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut:
C = Cdn + M
Berdasarkan persamaan di atas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi:
AE = C + I + G + X
Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang
yang diimpor. Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga
sektor atau empat sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AS) sama dengan pengeluaran agregat (AE). Dengan
demikian, dalam perekonomian terbuka, keseimbangan pendapatan nasional
akan tercapai apabila:
Y+M=C+I+G+X
Atau:
Y = C + I + G + (X – M)
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
C + I + G + (X – M) = C + S + T
Atau:
I+G+X=S+T+M
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,8Yd + I + G + (X – M)
6.000 = 500 + 0,8(Y – T0) + 500 + 1.000 + (800 – 0,1Y)
6.000 = 2.800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
6.000 = 2.800 + 0,8(6.000) – 0,8T0 – 0,1(6.000)
0,8T0 = -6.000 + 2.800 + 4.800 – 600
0,8T0 = 1.000
T0 = 1.250
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6.000 jumlah pajak
adalah:
T = 0,25Y
T = 0,25 (6.000)
T = 1.500
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
6.000 = 500 + 0,6(6.000) + 500 + 1.000 + G0 + 800 – 0,1(6.000)
6.000 = 500 + 3.600 + 500 + G0 + 800 – 600
G0 = 6.000 + 5.400 + 600
G0 = 1.200
5. Keseimbangan Ekspor-Impor
Pada Y = 5.600
Impor adalah M = 0,1Y = 0,1(5.600) = 560. Maka ekspor (800) melebihi
impor. Terdapat kelebihan dalam neraca perdagangan.
Pada Y = 6.000
Impor adalah M = 0,1Y = 0,1(6.000) = 600. Sedangkan ekspor tetap 800
dan berarti ekspor tetap melebihi impor. Ini menunjukkan bahwa pada
kesempatan kerja penuh terdapat surplus dalam neraca perdagangan.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA:
CONTOH ANGKA
6. Multiplier
W=S+T+M
AE=2800+0,5y
2.300
2.800 J=I+G+X
C=500+0,6Y
0 Y
1.250 5.600
-500
500
45°
Y
0 1.250 5.600 0
i ii
GRAFIK KESEIMBANGAN YANG SESUAI DENGAN
PENGHITUNGAN
Berdasarkan data ini dalam Grafik 6.1 (i) ditunjukkan keseimbangan menurut
pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat. Dalam Grafik 6.1 (ii)
ditunjukkan keseimbangan menurut pendekatan suntikan-bocoran.
Grafik yang dibuat didasarkan kepada data berikut:
i. Nilai I + G + X adalah = 500 + 1.000 + 800 = 2.300
ii. Nilai S + T + M pada pendapatan nasional Y = 0 adalah -500. Nilai ini
didapat dari perhitungan berikut: Pada Y = 0 nilai C adalah 500 oleh
karena fungsi C adalah: C = 500 + 0,6Y. Sedangkan dalam perekonomian
terbuka berlaku persamaan Y = Cdn + S + T + M. Apabila Y = 0, maka 0 =
500 + S + T + M, atau S + T + M = -500.
iii. Keseimbangan pendapatan nasional adalah pada Y = 5.600.
PERTEMUAN 9
KESEIMBANGAN AD-AS
ANALISIS AD-AS
Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit (dengan jelas), akan tetapi dapat
disimpulkan bahwa analisis Y = AE memisalkan bahwa tingkat harga tidak
berubah.
ANALISIS AD-AS
E0 AE(P0) P1 B
Pengeluaran Agregat
P0 A
P0
AE(P1)
Tingkat Harga
E1
P1 AD
45°
0 Y1 Y0 0 Y1 Y0
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil
Dari sifat di atas, kurva AD dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi (atau kurva)
yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
SIFAT UTAMA KURVA AD
Tingkat gaji, upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu.
Apabila tingkat harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah
berbeda. Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang
dapat dibeli.
Dengan kata lain: nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila
tingkat harga semakin rendah.
Sifat Utama Kurva AD
Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari
kiri bawah ke kanan atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama
semakin tinggi.
Bentuknya yang melengkung ke atas, berarti: semakin tinggi tingkat harga umum,
semakin banyak output nasional yang akan diproduksikan oleh perusahaan-
perusahaan dalam perekonomian.
C
A B
0 YF
AS AS2
E2 E2
P2 AS0
P2
AD2 E0
P0 E0 P0 AS1
AD0 E1
P1 E1 P1
AD
AD1
Y Y
0 Y1 Y0 Y2 0 Y2 Y0 Y1
AD1 AD
Y Y
0 Y2 Y1 0 Y0 Y1 Y2
Y0
Efek awal dari perubahan ini adalah: harga naik menjadi P1 dan pendapatan
nasional riil menjadi Y1. Perubahan ini akan mengurangi tingkat kesempatan
kerja serta pendapatan riil rumah tangga.
Berarti, tingkat harga turun dari P0 menjadi P1 dan pendapatan nasional riil
meningkat dari Y0 menjadi Y1.
Penawaran uang atau money supply bukan saja penting dalam ekonomi
sebagai akibat dari fungsi-fungsinya seperti diterangkan dalam bab
yang lalu, tetapi juga oleh karena pengaruhnya kepada tingkat harga
dan kepada tingkat kegiatan ekonomi negara yang akan dicapainya.
Teori keuangan Klasik yang utama adalah teori kuantitas dan teori sisa tunai.
Teori ini memisalkan V dan T adalah tetap. Dalam keadaan ini maka
pertambahan penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yang sama
persentasinya dengan pertambahan penawaran uang.
TEORI KEUANGAN KLASIK
ii. Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang
harus dibayar oleh bank-bank perdagangan;
Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar
bank-bank perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang
dikeluarkan nasabah-nasabahnya.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Untuk mencapai tujuan ini, ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank
sentral, yaitu:
i. Membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang
corak dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank
perdagangan;
ii. Memberi pinjaman kepada bank-bank yang menghadapi masalah dalam
cadangannya, yaitu kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh
peraturan.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto
atau suku bank (Bank Rate).
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk
mendiskontokan surat-surat berharga tersebut, dapat digunakan oleh bank
sentral sebagai suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan
tingkat kegiatan ekonomi.
Dengan penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan untuk meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini akan
menggalakan mereka untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya,
apabila bank sentral ingin mengurangi kegiatan ekonomi yang sudah
mencapai tingkat yang terlalu tinggi, suku diskonto perlu dinaikkan. Kenaikan
suku diskonto ini akan mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku
bunga ke atas pinjaman-pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya, para
pengusaha enggan membuat pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang
telah membuat pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang dibuat pada
masa lalu. Pada akhirnya kegiatan ekonomi negara akan menurun.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
E2 AS
E1 AE1 P1
E0
P0 E1
Pengeluaran Agregat
P0
AE0 AD1
Tingkat Harga
E0
P1
AD0
45°
0 Y0 Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil
Efek dari perubahan ini, kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat
harga akan meningkat. Efek ini dapat dilihat pada Gambar 10.1.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
Maka harga pada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh karena kebijakan
moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 dan
menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva
AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1 di mana E0E1 = Y0Y1.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
i. Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini ada di sektor pertanian dan jasa. Setiap kegiatan ekonomi
memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung
kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang
digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang
dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah
pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi. Contoh pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan,
contoh lain keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang
mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang
berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.
Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena
sukar untuk dicapai.
Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi
tetap rendah.
EFEK BURUK INFLASI
C AS
E1 AE1 P1
A
P0 B
Pengeluaran Agregat
AD1
AE0
Tingkat Harga
I E0
AD0
45°
0 Y0 Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil
Grafik 11.1 (b) jelas menggambarkan bahwa menurut analisis Y=AE (penawaran
agregat-pengeluaran agregat dari analisis Keynesian) perubahan pengeluaran
(yaitu dimisalkan investasi bertambah) dalam perekonomian menyebabkan
pertambahan yang lebih besar kepada pendapatan nasional apabila dibandingkan
analisis AD-AS. Hal ini disebabkan karena perbedaan pemisalan dalam kedua
analisis tersebut. Dalam analisis Y=AE dimisalkan harga tidak berubah (tetap pada
P0). Akan tetapi dalam analisis AD-AS harga dapat mengalami perubahan. Uraian
di atas menunjukkan harga mengalami kenaikan, yaitu dari P0 menjadi P1.
Perubahan ini menyebabkan:
i. Konsumsi riil rumah tangga berkurang;
ii. Ekspor berkurang;
iii. Impor bertambah.
Oleh karena itu, dalam analisis AD-AS pendapatan nasional riil hanya meningkat
ke Y2 dan bukan ke Y1.
GRAFIK 11.2.
MASALAH INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
P
AS
Y = AE
E1 AE(P1) P1 B
AD1
Pengeluaran Agregat
AE(P2)
E2
AE(P0)
Tingkat Harga
E0 P2 C
A
P0 AD2
AD0
45°
0 Y0 YF Y1 0 Y0 Y2 Y1
Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Riil
Analisis itu dapat diterangkan dengan lebih baik dengan menggunakan grafik
(b) dari Gambar 10.7.
EFEK KEBIJAKAN FISKAL DALAM ANALISIS AD-AS
Pada keseimbangan pendapatan nasional yang baru ini, harga meningkat dari
P0 menjadi P1 dan pendapatan nasional riil adalah Y1. Dengan demikian,
walaupun terjadi peningkatan dalam pendapatan nasional riil, tingkat inflasi
juga sangat tinggi. Maka sejak awal pemerintah berusaha menghindari
kenaikan harga yang tinggi ini dengan menjalankan kebijakan fiskal, yaitu
dengan mengurangi pengeluaran pemerintah. Efek dari kebijakan fiskal ini,
permintaan agregat hanya meningkat menjadi AD2 saja dan keseimbangan
AD-AS dicapai di tiitik C. Keseimbangan itu menunjukkan tingkat kesempatan
kerja penuh dicapai-dan pendapatan nasional riil adalah YF. Tingkat harga
yang baru adalah P2-yang lebih rendah dari P1 dan berarti kebijakan fiskal
dapat mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dijalankan oleh dua pihak yang
berbeda.
120 60
100 50
80 40
A
60
30
40
20 P
20 10
0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 60
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
(a) Perancis (b). Kanada
KEADAAN SEBELUM SPESIALISASI
Ini berarti pada setiap tingkat produksi, harga relatif barang-barang adalah
tetap, yaitu skala produksi bersifat “berskala tetap”.
Ini berarti harga relatif antara radio dan televisi adalah 2 radio = 1 televisi.
Dimisalkan, tingkat produksi adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik P, yaitu
20 ribu radio dan 20 ribu televisi.
GRAFIK 12.2.
PRODUKSI DAN KONSUMSI DI PERANCIS DAN KANADA
SESUDAH PERDAGANGAN
120 m 60 Q
n
100 50
80
40
A
60
30 Q1
40
B1 20 P
20 10 q
B P1
0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 60
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
(a) Perancis (b). Kanada
KEADAAN SESUDAH SPESIALISASI
Di dalam contoh ini, dimisalkan harga di dalam pasaran luar negeri adalah: 1
½ radio = 1 televisi. Dengan kurs ini Perancis dan Kanada akan memperoleh
keuntungan dari perdagangan luar negeri. Dalam Gambar 12.2(a) kurs
pertukaran tersebut ditunjukkan oleh garis n dan dalam Gambar 12.2(b)
ditunjukkan oleh garis q.
KEUNTUNGAN, SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN
Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa apabila seluruh faktor produksi di
Perancis digunakan untuk memproduksi televisi, produksi akan berjumlah 120
ribu (ditunjukkan oleh titik B). Di Kanada, produksi radio akan berjumlah 60
ribu (ditunjukkan oleh titik Q). Selanjutnya, dimisalkan Perancis ingin
mengekspor 20 ribu televisi. Karena kurs pertukaran di antara radio dan
televisi adalah 1 ½, maka Kanada harus menjual 30 ribu radio untuk
membayar televisi yang diekspor Perancis. Maka sesudah perdagangan,
penduduk Prancis akan menikmati 100 ribu televisi dan 30 ribu radio
(ditunjukan oleh B1). Sedangkan di Kanada, sesudah perdagangan jumlah
barang yang dapat dinikmati penduduknya adalah berjumlah 20 ribu televisi
dan 30 ribu radio. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik Q1.
KEUNTUNGAN, SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN
Kesimpulannya:
Pandangan ini sesuai dengan teori Ricardo seperti yang diterangkan dalam
teori keuntungan berbanding. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-
faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien, output dunia
bertambah dan setiap masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat,
yang selanjutnya dapat meningkatkan perbelanjaan dan tabungan.
KEBAIKAN GLOBALISASI
Di samping itu kerap kali mereka dapat menikmati barang yang lebih baik
mutunya dan dengan harga yang lebih murah.
KEBAIKAN GLOBALISASI
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Ini terutama diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati negara-negara
berkembang. Masalah kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan tenaga
terdidik yang berpengalaman dihadapi negara-negara berkembang. Cara yang
paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menarik investasi yang bersifat
foreign direct investment. Berdirinya berbagai industri milik asing di Indonesia sejak
sesudah kemerdekaan telah membantu Indonesia mengatasi masalah ini.
Kedatangan perusahaan-perusahaan asing seperti Mitsubishi, Honda, IBM dan
perusahaan telepon seperti Nokia dan Siemens merupakan beberapa contoh dari
perusahaan asing di Indonesia yang telah memberi sumbangan dalam menambah
investasi dan kepakaran di Indonesia. Investasi asing ke Indonesia telah membantu
mengembangkan sektor industri manufaktur, mengembangkan ekspor dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
KEBAIKAN GLOBALISASI
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal)
portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana
luar negeri ke pasaran saham. Ketika pasaran saham sedang meningkat,
dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai
mata uang bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasaran
saham menurun, dana luar negeri akan mengalir ke luar negara, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang
domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhannya.
KEBURUKAN GLOBALISASI
Apabila hal-hal yang dinyatakan dalam (1) hingga (3) berlaku dalam suatu
negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak
stabil. Adakalanya ia berkembang dengan lebih cepat, tetapi ada kalanya
perkembangan lambat atau mengalami resesi. Dalam jangka panjang,
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan
ekonomi.
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada
suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk
pembayaran dan investasi ke luar negeri.
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai
mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs
valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang
dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu
unit mata uang asing.
Kurs yang menunjukkan bahwa US$1.00 sama dengan Rp 8.400 berarti untuk
memperoleh satu dolar Amerika Serikat dibutuhkan Rp 8.400 Indonesia. Kurs
valuta di antara dua negara kerapkali berbeda di antara satu masa dengan
masa yang lainnya.
KURS VALUTA ASING
Penentu kurs valuta asing suatu negara dengan negara lainnya serta
penyebab nilai kurs dapat berubah sewaktu-waktu, yaitu:
1. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar
bebas.
Alasan utamanya karena barang yang ingin diimpor dari suatu negara
lebih murah dari yang diproduksi di dalam negeri.
Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan
menguntungkan (mempunyai surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah
mengatasi masalah pengangguran (kasus i) atau inflasi (kasus ii).
Masalah yang harus dihadapi menjadi lebih rumit apabila bentuk masalah
yang dihadapi adalah seperti dalam (iii) dan (iv).
Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca
pembayaran memerlukan langkah-langkah yang secara serentak akan:
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA
4. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula.
Apabila negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak
akan memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan
perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain
tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting.
PERTEMUAN 14
PERTUMBUHAN DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Produk Nasional Bruto (PNB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk
pada tahun tersebut.
Tabel 14.1 membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di
beberapa negara. Pendapatan per kapita yang dihitung menurut cara yang
biasa, dinamakan pendapatan per kapita nominal (per capita GDP nominal).
Pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dinamakan pendapatan per
kapita berdasarkan persamaan daya beli (pendapatan per kapita-PPP).
Kestabilan politik dan ekonomi merupakan syarat penting yang perlu dipenuhi
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di samping itu, kebijakan
pembangunan pemerintah dan pendekatan kebijakan pembangunan yang sesuai
dengan sumber-sumber yang tersedia, sangat penting peranannya di dalam
usaha untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan per kapita biasanya
merupakan negara pertanian tradisional yang sangat rendah produktivitasnya.
Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah
tersebut. Dengan demikian, untuk memajukan ekonominya, negara berkembang
perlu melakukan pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat.
Apabila suatu negara mempunyai sumber alam yang kaya, kegiatan lain di
sektor utama dan sektor jasa dapat dikembangkan. Memproduksikan hasil
pertanian yang baru, mengembangkan sektor pertambangan dan
mengembangkan tempat-tempat untuk pelancongan merupakan usaha lain yang
perlu dikembangkan apabila terdapat potensi dan kesempatan untuk melakukan
perkembangan tersebut.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN
2. Mengembangkan infrastruktur
Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha
untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakkan penanaman modal
asing akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan, yaitu
(i) penanaman modal asing menyediakan modalnya sendiri, (ii) akan memindahkan
teknologi dan kepakaran lain ke negara yang didatanginya, (iii) meningkatkan
penggunaan teknologi modern, dan (iv) kerap kali usaha mereka dapat
meningkatkan ekspor.
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN